• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan KH.Hasbullah dalam dakwah islamiyah melalui majelis taklim al-burdah di Cikoko kec.Pancoran Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan KH.Hasbullah dalam dakwah islamiyah melalui majelis taklim al-burdah di Cikoko kec.Pancoran Jakarta Selatan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

DI CIKOKO KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN

Oleh:

CHERRY FIRMANSYAH

102051025494

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 27 Nopember 2007

(3)

01 CIKOKO KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam

Oleh:

CHERRY FIRMANSYAH 102051025494

Di bawah Bimbingan :

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

Skripsi yang berjudul Peranan KH. Hasbullah Dalam Dakwah Islamiyah Melalui

Majelis Taklim Al-Burdah Di Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan

telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Jakarta pada tanggal 5 Desember 2007. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam

(S.Sos.I).

Ketua merangkap anggota

/'...

Ors. Anef Subhan, M. Ag NIP : 150 262 442

Sidang Munaqasah

Anggota:

Di bawah bimbingan

Jakarta, 5 Desember 2007

Sekretaris merangkap anggota

(5)

Cherry Firmansyah

Peranan KH. Hasbullah dalam Dakwah Islamiyah melalui Majelis Taklim Al-Burdah di Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan

Dakwah Islamiyah merupakan proses penyebarluasan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia (Islam) dengan cara atau metode yang beraneka ragam yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan. Anjuran dakwah Islam ini dibawa oleh Nabi Muhammad saw berdasarkan sumber wahyu Ilahi yakni Al-qur'anul karim.

Dakwah Islamiyah merupakan kewajiban yang harus dijalankan setiap umat Islam, termasuk salah satunya adalah seorang kyai, karena kyai merupakan sarjana muslim yang menguasai bidang tauhid, fiqh dan sekaligus seorang ahli sufi. Menurut KH. Abdurralllllan Ar-Roisy dakwah Islamiyah merupakan pengetahuan dan pelajaran tentang cara-cara menyeru, mengajak dan memanggil atau mengundang umat manusia untuk menyetujui, menerima, mengikuti dan meyakini aqidah Islamiyah guna kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Agar semua itu dapat tercapai, maka peran seorang kyai juga jelas diperlukan, karena dari kemampuan yang dimilikinya diharapkan dapat membawa hasil dan pengaruh yang baik.

Penelitian ini ingin mengetahui apa sajakah upaya yang dilakukan oleh KH. Hasbullah dan apakah faktor pendukung dan penghambat yang dialaminya dalam dakwah Islamiyahnya melalui Majelis Taklim Al-Burdah. Melalui wawancara dan observasi diketahui bahwa upaya yang dilakukan KH. Hasbullah adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan dakwah seperti pengajian rutin baik harian dan mingguan, mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad saw, dan mengadakan kegiatan Ramadhan. Adapun faktor pendukung yang dirasakan adalah adanya kerjasama yang baik antara KH. Hasbullah dengan anggotanya dan jamaalmya, adanya dukungan moril dan materil baik dari jamaah ataupun tokoh masyarakat setempat, dan adanya peningkatan jumlah jamaah. sedangkan faktor penghambat yang dialami adalah, kurang luasnya bangunan dan kurang lengkapnya sarana dan prasarana di Majelis Taklim Al-Burdah serta minimnya dana yang dimiliki.

(6)

'.t\ .-

''.t\

<lll '

セNNIB@ セNNIB@

-

セ@

Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang telah melimpabkan rahmat

dan karnnia-Nya, Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Shalawat serta salam selalu tercurabkan kepada baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan selurnh pengikutnya yang

senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajarannya.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa putus

asa selalu dirasakan. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan

yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya skripsi dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

I. Bapak Dr. H. Murodi, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islan1 Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak. Drs. Arief Subhan, MA., selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik.

Bapak. Drs. Mahmud Jalal, MA. selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi

Umum dan Keuangan. Bapak Drs. Study Rizal LK, MA., selaku Pembantu Dekan

(7)

4. Ibu Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

dorongan dan sarannya sehingga pehulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada

penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan utama dan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi yang telah memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis.

7. Bapak KH. Hasbullah selaku pengasuh dan pengajar Majelis Taklim Al-Burdah

Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan yang telah banyak meluangkan

waktu dan kesempatan dalam memberikan informasi selama penyusunan skripsi

ini.

8. Ayahanda T. Syarifudin dan Ibunda Salamah Niatun, aku sayang kalian.

Terimakasih atas segala jasa dan do'amu, penulis bahagia memiliki orang tua

yang selalu memberikan dukungan yang tulus dan sangat berharga untuk penulis

demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak-kakakku tercinta, Teh Santi, Mas Poedjo, K' !ta, Andry dan keponakanku

Adinda, yang selalu memberikan semangat dan do'anya.

10. Sri Hastuti, S. Sos I khususnya, yang telah memberikan semangat dan dukungan

sekaligus cinta kasih sayangmu yang amat besar. Terima kasih, penulis takkan

(8)

"solidaritas" dalam kebersamaan kita OK!.

12. Rekan-rekan KPI B angkatan 2002 yang selalu membantu penulis dalam berbagi

pengalaman, bertukar fikiran dan juga saling memotivasi, semoga ukhuwah ini

akan selalu te1jalin selamanya.

Akhimya hanya kepada Allah SWT penulis paitjatkan do'a, semoga dengan

ilmu yang penulis miliki, dapat penulis amalkan dalan1 kehidupan dengan

sebaik-baiknya. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi m1,

semoga Allall selalu memberikan balasan yang setimpal Amin ...

Jakarta, Nopember 2007 M Jumadil Awai 1428 H

(9)

KATA PENGANTAR ...... .

DAFTAR ISL... IV

BABI :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... . . . 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... . . . 5

D. Metode Penelitian... ... 6

E. Sistematika Penulisan... . . . 8

BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Peranan... . . . 9

B. Kyai... ... ... .... ... 10

C. Dakwah Islamiyah... ... ... 13

a. Pengertian Dakwah Islamiyah... ... 13

b. Strategi Dakwah Islamiyah... .. . . ... 14

D. Majelis Taklim... 21

a. Pengertian Majelis Taklim... ... . . . .. . . ... . . . .. . ... 21

b. Fungsi Majelis Taklim.... .. . . ... .. . . . ... . . .. . . . ... 22

c. Jenis-jenis Majelis Taklim... 24

(10)

B. Saran... 50

DAFT AR PUST AKA... 51

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama adalah sebagai pengendali spiritual, pembina jiwa, dan

pembanding hawa nafsu dari perbuatan jahat, karena Islam merupakan suatu ajaran

yang memerintahkan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan syari'at Islam

kepada seluruh manusia sebagai rahmat seluruh alam. Di sisi lain, agama Islam juga

merupakan motivator, dinan1isator terhadap manusia untuk berbuat sesuatu. Karena

agama, manusia sanggup berbuat kebaikan meskipun tanpa memberikan keuntungan

duniawi bagi dirinya.

Melihat pentingnya potensi dan peranan agama Islam dalam kehidupan para

pemeluknya, maka ajaran agama Islam perlu terns digali, dihayati, diyakini,

diamalkan dan disampaikan (didakwahkan). Dengan demikian pesan-pesan agama

Islam akan menjadi sikap atau perilaku kepribadian hidup para pemeluknya.

Dakwah merupakan kewajiban setiap manusia dan telah diberi wewenang

oleh Allah SWT maupun Rasulullah SAW guna menjalankan dan meneruskan

dakwah yang begitu luas cakupannya, sehingga dengan berbagai metode dan media

dapat terealisasikan. Hal ini sesuai dengan fim1an Allah SWT dalam surat An- Nahl

(12)

Arrinyc.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia/ah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia/ah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Pada ayat di atas, juga menerangkan bahwa berdakwah itu hendaklah dengan menggunakan metode hikmah (bijaksana) karena di dalam berdakwah tidak ada unsur paksaan dan juga menggunakan mau'idzah hasanah (nasehat yang baik) agar orang yang diajak itu selalu mendapatkan siraman rohani yang merupakan obat penenang hati di dalam setiap masalah. Bahkan ayat al-qur'an yang memanggil umat Islam untuk melalrnkan dakwah bi! hikmah dan mau'idzah hasanah serta mujadalah bi! ihsan pada saat ini telah dipahami secara luas sebagai proses komunikasi dan edukasi. Dengan demikian, prinsip-prinsip dan metode serta teknik komunikasi dan edukasi berlaku dan berkembang dalam kegiatan dakwah, selain itu juga terns menerus mengolah dan mengembangkan message atau pesan dari kegiatan dakwah tersebut. 1

Berdakwah tidak pula diartikan hanya berpidato atau memberikan suatu

ceramah agama, tetapi hakekat dalam berdakwah itu adalah amar ma'ruf nahi munkar

di dalam setiap tingkah laku manusia, karena hidup manusia itu selalu berhubungan

dengan manusia yang lainnya. Jadi haruslah setiap manusia itu saling memberi dan

menerima. Sesuai dengan sabda Nabi saw, yang berbunyi :

Artinya:

Dari Buraidah r. a. berkata : Bersabda Rasulullah saw. "Sampaikanlah olehmu dariku walaupun satu ayat". (HR. Bukhari dan Turmudzi). 2

1

M. Habib Chirzin, Orie11tasi Lembaga Dakwalt tla11 Agent/a Dakwalt Masa Depa11,

Seminar Nasional Dakwalt tla11 Politik, (Jakarta: 12 September 1995), h. 5

2

Imam Jalaludin Abdur Rahman bin Abi Bakar As-Sayuthi, Jami'us Sltagir, (Darul Qalam,

(13)

Kaitannya dengan ha! tersebut di atas, maka para pelaksana dakwah (subyek)

sebagai bagian terpenting dalam proses dakwah harus benar-benar profesional. Kata

profesional di sini paling tidak memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkenaan dengan pengetahuan

agama Islam.

2. Meresapi dan menghayati ajaran-ajaran agama Islam.

3. Setia mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan dapat menyajikannya kepada

umat Islam dengan baik.

Bertolak dari penjelasan tentang pelaksana dakwah tadi, ada satu fenomena

yang harus dicermati dan diperhatikan tentang keberadaan kyai dengan berbagai

aktivitas dakwahnya di majelis taklim. Keberadaan kyai ini memiliki tempat

tersendiri, bukan saja menyampaikan dakwahnya, akan tetapi ada ha! lain yang

membuat masyarakat setempat sangat "mengagungkan" kyai, yaitu kesamaan paham

keagamaan dan nilai keberkahan.

Majelis Taklim Al-Burdah yang dipimpin oleh KH. Hasbullah ini merupakan

sarana berlangsungnya kegiatan dakwah Islamiyah, eksistensi lembaga dakwah ini

cukup dikenal luas di kalangan jamaah daerah Cikoko kecamatan Pancoran Jakarta

Selatan. Meskipun lembaga dakwah ini belum lama didirikan yaitu sekitar tahun I 997

dan dipimpin oleh seorang kyai yang terbilang masih muda, namun lembaga dakwah

ini juga dikenal oleh para jamaah lainnya yang berada di luar daerah Cikoko, Jakarta

Selatan. Adanya kyai yang dicintai, pengajian yang teratur dan kegiatan-kegiatan

rutin lainnya yang berdimensi Ilahi dapat memberikan suasana yang baik kepada para

(14)

Atas dasar uraian di atas, maka penulis merasa terdorong nntuk mengadakan

penelitian seputar kegiatan kyai ini dengan kegiatan dakwahnya di Majelis Taklim

Al-Burdah yang sudah cukup terkenal sehingga penulis coba tuangkan ke dalam

sebuah skripsi dengan judul "Peranan

kH.

Hasbullah Dalam Dakwah Islamiyah Melalui Majelis Takllm Al-Burdah di Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta

Selatan".

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam rangka memberikan gambaran atau pengarahan yang sesuai dengan

tujuan yang diharapkan dalan1 pembahasan di atas, maka perlu diberikan pembatasan

masalah yang hanya menekankan pada peranan KH. Hasbullah dalam dakwah

Islamiyah melalui Majelis Taklim Al-Burdah di Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta

Se Iatan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalahnya

akan penulis bagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyah melalui Majelis

Taklim Al-Burdah?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyah

melalui Majelis Taklim Al-Burdah?

3. Apakah ada peningkatan dakwah Islamiyal1 yang dilakukan KH. Hasbullah

(15)

C. Tujuan dan Martfaat Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyah melalui

Majelis Taklim Al-Burdah.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan KH. Hasbullah dalam dakwah

Islamiyah melalui Majellis Taklim Al-Burdah.

3. Untuk mengetahui adanya peningkatan dakwah Islamiyah yang dilakukan

KH. Hasbullah melalui Majelis Taklim Al-BUrdah.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

I. Segi Akademis

Dalam konteks akademis, penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran

kepada pembaca, tokoh masyarakat, lembaga-lembaga sosial dan dakwah,

terutama bagi penulis sendiri dalam bidang dakwah dan komunikasi.

2. Segi Praktis

Dalam konteks praktis, penelitian ini untuk memberikan sumbang saran

kepada praktisi di bidang kelembagaan agama khususnya Majelis Taklim

Al-Burdah sebagai lembaga dakwah Islamiyah dan KH. Hasbullah dalam

(16)

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian

ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

I. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam hal ini bertempat di Majelis Taklim Al-Burdah

Cikoko Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.

2. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode

penelitian kualitatif yang di mana dalam penelitian ini penulis memperoleh data

dengan melakukan observasi ke Majelis Taklim Al-Burdah selama 1 bulan, mengikuti

kegiatan-kegiatan di dalamnya dan wawancara langsung kepada KH. Hasbullah,

pengurusnya, tokoh masyarakat dan aparat pemerintahan Kelurahan Cikoko serta I 0

orang jamaah dari keseluruhan jamaah yang aktif yang berjumlah 50 orang.

3. Sumber Data

a. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dilaksanakan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian

yang dalan1 ha! ini bertempat di Majelis Taklim Al-Burdah Cikoko

Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.

b. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Y aitn mengurnpulkan dan menelaah beberapa literatur buku-buku ilmiah

dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas oleh

penulis. Cara ini dilakukan untnk mendapatkan gambaran mengenai kerangka

(17)

72

4. Instrumen Pengumpulan Data

a. 0 bservasi

Merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena

yang diselidiki. Dengan metode ini penulis akan mengetahui tentang

bagaimana peranan dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan KH. Hasbullah

dalam dakwah Islamiyah melalui Majelis Taklim Al-Burdah.

b. Wawancara

Adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan

melaksanakan proses pemecahan tertentu yang sesuai dengan data. Kemudian

data diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan

dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang yang

diwawancarai dengan pewawancara.3

Adapun dalam hal ini adalah KH. Hasbullah, pengurus Majelis Taklim

Al-Burdah, tokoh masyarakat setempat, staf kelurahan dan jamaah Majelis

Taklim Al-Burdah.

c. Studi Dokumentasi

Y aitu suatu cara yang digunakan untuk mengambil data dari berbagai

dokumen yang telah dimiliki Majelis Taklim Al-Burdah berupa buku, bulletin,

CD dan foto-foto.

3

(18)

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi m1, penulis akan menguraikannya ke

dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I, memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, berisi tentang landasan teoritis yang meliputi pengertian peranan,

pengertian kyai, pengertian dakwah Islamiyah dan strategi dakwah Islamiyah,

pengertian majelis taklim, fungsi, jenis dan peranan majelis taklim.

BAB III, memuat profil KH. Hasbullah, meliputi riwayat hidup, pendidikan,

aktivitas. Gambaran umum Majelis Taklim Al-Burdah, meliputi sejarah berdirinya,

struktur organisasi dan program kegiatan.

BAB IV. Peranan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyah melalui Majelis

Taklim Al-Burdah, meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan KH. Hasbullah dalam

dakwah Islamiyah meliputi mengadakan pengajian rutin, mengadakan peringatan

maulid Nabi Muhammad saw, mengadakan kegiatan Ramadhan, dan faktor-faktor

pendukung dan penghambat yang dialami.

(19)

A. Pcngertian Peranan

Berbicara mengenai peranan tentu tidak bisa dilepaskan dengan status,

peranan adalah aspek dinamis dari status walaupun keduanya berbeda nan1un saling

berhubungan erat antara yang satu dengan yang lainnya.

Grass Masson dan A. W MC. Eachem mendefinisikan peranan adalah

seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati

kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari

norma-norma sosial, sehingga dapat dikatakan peranan itu dapat ditentukan oleh

norma-norma di dalam masyarakat yang artinya seseorang diwajibkan untuk

rnelakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya dan lain

b . I se agamya.

Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pirnpinan

yang terutama dalam terjadinya sesuatu ha! atau peristiwa.2 Dalam arti lain peranan

itu adalah suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga fikiran atau badan untuk

rnencapai sesuatu maksud.

l M. Grass, W.S, Masson and A.W. Mc. Eachem Explorations Role Analysis, dalam David

Bery, Pokok-pokok pikiran dalam Sosiologi, (Jakmta: PT. Rja Grafmdo Persada, 1995), cet. Ke-3, h.

99

2 WJ. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),

(20)

Peranan merupakan wujud perbuatan tertentu dalam usaha menjalankan hak

dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Peranan telah banyak

menunjukkan proses dari fungsi dan kemajuan mengadaptasi diri dalam lingkungan

sosialnya. 3

Dari penjabaran di atas, dapat terlihat suatu gambaran bahwa seseorang dapat

dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

status sosialnya dalam masyarakat. Jika seseorang tersebut mempunyai status tertentu

dalam kehidupan di masyarakat, maka akan ada kecenderungan yang timbul

harapan-harapan dari dirinya yang kemudian seorang tersebut akan bersikap, bertindak dan

berusaha untuk mencapai harapan-harapan tersebut dengan cara dan kemampuan

yang ia miliki. Sehingga sangat jelaslah bahwa peranan dapat didefinisikan sebagai

suatu kumpulan harapan-harapan terencana yang terlihat pada diri seseorang yang

mempunyai status tertentu di masyarakat seperti peranan KH. Hasbullah dalam

dakwah Islamiyahnya melalui majelis taklim yang dipimpinnya.

B. Kyai

Istilah kyai, ajengan dan guru adalah sebutan yang semula diperuntukkan bagi

para ulama tradisional di pulau Jawa. Walaupnn sekarang kyai sudah digunakan

secara umum bagi semua ulama, baik tradisional maupun modem, di pulau Jawa.

3 Abdul Sani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, (Lampung: PT. Dunia Pustaka Jaya,

(21)

Istilah ustadz yang dulunya menjadi tanda pengenal ulama modem atau

kalangan masyarakat-masyarakat Arab di negeri kita, sekarang juga sudah masuk ke

dalam lingkungan pondok pesantren dan majelis taklim.

Kyai adalah sebagai pendakwah atau juru dakwah di lingkungan pesantren

ataupun majelis taklim, yang berarti sarjana muslim yang menguasai bidang-bidang

tauhid, fiqh dan juga sekaligus seorang ahli sufi. Kyai merupakan unsur yang paling

esensial dari suatu pesantren ataupun majelis taklim, bahkan sering kali merupakan

pendirinya._

Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pesantren laksana jantung

bagi kehidupan manusia. lntensitas kyai memperlihatkan peran yang otoriter

disebabkan karena kyai !ah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan

bahkan juga pemilik tunggal sebuah pesantren. Oleh sebab ketokohan kyai di atas,

banyak pesantren akhirnya bubar lantaran ditinggal wafatnya kyai. Sementara kyai

tidak memiliki keturunan yang dapat melanjutkan usahanya.

Sebagai salah satu unsur dominan dalan1 kehidupan sebuah pesantren, kyai

mengatur irama perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren dengan

keahlian, kedalaman ilnm, karismatik dan ketrampilannya. Sehingga tidak jarang

sebuah pesantren tanpa memiliki manajemen pendidikan yang rapi. Segala sesuatu

terletak pada kebijaksanaan dan keputusan kyai. 4

Agaknya tidak berlebihan Zamakhsyari Dhofier mensinyalir bahwa

kebanyakan kyai di Jawa beranggapan bahwa suatu pesantren dapat diibaratkan

4

Yasmadi MA., Modemisasi Pesantren, Kritikan Nurc/10/ish Madjid Terhadap

(22)

sebagai suatu kerajaan kecil di mana kyai merupakan sumber mutlak dari kekuasaan

dan kewenangan (power and authority) dalam kehidupan dan lingkungan pesantren.5

· Kyai dapat juga dikatakan tokoh non-formal yang ucapan dan seluruh

perilakunya akan dicontoh oleh komunitas di sekitamya. Kyai berfungsi sebagai

sosok model atau teladan yang baik (uswah hasanah) tidak saja bagi para santrinya,

tetapijuga bagi seluruh komunitas di sekitar pesantren.6

Dari penjabaran di atas, jelas terlihat suatu gambaran bahwa kewibawaan kyai

dan kedalaman ilmunya adalah modal utama bagi berlangsungnya semua wewenang

yang dijalankan. Hal ini memudahkan berjalannya semua kebijakan pada masa itu,

karena semua jamaah taat kepada kyai. Ia dikenal sebagai tokoh kunci, karena

kata-kata dan keputusannya dipegang teguh oleh pengikutnya.

Sebagai seorang juru dakwah, kyai tentunya harus memiliki kriteria yang baik

mengingat peran seorang kyai di masyarakat akan menjadi pandangan dan dapat

mempengaruhi orang-orang di sekitamya. Kriteria- kriteria itu antara lain :

a. Iman dan taqwa kepada Allah

b. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi.

c. Ramah dan penuh pengertian

d. Tawadhu (rendah hati)

e. Sederhana dan jujur

f. Tidak memiliki sifat egoisme

5

Zamakhsyari Dofier, Tradisi Pesantren, Sttuli Tenlang Pandangan Hit/up Kyai, (Jakarta :

LP3ES, 1994), cet. Ke-6, h. 56

6

(23)

g. Sifat antusiasme

h. Sabai· dan Tawakkal

i. Memiliki jiwa toleransi

J. Sifat terbuka

k. Tidak memiliki penyakit hati7

Dari kriteria-kriteria di atas, jadi seorang kyai harus bisa melaksanakan

peranannya dalam introspeksi, mengarahkan, menyimpulkan dan menggerakkan

mad'unya kepada suatu sikap tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

C. Dakwah Islamiyah

1. Pengertian Dakwah Islamiyah

Ditiqjau dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab bentuk dari

isim masdar. Kata ini berasal dari fi'il (kata kerja) セZLNcセ@

,_,c::Y

Llcセ@ yang berarti

mengajak, mengundang, menyeru, memanggil dan seterusnya. 8 Sedangkan dari segi

istilah, dituturkan menurut KH. Abdurrahman Ar-Roisi ialah pengetahuan dan

pelajaran tentang cara-cara menyeru, mengajak dan memanggil atau mengundang

umat manusia untuk menganut, menyetujui, menerima, mengikuti dan meyakini

aqidah Islamiyah guna kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat.9

Menurut Al-Ustdaz Abdul Qadir Hasan, beliau mengemukakan dakwah

Islamiyah adalah seruan dan ajakan untuk mengaku dan meyakini agama tauhid yang

7

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwalz Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h. 99

8

A.H. Hasanudin, Retorika Dakwalz da11 Publisistik dalam Kepemimpi11a11, (Surabaya :

Usaha Nasional, 1992), h. 33

9

KH. Abdurrahman Arroisiy, Lazi1 Zama11 Me11e11ta11g Dakwalt, (Bandung: PT. Remaja

(24)

dibawa oleh Nabi Muhmmad SAW berdasarkan sumber wahyu Ilahi yakni

Al-Qur'anul karim.10

Dari definisi di atas, jadi maksud dakwah Islamiyah adalah menyebarluaskan

ajaran Islam kepada seluruh umat manusia (Islam) dengan cara atau metode yang

beraneka ragam yang sesuai dengan sitnasi dan kondisi yang diharapkan sehingga

peran atau usaha yang dilaksanakan dapat membawa hasil dan pengaruh yang baik.

2. Strategi Dakwah Islamiyah

Untuk melakukan sebuah kegiatan dakwah, seorang kyai, harus mempunyai

strategi dakwah. Dari strategi dakwah ini, diharapkan akan mampu membangkitkan

dan mengembalikan ummat kepada posisi semula, yakni memegang pucuk pimpinan

dunia serta menjadi ummat terbaik yang dilahirkan untuk sekalian manusia. Adapun

strategi dakwah Islamiyah itu adalah sebagai berikut : 11

a. Memulai dari Menyeru Manusia untuk Beribadah Hanya Kepada Allah

SWT.

Stasiun pertama untuk memulai dakwah Islamiyah adalah hendaknya

kita tahu tentang tujuan penciptaan dan eksistensi manusia di muka bumi,

yakni beribadah dan mentauhidkan (mengesakan) Allah. Allah menciptakan

langit, bumi, malaikat, manusia dan jin melainkan agar mereka semua

menyembah-Nya, mengikuti semua perintahnya dan melaksanakan

hukum-hukum-Nya.

10

Nazarudin, Publisistik da11 Dakwa/1, (Jakarta: Erlangga, t.t), h. 90

11

Abdurrahman bin Abdul Khaliq, Strategi Dakwa!t Islam, (Jakarta PT. Aritsa

(25)

Semua wahyu yang diturunkan kepada para rasul difokuskan kepada firman

Allah dalam QS. Al-An'am ayat 162-163 yang berbunyi:

Artinya:

I' '

ll ' ,,

I I'\' ' . l

.U)!';' ". U_J

u

_)

w

..»

Katakanlah : "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta a/am, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Umat Islam merupakan umat aqidah, artinya bahwa perkumpulan umat

tidak berdasarkan atas batas-batas bumi, tanah air serta bahkan atas

dasar-dasar prinsip ekonomi seperti komunisme dan liberalisme, dan juga bukan

dibatasi oleh sistem sosial politik seperti demokrasi, melainkan

perkumpulannya itu didirikan atas dasar "La ilaha illallah (tidak ada Tuhan

selain Allah)".

Dari poin ini, jelaslah bahwa menyeru manusia beribadah hanya

kepada Allah adalah menjadi aktivitas utama dalam kegiatan berdakwah

karena setiap manusia diciptakan di bumi ini untuk mengemban suatu tugas

agung, yaitu menyeru manusia untuk menyembah Allah.

b. Menentukan Jalan

Menentukan jalan adalah sebuah keharusan karena umat yang ingin

mendapatkan kemuliaan dan kemenangan jalannya harus satu, yakni dengan

(26)

tasyri' serta mengembalikan setiap perselisihan kepada firman Allah seperti

pada QS. Al-An'am ayat 153 yang berbunyi:

Artinya:

"Dan bahwa (yang jami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya".

Menyatukan jalan merupakan suatu keharusan yang tidak boleh

diabaikan, karena jika te1jadi berbantah-bantahan dan berselisih jalan akan

mengakibatkan umat Islam menjadi gentar dan kehilangan kekuatan. Oleh

karenanya, merupakan keharusan untuk menyatukan jalan umat dengan

mengajarkan kepada mereka semua ajaran Islam yang benar.

c. Tarbiyah dan Tazkiyah

Adalah suatu cara membangun generasi handal yang mampu

mengembalikan kejayaan Islam, artinya Islam merupakan kumpulan

berbagai macam hukum dan salah satunya adalah masalah iman. Iman

bukan hanya dengan ilmu (mengetahui) saja, akan tetapi dengan ilmu,

pembenaran, perasaan meresap dalam hati, seperti yang telah dijelaskan

(27)

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya".

Masalah iman memerlukan waktu dan latihan yaitu yang disebut

dengan pendidikan iman. Dengan pendidikan iman, akan masuk ke dalam

hati seperti memiliki rasa malu misalnya, karena malu adalah salah satu

cabang dari iman. Hanya dengan pelajaran yang yang didengar saja,

seseorang tidak mungkin bisa beriman karena iman membutuhkan latihan

dan praktek dalam kehidupan.

Inti dari strategi dakwah Islamiyah yang ketiga ini adalah bahwa Islam

tidak akan mengalami kejayaannya jika tidak adanya generasi yang terdidik

dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam, jika kita mampu menjadi generasi

yang terdidik sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW

maka niscaya kita mampu mengemban tugas-tugas dakwah dengan penuh

am an ah.

d. Mobilisasi Umat

Mobilisasai artinya umat Islam hendaknya menjadi manusia yang satu,

artinya bahwa muslim adalah seorang pasukan yang menerima perintah

Allah untuk melaksanakan tugas dakwah. Tugas dakwah adalah tugas umat

seluruhnya dan bukan tugas kelompok karena tugas dakwah dipikulkan pada

pundak setiap orang yang mengaku dirinya sebagai muslim.

MobilisaSi umat adalah untuk menjadi da'i Allah dan menjadikan

(28)

dakwah kepada Allah se1ia jihad hukumnya fardhu 'ain mengingat dakwah

merupakan keharusan untuk menggerakkan semua kekuatan umat dalam

mengemban amanah dakwah.

e. Pembangunan dalam Segala Aspek12

Umat Islam memiliki kebutuhan yang sangat banyak, oleh karenanya

ia harus membangun dalam segala aspek yang di dalanmya muslim bisa

berkarya. Setiap muslim mempunyai andil dalam dakwah Islam, apabila kita

ingin membangun umat maka hendaknya setiap orang mempunyai tugas

meskipun hanya sedikit. Setiap muslim harus mengambil peranan dengan

kemampuan yang dimilikinya karena jika ini terwujud niscaya keadaan

umat akan berubah.

Mengingat dakwah harus dapat dibangun dalam segala aspek, maka

setiap orang harus mampu berbuat sesuatu untuk majunya dakwah

Islamiyah sesuai dengan kemampuannya masing-masing demi membangun

umat yang terhormat lagi kuat.

f. Bekerja Secara bertahap

Strategi 1111 ditujukan untuk memperluas daerah 1man dan

mempersempit daerah kekufuran dan kefasikan. Caranya adalah dengan

memberi pengajaran, peringatan, dan memperkecil kesempatan-kesempatan

berbuat kemunkaran.

Dengan strategi keenam ini, jika setiap muslim mampu merangkul satu

orang masuk ke dalam daerah iman dalam setiap waktu, maka berarti kita

12

(29)

yang tidak Islami yang bisa berakibat saling mencaci, menjatuhkan bahkan

melukai.

Dari ketiga hal di atas, ada langkah-langkah yang harus diambil dalam

strategi dakwah Islamiyah yang kesembilan ini. Pertama, memasyarakatkan

persaudaraan Islan1 antar para aktivis dan menyeru bahwa setiap muslim

adalah bersaudara, dimanapun, kapanpun, pada organisasi dan kelompok

apapun. Kedua, mengadakan pertemuan antar aktivis Islam untuk

mendiskusikan prioritas-prioritas mereka dalam dakwah, sating membuka

diri dan mengetahui program masing-masing.

Ringkasnya, dalam strategi ini hendaknya perlu diadakan pendekatan

dan koordinasi antar berbagai kelompok Islam agar memacu tumbuhnya

kesadaran beragama dan perubahan masyarakat yang Islami.

J. Berpegang Teguh pada Agama13

Tidak ada kemaslahatan dan keberhasilan dalam dakwah Islam kecuali

dengan berpegang teguh dan bertawakkal kepada Allah dalan1 segara

urusan, memurnikan agama hanya untuk-Nya dan melepas diri dari

kekuasaan hawa nafsu.

Dari kesepuluh strategi yang telal1 dijabarkan di atas, jelaslah bahwa semua

itu merupakan rambu-rambu penunjuk jalan kebenaran, yang apabila da'i Allah

mengikutinya niscaya Allah akan memberikan kemuliaan, kemenangan dan kejayaan

serta keridhaan di akhirat nanti.

13

(30)

D. Majelis Taklim

1. Pengertian Majelis Taklim

Kata majelis berasal dari bahasa arab yang berarti セ@ , tempat duduk, kata

majelis berasal dari kata セャ@ LGセ@ Lセ@

.

Jadi kata majlisun merupakan isim

makan (kata keterangan tempat). Sedangkan kata taklim berasal dari kata , Gセ@

,/JC-L;µ,.j yang berarti mengajarkan.14 Jadi majelis taklim secara bahasa berarti tempat

duduk untuk melaksanakan pengajaran dan syi'ar dakwah Islam.

Dalam Kamus Pintar Agama Islam, kata majelis adalah dewan, sidang, rapat.

Sedangkan kata taklim berarti belajar. Dari dua kata tersebut maka majelis taklim

adalah tempat pengajian yang biasa disediakan di masjid atau tempat lain secara

berkala, dan seorang kyai atau muballigh tampil untuk memberi ceramah agama.15

Musyawarah majelis taklim se-DKI Jakarta yang berlangsung pada bulan Juli 1980, telah memberikan batasan yang definitif tentang pengertian majelis taklim, yaitu suatu lembaga non-formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri. diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti jamaah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.16

Majelis taklim merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bersifat

non-fonnal, yang senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia, meningkatkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jamaahnya serta memberantas

14

Asad M. Kalah, Kamus /Jaltasa Indonesia-Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), cet.

Ke-2,h. 8 15

Ors. Abu Ahmad dan Ors. Abdullah, Op cit, h. 226 16

Nurul Huda, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta : Koordinasi Oakwah Islam, 1990), cet.

(31)

kebodohan umat Islam agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia dan

'ah 17

seJ tera.

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa majelis taklim

berfungsi sebagai lembaga yang bertugas untuk membina dan mengembangkan

hubungan masyarakat agar terciptanya manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Majelis taklim dalam sistem pembelajarannya dilakukan secara berkala namun

teratur, berbeda dengan Iembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah yang

sistem pembelajararmya wajib dilaksanakan setiap hari dan diikuti oleh murid atau

santri. Tujuannya lebih khusus lagi, majelis taklim dalan1 sistem pembelajararmya

menyampaikan materi-materi keislaman.

2. Fungsi Majelis Taklim dalam Masyarakat

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang berada pada suatu

lingkungan, dalam kegiatan dakwah, masyarakat berarti mad'u (orang yang

didakwahkan) yang merupakan salah satu unsur-unsur dalam kegiatan dakwah selain

dari da'i, materi, metode dan media. Semua unsur tersebut haruslah mendapat

perhatian yang sama, karena jika salah satu dari unsur itu diabaikan maka dalam

proses kegiatan dakwah di masyarakat tidak akan mencapai hasil yang baik.

Majelis taklim adalah lembaga dakwah dan berfungsi sebagai lembaga

pengajaran masyarakat Islam yang tumbuh dan berkembang pada suatu lingkungan.

17

(32)

Dari kegiatan dakwah pada majelis taklim itulah diharapkan terbinanya kehidupan

masyarakat yang berdasarkan kepada saling tolong menolong dan berkasih sayang.18

Pada zaman Rasulullah dilihat dari sejarah Islam, majelis taklirn dengan

dirnensinya yang berbeda-beda, telah berkembang sejak zaman Rasulullah SAW.

Pada zaman itu rnuncul berbagai jenis kelornpok pengajian sukarela, tanpa bayaran,

namun sikap sukarela dan ikhlas telah tertanam pada guru atau pengajar yang

sernata-rnata hanya karena ingin rnengikuti Rasulullah SAW. Pengajian yang disebut

halaqah itu, yaitu pengajian masjid Nabawi atau Al-Haram yang juga terdapat

orang-orang yang rnenaruh perhatian kepada pendalarnan ilrnu pengetahuan tasawuf. Di

samping rnernbaca Al-qur'an, materi fiqh, ilrnu tauhid juga diajarkan pada pengajian

ini. Rasulullah juga rnenyelenggarakan taklim secara periodik di rurnah sahabatnya

Arqorn di Mekah dirnana pesertanya tidak dibatasi usia, lapisan atau rasial. 19

Di Indonesia, dalam proses penyiaran Islam juga rnenggunakan majelis taklirn

untuk menyampaikan dakwahnya. Sebagai lembaga formil Islam, rnajelis taklirn

berfungsi :20

a. Membina dan rnengembangkan aJaran Islam dalarn rangka rnernbentuk

rnasyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Sebagai taman rekreasi rohaniah.

c. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahrni yang dapat rnenghidupkan dakwah

dan ukhuwah Islamiyah.

18 Ibid, h. 94

19

H.M. Arifin, Kapita Selekta Pe11didika11, (Islam da11 umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 118-119

(33)

d. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan umara' dengan

um at.

e. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pengembangan

umat dan bangsa pada umumnya.

Dari terdapatnya pertumbuhan majelis taklim di masyarakat, jelaslah adanya

kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat akan pengetahuan dan peningkatan

keagamaan sebagai usaha untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan

untuk menuju pada kehidupan yang lebih bahagia. Dengan diperlukannya kehadiran

majelis taklim tersebut, maka akan menimbulkan kesadaran dan inisiatif kyai dan

ulama serta anggota mayarakat sebagai jamaah untuk sama-sama memperbaiki,

meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan fungsi tanggung jawabnya dengan

sebaik-baiknya.

3. Jenis-jenis Majelis Taklim

Majelis taklim dapat diklasifikasikan berdasarkan pada lingkungan, kegiatan

organisasi dan lain sebagainya. Ditinjau dari lingkungan sosial jamaah majelis taklim,

terdapat berbagai macam majelis taklim, diantaranya :21

a. Majelis taklim pinggiran. Istilah pinggiran dalam ha! ini tidak berarti pinggiran kota, akan tetapi menunjukkan pemukiman lama, yang umum dialami oleh masyarakat ekonomi lemah.

b. Majelis taklim gedongan. Majelis taklim ini terdapat di daerah elit lama dan baru, dimana penduduknya dianggap kaya dan terpelajar.

c. Majelis taklim komplek Instansi tertentu membangun perumahan untuk karyawan, seperti BANK, HanKam dan PLN. Majelis taklim komplek jamaahnya terdiri dari golongan menengah dan punya ikatan dengan instansi membangun komplek.

21

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkunga11 Maje/is Taklim, (Bandung : Mizan,

(34)

d. Majelis taklim pemukiman barn Tumbuh di perumahan baru, jamaah terpelajar, ekonomi menengah, karyawan, tidak terikat oleh instansi. e. Majelis taklim kantoran. Diselenggarakan oleh kaiyawan suatu kantor,

mempunyai ikatan sangat erat dengan kebijaksanaan kantomya.

f. Majelis taklim khusus. Misalnya pengajian para menteri, seperti jainaah haji VIP dan keluarga besar daerah.

g. Majelis taklim kelompok usaha. JaJ11aahnya remaja, dengan aliran politik atau keagamaan tertentu.

Ditinjau dari materi pelajaran yang diberikan, majelis taklim dapat

dikategorikan menjadi :

a. Tabligh atau ceramah agama. Pelajarfilll1ya adalah materi-materi yang

berkaitan dengan masalah syari'at Isifill1, yang diberikan guru atau

muballigh, baik tetap maupun undangan. Materi yang diaJ11bil dari kitab

yang telah ditentukan sebelumnya atau memilih topik-topik keagamaan

yang dipandang perlu untuk diketahui oleh jaJ11aalmya, biasanya diawali

dengan membaca wirid tertentu, seperti shalawat, do'a atau bacaan-bacaan

tertentu.

b. Pengajian pelajaran inti. Adalah kitab-kitab yang dipilih. Biasanya kitab

kuning, baik fiqh, tasawuf, tafsir, hadits, nahwu dan kitab-kitab lainnya.

Pada pengajian, jamaah membawa kitab untuk dapat mengikuti

(menyimak) pembaca, sehingga proses belajar mengajar mirip dengan

suasana halaqah di pesantren.

c. Pengajian Al-qur'an. Pelajaran utama adalah membaca Al-qur'an,

termasuk maknanya. Diberikan pula pelajaran-pelajaran mengenai ibadah

(35)

a. Sebagai tempat menuntut ilmu dimulai dari pembinaan keagamaan sampai

kepada peningkatan kualitas keagamaan bagi seluruh lapisan masyarakat

pada umumnya dan bagi jamaah khususnya.

b. Sebagai silaturrahmi. Dilihat dari strategi pembinaan urnat, maka dapat

dikatakan bahwa majelis taklim merupakan wadah atau sarana dakwah

Islamiyah yang murni institusional keagamaan, sebagai institusi

keagamaan Islam karena majelis taklim melekat pada agama Islam itu

sendiri.

c. Sebagai tempat informasi. Sedangkan jika dilihat dari struktur

organisasinya, majelis taklim termasuk organisasi pendidikan luar sekolah

yang bercirikan khusus keagamaan Islam. Dari segi tujuan, majelis taklim

atau sarana dakwah Islamiyah dapat mengatur dan melaksanakan

kegiatan-kegiatannya, di dalamnya berkembang prinsip demokrasi yang

berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran

pelaksanaan taklim Al-Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya.

Dari penjelasan mengenai peranan majelis taklim dalam masyarakat di atas,

terlihat suatu gambaran bahwa majelis taklim mempunyai kedudukan dan ketentuan

tersendiri dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah Islamiyah. Majelis

taklim sebagai sarana pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai

dengan tuntutan ajaran agama Islam. Peranan majelis taklim dalam masyarakat adalah

berusaha untuk menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati, memahami dan

menganmlkan ajaran agamanya yang kontekstual kepada lingkungan hidup, sosial

(36)

MAJELIS TAKLIM AL-BURDAH

A. Profil KH. Hasbullah

1. Riwayat Hidup

Nama lengkapnya adalah Hasbullah bin Idris, lahir di Jakarta pada tanggal 5

Agustus 1965, ia lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya bemama Idris dan ibunya

bemama Maemunah, keduanya berasal dari keturunan betawi asli. Hasbullah adalah

anak ke 6 dari 13 bersaudara. Hasbullah di kenal dengan akhlaknya yang tinggi, baik

terhadap kawan maupun terhadap orang yang tidak suka padanya, semuanya dihadapi

dengan ramah tamah dan sopan santun yang tinggi terlebih lagi kebaktian beliau

terhadap kedua orang tuanya yang sangat luar biasa.23 Dalam kebaktian kepada orang

tuanya, sedemikian ikhlas dan tawadhu'nya sehingga Hasbullah tidak pemah

membantah perintah orang tuanya. Di usianya yang ke 25 tahun Hasbullah menikahi

seorang wanita yang juga kelahiran betawi yang bemama Mila Karmila pada tahun

1990, Mila Karmila lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juli 1972. Ayahnya bemama H.

Romli dan ibunya bemama Hj. Djuhriah, pendidikan terakhimya madrasah aliyah.

Dalam kesehariannya ia hanya menjadi ibu rumah tangga saja, hingga saat ini mereka

telah di karuniai 3 orang anak yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki, Fatullah

13 tahun, Nasrullah 11 tahun, dan Hidayatullah 9 tahun.

23

Ust. Dadang, Seksi Dakwah Majelis Taklim Al-Burdah, Wawa11cara Pribadi, (Jakarta: 24

(37)

2. Pendidikan

Di masa pendidikannya, Hasbullah dikenal sebagai anak yang mandiri, sejak

kecil orang tuanya telah mendidiknya untuk mengaji dan mempercayakan kepada Ibu

Hj. Juhriyah binti Malihah sebagai gurunya. Sejak usia 6 tahun beliau mengaji sampai

usia 15 tahun dan melanjutkan pendidikannya di madrasah aliyah selama 3 tahun dan

selesai pada tahun 1983, saat itu beliau telah berusia 18 tahun.

Hasbullah dikenal sebagai anak yang sholeh, setelah lulus dari madrasah

aliyah ia tidak lagi melanjutkan ke perguruan tinggi karena terhalang oleh biaya,

namun beliau tidak menyia-nyiakan masa mudanya untuk menuntut ilmu agama

Islam lebih mendalam. Sejak lulus ia mengaji pada guru-guru besar yang banyak

memberikan pelajaran dan mendidik jiwa beliau hingga sekarang. Diantara guru-guru

besar tersebut adalah Imam syafei, KH. M. Syafei Hadzami, Habib Abdurrahman bin

Ahmad Asseqaf, dan Habib Abdullah bin Husein Asyami Al-Athas.

3. Aktivitas

Dalam kesehariannya, selain masih aktif mengikuti pengajian pada guru-guru

besarnya beliau juga menjalankan dakwahnya, mengajak umat Islam untuk mengikuti

ajaran-ajaran Islam yang suci dengan dasar cinta dan mahabbah kepada Allah dan

rasul-Nya, tidak ada aktivitas lain yang ia lakukan selain hanya sebagai pimpinan

Majelis Taklim Al-burdah sekaligus sebagai pengajarnya .Ia mengajarkan anak-anak

mengaji pada siang hari hingga sore hari. Ia juga mengadakan pengajian rutin

mingguan yang diikuti oleh kaum bapak melalui Majelis Taklim Al-Burdah yang ia

(38)

sekarang ini jumlah jan1aah yang mengikuti dakwalmya kian bertambah. Selain

berdakwah di Majelis Taklim Al-Burdah ia juga aktif berdakwah pada jamaah di

perumahan-perumahan daerah sekitar kediamannya. Atas keberhasilan dakwahnya

dalam membangkitkan semangat Islam di masyarakat setempat serta sosoknya yang

terbilang masih muda, wawasan keilmuannya yang begitu luas dan penuh karismatik

yang tinggi sehingga masyarakat di sekelilingnya memanggilnya dengan sebutan

kyai, KH. Hasbullah.

B. Gambaran Umum Majelis Taklim Al-Burdah.

1. Sejarah Berdirinya

Segala sesuatu yang hidup di dunia ini pasti mempunyai sejarah

masing-masing. Begitu juga dengan berdirinya Majelis Taklim Al-Burdah. Majelis taklim ini

berdiri pada tahun 1990, pendirinya adalah Habib Hasyim bin Idrus bin Syekh Abu

Bakar. Asal mula Al-burdah didirikan yakni dengan kunjungan Habib Hasyim dan

KH. Hasbullah ke guru besar mereka yang bemama Habib Syekh bin Muhammad di

Surabaya, Jawa Timur. Keduanya datang dengan maksud meminta izin untuk

mendirikan sebuah majelis taklim di atas tanah wakaf dari peninggalan orang tua KH.

Hasbullah yaitu Bapak Idris yang memiliki luas hampir 200 meter, dengan maksud

agar masyarakat setempat dapat mempelajari ajaran Islam lebih mendalam dan

menjadikan Islam hidup, karenanya tujuan didirikannya Majelis Taklim Al-Burdah

ini adalah untuk menghidupkan Islam.24 Kata Al-Burdah diambil dari kata bahasa

24

KH. Hasbullah, Ketua Majelis Taklim Al-Burdah, Wawancara Pribadi, (Jakarta : 24

(39)

besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan ada juga yang menjadi pegawai

negen.

2. Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh Majelis Taklim Al-Burdah,

maka disusunlah struktur organisasi untuk melaksanakan rangkaian kegiatan dengan

menunjuk orang-orang yang tepat sebagai pengurusnya, ha! ini dimaksudkan agar

tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Dalam Kamus Belajar Bahasaku Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa struktur

artinya susunan atau cara penyusunan. Sedangkan organisasi adalah susunan dari

bermacam-macam bagian yang teratur sehingga menjadi suatu kesatuan atau

perkumpulan. 25

Sedangkan Soetmina mengatakan bahwa struktur organisasi adalah kerangka

yang menunjukkan semua tugas ke1ja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan

antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota

organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.26 Jadi yang dimaksud

dengan struktur organisasi adalah susunan kerjasama antara orang-orang atau

bagian-bagian dalam suatu wadah dimana satu sama lainnya selalu bekerja sama dan

bertanggung jawab sepenuhnya sehingga dalam struktur organisasi tersebut dapat

mencapai maksud dan tujuan yang telah dicita-citakan.

25

Nurlena Basir Kasim et.al, Kamus Pe/ajar Baltasaku Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Pustaka Angin Sejuk, 1983), h. 65 26

Soetmina, Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan, ( Yogyakarta : Kanisius, 1992),

(40)

Adapun struktur organisasi Majelis Taklim Al-Burdah adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI MAJELIS TAKLIM AL-BURDAH

Ketua KH. Hasbullah

Waki!Ketua Habib Hasyim

Sekretaris Ben ahara

H. Syekhfudin H. Syekhfudin

Seksi- seksi :

1

Dakwah Perlengkal!an Humas

(41)

1. Ketua Majelis Taklim

Jabatan ini dipegang oleh KH. Hasbullah sendiri. Selain sebagai pengajar

pada Majelis Taklim Al-Burdah, ia juga menjabat sebagai pimpinan. Pada

umumnya tugas seorang ketua atau pimpinan adalah mengusahakan agar

majelis taklim yang dipimpinnya dapat berjalan dengan baik dan adanya kerja

sama kepada bawahan-bawahannya.

Selain itu juga seorang ketua harus bisa mengawasi keadaan di dalam atau di

luar majelis taklim, baik tingkah laku anggotanya, menyadari keinginan dan

kebutuhan anggotanya dan lain sebagainya.

2. Wakil Ketua

Jabatan ini dipegang oleh Habib Hasyim, tugas yang diembannya yaitu

membantu tugas ketua majelis taklim. Jabatan ini sama beratnya dengan ketua

majelis taklim, karenanya diperlukan pula tanggung jawab penuh, jika ketua

majelis taklim berhalangan maka wakil ketualah yang menggantikan. Wakil

ketua juga harus bisa menjadi penyalur aspirasi dari para bawahannya.

3. Sekretaris

Jabatan ini dipegang oleh H. Syekhfudin, tugasnya adalah mencatat segala

sesuatu yang menjadi kebutuhan majelis taklim, terutama mengenai masalah

keuangan. Dalam hal inilah diperlukan tanggung jawab yang tinggi karena

seorang sekretaris harus teliti agar dalam pembukuan tidak terjadi kekeliruan.

4. Bendahara

Jabatan ini juga dipegang oleh H. Syekhfudin, selain bertugas sebagai

(42)

memegang dua jabatan sekaligus, oleh karenanya diperlukan kejujuran dan

tanggungjawab sepenuhnya.

Dari jabatan-jabatan di atas, diperlukan juga seksi-seksi yang bertugas pada

bidangnya masing-masing. Adapun seksi-seksi yang ada di Majelis Taklm

Al-Burdah adalah sebagai berikut :

a. Seksi Dakwah

Jabatan ini dipegang oleh Ust. Dadang, ia bertugas membantu KH.

Hasbullah dalam melaksankan kegiatan dakwah Islamiyahnya. Tugasnya

adalah seperti memimpin wiridan, pembacaan kitab yasin dan lain-lain.

b. Seksi Perlengkapan

Jabatan ini dipegang oleh Zaenudin, dalam ha! ini ia bertugas untuk

menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh majelis taklim jika

akan melaksanakan kegiatan pengajian dan berbagai acara lainnya yang

sudah menjadi agenda Majelis Taklim Al-Burdah.

c. Seksi Humas

Jabatan ini dipegang oleh Fikri, tugasnya adalah memberikan segala

informasi mengenai berbagai kegiatan yang akan diadakan Majelis Taklim

Al-Burdah kepada jamaah, baik dengan menggunakan surat undangan atau

(43)

3. Program Kegiatan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata program berarti acara, rancangan,

daftar kerja.27 Jadi program kegiatan adalah suatu rancangan kegiatan yang terdapat

dalam suatu perkumpulan atau organisasi.

Progran1 kegiatan yang terdapat di Majelis Taklim Al-Burdah terdiri dari

program kerja jangka panjang dan program kerja jangka pendek, adapun program

kerja jangka panjang adalah sebagai berikut :

I. Mengadakan dan menyelenggarakan pengajian untuk memperdalam ajaran

Islam.

2. Mengadakan ziarah.

3. Mengenalkan Bahasa Arab.

4. Mengadakan penyiaran dan dakwah Islam.

5. Mengadakan pengkaderan guru-guru agama.

Sedangkan program kegiatan jangka pendek adalah sebagai berikut :

I. Merehabilitasi sarana dan prasarana yang perlu diperbaiki.

2. Memperingati hari-hari besar Islam seperti perayaan Maulid Nabi

Muhammad SAW, idul Adha, Idul Fitri, I Muharrom, Tahun baru Hijriah

dan lain-lain.

3. Mengadakan buka puasa bersama di bulan Ramadhan.

4. Menyantuni anak yatim dan fakir miskin.

27

(44)

MELALUI MAJELIS TAKLIM AL-BURDAH

A. Kegiatan yang Dilakukan KH. Hasbullah dalam Dakwah Islamiyah Melalui

Majelis Taklim Al-Burdah dan Pelaksanaannya.

Majelis Taklim adalah komunitas sosial dengan solidaritas yang tinggi, karena

itu pertemuan demi pertemuan yang berlangsung secara rutin dalam jarak waktu

tertentu dapat melahirkan pula kegiatan dalam bidang kemasyarakatan. Menurut

KH. Hasbullah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam dakwah islamiyahnya

melalui Majelis Taklim Al-Burdah adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan Pengajian Rutin.

Salah satu upaya yang dilakukan KH. Hasbullah dalam merealisasikan

kegiatan dakwah Islamiyahnya adalah dengan mengadakan pengajian rutin. Pengajian

rutin ini terbagi kepada dua jenis, yaitu :

a. Pengajian Harian

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari dimulai dari jam 08.00 sampai

dengan jam 09.30. Pengajian ini diikuti oleh anak-anak usia dari 4-5 tahun

baik laki-Iaki maupun perempuan dengan jumlah absensi sebanyak 30 orang.

Dari jumlah ini kehadiran anak-anak tidak pemah berkurang, mereka

mengikuti pengajian secara rutin meski dengan didampingi orang tua. Adapw1

yang mengajarkan adalah KH. Hasbullah sendiri dengan dibantu oleh

(45)

membaca iqro dan juz'amma. Anak-anak yang membaca iqro 1-6 berjumlah

25 orang dan anak-anak yang membaca juz'amma berjumlah 5 orang. Selain

itu juga anak-anak diajarkan kitab Akblakil Banat, yaitu materi yang

mengajarkan tentang tata cara berakhlakul karimah.

Dari hasil penelitian penulis selama satu bulan, dapat penulis analisa

bahwa pengajian harian yang diikuti anak-anak usia balita ini mampu

memberikan dampak yang baik, dilaksanakan pada pagi hari membuat mereka

sangat bersemangat karena mereka belum bersekolah sehingga pengajian yang

mereka ikuti dapat menjadi tempat pelatihan untuk mereka mandiri jika

menuntut ilmu di sekolah nanti. dan mampu memahami setiap

pelajaran-pelajaran yang diberikan. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan tingkat

usia anak-anak, keberhasilan ini tentu saja juga karena metode yang sesuai,

kesabaran yang tinggi yang dimiliki KH. Hasbullah dalam mengajarkan

anak-anak muridnya, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dan sesuai harapan.

b. Pengajian Mingguan

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan setiap hari Minggu malam dari jam

16.10 sampai jam 18.20. Pengajian ini dihadiri oleh jamaah kaum bapak

dengan jumlah absensi sebanyak 50 orang. Dari jumlah ini, semuanya aktif

dalam mengikuti pengajian meskipun ada 2-5 jamaah yang terkadang

berhalangan hadir. Dalam rutinitas pengajian ini, metode yang digunakan

(46)

Materi yang diajarkan oleh KB. Hasbullah bervariatif, materi yang

disampaikan berpegang pada kitab-kitab sebagai berikut :

I. Kitab Nuruzholam, yaitu materi yang mengajarkan tentang keimanan

kepada Allah dan Rasul-Nya.

2. Kitab Fathul Qarib, yaitu materi yang mengajarkan tentang masalah

fiqih dan masalah ibadah.

3. Kitab Nahwu/Qawaidul Arobiyyah, yaitu materi yang mengajarkan

tentang bahasa Arab.

4. Kitab Matan Takrib, yaitu materi yang mengajarkan tentang ibadah.

Dari hasil wawancara penulis dengan KB. Hasbullah, para jamaah di

pengajian Majelis Taklim Al-Burdah memiliki subyektivitas tersendiri tentang materi

yang diminati. Hal ini terjadi karena tidak terlepas dari bagaimana peran KB.

Hasbullah dalam menyajikannya. Dari materi-materi yang disampaikan, meski

dengan menggunakan metode yang sama namun para jamaah lebih minat kepada

materi yang berkenaan dengan masalah keimanan dan disusul kemudian dengan

materi-materi yang lain.

Hal lain yang perlu dicermati adalah tentang keberhasilan dakwah Islamiyah

KB. Hasbullah melalui Majelis Taklim Al-Burdah, karena bagaimanapun banyaknya

materi yang diberikan jika dalam penyampaiannya kurang baik maka jamaah akan

sulit memahami dan hasil yang didapatkanjuga kurang baik.

Dari hasil wawancara penulis kepada jamaah, penyampaian materi yang

disampaikan KB. Hasbullah dirasakan jamaah sangat jelas dan mengena, ha! ini

(47)

masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga jamaah mampu

menerapkan ilmu-ilmu yang didapat sebagai solusi atau jalan keluar dari

permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Dari hasil penelitian tersebut, penulis dapat menganalisa bahwa kegiatan

dakwah Islamiyah KH. Hasbullah melalui Majelis taklim Al-Burdah selama ini dapat

dikatakan berhasil. Keberhasilan seperti ini tentunya juga karena tidak terlepas dari

peran KH. Hasbullah yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas, sebagai subyek

dakwah ia sangat komunikatif, mampu menyampaikan materi dengan baik dan

jamaah juga mudah dalam memahaminya. Materi yang disampaikan adalah

materi-materi yang berisikan ajaran-ajaran Islam yang memang wajib disampaikan kepada

umat manusia, KH. Hasbullah mengajak mereka untuk man menerima dan mengikuti

ajaran tersebut agar ajaran-ajaran Islam benar-benar diketahui, dipahami, dihayati dan

diamalkan sehingga mereka benar-benar hidup dan berada dalam kehidupan yang

sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Tujuan dakwah yang disampaikan

KH. Hasbullah juga dapat berjalan baik, ha! ini terjadi karena adanya penggunaan

metode yang baik dan tepat kepada jamaahnya, dalam dakwah Islamiyahnya KH.

Hasbullah menggunakan beberapa metode seperti ceramah, dialog dan tanya jawab.

Ketiga metode ini dapat digunakan dengan baik karena kebanyakan jamaah memang

mampu membaca dan menulis, mereka JUga mempunyai wawasan yang luas

sehinggga dalam dakwah Islamiyahnya KH. Hasbullah tidak begitu banyak

merasakan hambatan-hambatan yang sulit, jamaah mampu memahami setiap materi

yang disampaikan. Jadi antara materi dan metode yang diterapkan KH. Hasbullah

(48)

2. Mengadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan dakwah Islamiyah yang juga diadakan KH. Hasbullah adalah

peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW yang diselenggarakan setiap hari

Jum'at malam pada pertengahan bulan Rabi'ul Awwal. Peringatan maulid ini

bertempat di Majelis Taklim Al-Burdah dan dihadiri kaum muslimin dari berbagai

daerah yang jumlahnya hampir mencapai ratusan orang.

Peringatan ini pada setiap tahunnya selalu dihadiri oleh ulama-ulama,

kyai-kyai serta utusan-utusan dari daerah-daerah yang ada di luar Jakarta seperti Depok,

Bogor, Tangerang dan Bekasi. Peringatan yang berjalan sejak 18 tahnn ini juga selalu

mendapat perhatian besar dari kaum muslimin, dan pejabat pemerintah yang salah

satunya seperti Bapak DR. Quraisy Shihab. Beliau selalu hadir karena pendiri Majelis

Taklim Al-Burdah Habib I-lasyim bin Idrus bin Syekh Abu Bakar memiliki hubungan

kekerabatan dengan beliau, sehingga beliau selalu menyempatkan hadir guna

memenuhi undangan sahabatnya tersebut. Beliau juga selalu menyampaikan

pesan-pesan dakwah pada acara tersebut dengan materi yang berbeda-beda setiap tahunnya,

materi yang pernah disampaikannya seperti tentang sejarah kelahiran Nabi

Muhammad saw, proses dakwah Rasulullah selama hidupnya, dan suri tauladan

Rasulullah yang patut dicontoh ummatnya. Adapun metode yang digunakan Bapak

DR. Quraisy Shihab adalah metode ceramah.

Dari salah satu kegiatan dakwah Islarniyah inilah jamaah yang datang selalu

be1iambah setiap tahun, sikap antusias para jamaah menjadikan perayaan maulid Nabi

(49)

hadiri. Dalarn peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW, kegiatan ini juga

diiringi dengan ziarah kubur ke makam-makam para wali yang terletak di berbagai

wilayah di Indonesia. Kegiatan ziarah ini diisi dengan melakukan dzikir bersarna dan

disertai dengan cerarnah dan lainnya.

Dengan demikian, dapat penulis analisa bahwa kegiatan ini cukup berhasil

dalarn rangka melaksanakan dakwah Islamiyah yang dilakukan oleh KH. Hasbullah

karena kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta mempererat ukhuwah Islamiyah jamaah yang direalisasikan dalarn

pengamalan ajaran-ajaran Islam. Majelis Taklim Al-Burdah yang hanya memiliki

kapasitas kecil dan sosok KR. Hasbullah yang masih muda, sederhana namun

memiliki ilmu yang tinggi dan memiliki banyak teman membuat keberadaannya yang

tidak begitu terlihat tapi begitu dikenal berbagai daerah. Jarnaah yang tidak begitu

banyak dan termasuk ke dalam jenis majelis taklim pemukiman namun tidak

membuat majelis taklim ini tidak dikenal kalangan masyarakat luar. Hal ini terbukti

dengan kehadiran pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, para assatidz dan habaib

serta kaun1 muslimin yang selalu datang menghadiri kegiatan maulid Nabi

Muhammad SAW yang diadakan KH. Hasbullah melalui Majelis Taklim Al-Burdah.

Dari dampak yang baik inilah jelas sekali bahwa KH. Hasbullah dalarn dakwah

Islarniyahnya melalui Majelis Taklim Al-Burdah dapat berjalan sesuai harapan.

3. Mengadakan Kegiatan Ramadhan.

Pada bulan Rarnadhan, KH. Hasbullah mengadakan berbagai macam kegiatan,

(50)

cerarnah-Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan

yang diadakan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyah dapat berjalan dengan baik

dan sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Penulis menganalisa berbagai

kegiatan Ramadhan yang diadakan KH. Hasbullah melalui Majelis Taklim Al-Burdah

mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Shalat

merupakan wujud ibadah dan ketaatan umat Islam kepada penciptanya, dengan shalat

jamaah mampu melatih kesabaran, melatih emosi diri dan selalu memohon petunjuk

kepada Allal1 SWT, begitu pula halnya dengan puasa, umat Islam diwajibkan

melaksanakannya dengan menahan hawa nafsu dan berlomba beramal kebaikan.

Shalat dan puasa adalah salah satu materi yang selalu diajarkan KH. Hasbullah dalam

dalcwah Islamiyahnya. Materi yang diajarkan di setiap pengajian yang diadakannya

man1pu membawa hasil yang baik, jamaah memahami dan menerapkan ilmu yang

telah didapat ke dalam kehidupannya. Jadi jelas sekali kegiatan Ramadhan yang

diadakan KH. Hasbullah mendapatkan sambutan yang baik sebagai wujud

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

B. Adanya Pengaruh dan Peningkatan Dakwah lslamiyah KH. Hasbullah

Melalui Majelis Taklim Al-Burdah

Pada dasarnya peranan KH. Hasbullah dalam dakwah Islamiyahnya adalah

untuk mengangkat derajat umat Islam dengan memperdalam ilmu-ilmu Islam.

Langkah-langkah yang dilakukannya adalah dengan mendirikan Majelis Taklim

(51)

masyarakat yang beragama dalam menjalankan syari'at Islam yaitu dengan

membentuk masyarakat dari akhlak yang tercela menjadi akhlak yang terpuji.

Untuk tercapainya keinginan tersebut KH. Hasbullah melakukan upaya-upaya

dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti pengajian rutin harian dan mingguan,

peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan ziarah makam wali serta

kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan dengan tadarusan, buka puasa bersama, dan kegiatan-kegiatan

sosial lainnya.

Dari upaya-upaya yang dilakukannya dengan mengadakan berbagai kegiatan

melalui Majelis Taklim Al-Burdah akhirnya tercapailah basil yang sangat baik. Sosok

KH. Hasbullah mempunyai pengaruh dan peranan yang besar dalam meningkatkan

pengamalan agama jamaahnya di Majelis Taklim Al-Burdah. Selain diperoleh hasil

yang menggembirakan, tetapi terdapat pula kekurangan. Hal ini terjadi karena ada

beberapa faktor yang mempengaruhi.

Merupakan ha! yang lurnrah dan sering terjadi jika dalam aktivitas sebuah

lembag

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan perusahan menanggung Pajak Penghasilan karyawannya membuat jumlah penghasilan bersih yang diterima karyawan tetap sebesar Rp 102.497.590,-, berdasarkan Pasal 9

Menyadari hal tersebut, Pesantren Modern Internasional Dea Malela (PMI DM) menyusun suatu program yang dinamai “Gemar Membaca.” Program ini, pada awalnya, dihajatkan

Selain mudah digunakan kapan saja dimana saja, kita tidak perlu membawa media pembelajaran yang berat, cukup dengan satu perangkat handphone saja dan ini sangat membantu

Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupatn yanga mempunyai wilayah tertentu, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekertariat daerah

”Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, dari para penulis ilmu hukum di bidang hukum perjanjian

Pilih lah Yes. 19) Setelah anda mengklik “Yes”, akan muncul lagi Dialog seperti ini:.. Agar hal ini tidak berulang terus menerus, anda bisa mencetak opsi “Don’t Show”, sebelum klik

Setelah pasar sasaran dan persepsinya dipahami, komunikator harus merumuskan respon pengiklan yang diinginkan.Komunikator mungkin hanya menempatkan pesannya dalam

Pada tahun 2003, pemerintah Iran mengijinkan IAEA untuk memeriksa fasilitas nuklirnya dan IAEA menemukan bahwa Iran telah melakukan pelanggaran aturan teknis