• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi program pengembangan karir guru dengan kinerja guru di SMK Darussalam Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi program pengembangan karir guru dengan kinerja guru di SMK Darussalam Ciputat"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KINERJA GURU DI SMK DARUSSALAM

CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

MONICA BRAMEL ARI AZIZAH NIM : 1110018200027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Korelasi Program Pengembangan Karir Guru dengan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat disusun oleh Monica Bramel Ari Azizah, NIM. 1110018200027, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 8 Desember 2014

Yang Mengesahkan, Pembimbing

(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Monica Bramel Ari Azizah Tempat/ Tgl. Lahir : Jakarta, 14 Januari 1992 NIM : 1110018200027

Prodi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : “Implementasi Program Pengembangan Karir Guru dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru di

SMK Darussalam Ciputat”

Dosen Pembimbing : Nurdelima Waruwu, Dra. M.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya,

saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2014

(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

“Korelasi Program Pengembangan Karir Guru dengan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat” yang dilakukan oleh Monica Bramel Ari Azizah, NIM 1110018200027 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 3 Desember 2014.

Jakarta, 8 Desember 2014

Dosen Pembimbing

(5)

Monica Bramel Ari Azizah, NIM : (1110018200027), Korelasi Program Pengembangan Karir Guru dengan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat, Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode korelasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dengan baik tentang Pengembangan Karir seorang guru hendaklah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ke empat macam kompetensi yang harus dimilikinya (pribadi, sosial, pendagogik, dan profesional) agar karir profesionalnya itu dapat berkembang lebih baik. Penelitian ini dilakukan di SMK Darussalam Ciputat pada bulan oktober – november 2014 dan menggunakan metode penelitian korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara angket.

Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan atau korelasi antara pengembangan karir guru dengan peningkatan kinerja guru. Dengan memperhatikan hasil besarnya rxy yaitu 0,341 maka korelasi itu termasuk dalam kategori rendah pada rentang 0,20 – 0,40, maka diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,514 sedangkan taraf signifikan 1% sebesar 0,641. Kriteria pengajuan adalah jika rhitung > dari rtabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Ternyata rxy yang besarnya 0,341 adalah jauh lebih kecil dari rtabel, baik pada signifikasi 5% maupun 1% karena rxy lebih kecil dari rtabel, maka hipotesis alternatif ditolak, sedangkan hipotesis nihil diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dari perhitungan koefisien determinasinya adalah 11,63%. Hal ini berarti faktor pengembangan karir guru memberikan kontribusi sebesar 11,63% terhadap faktor peningkatan kinerja guru, sedangkan sisanya 88,37% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti adanya perhatian dari pihak sekolah, promosi, dan penugasan yang mendukung juga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu dapat disarankan agar program Pengembangan Karir Guru dapat ditingkatkan sehingga kinerja guru yang bekerja di SMK Darussalam Ciputat dapat meningkat.

(6)

ABSTRACT

Monica Bramel Ari Azizah, NIM : (1110018200027), Correlation of Teacher Career Development in order to Improve Teacher Performance in SMK Darussalam Ciputat, Thesis Program Tier One (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teaching Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta in 2014.

The method of the research used in this research is corelational method. The objective of this research is to identify teachers and counselors career improvement. In order to make a good career improvement, teacher and counselor need to do some effort on their four basic competences (personal manner, social, pedagogic, and professional). This research is conducted at SMK Darussalam Ciputat on October to November, 2014 and using correlational research method. The data collection is conducted by way of questionnaire.

This research result, there is relationship or correlation between teacher career development with improvement of teacher performance. By observing the result of rxy amount 0,341 then the correlation is included in low category in the range of 0,20 – 0,40, then is obtained rtabel on significant level of 5% is 0,514 while significant level of 1% is 0,641. The submission criteria are if rhitung > from

rtabel then Ha approved and Ho denied, on the contrary if rhitung < rtabel then Ha denied and Ho approved. In fact rxy amount 0,341 is much smaller than rtabel, either on the significance of 5% or 1% because rxy is smaller than rtabel, then the alternative hypothesis is denied, while null hypothesis approved. This means there is no significant positive relationship between variable X and variable Y. From the calculation of its coefficient determination is 11,63%. This means factor of teacher performance, while the rest is 88,37% influence by other factors, such as there is attention from school parties, promotion, and task support also can influence improvement of teacher performance. Therefore it can be suggested that Teacher Carrer Development Program can be Improve so that Teacher Performance who work at SMK Darussalam Ciputat may improve.

Keyword: career development & Teacher Performance

(7)

Bismillahirrohmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena

hanya dengan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

Implementasi Program Pengembangan Karir Guru dalam Rangka Peningkatan

Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat

Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Manajemen

Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam membuat Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i MA.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan beserta staf.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan.

3. Ibu Nurdelima Waruwu, Dra. M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang dengan

ikhlas dan sabar serta penuh dedikasi memberikan arahan, motivasi, dan

bimbingan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

studi.

5. Ibu H. Marisi Nirmala S.SE, selaku Kepala Sekolah SMK Darussalam Ciputat

yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk

(8)

meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan Skripsi

ini.

7. Ayahanda tercinta Sukamto dan Ibunda tercinta Nur Hidayah Mistiari atas

doa, dan kasih sayang serta dukungan moril maupun materil yang selalu kalian

berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di

perguruan tinggi ini.

8. Seluruh keluarga besar yang telah membantu dan memberi dukungan, baik

moril maupun materil.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah

memberi kritik dan saran.

10. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung selama

penulisan skripsi ini.

Penulis juga tak lupa untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya

jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya

dapat mendo’akan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus

dalam penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas

Allah SWT. Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih belum

sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat kontruktif penulis

harapkan. dan Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi

khususnya dan para pembaca umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah juga

segala sesuatunya penulis kembalikan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 12 Desember 2014

Penulis

(9)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...8

C. Pembatasan Masalah ...9

D. Rumusan Masalah ...9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Guru ...10

1. Pengertian Kinerja Guru ...10

2. Ruang Lingkup Kerja ...12

3. Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Kinerja Guru ...13

4. Penilaian Kinerja Guru...17

5. Upaya-Upaya Meningkatkan Kinerja Guru ...20

B. Pengembangan Karir Guru...23

1. Pengertian Karir ...23

2. Tahap-Tahap dalam Karir ...24

3. Pengertian dan Jalur Pengembangan Karir ...24

4. Faktor-Faktor Penentu Karir ...26

5. Departemen Personalia dan Perencanaan Karir ...27

C. Kerangka Berpikir ...28

D. Pengajuan Hipotesis ...30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ...31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...31

C. Metode Penelitian...31

D. Populasi dan Sample ...31

E. Teknik pengumpulan Data ...32

(10)

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian...32

G. Uji Instrumen ...35

1. Validitas Instrumen ...35

2. Reliabilitas Intrumen ...36

H. Teknik Pengolahan Data ...38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Darussalam Ciputat...40

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Darussalam Ciputat ...40

2. Tujuan Berdirinya SMK Darussalam Ciputat ...40

3. Visi dan Misi SMK Darussalam Ciputat...41

4. Struktur Organisasi ...42

5. Keadaan Guru dan Karyawan ...43

B. Deskripsi Data ...43

C. Uji Hipotesis ...47

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...50

B. Saran...50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)
[image:11.596.112.506.154.585.2]

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pengembangan Karir ... 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru ... 34

Tabel 4.1 Data Tenaga Guru SMK Darussalam Ciputat... 43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pengembangan

Karir Guru ... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Peningkatan

Kinerja Guru ... 46

Tabel 4.4 Pengumpulan Angket Responden Variabel X dan

Variabel Y ... 47

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Angket

Lampiran 2 Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 8 Lembar Uji Referensi

Lampiran 9 Biodata Penulis

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengalami

kecepatan dan percepatan luar biasa, memberi tekanan pada perilaku manusia

untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Di bidang

pendidikan, hal ini memunculkan kesadaran baru untuk merevitalisasi kinerja

guru dan tenaga kependidikan dalam rangka menyiapkan peserta didik dan

generasi muda masa depan yang mampu merespons kemajuan IPTEK, Serta

kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Peserta didik dan generasi muda sekarang merupakan manusia

Indonesia masa depan yang hidup pada era global. Globalisasi memberi

penetrasi terhadap kebutuhan untuk mengkreasi model-model dan proses-

proses pembelajaran secara inovatif, kreatif, menyenangkan, dan

transformasional bagi pencapaian kecerdasan global, keefektifan,

kekompetitifan, dan karakter bangsa. Negara-negara yang berhasil

mengoptimasi kecerdasan, menguasai IPTEK, keterampilan, serta karakter

bangsanya akan menjadi pemenang. Sebaliknya, bangsa-bangsa yang gagal

mewujudkannya akan menjadi pecundang.1

Aneka perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang

berjalan paling konsisten. Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus

berpotensi diterpa oleh arus perubahan. Perubahan peradaban ini menuntut

pertaruhan dan respons manusia yang kuat agar siap menghadapi tekanan

internal dan eksternal, serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur

peradaban.2

Pada era globalisasi, profesi guru bermakna strategis, karena

penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan,

1

Nurma Hanik dan Mohammad Jauhar, Buku Pintar Materi & PLPG sertifikasi Guru, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2014), h. 1

2

Ibid., h. 2

(14)

2

pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangunan karakter

bangsa. Esensi dan eksistensi makna strategis profesi guru diakui.

Dalam realitas sejarah pendidikan di Indonesia. Pengakuan itu

memiliki kekuatan formal tatkala tanggal 2 Desember 2004, presiden Soesilo

Bambang Yudhoyono mencanangkan guru sebagai profesi. Satu tahun

kemudian, lahir Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, sebagai dasar legal pengakuan atas profesi guru dengan segala

dimensinya.3

Profesi guru bermakna strategis karena penyandangnya mengemban

tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,

pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru

sekaligus meniscayakan pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-

undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk

nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam UU

No.14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sebagai implikasi dari UU No.14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses

sertifikasi untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik. Guru yang diangkat sejak

diundangkannya UU ini, menempuh program sertifikasi guru dalam jabatan,

yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan tahun 2015.4

Pada spektrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara

lateral memunculkan banyak gagasan, yaitu terdapat enam gagasan:

a.) Pertama, diperlukan ekstra kapasitas untuk menyediakan guru yang profesional sejati dalam jumlah yang cukup, sehingga peserta didik yang memasuki bangku sekolah tidak terjebak pada ngarai kesia-siaan akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk.

b.) Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan penugasan guru agar tidak terjadi diskriminasi

3

Ibid.

(15)

akses layanan pendidikan bagi mereka yang berada pada titik-titik terluar wilayah negara, di tempat-tempat yang sulit dijangkau karena katerisolasian, dan di daerah-daerah yang penuh konflik. c.) Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga

negara atas pendidikan yang berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas sistem pendidikan.

d.) Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga kependidikan lainnya melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan kebebasan profesonal mereka.

e.) Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan gender, ras, status perkawinan, kekurangmampuan, orientasi seksual, usia, agama, afiliasi politik atau opini, status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat istiadat, serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragamn budaya komunitas.

f.) Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan, perdagangan yang fair, layanan sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui solidaritas dan kerja sama di antara anggota organisasi guru di mancanegara, gerakan organisasi kekaryaan internasional, dan masyarakat madani.5

Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk

merumuskan kebijakan dan pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-

akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem

pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekrutmen,

pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan

kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan

dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karier, pengembangan

keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru

di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan.

Untuk tujuan itu, kementerian pendidikan dan kebudayaan selalu berusaha

untuk menyempurnakan kebijakan di bidang pembinaan dan pengembangan

profesi guru.6

Saat ini, pengakuan guru sebagai profesi dan tenaga profesional makin

nyata. Pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi

5

Nurma Hanik dan Mohammad Jauhar, Buku Pintar Materi & PLPG sertifikasi Guru, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2014), h. ix.

6

(16)

4

mengangkat martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Aktualitas tugas dan fungsi

penyandang profesi guru berbasis pada prinsip-prinsip, yaitu:

(1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

(2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, kemimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

(3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

(4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas (5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan (6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja

(7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

(8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

(9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.7

Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak

ada pendidikan formal. Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada

pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan

jumlah yang mencukupi. Pada sisi lain, guru yang profesional nyaris tidak

berdaya tanpa dukungan tenaga kependidikan yang profesional pula. Paralel

dengan itu, muncul praanggapan, jangan bermimpi menghadirakan guru yang

profesional, kecuali persyaratan pendidikan, kesejahteraan, perlindungan, dan

pemartabatan, dan pelaksanaan etika profesi mereka terjamin.8

Selama menjalankan tugas-tugas profesional, guru dituntut melakukan

profesionalisasi atau proses penumbuhan dan pengembangan profesinya.

Diperlukan upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan

IPTEK. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru.

Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan

pelatihan, workshop, magang, studi banding, dan lain-lain. Prakarsa ini

7

Ibid., h. 7.

8

(17)

menjadi penting, karena secara umum guru masih memiliki keterbatasan, baik

finansial, jaringan, waktu, akses, dan sebagainya.

Pembinaan dan pengembangan keprofesian guru meliputi pembinaan

kompetensi-kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Sementara itu, pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan,

kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karier

guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional mereka.9

Pengembangan profesi dan karier diarahkan untuk meningkatkan

kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan

dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif meningkatkan

kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk

memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan

terhadap guru.

Semua guru memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan

pembinaan dan pengembangan profesi. Program ini berfokus pada

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Namun

demikian, kebutuhan guru akan program pembinaan dan pengembangan

profesi beragam sifatnya. Kebutuhan dimaksud dikelompokkan ke dalam

lima kategori, yaitu pemahaman tentang konteks pembelajaran, penguatan

penguasaan materi, pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran,

dan pengalaman tentang teori-teori terkini.10

Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh

institusi pemerintah, lembaga pelatihan (training provider) nonpemerintah,

penyelenggara, atau satuan pendidikan.11 Di tingkat satuan pendidikan,

program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru

kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala

sekolah. Analisis kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program,

implementasi dan layanan, serta evaluasi program pelatihan dapat ditentukan

9

Ibid., h. 9.

10

Ibid., h. 10.

11

(18)

6

secara mandiri oleh penyelenggara atau memodifikasi/mengadopsi program

sejenis.

Pembinaan dan pengembangan karier guru terdiri dari tiga ranah,

yaitu penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari

pengembangan karier, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam

kerangka pembinaan dan pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk

ranah peningkatan karier. Kenaikan pangkat ini dilakukan melalui dua jalur.

Pertama, kenaikan pangkat dengan sistem pengumpulan angka kredit. Kedua,

kenaikan pangkat karena prestasi kerja atau dedikasi yang luar biasa. 12

Pengelolaan pendidikan dan Pembinaan guru-guru di Indonesia saat

ini dan di masa depan akan mengalami perubahan yang berarti dengan

diterbitkannya Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Dalam Bab 1V pasal 8 disebutkan bahwa “guru wajib

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional”13.

Kelahiran Undang-Undang tersebut memberi secercah harapan bagi

para guru dengan pesan-pesan yang tersurat dan tersirat di dalamnya berupa

landasan kepastian hukum yang menjanjikan satu harapan perbaikan bagi

guru di masa depan khususnya yang berkenaan dengan profesi, kesejahteraan,

jaminan sosial, hak dan kewajiban serta perlindungan untuk mendukung

profesionalitas dan kesejahteraan guru antara lain yang berkenaan dengan:

kualifikasi dan kompetensi guru, hak guru, kewajiban guru, pengembangan

profesi guru, perlindungan, dan organisasi profesi.

Selanjutnya, pemerintah secara resmi telah mencanangkan bahwa

profesi guru disejajarkan dengan profesi yang lainnya sebagai tenaga

professional. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan

karena guru sebagai agen pembelajaran merupakan ujung tombak

peningkatan proses pembelajaran di dalam kelas yang akan berujung pada

12

Ibid.

13

(19)

peningkatan mutu pendidikan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga

professional dibuktikan dengan sebuah sertifikat profesi guru yang diperoleh

melalui uji sertifikasi. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan sebagai guru professional.

Dengan demikian lembaga pendidikan tersebut akan memiliki guru-

guru yang bersemangat dan berkualitas sehingga kinerjanya pun akan di atas

standar, serta akan tercapai tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan.

Dan jika suatu lembaga pendidikan tidak mampu menerapkan dan

mengembangkan suatu sistem kompensasi yang baik maka lembaga

pendidikan tersebut akan kehilangan tenaga-tenaga pendidik yang

professional yang memiliki kinerja yang baik.

Kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seorang

dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja juga merupakan prestasi

yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya

selama periode tertentu sesuai standar dan kriteria yang telah ditetapkan

untuk pekerjaan tersebut. Komitmen menjalankan tugas dinyatakan sebagai

salah satu kemampuan yang digunakan untuk mengukur kinerja guru. Agar

guru dapat menunjukkan kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru tersebut

harus memiliki penguasaan terhadap materi apa yang akan diajarkan dan

bagaimana mengajarkannya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan

efisien serta komitmen untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.

Tinggi rendahnya kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya yaitu kemampuan dan kemauan kerja, ketersediaan sarana dan

prasarana sekolah serta kebijakan kompensasi yang diterapkan dan faktor-

faktor lainnya. Rendahnya latar belakang pendidikan guru terutama latar

belakang pendidikan yang relevan juga menyebabkan rendahnya kompetensi

profesionalisme guru tersebut sehingga penguasaan materi dan metode

pengajaran masih berada dibawah standar. Dengan demikian guru kurang

(20)

8

pengajaran, menyajikan bahan pengajaran serta mengevaluasi hasil belajar

siswa.14

Kurangnya motivasi kerja guru akan dapat menyebabkan rendahnya

kinerja guru. Seseorang yang mempunyai motivasi atau berkemauan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik akan menganggap bahwa

pekerjaan itu penting dan merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas

tertentu. Oleh sebab itu, seorang guru tidak akan mempunyai kinerja yang

baik tanpa didasari adanya motivasi kerja dari guru itu sendiri. Guru yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan

sebaiknya guru yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerja

rendah. selain itu, kurangnya kedisiplinan guru yang diterapkan di sekolah

baik secara tertulis maupun tidak tertulis juga dapat menyebabkan rendahnya

kinerja guru.seorang guru yang berdisiplin tinggi, masuk kerja tepat pada

waktunya demikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata

tertib. Seorang guru yang mengutamakan disiplin dalam bekerja berarti

merupakan wujud dari moral kerja yang tinggi. Sedangkan profesionalisme

mengandung pengertian kecakapan, keahlian dan disiplin. Jadi seorang guru

yang professional adalah seorang guru yang mampu menerapkan kedisplinan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Namun pada kenyataannya kondisi yang ada di SMK Darussalam

Ciputat masih terlihat kinerja guru yang masih rendah. Hal ini salah satu

faktor penyebabnya adalah kurang perhatian dalam pengembangan karir.

Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang

“Korelasi Program Pengembangan Karir Guru dengan Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

14

(21)

1. Kompetensi guru yang belum maksimal.

2. Kurangnya kesadaran Guru untuk mengembangkan karirnya.

3. Rendahnya latar belakang pendidikan guru.

4. Masih ada guru yang belum mengikuti sertifikasi, seminar, dan diklat.

5. Masih rendahnya kinerja Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar (KBM).

6. Masih rendahnya motivasi Guru dalam melaksanakan tugas pokoknya.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut di atas maka peneliti membatasi

masalah tentang “Korelasi Program Pengembangan Karir Guru dengan

Kinerja Guru di SMK Darussalam Ciputat”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Korelasi Program Pengembangan

(22)

BAB II LANDASAN

TEORI

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu dari

kata performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang

berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi

kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, untuk kerja atau penampilan

kerja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu

yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja. Dalam

materi diklat “Penilaian Kinerja Guru” yang diterbitkan oleh Direktorat

Tenaga Kependidikan, kinerja merupakan suatu wujud perilaku

seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.1

Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang

melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Kinerja berasal dari kata “job

performance atau actual performance”(prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicatat oleh seseorang). Kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.2

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok

dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan

wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah di tetapkan selama

periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi.

Tingkat keberhasilan dalam bekerja harus sesuai dengan hukum,

moral, dan etika. Standar kinerja merupakan patokan dalam mengadakan

pertanggung jawaban terhadap segala hal yang telah dikerjakan.

1

Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), h.11

2

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004, h. 67.

(23)

Ada 3 jenis kriteria kinerja yang telah diketahui:

(1) Kriteria berdasarkan sifat, yaitu memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang karyawan seperti loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan memimpin.

(2) Kriteria berdasarkan perilaku, yaitu terfokusnya pada bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan.

(3) Kriteria berdasarkan hasil, yaitu berfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan. Adapun kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta penggunaan waktu.3

Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi

menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Ukuran kinerja guru terlihat

dari rasa tanggung jawabnya melaksanakan tugas, amanah, profesi yang

diembannya, serta rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu

akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan

tugas profesinya di dalam maupun diluar kelas. Sikap ini seiring dengan

rasa tanggung jawabnya dalam mempersiapkan segala perlengkapan

pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu dalam

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus mempersiapkan

dan mempertimbangkan metode, teknik atau strategi yang akan dilakukan

dalam menyampaikan salah satu materi. Dalam pelaksanaan evaluasi

guru juga harus mempersiapkan teknik penilaian yang akan

dilakukannya.4

Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat

memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk

membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,

hal.128

3

Ibid., h. 68.

4

(24)

12

mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta

menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar.

Kinerja guru memikul tanggung jawab utama dalam transformasi

orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari

ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil menjadi terampil,

dengan metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta

didik yang pasif, melainkan peserta didik berpengetahuan yang

senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan informasi

baru dengan berfikir, bertanya, menggali, mencipta dan mengembangkan

cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan

kehidupannya.

2. Ruang Lingkup Kerja

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh karyawan. Kinerja merupakan tanggung jawab setiap

individu terhadap pekerjaan. Menurut Hikman Kinerja merupakan tanda

keberhasilan suatu organisasi orang-orang yang ada di dalam organisasi

tersebut. Sementara menurut Stoner dan Freeman mengemukakan, kinerja

adalah kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara

keseluruhan dapat berhasil.5

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh karyawan. Kinerja merupakan tanggung jawab setiap

individu terhadap pekerjaan. Kinerja merupakan tanda keberhasilan suatu

organisasi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Kinerja

adalah kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara

keseluruhan dapat berhasil.

Kinerja guru yang baik dihasilkan oleh guru yang professional dan

berkualitas. Guru yang professional dan berkualitas mampu melaksanakan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Kinerja merupakan kegiatan

5

(25)

mengelola sumber daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan oganisasi

serta menguasai berbagai strategi dan teknik kependidikan seperti yang

tercantum dalam kompetensi guru.

Kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja

yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja

yang optimal. Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian

akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh

seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan

tampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari.aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya

menggambarkan bagaimana ia berusaha mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.6

Kinerja guru yang baik dihasilkan oleh guru yang professional dan

berkualitas. Guru yang professional dan berkualitas mampu melaksanakan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Kinerja merupakan kegiatan

mengelola sumber daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan oganisasi.

Menurut Agus Tamyong yang dimaksud guru professional adalah orang

yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang

kaya dibidangnya. Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan

hanya memperoleh di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai

berbagai strategi dan teknik kependidikan seperti yang tercantum dalam

kompetensi guru.7

3. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru

Setiap kepala sekolah haruslah menyadari adanya perbedaan

kinerja antara satu guru dengan guru lainnya, walaupun guru tersebut

bekerja pada tempat yang sama, namun produktivitas guru tersebut

tidaklah sama.

6

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung:Refika Aditama, 2010), h.146

7

(26)

14

Pada dasarnya pekerjaan yang menarik akan menambah semangat

kerja para karyawan dan karyawan tidak merasa bosan. Alat yang cukup

juga sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga

pekerjaan tidak terhambat. Selain itu dalam sebuah pekerjaan informasi

menjadi sangat penting karena dengan informasi pekerjaan menjadi lebih

mudah. Selain itu karyawan yang kinerjanya bagus seharusnya diberikan

imbalan dan karyawan yang kinerjanya buruk diberikan hukuman dengan

demikian akan memotivasi karyawan. Selain itu karyawan dituntut untuk

mengembangkan kemampuannya karena dalam sebuah pekerjaan

dibutuhkan perubahan yang terus menerus. Selain melakukan perubahan

karyawan juga sangat membutuhkan keamanan dalam bekerja dengan

begitu karyawan akan merasa nyaman. Dan laporan hasil kerja maka

dapat diketahui prestasi yang dimiliki karyawan yang satu dengan

karyawan yang lain.

Keberhasilan seseorang bukan ditentukan oleh dirinya sendiri

tetapi juga oleh lingkungan dimana ia berada. Tidak ada sesuatu yang

dapat berhasil dengan baik tanpa usaha dengan sungguh-sungguh.

Pekerjaan akan lebih berarti bila seseorang dapat melihat dan menentukan

dirinya disana. Disamping itu perasaan senang dan bahagia akan

membantu untuk bekerja lebih semangat dan giat meningkatkan

kinerjanya.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi

kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability), dan faktor motivasi

(motivasion)8.

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi

(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai

yang memilki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan

yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan

8

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

(27)

pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja

yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu ditetapkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru

yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efektivitas

suatu pembelajaran.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang

yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat.

Guru harus menghadapi bahwa ia harus mengerjakan tugasnya tersebut

dengan sungguh-sungguh, tanggung jawab, ikhls dan tidak asal-asalan,

sehingga siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang

disampaikan oleh gurunya. Jika ini mencapai maka guru akan memiliki

tingkat kinerja yang tinggi.

Selanjutnya Maclelland mengemukakan 6 karakteristik dari guru

yang memiliki motif berprestasi tinggi yaitu:

a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. b. Berani mengambil resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

d. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dalam seluruh kegiatan untuk merealisasikan tujuannya.

e. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.9

Kinerja seorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Ada beberapa karakteristik biografik yang dapat

mempengaruhi kinerja:

1) Umur, kinerja seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Dalam kenyataannya kekuatan kerja seseorang akan menurun dengan bertambahnya usia.

9

(28)

16

2) Jenis kelamin, wanita lebih suka menyesuaikan diri dengan wewenang, sedangkan pria lebih agresif dalam mewujudkan harapan dan keberhasilan.

3) Jabatan/senioritas, kedudukan seseorang dalam organisasi akan dapat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, karena perbedaan jabatan akan membedakan jenis kebutuhan yang ingin mereka puaskan dalam pekerjaan individu yang bersangkutan.10

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

a. Sikap, meliputi keyakinan, perasaan dan perilaku yang cenderung kepada orang lain atau sesuatu.

b. Keterlibatan kerja, yaitu tingkat di mana seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai pusat perhatian hidup dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri.

c. Perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus.

d. Partisipasi yaitu tingkat dimana seseorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan organisasi.

e. Penampilan yaitu tindakan individu yang membantu mencapai tujuan organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas.11

Kinerja memiliki faktor, yaitu:

(a) Kualitas kerja, baik buruknya kinerja seseorang dapat dinilai berdasarkan kualitas pekerjaannya.

(b) Kuantitas kerja, kinerja seseorang dapat dinilai dari kuantitas hasil kerja seseorang. Semakin banyak kuantitas kerja seseorang, menunjukkan bahwa semakin baik kinerjanya.

(c) Kerjasama, bahwa seseorang yang memiliki kinerja yang baik, memiliki kepandaian menjalin kerjasama dengan koleganya, bawahannya dan juga dengan pimpinannya. (d) Pengetahuan tentang pekerjaan, tinggi rendahnya kinerja

seseorang dapat diamati dari pengetahuan seseorang tentang pekerjaan yang dilakukannya. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang pekerjaannya, akan semakin baik pulalah kinerjanya.

(e) Keterandalan, seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki keterandalan yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Ia betul-betul dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya.

hal.129

10

Ibid., h. 69

11

(29)

(f) Kehadiran dan ketepatan waktu, seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi ditandai dengan tingkat kehadiran dan ketepatan waktu datang dan menyelesaikan pekerjaan. (g) Pengetahuan tentang kebijaksanaan dan tujuan organisasi,

seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi juga memiliki pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang kebijaksanaan dan tujuan organisasi dan dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

(h) Prakarsa dan pertimbangan, seseorang yang memiliki kinerja tinggi, juga ditandai dengan prakarsa yang baik, kreatif dan selalu mempertimbangkan berbagai hal dalam melaksanakan tugasnya agar selalu tercapai hasil yang maksimal.12

Secara umum faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang

dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan, kemauan dan semangat

seseorang dalam melakukan pekerjaan demi kemajuan suatu

organisasi.

4. Penilaian Kinerja Guru

Menurut Sedarmayanti bahwa penilaian kinerja adalah sistem

informal untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala

kinerja seseorang.13

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi,

dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru

profesional mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk

mewujudkan insan indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul

dalam IPTEK, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan

berkepribadian.

Masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar

ditentukan oleh guru. Karena itu, profesi guru perlu dikembangkan secara

terus-menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Agar

fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan

12

Ibid., h. 130.

13

(30)

18

sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja

guru yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di

semua jenjang pendidikan.

Pelaksanaan penilaian kinerja guru dimaksudkan untuk

mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu

profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi guru. Untuk memberi

pengakuan bahwa setiap guru adalah seorang profesional di bidangnya

dan sebagai penghargaan atas prestasi kerjanya, maka penilaian kinerja

guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan formal

yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Guru yang dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di

satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan

pendidikan di lingkungan Kementerian Agama.

Hasil penilaian kinerja guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun

profil kinerja guru sebagai masukan dalam penyusunan program PKB.

Hasil penilaian kinerja guru juga merupakan dasar penetapan

pemerolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru

sebagaimana diamanatkan dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika

semua ini dapat dilaksanakan dengan baik dan objektif, maka cita-cita

pemerintah untuk menghasilkan “insan yang cerdas komprehensif dan

berdaya saing tinggi” lebih cepat direalisasikan.

Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009, PK

Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam

rangka pembinaan karier, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan

tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya dalam

penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan,

(31)

16 tahun 2007 tentang Standar kualifikasi Akademik dan kompetensi

Guru.14

Empat hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja menurut

Yaslis Ilyas, yaitu:

a) Memenuhi manfaat penilaian dan pengembangan.

b) Mengukur dan menilai berdasarkan pada prilaku yang berkaitan

dengan pekerjaan.

c) Merupakan dokumen legal.

d) Merupakan proses formal dan informal (seluruh jajaran organisasi).15

Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta

keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses

pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas

tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru

dengan tugas tambahan. Sistem penilaian kinerja guru adalah sistem

penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang

ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.

Sebelum mengikuti penilaian kinerja guru, seorang guru harus

mengikuti uji kompetensi. Berdasarkan hasil uji kompetensi ini, guru akan

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu guru yang sudah mencapai

standar kompetensi minimal yang ditetapkan, dan guru yang belum

memiliki standar kompetensi minimal yang ditetapkan.16

Guru yang sudah mencapai standar kompetensi minimum yang

ditetapkan diberi kesempatan untuk mengikuti penilaian kinerja guru.

Sebaliknya, guru yang belum mencapai standar minimum yang ditetapkan,

diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) melalui

multimode, untuk kemudian mengikuti uji kompetensi.

14

Nurma Hanik dan Mohammad Jauhar, Buku Pintar Materi & PLPG sertifikasi Guru, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2014), h. 44

15

Yaslis Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian, FKMUI: Depok 2002 cet ke 3, h.92

16

(32)

20

Jika hasil uji kompetensi memenuhi persyaratan, guru yang

bersangkutan diberi peluang mengikuti penilaian kinerja guru. Fokus

utama penilaian kinerja guru adalah disiplin guru (kehadiran, etos kerja),

efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke

siswa), keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), serta

motivasi belajar siswa.17

Guru yang sudah mengikuti penilaian kinerja guru, akan dihitung

angka kredit yang diperoleh atas kinerjanya pembelajaran, pembimbingan,

atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan

penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses

pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan

jabatan fungsionalnya.

Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk

menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan

kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam

menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi.

Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk

menetapkan pengembangan karir dan promosi guru.

Bagi guru, penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk

mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan merupakan saran untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memeperbaiki

kualitas kinerjanya, khususnya pada empat fokus utama, seperti disebutkan

diatas.

5. Upaya-Upaya Meningkatkan Kinerja Guru

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kinerja guru, antara lain melalui:

a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan

b. Pemberian motivasi

17

(33)

c. Penghargaan

d. Persepsi.18

Rendahnya kinerja guru tentu akan membuat kepala sekolah

gundah. Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan

menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Sekolah yang seperti itu,

tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan memiliki daya

saing dikancah global seperti sekarang ini. Oleh karena itu, kinerja guru

harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan.

Bahkan, seharusnya selalu diperhatikan agar mengalami peningkatan

secara terus-menerus.

Dalam meningkatkan kinerja ada beberapa tahap yang harus

dilewati,yaitu:

(1) Meningkatkan prestasi bawahan. (2) Meningkatkan kebiasaan kerja. (3) Melakukan tindak lanjut yang efektif. (4) Melakukan tindakan disiplin yang efektif. (5) Memelihara prestasi yang meningkat. 19

Setelah prestasi kerja dapat ditingkatkan dapat langsung

diupayakan tindak lanjut yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan jika

kebiasaan kerja pegawai sudah sangat baik. Sementara itu, jika prestasi

sudah meningkat, kebiasaan kerja telah membaik, tindak lanjut dan

tindakan disiplin telah efektif, semuanya itu harus senantiasa dipelihara.

Ada dua strategi penting yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kinerja guru, yaitu pelatihan dan motivasi kinerja.

Pelatihan digunakan untuk menangani rendahnya kemampuan guru,

sedangkan motivasi kinerja digunakan untuk menangani rendahnya

semangat dan gairah kerja. Intensitas pengunaan kedua strategi tersebut

18

E. Mulyasa, Menajadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003), h.141-151.

19

(34)

22

tergantung dari kondisi guru itu sendiri. Bahkan, jika memang

diperlukan, keduanya dapat digunakan secara simultan.20

1. Pelatihan

Program pelatihan harus diberikan berdasarkan kebutuhan. Artinya,

jenis pelatihan yang diprogramkan harus sesuai dengan jenis

kemampuan apa yang masih rendah. Pelatihan diberikan kepada guru

untuk mempermudah guru dalam melakukan pembelajaran terkait

dengan tugas pekerjaannya. Sasaran pelatihan bagi pegawai adalah

menguasai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang ditekankan

pada program-program pelatihan serta menerapkannya ke dalam

aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain, program pelatihan yang

efektif ialah program pelatihan yang menyentuh tiga domain, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, hasil pelatihan harus

diterapkan dalam kegiatan guru, baik di dalam maupun di luar

sekolah.

2. Motivasi kerja

Fenomena pegawai berkualitas, tetapi memiliki kinerja

rendah seiring ditemui di sejumlah organisasi. Tidak sedikit para

guru bekerja di bawah standar kinerja yang telah ditetapkan nukan

karena tidak mampu, melainkan karena tidak mau. Kondisi seperti

itu disebabkan oleh rendahnya gairah kerja yang berdampak pada

penurunan kinerja. Oleh karena itu, penanganan yang paling tepat

ialah melalui peningkatan motivasi kinerja.21

Agar bekerja sesuai standar atau bahkan melebihi standar

kinerja yang telah ditetapkan. Motivasi kinerja memiliki empat

tahap, yaitu penetapan standar kinerja, audit kinerja, pemberian

umpan balik secara langsung, dan motivasi kinerja.22

20

Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, (Jogjakarta:Ar- RuzzMedia,2012), h.78-80

21

Ibid., h. 89

22

(35)

B. Pengembangan Karir Guru 1. Pengertian Karir

Rangkaian kegiatan kerja terpisah tetapi berkaitan, memberikan

kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang. Dan

serangkaian pengalaman peran yang diurut dengan tepat menuju kepada

peningkatan tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan, imbalan, dan

karir.23

Syarat berkembangnya karir seorang guru adalah guru tersebut

harus kompeten, mampu baik pengetahuan, keterampilan, maupun

perilaku. Guru kompeten yaitu guru yang memiliki kecakapan hidup (life

skill). Karyawan atau tenaga kerja dimanapun mereka bekerja tidak ingin

hanya bertahan di suatu posisi atau tugas atau jabatan saja. Mereka pasti

ingin menduduki posisi atau jabatan yang lebih tinggi lagi. Dilihat dari

posisi organisasi atau tempat kerja karyawan, juga menginginkan bahwa

disuatu posisi atau jabatan dalam organisasi tidak hanya diduduki oleh

orang itu-itu saja. Oleh sebab itu, dalam rangka pengembangan organisasi

diperlukan adanya rotasi jabatan. Dalam rangka rotasi jabatan ini pasti

berkenaan dengan karyawan yang harus dipromosikan, yang berarti

adanya peningkatan atau karir bagi karyawan yang bersangkutan.24

Motivasi kinerja merupakan upaya untuk memberikan dorongan

kepada guru Menurut Hadari Nawawi, pengertian pengembangan karir

yaitu suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempati

seseorang selama masa kehidupan tertentu. Konsep karir dapat

disimpulkan bahwa karir merupakan suatu kegiatan pekerjaan dan

pengalaman yang dilalui seseorang dalam hidupnya. Maka dari itu

pengembangan karir merupakan realisasi hubungan antara individu

sebagai pekerja dengan organisasinya.25

23

Sedarmayanti, Manajemen Sumber DayaManusia, (Bandung:PT.Reflika Aditama, 2007), h. 121

24

David Harijono, Pengembangan Karir Guru mgmp Bahasa, h. 10

25

(36)

24

Dalam hubungan itu dapat mewujudkan manajemen karir diri

sendiri, diperlukan kondisi seperti kesadaran dan pemahaman para pekerja

bahwa setiap pekerjaan atau jabatan selalu memberikan kesempatan untuk

maju dan berkembang, kesadaran dan pemahaman melalui kesediaan

untuk mempelajari keterampilan baru, yang dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yang salah satu di antaranya dapat dilakukan dengan

mengikuti pendidikan pada berbagai lembaga pendidikan yang terdapat di

masyarakat.

2. Tahap-Tahap Dalam Karir

a. Persamaan kesempatan karir: karyawan menginginkan persamaan dalam sistem kenaikan pangkat atau promosi dalam hal kesempatan kemajuan karir.

b. Perhatian pengawasan: karyawan menginginkan pengawasnya memainkan peran aktif dalam pengembangan karir, dan memberi umpan balik tentang kinerja mereka dengan tepat waktu.

c. Kesadaran akan kesempatan: karyawan menginginkan pengetahuan tentang kesempatan untuk kemajuan karir.

d. Minat kerja: karyawan memerlukan jumlah informasi berbeda dan juga memiliki tingkat keinginan berbeda dalam kemajuan karir.

e. Kepuasan karir: karyawan memiliki tingkat kepuasan karir berbeda tergantung pada usia dan jenis pekerjaan.26

3. Pengertian dan Jalur Pengembangan Karir

Perubahan lingkungan yang begitu dinamis telah dihadapi oleh

setiap organisasi. Organisasi dituntut untuk dapat beradaptasi dan bergerak

cepat dengan perubahan. Perubahan struktur organisasi dilakukan agar

organisasi dapat segera merespons berbagai perubahan yang terjadi.

Kenyataan akan perlunya perubahan dalam struktur organisasi telah

memberikan dampak pada pengembangan karir individu.

Handoko, mengemukakan bahwa istilah karir telah digunakan

untuk menunjukkan orang-orang pada masing-masing peranan atau status

mereka. Menurut Singodimedjo, karir merupakan urutan dari kegiatan-

26

(37)

kegiatan, perilaku-perilaku yang berkaitan dengan kerja, sikap, dan

aspirasi-aspirasi yang berhubungan selama hidup seseorang.27

Secara singkat, karir dapat didefinisikan sebagai sebuah pola

pengalaman yang terkait dengan pekerjaan (misalnya, jabatan, tugas-tugas,

keputusan-keputusan, dan inteprestasi pribadi tentang kejadian-kejadian

yang berkaitan dengan pekerjaan), dan kegiatan-kegiatan selama masa

kerja seseorang.

Pengembangan karir itu sendiri mempunyai arah serta pilihan yang

akan memberikan kepada setiap karyawan untuk mengembangkan

karirnya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan kemampuannya.

Pilihan arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan yang baik

bagi karyawan itu sendiri di mana pun dan kapan pun. Pilihan arah atau

jalur pengembangan karir meliputi:

1. Enrichment, yaitu pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas secara khusus, ini merupakan bentuk umum dari pengembangan karir.

2. Laternal, yaitu pengembangan ke arah samping suatu pekerjaan yang lain yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya dan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru, serta memberi kepercayaan dan kepuasan lebih besar.

3. Vertical, yaitu pengembangan ke arah atas pada posisi yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar di bidang keahlian khusus.

4. Relocation, yaitu perpindahan secara fisik ke unit organisasi lain atau ke tempat yang dapat melengkapi kesempatan pertumbuhan dan peningkatan dan kemampuan karyawan untuk tetap pada pekerjaan yang sama.

5. Exploration, yaitu menjelajah ke arah yang lebih luas lagi kepada pilihan karir di dalam unit organisasi maupun di luar unit organisasi untuk mencari dan mengumpulkan informasi sehingga dapat menjawab pertanyaan dan membuat suatu keputusan tentang potensi karir yang akan dipilih.

6. Realigment, yaitu pergerakan ke arah bawah yang mungkin dapat merefleksikan suatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung jawab, dan stres, menempatkan posisi karyawan tersebut ke arah yang lebih tepat yang sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru.28

27

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana, 2009), h.160

28

(38)

26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir adalah

peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai

suatu rencana karir. Meskipun banyak orang gagal mengelola karir

mereka, karena mereka tiak memerhatikan konsep-konsep dasar

perencanaan karir ini. Mereka tidak menyadari bahwa sasaran karir

dapat memacu karir mereka dan menghasilkan sukses yang lebih

besar. Pemahaman akan konsep-konsep tersebut tidak menjamin

kegiatan, tetapi bila hal itu mengarahkan pada penetapan sasaran karir,

perencanaan karir lebih cenderung terlaksana.

4. Faktor-Faktor Penentu Karir

Karir merupakan jenjang jabatan (pekerjaan) yang pernah dijabat

oleh seseorang selama orang tersebut bekerja di organisasi atau

perusahaan. Untuk itu orang yang mempunyai karir baik, berarti ia selalu

menempati pekerjaan atau jabatan yang baik pula.

Ada empat faktor yang akan mempengaruhi baik tidaknya karir

seorang karyawan. Untuk itulah keempat faktor tersebut harus dikelola

oleh karyawan dengan baik, bila karyawan yang bersangkutan ingin

meraih karir yang lebih tinggi. Keempat faktor tersebut adalah:

a. Sikap atasan dan rekan sekerja

Bila mengamati fenomena yang ada di dalam organisasi, ada seorang karyawan yang memiliki prestasi yang bagus, kinerjanya tinggi namun karirnya berjalan di tempat atau tidak pernah berubah. Untuk itu muncul pertanyaan di benak kita mengapa bisa demikian? Bukankah dijelaskan bahwa untuk meraih karir yang lebih tinggi, seorang karyawan harus mampu menunjukkan prestasi kerjanya. Orang yang berprestasi dalam bekerja, namun tidak disukai oleh atasan maupun rekan sekerja, maka orang yang demikian tidak akan mendapat dukungan untuk meraih karir yang lebih baik. Dengan kata lain, orang yang demikian tidak dipakai di organisasi tersebut. Karena itu, bila ingin karir berjalan dengan baik, seseorang harus menjaga diri, menjaga hubungan baik kepada semua orang yang ada di organisasi atau perusahaan tersebut, baik terhadap atasan maupun terhadap teman sekerja.

(39)

Pengalaman dalam konteks ini dapat berkaitan dengan tingkat golongan (senioritas) seorang karyawan, walaupun hal ini sampai sekarang masih tetap diperdebatkan. Apakah seseorang yang berpengalaman atau sudah senior itu sudah pasti mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dari pada junior? Atau, dengan kata lain orang yang berpengalaman itu pasti lebih baik? Hal itu masih sulit dijawab, karena dalam kenyataan ada junior justru lebih baik dari senior. Misalnya, ada pegawai baru yang bekerjanya lebih baik dari pada pegawai lama dalam hal pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya. Akan tetap, beberapa pengamat menilai bahwa dalam mempromosikan para senior bukan hanya mempertimbangkan pengalaman saja tetapi juga mempertimbangkan pada kemampuan dan keahliannya.

c. Pendidikan

Faktor pendidikan biasanya menjadi syarat untuk duduk di sebuah jabatan, misalnya syarat untuk menjadi dosen, maka minimal harus berpendidikan sarjana. Contoh lain untuk bisa menduduki jenjang atau golongan IV harus mempunyai pendidikan minimal strata dua (S-2). Dari kenyataan tersebut dapat dilihat bahwa faktor pendidikan mempengaruhi kemulusan karir seseorang.

d. Prestasi

Prestasi dapat saja terjadi dari akumulasi dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan kerja yang baik. Namun prestasi yang baik tentunya merupakan usaha yang kuat dari dalam diri seseorang, walaupun karena keterbatasan pendidikan, pengalaman, dan dukungan rekan-rekan sekerja. Pengaruh prestasi dalam menentukan jenjang karir akan sangat jelas terlihat standar untuk mnduduki jabatan tertentu dominan berdasarkan prestasi.29

Orang memandang karirnya berubah pada berbagai tingkat

kehidupannya.perubahan tersebut disebabkan proses usia dan adanya

kesempatan berkembang.

5. Departemen Personalia dan Perencanaan Karir

Keterlibatan pimpinan divisi sumber daya manusia dalam

perencanaan karir memberi manfaat:

a. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan, perencanaan karir membantu mengembangkan persediaan intern karyawan potensial.

29

(40)

28

b. Mengurangi perpindahan karyawan, perhatian terhadap karir seseorang akan meningkatkan loyalitas terhadap organisasi.

c. Mengungkap potensial karyawan, perencanaan karir mendorong karyawan memanfaatkan dan menggali kemampuan potensial mereka, karena karyawan mempunyai tujuan karir tertentu.

d. Mendorong pertumbuhan, rencana dan tujuan karir memotivasi karyawan berkembang.

e. Mengurangi penimbunan, tanpa perencanaan karir, pimpinan mudah menimbun bawahan berprestasi.

f. Membantu pelaksanaan rencana kegiatan, perencanaan karir dapat membantu karyawan siap menduduki jabatan atau pekerjaan lebih penting.30

C. Kerangka Berpikir

Guru merupakan profesi yang unik, artinya seorang guru tidak hanya

dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengajar, tetapi juga

lebih dari pada itu dia juga harus dapat melaksanakan semua tugas dan

tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Ditangan gurulah keberadaan

pendidikan dipertaruhkan karena secara fungsional guru merupakan ujung

tombak dalam penyelenggaraan kegiatan lembaga pendidikan.

Begitu besarnya tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul,

sehinga sering kali dalam menjalankan tugasnya guru menjumpai berbagai

masalah. Pengembangan karir merupakan suatu tahapan yang di inginkan

oleh setiap guru. Hal ini patut diperhatika

Gambar

Tabel 3.1      Kisi-Kisi Instrumen Pengembangan Karir ...........................  33
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Karir
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru
Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Karyawan SMK Darussalam Ciputat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan keprofesian guru pasca sertifikasi, (2) mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh guru dalam pengembangan keprofesian

Pengembangan kompetensi pedagogik guru merupakan faktor yang sangat penting, karena guru merupakan salah satu unsure pendidikan yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan,

Dari analisis Kendall W antara variabel independent yaitu pengembangan karir (X1) dan pemberian insentif (X2) dengan loyalitas kinerja guru diperoleh hasil sebesar

Pembinaan dan pengembangan karir guru dianggap amat penting sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan secara umum serta khusus bisa tercapai secara efektif

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian yang judul: “Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri

Tujuan dari pilot project ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan terkait pengembangan pola jenjang karir bagi para perawat manajer,

Dari analisis Kendall W antara variabel independent yaitu pengembangan karir (X1) dan pemberian insentif (X2) dengan loyalitas kinerja guru diperoleh hasil sebesar

Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program pengembangan karir tersebut, tujuan dilaksanakannya program tersebut, serta dampak dari adanya program pengembangan karir