• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Komunikator dalam Program Fire Kid's pada taman Kanak-Kanak Kota Bandung (Studi Deskriptif Tentang daya Tarik Komunikator dalam Program Kunjungan Kegiatan Penyuluhan pada Taman Kanak - Kanak Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Tarik Komunikator dalam Program Fire Kid's pada taman Kanak-Kanak Kota Bandung (Studi Deskriptif Tentang daya Tarik Komunikator dalam Program Kunjungan Kegiatan Penyuluhan pada Taman Kanak - Kanak Kota Bandung"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan

Fire Kid’

s

Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung

Studi Deskriptif Tentang Daya Tarik Komunikator Program Kunjungan Kegiatan Penyuluhan Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Penelitian Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

ANDRA PAHLEVI NIM. 41809011

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN………..i

SURAT PERNYATAAN...ii

LEMBAR PERSEMBAHAN………...iii

ABSTRAK INDONESIA………..iv

ABSTRACK INGGRIS………v

KATA PENGANTAR………...vi

DAFTAR ISI……….vii

DAFTAR GAMBAR………...viii

DAFTAR TABEL………..………ix

DAFTAR LAMPIRAN……….……….x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………..….……….1

1.2 Rumusan Masalah………...9

1.2.1 Rumusan Makro...9

1.2.2 Rumusan Mikro...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.3.1 Maksud Penelitian…...10

1.3.2 Tujuan Penelitian...11

1.4 Kegunaan Penelitian...11

1.4.1 Kegunaan Teoritis...11

(5)

vii

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Hal

2.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu Yang Sejenis……….14

2.2 Tinjauan Pustaka………..20

2.2.1 Pengertian Komunikasi….………..20

2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi………....23

2.2.3 Proses Komunikasi……….….……23

2.2.4 Fungsi Komunikas……….……….………25

2.2.5 Tujuan Komunikasi…………..………….…………..……27

2.2.6 Komunikasi Kelompok...29

2.2.7 Pengertian Komunikasi Organisasi……….………30

2.2.8 Komunikasi Verbal………33

2.2.9 Komponen Komunika……….………..……….34

2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik………38

2.4 Kerangka Pemikiran………39

2.4.1. Kerangka teoritis………39

2.4.2 Kerangka Konseptual……...……….……….40 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………..42

3.1.1 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung……42

3.1.2 Tujuan Kegiatan Fire Kid’s……….…….45

(6)

vii

3.2 Metode Peneliti……….……...48

3.2.1 Desain Penelitian……….………..48

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….………...50

3.2.4 Subjek dan Penelitian Informan……….………….…..55

3.2.4.1 Subjek Penelitian……….……….55

3.2.4.2 Informan………..………..56

3.2.4.3 Informan Pendukung.……….………...58

3.2.5 Teknik Analisis Data………..…..……….59

3.2.6 Uji Keabsahan Data……….……..62

3.2.7 Lokasi dan Waktu Penelitan………..……….………..65

3.2.7.1 Lokasi Penelitian……….………..……..……..65

3.2.7.2 WaktuPenelitian………….………..………….65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Observasi Penelitian………...………..72 4.1 Analisa Identitas Informan dan Informan Pendukung….…………..74

4.2.1 Informan Penelitian...74

4.2.2 Informan Pendukung Penelitian...78

4.3 Analisi Deskriptif Hasil Penelitian……….….……..……82

4.3.2 Kekuatan Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak kota Bandung…...…83

(7)

vii

4.3.3 Daya tarik program kunjungan Fire Kid’spada

taman kanak-kanak kota Bandung……….………....114 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian……….……….……120

BAB V PENUTUP

5.1KESIMPULAN………..…………125

5.2 SARAN

……….……….128

DAFTAR PUSTAKA……….…………..………131

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...41

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran………47

Gambar 3.2 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif ……….……60

Gambar 4.1 Wawan Sungkawa……….………..74

Gambar 4.2 Muhamad Iqbal………76

Gambar 4.3 Yadi Supriyadi………...77

Gambar 4.4 Wida Ningrum……….………78

Gambar 4.5 Ahmad Fahmi………..79

Gambar 4.6 Euis Sumiati………81

Gambar 4.7 Baju tahan api dan cara memakai pemancaran selang juga memadamkan api kebakaran………..89

Gambar 4.8 Situasi disaat Intruktur memberikan materi pada anak-anak……….92

Gambar 4.9 Alat-alat persiapan yang akan di gunakan saat keberlangsungn kegiatan Fire Kids………..97

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 : Tinjauan Penelitian Terdahulu...18

Tabel 3.1 : Daftar Tabel Informan Penelitian………58

Tabel 3.2 : InformanPendukung………59

Tabel 3.3 : Waktu Penelitian 2013……….………...…………66

Tabel 4.1 : Jadwal Wawancara Informan……….……….69

Tabel 4.2 : Jadwal Wawancara Informan Pendukung……….………..69

(10)

vii

Daftar Lampiran

Hal

Lampiran 1 : Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FISIP UNIKOM…...139

Lampiran 2 : Surat Perijinan penelitian dari BKBPM Pemerintah Kota Bandung..140

Lampiran 3 : Surat persetujuan menjadi pembimbing Seminar Usulan Penelitian...141

Lampiran 4 : Lembar Berita Acara Bimbingan selama peneliti menyusun Siminar Usulan Penelitian………..142

Lampiran 5 : Pedoman Observasi………..143

Lampiran 6 : Surat keterangan Angket………..149

Lampiran 7 : Kata Kunci Penelitian...……….………..150

Lampiran 8 : Identitas Informan………151

Lampiran 9 : Lembar Hasil wawancara dari peneliti kepada informan ……...152

Lampiran 10: Lembar pedoman wawancara dari peneliti kepada informan Pendukung………..…….…………153

Lampiran11: Dokumentasi………...………….………157

(11)

v

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan

hidayah selalu dilimpahkan padanya.

Dalam melaksanakan penulisan skripsi ini tidak sedikit penulis

menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan pihak keluarga, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuaku Ibunda tercinta Wida Ningrum dan Ayahanda Panji Irawan atas dukungan, motivasi dan fasilitas yang telah kalian keluarkan dan berikan untuk saya.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan Skripsi ini. Secara

(12)

v

1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah mengeluarkan surat

pertujuan untuk dapat melakukan penelitian.

2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat. M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengesahan pada Skripsi ini. Dan sebagai ketua seminar usulan penelitian, terimakasih untuk masukannya yang telah diberikan

3. Yth Bapak Sangra Juliano P. S.I.Kom selaku Dosen wali yang senantiasa memberikan pembelajaran dan motivasi kepada penulis

4. Yth Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengerjakan Skripsi dan tidak henti-hentinya memberikan arahan serta saran dan kritik kepada penulis selama

bimbingan Skripsi.

5. Yth Adiyana Slamet S.Ip, M.Si sebagai penelaah seminar usulan penelitian trimakasih atas masukan yang telah diberikan kepada peneliti 6. Yth Seluruh Staff Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu

kepada penulis sejauh ini sehingga penulis bisa menuangkan ilmu dalam penulisan skripsi ini.

7. Yth sekertariat Program Studi Ilmu Kmunikasi yang telah memberikan kelancaran dalam mengeluarkan surat izin maupun persyaratn sehingga

(13)

v

8. Yth Wawan Sungkawa Selaku kepala bagian penanggulangan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung yang telah memberikan kelancaran

kepada peneliti untuk memberikan informasi dan ilmu selama peneliti melakukan penelitian.

9. Yth Yadi Supriyadi dan Muhamad Iqbal yang telah memberikan kelancaran pada peneliti untuk memberikan Informasi dan ilmu selama peneliti melakukan penelitian

10. Trimakasih kepada Yasni Apriyanti yang telah memeberikan dorongan semngat, motivasi serta doa yang menjadikan skripsi ini terselesaikan.

11. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikan kalian dapat dibalas oleh Allah Swt.

Atas segala bantuan dari seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.

Untuk kesempurnaan dari penulisan dan pelaksanaan penelitian ini, maka kritik dan saran yang membangun selalu dinantikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 3 Agustus 2013 Peneliti

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Alvin A. Goldberg , 2006 komunikasi Kelompok, Proses-proses Diskusi dan Penerapannya, UI Pers.

Bagong Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta

Effendi, Onong Uchjana. 2001:10. “Komuniksi Teori dan Peraktek” Bandung,Simbiosa Rekatama Media.

Effendi, Onong Uchjana. 2006 “Hubungan Masyarakat”. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Fraizer Moore, H., PHD, 2004 Humas, Membangun Citra Dengan Komunikasi

H. Rochajat Harun, M.Ed., Ph.D. 2008 Komunikasi Organisasi. Rosda Karya Bandung.

Homsahrial Romli, 2011 Komunikasi Organisasi Rosda Karya Bandung

PT Bumi Aksara, 2005 Public Relation ; Pedoman Praktis Untuk PR, PT Bumi Aksa.

(15)

Prof. Deddy Mulyana, M.A., PH.D, 2008 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Karya Bandung.

Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. PT. Remaja Rosdakarya Bandung .

Internet :

Website Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung :

www.dinaspemadamkebakaran, 10 April 2013, pukul 19.02.

www.dayatarik.com, 20 Maret 2013, pukul 10.14

www.dayatarik.com, 15 April 2013. Pukul 16.15

(16)

Sumber Lain

Asip Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung

Goja, Rahmat. 2012 Skripsi dengan judul “Sejauh Mana Daya Tarik

Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api

(Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya

Kartiwa, Tatang. 2012 Skripsi dengan judul “Daya Tarik Penyayi Dangdut

Dalam Saweran pada diburan dangdut (Studi deskriptif Tentang Daya Tarik Penyayi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan

Dangdut Di kota Bandung)

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, pesan adalah proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada "komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol). “Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan, yang

tidak bisa diabaykan tanpa sebuah pesan ide yang ada dalam komunikator, pesan tidaklah mudah dilakukan apa yang akan disampaikan itu diantaranya pesan peringatan-peringatan, printah-printak pada anak-anak akan bahaya bermain api yang

menimbulkan kebakaran, pesan harus disusun dengan baik agar komunikator disaat menyampaikan informasi dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh Taman

kanak-kanak (TK) yang hadir dalam kegiatan daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung

(18)

kurangnya pemahaman masyarakat yang berada di pemukiman padat akan antisipasi kebakaran di pemukimannya.

Kondisi ideal yang seharusnya terjadi di masyarakat pemukiman padat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di pemukiman padat adalah perlunya disiplin

diri masyarakat dan memahami informasi yang berhubungan dengan antisipasi kebakaran di pemukiman padat untuk mencegah terjadinya kebakaran di pemukiman, sebagai contoh masyarakat perlu mewaspadai hal-hal yang bisa mengakibatlan

terjadinya kebakaran, seperti menggunakan material bahan listrik yang aman dan sudah mendapat sertifikasi keamanan, jangan pernah meninggalkan aktifitas

memasak untuk mengerjakan hal-hal yang lainnya, selain itu perhatikan kondisi kompor dan kemungkinan kebocoran gas, dan juga berbagai hal yang lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran. Namun kondisi sekarang yang terjadi di

masyarakat yang ada yaitu lalainya masyarakat dalam melakukan berbagai hal yang bisa menimbulkan terjadinya kebakaran, seperti banyaknya masyarakat yang tidak

menggunakan material bahan listrik yang sudah mendapatkan sertifikasi keamanan. Hal ini yang sering menyebab konsleting listrik dan dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, dan apabila terjadi kebakaran di pemukiman padat biasanya

sering terjadi kebakaran besar yang di sebabkan oleh beban api yang tinggi, dan juga padatnya bangunan yang saling berdempetan di wilayah pemukiman, yang pada

umumnya material bangunannya adalah material bangunan yang mudah sekali terbakar. Hal ini yang sering merambatnya kebakaran ke beberapa titik bangunan

(19)

sulit dilakukan karena beberapa faktor yang menghambat pemadaman pada saat terjadinya kebakaran. Terhambatnya pemadam kebakaran saat memadamkan

kebakaran karena akses jalan yang sempit berupa jalan atau gang kecil yang sulit untuk mendekat ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api adalah faktor yang

menghambat pemadaman. Solusi yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya kabakaran di pemukiman padat adalah memberikan informasi yang efektif kepada masyarakat.

Masyarakat agar mau mengantisipasi dan mewaspadai kebakaran di pemukiman padat. Dengan memberikan informasi yang jelas akan bahaya dari

kebakaran, dan memberikan informasi mengenai langkah-langkah mengantisipasi terjadinya kebakaran.

Berdasarkan keterangan diatas daya tarik dari komunikator dalam program

kunjungan Fire Kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung, sehingga program tersebut mempunyai daya tarik sendiri. Sehingga tentu saja hal tersebut

mempengaruhi perhatian pesera Fire Kid’s perhatian memepengaruhi pengertian dan pengertian mempengaruhi perhatian dan pengertian mempunyai penerimaan, serta penerimaan mempengaruhi citra pengunjung terhadap program Fire Kid’s.

Menurut Moh. As’ad dalam bukunya pisikologi industri mengemukakan

bahwa : “Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang dan akan objek situasi

atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk

(20)

Daya tarik adalah kekuatan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang diperoleh dari media

komunikasi. Daya tarik dalam membentuk kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam membentuk animo komunikannya. Daya tarik dapat menjadi

proses yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif mapun respon negatife terhadap pesan komunikasi yang diberikan (Effendy, 1989 :181)

Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa daya tarik adalah proses awal

terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikannya. Sebagai suatu aspek kejiwaan, daya tarik bukan saja mewarnai

prilaku seseorang tetapi dapat juga mendorong pemberian suatu citra terhadap suatu program Fire Kid’s .

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa daya tarik komunikator dalam

program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung. Menurut Wawan Sungkawa sebagai pimpinan penanggulagan program ini adalah suatu kegiatan belajar sekaligus bermain, kegiatan ini menjadikan pembelajaran yang berbeda kegiatan ini mempunyai daya tarik tersendiri

Dikarenakan adanya daya tarik komunikator program tersebut maka peneliti mengangkat sebuah judul daya tarik komunikator program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung. Dari penjelasan daya tarik diatas Pernah anda

(21)

pendek listrik, percikan api rokok, petasan, kembang api dan penyebab lainnya, ini disebabkan oleh kesalahan ataupun kelalayan dari setiap orang. Sering kita dengar

saat ini banyak sekali informasi ataupun berita yang kita lihat ataupun kita dengar tentang musibah kebakaran dalam pemukiman penduduk, pasar tradisional, pabrik

tekstil ataupun tempat umum lainnya. pemerintah sering kali memperingati akan bahaya penyebab kebakaran tersebut seperti arus pendek, percikan api dan lain sebagainya.

Tetapi faktanya musibah kebakaran terebut terutama di kota – kota besar terutama di kota Bandung tetap saja tinggi dengan adanya musibah kebakaran, oleh

karena itu saat ini banyak pembelajaran-pembelajaran mencari tau langsung yang bersifat antisipasi, pencegahan atau penanggulanga tentang musibah kebakaran.

Karena informasi dari pemerintah kurang meluas maupun dalam media masa

ataupun elektronik dalam pencegahan kebakaran sering kali kita dengar ataupun kita lihat dalam musibah kebakaran menelan korban, itu disebabkan karena kurangnya

pemahaman bagaimana cara mencegah dan menanggulagi musibah kebakaran tersebut, yang membuat korban merasa kebingungan bagaimana cara memadamkan

api disaat api membesar dan sifat yang terjadi pada korban biasanya ketakutan terlebih dahulu, kebingungan dalam memadamkan api ataupun melarikan diri dari musibah tersebut, dari pada memadamkan apinya langsung, itu yang seringkali

(22)

sosialisasi kepada masyarakat langsung dengan turun ke lapangan untuk bagaimana cara-cara penanggulangan yang baik dan benar, hal ini sangat perlu dilakukan agar

setidaknya musibah kebakaran tidak selalu meningkat di musim panas.

Pemerintah dan masyarakat terus berperan aktif dalam memberikan suatu

informasi dengan melalui daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung., kegiatan ini sangat di pahami sekaligus

didukung dalam memberikan informasi tentang pemadaman kebakaran bagi taman

kanak-kanak (TK) kota Bandung dan bekerja sama dalam pencegahan ataupun menanggulangi bahaya kebakaran, ini adalah suatu program yang saat ini yang

sedang berjalan oleh bagian penyuluhan Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung.

Olah karena itu saat ini sudah ada pembelajaran tersebut untuk semua kalangan dari kalangan dewasa sampai dengan kalangan anak-anak pembelajaran

tersebut saat sudah diberikan terutama pada kalangan anak-anak mengapa demikian, karena pembelajaran tersebut sebaiknya diberikan terlebih awal dan sejelas mungkin

agar masyarakat setempat terutama anak-anak tersebut mengetahui bagai mana menaggulangi dan pencegahaan tentang penyebab-penyebab musibah kebakaran,

(23)

Untuk memahami pembelajaran teori sekaligus praktek tentang pencegahan dan penanggulangan musibah kebakaran, penyampaian informasi ini tidak hanya

untuk kalangan anak-anak saja para orang tua sekaligus masyarakat luas pun yang hadir disaat mengantarkana anak-anaknya berperan aktif dalam mendapatkan suatu

informasi pengawasan tentang bahaya api kebakaran dengan menyampaikan suatu pembelajaran dengan gaya yang menarik dan tidak membosankan terutama pada kalangan anak-anak kegiatan ini sangat baik dan sangat antusias dikalangan Taman

Kanak-Kanak (TK) kota Bandung,

Dengan adanya program seperti ini dan kerjasama antara pihak pemerintah

Dinas Kebakaran Kota Bandung Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung, dengan adanya program pengenalan bagai mana teori sekaligus praktek tentang penanggulangan dan pencegahaan api kebakaran mereka bisa memahami seperti apa

teori dan prakteknya langsung pada saat mereka berada di Dinas Kebakaran Kota Bandung.

Dengan Adanya program seperti ini karena dengan sistem pembelajaran turun langsung ke lapangan membuat mereka seperti belajar sambil bermain dan lebih

mudah menyampaikan pesan informasinya kepada mereka. dengan menyampaikan suatu informasi dan pesan yang disampaikan oleh pihak pemadam kebakaran kepada kalangan anak-anak perlu adanya kalimat-kalimat atau kata yang udah dimengerti

(24)

pembelajaran pada orang tua murid yang hadir dilapangan agar informasi atau pesan yang disampaikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran bisa dapat terus disampaikan oleh

orang tua murid kepada anak-anaknya.

Kegiatan ini lah yang saat ini sedang ramainya dilakukan, agar keberanian dan

kemauan anak lebih muncul, berani dan mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangannya, dengan pembelajaran seperti ini bertujuan agar terciptanya daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota

Bandung dalam memberikan informasi tentang pemadaman kebakaran pada taman kanak-kanak di kota Bandung..

Dengan memupuk keberanian, kemandirian dan jiwa kesatria sejak dini ini dapat menjadi sikap yang baik dan positif agar mereka memiliki pengetahuan yang luas, dengan pembelajaran dan penerapan yang baik dan kerja sama yang baik maka

progran ini akan terus memberkan dorongan ilmu pada seluruh kalangan masyarakat Bandung seluruhnya.

Dari latar belakang diatas menyusun judul penelitian sebagai berikut “Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.”

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti dapat merumuskan masalah makro dan mikro

(25)

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Berdasarkan latar belakang di atas, maka Rumusan Masalah Makro yang diangkat

oleh Peneliti adalah sebagai berikut :

Bagaimana Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire

Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung ? “

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus pada

rumusan masalah yang masih bersifat umum dengan subfokus-subfokus terpilih dan dijadikannya sebagai rumusan masalah mikro, yakni:

1. Bagaimana Daya tarik Kekuatan Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung ?

(26)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari

penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menjelaskan mengenai : Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini mencapai hasil yang optimal maka terlebih dahulu diperlukant tujuan yang terarah dari penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Daya tarik Kekuatan Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.

(27)

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, sebagai

berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara teoritis berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan pengembangan komunikasi secara khusus.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun dalam penelitian ini, selain memiliki kegunaan teoritisnya peneliti pun memaparkan kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan. Yaitu :

A. Kegunaan Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan

serta sebagai tolak ukur sekaligus hasil selama peneliti menjalani perkuliahan dan dapat dijadikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu komunikasi

yang selama ini diterima secara teori dan ilmu apa yang peneliti dapatkan selama perkuliahan dapat menjadi manfaat sebagai informasi kepada masyarakat banyak.

B. Kegunaan Bagi Universitas

Secara Praktis berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) secara umum dan khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai bahan rujukan atau referensi bagi mahasiswa Ilmu

(28)

literatur dan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

C. Kegunaan Bagi Dinas Pemadam Kebakaran

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dalam mendapatkan

informasi dan evaluasi tentang penanggulangan bahaya akan kebakaran dalam lingkungan masyarakat. program yang diadakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung dapat menjadi tolak ukur yang baik dan positif bagi

Dinas Pemadam Kebakaran dan Masyarakat.

D. Kegunaan Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi dan evaluasi yang ingin mendapatkan suatu informasi

mengenai bahaya api kebakaran dengan pembelajarn teori sekaligus peraktek dengan Daya Tarik Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak

Kota Bandung.

Dari penelitian tersebut dan mampu dijadikan pelajaran sekaligus kemampuan juga mampu menjadi pemahaman dan pengetahuan bagi

masyarakat agar tetap waspada tentang bahayanya musibah kebakaran yang setiap tahunnya meningkat dengan pembelajaran dan antisipasi

penanggulangan api kebakaran seperti ini diharapkan.

Masyarakat lebih memahami bagaimana antisipasi dan

(29)

menurun dan yang sangat diharapakan sekali tidak lagi terjadi apalagi sampai menelan korban.

Dan penelitian inipun dapat menjadi suatu pesan atau informasi sekaligus ilmu yang peneliti selama perkuliahan selama ini dapat bermangfaat

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu Yang Sejenis.

Untuk memperkuat penelitian yang dilakukan, maka pada bab ini peneliti mengangkat penelitian terdahulu yang sesuai, yang dianggap relevan

sebagai pendukung dari penelitian yang digunakan.

Adapun penelitian terdahulu yang sejenis tersebut adalah sebagai berikut.

Debi Terania Nuranisa, 2012 skripsi dengan judul “Daya Tarik Dalang Pada

Program Acara Pojok Si Cepot Di STV Bandung”.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Debi Terania adalah untuk

Mengetahui dan menjelaskan mengenai daya tarik dalang pada program acara pojok si cepot di STV Bandung untuk dapat menjawab mengenai daya tarik tersebut maka mengangkat tiga sub fokus yaitu kekuatan, pesan dan media

dari dalang dalam program acara pojok si cepot melalui komunikasi yang dikemas secara humor bagi penontonnya di STV Bandung.

Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif yang menjadi informan sebagai ini ada 2 orang dan 3 orang key informan, dengan teknik pengumpulan data wawancara,

(31)

Diperoleh Hasil penelitian adalah kekuatan dalang dalam program pojok si cepot adalah terletak pada kepiawaian suara dan intonasi pemain

suara dan intonasi yang dibuat oleh dalang dinilai memiliki cirihas tersendiri dan memberikan kesan yang baik bagi penontonnya.

Kesimpulan Penelitian adalah dalang pada program acara pojok si cepot di STV Bandung memiliki kekuatan, pesan dan media yang mampu menarik perhatian penonton penyampaian informasi dan pesan dalang yang

dikemas secara humor ini memiliki bentuk kesamaan yang berbeda dibandingkan program hiburan lainnya. Isi pesan yang disampaikan

mengandung persuasive, informasi dan konstruktif bagi penontonnya.

Tatang Kartiwa, 2012 Skripsi dengan judul “Daya Tarik Penyayi Dangdut Dalam Saweran pada diburan dangdut (Studi deskriptif Tentang Daya Tarik

Penyayi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut Di kota Bandung)”

Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh Tatang Kartiwa untuk

mengetahui daya tarik penyayi dangdut di mata penonton dalam saweran pada hiburan dangdut di kota bandung. Maka mengangkat tiga sub fokus diantaranya fisik, kesamaan dan keakraban dari Penyayi Dangdut Dalam

Saweran pada diburan dangdut.

Metode penelitian dengan Metode penelitian terdahulu adalah dengan

(32)

tersebut berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan pada

“Daya Tarik Penyanyi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut (Studi

Deskriptif Tentang Daya Tarik Penyanyi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut di Kota Bandung)”.Adapun informan utamanya adalah para

penonton hiburan dangdut pada acara hajatan yang memberikan uang saweran

pada seorang penyanyi dangdut di Kota Bandung, untuk memperkuat dan

memperjelas data yang diperoleh di lapangan peneliti pun mewawancarai

beberapa orang yang mengerti dan paham akan seorang penyanyi dangdut dan

kegiatan saweran dalam acara hiburan dangdut pada hajatan di Kota Bandung

sebagai informan pendukung, keseluruhan pemilihan informan tersebut dengan

menggunakan teknik purposive sampling.

Kesimpulan Penelitian adalah Daya Tarik Fisik seorang penyanyi dangdut dalam saweran pada hiburan di kota Bandung, dalam penelitian ini pada acara hajatan memang tidak dapat dipungkiri harus cantik, tampan,

komunikatif dengan penontonnya dan memiliki suara yang bagus serta berpenampilan menarik dengan cara cara berbusana yang tetap

memperhatikan situasi dan kondisi serta etika yang berlaku di tempat hiburan tersebut berlangsung. Karena daya tarik fisik tersebut merupakan faktor utama

(33)

Rahmat Gojali, 2012 Skripsi dengan judul “Sejauh Mana Daya Tarik Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya”

Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Gojali Untuk mengetahui daya tarik rasional program perkenalan kereta api oleh Humas PT.

Kereta Api (persero) DAOP 2 Bandung terhadap citra perusahaan, maka mengangkat tujuh sub fokus diantaranya rasional, emosional, moral, kognitis,

presepsi, motovasi, dan sikap dari Daya Tarik Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra

Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya.

Metode penelitian adalah Dalam penelitian terdahulu ini menggunakan metode kuantitatif metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei dengan teknis analisis korerasional.Diperoleh.

Hasil penelitian adalah uraian dari hasil penelitian berdasarkan data

lapangan yang terkumpul, mencangkup tentang analisis korerasional, hasil penelitian meliputi table distribusi frekuensi Kesimpulan Penelitian adalah Mencangkup tentang. kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada

identifikasi masalah sarana untuk instansi tempat dilakukannya penelitian.

(34)

Tabel 2.1

Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2

Tujuan

Untuk mengetahui dalang pada

(35)

Sumber : peneliti, 2013

(36)

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Komunikasi

Sesuai dengan kodratnya manusia itu adalah sebagai mahluk pribadi dan sosial. Dalam hal ini bagi manusia terdapat dua kepentingan yaitu kepentingan

pribadi dan kepentingan bersama (masyarakat). Kepentingan pribadi, karena manusia secara pribadi berkeinginan memenuhi kepentingan pribadi, dan kepentingan bersama karena manusia berkeinginan untuk memenuhi kepentingan masyarakat. Agar tercipta

suasana yang saling mengerti, suasana yang harmonis maka diperlukan suasana yang serasi, selaras dan seimbang. Keadaan dan situasi seperti ini menunjukan suatu

landasan kebudayaan dimana manusia dan atau masyarakat dapat menciptakan saling pengertian, saling kerja sama dan ini sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.

Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin Communis yang berarti “sama”. Communico, communicatio atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to mak common). Istiah pertama (communis) adalah

istilah yang palin sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi. Yang merupakan

(37)

berbagai hal-hal yang tersebut seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran” “kita

mendiskusikan makna” dan “kita mengirimkan pesan”.

Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku, kelompok diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar, dan sebagainya membahas

komunikasi. Manusia oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun non verbal. Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga

manusia untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi efektif,

kemampuan seperti itu bukan bawaan melainkan dipelajari.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchajana

Effendi dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Perktek” Ilmu Komunikasi adalah :

Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas

penyampaikan informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2001:10)

Menurut M. Djenamar. SH, dalam bukunya Komunikasi dan Pidato,

“Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada

(38)

Sedangkan Menurut Hovland, dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam

buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” mendefinisikan komunikasi sebagai

berikut :

The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatees). (proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002:49).

Definisi diatas memberikan gambaran bahwa ketika ingin mengubah perilaku

seseorang yakni dengan melakukan komunikasi dengan cara memberikan rangsangan berupa suatu lambang bahasa yang dipahami oleh komunikan dan komunikator.

Perubahan yang diinginkan tidak hanya bersifat perubahaan perilaku tapi juga perubahaan cara berpikir (mindset) orang yang dituju. Reaksi perubahaan itu pun bermacam-macam, ada yang langsung atau bahkan ada yang mengalami proses

penundaan sampai orang yang dituju benar-benar memahami maksud dari aksi

komunikasinya. Komunikasi merupakan proses seorang komunikator menyampaikan

sesuatu, apakah itu pesan, kesan, atau informasi kepada orang lain sebagai komunikan,

bukan hanya sekedar memberitahu, tapi juga mempengaruhinya untuk melakukan

tindakan tertentu, yakni mengubah perilaku orang lain dengan menggunakan suatu media

(39)

2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku,

kelompok diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar, dan sebagainya membahas komunikasi.

Manusia berberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara

terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun non verbal. Manusia

telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga manusia

untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan

sendirinya dibekali dengan kemampuan.

Berkomunikasi efektif, kemampuan seperti itu bukan bawaan melainkan

dipelajari. Seperti halnya yang dikatakan Miller dan rekan-rekannya (1975:11), sedikit saja kita diajari oleh budaya kita bagaimana membina hubungan dengan sesama manusia sehingga kita dapat mewujudkan potensinya secara penuh.

Hal yang sama juga dikatakan Tubbs dan Moss (1994:4), komunikasi masih

penting untuk dipelajari karena “ kuantitas tidak menjamin kualitas”. Untuk

mengetahui lebih dalam dan jelas tentang ilmu komunikasi, diawalai dengan pengertian dan asal kata dari para ahli terkemuka. (Mulyana, 2008:ix)

2.2.3 Proses Komunikasi

Sebuah komunikasi tidak akan lepas dari sebuah proses, oleh karena itu apakah pesan dapat tersampaika atau tidak tergantung dari proses komunikasi yang terjadi proses komunikasi yaitu :

(40)

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang (symbol) sebagai media lambang sebagai primer

dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menterjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu bentuk ide, informasi atau opini baik

mengenai hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).

Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu : “Proses komunikasi secara primer” dan “proses komunikasi secara

sekunder” (Effendy,2002:11-16).

Berikut adalah penjelasan mengenai proses komunikasi tersebut :

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung

mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada

komunikan. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses

(41)

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif

jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

2.2.4 Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi, Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, adalah sebagai berikut :

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

Adalah Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

(Sumber : Onong Uchjana Effendy,2003)

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu komunikasi dan peraktek

(42)

(communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,

kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang

lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau

pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui

pesan-pesan non verbal. 3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering

melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat

(43)

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk

menghibur (persuasif). Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

2.2.5 Tujuan Komunikasi

Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara

lain:

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita member jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

(44)

Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang

diinginkan oleh pelaku Komunikasi.

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan social (social change). (Effendy, 2003: 8)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah

mengandung hal-hal sebagai berikut:

a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

b. Memahami orang sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

(45)

2.2.6 Komunikasi Kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy

Mulyana, 2005)

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu

keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi

kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa

orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan

sebagainya (Anwar Arifin, 1984).

Mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka

antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat

(46)

komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di

bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1.Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2.Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3.Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4.Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5.Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain. (Deddy Mulyana, 2005)

2.2.7 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pernyataan manusia dengan lambang-lambang yang mengandung arti. Komunikasi yang efektif

hanya dapat tercapai bila pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi memberi arti dan makna yang sama terhadap lambang-lambang yang digunakan dalam kegiatan komunikasi tersebut.

(47)

a whole consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau

menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau terkordinasi)

(Effendy,2003:114).

Dengan kata lain, secara harfiah organisasi berarti paduan dari bagian-bagian

yang saling bergantung satu sama lainnya. Definisi organisasi Suatu sistem yang mapan

dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang

kepangkatan dan pembagian tugas” (Effendy, 2003:114).

Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu organisasi yang

melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan, dimana operasi dan

instruksi di antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berjalan secara pasti.

Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang

dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi

yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak

yang terus-menerus berubah yang dilakukan antara orang-orang antara yang satu dengan

lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk

organisasi tersebut. Sedangkan pandangan objektif menyarankan bahwa sebuah

organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan kongkret, dan merupakan struktur

dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang

nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan

(Mulyana,2005:11).

Pernyataan Pace dan Faules tersebut memperlihatkan bahwa dalam pandangan

(48)

saling berinteraksi. Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi mensyaratkan

adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu

tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan

karyawan. Di samping itu, dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial,

memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk

dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan

pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada

atasan, komunikasi horizontal atau yang sama tingkatnya dalam organisasi, keterampilan

berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program

(Redding dan Sanborn dalam Muhammad,2002:65).

Sedangkan Goldhaber (1986) mengemukakan bahwa ”Komunikasi organisasi

(49)

2.2.8 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang ada dalam

kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksi sosialnya. Pengertian Komunikasi

Verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dengan lisan atau dengan tertulis.

Peranannya sangat besar karena sebagian besar dengan komunikasi verbal

ide-ide, pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan secara verbal dibandingkan non verbal. Komunikan juga lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan dengan komunikasi verbal ini.

Pesan yang disampaikan berupa pesan verbal yang terdiri atas kode-kode verbal. Dalam penggunaannya kode-kode verbal ini berupa bahasa. Bahasa adalah

seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kumpulan kalimat yang mengandung arti. Bahasa ini memiliki tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Untuk mempelajari tentang segala hal yang ada di sekeliling kita.

2. Untuk membina hubungan yang baik dalam hubungan manusia sebagai makhluk sosial antara satu individu dengan individu lainnya.

3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam perjalanan kehidupan manusia

(50)

a. Menurut teori operant conditing bahasa dipelajari dengan adanya stimulus dari luar yang menyebabkan seseorang pada akhirnya

berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh orang yang memberinya stimulan.

b. Dalam teori kognitif bahasa merupakan pembawaan manusia sejak lahir yang merupakan pembawaan biologis. Di sini ditekankan bahwa manusia yang lahir ke dunia berpotensi untuk bisa berbahasa.

c. Mediating theory dikenal dengan istilah teori penengah. Di sini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya

berbahasa, tidak hanya sekadar sebagai reaksi dari adanya stimulus dari luar, tapi juga dipengaruhi proses internal yang terjadi dalam diri manusia itu sendiri.

Tanpa bahasa manusia tidak bisa berfikir, bahasalah yang mempengaruhi persepsi serta pola-pola pikir yang ada pada seseorang. Hal

tersebut dinyatakan oleh Benyamin Lee Whorf dan Edward Sapir dalam hipotesa yang dibuatnya.

2.2.9 Komponen Komunikasi

Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Komunikan (com municant) 3. Pesan (mes sage)

(51)

5. Efek ( e f e c t ) (Onong Uchjana Effendi (2000:6)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan

bahwa “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.

1. Komunikator

Kita menggunakan istilah sumber-penerima, karena sumberpenerima

sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus

penerima (pendengar). “Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara,

menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui dan sebagainya”. (Devito, 1997 :

27).

2. Komunikan

Tetapi ketika kita mengirim pesan kita juga menerima pesan. Anda menerima pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita

menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika kita berbicara dengan orang

(52)

dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya. Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan fungsi penerima.

3. Pesan

Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada "komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol).

“Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,

isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan”.

(Effendy, 2000 : 11).

Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gestur e) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat dengan menggunakan alat

seperti tongtong, bedug, sirine dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu samasama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada orang lain.

4. Media

“Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali

komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua

(53)

interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara visual (saluran

visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi (saluran taktil).

“Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern

yang dewasa ini banyak dipergunakan”. (Effendy, 2000 : 37). Tradisional

misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang lebih

modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada

umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.

5. Efek

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih

orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. “Pada setiap tindak komunikasi

selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau

belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif. Kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan

(54)

perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini adalah efek psikomotorik”. (Devito, 1997 : 29)

2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik.

Menurut Onong Uchjana Effendy (1989:181) daya tarik adalah “ Kekuatan penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehinga seseorang mampu untuk

mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.

Sikap membuat orang senang akan objek situasi atau ide tertentu. Hal ini

diikuti perasaan senada dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu.

Daya tarik dapat menjadi sesuatu proses yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi yang diberikan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampaikan akan dapat menarik perhatian sehingga menambah pengunjung yang tergerak untuk

(55)

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini sebagai ranah pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah

kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun konseptual. Adapun kerangka pemikiran secara teoritis dan konseptual, sebagai berikut:

2.4.1 Kerangka teoritis

Penelitian ini didasari dengan pendekatan pada kajian komunikasi. Merupakan suatu kegiatan penyampaian pernyataan manusia dengan

lambang-lambang yang mengandung arti. Komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai bila pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi

memberi arti dan makna yang sama terhadap lambang-lambang yang digunakan dalam kegiatan komunikasi tersebut.

Ada pun fokus penelitian ini, Daya Tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kencenderungan untuk mencari objek yang disenanginya.

Berdasarkan definisi mengenai daya tarik tersebut, maka peneliti mengambil bahwa daya tarik menurut Effendi adalah kekuatan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan

kembali pesan yang diperoleh dari media komunikator. Daya tarik dalam membentuk kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam

membentuk animo komunikan, daya tarik dapat menjadi suatu proses yang sangat berkembang menjadi pemberian respon positif mapun respon negative

(56)

2.4.2 Kerangka Konseptual

Kerangka teoritis diatas diaplikasikan dalam kerangka pemikiran konseptual sesuai dengan penelitian yang akan dikaji yaitu Daya Tarik komunikator dalam

Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung. Dalam komunikasi kelompok adanya interaksi antara dinas dan pengunjung. Dimana seorang petugas menyampaikan pesan melalui sebuah komunikasi dengan cara simulasi yang

yang diperagakan sekaligus diperaktekan kepada pengunjung secara umum.

Dalam proses menyampaikan pesan melalui simulasi tersebut adanya

pesan-pesan secara langsung pada pengunjung dengan cara simulasi dan pesan-pesan-pesan-pesan didalam simulasi tersebut. Adapun pesan nonverbal yang diberikan pada petugas terhadap kanak-kanak seperti gerakan-gerakan atau simbol-simbol tertentu yang

didalamnya tersimpan sebuah pesan atau perintah.

Daya tarik, secara konseptual dapat dijelaskan suatu kekuatan dalam diri

seseorang atau suatu hal tertentu yang menimbulkan simpati atau dorongan untuk menyukai hal tersebut. Dalam penelitian ini, Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung sebagai komunikator. Seorang komunikator dalam penyampaian pesan

haruslah memiliki kekuatan daya tarik dalam dirinya untuk menarik rasa simpati dan keingin tauan, sehingga dengan rasa simpati dan keingin tauan tersebut akan

menimbulkan feed back yang baik pada kanak-kanak dan pengunjung yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung. Apabila program penanggulangan ini

(57)

simpati dan keingin tauan kanak-kanak dan pengunjung, maka dengan otomatis kanaka-kanak dan pengunjung pun tidak tertarik dalam mengikuti kegiatan ini.

Berikut dibawah ini adalah model alur kerangka pemikiran yang peneliti hendak dijelaskan dalam penelitian ini :

Gambar 2.1 Kerangka pikir peneliti

Sumber : Peneliti 2013 Dinas Pemadam

Kebakaran

Masyarakat

Taman Kanak-kanak di Bandung Daya Tarik Program

(58)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Fire Kid’s Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung.

Pada taun 1980 saat itu pemadam kebakaran masih bernama PBB (Pasukan

Baris Berbaris) yang bertempat di jalan Ahmadyani No 96. Pada saat itu pemadam

berinduk pada PDAM kota bandung yang bertempat di Badak Siaga. Pada saat tahun

1980 pemadan selain masih bernama PBB (Pasukan Baris Berbaris) dikenal juga

dengan istilah Branwir. Branwir adalah istilah dari orang-orang pada saat jaman

kolonial belanda.

Awal mula terlaksananya kegiatan yang dinamakan Fire Kid’s yang sudah

lama dibuka oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung yang dilaksanakan oleh

bagian bidang penyuluhan Dinas berawal pada tahun 1980 tetapi pada saat itu

kegiatan tersebut belum berjalan secara sebagai mana mestinya, karena masih

adannya perubahan-perubahan nama Dinas yang belum pasti ketetapannya, kegiatan

ini sudah diresmikaan pada saat Dinas Pemadam Kebakaran itu berdiri, pada saat itu

pemadam kebakaran masih bernama PBB atau disebut dengan pasukan baris berbaris

(59)

Pada era reformasi penyelaggaraan Pemerintahan Daerah dalam

Undang-undang No. 22 Tahun 1999, maka pengelolaan penanggulangan kebakaran

mengalami lagi perubahan menjadi Dinas Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran Kota Bandung ( DPPK Kota Bandung ) sebagaimana diatur dalam Perda

No.5 Tahun 2001 tanggal 7 Maret 2001.

Pada saat itulah tahun 1999 kegiatan Fire Kid’s lebih di gencarkan lagi untuk

memeberikan informasi yang bermangfaat bagi kalangan anak-anak dan juga

pengunjung tetapi saat itu kegiatan tersebut masih kurang dikenal oleh kalangan

masyarakat, karena kurang luasnya informasi yang diberikan Dinas Pemadam

kebakaran maupun pemerintah.

Kegiatan ini terus bekerja sama dengan masyarat juga sekolah-sekolah untuk

memiliki visi misi yang ingin di capai yaitu memeberikan pembelajaran pada

kalangan anak-anak akan bahaya bermain api, kegiatan Fire Kid’s ini terus

dikembangkan oleh pihak Dinas Pemadam kebakaran khususnya bagian penyuluhan

agar kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan

Untuk memahami pembelajaran teori sekaligus praktek tentang pencegahan dan penanggulangan musibah kebakaran, penyampaian informasi ini tidak hanya

untuk kalangan anak-anak saja para orang tua sekaligus masyarakat luas pun yang hadir disaat mengantarkana anak-anaknya berperan aktif dalam mendapatkan suatu

(60)

kalangan anak-anak kegiatan ini sangat baik dan sangat antusias dikalangan Taman Kanak-Kanak (TK) kota Bandung.

Dalam kegiatan Fire Kid’s ini diperkenalkan upaya memadamkan api menggunakan alat sederhana berupa karung goni yang dibasahkan dan dipraktekkan

oleh masing-masing anak didampingi instruktur dari Pemadam Kebakaran Badung. Disamping praktek pemadam kebakaran juga di tunjukkan pakaian yang dipergunakan dalam memadamkan api berupa pakaian tahan panas

Dengan adanya program seperti ini dan kerjasama antara pihak pemerintah Dinas Kebakaran Kota Bandung Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung, dengan

adanya program pengenalan bagai mana teori sekaligus praktek tentang penanggulangan dan pencegahaan api kebakaran mereka bisa memahami seperti apa teori dan prakteknya langsung pada saat mereka berada di Dinas Kebakaran Kota

Bandung.

Dengan memupuk keberanian, kemandirian dan jiwa kesatria sejak dini ini

dapat menjadi sikap yang baik dan positif agar mereka memiliki pengetahuan yang luas, dengan pembelajaran dan penerapan yang baik dan kerja sama yang baik maka

progran ini akan terus memberkan dorongan ilmu pada seluruh kalangan masyarakat Bandung seluruhnya

(61)

3.1.2 Tujuan Kegiatan Fire Kid’s

1. Membangun jiwa kesatria pada anak.

2. Membangun kemandirian pada prilaku anak.

3. Untuk mengenalkan dan mendekatkan anak-anak usia dini pada

bahaya kebakaran.

4. Memberikan pembelajaran teori sekaligus pratik agar dapat bisa

mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memperkenalkan fasilitas (alat pemadam kebakaran dan berbagai

macam fungsi kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran) pada anak-anak

6. menjalin hubungan baik antara masyarakat dengan petugas Dinas

Pemadam Kebakaran kota Bandung

3.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran

Struktur Organisasi Dinas Kebakaran Kota Bandung sebagaimana

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

(62)

3. Bidang Pembinaan dan Penyuluhan, membawahkan : 3.1. Seksi Penyuluhan

3.2. Seksi Bina Peran Serta Masyarakat 4. Bidang Pencegahan, membawahkan :

4.1. Seksi Pendataan dan Statistik 4.2. Seksi Inspeksi dan Rekomendasi

5. Bidang Pengendalian Operasi Pemadaman, membawahkan :

5.1. Seksi Penanggulangan Kebakaran 5.2. Seksi Penyelamatan

6. Bidang Sarana Teknis, membawahkan :

6.1. Seksi Sarana Teknis Pemadaman & Penyelamatan 6.2. Seksi Pengendalian Sarana Penyelamatan

7. UPTD, membawahkan 7.1 Sub Bag. TU

8. Kelompok Jabatan Fungsional

(63)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran

Sumber : Arsip Perusahaan

Gambar

Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka pikir peneliti
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Pengaruh informasi (mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya).. Terdapat tiga alasan seseorang

 Permasalahan yang terjadi berkaitan sumber daya airbersih dan air minum antara lain rusaknya daerah tangkapan air hujan, terjadinya erosi dan

Mencakup berbagai aspek: isi, metode, proses, subjek, evaluasi.. 1) Isi pendidikan moral harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan

Setelah dilakukan perbaikan oleh guru pada tahap mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi dengan cara meningkatkan keterampilan bertanya dan membina

Dismenore sedang memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meningggalkan aktivitas, untuk Dismenore berat memerlukan istirahat, memerlukan

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berinkuiri Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Universitas

Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen pada rumah makan Istana Minang jln Sisingamangaraja Parapat.. Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli

DATA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT.SOCFINDO AEK LOBA TAHUN 2015.. Universitas