Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan
Fire Kid’
s
Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung
Studi Deskriptif Tentang Daya Tarik Komunikator Program Kunjungan Kegiatan Penyuluhan Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Penelitian Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
ANDRA PAHLEVI NIM. 41809011
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN………..i
SURAT PERNYATAAN...ii
LEMBAR PERSEMBAHAN………...iii
ABSTRAK INDONESIA………..iv
ABSTRACK INGGRIS………v
KATA PENGANTAR………...vi
DAFTAR ISI……….vii
DAFTAR GAMBAR………...viii
DAFTAR TABEL………..………ix
DAFTAR LAMPIRAN……….……….x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………..….……….1
1.2 Rumusan Masalah………...9
1.2.1 Rumusan Makro...9
1.2.2 Rumusan Mikro...9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10
1.3.1 Maksud Penelitian…...10
1.3.2 Tujuan Penelitian...11
1.4 Kegunaan Penelitian...11
1.4.1 Kegunaan Teoritis...11
vii
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Hal
2.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu Yang Sejenis……….14
2.2 Tinjauan Pustaka………..20
2.2.1 Pengertian Komunikasi….………..20
2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi………....23
2.2.3 Proses Komunikasi……….….……23
2.2.4 Fungsi Komunikas……….……….………25
2.2.5 Tujuan Komunikasi…………..………….…………..……27
2.2.6 Komunikasi Kelompok...29
2.2.7 Pengertian Komunikasi Organisasi……….………30
2.2.8 Komunikasi Verbal………33
2.2.9 Komponen Komunika……….………..……….34
2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik………38
2.4 Kerangka Pemikiran………39
2.4.1. Kerangka teoritis………39
2.4.2 Kerangka Konseptual……...……….……….40 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………..42
3.1.1 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung……42
3.1.2 Tujuan Kegiatan Fire Kid’s……….…….45
vii
3.2 Metode Peneliti……….……...48
3.2.1 Desain Penelitian……….………..48
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….………...50
3.2.4 Subjek dan Penelitian Informan……….………….…..55
3.2.4.1 Subjek Penelitian……….……….55
3.2.4.2 Informan………..………..56
3.2.4.3 Informan Pendukung.……….………...58
3.2.5 Teknik Analisis Data………..…..……….59
3.2.6 Uji Keabsahan Data……….……..62
3.2.7 Lokasi dan Waktu Penelitan………..……….………..65
3.2.7.1 Lokasi Penelitian……….………..……..……..65
3.2.7.2 WaktuPenelitian………….………..………….65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Observasi Penelitian………...………..72 4.1 Analisa Identitas Informan dan Informan Pendukung….…………..74
4.2.1 Informan Penelitian...74
4.2.2 Informan Pendukung Penelitian...78
4.3 Analisi Deskriptif Hasil Penelitian……….….……..……82
4.3.2 Kekuatan Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak kota Bandung…...…83
vii
4.3.3 Daya tarik program kunjungan Fire Kid’spada
taman kanak-kanak kota Bandung……….………....114 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian……….……….……120
BAB V PENUTUP
5.1KESIMPULAN………..…………125
5.2 SARAN
……….……….128DAFTAR PUSTAKA……….…………..………131
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...41
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran………47
Gambar 3.2 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif ……….……60
Gambar 4.1 Wawan Sungkawa……….………..74
Gambar 4.2 Muhamad Iqbal………76
Gambar 4.3 Yadi Supriyadi………...77
Gambar 4.4 Wida Ningrum……….………78
Gambar 4.5 Ahmad Fahmi………..79
Gambar 4.6 Euis Sumiati………81
Gambar 4.7 Baju tahan api dan cara memakai pemancaran selang juga memadamkan api kebakaran………..89
Gambar 4.8 Situasi disaat Intruktur memberikan materi pada anak-anak……….92
Gambar 4.9 Alat-alat persiapan yang akan di gunakan saat keberlangsungn kegiatan Fire Kids………..97
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 : Tinjauan Penelitian Terdahulu...18
Tabel 3.1 : Daftar Tabel Informan Penelitian………58
Tabel 3.2 : InformanPendukung………59
Tabel 3.3 : Waktu Penelitian 2013……….………...…………66
Tabel 4.1 : Jadwal Wawancara Informan……….……….69
Tabel 4.2 : Jadwal Wawancara Informan Pendukung……….………..69
vii
Daftar Lampiran
Hal
Lampiran 1 : Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FISIP UNIKOM…...139
Lampiran 2 : Surat Perijinan penelitian dari BKBPM Pemerintah Kota Bandung..140
Lampiran 3 : Surat persetujuan menjadi pembimbing Seminar Usulan Penelitian...141
Lampiran 4 : Lembar Berita Acara Bimbingan selama peneliti menyusun Siminar Usulan Penelitian………..142
Lampiran 5 : Pedoman Observasi………..143
Lampiran 6 : Surat keterangan Angket………..149
Lampiran 7 : Kata Kunci Penelitian...……….………..150
Lampiran 8 : Identitas Informan………151
Lampiran 9 : Lembar Hasil wawancara dari peneliti kepada informan ……...152
Lampiran 10: Lembar pedoman wawancara dari peneliti kepada informan Pendukung………..…….…………153
Lampiran11: Dokumentasi………...………….………157
v
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan
hidayah selalu dilimpahkan padanya.
Dalam melaksanakan penulisan skripsi ini tidak sedikit penulis
menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan pihak keluarga, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuaku Ibunda tercinta Wida Ningrum dan Ayahanda Panji Irawan atas dukungan, motivasi dan fasilitas yang telah kalian keluarkan dan berikan untuk saya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan Skripsi ini. Secara
v
1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah mengeluarkan surat
pertujuan untuk dapat melakukan penelitian.
2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat. M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengesahan pada Skripsi ini. Dan sebagai ketua seminar usulan penelitian, terimakasih untuk masukannya yang telah diberikan
3. Yth Bapak Sangra Juliano P. S.I.Kom selaku Dosen wali yang senantiasa memberikan pembelajaran dan motivasi kepada penulis
4. Yth Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengerjakan Skripsi dan tidak henti-hentinya memberikan arahan serta saran dan kritik kepada penulis selama
bimbingan Skripsi.
5. Yth Adiyana Slamet S.Ip, M.Si sebagai penelaah seminar usulan penelitian trimakasih atas masukan yang telah diberikan kepada peneliti 6. Yth Seluruh Staff Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu
kepada penulis sejauh ini sehingga penulis bisa menuangkan ilmu dalam penulisan skripsi ini.
7. Yth sekertariat Program Studi Ilmu Kmunikasi yang telah memberikan kelancaran dalam mengeluarkan surat izin maupun persyaratn sehingga
v
8. Yth Wawan Sungkawa Selaku kepala bagian penanggulangan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung yang telah memberikan kelancaran
kepada peneliti untuk memberikan informasi dan ilmu selama peneliti melakukan penelitian.
9. Yth Yadi Supriyadi dan Muhamad Iqbal yang telah memberikan kelancaran pada peneliti untuk memberikan Informasi dan ilmu selama peneliti melakukan penelitian
10. Trimakasih kepada Yasni Apriyanti yang telah memeberikan dorongan semngat, motivasi serta doa yang menjadikan skripsi ini terselesaikan.
11. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikan kalian dapat dibalas oleh Allah Swt.
Atas segala bantuan dari seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.
Untuk kesempurnaan dari penulisan dan pelaksanaan penelitian ini, maka kritik dan saran yang membangun selalu dinantikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 3 Agustus 2013 Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Alvin A. Goldberg , 2006 komunikasi Kelompok, Proses-proses Diskusi dan Penerapannya, UI Pers.
Bagong Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta
Effendi, Onong Uchjana. 2001:10. “Komuniksi Teori dan Peraktek” Bandung,Simbiosa Rekatama Media.
Effendi, Onong Uchjana. 2006 “Hubungan Masyarakat”. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Fraizer Moore, H., PHD, 2004 Humas, Membangun Citra Dengan Komunikasi
H. Rochajat Harun, M.Ed., Ph.D. 2008 Komunikasi Organisasi. Rosda Karya Bandung.
Homsahrial Romli, 2011 Komunikasi Organisasi Rosda Karya Bandung
PT Bumi Aksara, 2005 Public Relation ; Pedoman Praktis Untuk PR, PT Bumi Aksa.
Prof. Deddy Mulyana, M.A., PH.D, 2008 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Karya Bandung.
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. PT. Remaja Rosdakarya Bandung .
Internet :
Website Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung :
www.dinaspemadamkebakaran, 10 April 2013, pukul 19.02.
www.dayatarik.com, 20 Maret 2013, pukul 10.14
www.dayatarik.com, 15 April 2013. Pukul 16.15
Sumber Lain
Asip Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung
Goja, Rahmat. 2012 Skripsi dengan judul “Sejauh Mana Daya Tarik
Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api
(Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya
Kartiwa, Tatang. 2012 Skripsi dengan judul “Daya Tarik Penyayi Dangdut
Dalam Saweran pada diburan dangdut (Studi deskriptif Tentang Daya Tarik Penyayi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan
Dangdut Di kota Bandung)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, pesan adalah proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada "komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol). “Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan, yang
tidak bisa diabaykan tanpa sebuah pesan ide yang ada dalam komunikator, pesan tidaklah mudah dilakukan apa yang akan disampaikan itu diantaranya pesan peringatan-peringatan, printah-printak pada anak-anak akan bahaya bermain api yang
menimbulkan kebakaran, pesan harus disusun dengan baik agar komunikator disaat menyampaikan informasi dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh Taman
kanak-kanak (TK) yang hadir dalam kegiatan daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung
kurangnya pemahaman masyarakat yang berada di pemukiman padat akan antisipasi kebakaran di pemukimannya.
Kondisi ideal yang seharusnya terjadi di masyarakat pemukiman padat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di pemukiman padat adalah perlunya disiplin
diri masyarakat dan memahami informasi yang berhubungan dengan antisipasi kebakaran di pemukiman padat untuk mencegah terjadinya kebakaran di pemukiman, sebagai contoh masyarakat perlu mewaspadai hal-hal yang bisa mengakibatlan
terjadinya kebakaran, seperti menggunakan material bahan listrik yang aman dan sudah mendapat sertifikasi keamanan, jangan pernah meninggalkan aktifitas
memasak untuk mengerjakan hal-hal yang lainnya, selain itu perhatikan kondisi kompor dan kemungkinan kebocoran gas, dan juga berbagai hal yang lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran. Namun kondisi sekarang yang terjadi di
masyarakat yang ada yaitu lalainya masyarakat dalam melakukan berbagai hal yang bisa menimbulkan terjadinya kebakaran, seperti banyaknya masyarakat yang tidak
menggunakan material bahan listrik yang sudah mendapatkan sertifikasi keamanan. Hal ini yang sering menyebab konsleting listrik dan dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, dan apabila terjadi kebakaran di pemukiman padat biasanya
sering terjadi kebakaran besar yang di sebabkan oleh beban api yang tinggi, dan juga padatnya bangunan yang saling berdempetan di wilayah pemukiman, yang pada
umumnya material bangunannya adalah material bangunan yang mudah sekali terbakar. Hal ini yang sering merambatnya kebakaran ke beberapa titik bangunan
sulit dilakukan karena beberapa faktor yang menghambat pemadaman pada saat terjadinya kebakaran. Terhambatnya pemadam kebakaran saat memadamkan
kebakaran karena akses jalan yang sempit berupa jalan atau gang kecil yang sulit untuk mendekat ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api adalah faktor yang
menghambat pemadaman. Solusi yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya kabakaran di pemukiman padat adalah memberikan informasi yang efektif kepada masyarakat.
Masyarakat agar mau mengantisipasi dan mewaspadai kebakaran di pemukiman padat. Dengan memberikan informasi yang jelas akan bahaya dari
kebakaran, dan memberikan informasi mengenai langkah-langkah mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Berdasarkan keterangan diatas daya tarik dari komunikator dalam program
kunjungan Fire Kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung, sehingga program tersebut mempunyai daya tarik sendiri. Sehingga tentu saja hal tersebut
mempengaruhi perhatian pesera Fire Kid’s perhatian memepengaruhi pengertian dan pengertian mempengaruhi perhatian dan pengertian mempunyai penerimaan, serta penerimaan mempengaruhi citra pengunjung terhadap program Fire Kid’s.
Menurut Moh. As’ad dalam bukunya pisikologi industri mengemukakan
bahwa : “Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang dan akan objek situasi
atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk
Daya tarik adalah kekuatan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang diperoleh dari media
komunikasi. Daya tarik dalam membentuk kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam membentuk animo komunikannya. Daya tarik dapat menjadi
proses yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif mapun respon negatife terhadap pesan komunikasi yang diberikan (Effendy, 1989 :181)
Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa daya tarik adalah proses awal
terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikannya. Sebagai suatu aspek kejiwaan, daya tarik bukan saja mewarnai
prilaku seseorang tetapi dapat juga mendorong pemberian suatu citra terhadap suatu program Fire Kid’s .
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa daya tarik komunikator dalam
program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung. Menurut Wawan Sungkawa sebagai pimpinan penanggulagan program ini adalah suatu kegiatan belajar sekaligus bermain, kegiatan ini menjadikan pembelajaran yang berbeda kegiatan ini mempunyai daya tarik tersendiri
Dikarenakan adanya daya tarik komunikator program tersebut maka peneliti mengangkat sebuah judul daya tarik komunikator program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung. Dari penjelasan daya tarik diatas Pernah anda
pendek listrik, percikan api rokok, petasan, kembang api dan penyebab lainnya, ini disebabkan oleh kesalahan ataupun kelalayan dari setiap orang. Sering kita dengar
saat ini banyak sekali informasi ataupun berita yang kita lihat ataupun kita dengar tentang musibah kebakaran dalam pemukiman penduduk, pasar tradisional, pabrik
tekstil ataupun tempat umum lainnya. pemerintah sering kali memperingati akan bahaya penyebab kebakaran tersebut seperti arus pendek, percikan api dan lain sebagainya.
Tetapi faktanya musibah kebakaran terebut terutama di kota – kota besar terutama di kota Bandung tetap saja tinggi dengan adanya musibah kebakaran, oleh
karena itu saat ini banyak pembelajaran-pembelajaran mencari tau langsung yang bersifat antisipasi, pencegahan atau penanggulanga tentang musibah kebakaran.
Karena informasi dari pemerintah kurang meluas maupun dalam media masa
ataupun elektronik dalam pencegahan kebakaran sering kali kita dengar ataupun kita lihat dalam musibah kebakaran menelan korban, itu disebabkan karena kurangnya
pemahaman bagaimana cara mencegah dan menanggulagi musibah kebakaran tersebut, yang membuat korban merasa kebingungan bagaimana cara memadamkan
api disaat api membesar dan sifat yang terjadi pada korban biasanya ketakutan terlebih dahulu, kebingungan dalam memadamkan api ataupun melarikan diri dari musibah tersebut, dari pada memadamkan apinya langsung, itu yang seringkali
sosialisasi kepada masyarakat langsung dengan turun ke lapangan untuk bagaimana cara-cara penanggulangan yang baik dan benar, hal ini sangat perlu dilakukan agar
setidaknya musibah kebakaran tidak selalu meningkat di musim panas.
Pemerintah dan masyarakat terus berperan aktif dalam memberikan suatu
informasi dengan melalui daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota Bandung., kegiatan ini sangat di pahami sekaligus
didukung dalam memberikan informasi tentang pemadaman kebakaran bagi taman
kanak-kanak (TK) kota Bandung dan bekerja sama dalam pencegahan ataupun menanggulangi bahaya kebakaran, ini adalah suatu program yang saat ini yang
sedang berjalan oleh bagian penyuluhan Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung.
Olah karena itu saat ini sudah ada pembelajaran tersebut untuk semua kalangan dari kalangan dewasa sampai dengan kalangan anak-anak pembelajaran
tersebut saat sudah diberikan terutama pada kalangan anak-anak mengapa demikian, karena pembelajaran tersebut sebaiknya diberikan terlebih awal dan sejelas mungkin
agar masyarakat setempat terutama anak-anak tersebut mengetahui bagai mana menaggulangi dan pencegahaan tentang penyebab-penyebab musibah kebakaran,
Untuk memahami pembelajaran teori sekaligus praktek tentang pencegahan dan penanggulangan musibah kebakaran, penyampaian informasi ini tidak hanya
untuk kalangan anak-anak saja para orang tua sekaligus masyarakat luas pun yang hadir disaat mengantarkana anak-anaknya berperan aktif dalam mendapatkan suatu
informasi pengawasan tentang bahaya api kebakaran dengan menyampaikan suatu pembelajaran dengan gaya yang menarik dan tidak membosankan terutama pada kalangan anak-anak kegiatan ini sangat baik dan sangat antusias dikalangan Taman
Kanak-Kanak (TK) kota Bandung,
Dengan adanya program seperti ini dan kerjasama antara pihak pemerintah
Dinas Kebakaran Kota Bandung Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung, dengan adanya program pengenalan bagai mana teori sekaligus praktek tentang penanggulangan dan pencegahaan api kebakaran mereka bisa memahami seperti apa
teori dan prakteknya langsung pada saat mereka berada di Dinas Kebakaran Kota Bandung.
Dengan Adanya program seperti ini karena dengan sistem pembelajaran turun langsung ke lapangan membuat mereka seperti belajar sambil bermain dan lebih
mudah menyampaikan pesan informasinya kepada mereka. dengan menyampaikan suatu informasi dan pesan yang disampaikan oleh pihak pemadam kebakaran kepada kalangan anak-anak perlu adanya kalimat-kalimat atau kata yang udah dimengerti
pembelajaran pada orang tua murid yang hadir dilapangan agar informasi atau pesan yang disampaikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran bisa dapat terus disampaikan oleh
orang tua murid kepada anak-anaknya.
Kegiatan ini lah yang saat ini sedang ramainya dilakukan, agar keberanian dan
kemauan anak lebih muncul, berani dan mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangannya, dengan pembelajaran seperti ini bertujuan agar terciptanya daya tarik komunikator dalam program kunjungan fire kid’s pada taman kanak-kanak kota
Bandung dalam memberikan informasi tentang pemadaman kebakaran pada taman kanak-kanak di kota Bandung..
Dengan memupuk keberanian, kemandirian dan jiwa kesatria sejak dini ini dapat menjadi sikap yang baik dan positif agar mereka memiliki pengetahuan yang luas, dengan pembelajaran dan penerapan yang baik dan kerja sama yang baik maka
progran ini akan terus memberkan dorongan ilmu pada seluruh kalangan masyarakat Bandung seluruhnya.
Dari latar belakang diatas menyusun judul penelitian sebagai berikut “Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.”
1.2Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti dapat merumuskan masalah makro dan mikro
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Rumusan Masalah Makro yang diangkat
oleh Peneliti adalah sebagai berikut :
“ Bagaimana Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire
Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung ? “
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro
Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus pada
rumusan masalah yang masih bersifat umum dengan subfokus-subfokus terpilih dan dijadikannya sebagai rumusan masalah mikro, yakni:
1. Bagaimana Daya tarik Kekuatan Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari
penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut:
1.3.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menjelaskan mengenai : Daya Tarik Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini mencapai hasil yang optimal maka terlebih dahulu diperlukant tujuan yang terarah dari penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Daya tarik Kekuatan Komunikator Dalam Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, sebagai
berikut :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini secara teoritis berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan pengembangan komunikasi secara khusus.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun dalam penelitian ini, selain memiliki kegunaan teoritisnya peneliti pun memaparkan kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan. Yaitu :
A. Kegunaan Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan
serta sebagai tolak ukur sekaligus hasil selama peneliti menjalani perkuliahan dan dapat dijadikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu komunikasi
yang selama ini diterima secara teori dan ilmu apa yang peneliti dapatkan selama perkuliahan dapat menjadi manfaat sebagai informasi kepada masyarakat banyak.
B. Kegunaan Bagi Universitas
Secara Praktis berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) secara umum dan khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai bahan rujukan atau referensi bagi mahasiswa Ilmu
literatur dan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
C. Kegunaan Bagi Dinas Pemadam Kebakaran
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dalam mendapatkan
informasi dan evaluasi tentang penanggulangan bahaya akan kebakaran dalam lingkungan masyarakat. program yang diadakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung dapat menjadi tolak ukur yang baik dan positif bagi
Dinas Pemadam Kebakaran dan Masyarakat.
D. Kegunaan Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi dan evaluasi yang ingin mendapatkan suatu informasi
mengenai bahaya api kebakaran dengan pembelajarn teori sekaligus peraktek dengan Daya Tarik Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak
Kota Bandung.
Dari penelitian tersebut dan mampu dijadikan pelajaran sekaligus kemampuan juga mampu menjadi pemahaman dan pengetahuan bagi
masyarakat agar tetap waspada tentang bahayanya musibah kebakaran yang setiap tahunnya meningkat dengan pembelajaran dan antisipasi
penanggulangan api kebakaran seperti ini diharapkan.
Masyarakat lebih memahami bagaimana antisipasi dan
menurun dan yang sangat diharapakan sekali tidak lagi terjadi apalagi sampai menelan korban.
Dan penelitian inipun dapat menjadi suatu pesan atau informasi sekaligus ilmu yang peneliti selama perkuliahan selama ini dapat bermangfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu Yang Sejenis.
Untuk memperkuat penelitian yang dilakukan, maka pada bab ini peneliti mengangkat penelitian terdahulu yang sesuai, yang dianggap relevan
sebagai pendukung dari penelitian yang digunakan.
Adapun penelitian terdahulu yang sejenis tersebut adalah sebagai berikut.
Debi Terania Nuranisa, 2012 skripsi dengan judul “Daya Tarik Dalang Pada
Program Acara Pojok Si Cepot Di STV Bandung”.
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Debi Terania adalah untuk
Mengetahui dan menjelaskan mengenai daya tarik dalang pada program acara pojok si cepot di STV Bandung untuk dapat menjawab mengenai daya tarik tersebut maka mengangkat tiga sub fokus yaitu kekuatan, pesan dan media
dari dalang dalam program acara pojok si cepot melalui komunikasi yang dikemas secara humor bagi penontonnya di STV Bandung.
Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif yang menjadi informan sebagai ini ada 2 orang dan 3 orang key informan, dengan teknik pengumpulan data wawancara,
Diperoleh Hasil penelitian adalah kekuatan dalang dalam program pojok si cepot adalah terletak pada kepiawaian suara dan intonasi pemain
suara dan intonasi yang dibuat oleh dalang dinilai memiliki cirihas tersendiri dan memberikan kesan yang baik bagi penontonnya.
Kesimpulan Penelitian adalah dalang pada program acara pojok si cepot di STV Bandung memiliki kekuatan, pesan dan media yang mampu menarik perhatian penonton penyampaian informasi dan pesan dalang yang
dikemas secara humor ini memiliki bentuk kesamaan yang berbeda dibandingkan program hiburan lainnya. Isi pesan yang disampaikan
mengandung persuasive, informasi dan konstruktif bagi penontonnya.
Tatang Kartiwa, 2012 Skripsi dengan judul “Daya Tarik Penyayi Dangdut Dalam Saweran pada diburan dangdut (Studi deskriptif Tentang Daya Tarik
Penyayi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut Di kota Bandung)”
Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh Tatang Kartiwa untuk
mengetahui daya tarik penyayi dangdut di mata penonton dalam saweran pada hiburan dangdut di kota bandung. Maka mengangkat tiga sub fokus diantaranya fisik, kesamaan dan keakraban dari Penyayi Dangdut Dalam
Saweran pada diburan dangdut.
Metode penelitian dengan Metode penelitian terdahulu adalah dengan
tersebut berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan pada
“Daya Tarik Penyanyi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut (Studi
Deskriptif Tentang Daya Tarik Penyanyi Dangdut Dalam Saweran Pada Hiburan Dangdut di Kota Bandung)”.Adapun informan utamanya adalah para
penonton hiburan dangdut pada acara hajatan yang memberikan uang saweran
pada seorang penyanyi dangdut di Kota Bandung, untuk memperkuat dan
memperjelas data yang diperoleh di lapangan peneliti pun mewawancarai
beberapa orang yang mengerti dan paham akan seorang penyanyi dangdut dan
kegiatan saweran dalam acara hiburan dangdut pada hajatan di Kota Bandung
sebagai informan pendukung, keseluruhan pemilihan informan tersebut dengan
menggunakan teknik purposive sampling.
Kesimpulan Penelitian adalah Daya Tarik Fisik seorang penyanyi dangdut dalam saweran pada hiburan di kota Bandung, dalam penelitian ini pada acara hajatan memang tidak dapat dipungkiri harus cantik, tampan,
komunikatif dengan penontonnya dan memiliki suara yang bagus serta berpenampilan menarik dengan cara cara berbusana yang tetap
memperhatikan situasi dan kondisi serta etika yang berlaku di tempat hiburan tersebut berlangsung. Karena daya tarik fisik tersebut merupakan faktor utama
Rahmat Gojali, 2012 Skripsi dengan judul “Sejauh Mana Daya Tarik Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya”
Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Gojali Untuk mengetahui daya tarik rasional program perkenalan kereta api oleh Humas PT.
Kereta Api (persero) DAOP 2 Bandung terhadap citra perusahaan, maka mengangkat tujuh sub fokus diantaranya rasional, emosional, moral, kognitis,
presepsi, motovasi, dan sikap dari Daya Tarik Program Pengenalan Kereta Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2 Bandung Terhadap Citra
Perusahaan Dikalangan Peserta Kegiatannya.
Metode penelitian adalah Dalam penelitian terdahulu ini menggunakan metode kuantitatif metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei dengan teknis analisis korerasional.Diperoleh.
Hasil penelitian adalah uraian dari hasil penelitian berdasarkan data
lapangan yang terkumpul, mencangkup tentang analisis korerasional, hasil penelitian meliputi table distribusi frekuensi Kesimpulan Penelitian adalah Mencangkup tentang. kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada
identifikasi masalah sarana untuk instansi tempat dilakukannya penelitian.
Tabel 2.1
Api Oleh Humas PT. Kreta Api (Persero) DAOP 2
Tujuan
Untuk mengetahui dalang padaSumber : peneliti, 2013
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Sesuai dengan kodratnya manusia itu adalah sebagai mahluk pribadi dan sosial. Dalam hal ini bagi manusia terdapat dua kepentingan yaitu kepentingan
pribadi dan kepentingan bersama (masyarakat). Kepentingan pribadi, karena manusia secara pribadi berkeinginan memenuhi kepentingan pribadi, dan kepentingan bersama karena manusia berkeinginan untuk memenuhi kepentingan masyarakat. Agar tercipta
suasana yang saling mengerti, suasana yang harmonis maka diperlukan suasana yang serasi, selaras dan seimbang. Keadaan dan situasi seperti ini menunjukan suatu
landasan kebudayaan dimana manusia dan atau masyarakat dapat menciptakan saling pengertian, saling kerja sama dan ini sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.
Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin Communis yang berarti “sama”. Communico, communicatio atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to mak common). Istiah pertama (communis) adalah
istilah yang palin sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi. Yang merupakan
berbagai hal-hal yang tersebut seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran” “kita
mendiskusikan makna” dan “kita mengirimkan pesan”.
Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku, kelompok diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar, dan sebagainya membahas
komunikasi. Manusia oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun non verbal. Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga
manusia untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi efektif,
kemampuan seperti itu bukan bawaan melainkan dipelajari.
Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchajana
Effendi dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Perktek” Ilmu Komunikasi adalah :
Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaikan informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2001:10)
Menurut M. Djenamar. SH, dalam bukunya Komunikasi dan Pidato,
“Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada
Sedangkan Menurut Hovland, dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam
buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” mendefinisikan komunikasi sebagai
berikut :
The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatees). (proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002:49).
Definisi diatas memberikan gambaran bahwa ketika ingin mengubah perilaku
seseorang yakni dengan melakukan komunikasi dengan cara memberikan rangsangan berupa suatu lambang bahasa yang dipahami oleh komunikan dan komunikator.
Perubahan yang diinginkan tidak hanya bersifat perubahaan perilaku tapi juga perubahaan cara berpikir (mindset) orang yang dituju. Reaksi perubahaan itu pun bermacam-macam, ada yang langsung atau bahkan ada yang mengalami proses
penundaan sampai orang yang dituju benar-benar memahami maksud dari aksi
komunikasinya. Komunikasi merupakan proses seorang komunikator menyampaikan
sesuatu, apakah itu pesan, kesan, atau informasi kepada orang lain sebagai komunikan,
bukan hanya sekedar memberitahu, tapi juga mempengaruhinya untuk melakukan
tindakan tertentu, yakni mengubah perilaku orang lain dengan menggunakan suatu media
2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi
Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku,
kelompok diskusi, pelatihan, lokakarya, seminar, dan sebagainya membahas komunikasi.
Manusia berberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik secara
terang-terangan, ataupun secara halus, baik secara verbal ataupun non verbal. Manusia
telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga manusia
untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan
sendirinya dibekali dengan kemampuan.
Berkomunikasi efektif, kemampuan seperti itu bukan bawaan melainkan
dipelajari. Seperti halnya yang dikatakan Miller dan rekan-rekannya (1975:11), sedikit saja kita diajari oleh budaya kita bagaimana membina hubungan dengan sesama manusia sehingga kita dapat mewujudkan potensinya secara penuh.
Hal yang sama juga dikatakan Tubbs dan Moss (1994:4), komunikasi masih
penting untuk dipelajari karena “ kuantitas tidak menjamin kualitas”. Untuk
mengetahui lebih dalam dan jelas tentang ilmu komunikasi, diawalai dengan pengertian dan asal kata dari para ahli terkemuka. (Mulyana, 2008:ix)
2.2.3 Proses Komunikasi
Sebuah komunikasi tidak akan lepas dari sebuah proses, oleh karena itu apakah pesan dapat tersampaika atau tidak tergantung dari proses komunikasi yang terjadi proses komunikasi yaitu :
Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang (symbol) sebagai media lambang sebagai primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menterjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu bentuk ide, informasi atau opini baik
mengenai hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).
Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu : “Proses komunikasi secara primer” dan “proses komunikasi secara
sekunder” (Effendy,2002:11-16).
Berikut adalah penjelasan mengenai proses komunikasi tersebut :
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
2.2.4 Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki beberapa fungsi, Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, adalah sebagai berikut :
1. Menginformasikan (to inform)
Adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to educate)
Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain)
Adalah Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (to influence)
Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.
(Sumber : Onong Uchjana Effendy,2003)
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu komunikasi dan peraktek
(communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang
lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau
pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui
pesan-pesan non verbal. 3. Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk
menghibur (persuasif). Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.
2.2.5 Tujuan Komunikasi
Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara
lain:
a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.
b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita member jalur ke timur.
c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.
Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang
diinginkan oleh pelaku Komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah:
1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan social (social change). (Effendy, 2003: 8)
Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah
mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.
Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).
b. Memahami orang sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.
c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.
2.2.6 Komunikasi Kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005)
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka
antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di
bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1.Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2.Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3.Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4.Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5.Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain. (Deddy Mulyana, 2005)
2.2.7 Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pernyataan manusia dengan lambang-lambang yang mengandung arti. Komunikasi yang efektif
hanya dapat tercapai bila pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi memberi arti dan makna yang sama terhadap lambang-lambang yang digunakan dalam kegiatan komunikasi tersebut.
a whole consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau
menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau terkordinasi)
(Effendy,2003:114).
Dengan kata lain, secara harfiah organisasi berarti paduan dari bagian-bagian
yang saling bergantung satu sama lainnya. Definisi organisasi Suatu sistem yang mapan
dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas” (Effendy, 2003:114).
Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu organisasi yang
melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan, dimana operasi dan
instruksi di antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berjalan secara pasti.
Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang
dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi
yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak
yang terus-menerus berubah yang dilakukan antara orang-orang antara yang satu dengan
lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk
organisasi tersebut. Sedangkan pandangan objektif menyarankan bahwa sebuah
organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan kongkret, dan merupakan struktur
dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang
nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan
(Mulyana,2005:11).
Pernyataan Pace dan Faules tersebut memperlihatkan bahwa dalam pandangan
saling berinteraksi. Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi mensyaratkan
adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu
tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan
karyawan. Di samping itu, dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial,
memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk
dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada
atasan, komunikasi horizontal atau yang sama tingkatnya dalam organisasi, keterampilan
berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program
(Redding dan Sanborn dalam Muhammad,2002:65).
Sedangkan Goldhaber (1986) mengemukakan bahwa ”Komunikasi organisasi
2.2.8 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang ada dalam
kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksi sosialnya. Pengertian Komunikasi
Verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan lisan atau dengan tertulis.
Peranannya sangat besar karena sebagian besar dengan komunikasi verbal
ide-ide, pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan secara verbal dibandingkan non verbal. Komunikan juga lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan dengan komunikasi verbal ini.
Pesan yang disampaikan berupa pesan verbal yang terdiri atas kode-kode verbal. Dalam penggunaannya kode-kode verbal ini berupa bahasa. Bahasa adalah
seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kumpulan kalimat yang mengandung arti. Bahasa ini memiliki tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Untuk mempelajari tentang segala hal yang ada di sekeliling kita.
2. Untuk membina hubungan yang baik dalam hubungan manusia sebagai makhluk sosial antara satu individu dengan individu lainnya.
3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam perjalanan kehidupan manusia
a. Menurut teori operant conditing bahasa dipelajari dengan adanya stimulus dari luar yang menyebabkan seseorang pada akhirnya
berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh orang yang memberinya stimulan.
b. Dalam teori kognitif bahasa merupakan pembawaan manusia sejak lahir yang merupakan pembawaan biologis. Di sini ditekankan bahwa manusia yang lahir ke dunia berpotensi untuk bisa berbahasa.
c. Mediating theory dikenal dengan istilah teori penengah. Di sini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak hanya sekadar sebagai reaksi dari adanya stimulus dari luar, tapi juga dipengaruhi proses internal yang terjadi dalam diri manusia itu sendiri.
Tanpa bahasa manusia tidak bisa berfikir, bahasalah yang mempengaruhi persepsi serta pola-pola pikir yang ada pada seseorang. Hal
tersebut dinyatakan oleh Benyamin Lee Whorf dan Edward Sapir dalam hipotesa yang dibuatnya.
2.2.9 Komponen Komunikasi
Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :
1. Komunikator (communicator) 2. Komunikan (com municant) 3. Pesan (mes sage)
5. Efek ( e f e c t ) (Onong Uchjana Effendi (2000:6)
Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan
bahwa “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.
1. Komunikator
Kita menggunakan istilah sumber-penerima, karena sumberpenerima
sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus
penerima (pendengar). “Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara,
menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui dan sebagainya”. (Devito, 1997 :
27).
2. Komunikan
Tetapi ketika kita mengirim pesan kita juga menerima pesan. Anda menerima pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita
menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika kita berbicara dengan orang
dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya. Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan fungsi penerima.
3. Pesan
Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada "komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol).
“Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan”.
(Effendy, 2000 : 11).
Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gestur e) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat dengan menggunakan alat
seperti tongtong, bedug, sirine dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu samasama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada orang lain.
4. Media
“Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali
komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua
interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara visual (saluran
visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi (saluran taktil).
“Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern
yang dewasa ini banyak dipergunakan”. (Effendy, 2000 : 37). Tradisional
misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang lebih
modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada
umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.
5. Efek
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih
orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. “Pada setiap tindak komunikasi
selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau
belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif. Kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan
perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini adalah efek psikomotorik”. (Devito, 1997 : 29)
2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik.
Menurut Onong Uchjana Effendy (1989:181) daya tarik adalah “ Kekuatan penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehinga seseorang mampu untuk
mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.
Sikap membuat orang senang akan objek situasi atau ide tertentu. Hal ini
diikuti perasaan senada dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu.
Daya tarik dapat menjadi sesuatu proses yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi yang diberikan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampaikan akan dapat menarik perhatian sehingga menambah pengunjung yang tergerak untuk
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini sebagai ranah pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah
kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun konseptual. Adapun kerangka pemikiran secara teoritis dan konseptual, sebagai berikut:
2.4.1 Kerangka teoritis
Penelitian ini didasari dengan pendekatan pada kajian komunikasi. Merupakan suatu kegiatan penyampaian pernyataan manusia dengan
lambang-lambang yang mengandung arti. Komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai bila pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
memberi arti dan makna yang sama terhadap lambang-lambang yang digunakan dalam kegiatan komunikasi tersebut.
Ada pun fokus penelitian ini, Daya Tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kencenderungan untuk mencari objek yang disenanginya.
Berdasarkan definisi mengenai daya tarik tersebut, maka peneliti mengambil bahwa daya tarik menurut Effendi adalah kekuatan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan
kembali pesan yang diperoleh dari media komunikator. Daya tarik dalam membentuk kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam
membentuk animo komunikan, daya tarik dapat menjadi suatu proses yang sangat berkembang menjadi pemberian respon positif mapun respon negative
2.4.2 Kerangka Konseptual
Kerangka teoritis diatas diaplikasikan dalam kerangka pemikiran konseptual sesuai dengan penelitian yang akan dikaji yaitu Daya Tarik komunikator dalam
Program Kunjungan Fire Kid’s Pada Taman Kanak-Kanak Kota Bandung. Dalam komunikasi kelompok adanya interaksi antara dinas dan pengunjung. Dimana seorang petugas menyampaikan pesan melalui sebuah komunikasi dengan cara simulasi yang
yang diperagakan sekaligus diperaktekan kepada pengunjung secara umum.
Dalam proses menyampaikan pesan melalui simulasi tersebut adanya
pesan-pesan secara langsung pada pengunjung dengan cara simulasi dan pesan-pesan-pesan-pesan didalam simulasi tersebut. Adapun pesan nonverbal yang diberikan pada petugas terhadap kanak-kanak seperti gerakan-gerakan atau simbol-simbol tertentu yang
didalamnya tersimpan sebuah pesan atau perintah.
Daya tarik, secara konseptual dapat dijelaskan suatu kekuatan dalam diri
seseorang atau suatu hal tertentu yang menimbulkan simpati atau dorongan untuk menyukai hal tersebut. Dalam penelitian ini, Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung sebagai komunikator. Seorang komunikator dalam penyampaian pesan
haruslah memiliki kekuatan daya tarik dalam dirinya untuk menarik rasa simpati dan keingin tauan, sehingga dengan rasa simpati dan keingin tauan tersebut akan
menimbulkan feed back yang baik pada kanak-kanak dan pengunjung yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung. Apabila program penanggulangan ini
simpati dan keingin tauan kanak-kanak dan pengunjung, maka dengan otomatis kanaka-kanak dan pengunjung pun tidak tertarik dalam mengikuti kegiatan ini.
Berikut dibawah ini adalah model alur kerangka pemikiran yang peneliti hendak dijelaskan dalam penelitian ini :
Gambar 2.1 Kerangka pikir peneliti
Sumber : Peneliti 2013 Dinas Pemadam
Kebakaran
Masyarakat
Taman Kanak-kanak di Bandung Daya Tarik Program
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Fire Kid’s Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung.
Pada taun 1980 saat itu pemadam kebakaran masih bernama PBB (Pasukan
Baris Berbaris) yang bertempat di jalan Ahmadyani No 96. Pada saat itu pemadam
berinduk pada PDAM kota bandung yang bertempat di Badak Siaga. Pada saat tahun
1980 pemadan selain masih bernama PBB (Pasukan Baris Berbaris) dikenal juga
dengan istilah Branwir. Branwir adalah istilah dari orang-orang pada saat jaman
kolonial belanda.
Awal mula terlaksananya kegiatan yang dinamakan Fire Kid’s yang sudah
lama dibuka oleh Dinas Pemadam Kebakaran kota Bandung yang dilaksanakan oleh
bagian bidang penyuluhan Dinas berawal pada tahun 1980 tetapi pada saat itu
kegiatan tersebut belum berjalan secara sebagai mana mestinya, karena masih
adannya perubahan-perubahan nama Dinas yang belum pasti ketetapannya, kegiatan
ini sudah diresmikaan pada saat Dinas Pemadam Kebakaran itu berdiri, pada saat itu
pemadam kebakaran masih bernama PBB atau disebut dengan pasukan baris berbaris
Pada era reformasi penyelaggaraan Pemerintahan Daerah dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 1999, maka pengelolaan penanggulangan kebakaran
mengalami lagi perubahan menjadi Dinas Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Kota Bandung ( DPPK Kota Bandung ) sebagaimana diatur dalam Perda
No.5 Tahun 2001 tanggal 7 Maret 2001.
Pada saat itulah tahun 1999 kegiatan Fire Kid’s lebih di gencarkan lagi untuk
memeberikan informasi yang bermangfaat bagi kalangan anak-anak dan juga
pengunjung tetapi saat itu kegiatan tersebut masih kurang dikenal oleh kalangan
masyarakat, karena kurang luasnya informasi yang diberikan Dinas Pemadam
kebakaran maupun pemerintah.
Kegiatan ini terus bekerja sama dengan masyarat juga sekolah-sekolah untuk
memiliki visi misi yang ingin di capai yaitu memeberikan pembelajaran pada
kalangan anak-anak akan bahaya bermain api, kegiatan Fire Kid’s ini terus
dikembangkan oleh pihak Dinas Pemadam kebakaran khususnya bagian penyuluhan
agar kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan
Untuk memahami pembelajaran teori sekaligus praktek tentang pencegahan dan penanggulangan musibah kebakaran, penyampaian informasi ini tidak hanya
untuk kalangan anak-anak saja para orang tua sekaligus masyarakat luas pun yang hadir disaat mengantarkana anak-anaknya berperan aktif dalam mendapatkan suatu
kalangan anak-anak kegiatan ini sangat baik dan sangat antusias dikalangan Taman Kanak-Kanak (TK) kota Bandung.
Dalam kegiatan Fire Kid’s ini diperkenalkan upaya memadamkan api menggunakan alat sederhana berupa karung goni yang dibasahkan dan dipraktekkan
oleh masing-masing anak didampingi instruktur dari Pemadam Kebakaran Badung. Disamping praktek pemadam kebakaran juga di tunjukkan pakaian yang dipergunakan dalam memadamkan api berupa pakaian tahan panas
Dengan adanya program seperti ini dan kerjasama antara pihak pemerintah Dinas Kebakaran Kota Bandung Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung, dengan
adanya program pengenalan bagai mana teori sekaligus praktek tentang penanggulangan dan pencegahaan api kebakaran mereka bisa memahami seperti apa teori dan prakteknya langsung pada saat mereka berada di Dinas Kebakaran Kota
Bandung.
Dengan memupuk keberanian, kemandirian dan jiwa kesatria sejak dini ini
dapat menjadi sikap yang baik dan positif agar mereka memiliki pengetahuan yang luas, dengan pembelajaran dan penerapan yang baik dan kerja sama yang baik maka
progran ini akan terus memberkan dorongan ilmu pada seluruh kalangan masyarakat Bandung seluruhnya
3.1.2 Tujuan Kegiatan Fire Kid’s
1. Membangun jiwa kesatria pada anak.
2. Membangun kemandirian pada prilaku anak.
3. Untuk mengenalkan dan mendekatkan anak-anak usia dini pada
bahaya kebakaran.
4. Memberikan pembelajaran teori sekaligus pratik agar dapat bisa
mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memperkenalkan fasilitas (alat pemadam kebakaran dan berbagai
macam fungsi kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran) pada anak-anak
6. menjalin hubungan baik antara masyarakat dengan petugas Dinas
Pemadam Kebakaran kota Bandung
3.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran
Struktur Organisasi Dinas Kebakaran Kota Bandung sebagaimana
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
3. Bidang Pembinaan dan Penyuluhan, membawahkan : 3.1. Seksi Penyuluhan
3.2. Seksi Bina Peran Serta Masyarakat 4. Bidang Pencegahan, membawahkan :
4.1. Seksi Pendataan dan Statistik 4.2. Seksi Inspeksi dan Rekomendasi
5. Bidang Pengendalian Operasi Pemadaman, membawahkan :
5.1. Seksi Penanggulangan Kebakaran 5.2. Seksi Penyelamatan
6. Bidang Sarana Teknis, membawahkan :
6.1. Seksi Sarana Teknis Pemadaman & Penyelamatan 6.2. Seksi Pengendalian Sarana Penyelamatan
7. UPTD, membawahkan 7.1 Sub Bag. TU
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran
Sumber : Arsip Perusahaan