• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2008-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

RAHMAT ABDILLAH

NIM 1111046100115

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2008-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

RAHMAT ABDILLAH NIM 1111046100115

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rahmat Abdillah NIM : 1111046100115

Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan memepertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

Jakarta, 6 Desember 2015

(5)

ABSTRACT

RAHMAT ABDILLAH, NIM: 1111046100115, The Determinants Factor of Islamic Bank’s Profitability and Liquidity in Indonesia. (2008-2015 period). Studies Program Muamalat, Islamic Banking Concentration, Faculty of Sharia and Law, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in 1437 H / 2015 AD

This study aimed to analyze the factors that affect the profitability and liquidity in Islamic banks (BUS) in Indonesia. The sample used in this study is the Muamalat Indonesia Bank, Syariah Mandiri Bank, and Mega Syariah Bank.

The method used mainly in this study is multiple regression analysis of time series data using SPSS premises. The research data consists of return on assets (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non-performing financing (NPF), and operating expenses to operating revenue (BOPO).

The results showed that the liquidity (quick ratio) and efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on profitability (ROA), and capital (CAR) has a positive significant effect to profitability (ROA). Capital (CAR) has a significant positive effect on liquidity (quick ratio), efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on the liquidity (quick ratio), and the problematic financing (NPF) has no significant effect on liquidity (quick ratio).

Keywords: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, and multiple linear regression Adviser: Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D.

(6)

ABSTRAK

RAHMAT ABDILLAH, NIM:1111046100115, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2015 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas di bank umum syariah (BUS) di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah.

Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda data time series dengan menggunakan SPSS. Data penelitian terdiri dari return on asset (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), dan biaya operasional terhadap perndapatan operasioanal (BOPO).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA), dan permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif teradap profitabilitas (ROA). Permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap likuditas (quick ratio), efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap likuiditas (quick ratio), dan pembiayaan bermasalah (NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio).

Kata Kunci: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, dan Regresi linear berganda Pembimbing :

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan anugerah dan nikmatnya pada diri ini sehingga dalam menjalankan aktivitas dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Karena atas jasa beliaulah kita bisa keluar dari jaman jahiliyah dan bisa merasakan manisnya iman dan Islam. Dan semoga kelak di hari akhir kita termasuk golongan umatnya yang mendapat syafaatul udma.

Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan masukan yang berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Untuk itu ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum bapak Asep Sepudin, MA, Ph.D

2. Wakil Dekan bidang Akademik Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum ibu Dr. Euis Amalia, MA.

(8)

viii

4. Pembimbing skripsi bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D yang telah mebimbing penulis dengan sabar dan memberikan ilmunya hingga penelitian ini selesai dengan baik.

5. Bapak Ahmad Khairul Hadi, MA selaku dosen pembimbing akademik

6. Bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah yang telah menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua, ayahanda Zulfiadi Ahmad dan ibunda Yandefita yang selalu memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam penulisan dan penyusuan skripsi ini.

8. Kakanda Zulfitra Utami Putri dan Adinda Zahra Zulfia Ananta yang selau memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.

10. Teman-teman dan sahabat, Rini Puspitasari, Ahmad Syaugi, Andi Azhari, Ari Hijrianto, Dodi Frans, dan Darma Saputra yang telah memberi dukungan dan membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

11. Seluruh teman-teman Perbankan Syariah C/2011 yang selalu kompak di dalam maupun duluar kelas.

(9)

ix

Jakarta, 6 Desember 2015 Penyususun

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRACT ... v

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

C. Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas ... 31

D. Tinjauan Teoritis Variabel Independen ... 34

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ... 34

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ... 38

E. Kerangka Pemikiran ... 42

1. Profitabilitas ... 42

(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 44

b. Uji Heterokedastisitas ... 47

c. Uji Multikolinearitas ... 48 A. Analsis Statistik Deskriptif ... 53

1. Bank Muamalat Indonesia ... 53

2. Bank Syariah Mandiri ... 54

3. Bank Mega Syariah ... 55

B. Uji Asumsi Klasik ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Heterokedastisitas ... 65

3. Uji Multikolinearitas ... 71

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ... 103

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ... 107

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 113

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 119

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Bank Syariah di Indonesia ... 5

Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA) ... 7

Tabel 1.4 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 9

Tabel 1.5 Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF) ... 10

Tabel 1.6 Kriteria Penilaian BOPO ... 11

Tabel 3.1 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BMI ... 53

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif BSM ... 54

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif BMS ... 55

Tabel 4.4 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Profitabilitas) ... 57

Tabel 4.5 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Likuiditas) ... 59

Tabel 4.6 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Profitabilitas) ... 60

Tabel 4.7 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Likuiditas) ... 61

Tabel 4.8 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Profitabilitas) ... 63

Tabel 4.9 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Likuiditas) ... 64

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Profitabilitas) ... 72

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Likuiditas) ... 73

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Profitabilitas) ... 73

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Likuiditas) ... 74

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Profitabilitas) ... 75

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Likuiditas) ... 75

(14)

xiv

Tabel 4.17 Uji Durbin Watson BMI (Y=Profitabilitas) ... 77

Tabel 4.18 Uji Durbin Watson BMI (Y=Likuiditas) ... 77

Tabel 4.19 Uji Durbin Watson BSM (Y=Profitabilitas) ... 78

Tabel 4.20 Uji Durbin Watson BSM (Y=Likuditas) ... 78

Tabel 4.21 Uji Durbin Watson BMS (Y=Profitabilitas) ... 79

Tabel 4.22 Uji Durbin Watson BMS (Y=Likuiditas) ... 79

Tabel 4.23 Uji F BMI (Y=Profitabilitas) ... 80

Tabel 4.35 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Profitabilitas) ... 94

Tabel 4.36 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Likuiditas) ... 94

Tabel 4.37 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Profitabilitas) ... 95

Tabel 4.38 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Likuiditas) ... 95

Tabel 4.39 Uji Koefisien Determinasi BMS (Y=Profitabilitas) ... 96

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Statistik BUS dan UUS ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas ... 42

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Likuiditas ... 43

Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Profitabilitas) ... 57

Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Likuiditas) ... 58

Gambar 4.3 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Profitabilitas) ... 60

Gamvar 4.4 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Likuiditas) ... 61

Gambar 4.5 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Profitabilitas) ... 63

Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Likuiditas) ... 64

Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Profitabilitas) ... 66

Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Likuiditas) ... 67

Gambar 4.9 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Profitabilitas) ... 68

Gambar 4.10 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Likuiditas) ... 69

Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas BMS (Y=Profitabilitas) ... 70

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(17)

perdagangan defisit menyebabkan perekonomian nasional semakin lesu dan berdampak pada berbagai sektor perekonomian nasional tidak terkecuali sektor perbankan. Pelemahan ekonomi bisa berdampak terhadap sektor keuangan seperti perbankan tapi perbankan juga bisa menjadi kunci untuk membangkitkan perekonomian nasional dari keterpurukan.

Tabel 1.1

Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 (juta USD)

Tahun

Nonmigas Migas Jumlah

Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor

2008 107.894,20 98.644,40 29.126,30 30.552,90 137.020,40 129.197,30 2009 97.491,70 77.848,50 19.018,30 18.980,70 116.510,00 96.829,20 2010 129.739,50 108.250,60 28.039,60 27.412,70 157.779,10 135.663,30 2011 162.019,60 136.734,10 41.447,00 40.701,50 203.496,60 177.435,60 2012 153.043,00 149.125,30 36.977,30 42.564,20 190.020,30 191.689,50 2013 149.918,80 141.362,30 32.633,00 45.226,40 182.551,80 186.628,70 Sumber: Data Badan Pusat Statistik

(18)

3

pembayaran1. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum , artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Pada prinsipnya, bank syariah adalah sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional baik itu produk penghimpunan dana (founding) maupun produk pembiayaan (financing) pada dasarnya dapat pula diadakan oleh bank syariah.

Salah satu prinsip utama bank dalam perbankan syariah adalah prinsip bagi hasil yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank , serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam transaksi.

Market share perbankan syariah di Indonesia saat ini baru berkisar 5% dibandingkan dengan total aset bank secara nasional.2 Jumlah nasabah bank syariah

1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/PBI/2007 Perubahan Atas: Peraturan Bank Indonesia

Nomor 8/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prindip Syariah

(19)

saat ini masih dibawah 10 juta orang sehingga potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih sangat besar karna jumlah usia produktif di Indonesia terus bertambah. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar3, tentu menjadi potensi besar bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Gambar 1.1

Sumber: Data Otoritas Jasa Keuangan

Sampai dengan bulan november 2014 tercatat terdapat 12 bank umum sayriah (BUS), 22 unit usaha syariah (UUS), dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dengan total jaringan 2.539 kantor yang tersebar di hampir diseluruh wilayah

3 Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 237,6

juta jiwa.

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Statistik Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah

(20)

5

Indonesia4. Total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai 262 triliun rupiah, sedangnkan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) menapai 6,4 triliun rupiah5. Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah jauh lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan porsi perbankan syariah dalam perbankan nasional menjadi 5%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi pada industri perbankan syariah terus dapat dipertahankan, maka porsi perbankan sayriah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun kedepan. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia juga bisa terlihat dari data statistik badan otoritas jasa keuangan (OJK), tercatat bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2014 total aset dan DPK komulatif bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia selalu mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Pendapatan bank umum syariah dan unit usaha syariah juga selalu bergerak positif dari tahun 2009 sampai 2014 kecuali pada tahun 2011 yang menurun cukup tinggi. Efisiensi bank syariah dinilai cukup baik dan selalu meningkat tiap tahunnya sehingga bank syariah mampu bersaing dengan bank-bank konvensional.

Tabel 1.2

Jumlah Bank Syariah di Indonesia

Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah (BUS)

Jumlah Bank 5 6 11 11 11 11 12

Jumlah Kantor 581 711 1.215 1.410 1.745 1.998 2.174

4 Otoritas Jasa Keuangan, Op.Cit

(21)

Unit Usaha Suariah (UUS)

Jumlah Bank 27 25 23 24 24 23 22

Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 355

Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)

Jumlah Bank 131 138 150 155 158 163 163

Jumlah Kantor 202 225 286 364 401 402 438

Total Kantor 1.024 1.223 1.763 2.101 2.663 2.990 2.967 Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa pertumbuhan perbankan syariah semakin meningkat tiap tahunnya. Meningkatnya eksistensi bank syariah di Indonesia juga didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya di bank syariah dan mulai berkembang menjadi sebuah tren. Tren tersebut dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisabah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibandingkan dengan bunga pada bank konvensioanal. Selain itu kinerja bank syariah menunjukkan peningkatan yang signifikan tercermin dari profitabilitas semakin meningkat. Kinerja bank merupakan hal yang sangat penting pada bisnis perbankan untuk menunjukkan kredibilitasnya untuk mendorong masyarakat menggunakan jasa bank tersebut. Hubungan nasabah dengan bank syariah bukanlah hubungan anatara debitur dan kreditur, tapi merupakan hubungan kemitraan (partnership) antara pemilik dana (sohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).6 Karna itu keuntungan (profitabilitas) bank berpengaruh terhadap bagi hasil yang akan diberikan pada nasabah penyimpan dana.

(22)

7

Profitabilitas bank dapat diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilliki, sedangkan ROE mengukur efektifitas bank berdasarkan ekuitas. ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.7 Semakin tinggi ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karna tingkat pengembalian (return) semakin besar.8

Tabel 1.3

Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA)

Level Kriteria Informasi

Level 1 ROA > 1,5% Sangat Tinggi

Level 2 1,25% < ROA ,5% Tinggi

Level 3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Tinggi

Level 4 0% < ROA ≤ 0,5% Rendah

Level 5 ROA ≤ 0% Sangat Rendah

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

Selain profitabilitas, likuiditas juga menjadi faktor penting dalam dunia perbankan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Likuiditas menggambarkan kemampuan bank untuk mengakomodasi penarikan deposit dan kewajiban lainnya

7 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2009, h.119

8 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua,

(23)

secara efisien dan untuk menutup peningkatan dana dalam pinjaman serta portofolio investasi. Bank yang memiliki tingkat likuiditas yang memadai dapat memperoleh dana yang diperlukan (dengan meningkatkan kewajiban, mengamankan, atau menjual aset) dengan segera dan dengan biaya yang masuk akal.9 Likuiditas pada bank syariah dapat dilihat dari nilai quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan (pemilik simapanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki bank. Semakin tinggi angka quick ratio maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut. Profitabilitas dan likuiditas sama-sama memiliki arti penting bagi bank. Kelangsungan hidup bank dalam jangka pendek tergantung pada likuiditas yang dimiliki bank tersebut. Sedangkan kelangsungan hidup bank dalam jangka panjang, dan kontinuitas tergantung pada profitabilitas. Bank yang berhasil adalah bank dengan tingkat likuiditas yang tepat (tidak terlalu tinggi dan tidak terlau rendah) mampu mendapatkan profitabilitas maksimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank seperti ukuran bank, permodalan, pembiayaan bermasalah, efisiensi, dll.

Dalam penelitian ini akan diuji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada 3 bank umum syariah di Indonesia. Terdapat tiga variabel yang akan digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap profitabilitas dan likuiditas. Pada

9 Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, Analisis Resiko Perbankan, Salemba Empat,

(24)

9

faktor-faktor yng mempengaruhi profitabilitas adalah variabel likuditas, permodalan dan efisiensi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas adalah permodalan, pembiayaan bermasalah, dan efisiensi.

Permodalan menjadi kunci bagi bank dalam bersaing dengan bank lainnya. Kemampuan modal yang lebih baik dan distribusi modal yang tepat akan membuat bank dapat bersaing. Permodalan pada bank syariah dapat dilihat dengan menggunakan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut ketentuan BI tingkat CAR yan harus dimiliki bank syariah adalah 8%. Jika bank bank mampu memenuhi kebutuhan 8% CAR sesuai kriteria BI berarti bank mampu membiayai operasional bank, sehingga bank dapat menjaga likuiditas dan mendapatkan profitabilitas.

Tabel 1.4

Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR)

Level Kriteria Informasi

Level 1 KPMM % Jauh Lehih Tinggi dari Ketentuan

Level 2 9% ≤ KPMM < 12% Lebih Tinggi dari Ketentuan

Level 3 8% ≤ KPMM < 9% Sedikit Lebih Tinggi dari Ketentuan

Level 4 6% < KPMM 8 12% Lebih Rendah dari Ketentuan

Level 5 KPMM ≤ 6% Jauh Lehih Rendah dari Ketentuan

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

(25)

(NPF). NPF merupakan rasio yang menggambarkan persentase jumlah pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Semakin tinggi nilai NPF akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan likuiditas bank syariah.

Tabel 1.5

Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF)

Level Kriteria Informasi

Level 1 NPF < 2% Sangat Baik

Level 2 2% ≤ NPF < 5% Baik

Level 3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik

Level 4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Baik

Level 5 NPF ≥ 12% Buruk

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

(26)

11

Tabel 1.6

Kriteria Penilaian Biaya Operasiaonal Pendapatan Operasional (BOPO)

Level Kriteria Informasi

Level 1 BOPO ≤ 83% Sangat Tinggi

Level 2 83% < BOPO ≤ 85% Tinggi

Level 3 85% < BOPO ≤ 87% Moderat

Level 4 87% < BOPO ≤ 89% Rendah

Level 5 BOPO > 89% Snagat Redah

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

(27)

berkesimpulan bahwa capital adequacy dan non performing loan (NPL) berpengaruh positif terhadap likuditas bank. Dari berbagai penelitian terdahulu diatas maka dapat dilihat terdapat gap dan keragaman argumentasi bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas. Sehingga Berdasarkan latar belakang diatas penyusun memberi judul penelitian ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada Bank Umum Syariah di

Indonesia (Periode 2008-2015)”.

B. Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank umum syariah di Indonesai. Sebelumnya telah di indentifikasi faktor faktor yang mungkin mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas antara lain:

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

a. Likuiditas (quick ratio) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia.

b. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah di Indonesia.

(28)

13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuditas

a. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia.

b. Pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia.

c. Efisiensi (BOPO) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini akan menjelaskan tentang:

1. Bagaimana pengaruh likuditas (quick ratio), permodalan (CAR), dan efisiensi (BOPO) terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indoenesia.

D. Tujuan Penelitian

(29)

1. Profitabilitas

a. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia.

b. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.

c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia

2. Likuiditas

a. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia

b. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia

c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan konsep latar belakang, serta tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

1. Menjadi salah satu referensi dalam kajian tentang profitabilitas dan likuiditas perbakan.

(30)

15

3. Bagi bank, dapat menjadi referensi dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas.

F. Review Studi Terdahulu

Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) The Impact of Liquidity on Bank Profitability. Pada penelitian ini, penulis meneliti bagaimana pengaruh liquid asset pada profitabilitas bank-bank besar yang ada di AS dan Canada. Asset liquid bisa berbentuk kas, piutang di bank lain atau pemerintah dan surat berharga. Sementara profitabilitas diukur dengan melihat rasio return on equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan profitabilitas pada bank yang menahan liquid asset, namun ada satu titik dimana menahan asset liquid lebih tinggi justru menurunkan profitabilitas bank. Selain itu, bukti empiris menunjukkan bahwa hubungan ini bervariasi tergantug pada model bisnis bank dan kondisi ekonomi. Hasil penelitian ini relevan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan standar tingkat likuiditas yang sesuai bagi bank.

(31)

10%). Secara parsial setiap sektor menunjukkan ada hubungan signifikan likuiditas dengan profitabilitas. Secara simultan dari semua sektor juga menunjukkan hubungan yang signifikan likuiditas dan profitabilitas. Sebelum masa resesi (2006) likuiditas dan profitabilitas cenderung stabil. Setelah terjadi resesi (2008-2011) liquiditas dan profitabilitas dari berbagai sektor bervariasi. Likuiditas pada bank pemerintah mengalami fluktuasi, sedangkan sektor lain tetap kuat. Profitabilitas terjadi fluktuasi di semua sektor (bank pemerintah, bank syari’ah, bank multinasional dan bank swasta komersial). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan anatara likuiditas dan profitabilitas bank dari berbagai sector di Bangladesh.

Limon Moinur Rasul (2013) Impact of Liquidity on Islamic Bank’s

(32)

17

dipengaruhi secara signifikan oleh semua variable likuiditas, ROA, dan ROD justru memiliki korelasi signifikan dengan model yang sama pada level signifikan 1%.

Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) dengan penelitian berjudul

“The Impact of Liquidity on Bank Profitability”. Penlitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepemilikan liquid asset terhadap profitabilitas pada Bank besar di US dan Canada. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas beberapa bank meningkat ketika mempertahanakan likuid asset, namun ada titik dimana bank dengan asset likuid mengalami penurunan profitabilitas. Model ini bergantung model bisnis bank dan keadaan ekonomi.

(33)
(34)

19

profitabilitas dan likuiditas lebih rendah pada periode 2008-2012. Namun telah meningkat tajam pada profitabilitas selama periode 2011-2012.

Muhammad Asif Khan (2015) Gauging Profitability and Liquidity of Islamic Banks: Evidence from Malaysia and Pakistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan Islam yang beroperasi di Pakistan dan lima bank dari Malaysia yang dilihat dari profitabilitas dan likuiditas. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan periode 2006-2011. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan tingkat profitabilitas bank Islam di Malaysia lebih baik dibandingkann bank Islam di Pakistan jika dilihat dari profit margin, profit to expense, earning per share (EPS), cash ratio, dan loan to deposit ratio (LDR). Namun tidak ada perbedaan yang signifikan untuk return on asset (ROA), return on equity (ROE), current ratio, cash & portofolio investment to deposit, dan loan to asset ratio (LAR). Bank Islam Malaysia lebih baik dalam menjaga portofolio investasi yang sehat, dan cash ratio yang tinggi, sementara bank Islama Pakistan mampu menjaga loan to deposit tetap tinggi

(35)

mempengaruhi profitabilitas adalah bank’s size, gearing ratio, non performing loan (NPL), asset management, operating efficiency, capital adequacy. Metode analysis yang digunakan adalah analysis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan gearing ratio dan capital adequacy berpengaruh signifikan positif pada kedua model penelitian. Asset management berpengaruh signifikan positif terhadap model I dan tidak signifikan pada model II. Size bank tidak berpengaruh signifikan pada kedua model penelitian.

Antoniana Davydenko (2010) Determinants of Bank Profitability in Ukraine. Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi profitabilitas di bank Ukraina. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bank dari tahun 2005-2009. Variabel profitabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Varabel independent terdiri dari cost management, likuiditas, loans to total assets, dan deposit to total assets.Hasil penelitian menunjukka loans to total asset, deposit to total assets dan likuiditas berpengaruh signifikan negative terhadap profitabilitas.

(36)

21

The importance of fee-based services of banks and their product diversification (NIGI), the tax variable (TOPB), the market share (INDE). Faktor eksternal terdiri dari economic growth (RGDP), real interest (RINT), high inflation (INFL). Hasil penelitian menunjukkan jika efisiensi menjadi faktor utama mempengaruhi profitabilitas perbankan di macau. Faktor eksternal yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perbankan di maacau hanya inflation rate.

Ali Sulieman Alsatti (2014) dalam jurnal berjudul “The Effect the Liquidity

Management on Profitability in the Jordanian Commercial Banks”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen likuiditas terhadap profitabilitas bank-bank komersial Yordania dalam periode (2005-2012). Populasi penelitian adalah semua bank yang ada di Yordania, dan dipilih 13 bank untuk menjadi sampel penelitian. Variabel yang digunakan untuk indikator likuiditas adalah Invesment ratio, quick ratio, cpital ratio, net credit facilities/ total assets dan liquid assets ratio. Sementra itu variabel untuk indikator profitabilitas adalah Return on equity (ROE), dan Return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif quick ratio dan investment ratio meningkatkan profitabilitas, sementara terdapat capital ratio dan liquid asset ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank di Yordania.

(37)

(EXPS), interest coverage (INC), bank size, total deposits, total loans, total income, base lending rate (BLR), inflation rate, gross domestic product (GDP) terhadap ROA. Penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya CAR dan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. INC dan BLR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, EXPS dan Total loans berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

Pavla Vodova (2011) dengan penelitian berjudul “Liquidity of Czech

Commercal Banks and its Determinants”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas bank komersial di Republuk Ceko periode tahun 2001 hingga 2009. Analsis yang digunakan adalah regresi berganda dengan data panel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif CAR, NPL, interest rate terhadap likuiditas bank. Sementara itu Inflasi, siklus bisnis, dan krisis keunagan berpegaruh negatif terhadap likuiditas. Dan hubungan size bank terhadap likuiditas bersifat ambigu.

(38)

23

bank dengan tingkat kapitalisasi yang tinggi memiliki likuiditas lebih baik untuk jangka panjang. Pengaruh kualitas aset hanya pada resiko likuiditas jangka pendek. Spesialisasi bank lebih banyak pada aktivitas peminjaman menunjukkan struktur pendanaan lebih rentan.

Muhamed Aymen Ben Moussa (2015) The Determinants of Bank Liquidity: Case of Tunisia. Penelitian ini bertujuan menganalisis apa saja faktor yang mempengaruhi likuiditas 18 bank di Tunisia pada periode 2000-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuanagan, modal/total aset, biaya opersi/total asset, pertumbuhan GDP, tingkat inflasi, dan delayed liquidity berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank. Sementara itu ukuran, total pinjaman/total aset, financial cost/total credit, dan total simpanan/total aset tidak berpengaruh signifikan terhapdap likuiditas bank Tunisia.

Wilbert Chagwiza (2014) Zimbawean Commercial Banks Liquidity and Its Deteerminants. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu likuiditas bank komersial di Zimababwe. Data penelitian mencakup periode 2010-2011. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas perbankan dan capital aadequacy, total asset, GDP, dan suku bunga bank.

(39)

penelitian ini yaitu precautionary dan involuntary. Maksud dari likuiditas precautionary adalah rasio total kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank lain terhhadap total asset. Smentara itu likuiditas involuntary adalah rasio total surat berharga pada bank sentra, pemenrintah dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukka bahwa kredit, tabungan dan deposito mempengaruhi likuiditas precautionary. Sebalikny, system keuangan dan konndisi ekonomi berpengaruh terhdap likuiditas involuntary. Sistem keuangan dan kondisi ekonomi makro secara signifikan memepengaruhi likuiditas bank-bank kecil.

(40)

25

G. Hipotesis

1) Profitabilitas

a. Ho : Likuditas tidak beprengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.

H1 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indoensia.

b. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia

H1 : Permodalan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia

c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia

H1 : Efisiensi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia

2) Likuiditas

a. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia

(41)

b. Ho : Pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia

H1 : Pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia

c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia

(42)

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari usahanya.1 Untuk menentukan profitabilitas diukur kemampuan manajemen perusahaan, dalam hal ini perbankan dalam memanfaatkan total aktiva maupun aktiva bersih. Daya tarik bagi investor dan pemilik perusahaan, yaitu tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tinggkat profitabilitas maka keuntungan yang didapat oleh investor akan semakin tinggi pula. Profitabilitas adalah parameter yang menunjukkan pendekatan manajemen dan posisi kompetitif bank di perbankan berbasis pasar.2 Parameter ini membantu bank untuk mentolerir beberapa tingkat risiko dan mendukung mereka terhadap masalah jangka pendek.3

Profitabiltas sebagai dasar dari adanya ketertarikan antara efisiensi operasional dan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Tujuan analisis profitabiltas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai

1 Danang Suntoto, Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis, CAPS, 2013, Yogyakarta, h. 113

2 Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Performance of Commercial Banks,

International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013

(43)

oleh bank yang bersangkutan.4 Kinerja keuanagan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning berfore tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan.

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.5 Semakin tinggi ROA suatu bank, semkain besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan dan pemanfaatan aset. 6Tingginya nilai rasio ini mengindikasikan jika profitabilitas yang dicapai bank dalam periode hitung rasio tersebut tinggi.

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin baik, karena return semakin besar. Terdapat dua unsur penting dalam menghitung ROA yaitu:

4 Ibid

5 Naser Ali Yadollahzadeh, Op.cit

(44)

29

1) Earning Before Tax (EBT), adalah laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi pajak.

2) Total asset, merupakan total aktiva yang dimilki bank yang terdiri dari aktiva lancer dan aktiva tetap.

Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:

B. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membiayai meningkatnya aset dan memenuhi kewajiban jatuh tempo, tanpa menimbulkan kerugian yang tidak diharapkan.7 Likuiditas merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan financial distress, karena tanpa likuiditas dikelola dengan baik bank tidak dapat memenuhi penarikan simpanan dan pinjaman nasabah.8 Menentukan tingkat likuiditas yang ideal merupakan tugas manajemen bank berdasarkan berbagai pertimbangan dan kondisi

7 Pavla Vadova, Liquidity of Czech Commercial Banks and its Determinants, International

Journal, 2011

8 Ndichu Peter Kamau, Factor Influencing Liquidity Level of Commercial Banks in Kisumu,

(45)

internal dan eksternal bank.9 Kelebihan asset liquid bisa menyebabkan penurunan profitabilitas bank. Sementara kekurangan asset liquid akan menyebabkan bank kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.

Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan (pemilik simapan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki bank.10 Nilai quick ratio yang semakin tinggi maka semakin baik tingkat likuiditas suatu bank.11 Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk di realisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat di realisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih liquid daripada piutang. Rasio ini lebih tajam daripada current ratio, karna hanya membandingkan aktiva yang sangat liquid dengan utang lancar.12 Rumus quick ratio adalah sebagai birikut:

9 Muhammad Farhan Malik, dan Amir Rafique, Commercial Banks Liquidity in Pakistan: Firm

Specific and Maroeconomic Factors, The Romanian Economic Journal, 2013

10 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2012, h. 221

11 Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, h.10

(46)

31

C. Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas Bank

Bank yang menahan liquid asset lebih tinggi berpengaruh terhadap profitabilitas tergantung pada tingkat penghimpuanan dana jangka pendek, jika bank menghimpun dana jangka pendek yang tinggi, maka dibutuhkan liquid asset yang lebih tinggi untuk memaksimalkan profitabilitas.13 Ketika profitabilitas lebih di prioritaskan dibanding likuiditas, maka keuntungan akan menjadi asset liquid dan meningkatkan likuiditas.14 Namun hal ini lebih beresiko karna bisa terjadi masalah likuiditas dalam jangka waktu dimana profitabilitas belum dicapai oleh bank. Ketika likuiditas lebih di prioritaskan, keamanan bank akan lebih baik, karna kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka pendek bergantung dengan asset liquid yang dimilki.15Kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka pendek tergantung dengan likuiditas sedangkan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, pertumbuhan, dan ekspansi tergantung pada profitabilitas. Oleh karena itu profitabilitas dan likuiditas sama-sama memilki peran yang penting dalam perusahaan, dalam hal ini bagi bank.

13 Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, The Impact of Liquidity on Bank Profitability,

Bank of Canada, Canada, 2010, h. 4

14 Douglas W Diamond, Liquidity Risk, Liquidity Creation, And Financial Fragility: A Theory Of

Banking, National Bureau Of Economic Research, Cambridge, 1999, h. 5

15 Don M, Liquidity v/s profitability - Striking the Right Balance. In Resolved Question, 2009,

(47)

Hubungan antara likuiditas dan profitbilitas tergantung pada model bisnis bank dan kemungkinan resiko saat memberikan kredit. Menahan liquid asset akan membuat bank lebih tahan terhadap guncangan likuiditas, sehingga mengurangi pengaruh negatif dari luar bank, namun menahan terlalu banyak liquid asset dapat berpengaruh negatif pada tingkat profitabilitas yang akan dihasilkan oleh bank.16 Karna bank kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dari aset tersebut. Teori ini didukung oleh penelitian Etiene Bordeleau dan Christoper Graham pada tahun 2010, yang menunjukkan bahwa terdapat bukti empiris mengeai hubungan kepemilikan liquid asset dengan profitabilitas untuk data panel 1997 sampai 2009. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan non linear, dimana profitabilitas meningkat pada bank-bank yang memegang liquid asset namun terdapat suatu titik dimana memegang atau menahan liquid asset lebih tinggi menurunkan profitabilitas bank.

Tanpa likuiditas yang sesuai (tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah) pada bank syariah tidak dapat mencapai profitabilitas yang maksimal. Namun variabel likuiditas bukan satu-satunya variable yang mempengarui profitabilitas.17 Teori ini didukung oleh penelitian Limon Moinur Rasul pada tahun 2013, Pada penelitian ini rasio likuiditas yaitu rasio cash terhadap total aktiva dan rasio cash terhadap total

16 Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, Op.cit, h. 5

17 Limon Moinur Rasul, I pa t of Li uidity o Isla i Ba ks’ P ofita ility: Evidence from

(48)

33

tabungan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE), tetapi signifikan pada variabel profitabilitas lainnya yaitu ROA dan ROD dengan tingkat signifikansi 10%. Penelitian ini berkesimpulan bahwa. Menurut penelitian ini likuiditas signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah.

Likuiditas dan profitabilitas sangat penting bagi perusahaan dalam bentuk apapun. Likuiditas menunjukkan kekuatan bank dalam operasionlnya, sedangkan profitabilitas menunjukkan bagaimana efektif dan efisiennya bank dalam jangka waktu tertentu.18 Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Adanya trade-off antara kebutuhan likuiditas dengan profitabilitas. Kekurangan likuiditas akan menyebabakan bank mengalami kebangkrutan lebih cepat, sedangkan kelebihan likuiditas akan menyebabkan profitabilitas rendah. Bank harus menetapkan tingkat liquiditas di tingkat yang moderat, diamana tidak menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya resiko liquiditas, dan tidak menyebabkan profitabilitas bank tidak maksimal.19

18 Afia Akter dan Khaled Mahmud, Liquidity-Profitability Relationship in Bangladesh Banking

Industry, Research Academy of Social Sciences, Bangladesh, 2014, h. 149

19 Victor Chukwunweike, The Impact of Liquidity on Profitability of Some Selected

(49)

D. Tinajuan Teoritis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas

Bank

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

a. Pengaruh Likuiditas (quick ratio) terhadap Profitabilitas (ROA)

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa bank yang menahan lebih tinggi asetnya akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Ketika bank memprioritaskan likuditas untuk keamanan dan agar terhindar dari kemungkinan terjadi permasalahan likuiditas, tapi bank juga harus memperhatikan agar tidak terlalu banyak menahan aset liquid yang bisa berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.20 Terlalu tingginya aset liquid yang ditahan oleh bank akan menghilangkan kesempatan bank mendapatkan keuntungan. Bank harus mampu menetapkan jumlah likuiditas yang tepat agar bank tetap aman dari masalah likuditas dan mampu mendapatkan keuntungan yang maksimal. Manajemen bank harus bisa membuat kebijakan yang tepat untuk menetukan tingkat likuiditas yang tidak mengorbankan kemungkinan keuntungan yang dapat dicapai, karna profitabilitas merupakan faktro yang menjadi kelangsugan hidup bank diamsa depan. Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas (quick ratio) berpengaruh negative dan positif terhadap profitabilitas (ROA) tergantung pada pengalokasian yang dilakukan oleh manajemen bank.

(50)

35

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan oleh operasional bank.21 Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber lain.22 Penetapan CAR sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi profitabilitas berdasarkan hubungan tingkat resiko bank. Penetapan CAR pada titik tertentu bertujuan agar bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya resiko sebagai akibat dari berkemabangnya ekspansi aset terutama aktiva yang dikategorikan dapat menghasilkan hasil sekaligus mengandung resiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan menurunkan kepercayaan masyarkat sehingga berpengaruh pada penurunan profitabilitas.23

21 Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai

Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan DI Indonesia. Vol XV 1 Juni 2003, FE UNDIP, Semarang

22 Peraturan Bank Indonesia, 2008

23 Hesti Wedaningtyas, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger

(51)

Semakin tinggi CAR maka kondisi bank akan semakin baik.24 Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan dapat melindungi deposan sehingga memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarkat terhadap bank. Keadaan ini menguntugkan bank dan akan berkontribusi pada meningkatnya profitabilitas (ROA).25 Faktor permodalan (CAR) ini sangat penting dalam kegiatan menjalankan operasional bank dan untuk menunjang segala kebutuhannya, dengan kualitas pihak manajemen dalam pengelolaan yang baik suatu bank akan terus meningkatkan modal dengan memperhatikan indikator kesehatan permodalan yaitu CAR, maka profitabilitaspun menjadi meningkat.

Manajemen bank perlu mempertahankan atau menigkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%, karna dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dan dengan tujuan meningkatkan profitabilitas. Teori ini didukung oleh penelitian Muhammad Farhan Akhtar (2011), M Kabbir Hassan (2003), Shaista Wasiuzzaman, dan Hanimas (2012), dan Sudin Haron (2004).

c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA)

24 Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, op.cit

25 Mudrajad Kuncoro, dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, BPFE,

(52)

37

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO) termasuk rasio rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO.26 Rasio BOPO mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.27 Setiap perusahaan termasuk perbankan harus mencapai output dengan biaya seminilmal mungkin. Efisiensi operasional secara maksimum dicapai pada tingkat pendapatan dimana semua biaya dari skala keuntungan lebih kecil.28Terdapat dua perspektif dalam teori efisiensi dalam ekonomi. Pertama, efisiensi alokatif (harga) yang menyatakan jika bank ingin beroperasi pada tingkat efisien, maka semua produk bank harus dengan harga optimal. Hal ini akan mengurangi persaingan tidak sehat di pasar. Kedua, adalah efisiensi produktif (efisiensi teknis) yang terjadi ketika bisnis mempekerjakan semua sumberdaya secara efisien dan menghasilkan output lebih besar dari input.29

Pengkuran efisiensi menurut Bank Indonesia dilihat dari nilai BOPO (Biaya Operasi Pendapatn Operasi). BOPO merupakan rasio anatara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Semakin kecil nilai BOPO menunjukkan semakin baik tingkat efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat memilki nilai

26 Ibid

27 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2005

28 Odunga R.M dan Nyangweso P.M, Liquidity, Capital Adequacy and Operating Efficiency of

Commercial Banks in Kenya, Research Journal of Financing Accounting, Kenya, 2013, h. 77

29 Sathye, X-Efficiency in Australian Banking: An Empirical Investigation, Journla Banking and

(53)

BOPO kurang dari satu, sebaliknya bank yang kurang sehat nila BOPO nya lebih dari satu. Faktor efisiensi menyatakan bahwa perusahaan dengan efisiensi lebih baik memilki market share yang terus meningkat dan memilki tingkat proftabilitas yang lebih baik.30 Berarti semakin tinggi nilai BOPO maka profitabilitas semakin rendah, berarti BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA atau semkain semakin efisien suatu bank berpengaruh positif terhadap profitabilitasnya. Teori ini didukung oleh penelitian Rafel Bautusta Mesa (2013), dan bertentangan dengan hasil penelitian Berger (1995) dan Turati (2003)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

a. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Likuiditas (quick ratio)

Cpiatal adequacy ratio (CAR) adalah adalah kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Besarnya CAR suatu bank telah ditentukan sebesar 8%. Angka 8% merupakan standar dari BIS (Bank for International Settelment). Fungsi modal bank salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan modal minimum, tingkat kecukupan modal sangat penting bagi bank untuk menyalurkan pembiayaannya. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil pembiayaan, dan pihak bank juga mempunyai dana cadangan bila sewaktu-waktu terjadi pembiayaan bermasalah. Bank

30 Osman Furkan Abbosoglu dan Ahmet Faruk Aysan, Concentration, Competition, Efficiency

(54)

39

syariah dengan CAR yang tinggi akan meningkatkan likuiditas karna bank memiliki kecukupan dana untuk dijadikan sebagai liquid asset, karna itu CAR berpengaruh positif terhadap likuiditas.Teori diatas didukung oleh peneitian Pavla Vodova (2011), Muhamed Aymen Ben Moussa (2015), Wilbert Chagwiza (2014), dan Pavla Vodova (2013).

b. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Likuiditas (quick ratio)

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancer, diragukan, dan macet.31 NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit atau pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.32 Kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentaral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo kredit atau jumlah pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah cadangan yang harus disediakan, serta semakin besar pula biaya yang mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Hal ini tentu saja berpengaruh negatif terhadap likuiditas bank yang bersangkutan, karna dana yang seharusnya bisa dijadikan aset

31 Kamus Bank Indonesia

32 Luh Gede Meydianawathi, Analisi Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor

(55)

likuit untuk mencegah permasalahan likuuditas justru digunakan sebagai cadangan terhadap pembiayaan bermasalah.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kredit atau pembiayaan bermasalah berasal dari sisi debitur atau penerima pembiayaan, bank, maupun ekstern debitur dan bank.33 Dari sisi debitur memiliki kelemahan pada faktor keuangan, faktor manajemen, dan faktor operasional, dari sisi bank disebabkan kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit atau pembiayaan, itikad kurang baik atau kekurang mampuan dari pegawai atau pejabat bank serta kelemahan dalam pembianaan dan pengawasan kredit. Dari sisi ekstern debitur dan bank adalah kelemahan disebabkan oleh force mojure perubahan-perubahan lingkungan eksternal, dan peraturan-peraturan pemerintah.

Non Performing Financing (NPF) yang tidak dapat ditangani dengan tepat, akan menghilangkan kesempatan pendapatan (income) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan pembiayaan34. Banyaknya pembiayaan bermasalah membuat bank syariah tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaannya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas bank, oleh karena itu pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif terhadap likuiditas.

c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasioanl Terhadap Likuiditas (quick ratio)

33Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Gramedia Media Sarana

Indonesia, Jakarta, 2005, h. 27

(56)

41

Teori Intermediasi keuangan modern menyatakan bahwa peran perbankan dalam perekonomian adalah untuk menyediakan pendanaan berupa giro.35Bank yang liquid lebih efisien dalam arti bahwa bank yang efisien dapat menghasilkan banyak output, termasuk asset liquid dan aset lainnya. Bank dan sistem perbanakan dengan tingkat likuiditas lebih tinggi memilki resiko yang lebih rendah dan lebih efisien dibandingkan dengan bank dengan tingkat likuiditas lebih rendah.36

Efisiensi diukur dengan rasio BOPO menurut ketentuan Bank Indonesia. Semakin tinggi nilai BOPO suatu bank maka tingkat efisiensinya semakin buruk. Semakin rendah nilai BOPO maka semakin tinggi efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Menurut teori sebelumnya semakin tinggi efisiensi maka akan berpengaruh positif terhadap likuiditas. Berarti semakin rendah BOPO akan berpengaruh negatif terhadap likuiditas (quick ratio). Teori ini didukung oleh penelitian Odunga RM (2013).

35 Diamond, Ramakrishnan and Thakor, Information Reliability and a Theory of Financial

Intermediation, The review Economics Studies, India, 2006.

36 Gary Gorton dan Lixin Huang, Banking Panic and The Origin of Central Banking, NBER

(57)

E. Kerangka Pemikiran

1. Profitabilitas

Gambar 2.1

(58)

43

2. Likuiditas

Gambar 2.2

(59)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variable-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.1

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, dan telah dipublikasikan oleh Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Data yang akan digunakan adalah data kuartal dari kuartal 1 tahun 2008 sampai dengan kuartal 2 tahun 2015. Jenis data yang akan digunakan adalah data Return On Asset (ROA), Quick ratio, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

3. Teknik Pengumpulan Data

Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Sampel penelitian ini adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega

1 Muhammad Nadratuzzaman Hosen dan Shofaun Nada, Pengukuran Tingkat Kesehatan

(60)

45

Syariah. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Data Bank Umum Syariah yang telah dipublikasikan

b. Data tersedia berturut-turut dari kuartal 1 tahun 2008 hingga kuartal 2 tahun 2015.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini terbagi dua yaitu : Y1 = Profitabilitas dengan menggunakan data rasio Return On Asset (ROA) Y2 = Likuiditas dengan menggunakan data rasio quick ratio

2. Variabel Independen

Variabel bebas atau variabel independen pada kedua model penelitian adalah: a. Profitabilitas

X1: quick ratio

X2: Capital Adequacy Ratio (CAR), dan

X3: Biaya Operasional Pendapatan Operasioanal b. Likuiditas

(61)

C. Teknis Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uni Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.2

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan analisis Grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Selain itu, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness; sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio

2 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis ultivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat,

(62)

47

kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal.3

b. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.4

Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (variabel dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3 Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, h.

53

(63)

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variable independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.5

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi ada beberapa cara, yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Waton (DW test).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah6:

5 Ibid, hal. 20

(64)

49

Tabel 3.1

Tabel Keputusan Uji Autokorelasi

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Model persamaan analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y1 = β0 + β1x1 + β2x2+ β3x3+e

Keteranagan:

Y1 = Return On Asset (ROA) β0 = Konstanta

β1 = Koefisien quick ratio

x1 = quick ratio

(65)

x2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

β3 = Koefisien Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

x3= Biaya Operasioanal Pendapatan Operasioanal (BOPO) e = error

Y2 = β0 + β1x1 + β2x2+ β3x3+e

Keterangan: Y2 = quick ratio β0 = Konstanta

β1 = Koefisien Capital Adequacy Ratio (CAR) x1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

β2 = Koefisien Non Performing Financing (NPF) x2 = Non Performing Financing (NPF)

β3 = Koefisien Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

x3= Biaya Operasioanal Pendapatan Operasioanal (BOPO) e = error

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan untuk model penelitian mempunyai pengaruh secara simutan terhadap variable dependen, cara pengujiannya:

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Likuiditas
Grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi
Tabel 3.1 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini objek yang akan dikenali adalah objek dengan warna merah silindris dan kotak berwarna coklat menyerupai C-4 .Berdasarkan pengamatan dan pengujian yang

Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peranan E-Learning

P : Jadi bukan karena tidak harmonis hubungan dengan DPRD makanya.. pengesahan APBD

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kenikir ( Cosmos caudatus ) terhadap survival rate (SR) post larvae (PL)

Semua proses pengolahan air kolam yang akan dibuat media hidup ikan gabus dilakukan di dalam tandon air misalnya proses klorinisasi dengan menggunakan kaporit dan proses

Let’s start with the following Person class, the properties FirstName and LastName using auto- implemented properties, and an override of the ToString() method from the

Dalam Pegadaian Syariah Unit Plaju, biaya perbaikan tidak ada dalam objek ijarah karena barang gadai yang digunakan adalah emas sehingga tidak mcmbutuhkan perbaikan hanya

wujudkan.  Kompetensi inti untuk tiap satuan pendidikan.  Kompetensi Dasar yang dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti..  Muatan dan struktur pelajaran yang harus