• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Masyarakat Muslim Terhadap Koperasi Konvensional Dan Koperasi Syari’ah (Studi Kasus Pada Koperasi Bina Sejahtera Dan Bmt Mitra Al-Amin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Masyarakat Muslim Terhadap Koperasi Konvensional Dan Koperasi Syari’ah (Studi Kasus Pada Koperasi Bina Sejahtera Dan Bmt Mitra Al-Amin)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh: ADJI SYAPUTRA NIM. 109046100204

JURUSAN PERBANKAN SYAR’IAH FAKULTAS SYAR’IAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Oleh: Adji Syaputra (109046100204)

Abstrak

Ditetapkannya Tangerang Selatan sebagai Kota Koperasi membuat Koperasi banyak bertumbuh di Tangerang Selatan, dengan keadaan seperti ini membuat koperasi harus mempertahankan anggotanya agar tidak berpindah ke koperasi lain, tak terkecuali pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin. Strategi sangat diperlukan untuk mendapatkan loyalitas dari para anggota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas masyarakat muslim yang telah menjadi anggota koperasi pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin. Jumlah sampel adalah sebanyak 70 responden. Analisis faktor digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini, disimpulkan bahwa dari 26 faktor yang ada, terdapat 4 faktor terbentuk yang mempengaruhi loyalitas terhadap koperasi. Faktor-faktor tersebut adalah faktor prosedur, pelayanan dan kepercayaan, budaya dan manajemen, dan tekhnologi dan kenyamanan.

(6)

ii

Solawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw.

Suatu yang paling membahagiakan penulis adalah setelah sekian lama penulis mengemban pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akhirnya selesai juga tugas akhir yang lama belum terselesaikan. Maka dari itu, dengan kesadaran penuh dari hati yang paling dalam penulis akui bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM dan seluruh staf beserta seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah menyumbangkan ilmu dan masukan kepada penulis. 3. Ketua Program Studi Muamalat Dr. Euis Amalia M.Ag yang telah banyak

memberi kontribusi dan bantuan positif terhadap penulis.

4. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag dan Rizqon Halal Syah Aji, M.Si Selaku Pembimbing skripsi yang sabar membimbing dan memberi arahan dan masukan kepada penulis yang sangat berarti dan membantu dalam penulisan skripsi.

5. Orang Tua Drs. Syafei Halim dan ibunda Ratnawati yang selalu mendoakan dan terimakasih atas kasih sayang, perhatian, motivasinya baik moril maupun materil yang kalian berikan yang sangat berperan dalam hidup ini.

(7)

iii

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Kerangka Pemikiran ... 7

G. Tekhnik Penulisan Data ... 8

H. Sistematika Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi ... 10

1. Pengertian Koperasi ... 10

2. Asas Koperasi ... 11

3. Pembagian Koperasi ... 12

4. Tujuan Koperasi ... 13

B. Koperasi Menurut Syari’ah ... 13

1. Pengertian... 13

2. Landasan Syariah... 15

3. Rukun Syirkah ... 17

(9)

v

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas ... 23

D. Kepuasan Pelanggan ... 26

1. Pengertian Kepuasan ... 26

2. Manfaat Kepuasan Pelanggan ... 28

E. Kualitas Jasa ... 30

1. Pengertian Jasa ... 30

2. Karakteristik Jasa... 31

F. Citra ... 33

1. Pengertian Citra ... 33

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra ... 34

3. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan... 35

G. Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 40

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 40

C. Variabel Penelitian ... 41

D. Sumber dan Kriterian Data ... 42

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 43

F. Objek-Subjek Penelitian ... 44

G. Metode Penentuan Sampel... 44

H. Metode Analisis Data ... 45

1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 45

2. Analisis Faktor ... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51

(10)

vi

2. Estimasi Communality ... 70

3. Penentuan Jumlah Faktor ... 72

4. Pembentukan Faktor ... 75

5. Menamai Faktor ... 79

6. Interpretasi Hasil ... 80

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 83

2. Implikasi ... 83

3. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(11)

vii

4.1 Uji Validitas... 48 4.2 Uji Reliabilitas... 51 4.3 Tanggapan responden koperasi memiliki peralatan yang modern.... 51 4.4 Tanggapan responden pengurus dan karyawan berpenampilan rapi. 52 4.5 Tanggapan responden suasana koperasi bersih, rapih dan nyaman.. 52 4.6 Tanggapan responden pengurus dan karyawan melayani dengan

cepat... 53 4.7 Tanggapan responden perilaku para pengurus membuat anda

mempercayai koperasi... 54 4.8 Tanggapan responden pengurus dan karyawan secara konsisten

bersikap sopan... 55 4.9 Tanggapan responden pengurus dan karyawan mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan anda... 55 4.10 Tanggapan responden koperasi memiliki jam operasi yang nyaman

bagi anggotanya... 56 4.11 Tanggapan responden koperasi memiliki pengurus dan karyawan

yang memberikan perhatian secara personal... 57 4.12 Tanggapan responden koperasi lebih mendahulukan anggota

daripada nasabah... 57 4.13 Tanggapan responden pengurus dan karyawan mampu melayani

kebutuhan spesifik anda... 58 4.14 Tanggapan responden koperasi memiliki manajemen yang handal.. 59 4.15 Tanggapan responden koperasi cepat tanggap terhadap keluhan

(12)

viii

koperasi... 61

4.19 Tanggapan responden kinerja koperasi sesuai dengan harapan saya 62 4.20 Tanggapan responden menurut saya, koperasi saya sekarang lebih baik dari koperasi lain... 63

4.21 KMO and Bartlett’s Test... 64

4.22 Measure of Sampling Adequancy... 64

4.23 KMO and Bartlett’s Test... 65

4.24 Measure of Sampling Adequancy... 66

4.25 Communalities... 67

4.26 Total Variance Explained... 70

(13)

ix

2.2 Loyalitas pelanggan berdasarkan sikap... 25

2.3 Ukuran kepuasan... 29

2.4 Proses terbentuknya citra... 38

2.5 Kerangka Pemikiran... 41

(14)

1

A. Latar Belakang

Globalisasi menjadikan persaingan usaha semakin terbuka lebar, banyaknya usaha-usaha asing yang ada di Indonesia menjadikan persaingan semakin sulit. Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi harus memiliki keunggulan agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Koperasi yang diklaim sebagai soko guru perekonomian nasional seharusnya bisa menunjukkan kualitasnya agar layak disebut soko guru perekonomian bagi pelaku ekonomi lain.

Sebagai lembaga keuangan yang berazazkan kegotong royongan, koperasi mempunyai nilai lebih di masyarakat dan membuatnya menjadi lebih bisa menarik minat masyarakat untuk turut serta membangun perekonomian melalui koperasi.

(15)

Banyaknya penduduk muslim di Indonesia yang mencapai 85% dari total seluruh penduduk indonesia1 telah menyebabkan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dengan cepat, begitu pula dengan perkembangan koperasi syariah di Indonesia, tetapi perkembangan dan banyaknya koperasi syariah yang ada di Indonesia tidak serta merta membuat seluruh warga muslim di Indonesia yang telah menjadi anggota koperasi pada koperasi konvensional berniat untuk memindahkan keanggotaannya ke koperasi syariah.

Sudah banyaknya seruan-seruan yang menyatakan tentang keharaman riba ternyata belum mampu menarik minat seluruh masyarakat muslim yang telah menjadi anggota pada koperasi konvensional untuk melepaskan keanggotaannya dan ikut dalam keanggotaan koperasi syariah yang sebenarnya sudah banyak berdiri bahkan tidak jauh dari tempat koperasi konevensional tempat mereka berkecimpung.

Ada banyak faktor yang menyebabkan ketidak inginan masyarakat muslim untuk memindahkan keanggotaannya dari koperasi konvensional ke koperasi syariah, salah satunya adalah adanya loyalitas yang dimiliki, disebabkan karena adanya loyalitas terhadap koperasi mereka masing-masing yang menyebabkan mereka tidak atau belum ingin untuk memindahkan keanggotaan mereka.

Dalam koperasi loyalitas anggota dianggap perlu karena dengan loyalitas yang dimiliki oleh anggota yang akan membuat koperasi dapat

1

(16)

menjadi lebih berkembang, karena anggota yang loyal mempunyai kecendrungan yang lebih rendah untuk berpindah ke koperasi lain.

Pada saat persaingan semakin ketat, loyalitas anggota menjadi salah satu faktor terpenting, mengingat loyalitas inilah yang akan menjaga kesinambungan koperasi di masa mendatang. Anggota merupakan asset utama koperasi yang perlu dijaga dengan baik sehingga mereka merasa aman dan nyaman untuk berada di dalam koperasi, dengan adanya loyalitas anggota yang tinggi memudahkan koperasi dalam mengatur strategi pengembangan sumber daya manusia dan juga strategi bersaing koperasi.

Konsep loyalitas bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia bisnis. Para pelaku bisnis sebenarnya telah lama menyadari banyak hal yang mempengaruhi keunggulan daya saing produk maupun jasa yang mereka luncurkan di pasaran sehingga mereka mampu menjadi market leader dengan memenangkan sebanyak mungkin market share.

(17)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menjawab, meneliti, mengkaji dan menganalisa dalam skripsi ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS

MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP KOPERASI

KONVENSIONAL DAN KOPERASI SYARIAH (studi kasus pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin).”

B. Identifikasi Masalah

dari permasalahan diatas, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang, karena dengan keterbatasan penelitian dalam hal waktu, tenaga dan biaya serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan focus, maka diperlukan adanya identifikasi masalah. Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada upaya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas masyarakat muslim terhadap koperasi konvensional dan koperasi syariah.

Secara spesifik, masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Kualitas Pelayanan Koperasi

2. Kepuasan Anggota Koperasi 3. Citra Koperasi

C. Batasan Masalah

(18)

1. Penelitian dilakukan kepada anggota Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin Tangerang Selatan.

2. Penelitian ini hanya dilakukan kepada anggota koperasi yang berdomisili di wilayah Tangerang Selatan.

3. Penelitian ini hanya dilakukan kepada anggota koperasi yang beragama islam.

4. Penelitian ini dilakukan kepada warga muslim yang bertempat tinggal di wilayah tangerang selatan yang telah menjadi anggota koperasi pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin minimal 1 (satu) tahun.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Faktor-faktor dominan apa saja yang mempengaruhi loyalitas masyarakat muslim terhadap Koperasi konvensional dan Koperasi syariah?.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(19)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Peneliti

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di Perguruan Tinggi dan menambah pengetahuan serta studi kepustakaan dalam bidang pemasaran, khususnya dalam bidang perkoperasian.

b. Civitas Akademi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan daftar bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya civitas akademi di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Pihak Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin.

(20)

F. Kerangka Pemikiran

Gambra 2.5 Kerangka Pemikiran

Analisi faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Masyarakat Muslim terhadap Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah

Kepuasan Nasabah Kualitas Jasa Citra Perusahaan

Analisis Faktor

(21)

G. Tekhnik Penulisan Data

Sebagai pedoman dalan penulisan skripsi ini, penulisan merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.

H. Sistematikan Penulisan

Sistematikan penulisan ini terbagi dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini terdiri dari beberapa sub yang didalamnya menjelaskan tentang pengertian koperasi baik konvensional maupun syariah dan didalam bab ini dijelaskan pula hal-hal yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang terhadap sesuatu.

BAB III : METODE PENELITIAN

(22)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari 4 sub bab. Sub bab pertama menerangkan tentang gambaran umum objek penelitian. Sub bab yang kedua menguraikan tentang hasil uji validitas dan reabilitas dari data primer. Sub bab ketiga menjelaskan deskriptif responden. Sub bab keempat menerangkan hasil dari uji analisis faktor yang telah dilakukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

10

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Terdapat bermacam-macam definisi koperasi dan jika diteliti secara

seksama, maka tampak bahwa definisi itu berkembang sejalan dengan

perkembangan jaman. Definisi awal umumnya menekankan bahwa koperasi

itu merupakan wadah bagi golongan ekonomi lemah, seperti definisi yang

diberikan Dr. Fay (1908), yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu

perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang

lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri

sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan

kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan

pemanfaatan mereka terhadap organisasi.2 Sedangkan menurut Prof. R.S.

Soeriaatmaja memberikan definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan dari

orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak

memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar

2

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek

(24)

memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan

bersama.3

Sedangkan menurut undang-undang nomor 17 tahun 2012 Koperasi

adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan

hukum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai

modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi adalah suatu badan hukum

yang mengandung unsur ekonomi dan sosial didirikan dengan tujuan untuk

mensejahterakan para anggotanya.

2. Asas Koperasi

Asas koperasi berdasarkan pasal 3 UU No. 17 tahun 2012 berdasarkan

kekeluargaan.4 Asas kekeluargaan dalam koperasi dimaksudkan untuk

menumbuhkan kesadaran pada masing-masing orang yang terlibat dalam

koperasi, dengan begitu maka diharapkan tercapainya kemakmuran dalam

masyarakat.

3

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek...

h.39.

4

(25)

3. Pembagian Koperasi

Di dalam pasal 83 UU. No. Tahun 2012 dijelaskan bahwasanya jenis

koperasi dibagi dalam 4 macam yaitu:5

a. Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan

usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran

produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota.

b. Koperasi Produsen

Koperasi Produsen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan

usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran

produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.

c. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan jasa simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan

non-anggota.

d. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam yaitu koperasi yang menjalankan usaha

simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.

5

(26)

4. Tujuan Koperasi

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bahan yang

tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan.

B. Koperasi Menurut Syariah

1. Pengertian

Keputusan menteri negara koperasi dan usaha kecil menengah

republik indonesia nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September

2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa dan keuangan

syariah (KJKS) sebagai payung hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro

syariah, seperti baitul maal wa-tamwil (BMT), koperasi syariah, koperasi

pondok pesantren atau lembaga-lembaga keuangan mikro lainnya yang

beroperasi secara syariah. Berikut beberapa hal mengenai pengertian dan

ketentuan pengelolaan jasa keuangan syariah (KJKS) sebagai berikut6:

a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus gerakan koperasi ekonomi rakyat yang berdasar

atas dasar kekeluargaan.

6

(27)

b. Koperasi jasa keuangan syariah selanjutnya disebut KJKS adalah koperasi

yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi,

produksi, perdagangan dan simpanan sesuai dengan pola layanan syariah.

c. Unit jasa keuangan syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit koperasi

yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan

dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bahan dari kegiatan koperasi yang

bersangkutan.

Koperasi dalam fiqh islam dikenal dengan Syirkah atau semakna

dengan kata Al-Syirkah atau semakna dengan “al-Ikhtilat” yaitu suatu

perserikatan/perkongsian. Adapun dari segi istilah, koperasi adalah akad

antara orang-orang untuk berserikat modal keuntungan.7

Al-Syirkah atau al-Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak

atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana (amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan

dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Musyarakah (Syirkah) adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil

dimana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen

usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai

kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut porsi

modal. Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

7

Junaedi B.SM., Islam dan Intreprenedrialisme: Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis Modern,

(28)

bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara

bersama-sama dengan memadukan seluruh sumber daya.8

2. Landasan Syariah

Landasan hukum yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan

syirkah sebagai berikut:

...

ِءﺎَﻛَﺮُﺷ ﻰِﻓ ُﺚُﻠﱡﺜﻟا ْﻢُﮭَﻓ

...

“...maka mereka berserikat pada sepertiga...” (An-Nisa: 12)

Ayat ini sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua

jenis syirkah, ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyah yaitu

perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena

mereka sama-sama mewarisi harta pusaka.

Al-Qur’an maupun hadits nabi tidak ada yang menerangkan secara

jelas mengenai ekonomi Islam yang bersifat tersendiri. Oleh karena itu

dasar-dasar hukum yang masih berkaitan dengan koperasi lebih bersifat analogi,

seperti firman Allah Swt yang telah disebutkan di atas, yaitu dalam surat

Shaad: 24. Ayat ini mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau

berserikat dalam berdagang dengan mendzalimi sebagian dari mitra mereka.

Kedua ayat al-Qur’an ini jelas menunjukkan bahwa syirkah pada hakekatnya

diperbolehkan dalam islam.

8

(29)

Dilihat dari segi etik yang mendasari gagasan koperasi, banyak

terdapat segi-segi yang mendukung persamaan dan dapat diberi rujukan dari

ajaran Islam. Persamaan etik itu ditemukan dalam penekanan pentingnya

kerjasama dan tolong menolong (ta’awun), persaudaraan (ukhuwah) dan

pandangan hidup demokrasi (musyawarah) seperti dalam al-Qur’an menyuruh

manusia agar bekerja sama dan tolong menolong itu hanyalah dilakukan

dalam kebaikan dan mencerminkan ketaqwaan kepada tuhan. Hal ini seperti

dikatakan dalam al-Qur’an:

“....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah Swt, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S. al-Maidah: 2)

Menurut Mahmud Syaltut (guru besar hukum islam mesir), koperasi

(Syirkah Ta’awuniyah) adalah suatu syirkah baru yang belum dikenal oleh

para fuqoha lampau, tapi baru diperkenalkan oleh para ahli ekonomi.9 Yakni,

kerjasama antara dua orang atau lebih untuk berserikat modal dan keuntungan

atas perjanjian profit dan loss sharing (keuntungan dan kerugian dibagi antara

para anggota).

9

(30)

3. Rukun Syirkah

Dalam menjalankan koperasi syariah atau syirkahi harus memenuhi

rukun. Rukun syirkah tersebut adalah:10

a. Shighat (ucapan): ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan)

b. Pihak yang berkontrak (shahibul maal) dan pelaksanaan (Musyarik)

c. Obyek kesepakatan: modal dan kerja

4. Syarat Syirkah11

a. Ucapan. Dan juga bisa berbentuk tulisan serta ikatan dan disaksikan bila

mengadakan kontrak syirkah.

b. Pihak yang berkontrak;.

c. Objek Kontrak; Dana dan Kerja

1) Dana; modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang

bernilai sama.

2) Kerja; partisipasi para mitra kerja dalam pekerjaan syirkahi adalah

ketentuan dasar. Tidak dibenarkan jika salah seorang diantara mereka

mengatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan dalam kerja sama

itu.

10

Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h.181

11

(31)

C. Loyalitas Pelanggan

1. Pengertian Loyalitas

Loyalitas secara harfiah diartikan kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang

terhadap suatu objek. Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan loyalitas

sebagai kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu

merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud

meneruskannya dimasa mendatang. Loyalitas menunjukkan kecendrungan

pelanggan untuk menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat

konsistensi yang tinggi. Ini berarti loyalitas selalu berkaitan dengan preferensi

pelanggan dari pembelian aktual.12

Menurut sheth dan Mittal dalam Tjiptono loyalitas pelanggan adalah

komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan

sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang

konsisten.13

2. Konsep dan Model Loyalitas Pelanggan

Secara garis besar, literatur loyalitas merek dan loyalitas pelanggan

didominasi dua aliran utama, yaitu aliran stokastik (behavioral) dan aliran

deterministik (sikap).14

12

Ahmad Mardalis, Meraih Loyalitas Pelanggan, BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 9 No.2 Desember 2005 Hal.111-112

13

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004)h.387

14

(32)

Berdasarkan perspektif behavioral, loyalitas merek diartikan sebagai

pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh pelanggan. Setiap kali

seorang konsumen membeli ulang sebuah produk atau bila ia membeli merek

produk yang sama maka ia dikatakan pelanggan yang setia pada merek

tersebut dalam kategori produk bersangkutan.

Sedangkan dalam aliran deterministik, loyalitas dipandang sebagai

sikap. Asumsi utamanya adalah bahwa terdapat sejumlah kecil faktor

eksplanatoris yang mempengaruhi loyalitas.

Dikutip dari Tjiptono Uncles, et al. 2003 mengidentifikasikan tiga

model populer dalam konseptualisasi loyalitas pelanggan yang dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.15

15

(33)

Sikap dan Keyakinan Positif

Terhadap merek Loyalitas Sikap Terhadap Merek (Biasanya Berupa Loyalitas

kadang mengarah pada terjadinya relasi dengan merek. Model ini berargumen

bahwa harus ada komitmen sikap terhadap suatu merek, baru bisa terbentuk

loyalitas sejati. Sikap ini tercermin dalam serangkaian keyakinan positif yang

konsisten terhadap merek yang dibeli.

Model 2 (dua) mendasarkan loyalitas lebih pada pola pembelian masa

lalu dibandingkan motivasi atau komitmen konsumen terhadap merek. Model

Habitual Revealed Behavior

Pengalaman Memuaskan dan Komitmen Lemah Terhadap Merek

Situasi Pembelian, Situasi

(34)

ini mengandalkan data longituidinal tentang pola pembelian diberbagai

kategori produk dan dibanyak negara. Riset-riset berdasarkan perspektif ini

menemukan bahwa hanya sedikit konsumen yang tergolong loyal monogami

(100% loyal) atau “promiscuous” (tidak loyal terhadap merek apapun). Yang

paling banyak justru loyal poligami, yakni loyal terhadap portofolio merek

tertentu dalam suatu kategori produk.

Model 3 (tiga) merupakan ancangan kontingensi yang beranggapan

bahwa konseptualisasi untuk loyalitas adalah bahwa hubungan antara sikap

dan perilaku dimoderasi oleh variabel-variabel kontingensi, seperti kondisi

individu saat ini, karakteristik individu dan/atau situasi pembelian yang

dihadapi konsumen. Dengan demikian, sikap positif terhadap sebuah merek

mungkin hanya memberikan prediksi yang lemah mengenai merek tersebut.

3. Klasifikasi Loyalitas Pelanggan

Dick dan Basu (1994) mengemukakan empat situasi kemungkinan

loyalitas pelanggan berdasarkan sikap dan perilaku pembelian berulang.16 a. No Loyalty

Bila sikap dan perilaku pembelian ulang sama-sama lemah, maka

loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebabnya, pertama

sikap yang lemah bisa terjadi bila pemasaran terhadap suatu produk atau

jasa yang diperkenalkan tidak berhasil mengkomunikasikan keunggulan

16

(35)

produk. Penyebab yang kedua adanya dinamika pasar, dimana

merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan sama atau serupa.

b. Spurious Loyalty

Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang

yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive loyalty.

Sikap ini bisa dikatakan pula inertia, dimana konsumen sulit membedakan

berbagai merek dalam kategori produk dengan tingkat keterlibatan rendah,

sehingga pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional.

c. Latent Loyalty

Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan

pembelian ulang yang lemah..

d. Loyalty

Situasi ini merupakan siatuasi ideal yang paling diharapkan para

pemasar, dimana konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia

(36)

Gambar 2.2

4. Faktor-fakto Yang Mempengaruhi Loyalitas

Mardalis menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

loyalitas, yaitu:17

a. Kepuasan Pelanggan

Loyalitas pelanggan dan kepuasannya adalah berkaitan, walaupun keterkaitannya adalah tidak selalu beriringan, (Oliver, 1999). Kepuasan adalah langkah yang penting dalam pembentukan loyalitas tetapi menjadi kurang signifikan ketika loyalitas mulai timbul melalui mekanisme-mekanisme lainnya.

Namun penelitian-penelitian lain mendapati kurangnya pengaruh kepuasan terhadap loyalitas. Misalnya Jones dan Sasser (1995) menyimpulkan bahwa dengan hanya memuaskan pelanggan adalah tidak cukup menjaga mereka tetap loyal, sementara mereka bebas untuk membuat pilihan. Strewart (1997) menyimpulkan adalah keliru untuk mengemukakan asumsi bahwa kepuasan dan loyalitas adalah bergerak bersama-sama. Reicheld (1996) mengemukakan bukti bahwa dari para pelanggan yang puas atau sangat puas, antara 65% sampai 85% akan berpindah ke produk lain. Dalam industri otomotif pula dia menemukan

17

Ahmad Mardalis, Meraih Loyalitas Pelanggan,..., Hal.114-117 Loyalt y

Spurious Loyalt y No Loyalt y

(37)

85% sampai 95% pelanggan yang puas, hanya 30%-40% yang kembali kepada merek atau produk sebelumnya.

Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh kepuasan/ketidakpuasan dengan produk tersebut yang berakumulasi secara terus menerus di samping adanya persepsi tentang kualitas produk (Boulding, Staelin dan Zeithaml, 1993), (Bloemer, Ruyter dan Peeters, 1998).18

b. Kualitas Jasa

Meningkatkan kualitas jasa dapat mengembangkan loyalitas

pelanggannya. Produk yang berkualitas rendah akan menanggung resiko pelanggan tidak setia. Jika kualitas diperhatikan, bahkan diperkuat dengan periklanan yang intensif, loyalitas pelanggan akan lebih mudah diperoleh.

Pernah kualitas terhadap loyalitas juga telah dibuktikan oleh hasil penelitian Sabihani (2002) yang menyimpulakn bahwa peningkatan kualitas jasa akan memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan loyalitas. Bloomer, Ruyter dan Peeters (1998) mendapatkan bahwa kualitas jasa memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas dan mempengaruhi loyalitas melalui kepuasan. Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh hasil penelitian Fornell (1992), Boulding et al. (1993), Andreson and Lindestad (1998).19

c. Citra

Citra yang baik (positif) semakin penting bagi sebuah produk. Bahkan

Band (1987) menambahkan satu lagi P “Publick Image” sebagai bauran

pemasaran dari 4P yang sudah biasa dikenal, yaitu; Product (hasil), Price

(harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). Kotler (2000)

mengatakan bahwa sikap tindakan seseorang terhadap suatu objek sangat

dikondisikan oleh citra objek tersebut”.

Suatu perusahaan akan dilihat melalui citranya baik citra itu negatif

atau positif. Citra yang positif akan memberikan arti yang baik terhadap

18

Ahmad Mardalis, Meraih Loyalitas Pelanggan,..., Hal.114 19

(38)

produk perusahaan tersebut dan seterusnya dapat meningkatkan jumlah

penjualan. Sebaliknya penjualan produk suatu perusahaan akan jatuh atau

mengalami kerugian jika citranya dipandang negatif oleh masyarkat

(Yusoff,1995).

Sunter (1993) berkeyakinan bahwa pada masa akan datang hanya

dengan citra, maka pelanggan akan dapat membedakan sebuah produk

dengan produk lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan jasa memiliki citra

yang baik adalah sangat penting. Dengan konsep citra produk yang baik ia

dapat melengkapkan identitas yang baik pula dan pada akhirnya dapat

mengarahkan kesadaran yang tinggi, loyalitas, dan reputasi yang baik.20

d. Rintangan Untuk Berpindah

Faktor lain yang mempengaruhi loyalitas yaitu besar kecilnya

rintangan berpindah (switching barrier) (Fornell, 1992). Rintangan

berpindah terdiri dari biaya keuangan (financial cost), biaya urus niaga

(transaction cost), diskon bagi pelanggan loyal (loyal customer discount),

biaya sosial (social cost), dan biaya emosional (emotional cost). Semakin

besar rintangan untuk berpindah akan membuat pelanggan menjadi loyal,

tetapi loyalitas mereka mengandung unsur keterpaksaan.

20

(39)

D. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan

Secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang

dirasakan oleh sesorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)

baik produk maupun jasa terhadap kinerja (hasil) yang diharapkannya.21

Kepuasan pelanggan merupakan suatu konsep yang telah dikenal dan

banyak digunakan dalam berbagai bidang riset pelanggan (menganggap

bahwa pelanggan dapat menilai kinerja pelayanan, yang dibandingkan dengan

harapan sebelum membeli atau mengkonsusmsi). Kesenjangan akan

menimbulkan ketidakcocokan, yaitu ketidakcocokan positif meningkatkan

atau mempertahankan kepuasan dan ketidaksesuaian menciptakan

ketidakpuasan. Riset menunjukkan bahwa kecocokan positif dan negatif

memiliki efek yang berbeda terhadap kepuasan, bahkan terkadang

ketidakcocokan berpengaruh lebih besar terhadap ketidakpuasan pelanggan

daripada kesesuaian pada tingkat mikro. Untuk memudahkan mengenali

kepuasan pelanggan, digunakan ukuran sebagai berikut.22

21

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), h.188

22

(40)

Gambar 2.3

Sumber: Ali Hasan (2010)

Tjiptono mengutip beberapa pendapat para ahli mengenai definisi

kepuasan pelanggan yaitu, menurut Howard dan Sheth (1969) bahwa

kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan

kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan

dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan. Menurut Tse dan Wiltson

(1988) kepuasan dan ketidak puasan pelanggan sebagai respons pelanggan

terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan

antara harapan awal sebelum pembelian (atau norma kinerja lainnya) atau

kinerja aktual produk yang dipersepsikan setelah pemakaian atau konsumsi

produk bersangkutan. Menurut Wilkie (1990) kepuasan pelanggan sebagai

tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu

produk atau jasa.23

Jadi kepuasan pelanggan pada dasarnya mencakup perbedaan antara

harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh pelanggan.

23

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, ..., h.349 Apabila Kinerja > harapan

Apabila kinerja = harapan

Apabila kinerja < harapan

Pelanggan sangat puas

Pelanggan puas

(41)

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah

penjualan, dan nilai-nilai perusahaan.24

Dalam buku Husein Umar disebutkan juga bahwa kepuasan pelanggan

dibagi dua macam yaitu:25

a. Kepuasan Fungsional

Kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan

b. Kepuasan Psikologis

Kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari

produk

2. Manfaat Kepuasan Pelanggan

Terlepas dari perdebatan mengenai konsepnya, realisasi kepuasan

pelanggan melalui perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian

program khusus berpotensi memberikan beberap manfaat pokok, diantaranya

sebagai berikut:

a. Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah

Fokus pada kepuasan pelanggan merupakan upaya mempertahankan

pelanggan dalam rangka menghadapi para produsen berbiaya rendah.

24

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.65

25

(42)

b. Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perpetual prospecting

Sejumlah riset menyimpulkan bahwa mempertahankan pelanggan dan

memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah dibandingkan dengan

upaya terus menerus menarik atau memprospek pelanggan.

c. Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan

Upaya mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa

perusahaan selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan anuitas

pendapatan yang jauh lebih besar daripada pembelian individual.

d. Daya persuasif gethok tular (word of mouth)

Dalam banyak industri (terutama sektor jasa), pendapat/opini positif

dari teman dan keluarga jauh lebih persuasif dan kredibel dibandingkan

iklan.

e. Reduksi sensitivitas harga

Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan cenderung

lebih jarang menawar harga untuk pembelian individualnya. Ini

dikarenakan faktor kepercayaan (trust) telah terbentuk.

f. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis di masa depan

Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka

panjang, karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa membangun

(43)

investasi besar pada serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk

membahagiakan pelanggan saat ini dan masa depan.26

E. Kualitas Jasa

1. Pengertian Jasa

Jasa merupakan salah satu bentuk produk. Menurut Kotler dan

Amstrong jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan

oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan

tidak menyebabkan kepemilikan kepada sesuatu, yang dapat berhubungan

dengan suatu pruduk fisik maupun tidak.27

Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Maksudnya, ada produk jasa murni (seperti child care, konsultasi psikologi,

dan konsultasi managemen), ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik

sebagai persyaratan utama (misalnya kapal untuk angkutan laut, pesawat

dalam jasa penerbangan, dan makanan di restoran).

Dalam praktik tidaklah gampang membedakan barang dan jasa, karena

sering pembelian barang dibarengi dengan unsur jasa/pelayanan. Demikian

pula sebaliknya, suatu jasa sering diperluas dengan cara memasukkan atau

menambahakan produk fisik pada penawaran jasa tersebut.28

26

Fandy Tjiptono, Pemasaran jasa,..., h. 352-353

27

Arief, Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.18

28

(44)

2. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya

dengan barang dan berdampak pada cara memasarkannya.

Menurut Zeithnal dan Berry dalam Arief mengatakan bahwa secara

umum jasa mempunyai beberapa karakteristik khusus yaitu tidak berwujud,

tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dengan konsumsi, mempunyai

variabelitas yang tinggi, tidak dapat disimpan dan tidak dapat menyebabkan

suatu kepemilikan.29

Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa

memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan

berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik terebut

terdiri dari:

a. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat

atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan pengalaman,

proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan

dikonsumsi.

29

(45)

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

c. Variability/ Heterogeneity / Inconsistency (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya.

d. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang

kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan.

e. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

(46)

dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi,

menyimpan atau menjualnya..30

F. Citra

1. Pengertian Citra

Citra dalam literatur pemasaran jasa diidentifikasikan sebagai faktor

penting dalam evaluasi keseluruhan jasa perusahaan. Citra sebagai fungsi

akumulasi pengalaman pembelian sepanjang waktu. Kebanyakan organisasi

juga menyediakan informasi melalui advertising, direct marketing atau public

relations untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang

ada.31

Gronroos (1990) mendefinisikan citra sebagai representasi

penilaian-penilaian dari konsumen, baik konsumen yang potensial maupun konsumen

yang kecewa, termasuk kelompok-kelompok lain yang berkaitan dengan

perusahaan seperti pemasok, agen maupun para investor. Penilaian ini

berbeda-beda, baik antar kelompok maupun antar individu.32

Citra perusahaan merupakan kesan psikologis dan gambaran dari

berbagai kegiatan suatu perusahaan di mata khalayak publiknya yang

berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman yang

30

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, ..., h.18-22

31

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.102

32

(47)

telah diterimanya. Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan oleh publiknya

bisa berbentuk citra baik, sedang dan buruk.33

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merupakan hasil

evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan pengertian, pemahaman terhadap

suatu rangsangan yang telah diolah dan disimpan dalam benaknya dan

merupakan suatu persepsi seseorang terhadap suatu objek dengan berbagai

karakter, aktivitas, serta bentuk fisik objek tersebut.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra

Peters (1999) memberikan beberapa faktor penting yang menentukan

citra suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:

a. Kepemimpinan (leadership)

b. Kebijaksanaan dan strategi (policy and strategy)

c. Kebijaksanaan sumber daya manusia (personel policy)

d. Pengelolaan kekayaan (asset management)

e. Pengelolaan proses (process managementi)

f. Kepuasan Konsumen (customer satisfaction)

g. Kepuasan Karyawan (societal responsibility)

h. Hasil Usaha (business result/profit)

33

(48)

Kedelapan faktor ini harus dapat disampaikan dan dikomunikasikan

dengan efektif kepada para stakeholder, yaitu konsumen, masyarakat umum,

pemasok, distributor atau pihak-pihak berkepentingan lainnya, baik yang

mempunyai keterkaitan langsung, seperti pemerintah daerah maupun pusat.34

3. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan

Menurut Siti Hamidah terbentuknya citra perusahaan pada benak

konsumen memperhatikan informasi mengenai perusahaan atau korporasi dan

bagaimana pengalamannya atas penggunaan produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Ketika nasabah mempunyai pengalaman yang baik atas

penggunaan produk tersebut dan berbagai merek produk yang dihasilkan oleh

sebuah perusahaan, maka orang itu akan mempunyai citra positif atas

perusahaan tersebut dan pada saat itulah terbentuk apa yang disebut sebagai

citra perusahaan atau citra korporasi. Adapun proses terbentuknya ditunjukan

oleh gambar berikut.35

34

Farida jasfar, Manajemen Jasa, ..., h.185

35

(49)

Gambar 2.4

Sumber: Siti Hamidah (2012)

Berdasarkan gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung

pada beberapa tahap. Pertama, objek mengetahui (melihat atau mendengar)

upaya yang dilakukan perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya perusahaan

tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian, objek mencoba memahami semua

yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan

pada objek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan

menentukan prilaku objek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.

Upaya perusahaan sebagai informasi terbentuknya citra perusahaan

memerlukan keberadaan secara lengkap, informasi yang lengkap dimaksud

sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan kegiatan objek

sasaran. Rhenald khasali mengemukakan bahwa pemahaman yang berasal dari

suatu informasi yang tidak lengkap akan menghasilkan citra yang tidak

sempurna.36

36

Siti Hamidah, Analisis Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Produk Kas Kilat, (Studi Pada Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum,Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h.23

At t ent ion

Exposure Behavior

Im age

(50)

G. Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dalam peneltian ini maka perlu kiranya

membahas dari penelitian penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan

penelitian ini.

Tabel 2.1

Review Studi Terdahulu

(51)

Mandiri Bangkong Plaza 3 a. Judul Analisis Faktor-faktor

(52)
(53)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada pengaruh faktor-faktor kualitas, kepuasan dan citra terhadap loyalitas masyarakat muslim terhadap Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini dapat dikatagorikan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri.37 Sedangkan dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dilapangan.38

37

Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Penerjemah Arief Furchan (Surabaya: Usana Offset Printing, 1992), Cet. Ke-1, h.21-22

38

(54)

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas anggota Koperasi muslim terhadap Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah. Variabel yang akan dijadikan indikator-indikator penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Sub

Variabel

Indikator Instrument Skala

(55)

15. Karyawan

D. Sumber dan Kriteria Data

(56)

1. Data Primer

Data Primer adalah data asli yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya secara khusus.39

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku, jurnal, surat kabar, website terkait atau sumber lain yang mendukung penelitian ini.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam penelitian pengumpulan data skripsi ini penulis menggunakan penelitian melalui: 1. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan menyebar quetioner secara acak kepada para anggota koperasi, baik anggota koperasi Bina Sejahtera ataupun BMT Mitra al-Amin

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari koperasi, yang terdiri dari profil, sejarah koperasi dan mendalami, menelaah, mencermati, dan mengidentifikasi pengetahuan

39

(57)

yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil peneltian lain) untuk menunjang penelitian.

F. Objek-Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin. Sedangkan subjek penelitian ini adalah para anggota koperasi beragama islam pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin di Tangerang Selatan. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas anggota koperasi muslim terhadap koperasi konvensional dan koperasi syariah.

G. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling, dengan tekhnik judgmental sampling dimana dalam metode ini pengumpulan data atas sampel dinilai dengan dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.40

Pertimbangan pengambilan sampel dalam peneltian ini adalah anggota koperasi yang beragama muslim pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin. sebab dalam penelitian ini hanya meneliti sebagian dari jumlah populasi dan hasil penelitiannya akan digeneralisasikan pada seluruh

40

(58)

populasi. Sedangkan populasi sendiri merupakan jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti.41

Pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah anggota beragama islam pada Koperasi Bina Sejahtera dan BMT al-Fath Ciputat yang telah menjadi anggota minimal 1 (satu) tahun.

Jumlah sampel yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 responden.42 Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 70 responden dengan ketentuan 35 dari anggota Koperasi Bina Sejahtera dan 35 dari BMT Mitra al-Amin.

H. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reabilitas a. Uji Validitas

Validitas merupakan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar, pengujian ini menggunakan pearson correlation, yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaaan dengan total skor. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (a = 5%, n-2) n = jumlah sampel.43

Sugiono, Statistika Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), h.52 43

(59)

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan dan konsistensi dari kuesioner dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Suatu kuesioner yang memiliki reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa kuesioner tersebut mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.

Untuk melihat reliabilitas dari item kuesioner digunakan Cronbach’s Alpha dengan rumus sebagai berikut:44

= −

1 1−

Dimana:

α koefisien Cronbach’s Alpha

k jumlah item pertanyaan

varian skor pertanyaan j;j = 1,2,...,k Varians skor total

Item-item kuesioner dapat dinyatakan reliabel jika mencapai nilai Cronbach’s Alpha > 0.645

2. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan suatu tekhnik statistik multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization)

44

Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1992) h.50 45

(60)

semua variabel terikat dan saling berketergantungan. Hubungan ketergantungan antara suatu variabel dengan yang lain akan diuji untuk diidentifikasi dimensi atau faktornya.46

Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (Faktor).47

a. Peroses dan tahapan analisis faktor

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah

Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri. 2) Membuat Matriks Korelasi

Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus dilakukan yaitu:48

a) Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi

46

Ujianto dan Abdurrachman. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecendrungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi kasus konsumen di jawa timur). Jurnal manajemen dan kewirausahaan vol.6 No.1, 34-53,Maret 2004. H.41

47

Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ..., h. 303 48

(61)

b) Uji Kaiser-Mayer-Olkin (KMO)

Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO > 0,5

c) Uji Measure of Sampling Adequance (MSA) Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA>0,5

3) Menentukan Ketepatan Model

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model mampu menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati dengan korelasi yang direproduksi.

4) Menentukan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor ini yang dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value > 1.

5) Rotasi Faktor

(62)

sebagian Factor Loading dari variabel bernilai dibawah terkecil yang telah ditetapkan.

6) Interpretasi Faktor

(63)

50 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Sejarah singkat Koperasi Bina Sejahtera dan BMT Mitra al-Amin

Koperasi Bina Sejahtera dibentuk pada tahun 1991 yang pada waktu itu

didirikan oleh sepuluh orang, dibentuknya Koperasi bina Sejahtera didasari atas

kesadaran banyaknya lintah darat yang telah memanfaatkan kesusahan orang

lain untuk mengambil keuntungan pribadi. Atas dasar inilah dibentuknya

Koperasi Bina Sejahtera agar dapat membantu para warga yang kesusahan dalam

pembiayaan.

Koperasi Serba Usaha Syariah Mitra al-Amin atau dikenal dengan nama

BMT Mitra al-Amin didirikan dengan akta pendirian no.02 tanggal 22 Juli 2011

Notaris Haironi Azizah SH. MKn, dengan pengesahan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah RI No.518/44/BH/XI.08/Kop.UKM Tanggal

24/8/2011, dengan modal awal Rp. 115.000.000,- tujuan didirikannya BMT

Mitra al-Amin ingin membantu serta berperan aktif dalam upaya membangun

dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota dan masyarakat pada

(64)

B. Uji Validitas dan Reliabitilas

1. Uji Validitas

Untuk mendapatkan data ini, penulis melakukan uji coba

kuesioner kepada nasabah sebanyak 25 responden, dengan

memberikan 26 butir pernyataan untuk mengukur validitas dan

reliabilitas dari seluruh pernyataan.

Apabila hasil uji validitas > 0,396 maka dinyatakan valid dan

dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya, (Singarimbun: 1995

dalam Aniza Oktaviani:2011)

1 Koperasi memiliki peralatan yang modern

.420 VALID

2 Pengurus dan karyawan Koperasi berpenampilan rapi

.547 VALID

3 Suasana koperasi bersih, rapih dan nyaman

.489 VALID

4 Koperasi memberikan pelayanan secara tepat sejak awal

.241 TIDAK VALID

5 Koperasi selalu memberikan pelayanan tepat waktu

.369 TIDAK VALID

6 Koperasi selalu mengupayakan catatan bebas dari kesalahan

(65)

7 Pengurus dan karyawan melayani dengan cepat

.516 VALID

8 Perilaku para pengurus koperasi mampu membuat anda mempercayai koperasi

.468 VALID

9 Anda merasa aman saat bertransaksi dengan koperasi

.372 TIDAK VALID

10 Pengurus dan karyawan secara konsisten bersikap sopan

.478 VALID

11 Pengurus dan karyawan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan anda

.438 VALID

12 Koperasi memiliki jam beroperasi yang nyaman bagi anggotanya

.648 VALID

13 Koperasi memiliki pengurus dan karyawan yang memberikan perhatian secara personal kepada anda

.459 VALID

14 Koperasi lebih mendahulukan anggota daripada nasabah

.663 VALID

15 Pengurus dan karyawan mampu melayani kebutuhan spesifik anda

.499 VALID

16 Koperasi mempunyai tanggung jawab sosial terhadap anggota dan

lingkungan

.028 TIDAK VALID

17 Koperasi dapat dipercaya .151 TIDAK VALID 18 Pengurus dan karyawan mempunyai

kinerja yang anda harapkan

.314 TIDAK VALID

19 Koperasi memiliki manajemen yang handal

.452 VALID

20 Koperasi cepat tanggap terhadap permintaan, keluhan serta kebutuhan para anggotanya

.493 VALID

21 Koperasi menjunjung tinggi etika yang baik

(66)

22 Slogan koperasi sesuai dengan pelaksanaannya

.469 VALID

23 Pelaksanaan koperasi tidak bertentangan dengan syariah

.702 VALID

24 Secara umum saya puas terhadap jasa Koperasi

.476 VALID

25 Kinerja Koperasi sesuai harapan saya .422 VALID 26 Menurut saya, Koperasi saya sekarang

lebih baik dari Koperasi lain

.604 VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Pada table di atas, dapat dilihat ada delapan butir pertanyaan

yang tidak valid, yaitu pernyataan ke-4, ke-5, ke-6, ke-9, ke-16,

ke-17, ke-18 dan ke-21. Kedelapan butir pernyataan tersebut

dianggap tidak valid karena hasil uji validitasnya < 0,396.

Selanjutnya, kedelapan butir pernyataan tersebut tidak akan

dipakai lagi pada kuesioner tahap selanjutnya, sehingga pada

kuesioner berikutnya jumlah butir pertanyaan ada 18.

2. Uji Reliabilitas

Sedangkan untuk tingkat reliabilitas ini dapat dilihat pada nilai

cronbach’ alpha. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memilki

(67)

Tabel 4.2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.855 26

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil pada table tersebut diketahui memperleh nilai cronbach’ alpha

sebesar 0,855, ini berarti pernyataan pada kuesioner penelitian dianggap

reliable.

C. Analisis Dekriptif

1. Tanggapan responden tentang Koperasi memiliki peralatan yang modern.

Tabel 4.3

Koperasi memiliki peralatan yang modern

Alternative Frequency Percent

Ragu-ragu 7 10.0

Setuju 43 61.4

Sangat Setuju 20 28.6

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil tanggapan responden dikatakan sangat setuju oleh 20 responden

atau sebesar 28,6%, sebanyak 43 atau 61,4%menyatakan setuju, dan sisanya

sebanyak 7 reponden atau 10,0% menyatakan ragu-ragu.

Ini menunjukan hasil positif, karena komulasi setuju dan sangat setuju

(68)

2. Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan Koperasi

berpenampilan rapih.

Tabel 4.4

Pengurus dan karyawan Koperasi

berpenampilan rapih

Alternative Frequency Percent

Tidak Setuju 1 1.4

Ragu-ragu 2 2.9

Setuju 50 71.4

Sangat Setuju 17 24.3

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan responden mengenai pernyataan ini, sebanyak 17 responden

atau 24,3 % menyatakan sangat setuju, 50 reponden atau 71,4% menyatakan

setuju, 2 responden atau 2,9% memilih ragu-ragu, dan 1 responden atau

1,4% memilih tidak setuju. Hasil ini dinilai cukup positif, karena komulasi

setuju dan sangat setuju dari pilihan responden lebih dari 50%.

3. Tanggapan respoden tentang suasana Koperasi rapih, bersih dan nyaman.

Tabel 4.5

Suasana Koperasi rapih, bersih dan nyaman

Alternative Frequency Percent

Tidak Setuju 1 1.4

Ragu-ragu 5 7.1

(69)

Sangat Setuju 23 32.9

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan responden mengenai suasana Koperasi rapih, bersih dan

nyaman, sebanyak 23 responden atau 32,9% menjawab sangat setuju, 41

responden atau 58,6% menjawab setuju, 5 responden atau 7,1% menjawab

ragu-ragu, 1 responden atau 1,4% menjawab tidak setuju. Hasil ini dinilai

positif karena nilai positif lebih dari 50%.

4. Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan melayani dengan

cepat

Tabel 4.6

Pengurus dan karyawan melayani dengan cepat

Frequency Percent

Tidak Setuju 3 4.2

Ragu-ragu 10 14.3

Setuju 44 62.9

Sangat Setuju 13 18.6

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan reponden tentang pengurus dan karyawan melayani dengan

cepat, sebanyak 13 responden atau 18,6% menjawab sangat setuju, 44

responden atau 62,9% menjawab setuju, 10 responden atau 14,3% menjawab

ragu-ragu dan 3 responden atau 4,2% menjawab tidak setuju. Ini

(70)

5. Tanggapan responden tentang perilaku para pengurus Koperasi mampu

membuat anda mempercayai Koperasi

Tabel 4.7

Perilaku para pengurus Koperasi mampu

membuat anda mempercayai Koperasi

Frequency Percent

Tidak Setuju 1 1.4

Ragu-ragu 4 5.7

Setuju 37 52.9

Sangat Setuju 28 40.0

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan responden tentang perilaku para pengurus Koperasi mampu

membuat anda mempercayai Koperasi, sebanyak 28 responden atau 40,0%

menjawab sangat setuju, 37 responden atau 52,9% menjawab setuju, 4

responden atau 5,7% menjawab ragu-ragu, dan 1 responden atau 1,4%

menjawab tidak setuju. Ini menunjukan hasil positif karena lebih dari 50%

responden setuju

6. Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan secara konsisten

(71)

Tabel 4.8

Pengurus dan karyawan secara konsisten

bersikap sopan

Frequency Percent

Tidak Setuju 1 1.4

Ragu-ragu 2 2.9

Setuju 49 70.0

Sangat Setuju 18 25.7

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan secara konsisten

bersikap sopan, sebanyak 18 responden atau 25,7% menjawab sangat setuju,

49 responden atau 70.0% menjawab setuju, 2 responden atau 2,9%

menjawab ragu-ragu, dan 1 responden atu 1,4% menjawab tidak setuju.

7. Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan anda.

Tabel 4.9

Pengurus dan karyawan mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan anda

Frequency Percent

Ragu-ragu 8 11.4

Setuju 40 57.1

Sangat Setuju 22 31.5

Total 70 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tanggapan responden tentang pengurus dan karyawan mampu menjawab

Gambar

Gambar 2.1 Tiga Model Loyalitas Pelanggan
 Gambar 2.3 Apabila Kinerja > harapan Pelanggan sangat puas
 Gambar 2.4 Attention
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun