• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Data Warehouse dan Reporting Tools Pada Puskesmas Kema

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Data Warehouse dan Reporting Tools Pada Puskesmas Kema"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN DATA WAREHOUSE DAN

REPORTING TOOLS PADA PUSKESMAS KEMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

ANDREW CHRISTIE TOOY

10111931

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

BIODATA PENULIS

1. Data Pribadi

Nama : Andrew Christie Tooy

NIM : 10111931

Tempat/Tanggal Lahir : Manado/5 November 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. TamanSari No. 43A/56 RT05 RW07 Kec. Coblong Kel. Lebak Siliwangi Bandung, 40132

No. Telp : 081321896497

e-mail : ndru_tooy@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan

1993 – 1999 : SD Negeri 11 Manado 1999 – 2002 : SMP Negeri 1 Manado

2002 – 2005 : SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon 2005 – 2011 : Institut Teknologi Bandung (ITB)

2011 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar tanpa paksaan.

Bandung, Juli 2014

(5)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 3

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.5.3 Metode Pembangunan Data Warehouse & Reporting Tools ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Profil Puskesmas Kema ... 9

(6)

vi

2.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Kema ... 12

2.1.3 Logo Puskesmas Kema ... 12

2.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kema ... 13

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Data Warehouse ... 15

2.2.1.1 Tujuan Data Warehouse ... 17

2.2.1.2 Arsitektur Data Warehouse ... 19

2.2.1.3 Dimensional Model Data Warehouse ... 20

2.2.1.4 Hirarki (Hierarchies) ... 22

2.2.1.5 Proses ETL Data Warehouse ... 24

2.2.1.6 Data Warehouse Tools ... 25

2.2.2 Object-Oriented Analysis & Design (OOAD) ... 29

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE ... 31

3.1 Analisis Data Warehouse ... 31

3.1.1 Analisis Masalah ... 31

3.1.2 Analisis Sumber Data ... 31

3.1.3 Analisis Kebutuhan Informasi Strategis ... 52

3.1.4 Analisis Dimensi dan Fakta Bisnis ... 54

3.1.5 Analisis Data Staging ... 85

3.2 Analisis OLAP & Reporting Tools ... 97

3.2.1 Analisis OLAP (On-Line Analytical Processing) ... 97

3.2.2 Analisis Reporting Tools ... 97

3.3 Analisis Kebutuhan ... 99

3.3.1 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 99

3.3.1.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 99

3.3.1.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 100

3.3.1.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir ... 100

3.3.1.4 Analisis Kebutuhan Jaringan... 101

(7)

vii

3.3.2.1 Analisis Use Case Diagram ... 101

3.3.2.2 Analisis Use Case Scenario ... 101

3.3.2.3 Analisis Activity Diagram ... 108

3.3.2.4 Analisis Class Diagram ... 114

3.3.2.5 Analisis Sequence Diagram ... 114

3.4 Perancangan AntarMuka ... 119

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN DATA WAREHOUSE ... 123

4.1 Implementasi Data Warehouse ... 123

4.1.1 Implementasi Lingkungan ... 123

4.1.2 Implementasi Data ... 124

4.1.3 Implementasi Antarmuka ... 134

4.2 Pengujian Data Warehouse ... 135

4.2.1 Rencana Pengujian ... 135

4.2.2 Skenario Pengujian... 136

4.2.3 Hasil Pengujian ... 142

4.2.4 Evaluasi Hasil Pengujian... 178

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 181

5.1 Kesimpulan ... 181

5.2 Saran ... 181

(8)

182

DAFTAR PUSTAKA

[1] W. H. Inmon, Building the Data Warehouse Third Edition, Canada: John Wiley & Sons, Inc., 2002.

[2] P. Lane, Oracle9i Data Warehousing Guide Release 2 (9.2), Redwood: Oracle Corporation, 2002.

[3] D. Browning and J. Mundy, "Data Warehouse Design Considerations," MicrosoftSQL2000 TechnicalArticles - MSDN.com, 2001.

[4] A. Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta, 2003.

[5] M. Y. Pusadan, Rancang Bangun Data Warehouse, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

[6] P. Ponniah, Data Warehousing Fundamentals. A Comprehensif Guide For IT Professionals, John Wiley & Sons, Inc., 2001.

[7] M. Golfarelli and S. Rizzi, Data Warehouse Design: Modern Principles and Methodologies, The McGraw-Hill Companies, 2009.

[8] S. Benett, S. McRobb and R. Farmer, Object-Oriented Systems Analysis And Design Using UML, McGraw Hill Higher Education, 2005.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan

anugerahNya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pembangunan Data Warehouse dan Reporting Tools Pada Puskesmas Kema” dapat diselesaikan

dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini bukanlah dari hasil kerja keras penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, kakak tercinta dr. Arthur R. Tooy dan dr. Yanti M. Mewo, MPd.Ked. yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, khususnya buat almarhum Ayah yang telah mengajarkan arti dari perjuangan dan pengorbanan serta menanamkan arti dari kehidupan kepada penulis.

2. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T. selaku dosen pembimbing dan penguji 2 yang telah banyak meluangkan waktu dan membimbing penulis serta memberikan petunjuk, saran, dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen reviewer dan penguji 1 yang memberikan petunjuk, saran, dan kemudahan kepada penulis.

4. Ibu Gentisya Tri Mardiani, S.Kom. selaku dosen penguji 3 yang memberikan arahan dan kemudahan kepada penulis.

5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku ketua jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

(10)

iv

7. Kepala Puskesmas Kema dr. Chally Tirayoh dan seluruh staf Puskesmas Kema yang telah bersedia mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kema sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 8. DR. Drs. Djouhari Kansil, Mpd (Kel. Kansil Tatengkeng) yang telah

memberikan bantuan material, semangat serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat melanjutkan perkuliahan di Universitas Komputer Indonesia dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Jolly Sondakh, Only Rembet dan Johny Tooy yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

10.Maya Hermawati yang selalu membantu, memberikan dorongan, nasihat dan motivasi kepada penulis.

11.Tiara Anggrainiputri, Hengky Saputra dan Yogie Setiawan Nugraha yang telah memberikan semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis.

12.Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, Juli 2014

(11)

1 Provinsi Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan dan tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari kecamatan Kema.

Berdasarkan hasil observasi, desain data pada Puskesmas Kema masih sangatlah sederhana dan belum terintegrasi. Sering sekali ditemukan data yang tidak konsisten. Selain itu, pihak Puskesmas Kema memerlukan desain data yang jauh lebih kompleks seperti menampilkan data yang atributnya banyak dan historis. Desain data seperti itu digunakan untuk keperluan penting puskesmas misalnya untuk diagnosis dokter, analisis data, maupun untuk pengambilan keputusan.

Masalah berikutnya dari hasil observasi dan wawancara terletak pada pembuatan laporan. Pada pembuatan laporan, pihak puskesmas perlu bahkan wajib untuk merekap seluruh data ke dalam bentuk laporan yang multidimensi dan juga data yang ditampilkan dalam laporan tersebut wajib memiliki interval waktu tertentu. Akan tetapi, pihak puskesmas mengalami kesulitan dalam proses pembuatan laporan yang seperti itu. Penyajian informasi yang lambat yang dikarenakan oleh pencarian data yang lambat, menjadi salah satu faktor penyebabnya. Faktor penyebab lainnya terletak pada tidak adanya reporting tools penunjang yang bisa digunakan pihak puskesmas untuk pembuatan laporan karena di puskesmas tersebut hasil rekapnya masih berbentuk fisik (tertulis) dan masih perlu diketik ke komputer untuk pemakaian selanjutnya.

(12)

2

warehouse sendiri merupakan kumpulan dari macam-macam data yang subject-oriented, integrated, time-variant dan non-volatile dalam mendukung pembuatan

keputusan [1]. Dalam pembuatan suatu data warehouse terdapat suatu fase transformasi data dimana fase ini bertujuan untuk mengintegrasikan data dari sumber data ke dalam data warehouse. Data yang dihasilkan dalam fase transformasi ini nantinya akan dipakai OLAP tools untuk menganalisis data serta reporting tools untuk menghasilkan laporan yang dibutuhkan puskesmas.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memberikan solusi berupa pembentukan data warehouse serta OLAP & reporting tools untuk membantu pihak Puskesmas Kema dalam mempercepat pengumpulan, pengolahan dan penyajian data berupa informasi yang multidimensi dan ringkas sehingga dapat memaksimalkan kualitas keputusan yang dibuat dokter maupun pihak top mangement Puskesmas Kema.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya adalah bagaimana membangun data warehouse serta OLAP & reporting tools pada Puskesmas Kema.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun data warehouse serta OLAP & reporting tools pada Puskesmas Kema. Sedangkan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pihak puskesmas dalam hal pembuatan desain data yang kompleks dan terintegrasi hasil dari data warehouse dan OLAP yang digunakan untuk diagnosis, analisis data, maupun untuk pengambilan keputusan.

(13)

3

1.4 Batasan Masalah

Berikut ini adalah batasan masalah dalam pembangunan data warehouse di Puskesmas Kema:

1. Data yang digunakan adalah seluruh data yang ada di Puskesmas Kema. 2. Penyajian data kepada pihak Puskesmas Kema dalam bentuk OLAP &

reporting tools.

3. Penyajian laporan hasil dari reporting tools disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

4. Pendekatan analisis dan desain dari penelitian ini menggunakan pendekatan analisis dan desain berorientasi objek (OOAD) dengan tools yang digunakan adalah UML (Unified Modeling Languages).

1.5 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif sendiri merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan perilaku dari objek penelitian serta menjadi dasar pengambilan keputusan.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. 2. Wawancara

(14)

4

3. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan yang ada di Puskesmas Kema.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh pihak Puskesmas Kema atau yang dibuat oleh orang lain tentang Puskemas Kema.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan pada pembangunan perangkat lunak adalah dengan menggunakan metode waterfall Sommerville. Metode waterfall Sommerville akan melakukan pendekatan pada pengembangan perangkat lunak secara sistematik dan sekuensial. Metode waterfall Sommerville khusus pembangunan perangkat lunak pada Puskesmas Kema yang bisa dilihat juga pada Gambar 1.1 ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:

1. Requirement Definition

Tahap ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh kebutuhan yang dibutuhkan user dalam pembangunan perangkat lunak.

2. System and Software Design

Tahap ini merupakan tahap perancangan sistem dan program yang akan dibangun.

3. Implementation and Unit Testing

Tahap ini merupakan tahap implementasi dan tahap uji coba program yang telah dibangun dengan kondisi seperti yang ada di Puskesmas Kema. 4. Integration and System Testing

(15)

5

5. Operation and Maintenance

Tahap ini merupakan tahap mengoperasikan dan memelihara sistem yang sudah dibangun.

Gambar 1.1 Metode Waterfall Sommerville Pembangunan Perangkat Lunak

1.5.3 Metode Pembangunan Data Warehouse & Reporting Tools

Metode yang digunakan pada pembangunan data warehouse bisa dilihat di Gambar 1.2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Business Requirement Definition

Tahap ini merupakan tahap pemahaman (analisis) bisnis dan seluruh kebutuhan yang ada di Puskesmas Kema dalam pembuatan data warehouse.

2. Dimensional Modeling

Tahap ini merupakan tahap pemodelan data menjadi data multidimensi berdasarkan hasil dari business requirement defintion.

3. Physical Design

Tahap ini merupakan tahap perancangan fisik data warehouse. Seperti

hardware dan software yang dibutuhkan, banyaknya memory yang

(16)

6

4. Data Staging Design

Perancangan data staging terdiri dari 3 tahap utama atau biasa disebut dengan ETL ( Extract, Transform, dan Load) yang merupakan proses pengubahan data dari OLTP database menjadi data warehouse.

5. OLAP & Reporting Tools

Tahap ini merupakan tahap untuk mengatur data yang ada dalam data warehouse menjadi kubus multidimensi berdasarkan dimensional model

yang akan ditampilkan kepada user untuk pengambilan keputusan.

6. Deployment

Tahap ini merupakan tahap pengoperasian data warehouse serta reporting tools yang sudah jadi oleh pihak Puskesmas Kema.

(17)

7

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi sekilas tentang Puskesmas Kema, dasar-dasar teori beserta sumber pustaka dan referensi yang menjadi landasan dasar dalam seluruh kegiatan perancangan data warehouse pada Puskesmas Kema.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE

Bab ini berisi tentang analisis data warehouse, analisis OLAP & reporting tools, serta analisis kebutuhan yang digunakan untuk membangun data warehouse..

Selain itu terdapat juga perancangan antarmuka untuk aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN DATA WAREHOUSE

Bab ini berisi tahap implementasi dan perancangan sistem yang kemudian akan dilakukan pengujian terhadap aplikasi serta data warehouse yang telah dibuat.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(18)
(19)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Puskesmas Kema

Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen kesehatan telah menyelenggarakan serangkaian reformasi dibidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh masyarakat.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus memiliki sistem kesehatan sendiri, termasuk dukungan dalam menyusun sistem informasinya. Sistem informasi kesehatan kabupaten/kota diharapkan dapat menyediakan data dan informasi dalam penyusunan rencana pembangunan daerah tersebut serta sebagai landasan pengembangan sumber daya kesehatan. Salah satu produk dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota adalah Puskesmas Kema.

Puskesmas Kema merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kema yang memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program kesehatan dan keluarga berencana. Data dianalisis dengan sederhana dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Dengan demikian jelas bahwa tujuan adanya Puskesmas Kema adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kecamatan Kema yang mengacu pada visi Indonesia sehat 2015.

(20)

10

utara dengan kota Bitung, 2) Sebelah Timur dengan Laut Maluku, 3) Sebelah Sealatan dengan Kecamatan Kombi, dan 4) Sebelah Barat dengan Kecamatan Kauditan. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah kerja Puskesmas Kema dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Wilayah Kerja Puskesmas Kema

Secara umum transportasi keseluruhan wilayah kerja dapat dijangkau dengan kendaraan darat, terdapat 6 desa (Lansot, Waleo, Waleo 2, Lilang, Makalisung dan Tontalete Rok-Rok) yang letaknya relatif jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang cukup besar.

(21)

11

Tabel 2.1 Distribusi Desa Menurut Kecamatan

No Desa Dusun

Puskesmas Kema dilengkapi dengan 2 unit rumah dinas paramedis dan 1 unit rumah dinas dokter serta membawahi 5 buah pustu (pustu Totantele, pustu Kema I, pustu Lansot, pustu Lilang dan pustu Makalisung), serta terdapat 1 ruangan laboratorium dan 1 ruangan TB Paru/Kusta, 1 ruangan Klinik Gizi, 1 gudang obat, 2 gudang barang, 1 ruangan imunisasi. Pelayanan dilakukan sesuai dengan job description yang jelas pada masing-masing petugas untuk menjaga mutu pelayanan.

Pelayanan di luar gedung dilakukan oleh team Posyandu yang kompeten (1 dokter, 1 bidan, 1 gizi, 1 jurim, dan 1 perawat) dengan bantuan kader kesehatan pada 10 posyandu purnama dan 1 posyandu madya. Sedangkan untuk gedung puskesmasnya sendiri terdiri atas dua lantai, dimana lantai 1 terdiri dari 5 ruangan yang digunakan untuk pelayanan (Poli Umum, Poli Lansia, Poli Gigi, Poli Santiasi, dan ruang perawat), 3 ruangan untuk program (1 ruangan farmasi, 1 ruangan tindakan, 1 ruangan sederhana) dan 2 kamar mandi. Lantai 2 terdiri dari 1 ruangan pimpinan, 1 ruangan tata usaha, 1 ruangan program, ruang aula dan 1 ruangan komputer.

2.1.1 Sejarah Puskesmas Kema

(22)

12

laboratorium 146 m2 sehingga secara keseluruhan luas tanah Puskesmas Kema 2140 m2.

2.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Kema 1. Visi

Visi dari Puskesmas Kema adalah

“Tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Masyarakat yang Mandiri dalam Hidup Sehat.”

2. Misi

Berikut ini adalah misi dari Puskesmas Kema:

a) Memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional.

b) Mendorong kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan Masyarakat.

c) Memelihara standart pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan biaya pelayanan kesehatan.

d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan Masyarakat beserta lingkungan hidupnya.

2.1.3 Logo Puskesmas Kema

Puskesmas Kema menggunakan logo Departemen Kesehatan yaitu Bakti Husada seperti pada gambar di bawah ini.

(23)

13

Arti dari logo Bakti Husada antara lain:

1. Palang hijau terletak di dalam Bunga Wijayakesuma dengan lima daun mahkota makna Pancakarsa Husada yang melambangkan tujuan pembangunan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.

2. Bunga Wijayakesuma ditopang oleh lima kelompok daun berwarna hijau melambangkan Pancakarya Husada pada hakikatnya adalah penjabaran makna pembangunan kesehatan.

3. Bunga Wijayakesuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan kelopak daun berwarna hijau mempunyai makna melambangkan pengabdian luhur.

4. Palang Hijau melambangkan pelayanan kesehatan.

5. Logo yang bertuliskan “BAKTI HUSADA” adalah pengabdian dalam upaya kesehatan paripurna.

6. Bentuk Garis bulat telur melambangkan kebulatan tekad, keterpaduan dengan berbagai unsur dalam masyarakat.

2.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kema

Struktur organisasi dari Puskesmas Kema sekarang ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Untuk tugas dari setiap bagian struktur organisasinya adalah sebagai berikut: 1. Kepala Puskesmas

Memiliki tanggung jawab penuh terhadap Puskesmas Kema. 2. Kepegawaian

Bertugas untuk mengkoordinir seluruh pegawai yang ada di Puskesmas Kema.

3. Bendahara Penerimaan

Bertanggung jawab untuk setiap dana yang masuk di Puskesmas Kema. 4. Bendahara Pengeluaran

(24)

14

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kema

5. Unit Kesga (Kesehatan Keluarga)

Bertanggung jawab untuk setiap kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA), KB, perbaikan gizi, Usaha Kesehatan Kerja (UKS) serta lanjut usia (USILA).

6. Unit Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengendalian Lingkungan, Kesehatan Lingkungan (P2M & PL, KesLing)

(25)

15

7. Unit Yankes (Layanan Kesehatan)

Bertanggung jawab untuk setiap kegiatan layanan kesehatan. 8. Promkes

Bertanggung jawab untuk setiap promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Kema, seperti penyuluhan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

9. SIK/SPM (Sistem Informasi Kesehatan / Standart Pelayanan Minimal) Bertanggung jawab untuk setiap sistem informasi dan standart pelayanan yang ada di Puskesmas Kema

10.Pustu (Puskesmas Pembantu)

Bertanggung jawab untuk setiap pustu yang ada di setiap desa. 11.Poskesda (Pos Kesehatan Desa)

Tugasnya hampir sama dengan pustu, tapi ini hanya berbentuk pos kesehatan kecil saja.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Data Warehouse

Data warehouse adalah sebuah tempat penyimpanan data yang lengkap dan konsisten dimana data yang disimpan itu saling berelasi dan dirancang berdasarkan query dan analisis daripada proses transaksinya [2]. Data tersebut kemudian

ditransformasikan menjadi sebuah informasi yang dapat diakses kapan saja dan selalu up-to-date. Informasi ini kemudian akan digunakan untuk dianalisis untuk menghasilkan keputusan yang tepat.

Data warehouse juga bisa dikatakan sebagai kumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi, tidak dapat di update, memiliki dimensi waktu yang digunakan untuk mendukung proses manajemen pengambilan keputusan dan kecerdasan bisnis. Berdasarkan definisi tersebut, maka data warehouse memiliki karakteristik [1] sebagai berikut:

1. Subject oriented (berorientasi subjek)

(26)

16

Kita bisa membangun data warehouse yang berfokus pada penjualan. Dengan menggunakan data warehouse, kita bisa menjawab pertanyaan seperti “Siapa

pembeli terbaik untuk barang ini tahun lalu?”. Kemampuan untuk

mendefinisikan sebuah data warehouse sebagai sebuah subjek, dalam hal ini penjualan, membuat data warehouse subject oriented.

2. Integrated (terintegrasi)

Data warehouse dikonstruksikan dengan cara mengintegrasikan sejumlah sumber data yang berbeda. Data yang terintegrasi menyebabkan data tersebut lebih konsisten, sehingga lebih mudah dipahami oleh para pembuat keputusan.

3. Time-variant

Data warehouse harus bisa menghasilkan informasi dari sudut pandang historical (misalnya informasi 5-10 tahun yang lalu atau bahkan lebih). Atau bisa dikatakan bahwa data warehouse berfokus pada perubahan setiap waktunya.

4. Non-volatile

Data yang ada dalam data warehouse tidak bisa di-edit ataupun di-update. Data warehouse dibuat untuk melayani user (analyst dan pengambil keputusan). Sehingga data warehouse wajib dirancang sesuai dengan persyaratan [3] berikut:

1. Harus bisa memberikan kepuasan kepada setiap user.

2. Memiliki function sendiri tanpa mengganggu OLTP systems. 3. Menyediakan pusat tempat penyimpanan data yang konsisten. 4. Menjawab setiap complex queries dengan cepat.

5. Menyediakan berbagai analisis tools yang kuat, seperti OLAP dan data mining.

Sebagian besar data warehouse yang sukses selain memenuhi persyaratan di atas juga memiliki beberapa karakteristik [3] seperti:

(27)

17

3. Terdiri dari detailed dan summarized data.

4. Tetap mempertahankan konsistensi data walaupun berasal dari sumber yang berbeda.

5. Fokus dalam single subject, seperti penjualan, keuangan, atau inventarisasi. Data warehouse bisa dikatakan sebagai suatu salinan dari OLTP (On-Line Transaction Processing) yang terstruktur yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan analisis, reporting, maupun data mining [4]. OLTP sendiri adalah sebuah proses yang menitikberatkan pada transaksinya, seperti input data dan lain-lain. Pada Tabel 2.2 akan memperlihatkan perbedaan OLTP systems dan data warehouse.

Tabel 2.2 Perbedaan OLTP dan Data Warehouse [5]

OLTP Data Warehouse

Dirancang untuk operasi real-time bisnis Dirancang untuk analisis dari suatu bisnis berdasarkan atribut dan kategori

Menangani data saat ini Menangani data saat ini dan data masa lalu

Data disimpan pada beberapa platform Data disimpan pada satu platform saja Data diorganisir berdasarkan fungsi atau

operasinya Data diorganisir berdasarkan subjek

Prosesnya bersifat berulang (loop) Prosesnya dilakukan setiap saat dan harus berorientasikan waktu (historical)

Untuk operasional Untuk managerial

Berorientasi pada transaksi Berorientasi pada analisis

2.2.1.1 Tujuan Data Warehouse

Berikut ini adalah tujuan dari data warehouse beserta penjelasannya [5]: 1. Memberikan kemudahan untuk mengakses informasi yang ada.

Kemudahan disini berbicara tentang efisiensi. Data warehouse harus efisien sehingga dengan mudah dipahami oleh user bukan hanya oleh devoleper saja. Selain itu, pengguna juga dapat mengkombinasikan data dalam data warehouse dengan berbagai cara (slicing and dicing). Untuk mengakses data

warehouse disarankan sebaiknya dapat dilakukan dengan sederhana dan

(28)

18

2. Menyediakan informasi yang konsisten.

Data warehouse hanya berisi informasi-informasi yang relevan bagi kebutuhan user untuk pengambil keputusan. Oleh karena itu, kredibilitas data yang terdapat dalam data warehouse harus dapat dipertanggungjawabkan. 3. Mampu beradaptasi dan tahan terhadap perubahan.

Perubahan-perubahan yang terjadi harus dapat diatasi oleh data warehouse. Dengan kata lain, data warehouse harus dirancang agar mampu menghadapi setiap perubahan dengan terencana. Hal ini berarti perubahan yang terjadi tidak boleh merusak atau mengganggu data dan aplikasi yang telah ada sebelumnya.

4. Mampu mengamankan informasi.

Informasi yang tersimpan dalam data warehouse harus tersimpan dengan aman. Dengan kata lain, informasi tersebut tidak boleh sampai jatuh ke tangan yang salah. Oleh karena itu, data warehouse harus mampu mengendalikan setiap akses dari informasi yang ada.

5. Mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.

Ini merupakan tujuan yang paling penting dan harus ada dalam setiap pembuatan data warehouse. Data warehouse bisa digambarkan sebagai kumpulan teknologi pendukung keputusan, dimaksudkan agar setiap pekerjaan yang berhubungan dengan informasi, dapat membuat keputusan dengan cepat dan tepat.

6. User friendly.

(29)

19

2.2.1.2 Arsitektur Data Warehouse

Arsitektur data warehouse bisa dilihat pada Gambar 2.4 dikelompokkan menjadi [6]:

Gambar 2.4 Arsitektur Data Warehouse [6] 1. Source Data

Merupakan sumber data, atau bisa dibilang bahwa darimana data itu berasal. Untuk membangun data warehouse puskesmas kema maka source data berasal dari operasional system atau OLTP database.

2. Data Staging

Merupakan sebuah proses yang diperlukan sebelum data source masuk ke dalam data warehouse. Proses ini dinamakan proses ETL (Extracting, Transformation, Loading).

3. Data Warehouse

(30)

20

4. Data Marts

Merupakan bagian dari data warehouse. Seluruh data mart jika digabungkan akan menjadi satu data warehouse.

5. Users

Merupakan pengguna yang akan menggunakan data warehouse. Users bisa memiliki tugas yang berbeda-beda, ada yang untuk analisis, ada yg untuk reporting, dan ada yang untuk membentuk data mining. Intinya informasi

yang berasal dari data warehouse akan diolah menjadi “sesuatu” menggunakan tools yang ada yang bisa berguna untuk pengambilan keputusan.

2.2.1.3 Dimensional Model Data Warehouse

Kebutuhan user dan realitas data yang menjadi faktor penentu untuk merancang dimensional model data warehouse, seperti bisnis apa yang paling diperlukan, detailnya seperti apa dan dimensi-dimensi serta fakta-fakta apa yang harus diikutkan. [2].

Dimensional model harus sesuai dengan kebutuhan dari user. Model ini juga harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipertahankan dan dapat beradaptasi dari segala perubahan yang akan terjadi. Desain modelnya harus dihasilkan dalam bentuk database relasional yang mendukung OLAP cubes untuk

menyediakan secara “instant” hasil query untuk analis. 1. Tabel Dimensi (Dimension Tables)

Tabel dimensi menjelaskan tentang entitas bisnis dari suatu enterprise [2]. Tabel dimensi umumnya berisi data keterangan, dimana data tersebut jarang sekali mengalami perubahan.

2. Tabel Fakta (Fact Tables)

(31)

21

3. Skema Dimensional Model

Berikut ini adalah beberapa skema yang biasa digunakan untuk merancang suatu data warehouse:

a) Skema star

Suatu skema disebut skema star jika seluruh tabel dimensi dihubungkan secara langsung ke tabel fakta dan satu tabel fakta wajib memiliki relasi minimal dengan satu tabel dimensi [2]. Gambar 2.5 adalah contoh gambar dari skema star.

Gambar 2.5 Skema Star [3] b) Skema snowflake

Suatu skema disebut skema snowflake jika satu atau lebih tabel dimensi tidak berhubungan langsung dengan tabel fakta tetapi harus berhubungan melalui tabel dimensi lain [2]. Gambar 2.6 adalah contoh gambar dari skema snowflake.

c) Skema constellation

(32)

22

Gambar 2.6 Skema Snowflake [3]

Gambar 2.7 Skema Constellation [7]

2.2.1.4 Hirarki (Hierarchies)

(33)

23

hirarki memandang sesuatu melalui berbagai sudut pandang. Hirarki dibagi menjadi:

1. Derived Hierarchies, merupakan suatu hirarki yang memiliki relationships antar entitas, sebagai contoh entitas kategori berhubungan dengan entitas produk, maka ada suatu cara untuk membangun derived relationships berdasarkan nilai dari atributnya. Contoh lainnya bisa dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Derived Hierarchies

2. Explicit Hierarchies, merupakan suatu hirarki yang merepresentasikan relationships antar tiap member dalam sebuah entitas. Biar lebih jelas untuk

(34)

24

Gambar 2.9 Explicit Hierarchies

2.2.1.5 Proses ETL Data Warehouse

Proses ETL atau biasa disebut Extract, Transform, dan Load merupakan proses pengubahan data dari OLTP database menjadi data warehouse. Jika dilihat dari arstitektur data warehouse, proses ETL ini merupakan proses yang berada di data staging.

Proses ETL merupakan proses untuk mengubah, memformat ulang serta mengintegrasikan data yang berasal dari satu atau beberapa OLTP systems [1].

1. Extraction

Extraction merupakan sebuah proses dimana proses tersebut mencari sumber

data kemudian dengan menggunakan beberapa kriteria yang sudah diberikan untuk memilah data dan juga untuk mencari data yang berkualitas, kemudian data tersebut diangkut ke file lain atau database. [1].

2. Transformation

Data transformation merupakan suatu fase yang terjadi ketika data sudah menjadi raw data (hasil extraction) diubah menjadi bentuk yang sudah ditetapkan dimana bentuk tersebut harus bisa digunakan dalam data warehouse. Berikut ini adalah beberapa proses dasar yang harus ada dalam data transformation [6]:

a) Selection

(35)

25

b) Splitting/Joining

Splitting/joining meliputi tipe-tipe manipulasi data yang perlu dilakukan

pada proses selection.

c) Conversion

Proses ini merupakan tahapan paling penting. Pada tahap conversion, data hasil selection kemudian akan diubah menjadi data yang layak digunakan pada data warehouse.

d) Summarization

Tahap ini merupakan tahap pembentukan model yang akan ditampilkan kepada user.

e) Enrichment

Tahap ini merupakan tahap pembentukan kembali serta penyederhanaan field yang ada untuk membuat field tersebut lebih berguna pada data

warehouse.

3. Loading

Loading adalah suatu proses pemindahan data secara fisik dari OLTP systems

ke dalam data warehouse. Operasi loading terdiri dari memasukkan record ke dalam bermacam-macam dimensi dan fact tabel dari data warehouse. [5].

2.2.1.6 Data Warehouse Tools

Berikut ini adalah tools yang digunakan user setelah data warehouse terbentuk dengan tujuan yang berbeda-beda [3]:

1. OLAP (On-Line Analytical Processing)

OLAP merupakan salah satu data warehouse tools untuk melakukan analisis data. OLAP sendiri adalah suatu teknologi yang dirancang untuk memberikan kinerja yang unggul untuk ad hoc business intelligence queries [3]. OLAP dirancang untuk beroperasi secara efisien dengan data yang terorganisir sesuai dengan model dimensi umum yang biasa digunakan dalam data warehouse.

(36)

26

dari segala sudut pandang, dan untuk membuat keputusan yang bersifat kritikal. Oleh karena itu, OLAP sangat krusial. [6]. Berikut ini adalah karakteristik paling mendasar dalam OLAP systems [6]:

a) Memberikan para pelaku bisnis pandangan logis yang multidimensi dari data yang ada dalam data warehouse.

b) Memfasilitasi query interaktif dan kompleks analisis kepada users.

c) Memungkinkan user untuk drill-down atau roll-up data yang ada baik untuk single dimension maupun untuk multi dimension.

d) Memberikan kemampuan untuk melakukan perhitungan dan perbandingan yang rumit.

e) Hasilnya bisa dipresentasikan dalam bentuk yang lebih berarti, seperti grafik atau tabel.

Kegunaan OLAP [6] antara lain:

a) Meningkatkan produktivitas dari bisnis manajer, eksekutif dan analis. b) Memanfaatkan OLAP dengan baik bisa membuat users bisa dengan percaya

diri membuat analisis mereka sendiri tanpa bantuan IT assistance.

c) Keuntungan untuk IT developers yaitu penggunaan OLAP bisa sangat membantu mempercepat kinerja dari aplikasinya sendiri.

d) Meningkatkan efisiensi kerja.

OLAP dapat digunakan untuk melakukan hal-hal seperti [5]: a) Consolidation (roll-up)

Konsolidasi melibatkan pengelompokkan data.

b) Drill-down

(37)

27

Gambar 2.10 Roll-up dan Drill-down

c) Slicing and dicing

Menjabarkan pada kemampuan untuk melihat data dari berbagai sudut pandang. Untuk lebih jelasnya slicing and dicing bisa dilihat pada Gambar 2.11.

(38)

28

d) Pivot

Menampilkan nilai-nilai ukuran dalam tata letak tabel yang berbeda dan juga bisa mengatur kembali dimensi dalam OLAP cube. Untuk lebih jelasnya pivot bisa dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Pivot

Untuk memodelkan OLAP kepada users, kita gunakan OLAP cube. OLAP cube adalah bagian utama dari OLAP yang berisi kumpulan data yang banyak dan

disatukan (agregasi) untuk mempercepat hasil query [5]. OLAP cube contohnya seperti pada Gambar 2.10, Gambar 2.11, dan Gambar 2.12.

2. Reporting

Reporting tools merupakan tools yang digunakan untuk mempermudah user

memperoleh data yang sudah lama ataupun data sekarang dan melakukan beberapa standard analisis statistik [6]. Data yang dihasilkan dari reporting tools bisa berupa bentuk laporan biasa dan juga bisa berupa grafik.

3. Data mining

Data mining merupakan teknologi yang mengaplikasikan algoritma yang canggih dan kompleks untuk menganalisis data dan mencari informasi yang menarik dari kumpulan data tersebut. Perbedaan mendasar antara OLAP dan data mining yaitu terletak pada apa yang akan dianlisisnya. Pada OLAP, yang dianalisis

(39)

29

2.2.2 Object-Oriented Analysis & Design (OOAD)

Object-Oriented Analysis & Design (OOAD) merupakan salah bentuk

pendekatan analisis dan desain yang menekankan solusi berbasis objek [8]. OOAD bukan dipilih berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan melainkan cara pikir kita dalam menyelesaikan masalah dengan menitikberatkan kepada perekayasaan objek beserta relasinya.

Alat bantu yang biasa digunakan untuk membantu pemodelan OOAD adalah UML (Unified Modeling Languages). Berikut ini adalah diagram-diagram yang biasa digunakan UML [8]:

1. Use Case Diagram

Menggambarkan sistem berdasarkan hasil requirement gathering. Setiap use case melambangkan satu fungsional sistem.

2. Activity Diagram

Menggambarkan secara jelas alur kegiatan dari use case.

3. Sequence Diagram

Menggambarkan hubungan antar class atau bisa dibilang aktivitas apa yang berlangsung sejak objek pertama kali dibuat sampai memenuhi tugas dari objeknya.

4. Class Diagram

Menunjukkan atau memperjelas class apa saja yang berada dalam domain permasalahan beserta relasinya.

5. Statechart Diagram

(40)
(41)

181

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis serta pengujian data warehouse maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan data warehouse pada Puskesmas Kema dapat memudahkan pihak puskesmas dalam hal pembuatan desain data yang kompleks dan terintegrasi yang digunakan untuk diagnosis, analisis data, maupun untuk pengambilan keputusan.

2. Penerapan data warehouse pada Puskesmas Kema juga dapat memudahkan pembuatan laporan hasil dari OLAP & reporting tools yang diperlukan oleh pihak eksekutif puskesmas untuk mendukung pengambilan keputusan.

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem selanjutnya, yaitu:

Gambar

Gambar 1.1 Metode Waterfall Sommerville Pembangunan Perangkat Lunak
Gambar 1.2 Metode Pembangunan Data Warehouse & Reporting Tools
Gambar 2.1 Wilayah Kerja Puskesmas Kema
Tabel 2.1 Distribusi Desa Menurut Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan permasalahan diatas, akan dibangunnya suatu sistem yang akan membantu pihak puskesmas dalam pengelolaan data puskesmas, baik dalam pelayanan

data pada aplikasi data warehouse ini adalah file excel yang dimasukkan ke dalam. tempat penampungan sementara, yaitu database umhaj, terlebih

Hasil yang dicapai adalah sebuah data warehouse dan prototipe aplikasi data warehouse yang dapat digunakan untuk membantu di dalam mengambil keputusan dan menentukan

Simpulan dalam penelitian ini adalah data warehouse marketing yang dirancang dapat mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan informasi para eksekutif perusahaan, serta membantu

Laporan yang dihasilkan dari data warehouse akan disajikan secara visual menggunakan diagram batang, garis, maupun pie yang dapat dilihat secara multidimensi berdasarkan dimensi

Dengan menggunakan tools microsoft SQL server 2008 dan microsoft SQL business intelligence development dapat dibangun sebuah data warehouse transaksi barang dengan mengumpulkan

digunakan oleh pihak top management, karena mempunyai berbagai macam sudut pandang. c) Data warehouse yang dihasilkan menjadi sumber data untuk penerapan data mining. d) Data

Dari perancangan data warehouse pada departemen radiologi dan laboratorium yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, data warehouse dapat membantu proses