• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan uu desa utk rakor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan uu desa utk rakor"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

http://kartonmedia.blogspot.com/2014/02/keistimewaan-undang-undang-desa-terbaru.html

Keistimewaan Undang-Undang Desa Terbaru No.

6 Th. 2014

http://kartonmedia.blogspot.com/2014/02/keistimewaan-undang-undang-desa-terbaru.html#sthash.tk0fFIBW.dpuf

Setelah melalui perdebatan panjang selama 7 tahun akhirnya sidang paripurna DPR RI, Rabu 18 Desember 2013 menyetujui rancangan Undang-Undang Desa untuk disahkan menjadi Undang-Undang Desa. Ribuan Kepala Desa diseluruh Indonesia menyambut dengan gegap gempita dan penuh dengan sukacita, kecuali daerah Padang Sumatera Barat yang menolak Undang-Undang tersebut.

Mengapa Undang-Undang Desa yang disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 15 Januari 2014 itu terasa begitu istimewa? Bahkan berkali-kali Kepala Desa dari beberapa daerah di Indonesia berkumpul di Jakarta melakukan unjuk rasa menuntut agar RUU Desa segera disahkan menjadi Undang-Undang. Apa keistimewaan Undang-undang Desa tersebut ? Untuk mengetahui

jawabannya ikuti uraian berikut ini.

1. Dana Milyaran Rupiah akan masuk ke Desa

Isu yang berkembang bahwa dengan disahkannya Undang-Undang Desa maka tiap Desa akan mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pusat melalui APBN lebih kurang 1 Milyar per tahun. Ini bisa kita baca pada pasal 72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d. disebutkan "alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota". Selanjutnya dalam ayat (4) pasal yang sama disebutkan "Alokasi dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus".

Menurut Priyo Budi Santoso wakil ketua DPRRI, UU Desa juga mengatur tentang alokasi dana dari pemerintah pusat. "Selama ini kan tidak pernah ada anggaran dari pusat. Jumlahnya sebesar 10 persen dari dana per daerah, wajib diberikan, nggak boleh dicuil sedikitpun. Kira-kira sekitar Rp700 juta untuk tiap desa per tahunnya," ujar dia.

Sementara itu Wakil Ketua Pansus RUU Desa, Budiman Sudjatmiko, menyatakan jumlah 10 persen dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus harus diberikan ke Desa. "Sepuluh persen bukan diambil dari dana transfer daerah," kata Budiman. Artinya, kata Budiman, dana sekitar Rp104,6 triliun ini dibagi sekitar 72.000 desa. Sehingga total Rp1,4 miliar per tahun per desa.

(2)

Dana itu, kata Budiman, diajukan desa melalui Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

BPD merupakan badan permusyawaratan di tingkat desa yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa. "Mereka bersidang minimal setahun sekali," ujar Budiman.

2. Penghasilan Kepala Desa

Selain Dana Milyaran Rupiah, keistimewaan berikutnya adalah menyangkut penghasilan tetap Kepala Desa. Menurut Pasal 66 Kepala Desa atau yang disebut lain (Nagari) memperoleh gaji dan penghasilan tetap setiap bulan. Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa bersumber dari dana perimbangan dalam APBN yang diterima oleh kabupaten/kota ditetapkan oleh APBD. Selain penghasilan tetap yang dimaksud, Kepala Desa dan Perangkat Desa juga memperoleh jaminan kesehatan dan penerimaan lainya yang sah.

3. Kewenangan Kepala Desa

Selain dua hal sebagaimana tersebut diatas, dalam UU Desa tersebut akan ada pembagian kewenangan tambahan dari pemerintah daerah yang merupakan kewenangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu adanya peluang desa untuk mengatur penerimaan yang merupakan pendapatan desa yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 72 UU Desa. Hal ini ditegaskan oleh Bachruddin Nasori, Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Desa (Panja RUU Desa). “Jika selama ini, Kepala desa menjadi pesuruh camat, bupati. Tapi hari ini jadi raja dan penentu sendiri, jadi Kepala Desa yang berkuasa penuh mengatur dan membangun desanya," kata Bachruddin Nasori.

Apakah dengan demikian Kepala Desa akan menjadi Raja-raja kecil ?

Walaupun dengan Undang-Undang Desa ini Kepala Desa mempunyai kewenangan penuh dalam mengatur dan mengelola keuangan sendiri tetapi seorang Kepala Desa tidak boleh menjadi Raja Kecil. Mantan Ketua Pansus Rancangan Undang-Undang Desa DPR RI, Budiman Sujatmiko, pada acara sosialisasi UU Desa untuk 253 kepala desa di Kabupaten Subang, Sabtu (11/1/ 2014), menegaskan "Saudara kelak tidak boleh jadi raja-raja kecil di desa," ujar Budiman yang disambut aplous seluruh kepala desa yang hadir.

Dikatakan Budiman, kewenangan dan alokasi dana yang besar yang diamanatkan UU Desa itu, tidak ada satu pasal pun yang mengisyaratkan monopoli kebijakan Kepala Desa. Bahkan, lanjut Budiman, Kepala Desa akan memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk mempertanggungjawabkan semua kewenangan dan pengelolaan dana yang akan dilakukannya kelak.

4. Masa Jabatan Kepala Desa bertambah

(3)

Tahun 2004 dimana Kepala Desa dan BPD hanya bisa menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan.

5. Penguatan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa.

Menurut pasal 55 UU Desa yang baru, Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:

a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa; b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan

c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Disini ada penambahan fungsi BPD yaitu pada huruf c yaitu melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa. Hal ini berbeda dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,dimana dalam pasal 209 disebutkan Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Tantangan dan Tanggung Jawab

Banyak kalangan meragukan keefektifan Undang-Undang ini. Keraguan mereka terutama pada kekhawatiran akan pengelolaan dana yang begitu besar. Jangan-jangan dana ini akan menjadi bancaan bagi Desa yang menerimanya. Menanggapi hal ini Budiman Sudjatmiko mengatakan, “Bancakan dana desa ini, bisa dihindari karena dana ada di kabupaten. Sementara penyusunan proposal pengajuan anggaran ini, tidak berjalan sendiri. Ada pemerintah kota dan pemerintah kabupaten yang melakukan pendampingan, termasuk penyusunan budgeting”.

Selain itu, menurut Priyo Budi Santoso, UU ini juga diharuskan membentuk semacam DPR tingkat desa, namanya Badan Permusyawaratan Desa. Anggotanya sekitar sembilan orang. "UU ini tidak memangkas kewenangan Bupati atau Walikota atau Gubernur pada kepala desa," kata dia.

Tanggapan Pemerintah

Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, meminta masyarakat tidak khawatir dengan potensi penyimpangan dana triliunan rupiah ini sebab setiap tahun akan dilakukan pengawasan sistem. Pemerintah, kata dia, akan melakukan pengawasan dalam penetapan anggaran, evaluasi anggaran dan pertanggungjawaban anggaran. Selain itu, kata dia, ada juga audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memeriksa semua penyelenggara anggaran itu setiap akhir tahun.

"Kalau BPK merekomendasi ada yang bersifat administratif, tentu harus diselesaikan secara administratif. Kalau ada temuan yang indikasi bersifat pidana dan merugikan negara, bisa saja BPK melanjutkan kepada aparat penegak hukum," ujarnya.

Tak hanya itu, kata Gamawan, pemerintah juga akan segera merumuskan Peraturan Pemerintah (PP) untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban, pendistribusian uang, pengawasan dan mekanisme pencairan dana.

Sementara, kata Gamawan, untuk pengoptimalisasian program pemerintah ke desa, akan ada sedikit perubahan desain. Saat ini ada beberapa kementerian dan lembaga yang langsung punya program di desa. Nantinya semua dana-dana itu akan disatukan.

(4)

berdasarkan kriteria yang sudah kita tetapkan," ujar Gamawan. Kriteria itu, kata Gamawan, misalnya berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk, letak kesulitan geografis, tingkat kemiskinan dan beberapa variabel lainnya.

Dana itu, kata Gamawan, akan diambil pada APBN 2015. Sebab, dana APBN 2014 ini sudah disahkan peruntukannya. "Kami sepakat segera (didistribusikan), makanya kami segera bentuk tim. Setelah selesai PP, nanti alokasi daerah bisa saja tahun pertama 75 persen dan tahun kedua 25 persen. Karena kami sudah komitmen," ujarnya.

Sementara menunggu APBN 2015, dana untuk desa ini diambil dari Alokasi Dana Daerah. "ADD tetap berjalan. Program yang sudah diputuskan 2014 itu tetap jalan," katanya.

Sementara di kantornya, Rabu 18 Desember 2013 pagi sebelum RUU disahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta seluruh otoritas terkait khususnya di tingkat wali kota dan bupati yang mengatur keuangan desa, menggunakan anggaran tersebut dengan baik. "Hari ini secara khusus saya meminta perhatian kabupaten dan kota, para bupati dan para wali kota, tentunya para gubernur untuk memastikan bahwa anggaran itu betul-betul disalurkan dan juga digunakan dengan baik," ujarnya.

Kepala Desa Harus belajar Pembukuan / Accounting

Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Desa (Panja RUU Desa) Bachruddin Nasori menyatakan dengan ditetapkannya RUU Desa menjadi UU, maka Kepala Desa harus belajar pembukuan (accounting). Sebab, dengan UU Desa yang baru disahkan hari ini oleh DPR RI, dana sebesar 10 persen dari APBN akan masuk langsung ke desa.

"Dengan disahkan UU Desa, Kepala Desa harus belajar accounting karena kepala desa nanti akan menjadi pejabat pembuat komitmen. Jangan sampai kepala desa masuk penjara karena ketidakmengertiannya dalam mengelola keuangan," kata Bachruddin usai rapat paripurna pengesahan RUU Desa di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

"Selama ini tidak pernah terpikirkan adalah APBN tidak pernah masuk desa. Selama ini kementerian-kementerian menjadikan desa sebagai objek dari proyek yang hasilnya diambil pusat," kata Bendahara Umum PKB itu.

Alokasi dana ini diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan di tingkat desa. Sebelum-sebelumnya, alokasi dana dari APBN belum menyentuh sampai ke tingkat desa.

Disamping itu, dengan UU Desa ini, nantinya kepala desa dapat mengambil kebijakan—secara mandiri—dalam mengelola potensi dan pembangunan desanya, tanpa didikte oleh kepala daerah atau pemerintah pusat seperti yang berlangsung selama ini.

Namun demikian, menurut Bacharuddin, dana sebesar itu (Rp 1 Miliar/tahun) mesti ada pertanggungjawabannya secara administratif. Oleh sebab itu setiap kepala desa wajib menguasai akuntansi atau minimal pembukuan, agar pemakaian dana tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

(5)

“Jangan sampai kepala desa masuk penjara karena ketidakmengertiannya dalam mengelola keuangan,” imbuh Bachruddin.

Melihat banyaknya pejabat kepala daerah yang terjerat kasus korupsi, bukan tak mungkin jika ladang korupsi itu akan pindah ke Kantor-Kantor Kepala Desa, setelah diberlakukannya UU Desa yang baru ini nantinya.

Oleh sebab itu, pihaknya menghimbau agar para Kepala Desa beserta perangkatnya mulai sekarang belajar Accounting.

Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Barat, Kornel Syarif Prawiradiningrat, mengingatkan agar para kepala desa yang akan segera mendapatkan dan miliaran itu bersikap ektra hati-hati.

"Jangan sampai setelah menerima duit miliaran rupiah lalu beberapa bulan kemudian berurusan dengan penegak hulum," ujar Kornel. Ia mencontohkan, era otonomi daerah gara-gara salah urus soal keuangan telah menyeret 525 bupati dan walikota berurusan dengan hukum.

Lalu, ia memberikan solusi jitu agar para kepala desa lepas dari jeratan hukum. "Buat pembukuan yang baik, akuntabel dan transfaran," Kornel menjelaskan.

Pembukuan yang baik yakni mencatat semua penerimaan dan pengeluaran dengan detil. Misalnya, setiap pembelian barang harus ada kuitansinya, barang yang dibeli harus sesuai peruntukannya.

"Tidak boleh ada yang disembunyikan dan dimainkan, semua bukti-bukti dicatat secara benar dan lengkap," jelas Kornel.

Penutup

Dari sekian banyak Undang-Undang yang mengatur tentang Desa sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 memang Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 adalah yang terbaik. Desa sebagai ujung tombak pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam mengatur pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya harus diawasi agar tidak terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang. Badan Permusyawaratan Desa sebagai unsur pemerintahan Desa harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat Undang-Undang agar Kepala Desa tidak terjebak dalam jeratan hokum. Masyarakat Desa diharapkan juga ikut mengawasi dan mengambil peran aktif melalui musyawarah desa agar pelaksanaan pembangunan bisa benar-benar efektif dan tepat sasaran serta dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Sumber :

http://fokus.news.viva.co.id/news/read/467392-uu-desa--miliaran-rupiah-tiap-tahun-untuk-desa

http://www.antaranews.com/berita/410137/uu-desa-disahkan-kades-harus-belajar-pembukuan

http://jurnalakuntansikeuangan.com/2013/12/dpr-ri-kepala-desa-harus-belajar-accounting/

http://www.koransubang.com/s-pendopo/174-uu-desa-disahkan-kades-tak-jadi-raja-kecil-lagi.html, Minggu, 12 Januari 2014

(6)

http://www.pariamankota.go.id/berita/1226/wawako-pariaman-mari-bangun-kota-dengan-meningkatkan-perekonomian-desa.html

Wawako Pariaman: Mari Bangun Kota dengan

Meningkatkan Perekonomian Desa

Kamis, 27 Maret 2014 | 09:12:00 WIB

Pariaman--HUMAS. Wakil Walikota Pariaman Genius Umar menghimbau masyarakat di Kota Pariaman untuk membangun kota dengan meningkatkan perekonomian desa. Hal ini disampaikannya dalam membuka secara resmi acara Sosialisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tahun 2014, bertempat di Aula Balaikota Pariaman, Kamis (27/03/2014).

"Meningkatkan perekonomian desa ini bisa dilakukan dengan Badan Usaha Milik Desa yang akan dibuat ini, yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa, gunanya memperkuat perekonomian desa,"

Dijelaskan Wawako, Tujuan didirikannya BUMDes ini yakni meningkatkan Perekonomian Desa, meningkatkan pendapatan asli Desa, meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan desa.

"BUMDEs ini dapat mendorong re-urbanisasi sehingga warga kota berbondong-bondong kembali kedesa, jika hal ini dapat diwujudkan, maka desa semakin maju dan kota akan berkembang," imbuhnya.

Hal ini dilandaskan pada Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan desa dan PP. No.72 Tahun 2005 tentang Desa dimana Desa dapat mendirikan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. "Usaha haruslah sesuai dengan potensi desa, sehingga hasil yang didapatkan bisa maksimal," terangnya.

Bantuan Dana yang akan diberikan kepada Badan Usaha Milik Desa ini yakni sebanyak 1 sampai 1,3 M dan akan diberikan pelatihan oleh BPM untuk membuat usaha yang akan dibentuk masyarakat desa ini menjadi produktif.

Peserta yang ikut dalam sosialisasi ini diikuti oleh masing-masing 8 orang utusan dari setiap desa/kelurahan, kedelapan utusan ini terdiri dari unsur kepala desa, ketua Lembaga Keuangan Mikro yang ada di

desa/kelurahan, PUAP/Gapoktan, PNPM Perkotaan, UEM-SP, UP2KS, Pansimas atau lembaga keuangan bukan koperasi dan bukan bank lain. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 125 orang dari 12 desa/kel. Narasumber pelatihan ini Dirjend PMD Kemendagri. (nesya

PERATURAN DESA PEJARAKAN TENTANG PEMBENTUKAN

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES).

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

2. Bupati adalah Bupati Buleleng.

3. Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan Asal-usul dan Adat Istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(7)

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan Asal-Usul dan Adat Istiadat setempat yang diakui dan di dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

5. Pemerintah Desa adalah Perbekel dan Aparat Desa sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.

6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan Demokrasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Badan Usaha Milik Desa selanjutnya disingkat BUMDES adalah badan Usaha Yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Desa melalui Penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan.

8. Kekayaan Desa yang dipisahkan adalah Kekayaan Milik Desa baik barang Bergerak maupun tidak yang dikelola olem BUMDES.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD ,yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

10.Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibuat oleh BPD bersama Perbekel.

11.Pemilik adalah Pemerintah Desa dan atau Pihak Swasta / Pihak ketiga yang memiliki modal pada BUMDES.

12.Kepengurusan BUMDES adalah Pengelolan BUMDES yang terdiri dari Pembina ,Pengurus dan Badan Pemeriksa.

BAB II

ASAS PEMBENTUKAN DAN TUJUAN Pasal 2

BUMDES dalam melakukan usahanya berasaskan :

a. Demokrasi Ekonomi dengan Prinsip Kehati-hatian

b. Pengayoman ;

c. Perberdayaan ;

d. Keterbukaan.

Pasal 3

(1) BUMDES dibentuk berupa Perusahan Desa ( PERUSDES ).

(2) Kegiataan BUMDES harus sesuai dengan tujuan dan tidak bertentangan dengan

Peraturan Perundang-Undangan .

(8)

a. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa dalam rangka meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan serta Pelayanan masyarakat .

b. Mengembangkan Potensi Perekonomian di Wilayah Pedesaan untuk mendorong tumbuhnya Usaha Perekoniman Masyarakat Desa secara Keseluruhan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan .

c. Menciptakan Lapangan Kerja ,Penyediaan dan jaminan Sosial .

BAB III

JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA Pasal 5

1. Jenis Usaha BUMDES meliputi usaha-usaha dalam bidang antara lain :

a. Pelayanan Jasa yang meliputi : Simpan Pinjam, Perkreditan, Transportasi Darat dan air, Listrik Desa dan lain yang sejenis.

b. Perdagangan sarana produksi dan produksi pertanian dalam arti luas yang meliputi : Produksi tanaman pangan, perkebunan, Peternakan dan perikanan.

c. Penyaluran sembilan bahan kebutuhan pokok masyarakat.

d. Pertambangan dan Energi khusus untuk pengelolaan pertambangan bahan galian golongan C dengan luas dibawah satu hektar tanpa menggunakan alat berat.

e. Perindustrian meliputi : pengelolaan tanaman hutan (Kayu Putih) Home Industry dan pemasaran hasil industri, pengembangan hasil industri, dan pengelolaan pasar desa dan tempat pelelangan ikan.

f. Pariwisata meliputi : pengelolaan obyek wisata dalam desa di luar rencana induk pariwisata, pengelolaan tempat rekreasi dan hiburan umum dalam desa.

g. Perhubungan meliputi : Pengelolaan Parkir/pemangkalan kendaraan di Pasar, tempat Wisata dan lokasi lainnya yang ada dalam desa, pembangunan dan pemeliharaan jalan desa, pembangunan dan pengelolaan terminal angkutan desa.

h. Pekerjaan Umum meliputi : Pemeliharaan rutin jalan kabupaten yang ada di Desa yang terdiri dari pembersihan semak, pembersihan saluran, irigasi Desa meliputi Pembangunan, Pengawasan dan pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan air bersih, dan pengelolaan pemeliharaan pompanisasi, jaringan irigasi yang ada di desa.

(9)

BAB IV

TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 6

Kantor BUMDES berkedudukan di Pusat pemerintahan Desa, atau tempat lainnya di Wilayah desa dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas pelayanan.

BAB V PERMODALAN

Pasal 7

Sumber-sumber pembiayaan/Permodalan BUMDES dapat diperoleh dari :

a. Pemerintah Desa (Penyertaan Modal dari Kekayaan Desa yang dipisahkan);

b. Bantuan dari Kabupaten, Provinsi, Pemerintah Desa;

c. Tabungan Masyarakat;

d. Pinjaman;

e. Bantuan atau Sumber lainnya yang sah;

f. Kerja Sama dengan Pihak Swasta/Pihak Tiga.

BAB VI

PENDIRIAN BUMDES Pasal 8

1. BUMDES dibentuk berdasarkan hasil Musyawarah Desa yang dihadiri I oleh unsur-unsur pemerintah Desa, BPD, LPM, dan Organisasi Lokal terkait yang kemudian dituangkan pada Berita Acara Kesepakatan.

2. Hasil Musyawarah Desa dimaksud ayat (1), dimohonkan legalisasi kepada Bupati Buleleng dalam bentuk Surat Keputusan Bupati, melalui Kepala Wilayah Kecamatan

BAB VII

ORGANISASI KEPENGURUSAN Pasal 9

1. Organisasi BUMDES berada diluar Struktur Organisasi Pemerintahan Desa.

2. Kepengurusan BUMDES terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan unsur masyarakat.

3. Kepengurusan BUMDES dipilih berdasarkan Hasil testing para pelamar dan ditetapkan dengan Peraturan Desa

(10)

5. Kepengurusan BUMDES dapat diberhentikan apabila :

a. Telah selesai masa bhaktinya;

b. Meninggal Dunia;

c. Mengundurkan diri;

d. Tidak dapat melaksanakan tugas dan Kewajiban dengan baik

e. Dinyatakan melakukan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun berdasarkan Putusan pengadilan yang telah memperoleh Kekuatan HukumTetap;

6. pengurus BUMDES akan dievaluasi setiap tahun untuk mengukur kinarjanya apakah Rencana Kerja yang dibuat tercapai atau tidak.

Pasal 10

1. Susunan Organisasi BUMDES terdiri dari : Pembina, Pengurus, dan Badan Pemeriksa

2. Pembina berkewajiban :

a..Membina BUMDES dalam aspek Kelembagaan, Administrasi, Kepegawaian dan Ketatalaksanaan;

b. Mengawasi Pengelolaan BUMDES serta dapat memberikan saran dan pendapat .

3. Pengurus Berkewajiban :

a. Mengelola Keuangan dan Kekayaan BUMDES dengan sebaik-baiknya guna mendapatkan Daya Guna dan Hasil Guna yang sebesar-besarnya bagi pertumbuhan dan perkembangan BUMDES;

b. Membuat Laporan Tahunan Kepada Pemerintah Desa dan Pembina;

c. Menyampaikan Pertanggungjawaban Akhir Masa Bakti yang ditujukan kepada Pemerintahan Desa.

4. Badan Pemeriksa berkewajiban :

a. Melaksanakan Pemeriksaan terhadap Pengelolaan BUMDES termasuk pelaksanaan Rencanan Kerja, Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan Ketentuan yang berlaku;

b. Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Pemerintah Desa dan Pembina secara berkala atau setiap waktu yang diperlukan.

(11)

Pasal 11

Persyaratan Pengurusan BUMDES, sebagai berikut :

a. Bertempat tinggal dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

b. Mempunyai Pengetahuan, kecakapan yang cukup di bidang pengelolaan badan usaha;

c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian, dan mempunyai komitmen Moral yang tinggi terhadap perekonomian Desa.

Pasal 12

Organisasi dan Kepengurusan BUMDES masa bhakti 2011-2014 sebagai berikut :

a. Pembina;

b. Pengawas/pemeriksa;

c. Pengurus

Ketua Sekretaris Bendahara

Manager Unit Usaha (sesuai kebutuhan)

BAB VIII

PENGELOLAAN BARANG DAN MODAL Pasal 13

Perencanaan Kebutuhan, Tata Cara Pengadaan, Pendistribusian, Penyimpanan,

Pemeliharaan, Inventarisasi dan Perubahan Status Hukum Barang BUMDES ditetapkan oleh Pengurus BUMDES setelah mendapatkan persetujuan dari Pembina.

Pasal 14

1.Pendapatan :

a. dalam hal modal BUMDES dimiliki oleh beberapa Desa atau Pihak Swasta, pembagian

pendapatan bersih diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

b. dalam hal BUMDES menderita kerugian ditanggung pemilik sesuai dengan bagian Modal

yang dimiliki masing-masing.

2. Penggunaan Dana :

a. Hasil penyisihan bagian keuntungan untuk Kas Desa dari BUMDES di Setor ke Kas Desa

sebagai Penerima yang sah;

b. Penggunaan Keuntungan dari BUMDES dianggarkan melalui APBN Desa setiap Tahun

Anggaran.

BAB IX

(12)

Pembagian Hasil Usaha dari Pendapatan BUMDES ditetapkan berdasarkan prosentase dari hasil penerimaan bersih dengan berpedoman kepada prinsip kerja sama yang saling menguntungkan yang pengaturannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pada prinsipnya distribusi hasil usaha harus memperhatikan komponen-komponen: bagian yang dialokasikan untuk Kas Desa, Jasa Pengurus, bagian untuk anggota, Cadangan Modal, Jaminan Sosial.

BAB X

KERJA SAMA DENGAN PIHAK KETIGA Pasal 16

1. dalam mengelola asset BUMDES dapat bekeja sama dengan Pihak Ketiga atas Persetujuan

Pemerintahan Desa.

2. Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk Peraturan Desa

dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapat persetujuan . 3. Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 10 Tahun dan dapat

diperpanjang sesuai kebutuhan.

BAB XI

PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 17

1. Pengurus BUMDES karena sengaja atau lalai sehingga menimbulkan kerugian bagi BUMDES wajib mengganti kerugian dimaksud;

2. Tata Cara penyelesaian Ganti Rugi sebagaimana dimasud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan.

BAB XII

PEMBINAAN OLEH PEMERINTAH DAERAH Pasal 18

Pemerintah Daerah dapat memberikan pembinaan ,berupa Pemberian Pedoman .Bimbingan,arahan ,Supervisi dan Pelatihan.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Hal-Hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini ,akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) BUMDES ,sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati ini.

Pasal 20

Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal1 januari 2011

Agar setiap orang dapat mengetahui ,memerintahkan pengumuman Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Pengumuman Desa .

(13)

I MADE SUMITA

PROPOSAL

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA BUMDes DESA KARANGTENGAH

KECAMATAN KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA I. PENDAHULUAN

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang dikelola olah masyarakat desa, yang kepengurusanya terpisah dari pemerintah desa. BUMDes dibentuk untuk menggali potensi wirausaha yang ada di desa tersebut. Dengan dikelola oleh warga masyarakat yang mempunyai jiwa wirausaha, diharapkan BUMDes nantinya akan menghasilkan pendapatan asli desa yang diperoleh dari hasil perputaran usaha yang dikelola oleh BUMDes tersebut.

Pada era sekarang ini, sudah saatnya warga masyarakat menggali potensi yang ada di desanya masing-masing melalui sarana pembentukan BUMDes. Dan sudah semestinya progam ini didukung oleh pemerintah desa dalam hal ini kepala desa selaku dewan penasehat.

Kami selaku warga masyarakat yang ingin membangun desa karangtengah merasaperihatin dengan kondisi desa karangtengah yang belum bisa memaksimalkan potensi yang ada desa karangtengah. Diharapkan gagasan ini segera direspon oleh pemerintah desa dengan tindakan nyata yaitu mendukung sepenuhnya untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa.

Melalui proposal dan presentasi singkat ini, kami segenap warga masyarakat desa Karangtengah ingin mempelopori terbentuknya Badan Usaha Milik Desa di Desa Karangtengah. Mengenai teknis pelaksanaannya kami tuangkan dalam Proposal dan Presentasi yang akan kami sampaikan.

Tim Pemrakarsa

……….. Ketua

II. DASAR HUKUM

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Badan Usaha Milik Desa.

2. Peraturan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Purbalingga Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Badan Usaha Milik Desa.

3. Peraturan Pemerintah Desa Karangtengah Nomor XX Tahun 2012 tentang Badan Usaha Milik Desa (akan disusun kemudian)

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini adalah :

 Mengembangkan potensi Desa Karangtengah yang selama ini belum tersentuh;

 Menumbuhkan jiwa berwirausaha bagi warga masyarakat desa Karangtengah; Tujuan dari dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini adalah :

 Menggali pendapatan asli Desa melalui unit usaha yang dikelola oleh BUMDes

(14)

 Memberikan kesempatan bagi warga masyarakat desa Karangtengah untuk mengembangkan usaha sudah yang dimilikinya, atau bahkan menambah unit usaha baru sesuai dengan potensi yang ada di Desa Karangtengah.

IV. NAMA KEGIATAN

1. Nama Kegiatan : ……….. 2. Nama Perusahaan : ……….. 3. Akta Notaris : ……….. 4. Ijin Usaha : ……….. 5. NPWP : ……….. 6. Rek Bank : ……….. 7. Alamat : ……….. 8. No. Telephone : ……….. 9. E-mail : ………..

10. Status : ………..

11. Penanggungjawab : ………..

V. BENTUK KEGIATAN

1. Membentuk Badan Usaha Milik Desa Karangtengah dengan nama Legok Asri 2. Membentuk Unit Usaha BUMDes, sebagai berikut :

a. Unit Usaha Bidang Jasa, terdiri dari :

1. Membentuk Bank Desa dengan Nama Bank Desa Karangtengah (Bank Karteng)

2. Membentuk Usaha Bidang Jasa Periklanan, dengan membangun gerbang desa dan fasilitas lain, dengan diberi space iklan yang bisa dijual kepada perusahaan lokal.

3. Membangun Pasar Desa yang dikelola oleh BUMDes, dengan nama Pasar Nggili yang berlokasi di perempatan Balai Desa Karangtengah.

4. Mengelola seluruh fasilitas umum di desa Karangtengah seperti Balai Pertemuan, Lapangan Desa.

5. Rencana jangka Panjang menjadikan Desa Karangtengah sebagai desa Wisata, dengan selogan : Karangtengah menuju Desa Wisata tahun 2015.

b. Unit Usaha Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan, terdiri dari :

1. Memasarkan hasil Pertanian, Peternakan dan Perikanan yang berasal dari warga desa Karangtengah;

2. Membudidayakan hewan ternak produktif bekerjasama dengan kelompok ternak; 3. Membudidayakan tanaman pangan produktif bekerjasama dengan kelompok tani. c. Unit Usaha Bidang Perdagangan, terdiri dari ;

1. Membuat toko serba ada atau grosiran kebutuhan sehari-hari; 2. Distributor kebutuhan sembilan bahan pokok.

3. Membuat fasilitas internet desa untuk dijual kepada masyarakat

4. Membuat tempat pembayaran terpadu seperti listrik, telephone, pulsa dll 3. Menjalankan program kerja

VI. ORGANISASI

Susunan Organisasi terdiri dari :

(15)

Badan Pengawas : Berasal dari unsur masyarakat Desa Karangtengah, berjumlah 3 (tiga) orang.

Manager : Berasal dari unsur masyarakat desa karangtengah yang memiliki jiwa entrepreneur atau wirausaha, berjumlah 1 (satu) orang.

Kepala Unit Usaha : Berasal dari unsur masyarakat desa karangtengah yang memiliki jiwa entrepreneur atau wirausaha, berjumlah 1 (satu) orang. Untuk masing-masing bidang. Jika diperlukan masing-masing kepala unit usaha bisa menambah personil untuk membantu kelancaran tugas kepala unit usaha.

VII. PERMODALAN

Modal untuk mendirikan BUMDes bisa berasal dari : 1. Pemerintah Desa

2. Tabungan Masyarakat

3. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten 4. Pinjaman, dan atau

5. Penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan

VIII. PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK

Program Kerja Jangka Pendek atau yang pertama akan dilaksanakan adalah :

a. Unit Usaha Bidang Jasa, terdiri dari :

1. Membentuk Usaha Bidang Jasa Periklanan, dengan membangun gerbang desa dan fasilitas lain, dengan diberi space iklan yang bisa dijual kepada perusahaan lokal.

2. Membangun Pasar Desa yang dikelola oleh BUMDes, dengan nama Pasar Nggili yang berlokasi di perempatan Balai Desa Karangtengah.

3. Mengelola seluruh fasilitas umum di desa Karangtengah seperti Balai Pertemuan, Lapangan Desa, Pasar Malam dll.

b. Unit Usaha Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan, terdiri dari :

1. Memasarkan hasil Pertanian, Peternakan dan Perikanan yang berasal dari warga desa Karangtengah;

c. Unit Usaha Bidang Perdagangan, terdiri dari ;

1. Membuat tempat pembayaran terpadu seperti listrik, telephone, pulsa dll

IX. PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH

Program Kerja Jangka Pendek atau yang pertama akan dilaksanakan adalah :

a. Unit Usaha Bidang Jasa, terdiri dari :

1. Membentuk Bank Desa dengan Nama Bank Desa Karangtengah (Bank Karteng).

b. Unit Usaha Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan, terdiri dari : 1. Membudidayakan hewan ternak produktif bekerjasama dengan kelompok ternak.

c. Unit Usaha Bidang Perdagangan, terdiri dari ;

1. Membuat fasilitas internet desa untuk dijual kepada masyarakat

X. PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG

Program Kerja Jangka Pendek atau yang pertama akan dilaksanakan adalah :

a. Unit Usaha Bidang Jasa, terdiri dari :

(16)

d. Unit Usaha Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan, terdiri dari : 1. Membudidayakan tanaman pangan produktif bekerjasama dengan kelompok tani.

e. Unit Usaha Bidang Perdagangan, terdiri dari ;

1. Membuat toko serba ada atau grosiran kebutuhan sehari-hari; 2. Distributor kebutuhan sembilan bahan pokok.

XI. HASIL AKHIR

1. Pelaksanaan Pembentukan Badan Usaha Milik Desa

2. Pembuatan Peraturan Desa Tentang Badan Usaha Milik Desa 3. Pembentukan Pengurus Badan Usaha Milik Desa

a. Manager : perekrutan dengan cara dipilih atau ditunjuk, sesuai dengan kesepakatan

b. Kepala Unit Usaha : perekrutan dengan cara diumumkan pada papan pengumuman resmi, pelamar lalu diseleksi sesuai dengan kemampuan masing-masing.

4. Melaksanakan Program Kerja Badan Usaha Milik Desa

XII. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Seluruh isi dari proposal ini mengacu pada :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Badan Usaha Milik Desa.

2. Peraturan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Purbalingga Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Badan Usaha Milik Desa.

Apabila terdapat kekurangan atau hal-hal yang belum tercantum maka akan ditambahkan sesuai dengan apa yang tercantum dalam peraturan tersebut diatas, atau ditentukan melalui rapat dengan pemerintah desa dengan dibuatkan berita acara lalu dituangkan dalam peraturan desa.

Demikian proposal ini kami susun dengan sebaik – baiknya, apabila terdapat kekeliruan dalam penyusunan proposal ini kami atas nama tim pemrakarsa Pembentukan Badan Usaha Milik Desa Karangtengah mohon maaf yang sebesar – besarnya. Akhir kata sekian dan terima kasih.

Dibuat oleh : Tim Pemrakarsa

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa Karangtengah

……….

Ketua Mengetahui;

Pemerintah Desa Karangtengah

……….

Referensi

Dokumen terkait

PEKERJAAN : : PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN JALAN JALAN LINGKAR LINGKAR P. MALUKU MALUKU BARAT BARAT DAYA

1. Potensi dana ZIS di Kabupaten Jombang adalah sebesar Rp. Jumlah ini bersumber dari dua instansi, yaitu Badan Kepegawaian Daerah dan Kementerian Agama

Asuransi Jasindo di wilayahnya, Petugas Lapangan (SMD WP, Manager SPR,Inseminator, Medik, Para Medik) dan stakeholders lain yang berperan dalam rangka perencanaan

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang

6 untuk menyimpan data kendaraan yang di- pesan oleh Customer , Tabel Uang Muka untuk menyimpan data uang muka yang akan dibayarkan, Tabel Angsuran untuk menyimpan data

Dari rumusan masalah tersebut penulis akan menggunakan teori-teori dukungan tentang kemandirian lembaga negara yakni berangkat dari asas supremasi konstitusi yang

Berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem E-Learning Program Studi Teknik Telekomunikasi Berbasis

Pola benda, cil dalam ( internal chill ), sistem saluran, dan rangka cetak terbuat dari kayu.Material yang digunakan sebagai chiller adalah baja ST 41. Sistem saluran