• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Redaksional Majalah Nagaswara Dalam Rubrik Intro Edisi Maret-April 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Redaksional Majalah Nagaswara Dalam Rubrik Intro Edisi Maret-April 2010"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN REDAKSIONAL MAJALAH

NAGASWARA

DALAM RUBRIK INTRO EDISI MARET-APRIL 2010

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Disusun Oleh:

Dzikri Nurlaili

NIM: 106051101906

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. I)

Oleh

Dzikri Nurlaili

NIM: 106051101906

Di Bawah Bimbingan

Rubiyanah, MA

NIP: 19730822 199803 2001

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Januari 2013

(5)

ABSTRAK

Dzikri Nurlaili

Kebijakan Redaksional Majalah NAGASWARA dalam Rubrik Intro Edisi

Maret-April 2010

Kebijakan redaksional merupakan kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk sebuah perusahaan media dalam menjalankan kegiatan yang disesuaikan dengan visi dan misi dari media itu sendiri. Begitupula dengan majalah NAGASWARA. Majalah ini adalah majalah pribadi yang dimiliki produser label musik NAGASWARA. Majalah ini dibuat sesuai dengan visi-nya yakni menjadikan dirinya sebagai majalah musik yang berkualitas dalam memberikan sebuah berita di tanah air khususnya. Majalah ini pun memiliki misi agar artis yang dimiliki oleh label NAGASWARA dapat disukai khalayak. Karena majalah ini milik pribadi, maka majalah NAGASWARA membatasi beritanya hanya pada artis yang bernaung di bawah label NAGASWARA saja. Visi misi dari majalah inilah yang menyebabkan kebijakan redaksionalnya sedikit berbeda dengan majalah-majalah lain yang bersifat komersil.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan redaksional yang dibuat serta diterapkan oleh majalah NAGASWARA pada rubrik Intro pada edisi maret-april 2010. Maka dari itu penulis ingin mengetahui perumusan masalahnya. Yakni, bagaimana Kebijakan Redaksional Majalah NAGASWARA dalam Rubrik Intro Edisi Maret-April 2010.

Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori Hirarki Pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menjelaskan tentang pengaruh internal dan eksternal terhadap isi dari suatu pemberitaan media. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang pengaruh ideologi dalam jenis bermusik.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan. Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dan suatu gejala tertentu. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

(6)

kesulitan. Namun di balik cobaan dan kesulitan tersebut pasti ada jalan yang

diberikan oleh Tuhan agar kita mampu melewatinya dengan baik. Hal tersebut juga

dialami penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, berkat petunjuk-Nya lah penulis

dapat melewati berbagai macam rintangan dan cobaan yang menghadang dalam

proses penyelesaian penelitian ini.

Oleh karena itu penulis ingin mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang selama ini membimbing penulis dalam mengarungi kerasnya

kehidupan di dunia ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Rasulullah Muhammad SAW, beliaulah yang memberikan pencerahan kepada

segenap umat manusia untuk menuju jalan yang terang dalam kehidupan.

Penelitian ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini. Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Arief Subhan, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, serta Drs. H. Mahmud Jalal, MA Drs. Studi Rizal L.K. MA dan

(7)

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Rubiyanah, MA, selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik sekaligus dosen

pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu bagi penulis untuk

mendiskusikan penelitian ini. Terimakasih sedalam-dalamnya atas segala ilmu

dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian

ini.

3. Ade Rina Farida, M.Si selaku Sekertaris Konsentrasi Jurnalistik yang selalu

membantu dalam segala urusan akademik penulis, terimakasih atas segala

bantuannya.

4. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas segala ilmu pengetahuan

yang diberikan selama penulis menempuh studi di kampus tercinta ini.

5. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.

6. Kedua orang tua tercinta hidup dan matiku Tirta Jaya Kelana dan Cicah

Roikah Spd.I. Terimakasih atas segala bentuk cinta kasih yang tercurah

selama ini.

7. Keluarga besar Mad Buang di Kramat Jati beserta teman-teman sejawatku

(8)

9. BPN yang pertama kali nyuruh penulis agar cepat menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini. Yang bantuin buat proposal skripsi, nyari bahan dll. Terimakasih

pipi.

10.Meyda Anggraeni yang selalu kasih support, yang kadang agak berisik dan

ngeselin kalo nyuruh buat ngerjain skripsi. Tapi berisiknya merupakan sebuah

motivasi yang besar untuk penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian ini.

11.Mosa yang juga pernah memberikan motivasi bagi penulis dalam

penggarapan saat penulis masih dalam penelitian.

12.Keluarga kedua penulis di Royal Serpong Village 71. Guruku, Mamakee,

Dede Aysar, Mas Makmur, Mang Aim, Mang Udin, Zamy, Teh Olis, Bi Nuni,

Teh Las yang selalu hadir dalam setiap keseharian penulis.

13.Teman-teman seperjuangan A Iik, Alle serta beberapa teman lainnya

khususnya temen-temen di basecamp Wali seperti Mpok Rini, Ambret, Echo

dan Mas Agus yang banyak membantu demi kelangsungan karya ilmiah yang

penulis buat.

Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan

penelitian ini, baik langsung maupun tidak langsung. Terimakasih atas segala

(9)

Dalam penelitian ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan, oleh

karena itu penulis menerima pertanyaan, masukan atau saran yang berkaitan dengan

karya ilmiah ini. Untuk berkorespondensi dengan penulis, Anda dapat menghubungi

penulis melalui surat elektronik dengan alamat [email protected] atau di alamat

twitter @Ekidzikri dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi Anda semua pada umumnya.

Jakarta, Januari 2013

(10)

DAFTAR ISI ... vi

E. Definisi Istilah Penelitian ... 10

F. Metodologi Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Kebijakan Redaksional ... 16

B. Teori ... 23

C. Majalah ... 25

1. Pengertian dan Sejarah Majalah ... 25

2. Karakteristik Majalah ... 28

3. Fungsi Majalah ... 29

4. Kategorisasi Majalah ... 30

D. Pengertian Rubrik... 37

BAB III : GAMBARAN UMUM MAJALAH NAGASWARA A. Sejarah Singkat Majalah NAGASWARA... 38

B. Visi dan Misi Majalah NAGASWARA ... 40

C. Keredaksian ... 40

D. Profile Pembaca... 43

E. Rubrik-rubrik di Majalah NAGASWARA ... 44

(11)

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Proses Perjalanan Berita ... 54

B. Proses Pengumpulan Data ... 56

C. Proses Penyeleksian Data ... 57

D. Proses Penyuntingan Data ... 60

BAB V : PENUTUP A. KESIMPULAN ... 61

B. SARAN-SARAN ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Majalah adalah wadah yang terbit mingguan atau bulanan yang tidak

berupa lembaran lebar yang disebut koran. Bila berbicara perbedaaan antara koran

dan majalah tidak hanya menyangkut waktu terbit dan bentuknya saja, melainkan

juga isinya. Koran lebih banyak berisi berita kejadian actual, ulasan berita, kolom

opini dan informasi yang bersifat penerangan, sedangkan majalah lebih banyak

berisi feature penyuluhan, kisah perjalanan, feature masalah dan pendirian

penulisnya, cerita kocak, laporan hasil penyelidikan, sajak dan jenis-jenis

kesusastraan. Dan majalah pun seringkali disertai foto dan gambar ilustrasi.

Majalah merupakan suatu media yang menyuguhkan penilaian secara

normatif, yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.1 Majalah lebih

mementingkan kemenarikan bahan yang ditulis daripada aktualitas. Dalam

kemenarikan ini juga termasuk keterlibatan pembaca dalam tuturan yang

dikemukakan. Kalau harian member berita actual yang sedang berjalan sedangkan

majalah member tulisan yang timeless (tidak ditentukan oleh waktu). Bahannya

lebih mendalam daripada berita dan kejadian yang dilukiskannya lebih dramatis.

Selain itu juga memberikan penyuluhan yang berguna tentang fakta yang sedang

menjadi masalah dalam masyarakat.

1

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Ed. 2, Penerjemah Dharma

(13)

2

Majalah yang terbit mingguan atau bulanan memerlukan tulisan susastra,

puisi dan jenis-jenis belles letters (sastra) lainnya. Penulis untuk majalah bukan

wartawan yang memburu berita, tetapi menyusun berita dengan teliti dan menarik,

agar pembaca merasa puas dan senang. Majalah sebagai feature akan lebih

mengulas unsur mengapa dan bagaimana, bukan apa, siapa, kapan dan dimana

seperti berita.

Dalam penulisan, majalah mengembangkan penulisan feature, sebuah

gabungan penulisan antara kaidah sastra dengan kaidah jurnalistik. Kaidah

jurnalistik mendukung dimunculkannya fakta-fakta yang terdapat dilapangan.

Selanjutnya, kaidah sastra berhubungan dengan teknik penulisan, sehingga bahasa

yang digunakan dalam majalah bukan bahasa yang terburu-buru seperti koran, tapi

bahasa yang lebih tenang.

Media massa telah dikenal melalui fungsinya sebagai sarana untuk

mendapatkan informasi. Setiap orang dapat menentukan informasi yang ingin

diketahuinya, seperti informasi tentang ekonomi dan bisnis, internasional, politik,

sosial dan budaya, olah raga, berita nasional, informasi tentang lowongan kerja,

bahkan informasi tentang selebritis. Akan tetapi, selain berfungsi sebagai alat

penyebar informasi, media massa mempunyai fungsi lainnya, yaitu sebagai

(14)

memberikan hiburan kepada khalayak, yang tentunya tetap mengandung unsur

mendidik.2

Hadirnya rubrik-rubrik hiburan dalam media massa disajikan untuk

menjadi penyeimbang agar khalayak tidak mengalami overload of informations.

Dalam artian, hiburan dalam media massa diharapkan tidak akan menyebabkan

khalayak merasa jenuh.3 Karena apabila khalayak atau si pembaca merasa jenuh,

ditakutkan tidak mau lagi membaca media tersebut karena adanya rasa bosan

dengan apa yang mereka baca.

Oleh karena itu media massa menyajikan rubrik hiburan yang mengundang

rasa senang, sedih, marah, tawa dan lain sebagainya guna memuaskan seorang

pembaca, karena menurut mereka itu semua adalah suatu hal yang penting yang

tak luput dari kehidupan sehari-hari. Dengan adanya rubrik hiburan yang disajikan

dari pihak media massa akan memberikan suatu hal yang baru, memberikan jeda

pada aktifitas berpikir sehingga ada kesempatan bagi pikiran yang kalut untuk

melakukan penyegaran kembali. Contoh dari pesan yang dapat menyentuh

perasaan khalayak sebagaimana yang dimaksud diatas dapat kita temui pada karya

feature, karya fiksi, artikel humor, sketsa, cerita bergambar (komik) dan

infotainment.

Tulisan atau karya-karya fiksi yang terdapat dalam media massa cetak

merupakan rubrik yang banyak diminati khalayak, walaupun karya-karya fiksi

2

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 15. 3

Redi Panuju, Nalar Jurnalistik: Dasarnya-Dasar Jurnalistik (Malang: Bayumedia

(15)

4

tersebut lebih bersifat imaginatif, bukan berarti tidak ada kaitannya dengan

masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan (actual).4 Karya-karya fiksi

tidak hanya dapat kita nikmati dalam bentuk buku, tetapi dapat juga kita temui

dalam media lainnya seperti majalah dan surat kabar. Kedua media ini selalu

memberikan ruang bagi rubrik-rubrik lain agar isi dari berita yang dikeluarkan

dapat menjadi berita yang menarik untuk dibaca.

Salah satu penyajian hiburan dalam sebuah majalah adalah majalah yang

berkaitan dengan musik. Telah banyak orang ketahui bahwasanya musik

merupakan sebuah hiburan yang tak luput dari kehidupan manusia. Karena bagi

mereka musik adalah suatu wadah untuk mencurahkan hati, baik hati yang sedang

sedih, senang, gembira bahkan sakit sekalipun.

Majalah musik memiliki rubrik-rubrik yang tidak biasa dari majalah

umum yang sering kita temui sebelumnya. Perbedaan inilah yang membuat

majalah musik menjadi menarik dan terlihat enjoy serta santai untuk dibaca. Salah

satu rubrik yang sering ditemui dalam majalah musik adalah rubrik intro atau

pendahuluan. Rubrik intro biasanya terdapat didepan atau dibalik cover majalah

musik itu sendiri.

Rubrik intro memiliki kapasitas page yang berbeda dalam sebuah majalah

musik. Rubrik ini biasanya dikaitkan dengan cover yang terdapat pada lembar

majalah. Pembahasannya lebih banyak dan lebih fokus, karena rubrik ini

merupakan inti dari edisi yang dikeluarkan oleh pihak media.

4

(16)

Ada beberapa majalah yang membahas tentang musik. Salah satunya

adalah Majalah NAGASWARA. Yang membuat penulis tertarik untuk meneliti

majalah ini adalah: NAGASWARA merupakan suatu label musik yang setara

dengan label-label besar lainnya seperti Musica Studio’s, Trinity Optima, Sony

BMG Indonesia, Warner Music Indonesia, Aksara Record, Alfa Record, Pelangi

Record, Aquarius Musikindo dan banyak lagi label dibelakangnya. Namun yang

berbeda dari label-label lainnya, label NAGASWARA ini membuat majalah

dalam perusahaannya. Majalah tersebut berisikan tentang ruang lingkup

management artis, kegiatan artis dan semua pembahasan maupun kegiatan yang

berkaitan dengan label NAGASWARAtersebut.

Isi dari majalah NAGASWARA hanya fokus pada artis yang

berkecimpung dalam label NAGASWARA, seperti Band WALI, Kerispatih,

Zivilia dan beberapa band besar lainnya. Tidak hanya band, label NAGASWARA

pun memiliki artis Solo (Sendiri), Duo (Berdua), Trio (Bertiga), Boyband dan

Girlband serta banyak lagi artis-artis lainnya. Dalam pembahasannya, majalah ini

mengupas sosok artis, baik profile artist, kegiatan artist, jalan-jalan artis dan

beberapa kegiatan lainnya seputar artis yang telah menandatangani kontrak dalam

label tersebut.

Label yang di produseri Rahayu Kertawiguna ini selalu menyuguhkan

hal-hal menarik dalam perjalanannya, seperti membuat konsep acara yang bertema

NAGASWARA MUSIK AWARDS (NMA). Telah diakui oleh beberapa pihak

bahwasanya selama ini baru label NAGASWARA yang berinisiatif memberikan

(17)

6

150 artist yang masuk dalam nominasi-nominasi yang terdapat dalam beberapa

kategori penghargaannya. Dan dapat kita lihat label NAGASWARA adalah label

yang memiliki artist terbanyak se-Indonesia.

Tidak hanya itu, label ini pun menuangkan prestasinya melalui beberapa

rekor MURI yang didapat, seperti NAGASWARA sebagai produser music yang

menaungi artis terbanyak, Rekor Ring Back Tone (RBT) terbanyak dalam waktu 4

bulan (Wali Band), Rekor perolehan Ring Back Tone (RBT) terbanyak 8 juta

download dalam waktu 2 bulan (Wali Band), Rekor menyanyikan satu lagu

dengan versi terbanyak yaitu 12 macam versi (The Polonia Band), Rekor

pemrakarsa dan penyelenggara aktivasi NSP secara serentak dengan peserta

terbanyak, 1.212 peserta (Kingkong Band), Rekor pengguna payung terbanyak

dalam video klip (The Rain).5

Dari pencapaian-pencapaian yang label NAGASWARA raih, sangatlah

wajar apabila perusahaan ini membuat instansi yang bertemakan sebuah media

cetak. Walau media cetak ini hanya bersifat pribadi, namun media ini

menampilkan unsur-unsur kemenarikan dalam setiap tampilannya.

Isi dari Majalah NAGASWARA memiliki beberapa rubrik yang terdapat

di dalamnya, salah satu dari rubrik tersebut adalah rubrik intro. Dan agar penulis

fokus terhadap penelitian, maka penulis hanya meneliti rubrik intro dari edisi

bulan maret sampai april 2010 yang bertemakan tentang Fenomenal Untuk

Sebuah Nama yang didalamnya terdapat perjalanan spiritual WALI band pada

5

(18)

saat pembuatan video klip Tobat Maksiat, Harga Diri dan Puaskah di salah satu

Negara tertua yakni Negara di Mesir.

Penulis mengangkat tema ini adalah, karena grup band WALI merupakan

band yang religius yang disetiap lirik katanya terdapat unsur dakwah. Dan dakwah

yang dibarengi dengan alunan musik ini diharapkan dapat memberikan manfaat

pengetahuan dan ilmu kepada setiap orang yang mendengarnya. Oleh karena itu,

dari pembahasan yang telah dikemukakan diatas penulis merasa tertarik untuk

menulis sebuah karya ilmiah atau skripsi dengan memberikan judul Kebijakan

Redaksional Majalah NAGASWARA dalam Rubrik Intro Edisi Maret-April

2010.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

a. Batasan Masalah

Dalam majalah NAGASWARA terdapat beberapa rubrik di

dalamnya yakni: Intro, New Comer, TV Temen, Radio Temen, Story,

Profil, Resep Dokter Musik, Private Collection, Action, Behind The

Scene, Basecamp, Zodiak Musisi Indonesia, Legend, Back King, Agenda,

Reklame Temen, Cord, Music Law dan Get In. Agar pembahasan

penelitian tidak melebar, maka penulis membatasi permasalahannya hanya

(19)

8

b. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalahnya adalah: ”Bagaimana Kebijakan

Redaksional Majalah NAGASWARA dalam Rubrik Intro Edisi Maret-April

2010?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa

yang dimaksud dengan kebijakan redaksional, serta bagaimana

kebijakan itu diterapkan pada rubrik yang terdapat pada media

tersebut.

b. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui, menemukan, menjabarkan serta menganalisa

kebijakan redaksional pada majalah musik NAGASWARA terhadap

rubrik intro edisi maret-april 2010.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana

pertimbangan kebijakan redaksional majalah musik NAGASWARA

terhadap rubrik intro edisi maret-april 2010.

b. Manfaat Praktis

Agar penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian yang juga

(20)

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil tinjauan penulis terhadap beberapa tulisan, buku

maupun skripsi di perpustakaan Utama dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi. Ada beberapa skripsi yang membahas tentang kebijakan redaksional,

diantaranya skripsi Diah Yuliani mengenai Kebijakan Redaksional Metro TV dan

Penyajian Program Snapshot. Serta Oke Wintoro yang membahas tentang

Kebijakan Redaksional Koran Seputar Indonesia dalam Opini Suara Mahasiswa.

Kedua skripsi diatas memfokuskan penelitiannya untuk mendapatkan

informasi bagaimana kebijakan redaksional yang diterapkan masing-masing

media pada program yang menjadi fokus penelitian mereka.

Dalam penelitiannya, Diah Yuliani mendeskripsikan analisa studi kasus, ia

menjelaskan bagaimana kebijakan redaksional Metro TV dibuat dan apa yang

menjadi dasar pertimbangannya, sehingga mampu membuat kebijakan yang

dijadikan tolak ukur dalam penyajian sebuah program beritanya. Sedangkan Oke

Wintoro mendeskripsikan bagaimana Koran Seputar Indonesia menentukan opini

yang layak muat atau tidak dengan bersandar kepada kebijakan yang ada.

Sebagai referensi, penulis menjadikan kedua skripsi diatas sebagai acuan,

karena dasar dari masing-masing penelitiannya sama yaitu membahas tentang

kebijakan redaksional. Akan tetapi, baik media maupun fokus penelitian kami

berbeda. Peneliti mencoba menggunakan media lain yaitu majalah

(21)

10

E. Definisi Istilah Penelitian

Definisi istilah penelitian ini digunakan agar mempermudah dalam

penulisan skripsi, agar apa yang sudah dirumuskan sesuai dengan penyusunannya.

Perumusan ini meliputi tiga hal, pertama mengenai kebijakan redaksional, kedua

mengenai Majalah NAGASWARA dan ketiga, mengenai rubrik Intro.

1) Kebijakan Redaksional

Maksudnya adalah pedoman atau aturan yang digunakan NAGASWARA

untuk menyeleksi naskah rubrik Intro yang layak muat. Aturan tersebut dimulai

dari proses seleksi naskah oleh penanggung jawab rubrik, kemudian melalui rapat

presentasi naskah dengan kriteria lolos berdasarkan penilaian teknis dan

non-teknis.

Penilaian teknis yang dimaksud adalah penilaian berdasarkan kaidah

sastra, yang meliputi tema, sudut pandang, karakter, plot, setting, suasana dan

gaya penulisan. Sedangkan yang dimaksud dengan penilaian non-teknis adalah

penilaian isi pesan cerita haruslah mengandung nilai-nilai positif, sehingga pesan

tersebut dapat menginspirasi pembaca.

2) Majalah NAGASWARA

Majalah NAGASWARA adalah majalah dengan segmentasi yang

mengedepankan kepuasan pada setiap pembahasannya dalam setiap berita tentang

musik ditanah air. Majalah NAGASWARA yang lahir sejak tahun 2009 selama

(22)

tertarik untuk membacanya. Sebagai majalah musik, NAGASWARA memiliki

tujuan untuk menjadi majalah musik terdepan dan berkualitas. Oleh karena itu,

NAGASWARA selalu memberikan hal-hal yang menarik dalam setiap

cetakannya, khususnya pada rubrik Intro.

3) Rubrik Intro

Rubrik ini terlahir atas inisiatif NAGASWARA. Pembahasan didalamnya

menjelaskan tentang edisi khusus pada cetakan yang dimuat pada waktu yang

telah ditentukan. Rubrik ini dapat membantu pembaca mengetahui berita tentang

Selebriti yang sedang bersinar pada masanya, khususnya yang berkecimpung di

label NAGASWARA.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif analisis. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata, baik secara tertulis maupun secara lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati oleh peneliti.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa

penelitian kualitatif sebagai sebuah tradisi dalam ilmu pengetahuan sosial yang

(23)

12

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasannya juga

dalam peristilahannya.6

Studi yang menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan khazanah

dari fenomena empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, cerita dalam

hidup, wawancara, observasi, sejarah, interaksi dan teks visual maupun konten

pesan yang menggambarkan rutinitas dan problematika serta makna kehidupan

individu.

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan yang sedang berlangsung. Tujuan utama dalam menggunakan metode ini

adalah menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat

penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dan suatu gejala tertentu. Gay

mendefinisikan bahwa metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan meliputi

pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang

menyangkut keadaan pada waktu yang tengah berjalan dari pokok suatu

penelitian.7

Buku Jalaluddin Rakhmat juga membahas tentang metode deskriptif

hanyalah pemaparan tentang situasi atau peristiwa. Penelitian ini ditujukan untuk:

Pertama, mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci dengan melukiskan

gejala yang ada. Kedua, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan

praktek-praktek yang berlaku. Ketiga, membuat perbandingan atau evaluasi.

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), h. 3. 7

Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian. Penerjemah Alimudin Tuwu

(24)

Keempat, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Chief Editor majalah NAGASWARA.

Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah seputar kebijakan

redaksional Majalah NAGASWARA terhadap rubrik intro edisi Maret-April

2010.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan:

a. Observasi: mendatangi kantor redaksi guna menanyakan setiap

kegiatan yang ada pada Majalah NAGASWARA khususnya rubrik

Intro.

b. Wawancara: yakni mengumpulkan data atau informasi dengan cara

bertatap muka langsung dengan informan, agar mendapatkan data

lengkap dan mendalam.9

c. Dokumentasi: mengumpulkan berkas-berkas yang ada agar dapat

dijadikan sebagai bahan pertanggung jawaban atau bukti dalam

penulisan yang telah penulis teliti.

8

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24-25. 9

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group,

(25)

14

4. Teknik Analisa Data.

Analisa data peneliti lakukan setelah semua data yang dibutuhkan telah

terkumpul. Tekniknya dengan cara mendeskripsi data yang diperoleh, yaitu hasil

dari observasi dan wawancara dengan redaktur rubrik intro. Data-data tersebut

peneliti deskripsikan secara apa adanya serta didukung oleh data yang didapatkan

dari dokumen arsip maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan bahasan

penelitian.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di kantor redaksi majalah NAGASWARA

yang beralamat di Nagaswara Building 2 Jl. Balikpapan 1 No. 9B Petojo, Jakarta

Pusat 10150. Dengan pertimbangan dan persiapan yang harus dilakukan peneliti,

(26)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Definisi Istilah Penelitian, Metodologi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori. Yang merupakan bahasan tentang Pengertian

Kebijakan Redaksional, Teori, Majalah dan Pengertian Rubrik.

BAB III : Gambaran Umum Majalah NAGASWARA. Membahas tentang

Sejarah Singkat Majalah NAGASWARA, Visi dan Misi Majalah

NAGASWARA, Keredaksian, Profile Pembaca, Rubrik-rubrik di

Majalah NAGASWARA dan Intro.

BAB IV : Analisis Data. Membahas lebih detail tentang rubrik Intro, serta

mengungkapkan Proses Perjalanan Berita, Proses Pengumpulan

Data, Proses Penyeleksian Data dan Proses Penyuntingan Data

terhadap Kebijakan Redaksional pada Majalah NAGASWARA.

BAB V : Penutup. Yang berisi Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kebijakan Redaksional

Kebijakan Redaksional terdiri dari dua kata, yaitu: Kebijakan dan

Redaksional. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kebijakan adalah rangkaian

konsep dan asas yang menjadi garis besar serta dasar sebuah rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak: pernyataan,

cita-cita, tujuan, prinsip, maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam

usaha mencapai sasaran.1

Adapun pengertian kebijakan dalam Kamus Manajemen adalah pernyataan

cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen

dalam usaha mencapai sasaran.2 Peneliti beranggapan bahwa kebijakan adalah

dasar yang menjadi pedoman atau petunjuk sebuah perusahaan media dalam

menjalankan kegiatannya yang disesuaikan dengan prinsip atau visi serta misi dari

media itu sendiri.

Sedangkan redaksional berasal dari kata redaksi yang berarti suatu bagian

terpenting dalam organisasi media komunikasi massa yang tugas pokoknya

mengelola isi atau acara media massa baik cetak ataupun elektronik. Secara umum

redaksi mempunyai tugas dan wewenang untuk pengadaan, pengelolaan,

1

Lukman Ali, et.al., Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 640.

2

(28)

penampilan dan penyusunan komposisi naskah sesuai dengan misi media

tersebut.3

Secara garis besar keredaksian dibagi menjadi empat jenjang, yaitu:

1. Pemimpin Redaksi

Pemimpin redaksi bertanggung jawab pada pekerjaan yang terkait

dengan perencanaan dalam laporan berita. Selain itu, ikut memimpin rapat

redaksi yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat, peristiwa mana

yang ditangguhkan. Dengan kata lain, tugas dari pemimpin redaksi adalah

menentukan kebijakan isu media.

2. Redaktur Pelaksana

Merupakan penanggung jawab utama seluruh pelaksanaan

pencarian berita. Redaktur pelaksana atau biasa disingkat menjadi redpel

ini, berkemampuan untuk memutuskan berbagai berita utama harus

ditempatkan di halaman mana. Selain itu, ia juga dapat membuat kebijakan

redaksi yang tentunya sudah melalui proses diskusi dengan pemimpin

redaksi. Kerja dari redpel biasanya dibantu oleh beberapa asisten, yang

bertanggung jawab dalam bidang redaksional tertentu atau redaktur.

3. Redaktur

Dalam perusahaan media biasanya terdapat berbagai macam

redaktur yang disesuaikan dengan bahasannya yang ada pada media

tersebut. Semisal redaktur opini, yang membidangi halaman opini.

3

Maskun Iskandar, Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,

(29)

18

Redaktur opini bertugas dalam mengerjakan Tajuk Rencana,

memilah-milah kiriman artikel para penulis lepas, mengontak para kolumnis yang

dipilihnya atau yang direncanakan redaksi untuk menulis soal

kemasyarakatan. Ia adalah penjaga gawang perbedaan antara tulisan, fakta

dan opini.

Ada lagi, redaktur berita, bertanggung jawab untuk mengontrol

copy desk, bagian naskah (sebelum dicetak), dimana editing akhir berita

dikerjakan serta halaman di disain dan headline ditulis. Kerja dari redaktur

berita dibantu oleh redaktur naskah.

Sedangkan redaktur kota, mewadahi pemberitaan yang bersifat

lokal. Redaktur kota biasanya selalu ada setiap susunan organisasi media.

Karena desk kota merupakan pusat dari ruang pemberitaan koran.

Kedudukan redaktur kota paralel dengan para redaktur yang membidangi

pemberitaan tertentu, seperti redaktur nasional, redaktur internasional,

redaktur ekonomi, redaktur feature, redaktur olah raga, redaktur bisnis,

redaktur minggu dan lainnnya. Masing-masing redaktur itu membawahi

tugas-tugas peliputan, pemolesan dan pengeditan berita-berita yang ditulis

(30)

4. Wartawan atau Reporter

Dalam susunan organisasi keredaksian, wartawan menempati

posisi paling bawah. Tugas dari wartawan itu sendiri adalah untuk

mencari, mengumpulkan dan mengolah serta membuat berita.4

Jika digambarkan dalam bentuk skema struktur organisasi media yang

sederhana, akan seperti ini:5

Gambar: Struktur Sederhana Bidang Redaksi

Berdasarkan pengertian diatas, maka jika digabungkan pengertian

kebijakan redaksional adalah dasar pertimbangan suatu lembaga media massa

4

Septian Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),

h. 191-194. 5

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

(31)

20

untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksi juga dapat

ditunjukan berupa sikap redaksi suatu lembaga media massa dalam Tajuk

Rencana atau Editorial. Kebijakan redaksi itu penting karena digunakan untuk

menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia pemberitaan yang penting bukan

saja peristiwa, tapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri.6

Pendapat lain mengatakan bahwa kebijakan redaksional adalah ketentuan

yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang

boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah atau ungkapan yang

tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media.

Kebijakan redaksional ditetapkan sebagai standar bagi wartawan dan penyiar demi

ciri khas media sekaligus menjaga keseragaman bahasa di kalangan wartawan

atau penyiar.7

Dalam buku bahasa jurnalistik dinyatakan bahwa kebijakan redaksional

lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana aspek-aspek dan misi ideal yang

dijabarkan dalam peliputan dan penempatan berita, laporan, tulisan dan gambar

yang sesuai dengan kepentingan dan selera khalayak yang relatif beragam.8

Kebijakan redaksional adalah sesuatu yang penting dalam kelangsungan

sebuah perusahaan media massa, karena kebijakan redaksional adalah pembela

antara media satu dengan media lainnya. Selain itu, jika sebuah media tidak

6

Sudirman Tebba, Junalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150.

7 Den Oleh, “Kebijakan Redaksional

(Editorial Policy), “ artikel diakses pada 12 november 2011 dari http://oleh07.wordpress.com/2008/11/12/kebijakan-redaksional-editorial-policy/

8

Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:

(32)

memiliki kebijakan redaksi, maka media tersebut dalam penyajian berita-beritanya

tidak akan konsisten. Hal ini ditandai dengan penyampaian berita yang selalu

berubah-ubah. Hari ini menyuarakan dukungan terhadap keijakan pemerintah, dan

keesokan harinya menyuarakan menentang terhadap kebijakan pemerintah. Sikap

media yang seperti ini dapat melunturkan kepercayaan khalayak pada media

tersebut.9

Hal ini bisa terjadi karena media massa merupakan media diskusi publik

tentang suatu masalah yang akan melibatkan tiga pihak, yaitu wartawan, sumber

berita dan khalayak.10

Lahirnya suatu kebijakan dalam perusahaan media massa memiliki dasar

pertimbangan sendiri, sebagaimana dikutip dalam buku Jurnalistik Baru yakni:

Dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk menyiarkan atau tidak

menyiarkan peristiwa pertama-tama ditentukan oleh sifat media massa yang

bersangkutan. Sifat media ada yang khusus dan ada yang umum. Selain itu, dasar

pertimbangan lainnya bersifat ideologis, politis dan bisnis. Dasar pertimbangan

ideologis ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemiliknya. Kedua, adalah

masalah politis, karena kehidupan pers tidak pernah lepas dari masalah politik,

sebab kehidupan pers merupakan indikator demokrasi. Ketiga, dasar

pertimbangan untuk menyiarkan suatu peristiwa adalah bisnis.11

9

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h. 150.

10

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

GITANYALI, 2004), h. 167. 11

(33)

22

Aceng Abdullah dalam bukunya Press Relations, menjelaskan mengenai

kebijakan redaksional ini meliputi sikap ”politik” media dan aturan keredaksian

kewartawanan. Politik disini dapat diartikan secara arti sesungguhnya atau juga

bukan dalam arti yang sesungguhnya. Berkaitan dengan kebijakan redaksional;

setiap media massa memiliki sikap yang berbeda dalam melihat satu

permasalahan, sehingga antara media satu dengan media lainnya pasti memiliki

sikap yang berbeda. Begitu pun dalan pengertian politik yang sesungguhnya,

karena adakalanya setiap media memiliki kepentingan untuk golongan politik

tertentu.

Sikap ”politik” media ini pun bukan hanya pada partai politik, akan tetapi

terhadap berbagai kepentingan lain yang berhubungan dengan kepemilikan media,

sejarah media, alasan ekonomis, misi media serta kepentingan lainnya.

Kepemilikan media bisa perorangan atau individu, perusahaan, organisasi,

profesi, orsospol, ormas, BUMN, yayasan atau lembaga lainnya. Berkaitan

dengan nilai yang diemban maka sebuah media akan membedakan sekap dan

warna pemberitaannya. Misalnya media yang memiliki misi tertentu baik dari sisi

kesukuan, keagamaan, maupun golongan pada kelompok tertentu, pasti memiliki

sikap dan warna yang lain.

Selain sikap ”politik” yang berbeda, antara media massa pun memiliki

aturan keredaksian dan aturan kewartawanan yang berbeda pula. Ini bergantung

(34)

majalah khusus tentang Islam tentunya tidak akan memuat pemberitaan atau press

release dari agama yang lain dengan alasan sasaran pembacanya tidak tepat.

Juga kita pun harus mengetahui bahwa karena sifat media tertentu, sebuah

media tidak menerima siaran pers untuk dimuat utuh. Media-media yang terbit

mingguan, baik majalah maupun tabloid tidak akan memuat siaran pers utuh

karena surat kabar harian sudah memuatnya. Kecuali jika itu eksklusif. Karena

sifat media pula, mengharuskan aturan keredaksian yang diterapkan menjadi

berbeda. Misalnya, media yang terbit mingguan, dwimingguan, atau bulanan tidak

akan memuat berita yang diperuntukkan bagi media harian. Selain itu, kita harus

tahu aturan kewartawanan masing-masing berita. Apakah media yang kita undang

itu memperbolehkan wartawannnya untuk menerima amplop atau tidak.12

B. Teori

Dalam hal ini penulis menggunakan Teori Hirarki Pengaruh yang

diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini

menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari suatu pemberitaan media oleh

pengaruh internal dan eksternal.13

Shoemaker dan Reese membagi kepada lima level pengaruh isi media, dari

kelima pengaruh ini diantaranya:

1. Pengaruh dari individu pekerja media (individual level)

- Tingkat pengetahuan dan pengalaman penulis

12

Aceng Abdullah, Press Relations: Kiat Berhubungan dengan Media Massa (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 20-22. 13

Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message (New York

(35)

24

2. Pengaruh dari rutinitas media (media routines level)

- Standar kegiatan

3. Pengaruh dari organisasi media (organizational level)

- Tujuan media

4. Pengaruh dari luar media (outside media level)

- Lingkungan politik

5. Pengaruh ideologi (ideology level)

- Jenis bermusik

Asumsi dari teori ini adalah bagaimana isi pesan media yang disampaikan

kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media

dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh internal pada konten

media sebenarnya berhubungan dengan kepentingan dari pemilik media, individu

wartawan sebagai pencari berita, rutinitas organisasi media. Sedangkan faktor

eksternal yang berpengaruh pada konten media berhubungan dengan para

pengiklan, pemerintah masyarakat dan faktor eksternal lainnya.

Stephen D. Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda

media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi

media.14 Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari

program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal

yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu

berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya.15

Dari teori ini kita dapat melihat seberapa kuat pengaruh yang terjadi pada

tiap-tiap level. Walaupun level organisasi media atau faktor kepemilikan sebuah

14

Stephen D. Reese, Setting the media’s Agenda: A power balance perspective(Beverly

Hills: Sage, 1991), h. 324 15

Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss,Theories of Human Communication,8th ed.

(36)

media tapi kita tidak bisa mengesampingkan faktor yang lainnya karena saling

terkait satu dengan yang lainnya.

C. Majalah

1. Pengertian dan Sejarah Majalah

Majalah adalah terbitan berkala yang sisinya meliputi berbagai macam

liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh

pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan,

tengah bulanan, mingguan dan sebagainya. Dan menurut pengkhususan isinya

dibedakan atas majalah berita, majalah khusus wanita, remaja, olah raga, sastra,

ilmu pengetahuan tertentu.16

Djony Herfan menjelaskan bahwa majalah merupakan bagian dari media

massa atau media pers yang terbit secara berkala, bisa mingguan atau bulanan.

Selain itu, isi majalah memuat berbagai macam artikel, cerita, gambar-gambar dan

juga iklan.17

Definisi lainnya, majalah merupakan media massa yang terbit secara

berkala dan memiliki format ukuran setengah dari ukuran tabloid atau seperempat

ukuran broadsheet (newspaper). Menurut Mario R. Garcia (Newspaper Design,

1986), selain umumnya berukuran seperempat halaman broadsheet, pengertian

majalah ini adalah, halaman demi halamannya diikat dengan kawat (dihekter)

16

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 545. 17

(37)

26

serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau lebih mengkilat

dibandingkan kertas halaman dalam.18

Mengenai terbitan berkala yang dimaksudkan adalah terbit teratur dalam

waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala atau frekuensi

tengah mingguan (seminggu dua kali) atau dapat juga terbit tiap semester atau

tengah tahunan (setahun dua kali).19

Berkenaan dengan perkembangan majalah, dimulai tidak lama setelah

munculnya surat kabar. Seperti halnya surat kabar, sejarah majalah juga diawali di

Negara-negara Eropa dan Amerika. Inggris memulai sejarah perkembangan

majalah pada 1704, yang pada saat itu adalah majalah Review. Majalah ini

berisikan tentang berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral dan lainnya.

Kemudian 1790, terbit majalah The Tatler dan The Spectator, yang sudah mulai

memasuki unsur hiburannya.

Di Amerika, perkembangan majalah dipelopori oleh Benjamin Franklin

pada 1740, dengan majalahnya General Magazine dan Histirocal Chronicle.

Kemudian 1821, ada Saturday Evening Post dan North American Review dan

berkembang terus sampai sekarang.

Perkembangan majalah di Indonesia dimulai pada masa menjelang dan

awal kemerdekaan. Perkembangan majalah pada masa ini ditujukan untuk

menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat

kepahlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional

18

Abdullah, Press Relation, h. 12.

19

(38)

untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat, seperti

yang dikemukakan oleh Soemanang, SH pada salah satu edisi majalah terbitannya

Revue Indonesia

Beralih pada zaman Orde Lama, tidak hanya majalah, jenis-jenis media

massa lainnya saat itu mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi baik dari segi

fungsi juga jumlah penerbitannya karena ulah pemerintah. Sedangkan pada zaman

Orde Baru, majalah maupun media massa lainnya mulai tumbuh kembali. Pada

1966 terbit majalah Selecta pimpinan Syamsudin Lubis, Horison majalah sastra

pimpinan Mochtar Lubis, Panji Masyarakat dan Kiblat. Selanjutnya kurun waktu

1971 sampai 1980 majalah tumbuh secara pesat sejalan dengan perekonomian

bangsa saat itu yang sedang membaik.20

Pendapat lain menyebutkan bahwa majalah mulai berkembang sejak akhir

abad ke-19, ketika media tersebut hadir sebagai media hiburan utama. Karena saat

itu, baik radio maupun televisi belum banyak dikenal orang. Juga pada saat itu,

tidak setiap orang mampu untuk pergi menonton ke bioskop. Awal

kemunculannya, majalah hadir dengan membuka halaman iklan sebagai salah satu

daya tariknya. Menjelang tahun 1950-an televisi muncul sebagai media massa

yang baru, mengalahkan majalah. Oleh karenanya majalah berkembang dan

memiliki metode serta strategi dalam mensiasati masyarakat bacanya sendiri.

Semuanya tampil dengan gaya dan kandungan pesannya masing-masing sesuai

dengan karakteristik kelompok masyarakat pembaca yang menjadi sasaran pokok

20

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar

(39)

28

majalah-majalah itu. Hal ini berdasarkan pertimbangan oleh setiap perusahaan

majalah, yakni mengenai loyalitas pembacanya, kompetisi pasar dan kondisi

sosial ekonomi nasyarakat baca.21

2. Karakteristik Majalah

a. Penyajian Lebih Dalam

Karena terbitnya secara berkala maka para reporter memiliki waktu yang

cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga

punya waktu yang banyak untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut,

sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih mendalam.

Kuncinya adalah berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena

dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why dikemukakan secara lengkap,

begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how)

dikemukakan secara kronologis.

b. Nilai Aktualitas Lebih Lama

Dengan terbit secara berkala juga, maka nilai aktualitas berita dalam

majalah bisa lebih lama jika dibandingkan dengan surat kabar yang hanya

berumur satu hari. Oleh karenanya, kita tidak pernah menganggap usang majalah

yang terbit dua atau tiga hari yang lalu.

21

Asep Saeful Muhtadi, Junalistik: Pendekatan Teori dan Praktek (Jakarta: Logos Ilmu,

(40)

c. Gambar atau Foto Lebih Banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya

yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap,

dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang

digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya

tarik tersendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya eksklusif.

d. Sampul Sebagai Daya Tarik

Sampul ibarat pakaian dan aksesoris pada manusia. Sampul majalah

biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang

menarik pula. Menarik tidaknya suatu majalah sangat bergantung pada tipe

majalahnya, serta konsistensi dalam menampilkan ciri khasnya. Sehingga secara

sepintas pembaca dapat mengidentifikasi majalah tersebut.22

3. Fungsi Majalah

Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama

media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin

lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar

negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa Femina,

meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah

kewanitaan, isinya pun lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik

mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian, fungsi utamanya adalah

memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya

22

(41)

30

berupa informasi. Majalah sastra fungsi utamanya adalah memberikan informasi

kesastraan pada pembaca.

Pada dasarnya majalah memiliki fungsi yang sama dengan media massa,

karena majalah adalah bagian dari media massa itu sendiri. Fungsi-fungsi tersebut

adalah fungsi penyebar informasi, menjadi sarana hiburan, alat pembelajaran dan

sebagai kontrol sosial (bagi majalah-majalah berita).23 Pendapat lain menyebutkan

bahwa meski majalah tidak seaktual surat kabar yang terbit tiap hari, majalah baik

yang terbit bulanan maupun mingguan tetap memiliki efek edukasi yang tinggi, ia

juga berperan sebagai penyampai dan penafsir pesan.24

4. Kategorisasi Majalah

Penjabaran mengenai kategorisasi majalah akan ditampilkan melalui

beberapa pendapat yang peneliti dapatkan. Kategorisasi suatu majalah ditentukan

oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan

siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, pria/wanita

dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja hingga dewasa. Bisa juga majalah

tersebut mempunyai sasaran pembaca dengan profesi tertentu.

(42)

Majalah-majalah yang terbit pada masa Orde Baru dapat dikategorisasikan

sebagai berikut:25

1. Majalah Berita : Tempo, Gatra, Sinar, Tiras

2. Majalah Keluarga : Ayah Bunda, Famili

3. Majalah Wanita : Femina, Kartini, Sarinah

4. Majalah Pria : Matra

5. Majalah Remaja : Gadis, KawanKu

6. Majalah Remaja Pria : Hai

7. Majalah Anak-anak : Bobo, Ganesha, Aku Anak Shaleh (Islam)

8. Majalah Ilmiah Populer : Prisma

9. Majalah Umum : Intisari, Warnasari

10.Majalah Hukum : Forum Keadilan

11.Majalah Pertanian : Trubus

12.Majalah Humor : Humor

13.Majalah Olah Raga : Sportif, Raket

14.Majalah Berbahasa Daerah : Mangle (Sunda, Bandung),

Djaka Lodang (Jawa, Yogyakarta)

25

(43)

32

Berikut adalah sejumlah kategori majalah, menurut Encyclopedia

Britannica: britannica.com (2000):

1) Majalah Umum

Sesuai dengan namanya, majalah umum berisikan berbagai macam hal

dan ditujukan tidak pada segmen tertentu. Pada masa jayanya, saat

bentuk majalah mulai dipopulerkan, jenis majalah ini menguasai pasar

penerbitan majalah.

2) Majalah-majalah Berkualitas

Majalah jenis ”berkualitas” ini menawarkan artikel-artikel yang

khusus. Kualitas artikelnya tidak bisa dipublikasikan dimana saja.

Kendati memiliki kesamaan sifat sajiannya dengan majalah umum,

majalah ”berkualitas” menawarkan standar kualitas yang lebih tinggi.

Maka itu, majalah jenis ini terutama hendak menarik pembaca dengan

tingkat intelegensi dan pendapatan diatas rata-rata.

3) Majalah Penerbangan

Majalah jenis ini adalah sejenis majalah internal yang ditujukan kepada

para penumpang pesawat terbang (atau jenis transportasi jarak jauh).

4) Majalah Berita

Majalah berita merupakan satu bentuk publikasi yang

mengombinasikan unsur aktualitas peristiwa mingguan dengan

peliputan mendalam dan penulisan feature-mingguan personal,

(44)

mendapatkan kedalaman pemberitaan dengan tingkat profesionalitas

tertentu.

5) Divisi Majalah dalam Koran

Ini adalah majalah yang diterbitkan sejumlah surat kabar kepada

pelanggan mereka yang memiliki minat dan perhatian tertentu. Pada

majalah inilah para penulis-penulis lepas berpeluang untuk mengisinya

dengan tulisan-tulisan lokal. Umumnya, majalah jenis ini berisikan

tentang sketsa sosok-sosok penduduk lokal, lembar-lembar pariwisata

dan sejarah, renungan pemikiran, peristiwa-peristiwa budaya, tentang

berkebun dan kiat-kiat bisnis.

6) Majalah Kota

Majalah kota berkembang seiring dengan matinya majalah-majalah

bersirkulasi nasional. Yang ditawarkan majalah kota adalah

artikel-artikel survival untuk menghadapi problematika kehidupan kota besar,

ditambah sajian-sajian entertain.

7) Majalah Religius

Majalah religius memuat artikel-artikel keagamaan. Kendati berlatar

belakang agama yang sama, jenisnya cukup bervariasi, mulai dari

majalah bergaris keras – fundamentalis sampai lunak – kompromistis.

8) Majalah Pria

Dalam majalah ini yang dapat ditawarkan berupa; artikel-artikel yang

bersifat pemuas kebutuhan pria – dari hasrat seks, hobi, sampai minat

(45)

34

topik yang sensasional. Ciri-ciri sajiannya bersifat mengekspos isu

tertentu, dalam gaya penuturan yang sederhana, langsung pada pokok

persoalan sehingga mudah dibaca dan tidak kelewat akademis atau

ilmiah. Nadanya ditujukan untuk kesenangan dan hiburan.

9) Majalah Wanita

Materinya cukup bervariasi, mulai dari yang menawarkan tips-tips

dapur hingga majalah yang diisi oleh aktivis feminis yang menuntut

persamaan.

10)Shelter Magazine

Majalah ini ditujukan kepada khalayak yang menaruh minat pada

hal-hal yang berkaitan dengan rumah, pertamanan, berkebun, dekorasi

interior atau berbagai aktivitas ”rumah” lainnya.

11)Majalah Pertanian

Berisi artikel-artikel yang berkisar pada topik pertanian atau

peternakan, berkebun dan menanam buah. Artikel-artikel ini ditulis

oleh para penulis berpengalaman dibidangnya.

12)Majalah Olah Raga

Tema berita maupun ulasan dan artikel berkisar pada olahraga dan

aktivitas fisik diluar ruangan.

13)Jurnal Perdagangan

Karena ditujukan untuk kepentingan bisnis, arikelnya pun kebanyakan

(46)

14)Majalah Perusahaan

Ada yang ditujukan untuk khalayak umum, ada pula yang diterbitkan

sekedar untuk memenuhi kebutuhan perusahaan menjalin kontak antar

anggota.

15)Majalah Fraternal – Organisasi Persaudaraan

Majalah ini diterbitkan untuk kepentingan organisasi. Kebanyakan

sajiannya berisi materi yang melibatkan para anggota dalam

proyek-proyek organisasi.

16)Majalah Opini

Berisi berbagai artikel opini. Para penulisnya kebanyakan mencari

prestise. Mereka mengirimkan artikelnya dengan harapan namanya

tercatat dalam konstelasi para elit intelektual.

17)Publikasi Alternatif

Disebut juga ”pers bawah tanah,” beberapa filosofinya bersandar pada

khalayak yang tergolong kecil hingga medium jumlahnya. Cakupan

isinya dimulai dari minat yang sempit dengan format sederhana,

namun tak tertutup kemungkinan – jika disukai publik – berkembang

menjadi besar.

18)Majalah khusus lainnya

Kategori majalah ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minat dan

perhatian masyarakat, yang dari hari ke hari bertambah sesuai dengan

peningkatan hidup keseharian yang dikehendaki masyarakat.”26

26

(47)

36

Sebagaimana diketahui bahwa terbitan berkala itu banyak ragamnya,

mengingat pembacanya yang sangat heterogen tingkat pendidikan dan minat

mereka. Oleh karenanya, menurut Santana yang dikutip dalam bukunya, majalah

dibagi berdasarkan 4 macam jenis, yakni;

a. Majalah Umum

Jenis ini dopersiapkan untuk konsumsi umum. Berisi macam-macam

bidang; pendidikan, kerumah tanggaan, olah raga, politik, hiburan,

keterampilan dan lain-lain. Ditulis dengan bahasa yang mudah

dipahami.

b. Majalah Teknis

Majalah jenis ini ditulis dengan bahasa teknis, pelaksanaan bidang

tertentu, memperbaiki peralatan, memasang komponen tertentu.

c. Majalah Ilmiah

Ditulis denga bahasa ilmiah sehingga sulit dipahami oleh masyarakat

umum

d. Majalah Ilmiah Populer

Berisi tulisan-tulisan tentang keilmuan atau bidang tertentu, ditulis

dengan bahasa yang ringan, bahasa harian dan populer. Sehingga orang

yang diluar bidang itu dapat memahami juga kalangan umum

terpelajar.27

27

(48)

D. Pengertian Rubrik

Masri sareb dalam bukunya mengemukakan mengenai pengertian rubrik,

sebagaimana dibawah ini:

Asal-usul istilah rubrikasi dimulai tidak lama setelah Gutenberg

menemukan mesin cetak, sehingga banyak buku yang diproduksi secara massal.

Pada cetakan awal, buku tersebut rata-rata tebal. Untuk menandai (book mark

sekarang), buku satu dengan buku lainnya, disekat dengan pita warna merah.

Dalam bahasa latin merah berarti: ruber. Karena itu, hingga kini untuk menandai

ruang satu dengan ruang lain disebut rubrikasi.

Rubrik dalam media cetak sama dengan menu. Menu adalah sajian tertentu

yang khas, dimana masing-masing mempunyai cita rasa dan warna yang berbeda.

Seorang pembaca yang menyukai menu A, belum tentu menyukai menu B, begitu

sebaliknya. Tidak setiap menu disantap. Demikian pula pembaca, mereka sering

membaca hanya rubrik yang paling disukai saja.28

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa, rubrik adalah

kepala karangan (ruangan) dalam surat kabar atau majalah, dsb.29 Dengan

pertimbangan tersebut, majalah NAGASWARA juga menyajikan menu-menu

yang bisa dipilih oleh pembacanya. Rubrik-rubrik tersebut dipilih pembaca

berdasarkan selera dari pembaca itu sendiri.

(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJALAH NAGASWARA

A. Sejarah Singkat Majalah Nagaswara

Dalam membantu mengembangkan berita seputar musik di Indonesia,

Majalah NAGASWARA menyediakan berbagai rubrik dalam setiap edisinya. Di

antaranya rubrik Intro, New Comer, TV Temen, Radio Temen, Story, Profil, Resep

Dokter Musik, Private Collection, Action, Behind The Scene, Basecamp, Zodiak

Musisi Indonesia, Legend, Back King, Agenda, Reklame Temen, Cord, Music Law

dan Get In. Berbagai macam rubrik ini bertujuan untuk menarik minat pembaca

NAGASWARA Magazine.

Rubrik-rubrik yang tertulis di atas memberikan kesempatan bagi setiap

wartawan untuk menampilkan karya disetiap rubriknya. Keberadaan majalah

NAGASWARA ini tidak sekedar menyuguhkan bacaan atau hiburan semata,

melainkan sebagai sarana bisnis bagi siapa saja pihak yang berkenan memasang iklan

dalam majalah NAGASWARA. Contohnya seperti BANK, Provider dan berbagai

instansi lainnya yang berani membayar iklan tersebut.

Saat ini NAGASWARA merupakan label yang memiliki artis terbanyak di

dunia. Menurut data yang didapat, NAGASWARA memasukan tujuh artis dalam tiap

bulannya. Karena seiring waktu yang ditempuh artis NAGASWARA pun makin

(50)

Majalah NAGASWARA didirikan oleh produser label NAGASWARA yakni

Bapak Rahayu Kertawiguna pada Desember 2009. Di awal penerbitannya majalah ini

hanya diperuntukan untuk orang-orang terdekat saja, sampai pada akhirnya lama

kelamaan majalah ini berkembang seiring majunya perkembangan Label

NAGASWARA yang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dalam

perindustrian musik di Indonesia khususnya.

Pada awalnya majalah NAGASWARA adalah majalah yang anti marketing,

tidak bertujuan untuk memperjual-belikan dan juga tidak menerima iklan dalam tiap

edisinya. Majalah ini dibuat agar bagaimana caranya bacaan ini sampai ke pembaca.

Namun lama-kelamaan majalah ini pun akhirnya luluh, banyak instansi atau iklan

yang ingin masuk didalamnya seperti BANK, Provider dan lain-lain. Dan dari semua

iklan yang masuk, NAGASWARA hanya memasukan tujuh iklan dalam tiap

edisinya. Sampai saat ini, majalah NAGASWARA merupakan majalah musik yang

patut diperhitungkan kelayakan bacanya, karena isinya sungguh enak dan nikmat

untuk dibaca.

Tujuan dari didirikannya NAGASWARA Magazine ini tidak lain untuk

menghemat biaya promosi artis yang berkecimpung di label NAGASWARA. Karena

setiap artis harus dipromosikan ke beberapa media, baik TV, Radio maupun Cetak.

Oleh karena itu, dengan adanya majalah ini biaya yang dikeluarkan dari pihak label

(51)

40

B. Visi dan Misi Majalah Nagaswara

 Visi dari majalah NAGASWARA adalah:

Menjadikan dirinya sebagai majalah musik yang berkualitas serta terdepan

dalam memberikan sebuah berita khususnya berita selebritis yang memfokuskan pada

label NAGASWARA.

 Misi dari Majalah NAGASWARA adalah:

Memberikan hiburan yang menarik dengan visual-visual yang terkandung di

dalamnya. Serta memberitahukan kegiatan ataupun pencapaian-pencapaian yang telah

diraih oleh artis yang bernaung di label NAGASWARA.

C. Keredaksian

a. Struktur Redaksi

Struktur redaksi Majalah NAGASWARA dari awal penerbitannya hingga

sekarang mengalami beberapa kali pergantian redaksi. Dibawah ini merupakan

struktur redaksi terbaru Majalah NAGASWARA yang terdiri dari:

Chief Editor : Rahayu Kertawiguna

Managing Editor : Khojay Cheng

Coor Coverage : Tama Marcapada

(52)

Special Editor : Asrul Arief

Contributor : Ron Wida (USA)

Law Advice : Ramsudin Manulang SH

Reporters : Vito Nidu, Aa Noor, Wendi Copilot

Photographer : Kim Sadewa

Ass Photographer : Syefrinaldy Tanjung

Managing Design Artistic : Uzh Uzh Sparkling

Design Artistic : Alex Onesist, Embong Hasant, Baskara J

Secretary : Yani

Event Licence : Leo

Managing AE : Al-Gazhali

Distribution : Dian

Event Organizer : Rosta, Oscar

Public Relations : Andre, Afif Attamimi

(53)

42

b. Pengaruh Dewan Redaksi

Peran Chief Editor sekaligus produser label Nagaswara yang saat ini di

tempati oleh Rahayu Kertawiguna sangatlah berpengaruh dalam setiap keputusan

yang akan dijadikan materi dalam majalah NAGASWARA. Karena beliaulah yang

menentukan berita apa yang layak dan tidak layak untuk diterbitkan. Maka dari itu

Chief Editor menentukan semua yang berkaitan dengan majalah NAGASWARA.

c. Rapat Redaksi

Majalah musik NAGASWARA seperti halnya majalah lainnya selalu

melakukan rapat redaksi. Rapat rutin redaksi ini dilaksanakan sebulan sekali setiap

tanggal 20. Dalam rapat redaksi ini membahas tentang naskah yang akan dimuat,

mengevaluasi majalah yang telah terbit sebelumnya, serta membahas permasalahan

keredaksian atau non keredaksian.

Penetapan sebuah naskah yang diterbitkan melewati beberapa proses.

Pertama, naskah yang masuk dalam meja redaksi akan dibagi rata menurut

penanggung jawab rubrik masing-masing untuk dibaca dan dinilai kelayakannya.

Setelah itu diadakan rapat presentasi naskah. Rapat ini dilakukan untuk menilai

kembali kelayakan naskah-naskah yang sudah dinilai layak oleh penanggung jawab

masing-masing rubrik. Naskah yang layak muat adalah naskah yang melewati proses

Gambar

gambar-gambar yang ada sewaktu On Air di TV. Baik itu sedang On Stage
gambarnya pula sewaktu On Air di Radio.
Gambar di atas merupakan ilustrasi dari perjalanan berita khususnya rubrik

Referensi

Dokumen terkait

  Keywords:  Kebijakan Redaksi Pemberitaan Arema  Kebijakan

  Keywords:  Muatan Pesan, Kecenderungan, Analisis Isi.  ABSTRAK 

Dari penelitian ini, peneliti mengajak pembaca untuk melihat bagaimana media massa, yang dalam hal ini adalah majalah GADIS, juga memiliki kepentingan sendiri dibalik segala

Melalui analisis semiotika sosial yang dilakukan terhadap empat artikel terpilih pada rubrik CINTA ini, ditemukan bahwa majalah GADIS tidak membuat konstruksi baru gender perempuan

Berkaitan dengan isi dari salah satu rubrik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni Rupa-rupa, media cetak ini menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi para

Penjabaran di atas telah menunjukan bahwa corporate identity diperlukan oleh sebuah perusahaan baik untuk mencerminkan visi misi, nilai dan produk perusahaan, maupun sebagai

Bank Mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya mempunyai kebijakan Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) pada visi dan misi yang mengembalikan sebagian

Penelitian dengan judul Sebab dan Jenis Perubahan Makna Istilah Politik p ada Rubrik “Nasional” d alam Majalah Tempo Edisi Bulan Maret - April 2016. Ditinjau dari kajian