T
T
E
E
S
S
I
I
S
S
O
O
l
l
e
e
h
h
L
L
I
I
E
E
S
S
S
S
E
E
T
T
Y
Y
O
O
W
W
A
A
T
T
I
I
0
0
3
3
7
7
0
0
2
2
2
2
0
0
0
0
5
5
/
/
M
M
T
T
K
K
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
T
T
E
E
S
S
I
I
S
S
U
U
n
n
t
t
u
u
k
k
M
M
e
e
m
m
p
p
e
e
r
r
o
o
l
l
e
e
h
h
G
G
e
e
l
l
a
a
r
r
M
M
e
e
g
g
i
i
s
s
t
t
e
e
r
r
T
T
e
e
k
k
n
n
i
i
k
k
d
d
a
a
l
l
a
a
m
m
P
P
r
r
o
o
g
g
r
r
a
a
m
m
S
S
t
t
u
u
d
d
i
i
M
M
e
e
g
g
i
i
s
s
t
t
e
e
r
r
T
T
e
e
k
k
n
n
i
i
k
k
K
K
i
i
m
m
i
i
a
a
p
p
a
a
d
d
a
a
P
P
r
r
o
o
g
g
r
r
a
a
m
m
P
P
a
a
s
s
c
c
a
a
S
S
a
a
r
r
j
j
a
a
n
n
a
a
U
U
n
n
i
i
v
v
e
e
r
r
s
s
i
i
t
t
a
a
s
s
S
S
u
u
m
m
a
a
t
t
e
e
r
r
a
a
U
U
t
t
a
a
r
r
a
a
O
O
l
l
e
e
h
h
L
L
I
I
E
E
S
S
S
S
E
E
T
T
Y
Y
O
O
W
W
A
A
T
T
I
I
0
0
3
3
7
7
0
0
2
2
2
2
0
0
0
0
5
5
/
/
M
M
T
T
K
K
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
Nama Mahasiswa : LIES SETYOWATI Nomor Pokok : 037022005
Program Studi : Megister Teknik Kimia
Menyetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Ketua
Dr. Ir. Fatimah, MT Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Prof. Dr.Ir. T. Chairun Nisa B, MSc
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Anggota : 1. Dr. Ir. Fatimah, MT
2. Dr. Halimatuddahliana, ST, MSc 3. Dr. Retno Widhiastuti, MS 4. Dr. Luqman Erningpraja 5. Mersi S. Sinaga, ST, MT
Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan aspek transportasi, penanganan sampah dan kualitas lingkungan (air lindi dan udara ambien) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Namo Bintang, Medan. Komponen yang diteliti adalah waktu angkut mulai dari pool sampai ke TPA Sampah, umur kendaraan dan jumlah timbulan sampah. Data primer tersebut diperoleh melalui penelitian dan pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder diperoleh dari Dinas/Instansi Pemerintah yang terkait dalam penanganan persampahan. Data hasil penelitian dievaluasi dengan pendekatan Metode Sistem
Kontainer Angkat (HCS) dan Sistem Kontainer Tetap (SCS), sedangkan kualitas
lingkungan TPA Namo Bintang dievaluasi menggunakan metode perbandingan dengan Baku Mutu Lingkungan yang berlaku.
Dari hasil evaluasi diperoleh bahwa timbulan sampah Kota Medan adalah 4.285,9 m3/hari, jumlah sampah terangkut adalah sebesar 3.396 m3/hari atau 79,24 %. Selain itu dari hasil penelitian diketahui bahwa pola pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan sistem individual tidak langsung ternyata lebih efisien daripada sistem individual langsung (door to door) ditinjau dari jumlah ritasi kendaraan pengangkut dalam satu hari. Sistem Open Dumping yang diterapkan di TPA Sampah Namo Bintang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, hal ini terlihat dari kualitas air lindinya yang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan.
This research has evaluated the Departement of Cleanliness Medan City based on transportation aspect, solid waste control and environment quality (leachate and ambient air) in Final Land Disposal of solid waste Namo Bintang, Medan. Components analyzed were the transport time, start from the pool to Final Land Disposal Namo Bintang, the age of the vehicles and the amount of solid waste generation. The primary data was collected by direct field observation and secondary data was taken from the government institution according with solid waste management. Data was evaluated by using Hauled Container Systems (HCS) and
Stationary Container Systems (SCS), environment quality of Final Land Disposal
Namo Bintang was evaluated by comparative methods to current Environment Quality Standard.
Based on the evaluation, it has been found that solid waste generation of Medan City is 4.289,5 m3/day, the amount of lifted solid waste is about 3.396 m3/day or 79,24 %. Moreover, from the study it has been found that the collection pattern and solid waste transportation by indirect individual system more efficient than direct individual system (door to door) review from the transportation vehicle rotation in one day. System Open Dumping which applied in the Final Land Disposal Namo Bintang emerged negative to the environment, it can be seen from leachate quality which over the Environment Quality Standards.
Key word : solid waste, collection and transport, final land disposal Namo Bintang, Open Dumping.
J u d u l : Evaluasi Kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan Aspek Transportasi Persampahan dan Penanganan Sampah di TPA Namo Bintang
N a m a : Lies Setyowati
N I M : 037022005
Program Studi : Teknik Kimia
Menyetujui Komisi Pembimbing,
Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Dr. Ir. Fatimah, MT Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi, Direktur,
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat ... 4
1.4. Ruang Lingkup ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum ... 7
2.2 Klasifikasi sampah ... 8
2.2.1. Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya ... 8
2.2.2. Klasifikasi sampah berdasarkan tipenya ... 10
2.2.3. Klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya ... 12
2.3. Karakteristik Sampah ... 13
2.4. Teknik Operasional Penanganan sampah ... 15
2.5. Timbulan Sampah ... 15
2.5.1. Faktor yang mempengaruhi timbulan sampah ... 15
2.5.2. Metode Perhitungan timbulan sampah ... 16
2.5.3. Besaran timbulan sampah ... 17
2.6. Pewadahan sampah ... 18
2.6.1. Persyaratan Bahan ... 20
2.6.2. Penentuan Ukuran Volume... 20
2.6.3. Faktor yang harus diperhatikan dalam pewadahan... 20
2.6.4. Penempatan Wadah ... 23
2.7. Pengumpulan Sampah ... 23
2.7.1. Pola Pengumpulan dan persyaratan ... 24
2.7.2. Sistem operasional Pengumpulan ... 27
2.7.3. Pelaksanaan Pengumpulan ... 28
2.7.4. Pemindahan sampah ... 28
2.8. Pengangkutan Sampah ... 29
2.8.1. Sistem pemindahan ... 29
2.8.2. Sistem Pengosongan Kontainer ... 30
2.9. Sistem Pembuangan dan penanganan sampah di TPA ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu ... 42
3.2. Kerangka Metodologi ... 42
3.3. Survey dan pengumpulan data ... 42
3.3.1. Pengumpulan data sekunder ... 44
4.1.2. Timbulan Sampah ... 57
4.1.3. Kegiatan Pengumpulan ... 61
4.1.4. Tempat Pembuangan Sementara ... 64
4.1.5. Pemindahan ... 67
4.1.6. Kegiatan Pengangkutan... 68
4.1.7. Daerah Pelayanan... 70
4.1.8. Pembuangan Akhir... 71
4.2. Pembahasan... 77
4.2.1. Aspek Organisasi ... 77
4.2.2. Timbulan Sampah ... 79
4.2.3. Kegiatan Pengumpulan ... 80
4.2.4. Tempat Pembuangan Sementara ... 82
4.2.5. Pemindahan ... 84
4.2.6. Kegiatan Pengangkutan... 68
4.2.7. Daerah Pelayanan... 70
4.2.8. Pembuangan Akhir... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 31
5.2. Rekomendasi ... 31
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 2.2. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen
Sumber Sampah ... 17
Tabel 2.3. Besaran timbulan sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota ... 17
Tabel 2.4. Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ... 22
Tabel 2.5. Jenis Pewadahan Sampah... 22
Tabel 2.6. Kriteria Teknis Tipe Pemindahan ... 29
Tabel 2.7. Parameter Kualitas Air Lindi yang dianalisis ... 36
Tabel 2.8. Parameter Kualitas Udara yang dianalisis ... 37
Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan ... 54
Tabel 4.2. Jumlah Pegawai Dinas kebersihan Kota Medan Berdasarkan Status Pekerjaan ... 54
Tabel 4.3. Timbulan Sampah Kota Medan ... 60
Tabel 4.4. Komposisi Sampah Kota Medan ... 60
Tabel 4.5. Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan ... 64
Tabel 4.6. Lokasi TPS Per Kecamatan ... 65
Tabel 4.7. Jumlah Sampah Terangkut dan Tingkat Pelayanan Sampah di Kota Medan... 70
Tabel 4.8. Data Kondisi TPA Namo Bintang dan Terjun ... 72
Tabel 4.9. Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang Medan ... 74
Tabel 4.10. Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di TPA Namo Bintang Medan ... 76
Gambar 1.1. Peta Kota Medan ... 2
Gambar 2.1. Skema Mekanisme Operasional Pengelolaan Sampah ... 15
Gambar 2.2. Sistem Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah ... 27
Gambar 2.3. Pola Pengangkutan Sistem Transfer Depo ... 30
Gambar 2.4 Sistem Pengosongan Kontainer Cara 1 ... 32
Gambar 2.5. Sistem Pengosongan Kontainer Cara 2 ... 32
Gambar 2.6. Sistem Pengosongan Kontainer Cara 3 ... 33
Gambar 2.7. Sistem Pengosongan Kontainer Tetap ... 34
Gambar 3.1. Kerangka Acuan Penlitian... 43
1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan pola hidup yang semakin konsumtif sudah tentu diikuti dengan meningkatnya produksi sampah. Di semua daerah, sampah selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena dampak yang ditimbulkan menjadi masalah bagi lingkungan hidup. Sampah yang dibuang secara open dumping berpotensi menimbulkan berbagai penyakit dan tempat berkembang-biaknya vektor penyakit.
Masalah persampahan perkotaan di Indonesia saat ini sudah sampai pada tingkat sangat serius. Berbagai pihak ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan lingkungan pemukiman. Salah satu komponen pembangunan yang mendapat perhatian adalah pembangunan di bidang penyehatan lingkungan pemukiman, yaitu program peningkatan sistem pengelolaan persampahan, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1987. Peraturan tersebut mengatur tentang pengelolaan persampahan, yakni diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.
pesat. Selain itu, Medan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, yang termasuk dalam kawasan “segitiga emas”, harus dapat memberikan kesan sebagai kota yang bersih dan nyaman. Dengan semakin meningkatnya aktifitas di kota Medan, maka jumlah timbulan sampah yang dihasilkan juga semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan sistem pengelolaan sampah, sehingga upaya tersebut optimal dan efisien.
Kota Medan sebagai kota metropolitan , memiliki luas 265,1 km2, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Jumlah timbulan sampah pada tahun 2004 mencapai 396.755 ton/tahun. Guna mengoptimalkan dan memperbaiki tingkat pelayanan sampah di kota Medan, yang pada tahun 2004 mencapai 80 % (Bangun Praja Lingkungan Kota Medan, 2005), maka kota Medan dibagi dalam 3 (tiga) wilayah daerah pelayanan (Gambar 1.1). Pada setiap daerah pelayanan terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan. Sampah dari daerah pelayanan Medan I dan Medan II dibuang keTempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Namo Bintang, sedangkan daerah pelayanan Medan III dibuang ke TPA Sampah Terjun, Marelan.
Pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Medan meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu dimulai dari tahap pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah memerlukan perhatian yang serius.
berlaku dan tidak ada pemilahan sampah. Pengumpulan sampah dari sumbernya ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah masih dalam keadaan tercampur, antara sampah organik dan sampah anorganik. Di TPS juga masih banyak sampah yang berserakan, yang disebabkan oleh kurang disiplinnya petugas pengumpul sampah. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam membantu mengatasi masalah persampahan, makin memperberat tugas pengelolaan sampah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sekitar lokasi TPS/kontainer dan sungai, sehingga sampah bertebaran di sekitar TPS. Selain itu, masih ada masyarakat yang menumpuk sampah mereka di pinggir jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut sampah, akibatnya muncul TPS-TPS liar yang dapat menurunkan nilai estetika. Hal ini terjadi mungkin karena masih kurangnya TPS yang tersedia.
Dari segi kegiatan pengangkutan sampah, sampai saat ini juga dinilai belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan berikut ini :
1. Masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar lokasi TPS/kontainer, yang tidak terangkut sebagaimana mestinya.
2. Masih adanya TPS liar di beberapa lokasi, yang dilalui truk sampah, sehingga truk sampah harus sering berhenti di setiap lokasi tersebut.
dilalui oleh truk pengangkut sampah, sehingga memperlama waktu pengangkutan sampah ke TPA.
Dari segi pembuangan akhir sampah, Kota Medan memiliki ada dua lokasi TPA Sampah, yaitu TPA Namo Bintang dan TPA Terjun. Semula teknologi yang digunakan dalam pembuangan akhir sampah adalah metode control landfill , namun pada kenyataannya metode yang digunakan adalah open dumping, hal ini disebabkan karena pihak pengelola tidak menerapkan aturan-aturan yang berlaku. TPA sampah tersebut menjadi semrawut, bau busuk, berasap dan lindinya menyebar ke arah yang tidak diinginkan. Pencemaran air sumur penduduk sekitarnya oleh air lindi merupakan salah satu masalah yang paling serius dalam penerapan sistem open
dumping sampah yang tidak dilengkapi dengan saluran pengumpul air lindi dan
instalasi pengolahan air lindi.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang perlu dirumuskan masalah pengelolaan sampah secara detail untuk diteliti. Permasalahan yang akan dikaji :
- Sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah dari sumbernya sampai ke TPA - Penerapan teknik operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah dapat
meningkatkan trip pengangkutan sampah
- Penerapan metode open dumping berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup di lokasi TPA Namo Bintang
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan aspek transportasi dan penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah) Namo Bintang.
2. Untuk mengetahui kualitas air lindi dan udara ambien di Tempat Pembuangan Akhir Namo Bintang.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu hasil evaluasi, yang nantinya dapat dipergunakan bagi Pemerintah kota Medan, khususnya Dinas Kebersihan, sebagai acuan dalam menetapkan teknik operasional pengelolaan sampah yang baik, terutama dalam tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir, agar pengelolaan sampah di kota Medan semakin optimal.
1.4. Ruang Lingkup
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis di lapangan, maka ditetapkan bahwa ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
Medan Tuntungan, Medan Selayang dan Medan Baru. Wilayah ini merupakan kawasan perdagangan, perkantoran, pendidikan, pasar dan permukiman.
2. Melakukan survey dan investigasi lapangan untuk pengumpulan data, seperti : - Data Primer : data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung, yang
meliputi pengukuran timbulan sampah, jarak dan waktu pengumpulan sampah dari sumbernya ke TPS, jarak dan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, sistem teknis operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah termasuk sarana dan prasarana. Mengukur kualitas lingkungan di lokasi TPA Sampah Namo Bintang, dengan parameter uji untuk air lindi adalah pH, Total Padatan Terlarut, Total Krom, Hidrogen Sulfida, Amoniak Bebas, BOD5 dan COD. Sedangkan parameter uji untuk kualitas udara adalah SO2, NO2, CO, HC dan Debu.
2.1 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh
informasi yang seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya. Penilaian kinerja
harus dilakukan dengan baik, karena akan sangat bermanfaat bagi organisasi secara
keseluruhan, bagi para atasan langsung dan bagi karyawan yang bersangkutan.
Menurut Amstrong (1994), Pengelolaan Kinerja merupakan proses yang
dikendalikan oleh manajer dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi, tim kerja
dan individu. Dalam pengelolaan kinerja, manajer bekerjasama dengan karyawan
untuk menetapkan tujuan penilaian, mengarahkan kinerja memberikan umpan balik,
mengevaluasi kinerja dan memberikan penghargaan kepada karyawan. Realisasi
aktivitas tersebut mendukung keberhasilan perusahaan pada masa yang akan datang.
2.2. Pengelolaan Sampah
Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari
aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diingingkan atau tidak
digunakan lagi (Tchobanoglous, dkk, 1993). Menurut Petunjuk Teknis Perencanaan
Pembangunan dan Pengelolaan Bidang ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan,
sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari sampah organik, sampah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Dinas Kebersihan Kota Medan dan TPA Namo Bintang. Waktu penelitian pada bulan Januari 2005 sampai dengan Januari 2006.
3.2. Kerangka Metodologi
Gambaran penelitian yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Kerangka Acuan dalam gambar 3.1.
3.3. Survey dan Pengumpulan Data
Survey dan pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapat informasi yang akurat mengenai daerah studi dan sistem pengelolaan sampah terutama sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah serta system penanganan sampah di TPA yang sudah ada. Survey dan pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara
Ide awal (Perumusan Masalah)
- Apakah optimasi teknik operasional pengumpulan dan pengangkutan dapat meningkatkan trip pengangkutan ? - Dimana lokasi TPS yang strategis, dengan
jarak angkut terpendek ke TPA ? - Apakah sistem Open Dumping di TPA
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup?
Tinjauan Pustaka
- Pemahaman Teori Persampahan - Standart Tata Cara Pengelolaan
Sam-pah Perkotaan
- Laporan Penelitian sebelumnya
Survey dan Pengumpulan Data
Data Sekunder Data Primer
- Kondisi Wilayah Studi - Jumlah timbulan sampah kota - Timbulan dan komposisi Sampah - Jarak dan waktu Pengumpulan - Sarana pengumpulan dan - Jarak dan waktu Pengangkutan
Pengangkutan sampah eksisting - Sistem Teknik Operasional Pe- - Data kualitas lingkungan hidup di ngumpulan dan pengangkutan TPA yg sebelumnya sampah
- Uji kualitas air lindi dan udara ambien di TPA
Analisa dan Evaluasi
- Jumlah timbulan sampah kota
- Waktu dan jarak pengumpulan sampah - Waktu dan jarak pengangkutan sampah
- Teknis Operasional Pengumpulan, pengangkutan sampah, penempatan TPS
- Membandingkan kualitas air lindi dan udara ambien dengan BML
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian
dan Dinas / Instansi terkait. Data yang diperlukan adalah cara atau pola pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pelaksanaan sistem pembuangan sampah di TPA, terkait dengan permasalahan yang dihadapi.
2. Survey / Penelitian Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh data primer yang diperlukan dalam evaluasi, yaitu jumlah timbulan sampah, waktu dan jarak pengumpulan sampah dari sumber sampah ke TPS dengan becak/gerobak sampah atau mobil pengangkut sampah. Selain itu, waktu dan jarak pengangkutan sampah dari TPS ke TPA serta mekanisme pembuangan dan penanganan sampah di TPA.
3. Pengumpulan dokumen-dokumen
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dari semua laporan dan penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Medan, seperti jumlah sarana dan prasarana pengumpulan dan pengangkutan sampah, serta rute pengangkutan yang saat ini dilaksanakan.
3.4.1. Pengumpulan Data Sekunder
Dinas Kebersihan dan PD.Pasar, Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan, Bappeda dan BPS. Data sekunder yang diperlukan antara lain : peta lokasi studi, peta jaringan jalan, peta rute pengumpulan dan pengangkutan sampah, jumlah penduduk, sarana dan prasarana persampahan, jumlah timbulan dan komposisi sampah, struktur organisasi pengelola sampah.
3.4.2. Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penelitian langsung di lapangan. Data primer yang diperlukan adalah :
1. Timbulan Sampah
Timbulan sampah yang dihasilkan pada Wilayah Pelayanan II, untuk daerah permukiman dihitung berdasarkan ratio timbulan sampah yang berlaku di Kota Medan dan jumlah penduduk di daerah tersebut, termasuk fasilitas perkantoran, perdagangan dan lain-lain.
2. Waktu dan Jarak Pengumpulan
Waktu yang diperlukan becak /gerobak sampah dalam mengumpulkan sampah dari sumber sampah ke TPS dan kemampuan pelayanannya.
3. Waktu dan Jarak Pengangkutan
untuk melakukan satu kali trip pengangkutan dan jumlah trip dalam satu hari. Jumlah kendaraan yang akan disurvey di lapangan adalah jumlah kendaraan yang melayani daerah pelayanan Medan II, yang terdiri dari compactor truck, dump
truck, typer truck, dan armroll truck.
4. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Meliputi cara pengumpulan sampah, baik individual maupun komunal dan cara pengangkutan sampah, baik dengan Sistem Kontainer Angkat (HCS) maupun dengan Sistem Kontainer Tetap (SCS), termasuk perawatan peralatan operasional kebersihan.
5. Kualitas Lingkungan Hidup di TPA Namo Bintang
Data kualitas lingkungan hidup yang diperlukan adalah kualitas air lindi dan kualitas udara ambien di TPA Talun Kenas.
3.5 Analisa
Berdasarkan data yang dikumpulkan, kemudian dilakukan analisa data berdasarkan lingkup kondisi persampahan yang ada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
2.Waktu dan kemampuan becak/gerobak sampah dalam mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS dalam satu hari.
3.Waktu yang dibutuhkan oleh truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA dalam satu hari untuk menentukan berapa jumlah trip/hari sampah dapat diangkut ke TPA, serta analisa kemungkinan adanya penambahan trip.
4.Dalam analisa ini diasumsikan semua timbulan sampah yang dilayani dapat terangkut ke TPA, tanpa memperhitungkan adanya reduksi sampah di sumbernya dan TPS.
5.Membandingkan hasil uji laboratorium kualitas air lindi di TPA dengan Kep. Menteri Lingkungan Hidup no : 51/MenLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair (Lampiran C) dan untuk hasil uji laboratorium kualitas udara ambient dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah no :41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
3.6. Menghitung Waktu Angkut Sampah
Untuk menghitung waktu angkut sampah dan jumlah trip/hari digunakan rumus (Tchobanoglous, dkk, 1993) :
3.6.1 Hauled Container Sistem (HCS)
1. Waktu per Trip ( Thsc, jam per trip ) :
h = a + bx (3.2)
Thcs = Phcs + a + bx + s (3.3)
Phcs= pc + uc + dbc (3.4)
dimana,
Phcs (Pick up) : waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi kontiner berikutnya setelah meletakkan kontiner kosong di lokasi sebelumnya, waktu untu mengambil kontiner penuh dan waktu untuk mengembalikan kontiner kosong.
Haul (h) : waktu yang diperlukan menuju lokasi yang akan diangkut kontainernya .
At site (s) : waktu yang digunakan untuk menunggu dan membongkar di lokasi .
Off-route (W) : faktor waktu non produktif, waktu untuk cheking pagi dan sore, perbaikan dan hal tak terduga (diperkirakan) a : emperical haul time constant, jam/trip
b : emperical haul time constant, jam/km
x : jarak rata-rata lokasi kontainer/TPS, km/trip pc : waktu mengambil kontainer penuh,jam/trip
2. Jumlah Trip per hari :
Nd = [ (1-W) H - (t1 + t2)] / Thsc (3.5)
dimana,
Nd : jumlah trip/hari
H : waktu kerja per hari, jam
t1 : dari generasi ke lokasi pertama, jam t2 : dari lokasi terakhir ke pool, jam
3.6.2. Stasiun Container System (SCS)
1. Waktu per trip (pengumpulan mekanis, Tscs ) :
Tscs = Pscs+ a + bx + s (3.6)
Pscs = Ct(uc) + (np-1)(dbc) (3.7)
dimana,
Pscs : waktu yang diperlukan untuk memuat sampah dari lokasi pertama sampai lokasi terakhir, jam/trip
Ct : jumlah kontainer dikosongkan per trip, kont/trip
uc : waktu rata-rata untuk mengosongkan kontainer, jam/kont np : jumlah lokasi kontainer lokasi/trip
2. Jumlah kontainer kosong per trip, Ct :
Ct = vr / cf (3.8)
dimana,
v : volume alat angkut. m3/trip r : compaction ratio
c : volume kontiner, m3/trip f : factor berat kontiner
3. Jumlah trip per hari, Nd :
Nd = Vd / vr (3.9)
dimana,
Vd : jumlah sampah per hari, m3/hari
4. Waktu sebenarnya yang dibutuhkan , H :
H = [ (t1 + t2) + Nd. Tscs] / ( 1-W ) (3.10)
dimana,
5. Waktu Per Trip, Untuk Pengumpulan Manual :
Jumlah lokasi yang dapat dikumpulkan dalam satu trip, Np :
Np = 60 Pscs.n / tp (3.11) dimana,
60 : konversi jam ke menit, 60 menit/jam n : jumlah pengumpulan
tp : waktu pengambilan per lokasi, menit/lokasi Jumlah volume sampah terangkut per trip, v, m3/trip : Vp. Np
V = (3.11) r
dimana,
Vp : volume sampah terkumpulkan per lokasi TPS, m3/lokasi Np : jumlah lokasi TPS
3.1. Jadwal Penelitian
[image:31.612.162.454.250.535.2]Pelaksanaan penelitian Evaluasi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Kota Medan dilakukan dengan beberapa tahapan sebagaimana tertera dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No Bulan, 2005
Uraian Kegiatan
bahan dan literatur 2. Pembuatan
Propo-sal
3. Kolokium 4. Persiapan
adminis-trasi penelitian dan data sekunder
5. Pengumpulan data primer dan peneli-tian
6. Analisa data
7. Penyusunan hasil penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Medan
4.1.1 Aspek Organisasi
Dinas kebersihan adalah merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan yang bertanggung jawab dalam bidang pelaksanaan pelayanan umum kebersihan kota. Dasar pembentukan Dinas kebersihan kota Medan adalah Peraturan Daerah Kota Medan nomor : 4 tahun 2001, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas di lingkungan Pemko Medan dan Surat Keputusan Walikota Medan No : 24 tahun 2001, tanggal 26 Juni 2001 tentang Pelaksanaan Perda Kota Medan nomor : 4 tahun 2001.
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Medan nomor : 10 tahun 2002, tanggal 1 Januari 2003 tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Kebersihan kota Medan, Dinas Kebersihan kota Medan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Penyapuan jalan-jalan protokol dan kolektor
b. Pengumpulan sampah dari sumber ke tempat Pembuangan Sementara (TPS) c. Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah d. Pemusnahan sampah dan pengelolaan TPA
Jumlah personil dan struktur organisasi Dinas Kebersiahan kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan gambar 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah
(orang) Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Strata – 2 Strata – 1 Diploma – III
SLTA SLTP SD 2 38 6 473 596 710 PSL Ekonomi Ekonomi, Teknik Jumlah 1.825 Sumber : Dinas Kebersihan, 2005
Tabel 4.2. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan Status Pekerjaan
Status No. Jabatan/Tugas
PNS ABRI THL Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Kepala Dinas Kepala Bagian Kepala Sub Dinas
Kepala Sub Bagian/Seksi Pemegang Kas Koordinator Operator Komputer Staff Mandor Angkutan Mandor Operasional Operator Alat Berat Mekanik Hansip Supir Container Supir Typer Kenek Bestari Melati Petugas TPA Tukang Kebun 1 1 4 16 7 - - 32 - 2 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 34 7 107 9 124 13 28 26 18 95 207 700 376 7 10 1 1 4 16 7 34 7 140 9 126 13 28 26 18 96 207 700 376 7 10
Kepala Dinas Kelompok Jabatan Fungsional Kabag Tata Usaha
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan Kasubdis Retribusi Kasubdis Perawatan Kasubdis P2 Litbang Kasubbag Umum Kasubbag Keuan Kasubbag Kepe
gan gawaian
Kasubdis Operasional Kasi Pengawasan Kasi Perbengkelan Kasi Penerimaan Medan I Kasi Perencanaan Kasi Pertukangan Kasi Litbang Kasi Service Pool Kasi Penerimaan Medan II Kasi Penerimaan Medan III Kasi Ops. Medan I
Kasi TPA Kasi Ops. Medan II
Metode yang diterapkan dalam pengelolaan kebersihan kota Medan meliputi : a. Pewadahan
b. Pengumpulan c. Pengangkutan, dan d. Pemusnahan
Ada lima jabatan struktural yang sampai saat ini belum terisi personil PNS, yaitu Kasi Pengawasan, Kasi Pertukangan, Kasi Penerimaan Medan II, Kasi TPA dan Kasubbag Umum. Namun guna memperlancar tugas-tugas kedinasan, telah ditetapkan Pelaksana Harian pada jabatan-jabatan tersebut.
Sesuai dengan kebijakan Walikota Medan tentang Pemberdayaan kelurahan, dimana dalam operasional kebersihan di lapangan, Dinas Kebersihan kota Medan bekerjasama dan sama-sama bekerja dengan camat, lurah dan kepala lingkungan.
Adapun peran Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Lingkungan berperan menghimbau dan mengkoordinir pewadahan sampah.
b. Lurah berperan mengkoordinir penyapuan, pengumpulan sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
c. Camat berperan mengkoordinir pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Permukiman, perkantoran. Pertokoan, jalan umum, rumah makan dan perguruan tinggi, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah dan pengangkutannya menggunakan armroll truck. Sedangkan untuk daerah yang dapat dilalui kenderaan pengangkut, maka pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh typer truck dan compactor
truck.
Hotel, industri, plaza, rumah sakit, pengumpulan dan pengangkutan sampahnya dilakukan langsung oleh armroll truck dan typer truck.
Fasilitas umum seperti terminal, taman, stasiun KA, tempat hiburan, halte, dan lain-lain, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah (kelompok Bestari), sedangkan pengangkutannya menggunakan
armroll truck.
Penyapuan jalan protokol dan kolektor dilakukan oleh kelompok Melati, yang dibentuk oleh Dinas Kebersihan kota Medan. Selain itu, penyapuan jalan juga dilakukan dengan menggunakan alat sweeper.
Penanganan sampah di TPA dilakukan dengan menngunakan metode open
dumping, yang dilengkapi dengan peralatan buldozer, scope, dan excavator.
4.1.2 Timbulan Sampah
a. Sampah Domestik, yaitu sampah yang bersumber dari lokasi pemukiman penduduk.
b. Sampah Non Domestik, yaitu sampah yang berasal dari - Pasar, Pertokoan, Plaza
- Perkantoran
- Fasilitas Umum, misalnya Rumah Sakit, Pendidikan, Jalan, Hotel, Tempat Rekreasi, Terminal, Stasiun Kereta Api, dll.
- Industri.
Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, besarnya laju timbulan sampah Kota Medan adalah 2,3 liter/orang/hari atau 0,6 kg/orang/hari (dari RUTRK Kota Medan 1995-2005 dan SK SNI-04-1993-03).
Untuk mengetahui produksi sampah Kota Medan dapat diperkirakan berdasarkan : - Jumlah penduduk tetap dan komuter.
- Daerah pelayanan.
- Standart timbulan sampah perkapita.
Jumlah penduduk tetap dihitung berdasarkan hasil sensus yang dilaksanakan oleh BPS Kota Medan (Medan dalam angka), sedangkan penduduk komuter diasumsikan sebesar 600.000 orang.
Contoh perhitungan timbulan sampah (Berat Basah Sampah) Tahun 2001
Jumlah penduduk Kota Medan = 1.926.520 orang
Standart timbulan sampah perkapita = 0,6 kg/org/hari ~ 2,25.10-3 m3/org/hari Jumlah timbulan sampah daerah terbangun = 0,8 x 1.926.520 x 0,6
= 924.730 kg/hari = 337.527 ton/tahun = 3.467.7 m3/hari Jumlah penduduk komuter = 600.000 orang
Jumlah timbulan sampah penduduk komuter = 0,5 x 600.000 x 0,6 = 180.000 kg/hari = 65.700 ton/tahun = 675 m3/hari
Jadi jumlah timbulan sampah total = (3.467,7 + 675) m3/hari = 4.142,7 m3/hari
= 1.104,7 ton/hari
Tabel 4.3 Timbulan sampah Kota Medan, Tahun 2001 – 2005
No. Tahun Jumlah
Penduduk (jiwa) Timbulan sampah (ton/hari) Timbulan sampah (ton/thn) Volume sampah (m3/hari) 1. 2. 3. 4. 5. 2001 2002 2003 2004 2005 1.926.520 1.963.882 1.993.602 2.006.142 2.019.642 1.104,7 1.112,7 1.136,9 1.142,9 1.149,4 403.227 409.772 414.979 417.176 419.541 4.142,7 4.210,1 4.263,4 4.285,9 4.310,4 Sumber : - Medan Dalam Angka 2004.
- Hasil Perhitungan
- BPS Prop. Sumatera Utara 2005.
Dalam perhitungan komposisi sampah ini tidak dilakukan penelitian secara langsung, tapi berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Adapun komposisi fisik sampah Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Komposisi Fisik Sampah Kota Medan
No. Komponen Sampah Persentase
1. 2. Sampah Organik a. Daun-daunan b.Makanan c. Kertas c. Kayu Sampah Anorganik Plastik Kaca Logam Karet Lain-lain 32,0 % 16,2 % 17,5 % 4,5 % 13,5 % 2,3 % 3,5 % 2,3 % 8,2 %
J u m l a h 100%
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa komponen sampah dari sisa makanan dan daun-daunan merupakan komponen paling besar persentasenya yaitu 48,2%. Dengan komposisi sampah tersebut sangat potensial dikembangkan pengurangan sampah dengan pembuatan kompos. Dalam pembuatan kompos ini dapat dilibatkan masyarakat setempat dan LSM, dimana kompos yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau mungkin dapat dipasarkan sebagai tambahan penghasilan.
4.1.3 Kegiatan Pengumpulan
Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk sumber sampah yang terletak pada jalan-jalan yang dapat dilalui oleh truk pengangkut sampah. Sementara itu, untuk daerah permukiman yang tidak dapat dilalui oleh truk sampah, maka kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan bekerjasama dengan Kelurahan setempat dengan menggunakan angkutan becak/gerobak sampah.
Pola pengumpulan sampah di Kota Medan ada 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Pola Individual Langsung
langsung oleh Petugas truk sampah. Pola pengumpulan ini diterapkan pada daerah permukiman, perkantoran, sekolah, plaza, rumah sakit, rumah makan, hotel, pasar, jalan umum dan lain-lain.
b. Pola Individual Tidak Langsung
Proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian sampah dipindahkan ke TPS. Pada sistem ini, setiap warga mengumpulkan sampah di depan rumah dengan wadah berupa tong sampah atau kantong plastik, kemudian diangkut oleh petugas dengan becak/gerobak sampah yang berkapasitas 1 m3 untuk dibuang ke TPS atau kontainer tersebut. Dalam implementasi operasional kebersihan di Kota Medan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan, namun juga menjadi tanggung jawab Camat, Lurah, dan Kepala Lingkungan setempat.
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sbb :
1. Kepala Lingkungan berperan menghimpun dan mengkoordinir pewadahan sampah.
2. Lurah berperan mengendalikan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan TPS.
3. Camat berperan mengendalikan pengangkutan sampah dari TPS Ke TPA. 4. Dinas Kebersihan Kota Medan berperan menyusun program kebersihan kota,
melakukan pengawasan dan pengelolaan TPA.
medan sebanyak 661 unit yang melayani kurang lebih 151 Kelurahan. Jadi disetiap Kelurahan dilayani oleh + 4 – 5 unit becak/gerobak sampah. Petugas becak/gerobak sampah di Kota Medan diberi istilah Pasukan Bestari. Setiap unit becak/gerobak sampah dalam 1 hari dapat melakukan 2 (dua) kali ritasi dalam pengumpulan sampah dari rumah ke rumah. Apabila kapasitas becak/gerobak sampah 1m3/ritasi, dengan faktor pemadatan 1,1 , maka kapasitas sampah terangkut oleh becak/gerobak sampah adalah 2,2 m3/hari.
Dengan jumlah becak/gerobak sebanyak 661 unit, maka sampah yang dapat dikumpulkan adalah sebanyak 1.454,2 m3/hari.
Pelayanan pengumpulan sampah individual secara tidak langsung, yang dilakukan dengan becak/gerobak sampah, dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Pelayanan Penuh, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah yang dilakukan setiap hari. Daerah yang mendapatkan pelayanan penuh adalah daerah inti kota.
2. Pelayanan Menengah, pengumpulan sampah yang dilakuakn oleh becak/gerobak sampah dilakukan 2 (dua) hari sekali. Daerah yang mendapatkan pelayanan menengah adalah daerah yang tingkat kegiatannya sedang.
Sementara itu, untuk kegiatan penyapuan jalan dilakukan oleh Pasukan Melati, yang berjumlah 376 orang, Penyapuan jalan dilakukan petugas pada jalan-jalan utama / protokol dengan dikoordinir oleh Kelurahan setempat.
Petugas penyapu jalan menyapu sepanjang jalan yang ditentukan, kemudian sampah yang dihasilkan (umumnya berupa daun-daun kering) dikumpulkan pada tempat-tempat tertentu, untuk selanjutnya diangkut oleh petugas becak/gerobak sampah atau langsung diambil oleh truk sampah.
4.1.4 Tempat Pembuangan Sementara
[image:44.595.132.516.582.722.2]Tempat Pembuangan Sementara (TPS) mempunyai fungsi untuk menampung sampah dari sumber sampah sebelum diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Di Kota Medan ada 2 jenis TPS, yaitu kontainer dengan kapasitas 10 m3 dan 6 m3 , serta transfer depo. Jenis dan jumlah TPS yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.5. Sedangkan untuk lokasi TPS dan Transfer Depo yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.5 Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan
No. Jenis Jumlah (unit)
1. 2. 3.
Kontainer Kapasitas 10 m3 Kontainer Kapasitas 6 m3 Transfer Depo
105 21 11
J u m l a h 137
Tabel 4.6. Daftar Lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) per Kecamatan
No. Kecamatan Lokasi Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli Medan Barat Medan Timur Medan Sunggal Medan Petisah Pasar Kapuas Jl. Cimanuk Simpang Kantor PT. Coca Cola Griya Martubung Jl. K.L. Yos Sudarso PT. KIM
Jl. Metal III Kompleks DPR Pasar Palapa
Jl. Pertempuran Jl. Cilincing Jl. Karya II Jl. Pembangunan Jl. Danau Poso Jl. Sei Deli Jl. Rambung Jl. Gudang RS. Pirngadi Jl. Mabar Jl. Bulan Jl. Timor Jl. Mentawai
Kompleks Bumi Asri Perumnas Helvetia Terminal Pinang Baris Jl. Pinang Baris Tasbih
Lanjutan tabel 4.6.
No. Kecamatan Lokasi Keterangan
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Medan Kota Medan Area Medan Baru Medan Polonia Medan Denai Medan Amplas Medan Johor Medan Deli Jl. Sibarao Jl. Sutrisno Jl. Mahkamah Yuki Simpang Raya Belakang Stad. Teladan Jl. Pelangi
Jl. Busi
Pasar Super Market Jl. Bakaran Batu Pasar Ramai Jl. Asia
Rumah Susun Jl. Gang Langgar Jl. Wahid Hasyim Jl. Pegadaian Pasar Pringgan Ramayana Plaza Pasar Sore P. Bulan Jl. Pasar Baru Bandara Polonia Menteng Indah Jl. Madio Santoso Jl. Ambar
Jl. Mustika Jl. Trikora Jl. Pancasila Jl. .Menteng II Terminal Amplas Jl. Bajak I
Villa Johor Indah
Pasar Inpres Titi Kuning Jl. Sawit Raya
Jl. Alfaka VII
Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD)
Dalam perkembangannya, transfer depo yang ada kembali fungsinya sebagai TPS biasa. Selain itu, di Kota Medan juga terdapat “TPS Terapung”, kondisi ini terjadi karena tidak terjadinya lokasi/lahan untuk TPS, sehingga becak/gerobak sampah berkumpul pada suatu tempat dipinggir jalan, untuk menunggu truk pengangkut sampah. Sehingga sampah dipindahkan ke truk sampah dan diangkut ke TPA. “TPS Terapung” ini dapat dilihat di Jl. Kapten Muslim (dekat gang Jawa).
Kondisi TPS / Kontainer saat ini adalah 70% baik dan 30% kurang baik, sedangkan dari jumlah kontainer sebanyak 126 unit tersebut, 29 unit sudah tertutup.
Pada lokasi-lokasi tertentu, dimana jumlah timbulan sampahnya cukup banyak (di pasar-pasar), maka pada lokasi tersebut ditempatkan 2 (dua) unit container, misalnya Pasar di Jl. Letda Sujono, Pasar Petisah, Belawan, dan lain-lain.
Penempatan kontainer sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak berdasarkan per wilayah kelurahan, tapi disesuaikan dengan ketersediaan lahan sebagai tempat peletakan container dan akses kendaraan pengangkut sampah.
4.1.5 Pemindahan
Pemindahan sampah dari TPS ke dalam truk, dilakukan sesuai dengan jenis TPS yang ada, yaitu dengan cara sbb :
a. Pemindahan secara manual
b. Pemindahan secara mekanis
Pemindahan secara mekanis ini dilakukan dengan cara mengkaitkan kontainer dengan alat mekanik pada arm roll truck, kemudian menaikkannya ke atas truck. Cara ini hanya dipakai pada TPS jenis kontainer.
4.1.6 Kegiatan Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan sampah dari Transfer Depo atau kontainer ke Tempat Pembuangan Akhir menggunakan dua jenis kendaraan yaitu Typer Truck dan Arm Roll Truck. Sedangkan kendaraan Dump Truck dan Compactor Truck digunakan untuk mengangkut sampah yang mengikuti pola individual langsung.
Sistem pengangkutan sampah yang diterapkan untuk Dump Truck adalah Sistem Kontainer Tetap (Stationary Container Systems / SCS). Truk sampah mengawali kegiatan dari pool langsung menuju ke lokasi – lokasi sumber sampah di sepanjang jalan yang menjadi rutenya setiap hari dan juga melayani TPS terapung yang telah ditentukan, kemudian membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari TPA, dump truck menuju ke TPS berikutnya untuk ritasi kedua.
Arm Roll Truck menggunakan Sistem Kontainer Angkat (Hauled
Container System / HCS). Kendaraan dengan kontainer kosong mengawali
menuju ke TPA. Demikian seterusnya sampai kontainer sampah terakhir, yaitu kontainer ke VI diangkat dan dibuang ke TPA. Selanjutnya kendaraan kembali ke Pool dengan membawa kontainer kosong, untuk digunakan pada hari berikutnya.
Hasil pengamatan lapangan terhadap daerah pelayanan pada kegiatan pengangkutan dan waktu ritasi kendaraan sampah dapat dilihat pada tabel 4.7. sampai dengan tabel 4.9. Lokasi kerja kendaraan pengangkut sampah di Wilayah Operasional Medan II dapat dilihat pada tabel 4.10 sampai dengan tabel 4.14. Sedangkan Peta rute pengangkutan sampah dapat dilihat pada lampiran .
Saat ini, Dinas Kebersihan Kota Medan memililki kendaraan operasional pengangkutan sampah sebanyak 152 unit, dengan perincian sbb :
a. Typer Truck 86 unit
Melayani : rumah tangga / kompleks perumahan, jalan umum dan terminal . b. Arm Roll Truck 18 unit
Melayani : plaza, rumah sakit, industri, pasar dan TPS (kontainer) c. Dump Truck 18 unit
Melayani : TPS (terapung), pengangkutan langsung “door to door” d. Compactor Truck 30 unit
Melayani : rumah tangga / kompleks perumahan, perkantoran, rumah makan / restoran, jalan umum dan lain-lain.
pengangkutan sampah yang berasal dari pasar-pasar, PD. Pasar Kota Medan mempunyai 3 unit Typer Truck.
[image:50.595.112.510.283.551.2]Jumlah sampah yang terangkut oleh kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) per hari dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Jumlah Sampah Terangkut dan Tingkat Pelayanan Sampah di Kota Medan.
No. Kendaraan Pengangkut Jumlah (unit) Kapasitas (m3) Rata-rata Trip/hari Sampah Terangkut (m3/hari) 1. 2. 3. 4. 5. Compactor Truck Typer Truck Dump Truck Arm Truck
Typer Truck PD. Pasar
30 86 18 15 3 3 16 6 8 10 6 6 2 2 2,5 6 6 2 960 1032 360 900 108 36 Jumlah Sampah Terangkut ... 3.396,0 Timbulan sampah Tahun 2005 ... 4.285,9 Persentase Pelayanan ... 79,24 % Sumber : - Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006
- Perhitungan
4.1.7 Daerah Pelayanan
Jumlah timbulan sampah Kota Medan 4.285,9 m3/hari. Sampah yang terangkut sebesar 3.396 m3/hari, yang berarti hanya + 79% dari total timbulan sampah Kota Medan. Dari jumlah sampah yang terangkut, 42,8 % pengumpulannya dilayani secara individual langsung dengan truk pengangkut sampah.
Daerah yang menjadi prioritas pelayanan adalah daerah sekitar pusat kota, atau yang dikenal dengan “daerah terbangun”. Sementara itu daerah yang mendapatkan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran.
4.1.8 Pembuangan Akhir
Merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah tahap akhir, dimana sampah ditempatkan pada suatu tempat, dengan tujuan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya.
Metode pengelolaan sampah di TPA yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan adalah “Open Dumping”, yaitu sampah yang masuk ke TPA dibuang atau dipaparkan langsung di lokasi TPA tanpa melalui proses tertentu.
Kota Medan memiliki 2 (dua) buah lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), yaitu TPA Namo Bintang dan TPA Terjun. TPA Namo Bintang berjarak + 15 km dari pusat kota, dengan luas + 17,6 Ha dan beroperasi sejak tahun 1987. Sedangkan TPA Terjun berjarak + 14 km dari pusat kota, dengan luas + 13,7 Ha dan beroperasi sejak tahun 1993. Data – data mengenai TPA di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Data mengenai kondisi TPA Namo Bintang dan
TPA Terjun
TPA No Uraian
Namo Bintang Terjun
1 2 3 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Lokasi : a. Kelurahan b. Kecamatan c. Dati II Luas Lokasi
Kepemilikan Lahan Jarak Lokasi TPA dari : a. Permukiman b. Sungai c. Pantai
d. Lapangan Terbang e. Pusat Kota
Kondisi Tanah a. Areal
b. Lapisan Dasar Topografi
Prasarana Umum : a. Jalan Masuk b. Jalan Operasional c. Pagar
Namo Bintang Pancur Batu Kab. Deli Serdang
176.392 m2 Pemko Medan
500 m
5 km (Sei Tuntungan) 25 km (Belawan)
10 km (Polonia) 15 km Tanah liat - Lembah Ada Ada Pagar Hidup Terjun Medan Marelan Kota Medan 137.563 m2 Pemko Medan
500km (Sei Deli) 6 km (Belawan)
23 (Polonia) 14 km
Tanah Lempung Tanah Liat Relatif Datar
8.
9. 10.
11. 12
d. Pos Jaga e. Kantor
f. IPAL (Leachate) Mulai dioperasikan
Sistem Pemusnahan Fasilitas lain : a. Incenerator
b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) c. Komposting
Persen Pemakaian
Sampah yang masuk per hari
Ada Ada Tidak Ada 5 Juli 1987
( ± 19 tahun ) Open Dumping
Tidak Ada Tidak Ada
Ada 90% 50% dari sampah
terangkut
Ada Ada Tidak Ada 7 Januari 1993 ( ± 13 Tahun ) Open Dumping
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
90% 50% dari sampah
terangkut
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006
4.1.8.1 Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang
Tabel 4.17 Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang
Hasil Baku Mutu
No. Parameter Satuan
TPA-1 TPA-2 TPA-3 TPA-4 TPA-5 1*) 2
Keterangan
1 pH - 7,93 7,36 7,06 7,76 7,45 6,0-9,0 6,0-9,0
2 Sulfida sbg H2S mg/l 8,24 5,45 5,27 8,53 10,42 0,05 0,1
3. Amoniak Total (NH3-N) mg/l 201,5 54,75 160,0 144,5 231,5 1 5 4. Krom Total (Cr) mg/l 0,202 0,074 0,563 0,189 0,189 0,5 1 5. Padatan Tersuspensi mg/l 402 147 369 306 306 200 400 6. COD dgn K2Cr2O7 mg/l 717,6 202,8 647,4 585,0 585,0 100 300 7. BOD 5 hari, 200C mg/l 415,8 108,6 346,2 336,6 360,6 50 150
Keterangan : - Baku Mutu adalah Kep. Men LH No. Kep-51/MenLH/10/1995(C). - 1*) Yang digunakan sebagai Standart dalam pengujian air lindi - TPA-1, dst : lokasi sampling air lindi di TPA Namo Bintang (Lampiran).
Dari hasil uji laboratorium terhadap kualitas air lindi dari TPA Namo Bintang dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kualitas air lindi TPA Namo Bintang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Nilai keasaman (pH) air lindi rata-rata masih dalam batasan Baku Mutu, namun mempunyai kecenderungan bersifat basa.
Kadar krom total rata-rata masih dalam rentang Baku Mutu, hanya saja ada 1 sampel yang melebihi Baku Mutu, yaitu air lindi yang diambil di zona II. Sedangkan untuk parameter Sulfida sebagai H2S, Amoniak Total, Padatan
Tersuspensi, COD dan BOD5, kadarnya telah melebihi jauh di atas Baku Mutu
Lingkungan yang berlaku.
syarat-syarat teknis yang harus diikuti dalam proses pembuangan dan penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Selain itu, pembuangan sampah yang dilakukan di TPA Namo Bintang, yang umurnya mendekati 20 tahun, telah melebihi daya tampung TPA yang telah ditentukan.
Sistem pembuangan dan penimbunan sampah yang diterapkan menggunakan sistem zona, dimana setelah suatu zona telah selesai dimanfaatkan tidak dilakukan penutupan dengan lapisan tanah yang dipadatkan, sehingga menimbulkan bau dan dapat menjadi sarang vektor penyakit.
Di dalam lokasi TPA, tidak dilengkapi dengan fasilitas drainase, saluran pembuangan air lindi, Instalasi Pengolahan Air Lindi dan sistem penangkap gas methane.
Kemungkinan perembesan air lindi ke dalam air tanah disekitar lokasi sangat besar, mengingat tidak adanya penanganan yang maksimal terhadap air lindi yang dihasilkan.
Adanya kandungan logam-logam tertentu dalam air lindi disebabkan tidak adanya pemilihan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir, termasuk sisa-sisa barang yang berasal dari logam.
4.1.8.2 Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang
dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pengendalian Pencemaran Udara.
Adapun parameter yang diuji kualitasnya adalah Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC) dan debu.
[image:56.595.112.519.358.560.2]Pengujian kualitas udara di TPA Namo Bintang dilakuakan pada tanggal 2 Agustus 2005 oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan kerja Propinsi Sumatera Utara. Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di TPA Namo Bintang Lokasi
No. Parameter Satuan
I II BML Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. CO SO2 NO2 HC Partikulat 2,5 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 26.738 836,75 315,85 96,5 48 7.839,5 98,5 46,0 28,5 59,6 30.000 900 400 160 65 Memenuhi BML Memenuhi BML Memenuhi BML Memenuhi BML Memenuhi BML Keterangan : I : zona 6 (yang masih digunakan)
II : zona 4 (yang sudah tidak digunakan)
diuji sudah mendekati nilai Baku Mutu Lingkungan. Timbulan gas-gas pencemar tersebut akibat penanganan sampah yang tidak mengikuti ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Teknologi yang diterapkan di TPA Namo Bintang sampai saat ini adalah metode open dumping. Dalam metode ini, tidak dilakukan penutupan sampah yang telah ditebar dengan lapisan tanah penutup dan tidak dilengkapi dengan pipa-pipa pengumpul gas hasil dekomposisi sampah. Hal ini menyebabkan bau dan gas hasil proses dekomposisi sampah menguap begitu saja ke linngkungan sekitar dan dapat merupakan aktifitas yang mengkontribusi pencemaran udara dan efek rumah kaca.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Aspek Organisasi
Pengelolaan sampah di kota Medan dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan. Dalam menjalankan aktifitasnya sebagai pengelola sampah kota Medan, Dinas Kebersihan kota menjalankannya sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang telah ditetapkan dalam keputusan Walikota Medan No. 10 tahun 2002. Sebelum ditetapkannya Perda kota Medan No. 4 tahun 2001, maka bentuk organisasi pengelola kebersihan atau sampah di kota Medan berupa Perusahaan Daerah. Namun sejak Perda tersebut ditetapkan, maka secara struktural bentuk organisasinya berubah menjadi Dinas dan bertanggung jawab langsung ke Walikota.
Medan bekerjasama dan sama – sama bekerja dengan Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan.
Dengan penerapan kebijakan “Pemberdayaan Kecamatan/ Kelurahan” dalam program kebersihan kota Medan memberikan nilai positif dalam peningkatan peran aktif masyarakat dalam penanganan kebersihan, namun di sisi lain mengurangi optimalisasi pelaksanaan Tupoksi pada Dinas Kebersihan. Misalnya mengenai pengutipan retribusi sampah, secara struktural pada Dinas Kebersihan terdapat Subdis Retribusi, namun tugas-tugas yang terkait dengan pengutipan retribusi ditangani oleh Kepala Lingkungan dan Lurah setempat, dan disetor langsung ke Dispenda Kota Medan, sehingga Subdis Retribusi tidak dapat menjalankan tugas-tugas pokok yang terdapat dalam Tupoksinya. Selain itu, pengontrolan terhadap pengutipan retribusi sampah juga tidak optimal, karena ada wajib retribusi sampah yang tidak mengetahui nilai retribusi yang harus dibayar sesuai SK Walikota Medan dan tidak memperoleh bukti pembayaran retribusi sampah dan penetapan besaran retribusinya.
beberapa permasalahan dari aspek organisasi, maka Dinas Kebersihan kota Medan belum bisa bekerja secara optimal dan evaluasi pengelolaan sampah sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Persampahan yang ada.
4.2.2. Timbulan dan komposisi sampah
Total timbulan sampah di kota Medan yang dihasilkan setiap hari adalah 4.285,9 m3. Dari jumlah timbulan sampah tersebut hanya 79,24% yang terangkut. Daerah Pelayanan sampah kota Medan saat ini baru mencakup 80% dari jumlah penduduk kota Medan atau yang lebih dikenal dengan Daerah terbangun. Dengan demikian, masih sekitar 20% dari jumlah pendudk kota Medan yang belum terlayani sarana pengangkutan sampah.
Dengan demikian persentase sampah terangkut, akan menjadi + 60,65%, apabila daerah palayanannya mencakup 100% jumlah penduduk kot Medan.
Pada daerah yang belum mendapat pelayanan ini, penanganan sampah dilakuakn sendiri oleh masing-masing warga dengan cara mengumpulkan sampah dalam lubang tanah kemudian ditimbun atau dibakar. Ada sebagian warga yang membuang sampahnya ke sungai.
Selain itu juga perlu digalakkan dan disosialisasikan Program Pemisahan Sampah pada sumbernya dan Program 3R (Reuse, Recycle dan Reduce).
4.2.3 Kegiatan Pengumpulan
Pengumpulan sampah di kota Medan dilakukan dengan cara pengumpulan individual langsung dan pengumpulan individual tidak langsung. Pengumpulan sampah dengan cara individual tidak langsung tidak semuanya dapat dilakukan setiap hari, tergantung dengan tingkat timbulan sampah yang ada dan tersedianya sarana gerobak/becak sampah di suatu wilayah. Dengan komposisi sampah organik yang cukup tinggi, maka seharusnya pengumpulan sampah dilakukan setiap hari, hal ini untuk mencegah berkembangnya vector penyakit dan bau yang tidak sedap.
Apabila jumlah becak/gerobak sampah bertambah, maka pelayanan pengumpulan sampah dari rumah ke rumah untuk wilayah / daerah yang tidak dapat dilalui truk pengangkut sampah dan jumlah sampah yang terangkut akan semakin meningkat. Selain itu , untuk mengurangi jumlah timbulan sampah, maka setiap rumah tangga harus mulai melakukan upaya pemilahan sampah.
apabila setiap rumah tangga melakukan pewadahan sampah dengan baik dan mengetahui jadwal pengambilan sampah.
Ditinjau dari segi wadah, masih banyak masyarakat yang belum melakukan pewadahan dengan baik. Rat-rata dari daerah pengamatan, masyarakat masih banyak yang menggunakan keranjang sampah. Wadah seperti ini tidak memiliki nilai estetika, sampah menjadi berserakan dan menimbulkan bau. Dengan penggunaan wadah yang memenuhi syarat (berupa tong sampah atau kantong plastik), maka akan sangat membantu petugas dalam proses dan waktu pengumpulan sampah.
Selain itu, masih ada beberapa masyarakat yang karena tidak mau dikutip biaya retribusi, membuang sampah pada lahan kosong, yang pada akhirnya sampah menumpuk di lokasi tersebut tanpa pernah dilakukan pengangkutan sampah.
pengumpulan sampah. Yang pada akhirnya akan memungkinkan penambahan ritasi pengangkutan sampah dalam satu hari.
4.2.4 Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Tempat pembuangan sampah sementara di Kota Medan ada 3 jenis, yaitu bak sampah container, TPS Terapung dan Transfer Dipo.
a. Bak sampah kontainer
Bak sampah untuk tempat pembuangan sampah sementara yang berupa kontainer sangat baik untuk ditingkatkan penggunaannya. Kontainer berfungsi sebagai tempat pembuangan sementara sampah yang telah dikumpulkan oleh gerobak/becak sampah. Pengangkutan sampahnya dilakukan menggunakan arm roll truk dengan sistem pemindahan secara mekanis, sehingga operasi pengangkutan sampah bisa menjadi lebih cepat. Kondisi container saat ini sebagian besar masih berupa bak terbuka, namun sejak tahun 206 ada beberapa yang sudah berupa bak tertutup. Mengingat umur bak container sebagian besar sudah cukup lama, sehingga kondisi bak kontainernya banyak yang mengalami pengeroposan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan harus segera dilakukan peremajaan, sehingga tidak mengganggu kegiatan pengangkutan sampah.
Keuntungan dari penggunaan kontainer adalah :
- Kontainer lebih higienis, karena alat ini dapat ditutup, sehingga dapat terhindar dari gangguan binatang, seperti anjing dan kucing.
- Kontainer lebih tahan lama, karena terbuat dari bahan besi / baja yang kuat dan kedap air.
b. Transfer Depo
Pada saat ini, transfer depo berfungsi tidak lebih hanya sebagai tempat berkumpulnya gerobak / becak sampah sementara menunggu truk pengangkutan sampah dating. Pemindahan sampah dilakukan secara manual ke truk sampah tanpa melalui sarana yang telah ada di transfer depo. Hal ini terjadi karena terbatasnya sarana pengangkutan, sehingga sulit mempertemukan gerobak dengan truk sampah pada jadwal yang telah ditentukan. Selain itu juga disebabkan adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi pada transfer depo.
c. TPS Terapung
Penempatan lokasi TPS pada saat tidak dapat mengacu sepenuhnya kepada peraturan yang ada, karena banyaknya kendala-kendala di lapangan, seperti yang disebutkan di atas.
4.2.5 Kegiatan Pengangkutan
Kapasitas sampah terangkut kota Medan saat ini sebesar 2.396 m3/hari atau melayani 79.24% dari timbulan sampah yang dihasilkan di Daerah Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem container angkat cara 1, sudah cukup baik karena waktu yang dipergunakan untuk pengangkutan sampah dapat dipersingkat. Hal ini karena pengumpulan sampah di bak container dilakukan dengan baik, dimana tidak ada lagi sampah yang berserakan di sekitar lokasi container, sehingga waktu pengangkutan bisa lebih cepat. Jumlah ritasi pengangutan sampah oleh Arm Roll Truck, yang sebanyak rata-rata 6 rit/hari, sudah sangat maksimal, mengingat batasan ritasi Arm Roll Truck adalah 5 rit/hari. Dengan ritasi yang tinggi akan meningkatkan jumlah sampah yang terangkut ke TPA. Namun yang harus diperhatikan juga adalah umur kendaraan yang sudah melebihi 10 tahun, akan memerlukan biaya perawatan yang sangat tinggi. Dengan demikian, biaya operasional dan perawatan untuk arm roll truck akan semakin tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa kemampuan armada pengangkutan sampah belum optimal. Dengan armada pengangkutan yang terdiri dari 18 unit
Arm Roll Truck yang beritasi 6 trip/hari, 18 unit Dump Truck yang beritasi 2
trip/hari, 86 unit Typer Truck yang beritasi 2 trip/hari dan 30 unit Compactor
Truck yang beritasi 2 trip/hari ternyata hanya mampu mengangkut 79,24 %
atau 3.396 m3 dari total timbulan sampah Kota Medan.
2. Ritasi pengangkutan sampah dengan menggunakan Arm Roll Truck saat ini adalah 6 rit/hari, yang mana nilai ini telah melebihi batasan optimal kemampuan pengangkutan dalam satu hari, yaitu sebesar 4 rit/hari/truk pengangkut. Sementara itu, ritasi pengangkutan sampah dengan menggunakan
Dump Truck dan Typer truck masih bisa ditingkatkan lagi menjadi 3 trip
perhari.
tahun. Sedangkan untuk jenis Arm Roll Truck yang berjumlah 18 unit, ternyata 88,9 % berumur di atas 7 tahun.
4. Lokasi penempatan TPS atau kontainer yang strategis adalah di lahan yang menjadi milik Pemerintah Kota, agak jauh dari pemukiman, dapat dilalui oleh kendaraan/truk pengangkut sampah serta pengangkutan sampahnya tidak boleh lebih dari satu hari (24 jam). Sistem TPS yang tepat untuk Kota Medan adalah jenis kontainer tertutup atau dengan sistem transfer depo.
5. Penanganan sampah dengan Sistem Open Dumping yang saat ini diterapkan di TPA Sampah Namo Bintang sangat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di TPA. Hal ini ditunjukkan dari kualitas air lindi yang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan, sedangkan kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang masih memenuhi Baku Mutu Lingkungan.
5.2. REKOMENDASI
1. Di bidang kelembagaan harus ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan/kebijakan, pengatur/pembina dan pelaksana (operator). 2. Perlu penambahan jumlah Gerobak sampah dan TPS (kontainer) yang
sesuai dengan kriteria standar, sehingga jumlah sampah yang terkumpul dapat diangkut dalam waktu kurang dari 24 jam.
Untuk Peningkatan Sistem Pengelolaan Persampahan Di Kotamadya Mojokerto. Jurusan Teknik Lingkungan . ITS. Surabaya.
Arianto Wibowo, dkk. 2006, Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu,
http://www.goegle.html (9 Pebruari 2007).
Badan Pusat Statistik, Bappeda Kota Medan. 2004. Kota Medan Dalam Angka 2004. Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Buku Pedoman Program Pembangunan
Prasarana Kota Terpadu ( P3KT).
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah
Perkotaan. SK SNI T-13- 1990- F. Yayasan LPMB. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.SK SNI M-36-1991-03.
Yayasan LPMB. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil
dan Kota Sedang di Indonesi. SK SNI S – 04 – 1993 – 03. Yayasan LPMB.
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan
Sampah Terpadu Skala Kawasan di Kota Besar / Sedang. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Perencanaan Pembangunan Bidang ke-PLP-an
Perkotaaan dan Pedesaan. Jakarta.
Departemen Dalam Negeri. 1996. Panduan Teknis Manajemen Operasional
Persampahan. Jakarta.
Damanhuri, E . 1993 . Pengelolaan Limbah Padat, Diklat Kuliah Teknik Lingkungan
ITB dan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta.
Damanhuri, E .1995. Teknik Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITB. Bandung.
Ehler, Victor M, Ernest W .1979. Steel, Municipal and Rural Sanitation, Mc Graw – Hill Publishing Company Ltd. New Delhi.
Pebruari 2007).
Peavy HS, Donald R. Rowe, Tchobanoglous G. 1985. Environmental Enginering. Mc Graw- Hill Book Company. 1985.
Pemerintah Kota Medan. 2001. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan TPA Talun Kenas. Kabupaten Deli Serdang. Medan.
Pemerintah Kota Medan. 2002. Penyusunan Studi Pengelolaan Sampah TPA Talun
Kenas Dengan Sanitary Landfill. Medan.
Pemerintah Kota Medan. 2005. Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan
Tahun 2005-2015.
Pemerintah Kota Medan. 2005. Buku Data Non Fisik Bangun Praja Lingkungan Kota Medan.
Sarwono Kusumaatmadja. Manajemen Sampah Kota. http://www.goegle.html (9 Pebruari 2007).
Tchobanoglous G, Hillary Theisen, Samuel A. Vigil. 1993). Integrated Solid Waste
Management. Mc Graw- Hill. International Editio