• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Dan Perkembangan KNPI Medan (1974-1990)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sejarah Dan Perkembangan KNPI Medan (1974-1990)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KNPI MEDAN

( 1974 – 1990 )

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

FITRIA PARINDURI

020706031

PEMBIMBING

Dra. Ratna, M. S.

NIP. 131 415 907

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KNPI MEDAN ( 1974 – 1990 )

Yang diajukan oleh : Nama : Fitria Parinduri

NIM : 020706031

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh : Pembimbing,

Drs. Ratna, M. S. tanggal………

NIP. 131 415 907

Ketua Departemen Sejarah,

Dra. Fitriaty Harahap, SU tanggal……… NIP. 131 284 309

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KNPI MEDAN ( 1974 – 1990 )

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

O L E H

FITRIA PARINDURI NIM : 020706031

Pembimbing,

Drs. Ratna, M. S. NIP. 131 415 907

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra USU Medan, Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

Dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(4)

Lembar Persetujuan Ketua

DISETUJUI OLEH :

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH Ketua,

Dra. Fitriaty Harahap, SU NIP. 131 284 309

(5)

Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian

PENGESAHAN :

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra Dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Sastra USU Medan

Pada :

Tanggal :

Hari :

Fakultas Sastra USU Dekan,

Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D. NIP. 132 098 531

Panitia Ujian :

NO. Nama Tanda Tangan

(6)

Ucapan Terima Kasih

Rasa syukur yang teramat besar dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan tak lupa shalawat beriring salam dipersembahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan junjungan besar kita. Tak lupa juga diucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ayahanda, Daman Huri Parinduri dan Ibunda, Darwita yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama dalam masa pendidikan maupun pada masa penulisan skripsi ini baik itu berupa dukungan moril serta materiil. Ucapan terima kasih ini tidaklah cukup untuk membalas segala apa yang telah Ayahanda dan Ibunda perbuat.

2. Dekan Fakultas Sastra, Bapak Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menjalani ujian meja hijau demi mendapatkan gelar kesarjanaan.

3. Ketua Departemen Sejarah sekaligus Dosen wali, Ibu Dra. Fitriaty Harahap, SU yang juga telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menjalani ujian meja hijau demi mendapatkan gelar kesarjanaan tanpa ada hambatan yang berarti.

(7)

5. Para staf pengajar di Departemen Ilmu Sejarah. Terima kasih penulis ucapkan atas ilmu dan pengetahuan yang telah didapat penulis, semoga apa yang sudah didapat dapat berguna terus selama hidup penulis.

6. Bang Ampera yang betul-betul banyak memberikan bantuan dan

masukan-masukan yang sangat berguna bagi penulis. Sampai kapanpun bantuan dan jasa yang diberikan beliau kepada penulis tidak akan pernah terlupakan.

7. Drs H. Rusdin Gadjah, sekretaris KNPI SUMUT, atas informasi yang bapak berikan sehingga skripsi ini dapat dirampungkan.

8. Drs. Syahdansyah Putra, Ketua DPRD Medan, yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan wawancara.

9. Keluargaku, Kakakku Siti Aisyah dan Ade Anggita. Abangku A. Iskandar Parinduri, adikku Bebi dan Kiki. Dan kepada semua keponakanku, Vina, Rafli, Farrel, Alya, dan Fathir yang banyak memberi hiburan dan nasehat yang sangat bermanfaat.

10. Semua teman-teman penulis dikampus yang banyak memberikan dorongan moril, Siti Nurhalize, Vana, Batman, Antonio Banderaz, Birink, Untunk, Dina Mariana, Cipoet, Nony dan lain-lain yang tidak disebut karena terlalu banyak..Dan juga teman kantorku Bang Timbul, Mantri, Bang Agus, dan Pak Bob. Thank’s a lot friend.

11. Seseorang yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini, selalu siap siaga kapanpun aku butuhkan, menemani dan selalu menjagaku, si amang naoto Alex B.I Hutasoit, I just wanna say, Yes, I do.

(8)

Kata Pengantar

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi untuk meraih gelar kesarjanaan. Tak lupa shalawat beriring salam penulis limpahkan kepada Muhammad SAW sebagai junjungan umat manusia yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Adapun skripsi yang ditulis mengenai Sejarah Dan Perkembangan KNPI

Medan ( 1974 – 1990 ). Skripsi ini ditujukan untuk menyelesaikan pendidikannya

sekaligus untuk meraih gelar kesarjanaan. Sangat disadari bahwa di dalam skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu diharapkan agar munculnya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat mencapai kesempurnaan dari penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak

BAB I PENDAHULUAN ………1

1.1 Latar Belakang Masalah ………..………..…1

1.2 Rumusan Masalah ………4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………5

1.4 Tinjauan Pustaka ………5

1.5 Metode Penelitian ………....………7

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN ...…9

2.1 Latar Belakang Berdirinya Kota Medan ………9

2.2 Kondisi Sosio Kultural Masyarakat Kota Medan………..11

2.3 Kondisi Politik di Kota Medan 1970 – 1974 ...15

BAB III LATAR BELAKANG HISTORIS ……….…...19

3.1 Proses Terbentukmya KNPI di Indonesia ………19

3.2 Pembentukan KNPI di Sumatera Utara ………26

3.3 Pembentukan KNPI Kota Medan ………28

3.4 Struktur Organisasi KNPI Kota Medan ………31

3.5 Kekuatan Pendukung KNPI Kota Medan ………33

3.6 Periodesasi KNPI Kota Medan ………34

(10)

4.2 Eksistensi KNPI Medan di Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyakat Medan ...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………60

5.1 Kesimpulan ………60

5.2 Saran ………61

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

(11)

Abstraksi

Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ) Kota Medan didirikan pada tanggal 11 September 1974 sebagai forum komunikasi dan wadah pmersatu seluruh Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat yang ada di Kota Medan. Hal ini dilakukan pemerintah Pusat untuk menghindari pengkotak-kotakkan Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat dan tidak memihak kepada Partai Politik manapun.

Pada mulanya keberadaan KNPI Kota Medan belum dapat diterima oleh pemuda Kota Medan, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat KNPI Kota Medan yang mempunyai motto pantang menyerah yang membawa KNPI Kota Medan mendapat tempat yang baik tidak hanya bagi Organisasi Kepemudaan tetapi juga kepada pemuda-pemuda Kota Medan. Pengembangan dan pembinaan potensi pemuda menjadi agenda penting dalam program-program kerja yang selalu dimasukkan ke dalam Musda dari awal hingga sekarang.

(12)

Abstraksi

Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ) Kota Medan didirikan pada tanggal 11 September 1974 sebagai forum komunikasi dan wadah pmersatu seluruh Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat yang ada di Kota Medan. Hal ini dilakukan pemerintah Pusat untuk menghindari pengkotak-kotakkan Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat dan tidak memihak kepada Partai Politik manapun.

Pada mulanya keberadaan KNPI Kota Medan belum dapat diterima oleh pemuda Kota Medan, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat KNPI Kota Medan yang mempunyai motto pantang menyerah yang membawa KNPI Kota Medan mendapat tempat yang baik tidak hanya bagi Organisasi Kepemudaan tetapi juga kepada pemuda-pemuda Kota Medan. Pengembangan dan pembinaan potensi pemuda menjadi agenda penting dalam program-program kerja yang selalu dimasukkan ke dalam Musda dari awal hingga sekarang.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin Sudirohusodo, Soetomo, Cipto Mangunkusumo, sampai dengan diikrarkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh pemuda-pemuda dari seluruh tanah air yang tergabung dalam Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, dan Perkumpulan Pemuda Theosofi, melalui Kongres Pemuda II, yang kemudian kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda setiap tahun sampai saat ini.

Perjuangan pemuda melalui persatuan-persatuan pemuda di seluruh Indonesia ini tidak mengenal ras, warna kulit, suku, dan agama yang pada akhirnya membawa Indonesia pada kemerdekaan di Indonesia. Namun perjuangan para pemuda Indonesia tidak berhenti samapai disini saja. Setelah itu persoalan lain muncul untuk memecah belah bangsa Indonesia. Mulai dari jatuh bangunnya kabinet diawal-awal kemerdekaan sampai pada peristiwa DI/TII, dan juga peristiwa G 30 September 1965. Akan tetapi hal ini tidak membuat Indonesia ini berada pada ambang perpecahan, karena masalah-masalah itu dapat diatasi berkat bantuan dari pemuda-pemuda bangsa yang berjiwa nasionalis.

(14)

bangsa ini untuk berkumpul dan membentuk suatu organisasi 1)

Salah satu diantara organisasi-organisasi pemuda yang ada di Indonesia adalah Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ). KNPI lahir pada tanggal 23 Juli 1973. Proses lahirnya KNPI ditandai dengan “ Deklarasi Pemuda Indonesia ” yang menyatukan tentang hasrat pemuda Indonesia untuk lebih bersatu dan berpartisipasi dalam kehidupan bangsa Indonesia

yang bersifat positif dan tidak menyimpang dari ideologi bangsa Indonesia. Dengan kata lain organisasi menjadi tempat berkumpulnya sekelompok orang dan saling bekerja sama dan tergantung antara satu dengan yang lainnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan sehingga dapat terwujudnya suatu tujuan yang telah disepakati.

Pada umumnya pendiri dan anggota organisasi-organisasi yang ada di Indonesia kebanyakan dari pemuda-pemuda yang memiliki intelektualitas dan kreativitas yang tinggi. Pemuda-pemuda ini merupakan aset yang besar dan potensial di dalam mewujudkan cita-cita bangsa untuk mencapai Indonesia yang makmur dan sentosa. Untuk itulah pemuda-pemuda ini berkumpul dan bersatu di dalam suatu organisasi untuk memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa.

2)

1)

Organisasi adalah sebagai suatu wadah ( wahana ) kegiatan daripada orang yang bekerjasama dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Dalam wadah ini akan jelas pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, hubungan dan tata kerjanya. Soewarno Handayaningrat, Ilmu

Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Gunung Agung, 1982, hlm. 42. Untuk lebih jelas lihat pasal

28 UUD 1945.

2)

Joni Koto,dkk, 30 Tahun KNPI Mengabdi di Sumatera Utara, Medan : CV. Pilar, 2003, hlm. 39

(15)

KNPI sendiri sulit untuk menentukan siapa figur ketua yang pertama di daerah yang masyarakatnya dikenal secara majemuk 3)

Organisasi KNPI menjadi satu-satunya wadah bagi satuan-satuan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ( OKP ) atau Organisasi Masyarakat ( ORMAS ) yang ada di Indonesia. Posisi KNPI sangat strategis karena menjadi induk dari sejumlah OKP dan Ormas tersebut. Maka segala kegiatan dan pengenalan OKP dan Ormas tidak luput dari pantauan KNPI

. Akhirnya dipilihlah Bomer Pasaribu sebagai ketua KNPI yang pertama di Sumatera Utara. Dengan demikian KNPI yang ada di Sumatera Utara merupakan cabang dari KNPI Pusat.

4)

Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis memilih judul “ Sejarah dan

Perkembangan KNPI Medan ( 1974-1990 ) “. Alasan pembatasan tahun dari

mulai 1974 sampai dengan 1990. Pemilihan awal tahun 1974 karena KNPI pertama kali di bentuk di Sumatera Utara dan berakhir di tahun 1990 karena pada tahun ini kinerja KNPI sebagai organisasi mulai menurun. Penulis merasa tertarik untuk memilih judul di atas karena penulis ingin memahami lebih dalam tentang . Hal ini dilakukan agar OKP dan ormas yang ada tidak melenceng dan menyimpang dari ideologi yang ada di Indonesia, karena ada ketakutan dari rezim yang berkuasa pada masa itu yaitu rezim Orde Baru atas terulangnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kepemimpinan Orde Lama seperti peristiwa DI/TII, peristiwa G 30 September 1965 dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa KNPI lahir melalui Deklarasi Pemuda Indonesia di Jakarta merupakan organisasi yang tumbuh atas inisiatif rezim Orde Baru. KNPI menjadi motor dari serangkaian program - program

(16)

proses berdirinya KNPI di Sumatera Utara. Di samping itu, penulis menganggap tidak begitu banyak masyarakat yang mengenal organisasi kepemudaan ini walaupun telah hadir di Sumatera Utara sejak 24 September 1974. Selain itu, karena KNPI Sumatera Utara adalah sebagai wadah tunggal tempat berhimpunnya bermacam-macam OKP dan Ormas yang ada di Sumatera Utara telah berhasil menciptakan situasi dan suasana yang kondusif di Sumatera Utara.

KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kemasyarakatan pemuda pada dasarnya adalah organisasi kader, sebab para tokoh yang dipilih dan duduk dalam kepengurusan KNPI adalah para kader-kader OKP yang dipandang cukup handal dan berkualitas oleh masing-masing OKP-nya. Kader-kader KNPI tidak perlu diragukan lagi, karena kader KNPI juga merupakan kader-kader organisasi kemasyarakatan pemuda 5)

1.2 Rumusan Masalah

.

Melihat latar belakang yang sudah diungkapkan penulis di atas maka untuk mencegah terjadinya suatu penyimpangan dalam pembahasan maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Pembatasan masalah ini ditujukan agar penulis di dalam melakukan penelitian menjadi lebih terarah.

Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas adalah : 1. Sejarah berdirinya KNPI di Sumatera Utara.

2. Bagaimana perkembangan KNPI di Sumatera Utara dan mengapa kemudian KNPI di Sumatera Utara mengalami kemunduran

5)

(17)

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang akan dipaparkan penulis, antara lain : 1. Untuk memahami tentang bagaimana sejarah terbentuknya KNPI Medan 2. Untuk lebih memahami perkembangan KNPI di Medan

Adapun manfaat dari tulisan ini yaitu :

1. Untuk mengenalkan kepada masyarakat Medan tentang terbentuknya KNPI di Medan

2. Untuk menambah pemahaman penulis tentang organisasi kepemudaan. 3. Untuk memperluas cakrawala pengetahuan penulis secara lebih

mendalam lagi mengenai keberadaan KNPI di Sumatera Utara.

1.4 Tinjauan Pustaka

Di dalam melakukan penelitian, permasalahan yang akan dibahas tentu harus mempergunakan sumber bacaan berupa buku-buku, arsip, dokumen dan lain sebagainya yang didapat dari perpustakaan yang berkaitan dengan penelitian.

(18)

tentang kelemahan-kelemahan KNPI pada masa rezim orde baru masih berjaya di Indonesia.

Selain itu dalam buku ini juga diceritakan, partisipasi kader-kader yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Sumatera Utara, seperti Medan, Binjai, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Asahan, Nias dan sebagainya.

Junita Ginting dalam Skripsinya yang berjudul “ Partisipasi KNPI Sebagai Organisasi Kepemudaan Dalam Pembangunan di Sumatera Utara ( 1974 – 1988 )

”, dalam tulisan ini berbicara tentang partipasi dan strategi yang dilakukan oleh

KNPI dalam pembentukan pemuda di Sumatera Utara. Program kerja yang dilakukan oleh KNPI adalah dalam bidang seni budaya, penghijauan, pariwisata, kewiraswastaan, olahraga, pendidikan kader, pendidikan, dan lain sebagainya.

Peranan KNPI dinilai berhasil dalam menciptakan pemuda-pemuda yang kreatif dan berjiwa nasional yang tinggi. Berbagai kegiatan-kegiatan terutama dalam bidang sosial membawa pemuda Kota Medan menjadi pemuda yang lebih perduli pada masyarakat Kota Medan dan memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi eksistensi KNPI itu sendiri karena mendapat dukungan yang penuh dari pemerintah pusat.

Tulisan skripsi yang akan penulis perbuat ini juga menceritakan tentang proses berdirinya KNPI di Kota Medan, akan tetapi berbeda dengan skripsi yang telah ada tersebut, hal ini dikarenakan pokok permasalahan yang akan dibahas berbeda.

(19)

Penulisan adalah akhir dari suatu penelitian ilmiah yang dilakukan, setiap penulisan sejarah harus dapat diakui dan dipertanggungjawabkan kebenaran faktanya melalui metode yang dipakai. Di dalam suatu penelitian harus ada masalah yang akan dibahas dengan cara memberikan jawaban-jawaban.

Adapun metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode penelitian sejarah dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Heuristik adalah merupakan metode yang dilakukan penulis untuk

mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam pengumpulan sumber-sumber data ini penulis memakai beberapa tahapan yaitu

6)

a. Penelitian Kepustakaan ( library research ), penelitian ini adalah mengumpulkan data melalui buku-buku, dokumen, arsip, atau laporan penelitian yang memiliki relevansi dengan organisasi KNPI Medan.

:

b. Penelitian lapangan ( field research ), pada metode ini penulis melakukan wawancara kepada orang-orang atau tokoh-tokoh yang mengetahui dan memahami dengan baik tentang sejarah dan perkembangan KNPI Medan. Adapun orang atau tokoh yang akan penulis wawancarai yang dapat membantu penulis dalam penulisan adalah, Drs. Rusdin Gadjah, yang menjabat sekretaris KNPI Sumatera Utara, Syahdansyah Putra yang menjabat sebagai Ketua KNPI periode kedua dan juga sebagai salah seorang deklarator KNPI Kota Medan. Kedua informan ini akan membantu penulis

6)

(20)

dalam penelitian ini karena mereka mengetahui dengan baik tentang proses berdirinya KNPI sejak tahun 1974 sampai saat ini. 2. Kritik, setelah sumber tersebut terkumpul maka penulis melakukan kritik

terhadap sumber yang telah ada itu agar diperoleh sumber yang benar-benar dapat dipercaya. Ada dua hal yang dilakukan untuk menilai apakah sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut benar-benar orisinil atau tidak, yaitu kritik ekstern dan intern.

Kritik ekstern dilakukan dengan cara memeriksa secara teliti sumber-sumber ittu dengan melihat bagian luar sumber-sumber tersebut, mulai dari kertas yang digunakan, bentuk tulisan, dan sebagainya. Melalui teknik ini maka kita akan mengetahui apakah sumber itu benar-benar orisinil atau tidak. Setelah dilakukannya kritik ekstern, kemudian penulis melakukan kritik intern terhadap sumber tersebut yaitu dengan cara melihat isi, bahasa yang digunakan, situasi jaman, dsb dari dokumen atau data tersebut. Apakah isinya dibuat berdasarkan fakta historis atau tidak dan kemudian diperbandingkan dengan dokumen atau data yang lain barulah kita mengetahui apakah data itu asli atau tidak.

3. Interpretasi, yaitu apabila sumber tersebut merupakan sumber yang benar-benar orisinil maka data-data tersebut diolah dan dikembangkan oleh penulis melalui konsep dan metode yang ada di dalam ilmu sejarah.

(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

2.1 Kondisi Geografis Kota Medan

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara pada mulanya memiliki luas hanya 1.583 ha, pada tahun 1951 luasnya bertambah menjadi 5.130 ha, dan pada tahun 1973 menjadi 26.510 ha 7)

Pada tahun 1952 wilayah kota Medan yang luasnya 5.130 ha itu dibagi menjadi 4 kecamatan, yaitu, kecamatan Medan Baru, kecamatan Medan Barat, kecamatan Medan Timur, kecamatan Medan Selatan

. Kota Medan berada di tengah Kabupaten Deli Serdang, jadi setiap penambahan luas wilayah kota Medan selalu mengambil wilayah dan penduduk kabupaten tersebut.

8)

, setiap kecamatan dibagi lagi atas sejumlah kepenghuluan, yaitu 6 di kecamatan Medan Kota ( Sukaramai, Kota Matsum I, Kota Matsum II, Pasar Baru, Pandau Hulu, dan Sungai Rengas ), 8 di kecamatan Medan Timur ( Pulo Brayan Timur, Glugur Darat, Kampung Durian, Sidodadi, Gang Buntu, Sungai Kerah Hulu, Sungai Kerah Hilir, dan Pandau Hilir ), 9 di kecamatan Medan Barat (Pulo Barayan Pekan, Glugur Kota, Silalas, Sungai Agul, Sungai Putih, Sungai Sikambing, Sekip, Petisah, dan Kesawan), serta 8 di kecamatan Medan Baru ( Jati/Aur, Madras, Padang Bulan, , Babura, Hamdan, Sungai Mati, Suka Raja, dan Kampung Baru ) 9)

Selanjutnya melalui UU No.7 dan 8 tahun 1956, dibentuk Provinsi Sumatera Utara Derah tingkat II antara lain Kabupaten Deli Serdang, dan

.

7)

Medan Selayang Pandang, Medan : Bagian Humasy SETDAKO, 2002

8)

LinusSihaloho, Perkampungan di Kota Sebagai Wujud Adaptasi Sosial, Medan:DEPDIKBUD,1982

9)

(22)

Kotamadya Medan. Topografi kota Medan adalah datar dan sangat cocok menjadi daerah pemukiman. Di kota Medan juga terdapat sungai yang bermuara ke selat Sumatera yaitu sungai Babura, Denai dan Deli.

Batas-batas wilayah kota Medan adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Belawan / Selat Malaka - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Sei Belawan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Pertumbuhan Populasai Etnik

Populasi kota Medan Tumbuh sangat pesat dari 200 pada taun 1823 menjadi 14.000 pada tahun 1905, kemudian menjadi 75.000 pada tahun 1930, 85.000 menjelang pendudukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka atau tepatnya pada tahun 1961 jumlah penduduk di Medan telah mencapai 417.036 jiwa. Pertumbuhan populasi mayarakat kota Medan dari tahun 1961 sampai 1972 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel I

Jumlah Penduduk

Daerah Kotamadya Medan 1961-1972

No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 1961 199.385 217.651 417.036

2 1962 202.535 221.003 423.538

3 1063 205.394 222.464 427.858

4 1964 208.774 225.622 434.396

(23)

6 9166 287.188 288.196 575.384

7 1967 292.916 293.351 586.267

8 1068 298.585 300.164 598.749

9 1969 303.682 304.641 608.323

10 1970 304.620 298.282 602.902

11 1971 311.224 309.538 620.762

12 1072 312.884 311.391 624.275

Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Medan

Peningkatan jumlah penduduk semakin cepat, menjelang 1973 menjadi 635.532 ( dari jumlah ini 571.468 adalah orang Indonesia ), menjelang tahun 1974 sudah menjadi 1.107.509, menjelang tahun 1980 menjadi 1.373.747 ( sensus penduduk 1980 )

2.2 Kondisi Sosio Kultural Masyarakat Kota Medan

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai suku dan umumnya suku-suku itu merupakan suku asli yang berasal dari daerah itu sendiri maupun yang berasal dari luar Kota Medan. Jadi bila dilihat secara keseluruhan, di Kota Medan terdiri dari suku asli yaitu Melayu, sedangkan suku-suku lain yang berasal dari luar kota Medan yaitu suku Karo, suku Mandailing, suku Batak Toba, Suku Pak-Pak Dairi, Nias, suku Minang, suku Jawa. Adapun etnis yang berasal dari luar Indonesia seperti etnis China dan etnis Tamil. Pada jaman penjajahan Belanda mereka ini dipekerjakan sebagai kuli pada perkebunan-perkebunan milik Belanda.

(24)

perkampungan yang pertama kali adalah di daerah sekitar Padang Bulan. Akan tetapi dalam perkembangannya kampung Mandailing muncul juga di daerah lain seperti di Glugur, Sei Agul, Sei Kera Hulu dan Hilir, Petisah ( kecamatan Medan Baru ), Kampung Mesjid, dan Sungai Mati. Adapun suku Minang mendiami daerah Kota Maksum dan Tegal Sari I. Suku Melayu yang merupakan suku asli kota Medan bertempat tinggal di daerah-daerah seperti Kota Matsum, Kampung Mesjid, Sei Rengas, Petisah, Silalas, dan Sei Agul. Selain itu suku Jawa yang berada di kota Medan bertempat tinggal di daerah pinggiran kota seperti Denai, Tuntungan, Sunggal, dan Johor. Suku Karo mendiami perkampung-perkampungan di daerah Kecamatan Medan Baru, dan Tuntungan, seperti kawasan Padang Bulan, Merdeka, Babura dan Simalingkar. Etnis China mendiami daerah Kesawan dan Etnis India di Kampung Keling.

Masyarakat Kota Medan sangat kompleks, dengan komposisi masyarakat yang sangat beragam ( multikultur ), keberagaman ini memunculkan beragam organisasi kepemudaan maupun organisasi kemasyarakatan berdasarkan etnis maupun agama di Kota Medan. Adapun organisasi kepemudaan yang ada di Kota Medan ini adalah sebagai berikut :

- Pemuda Pancasila ( PP ) - Ikatan Pemuda Karya ( IPK ) - Pemuda Panca Marga ( PPM )

- Fatayat Nadhalatul Ulama ( Fatayat NU )

- Organisasi Koperasi Serbaguna Gotong Royong ( KOSGORO ) - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia ( GAMKI )

(25)

- Gerakan Pemuda Al Washliyah - Gerakan Pemuda Ansor

- Gerakan Pemuda Islam ( GPI )

- Geraka pemuda Islam Indonesia ( GPII ) - Ikatan Putra Nahdlatul Ulama ( IPNU ) - Ikatan Putra Putri Indonesia

- Ikatan Remaja Muhammadiyah ( IRM ) - Nasyiatul Aisyah

- Ikatan Pemuda Tarbiyah Islamiyah ( IPTI )

- Gerakan Penegak Amanat Rakyat Indonesia ( GAKARI ) - Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong ( MKGR ) - Pemuda Katolik

- Pemuda Islam

- Pemuda Muhammadiyah - Pemuda Muslimin

Selain organisasi kepemudaan, ada juga terdapat organisasi kemasyarakatan di Kota Medan, seperti :

- Himpunan Keluarga Besar Mandailing ( HIKMA )

- Paguyuban Keluarga Besar Putra Jawa Kelahiran Sumatera ( PUJA KESUMA )

- Masyarakat Budaya Melayu Indonesia ( MABMI ) - Ikatan Masyarakat Tionghoa Indonesia ( IMTI ) - Aceh Sepakat

(26)

- Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia ( MABMI ) - Himpunan Masyarakat Pak – Pak ( HIMPAK )

- Gerakan Angkatan Muda Melayu Indonesia ( GAMI ) - Persatuan Wanita Karo

- Ikatan persaudaraan Pejuang Langkat Area ( IPELA ) - Himpunan Pemuda Nias Indonesia ( HIPNI )

- Forum Komunikasi Keluarga Besar Asal Samosir ( FKKBS ) - Himpunan Keluarga Besar Wanita Mandailing ( HIKWAN ) - Badan Musyawarah Masyarakat Minang ( BM – 3 )

- Forum Masyarakat Tapanuli Selatan ( FORMAT ) - Forum Komunikasi Warga Jawa ( FKWJ )

- Ikatan Masyarakat Tionghoa Indonesia ( IMTI )

- Gerakan Pemuda Suku Tamil Indonesia ( GADA SUTAM )

Adapun Organisasi Kemahasiswaan yang ada di Kota Medan yang berdasarkan etnis, agama, jurusan maupun fakultas, yaitu sebagai berikut :

- Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )

- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKRI ) - Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ( GMNI )

- Pergerakan Pemuda Islam Indonesia ( PMII ) - Mahasiswa Pancasila ( MAPANCAS )

- Gema Organisasi Koperasi Serbaguna Gotong Royong ( GEMA KOSGORO)

(27)

- Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wati ( KOHATI ) - Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( KOPRI )

Dengan demikian dibutuhkanlah suatu wadah komunikasi dan sebagai media pemersatu yang dapat yang mewakili keberagaman masyarakat di Kota Medan, agar tatanan masyarakat yang kompleks ini dapat berjalan secara dinamis yang dapat menampung seluruh aspirasi keterwakilan golongan, etnis, agama dan unsur-unsur lainnya.

2.3 Kondisi Politik di Kota Medan 1970 - 1974

Awal tahun 1970-an merupakan masa kemenangan bagi Orde Baru. karena pada tanggal 3 Juli 1971 Golkar di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto memenangkan Pemilu ( Pemilihan Umum ). Pemilu ini adalah awal bergabungnya kekuataan ABRI dan pemerintah yang berpihak dan mendukung Golkar.

(28)

Berbeda dengan pemilu yang sebelumnya yang dapat dikatakan sebagai pemilu yang paling demokratis yang pernah ada di Indonesia, pemilu tahun 1971 adalah sebagai pemilu yang penuh dengan kecurangan dan intimidasi. Asas tunggal yang diberlakukan semakin mempersempit ruang gerak parpol ( Partai Politik ) untuk berbeda pendapat dalam melihat suatu permasalahan.

Kehidupan masyarakat pada awal orde baru ditandai dengan diadakannya pembersihan besar-besaran pada setiap instansi, baik swasta maupun pemerintah dari sisa-sisa anggota PKI dan dari segala sesuatu yang berbau orde lama. Hal ini menimbulkan kecemasan disebagian masyarakat Medan yang merupakan anggota dari beberapa golongan partai yang dikenal dekat dengan penguasa Orde Lama. Salah satu perubahan dalam tubuh partai yang dilakukan pemerintah orde baru yang pertama kali adalah diubahnya PNI. Dalam kongres ini terjadi perubahan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari segi kepemimpinannya.

Tokoh-tokoh yang tergolong sayap kiri dan beraliran radikal disingkirkan dan diganti oleh tokoh-tokoh sayap kanan yang lebih moderat bahkan dekat dengan penguasa. Golongan radikal dianggap ikut mendukung secara luas gagasan Soekarno dan diperkirakan telah dimasuki unsur-unsur PKI.

Munculnya orde baru sekaligus memberi warna baru bagi perpolitikan di Indonesia. Dengan tema melakukan pembaharuan politik sebagai koreksi total terhadap kekeliruan yang pernah dilakukan selama ini dalam menata dan membina negara yang berakibat kegagalan di bidang politik, dan dalam bidang-bidang yang lain terutama dalam bidang ekonomi. Orde Baru tampil dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen.

(29)

Tahap I : Penghancuran PKI.

Tahap II : Konsolidasi pemerintahan dan pemurnian Pancasila dan UUD 1945. Tahap III : Menghapuskan dualisme dan kepemimpinan nasional.

Tahap IV : Mengembalikan kestabilan politik dan merencanakan pembangunan. Keadaan sosial politik di masyarakat yang menekankan pada pembangunan yang selalu sedang digalakkan oleh pemerintah Orde Baru dan mempersempit ruang gerak masyarakat untuk berpolitik. Hal ini juga tidak jauh berbeda pada kehidupan kampus, yang notabene akan melahirkan calon-calon politisi di negeri ini.

Sejak diberlakukannnya NKK ( Normalisasi Kehidupan Kampus ) dan BKK ( Badan Koordinasi Kemahasiswaan ) yang ditetapkan melalui SK Mendibud Wardiman Djojonegoro. Dengan adanya sistem yang baru itu maka mahasiswa menjadi lebih terfokus pada mata kuliah yang ada ketimbang hanya untuk membicarakan politik di kampus. Mahasiswa nyaris lumpuh, potensi kemanusiaan mereka dimatikan, intelektualitas didangkalkan dan keberanian serta sikap kritis mereka seluruhnya terbelenggu 10)

Dengan demikian pemerintah dapat meredam aksi-aksi demo para mahasiswa yang dapat menghancurkan eksistensi pemerintahan orde baru, seperti yang terjadi pada pemerintahan orde lama yang runtuh akibat dari demo-demo

.

Hanya segelintir orang dari kaum akademisi yang peduli terhadap hak azasi manusia dan demokrasi. Hal ini diakibatkan oleh campur tangan militer terhadap kehidupan kampus sehingga kaum akademisi semakin tidak punya ruang gerak untuk menyatakan aspirasi dan kreatifitasnya dalam bidang politik.

10)

(30)

yang di lakukan oleh mahasiwa-mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia. Sistem ini diberlakukan pada seluruh universitas-universitas yang ada di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Medan.

(31)

BAB III

LATAR BELAKANG HISTORIS

3.1 Proses terbentuknya KNPI di Indonesia

Pada masa pemerintahan Orde Lama, keberadaan organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia masih terkotak-kotak dan lebih condong memihak salah satu partai politik yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa ini partai politik banyak bermunculan dan berimbas pada organisasi-organisasi kepemudaan yang ada. Sifat persaingan yang ditunjukkan oleh partai-partai politik ini mengakibatkan organisasi-organisasi kepemudaan ini ingin selalu menang dari organisasi-organisasi kepemudaan yang lain. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan dan keprihatinan bagi pemerintah sehingga dibentuklah suatu wadah bagi berhimpunnya organisasi-organisasi kemahasiswaan yang bernama PPMI ( Perhimpunan-Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ).

(32)

Pada masa pemerintahan orde baru, organisasi kepemudaan yang ada masih dalam keadaan yang terkotak-kotak seperti pada masa pemerintahan orde lama. Keadaan ini tentu saja tidak menguntungkan dan dapat membahayakan stabilitas nasional Indonesia. Selain itu pemerintah orde baru ingin mengusir jauh pengaruh paham komunis yang pernah melanda Indonesia, sehingga timbul pemikiran untuk membuat suatu wadah untuk menyatukan OKP-OKP seperti yang pernah ada sebelumnya.

Pada tahun 1970, Midian Sirait berinisiatif untuk mengadakan suatu pertemuan pada tokoh-tokoh OKP-OKP dan organisasi kemahasiswaan, dan tokoh-tokoh KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ) yang dipilih Midian Sirait untuk mengadakan dialog untuk membicarakan masalah pembentukan suatu organisasi kepemudaan yang dapat menjadi mediator komunikasi yang bebas dari pengaruh partai politik manapun yang ada dan bersifat netral. Dari pertemuan ini tokoh KAMI ini menyetujui usul yang diberikan Midian Sirait ini. Dengan demikian diambillah suatu keputusan untuk mengadakan suatu musyawarah nasional mahasiswa Indonesia. Pemerintah orde baru menyambut baik usulan ini dan sangat mendukung pelaksanaan musyawarah. Akan tetapi musyawarah yang diharapkan berhasil ini mengalami kegagalan karena masih adanya sikap yang mau menang sendiri dari masing-masing anggota musyawarah ini.

Musyawarah selanjutnya diadakan pada tahun 1972 yaitu Seminar Nasional Kepemudaan. Seminar ini menjadi suatu terobosan baru di bidang kepemudaan, karena dalam seminar yang dihadiri oleh anggota-anggota organisasi kemahasiswaan Indonesia tidak hanya membahas kepentingan mahasiswa saja, akan tetapi masalah-masalah kepemudaan secara global, yaitu permasalahan yang menyangkut kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Hasil dari seminar ini menyatakan bahwa “ Kelompok Cipayung “ resmi berdiri sebagai forum mahasiswa 11)

Program-program kerja yang dilakukan oleh Kelompok Cipayung ini memperoleh hasil yang cukup memuaskan. Akan tetapi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Kelompok Cipayung ini tidak puas jika hanya mendiskusikan masalah-masalah yang ada dilingkungan kampus saja. Mahasiswa

.

11)

Junita S Ginting, Partisipasi KNPI Sebagai Organisasi Kepemudaan Dalam

(33)

membutuhkan suatu wadah yang lebih besar yang dapat menampung berbagai aspirasi pemuda Indanesia dan organiasasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Mengingat banyaknya organisasi kepemudan dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Indonesia, maka dibutuhkan suatu wadah sebagai forum komunikasi, tempat berhimpun dan mekanisme sentral bagi mereka. Dengan demikian permasalahan antar pemuda dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk mewujudkan ide-ide tersebut maka diadakanlah pertemuan-pertemuan dikalangan pemimpin-pemimpin pemuda / mahasiswa beberapa kali di Jakarta. Tahap penjajakan itu diakhiri dengan pertemuan Ciawi bulan Juli 1972. Hasil dari pertemuan ini adalah mempercayakan kepada PNPKB ( Program Nasional Pemuda Keluarga Berencana ) untuk terus menjalin dan meningkatkan komunikasi yang telah ada. Pada tanggal 11 April 1973, PNPKB mengadakan seminar evaluasi Keluarga Berencana di Bedugul, Bali. Salah satu kesimpulan dari seminar ini adalah lebih mempertegas kesepakatan dikalangan pemimpin pemuda/ mahasiswa yang hadir pada saat itu dan mempercayakan kepada pimpinan PNPKB untuk lebih meningkatkan PNPKB sebagai suatu wadah komunikasi bagi OKP-OKP dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Indonesia.

Pembicaraan mengenai pembentukan wadah ini kemudian dilakukan pada bulan Mei 1973 dengan wakil-wakil organisasi pemuda / mahasiswa. Mereka terdiri dari 12)

a. Pimpinan Pemuda Ansor :

b. Pimpinan GPM

(34)

h. Pimpinan PMKRI i. Pimpinan GMKI

j. Pimpinan Pemuda Katolik k. Pimpinan PMII

l. Koordinasi Pemuda-Mahasiswa Golkar m. Pimpinan GAMKI

Hasil dari pertemuan-pertemuan itu dibentukalah suatu Panitia Persiapan cikal bakal KNPI yang beranggotakan 18 orang dengan susunannya sebagai berikut 13)

a. Abdul Gafur sebagai ketua :

b. Albert Hasibuan sebagai sekretaris c. David Napitupulu sebagai anggota d. M. Zamroni sebagai anggota

e. Syarifuddin Harahap sebagai anggota f. Eddy F. Raintung sebagai anggota g. Cosmos Batubara sebagai anggota h. Soerjadi sebagai anggota

i. Aulia Rachman sebagai anggota j. Hakim Simamora sebagai anggota k. Narwan Hadisardjono sebagai anggota l. Awan Karmawan Burhan sebagai anggota m. Suhardi sebagai anggota

n. Chris Siner Key Timu sebagai anggota

13)

(35)

o. Akbar Tanjung sebagai anggota p. S. Oetomo sebagai anggota q. Hatta Mustafa sebagai anggota r. Natigor Siagian sebagai anggota

Tugas panitia persiapan KNPI adalah mengkonkretkan dan memformalkan konsensus yang dicapai dalam pertemuan-pertemuan antara Dr. Midian Sirait dengan para pimpinan organisasi pemuda / mahasiswa tersebut di atas.

Tugas-tugas tersebut antara lain :

a. Konsep Pedoman / Ketentuan Pembentukan KNPI b. Konsep Deklarasi Pemuda

c. Struktur Organisasi d. Komposisi Personalia

Pembahasan mengenai proses pembentukan KNPI melahirkan penyusunan konsep Deklarasi Pemuda dilakukan pada tanggal 20 Juli 1973 yang ditanda tangani oleh 34 orang dari 14 OKP dan dinyatakan bahwa KNPI resmi berdiri. Deklarasi yang ditanda tangani tersebut dikenal dengan nama “ Deklarasi Pemuda Indonesia ”.

(36)

Hal tersebut dapat kita lihat pada TAP MPR No.IV Tahun 1978 yang termaktub dalam Bab IV GBHN. Bunyi dari rumusan tersebut adalah sebagai berikut 14)

1. Pembinaan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme,

idealisme, kepribadian, dan budi pekerti luhur. Untuk itu perlu diciptakan

iklim yang sehat, sehingga memungkinkan kreativitas generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggung jawab. Dalam rangka itu perlu ada usaha-usaha guna mengembangkan generasi muda untuk melibatkannya dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional.

.

2. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah, organisasi fungsional pemuda seperti antara lain KNPI, Pramuka, organisasi olahraga dan lain-lainnya perlu terus ditingkatkan. Untuk itu antara lain diusahakan bertambahnya fasilitas dan sarana, yang memungkinkan pengembangan kepemudaan perlu diwujudkan kebijaksanaan Nasional Kepemudaan yang menyeluruh dan terpadu.

Untuk lebih memperkokoh keberadaan KNPI sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya bagi seluruh OKP yang ada maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 1985 sebagai wujud dukungan pemerintah Indonesia terhadap organisasi ini. Adapun isi dari Undang-undang tersebut adalah “ untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, organisasi kemasyarakatan

14)

(37)

berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis ”. Dengan kata lain bahwa KNPI diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya organisasi resmi sebagai wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan yang ada baik di pusat maupun yang ada di daerah seperti di Medan.

3.2Pembentukan KNPI di Sumatera Utara.

Pembentukan kepengurusan KNPI Sumatera Utara melalui proses yang cukup panjang dan melewati perundingan-perundingan yang cukup lama. Hal ini disebabkan sulitnya untuk mencari figur yang cocok sebagai ketua KNPI Sumatera Utara yang dapat menjalankan tugas dengan baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan dikenal oleh masyarakat Sumatera Utara yang majemuk.

Setelah melewati seleksi yang cukup ketat, maka pada tanggal 11 September 1974 dijadikan sebagai hari lahirnya KNPI Sumatera Utara dengan ketua yaitu Bomer Pasaribu 15)

Pada awal terbentuknya kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah ( DPD ) di Sumatera Utara , Gubernur, Kadit Sospol dan Panglima Kodam I/BB (unsur Muspida) menjadi pihak yang paling menentukan dalam memilih siapa yang layak memimpin sekaligus menjadi Ketua DPD KNPI di Sumatera Utara. Keberadaan organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang ada di Sumut selama tiga periode belum lagi menjadi peserta yang mempunyai hak suara. Mereka hanya sebagai peninjau dalam Musyawarah Daerah ( Musda ) pemilihan ketua DPD KNPI. Dengan kata lain, selama tiga periode Musda KNPI di Sumatera Utara. ia dianggap layak dan pantas menjadi seorang pemimpin yang baik dan dapat membawa KNPI Sumatera Utara kearah kemajuan.

15)

(38)

yang menjadi peserta dan memiliki hak suara dalam Musda hanya para pengurus DPD KNPI Sumut ditambah DPD KNPI Dati II Kabupaten Kota., organisasi kepemudaan, dan organisasi kemahasiswaan hanya menjadi peninjau saja.

Sejak berdiri di Sumatera Utara pada tahun 1974, KNPI sangat banyak mengalami pekembangan dan perubahan-perubahan. Perubahan dan perkembangan, meliputi perkembangan struktur, program, serta kepemimpinamya yang mempunyai corak masing-masing pada setiap kepengurusannya. Dewan Pengurus Daerah ( DPD ) Sumatera Utara sendiri periode pertama dipimpin oleh Bomer Pasaribu ( 1975-1979 ). Perjalanan periode pertama ini sangat banyak mengalami hambatan, karena keberadaan KNPI di Sumatera Utara belum sepenuhnya diterima oleh organisasi kepemudaan yang telah ada sebelumnya di daerah ini, juga program KNPI yang belum berjalan seperti yang diinginkan.

Seperti lazimnya sebuah organisasi yang baru berdiri, KNPI belum memiliki kekuatan yang kokoh terutama dukungan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di daerah Sumatera Utara, ditambah lagi belum adanya ikatan resmi maupun aturan-aturan formal sebagai hasil kesepakatan yang mengikat. Landasan dasar KNPI hanya terletak pada hasil deklarasi pemuda di pusat yang kemudian diikuti daerah-daerah termasuk Sumatera Utara.

(39)

3.3Pembentukan KNPI Kota Medan

Sejarah terbentuknya KNPI Kota Medan tidak terlepas dari situasi dan kondisi politik yang terjadi pada masa itu. Pada masa sebelum terbentuknya KNPI Kota Medan, organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat yang ada di Kota Medan masih dalam kondisi yang terkotak-kotak dan berafiliasi kepada salah satu partai politik yang ada pada masa itu. Hal ini menyebabkan begitu banyak organisasi – organisasi kepemudaan yang terkontaminasi partai politik.

Situasi ini mendorong pemerintah pusat untuk membentuk satu wadah kepemudaan yang menjadi pemersatu organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat yang independen atau dalam artian bukan bentukan salah satu partai politik yang ada. Wadah ini diharapkan pemerintah dapat menjadi tempat pembinaan pemuda dalam kehidupannya baik untuk diri sendiri maupun dalam hubungan sosialnya.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam masa depan pemuda-pemuda bangsa Indonesia maka dibentuklah KNPI ini yang bertujuan pengembangan potensi-potensi pemuda Indonesia. KNPI tidak hanya ada dipusat tetapi juga diseluruh Indonesia. Akan tetapi kapan pendeklarasian KNPI di setiap daerah yang ada di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada masa itu.

Proses terbentuknya KNPI Medan adalah bersamaan dengan proses terbentuknya KNPI Sumatera Utara. Pendeklarasian KNPI Sumatera Utara dan Medan dilakukan melalui musyawarah yang dihadiri oleh berbagai pemuda yang datang dari berbagai OKP dan ormas yang ada di Sumatera Utara dan di Medan.

(40)

1. Drajat Hasibuan dari Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia ( SOKSI )

2. Hamonangan Siregar dari Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia ( SOKSI )

3. M. Natsir dari Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia ( SOKSI ) 4. Tumpal Pangaribuan, dari Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia ( SOKSI )

5. Syahdan Syahputra, dari Organisasi Koperasi Serbaguna Gotong Royong ( KOSGORO )

6. Awaluddin Lubis, dari Organisasi Koperasi Serbaguna Gotong Royong ( KOSGORO )

7. Mahmuddin Lubis, dari Organisasi Organisasi Koperasi Serbaguna Gotong Royong ( KOSGORO )

8. Soejono Humardhani dari Organisasi Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong ( MKGR)

9. Mukhtar Abdullah dari Organisasi Pemuda Muhamaddiyah 10. Olo Panggabean dari Organisasi Ikatan Pemuda Karya ( IPK ) 11. Horas Sihotang, dari Organisasi Ikatan Pemuda Karya ( IPK ) 12. Husain Hasibuan dari Organisasi Ibtidaiyah

13. T. Khairunisa Javitsah dari Organisasi Pergerakan Pemuda Islam Indonesia ( PMII )

(41)

15. Bachtiar Chamsyah, S.Sos dari Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )

16. Yusnina Bustami, dari Organisasi Nasyiatul Aisyah

17. Otrunsyah dari Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI ) 18. Piter K. Purba, dari Organisasi PP ABRI

19. M. Nasrun Taher, dari Organisasi Pemuda Panca Marga ( PPM )

20. Daniel Sormin, dari Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKRI )

21. Abadi Hutagalung, dari Organisasi Gerakan Muda Kristen Indonesia ( GAMKI )

22. Rajali, dari Organisasi Pemuda Pancasila ( PP ) 23. M. Said Khadafi, dari Organisasi Pemuda Ansor 24. A. Jalil Siregar, dari Organisasi Pemuda Marhaen

25. Dahri Lubis, dari Partai Golongan Karya ( GOLKAR ) 16)

Setelah melalui perundingan-perundingan yang cukup panjang, maka pada tanggal 11 September 1974, disepakati sebagai hari lahirnya KNPI Medan bertempat di Gedung Olahraga Medan ( di Jalan Bali ) 17)

KNPI Medan ini pada awal terbentuknya belum dapat diterima sepenuhnya oleh seluruh lapisan masyarakat Medan, khususnya pemuda-pemuda yang ada di Medan dan organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat. Hal ini sangat wajar terjadi dalam suatu daerah yang belum dapat menerima keberadaan KNPI di

dan Drajat Hasibuan sebagai ketua KNPI Medan yang pertama.

16)

Lihat pada lampiran II

17)

(42)

tengah-tengah masyarakat Kota Medan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda.

Seiring dengan berjalannya waktu, penerimaan masyarakat Medan akan keberadaan KNPI mulai mendapat reaksi yang positif. Semua ini dikarenakan oleh komitmen KNPI itu sendiri yang mempunyai sikap untuk membebaskan organisasi-organisasi kepemudaan dari pengaruh politik. KNPI adalah organisasi kepemudaan yang bersifat independen yang tidak memihak ke dalam partai politik manapun baik yang ada di Medan maupun yang ada di pusat. KNPI Kota Medan berorientasi pada pembentukan dan pembinaan generasi muda agar memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi bagi Negara Indonesia.

3.4 Struktur Organisasi KNPI Kota Medan

KNPI Kota Medan dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuaah organisasi dan sebagai wadah berhimpunnya organisasi-organisasi kemasyarakatan maupun kepemudaan yang ada di Kota Medan tidak dapat terlepas dari struktur organisasi di atasnya.

Struktrur organisasi yang ada pada KNPI Medan secara vertikal dapat diartikan sebagai susunan intern KNPI, yang terdiri atas :

- Dewan Pengurus Pusat

- Dewan Pengurus Daerah Provinsi

- Dean pengurus Daeerah Kabupaten / Kotamadya - Brigadir Pembangunan ( BP )

(43)

daerah. Dengan adanya DPP I ini maka segala rancangan kegiatan atau rencana kerja akan lebih sampai ke daerah-daerah dengan lebih mudah dan juga sebagai pernyataan daerah bahwa daerah tersebut telah dapat menerima KNPI secara utuh. Hal itu dinyatakan dengan dibentuknya dewan pengurusnya. Setelah Dewan Pengurus Pusat ( DPP I ) maka dibawahnya ada lagi yang kita kenal dengan DPP II yang bertugas untuk mengkoordinir kegiataan-kegiataan yang dilaksanakan di tingkat kotamadya / kabupaten. Struktur organisasi yang paling bawah yang ada di KNPI disebut BP ( Brigadir Pembangunan ) yang bertugas untuk mengelola kegiatan yang ada di tiap-tiap kecamatan.

Hubungan antara DPP KNPI, DPD I, DPD II, hingga BP sangat erat dan tak dapat dipisahkan, karena memiliki tugas dan tujuan yang saling terkait di dalam KNPI. Rancangan program-program kerja yang ada di KNPI dilakukan berdasarkan hasil Musyawarah Daerah ( Musda ) yang dilakukan setahun sekali dengan melihat dan meneliti situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Akan tetapi tidak semua program-program kerja yang ada di pusat dapat dilaksanakan di Medan, hal ini dikarenakan di setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Dengan kata lain setiap program kerja dilakukan berdasarkan isu dan perkembangan yang ada di setiap daerah masing-masing. Dengan adanya perbedaan situasi dan kondisi di setiap daerah bukan berarti Dewan Pengurus Pusat melepaskan tanggung jawab kepada DPP I/DPP II, akan tetapi DPP tetap memantau dan mengawasi tiap-tiap daerah dengan mengirimkan tim-tim khusus dan bekerjasama dengan pemuda-pemuda setempat.

(44)

- Landasan iidil yaitu Pancasila

- Landasan konstitusional yaitu UUD 1945 - Landasan Operaional yaitu :

a) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga b) Deklarasi Pemuda Indonesia

c) Deklarasi Pemuda Indonesia Provinsi Sumatera Utara d) Pemufakatan Pemuda Indonesia di Cisarua 1987 e) Dasawarsa Pemuda 1986-1996

Landasan-landasan di atas merupakan pedoman yang harus dipatuhi oleh setiap KNPI yang ada baik di pusat maupun di daerah. Hanya saja dalam point c di atas terdapat sedikit perbedaan karena deklarasi pemuda yang dinyatakan oleh pemuda-pemuda yang ada di setiap daerah, akan tetapi pada intinya adalah sama sebagai wujud dari penerimaan setiap daerah terhadap keberadaan KNPI.

3.5 Kekuataan pendukung KNPI Kota Medan

KNPI Medan adalah sebuah organisasi yang menjadi wadah berhimpunnya berbagai OKP dan Ormas yang ada di Medan, dan kekuatan KNPI itu terletak pada para pemuda itu sendiri. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa keanggotan KNPI terdiri atas :

- Seluruh Dewan Pengurus KNPI - Seluruh Pemuda Indonesia - OKP-OKP

(45)

Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KNPI Medan bukan hanya milik pemuda-pemuda yang tergabung sebagai anggota KNPI Medan akan tetapi juga merupakan kegitaan seluruh pemuda yang ada di Medan dan OKP atau ormas-ormas. Akan tetapi walaupun KNPI adalah sebagai organisasi kepemudaan yang menjadi sentral OKP-OKP, KNPI tentu tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, terutama dari pemerintah.

Dalam hal ini pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar kepada KNPI, ini terbukti dengan dimasukkannya KNPI ke dalam GBHN hasil Sidang Umum MPR tahun 1978. Dengan demikian telah disediakan anggaran dana untuk menunjang program kerja KNPI sebagai wujud kepedulian terhadap keberadaan KNPI baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi anggaran dana yang disediakan oleh pemerintah itu tidak dapat memenuhi semua program kerja KNPI, mengingat program kerja yang ada di KNPI itu sangatlah luas. Maka dari itu, KNPI menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga yang ada.

3.6 Periodesasi KNPI Kota Medan

Pergantian kepengurusan dalam Organisasi KNPI Medan sejak pertama kali dibentuk dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Sebelum dilakukannya pergantian kepengurusan organisasi maka dilakukan Rakerda ( Rapat Kerja Daerah ) untuk mempertanggungjawabkan hasil-hasil dari program kerja yang telah direncanakan sebelumnya.

Adapun nama-nama ketua yang pernah menjabat sebagai ketua KNPI Medan adalah sebagai berikut :

(46)

Drajat Hasibuan dikenal sebagai salah seorang deklarator KNPI Kota Medan yang dikenal memiliki potensi yang besar sehingga terpilih sebagai ketua KNPI Medan yang diharapkan dapat membawa KNPI Medan mendapat tempat yang cukup baik dalam masyarakat Medan. Program-program kerja yang dicanangkannya cukup mencapai sasaran terhadap pembinaan pemuda Medan sehinnga pada pemilihan kepengurusan pada tahun 1976, beliau masih dipilih anggota KNPI sebagai ketua KNPI Medan. Program kerja yang terkenal adalah Pertasi Kencana yang artinya Kehutanan, Koperasi, Kelurga Berencana. Hal ini memiliki makna bahwa KNPI Kota Medan dalam periode ini peduli pada program-program pemerintah dalam penghijauan, koperasi, dan keluarga berencana. Ini dibuktikan dengan seringnya diadakan lomba-lomba pidato tentang KB, Kehutanan, dan Koperasi. Hasil dari program kerja ini mencapai 80 %, karena ditopang oleh pemerintah pusat.

2. Syahdansyah Putra ( 1980 – 1983 )

(47)

Pada masa ini KNPI Medan juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam bidang penyuluhan KB khususnya yang sasarannya lebih kepada pemuda dan pemudi yang dalam masa subur untuk menunda perkawinan satu atau dua tahun atau pada usia yang cukup untuk menikah. Hal ini dilakukan untuk menyukseskan program Nasional Pemerintah tentang keluarga berencana ( Program KB ) untuk menekan ledakan populasi yang terjadi di Indonesia.

3. Afifuddin Lubis ( 1983 – 1986 )

Pada masa kepemimpinan Afifuddin Lubis yang menjabat sebagai ketua KNPI Medan menggantikan Syahdasyah Putra, program-program kerja KNPI yang direncanakan tidak banyak mengalami perubahan yang besar yaitu tentang pemberdayaan sumber daya manusia khususnya pemuda Medan dalam berbagai bidang sesuai dengan potensi yang ada pada masing-masing pemuda, diantaranya adalah seringnya dilakukan kegiatan gotong royong disetiap kecamatan.

Program Nasional Keluarga Berencana ( Program KB ) juga masih menjadi prioritas utama KNPI Medan. KNPI Medan membantu pemerintah Indonesia untuk mengatasi jumlah kependudukan yang sangat tinggi agar program pemerintah ini dapat mencapai sasaran khususnya kepada pemuda-pemuda.

4. Harmen Ginting ( 1986 – 1989 )

(48)

mempunyai karakteristik dan memiliki rasa tanggung jawab sehingga dapat bermanfaat kepada masyarakat, bangsa, dan Negara di masa yang akan datang.

5. Syamsul Qomar ( 1989 – 1992 )

Pada masa ini program-program kerja yang dilaksanakan masih belum mengalami perubahan yang begitu besar. KNPI Medan lebih banyak membantu pemerintah pusat dalam menjalankan program-program pemerintah di bidang kepemudaan. KNPI Medan banyak melakukan pelatihan-pelatihan untuk pembinaan keterampilan sesuai dengan bidangnya.

(49)

BAB IV

PERKEMBANGAN KNPI MEDAN

4.1 Kepedulian KNPI Medan terhadap masalah – masalah yang terjadi di

masyarakat Medan

KNPI adalah sebagai wadah pembinaan bagi generasi pemuda dan juga sebagai forum komunikasi bagi organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat sehingga tercipta komunikasi yang baik antar organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat.

Hal tersebut dapat kita lihat pada TAP MPR No.IV Tahun 1978 yang termaktub dalam Bab IV GBHN. Bunyi dari rumusan tersebut adalah sebagai berikut 18)

Pembinaan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme,

idealisme, kepribadian, dan budi pekerti luhur. Untuk itu perlu diciptakan

iklim yang sehat, sehingga memungkinkan kreativitas generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggung jawab. Dalam rangka itu perlu ada usaha- usaha guna mengembangkan generasi muda untuk melibatkannya dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah, organisasi fungsional pemuda seperti antara lain KNPI, Pramuka, organisasi olahraga dan lain-lainnya perlu terus

:

18)

(50)

ditingkatkan. Untuk itu antara lain diusahakan bertambahnya fasilitas dan

sarana, yang memungkinkan pengembangan kepemudaan perlu di

wujudkan kebijaksanaan Nasional Kepemudaan yang menyeluruh dan terpadu.

Untuk lebih memperkokoh eksistensi KNPI sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya bagi seluruh organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat yang ada maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 1985 sebagai wujud dukungan pemerintah Indonesia terhadap organisasi ini. Adapun isi dari Undang-undang tersebut adalah “ Untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, organisasi kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis ”. Dengan kata lain itu berarti bahwa KNPI diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya organisasi resmi sebagai wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang ada baik di pusat maupun yang ada di daerah seperti di Medan.

Akan tetapi, KNPI Medan bukan hanya organisasi yang sepenuhnya milik OKP dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Medan tetapi juga milik seluruh pemuda dan masyarakat Medan. Hal ini dibuktikan dengan kepedulian KNPI Medan terhadap masalah-masalah yang terjadi didalam kehidupan masyarakat dan pemuda Medan. Adapun masalah-masalah yang mendapat perhatian dari KNPI Medan adalah sebagai berikut :

A. Masalah Pengangguran

(51)

pertambahan angkatan kerja menurut perkiraan akan mencapai maksimumnya pada tahun 1980-an. Hal tersebut akan memperbesar tingkat pengangguran pada masa Repelita III, bila tidak ada langkah-langkah serius dari pemerintah terhadap penciptaan kesempatan kerja di segala bidang kehidupan ekonomi dan sosial.

B. Masalah Kemiskinan

Menurut penelitian pusat riset USU pada tahun 1976, terdapat sebanyak 18% dari penduduk Kota Medan yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Dimana garis kemiskinan diambil ekivalen 240 kg beras per kapita per tahun.

C. Masalah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok ( Basic Needs )

Kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat seperti pangan, sandang dan perumahan belum terpenuhi secara merata bagi semua lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat termiskin.

D. Masalah pembagian pendapatan yang tidak merata.

Menurut penelitian pusat riset USU pada tahun 1976 maka 41,5 % dari penduduk Kota Medan yang berpenghasilan rendah memperoleh sekitar 22,3 % dari total pendapatan desa setiap tahunnya. Angka ini cenderung akan semakin lebih kecil dimasa-masa mendatang, akibat tingkat produktivitas dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah tersebut lambat meningkatnya.

(52)

Produktivitas tenaga kerja dan tanah masih rendah akibat teknologi yang lebih maju belum tersebar secara efektif dan meluas. Hal ini terutama disebabkan oleh karena daya adopsi teknologi masyarakat yang masih rendah terhadap teknologi yang lebih maju pada suatu pihak dan oleh karena sasaran-sasaran inovasi dan modernisasi belum dikembangkan secara meluas. Tingkat produktivitas yang rendah terutama terdapat pada sektor Pertanian.

F. Masalah struktur ekonomi yang masih tidak berimbang.

Struktur ekonomi Kota Medan masih terlampau berat sebelah , Pertanian menurut angka – angka tentang komposisi produk domestik regional bruto 1975. Peranan Pertanian didalam produk domestik regional bruto adalah 42,4 %, perdagangan 21,85 %, dan industri sebesar 13,8 %. Struktur ekonomi yang masih bersifat agraris tersebut mengakibatkan bahwa perekonomian Medan masih banyak dipengaruhi oleh iklim dan hama, gejolak harga-harga komoditi Pertanian dipasar dunia dan lambannya peningkatan produktivitas tenaga kerja.

G. Masalah kekurangan prasarana.

Prasarana perhubungan masih sangat kurang terutama yang bersifat feeder road terhadap daerah- daerah pedalaman. Prasarana pengairan juga kurang terutama karena lambatnya penambahan – penambahan pengairan yang baru.

H. Masalah organisasi petani dan pengusaha kecil

(53)

petani dan pengusaha kecil. KUD walaupun telah berkembang secara kuantitas tetapi belum banyak berkembang secara kualitas sehingga belum dapat dijadikan wadah yang ampuh untuk memperbaiki kesejahteraan petani dan pengusaha kecil.

Untuk mengatasi dan menanggulangi masalah-masalah yang ada dimasyarakat maka KNPI Medan meyusun program-program kerjanya berdasarkan masalah di atas terutama dalam pembinaan dan pengembangan ketrampilan generasi muda Kota Medan. Adapun program-program kerja yang direcanakan oleh KNPI Medan dalam berbagai bidang, yaitu :

a. Bidang Pendidikan dan Kaderisasi

Tujuan dan sasaran yng hendak dicapai dalam program Pendidikan dan Kaderisasi adalah :

1. Semakin meningkatnya kemampuan generasi muda sebagai kader penerus cita-cita bangsa dan pembangunan nasional yang meliputi :

- Keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi - Kemampuan kepemimpinan / berorganisasi - Idealisme, patriotisme dan disiplin nasional - Kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

2. Meningkatkan latihan kepemimpinan / keterampilan teknis dalam tangka pengembangan potensi kreatif dan produktif generasi muda. 3. Melaksanakan pendidikan kader / politik, untuk mempersiapkan

(54)

4. Pembinaan intelektualitas / intelegensia disegenap anggota KNPI dan generasi muda.

5. Penyediaan sarana / fasilitas untuk terlaksananya usaha-usaha pendidikan generasi muda seperti pengadaan pusat-pusat kegiatan pemuda.

6. Melakasanakan / melinatkan KNPI dalam pemberantasan buta huruf di daerah-daerah Kota Medan.

7. Berpartisipasi di dalam setiap usaha dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah seperti program pembinaan pendidikan nasional, pendidikan agama, program pembinaan kerukunan antar umat beragama.

8. Berpartisipasi di di dalam usaha penanggulangan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya. b. Bidang Pers, Komunikasi dan Informasi pemuda.

1. Menyebarluaskan informasi ke tengah masyarakat terutama generasi muda tentang program, perjuangan konsepsi-konsepsi dan kegiatan-kegiatan KNPI.

2. Meningkatkan volume pemberitahuan melalui segenap sarana yang memungkinkan terutama yang berisi ungkapan dan tanggapan KNPI terhadap masalah yang menyangkut dengan generasi muda.

(55)

4. Mengusahakan penerbitan-penerbitan ( buletin, brosur, dll ) dan memanfaatkan segenap sarana penerangan / pers untuk menyuarakan perjuangan KNPI.

5. Menyebarluaskan terutama di kalangan generasi muda, penerangan yang bertujuan meningkatkan kegairahan dan partisipasi generasi muda dalam pelaksanaan pembangunan.

c. Bidang Koperasi dan Wiraswasta

Sasaran yang hendak dicapai dalam program Koperasi dan Wiraswasta adalah:

1. Dengan segala upaya ikut serta membudayakan serta memasyarakatkan koperasi agar dapat berfungsi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial.

2. Turut serta menciptakan, menumbuhkan dan mengembangkan koperasi yaitu sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat yang tumbuh atas kesadaran dan prakarsa rakyat sendiri untuk melayani dirinya sendiri.

3. Di dalam setiap kesempatan memasukkan masalah koperasi menjadi satu mata acara yang dipersoalkan, yang sekaligus memasyarakatkan koperasi umumnya dan BUUD / KUD khususnya.

4. Mendorong Pemerintah untuk pengadaan fasilitas-fasilitas yang cukup, sehingga mempercepat tumbuhnya sikap untuk membentuk dan memanfaatkan koperasi

(56)

6. Mendorong terciptanya kebijaksanaan yang berisi program penumbuhan dan pembinaan kewiraswastaan nasional.

7. Menciptakan iklim dan memungkinkan penumbuhan dan pengembangan usaha golongan ekonomi lemah dalam kaitannya mendorong memajukan wiraswasta di daerah-daerah.

8. Ikut serta secara aktif ataupun memberi pemikiran positif kepada pemerintah guna tercapainya perbaikan nasib golongan ekonomi lemah sehingga pemerataan kesempatan berusaha yang sesuai dengan 8 jalur pemerataan terlihat nyata di masyarakat.

9. Mendorong Pemerintah / Swasta untuk mendirikan lembaga pendidikan yang khusus melakukan dan mengembangkan bakat-bakat tenaga wiraswasta.

10. Mengusahakan berdirinya Kperasi Pmuda / Kopindo terutama pada tingkat Dati II dan pedesaan.

d. Bidang Bina Karya dan Transmigrasi.

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui program Bina Karya dan Transmigrasi adalah :

1. Berusaha meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia, sumber daya alam lingkungan secara optimal.

2. Mengusahakan agar aktivitas dan anggota KNPI yang memenuhi persyaratan mendapat prioritas untuk diangkat menjadi pegawai negeri. 3. Berusaha menciptakan proyek-proyek yang mendapat santunan dan kredit

(57)

4. Menanamkan kepada masyarakat bahwa transmigrasi memegang peranan penting dalam pembangunan dan ketahanan nasional.

5. Bersama Pemerintah daerah dan seluruh masyarakat di daerah transmigrasi melaksanakan pola yang menyeluruh dan terpadu, sehingga pelaksanaan transmigrasi berjalan lancar dan baiak.

6. Berusaha membina hubungan kerja sama yang harmonis antara transmigrasi dengan penduduk di daerah sekitarnya.

7. Meningkatkan lapangan kerja baru di desa dalam usaha mencegah urbanisasi.

8. Mencegah penggunaan tenaga kerja di bawah umur pada perusahaan-perusahaan.

e. Bidang Pembangunan Masyarakat Desa.

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui program ini adalah :

1. Ikut serta dengan pemeritah dan organisasi profesi memberikan pengertian tentang tata guna tanah didalam memelihara tanah riil diseluruh pedesaan berdasarkan azas pengusahaan tanah secara optimal, seimbang dan lestari. 2. Meningkatkan keikutsertaan KNPI dalam mengembangkan motivasi

tentang usaha-usaha pertanian di kalangan petani agar lebih maju dan menyelenggarakan kursus-kursus pemuda tani.

3. Membantu penyebaran informasi pasar harga hasil pertanian dan hasil usaha lainnya yang diproduksi oleh penduduk pedesaan.

(58)

5. Mendorong pemerintah agar dalam bentuk nyata mengadakan sarana, pembinaan dan pengembangan produksi ternak yang diarahkan kepada peningkatan pendapatan dan kebutuhan potensi dan gizi.

6. Bersama pemerintah dan organisasi profesi sejenis berusaha membantu penerapan teknologi tepat guna demi peningkatan produktivitas para nelayan.

7. Melibatkan diri dan ikut serta memperlancar pelaksanaan proyek desa pantai.

8. Mendorong pemerintah dan membantu para nelayan untuk mendapatkan kredit dalam rangka meningkatkan kehidupan dan produksi nelayan.

9. Mengembangkan aneka ragam usaha kerajinan rakyat untuk memperluas lapangan kerja di tengah-tengah masyarakat.

10. Meningkatkan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pembimbingan bagi para pengrajin.

11. Mendorong dan membantu pemberian kredit lunak dengan prosedur yang sederhana demi peningkatan usaha dan mutu kerajinan.

f. Bidang Wisata Pemuda.

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai program ini adalah :

1. Melaksanakan dan meningkatkan program pertukaran pemuda antar kabupaten / kotamadya.

(59)

3. Bekerja sama dengan Kabwil Pariwisata Medan untuk melaksanakan program pendidikan kejurusan / keterampilan dibidang Pariwisata. g. Bidang Peranan Wanita Muda.

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui program ini adalah :

1. Peningkatan kepercayaan kepada diri sendiri agar kaum wanita terutama kaum wanita muda dapat memperoleh penghargaan berdasarkan prestasi dan pengabdian terhadap keluarga, masyarakat dan budaya tanpa membedakan kedudukan sosial, asal usul dan keturunan.

2. Meningkatkan konsolidasi dan komunikasi sesama organisasi wanita. 3. Peningkatan hubungan kerja sama dengan organisasi-organisasi

wanita dan lembaga-lembaga fungsionil mempunyai kesamaan program.

4. Mengadakan pengkaderan kepemimpinan khusus wanita yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, maupun tingkat kecerdasan, lingkungan dan kebutuhannya.

5. Meningkatkan dan mendayagunakan potensi rumah tangga melalui berbagai keterampilan dan kewiraswastaan rumah tangga.

6. Peningkatan keluarga sejahtera dengan cara memberikan pengetahuan tentang gizi, kesehatan, keluarga berencana, peningkatan keterampilan dan kerajinan tradisional serta industri rumah tangga.

(60)

menyesuaikan diri kepada profesi dan penghasilan yang diperolehnya sesuai dengan pola hidup sederhana.

8. Meningkatkan kesadaran di kalangan wanita muda tentang masalah lingkungannya, manfaat pendidikan, kependudukan dan program keluarga berencana.

9. Dengan bekerjasama dengan instansi pemerintah untuk meningkatkan dan menyebarluaskan program PKK kalangan wanita muda.

h. Bidang Seni Budaya.

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam program seni budaya adalah sebagai berikut :

1. Pembinaan dan peningkatan apresiasi seni budaya dikalangan generasi muda, dengan mengefektifkan Satgas Korps Wanita Muda.

2. Meningkatkan peranan generasi muda didalam program pengembangan kebudayaan nasional melalui usaha-usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah.

3. Berpartisipasi di dalam usaha pembinaan dan pengembangan aktivitas dan kreativitas generasi muda dalam bidang seni budaya.

4. Mendorong pemerintah supaya menyediakan fasilitas dan sarana dalam rangka pembinaan dan pengembangan aktivitas seni budaya terutama di kalangan generasi muda.

(61)

6. Berusaha sungguh-sungguh untuk mencegah segala bentuk penetrasi kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan Pancasila.

7. Mencegah penyebarluasan film-film asing yang tidak sesuai dengan usaha-usaha peningkatan daya juang dan patriotisme di kalangan generasi muda.

i. Bidang Olah Raga

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapi dalam program olah raga dalam rangka memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi kreatif dan produktif generasi muda melalui kegiatan olah raga.

2. Sedapat mungkin sesuai dengan situasi / kondisi mengadakan kegiatan – kegiatan olah raga memperebutkan piala KNPI.

3. KNPI mensponsori temu / pesta olah raga diantara sesama kelompok generasi muda.

4. Dalam setiap kegiatan KNPI berusaha mengikutsertakan dan melibatkan turut sertanya unit-unit olah raga yang bertubuh dan hidup di setiap daerahnya masing-masing.

5. Mendorong pemerintah atau lembaga resmi keolahragaan agar mengadakan melengkapi sarana-sarana olah raga terutama di tingkat desa.

Gambar

Tabel I

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini diajukan kepada Panitian Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Seni

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung sangat penting sumbangsinya bagi pembangunan nasional dalam bidang pemuda, olahraga dan pariwisata khususnya

Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan khususnya pada bidang pemuda (Pemberdayaan Kepemudaan dan Pengembangan Pemuda) dan bidang olahraga

Dalam rangka pengembangan aktifitas Pemuda Karang Taruna ““SARAGA” didalam berbagai bidang kegiatan, khususnya didalam bidang Keagamaan, Sosial, Seni, Budaya dan Olahraga, maka

Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Bupati Banyuasin Nomor 626 Tahun 2011, tanggal 14 September 2011, Kepala Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas

Lingkar Dadaha No 24a Nagarwangi Cihideung Kota Tasikmalaya Hp 085223344498 Kepemimpinan DPD Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya yang masih bayi merah, dalam masa transisi dimana struktur

Kualitas Laporan Keuangan pada Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Keuangan Dinas Pemuda dan Olahraga