• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian kinerja Pemerintah Kota Depok Tahun 2014 dilaporkan untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja selama tahun 2014. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerjanya dengan rincian sebagai berikut :

3.1 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN 2014

Berdasarkan Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2014, dapat disampaikan sebagai berikut :

3.1.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Misi Pertama Sasaran Strategis1 : Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan

Misi pertama RPJMD Kota Depok 2011-2016 adalah mewujudkan pelayanan publik yang profesional berbasis teknologi informasi. Ini berarti, dalam RPJMD 2011-2016, misi pertama Kota Depok adalah terwujudnya pemberian pelayanan publik yang bersifat transparan dan dapat dipertangungjawabkan (akuntabel dan responsibel) dengan berbasis pada e-government atau bentuk pelayanan online. Untuk mewujudkan misi pertama, maka ditetapkan lima indikator kinerja menurut RPJMD 2001-2016 yakni (i) Indeks Kepuasan Masyarakat, (ii) Opini BPK, (iii) Persentase Kepemilikan KTP, (iv) Persentase Penegakan Perda dan (v) Tingkat waktu daerah layanan.Tabel 3.1.berisi data tentang sasaran, target, capaian dan persentase capaian untuk lima sasaran dalam misi pertama RPJMD Kota Depok tahun 2011-2016. Adapun perbandingannya disajikan pada tabel 3.1 berikut ini :

(2)

42

Tabel 3.1

Capaian Kinerja Misi Pertama: Mewujudkan pelayanan publik yang profesional, berbasis teknologi informasi

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi % Capaian

Interpretasi Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Indeks Kepuasan Masyarakat (%) 81,5 80,18 98,03 Target tidak tercapai Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan Opini BPK WTP WTP 100 % Target tercapai Meningkatnya tertib administrasi kependudukan Kepemilikan KTP (%) 100 100 100 Target tercapai Meningkatnya ketertiban dan ketentraman masayarakat Penegakan

Perda 53 90,63 171 Target tercapai

Meningkatnya pelayanan penanggulanga n bencana Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan (%) 66 74,50 112,87 Target tercapai

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa, dari 5 (lima) sasaran strategis yang ditetapkan, 4 (empat) sasaran strategis mencapai target yang ditetapkan dan 1 (satu) sasaran strategis tidak mencapai target, sasaran strategis yang capaiannya di bawah 100% hanya indikator Indeks Kepuasan Masyarakat dengan capaian 80,18 atau sebesar 98,03%. Sementara capaian tertinggi dari kelima sasaran pada misi pertama RPJMD Kota

(3)

43

Depok tahun 2011-2016 adalah indikator Penegakan Perda dimana persentase capaian telah melampaui target yaitu sebesar 171 %.

a. Sasaran 1 : Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Capaian Indikator Kinerja : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Pada tahun 2014 capaiannya hanya sebesar 80,18%, lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 81,5 %, sehingga persentase capaian hanya mencapai 98,03 %.

Surat keputusan Menpan No 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat (IKM) adalah sebagai acuan pemerintah daerah dalam melakukan pelayanan pada masyarakat dan sejalan dengan teori Fitzsimmons mengenai kualitas pelayanan yaitu bahwa kepuasan pelanggan (kualitas pelayanan) bisa diukur dengan membandingkan persepsi pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang diinginkan/diharapkan. Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di kota Depok akan distandarkan sebagaimana perusahaan yang akan memberikan kepuasan kepada konsumen yang dituangkan dalam kebutuhan dan harapan publik. Indikator kepuasan masyarakat tersebut sangat dipengaruhi oleh pelanggan atau masyarakat dalam memberikan penilaiaan terhadap kinerja pemberian pelayanan publik yang berbasiskan kepada kebutuhan, keinginan dan kepuasan masyarakat.

Dari Indikator kepuasan masyarakat tersebut dilakukan analisis tingkat kinerja pelayanan (GAP Analysis) dari harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan, analisis tingkat kepentingan unsure-unsur layanan yang mempengaruhi kualitas pelayanan (importance performance analysis) dan analisis keterkaitan karakteristik layanan dengan tingkat kepentingan unsur unsur layanan (house of quality);

Komitmen pemerintah kota Depok tersebut sejalan dengan Visi pertama yang tertuang dalam RPJMD tahun 2006 – 2011 yaitu mewujudkan pelayanan yang ramah, cepat dan transparan. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat yang bertujuan mengukur kualitas pelayanan, memetakan kualitas pelayanan publik, menjaring harapan masyarakat, dan menyusun strategi perbaikan kualitas pelayanan publik. Pengukuran indeks

(4)

44

kepuasan masyarakat adalah terkait dengan 21 pelayanan yang dilakukan 14 OPD yaitu:

1. Pelayanan kesehatan dasar dari Puskesmas oleh Dinas Kesehatan 2. Pelayanan pendidikan dasar dan menengah oleh Dinas Pendidikan

3. Pelayanan izin mendirikan bangunan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

4. Pelayanan izin pemasangan reklame oleh Badan Pelayanan Periijinan Terpadu

5. Pelayanan jalan oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air 6. Pelayanan persampahan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

7. Pelayanan izin tempat usaha dan izin gangguan (HO) pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

8. Pelayanan surat izin usaha perdagangaan (SIUP) pada Badan Pelayanan Ijin Terpadu

9. Pelayanan wajib daftar perusahaan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

10. Pelayanan Kartu kuning pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

11. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan 12. Pelayanan terminal oleh Dinas Perhubungan

13. Pelayanan akta kelahiran umum oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

14. Pelayanan rumah potong hewan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan

15. Pelayanan pasar oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dan Pasar

16. Pelayanan pembayaran pajak oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

17. Pelayanan Pendaftaran Penduduk (Kartu Tanda Penduduk/KTP) dan Pencatatan Sipil (Kartu Keluarga/KK, Akte pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

18. Surat ijin trayek angkutan pada Dinas Perhubungan

(5)

45

20.Pelayanan air bersih pada Dinas Tata Ruang dan Pemukiman 21. Pemadaman kebakaran pada Dinas Pemadam kebakaran

Kota Depok mentargetkan peningkatan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik adalah sebesar 0,5% pertahun melihat dari Target Capaian Kinerja RPJMD 2011-2016.

b. Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan

Indikator Kinerja : Opini BPK

Sasaran 2 misi pertama RPJMD Kota Depok tahun 2011-2016 adalah Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan dengan indikator kinerja Opini BPK. Ada empat kriteria Opini yang dikeluarkan BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) antara lain: (1) Wajar Tanpa Pengecualian/WTP (Unqualified Opinion), (2) Wajar Dengan Pengecualian/WDP (Qualified Opinion), (3) Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan (4) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).

Opini WTP diberikan oleh BPK terhadap LKPD yang memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia (SAP), (2) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Daerah atas pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik, dan (3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping ketiga kriteria utama tersebut LKPD yang disajikan harus didukung dengan bukti-bukti audit yang mencukupi, tidak terdapat ketidakpastian dan kesalahan yang cukup berarti (no material uncertainties), pengelolaan atas cash flow dikontrol dengan baik, dan pengelolaan atas aset daerah dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang lengkap. Artinya, laporan keuangan yang disajikan telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang sifatnya material.

Di Tahun 2014 Pemkot depok kembali mendapat predikat WTP opini atas laporan keuangan karena dinilai telah melaksanakan pengelolaan keuangan secara tertib administrasi yang transparan dan akuntabel. Hal ini telah sesuai dengan target RPJMD 2016 dan akan terus dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitasnya. Realisasi dari target kinerja tahun 2014 belum dapat diketahui karena pemeriksaan BPK RI atas LKPD tahun 2014 baru akan dilaksanakan di bulan Maret tahun 2015 ini

(6)

46

setelah direviu oleh Inspektorat Kota Depok. Dan hasilnya baru akan diterima sekitar bulan Mei tahun 2015.

c. Sasaran 3 : Meningkatnya tertib administrasi kependudukan Indikator Kinerja : Kepemilikan KTP

Sasaran ketiga pada Misi 1 adalah meningkatnya tertib administrasi kependudukan dengan indikator kinerja Kepemilikan KTP. Indikator Kepemilikan KTP diukur dari jumlah penduduk yang memiliki KTP Kota Depok dibagi dengan jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dikalikan dengan seratus.

KTP adalah salah satu dokumen kependudukan yang diterbitkan melalui kegiatan pelayanan pendaftaran penduduk sebagaimana tertera dalam UU No. 23 tahun 2006 yang menyebutkan bahwa administrasi kependudukan adalah kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan yang hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Kepemilikan KTP menjadi penting, selain karena KTP wajib dimiliki oleh penduduk berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, KTP berfungsi sebagai dokumen kependudukan utama yang menjadi bukti resmi identitas diri yang dapat digunakan sebagai syarat kelengkapan administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak-hak seseorang sebagai penduduk dan Warga Negara Indonesia.

Pada tahun 2012 persentase kepemilikan KTP Kota Depok sebesar 96,48% dan di Tahun 2013 Kepemilikan KTP SIAK Kota Depok telah mencapai 100% dengan terpenuhinya Wajib KTP 2013 berdasarkan data SIAK sebanyak 1.461.709 orang. Jumlah penduduk kota depok pada tahun 2014 adalah sebanyak 2.042.391 jiwa, dengan wajib KTP 1.499.944 jiwa, warga yang telah memiliki KTP sebanyak 1.496.944 atau 100%. Namun KTP yang dimiliki sebagian masih KTP non elektronik,dan menurut Perpres 112 Tahun 2013 bahwa KTP non elektronik hanya berlaku sampai dengan Desember 2014, artinya sejak Januari 2015 KTP Non elektronik tidak berlaku dan digantikan dengan e-KTP. Adapun capaian perekaman KTP yang ditetapkan oleh Kemendagri sebanyak 1.039.179 (101,88%). Meski perekaman sudah diatas target namun realisasi pencetakan e-KTP baru 988.000

(7)

47

jiwa dari wajib KTP 1.496.944 atau sebesar 66,00%. Hal ini disebabkan belum selesainya pencetakan oleh Kemendagri. Oleh karenanya Kota Depok akan melaksanakan pencetakan di tahun 2015. IKM Kota depok pada tahun 2014 dalam hal Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil mendapatkan nilai A atau sangat memuaskan.

d. Sasaran 4: Meningkatnya Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Indikator Kinerja : Penegakan Perda

Sasaran keempat dalam misi 1 RPJMD Kota Depok tahun 2011-2016 adalah meningkatnya ketertiban dan ketentraman masyarakat dengan indikator kinerja Penegakan Perda.Indikator Penegakan Perda diukur dari jumlah kasus pelanggaran yang ditangani oleh Satpol pp dibagi dengan jumlah pelanggaran, dikalikan dengan seratus.

Dalam rangka Penegakan Perda, Satuan Polisi Pamong Praja memiliki wewenang sesuai isi Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, Bab III pasal 5 : (a). menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum; (b). melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; (c). melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Sesuai dengan Perda Kota Depok No. 14 Tahun 2001 tentang Ketertiban Umum dan dalam rangka (i) menjaga ketertiban umum di pemerintah kota Depok maupun seluruh lapisan masyarakat dan (ii) meningkatkan ketertiban umum sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, maka perlu dilakukan penertiban. Menurut Perda tersebut, penertiban hendaknya menyangkut 9 (sembilan) tertib yakni: Tertib jalan dan angkutan umum, (ii) Tertib jalur hijau, taman dan tempat umum, (iii) Tertib Sungai, saluran dan Kolam, (iv) Tertib lingkungan, (v) Tertib Usaha, (vi) Tertib bangunan, (vii) Tertib pemilik, penghuni bangunan, (viii) Tertib sosial, (ix) Tertib kesehatan. Dari kesembilan jenis tertib yang ditegakkan,

(8)

48

penertiban yang lebih banyak dilakukan adalah penertiban spanduk, penertiban bangunan liar dan pedagang kaki lima.

Target 2014 ditetapkan sebesar 53 % dengan capaian 90,63 atau 171 %, merupakan pencapaian tertinggi pada Misi 1 Kota Depok.

e. Sasaran 5: Meningkatnya Pelayanan Penanggulangan Bencana Indikator Kinerja : Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan

Sasaran kelima dalam misi 1 RPJMD Kota Depok tahun 2011-2016 adalah meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana, dengan indikator kinerja Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan. Indikator Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan diukur dari jumlah kasus di Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) dalam Respontime (waktu tanggap – maksimal 15 menit) dibagi dengan jumlah kasus dalam jangkauan WMK, dikalikan dengan seratus.

Dalam Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2011-2016 dijelaskan bahwa WMK dibentuk oleh pengelompokkan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah maupun buatan.Dasar pembentukan WMK adalah Kepmeneg PU no 11/KPTS/2000 (direvisi menjadi Permen PU no 20/PRT/M/2009). Beberapa hal yang menjadi batasan antara lain waktu tanggap (respon time), radius daerah layanan, jarak-jarak perlindungan dari lokasi sektor pemadam dan hal-hal lain yang memberikan kontribusi terhadap wilayah jangkauan layanan. Beberapa hal tersebut menyangkut analisis risiko kebakaran yang meliputi kebutuhan sumber air dan klasifikasi risiko bahaya kebakaran.Jadi dapat dikatakan bahwa unsur utama yang penting dalam perencanaan WMK adalah penentuan penyediaan air untuk pemadam kebakaran. Selain WMK, tingkat waktu tanggap daerah layanan diukur berdasarkan waktu tanggap, yang dihitung dari total waktu pada saat menerima berita, pengiriman pasukan dan sarana pemadaman kebakaran ke lokasi kebakaran sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan pemadaman kebakaran. Waktu Tanggap terdiri atas waktu pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran (dispatch time),

(9)

49

kebakaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman (Kepmen PU no 11/KPTS/2000).

Pemerintah Kota Depok mentargetkan tingkat waktu tanggap untuk tahun 2014 sebesar 66 %. Target tersebut tercapai bahkan capaian untuk Tingkat Waktu Tanggap, nilainya di atas target yaitu sebesar 74,50%. Dengan demikian target misi 1 untuk sasaran 5 indikator sasaran tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan berhasil dicapai hingga 112,87%. Atas pencapaian dan upaya keras dari Dinas Damkar khususnya, juga merupakan dukungan terhdap program Nasional, pada tahun 2014 Kota Depok menerima penghargaan Damkar Terbaik Tingkat Nasional kategori Daerah Berprestasi Tinggi Pencegahan Kebakaran Bangunan Gedung dan Permukiman. Penghargaan diserahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada Wakil Walikota Depok Idris Abdul Somad di Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta Pusat pada Kamis tanggal 12 Februari 2015 lalu.

Penghargaan ini diberikan dalam rangka membangun sinergitas antara kementerian

dan pemerintah daerah dalam menentukan langkah dan tindakan

strategis.Penghargaan ini sekaligus untuk menyamakan persepsi dan pemahaman serta komitmen memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintah secara lebih efektif dan akuntabel.

3.1.2. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 MISI KEDUA

Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal

Indikator Kinerja misi Kedua dalam rangka mencapai kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal sebanyak sembilan sasaran dengan 9 indikator yakni: (i) Persentase Jumlah koperasi aktif, (ii) Kontribusi PDRB Pertanian terhadap PDRB Kota (%), (iii) Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%), (iv) Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%), (v) Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%), (vi) Laju Pertumbuhan Investasi, (vii) Tingkat Pengangguran terbuka, (viii) Persentase Kenaikan Pendapatan asli daerah, (ix) Persentase Kenaikan Pendapatan di luar PAD.

(10)

50

Dari 9 indikator sasaran dalam misi kedua, yang tercapai sesuai target atau yang melampaui sebanyak 5 indikator yaitu (1) jumlah koperasi aktif, (2) kontribusi PDRB pertanian terhadap PDRB kota (3) Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%) (4) Laju Pertumbuhan Investasi, (5) Persentase Kenaikan Pendapatan di luar PAD. Sementara yang tidak tercapai ada 4 indikator adalah (1)Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%), (2) Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%)(3) Tingkat Pengangguran terbukadan (4) Persentase Kenaikan Pendapatan asli daerah.

Hasil capaian untuk masing-masing indikator dari sasaran 2014 yang akan dicapai dapat dilihat di Tabel 3.2 berikut. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2014 tertuang pada tabel berikut ini:

TABEL 3.2

Capaian Target dan Realisasi Sasaran Misi Kedua Tahun 2014

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Realisasi % Capaian Interpretasi Meningkatnya

kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM Jumlah koperasi aktif (%) 52,43 62,62 119,4 % Target tercapai Meningkatnya nilai tambah pertanian perkotaan Kontribusi PDRB Pertanian terhadap PDRB Kota (%) 1,82 1,93 106 Target tercapai Meningkatnya daya saing dan potensi industri lokal/kreatif Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%) 37,41 34,16 91,98 Target tidak tercapai Meningkatnya efisiensi dan perluasan perdagangan dan jasa Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) 38,18 38,01 99,55 Target tidak tercapai Berkembangnya pariwisata daerah Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%) 0,04 0,05 125 % Target tercapai Meningkatnya investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat Laju Pertumbuhan Investasi (% kenaikan dibanding tahun 10 % 33,41 334 % Target tercapai

(11)

51

a. Sasaran 1 : Meningkatnya kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM Indikator Jumlah koperasi aktif (%)

Untuk mencapai sasaran meningkatnya kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM, salah satu stategi dan arah kebijakan adalah meningkatkan Akses dan iklim usaha UMKM serta reaktivasi (mengaktifkan kembali) peran koperasi sejalan dengan perkembangan dunia usaha.Indikator sasaran untuk mengukur capaian adalah dari persentase koperasi aktif.Capaian sasaran strategis Meningkatnya kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM tahun 2014 melampaui target yang ditetapkan sebesar

62,62 atau 119,4 %.

b. Sasaran 2 : Meningkatnya nilai tambah pertanian perkotaan

Indikator Kontribusi PDRB Pertanian terhadap PDRB Kota (%)

Sektor pertanian pada awalnya merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan yang rendah, namun pemerintah kota Depok bermaksud untuk mencapai sasaran meningkatnya nilai tambah pertanian perkotaan. Untuk itu strategi dan arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan mengoptimalkan produksi dan produktivitas pertanian unggulan/potensial.

Kontribusi sektor pertanian memang mengalami penurunan sejak tahun 2010 karena di Kota Depok banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian . Menurut Data DDA

sebelumnya Meningkatnya kompetensi dan perlindungan tenaga kerja Tingkat Pengangguran terbuka 8,22 18,88 43,53 Target tidak tercapai Meningkatnya penerimaan daerah secara optimal Pendapatan asli daerah (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni )

15 13,63 90,87 Target tidak tercapai Meningkatnya kapasitas pembiayaan pembangunan daerah Pendapatan di luar PAD (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni)

(12)

52

Kota Depok menunjukan bahwa tahun 2011 luas lahan sawah 805 Ha menurun pada tahun 2012 menjadi 517 Ha.

Pada tahun 2014 target yang ditetapkan sebesar 1,82 dan tercapai melampaui target sebesar 1,93 yang berarti mencapai target.

c. Sasaran 3 : Meningkatnya daya saing dan potensi industri lokal/kreatif

Indikator Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%)

Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%) dihitung dengan rumus Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor industri dibagi dengan Jumlah total PDRB dikalikan 100%. Pertumbuhan Industri Skala Kecil dan Menengah (IKM) yang berkembang mewarnai perekonomian di Kota Depok sehingga menghasilkan sejumlah IKM yang potensial.Namun jumlah IKM yang tumbuh tersebut tidak signifikan dibanding jumlah industri besar yang gulung tikar.Hal tersebut juga mempengaruhi capaian Kontribusi PDRB industri terhadap PDRB Kota.Walaupun target tidak tercapai, namun pelaksanaan tidak lepas berkat terlaksananya program penunjang yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

d. Sasaran 4 : Meningkatnya efisiensi dan perluasan perdagangan dan jasa Indikator Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%)

Perbandingan Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) dihitung dengan rumus Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor perdagangan dibagi dengan Jumlah total PDRB dikalikan 100% . Sektor perdagangan berdasarkan klasifikasi kelompok sector ekonomi masuk kedalam sektor tersier atau dikenal sebagai sektor jasa, yaitu yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor yang tercakup selain perdagangan diantaranya Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dan Jasa-jasa.

Pada Tahun 2014 ini Target untuk indikator kinerja kontribusi PDRB Perdagangan terhadap Kota ini ditetapkan adalah 38,18 %. Pada akhir tahun anggaran realisasi yang dicapai adalah 38,01% yang berarti tidak tercapai. Berdasarkan data dari BPS Kota Depok, tentang PDRB Lapangan Usaha Kota Depok, peranan kelompok sektor tersier dalam struktur perekonomian Kota Depok selama kurun waktu

(13)

2009-53

2013 meningkat dari 52,77 % (2009) menjadi 54,20 % (2013). Sektor yang peningkatan peran dalam perekonomiannya tertinggi adalah sector perdagangan, hotel dan restoran, dimana peranannya naik dari 35,55 % (2009) menjadi 38,01 % (2013).Kelompok sektor tersier dimana perdagangan terrmasuk salah satu didalamnya mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.Hal ini dipengaruhi adanya peningkatkan sarana dan prasarana perdagangan, sistem dan jaringan distribusi barang serta semakin terbukanya peluang usaha di Kota Depok dengan adanya kemudahan dalam membuka usaha.

e. Sasaran 5 : Berkembangnya pariwisata daerah

Indikator Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%)

Dalam sasaran berkembangnya pariwisata daerah Kota Depok yang termasuk dalam indikator kinerja yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya melalui program RPJMD yakni Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%) dengan target 0,04 %. Dalam tahun 2014 dicapai melampaui target yaitu sebesar 0,05 %.

f. Sasaran 6 : Meningkatnya investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat

Indikator Laju Pertumbuhan Investasi (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya) Laju Pertumbuhan Investasi (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya tercapai sebesar 33,41 (334 %) dari target yang ditetapkan di tahun 2014 sebesar 10 %. Kontribusi kenaikan terbesar diperoleh dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di kota depok yang mengalami kenaikan sebesar 51,14 %. Data tidak hanya dihimpun dari Laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM) tetapi juga dari SIUP serta penambahan data investasi dari izin Lokasi dan pesetujuan prinsip yang telah terbit di sepanjang tahun 2014.

g. Sasaran 7 : Meningkatnya kompetensi dan perlindungan tenaga kerja Indikator Tingkat Pengangguran terbuka

Dasar perhitungan :

(14)

54

= 1.266/6.733 x 100 % = 18,88

Hal ini berarti target yang ditetapkan di tahun 2014 sebesar 8,22 tidak tercapai karena masih tingginya angka pengangguan terbuka di masyarakat yaitu 18,88 atau 43,53 %.

h. Sasaran 8 : Meningkatnya penerimaan daerah secara optimal

Indikator Pendapatan asli daerah (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni )

Capaian kinerja sasaran dengan indikator kinerja Pendapatan Asli Daerah (% kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya) ini diperoleh dengan membandingkan realisasi penerimaan dan pendapatan asli daerah pada tahun 2013 dengan tahun 2014. Sasaran ini memperoleh capaian 90,87 % karena capaian PAD depok tahun 2014 dibanding dengan tahun 2013 hanya tercapai 13,63 % dari target 15 %. Dengan PAD sebesar Rp. 581.207.570.935,26 di tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 660.404.107.745,23

PAD bersumber dari 4 jenis penerimaan yaitu : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain pendapatan yang sah.

i. Sasaran 9 : Meningkatnya kapasitas pembiayaan pembangunan daerah

Indikator Pendapatan di luar PAD (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni)

Capaian kinerja sasaran dengan indikator kinerja Pendapatan di luar PAD (% kenaikan dibandingkan tahun yang lalu) ini diperoleh dengan membandingkan realisasi pendapatan di luar PAD yaitu yang berasal dari dana perimbangan ditambah lain-lain pendapatan yang sah pada tahun 2013 dengan tahun 2014.

Sasaran ini memperoleh capaian 140,69 % karena realisasi kenaikan mencapai 15,56 % dari target 11,06 %. Yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.160.187.660.608,00 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.584.693.069.376,00. Dana perimbangan berasal dari dana bagi hasil pajak/bukan hasil pajak, dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri atas 3 sumber yaitu Dana bagi hasil pajak dari propinsi pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian

(15)

55

dan otonomi khusu serta Bantuan Keuangan dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya.

3.1.3. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 MISI KETIGA Mewujudkan Infrastruktur dan Lingkungan yang Nyaman

Terdapat lima indikator kinerja untuk mewujudkan misi ketiga : infrastruktur dan lingkungan yang nyaman dalam RPJMD 2011-2016 yakni (i) Titik macet yang ditangani (buah/tahun), (ii) Titik/lokasi banjir yang ditangani (buah/tahun), (iii) Cakupan layanan persampahan (%), (iv) Rumah tangga (RT) pengguna air bersih (%), (v) Penambahan Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) public (lokasi/tahun).

Pada misi ketiga ini, dari 5 indikator sasaran yang tercapai 4 indikator dengan persentase yang tertinggi pada indikator penambahan ruang terbuka hijau. Sementara yang tidak tercapai adalah cakupan layanan persampahan.

Berikut terlihat pengukuran capaian kinerja pada misi ketiga berikut ini ditampilkan pada tabel 3.13

Tabel 3.3

Pengukuran Kinerja Misi III.

Mewujudkan Infrastruktur dan Lingkungan yang Nyaman

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

% Capaian Interpretasi Tertangani kemacetan kota Titik macet yang ditangani (buah/tahun 2 8 titik 400% Tercapai Tertanggulang inya banjir

Titik banjir yang ditangani (buah/tahun 2 2 titik 100 Tercapai Meningkatnya sanitasi lingkungan Cakupan layanan persampahan (%) 64 49,05 76,60 Tidak tercapai Meningkatnya sanitasi lingkungan Rumah Tangga pengguna air bersih 90 92,35 102,6 Tercapai

(16)

56

a. Sasaran 1 : Tertangani kemacetan kota

Indikator Kinerja : Titik Macet yang Ditangani (buah/tahun)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa titik macet yang dapat ditangani oleh Dinas Bima Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) dan Dinas Perhubungan pada tahun 2013 lalu melampaui target dari 2 titik menjadi 3 titik (150%). Demikian pula di tahun 2014 tertangani 2 titik macet (100 %) dari target 2 titik macet tertangani.

Target pencapaian RPJMD 2011-2016 sebanyak 12 titik telah dapat dicapai oleh Dinas BMSDA, artinya secara normatif target kumulatif dapat direalisasikan, namun apabila dilihat titik kemacetan yang ada setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.

b. Sasaran 2 : Tertanggulanginya Banjir

Indikator Kinerja : Titik/lokasi banjir yang ditangani (buah/tahun)

Penanggulangan titik atau lokasi banjir di kota depok. Target 1 titik di tahun 2014 terpenuhi , BMSDA melaksanakan upaya dengan penurapan kali angke kelurahan Duren Mekar Kecamatan Bojongsari, Jl. Merdeka (Revitalisasi tendon air).

c. Sasaran 3 : Meningkatnya sanitasi lingkungan

Indikator Kinerja : Cakupan layanan persampahan (%)

Pada tahun 2014 ditetapkan target cakupan layanan persampahan sebesar 64 % dengan realisasi sebesar 49,05 % yang artinya hanya 76,60 % saja atau belum mencapai target. Perlu upaya yang lebih baik dan menggerakkan masyarakat dalam penanganan persampahan, agar tidak hanya bergantung kepada layanan sampah yang diangkut.

Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup perkotaan Penambahan Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) public (lokasi/tahun) 2 2 100 Tercapai

(17)

57

d. Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Pemukiman

Indikator Kinerja : Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Pelayanan Air Bersih di Kota Depok sampai dengan tahun 2014 sebagian kecamatan di Kota Depok masih tergantung pada PDAM Kabupaten Bogor. Pada tahun 2011 telah mulai dirintis untuk peningkatan kelembagaan untuk membentuk PDAM Kota Depok, dan Alhamdulillah sekarang sudah berdiri PDAM kota Depok yang beralamat di Jalan Raya Bogor-Jakarta Kecamatan Cmanggis. Peningkatan kualitas pelayanan terus dilaksanakan, diantaranya melalui Pembangunan Sarana Prasarana serta Jaringan Air Bersih serta pemisahan asset dengan PDAM Kabupaten Bogor.

Terjadi peningkatan penggunaan sumber air bersih yang berasal dari sumur gali terlindungi (SGL) yaitu 35,5 % di tahun 2014, sedangkan penggunaan sumur gali tidak terlindungi mengalami penurunan menjadi 37,4% di tahun 2014.

Berdasarkan data Badan Pengelola Air Bersih (BPAB) Kota Depok, jumlah pelanggan air bersih sampai dengan tahun 2014 mencapai 86.578 Sambungan Rumah (SR). Suplai air bersih tersebut diperoleh dari dua instalasi pengolah air bersih di Citayam dan Legong yang memiliki kapasitas total 200 liter/detik, sedangkan yang dimanfaatkan Kota Depok hanya sebesar 61 liter/detik. Kecamatan Sukmajaya mencapai tingkat pelayanan tertinggi diatas 60% dan mendapat layanan jaringan distribusi air minum, dan Kecamatan Sawangan mendapat tingkat pelayanan dibawah 8%, dengan demikian sistem penyediaan air bersih belum terdistribusi secara merata ke seluruh Wilayah Kota Depok.

e. Sasaran 5 : Meningkatnya Kualitas Pemanfaatan Ruang dan Lingkungan Hidup Perkotaan

Indikator Kinerja : Penambahan Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik

Definisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas landskap kota.

(18)

58 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PROSENTASE

CAPAIAN (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup perkotaan

Penambahan lokasi ruang terbuka hijau (RTH) Publik (Lokasi)

6 Taman/lokasi baru dan penataan

1 Taman (taman Proklamasi 20 taman/Lokasi baru, 3 taman lanjutan, 1 segmen separator margonda 333,3%

3.1.4. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 MISI KEEMPAT Mewujudkan SDM Unggul, Kreatif dan Religius

Pada Misi keempat indikator kinerja, target dan pencapaian kinerja yang tahun 2014 yaitu mewujudkan SDM unggul, kreatif dan religious, dengan indikator sasaran (1) Angka PArtisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A(%), (2) APM SMP/MTs/Paket B (%), (3)

APM SMA/SMK/MA/Paket C (%), (4) Jumlah Lapangan Olahraga yang

dibangun/diperbaiki (buah/thn), (5) Jumlah RW Layak Anak, (6) Swadaya Masyarakat, (7) Angka Kematian Ibu per 100 ribu kelahiran hidup, (8) Angka Kematian Bayi, (9) Prevalensi Balita Gizi Buruk, (10) Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Dari 10 indikator sasaran pada misi empat yang tercapai sesuai dan melampaui target 2014 sebanyak 6 indikator, tertinggi dicapai oleh penanganan prevalensi gizi/balita gizi buruk sebesar 0,000957 % atau 199,26 %, sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 4 indikator sasaran yang terendah adalah Angka Partisipasi Murni SMA sederajat sebesar 49,81 % atau persentase capaian target 2013 adalah 62,54%. Secara lengkap diperlihatkan Capaian Misi keempat dalam tabel berikut ini :

(19)

59

Tabel 3.4

Tabel Capaian Misi IV

Mewujudkan SDM Unggul, Kreatif dan Religius

Sasaran Indikator Kinerja Target 2014 Capaian

2014 % 2014 Interpretasi Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A (%) 94,83 89,76 94,65 Tidak tercapai APM SMP/MTs/Paket B (%) 83,01 68,58 82,62 Tidak tercapai APM SMA/

SMK/MA/Paket C (%) 79,72 36,57 45,87 Tidak Tercapai Berkembangnya

potensi pemuda, olahraga dan seni budaya

Jumlah lapangan olahraga yang dibangun/diperbaiki (buah/tahun)

1 buah 1 buah 100 Tercapai

Meningkatnya keberdayaan perempuan, anak dan keluarga

Jumlah RW Layak Anak 38 62 163,12 % Tercapai Meningkatnya peran

agama dan masyarakat dalam pembangunan Swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat (% ) 20 56,16 % 280,8 % Tercapai Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100 ribu kelahiran hidup 28 17 kasus Atau 36,49/ 100.000 KH 69,67 % Tidak tercapai

Angka Kematian Bayi

(AKB) 25,56

83 kasus atau 1,77 /

1000 KH

193,08 % Tercapai

Prevalensi Gizi Buruk/ Persentase balita gizi buruk (%)

0,12 0,06 150 % Tercapai

Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) (%) 35 65,66 187,6 Tercapai

(20)

60

a. Sasaran 1: Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan

Indikator Kinerja : Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SD sd SLTA

Pada tahun 2014, APM pada tingkat SD/MI/Paket A tidak dapat mencapai hasil yang ditentukan, hanya mencapai 89,76 atau 94,65%. Demikian pula APM pada APM SMP/MTs/Paket B hanya sebesar 68,58 (82,62%) dan terendah APM SMA/ SMK/MA/Paket C 36,57 (45,87%).

b. Sasaran 2: Berkembangnya potensi pemuda, olah raga dan seni budaya

Indikator Kinerja: Meningkatnya Jumlah Lapangan Olahraga yang Dibangun/Diperbaiki Untuk sasaran berkembangnya potensi pemuda, olahraga dan seni budaya dalam penyelenggaraan urusan pemuda dan olahraga dilaksanakan melalui program Jumlah lapangan Olahraga yang dibangun/diperbaiki (buah/tahun). Jumlah Lapangan Olahraga yang Dibangun/Diperbaiki di tahun 2014 adalah berupa Pembangunan pagar lapangan sepakbola Cipayung.

c. Sasaran 3 : Meningkatnya Keberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Indikator Kinerja : Meningkatnya Jumlah RW Layak Anak

Dari target tahun 2014 sebanyak 38 RW dapat terlampaui menjadi 62 RW layak anak yang terbentuk. Sehingga prosentase capaiannya 163,12 %

Instansi terkait yang mendukung adalah Dinkes, Disdik, Disdukcapil, Disnakersos, Diskominfo, Polres Metro Depok, Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, Sekolah swasta, Panti sosial, PKK, posyandu dan RW. Prestasi : Penghargaan APE peringkat Utama dari Presiden RI tahun 2014.

d. Sasaran 4: Meningkatnya peran agama dan masyarakat dalam pembangunan Indikator Kinerja : Swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat

Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan fisik dan non fisik. Berupa rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak di daerah terkena bencana alam, meningkatkan sarana prasarana wilayah yang berada di wilayah pelosok depok yaitu infrastruktur, fasilitas umum dan sosial. Sedangkan kegiatan non fisik berupa sosialisasi kesadaran berbangsa

(21)

61

dan bernegara, bela negara, penegakan hukum, disiplin nasional dan pengetahuan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat mengenai KB dan kesehatan masyarakat.

e. Sasaran 5: Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat

Indikator Kinerja : Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Prevalensi Gizi Buruk serta Penangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2014 Meski belum mencapai target yang ditetapkan namun setiap tahunnya terjadi peningkatan capaian penanganan ibu melahirkan sehingga jumlah kasus kematian ibu menurun. Sementara itu di tahun 2014 AKB juga tidak mencapai target. 83 bayi meninggal dari 46.679 KH, sehingga dapat disimpulkan AKB kota depok tahun 2014 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Capaian ini dinilai baik, walau demikian tetap perlu peningkatan salah satunya dengan penyediaan NICU pasien BBLR terutama di RSUD.

Jumlah kasus gizi buruk di tahun 2014 sebanyak 75 kasus. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 87 kasus. Prevalensi bayi gizi buruk dapat dilihat pada saat penimbangan balita di bulan agustus. Upaya pemantauan pertumbuhan (bagi kader dan petugas), penyuluhan PUGS, pengembangan isyarat dini, penanggulangan keadaan rawan pangan dan gizi. Dasar perhitungan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) (%) sebagai berikut:

PMKS tertangani

Jumlah PMKS di Kota Depok tahun 2014

Yaitu 8.343/12.707 = 65,66 %. Apabila dibandingkan dengan target 2014 sebesar 35 dapat tercapai sebesar 65, 66 atau 187,6 %.

3.2 PERBANDINGAN ANTARA REALISASI KINERJA DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA

3.2.1 Misi Pertama

Apabila dibandingkan dengan tahun 2013 terlihat beberapa peningkatan. Realisasi dan capaian kinerja Tahun 2014 dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 dipaparkan pada tabel dibawah ini :

(22)

62

Tabel 3.5

Perbandingan Capaian Sasaran Misi Pertama Tahun 2014 dengan Tahun 2013

Sasaran Indikator Kinerja Capaian 2013 Target 2014 Capaian 2014 % kenaikan / penurunan Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (%) 80.26 81,5 80,18 Turun 0,09 % Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan Opini BPK WTP WTP WTP Sama Meningkatnya tertib adminsitrasi kependudukan Kepemilikan KTP (%) 100 100 100 Sama Meningkatnya ketertiban dan ketentraman masayarakat Penegakan Perda 56.25 53 90,63 Naik 89,63 Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan (%) 58.45 66 74,50 Naik 73,5 3.2.2 Misi Kedua

Berikut tergambarkan capaian misi kedua tahun 2014 dibanding tahun 2013 sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :

TABEL 3.6

Perbandingan Capaian Sasaran Misi Kedua Tahun 2014 dengan Tahun 2013 Sasaran Indikator Kinerja Capaian 2013 Target 2014 Capaian 2014 % perbandingan Meningkatnya kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM Jumlah koperasi aktif (%) 61,94 % 52,43 62,62 Naik 1.09% Meningkatnya nilai tambah pertanian Kontribusi PDRB Pertanian 1,96 1,82 1,93 Naik 5.6 %

(23)

63 perkotaan terhadap

PDRB Kota (%) Meningkatnya

daya saing dan potensi industri lokal/kreatif Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%) 35,30 37,41 34,16 Turun 3,08 % Meningkatnya efisiensi dan perluasan perdagangan dan jasa Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) 37,38 38,18 38,01 Naik 1,68 % Berkembangnya pariwisata daerah Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%) 0,05 0,04 0,05 Sama dengan tahun lalu Meningkatnya investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat Laju Pertumbuhan Investasi (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya 14,22 10 % 33,41 Naik 134 % Meningkatnya kompetensi dan perlindungan tenaga kerja Tingkat Pengangguran terbuka 9,42 8,22 18,88 Turun 100,4 % Meningkatnya penerimaan daerah secara optimal Pendapatan asli daerah (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni ) 22,48 15 13,63 Turun 39,36 % Meningkatnya kapasitas pembiayaan pembangunan daerah Pendapatan di luar PAD (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni) 15,52 11,06 15,56 Naik 0,25 %

(24)

64

Tabel. 3.7

Perbandingan PAD tahun 2013 dan 2014

URAIAN

2013

2014

PERSENTASE

Pajak Daerah 456.570.927.631,00 500.508.820.480,00 109,62 Retribusi Daerah 47.171.323.260,00 76.315.802.066,00 161,78 Hasil pengelolaan kekayaan darah yang dipisahkan 10.040.329.713,00 11.005.792.223,00 109,62

Lain-lain PAD yang

sah 67.424.990.331,26 72.573.692.976,23 107,64

JUMLAH 581.207.570.935,60 660.404.107.745,23 113,63

3.2.3 Misi Ketiga

Tabel 3.8

Perbandingan Capaian Sasaran Misi Ketiga Tahun 2014 dengan Tahun 2013

Sasaran Indikator Sasaran Capaian 2013 Target 2014 Capaian 2014 % Perbanding an Tertangani kemacetan kota Titik macet yang ditangani (buah/tahun 3 2 8 titik Naik 166 % Tertanggulang inya banjir Titik banjir yang ditangani (buah/tahun 3 2 2 titik Turun 33.3 % Meningkatnya sanitasi lingkungan Cakupan layanan persampahan (%) 45,94 64 49,05 Naik 6,7 %

(25)

65 3.2.4 Misi Keempat

Tabel 3.9

Tabel Capaian Misi IV

Mewujudkan SDM Unggul, Kreatif dan Religius

Sasaran Indikator Kinerja Capaian 2013 Target 2014 Capaian 2014 % perbandingan Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A (%) 94,83 89,76 94,65 Turun 3,34 % APM SMP/MTs/Paket B (%) 83,01 68,58 82,62 Turun 5,31 % APM SMA/ SMK/MA/Paket C (%) 79,72 36,57 45,87 Turun 26,58 Berkembangnya potensi pemuda, olahraga dan seni budaya Jumlah lapangan olahraga yang dibangun/diperbaiki (buah/tahun) 1 buah 1 buah 100 100 Meningkatnya keberdayaan perempuan, anak dan keluarga

Jumlah RW Layak Anak 38 62 163,12 %

Naik 61 % Meningkatnya peran agama dan masyarakat dalam pembangunan Swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat (% ) 20 56,16 % 280,8 % Naik 43,56 % Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100 ribu kelahiran hidup 28 17 kasus Atau 36,49/ 100.000 KH 69,67 % Naik Meningkatnya sanitasi lingkungan Rumah Tangga pengguna air bersih 99,15 90 92,35 Turun 6,87 % Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup perkotaan Penambahan Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) public (lokasi/tahun) 8 2 2 Turun 75 %

(26)

66

Angka Kematian Bayi

(AKB) 25,56 83 kasus atau 1,77 / 1000 KH 193,08 % Naik

Prevalensi Gizi Buruk/ Persentase balita gizi buruk (%) 0,12 0,06 150 % Naik Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) (%) 35 65,66 187,6 Naik

3.3. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2014 DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH

3.3.1 Misi Pertama

Tabel 3.10

Capaian Kinerja Misi Pertama: Mewujudkan pelayanan publik yang profesional, berbasis teknologi informasi

Sasaran Indikator Kinerja Target 2014 Capaian 2014 % capaian 2014 Target RPJMD % Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (%) 81,5 80,18 98,03 82.5 118,8 Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan Opini BPK WTP WTP 100 % WTP 100 Meningkatnya tertib adminsitrasi kependudukan Kepemilikan KTP (%) 100 100 100 100 100 Meningkatnya ketertiban dan ketentraman masayarakat Penegakan Perda 53 90,63 171 73 124,1

(27)

67 Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan (%) 66 74,50 112,87 83.33 89,4 3.3.2 Misi Kedua

Didalam sasaran Misi kedua telah ditetapkan target capaian kinerja untuk jangka menengah yaitu dalam kurun waktu 2011-2016, tergambar pada tabel berikut ini:

TABEL 3.11

Pengukuran Kinerja Misi 2. Perbandingan dengan Target RPJMD Sasaran Indikator Kinerja Target

2014 Capaian 2014 % 2014 Target RPJMD 2016 % Thdp RPJMD Meningkatnya kemandirian dan daya saing

koperasi dan UKM

Jumlah koperasi aktif (%) 52,43 62,62 119,4 % 62,43 100,3 Meningkatnya nilai tambah pertanian perkotaan Kontribusi PDRB Pertanian terhadap PDRB Kota (%) 1,82 1,93 106 1,76 109,6 Meningkatnya daya saing dan potensi industri lokal/kreatif Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%) 37,41 34,16 91,98 37,96 89,98 Meningkatnya efisiensi dan perluasan perdagangan dan jasa Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) 38,18 38,01 99,55 39,12 97,16 Berkembangnya pariwisata daerah Kontribusi PDRB Pariwisata terhadap PDRB Kota (%) 0,04 0,05 125 % 0,03 166,67 Meningkatnya investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat Laju Pertumbuhan Investasi (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya 10 % 33,41 334 % 10 % 334 Meningkatnya kompetensi dan perlindungan Tingkat Pengangguran terbuka 8,22 18,88 43,53 6,72 35,59

(28)

68

Meskipun target dalam RPJMD Kota tahun 2011-2016 belum seluruhnya mencapai yang diharapkan, khususnya penurunan tingkat pengangguran terbuka, namun optimisme guna peningkatan kinerja akan terus dilakukan, baik dukungan kebijakan daerah, program kegiatan dan anggaran.

Apabila capaian 2014 dibandingkan dengan kinerja tahun 2013 yaitu 80.26 % maka terjadi penurunan sebanyak 0,08 %. Meski tidak mencapai target bila dikomparasi dengan target RPJMD 2016 yaitu 82.5, maka sampai dengan 2014 indikator sasaran ini telah mencapai 118,8%. Dengan demikian sesungguhnya Kota Depok telah dapat mencapai target RPJMD tahun 2016.

3.3.3 Misi Ketiga

Tabel 3.12

Pengukuran Kinerja Misi III.

Mewujudkan Infrastruktur dan Lingkungan yang Nyaman

tenaga kerja Meningkatnya penerimaan daerah secara optimal Pendapatan asli daerah (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni ) 15 13,63 90,87 15 90,86 Meningkatnya kapasitas pembiayaan pembangunan daerah Pendapatan di luar PAD (% kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada APBD Murni) 11,06 15,56 140,6 9 11,25 138,3

Sasaran Indikator Sasaran Target 2014 Capaian 2014 % capaian 2014 Target RPJMD 2016 % Terhadap RPJMD Tertangani kemacetan kota

Titik macet yang ditangani

(buah/tahun

2 8 titik 400% 12 titik 100

Tertanggulang inya banjir

Titik banjir yang ditangani

(29)

69 3.3.4 Misi Keempat

Tabel 3.13

Tabel Capaian Misi IV

Mewujudkan SDM Unggul, Kreatif dan Religius

Sasaran Indikator Kinerja Target 2014 Capaian 2014 % Capaian 2014 Target RPJMD % capaian RPJMD Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A (%) 94,83 89,76 94,65 95,02 99,61 APM SMP/MTs/Paket B (%) 83,01 68,58 82,62 83,18 99,32 APM SMA/ SMK/MA/Paket C (%) 79,72 36,57 45,87 79,88 57,42 Berkembangnya potensi

pemuda, olahraga dan seni budaya

Jumlah lapangan olahraga yang dibangun/diperbaiki (buah/tahun)

1 buah 1 buah 100 6 buah 80

Meningkatnya keberdayaan perempuan, anak dan keluarga

Jumlah RW Layak

Anak 38 62 163,12 % 63 258,9 Meningkatnya peran

agama dan masyarakat

Swadaya masyarakat dalam pemberdayaan 20 56,16 % 280,8 % 25 Terlampaui (buah/tahun Meningkatnya sanitasi lingkungan Cakupan layanan persampahan (%) 64 49,05 76,60 71 64,7 Meningkatnya sanitasi lingkungan Rumah Tangga pengguna air bersih 90 92,35 102,6 95 97,21 Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup perkotaan Penambahan Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) public (lokasi/tahun) 2 2 100 9 155,5

(30)

70

dalam pembangunan masyarakat (% )

Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100 ribu kelahiran hidup 28 17 kasus Atau 36,49/ 100.000 KH 69,67 % 22 77,27

Angka Kematian Bayi

(AKB) 25,56 83 kasus atau 1,77 / 1000 KH 193,08 % 25,1 Terlampaui

Prevalensi Gizi Buruk/ Persentase balita gizi buruk (%)

0,12 0,06 150 % 0,09 66,67

Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) (%) 35 65,66 187,6 45 145,91

3.4. PERBANDINGAN TAHUN 2014 DENGAN STANDAR NASIONAL (SPM)

Kota depok dalam melaksanakan pelayanan publiknya juga mempedomani SPM yang ditetapkan oleh pusat sebanyak 15 SPM di Tahun 2014. SPM dimaksud ditetapkan melalui Peraturan Walikota sebagai berikut :

1. Perwa No. 52 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Kesehatan

2. Perwa No. 53 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

3. Perwa No. 54 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Sosial

4. Perwa No. 18 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Komunikasi dan Informatika 5. Perwa No. 19 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Kesenian

6. Perwa No. 20 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup

7. Perwa No. 21 Tahun 2011tentang SPM Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

8. Perwa No. 22 Tahun 2011 tentang SPM Pemerintahan Dalam Negeri 9. Perwa No. 24 Tahun 2011 tentang SPM Pendidikan Dasar

(31)

71

10. Perwa No. 26 Tahun 2011 tentang SPM Ketenagakerjaan 11. Perwa No. 46 Tahun 20112 tentang SPM Perhubungan

12. Perwa No. 47 Tahun 2012 tentang SPM Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 13. Perwa No. 48 Tahun 2012 tentang SPM Perumahan Rakyat

14. Perwa No. 49 Tahun 2012 tentang SPM Penanaman Modal 15. Perwa No. 50 Tahun 2012 tentang SPM Ketahanan Pangan

Adapun pencapaian SPM di tahun 2014 dapat terlihat sebagaimana dipaparkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.14

PENCAPAIAN SPM NASIONAL KOTA DEPOK TAHUN 2014

No Sasaran Indikator sasaran Standar Pelayanan Minimal Indikator SPM Target 2014 Realisa si 2014 1. Meningkatnya tertib administrasi kependuduka n Kepemilikan KTP (%) Bidang Pemerintah an Dalam Negeri Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk

75% 66,00%- 2. Meningkatnya ketertiban dan ketentraman masyarakat

Pegakan perda Bidang Pemerintah an Dalam Negeri

Cakupan Penegakan Peraturan Daerah Kota Depok dan Peraturan Walikota Depok 100% 86,57% 3. Meningkatnya pelayanan penanggulang an bencana Tingkat waktu tanggap daerah layanan (%) Bidang Pemerintah an Dalam Negeri Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) 66% 56,41% 4. Meningkatnya investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat Laju pertumbuhan investasi (%) kenaikan dibanding tahun sebelumnya Bidang Penanaman Modal Terselenggaranya pelayanan perijinan dan nonperijinan bidang penanaman modal melalui pe satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal :

100% 100%

Pendaftaran

(32)

72 Dalam Negeri, Izin

Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri,

Tanda Daftar

Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), perpanjangan ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kota, sesuai kewenangan pemerintah Kota Depok 5. Meningkatnya kompetensi dan perlindungan tenaga kerja Tingkat pengangguran terbuka Bidang Tenaga Kerja a. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi 10% 87,5% b. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat 10% 85,71% c. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 10% 100% d Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan 10% 13,84% e. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama(PB 10% 79,41%

(33)

73 7. Tertangani kemacetan kota Titik macet yang ditangani (buah/tahun) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang a. Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kota Depok 100% 90,96% a. Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat 60% 70,3% b. Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman 60% 87,30% c. Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana 60% 90,96% Bidang Perhubungan a. Tersedianya halte pada Kota Depok yang telah

dilayani angkutan umum dalam trayek. 40 34,88% b. Tersedianya terminal angkutan penumpang di Kota Depok yang

telah dilayani angkutan umum dalam trayek. 20 28,57% c. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, 20 22,71%

(34)

74 marka, dan

guardrill) dan penerangan jalan

umum (PJU) pada jalan Kota

Depok. 8. Tertanggulan ginya banjir Titik banjir ditangani (buah/tahun) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan(lebih dari 30cm,selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun) 50% 76,65 % 9. Meningkatnya sanitasi lingkungan Cakupan layanan persampahan (%) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang a. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan 80% 27,62% b. Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan 70% 48,30% 10 Meningkatnya sanitasi lingkungan Rumah tangga pengguna air bersih Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Tersedianya air baku

untuk memenuhi

kebutuhan pokok

minimal sehari hari

100% - 11 Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup perkotaan Penambahan lokasi ruang terbuka hijau (RTH) publik (lokasi/tahunan) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan/perkota an 25% 27,275 12. Meningkatnya akses dan kualitas Angka Partisipasi Murni (APM) Bidang Pendidikan Dasar

Jumlah peserta didik dan ruang kelas yang

lengkap

(35)

75 pendidkan SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket B 85% 60% 12 Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat Angka kematian Ibu (AKI) per 100 ribu kelahiran bayi Bidang Kesehatan a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95% 93%

b. Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani 77% 100% c. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 89% 99% d. Cakupan

pelayanan ibu nifas

89% 85% Angka kematian Bayi (AKB) Bidang Kesehatan e. Cakupan kunjungan bayi 87 98% Prevalensi Giji Burukpersenta se balita giji buruk (%) Bidang Kesehatan f. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100 100% g. Cakupan pelayanan anak balita 80 96,99% h. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia

6-24 bulan keluarga miskin 70 37,77 13 Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat Penanganan penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) Bidang Sosial a. Persentase (%) PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 10% 58,08%

(36)

76 b. Persentase (%)

Panti Sosial yang menyediakan sarana parasarana pelayanan kesejahteraan sosial 10% 28,59% c Persentase (%) wahana kesejahtraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahtraan sosial. 5% 100%

3.5. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN /KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIF SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN

Dari tabel-tabel perbandingan yang telah disajikan, dapat dilakukan analisis dan pemaparan alternatif solusi yang telah diambil oleh Dinas terkait di Kota Depok.

3.5.1 Misi 1.

Misi 1 | Sasaran 1: Meningkatkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Indikator Kinerja : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), Kota Depok

Pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah terkait dengan 21 pelayanan yang dilakukan 14 OPD yaitu:

1. Pelayanan kesehatan dasar dari Puskesmas oleh Dinas Kesehatan 2. Pelayanan pendidikan dasar dan menengah oleh Dinas Pendidikan

3. Pelayanan izin mendirikan bangunan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

4. Pelayanan izin pemasangan reklame oleh Badan Pelayanan Periijinan Terpadu

(37)

77

6. Pelayanan persampahan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

7. Pelayanan izin tempat usaha dan izin gangguan (HO) pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

8. Pelayanan surat izin usaha perdagangaan (SIUP) pada Badan Pelayanan Ijin Terpadu

9. Pelayanan wajib daftar perusahaan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

10. Pelayanan Kartu kuning pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

11. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan 12. Pelayanan terminal oleh Dinas Perhubungan

13. Pelayanan akta kelahiran umum oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

14. Pelayanan rumah potong hewan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan

15. Pelayanan pasar oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dan Pasar

16. Pelayanan pembayaran pajak oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

17. Pelayanan Pendaftaran Penduduk (Kartu Tanda Penduduk/KTP) dan Pencatatan Sipil (Kartu Keluarga/KK, Akte pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

18. Surat ijin trayek angkutan pada Dinas Perhubungan

19. Ijin pelayanan kesehatan swasta pada Badan Pelayanan Perijian Terpadu 20.Pelayanan air bersih pada Dinas Tata Ruang dan Pemukiman

21. Pemadaman kebakaran pada Dinas Pemadam kebakaran

Kota Depok mentargetkan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik adalah sebesar 0,5% pertahun melihat dari Target Capaian Kinerja RPJMD 2011-2016. Sedangkan pencapaian selama lima tahun terjadi kenaikan dan penurunan, yaitu 79,3% di tahun 2010, dan terjadi kenaikan lebih rendah yaitu 0.86% di Tahun 2011 menjadi 80,16%. Sedangkan tahun 2012 meningkat sebesar 0,39 % menjadi 80,55%. Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2013 adalah 80,26% dari target 81 %, nilai ini

(38)

78

menurun dibandingkan Tahun 2012 penurunannya adalah 0,29%, dan belum mencapai target peningkatan yang seharusnya pertahun meningkat sebesar 0,5%.

Pada tahun 2014 capaian IKM hanya sebesar 80,18%, lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 81,5 %, sehingga persentase capaian hanya mencapai 98,03 %. Apabila dibandingkan dengan kinerja tahun 2013 yaitu 80.26 % maka terjadi penurunan sebanyak 0,08 %. Meski tidak mencapai target bila dikomparasi dengan target RPJMD 2016 yaitu 82.5, maka sampai dengan 2014 indikator sasaran ini telah mencapai 118,8%.

Misi 1 | Sasaran 2: Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan Indikator Kinerja : Opini BPK

Pencapaian ini juga ditunjang oleh DPPKA melalui Program Peningkatan kualitas keuangan daerah yaitu kegiatan :

a.Penyusunan pelaporan keuangan semesteran Kota Depok b.Pengelolaan Akuntansi keuangan Kota Depok

c.Penyusunan Raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, rancangan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD .

Misi 1 | Sasaran 3 : Meningkatnya Tertib Administrasi Kependudukan Indikator Kinerja : Kepemilikan KTP

Jumlah penduduk kota depok pada tahun 2014 adalah sebanyak 2.042.391 jiwa, dengan wajib KTP 1.499.944 jiwa, warga yang telah memiliki KTP sebanyak 1.496.944 atau 100%. Namun KTP yang dimiliki sebagian masih KTP non elektronik,dan menurut Perpres 112 Tahun 2013 bahwa KTP non elektronik hanya berlaku sampai dengan Desember 2014, artinya sejak Januari 2015 KTP Non elektronik tidak berlaku dan digantikan dengan e-KTP. Adapun capaian perekaman KTP yang ditetapkan oleh Kemendagri sebanyak 1.039.179 (101,88%). Meski perekaman sudah diatas target namun realisasi pencetakan e-KTP baru 988.000 jiwa dari wajib e-KTP 1.496.944 atau sebesar 66,00%. Hal ini disebabkan belum selesainya pencetakan oleh Kemendagri. Oleh karenanya Kota Depok akan melaksanakan pencetakan di tahun 2015. IKM Kota depok pada tahun 2014 dalam hal Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil mendapatkan nilai A atau sangat memuaskan.

(39)

79

Jumlah migrasi masuk ke Kota Depok dari tahun ke tahun diperkirakan masih akan terus meningkat, dan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah migrasi keluar dari Kota Depok. Upaya Pemerintah Kota Depok untuk membenahi pencatatan tentang jumlah penduduk yang telah memiliki KTP Kota Depok, salah satunya dilakukan melalui program nasional e-KTP. Jadi dapat disimpulkan bahwa capaian indikator sasaran Misi 1 sasaran 3 terkait KTP tahun 2014 tercapai 100 %, hanya untuk pencetakan eKTP masih sebesar 66,00 %.

Misi 1 | Sasaran 4: Meningkatnya Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Indikator Kinerja : Penegakan Perda

Keterangan terhadap Program Meningkatnya Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat dengan Indikator Kinerja Program Penegakan Perda adalah :

1. Didasarkan pada rekapitulasi kegiatan penertiban Bidang Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Satpol PP Kota Depok Tahun 2014 pada jenis kegiatan : - Penertiban PKL dilakukan juga monitoring dengan melibatkan Instansi terkait

(Polresta, Kodim, DKUP, Kecamatan dan Kelurahan setempat) yang ditertibkan sebanyak 360 PKL dari 10 (sepuluh) titikyaitu Jl. Citayam; Jl.Dewisartika; Jl.Boulevard; Jl.BanyuAsin; Jl.Jakarta-Bogor; Jl.Margonda; Terminal Depok; Jl.Anggrek; Jl.Nusantara; dan Jl.Juanda)

- Penertiban Bangunan Liar dilakukan juga Monitoring dengan hasil 438 bangunan dengan melibatkan Polresta, Kodim, Dibimasda, Kecamatan dan Kelurahan setempat pada 11 titik (Harjamukti, Jl.Citayam; Jl.Anggrek; Jl.Jakarta-Bogor; Jl.Juanda; Jl.Camar; Jl.Pipit; Jl.Ratujaya; Jl.Ciherang; Jl.Tapos; dan Jl.Cipayung.

- Perizinan.

Penertiban IMB, HO, SIUP, dsb sebanyak 23 kali kegiatan pada 6 titik di wilayah Kota Depok dengan melibatkan BPMP2T, BLH, Distarkim, Kecamatan dan Kelurahan setempat.

Penertiban Reklame sebanyak 230 kali kegiatan dengan hasil 6.601 spanduk, 99 billboard, 82 Baligo, dan 214 atribut lainnya.

(40)

80

- Penertiban Anjal dan Gepeng dilakukan penertiban 48 kali kegiatan dan 40 kali monitoring dengan hasil 138 orrang, melibatkan Polresta, Disnakersos, Disdukcapil, Kecamatan dan Kelurahan setempat.

2. Berdasarkan Capaian Kegiatan Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Satpol PP Kota Depok Tahun 2014 terdapat kegiatan :

- Fasilitasi Peningkatan Fasilitasi Peningkatan Disiplin PNS dan Pelajar sebanyak 6 kali kegiatan.

- Penertiban dan Operasi Penegakan Perda tentang Ketertiban Umum (Tipiring) sebanyak 24 kali kegiatan Tipiring; 2 kali kegiatan penyegelan, dan 2 kegiatan pemusnahan barang bukti.

- Sosialisasi Perda tentang Ketertiban Umum pada 11 Kecamatan sebanyak 16 kali kegiatan.

- Pengadaan Papan Larangan/Segel sebanyak 10 buah papan segel dan 9 buah papan informasi.

- Pembentukan Mitra Satpol PP terlaksana 5 kegiatan.

- Penegakan Hukum Peredaran Rokok Ilegal dan Larangan Merokok; hanya dilakukan 8 kegiatan sosialisasi disebabkan waktu yang singkat yaitu kegiatan ini dimulai berlaku pada Oktober tahun 2014.

3. Rekapitulasi Cakupan Penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah pada SPM bidang Pemerintahan Dalam Negeri (Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok)

Diterangkan bahwa jumlah pelanggaran Perda dan/atau Peraturan Kepala Daerah yang diselesaikan berjumlah 116 didasarkan kepada rekapitulasi data dari tahun-tahun sebelumnya, begiatu jumlah pelanggaran Perda dan/atau Peraturan Kepala Daerah yang dilaporkan dan/atau dipantau terdata sebanyak 128 kasus.

Tindakan preventif dan preventil non yustisial menjadi strategi yang dipakai untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban walaupun dengan segala keterbatasan. Perbaikan secara intern dilakukan dalam hal manajemen yang lebih baik dan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap anggota Satpol PP seperti kesemaptaan,

(41)

81

bela diri, simulasi penanggulangan huru hara dan bimbingan teknis serta pembinaan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa Misi 1 - sasaran 4 untuk indikator Penegakan Perda di tahun 2014 berhasil dicapai bahkan terlampaui, dibanding tahun 2013 yang juga mencapai target yaitu 130,8 % . Maka Kota Depok optimis bahwa target RPJMD 2016 pun telah mampu tercapai.

Misi 1 | Sasaran 5: Meningkatnya Pelayanan Penanggulangan Bencana Indikator Kinerja : Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan

Untuk meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana, Pemerintah Kota Depok mentargetkan tingkat waktu tanggap untuk tahun 2014 sebesar 66 %. Target tersebut tercapai bahkan capaian untuk Tingkat Waktu Tanggap, nilainya di atas target yaitu sebesar 74,50 %. Dengan demikian target misi 1 untuk sasaran 5 indikator sasaran tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan berhasil dicapai hingga 112,87 %.

Hal yang menjadi pendukung pencapaian : Pengoperasian 1 Dinas Damkar dan 4 UPT Damkar di 5 WMK (Dinas Pemadam Kebakaran di Kec. Sukmajaya, UPT Damkar Cimanggis di Kec.Cimanggis, UPT Damkar Cinere di Kec. Cinere dan UPT Damkar Bojongsari di Kec. Bojongsari dan UPT Damkar Cipayung di Kec. Cipayung).

Sedangkan hal yang mempengaruhi tidak tercapainya target antara lain :

1. Meningkatnya Jumlah Kejadian Kebakaran yang Cukup Signifikan sebanyak 53 Kejadian (37,32%) dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suhu permukaan bumi dan pemanasan global

2. Kurangnya jumlah personil yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran, Bahkan sangat jauh dari kondisi ideal yang seharusnya - Kondisi personil Damkar Per, 31 Desember 2014 sebanyak 135 Orang dengan 102 PNS, 2 Tenaga Kontrak dan 31 Tenaga Sukwan - Kondisi ideal personil Damkar yang dibutuhkan sebanyak 365 Orang, dengan demikian kekurangan personil sebanyak 265 Orang

3. Kondisi Mobil Operasional Pemadam Kebakaran yang semakin menurun kelayakannya

Gambar

Tabel Capaian Misi IV
Tabel Capaian Misi IV
Tabel Capaian Misi IV
Tabel Program dan Anggaran Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Komponen RPP mata pelajaran tepadu sama dengan komponen RPP kurikulum 2006 yaitu; (A) Identitas sekolah, terdiri dari nama sekolah, Tema pelajaran, kelas, alokasi waktu,

• Local of Function Lighting, penerangan yang memiliki intensitas yang lebih besar pada area yang kecil yang digunakan untuk suatu aktivitas, misalnya membaca

Akuntabilitas kinerja Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang merupakan wujud kewajiban Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan olahraga Kabupaten

KESATU : Indikator Kinerja Individu sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga

Akuntabilitas kinerja Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang merupakan wujud kewajiban Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan olahraga Kabupaten

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang selanjutnya disingkat Perubahan Renstra Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga adalah Dokumen

!l4Pan dan peri:erak&n Nuloaal aaa..t Ind oDesia. bbukan dari Banda Neiraa bah. peraboe-' lajar jaila' kemhali dart ~ 11a ma:lbabatkaD .IOe&toe enrptie goenoeDI berapi

Begitu pula dengan besaran tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) layanan keimigrasian lainnya seperti pemberian visa, kawat persetujuan