• Tidak ada hasil yang ditemukan

Misi 2 Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 42-47)

PENCAPAIAN SPM NASIONAL KOTA DEPOK TAHUN 2014

3.5.2 Misi 2 Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal

dipaparkan satu persatu per indikator capaian kinerja, sebagai berikut :

1. Indikator Untuk mencapai sasaran meningkatnya kemandirian dan daya saing koperasi dan UKM, salah satu stategi dan arah kebijakan adalah meningkatkan Akses dan iklim usaha UMKM serta reaktivasi (mengaktifkan kembali) peran koperasi sejalan dengan perkembangan dunia usaha. Indikator sasaran untuk mengukur capaian adalah dari persentase koperasi aktif.Pada periode 2009-2010, peningkatan persentase koperasi aktif hanya 3,3%, sementara periode 2010-2011 kenaikannya sebesar 7,0% atau dua kali lipatnya. Presentase koperasi aktif di tahun 2012 sebanyak 41,89 %.Target 2014 yang ditetapkan sebesar 52,43 dicapai realisasi 62,62 % yang berarti 119,4 % Dasar hitungnya adalah Koperasi aktif dibagi jumlah koperasi seluruhnya dikali 100 persen.

Target koperasi aktif dapat tercapai karena adanya penambahan jumlah koperasi aktif di tahun 2014 yang sebelumnya 376 menjadi 387. Ini merupakan hasil dari berbagai program kegiatan Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar guna mencapai target kinerja kota, yaitu :

i. Pendidikan kewirausahaan dan kewirakoperasian, Fasilitai akses permodalan bagi koperasi yang melatih pengurus koperasi untuk memahami pencatatan keuangan koperasi yang baik serta pentingnya RAT bagi koperasi.

ii. Ada kegiatan pembubaran, penggabungan, peleburan badan hukum koperasi bagi koperasi tidak aktif dalam pengertian tidak melaksanakan RAT dua tahun terakhir, akan dibubarkan untuk diperkuat dengan koperasi lain yang jenis usahanya sama.

83

iii. Kegiatan peningkatan aktifitas permodalan koperasi akan dipertemukan dengan perbankan yang bisa memperkuat modal dari luar untuk mendukung laju perkembangannya.

Sebenarnya hasil peningkatan koperasi aktif ini masih bisa ditingkatkan karena dari UMKM dan para pedagang yang ada di depok masih banyak

memanfaatkan pinjaman untuk mendukung pengembangan

usahanya.Dan koperasi merupakan sumber pinjaman yang memberikan pelayanan untuk usaha mikro kecil menengah dan pedagang tersebut.

2. Pengembangan sektor pertanian merupakan upaya untuk mewujudkan misi kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Sektor pertanian merupakan sektor primer yang menghasilkan kebutuhan bahan makanan dan atau sebagai input dari sektor industri manufaktur.

Sektor pertanian pada awalnya merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan yang rendah, namun pemerintah kota Depok bermaksud untuk mencapai sasaran meningkatnya nilai tambah pertanian perkotaan. Untuk itu strategi dan arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan mengoptimalkan produksi dan produktivitas pertanian unggulan/potensial. Kontribusi sektor pertanian memang mengalami penurunan sejak tahun 2010 karena di Kota Depok banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian .

3. Perbandingan Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) dihitung dengan rumus Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor perdagangan dibagi dengan Jumlah total PDRB dikalikan 100% . Sektor perdagangan berdasarkan klasifikasi kelompok sector ekonomi masuk kedalam sektor tersier atau dikenal sebagai sektor jasa, yaitu yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor yang tercakup selain perdagangan diantaranya Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dan Jasa-jasa.Realisasi Kontribusi PDRB Perdagangan terhadap PDRB Kota (%) yang diperoleh pada tahun ini memang dibawah target, namun presentase capaian mengalami peningkatan tiap tahunnya, hal ini tidak lepas berkat terlaksananya

84

program penunjang yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. B;

Program-Program tersebut adalah Program Pengawasan distribusi dan ketersediaan barang dan bahan pangan; Pengembangan dan Penataan Sarana dan Prasarana Perdagangan serta Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri dengan rincian Kegiatan sebagai berikut:

a) Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Ijin Gangguan yang memiliki tujuan untuk mendata jumlah perizinan perdagangan yang ada di Kota Depok serta menganalisa jumlah pelaku usaha yang melakukan perizinan di Kota Depok

b) Pendaftaran dan Pengawasan Waralaba sehingga tersusunnya dokumen yang berisi hasil kajian pendaftaran dan pengawasan waralaba di Kota Depok.

c) Pelatihan Pelaku Usaha tentang e-Commerce yang bertujuan untuk menampilkan pelaku usaha Kota Depok di media e-commerce, Memperkenalkan produk-produk Kota Depok secara internasional melalui media e-commerce, Meningkatnya volume transaksi penjualan melalui media e-commerce.

d) Pengawasan dan Pendaftaran Gudang untuk Mendata gudang yang ada di Kota Depok, Menjaga ketersediaan stok barang di Kota Depok, Menghindari penimbunan barang yang mungkin terjadi, Mengidentifikasi jenis pergudangan yang ada di Kota Depok.

e) Monitoring Aktifitas Usaha Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern untuk mengawasi perilaku pelaku usaha agar tidak menyalahgunakan posisi dominannya sehingga mencegah terjadi praktek monopoli (persaingan usaha yang tidak sehat)

f) Monitoring Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat dan Barang Strategis lainnya untuk dapat memantau harga kebutuhan bahan pokok.

g) Pasar Murah dan Fasilitasi Operasi Pasar yang dilaksanakan 36 kali di 11 kecamatan yang bermaksud untuk menjalankan program pemerintah pusat di bidang perdagangan mengenai stabilitas harga.

85

h) Pengawasan Distribusi LPG dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tujuannya menjaga alur distribusi BBM dan PG bersubsidi Kota Depok agar sampai ke konsumen serta peningkatan pengawasan penditribusian BBM dan LPG bersubsidi di Kota Depok.

i) Informasi Akses Pasar Luar dan Informasi Ketentuan Negara Tujuan Ekspor yang bertujuan Memberikan informasi peluang pasar luar negeri, Meningkatkan informasi tentang komoditi yang diminati pasar, Memberikan informasi mengenai hasil kerja sama Bilateral dengan Negara

j) Pendataan Rutin Realisasi Ekspor dan Impor sehingga dapat memberikan gambaran tentang kinerja ekspor maupun peluang pasar luar negeri karena disamping informasi tersebut bermanfaat dalam pembuatan kebijakan juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi daerah

k) Fasilitasi Pelatihan Teknik Ekspor dan Impor yang dapat memberikan gambaran kepada para pelaku usaha dan calon eksportir tentang prosedur ekspor dan jenis dokumen apa saja yang diperlukan dalam ekspor maupun impor

l) Promosi Pameran Dalam dan Luar Negeri sehingga dapat mendorong upaya peningkatan investasi dan peningkatan volume perdagangan produk unggulan daerah Kota Depok secara berkesinambungan.

m) Informasi Penggunaan Produk Lokal sehingga dapat Meningkatkan penggunaan produk lokal di dalam negeri yang dapat menjaga stabilitas ekonomi pada saat terjadi penurunan ekspor sebagai akibat krisis ekonomi global.

4. Perbandingan Kontribusi PDRB Industri terhadap PDRB Kota (%) dihitung dengan rumus Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor industri dibagi dengan Jumlah total PDRB dikalikan 100%. Pertumbuhan Industri Skala Kecil dan Menengah (IKM) yang berkembang mewarnai perekonomian di Kota Depok sehingga menghasilkan sejumlah IKM yang potensial. Namun jumlah IKM yang tumbuh tersebut tidak signifikan dibanding jumlah industri besar yang gulung tikar. Hal tersebut juga

86

mempengaruhi capaian Kontribusi PDRB industri terhadap PDRB Kota. Walaupun target tidak tercapai, namun pelaksanaan tidak lepas berkat terlaksananya program penunjang yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Beberapa upaya yang dilakukan :

a. Pembinaan IKM Bidang IKAHH yang diisi dengan berbagai sub kegiatan seperti sosialisasi dan fasilitasi SNI, sosialisasi dan fasilitasi Halal serta pelatihan kemasan.

b. Pembinaan IKM Bidang ILMEA dan Penyediaan Display Promo Produk IKM dengan sub kegiatan seperti Pelatihan Perbengkelan Roda Dua,Perbengkelan Roda empat serta Seleksi dan Penyusunan Dokumen Upakarti

c. Pembinaan Terhadap Industri Kreatif yang meliputi pembinaan terhadap 4 (empat) komunitas industri kreatif serta memfasilitasi para pelaku industri kreatif tersebut dalam sebuah event festival industri kreatif se-Kota Depok. d. Fasilitasi Pengembangan Teknik Industri Kreatif yang meliputi pelatihan

Fotografer, Pelatihan service HP dan Komputer serta pelatihan furniture.

e. Pelatihan Service Mesin Jahit, Menjahit Dasar dan Lanjutan termasuk pemberian mesin jahit sejumlah 30 (tiga puluh) unit kepada 30 (tiga puluh) pelaku industri kreatif di bidang konveksi.

f. Pelatihan dan Fasilitasi Aneka Olahan Industri yang berisi sub kegiatan pelatihan Pelatihan GMP I dan II, Pelatihan ODNR, serta fasilitasi dalam kegiatan Depok Community Festival.

g. Penyelenggaraan Pembinaan Usaha Rumah Tangga, Kecil dan Menengah yang tujuan kegiatannnya guna menghasilkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman pengrajin rumah tangga atau jasa yang diberdayakan pada lokasi terpadu.

5. Kontribusi kenaikan terbesar diperoleh dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di kota depok yang mengalami kenaikan sebesar 51,14 %. Hal ini disebabkan investasi di sektor hunian meningkat, khususnya hunian vertikal (apartemen), perkantoran dan pusat perbelanjaan. Data tidak hanya dihimpun dari Laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM) tetapi juga dari SIUP serta penambahan data

87

investasi dari izin Lokasi dan pesetujuan prinsip yang telah terbit di sepanjang tahun 2014.

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 42-47)