• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP KUTUDAUN

Aphis craccivora Koch (Homoptera : Aphididae), PREDATOR DAN HASIL PANEN PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG

DERI SALANTI

A44104062

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ABSTRAK

DERI SALANTI. Pengaruh Tanamana Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang Dibimbing oleh AUNU RAUF.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh tanaman penutup tanah A. pintoi terhadap kelimpahan kutudaun, predator, dan terhadap hasil panen kacang panjang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai Mei 2008 di Perkebunan Kampung Liud Desa Hambaro Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Jawa Barat dan di Laboraturium Ekologi Serangga Departement Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilaksanakan pada 6 petak yang masing-masing berukuran 10 m x 10 m. Keenam petak tadi ditata dalam 3 kelompok (ulangan) dengan 2 perlakuan, yaitu petakan dengan A. pintoi dan petakan tanpa A. pintoi. Dengan faktor yang diamati adalah kutudaun, musuh alaminya (kumbang kubah) dan hasil panen kacang panjang. Pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan kutudaun, kumbang kubah, artropoda penghuni permukaan tanah, dan hasil panen diperiksa dengan melakukan analisis ragam dengan batuan SPSS 11.5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah kutudaun dan kumbang kubah yang ditemukan pada lahan yang ditanami A. pintoi lebih sedikit dibandingkan pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi. Pada petak perlakuan kehadiran kutudaun dan kumbang kubah telihat lebih stabil dibandingkan dengan petak yang tidak ditanami A. pintoi kehadiran kutudaun dan kumbang kubah mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa memang terdapat pengaruh yang diakibatkan dari penanaman A. pintoi terhadap kelimpahan kutudaun dan kehadiran kumbang kubah tetapi masih belum dapat menekan populasi kutudaun, sehingga bila dianalisis petak yang ditanam A. pintoi tidak berbeda nyata dengan petakan tanpa penanaman A. pintoi. Selain itu bila dilihat dari bobot polong yang dihasilkan dari setiap perlakuan, Bobot pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi menghasilkan dua kali lipat lebih besar dari pada bobot polong pada lahan yang ditanami A. pintoi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanaman A. pintoi sebagai tanaman penutup tanah pada pertanaman kacang panjang belum berpengaruh terhadap kelimpahan kutudaun serta kehadiran musuh alami dan dilihat baik dari segi ekologi dan segi ekonomi penanaman A. pintoi pada pertanaman kacang panjang belum menunjukan hasil yang baik

(3)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP KUTUDAUN

Aphis craccivora Koch (Homoptera : Aphididae), PREDATOR DAN HASIL PANEN PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG

Oleh :

DERI SALANTI

A44104062

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Judul :Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang

Nama Mahasiswa :Deri Salanti

NRP :A44104062

Menyetujui,

Pembimbing

Prof.Dr.Ir.Aunu Rauf Msc NIP. 130607614

Disetujui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1986 di Kendari sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Sardjupon dan Rosmanidar.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 03 kelurahan baru, pedidikan menengah di SMPN 179 dan pendidikan menengah atas ditempuh di SMUN 106 Pekayon dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (sekarang Departemen Proteksi Tanaman) Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang berjudul Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB.

Ucapan terimakasih yang penulis ucapkan kepada Prof.Dr.Ir.Aunu Rauf M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu serta senantiasa memberikan bimbingan, saran dan koreksi kepada penulis. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Dr.Ir.Supramana M.si selaku dosen penguji tamu yang telah menyediakan waktu dan memberi masukan bermanfaat bagi skripsi ini dan penulis.

Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada Ibu dan Bapak serta kakak dan adik tersayang penulis yang senantiasa memberikan kasih sayang, kesabaran, dan do’anya serta semangat baik dalam bentuk moril maupun materiil.

Terimakasih penulis sampaikan kepada pak Wawan yang selalu memberi bantuan saat dibutuhkan. Kepada teman-teman HPT 41 terimakasih atas kebersamaannya selama empat tahun. Para sahabatku (Aceu, Dwi, Mika, Alfi, Isma, Siti, Icha,, Uthe, Arun) Terimakasih atas dorongan semangat, do’a, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, serta kepada APD (Booy, Osh, Goon, Key, Chap, Noom, Chi, Djo, Nuq dan adik-adik Miss tak lupa Mentog ) semoga kebersamaan dan persaudaraan kita tetap terjalin erat, dan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya serta

bagi penulis sendiri.

Bogor, Desember 2008

(7)

DAFTAR ISI

Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae) ... 5

Kumbang Kubah (Coleoptera: Coccinellidae)...7

Perkembangan Populasi Kumbang Kubah ... 12

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

populasi kutu daun (transformasi

x + 0,5 ) ... 11 2. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

populasi kumbang Menochilus sexmaculatus (transformasi √x + 0,5 ) ... 13 3. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Perkembangan populasi kutudaun pada petak perlakuan dan kontrol ... 12 2. Perkembangan populasi kumbang predator pada petak perlakuan

dan kontrol... 14 3. Hubungan antara kelimpahan kutudaun dengan kumbang kubah ... 14 4. Kelimpahan artropoda penghuni permukaan tanah pada petak perlakuan dan petak kontrol... 16 5. Rataan bobot hasil panen kacang panjang pada petak perlakuan dan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Data iklim Leuwiliang bulan Januari 2008-Juni2008 ... 23 2. Lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan tidak ditanami A. pintoi (b). ... 24 3. Tanaman kacang panjang pada lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan

lahan yang tidak ditanami A. pintoi (b) ... 24 4. Polong kacang panjang ketika dipanen. ... 24 5. Perangkap serangga (Pitfall) pada lahan kacang panjang yang

ditanami A. pintoi (a) dan yang tidak ditanami A. pintoi (b). ... 24 6. Serangan kutudaun pada bagian tanaman kacang panjang

(11)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP KUTUDAUN

Aphis craccivora Koch (Homoptera : Aphididae), PREDATOR DAN HASIL PANEN PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG

DERI SALANTI

A44104062

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)

ABSTRAK

DERI SALANTI. Pengaruh Tanamana Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang Dibimbing oleh AUNU RAUF.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh tanaman penutup tanah A. pintoi terhadap kelimpahan kutudaun, predator, dan terhadap hasil panen kacang panjang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai Mei 2008 di Perkebunan Kampung Liud Desa Hambaro Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Jawa Barat dan di Laboraturium Ekologi Serangga Departement Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilaksanakan pada 6 petak yang masing-masing berukuran 10 m x 10 m. Keenam petak tadi ditata dalam 3 kelompok (ulangan) dengan 2 perlakuan, yaitu petakan dengan A. pintoi dan petakan tanpa A. pintoi. Dengan faktor yang diamati adalah kutudaun, musuh alaminya (kumbang kubah) dan hasil panen kacang panjang. Pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan kutudaun, kumbang kubah, artropoda penghuni permukaan tanah, dan hasil panen diperiksa dengan melakukan analisis ragam dengan batuan SPSS 11.5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah kutudaun dan kumbang kubah yang ditemukan pada lahan yang ditanami A. pintoi lebih sedikit dibandingkan pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi. Pada petak perlakuan kehadiran kutudaun dan kumbang kubah telihat lebih stabil dibandingkan dengan petak yang tidak ditanami A. pintoi kehadiran kutudaun dan kumbang kubah mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa memang terdapat pengaruh yang diakibatkan dari penanaman A. pintoi terhadap kelimpahan kutudaun dan kehadiran kumbang kubah tetapi masih belum dapat menekan populasi kutudaun, sehingga bila dianalisis petak yang ditanam A. pintoi tidak berbeda nyata dengan petakan tanpa penanaman A. pintoi. Selain itu bila dilihat dari bobot polong yang dihasilkan dari setiap perlakuan, Bobot pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi menghasilkan dua kali lipat lebih besar dari pada bobot polong pada lahan yang ditanami A. pintoi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanaman A. pintoi sebagai tanaman penutup tanah pada pertanaman kacang panjang belum berpengaruh terhadap kelimpahan kutudaun serta kehadiran musuh alami dan dilihat baik dari segi ekologi dan segi ekonomi penanaman A. pintoi pada pertanaman kacang panjang belum menunjukan hasil yang baik

(13)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP KUTUDAUN

Aphis craccivora Koch (Homoptera : Aphididae), PREDATOR DAN HASIL PANEN PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG

Oleh :

DERI SALANTI

A44104062

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(14)

Judul :Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang

Nama Mahasiswa :Deri Salanti

NRP :A44104062

Menyetujui,

Pembimbing

Prof.Dr.Ir.Aunu Rauf Msc NIP. 130607614

Disetujui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1986 di Kendari sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Sardjupon dan Rosmanidar.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 03 kelurahan baru, pedidikan menengah di SMPN 179 dan pendidikan menengah atas ditempuh di SMUN 106 Pekayon dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (sekarang Departemen Proteksi Tanaman) Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(16)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang berjudul Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB.

Ucapan terimakasih yang penulis ucapkan kepada Prof.Dr.Ir.Aunu Rauf M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu serta senantiasa memberikan bimbingan, saran dan koreksi kepada penulis. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Dr.Ir.Supramana M.si selaku dosen penguji tamu yang telah menyediakan waktu dan memberi masukan bermanfaat bagi skripsi ini dan penulis.

Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada Ibu dan Bapak serta kakak dan adik tersayang penulis yang senantiasa memberikan kasih sayang, kesabaran, dan do’anya serta semangat baik dalam bentuk moril maupun materiil.

Terimakasih penulis sampaikan kepada pak Wawan yang selalu memberi bantuan saat dibutuhkan. Kepada teman-teman HPT 41 terimakasih atas kebersamaannya selama empat tahun. Para sahabatku (Aceu, Dwi, Mika, Alfi, Isma, Siti, Icha,, Uthe, Arun) Terimakasih atas dorongan semangat, do’a, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, serta kepada APD (Booy, Osh, Goon, Key, Chap, Noom, Chi, Djo, Nuq dan adik-adik Miss tak lupa Mentog ) semoga kebersamaan dan persaudaraan kita tetap terjalin erat, dan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya serta

bagi penulis sendiri.

Bogor, Desember 2008

(17)

DAFTAR ISI

Kutudaun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae) ... 5

Kumbang Kubah (Coleoptera: Coccinellidae)...7

Perkembangan Populasi Kumbang Kubah ... 12

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

populasi kutu daun (transformasi

x + 0,5 ) ... 11 2. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

populasi kumbang Menochilus sexmaculatus (transformasi √x + 0,5 ) ... 13 3. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Perkembangan populasi kutudaun pada petak perlakuan dan kontrol ... 12 2. Perkembangan populasi kumbang predator pada petak perlakuan

dan kontrol... 14 3. Hubungan antara kelimpahan kutudaun dengan kumbang kubah ... 14 4. Kelimpahan artropoda penghuni permukaan tanah pada petak perlakuan dan petak kontrol... 16 5. Rataan bobot hasil panen kacang panjang pada petak perlakuan dan

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Data iklim Leuwiliang bulan Januari 2008-Juni2008 ... 23 2. Lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan tidak ditanami A. pintoi (b). ... 24 3. Tanaman kacang panjang pada lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan

lahan yang tidak ditanami A. pintoi (b) ... 24 4. Polong kacang panjang ketika dipanen. ... 24 5. Perangkap serangga (Pitfall) pada lahan kacang panjang yang

ditanami A. pintoi (a) dan yang tidak ditanami A. pintoi (b). ... 24 6. Serangan kutudaun pada bagian tanaman kacang panjang

(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang panjang (Vigna sesquipedalis) adalah tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Kacang panjang merupakan anggota Famili Fabaceae yang termasuk ke dalam golongan sayuran. Kacang panjang dibudidayakan untuk dimanfaatkan polong mudanya atau kadang-kadang daunnya sebagai lalapan. Kacang panjang diperbanyak melalui benih (Sunaryono dan Ismunandar 1981). Selain rasanya enak, sayuran ini juga mengandung zat gizi cukup banyak. Kandungan gizi, baik polong maupun daun tanaman ini cukup lengkap. Polong mudanya banyak mengandung protein, vitamin A, lemak, dan karbohidrat. Dengan demikian komoditas ini merupakan sumber protein nabati yang cukup potensial (Haryanto et al. 1999).

Kebutuhan sayur-sayuran akan semakin meningkat seiring dengan semakin pedulinya masyarakat akan makanan yang sehat dan berimbang. Kacang panjang sebagai salah satu jenis dari sayur-sayuran dapat menjadi pilihan yang mudah untuk sebagian masyarakat.

Tanaman ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usahatani karena selain mudah dibudidayakan, pangsa pasarnya juga cukup tinggi. Secara ekonomis, tanaman ini memiliki kekuatan pasar yang cukup besar. Pasar mampu menyerapnya mekipun produksi kacang panjang berlimpah pada musim panen. Kacang panjang juga dipasarkan ke luar negeri, salah satunya adalah ke negeri Belanda yang membutuhkan lebih dari 3 ton tiap minggunya (Haryanto et al. 1999).

Salah satu kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang adalah adanya gangguan hama tanaman. Berbagai jenis hama ditemukan pada tanaman ini, diantaranya yang paling penting adalah kutu daun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae).

Trisawa et al. (2005) melaporkan bahwa penanaman Arachis pintoi pada ekosistem lada dapat meningkatkan jenis dan kelimpahan musuh alami. A. pintoi

(22)

2

permukaan tanah dan merupakan kerabat dekat dari kacang tanah (Arachis hypogea). A. pintoi di Indonesia dikenal dengan sebutan kacang hias atau kacang pinto. Ada pula yang menyebutnya golden peanuts karena tanaman ini mempunyai bunga yang berwarna kuning. Tanaman ini merupakan spesies eksotik yang berasal dari Brazil yang didatangkan ke Indonesia melalui Singapura untuk digunakan sebagai tanaman hias dan penutup tanah (BPTP 2004). Menurut Reksohadiprojo dalam Umroh (1995) tanaman ini diintroduksi dari Australia ke Indonesia khususnya Sulawesi Utara pada tahun 1986.

Tanaman A. pintoi dapat digunakan sebagai tanaman hias, penutup tanah, dan sebagai pakan ternak. Penggunaan tanaman ini semakin populer dan sudah banyak digunakan sebagai penutup tanah di beberapa perkebunan serta sudah banyak dimanfaatkan dalam lanskap pertanaman (BPTP 2004). Penanaman A. pintoi dapat menggundang kehadiran musuh alami (parsitoid dan predator).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh tanaman penutup tanah A. pintoi terhadap kelimpahan kutudaun, predator, dan terhadap hasil panen kacang panjang.

Manfaat Penelitian

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang (Vigna sesquipedalis (L) Savi.) termasuk dalam Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Subkelas Dicotyledonae, Ordo Rosales, Famili Fabaceae, dan Genus Vigna (Pitojo, 2006). Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini kemungkinan berasal dari Asia Tenggara dan Asia Timur, tepatnya daerah Cina bagian Selatan (Siemonsma dan Piluek, 1994). Tanaman ini menyebar di daerah Asia tropik sehingga banyak dikenal jenis lokal sesuai dengan lingkungan tempat tumbuhnya (Haryanto et al., 1995).

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat membelit atau setengah membelit. Batangnya berbuku-buku, liat, berbulu, dan berwarna hijau. Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang di dekatnya. Batang membentuk cabang mulai dari batang bagian bawah. Daunnya menyirip ganda tiga (trifoliate), berbentuk hati, dan berwarna hijau sampai hijau tua. Akarnya berkembang secara intensif dan dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tersebut bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. yang dicirikan dengan warna merah pada bintil akar sewaktu dibelah (Pitojo, 2006).

Pertumbuhan kacang panjang adalah pertumbuhan indeterminate yaitu tanaman terus tumbuh dengan baik tidak diakhiri tandan bunga atau bunga. Kacang panjang berkecambah 4-5 hari setelah tanam. Pada umur sekitar 30 hari, tanaman kacang panjang sudah mulai berbunga dan pada umur sekitar 35 hari lebih kurang 75% tanaman telah berbunga, sementara itu pembentukan dan pengisian polong mulai berlangsung (Sunaryono, 1984).

Haryanto et al. (1995) menyatakan bahwa kacang panjang menyerbuk sendiri dan kemungkinan sedikit menyerbuk silang yang disebabkan oleh serangga. Penyerbukan silang yang terjadi pada kacang panjang sekitar 0-5% (Soedomo dan Djuariah, 1998). Kacang panjang merupakan tanaman berumur pendek. Pemanenan buahnya tidak sekaligus, tetapi dilakukan bertahap dan pemanenan sudah dapat dilakukan ketika tanaman berumur 45 hari.

(24)

4

di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan ketinggian 0-1500 m di atas permukaan laut. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim hujan (Haryanto et al., 2005).

Tanaman kacang panjang tumbuh pada berbagai macam tanah, hanya saja untuk tanah berlempung drainasenya harus baik. Syarat tumbuh tanaman kacang panjang yang penting ialah tanahnya banyak mengandung humus, tetapi lapisan tanahnya dapat menahan air. Liat berpasir merupakan tekstur tanah yang paling disukai oleh kacang panjang, sedangkan pH tanah yang optimal berkisar pada 5,5-6,5 (Samadi, 2003 dan Haryanto et al., 2005).

Kacang Penutup Tanah

Ada beberapa spesies Arachis perenial yang dikenal saat ini di Indonesia, di antaranya Arachis glabrata (syn. A. prostrata), A. pintoi, A. repens, dan A. hybrid. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tepatnya Brasil, Argentina dan Paraguay. Namun kini telah menyebar ke berbagai tempat di dunia, seperti Amerika Serikat, Australia, India, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, Arachis kini mulai banyak ditanam, bukan saja sebagai tanaman pakan, tetapi juga sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan lada dan sebagai tanaman hias, walaupun penyebarannya masih terbatas.

Secara taksonomi, A. pintoi termasuk ke dalam Kingdom Plantae, Sub Kingdom Tracheobionta, Super Divisi Spermatophyta, Divisi Magnoliphyta, Kelas Magnoliopsida, Sub Kelas Rosidae, Ordo Fabales, Famili Fabaceae, Genus

Arachis, Spesies pintoi (USDA, 2007).

Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan biji, stek dan stolon. Penanaman dengan biji relatif lebih mudah dan cepat, tetapi harga benihnya lebih mahal dan ketersediaan benih tidak banyak. Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek batang dengan memotong batang dan tanaman ke dalam tanah serta dengan stolon dilakukan dengan menanam tanaman yang masih kecil lengkap dengan akarnya (Manwar, 2004; MFO, 2006).

(25)

5

untuk mengurangi penguapan yang tinggi. Pertumbuhan tanaman akan terhambat jika ditanam di tanah yang kekurangan air atau sering banjir yang ditunjukan dengan menguningnya daun. Tanah yang bertekstur berat sampai berpasir merupakan kondisi tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ini. Akan tetapi, tanah yang paling optimal sebagai tempat tumbuh A. pintoi adalah tanah lempung berpasir (sandy loam) dengan kandungan bahan organik >3% dan akan terhambat di tanah dengan kadar garam (salinity) yang tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada kondisi tanah dengan kesuburan yang rendah, pH sangat masam dan memiliki kejenuhan almunium yang tinggi (>70%) (Maswar , 2004).

A. pintoi dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak, penutup tanah (cover crops) dan tanaman hias. Pemanfaatan tanaman ini sebagai hijauan pakan ternak dapat memberikan manfaat sangat baik bagi hewan ternak (sapi, kuda, kedelai, domba, kambing, babi, dan ayam) karena memiliki kandungan protein yang tinggi dan baik untuk pencernaan.

Tanaman ini banyak ditanam di perkebunan (karet, kopi, kelapa sawit) dan lahan pertanian sebagai tanaman penutup tanah. Tanaman ini dapat mencegah erosi pada usaha tani lahan kering yang berlereng dan mencegah hanyutnya tanah, karena susunan / anyaman batang dan perakarannya dapat melindungi tanah dari daya rusak intensitas hujan yang tinggi. Tanaman ini mampu merehabilitasi lahan serta meningkatkan kesuburan tanah dari hasil fiksasi (penambatan) nitrogen secara biologi dengan hasil fiksasi yang dihasilkan mencapai 65%-85% nitrogen. Selain itu, tanaman ini dapat mengurangi pertumbuhan gulma karena mempunyai kemampuan tumbuh untuk dapat bersaing dengan gulma setelah 3-4 bulan setelah ditanam, seperti pada perkebunan kopi, coklat, pisang, jeruk, ubi kayu, dan nanas (Maswar, 2004). Penanaman A. pintoi dapat mengundang kehadiran musuh alami (parasitoid dan predator). Menurut Trisawa et al. (2005) melaporkan bahwa A. pintoi pada ekosistem lada dapat meningkatkan jenis dan kelimpahan Artropoda.

Kutudaun Aphis craccivora Koch. (Homoptera: Aphididae)

(26)

6

Yunani yang berarti menghisap cairan. Serangga ini menghisap cairan dari tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan (Pracaya, 1991). Kutudaun dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Abdomen belakang pada kutudaun terdapat sepasang cornicle berbentuk silinder dan meruncing ke ujung. Imago bersayap biasanya muncul bila kepadatan populasi tinggi. Seranggga ini mempunyai tingkat kepiridian yang tinggi, dan di daerah tropis berkembang biak secara partenogenesis dan vivipar. Daur hidup berlangsung 6-8 hari (Rukmana, 1995). Embrio dapat berbentuk tanpa melalui proses pembuahan dan telah berkembang di dalam tubuh induknya sehingga imago kutudaun tampak seperti melahirkan nimfa (Kalshoven, 1981).

Laju pertumbuhan kutudaun dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian faktor lingkungan, kepadatan populasi, dan perbandingan antara serangga yang tidak produktif dengan yang masih produktif (Dixon, 1985). Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat kematian dipengaruhi oleh musuh alami dan faktor iklim. Populasi kutudaun biasanya meningkat pada musim kemarau dan berkurang pada musim hujan. Siraman air hujan dapat menekan populasi kutudaun (Stoyenoff, 2001). Tingkat kepadatan populasi yang tinggi disertai dengan menurunnya kualitas makanan akan merangsang terbentuknya populasi bersayap yang berfungsi untuk migrasi sehingga dapat menurunkan kepadatan populasi (Dixon, 1985). Selain sebagai hama, A. craccivora merupakan vektor berbagai virus. Virus yang dapat ditularkan adalah virus sapu kacang panjang (cowpea witches` broom virus) serta virus kerdil kacang panjang (cowpea stunt virus) (Semangun, 1989).

Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara kultur teknik dan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan Famili Fabaceae. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penaburan insektisida berbahan aktif carbofuran dengan dosis 80kg/ha saat tanam (Rukmana, 1995).

(27)

7

Kumbang Kubah (Coleoptera: Coccinellidae)

Salah satu Famili Coleoptera adalah Coccinellidae. Kelompok serangga ini mempunyai bentuk badan tertentu, oval (lonjong) sampai bulat dengan pola warna yang beragam (Amir, 2002). Sebagian besar anggota Coccinellidae bersifat predator. Dalam sistem ekologi, kelompok ini mempunyai beberapa peran diantaranya adalah sebagai pengendali hayati terhadap hama tanaman.

Coccinelidae berasal dari bahasa Yunani Kokkinos yang artinya merah cerah disebut demikian karena kumbang ini imagonya ada yang berwarna cerah dan mengkilat seperti merah, jingga hingga kuning terutama yang bersifat sebagai predator (Pracaya, 1991).

Famili Coccinellidae terdiri dari lebih kurang 247 Genus dan 3000 Spesies serta dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu pemakan kutudaun, pemakan kutu perisai, memakan berbagai macam bahan seperti tepung sari, dan pemakan jaringan tanaman. Kelompok yang terakhir termasuk ke dalam Genus Epilachna. Tubuh kumbang Coccinelidae berbentuk setengah bola atau cembung, bagian pemukaan perut atau ventral datar. Kepalanya kecil, sebagian ditarik ke dalam protoraks atau tertutup di bawah pronotum. Sayap depan atau elitra menutupi hamper seluruh abdomen. Elitra kumbang predator biasanya berwarna cerah dan mengkilat (Kalshoven, 1981).

Larva kumbang Coccinellidae predator juga bersifat sebagai predator dengan mangsa yang sama dengan imagonya. Lama hidup larva biasanya singkat dan aktivitas makannya tinggi. Pupanya biasanya menempel pada bagian tanaman seperti batang, ranting atau daun dan terkadang masih tertutup kulit larva instar terakhir. Lama hidup kumbang dan jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh seekor kumbang betina dipengaruhi oleh makanan yang tersedia (Dixon, 2000).

Beberapa jenis dari Famili Coccinelidae sering kali berperan penting dalam mengendalikan ledakan populasi kutudaun dan kutu perisai. Beberapa diantaranya yang telah diketahui adalah Menochilus sexmaculatus (F.), Coccinella arcuata F., Scymnus apiciflavus (Mots), Scymnus severini Wse, Scymnus roepkei

De Fl., Cryptolaemus montrouzieri Muls., dan Chilocorus melanophthalmus

(28)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kampung Liud, Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan di Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung sejak Februari hingga Mei 2008.

Metode Penelitian Penataan Petak Percobaan

Percobaan dilaksanakan pada 6 petak yang masing-masing berukuran 10 m x 10 m. Untuk mengurangi terjadinya perpindahan serangga di antara petakan, jarak antar petak diusahakan minimal 10 m. Keenam petak tadi ditata dalam 3 kelompok Setek A. pintoi diambil dari Kebun Percobaan Cikabayan - IPB.

Penanaman dan Pemeliharaan Kacang Panjang

(29)

9 berumur 2 MST. Untuk maksud tersebut setiap tanaman diberi satu ajir bambu, selanjutnya setiap empat ajir diikat dengan tali menjadi satu sehingga membentuk piramida.

Penyiangan gulma juga dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum tanam, dan setelah tanaman kacang panjang berumur 6 MST. Penyiangan ini dilakukan pada setiap lahan baik yang ditanami A. pintoi maupun yang tidak ditanami A. pintoi. Gulma yang banyak tumbuh adalah jenis teki-tekian dan rumput-rumputan, sedangkan gulma berdaun lebar tidak banyak tumbuh pada lahan ini.

Pengamatan Percobaan Pengamatan Kutudaun dan Kumbang Kubah

Pada setiap petak percobaan dipilih secara sistematik 18 rumpun tanaman kacang panjang. Peubah kelimpahan kutudaun didasarkan pada banyaknya koloni yang terdapat pada tanaman contoh. Kelimpahan kumbang kubah dilakukan dengan menghitung banyaknya kumbang yang dijumpai pada tanaman contoh. Pengamatan dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 6 MST hingga menjelang panen berakhir.

Pengamatan Artropoda Penghuni Permukaan Tanah

(30)

10

Pengamatan Hasil Panen

Panen dilakukan setiap 4 hari sejak tanaman berumur 7 MST. Pada setiap kali panen, bobot kacang panjang dari kedua perlakuan ditimbang dan dicatat. Untuk keperluan analisis, bobot panen dijumlahkan dan dipilah berdasarkan perlakuan.

Analisis Data

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Populasi Kutudaun

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penanaman A. pintoi sebagai

penutup tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kelimpahan populasi kutudaun,

dari sejak tanaman berumur 6 MST hingga 12 MST (Tabel 1). Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian Smith (1976) yang mengungkapkan bahwa permukaan

tanah yang terbuka dapat menjadi stimulus bagi kutudaun Brevicoryne brassicae

(L.) untuk melakukan kolonisasi pada petak sayuran kubis-kubisan. Diperkirakan

bahwa penanaman kacang panjang dengan sistem piramida menyebabkan

penutupan permukaan tanah, sehingga pengaruh penanaman A. pintoi terhadap

kelimpahan kutudaun tidak terlihat nyata.

Tabel 1 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan populasi kutu daun (transformasi x + 0,5 ).

(32)

12

berkurang. Faktor lain yang diduga menyebabkan fluktuasi kelimpahan kutudaun

di lahan percobaan adalah tingginya curah hujan pada saat penelitian dilakukan.

Curah hujan pada bulan Februari hingga Mei 2008 mencapai 228.5 mm/bulan

dengan sekitar 16 hari hujan setiap bulannya. Dilaporkan bahwa serangga

berukuran kecil seperti kutudaun yang hidup di bagian pucuk tanaman sangat

rentan terhadap terpaan air hujan (Stoyenoff, 2001). Akibat terpaan air hujan ini

diduga sebagian kutudaun yang jatuh tidak dapat kembali lagi ke pertanaman.

Minggu setelah tanam

Gambar 1 Perkembangan populasi kutudaun pada petak perlakuan dan kontrol.

Perkembangan Populasi Kumbang Kubah

Jenis serangga predator yang sering ditemukan selama penelitian

berlangsung adalah kumbang kubah Menochilus sexmaculatus (F.) (Coleoptera:

Coccinellidae). Selain itu, ditemukan musuh alami lain diantaranya adalah

serangga predator Syrphidae, Carabidae, Reduviidae, serta beberapa jenis

serangga dari golongan parasitoid. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penanaman tanaman penutup tanah A. pintoi berpengaruh tidak nyata ( P > 0,05)

(33)

13

Tabel 2 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan populasi kumbang Menochilus sexmaculatus (transformasi x + 0,5 ).

MST Kuadrat Tengah

Kelimpahan populasi kumbang kubah M. sexmaculatus disajikan pada

Gambar 2. Tampak bahwa kehadiran kumbang predator terjadi sejak tanaman

berumur 6 MST, bersamaan dengan kehadiran kutu daun di pertanaman.

Dilaporkan bila populasi mangsa rendah maka kumbang kubah dapat berpindah

ke tempat lain untuk mencari mangsanya (Schellhorn dan Andow, 1999). Hal ini

dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Kumbang kubah lebih banyak ditemukan pada

lahan yang lebih dahulu muncul kutudaun sebagai makanannya, kemudian

predator ini lebih banyak ditemukan pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi.

Hal ini, karena mangsanya yaitu kutudaun berkembang membentuk koloni yang

lebik banyak pada lahan yang tidak ditanami A. pintoi dibandingkan pada lahan

yang ditanami A. pintoi. Kumbang kubah termasuk salah satu predator yang aktif

mencari mangsa dan dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya

(34)

14

Gambar 2 Perkembangan populasi kumbang predator pada petak perlakuan dan kontrol.

Untuk memeriksa hubungan antara kelimpahan kutudaun dengan

kelimpahan kumbang kubah, seluruh individu data dari petak dengan A. pintoi dan

petak tanpa A. pintoi kemudian dipetakan seperti tampak pada Gambar 3. Hasil

analisis menunjukkan terdapat korelasi (r = 0,385) yang nyata (P = 0,012) antara

kelimpahan kutudaun dengan kelimpahan kumbang predator. Hal ini

menunjukkan bahwa makin banyak populasi kutudaun makan banyak pula

populasi kumbang kubah. Salah satu ciri dari musuh alami yang baik adalah

memperlihatkan sifat terpaut kerapatan terhadap inangnya atau mangsanya.

r = 0,385; P = 0,012

(35)

15

Artropoda Penghuni Tanah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penanaman A. pintoi sebagai

penutup tanah berpengaruh nyata terhadap kelimpahan Gryllidae (P = 0,039) tapi

tidak nyata terhadap Formicidae (P = 0,064) dan Araneida (P = 0,205) (Tabel 3 ).

Namun secara umum terdapat kecenderungan bahwa kelimpahan artropoda

penghuni tanah (Formicidae, Arachnida, Gryllidae) lebih banyak pada petak yang

ditanami penutup tanah A. pintoi (Gambar 4).

Tabel 3 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan populasi artropoda penghuni permukaan tanah (transformasi x + 0,5 ).

Kelompok

sesuai bagi kehidupan artropoda penghuni permukaan tanah. Kelembaban

permukaan tanah menjadi lebih tinggi akibat adanya tanaman penutup tanah.

Begitu pula tanaman penutup tanah dapat melindungi artropoda penghuni

permukaan tanah dari terpaan terik matahari dan butiran air hujan. Selain itu,

tanaman penutup tanah dapat menyediakan sumberdaya hayati bagi artropoda

penghuni permukaan tanah. Berbagai jenis serangga fitofag dapat memanfaatkan

tanaman penutup tanah sebagai sumber makanannya, yang pada giliran berikutnya

dapat mendukung artropoda yang bersifat sebagai predator seperti semut,

(36)

16

Gambar 5. Hasil analisis ragam menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (F

= 2,839; db = 1, 4; P = 0,167) antara kedua perlakuan. Pada petak ulangan-1 bobot

hasil panen sangat rendah, sekitar setengahnya dari petak ulangan lain. Data

bobot hasil panen yang beragam inilah yang menyebabkan hasil pengujian

statistika tidak nyata. Secara umum tampak bahwa bobot hasil panen dari petak

yang di tanami A. pintoi cenderung lebih rendah daripada petak kontrol. Pada

petak perlakuan A.pintoi, umur kacang panjang tidak sama dengan umur kacang

panjang pada petak kontrol, karena pada petak yang disebut pertama terjadi

penyulaman akibat sebagian tanaman mengalami kematian. Perbedaan kondisi

tanaman ini dapat berpengaruh terhadap hasil panen. Cenderung lebih tingginya

hasil panen pada petak tanpa A. pintoi tidak ada kaitannya dengan serangan hama

kutudaun, karena kelimpahan hama ini tidak berbeda di antara kedua petak

perlakuan. Hasil panen yang cenderung lebih rendah pada petak A. pintoi diduga

kuat karena adanya persaingan unsur hara antara tanaman kacang panjang dengan

(37)

17

K

g

0 20 40 60 80

Gambar 5 Rataan bobot hasil panen kacang panjang pada petak perlakuan dan petak kontrol.

Dengan A. pintoi Tanpa A. pintoi Format t ed: Font: 9 pt, I ndonesian

(38)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penanaman A. pintoi sebagai tanaman penutup tanah di lahan kacang panjang tidak berpengaruh terhadap kelimpahan hama kutu daun A. craccivora dan predatornya kumbang M. sexmaculatus. Kelimpahan beberapa kelompok artropoda penghuni permukaan tanah cenderung lebih banyak pada lahan yang ditanami A. pintoi dibandingkan yang tidak. Terdapat kecenderungan bahwa hasil panen kacang panjang lebih rendah pada petakan yang ditanami A. pintoi daripada yang tanpa penutup tanah. Penanaman A. pintoi sebagai penutup tanah belum cukup bukti mampu memberikan manfaat baik dari segi ekologi yang berupa penekanan hama, maupun dari segi ekonomi yang berupa peningkatan hasil panen.

Saran

Penelitian lanjutan perlu dilakukan dengan menambah satu musim tanam. Sehingga dapat terlihat perbandingan antara musim hujan dan musim kemarau. Selain itu untuk mengurangi persaingan hara antara kacang panjang dan tanaman penutup tanah, disarankan agar daerah sekitar perakaran kacang panjang dibersihkan dari A. pintoi. Selain itu, dalam jangka panjang perlu dikaji pengaruh positif dari penanaman

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Amir M. 2002. Kumbang Lembing Pemangsa Coccinellidae (Coccinellinae) di Indonesia. Bogor: JICA Puslit Biologi LIPI.

[BPTP Lampung] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2004. Arachis pintoi

Sebagai Tanaman Penutup Tanah Pada Perkebunan Lada. BPTP Lampung. http://lampung.litbang.deptan.go.id/ teknologi.html [27 april 2006].

Budiyarto. 2008. Identifikasi Fitoplasma Penyebab Penyakit Sapu Kacang Hias (Arachis pintoi Krapov.& W.C.Greg) Berdasarkan Gejala, Penularan dan Polymerase Chain Reaction. Skripsi. Departemen Proteksi Tanaman. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Dixon AFG. 1985. Aphid Ecology. New York: Blackie. 157p.

Dixon AFG. 2000. Insect Predator-Prey Dinamics: Ladybrird Beetles & Biological

Control. Spain: Cambridge Univ Pr. 257 p.

Erinnonita. 2008. Pengaruh Invirgorasai Benih Untuk Memperbaiki Perkecambahan

Kacang Panjang (Vigna sinensis (L.)Savi ex Hask) pada Cekaman Salinitas.

Sripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Dr. Van der Lan D.A, Revisi.

Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Manwar. 2004. Kacang pinto (Arachis pintoi) pada Usaha Tani Lahan Kering. Badan

Penelitian Tanah: Pusat Penelitian dan Pengembengan Tanah

(40)

20

[MFO] Manglayang Farm Online. 2004. Arachis pintoi dan rumput Lampung (Setaria spp.). MFO.

Pitojo S. 2006. Benih Kacang Panjang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Bogor. Penebar Swadaya.417h.

Rukmana R. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Schellhorn NA, Andow DA. 1999. Mortality of Cocinellid (Coleoptera:

Coccinellidae) Larvae and Pupae when Prey Become Scarce, Environ Entomol 28 (6): 1092-110.

Semangun, Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada Univesity Press. 850 hal.

Siemonsma JS. and K. Piluek. 1994. PROSEA: Plan Resources of Souh-East Asia

(Vegetables). Prosea Fondation. Bogor. Indonesia.

Situmorang D. 2003. Hama Utama Kacang Panjang (Vigna Sinensis) dan Usaha

Pengendaliannya di Desa Petir, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Smith JG. 1976. Influence of Crop Background on Aphids and Other Phytophagous

Insects in Brussels Sprouts. Ann. Appl Biol 83: 19-22.

Stoyenoff JL. 2001. Plant Wahing as a Pest Management Technique for Contror of

Aphids (Homoptera: Aphididae). J Econ Entomol 94(6) : 1492-1499.

Sumandi B. 2003. Usaha Tani Kacang Panjang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 59 hal.

Sunaryono H. dan Ismunandar. 1981. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru. Bandung. 154 hal.

Sunaryono H. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran di Indonesia. C. V. Sinar Baru. Bandung.

Trisawa IM, IW Laba, dan WR Atmadja. 2005. Artrophoda yang Berasosiasi pada Ekosistem Tanaman Lada. Jurnal Entomologi Indoesia 2(1): 10-18.

[USDA] United States Depetement of Agriculture. 2007. Arachis pintoi Krapov.

$ W.C.Greg. http://plants.usda.gov/java/provile? symbol=ARP 18 [26

(41)

21

(42)

(a) (b)

Lampiran 2 Lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan tidak ditanami A. pintoi (b).

(a) (b)

Lampiran 3 Tanaman kacang panjang pada lahan yang ditanami A.pintoi (a) dan lahan yang tidak ditanami A. pintoi (b).

Lampiran 4 Polong kacang panjang ketika dipanen.

(a) (b)

Lampiran 5 Perangkap serangga (Pitfall) pada lahan kacang panjang yang ditanami A. pintoi (a) dan yang tidak ditanami A. pintoi (b).

(a) (b)

Gambar

Tabel 1  Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan  populasi
Gambar 1  Perkembangan populasi kutudaun pada petak perlakuan dan kontrol.
Tabel 2  Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kelimpahan   populasi
Gambar 2  Perkembangan populasi kumbang predator pada petak perlakuan dan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Relasi ini digunakan apabila terdapat dua atau lebih aktor melakukan hal yang sama (use case yang sama). Use case tersebut kemudian dipisahkan dan dihubungkan dengan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi perilaku guru dan siswa untuk mencapai tujuan sekolah (Idris, 2005). Kepala sekolah yang berhasil

(7) Apabila direksi tidak membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka untuk kelancaran usaha BUMD, RUPS dapat

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh wanita dalam posisi dewan baik sebagai dewan direksi maupun dewan

pengelola. Tantangan eksternal berasal dari anggota, pesaing bisnis dan kondisi ekonomi. BMT mengalami hambatan dalam mengelola strategi pertumbuhan bisnis maupun

Rata-rata respons siswa setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan pendekatan Kontekstual-saintifik sebesar 3,64 berada pada interval (3,5 – 4,0) dengan

yang dibebankan pada hak atas tanah, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang