• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan Kayu Termodifikasi Kimia terhadap Biodeteriorasi : Studi pada Kayu Asap dan Kayu Asetilasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketahanan Kayu Termodifikasi Kimia terhadap Biodeteriorasi : Studi pada Kayu Asap dan Kayu Asetilasi"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

KETAHANAN KAYU TERMODIFIKASI KIMIA TERHADAP

BIODETERIORASI : STUDI PADA KAYU ASAP DAN KAYU ASETILASI

Yusuf Sudo Hadi1), , T2). Nurhayati, H. Yamamoto3)

1) Staf Pengajar Dep. Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, 2) Staf Pusat Pengembangan Hasil Hutan, Dep. Kehutanan RI, 3) Staf Pengajar Dep. Hasil Hutan, Fakultas Pertanian Nagoya, Jepang

Abstrak

Kerugian Indonesia tahun 2000 akibat kayu dewasa diserang rayap pada bangunan, diduga mencapai US $ 200-300 juta, dan akan semakin membesar dimasa mendatang bila kayu remaja dari HTI digunakan untuk bangunan tanpa diawetkan lebih dahulu. Cara pengawetan kayu dengan memasukkan bahan kimia beracun kedalam kayu, seperti CCA

(Chromated Chlor Arsen), tidak dipakai lagi oleh hampir seluruh negara karena berefek

samping membahayakan mahluk hidup dan lingkungannya. Diperlukan cara pengawetan kayu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan teknologi pengawetan kayu pada contoh uji ukuran kecil bebas cacat berukuran 0,8 x 2 (cm) arah melintang dan 20 cm arah longitudinal dengan metode pengasapan selama 4 jam dan asetilasi; menggunakan kayu remaja cepat tumbuh: Mindi (Melia azedarach) asal Bogor Indonesia dan Sugi (Cryptomeria japonica) dari Nagoya Japan. Kedua jenis kayu diberi 4 perlakuan: -pengasapan 4 jam, -asetilasi dengan persen penambahan bobot (Weight Percent Gain) sebesar 19,9 % untuk kayu Mindi dan 24,6 % untuk kayu Sugi, -contoh uji kayu tanpa perlakuan/kontrol, dan -diawetkan dengan Borax 5 %; selanjutnya diuji ketahanannya terhadap: rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light), rayap tanah di lapangan, rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) di laboratorium, dan jamur perusak kayu (Schizophyllum commune). Rancangan penelitian: acak lengkap faktorial 4 x 2 (4 perlakuan 2 jenis kayu). Kayu sugi ternyata lebih mudah diawetkan, indikator retensinya 12,17 kg/m3, sedangkan kayu mindi 5,11 kg/m3; sejalan dengan proses asetilasi yaitu kayu sugi mencapai WPG 24,6 % dan mindi 19,9 %. Kayu Mindi mempunyai ketahanan lebih baik (termasuk kelas awet III) dibanding kayu Sugi (kelas awet IV; merujuk Badan Standarisasi Nasional, 2007). Penggunaan Borax 5 % paling efektif, diikuti oleh asetilasi dan pengasapan kayu.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah artikel berita pada koran online kompas.com yang.. Kategori tersebut adalah berita nasional,

Demikian untuk mengatasi masalah pendidikan di daerah kecamatan Nanggung, pihak perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) telah memberikan

Peningkatan harga CPO dunia pada periode 1992- 1996 dan 1998-2001 menyebabkan peningkatan penerimaan devisa dari ekspor CPO lebih besar daripada penurunan penerimaan devisa

Sanggahan atas pengumuman ini dapat diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah diumumkan. UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT

Melaksanakan supervisi/kepengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan Agama Islam dan penyelenggaraan di madrasah (manajerial); b).

(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada

Penelitian ini bertujuan tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama di Rumah

1) Supaya anak memiliki perbendaharaan kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari. 2) Supaya anak mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat.