• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penepungan Pada Biji Buru Hotong (Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode Penepungan Pada Biji Buru Hotong (Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Pangan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional "Ket3hanan Pangan"

PFRTETA

'

r,C,.i

,j-:nrrJrnq l5

-

l7

November 2007

Metode

Penepungan

Pada

Biji

Bu

Ilotong

(Setaria

ltqlice (L)

Besuv)

Sebagai

Altematif

Pengganti Bahan

Pangan

Siska

Andrianil

dan Sam

Herodianl

lLlahasis*i leknikPe.l!nian lnnilut

PedanianBoSo. ? Stafr Pengaja; Teknik Pertan;an lnst;tut Penania' Bogor

Abstrak

Pc.cliti.ninibcliuju.nUltukncnger'huitinskslkualitastcpugybnsdihdsilkadddimctodepenepugdyanSdipilih

a"n ottinr

a*;L,]i.otn

n,".n pcncpung. renctitinn tatrap swatadalatr

dcng

atisa nglodc_pftepungan yang cpat. Merode p"n"pung-

y-g

a;pllih

oaori

mcraru ptosc

perendum

Veiasi wal'1u pcrcndme adaiah 30 mcnil

Ijam' 15jan'

6

i"'"i-jzli^,

-x,j.,0""

dikeriisra;

nenssunakn nuid-bcd dr-Yer sclaoa l€bih

I'ares

20

-

25ndit

HasiL

brlib@

ioonr

radr'dr uir coba

ml.lur

Des,n pencpdns liaitll disc

nill

hamnd mill d0n roller

hill

Tahap kedua mcrup3:{d

*""i,,'.-

''*"""". ".;

da,t 7 t

esiatu

Kielorm pcrrma

oo.lo mosssl6a

ha{l

PhcP$sb-dd

i

n'si

Po_!urE

1"

".

i-* -li

r-',-i,",

.,..

dm rol

i

mirl

aialrsa

1us

dra-ao sdir'n

tap*itas

pmepusd

cfcluv

ra

pdclsgd

'r';d";,;;i

J.;',;;i';,-.i

p'n"puns'n

Kemudian

*rn dio:r

m6rn

rd'

vtu8 tcpa!

uruk

n'n8srrjs

biji

br

i"i""e

r-g

rer.r,

."t.r"t

prosci

po4dino.

Keg'ato kedla adalahpmgawdm huru repun! yans di iihardad lifar fisi*.

,t'i"riiil

yoig

a'r"nm.a"lah

\!ama tePus,

ll;1,t6

lcicPursan (denlat kchalGs.dan

ndcls

Leserasanan), dcnsitas

r"i,l".

aiy"'"*"p

,;., r."r.",ralaq sud,r rrmputan dan ds)6 ambans Don snalisis.aoslits

r"*bur

alao diketahuikualilas

sccara fisik da.i tepung b!tu holong.

Pcndah

u lua n

Pola

konsumsi

dal

produksi

nasional sampai

sekarang

sangal

dnekankan

Pada

beras.

Kete.ganlungan

kita

pada

beras merupakan suatu

bahaya

besar.

Upaya

peningkatan pemenuhan keburuhan pangan dalam negeri dewasa

ini

dilakukan

dengan

intensifikasi pedanian,

ekstens;fikasi

penanian

dsn

diversifikasi

bahan

pangan

Ekstensifikasi

diaral*an

menuju pemanfaatan lalran

le'ing

yang

merjld,

bngran Ierberar

dari

potensi

laha!

(Abdu.rachman

.ldlan

Cendaa

2006)

Diversifikasi bahan pangan

dilakuktn

dengan mengembangkan tanaman dan bahan pangat alternatif

pengganti beras, khususnya yang dapat tumbuh pada Iahan-lahan kering.

Tanaman Hotons Bu.u (Setaria ilalica (L) Beauv)

n erupakan tana'nPn tdnqatt ehemaLif pengganli beras

*".a

dapst rumbu\ den[dn

bai\

dr lr\an-lahan kering yan;1idak beririgasi teknis. Tanaman ini ditanam dan d

budidrlalan

secaJa rerbrra'

di

tawasn

Indonesid

Timur. yaitu diPulau Bunl

Andan\lrlan

dalam Ge'idanr (2006) melaporkan

D..hs" berdr

,rl..n

'k

drllrsr" l:ndrrgan

gizi menunjukkan

bahwa

horonS

memiliki

kandungan

71.16

%

dan

prorein

1ll8 %

Ilal

tersebut

nrenunjukkan bahwa kandLrngan karbohidrat hotong

sama atau lebih lingSi dibanding jenis beras yanS ada

di

Indonesia, sedangkan krndungan proleinnya lebih

,nssi

diblndins

be.bagai

jenis

beras, k€nlans dan sumber pangan penghasil karbohidra! lainnya

Masalah

peningkaran

produksi hotong

tidak

harya te$atas

pada masalah sebelum panen, le1api

iuga pada masalah pascapanen. Vasalah pasacapanen

pada penanganan horong rnencatuP biberapa a pel diantaBnya adalah pengeringan,

penyimpalan

dan

pengola.han Cata-cara pengolahat yang dilerapkan

,

oada

biji-bijian

adalah

pengsilingan

(Found),

pengulitan

dergan

penggilingan berbentuk

rili'der

(dry

roller).

perendaman (soaked),

pemel€l"n (pellered),

p€ngolalan dengan 5ilinder berisi

1,.1p

(sream

rolled)

dan penggilingan dengan batu Siling gurjnda (Albin dan Drake dalam Slrtanro,2006).
(2)

Seminar Naslonal

"Ketalunan

Pangran"

PERTETA

-

Band:r

lrmnung

l5

-

l7

November 200?

B.

Tuju"n

1.

Mendapatkan metode penepungan yang tepat

pada

Bii

Buru Hotong

2.

Menentukan

mesh

penepung yang tepar bagi

Biji

Buru HotonS

3.

Merentukan sifat

fisik

t€pung yaru baik pada

Biji

Buru Hotong

Tinjauan

Pustaka

A. Bot{ri

Tedrm1n Buru Eotong

Ta.naman

hotong

merupakan sejenis

padi

atau

alanS-alang

yang

tumbuh

di

dalrran

rendsh sampai

denaar dataran

tingei

dan pada semua

jenis

lahan.

Temuan

baru dari

Kabupaten

Buru (Malukr)

yang diberi nama hotong

ini,

sebenamya bskan hal baru di

kalangan masyarakat s€tempat,

karena

aslinya

tnnaman

ini

diiadikan s€basai tanaman sela oleh para

petani set€mpat. TanaftBn

ini

temasuk

dalan

ketss [image:2.595.79.275.362.502.2] [image:2.595.309.515.397.537.2]

Mooocotyledoq keluarga Gramineae, suku Sorghunl dan salah s3tu

jenisnya

adalah

Setaria

italica (L,

Gambar

1.

Tanaman buru hotons

(Searia

italica

&)

Beallv.\

Biji

soryurn sgperti pada gambar

2,

terdii

dari

komponen-komponen

utama

yaitu

endosperm,

lenbaga dalt

klit.

Sebagian

be$r

dari

biji

sorliun

adalah endosperm

yaitu

sekitar 80yo srnryai 84.6y0, sedangkan

kulitnya

berkisar antara

6%

sampai 9.3%

dan lembaga berkisar aotara 7o/o sampai

l2.lyo (Wall

dan Ross dalam Harahap,

2004). Erdospem

terdid

dari

€ndosperm ta-nduk

(homy

endosperm)

dan andosperm tepung (fi oury endosperm).

Hotong ftempunyai

batang yanS

liat,

semakin

kering batang tanaman

hotong

rnaka akan semakin

berkuraDs sjfat

liatnya. lanjutan

dad batang tataman hotong adalah malai, dimana csbang-cabanS tumbuh yang semakir

ke ujung

posisinya semakin kompak. cabang

terdiri dari koloni

kulit

ari

yang

bedsi

biji

hoiong

Panjang

malai hotong

rata-rab

15.2 cm dengan diameter

I

2 mm dan

neniliki

berar rda-rata

5.7 Sram per msla;.

B;ji

buru horong memitikiukuran

panjanS

I

?

mq

lebar

I

i

mm dan kelebalan

Ll

mm

Kharisun

dala'm Sutanto.

2006r

Umur

pancr tananao bu.u hotong berkisar 80

-

90 hari.

Keterargan :

P

=

perikarp

T

=

testa

H =

hyllar

E

=

endosperm

L

=

lembaga

Gambar

2.

Penampaflg

biii

So.shum

Ga$bar

3. Bjji

tanaman

bw.uhotonq(Seta

a

iblicd

(L) Beauv)

Biji

buru hotong seperti pada gambar 3, memiliki kandungan

protein

dan

Iemal{.

}ang

lebih

ringSi

dibandingkan

beras,

sedangkan

kandungan

karboh;drauya

hampir sama

dengan

kandungan

karbohidrat pada beras maupun hennada (Sorghum

bicolout (L) Maench) seperti yanS tampak pada tabel

I

dengan

denikian biji

buru hotong diharapkan dapal

dijadiksn

altematif

makanan

pokok

sumbe.

karbohidrat non-lreras dengan

tetap

memperoleh

protein

dan

lemak

uniuk

mendukung

upaya

diversifikasi pangan.

(3)

Seminar

Narional

"Ketahanan Panezll" PERTETA

-

Batdar

llmnung

15

-

17 November 2007 Tabel

L

Kandunsan aizi

biji

buru hotong dibandinglan dengan

biji

hermada dan beras (Rokhani, et al. ddldtfl

Suranto 2006)

q

ri

BiiiHemada

NOmDOnen

---

:-

--

rJ

_

-

_---

-

nolonS

Karbohidrat Protdn Lemak

Serat kasar

't5 9.4 4.2 8.3 3.8 12

I I.3

5.2

85

33

73 1t.2

rJ

70-80

4.0-5.0

l.o

-

2.o

8.0

iJ.o

2.0

5.0

hup://\!1w

R€publika.co.idl9810/I I/34

I

htm

Hasil analisa dari Laboratorium IPB

B.

PengolAhrn

biji Auru

Hotong

l.

Pcmb€rsihan

Pembers;han

yang paling

sederhana adalah

dergan

penmpi irampah).

Pen&gunaan

pelanpi

inr secara manual dan memerlukan keahliar&eterampilan sendiri. Gerakan apabila bahan berputar-putar diatas

penampi disebut "mengayak",

sedangkan apabila bahan melonca!-lonca! disebut "menampi".

Pembersihar

biji-bijian

yans lebih modern adaian

densa! mengg nakan alal pembersih. Cara kerja alat

ocr

r-e'(ir

h'!.

::

i..

i.ri

adr'ah

dengan

p-rnsip

perbedaan beratjenis.

2.

P6ngerinSan

Penserirsan

biji-bijian

bertujuan

uDtuk menurunkan

kadal

air

smpai

batas kadar

air

yang

aman

untuk

peryimpanan

(sutanto,

2006).

Pengeringan merupakan kunci unnrk menja$in mutu

produk

selama

penyimpanan.

Untuk skala

kec;I,

pengedngan umumnya dilakulan sec?ra alami denga'

3.

Penyolohad

Penyosohan benujuan

untuk

memisahkan

kulit

Gekam)

dsri

bulk

biji

densan

tinskat

kerusskan

min;mum

atau nenghasilkan

biji

pec{h

knlit

yang

naksimun

Menurut

Pu:wadaria

dalam

Sutaoto

(2006), dasar pmses pensulitan dan penyosohan

biji-biiian

adalah sama seperti pada penggilingan padi yajtu nremberikan gaya ges€k pada

bjji

sehingga Lnlit

biji

t€rsosoh dari dagingnya.

4.

Penepungan

Penepungan nerupakan proses pengetilan ukuran

suatu bahan pedat secara mekanis tanpa

diihrti

oleh perubahan

sifat kirnia dari

bahan yang dilePungkan (Sutanto,

2006).

Proses penepungar dapat dilatukan

beberapa

kali

sampai diperoteh hasil tepun€ denean

ularran

liaksi

tertentu, namun

tidak

mudah untuk memperoleh

iasil

tepung

dengao

ukuian

partrkel

te.tentu. ljl'uran

panikel

}asil dlitgan

tersebrt dalam

banyak &aksi

(ltanderson dan Perry dalam

Sutanto, 2006)

5.

Pengryrkrn

Salah

salu nelode dalam

anahsrs

ayakan

,n

adalah penggunaan ayakan

4,/er

(Mc cotly

.lalan

Sutanto;2006).

Alal isi

dig

nakan

u

uk

mengukur

kelemburan bahan dengan rentangan 0.125

-

0.0029

in

Ayaknn ry/e/

terdiri dari

sejumlah saringan arau

ayakan.

ukurar

lubang yang

terhalus adalah 200

mesL dan

selanjutnya meningkat dengan kelipalan

V2

atau

L4l4

kalinya

(Wirakanar.usumab

e/.

a/., 1992).

6. Alat

P€nggilingan

a.

Penggiiing cakam (dirc

mil0

Menurul

Wirakanakusunzh,

et

al.

(1992).

penggilirg-penggilirg

yanS

memanfaatkan

gaya

sobek

(slear

fotc.)

banyak

dipakai

unluk

menghasilkan penggiling halus

Tipe-1ipe

yang

sering dipaksi

nenunrt

wirakanakusumah,

et. al.

(1992)

yaitu

:

(l)

penggilins

cakam tungssl (single disc

nill),

pada

penSSiling

ini

bahan

yang akafl

dihancurkan lewat diantam dua

cakam.

Cakam

yang pertana ber?utaJ

dan yang Iain

letap dit€npatnya. Efek

penyobekan

didapatkan

knrena adanya

pergeraLan

salah

satu

cakam;

(2)

penggiling cakam

gantia (double dis.

nill).

penggiling

ini

memiliki

dud

cakam

yang

b€rputar berlawanan

arah.

Akibat

perputaran kedua

cal(ram &kan didapatkan

efek

penyobelen terhadap

bahan yang

jalh

lebih

beslr

dibafldingkan dengan

cakam tunggal; dan

(3)

buhr

mill,

perggiling

ini

n€rurakan

tipe

lama

dari

penggiling

calo-am

Pengailirg

;ni

terC;ri

da'i

dua buah batu berbentuk

li'ekaran

ya'19 disusun

be(unpuk.

Silinder

batu

baeian bawan

alan

berputar daD menyobek bahan

ya.g ma.ut dari

atas.

Penggilirg jenis

ini

banyak

, digunalan daiaJrl penggilingan basai terl"adap

japng

dan kedelai (pada pembuatan tahu).

b.

P engf|'l;nE paln

(hannet

mi ID

Penggiling

ini

merupakan

aplikasi

dari

gaya pul,'ul (impact

force).

Rotor dengan kecepatan tinggi

akan

memurar palu-palu pemukul

di

sepanlang

lintasannya

Bahan rna$rk akan

terluLul

oleh palu

]ang berputar dan bertumbukan dengan diDding, palu

atau

sesama

baian-

Akibatnya akan

terjadi pemecahar

bahan.

Proses

ini

berlangsung lerus

hingga didapatkan

balan

yang

dapat

lolos

darj saringandi

badar

bawah

alat.

Jadi selain gaya pukul

dapat

juga

terjadi sedikit Ezya

sobek

(Wiratartakusumah, et. al.. 1992).

c

Penegiling silinder (Rolier

nil4

4

b)

(4)

Alat inj terdiri

&ri

dua atau lebih silinder logam

yang berhadapan satu sama

lailr.

Bahan yang masuk

akan

terjepit dan

tertekan diantara

silinder

hingga

menimbulkan gaya 1ek!n dah terjadi

pemecalBn

bahar

Pada mesin yana terdiri dari beb€rapa silinder (contoh refinet coklat), kecapstan antar silinder diatur sedemikian rupa hingSa didapatkan daya .ekan yang sematin

m€ningkat. Unjuk

kerja alat

ini

dit€ntukan

oleh ukuran silinder,

ke.€patai putar silinder

dan sudut penjepitan bahan oleh

silinder.

Alat ioi banyak digunakan dalam industri penggilingan gandum dan

industri coklat pada talap "refining".

Metodologi

A.

Wektu

dan

Temprt

Penelilian

ini

dilalcanakan pada buian Juli

Desember 200?

2.

Tempat

Penelirian

ini

dilalorkan

pada

beberapa

lempat antara iain: Laboraloriuni Pengolahan

llmu dan

Teknologi

Pangan

dan

Laboralorium Pilot Plant Seatust Cenl€r,IPB

B.

Bahan dqn

Alat

l

Bahan

BtiBuru

Hotons

da'

ak

2

Alar

Mesin

penyosoh,

Disc

Mill.

Hammer

Mill,

Roller

Mill,

Fluid bed

diyer,

chomameter, whilenessteste., ayakan ryler, saringan mesh

100,

stopwatch, timbangan

digital,

aluminium

voii.

spidol,

kalL-ularor, gelas

C.

Peneliti,n

Pend,hxl

an

Penggiliflgan butir buru hotong ke dalam bentuk

tepung dilakukan

secara

kering befungsi

sebagai

kontrcl.

Taiapan-lahapan

yang

dilalLi

sepen,

pembersihan

bahaq

pengeringa4

penyosohaq penSgiliraan dan p€ngaya*kar.

Modifikasi

pada

pen&rlinsan

kering

ini

adalah

melalui

pererdaftan bahan sebelum

dj

gil;ng. Tahapan-talapan yanS

dilalui

adalan pemb€rs;han

bahan.

penyosohan. perendanran.

pengerinSan. pensgil insan dan pengayal,kan.

D.

Penelitian Utama

D.l

Membandingkan

hasil

uji

performansi pada 3 mesin

giling, yaitu

disc

/rll/,

hamnet

nill

dan

tollet

nil.

Pal..n..eret yang

diukur

adaLah :

D.1.1

KapasitarPenepungan

rnn

=U!

x

36oo

dengan

:

S€!4i4ar Nasional "KeLaianan

Paned"

PERTETA

-

Bandar

Lamsung l5 _ l7

November 2007

Kpn

=

kapasitas penepunsan (ks/jam)

wpn

= berat

biji

hotong sosoh (kg)

t

=

wallu

penepungan (detik)

D. 1.2. Efektivi.as Penepungan (rendemen)

,,

'Ws

=Y?!

t

psoro

d€ngan

:

(2)

rlt

=

rendemen penepungan (%)

Wpn

=

berat hasil penepungan (kg)

ws

=

berat

biji

hotong

sosoh

(kg)

D.1.3.

Susu! Tercecer Penepungan

Srr=]i

'

*160""

..

... tr

Wts

dengan

:

Stp = susut tercecer penepungan (%)

wtc

= be.al tepung te.cecer (kg)

wls

= bera! lepung keseluruhan (kg)

D.2 Pengukuran sifa!

fisik

dari masing-masing tepung

yang

telah

di

giliog, yaitu wana,

kualitas

penepungan

(derajat

kehalusan

dan

Indeks

keseragamanJ dcnsitas

\amba

daya serap air.

kekenlalan, sudut tumpukan. dan daya ambang

Easil

Pengamaian

A$al

yang

Diperoleh

Penelitian.penepungan

biji

buru hotong

inj,

baru

bedalan

pada pe.elrtian pendahuluan.

Selelah

melaL'ukan

uji

coba beruians

kali,

maka

di

pilih metode kering dengrn perlaLuan p€rendaman s€lama

30 menit sebagai cara sederhna untuk mendapatkan

kualitas pen€pungan yang

lebih

halus

di

bandingkar

tanpa

perlaloran

perendaman.

Urutan

proses

pembuaEilepung hotong tersebut yaitu l

Pembersihan

->

Penyosohan

--'

Perendsnran

(30 rneni.)

Pengeringan

.

(20

25menit,

50OC) Penggilingan (disc

mill,

mesh

I00)

---->

Pensaysktan (100 nesh)

Penggilingan

pada

mesin

dics

ni

hu\s

dil&kuken secara

berulang-ulang.

Hal

ini

mempengaruhi

efellivitas

mesin,

kapasitas

penepungaq

dan

scmakin banyak susut

tercecer

penepungan.

Sehingga

perlu dilal'ukan

uji

coba

penepungan pada

jen;s

pcnepung lainnya sampai di peroleh mesin yang tepat untuk menggiling

biji

bu'u hotong dcngsn rnetode

kering

nelalui

perendaman

Bahan yang

sulit

di

peroleh, membuat terhambatnya

penelitian ini berjalan, sehingga sampai makllah ini di

buat,

bt;

buru hotong yang

menjadi bahan dasar

penelitian

masih dalam

pemesanan

di

KabLrpaten

Buru,

Mduh].

(5)

Daftar

Pustrk-s

t,oi9l.,.:

t994. Modifikasi Tepuns

ubi

Karr

wanthot

cscltl

a

O@nz)

Seba4at Batan

pembuaran

Mie

Ke,;n8

Skrjpsi:

lal(utras

/e'(norogr per'anian InsrirLr

penanian Bogor uogor

Hi

ahap

M

R

2004

Desair ddn

t.ji

performans

Mern

pengupas

Xulir Bijr

Horong

1S"raflo

italrca

(L)-B?aw)

skJipsi

Fal-uttas

T€k

o1o8:

penanjan lnstilut penanian Bogor. Bogor

Suranro

2000

Uji_ perforrnansi Mesin penyosoh

dan

renepuns

rirJj

B!ru

Hotong

kipsi.

Fal-uhas

relalotogi pedanian. Institut ped;nian

BoSor

*,'*T,+.Tq.

A .. suba,na. Muhammad Arpah,

3:1ry'

,

s.y".h

Siti

rsyana

Budiwari.

1e92.

peiuryut.

Laborarorium

pemlaran

dan

Un;r

r'osestndJslri

pangan

tnnirur

penanian Bogor.

446 Tema:

"Peningkran

peran

Gambar

Gambar 2. Penampaflg biii So.shum

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat sebuah aplikasi sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan terhadap masyarakat tentang kamus penyakit

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM), dengan satu variabel bebas yaitu Selebritis endoser

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharap ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

[r]

Buku Guru ini disusun untuk dapat dijadikan acuan bagi guru dalam memahami kurikulum dan pengembangannya ke dalam bentuk proses pembelajaran, sebab keberhasilan proses

kehidupan kerja dengan komitmen organisasi pada pegawai di Dinas Peternakan. dan Perikanan Kabupaten

Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna.Foto-foto yang akan

Hanya saya bingung, kenapa saya kok bisa jadi pemenang, kriteria yang bagaimana juri menilai dari setiap peserta yang dipilih menjadi pemenang dalam mengikuti kontes foto