• Tidak ada hasil yang ditemukan

Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Punya Tradisi Kuat Berantas Korupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Punya Tradisi Kuat Berantas Korupsi"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Muhammadiyah Malang

Arsip Berita

infokom.umm.ac.id

Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Punya Tradisi Kuat Berantas Korupsi Tanggal: 2011-08-15

Busyro Muqoddas bersama Muhadjir Effendy pada kegiatan Kajian Ramadhan PWM JAtim di UMM Dome kemarin (Minggu, 14/8/11)

Di hadapan ratusan warga Muhammadiyah Jawa Timur di Hall UMM Dome, dalam kegiatan Kajian Ramadhan PWM Jatim, Minggu (14/08/11), Ketua KPK, Busyro Muqoddas, menyatakan bahwa sejak dahulu kala, Muhammadiyah telah mempunyai tradisi yang sangat kuat dalam memberantas korupsi. “Lihat saja cara Muhammadiyah menghimpun dana untuk suatu kegiatan misalnya. Secara sukarela seluruh pembiayaan kegiatan ditanggung bersama-sama oleh warga Muhamadiyah. Ini membuktikan bahwa di kalangan warga Muhamamdiyah sudah mengakar budaya yang kuat bahwa lebih baik memberi daripada meminta atau mencuri, apalgi kalau sampai korupsi”, kata Busyro.

Busyro mengungkapkan, keberaniannya maju menjadi ketua KPK antara lain didorong oleh pengalamannya sebagai aktivis Muhammadiyah, sejak menjadi anggota dan pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Muhammadiyah memiliki tradisi antikorupsi yang sangat kuat, bahkan memiliki mentalitas memberi, bukan meminta. Setiap kegiatan Muhammadiyah, peserta dikenai Sumbangan Wajib Perorangan (SWP) dan Sumbangan Wajib Organisasi (SWO) untuk membiayai sendiri kegiatan dan organisasi. Secara sukarela seluruh pembiayaan kegiatan ditanggung bersama-sama oleh warga Muhamadiyah. Ini membuktikan bahwa di kalangan warga Muhamamdiyah sudah mengakar budaya yang kuat bahwa lebih baik memberi daripada meminta atau mencuri, apalgi kalau sampai korupsi.

"Jadi kegiatan Muhammadiyah itu dibiayai secara swadaya, bukan sebaliknya ikut kegiatan, lalu berharap mendapat uang transpor," tegasnya.

Terkait dengan koruptor di Indonesia yang merajalela, Busyro menyatakan, “Koruptor itu pencuri uang rakyat. Karena 70% sumber APBN/APBD adalah dari pajak. Pajak yang bayar rakyat. Jadi Koruptor sama dengan pencuri uang rakyat”, lanjut Busyro. Oleh karena itu, dia mengajak warga Muhamamdiyah menjadi yang terdepan dalam membrantas korupsi di Indonesia. “Siapa yang melakukan gerakan pemberantasan korupsi adalah pembela rakyat. Sebaliknya siapa saja yang menghalangi atau melemahkan gerakan anti korupsi adalah pengkhianat rakyat”, sambungnya. “Untuk itu, sebagai warga Muhammadiyah, mari kita gelorakan gerakan anti korupsi. Mulailah dari diri sendiri dan keluarga seperti yang selama ini diajarkan melalui pembinaan keluarga sakinah”.

Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia melalui banyak cara. Oleh kerana banyak Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), maka setidaknya dapat dijadikan motor utama pusat pemberantasan korupsi melalui kajian, penelitian dan lain-lain. Beberapa hal penting yang dapat dilakukan Muhammadiyah dalam membantu memberantas korupsi, baik sebagai institusi maupun perorangan antara lain: riset kemiskinan massif di daerah-daerah; kritik terhadap kebijakan APBN/APBD; investigasi pembelanjaan APBN/APBD; advokasi rakyat korban korupsi; pelatihan kader advokasi sosial; pelatihan kelompok profesi, pelatihan kepemimpinan bangsa, dan lain-lain. (Ytn)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun ketertiban yang harus ditaati tetapi banyak dari sekolah yang masih belum sepenuhnya patuh dengan aturan yang dibuat salah satunya adalah pada pelaporan

Departemen Agama pada tahun 2009 menyelenggarakan Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pemberian probiotik terhadap penyembuhan ulkus gaster akibat pemberian aspirin yang dinilai secara histologis pada hewan

[r]

Dengan demikian laporan keuangan dapat dikatakan menjadi suatu titik tolak untuk menilai keadaan tubuh perusahaan untuk memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendek maupun

dengan atau lebih besar dari Nilai Tunai polis jaminan, maka perusahaan. berhak melakukan kompensasi, dan selanjutnya polis

[r]

: Yetty Herdiyati Nonong, Meirina Gartika Ninda Kartikadewi, Fellani Danasra Dewi : a. Wibe