SKRIPSI
Oleh:
Moch Bachruddin
201110230311146
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai
salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi
Oleh:
Moch Bachruddin
201110230311146
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh
Big Five Personality
Terhadap Sikap Tentang Korupsi Pada
Mahasiswa
1.
Nama Peneliti
: Moch. Bachruddin
2.
NIM
: 201110230311146.
3.
Fakultas
: Psikologi.
4.
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang.
5.
Waktu Penelitian : 5Maret 2015
–
18Maret 2015.
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal
Dewan Penguji :
Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si
(
)
Anggota Penguji
: 1. Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si
(
)
2. SitiMaimunah, S.Psi, M.M, M.A
(
)
3. YuniNurhamida, S.Psi, M.Si
(
)
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Tri Dayakisni, M.Si
Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si
Malang,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Moch Bachruddin
NIM
: 201110230311146
Fakultas
: Psikologi
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :
Pengaruh
Big Five Personality
Terhadap Sikap Tentang Korupsi Pada Mahasiswa
1.
Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam
bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2.
Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan
hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
Mengetahui
Malang, 13April 2015
Ketua Program Studi
Yang menyatakan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh
Big Five Personality
Terhadap Sikap Tentang Korupsi Pada
Mahasiswa
”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Terselesaikannya skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan
,
bimbingan dan
petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1.
Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang serta selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu serta kesabaran untuk memberikan arahan serta motivasi,
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.
2.
Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan
banyak waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan. Sehingga skripsi ini
bisa selesai dengan baik.
3.
Yudi SuharsonoS. Psi. M. Si selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi,
arahan sejak awal perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.
4.
Kepada seluruh bagian Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan tersendiri sejak awal sampai
selesainya skripsi ini.
5.
Kepada keluarga, Ibu Titik Sujatmawati, Ayah Abdullah, kakak dan adek yang
selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga membuat penulis
selalu mempunyai motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
6.
Teman, ibu, kakak, bapak di Pusat Layanan Psikologi yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan kepada penulis.
7.
Terima
kasih
buat
Geraldien
Putri
Ash-Shidiqa&RestuAsih,
yang
menjadipenasehatumumdanmemberikanmotivasitersendiribagipenulis.
8.
Kawan
–
kawan Psikologi C’11 yang selalu mewarnai hari
-hari penulis,
teman-teman lainnya yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi,
try out
serta proses turun lapang. Sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan
tepat waktu.
9.
Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Malang, 13 April
2015
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Surat Pernyataan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar isi ... iv
Daftar tabel ... v
Daftar lampiran ... vi
Identitas ... 1
Intisari ... 1
Kata Kunci / Keywords ... 1
Pendahuluan ... 2
Landasan Teori ... 5
Metode Penelitian ... 10
Hasil Penelitian ... 14
Diskusi ... 15
Simpulan dan Implikasi ... 17
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
UjiValiditasSkalaKorupsi ... 11
Tabel 2.
RangkumanReliabilitasSkalaKorupsi ... 12
Tabel 3.
Indeksvaliditas ... 12
Tabel 4.
IndeksReliabilitas ... 12
Tabel 5.
Pengaruh
Openess to experience
TerhadapSikapTentangKorupsi ... 13
Tabel 6.
Pengaruh
Extraversion
terhadapsikaptentangkorupsi ... 14
Tabel 7.
Pengaruh
Agreeablenesss
TerhadapSikapTentangKorupsi ... 14
Tabel 8.
Pengaruh
Concientiousness
TerhadapSikapTentangKorupsi . ... 14
vi
Daftar Lampiran
Lampiran 1.
Blue Print
Sikap Korupsi Untuk
Try Out
... 21
Lampiran 2.
Skala Untuk
Try Out
... 23
Lampiran 3.
Data Kasar Skala Sikap Korupsi (
Try Out
) ... 27
Lampiran 4.
Hasil Validitas Dan Reliabilitas Sikap Korupsi (
Try Out
) ... 31
Lampiran 5.
Instrumen Penelitian ... 35
Lampiran 6.
Data Kasar Skala Sikap Korupsi ... 40
Lampiran 7.
Data Kasar Skala
Big Five Personality
... 53
Lampiran 8.
Hasil Analisa Data ... 67
PENGARUH
BIG FIVE PERSONALITY
TERHADAP SIKAP TENTANG
KORUPSI PADA MAHASISWA
Moch. Bachruddin
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Mochammadbachrudin13@gmail.com
Sikap korupsi dalam individu disebabkan banyak faktor, salah satunya
adalah kepribadian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tipe
kepribadian
big five personality
terhadap sikap korupsi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, jumlah subjek yang dilibatkan adalah
340 mahasiswa yang diambil menggunakan metode
accidental sampling
.
Skala yang digunakan adalah skala
big five personality
berjumlah 41 item
dan skala sikap korupsi sejumlah 49 item. Teknik analisis data yang
digunakan adalah
multiple regresi
. Hasil penelitian menunjukkan diantara
lima dimensi
big five personality
hanya satu yang menunjukkan korelasi
positif dengan sikap tentang korupsi yaitu
neuroticism
, sementara untuk
openes to experience, extraversion, concientiousness, agreeableness
menunjukkan korelasi negatif dengan sikap tentang korupsi. Selain itu
diantara lima dimensi
big five personality
yang memiliki pengaruh terkuat
adalah
agreeableness
dan
concientiousness.
Kata Kunci
: Sikap, Korupsi,
Big Five Personality
Attitude toward corruption in the individual due to many factors , one of
which is personality . The purpose of this study was to determine the
influence of big five personality personality type attitude towards corruption.
This study uses a quantitative approach , totale subject 340 students were
taken using accidental sampling method . The scale used is the scale of big
five personality totaling 41 items and scale corruption attitude some 49
items. Data analysis technique used is multiple regression . The results
showed between five big five personality dimensions only one that showed a
positive correlation with attitudes about corruption that neuroticism , while
for openes to experience , extraversion , concientiousness , agreeableness
showed a negative correlation with attitudes about corruption . Besides the
big five among the five dimensions of personality that have the strongest
influence is agreeableness and concientiousness .
Perilaku korupsi hal yang biasa saat ini. Banyaknya individu yang melakukan korupsi,
menurut data yang dilansir
viva
(2013), menjadikan Indonesia menjadi negara terkorup
peringkat 127 dengan derajat nilai persepsi korupsi sebanyak 28%. Contoh kasus yang
menjerat menteri agama terjadi karena beliau dianggap memanfaatkan biaya perjalanan
haji, pengadaan pemondokan, transportasi, catering, serta pemberangkatan haji pejabat
dan sejumlah tokoh dengan menggunakan dana masyarakat (Jawa Pos 23 Mei 2014).
Berdasarkan data yang dirilis Indonesia Corruption Watch (ICW), jumlah kasus korupsi
cenderung menurun dalam rentang tahun 2010-2012, namun kembali meningkat pada
tahun 2013-2014. Pada tahun 2010 jumlah kasus korupsi yang disidik kejaksaan,
kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencapai 448 kasus. Pada 2011,
jumlahnya menurun mencapai 436 kasus dan menurun lagi pada 2012 menjadi 402
kasus. Namun pada 2013, jumlahnya naik signifikan menjadi 560 kasus. Pada 2014,
jumlah kasus korupsi diperkirakan akan meningkat lagi peningkatan pada semester 1-
2014 jumlahnya sudah mencapai 308 kasus. Korupsi marak lagi disebabkan beberapa
faktor menurut ICW, hukuman terhadap koruptor tidak menciptakan efek jera dan
gentar, menurut riset ICW, sebagian besar koruptor hanya dihukum 2 tahun oleh
pengadilan. Setelah dikurangi remisi dan pengurangan masa tahanan lain, koruptor
hanya menjalani hukuman penjara yang singkat, kurangnya upaya pemiskinan koruptor
melalui penerapan pasal pencucian uang. Pasal pencucian uang yang bisa memiskinkan
koruptor memang semakin sering digunakan KPK. Namun, kejaksaan dan kepolisian
masih sangat kurang menggunakan pasal ini dalam kasus korupsi. Kurangnya
pencegahan melalui perbaikan sistem birokrasi yang menyebabkan selalu ada
kesempatan untuk korupsi. Solusinya adalah lembaga peradilan harus mampu
memberikan hukuman yang menciptakan efek jera pada para koruptor. (Kompas 18
Agustus 2014).
Dalam survei integritas anak muda 2012 didapatkan hasil hampir tiga puluh persen anak
muda menganggap bahwa kesediaan untuk melakukan pelanggaran hukum ketika hal
tersebut merupakan bentuk solidaritas dan dukungan bagi keluarga dan teman-teman,
tetap merupakan ciri orang yang berintegritas. Permisivitas ini menguat dengan adanya
temuan bahwa separuh dari anak muda (50%) maupun orang dewasa (51%)
menganggap bahwa berbohong atau berbuat curang tetap merupakan sikap yang
berintegritas ketika tindakan tersebut dilakukan dalam situasi yang sulit bagi dirinya
atau keluarganya. Secara umum, baik anak muda maupun orang dewasa memiliki
pengalaman yang cenderung rendah dengan tindakan korupsi. Pengalaman terbanyak
diperoleh dalam hal menghindari tilang polisi dan mendapatkan dokumen/izin. Dalam
hal pengalaman menghindari tilang polisi, baik anak muda maupun orang dewasa,
memilik pengalaman cukup tinggi (47% dan 36%). Dan terlihat pula bahwa dibanding
orang dewasa, anak muda cenderung lebih memilih untuk “berdamai” dengan polisi
supaya mereka tidak ditilang.
gambar dan apa saja karya milik orang lain tanpa seijin pemiliknya tentu saja hal
tersebut akan merugikan pihak pemilik aslinya. Oleh karena itu sikap anti plagiat perlu
ditananamkan dalam diri kaum pemuda Indonesia khususnya kaum mahasiswa yang
dinggap oleh masyarakat sebagai kaum terpelajar.
Dari beberapa contoh kasus korupsi diatas, pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya
kesempatan melalui gangguan atau tuntutan kebutuhannya sehingga muncullah
pemikiran untuk menguntungkan diri sendiri. Ketika individu mampu beradaptasi
dengan baik, disertai pengendalian diri yang baik hal ini dapat meminimalisir terjadinya
kasus korupsi. Sikap dan perilaku individu juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian
yang dimilikinya, faktor-faktor kepribadian tiap individu berbeda, dengan kepribadian
yang berbeda ini maka sikap tiap individu menjadi bereda juga.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku korupsi yakni
Individu (
internal)
dan lingkungan
(external)
, faktor
internal
( rendahnya integritas,
identitas moral, self control, empati, rendahnya level perkembangan moral kognitif,
psikopatologi ) dan
external
( sistem, budaya, struktur, nilai-nilai yang dianut, cabang
organisasi ). (dalam Agata). Dari kedua faktor ini yang menjadi fokus peneliti adalah
faktor internal yang lebih mengedepankan pada level individual yakni tipe kepribadian
big five personality.
Dalam penelitian Adebayo (2010) didapatkan data bahwasanya kepribadian memiliki
pengaruh dalam pembentukan sikap untuk melakukan korupsi, kepribadian individu
membentuk dasar untuk merespon situasi tertentu yang berada dalam lingkungannya,
proses tersebut mempengaruhi individu untuk bertindak. Dalam penelitian ini terdapat
hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert cenderung memiliki respon
atau menanggapi untuk melakukan korupsi lebih tinggi karena cenderung memiliki rasa
malu yang rendah, banyak bicara dan kecenderungan untuk mencoba hal baru serta
berani mengambil resiko. Penelitian ini juga menjelaskan hasil bahwasanya usia dan
sikap memiliki hubungan yang saling menguatkan dimana semakin bertambah usia
kecenderungan untuk melakukan korupsi juga semakin tinggi. Individu akan
memberikan penilaian yang berbeda akan suatu hal serta pengambilan keputusan yang
berbeda pula dan dipengaruhi oleh kepribadian yang ada dalam individu.
No.
Terlibat / Tidak terlibat
Jumlah
Persen
1.
Tidak pernah terlibat seperti yang
dituduhkan hakim
32
32%
2.
Terlibat, tetapi hanya melaksanakan
tugas atasan
49
49%
3.
Terlibat seperti yang didakwakan di
pengadilan
3
3%
4.
Lainnya
16
16%
Dari data diatas para partisipan umumnya mengaku tidak terlibat tindak pidana korupsi,
hanya 3% yang mengaku terlibat, sisanya 32% mengaku tidak pernah terlibat dan 49%
mengaku terlibat karena perintah atasan, sedangkan 16% tidak memberikan jawaban.
Para partisipan umumnya memiliki kepribadian dengan trait
agreeableness
dan
conscientousness
tinggi tetapi
openness
relatif rendah, pada dasarnya dengan skor
openness
yang rendah diartikan bahwa seorang memiliki kecenderungan untuk maju
dan berprestasi dengan membuka diri pada pengetahuan-pengetahuan baru, mereka
lebih mengutamakan keharmonisan dan
conformity
dengan orang lain dan bukan
memberikan prioritas pada keterbukaan berprestasi untuk masa depan dari 49 orang atau
49% partisipan mengaku bahwa keterlibatannya hanya melaksanakan tugas.
Hasil penelitian Brian (2008) menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian
Adebayo, dalam penelitiannya menunjukkan hasil skor rendah pada
neuroticism
dan
tinggi pada
extraversion
menunjukkan kecenderungan untuk melakukan korupsi rendah.
Banyaknya kasus korupsi yang terjadi dan melibatkan remaja, hal ini membuat
penelitian dilakukan dengan mengedepankan faktor
internal
individu yakni kepribadian
.
Dalam penelitian ini kepribadian yang diteliti adalah
Big Five Personality.
Sehingga
diharapkan penelitian ini mampu menyumbangkan pengetahuan baru penyebab
munculnya korupsi serta mengetahui dimensi kepribadian
Big Five Personality
yang
berpengaruh pada sikap tentang korupsi, sebagai bentuk
preventif
korupsi sejak dini.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah, apakah
trait
dalam
Big Five Personality
mempengaruhi individu ketika melakukan korupsi ? tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
trait
pada
Big Five Personality
yang
mempengaruhi individu untuk melakukan korupsi, Sehingga manfaat dari penelitian ini
diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi
pengembangan disiplin Psikologi sosial, sebagai bentuk
preventif
pada generasi penerus
untuk meminimalisir terjadinya korupsi serta memberikan masukan kepada pihak terkait
untuk selektif memilih individu yang memiliki kecenderungan perilaku rendah terhadap
korupsi untuk mengurangi kasus korupsi di Indonesia.
Sikap Korupsi
Menurut Sherif & Sherif (1956) sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Sedangkan menurut Fishbein & Ajzen
(1975) menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental untuk
melakukan suatu tindakan. (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003).
pengetahuan ini akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap,
komponen
Afektif
merupakan suatu hal yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang. Bersifat evaluatif dan berhubungan dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
nilai yang dimilikinya. Komponen
Konatif
merupakan kesiapan individu untuk
bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Dari ketiga komponen sikap
ini saling berhubungan untuk merespon suatu hal. (dalam Dayakisni & Hudaniah,
2003).
Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mendapatkan keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum dan negara. Sedangkan menurut Menurut Mochtar
(dikutip dari Syamsul 2006) korupsi merupakan salah satu penyakit masyarakat, sama
dengan kejahatan lain seperti pencurian yang sudah ada sejak manusia ada di muka
bumi ini. Masalah utama yang dihadapi adalah korupsi meningkat seiring dengan
kemajuan, kemakmuran, dan teknologi. Kenyataanya membuktikan bahwa semakin
maju pembangunan suatu bangsa semakin meingkat pula kebutuhan hidup dan
mendorong orang untuk melakukan kejahatan, termasuk korupsi.
Menurut Alatas (dalam wibowo agus 2013). Menyebutkan terdapat beberapa bentuk
korupsi yaitu :
a.
Bribery
(sogokan),
memberikan barang atau uang dengan tujuan memperlancar
keinginan individu.
b.
Nepotisme,
dalam hal ini nepotisme diartikan atau dicontohkan seperti
pengangkatan kerabat, teman, atau sekutu politik untuk menduduki atau
menempati jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang dimilkinya
dan dampaknya akan mempengaruhi kebutuhan publik.
c.
Extortion
(pemerasan), tindakan meminta secara paksa sejumlah uang atau
barang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan tujuan menutupi atau
memperlancar keinginan individu.
d.
Penggelapan (
fraud)
yaitu perbuatan mengambil barang milik orang lain
sebagian atau seluruhnya
.
e.
Berbuat curang yaitu perbuatan yang dilakukan individu untuk mendapat
keuntungan pribadi dengan membenarkan segala cara
Dari beberapa pendapat tentang definisi sikap terhadap korupsi dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan respon terhadap stimulus yang dapat berubah akibat adanya
pengaruh lingkungan. Sedangkan korupsi merupakan tindakan atau tingkah laku yang
dilakukan individu untuk menguntungkan diri sendiri. Maka sikap korupsi dapat
diartikan sebagai kecenderungan untuk memberikan suatu respon yang diwujudkan
melalui persepsi dan pemahaman terhadap korupsi yang dicirikan menjadi beberapa
bentuk, yaitu
fraud
(penggelapan), penipuan, penghianatan, dilakukan secara rahasia,
penyuapan, meminta imbalan (timbal balik).
Faktor-Faktor Penyebab Korupsi
Dalam teori yang dikemukakan Jack Bologne yang disebut
GONE theory
( dikutip dari
Nyoman, 2000), bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi :
Berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada didalam
diri setiap orang.
2.
Opportunities (kesempatan)
Berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang
sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan
kecurangan.
3.
Needs
(kebutuhan)
Berkaitan dengan faktor- faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk
menunjang hidupnya yang wajar.
4.
Exposures
(pengungkapan)
Berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku
kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
Faktor yang mempengaruhi korupsi terdiri dari faktor
external
dan
internal
, antara lain :
1.
Faktor
external
:
a.
System organisasi
b.
Budaya
c.
Nilai-nilai yang dianut
d.
Struktur
e.
Cabang organisasi
2.
Faktor
internal
:
a.
Rendahnya integritas
b.
Identitas moral
c.
Self control
d.
Empati
e.
Rendahnya level perkembangan moral kognitif
f.
Psikopatologi
Faktor internal tidak hanya berpengaruh pada individu saja, melainkan dapat
mempengaruhi kelompok. (dalam, Agata).
Big Five Personality
Menurut Carl Gustav Jung (dalam Alwisol, 2010).
Kepribadian adalah mencakup
keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran.
Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik. Sedangkan menurut Gordon Allport (dalam Alwisol, 2010).
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang
menentukkan penyesuaian yang unik dengan lingkungannya.
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan suatu sistem
yang ada dalam psikis individu mencakup fikiran, perasaan yang bisa mempengaruhi
perilaku individu untuk melakukan penyesuaian diri dilingkungannya.
extraversion, agreeableness, concientiousness, neurotism,
dan
openess to experience
.
Menurut McCrae & Costa (dalam Jeis & Feist, 2010).
Big Five Personality
terdiri dari 5
macam, yaitu:
opennes to experience
(keterbukaan dan pengalaman)
, conscientiousness
(kesadaran)
, extraversion, agreeableness
(keramahan)
, neuroticism.
Opennes to experience
(keterbukaan dan pengalaman) adalah kemampuan menyerap
ide-ide, pendekatan-pendekatan, dan percobaan-percobaan baru. Individu yang
memiliki skor tinggi dalam
openness
ditandai oleh sifat-sifat seperti imajinatif,
berbudaya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, orisinal, berwawasan luas, cerdas,
artistik. Sebaliknya individu yang memiliki
openness
rendah maka ditandai oleh sifat
konvensional, memiliki minat yang dangkal, tidak memiliki apresiasi seni, tidak mampu
berfikir analitik.
Extraversion
adalah dimensi kepribadian yang cenderung memiliki ambisi dan
kemampuan bersosialisasi, individu yang memiliki skor tinggi digambarkan dengan
orang yang suka bersosialisaisi, aktif bicara, agresif, enerjik, antusias, asertif, dan
optimistik.
Agreeableness
(keramahan) dengan skor tinggi cenderung mementingkan diri sendiri
dalam berhubungan dengan orang lain, percaya pada keinginan baik orang lain, baik
dan altruistik. Sebaliknya individu dengan skor rendah ditandai dengan sifat sinis, kasar,
berprasangka, tidak kooperatif, pendendam, manipulatif, tidak berperasaan.
Conscientiousness
(kesadaran) adalah dimensi kepribadian yang ditandai oleh ciri
seperti : efisien, organized, dapat dipercaya, terencana, cermat, bertanggungjawab,
berorientasi pada prestasi, produktif, mampu menunda kepuasan untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik dimasa depan. Individu-individu yang memiliki skor tinggi
dalam
conscientiousness
pada umumnya sangat patuh dan disiplin, dapat dipercaya,
tidak mudah putus asa, disiplin, ambisius dan kerja keras, bahkan sebagian dari mereka
“kecanduan kerja”. Sebaliknya individu yang memiliki skor rendah dicirikan oleh
malas, tidak memiliki tujuan, ceroboh, hedonis, tidak dapat dipercaya, kurang memiliki
kemauan, loyo.
Neuroticism
dengan skor tinggi pada umunya sering mengasihani diri sendiri,
pencemas, kurang mempercayai orang lain, depresif, kurang mampu beradaptasi dengan
lingkungan sosial secara positif, merasa tidak berdaya, rentan terhadap perubahan atau
reaksi lingkungan. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah cenderung tenag,
rileks, merasa aman, puas dengan dirinya, tidak emosional, mampu bertahan dalam
kondisi yang sulit.
Pengaruh Kepribadian
Big Five Personality
Terhadap Sikap Tentang Korupsi
Extraversion
adalah dimensi kepribadian yang cenderung memiliki ambisi dan
kemampuan bersosialisasi, individu yang memiliki skor tinggi pada kepribadian ini
memiliki kecenderungan untuk melakukan korupsi dikarenakan mempunyai sikap yang
mudah bersosialisasi dengan lingkungan, karena lingkungan yang membentuk sikap
dari individu maka tidak menutup kemungkinan individu yang memiliki skor tinggi
pada faktor kepribadian ini akan melakukan korupsi.
Agreeableness
(keramahan) dengan skor tinggi cenderung mementingkan diri sendiri
dalam berhubungan dengan orang lain, percaya pada keinginan baik orang lain, baik
dan altruistik. Jika digambarkan individu yang memiliki skor tinggi pada faktor
kepribadian ini akan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungannya sehingga ada
kecenderungan untuk melakukan korupsi.
Conscientiousness
(kesadaran) adalah dimensi kepribadian yang ditandai oleh ciri
seperti : efisien, organized, dapat dipercaya, terencana, cermat, bertanggung jawab,
berorientasi pada prestasi, produktif, mampu menunda kepuasan untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik dimasa depan. Individu yang memiliki skor tinggi pada faktor
kepribadian ini memiliki kecenderungan untuk melakukan korupsi lebih kecil karena
lebih menekankan kepada tanggung jawab terhadap pekerjaan, jujur, dan dapat
dipercaya.
Neuroticism
dengan skor tinggi pada faktor ini maka dicirikan memiliki sikap sering
mengasihani diri sendiri, pencemas, kurang mempercayai orang lain, depresif, kurang
mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial secara positif, merasa tidak berdaya,
rentan terhadap perubahan atau reaksi lingkungan. Dari gambaran yang ada, individu
yang memiliki skor tinggi pada faktor kepribadian ini memiliki kecenderungan
menghindari sikap korupsi karena ada sifat yang menggambarkan individu dengan
kepribadian ini cenderung penakut dan kurang percaya dengan orang lain.
Openness to experience dengan ciri-ciri
cenderung
memiliki
sikap
kemampuan
menyerap
ide-ide,
pendekatan-pendekatan,
dan
percobaan-percobaan baru. Sehingga
dia akan berani mencoba hal-hal baru
Extraversion dengan ciri-ciri
cenderung
memiliki ambisi dan kemampuan
bersosialisasi.
Agreeableness
dengan
ciri-ciri
cenderung mementingkan diri sendiri
dalam berhubungan dengan orang
lain, percaya pada keinginan baik
Neuroticism
dicirikan memiliki sikap
sering
mengasihani
diri
sendiri,
pencemas, kurang mempercayai orang
lain,
depresif,
kurang
mampu
beradaptasi dengan lingkungan sosial
Big Five
Personality
Skor tinggi
memiliki
kecenderung
an untuk
melakukan
korupsi
Skor tinggi
Kecenderun
gan tidak
melakukan
korupsi
Conscientouiness
dengan
ciri-ciri
Hipotesa
Berdasarkan uraian mengenai sikap korupsi ditinjau dari
big five personality
, secara
rinci hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh dengan rincian sebagai
berikut :
-
Individu yang memiliki
oppeness to experience
tinggi lebih positif terhadap
sikap tentang korupsi,
-
Individu yang memiliki
exstraversion
tinggi lebih positif terhadap sikap tentang
korupsi,
-
Individu yang memiliki
agreeableness
tinggi lebih positif terhadap sikap tentang
korupsi,
-
Individu yang memiliki
conscientiousness
tinggi lebih negatif terhadap sikap
tentang korupsi.
-
Individu yang memiliki
neuroticism
tinggi lebih negatif terhadap sikap tentang
korupsi,
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dikarenakan analisa
menekankan pada data-data numerical (angka) yang dioalah dengan metode statistika
dan penelitian ini tidak menggunakan
treatment
atau eksperimental (Azwar, 2012).
Peneltian inii bersifat korelasional kausalitas yang bertujuan untuk mengetahui kuat
lemah hubungan disebabkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah
Malang, dimana sample yang diambil. Penentuan sample dalam penelitian ini
menggunakan metode
accidental sampling
adalah tekhnik penentuan sampel berdasar
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, jika orang yang kebetulan ditemui tersebut dianggap cocok
sebagai sumber data (Sugiyono,2007)
Variabel dan Instrumen Penelitian
Terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel terikat adalah sikap korupsi dan
variabel bebas berupa
big five personality.
Sikap korupsi adalah kecenderungan yang
dilakukan individu untuk mendapat keuntungan pribadi dan dipengaruhi oleh aspek
sikap yaitu
kognitif, konatif, dan afektif
.
Big five personality
adalah kelompok
kepribadian yang terdiri dari lima macam yaitu:
Neuroticism (N), Extraversion (E),
Openness to Experience (O), Agreeableness (A), Conscientiousness (C)
Metode pengumpulan data untuk mengukur variabel terikatnya yaitu sikap korupsi,
peneliti akan menggunakan skala
Likert
yang dibuat sendiri sejumlah 49 item untuk
mengetahui kecenderungan perilaku korupsi yang dilakukan oleh remaja. Sementara itu
untuk mengukur tipe kepribadian
big five personality,
peneliti menggunakan alat ukur
Big Five Inventory yang disusun ulang oleh Annisa Yunita (2012) berjumlah 41 item.
Tabel 1. Uji Validitas Skala Korupsi
No
Aspek
No. Aitem
No Aitem
Valid
No Aitem
Gugur
Indeks
Validitas
1
Bribery
1,31,16,46,
17,47,2,32,3,
33,18,48
16,46,17,47,2,
32, 3,33, 18,48
1, 31
0,308
–
0,615
2
Nepotisme
19,49,4,34,5,
50,20,35,6,36
21,51
19,4,34,5,20,3
5,6,36
21,51
49, 50
0,371
–
0,597
3
Berbuat curang
7,37,22,52,8,
53,23,38
24,39,9,54
7,37,22,52,53,
23,38,39,9,
54
8, 24
0,310
–
0,653
4
Extortion
25,55, 10,40
11,41,26,56
27,57,12,42
25,40
11,41,26,
27,57,42
55,10,56,12
0,352
–
0,643
5
Fraud
(penggelapan)
13,43,28,58,2
9,59,14,44,15
,45,30,60
13,43,28,58,29
,59,14,15,45,3
0,60
44
0,359
–
0,626
Total
60
49
11
-
Tabel 2. Rangkuman Reliabilitas Skala Korupsi
No
Aspek
Alpha
Keterangan
1
Bribery
0.615
Reliabel
2
Nepotisme
0.597
Kurang Reliabel
3
Berbuat curang
0.608
Reliabel
4
Extortion
0.643
Reliabel
5
Fraud
(penggelapan)
0,626
Reliabel
6
Skala Sikap Korupsi secara keseluruhan
0,936
Reliabel
Tabel 3. Indeks Validitas
Alat ukur
Jumlah Item yang
diujikan
Jumlah item valid
Indeks validitas
Skala Korupsi
60
49
0,308
–
0,653
Skala Big Five
-
41
0,940
Tabel 4. Indeks Reliabilitas
Alat Ukur
Alpha
Skala Korupsi
0,936
Skala Big Five
0,940
Dari uji reliabilitas pada skala Sikap Korupsi di atas, diketahui pada aspek pertama
memiliki alpha sebesar 0.615, aspek kedua memiliki alpha sebesar 0.597, aspek ketiga
memiliki alpha 0.608, aspek keempat alpha sebesar 0,643, aspek kelima alpha sebesar
0,626 dan reliabilitas skala Sikap Korupsi keseluruhan menunjukkan alpha sebesar
0.936. Dari kelima aspek, kecuali aspek kedua dan nilai secara keseluruhan memiliki
jumlah alpha yang lebih besar dari jumlah standar, yaitu 0.6 atau 60 %, sehingga secara
garis besar kelima aspek tersebut memiliki reliabilitas aitem.
Untuk skala
Big Five Personality
tidak memerlukan
tryout
dikarenakan peneliti
menggunakan skala
Big Five Inventory
yang disusun ulang oleh Annisa Yunita (2012)
dengan reliabilita sebesar 0.940 sejumlah 41 aitem dan tidak perlu dilakukan modifikasi
karena karakteristik subjek penelitian peneliti sebelumnya sama dengan subjek
penelitian yang digunakan peneliti saat ini.
Prosedur Penelitian
memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas alat ukur yang digunakan. Setelah mengetahui validitas dan reliabilitas
dari
try out
tersebut, pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini.
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan penelitian dimana peneliti menyebarkan skala
yang telah di
try out
dan telah melewati proses penghilangan aitem aitem yang tidak
valid pada tanggal Tahap berikutnya adalah pelaksanaan penelitian dengan
menyebarkan skala, penyebaran skala dilakukan pada tanggal 16 Maret sampai 27
Maret 2015 dengan cara peneliti mendatangi subjek atau mahasiswa yang sedang
berkumpul untuk mengisi skala yang sudah ada.
Dalam penelitian ini menggunakan analisa data multiple regresi karena penelitian ini
menguji hubungan yang mempunyai kausal (sebab akibat) lebih dari satu variabel bebas
ke variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Teknik analisis
Big five Personality
sebagai prediktor Sikap tentang Korupsi pada
mahasiswa menggunakan analisis
multiple regresi
dengan menggunakan
software
SPSS
versi 21. Data yang digunakan dalam analisis statistik penelitian ini adalah skor murni .
Hal ini bertujuan untuk mempermudah membandingkan antara skor hasil yang dari
pengukuran variabel yang diteliti dan untuk menghindari kesalahan pengukuran
Tabel 5. Pengaruh
Openess to experience
terhadap sikap tentang korupsi
Koefisien korelasi
R
R Square
Signifikansi
-0,168
0,168
0,028
0,001
Berdasarkan pada tabel 5 menjelaskan bahwa korelasi antara
Openess to experience
dengan sikap tentang korupsi adalah -0,168 dengan tingkat siginfikansi 0,001, karena
jauh dibawah 0,05 maka korelasi antara
Openess to experience
dengan sikap tentang
korupsi jelas, arah hubungan negatif menjelaskan ada hubungan negatif dari
Openess to
experience
dengan sikap tentang korupsi, dimana semakin tinggi skor
trait
openess to
experience
tersebut maka semakin rendah sikap tentang korupsi yang ada pada individu.
Angka R Square diatas sebesar 0,028 yang berarti sumbangan efektif
Openess to
experience
sebesar 2,8% dapat mempengaruhi sikap tentang korupsi individu,
sedangkan sisanya (100% - 2,8% = 97,2%) dipengaruhi oleh hal lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 6. Pengaruh
Extraversion
terhadap sikap tentang korupsi
Koefisien korelasi
R
R Square
Signifikansi
Berdasarkan pada tabel 6 menjelaskan bahwa korelasi antara
Extraversion
dengan sikap
tentang korupsi adalah -0,132 dengan tingkat siginfikansi 0,007, karena jauh dibawah
0,05 maka korelasi antara
Extraversion
dengan sikap tentang korupsi jelas, arah
hubungan negatif menjelaskan ada hubungan negatif dari
Extraversion
dengan sikap
tentang korupsi, dimana semakin tinggi skor
trait
tersebut maka semakin rendah sikap
korupsi yang ada pada individu.
Angka R Square diatas sebesar 0,017 yang berarti sumbangan efektif
extraversion
sebesar 1,7% dapat mempengaruhi sikap tentang korupsi individu, sedangkan sisanya
(100% - 1,7% = 98,3%) dipengaruhi oleh hal lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian
ini.
Tabel 7. Pengaruh
Agreeableness
terhadap sikap tentang korupsi
Koefisien korelasi
R
R Square
Signifikansi
-0,336
0,336
0,113
0,000
Berdasarkan pada tabel 7 menjelaskan bahwa korelasi antara
Agreeableness
dengan
sikap tentang korupsi adalah -0,336 dengan tingkat siginfikansi 0,000, karena jauh
dibawah 0,05 maka korelasi antara
Agreeableness
dengan sikap tentang korupsi jelas,
arah hubungan negatif menjelaskan ada hubungan negatif dari
Agreeableness
dengan
sikap tentang korupsi, dimana semakin tinggi skor
trait
tersebut maka semakin rendah
sikap tentang korupsi yang ada pada individu.
Angka R Square diatas sebesar 0,113 yang berarti sumbangan efektif
agreeableness
terhadap sikap tentang korupsi sebesar 11,3%, sedangkan sisanya (100% - 11,3% =
88,7%) dipengaruhi oleh hal lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 8. Pengaruh
Concientiousness
terhadap sikap tentang korupsi
Koefisien korelasi
R
R Square
Signifikansi
-0,232
0,232
0,054
0,000
Berdasarkan pada tabel 8 menjelaskan bahwa korelasi antara
Concientiousness
dengan
sikap tentang korupsi adalah -0,232 dengan tingkat siginfikansi 0,000, karena jauh
dibawah 0,05 maka korelasi antara
Concientiousness
dengan sikap tentang korupsi
jelas, arah hubungan negatif menjelaskan ada hubungan negatif dari
Concientiousness
dengan sikap tentang korupsi, dimana semakin tinggi skor
trait
tersebut maka semakin
rendah sikap tentang korupsi yang ada pada individu.
Tabel 9. Pengaruh
Neuroticism
terhadap sikap tentang korupsi
Koefisien korelasi
R
R Square
Signifikansi
0,090
0,090
0,008
0,049
Berdasarkan pada tabel 9 menjelaskan bahwa korelasi antara
Neuroticism
dengan sikap
tentang korupsi adalah 0,090 dengan tingkat siginfikansi 0,049, karena dibawah 0,05
maka korelasi antara
Neuroticism
dengan sikap tentang korupsi jelas, arah hubungan
negatif menjelaskan ada hubungan negatif dari
Neuroticism
dengan sikap tentang
korupsi, dimana semakin tinggi skor
trait
tersebut maka semakin tinggi juga sikap
tentang korupsi yang ada pada individu.
Angka R Square diatas sebesar 0,008 yang berarti sumbangan efektif
neuroticism
sebesar 0,8% dapat mempengaruhi sikap tentang korupsi individu, sedangkan sisanya
(100% - 0,8% = 99,2%) dipengaruhi oleh hal lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian
ini.
DISKUSI
Berdasarkan hasil analisis regresi yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara
concientiousness
dengan kecenderungan sikap korupsi. Hal ini selaras dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sonya (2013) yang menguji adanya hubungan negatif antara
trait
conscientiouesness
terhadap perilaku kerja kontraproduktif dalam artian individu
dengan skor tinggi pada
trait
ini akan jauh dari perilaku kerja kontraproduktif
disebabkan adanya pembawaan dari
concientiousness
yang berorientasi pada
pencapaian tujuan, apabila dihubungkan dengan penelitian ini individu yang memiliki
skor tinggi pada
concientiousness
dengan ciri-ciri memiliki tujuan , dapat dipercaya,
memiliki kemauan yang keras, hal ini berhubungan juga dengan salah satu faktor
internal
penyebab korupsi yakni kontrol diri , maka ketika individu dihadapkan pada
suatu kondisi yang membuatnya untuk memilih seperti godaan untuk melakukan
korupsi dia akan lebih memikirkan untuk mencapai tujuan dan mengontrol dirinya
untuk tidak merugikan orang lain yaitu dengan cenderung menghindari untuk
melakukan korupsi.
dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakuan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain, dengan adanya perkembangan moral yang baik maka individu
tersebut akan menyesuaikan dirinya dengan norma norma dan hukum yang ada
dilingkungannya, seperti halnya tidak boleh melakukan korupsi maka dia tidak
melakukan korupsi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan J. William Stoughton dkk (2013). Mengenai
Big
Five Personality Traits Reflected in Job Applicants’ Social
Media Postings
menunjukkan hasil bahwasanya individu dengan
agreeableness
rendah sangat mungkin
terlibat dalam perilaku untuk merusak perasaan melalui postingan di media sosial
karena kurangnya kesadaran dalam dirinya, sama halnya dengan penelitian ini hasil
agreeableness
mempunyai skor negatif dimana semakin tinggi skor
agreeableness
yang
dimiliki individu maka kecenderungan sikap individu untuk melakukan korupsi akan
semakin rendah.
agreeableness
tinggi akan memiliki empati salah satu faktor
internal
penyebab terjadinyanya korupsi yakni empati yang rendah pada individu kepada orang
lain, maka ketika individu tersebut memiliki empati yang tinggi terhadap sesama maka
dia akan cenderung untuk menghindari melakukan korupsi.
Untuk hasil
neuroticism
yang menunjukan adanya hubungan positif, hal ini selaras
dengan penelitian Abidin (2014) yang menyatakan bahwa individu yang mempunyai
skor sedang pada
neuroticism
partisipan melakukan korupsi berdasarkan pada persepsi
adanya kesempatan atau peluang untuk melakukan korupsi, mereka memiliki kebutuhan
yang tinggi, memperoleh kekuasaan, meskipun mereka juga mengalami kecemasan,
atau tidak nyaman secara psikologis, dari pernyataan diatas apabila dihubungkan
dengan hasil penelitian ini, sesuai dengan faktor penyebab korupsi dengan adanya
kesempatan, peluang serta tekanan psikologis (psikopatologi) maka individu dengan
skor tinggi pada
neuroticism
akan cenderung melakukan korupsi karena adanya tekanan
dari lingkungan pada dirinya, melihat adanya kesempatan dan kekuasaan yang ada
maka individu tersebut akan melakukan korupsi.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing dimensi
big five personality
dapat
menjadi prediktor yang signifikan terhadap sikap korupsi. dan
openes to experience,
extraversion, concientiousness, agreeableness
menunjukkan arah korelasi negatif.
Sedangkan
neuroticism
menunjukkan korelasi positif dengan sikap korupsi, selain itu
diantara lima dimensi
big five personality
dari hasil penelitian yang menjadi pengaruh
terkuat adalah
agreeableness
dan
concientiousness. Agreeableness
menjadi dimensi
terbesar yang menjadi pengaruh terhadap sikap korupsi dengan sumbangan efektif
sebesar 11,3%, sedangkan dimensi
big five personality
yang memiliki sumbangan efektif
paling rendah adalah
neuroticism
dengan sumbangan efektif sebesar 0,8%.
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi semua individu serta
perusahaan atau instansi untuk mengetahui kecenderungan sikap korupsi yang ada pada
individu dilihat dari
Big Five Personality
dan menciptakan langkah
preventif
untuk
meminimalisir terjadinya korupsi yang dilakukan individu.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z & Prathama, G.S. 2014. Integritas
, keberbedaan & kesejahteraan psikologi,
kontribusi
(Ed. Supratiknya, S. Faturochim & Panggabean, H. Bunga Rampai
Psikologi 2. HIMPSI.
Adejumo, O, Adebayo.
Relationship between psycho-demographic factors and civil
servants’ attitudes to corruption in osun stat
e nigeria
.
International journal of
criminology.
2010.
Agata, Stachowicz
–
Stanusch.
Organizational immunity to corruption
:
Building
theoretical and research foundations.
Information age publishing, INC.
Fauzia. Amalia & Frieda. (2014). Identitas moral ditinjau dari school attachment dan
perbedaan jenis sekolah pada siswa sekolah dasar. Fakultas psikologi. Universitas
Diponegoro.
Alwisol. (2009).
Psikologi kepribadian.
Malang: Umm press.
Azwar, S. (2012).
Metode penelitian
. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2003).
Psikologi sosial
(Ed. revisi). Malang : Umm press.
Feis, J., & G.J. (2010).
Teori kepribadian
(buku 1)
.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feis, J., & G.J. (2010).
Teori kepribadian
(buku 2)
.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Graff the Gjall. (2007).
Causes of corruption: towards a contextual theory of
corruption.
Retreived November 04.2014.
Glinow Von & McShane. (2010).
Organizational behavior
(Ed.5). Amerika :
McGraw-Hill Irwin.
Hartanti, E. (2008).
Tindak pidana korupsi
(ed. kedua). Jakarta : Sinar Grafika.
Irfan. (2010, januari 11 th). Korupsi dan pengertiannya.
Pusat telaah dan informasi PATTIRO. Surakarta.
Retreived Desember 12, 2014, from http://soloraya.net/korupsi-dan-pengertiannya.html.
Kristinawati, Y. (2012). Menghadapi krisis identitas nasional kaum muda indonesia
dengan sikap anti plagiat.
Skripsi:
Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik. Universitas Airlangga.
Putu, W, R. (2014).Menag
SDA Jadi Tersangka Korupsi Haji
. Diakses tanggal 5
desember 2014 dari
http://www.jawapos.com/baca/artikel/1462/menag-sda-jadi-tersangka-korupsi-haji.
Nyoman, Jaya, S, P. ( Oktober 2000 ). Konsekuensi hukum atas arogansi penentu kebijakan dalam
proses pelaksanaan pembangunan donohudan. Makalah presentasi diskusi Interaktif HMI
Komisariat hukum Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Ones, S, D. Brian. (2008)
The personality of corruption a-national-level analysis.
Cross-cultural research.
November 42(4).
Arfi Bambani & Taufik Rahadian (2013)
. Peringkat negara korupsi
. diakses tanggal 5
desember
2014
dari
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/463449-transparency--2013--indeks-persepsi-korupsi-indonesia-stagnan
Rizky,N., & Thobagus, M. (2009).
Big five personality dengan kecanduan internet
.
Naskah publikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.
Sarjono ,H., & Winda, J. (2011).
SPSS VS LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk
Riset.
Jakarta: Salemba Empat.
Syamsul. (2013).
Persepsi
masyarakat terhadap korupsi di kutai kartanegara
.
eJournal
Konsentrasi Sosiologi.
Sugiyono, (2012).
Statistika untuk penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Sonya, V. F.(2013).
Kecenderungan
perilaku kerja kontraproduktif ditinjau dari big
five personality pada pegawai negeri sipil dinas kebudayaan dan pariwisata
provinsi jawa tengah di Semarang.
Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro.
Herudin. (2014).
Tren korupsi naik lagi.
Diakses tanggal 5 desember 2014 dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/08/18/10085091/Tren.Korupsi.Naik.Lagi.
Trihendradi, C. (2010).
Step by step SPSS 18 Analisis data statistik.
Yogyakarta : Andi.
Transparency International. (2012).
Survey integritas anak muda 2012
. Indonesia :
Penulis.
Wibowo Agus. (2013).
Pendidikan antikorupsi disekolah strategi internalisasi
pendidikan antikorupsi di sekolah
. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Wiliam, Stoughton. Dkk. (2013).
Big five personality traits reflected in job applicants’
social media postings
. INC
Winarsunu, Tulus. (2009).
Statistik
dalam penelitian psikologi pendidikan.
Malang :
Umm press
LAMPIRAN 1
Blue Print
Sikap Korupsi Untuk
Blue Print
Skala Korupsi
Aspek
Kognitif
Afektif
Konatif
Tota
l
F
UF
F
UF
F
U
Indikator
Bribery
2
2
2
2
2
2
12
Nepotisme
2
2
2
2
2
2
12
Berbuat
curang
2
2
2
2
2
2
12
exortion
2
2
2
2
2
2
12
Fraud
(penggelapan
)
2
2
2
2
2
2
12
Bribery
2
2
2
2
2
2
12
Item Skala Sikap Korupsi
Aspek Sikap
kognitif
afektif
konatif
Total
indikator
f
uf
F
uf
f
uf
Bribery
1, 31
16,46
17,47
2,32
3,33
18,48
12
Nepotisme
19,49
4,34
5,50
20,35
6,36
21,51
12
Berbuat
curang
7,37
22,52
8,53
23,38
24,39
9,54
12
exortion
25,55
10,40
11,41
26,56
27,57
12,42
12
Fraud
(penggelapan)
Lampiran 2
No
Pernyataan
STS TS
S
S
S
1
Menurut saya, memberikan bingkisan pada dosen agar mendapatkan
nilai yang bagus adalah hal yang wajar
2
Saya sangat membenci jika ada orang yang memberikan uang damai
terhadap polisi karena itu jelas melanggar hukum.
3
Saya tentu tidak akan menolak jika ada teman saya yang mencoba
merayu saya dengan sejumlah uang.
4
Saya sangat tidak setuju dengan adanya pengangkatan pejabat yang
masih tergolong saudara.
5
Saya tidak khawatir karena adanya kasus pengangkatan sanak saudara
dalam pemerintahan tidaklah begitu penting bagi kehidupan masyarakat.
6
Jika saya sebagai saudara pejabat, saya bersedia jika diminta untuk
menjadi salah satu pejabat penting tanpa melalui tes.
7
bagi saya mencontek ketika ujian adalah hal yang biasa
8
saya bangga ketika berhasil mengerjakan tugas sekalipun dengan
mencontoh tugas teman
9
seharusnya saya berusaha untuk tidak mencontek sekalipun saya tidak
bisa mengerjakan
10
Menurut saya, adanya pemerasan yang dilakukan pejabat di Indonesia
ini sangat merugikan rakyat jelata.
11
Jika ada teman saya meminta sejumlah uang atau barang kepada teman
lainnya saya akan membantu agar dia mendapatkan apa yang
diinginkannya
12
Saya berusaha menolak jika ada teman saya meminta sejumlah uang
terhadap saya secara paksa.
13
Jika saya menjadi bendahara, melebih lebihkan pengeluaran dinota
adalah hal yang wajar untuk menambah kas kelas
14
saya muak ketika teman saya sering meminjam barang tetapi tidak
dikembalikan
16
Saya mengetahui bahwa budaya “ salam tempel “ itu sa
lah dan tidak
dapat dibenarkan.
17
saya bangga jika saya mampu merayu dengan memberikan hadiah ke
teman untuk mengerjakan tugas kuliah saya
18
Saya tidak akan membantu teman saya yang mencoba untuk merayu
dosen agar mendapatkan nilai yang sempurna
19
Saya berpendapat bahwa memang seharusnya dibolehkan pengangkatan
pejabat dari saudara sendiri karena sudah mengenal karakter saudaranya
tersebut.
20
Saya merasa benci dengan adanya fenomena pengangakatan saudara
sebagai pejabat karena hal itu tentu akan memperkaya mereka sendiri.
21
Saya menolak jika kasus pengangkatan sanak saudara sebagai pejabat
pemerintahan merupakan hal yang lumrah di Indonesia.
22
bagi saya pantang untuk mencontoh atau mengcopypaste tugas ketika
saya tidak bisa mengerjakannya
23
saya malu ketika tidak bisa mengerjakan ujian lalu saya mencontek
teman
24
saya akan melakukan apapun supaya tugas saya cepat selesai
25
Menurut saya, pemerasan sudah biasa terjadi di kalangan remaja.
26
Saya muak ketika teman saya meminta sejumlah uang agar dia mau
mengerakan tugasnya
27
Ketika melihat teman saya memukuli anak lain. Saya akan meminta
sejumlah uang agar tidak saya adukan kepada satpam kampus.
28
saya berpendapat melebih lebihkan rincian biaya adalah kebiasaan yang
tidak baik
29
saya bangga, ketika mendapatkan keuntungan pribadi dari hasil
menambah rincian biaya sebenarnya
30
saya akan mengembalikan berapapun uang kembalian yang bukan
menjadi hak saya
31
saya berpendapat bahwa imbalan yang diberikan ketika saya
mengerjakan tugas teman saya adalah hal yang wajar
32
saya takut memberikan bingkisan kepada dosen dengan tujuan
mendapatkan nilai yang bagus
tugas saya
34
Menurut saya, kasus pengangkatan pejabat yang berasal dari saudara
sendiri juga termasuk kasus tindak pidana yang sangat dilarang di
Indonesia.
35
Saya jengkel dengan pengangkatan sanak saudara sebagai pejabat karena
hal itu perbuatan yang kurang mendidik
36
Saya akan sangat menerima jika saya ditawari untuk menjadi salah satu
anggota pejabat oleh saudara saya.
37
menurut saya, menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginan saya
adalah hal yang wajar
38
saya muak, ketika melihat teman saya menyelesaikan tugas dengan cara
mencontoh
39
saya akan mencontek ketika saya tidak mampu mengerjakan tugas
40
Saya merasa risih dan muak jika ada teman sekelas saya melakukan
pemerasan terhadap teman
–
teman lainnya.
41
Saya senang melihat teman saya meminta sejumlah uang untuk
mengerjakan tugas karena itu memang hak dia.
42
Seharusnya saya mengingatkan teman yang melakukan pemerasan agar
tidak melakukan hal itu.
43
menurut saya meminta biaya spp dengan melebih lebihkan rincian
kepada orang tua adalah hal yang wajar
44
saya tidak nyaman, ketika melihat teman saya mencari keuntungan
dengan menambahkan rincian biaya fiktif pada nota
45
seharusnya ketika teman titip membeli sesuatu, uang kembalian
merupakan hak milik saya
46
menurut saya meminta bantuan teman untuk mengerjakan tugas dengan
memberikan sejumlah uang adalah kebiasaan buruk
47
Saya nyaman dengan apa yang dikatakan orang lain mengenai budaya
salam tempel yang banyak terjadi pada saat ini.
48
Saya selalu menolak jika ada teman saya yang mencoba memberikan
saya “ hadiah “ karena tahu dia telah melakukan kesalahan
saudara sendiri, karena itu bukan urusan saya.
51
Saya akan menolak secara tegas jika diminta untuk menjadi bagian
penting dalam pemerintahan oleh saudara saya tanpa melalui tes.
52
saya tidak setuju ketika tidak memahami materi dijadikan alasan untuk
mencontek
53
saya merasa bangga berhasil menyelesaikan tugas meskipun dilakukan
dengan mengcoppas tugas teman
54
saya tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai
bagus
55
Saya berpendapat jika ada pemerasan dalam kelas, tidak akan
berpengaruh pada saya karena saya tidak terlibat dalam masalah
tersebut.
56
Saya jengkel dengan teman yang suka meminta sejumlah uang atau
barang secara paksa.
57
Saya akan meminta sejumlah uang ketika mengetahui teman saya
mengcopy paste tugas teman lainnya
58
menurut saya , semua barang yang bukan milik saya wajib dikembalikan
59
saya tidak malu, ketika uang kembalian dari teman saya terpakai untuk
kepentingan pribadi saya
Lampiran 3
Data Kasar Skala Sikap Korupsi
3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2
2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1
1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 4 3 1 1 1 1
2 4 2 3 2 1 3 2 2 4 1 3 1 4 4 1 4 1 2 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 1
2 1 3 1 1 1 2 4 3 1 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 4 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 4 1 1 1 1 1
2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2
2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 4 2 2 3 1 3 1 3 2 3 2 1 2 3 2 1 1 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2
1 4 2 3 2 2 4 2 4 2 3 1 3 1 3 1 2 3 3 1 2 3 3 4 2 2 1 2 4 2
2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2
1 3 2 4 2 4 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 4 1 4 4 2 1 1 1 1 1 3 2 2
1 3 3 2 3 1 1 1 1 1 3 1 4 2 4 2 4 2 4 2 1 2 2 2 4 4 2 3 2 2
4 1 2 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2
2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 2 3 1 1 1 1 1
3 3 3 1 2 1 4 2 2 1 1 2 4 2 1 2 2 1 3 4 1 3 2 4 3 1 2 1 1 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1
1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2
1 4 1 4 1 1 1 3 4 4 1 4 1 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 1 4 1 4
2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 4 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2
1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1
1 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 4 1 1 3 3 2 1 1 2 3 3 2 1 1 2 1
2 2 2 2 2 2 1 2 1 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2 3 1 1
3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 4 1
4 1 2 1 3 2 3 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1
1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1
2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1
1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 4 1 4 1 3 1 4 1 4 4 2 2 3 3 4 1 4 1 1
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 1 3 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 1 2
3 4 1 4 1 1 1 1 2 1 4 4 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 4 2 1 1 2 1 2 3 2 3 1 4 3 3 1 1 1 3
1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 3 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1
2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2
2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1
1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 4 3 1
3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 2 4 2 2 2
4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 2 4 3 3 2 1 1 4 1
1 4 2 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1
2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 1 4 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1
1 1 1 4 1 1 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 1 1
2 1 2 4 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3
2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2
1 1 1 1 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 4 4 1 4 1 1 1 4 1 1 4
3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2
2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1
2 4 2 3 2 1 3 2 2 4 1 3 1 4 4 1 4 1 2 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 1
2 1 3 1 1 1 2 4 3 1 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 4 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 4 1 1 1 1 1
3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3
1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 2 1 4 3 3 1 2 1 4 3 2 1 2 3 4 1 4 4 1 1 2 1 4 1 4 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1
3 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1
2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 2 4 2 3 3 4 4 2 4 4
3 1 2 2 2 3 2 4 4 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 2 1 2 1 3 3 1 2 3 3 4 2 1 2 2 3 3 3 3 2 1 4 2 1 1 1 1
3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 1 2 1 1 1
2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1
4 3 1 2 1 3 2 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1
1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1
2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3
1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
1 4 1 4 4 1 2 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 4 3 1 4 2 4 2 4 1 3
2 2 2 2 2 2 1 4 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
2 2 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 4 1
1 1 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2
1 4 1 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1
3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 1 1 1
1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 4 1 1 1 1 1 2 1 2 1
2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2
2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1
1 2 1 4 2 1 2 4 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 4 1 1 1 2
2 1 2 3 2 2 1 4 2 4 2 1 1 2 4 2 1 2 2 2 2 4 1 2 1 4 2 1 2 1
3 2 2 3 3 3 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 1 1 2 2 2