• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TUBAN DAN KOTA MALANG BERDASARKAN METODE VALUE FOR MONEY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TUBAN DAN KOTA MALANG BERDASARKAN METODE VALUE FOR MONEY"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KOTA TUBAN DAN KOTA

MALANG BERDASARKAN METODE VALUE FOR MONEY

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

ERNI MU’ASSHOMAH

NIM : 201010170311402

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr, wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis limpahkan kepada

kehadiran Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat, nikmat dan

hidayah-Nya, sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban dan Kota

Malang Berdasarkan Metode Value For Money”. Sholawat serta salam tetap

tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan inspirasi

dan teladan bagi umatnya.

Penelitian ini menyajikan tentang pokok-pokok pembahasan yang

meliputi kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tuban dan Kota Malang

dengan menggunakan alat analisis Value For Money. Maksud dan tujuan

penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, peneulis menyampaikan terimakasih

dan penghargaan yang tinggi kepada beberapa pihak yang berkaitan yang telah

memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin M, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(5)

3. Dra. Siti Zubaidah., M.M., Ak. Selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang atas

kebijakan dalam penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.

4. Drs. Adi Prasetyo, M.Si. dan Drs. A Waluya Jati, M.M. Selaku dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta

kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

5. Achmad Syaiful H.A, SE., M.Si. Selaku Dosen Wali kelas H Angkatan 2010

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang yang selama studi selalu memberikan motivasi, arahan dan semangat

untuk selalu menjadi lebih baik.

6. Kedua orang tua ku, Ayah dan Ibu serta Nenek, Kakek, Kakak dan Keponakan

tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun

spiritual, serta segenap kasih sayangnya yang telah diberikan kepada saya

selama ini, terimakasih yang tak terhingga untuk semuannya. Semoga Allah

senantiasa memberikan rahmat untuk mereka.

7. Teman-teman kost gang 4 no 53 tirto utomo (Devy, Denov, Enno, Hanum,

Lita, Yati, Bibeh, Indah, Niken dll.), teman-teman sebimbingan, teman-teman

KKN 01 ngantang 2013, teman-teman accounting H 2010, teman-teman HMI

komisariat Ekonomi camp 47 dan pihak-pihak lain yang memberi semangat,

menemani dan turut membantu selesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis

(6)

Tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat lebih

baik lagi.

Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

berguna bagi semua pihak dalam meningkatkan keilmuan. Akhir kata saya

mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya mudah-mudahan Allah

SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum wr, wb.

Malang, 7 November

2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI A. Tinjauan PenelitianTerdahulu ... 10

B. Landasan Teori ... 11

1. Keuangan Daerah ... 12

2. Kinerja Keuangan Daerah ... 12

3. Konsep Value For Money ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 24

B. Jenis Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data... 25

(8)

BAB IV HasildanPembahasanPenelitian

A. Tinjauan Umum Objek Penelitian ... 27

1. Gambaran Umum Wilayah Kota Tuban ... 27

2. Gambaran Umum Wilayah Kota Malang ... 31

B. Analisis Data ... 35

1. Pengukuran Tingkat Ekonomi ... 35

2. Pengukuran Tingkat Efektivitas ... 38

3. Pengukuran Tingkat Efisiensi ... 41

4. Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Malang dan Tuban Berdasarka Metode Value For Money ... 44

5. Perbandingan Kinerja Tahun 2011-2013 ... 49

C.Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN ... 53

B. SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.3Data Ekonomi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota Malang

dan Kota Tuban ... 36

Tabel 4.4Data Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota

Malang dan Kota Tuban ... 38

Tabel 4.5Data Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Kota

Malang dan Kota Tuban ... 41

Tabel 4.6Perbandingan Aspek Ekonomi Keuangan Daerah Pemerintah

Kota Malang dan Kota Tuban ... 45

Tabel 4.7 Perbandingan Rasio Efisiensi Keuangan Pemerintah Kota

Malang dan Kota Tuban ... 45

Tabel 4.8Perbandingan Rasio Efektifitas Keuangan Pemerintah Kota

Malang dan Kota Tuban ... 45

Tabel 4.9 Ringkasan Angka Rasio Kinerja Keuangan Pemerintah Kota

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kota Tuban ... 28

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2011

Lampiran 2 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2012

Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran Kota Tuban Tahun 2013

Lampiran 4 Laporan Realisasi Anggaran Kota Malang Tahun 2011

Lampiran 5 Laporan Realisasi Anggaran Kota Malang Tahun 2012

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik di indonesia.Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, UGM.

Davey, K.J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, UI – Press, Jakarta.

Daramurti, K.D dan Rauta, Umbu. 2000. Otonomi Daerah, Kemarin, Hari ini, dan Esok, Kritis, Vol. XII, No. 3, 1 – 53.

Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.

Haryanto. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hirawan, Susiati B. 1990, “Keleluasan Daerah atau Kontrol Pusat?”, dalam Arsyad Anwar dan Iwan Jaya Aziz (Editor), Bunga Rampai Ekonomi, FE UI, Jakarta.

Hendraryadi, Sigit. 2011. Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Antara Tahun 2008-2009. Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang.

Kaho, Yosef Riwu. 1998. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta.

Liantina, Friga. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sektor Publik Pada Pemerintah Kota Malang dan Kota Batu. Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Mahmudi. 2005. Menejemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

(13)

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi,

Yogyakarta.

Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuagan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Mentari Dalam Negeri Nomer 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Riphat Singgih dan Parluhutan Hutahaean. 1997. Strategi Pemantapan Keuangan Daerah dan Kebijakan Desentralisasi: Suatu Analisis Tentang Pinjaman Daerah Sebagai Alternatif Pembiayaan Pembangunan, Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol 4 No. 2, 7-41.

Sekaran, U. 2000. Research Method For Business: A Skill – Building Appoarch. Third Edition. Newyork: John Willey and Sons, Inc.

Susantih, Heny dan Saftiana, Yulia. 2008. Perbandingan Indikator Efisiensi dan Efektifitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. “Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya” (tidak dipublikasikan).

Syamsi, Ibnu. 1994. Dasar-dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Edisi Revisi. UPP AMP YKPN.

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehubungan dengan harapan Pemerintah Daerah untuk memberikan

pelayanan yang lebih berorientasi pada kepuasan masyarakat serta kebutuhan dan

keinginan takyat mengenai kinerja Pemerintah Daerah yang semakin besar dan

kritis terutama semenjak era reformasi yang melahirkan ketetapan MPR yaitu

TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang "Penyelenggaraan Otonomi Daerah;

Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka

Negara Republik Indonesia merupakan landasan hukum.

Dikeluarkanya UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah

dan UU. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Daerah. Kedua Undang-undang tersebut dijadikan sebagai dasar

penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk kemudian, UU No. 22 Tahun 1999

diperbaharui dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah kemudian popular dengan sebutan otonomi daerah yang

bertujuan Undang-undang itu berkehendak menjadikan daerah mandiri, kreatif,

(15)

2

Kemudian diikuti dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan

uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah

sebagaimana dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan

negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Disamping itu Undang-undang diatas mengandung penekanan bahwa adanya

proses yang lebih cepat untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera

melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

Undang-undang di atas juga melahirkan paradigma baru dalam

pelaksanaan otonomi daerah. Pemerintah Daerah diberikan kewenangan penuh

untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah, kecuali bidang-bidang

tertentu yang telah ditetapkan peraturan pemerintah. Tugas dan tanggung jawab

yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah juga semakin besar. Seperti yang

dikemukakan oleh Daramurti dkk (2000:49), bahwa dengan adanya kewenangan

urusan pemerintah yang begitu luas yang diberikan kepada daerah dalam rangka

otonomi daerah, dapat merupakan berkah bagi daerah namun pada sisi lain

bertambahnya kewenangan daerah tersebut sekaligus juga merupakan beban yang

menuntut kesiapan daerah untuk melaksanakanya, karena semakin bertambahnya

urusan pemerintah yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Untuk itu

ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan yaitu, sumber daya manusia, sumber

(16)

3

Prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab merupakan pilar dari

sistem otonomi di indonesia. Menurut Haryanto dkk (2007:18), prinsip otonomi

yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintah

dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang nyatanya telah

ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi

dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah

tidak selalu sama dengan daerah lainya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi

yang bertanggung jawab otonomi yang dalam penyelenggaraanya harus

benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya

untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang

merupakan bagian utama dari tujuan nasional (Haryanto dkk, 2007:18).

Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah khususnya di Kota

Malang dilatar belakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan

penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan

ekonomi, perkembangan atau perluasan jaringan komunikasi-transfortasi dan

sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan membawa perubahan terhadap bentuk

keuangan diwilayah yang bersangkutan, baik secara fisik atau non fisik, sebagai

wadah kegiatan manusia didalamnya. Kebijakan dan strategi, kebijakan sistem

pusat pelayanan diarahkan sebagai: pusat pelayanan berskala regional, pusat

pelayanan berskala kota, pusat pelayanan berskala lokal.

Kondisi pencapaian kinerja laju pertumbuhan ekonomi Kota Tuban,

pemerintah mengharapkan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

(17)

4

Sebaiknya, pada kasus Kota Tuban jika sektor pertanian dan UMKM terpuruk,

jumlah kemiskinan akan melonjak dengan demikian, optimalisasi kinerja

pembangunan daerah maka penting dicatat hal-hal sebagai berikut: pertumbuhan

ekonomi sangat penting untuk memerangi kemiskinan, namun membuat

pertumbuhan tersebut berpihak kepada orang miskin, seperti penyerapan tenaga

kerja dan peningkatan daya beli masyarakat, merupakan hal yang lebih penting

lagi. Untuk mewujudkan pembanguan ekonomi pro rakyat dibutuhkan suatu

kebijakan belanja APBD yang efektif dan efisien didalam mekanisme alokasi dan

distribusi yang berkeadilan.

Berdasarkan sumber berita Kota Tuban dan Kota Malang memiliki

perkembangan yang bisa dikatakan sama yaitu: mengacu pada aspek kehidupan

yang tidak hanya menyangkut pertumbuhan penduduk, tetapi juga perluasan

jaringan komunikasi-transportasi, pertumbuhan ekonomi, serta kemajuan

transportasi (http://heniks.blogspot.com).

Seiring dengan perkembanganya sistem pemerintahan di indonesia yang

berbasis otonomi daerah, tuntutan kinerja yang baik sering ditujukan kepada para

manajer pemerintah daerah, sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat

terhadap pelaksanaan penyerapan anggaran Pemerintah Daerah. Kinerja ini

ditentukan menuju peningkatan kesadaran dari peran pelaporan tahunan dalam

upaya peningkatan kinerja keuangan Pemerintah Daerah.

Kinerja Keuangan pemerintah daerah adalah kemampuan suatu daerah

untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli daerah dalam

(18)

5

pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerahnya dengan tidak

tergantung sepenuhnya kepada pemerintah pusat dan mempunyai keleluasaan di

dalam menggunakan dana-dana untuk kepentingan masyarakat daerah dalam

batas-batas yang ditentukan peraturan perundang-undangan Syamsi (1986:199).

Hal ini sesuai dengan konsep value for money, yang dimana mengandung

pengertian konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang berdasarkan pada

tiga elemen yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Berdasarkan pandangan

yang diungkapkan oleh Pamudji dalam kaho (1998:124), menegaskan bahwa

pemerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan

efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan.

Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input

paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

Pengukuran kinerja adalah faktor penting didalam suatu organisasi,

termasuk juga untuk organisasi sektor publik. Sejauh ini, pengukuran kinerja yang

digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja yang

tradisional. Metode ini memusatkan pada aspek keuangan saja. Penelitian ini

menganalisa efektivitas capaian pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan aset Kota Tuban dan Kota Malang, yang merupakan salah satu dari organisasi

sektor publik di Kota Tuban dan Kota Malang, dengan Value For Money. Dengan

menggunakan metode ini capaian tidaklah hanya diukur dari aspek keuangan saja,

tetapi juga dari aspek non keuangan, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis

(19)

6

Peneliti menggunakan instrumen yang lengkap dan sesuai dengan tujuan

peneliti yaitu menilai kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tuban dan Kota

Malang dilihat dari segala aspek. Value For Money sebagai metode penilaian

kinerja, sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi

melalui alat ukur finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja sektor publik

dilakukan untuk memenuhi tiga maksud: membantu memperbaiki kinerja

pemerintah, pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, mewujudkan

pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Kriteria

pokok yang mendasari pelaksanaan managemen publik dewasa ini adalah:

ekonomi, efisien dan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan

yang akan tercapai, oleh karena itu diperlukan ketika mempertimbangkan apakah

Value For Money telah tercapai atau tidak memuaskan. Tidak hanya mengukur

biaya barang dan jasa tetapi juga memperhitungkan campuran kualitas, biaya,

penggunaan sumber daya, kesesuaian untuk tujuan, ketepatan waktu, dan

kenyamanan untuk menilai apakah atau tidak, bersama-sama, mereka merupakan

nilai yang baik.

Sumber daya keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria

untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah

tangganya sendiri (Susantih dkk, 2010:1). Dengan demikian masalah keuangan

merupakan masalah penting dalam setiap kegiatan pemerintah didalam mengatur

dan mengurus rumah tangga daerah karena merupakan indikator kemampuan

(20)

7

Konsekuensi dari otonomi daerah yang berkenaan dengan pelimpahan

wewenang dari pusat kepala daerah maka Pemerintah Daerah dituntut untuk

menyajikan informasi keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif

laporan keuangan agar bermanfaat untuk pengambilan keputusan yaitu andal,

relevan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami (PP Nomor 24 Tahun 2005: 32).

Menurut Halim (2004), salah satu tujuan laporan keuangan

pemerintaah yaitu, pertanggungjawaban (accountability and stewardship) yang

memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap dan cermat dalam

bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab

yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah. Hal ini sesuai dengan

ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangaan Negara

Pasal 31 yang mengatur bahwa Kepala Daerah harus memberikan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan.

Laporan Keuangan tersebut setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi APBD,

Neraca, Laporan Arus Kas dan catatan atas Laporan Keuangan yang dilampiri

dengan laporan keuangan perusahaan daerah (Nordiawan. 2006:34).

Selain kewajiban menyampaikan laporan keuangan yang sesuai PP

No. 24 Tahun 2005 Tentang Standart Akuntansi Pemerintahan, juga perlu

dilakukan penilaian apakah Pemerintah Daerah yang bersangkutan berhasil

melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak. Indikator dari keberhasilan

Pemerintah Daerah untuk menyusun Laporan Keuangan yang baik adalah opini

(21)

8

Opini merupakan pernyataan atau pendapat profesional yang merupakan

kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan. Opini ini didasarkan pada kriteria (1) Kesesuaian dengan

Standart Akuntansi Pemerintahan, (2) kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan (4)

efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

Namun pada kenyataanya banyak daerah yang belum mampu untuk

menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman dan aturan yang

disusun oleh pemerintah Pusat. Banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah

daerah dalam menyusun laporan keuangan antara lain keterbatasan sumber daya

manusia baik kualitas maupun kuantitas, sistem akuntansi yang belum didasarkan

pada Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuanga Daerah dan

kebijakan akuntansi yang belum dilandasi oleh Peraturan Kepala Daerah untuk

dapat melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan juga terbatasnya

pemahaman aparat laporan keuangan (Susantih dkk ,2010:4).

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul:

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban

dan Kota Malang Berdasarkan Metode Value For Money”.

B. Perumusan Masalah

Penilaian kinerja keuangan pemerintah dapat dilihat dari laporan

(22)

9

bagaimana perkembangan kinerja keuangan pemerintah tersebut. Berdasarkan

uraian tersebut:

1. Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kota Tuban dan Kota Malang

jika dilihat dari metode Value For Money?

2. Manakah di antara daerah tersebut yang kinerjanya paling baik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menggambarkan kondisi kinerja keuangan Kota Tuban dan Kota

Malang dengan menggunakan metode Value For Money dari tahun

2011-2013.

2. Untuk mengkomparasi kinerja keuangan antara kedua daerah tersebut yang

mempunyai kinerja keuangan yang paling baik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Pemerintah Kota

Sebagai bahan koreksi untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan setelah

diberlakukanya otonomi daerah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa sumber data dan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, karena masih merupakan penemuan awal maka perlu dila- kukan pengkajian yang bertujuan untuk

Tempat penyimpanan terbesar besi didalam tubuh adalah hati sehingga dimungkinkan hati ayam ras dan ayam buras tersebut mengandung besi dengan kadar yang

Jika pada pelajaran yang lalu kamu telah belajar mengenai teknik menulis esai tentang karya sastra, kali ini kamu akan diajak untuk mempelajari teknis menulis esai tentang

Berdasarkan hasil Pengamatan menunjukkan bahwa hasil produksi untuk ketiga jenis tanaman tersebut menunjukkan produksi yang sangat rendah, hal ini dikarenakan

Walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki hubungan yang signifikan dengan resiliensi, tetapi, tetap disarankan kepada mahasiswa profesi untuk

Sebaliknya untuk elektrolit lemah berupa garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah yang sedikit terionisasi, maka difusi melalui membran tergantung kelarutan bentuk

Komunitas mamalia pada hutan dataran rendah yang dibandingkan dengan hutan subalpin yang lebih tinggi dari hutan pegunungan memiliki nilai sebesar 0,14.. Perubahan ketinggian

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul