• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN KADAR Fe DALAM HATI AYAM RAS DAN AYAM BURAS SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERIKSAAN KADAR Fe DALAM HATI AYAM RAS DAN AYAM BURAS SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 8

AYAM BURAS SECARA SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM

DETERMINATION OF Fe IN RAS AND BURAS CHICKEN

LIVER BY ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

Deni OS Simbolon, Masfria*, Sudarmi

Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, USU

Abstrak

Latar belakang: Hati ayam merupakan salah satu makanan sumber Fe yang sangat dibutuhkan untuk mencegah anemia. Masyarakat mengenal dua jenis ayam, yaitu ayam ayam ras dan ayam buras. Ayam ras mendapatkan pakan konsentrat sedangkan Ayam buras mendapatkan pakan yang bervariasi yaitu dedak, jagung, kacang-kacangan, biji-bijian, daun-daunan, dan makanan asal hewan misalnya bekicot. Ayam memperoleh besi dari pakannya dan menyimpannya didalam tubuhnya. Tempat penyimpanan terbesar besi didalam tubuh adalah hati sehingga dimungkinkan hati ayam ras dan ayam buras tersebut mengandung besi dengan kadar yang berbeda.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar Fe pada hati ayam ras dan ayam buras.

Metode : Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposif dari Pasar Sore Padang Bulan. Sampel berbentuk padat diubah ke bentuk larutan melalui proses destruksi basah. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan nyala udara-asetilen pada panjang gelombang 248,3 nm.

Hasil penelitian: Kadar besi pada hati ayam ras yaitu (7,16 ± 0,077) mg/100gr sedangkan pada hati ayam buras (24,94 ± 0,039) mg/100gr.

Kesimpulan: Kadar besi dalam hati ayam ras dan ayam buras berbeda secara sigifikan.

Kata kunci: hati ayam ras, hati ayam buras, besi, spektrofotometri serapan atom

Abstract

Objective: Chicken liver is one of the food sources of Fe are needed to prevent anemia. People recognizes two types of chicken is ras and buras. Chicken ras get a chicken feed concentrate while chicken buras getting the feed varies such as bran, corn, nuts, whole grains, leaf herbs, and foods of animal origin such as snails. Chicken get iron from his feed and store it in his body. The site storage of iron in the body is liver so it is possible that ras and buras chicken liver containing iron with different levels

Purpose: To determine whether there are differences in the levels of Fe between ras and buras chicken liver.

Methode: The sampling technique is purposif. Solid sample turned into a solution through a process of wet destruction. The determination of Fe was conducted by using atomic absorption spectrophotometer with air-acetylene flame at the wavelength of 248.3 nm.

Research results: Level of iron in ras chicken liver is (7.16 ± 0.077) mg/100gr while in buras chicken liver is (24.94 ± 0.039) mg/100gr.

Conclusion: Levels of iron in the ras and buras chicken liver is significantly different.

(2)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 9

PENDAHULUAN

Anemia adalah sekelompok gangguan yang dikarakterisasi dengan penurunan haemoglobin yang menyebabkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Salah satu penyebab anemia adalah defisiensi besi. Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling sering terjadi, terutama menyerang anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui. (Sukandar, dkk, 2008; Almatsier, 2009).

Hati ayam merupakan tempat penyimpanan besi sehingga mengandung besi dengan kadar tinggi yang dibutuhkan untuk mencegah anemia. Hati ayam sering digunakan sebagai sumber pangan, terutama diolah untuk makanan bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun. Akan tetapi, sebagian masyarakat kurang menyukai hati ayam, terutama ibu hamil dan anak-anak karena rasanya yang kurang enak sedangkan hati ayam merupakan sumber penambah darah yang murah dan mudah didapat. Selain itu, mineral yang berasal dari hati ayam lebih mudah diabsorbsi karena mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral (Dinas Peternakan Koya Barat, 2000; Darmono, 1995; Almatsier, 2009).

Masyarakat mengenal dua jenis ayam, yaitu ayam “kampung” atau ayam buras (ayam bukan ras) dan ayam broiler atau ayam ras. Ayam ras mendapat pakan konsentrat sedangkan Ayam buras diberi pakan yang bervariasi yaitu dedak, jagung, kacang-kacangan, biji-bijian, daun-daunan (daun ubi kayu, daun bayam, dll), dan makanan asal hewan (bekicot, cacing, serangga, rayap, dll) (Astawan, 2009). Ayam memperoleh besi dari pakannya dan menyimpannya didalam tubuhnya. Tempat penyimpanan terbesar besi adalah hati (Almatsier, 2009). Sehingga dimungkinkan hati ayam ras dan ayam

buras tersebut mengandung besi dengan kadar yang berbeda.

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar besi (Fe) dalam hati ayam ras dan ayam buras serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar besi (Fe) dalam hati ayam ras dan ayam buras.

Analisis kadar besi dalam penelitian ini menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan nyala udara-asetilen karena metode tersebut dapat menentukan kadar logam tanpa dipengaruhi oleh keberadaan logam lain dan cocok untuk pengukuran sampel dengan konsentrasi rendah (Khopkar, 1990).

METODOLOGI PENELITIAN Alat-alat

Alat-alat yang digunakan yaitu spektrofotometer serapan atom (GBC Avanta Σ, Australia) dengan nyala udara-asetilen, neraca listrik (AND GF-200), lampu katoda besi (GBC), hot plate (Lab. Compagnion), blender (National), botol kaca dan alat-alat gelas (Pyrex).

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan kecuali dinyatakan lain berkualitas pro analisa keluaran E. Merck yaitu larutan standar besi 1000 µg/ml, asam nitrat 65% v/v, amonium tiosianat, dan aquabidest (PT. Ikapharmindo Putramas).

Prosedur Penelitian

Timbang 5 gram sampel yang telah diblender sampai homogen, dimasukkan kedalam erlenmeyer, tambahkan 25 ml asam nitrat 65% v/v, diamkan dalam temperatur ruangan selama 24 jam lalu dipanaskan di atas

hotplate pada temperatur sekitar 100°C

selama dua jam atau lebih sampai terbentuk larutan kuning jernih dan uap nitronya hilang, tambahkan 5 ml HNO3

(3)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 10 25 ml, dan diencerkan dengan

aquabidest sampai garis tanda lalu disaring menggunakan kertas saring Whatman No.42 sebanyak dua kali dengan membuang 2 ml filtrat pertama. Larutan ini dibuat untuk analisis kualitatif dan kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom (AOAC, 1990).

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif menggunakan amonium tiosianat 0,1N terbentuk warna merah.

Analisis Kuantitatif

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Larutan baku besi (1000 µg/ml) dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan HNO3 1 N

dan ditepatkan dengan aquabidest hingga garis tanda (konsentrasi 100 µg/ml). Lalu dipipet 0,5 ml; 1,0 ml ; 2,0 ml; 3,0 ml; dan 4,0 ml masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan HNO3 1 N dan ditepatkan

dengan aquabidest hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,5 µg/ml; 1,0 µg/ml; 2,0 µg/ml; 3,0 µg/ml; dan 4,0 µg/ml lalu

diukur pada panjang gelombang 248,3 nm.

Penetapan Kadar Besi dalam Sampel

Larutan sampel hasil dekstruksi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan nyala udara-asetilen pada panjang gelombang 248,3 nm. Pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali perulangan untuk setiap sampel yang telah didestruksi. Konsentrasi besi dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

Kadar besi dalam sampel (mcg/g) dapat dihitung dengan rumus:

CxVxFp W

Penentuan Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ)

LOD dan LOQ dapat dihitung dengan rumus (Gandjar dan Rohman, 2007; Harmita, 2004): SD = 2 ) ( 2  

n Yi Y LOD = slope SD x 3 LOQ = slope SD x 10

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Kualitatif

Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Fe.

No Logam Pereaksi Hasil Reaksi Sampel Ket.

1. Fe Ammonium tiosianat 1 N Merah HAR +

HAB +

Keterangan:

+ = Mengandung mineral HAR = Hati Ayam Ras HAB = Hati Ayam Buras

(4)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 11 Analisis Kuantitatif Kurva Kalibrasi Fe Kurva Kalibrasi Fe y = 0.0775x - 0.0052 R2 = 0.9988 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Konsentrasi Fe A bs orba ns i

Gambar 1. Kurva kalibrasi besi

Berdasarkan kurva kalibrasi di atas diperoleh hubungan antara konsentrasi mineral dengan absorbansinya dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9988. Harga r berada pada rentang nilai antara -1  r  1. Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X dan Y (Shargel dan Andrew, 1999).

Pemeriksaan kadar besi dilakukan secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum, yaitu 248,3 nm. Kadar besi diperoleh dari persamaan garis regresi larutan standar masing-masing mineral tersebut.

Tabel 2. Kadar Besi (mg/100g) Pada Hati Ayam Ras dan Hati Ayam Buras.

No. Sampel Kadar Besi (mg/100g)

1. Hati Ayam Ras (7,16 ± 0,077) 2. Hati Ayam Buras (24,94 ± 0,039)

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa hati ayam ras mengandung besi dengan kadar lebih rendah dibandingkan hati ayam buras. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai thitung melewati

nilai ttabel sehingga dapat dinyatakan bahwa

terdapat perbedaan signifikan kadar besi antara hati ayam ras dan ayam buras.

Uji Validasi Metode

Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Berdasarkan data kurva kalibrasi diperoleh batas deteksi sebesar 0,1819 µg/ml sedangkan batas kuantitasi sebesar 0,6065 µg/ml.

Hasil pengukuran konsentrasi larutan sampel menunjukkan bahwa

(5)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 12 konsentrasi tersebut berada diatas batas

deteksi dan batas kuantitasi, dimana konsentrasi hasil pengukuran Fe yang terkecil adalah 0,9961 µg/ml. Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari hasil pengukuran memenuhi kriteria cermat dan seksama

.

Uji Ketepatan dan Ketelitian

Tabel 3. Data hasil uji ketepatan (% recovery) dan uji ketelitian (% RSD)

No Logam yang dianalisis Sampel Perolehan kembali (%) RSD (%) 1.

Fe

HAR 95,03 1,02

HAB 96,35 0,15

Tabel 3 menunjukkan hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar mineral dalam sampel. Menurut (Ermer dan Miller, 2005), suatu metode memenuhi kriteria tepat jika nilai recovery-nya antara 80-120%. Uji perolehan kembali adalah salah satu dari uji validasi analisis untuk melihat kecermatan analisis yang dilakukan. Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya (Harmita, 2004).

Koefisien variasi (RSD) juga memberikan ketelitian yang memuaskan. Pada Tabel 3 dapat dilihat RSD Fe pada hati ayam ras dan ayam buras masing-masing sebesar 1,02 dan 0,15. Hasil ini telah memenuhi kriteria seksama atau teliti. Pada kadar satu persejuta (ppm) suatu metode dikatakan seksama atau teliti jika koefisien variasi ≤ 16 % (Harmita , 2004).

KESIMPULAN

Hasil analisis besi pada hati ayam ras dan ayam buras menunjukkan kadar besi pada hati ayam ras (7,16 ± 0,077) mg/100g; sedangkan pada hati ayam buras (24,94 ± 0,039) mg/100g. Hasil uji t dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikan pada kandungan besi dalam hati ayam ras dan ayam buras.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 228-229, 247, 253-257.

Astawan, M. (2009). Jeroan, Makanan

atau Sampah?. Senior.

http//pustaka.litbang.deptan.go.id/pu blikasi/p3273084.pdf. Diakses tanggal 7 Oktober 2012.

AOAC. (1990). Official Methods Of Analysis Of The Association Of Official Analytical Chemists. Edisi ke-15, Volume I. Editor: Kenneth Helrich. Washington: AOAC. Halaman 356-357.

Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press. Halaman 62.

Dinas Peternakan Koya Barat. (2000). Pembuatan Pakan Ternak Ayam Buras. Jayapura: Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat. Halaman 1.

(6)

*Korespondensi penulis: Fia.mustafa@yahoo.com 13 Ermer, J., dan Miller, J.H.M. (2005).

Method Validation in Pharmaceutical Analysis. A Guide to Best Practice. Weinheim.Wiley-VHC. Halaman 89, 171.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Halaman 22-23, 305-313, 319-322.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 117-135.

Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah: Saptohardjo. Jakarta: UI-Press. Halaman 274-275.

Shargel, L., dan Andrew, B.C. (1999).Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. Washington: Prentice-hall International Inc. Halaman 15.

Sukandar, E.K., dkk. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. Halaman 1, 6-7.

Gambar

Gambar 1.  Kurva kalibrasi besi

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara

PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH DENGAN KUASA MUTLAK SETELAH BERLAKUNYA. INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMER 14 TAHUN

Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih

berasal dari Tuhan (Allah SWT), sehingga pada hakekatnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika, ada kaitan satu dengan yang lain. Landasan

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penyusunan dan penafsiran terhadap fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya. Berbagai fakta yang berbeda antara

Kemudian, terjadinya surplus NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) keseluruhan 2017 yang mencapai USD 11,6 milyar yang juga didukung oleh peningkatan surplus TMF dan

Karena banyaknya suatu permasalahan yang timbul dalam sebuah sistem berjalan, maka dibuatlah suatu sistem usulan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi dengan

Kecil dan Menengah (UMKM) kurang dapat memberikan kepastian hukum sehingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) susah mendapatkan kredit/pembiayaan dari perbankan