• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan (Studi Kasus Kabupaten Banyumas)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan (Studi Kasus Kabupaten Banyumas)"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 2.  Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 3.  Diagram Keterkaitan Agropolitan dalam Pengembangan
Gambar 4:  Kerangka Pemikiran Model Pengembangan Wilayah               Dengan Pendekatan Agropolitan
Gambar 5 : Kerangka Proses Pembuatan Peta Kesesuaian Lahan Tanaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memprioritaskan sektor-sektor yang memberikan peluang peningkatan lapangan kerja tinggi seperti sektor industri pengolahan, listrik dan air bersih, sektor konstruksi dan sektor

Berdasarkan pertimbangan ini, maka dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah perlu memprioritaskan sektor pertanian yang menjadi sektor pemimpin seperti sektor buah-

Secara kesuruhan dari analisis Theil Within , dapat disimpulkan bahwa sektor industri pengolahan menjadi penyebab ketimpangan intern kecamatan di 11 kecamatan; sektor

JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI, JUMLAH INDUSTRI DAN PDRB SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN (Studi pada wilayah Kabupaten Gresik 2006 –

Berikut merupakan tabel hasil analisa Shift Share, dimana jika melihat pertumbuhan proporsional sektor pertanian, 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang

Berikut merupakan tabel hasil analisa Shift Share, dimana jika melihat pertumbuhan proporsional sektor pertanian, 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang

agropolitan merupakan pendekatan wilayah atau tata ruang yang memadukan pembangunan perdesaan dan perkotaan yang saling menguntungkan, berbasis pada potensi pertanian

Dalam upaya mempercepat pertumbuhan dan pengembangan wilayah, pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan tiga program unggulan yang diharapkan dapat memacu perkembangan