• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja Dan Kebutuhan Karyawan Pada Divisi Produksi Cv Eliman Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Beban Kerja Dan Kebutuhan Karyawan Pada Divisi Produksi Cv Eliman Bogor"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN KARYAWAN

PADA DIVISI PRODUKSI CV ELIMAN BOGOR

GUMANTI MUHAMAD SUBAGJA

H24100082

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang susun dengan judul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan Pada Divisi Produksi CV Eliman Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Instiut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015 Yang membuat pernyataan

(3)

GUMANTI MUHAMAD SUBAGJA. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan pada Divisi Produksi CV Eliman Bogor. Dibimbing oleh ERLIN TRISYULIANTI.

Peningkatan jumlah perusahaan dalam industri kecil dengan penurunan jumlah tenaga kerja pada industri tersebut, diikuti juga dengan penurunan tingkat produksi dalam industri kecil obat herbal yang menuntut adanya upaya untuk peningkatan daya saing setiap perusahaan pada industri tersebut. CV Eliman sebagai salah satu perusahaan obat tradisional berskala kecil tidak terlepas dari pertumbuhan tingkat persaingan pada industri tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi solusi alternatif bagi pemecahan masalah beban kerja dan kebutuhan karyawan pada perusahaan. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis standar kemampuan rata-rata dalam satuan waktu bagi analisis beban kerja adalah metode jam henti (stop watch time study) dalam studi waktu (time study). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap karyawan memiliki tugas pokok yang berbeda berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, nilai beban kerja dalam Full Time Equivalent (FTE) pada setiap karyawan divisi produksi secara umum adalah underload, dan jumlah karyawan aktual pada divisi madu telah sesuai dengan jumlah karyawann yang dibutuhkan, sedangkan jumlah karyawan aktual pada divisi kopi dan pengemasan lebih banyak dari jumlah karyawan yang dibutuhkan.

Kata kunci : analisis deskripsi dan spesifikasi pekerjaan, analisis beban kerja, analisis kebutuhan karyawan.

ABSTRACT

The increasing number of company in the small industry with decreasing of the employee number in that industry, also followed by decreasing of production level in the small herbal medicine industry that require the efforts to increase the competitiveness of every company in that industry. CV Eliman as one of the small herbal medicine company is inseparable from the growing level of competition in that industry. The purpose of this study is to give an alternative solution for problem solving of workload and employee’s needed in the company. The method of analysis and processing data used to analyze the standard of average capabilities in units of time for the workload analysis is stop watch time study method in time study. The result of this study shows that every employee has a different main tasks based on the type of products produced by the company, the value in Full Time Equivalent (FTE) of each employee’s workload on the production division in general is underload, and the actual number of employee in honey division was accordance with the number of employee’s needed, while the actual number of employee in coffee division and packaging division were more than the number of employee’s needed.

(4)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.

(5)

PADA DIVISI PRODUKSI CV ELIMAN BOGOR

GUMANTI MUHAMAD SUBAGJA

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Puji syukur atas rahmat Allah SWT yang telah telah memberikan hidayah dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian untuk pembuatan skripsi yang berjudul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan pada Divisi Produksi CV Eliman. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Ayah dan ibu, serta seluruh keluarga atas segala hal yang telah diberikan. 2. Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberi bimbingan dan dukungannya selama satu tahun bimbingan. 3. Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si dan Ibu Dra.Siti Rahmawati, M.Pd. yang

telah memberikan koreksi serta masukan informasi untuk penulis.

4. Bapak H. Opid dan Bapak Ali yang telah memdukung saya dalam motivasi pelaksanan penelitian.

5. Bapak Sofyan dan Bapak Febri yang telah mengijinkan terselenggaranya penelitian di CV. Eliman Bogor.

6. Ibu Erly, Ibu Lilis, Endi, Ahmad, Nenty, dan seluruh karyawan CV. Eliman Bogor yang telah memberikan dukungan berupa kerjasamanya selama kegiatan penelitian.

7. Nurul Fitriyanti yang telah sabar dan sukarela dalam memberi semangat. 8. Teman-teman sebimbingan Gershanda, Yolanda, Wita, Nude atas

kebersamaan diawal bimbingan skripsi.

9. Iqbal, Aldi, Yagus, Fauji, Ivan, dan semua teman atas kebersamaan, pengalaman, dan pembentukan karakter yang dijalani bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih terdapat berbagai keterbatasan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran akan sangat membantu dalam menyempurnakan penelitian mengenadi analisis beban kerja dan kebutuhan karyawan di masa yang akan datang. Semoga melalui skripsi ini, dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan mengenai analisis beban kerja bagi semua kalangan pembaca.

Bogor, Maret 2015

(8)

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Perencanaan Sumbe Daya Manusia 4

Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan 4

Analisis Beban Kerja 4

Analisis Kebutuhan Karyawan 4

Penelitian Terdahulu 5

METODE 6

Kerangka Pemikiran 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber data 8

Metode Pengumpulan Data 8

Alat dan Bahan 9

Pengolahan dan Analisis Data 9

Pengolahan Data 9

Analisis Data 12

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Gambaran Umum Perusahaan 14

Sekilas Tentang Divisi Produksi 14

Profil Karyawan pada Divisi Produksi 15

Deskripsi Pekerjaan 16

Spesifikasi Pekerjaan 19

Analisis Beban Kerja 20

Penetapan Waktu Kerja 21

Penetapan Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan 22

Implikasi Manajerial 28

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 33

(9)

1 Jumlah UMKM di Kota Bogor tahun 2007-2012 1 2 Jumlah karyawan pada divisi produksi CV Eliman 2

3 Penelitian terdahulu 5

4 Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas 12

5 Profil karyawan pada divisi produksi 16

6 Deskripsi pekerjaan karyawan divisi produksi 17

7 Spesifikasi pekerjaan divisi produksi 19

8 Hasil penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan divisi madu 22 9 Hasil penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan divisi kopi 23 10 Hasil penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan divisi

pengemasan

25

11 Rekapitulasi jumlah kebutuhan karyawan dengan jumlah aktual karyawan pada setiap divisi

27

2 Faktor penyesuaian Westinghouse. (Sutanlaksana,1979) 35 3 Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

(Sutanlaksana,1979). 39

4 Contoh data waktu dalam pengujian keseragaman dan kecukupan data, serta perhitungan waktu standar pada karyawan divisi pengemasan dengan menggunakan Microsoft Excel.

42

5 Perhitungan beban kerja karyawan dalam bentuk WPT pada divisi madu berdasarkan jenis produk dan unsur tugasnya.

44

6 Jumlah total beban kerja karyawan dalam bentuk WPT dan jumlah kebutuhan karyawan pada divisi madu.

48

7 Bagan alir A. 49

8 Bagan alir B. 51

9 Bagan alir C. 53

10 Bagan alir D. 55

11 Perhitungan beban kerja karyawan dalam bentuk WPT pada divisi

(10)

kebutuhan karyawan pada divisi kopi.

13 Bagan alir E. 62

14 Perhitungan beban kerja karyawan dalam bentuk WPT pada divisi pengemasan berdasarkan jenis produk dan unsur tugasnya.

63

15 Jumlah total beban kerja karyawan dalam bentuk WPT dan jumlah

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dari globalisasi telah mendorong tumbuhnya berbagai perusahaan sebagai bagian dari penggerak perekonomian bangsa. Jumlah perusahaan dalam berbagai industri dengan kriteria skala usaha seperti usaha mikro dan kecil, terus tumbuh dan berkembang di Indonesia seperti di Kota Bogor. Menurut informasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor tahun 2013, jumlah UMKM di kota Bogor tahun 2007 hingga 2012 terjadi peningkatan sejak tahun 2008 sepeti pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah UMKM di Kota Bogor Tahun 2007-2012 Jenis

Berdasarkan data ekonomi dan perdagangan, tentang industri mikro dan kecil tentang jumlah tenaga kerja industri mikro dan kecil menurut provinsi tahun 2013 hingga 2014 yang diterbitkan oleh badan pusat statistik (BPS) memberikan informasi bahwa jumlah tenaga kerja pada industri kecil Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 47,97 % dengan jumlah karyawan industri kecil sebanyak 909.687 orang pada tahun 2013 menjadi 473.281 orang pada tahun 2014. Badan Pusat Statistik juga telah mengeluarkan Berita Resmi Statistik No.60/08/th.XVII, 4 Agustus 2014 mengenai pertumbuhan produksi industri manufaktur triwulan II tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah pertumbuhan produksi industri berskala mikro dan kecil untuk jenis industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional mengalami penurunan produksi sebesar 12,83% pada triwulan II tahun 2014 terhadap triwulan II tahun 2013. Berita Resmi Statistik No. 22/05/32/th.XV, 2 Mei 2014 mengenai pertumbuhan produksi industri manufaktur Provinsi Jawa Barat triwulan I tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah pertumbuhan produksi industri manufaktur farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional untuk industri berskala mikro dan kecil mengalami penurunan sebesar 6,82 % pada triwulan I tahun 2014 terhadap triwulan I tahun 2013.

(12)

Tabel 2. Jumlah karyawan pada setiap divisi produksi CV Eliman

Tahun Jumlah karyawan

Divisi Madu Divisi Kopi Divisi Pengemasan

2013 3 orang 4 orang 6 orang

2014 2 orang 2 orang 5 orang

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 diketahui seiring dengan penurunan jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi industri kecil produsen obat tradisional, diikuti dengan jumlah penurunan karyawan divisi produksi yang berpengaruh terhadap tingkat produksi yang mampu dicapai oleh CV Eliman. Perusahaan dengan penggunaan teknologi produksi yang sederhana dalam proses produksinya, dapat melakukan upaya dalam meningkatkan daya saing perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan dengan pelaksanaan usaha yang efektif, efisien, dan produktif melalui peningkatan kualitas pada pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 140/pmk.01/2006 tentang pedoman pelaksanaan analisis beban kerja menyatakan bahwa analisis beban kerja adalah suatu tehnik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efesiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Informasi lebih lanjut terkait volume pekerjaan atas tugas yang harus diselesaikan pada setiap keryawan dapat diperoleh dengan melakukan analisis deskripsi dan spesifikasi pekerjaan pada perusahaan. Sehingga untuk mencapai pelaksanakan usaha yang efektif dan efisien serta pengelolaan SDM yang baik sesuai kebutuhan perusahaan, analisis beban kerja dan kebutuhan karyawan perlu dilakukan pada perusahaan CV Eliman.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya, maka dapat dibentuk beberapa rumusan masalah sebagai berikut : (1) bagaimana deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap orang karyawan? (2) bagaimana beban kerja karyawan selama satu tahun? (3) berapa jumlah karyawan efektif yang dibutuhkan pada setiap divisi produksi perusahaan atas beban kerja yang diberikan? (4) bagaimana alternatif solusi yang dapat diberikan dalam pemecahan masalah tentang beban kerja dan kebutuhan karyawan pada perusahaan?

Tujuan Penelitian

(13)

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : (1) perusahaan, sebagai rekomendasi dalam pengelolaan jumlah sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan, (2) penulis, sebagai mendia kerja nyata dalam penerapan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah, (3) akademisi, sebagai media yang menyediakan data penerapan pengetahuan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan sebagai acuan untuk penelitian yang berikutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

(14)

Perencaaan Sumber Daya Manusia

Mangkuprawira (2003) menyatakan bahwa perencanaan sumber daya manusia adalah langkah awal dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai bidangnya sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat terwujud dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Menurut Putra (2014), perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di watu yang akan datang, dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut.

Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan

Pigors dan Myres dalam Moekijat (1992) menyatakan bahwa “job

description is a word picture (in writing). It is the culmination of a process which includes collecting, verifying, and correlating information about job elements and tasks”. Moekijat (1992) menyatakan bahwa unsur (element) adalah kesatuan pekerjaan yang paling kecil, dan tugas (task) adalah satu bagian atau komponen dari suatu jabatan. Spesifika si pekerjaan menyajikan informasi mengenai ciri, karaktersistik, pendidikan, pengalaman pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik (Hasibuan, 2005). Spesifikasi pekerjaan mengacu kepada ciri dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini memperlihatkan seperti apa orang yang akan direkrut dan untuk kualitas seperti apa orang itu harus diuji (Dessler,2004).

Analisis Beban Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Keuangan menyatakan bahwa analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh inforasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Volume kerja adalah sekumpulan tugas atau pekerjaan yang harus atau dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun.

Analisis Kebutuhan Karyawan

(15)

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan menganai analisis beban kerja dan kebutuhan karyawan, serta studi gerak dan waktu terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3 Penelitian terdahulu

No Judul Penelitian Metode

1 Studi Gerak dan Waktu pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil, oleh Akbar (2011)

Studi gerak dan waktu (motion and time study) menurut Niebel (1988) dan Stanlaksana, dkk (2006). 2 Studi Gerak dan Waktu pada Proses

Sortasi Udang di PT Kelola Mina Laut Gresik, Jawa Timur, oleh Anggraini (2006)

Studi gerak dan waktu (motion and time study) menurut Niebel (1988) dan Stanlaksana, dkk (2006).

3 Analisis Beban Kerja Teller dan Back Office (studi kasus Bank BCA KCP Cilandak), oleh Putra (2014)

Analisis beban kerja menurut Peraturan Meteri keuangan

No.140/PMK.01/2006, dengan cara work sampling.

4 Analisis beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan (Store Associate) Toko Buku Gramedia Depok, oleh Permana (2012)

Analisis beban kerja menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara

No.KEP/75/M.PAN/7/2004 dengan cara work sampling.

5 Kajian Waktu Kinerja dan

Produktivitas pada Proses Perakitan Mobil Avanza Trimming 0 di PT Toyota Manufacturing Indonesia, oleh Priyambodo (2011)

Pengukuran waktu kerja dari studi waktu menurut Sutanlaksana, dkk (2006).

6 Analisis Studi Gerak dan Waktu pada Proses Produksi Minuman Lidah Buaya di UKM (Studi Kasus PT Purwana, Bogor), oleh Tastanny (2011)

Analisa studi gerak dengan metode therbligs menurut Wignjosoebroto (2006), serta studi waktu dengan metode stop wacth time study menurut Sutanlaksana,dkk (2006). 7 Analisis Pekerjaan dan Beban Kerja

Karyawan PT Ekanindya Karsa, oleh Yuliantami (2010)

Analisis beban kerja menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No 12 tahun 2008 dengan

(16)

METODE

Kerangka Pemikiran

Visi, misi, dan tujuan perusahaan menjadi acuan strategi bisnis perusahaan yang bersaing dalam lingkungan industri kecil penghasil obat tradisional atau herbal, kemudian diturunkan pada strategi sumber daya manusia perusahaan. Strategi sumber daya manusia salah satunya terdiri dari perencanaan sumber daya manusia. Mangkuprawira (2003) menyatakan bahwa perencanaan sumber daya manusia adalah langkah awal dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai bidangnya sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat terwujud dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu aspek yang berkaitan dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi kerja dengan sumber daya manusia pada perusahaan adalah dengan mengetahui suatu pekerjaan dan beban kerja yang diberikan pada setiap karyawan. Oleh sebab itu maka analisis deskripsi pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job specification) dilakukan untuk mengetahui bagaimana suatu pekerjaan diberikan oleh perusahaan kepada setiap jabatan karyawannya hingga bentuk satuan kerja terkecil dalam suatu tugas.

(17)

Peningkatan Persaingan, Penurunan Jumlah Tenaga Kerja dan Produktivitas Industri

Gambar 1. Kerangka Pemukiran Konseptual

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada CV. El-Iman yang beralamat di Jl. Pamikul Ujung No. 02 Bantarjati, Bogor Utara. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan 29 Agustus 2014, hingga data penelitian yang dibutuhkan telah terpenuhi.

Pengelola CV Eliman

Penurunan Jumlah Karyawan CV Eliman

Perencanaan Sumber Daya Manusia (Mangkuprawira, 2003)

Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan (Moekijat, 1992)

Analisis Beban Kerja (Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006) yang merupakan hasil kali antara volume

kerja dan norma waktu.

Rekomendasi

(18)

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung. Wawancara dan pengamatan dilakukan pada karyawan sebagai responden yang diteliti. Data sekunder digunakan sebagai data penunjang penelitian yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, serta data-data mengenai karyawan dari pihak perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data ditujukan untuk melakukan pengukuran kerja yang menghasilkan data acuan dalam menganalisis beban kerja dan kebutuhan karyawan. Pengumpulan data untuk pengukuran kerja erat kaitannya dengan analisis beban kerja sesuai dengan pernyataan Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006 tentang pedoman pelaksanaan analisis beban kerja, bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Norma waktu adalah waktu yang wajar dan nyata dipergunakan secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk menyelesaikan suatu tahapan proses penyelesaian pekerjaan, serta pengukuran kerja adalah teknik yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan standar norma waktu kerja. Karena perusahaan belum memiliki standar norma waktu, maka diperlukan pengumpulan data untuk pengukuran kerja pada perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk pengukuran kerja dilakukan dengan metode studi waktu (time study) secara langsung, tepatnya dengan metode jam henti (stop watch time study). Menurut Wignjosoebroto (2006), metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan siklus pekerjaan, yang mana waktu baku ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pengukuran kerja dengan metode jam henti (stop watch time study) menurut Wignjosoebroto (2006) yaitu :

1. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform. 2. Isi atau macam pekerjaan itu harus homogen.

3. Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan atau untuk setiap elemen kerja yang berlangsung.

4. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.

(19)

standar kemampuan rata-rata karyawan dalam melaksanakan setiap elemen pekerjaan. Setiap jumlah waktu yang digunakan untuk karyawan bekerja dihitung menggunakan jam henti (stop watch), dan kemudian dicatat pada sebuah lembar formulir studi waktu sesuai dengan responden yang diamati. Pencatatan jumlah waktu dilakukan berdasarkan unsur atau elemen dalam suatu siklus pekerjaan yang diketahui melalui analisis pekerjaan. Terdapat juga metode lain yang umum dilakukan dalam studi waktu secara langsung seperti metode work sampling. Brannick dan Levine (2002) mengatakan bahwa work sampling adalah sebuah metode dari menggabungkan beberapa observasi tentang satu atau lebih pekerja dalam waktu tertentu. Karena pekerjaan-pekerjaan karyawan divisi produksi pada perusahaan yang sesuai dengan jenis kriteria seperti memberikan hasil yang kuantitatif dan pekerjaan dilakukan secara berulang dalam menghasilkan produk, maka metode jam henti (stop watch time study) lebih sesuai untuk digunakan dari pada metode work sampling (sampling kerja) dalam pengukuran waktu kerja secara langsung.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan pengumpulan data pada karyawan perusahaan diantaranya lembaran pengamatan, stop watch, alat tulis, digital video camera JVC GZ-E205, kalkulator CASIO fx-350MS, dan seperangkat komputer. Penggunaan digital video camera JVC GZ-E205 dilakukan ketika kemampuan peneliti dalam mengamati kejadian terbatas karena adanya perbedaan lokasi ruang pengamatan.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengukuran kerja untuk melakukan analisis beban kerja menggunakan metode jam henti (stop watch time study) kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data waktu untuk memperoleh waktu standar karyawan melakukan pekerjaan. Waktu standar tersebut menjadi acuan dalam perhitungan analisis beban kerja melalui perkalian antara volume kerja dengan noma waktu.

Pengolahan Data

Menurut Sutanlaksana (2006) analisis waktu standar dengan data waktu yang didapatkan dapat diuji dengan beberapa uji statistik :

1. Uji keseragaman data

Data dikelompokkan ke dalam subgrup yang berisi empat buah data dan uji dengan rumus :

a. Rumus menghitung rataan data (x).

k

b. Rumus menghitung standar deviasi.

(20)

n

x

  ... (3)

c. Rumus menghitung batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB).

x Harga rata-rata dari subgrup 

j

x Harga rata-rata dari subgrup ke-i 

 Simpangan baku dari data waktu pendahuluan 

x

 Simpangan baku dari distribusi harga rata-rata subgrup

N = Jumlah pengukuran pendahuluan k = Banyaknya subgrup yang terbentuk 2. Uji kecukupan data

Jumlah pengamatan yang harus dilakukan agar mendapat tingkat ketelitian 5% dengan tingkat keyakinan 95% ditentukan dengan menggunakan rumus :

2

Keterangan : N’ = Jumlah pengamatan yang dibutuhkan

N = Jumlah pengamatan k = Tingkat kepercayaan s = Tingkat ketelitian

x = waktu penyelesaian yang diamati

Pada pengujian kecukupan data pada tingkat kepercayaan yang dipilih sebesar 95% dengan tingkat ketelitian sebesar 5%, maka :

Nilai Z = 1 –α / 2 Dengan α = 0,05

Maka Z = 1 – 0,05 / 2 = 0,975

Berdasarkan tabel distribusi normal untuk nilai 0,975 diperoleh nilai Z (atas harga k) = 1.96  2

Nilai k/s = 2 / 0,05 = 40

Oleh sebab itu dapat langsung digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : maka dikatakan data tidak mencukupi sehingga perlu dilakukan pengukuran kembali agar data mencukupi.

(21)

N P (faktor penyesuaian) = 1- jumlah penyesuaian

c. Waktu baku

Keterangan : xj = data hasil pengukuran ke-i

N = jumlah data hasil pengukuran

P = faktor penyesuaian (rating performance) L = kelonggaran (allowance)

X = besarnya kelonggaran pekerja

Penjelasan perolehan waktu standar melalui perhitungan data waktu kerja hasil pengamatan langsung berdasarkan beberapa kriteria waktu yaitu waktu siklus, waktu normal dan waktu baku yaitu :

a. Waktu Siklus.

Waktu siklus adalah rata-rata waktu yang diperoleh dengan pengukuran untuk setiap jenis pekerjaan menggunakan stopwatch. Waktu siklus dihitung berdasarkan data waktu yang telah diuji kecukupan datanya.

b. Waktu Normal.

Waktu penyelesaian pekerjaan oleh seorang karyawan dalam kondisi wajar dengan kemampuan rata-rata adalah waktu normal. Perhitungan waktu normal dilakukan dengan penyeseuaian (performance rating) untuk menormalkan waktu dari pengukuran kerja karyawan dikarenakan terdapat penyebab kecepatan kerja yang tidak tetap. Penyesuaian yang diperlukan untuk mendapatkan waktu normal dilakukan dengan menggunakan konsep Westinghouse Systems Rating. Pada konsep tersebut terdapat empat faktor yang menyebabkan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu : keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (conditions) dan konsistensi (consistency). Nilai performance rating keempat faktor tersebut terdapat pada Lampiran 2. c. Waktu baku.

(22)

untuk kebutuhan pribadi berdasarkan jenis kelamin. Faktor-faktor kelonggaran tersebut terdapat pada Lampiran 3.

Analisis Data

Melalui pengamatan pada setiap unit produksi, dapat diketahui berapa waktu kerja yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan suatu tugas. Kemudian gambaran penggunaan waktu kerja dapat dijelaskan sesuai dengan jenis dan unsur tugas yang dibebankan pada karyawan.

Berdasarkan standar kemampuan rata-rata karyawan yang diperoleh dari standar waktu kerja karyawaan untuk menyelesaikan tugas-tugas pokok, maka kuantitas beban kerja untuk setiap tugas-tugas pokok karyawan dalam satu tahun kemudian dapat diketahui. Besarnya frekuensi melakukan aktivitas dalam satuan waktu menunjukkan besarnya nilai beban kerja. Beban kerja yang diperoleh kemudian menjadi dasar untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah kebutuhan tenaga kerja.

Metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan berdasarkan beban kerja, dilakukan dengan pendekatan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan pada setiap divisi. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan yang disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan Waktu Kerja

Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif , artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif.

Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Hari Kerja Efektif = (A – (B + C + D)) Keterangan :

A = jumlah hari menurut kalender

B = jumlah hari sabtu dan minggu dalam setahun C = jumlah hari libur dalam setahun

D = jumlah cuti tahunan

b. Menyusun Waktu Penyelesaian Tugas

Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah beban suatu tugas pokok dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada Tabel 4.

(23)

Keterangan :

BT = Jumlah beban tugas dalam waktu tertentu (frekuensi kerja). Waktu Baku = Standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas. WPT = Waktu penyelesaian tugas.

c. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja

Kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan pegawai yaitu :

∑ WPT

Kebutuhan karyawan = x 1 orang ...(1) ∑ WPT

Keterangan :

(24)

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

CV Eliman merupakan sebuah perusahaan yang termasuk dalam industri produk obat herbal yang berdiri sejak tahun 2006 dan tidak menggunakan bahan kimia obat dalam pengolahan produknya. Proses produksi dan penggunaan bahan baku berpedoman pada ilmu kesehatan Islam yang terdapat pada Sunnah dan Hadits. Perusahaan memiliki visi yaitu menjadikan herbal sebagai solusi dan pilihan terbaik untuk dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani manusia sesuai Sunnah yang ditetapkan dalam Al-qur’an dan Hadits. Misi perusahaan adalah mengkaji dan meneliti jenis tanaman yang terdapat dalam

Al-qur’an dan Sunnah serta mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat

tentang manfaat dan cara penggunaan herbal tersebut agar dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan. Produk yang dihasilkan dari awal berdirinya perusahaan telah sempat terjual di pasar domestik dan luar negeri seperti produk yang sampai terjual di House of Jamu Jurong Singapore, Albakri Emirat Arab, hingga pengusaha muslim Bosnia yang pasarkan oleh distributor resmi CV Eliman Bogor yang diketahui dari profile book milik perusahaan. Berdasarkan Undang-Undang No. 09 tahun 1995 Pasal 5 ayat 1 huruf a dan b tentang usaha kecil yang menyatakan bahwa kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1000.000.000,- (satu milyar rupiah). Berdasarkan pada informasi mengenai pendapatan hasil penjualan tahunan perusahaan yang diperoleh dari wawancara yaitu kurang dari Rp.1.000.000.000,- maka CV Eliman merupakan perusahaan dengan kategori usaha kecil yang sesuai dengan kategori usaha pada UU No. 09 tahun 1995.

Perusahaan memproduksi berbagai jenis produk herbal dengan bahan baku dari pemasok yang bebas dari penggunaan pestisida. Jenis produk yang dihasilkan diantaranya Sari Kurma Nahlah, Coffe Habbasy Ginseng 18 in 1, Coffe Habbat Ginseng 5 in 1 (dikemas dengan bentuk satu renceng berisi 10 pcs dan kemasan 1 plastik berisi empat renceng atau 40 pcs), Kopi Asmara, Mumtaz Tea, Sauda Tea, Habbasy Oil, Habbatussauda Capsul Oil dengan kemasan isi 75, 115, dan 200 kapsul, Minyak Zaitun Cair, Minyak Zaitun Kapsul, Zait Sauda Merah, Madu Batuk, Madu Anak Na’im, Madu Beepollen, Madu Thypus, madu untuk ibu hamil dan menyusui, Madu Batuk Hitam Anak, serta Madu Hutan, Madu Randu, dan Madu Rambutan yang dikemas dalam jerigen ukuran setengah dan satu kilogram. Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan melibatkan tiga unit atau divisi produksi yaitu divisi madu, divisi kopi, dan divisi pengemasan. Pembagian unit atau divisi produksi tersebut disesuaikan dengan berbagai jenis produk yang dihasilkan.

Sekilas Tentang Divisi Produksi.

(25)

karyawan sebanyak 13 orang pada bulan Juli hinga Agustus 2014. Alokasi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan pada setiap divisi produksi dapat terlihat pada Gambar 2.

Gambar 3. Struktur Organisasi CV. Eliman Bogor

Profil Karyawan Pada Divisi Produksi

Berdasarkan informasi dari database perusahaan terkait identitas karyawan, dapat diperoleh informasi mengenai karyawan pada setiap divisi produksi perusahaan pada Tabel 5.

Direktur Operasional

Staff Administrasip

Unit Distribusi

Divisi Produksi

Divisi Madu

Divisi Kopi

Divisi Pengemasan Direktur

Utama

Karyawan 1

Karyawan 2

Karyawan 1

Karyawan 2

Karyawan 1

Karyawan 2

Karyawan 3

Karyawan 4

(26)

Tabel 5 Profil karyawan pada divisi produksi Divisi Karyawan Usia

(tahun)

Lama

Bekerja Pendidikan

Jenis

Pada Tabel 5 dapat diketahui kriteria karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan pada setiap divisi. Pada divisi madu dan divisi kopi, setiap karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan adalah karyawan dengan jenis kelamin pria. Sedangkan pada divisi pengemasan seluruh karyawan yang dipekerjakan adalah berjenis kelamin wanita. Perbedaan tersebut salah satunya dikarenakan pemimpin perusahaan menganggap kriteria karyawan berjenis kelamin wanita memiliki keterampilan dan kecekatan kerja yang lebih sesuai dengan pekerjaan divisi pengemasan dalam mengemas berbagai macam produk, dari pada karyawan berjenis kelamin pria. Sedangkan pada divisi madu dan kopi terdapat beberapa aktivitas kerja yang membutuhkan tenaga yang besar untuk melaksanakan aktivitas kerjanya, sehingga karyawan berjenis kelamin pria dianggap lebih sesuai oleh pengelola perusahaan untuk menjadi karyawan pada divisi tersebut.

Deskripsi Pekerjaan

(27)

Tabel 6 Deskripsi pekerjaan karyawan divisi produksi Divisi Karyawan Uraian

Pekerjaan

(28)

Divisi Madu Perusahaan Lain Divisi Kopi

Produk Jadi / Produk Akhir

A B C D

E F G H

I J K * L

M * N O P

Q R S T *

Gambar 3. Bagan Alir Pembuatan Produk Keterangan :

Tanda * : Menunjukkan jenis produk yang mengalami dua proses pengolahan pada pesusahaan yang berbeda.

(29)

: Menunjukkan pengerjaan jenis produk L, N, O, P, P, Q, R, dan S. : Menunjukkan produk akhir yang telah melalui berbagai proses produksi.

H Habbatussauda Capsul Oil R Madu Randu I Minyak Zaitun Cair S Madu Rambutan J Minyak Zaitun Kapsul T Madu Ibu Hamil

Kode Proses Produksi

(a) Pembuatan Racikan Bahan Baku

(b) Pengolahan Bahan Baku (c) Pengemasan

Bagan alir produk menggambarkan proses kerja yang dilakukan oleh setiap divisi berdasarkan jenis produk yang ditangani, serta hubungan kerja yang terdapat diantara divisi produksi. Proses kerja yang berkaitan dengan penggunaan alat kerja utama pada setiap divisi dapat dilihat pada Lampiran 7 hingga Lampiran 10 untuk divisi madu, dan Lampiran 13 untuk divisi kopi.

Spesifikasi Pekerjaan.

Informasi mengenai spesifikasi pekerjaan tentang ciri, karaktersistik, pendidikan, pengalaman pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan suatu pekerjaan diperoleh dari database perusahaan dan wawancara langsung pada pihak internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Spesifikasi pekerjaan divisi produksi Divisi Pendidikan SMK (bidang studi

teknik mesin)

SMK (bidang studi teknik mesin)

(30)

Lanjutan Tabel 7

Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan

(31)

setiap divisi produksi CV Eliman diperoleh melalui langkah penetapan waktu kerja karyawan, serta penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan.

Penetapan Waktu Kerja.

Waktu kerja adalah waktu yang tersedia dan secara efektif digunakan oleh karyawan untuk bekerja. Penetapan waktu kerja dilakukan berdasarkan jam kerja karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan selama satu tahun. Berdasarkan pengangamatan dapat diketahui bahwa jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan adalah tujuh jam untuk setiap hari kerja dari hari senin hingga hari sabtu yaitu dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dengan toleransi waktu istirahat dari pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Namun terdapat perbedaan kebijakan jam bagi karyawan berjenis kelamin pria pada hari jumat dikarenakan adanya toleransi untuk melaksanakan sholat jumat bagi karyawan pria sehingga jam kerja efektif yang ditetapkan adalah 6,5 jam yang dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, dengan toleransi istrirahat dari pukul 11.30 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Dalam menghitung jam kerja efektif tidak mungkin karyawan melakukan pekerjaannya selama 100 % waktu kerja dalam satu hari. Terdapat waktu tidak bekerja (allowance) pada karyawan yang digunakan seperti untuk buang air, melepas lelah, atau keterlambatan yang ditoleransi oleh perusahaan. Total waktu yang ditoleransi tersebut adalah 20 % atau ± 90 menit dalam satu hari kerja. Sedangkan hari libur perusahaan adalah toleransi untuk perayaan hari besar naional seperti perayaan hari idul fitri. Kemudian perhitungan waktu kerja disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 untuk waktu kerja efektif pada karyawan pada setiap divisi, dan berkaitan dengan jenis kelamin karyawan adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Waktu Kerja Divisi Madu dan Divisi Kopi.

∑ Hari dalam satu tahun = 365 hari

∑ Hari libur nasional = 13 hari

∑ Hari libur perusahaan = 5 hari

∑ Hari minggu = 52 hari

∑ Hari kerja efektif = 295 hari

Waktu kerja dalam satu tahun = 2.039 jam

Allowance = 20%

Sehingga, waktu kerja efektif (WKE) dalam satu tahun adalah 1.631,2 jam per orang.

Keterangan :

∑ Hari kerja normal = 243 hari

∑ Hari jumat = 52 hari

Waktu kerja / tahun = [(243 hari x 7 jam) + (52 hari x 6,5 jam)] 2. Penetapan Waktu Kerja Divisi Pengemasan.

∑ Hari dalam satu tahun = 365 hari

∑ Hari libur nasional = 13 hari

∑ Hari libur perusahaan = 5 hari

∑ Hari minggu = 52 hari

∑ Hari kerja efektif = 295 hari

Waktu kerja dalam satu tahun = 2.065 jam

Allowance = 20%

(32)

Keterangan :

Waktu kerja dalam satu tahun = 295 hari x 7 jam Penetapan Beban Kerja dan Kebutuhhan Karyawan.

Penetapan beban kerja karyawan yang disesuaikan pada Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006 dilakukan dengan mengalikan frekuensi kerja karyawan dalam satu tahun dengan jumlah waktu baku atau waktu standar kemampuan rata-rata karyawan. Perkalian tersebut menghasilkan informasi mengenai volume kerja yang merupakan beban kerja karyawan yang disajikan dalam bentuk waktu penyelesaian tugas (WPT). Berdasarkan penjelasan tersebut maka penetapan beban kerja untuk setiap karyawan pada setiap divisi produksi CV Eliman adalah sebagai berikut :

1. Penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan pada divisi madu.

Perhitungan dalam langkah penetapan beban kerja pada divisi madu dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Pada lampiran tersebut dapat diketahui perhitungan beban kerja karyawan berdasarkan tugas pokok dan unrus tugasnya. Sedangkan hasil dari penetapan beban kerja dalam bentuk WPT dan kebutuhan karyawan pada divisi terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan divisi madu

No Jenis produk Karyawan 1 Karyawan 2

∑ WPT detik ∑ WPT detik

1 Madu Thypus, Madu Batuk, Madu Hitam Anak.

3.367.440,96 3.127.484,63

2 Madu Beepollen. 193.349,97 178.154,47

3 Madu Ibu Hamil. 6.100,90 6100,90

4 Zait Sauda Merah 6.120,6 6.120,6

5 Madu Hutan, Madu Randu, Madu Rambutan.

131.096,02 131.096,02

∑ WPT beba kerja karya a dala detik

/ tahun. 3.704.108,45 3.448.956,62

Nilai WPT (beban kerja) karyawan dikonversi dalam satuan jam / tahun

∑ WPT beba kerja karya a dala ja /

tahun. 1.028,92 958,04

∑ WKE aktu kerja efektif dala ja /

kebutuhan karyawan pada divisi madu 2 orang

Keterangan :

Kebutuhan karyawan divisi madu

∑ WPT di isi adu

= x 1 orang ∑ WKE di isi adu

(33)

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa setiap karyawan pada divisi madu memiliki nilai beban kerja dalam bentuk waktu penyelesaian tugas (WPT) yang berada dibawah kapasitas kerja setiap karyawan atau underload, terhadap waktu kerja efektif (WKE) yang dimiliki seitap karyawan. Kemudian karyawan 1 pada divisi madu memiliki nilai beban kerja lebih tinggi yaitu senilai 1.028,92 jam per tahun dikarenakan menggunakan mesin mesin pengaduk bahan baku berkapasitas 30 kg yang memiliki langkah kerja yang lebih banyak dari pada karyawan 2 yang menggunakan mesin pengaduk bahan baku berkapasitas 60 kg. Langkah kerja yang bebeda dapat diketahui dari proses kerja penggunaan mesin pengaduk berkapasitas 30 kg pada Lampiran 7 dan Lampiran 9 terhadap langkah kerja penggunaan mesin pengaduk bahan baku berkapasitas 60 kg pada Lampiran 8 dan Lampiran 10. Berdasarkan penetapan beban kerja di atas maka diperoleh total beban kerja sebesar 1986,96 jam per tahun untuk divisi madu. 2. Penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan pada divisi kopi.

Perhitungan dalam langkah penetapan beban kerja karyawan pada divisi kopi atas semua unsur tugasnya dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12. Sedangkan hasil dari penetapan beban kerja dalam bentuk WPT dan kebutuhan karyawan pada divisi kopi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil penetapan baban kerja karyawan divisi kopi

No Jenis produk Karyawan 1 ∑ WPT detik Karyawan 2 ∑ WPT detik 1 Coffee Habbady Ginseng 18

in 1 373.526,42 427.023,22

2 Coffee Habbat Ginseng 5 in 1 675.827,21 834.407,01

3 Coffee Habbat Ginseng 5 in 1 (kemasan ekonomis isi 40

sachet) 1.142.498,44 1.142.498,44

4 Kopi Asmara 494.914,21 653.494,01

∑ WPT beba kerja karya a dala detik

/ tahun 2.686.766,28 3.057.422,68

Nilai WPT (beban kerja) karyawan dikonversi dalam satuan jam / tahun

∑ WPT beba kerja karya a dala ja

dibebankan 884,88 781,91

∑ total WPT beba kerja pada di isi adu

dalam jam / tahun. 1595,61

Kebutuhan karyawan pada divisi kopi 1 orang

Keterangan :

Kebutuhan karyawan divisi kopi ∑ WPT di isi kopi

= x 1 orang ∑ WKE di isi kopi

(34)

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa setiap karyawan pada divisi kopi memiliki nilai beban kerja dalam bentuk waktu penyelesaian tugas (WPT) yang berada dibawah kapasitas kerja setiap karyawan atau underload, terhadap waktu kerja efektif (WKE) yang dimiliki seitap karyawan. Hasil penetapan beban kerja menjunjukkan bahwa karyawan 2 pada divisi kopi memiliki beban kerja senilai 849,29 jam per tahun, yang lebih besar dari pada karyawan 1 yang memiliki nilai beban kerja senilai 746,32 jam per tahun. Berdasarkan pengamatan langsung, penyebab dari perbedaan jumlah beban kerja karyawan tersebut yaitu karena karyawan 2 memiliki unsur tugas yang lebih banyak dengan melakukan langkah membuat racikan herbal untuk semua produk kopi yang tidak dilakukan oleh karyawan 1. Proses pembuatan racikan herbal kopi yang dilakukan oleh karyawan 2 dikarenakan faktor latar belakang pendidikan lulusan SMK yang lebih terampil dalam melakukan pembuatan racikan herbal kopi dengan peralatan yang disediakan oleh perusahaan dibandingkan dengan karyawan 1 yang memiliki latar belakang pendidikan SMA. Berdasarkan penetapan beban kerja di atas maka diperoleh total beban kerja sebesar 1595,61 jam per tahun untuk divisi kopi.

3. Penetapan beban kerja pada divisi pengemasan.

Perhitungan dalam langkah penetapan beban kerja pada divisi pengemasan dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 15. Sedangkan hasil dari

(35)

25

Tabel 10 Hasil penetapan beban kerja dan kebutuhan karyawan pada divisi pengemasan

No Jenis Produk Karyawan 1 Karyawan 2 Karyawan 3 Karyawan 4 Karyawan 5

∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik)

1 Sari Kurma Nahlah 376.177,87 376177,87 916.945,87 1.084.835,47 916.945,87

2 Mumtaz tea 481.342 509254,06 481.342 509.254,06 48.1342

3 Sauda tea 156.686,42 163865,9 156.686,42 163.865,9 156.686,42

4 Habbasy Oil dan Minyak

Zaitun Cair 84.997,44 88521,84 84.997,44 88.521,84 84.997,44

5 Zait Sauda Merah 22.571,28 29257,47 22.571,28 29.257,47 22.571,28

6 Minyak Zaitun kapsul dan Habbatussauda Capsul Oil

dengan kemasan isi 75 kapsul. 43.467,84 38924,58 34.088,32 38.924,58 34.088,32 7 Minyak Zaitun kapsul dan

Habbatussauda Capsul Oil

dengan kemasan isi 115 kapsul. 21.014,34 23.714,6 37.422,87 40.123,13 37.422,87 8 Minyak Zaitun kapsul dan

Habbatussauda Capsul Oil

dengan kemasan isi 200 kapsul. 43.467,84 46.112,92 43.467,84 46.112,92 43.467,84 9 Madu Beepollen dan Madu

Thypus 97.960,51 101.933,47 97.960,51 101.933,47 97.960,51

10 Madu Batuk 2.366.031,24 2.856.446,04 2.366.031,24 2.856.446,04 2.366.031,24

11 Madu Anak Na’im 89.264,67 100.179,63 89.264,67 100.179,63 89.264,67

12 Madu Batuk Hitam Anak 115.885,33 139.889,05 115.885,33 139.889,05 115.885,33

13 Madu Ibu Hamil 16.264,28 17.513,84 16.264,28 17.513,84 16.264,28

14 Madu hutan, Madu Randu, dan Madu Rambutan dengan kemasan jerigen isi satu

(36)

Lanjutan Tabel 10

No Jenis Produk Karyawan 1 Karyawan 2 Karyawan 3 Karyawan 4 Karyawan 5

∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik) ∑ WPT (detik)

15 Madu hutan, Madu Randu, dan Madu Rambutan dengan kemasan jerigen isi satu

kilogram 37.124,32 38.534,08 37.124,32 38.534,08 37.124,32

∑ WPT (beban kerja) karyawan dalam

detik / tahun 4.014.791,7 4.594.773,39 4.562.588,71 5.319.839,52 4.562.588,71 Nilai WPT (beban kerja) karyawan dikonversi dalam satuan jam / tahun

∑ WPT (beban kerja) karyawan dalam

jam / tahun 1.115,22 1.276,33 1.267,39 1.477,73 1.267,39

∑ WKE (waktu kerja efektif) dalam jam /

tahun 1.652 1.652 1.652 1.652 1652

Keterangan beban kerja ∑ WPT < ∑ WKE

∑ WPT < ∑ WKE

∑ WPT < ∑ WKE

∑ WPT < ∑ WKE

∑WPT < ∑

WKE Selisih ∑ WKE terhadap ∑ WPT yang

dibebankan 536,78 375,67 384,61 174,27 384,61

∑ WPT (beban kerja) pada divisi

pengemasan dalam jam / tahun 6.404,05

Kebutuhan karyawan pada divisi

pengemasan 4 orang

Keterangan :

Kebutuhan karyawan divisi pengemasan

∑ WPT di isi pengemasan

= x 1 orang ∑ WKE divisi pengemasan

(37)

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa setiap karyawan pada divisi kopi memiliki nilai beban kerja dalam bentuk waktu penyelesaian tugas (WPT) yang berada dibawah kapasitas kerja setiap karyawan (underload), terhadap waktu kerja efektif (WKE) yang dimiliki seitap karyawan. Berdasarkan langkah penetapan beban kerja karyawan, dapat diketahui bahwa karyawan 4 pada divisi pengemasan memiliki nilai beban kerja paling tinggi sebesar 1.477.73 jam per tahun, serta karyawan 1 pada divisi pengemasan memiliki nilai beban kerja paling rendah sebesar 1.115,22 jam per tahun. Selain terdapatnya unsur tugas yang menyebabkan tingginya nilai beban kerja pada karyawan 4, pelaksanakan beban kerja yang berlebih tersebut dikarenakan faktor usia yang muda, serta memiliki ketekunan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikan dari SMK. Karyawan 3 pada divisi pengemasan memiliki pengalaman kerja selama dua tahun mempunyai nilai beban kerja yang sama dengan karyawan 5 dengan pengalaman kerja kurang dari satu tahun senilai 1.267,39 jam per tahun, dikarenakan berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan penyelia memberikan informasi bahwa Karyawan 5 lebih tekun dan cepat belajar dengan kondisi pekerjaan pada divisi pengemasan. Sehingga karyawan 5 dapat menyesuaikan diri untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sama dengan karyawan 3.

Setelah melakukan perhitungan jumlah kebutuhan karyawan pada setiap divisi, diperoleh hasil informasi berupa jumlah karyawan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan pada suatu divisi atas beban kerja yang dimiliki oleh divisi tersebut. Informasi jumlah karyawan yang efektif dan efisien menunjukkan bahwa analisis kebutuhan karyawan atas sejumlah nilai beban kerja pada setiap divisi, dengan pendekatan metode tugas per tugas jabatan dan studi waktu (time study) yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai jumlah kebutuhan karyawan pada divisi produksi CV Eliman. Rekapitulasi jumlah kebutuhan karyawan dengan jumlah aktual karyawan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Rekapitulasi jumlah kebutuhan karyawan dengan jumlah aktual karyawan pada setiap divisi

No. Nama Divisi Jumlah

(38)

Implikasi Manajerial

Hasil penelitan yang diperoleh melalui analisis beban kerja, memberikan informasi bahwa kondisi beban kerja karyawan secara keseluruhan merupakan underload atau beban kerja yang diterapkan pada karyawan masih dibawah kapasitas karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kondisi tersebut memungkinkan pengelola perusahaan untuk meningkatkan beban kerja pada setiap divisi produksi. Bedasarkan analisis tersebut juga dapat diketahui bahwa divisi kopi dan divisi pengemasan memiliki jumlah karyawan aktual yang lebih banyak satu orang dari pada jumlah karyawan. Sehingga penyesuaian yang tepat untuk menyeimbangkan jumlah tenaga kerja dengan target beban kerja yang masih dapat ditingkatkan untuk divisi kopi dan divisi pengemasan sangat diperlukan. Tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan beban kerja yang diberikan menyebabkan kerugian utama yaitu tidak tercapainya tujuan pekerjaan secara efektif dan efisien selain dari akibat biaya upah yang tidak sesuai dengan kinerja karyawan. Selain dari kesesuaian jumlah karyawan yang dibutuhkan dengan jumlah aktual karyawan, nilai beban kerja merupakan acuan penilaian mendasar terhadap efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam mencapai tujuan produksi perusahaan.

(39)

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis beban kerja dan kebutuhan karyawan pada divisi produksi CV Eliman Bogor adalah sebagai berikut :

1. Analisis deskripsi dan spesifikasi pekerjaan pada karyawan di setiap divisi produksi memberikan informasi mengenai uraian tugas pokok karyawan dan kriteria karyawan yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai tugas pada setiap divisi produksi. Hasil analisis deskripsi pekerjaan karyawan diuraikan dalam bentuk unsur tugas untuk analisis beban kerja karyawan.

2. Hasil analisis beban kerja karyawan dengan menggunakan metode jam henti (stop watch time study) dalam mengukur standar kemampuan karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, menghasilkan informasi bahwa keseluruhan karyawan pada setiap divisi memiliki nilai beban kerja underload atau dibawah kapasitas kerja karyawan dalam bentuk waktu kerja efektif (WKE). Sehingga pengelola perusahaan dapat memiliki peluang dan kesempatan untuk meningkatkan beban kerja dalam bentuk penambahan deskripsi pekerjaan karyawan berdasarkan selisih waktu kerja efektif yang dimiliki setiap karyawan.

3. Hasil analisis kebutuhan karyawan berdasarkan nilai beban kerja yang dibebankan memberikan informasi mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk divisi madu sebanyak dua orang, divisi kopi sebanyak satu orang, dan divisi pengemasan sebanyak lima orang. Terdapatnya kelebihan karyawan aktual berdasarkan jumlah karyawan yang dibutuhkan seperti pada divisi kopi tidak berarti bahwa pengurangan jumlah karyawan adalah solusi utama untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi kerja. Hal tersebut dikarenakan terdapatnya lebih dari satu langkah kerja yang harus dilakukan bersamaan oleh seorang karyawan, dan hanya memungkinkan untuk dilakukan oleh jumlah karyawan aktual.

4. Alternatif solusi yang memungkinkan bagi pengelola perusahaan adalah dengan menambah deskripsi pekerjaan karyawan atas selisih waktu kerja efektif yang tersedia, atau dengan cara mendorong tingkat penjualan untuk meningkatkan target produksi perusahaan agar beban kerja yang diberikan pada karayawan dapat sesuai dengan waktu kerja efektif yang tersedia.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Pengelola perusahaan sebaiknya dapat melakukan perencanaan terkait beban kerja dan sistem kerja secara bersama dengan seluruh karyawan dalam meningkatkan produktivitas karyawan yang lebih efektif dan efisien. Upaya dalam meningkatkan penjualan produk dengan sistem produksi yang baik sangat berguna bagi peningkatan beban kerja karyawan yang sesuai dengan kapasitasnya.

(40)
(41)

DAFTAR

PUSTAKA

Akbar MT. 2011. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

Anggraini D. 2006. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Sortasi Udang di PT Kelola Mina Laut Gresik, Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknik Mesin dan Bio Sistem, Institut Pertanian Bogor

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Data Ekonomi dan Perdagangan tentang Jumlah Tenaga Kerja Industri Mikro dan Kecil menurut Provinsi, 2013-2014. [internet]. [diunduh 2014 September 7]. Tersedia pada http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1790

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik No. 60/08/th.XVII tentang Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan II Tahun 2014. Jakarta (ID) : BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik No. 22/05/32/th.XV tentang Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat Triwulan I Tahun 2014. Jakarta (ID): BPS

Brannick MT dan Levine EL. 2002. Job Analysis (Methosd, Research, and Applications for Human Resource Management in the New Millennium). California (US): Sage Publication, inc.

Barness,RM. 1980. Motion and Time Study (Design and Measurement of Work.7th edition. New York (US): John Willey & Sons

Dessler G. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Indeks

Dinas Koperasi dan UMKM. 2011. Rekapitulasi data anggota asosiasi UMKM Kota Bogor per sektor usaha tahun 2012. Bogor (ID): Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor

Hasibuan M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Bumi Aksara

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Mangkuprawira S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia

Moekijat. 1992. Analisis Jabatan. Bandung (ID): CV. Mandar Maju

Niebel BW. 1988. Motion and Time Study. 8th edition. Pennsylvania (US): McGraw-hill Education Asia

Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan

Peraturan Menteri dalam Negeri No. 12 Tahun 2008 tentang Analisis Beban Kerja Putra ND. 2014. Analisis Beban Kerja Teller dan Back Office (Studi Kasus Bank BCA KCP Cilandak). [skripsi]. Bogor (ID): Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(42)

Priyambodo YR. 2011. Kajian Waktu Kinerja dan Produktivitas pada Proses Perakitan Mobil AvanzaTriming 0 di PT Toyota Manufacturing Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

Sutanlaksana IZ, Ruhana A, Jan HT. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung

Setyawan T.2008. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi Mdf Bogor Centrum Daerah Telkom Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Tastanny T. 2011. Analisis Studi Gerak dan Waktu pada Proses Produksi Minuman Lidah Buaya di UKM (Studi Kasus : PT Driyama Purwana, Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Institut Pertanian Bogor Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

Wignjosoebroto S. 2006. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama, Cetakan Keempat. Surabaya (ID): Widya Guna

(43)
(44)

Lampiran 1. Lembar pengamatan.

LEMBAR PENGAMATAN STUDI WAKTU ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN

KARYAWAN

Nama Peneliti : Gumanti Muhamad Subagja

NRP : H24100082

Departemen : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

No. : Kategori Halaman

Hari / Tanggal : Baru : Revisi :

Nama Responden : Nama Mesin : Jenis kelamin :

Mulai : Selesai : Output/menit = ...

Langkah Kerja

Jumlah Waktu Pengukuran (detik) Rata-rata

Kelonggaran (L)

Rating (P)

Waktu Siklus Rata-rata (Ws)

Waktu Normal (Wn)

(45)

Lampiran 2. Faktor penyesuaian Westinghouse (Sutanlaksana, 2006).

Faktor Kelas Lambang Penyesiauan

Keterampilan Superskill A1 +0,15

A2 +0,13

Excellent B1 +0,11

B2 +0,08

Good C1 +0,06

C2 +0,03

Average D 0,00

Fair E1 -0,05

E2 -0,10

Poor F1 -0,16

F2 -0,22

Usaha Superskill A1 +0,13

A2 +0,12

Excellent B1 +0,10

B2 +0,08

Good C1 +0,05

C2 +0,02

Average D 0,00

Fair E1 -0,04

E2 -0,08

Poor F1 -0,12

F2 -0,17

Kondisi Kerja Ideal A +0,06

Excellent B +0,04

Good C +0,02

Average D 0,00

Fair E -0,03

Poor F -0,07

Konsistensi Perfect A +0,04

Excellent B +0,03

Good C +0,01

Average D 0,00

Fair E -0,02

Poor F -0,04

(46)

Lanjutan Lampiran 2.

Keterangan untuk menentukan faktor penyesuaian Westinghouse : A. Keterampilan :

1. Super skill, kriterianya adalah :

a. secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaan, sempurna dan terlatih dengan baik.

b. kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan mesin. c. perpindahan dari satu elemen ke elemen pekerjaan tidak terlampau

terlihat karena lancarnya.

d. tidak terkesan adanya tindakan-tindakan berpikir dan merencana (sudah otomatis).

e. tampak cocok dengan pekerjaannya, terlatih dengan baik, berirama dan terkoordinasi.

f. bekerjanya teliti dan tidak terlalu banyak melakukan pengukuran atau pemeriksaan.

g. gerakan kerjanya dilakukan tanpa kesalahan, percaya pada diri sendiri. h. bekerjanya tampak lebih baik daripada pekerja pada umumnya,

kualitas keja baik.

i. dapat memberi petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilannya lebih rendah.

j. tidak memerlukan banyak pengawasan, tiada keragu-raguan, stabil, cepat.

2. Average skill, kriterianya adalah :

a. tampak adanya kepercayaan pada diri sendir, pekerja yang cakap, cepat tapi tidak lambat.

b. terlihat pekerjaan - pekerjaan yang perencanaan.

c. mengkoordinasikan tangan dan pikirannya dengan cukup baik. d. tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk

pekerjaan, teliti, memuaskan. 3. Fair skill, kriterianya adalah :

a. Tampak terlatih tapi belum cukup baik.

b. mengenal peralatan dan perlengkapan secukupnya, kurang percaya diri c. tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah

ditempatkan dipekerjaan itu sudah cukup lama.

d. mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak selalu tidak yakin.

e. sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri. 4. Poor skill, kriterianya adalah :

a. tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikirannya.

b. tidak yakin pada urutan gerakan, kaku, sering melakukan kesalahan, tidak percaya diri.

c. Seperti tidak terlatih untuk pekerjaan tersebut, tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

(47)

Lanjutan Lampiran 2.

Keterangan untuk menentukan faktor penyesuaian Westinghouse : B. Usaha :

1. excessive effort, kriterianya adalah : a. kecepatan sangat berlebihan.

b. usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.

2. Excellent effort, kriterianya adalah :

a. jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.

b. gerakan -gerakan lebih ekonomis daripada operator-operator yang biasa.

c. penuh perhatian pada pekerjaannya.

d. tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari, bangga atas kelebihannya, jarang kesalahannya, sistematis.

e. karena lancarnya, perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya tidak terlihat.

3. good effort, kriterianya adalah :

a. bekerja berirama dan terkoordinasi.

b. saat-saat menganggur tidak sangat sedikit bahkan terkadang tidak ada. c. penuh perhatia pada pekerjaannya.

d. kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari, senang pada pekerjaannya.

e. menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik. f. memelihara dengan baik kondisi peralatan. 4. Average effort, kriterianya adalah :

a. tidak sebaik good, tapi lebih baik dari poor, bekerja dengan stabil. b. menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannnya.

c. set up dilaksanakan dengan baik.

d. melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. 5. Fair effort, kriterianya adalah :

a. saran-saran perbaikan diterima dengan kesal, kurang sungguh – sungguh.

b. kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya, gerakannya terencana.

c. terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya. d. sistematika kerjanya sedang-sedang saja, terlampau hati - hati, banyak

membuang waktu.

6. Poor effort, kriterianya adalah :

a. tidak memperhatikan adanya minat bekerja, tidak mau menerima saran, malas dan lambat, rapi.

b. melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu untuk mengambil alat dan bahan-bahan.

(48)

Lanjutan Lampiran 2.

Keterangan untuk menentukan faktor penyesuaian Westinghouse : C. KONDISI KERJA

Pengertian kodisi kerja yang dimaksud adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan serta tata letak.

D. KONSISTENSI

(49)

39 Lampiran 3. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (Sutanlaksana, 2006)

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

A. TENAGA YANG DIKELUARKAN Ekuivalen bebas Pria Wanita

1 Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk Tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0 2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0,00 – 2,25 kg 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5

3 Ringan Menyekop, ringan 2,25 – 9,00 kg 7,5 – 12,0 7,5 16,0

4 Sedang Mencangkul 0,900 – 18,00 kg 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0

5 Berat Mengayun palu yang

berat

18,00 – 27,00 kg 19,0 – 30,0

6 Sangat berat Memanggul beban 27,00 – 50,00 kg 30,0 – 50,0

7 Luar biasa berat Memanggul karung

berat

Di atas 50 kg

B. SIKAP KERJA

1 Duduk Bekerja duduk, ringan 0,0 – 1,0

2 Berdiri di atas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 – 2,5

3 Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4,0

4 Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depanbadan 2,5 – 4,0

5 Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki 4,0 – 10,0

C. GERAKAN KERJA

1 Normal Ayunan bebass dari palu 0

2 Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0 – 5

3 Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0 – 5

4 Pada anggota-anggota badan terbatas

Bekerja dengan tangan di atas kepala 5 – 10

(50)

Lanjutan Lampiran 3. Besarnya kelongaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (Sutanlaksana, 2006).

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

A. KELELAHAN MATA* Pencahayaan baik Pencahayaan buruk

1 Pandangan yang terputus-putus Membaca alat ukur 0 1

2 Pandangan yang hampir terus menerus

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 2 2

3 Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah

Memeriksa cacat-cacat pada kain 2 5

4 Pandangan terus menerus dengan fokus tetap

Pemeriksaan yang sangat teliti 4 8

B. KEADAAN TEMPERATUR TEMPAT KERJA**

Temperatur (◦C) Kelelahan normal Berlebihan

1 Beku Di bawah 0 Di atas 10 Di atas 12

2 Rendah 0 – 13 10 – 0 12 – 5

3 Sedang 13 – 22 5 – 0 8 – 0

4 Normal 22 – 28 0 – 5 0 – 8

5 Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100

6 Sangat tinggi Di atas 38 Di atas 40 Di atas 100

C. KEADAAN ATMOSFIR***

1 Baik Ruangan yang berventilasi baik, udara segar 0

2 Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya)

0 – 5

3 Kurang baik Ada debu beracun atau tidak beracu, tapi banyak 5 – 10

4 Buruk Ada bau berbahaya yang mengharuskan

menggunakan alat-alat pernapasan

(51)

41 Lanjutan Lampiran 3. Besarnya kelongaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (Sutanlaksana, 2006).

FAKTOR KELONGGARAN (%)

A. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK

1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0

2 Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik 0 – 1

3 Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1 – 3

4 Sangat bising 0 – 5

5 Juka faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 0 – 5

6 Terasa adanya getaran lantai 5 – 10

7 Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll) 5 – 15

Keterangan :

*) kontras antar warna hendaknya diperhatikan **) tergantung juga pada keadaan ventilasi

***) dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

Catatan pelengkap :

(52)

Lampiran 4. Contoh data waktu dalam pengujian keseragaman dan kecukupan data, serta perhitungan waktu standar (waktu baku) pada karyawan divisi pengemasan dengan menggunakan Microsoft Excel.

Jenis produk : Madu Batuk

Elemen pekerjaan : Menuangkan madu pada kemasan botol (setiap 15 botol) No Sub

Gambar

Tabel 3.
Gambar 1. Kerangka Pemukiran Konseptual
Gambar 3. Struktur Organisasi CV. Eliman Bogor
Tabel 6 Deskripsi pekerjaan karyawan divisi produksi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis pengujian pendahuluan menunjukkan bahwa struktur organisasi sudah baik, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan belum cukup baik, praktik yang sehat hampir

Dalam komunikasi organisasi, kita berbicara mengenai informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang

Sajian terakhir gendhing Jathilan dimainkan pada saat nimbul atau penyembuhan, yaitu ketika gendhing ini kembali dihadirkan sebagai musik dalam penyembuhan, meskipun

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa Intensitas nyeri pre test pada responden yang dilakukan relaksasi genggam jari (kelompok eksperimen) memiliki rata-rata (mean)

Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan 0,15 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga turun sebesar 0,18 persen, sementara IB

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva,

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen, hal ini menunjukkan bahwa

mengumpulkan data dari berbagai literatur yang bersumber dari kitab, buku, jurnal, artikel, dan karya ilmiah lainnya sebagai sumber rujukan. Hasil dari penelitian