• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN

API-API (

Avicennia marina

) DI PANTAI TIMUR SURABAYA

GALUH AJENG SEPTARIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

GALUH AJENG SEPTARIA. Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api – api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya. Dibimbing oleh AHMAD HADJIB.

Pemanasan global akibat meningkatnya gas rumah merupakan salah satu isu dan masalah penting yang sedang berkembang di berbagai negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan konsentrasi gas rumah kaca adalah dengan tetap menjaga hutan. Hutan mangrove merupakan salah satu jenis ekosistem hutan yang terdapat di Indonesia. Kawasan Pantai Timur Surabaya memiliki hutan mangrove yang didominsi jenis A. marina. Perhitungan simpanan karbon pada tegakan A.marina dilakukan untuk mengetahui manfaatnya yaitu menurunkan emisi gas rumah kaca.

Biomassa dihitung dengan menggunakan rumus allometrik yang nantinya untuk menduga nilai simpanan karbon. Parameter yang digunakan adalah diameter setinggi dada dengan selang 6.4 cm-35 cm. Mangrove jenis A. marina memiliki kerapatan 1265 pohon/ha. Besarnya karbon total dari keseluruhan kelas diameter diperoleh 31 009.78 kg/ha, total karbon di atas permukaan tanah dari semua kelas diameter diperoleh 25 010.72 kg/ha, total karbon di bawah permukaan tanah sebesar 5999.06 kg/ha dan total serapan CO2 sebesar 113 805.89

kg/ha.

Kata kunci: Avicennia marina, biomassa, karbon

ABSTRACT

GALUH AJENG SEPTARIA. Estimation of Carbon Stock in Api-api Stand (Avicennia marina) at East Coast of Surabaya. Supervised by AHMAD HADJIB.

Global warming, caused by the increasing amount of greenhouse gases, is one of the most important issues in various countries. One of the efforts that can be done to reduce the amount of the greenhouse gases is keeping the forest. Mangrove forest is a type of forest ecosystem found in Indonesia. Surabaya East Coast region is dominated by mangrove wood species A. marina. The calculation of carbon deposits in A. marina stands was conducted to determine its benefits in realm of reducing the greenhouse gas level.

The biomass stock are calculated by using allometric formula to estimate the amount of stored carbon. The parameters used are the trees’breast-height diameter at 6.4 cm - 35 cm. Mangrove species A. marina has density of 1265

trees/ha. The total carbon amount of the overall diameter class obtained is 31 009.78 kg/ha, the total amount of above-ground carbon of all diameter classes

obtained is 25 010.72 kg/ha, the total value of below-ground carbon is 5999.06 kg/ha and the total CO2 uptake is 113 805.89 kg/ha.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departement Manajemen Hutan

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN

API-API (

Avicennia marina

) DI PANTAI TIMUR SURABAYA

GALUH AJENG SEPTARIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya

Nama : Galuh Ajeng Septaria NIM : E14100046

Disetujui oleh

Ir. Ahmad Hadjib, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr.Ir. Ahmad Budiaman, MSc. Forst. Trop Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya ilmiah ini dapat selesai. Karya ilmiah ini berjudul “Pendugaan Simpanan Karbon pada Tegakan Api-api (Avicennia marina) di Pantai Timur Surabaya” yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Ahmad Hadjib, MS selaku pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Bapak dan Kakak atas kasih sayang, dukungan, dan doa selama ini.

Penghargaan turut penulis sampaikan kepada Bapak Yuli, Bapak Fathoni, Bapak Wahid dan seluruh staf Dinas Pertanian Surabaya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Jania Nurdela, Aris Maulana, Desi Wulansari, Winda Astuti, Maya Rianasari, Dwi Anjarsari, rekan-rekan MNH 47 lainnya dan anggota RIMPALA khususnya R-XV (Mentari Purwakasiwi, Fajar Alif Sampangestu, Anxious Yoga Perdana, Puspa Diva Nur Aqmarina, Nurani Hardikananda, Nursinta Arifiani Rosdiana, Mentari Medinawati, Iqbal Nizar Arafat, Fitri Maharani, dan Anggi Gustiani) atas motivasi dan kebersamaannya selama ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 9

Latar Belakang 9

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Pengumpulan Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4

Kondisi Tegakan Mangrove 5

Simpanan Biomassa dan Karbon 7

Serapan CO2 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Luas hutan mangrove Pantai Timur Surabaya 5

2 Jumlah tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter 6 3 Biomassa tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter 8 4 Karbon tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter 10

DAFTAR GAMBAR

1 Bentuk dan ukuran petak contoh 3

2 Keadaan hutan mangrove di sepanjang garis Pantai Timur Surabaya 4 3 Keadaan tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya 6 4 Hubungan kerapatan pohon (N/ha) dengan kelas diameter 7 5 Hubungan biomassa total per ha dengan kelas diameter 9 6 Hubungan karbon total per ha dengan kelas diameter 10 7 Persentase karbon di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan

tanah 11

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanasan global merupakan salah satu isu dan masalah penting yang sedang berkembang di berbagai negara. Pemanasan global ini ditandai dengan meningkatnya suhu di permukaan bumi. Peningkatan suhu dipermukaan bumi bumi diakibatkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer salah satunya adalah gas CO2. Haeruman (2007) menyatakan bahwa kegiatan deforestrasi dan degradasi hutan merupakan salah satu penyebab utama dari tingginya emisi karbondioksida ke atmosfer yang kemudian mengakibatkan perubahan iklim.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan konsentrasi gas rumah kaca adalah dengan tetap menjaga keberadaan hutan. Hutan merupakan penyerap gas CO2 yang cukup penting selain dari fitoplankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan baik hutan kota, hutan alami tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas CO2dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian proses ini sangat bermanfaat bagi manusia karena dapat menyerap gas yang bila konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca (Dahlan 1992). Menurut Heriansyah & Mindawati (2005) hutan dapat mencegah pemanasan global dengan menyerap CO2 dari atmosfir dan menyimpannya sebagai karbon dalam bentuk materi organik tanaman. Menurut Soemarwoto (1998) biomassa merupakan tempat penyimpanan karbon dan hal tersebut dinamakan sebagai rosot karbon (carbon sink).

Hutan mangrove merupakan salah satu jenis ekosistem hutan yang terdapat di Indonesia. Menurut Bengen (2000), hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut air laut. Mangrove sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir memegang peranan yang cukup penting, baik di dalam memelihara produktivitas perairan pesisir maupun di dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah tersebut (Purwoko & Onrizal 2002).

(12)

2

mangrove Surabaya ini dilakukan sehingga manfaat ekologi dari mangrove ini dapat diketahui.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya simpanan karbon dan serapan CO2 tegakan A. marina pada berbagai kelas diameter.

Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kandungan karbon tersimpan dan serapan CO2 di kawasaan hutan mangrove Pantai Timur Surabaya yang nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perhitungan simpanan karbon pada jenis tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya. Pada perhitungan simpanan karbon jenis A. marina hanya dilakukan di sepanjang pantai. Parameter yang digunakan adalah jenis pohon, jumlah pohon (N), diameter pohon (D) antara 6.4 cm – 35 cm dan kerapatan tegakan.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Alat dan Bahan

Alat ukur yang digunakan di lapangan adalah pita ukur, kompas, patok, tali rafia, label, kamera digital, alat tulis, tally sheet. Alat yang digunakan untuk pengolahan data adalah Microsoft Excel, Microsoft Word, dan kalkulator. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan hutan mangrove.

Prosedur Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan berupa jenis pohon, diameter pohon (D), dan jumlah pohon (N). Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Surabaya yang terdiri dari data kondisi umum lokasi penelitian, luas wilayah pantai timur Surabaya, jenis-jenis mangrove di Pantai Timur Surabaya, dan sebaran hutan mangrove.

(13)

3 purposive sampling yang masing-masing mewakili tegakan mangrove di sepanjang Pantai Timur Surabaya.

Setiap petak contoh dibuat plot contoh denganukuran adalah 10 x 100 m yang dibagi menjadi 10 plot contoh berukuran (10 m x 10 m). Selanjutnya, pada setiap plot contoh dilakukan identifikasi jenis dan pengukuran diameter setinggi dada (Dbh) yang berada dalam kisaran 6.4 – 35 cm. Petak contoh untuk pengumpulan data dengan metode jalur berpetak ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Bentuk dan ukuran petak contoh Prosedur Pengolahan Data

Penyusunan Tabel Struktur Tegakan

Penyusunan tabel struktur tegakan berdasarkan sebaran diameter dengan membaginya ke dalam beberapa kelas diamater. Jumlah kelas diameter sebanyak lima belas kelas dengan lebar selang kelas diameter adalah 2 cm yaitu 6.4 – 8.3 cm, 8.4 – 10.3 cm, 10.4 – 12.3 cm, 12.4 – 14.3 cm, 14.4 – 16.3 cm, 16.4 – 18.3 cm, 18.4 – 20.3 cm, 20.4 – 22.3 cm, 22.4 – 24.3 cm, 24.4 – 26.3 cm, 26.4 – 28.3 cm, 28.3 – 30.3 cm, 30.4 – 32.3 cm, 32.4 – 34.3 cm, 34.4 – 36.4 cm.

Perhitungan Simpanan Karbon

Perhitungan simpanan karbon pohon A. marina dilakukan dengan menggunakan persamaan allometrik pendugaan biomassa pohon. Persamaan tersebut nantinya untuk menghitung simpanan karbon yang terkandung di dalam tegakan A. marina, Menurut Dharmawan & Siregar (2008) persamaan allometrik untuk jenis A. marina adalah sebagai berikut :

Biomassa di atas permukaan tanah B = 0.185 D 2.352

Biomassa di bawah permukaan tanah B = 0.168 D 1.796

Data diameter pohon kemudian dimasukkan ke dalam persamaan allometrik tersebut sehingga diperoleh biomassa pohon dari tiap pohon. Menurut IPCC (2006) konsentrasi karbon yang terkandung dalam bahan organik sebesar 47%, sehingga estimasi jumlah karbon tersimpan yaitu dengan mengalikan 0.47 dengan biomassa seperti pada persamaan berikut:

C = B x 0.47

Keterangan:

(14)

4

B : Biomassa (kg)

Perhitungan Serapan CO2

Menurut Murdiyarso (1999) Potensi penyerapan gas CO2 diperoleh melalui perhitungan perkalian kandungan karbon terhadap besarnya serapan CO2 dengan rumus yang digunakan, yaitu :

WCO2 = C x FKCO2

Keterangan :

WCO2 : Banyaknya CO2 yang diserap (kg) C : Karbon (kg/ha)

FKCO2 : Faktor konversi unsur karbon (C) ke CO2 = 3.67

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Menurut data Dinas Pertanian Kota Surabaya 2013 hutan mangrove Pantai Timur Surabaya memiliki luas total 481.84 ha yang terdiri dari daerah pantai, tambak dan kanan kiri sungai. Jenis mangrove yang tumbuh di kawasan ini antara lain Avicennia spp., Rhizopora spp., Sonneratia spp., Bruguiera spp., Ceriops spp., dan Nypa fruticans. Mangrove Pantai Timur Surabaya masuk kedalam empat kecamatan yaitu Sukolilo, Mulyorejo, Rungkut dan Gunung anyar. Daerah mangrove untuk sepanjang pantai sendiri memiliki luas 149.38 ha, untuk keseluruhan luas hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya dapat dilihat pada Tabel 1. Lebar pantai yang ditumbuhi mangrove dikawasan ini antara 10-20 meter dengan kemiringan 5%. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan sebesar 24.77 mm/bulan dengan5 bulan kering dan 7 bulan basah. Kondisi hutan mangrove yang terdapat disepanjang Pantai Timur Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.

(15)

5 Berdasarkan data peta geologi teknik lembar Sedati-Surabaya secara umum kondisi geologi wilayah Pesisir Timur Surabaya terbentuk atas dua satuan utama yaitu satuan lempung lanauan dan satuan lempung pasiran. Jenis tanah di wilayah ini adalah aluvial hidromorf dan aluvial kelabu yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung, dan pecahan cangkang fosil setempat. Kondisi topografi wilayah ini datar dengan elevasi 2.21-3.75 mdpl.

Tabel 1 Luas hutan mangrove Pantai Timur Surabaya

Kecamatan Luas (Ha)

Menurut Bengen (2000), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia :

a. Daerah yang paling dekat dengan laut dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. dan dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.

b. Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.

c. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.

d. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa jenis palem lainnya.

(16)

6

Gambar 3 Keadaan tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya

Menurut Murdiyanto (2003) pada umumnya di perbatasan daerah laut didominasi jenis bakau pionir Avicennia spp. dan Sonneratia spp. Hal tersebut sesuai keadaan di daerah Pantai Timur Surabaya yang didominasi dengan jenis Avicennia spp. yang tumbuh secara alami yang dapat dilihat pada Gambar 3. Banyaknya pohon jenis A. marina di sepanjang pantai pada keseluruhan plot di tampilkan pada Tabel 2. Data yang diambil di lapangan untuk pengukuran karbon adalah pohon jenis A. marina yang memiliki diameter antara 6.4-35 cm sesuai dengan sebaran diameter setinggi dada yang berada dalam kisaran pohon contoh untuk persamaan allometrik biomassa yang digunakan. Pohon hasil inventarisasi kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa kelas diameter untuk mengetahui sebaran diameter dalam kawasan tersebut.

Tabel 2 Jumlah tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter

Diameter Jumlah Pohon

6.4 - 8.3 499

8.4 - 10.3 415

10.4 - 12.3 194

12.4 - 14.3 95

14.4 - 16.3 31

16.4 - 18.3 12

18.3 - 20.3 8

20.4 - 22.3 6

22.4 - 24.3 0

24.4 - 26.3 3

26.4 - 28.3 0

28.4 - 30.4 2

Total 1265

(17)

7 maksimal di lapangan sebesar 29 cm sehingga kelas diameter yang digunakan sebanyak 12 kelas. Pengelompokan kelas diameter ini bertujuan untuk memudahkan pengelompokan data sehingga diketahui jumlah sebaran pohon berdasarkan diameter di lapangan. Berdasarkan data inventarisasi semakin besar diameter pohon jumlah pohon yang ditemukan semakin sedikit. Berdasarkan hasil pengelompokan diameter jumlah yang paling banyak berada antara kelas diameter 6.4 – 8.3 cm sebanyak 499 pohon/ha. Gambar 4 menjukkan hubungan antara jumlah pohon dengan kelas diameter. Jumlah pohon semakin menurun seiring bertambahnya diameter. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Husch et al. (2002) yang menyatakan distribusi diameter untuk hutan tidak seumur ditandai dengan banyaknya pohon pada kelas diameter kecil yang diikuti dengan penurunan jumlah pohon setiap kenaikan kelas diameter, sedangkan pada hutan seumur (hutan tanaman) sebagian besar kelompok pohon memiliki rata-rata diameter yang nyaris sama, namun seiring dengan pertumbuhannya distribusi kelas diameternya akan berubah. Ukuran diameter pohon pada tegakan buatan yang variatif disebabkan pula oleh perbedaan kemampuan adaptasi jenis-jenis pohon yang ditanam sehingga kecepatan pertumbuhan pohon-pohon pada tegakan ini berbeda-beda.

Gambar 4 Hubungan kerapatan pohon (N/ha) dengan kelas diameter Simpanan Biomassa dan Karbon

(18)

8

untuk menduga biomassa yang memiliki diameter ≤5 cm menggunakan metode langsung. Metode non destruktif dalam perhitungan biomassa dilakukan dengan menggunakan persamaan allometrik.

Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antara dimensi pohon dengan biomassanya. Persamaan allometrik spesifik digunakan pohon untuk mengestimasi jenis yang sama. Kisaran ukuran yang dimiliki tercakup dalam kelas ukuran persamaan tersebut. Persamaan allometrik tidak akurat digunakan apabila syarat yang di atas tidak terpenuhi (Snowdon et al. 2000). Persamaan allometrik yang digunakan untuk perhitungan biomassa pada jenis A. marina adalah

Biomassa di atas permukaan tanah B = 0.185 D 2.352 dengan R2 = 0.98 Biomassa di bawah permukaan tanah B = 0.168 D 1.796 dengan R2 = 0.86

Menurut Krisnawatiet al. (2012) R2 menunjukkan keragamaan data biomassa dapat diterangkan oleh keragaman data diameter yang nilainya berkisar >5% -100% sehingga nilai R2 akan semakin baik apabila mendekati 100%. Nilai R2 yang digunakan dalam rumus allometrik cukup baik karena mendekati nilai 1 yang berarti memiliki korelasi atau hubungan cukup baik antara diameter dan biomassa.

Menurut Kusmana et al. (1992) Biomassa dapat digolongkan ke dalam dua katagori, yaitu biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) dan biomassa di bawah permukaan tanah (below ground biomass). Biomassa di atas permukaan tanah terdiri dari batang utama, cabang, ranting, daun, bunga dan buah sedangkan di bawah permukaan tanah terdiri dari akar. Hasil perhitungan total biomassa dari semua kelas diameter disajikan pada Tabel 3.

(19)

9 Semakin tinggi kerapat pohon semakin besar kandungan biomassa pada suatu areal. Selain jumlah pohon diameter pohon juga mempengaruhi nilai biomassa, semakin besar diameter pohon semakin besar pula biomassa yang disimpan. Secara umum biomassa tiap bagian pohon terbesar diperoleh pada pohon diameter yang paling besar (Wahyu 2002). Grafik hubungan biomassa dan diameter dapat dilihat pada Gambar 5. Banyaknya simpanan biomassa dalam suatu pohon berhubungan dengan berlangsungnya proses fotosintesis. Pada proses fotositesis tumbuhan menyerap CO2 dari udara kemudian mengubahnya menjadi bahan

organik sehingga jumlah total biomassa tumbuhan dapat bertambah seiring dengan pertumbuhan pohon. Menurut Hairiah & Rahayu (2007) bahan organik yang terbentuk dari proses fotosintesis lebih banyak di distribusikan ke bagian batang utama untuk pertumbuhan. Selain itu rongga sel yang terdapat pada batang pohon banyak terisi oleh zat-zat penyusun kayu seperti selulosa dan hemiselulosa sehingga biomassa pada batang akan lebih besar jika dibanding dengan bagian pohon yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar diameter pohon semakin besar pula nilai kandungan biomassa pada pohon tersebut. Menurut Kusmana (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi biomassa adalah curah hujan, temperatur, umur, kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan, kualitas tempat tumbuh.

Gambar 5 Hubungan biomassa total per ha dengan kelas diameter

(20)

10

Tabel 4 Karbon tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter Kelas kg/ha. Sama halnya dengan hasil perhitungan biomassa, karbon paling besar ditemukan di atas permukaan tanah dibanding dengan di bawah permukaan tanah. Pada simpanan karbon diatas permukaan memiliki banyak komponen untuk penyimpanan karbon antara lain batang utama yang paling banyak kandungan karbonnya, ranting, cabang, dan daun sedangkan di bawah permukaan tanah hanya tersimpan dalam akar. Perbedaan komponen penyimpan karbon tersebut yang mempengaruhi besarnya karbon yang tersimpan.

Gambar 6 Hubungan karbon total per ha dengan kelas diameter

(21)

11 antara 6.4-30.4 cm. Dapat dilihat pada grafik kelas diameter 8.4-10.3 cm memiliki simpanan karbon paling tinggi kemudian cadangan karbon menurun seiring bertambahnya kelas diameter. Hal tersebut disebabkan karena penurunan jumlah pohon dengan bertambahnya kelas diameter sehingga jumlah karbon dalam tegakan semakin kecil. Pada diameter 6.4-8.3 cm jumlah cadangan karbon juga lebih kecil meskipun jumlah pohon dalam kisaran diameter tersebut lebih banyak hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter pohon semakin besar pula nilai karbonnya selain dipengaruhi dengan jumlahnya.

Gambar 7 Persentase karbon di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah

Besarnya karbon yang terdapat pada bagian pohon berbeda-beda. Persentasi karbon di atas permukaan tanah lebih besar daripada di bawah permukaan tanah. Menurut Brown (1997) untuk besarnya persentasi karbon di bawah permukaan tanah (akar) sebesar 4-23%. Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada Gambar 7. Hal yang menyebabkan simpanan karbon diatas permukaan tanah lebih besar dibandingkan di bawah permukaan tanah karena batang utama yang banyak menyimpan karbon berada di atas permukaan tanah. Sesuai dengan penyataan Hairiyah & Rahayu (2007) persentase biomassa terbesar terdapat pada bagian utama dikarenakan bahan organik yang terbentuk dari proses fotosintesis lebih banyak di distribusikan ke bagian batang untuk pertumbuhan dan sebagai cadangan makanan.

Serapan CO2

Udara merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan CO2 (Kristanto 2004). Prawirowardoyo (1996) menyatakan bahwa CO2 yang masuk ke atmosfir dapat berasal dari dua sumber yaitu:

a.Sumber alami

Sumber alami yang paling penting adalah proses pernapasan mahluk hidup, baik di darat maupun di lautan dan perubahan bahan organik.

b.Sumber buatan

(22)

12

Tumbuhan yang memiliki kemampuan berfotosintesis berpotensi menyerap CO2 di udara sehingga mereduksi gas rumah kaca di atmosfer. Potensi penyerapan CO2 menunjukkan kemampuan tegakan dalam menyerap CO2 yang disimpan sebagai biomassa. Serapan CO2 pada tegakan A. marina di Pantai Timur Surabaya sebesar 113 805.89 kg/ha.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara umum simpanan karbon pada setiap kelas diameter semakin bertambah seiring bertambahnya kerapatan dan diameter pohon. Simpanan karbon paling besar terdapat pada kelas diameter 8.4-10.3 cm dengan simpanan karbon sebesar 8736.62 kg/ha. Total simpanan karbon pada keseluruhan daerah sepanjang pantai sebesar 31 009.78 kg/ha dan serapan CO2 sebesar 113 805.89 kg/ha.

Saran

Perlu dilakukannya penelitian mengenai simpanan karbon pada mangrove jenis lain yang terdapat pada kawasan Pantai Timur Surabaya. Selain itu, perlu dilakukan pengukuran parameter tegakan pada petak-petak ukur secara berkala untuk mengetahui penduga perubahan simpanan karbon hutan mangrove pada setiap jenis mangrove.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen DG. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Brown S. 1997. Estimating Biomassa and Biomassa Change of Tropical Forest A

Primer. FAO Forestry Paper No.134. FAO, USA.

Dahlan EN. 1992. Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Jakarta: Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.

Dharmawan IWS dan Siregar CA. 2008. Karbon tanah dan pendugaan karbon tegakan Avicennia marina (Forsk) Vierh. di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5 (4) : 317 – 328.

[Dintan] Dinas Pertanian Kota Surabaya. 2012. Data Kondisi Umum Hutan Mangrove di Kota Surabaya. Surabaya (ID): Dintan.

Haeruman H. 2007. Balancing Carbon Exchange between atsmosferic and terrestrial biosphere, SFM alternative Paper Presented in side event of Cod 13. Desember 6 th. 2007. Bali, Indonesia.

(23)

13 Heriansyah I dan Mindawati N. 2005. Potensi Hutan Tanaman Marga Shorea dalam Menyerap CO2 Melalui Mendugaan Biomassa di Hutan Penelitian Haurbentes.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2 (2): 105-111 Husch B, Beers TW, Kershaw JA. 2002. Forest Mensuration, 4th Edition. (US):

Wiley.

[IPCC] Intergovermental Panel on Climate Change. 2006. 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, Agriculture, Forestry and Other Land Use. Keith Paustian, N. H. Ravindranath, Andre van Amstel, Michael Gytarsky, Werner A. Kurz, Stephen Ogle, Gary Richards, and Zoltan Somogyi: The Institute for Global Enviromental Strategies (IGES).

Krisnawati H, Wahyu CA, Rinaldi I. 2012. Model-Model Alometrik untuk Pendugaan Biomassa Pohon pada Berbagai Tipe Ekosistem Hutan di Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan-Kementrian Kehutanan.

Kristanto P. 2004.Ekologi Industri. Edisi II. Yogyakarta: Andi.

Kusmana C, Sabila S, Abe K, Watanabe H. 1992. An Estimation of Above Ground tree Biomass of a Mangrove Forest in East Sumatera, Indonesia Tropics. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 1(4) : 243-257. Kusmana C. 1993. A Study on mangrove forest management based on ecological

data in East Sumatra, Indonesia. [Distertasi]. Japan: Kyoto Univ. Japan Murdiyanto B. 2003. Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan Pengelolaan Murdiyarso D. 1999. Perlindungan Atmosfer Melalui Perdagangan Karbon:

Paradigma Baru dalam Sektor Kehutanan. Orasi Ilmiah Guru Besar tetap Ilmu Atmosfer. Fakultas MIPA IPB. Bogor.

Prawirowardoyo S. 1996. Meteorologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Purwoko A. dan Onrizal, 2002.Identifikasi Potensi Sosial Ekonomi Hutan

Mangrove di SM KGLTL. Makalah Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Dosen Muda dan Kajian Wanita, Ditjend DIKTI. Jakarta. Salim. 2005. Profil kandungan karbon pada tegakan puspa (Shima wallichii

Kortht) [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Sumberdaya Perikanan. Jakarta.

Snowdon P, Eamus D, Gibbons P, Khanna P, Keith H, Raison J, Kirschbaum M. 2000. Synthesis of Allometrics, Review of Root Biomass ang Design of Future Woody Biomassa Sampling Strategies. National Carbon Accounting System Technical Report No 17.

Soemarwoto O.1998. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung (ID): Djambatan.

(24)

14

(25)

15 Lampiran 1 Data diameter pohon di lapangan

(26)
(27)
(28)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir di Ngawi pada tanggal 7 September 1991 dari pasangan Bapak Sukarjo dan Ibu Purwaningsih. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 3 Magetan dan diterima diDepartemen Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis telah mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Sancang Barat dan Kamojang pada tahun 2012, Praktik Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat pada tahun 2013, serta Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Roda Mas Timber, Kalimantan Timur.

Gambar

Gambar 2  Keadaan hutan mangrove di sepanjang garis Pantai Timur Surabaya
Gambar 3  Keadaan tegakan  A. marina di Pantai Timur Surabaya
Tabel 3  Biomassa tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter
Tabel 4  Karbon tegakan A. marina berdasarkan kelas diameter

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan strategi The Power Of Two motivasi siswa lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, yaitu 77,16% > 66,89%. Adapun penelitian yang

Suatu gambaran tegakan hutan rakyat Kecamatan Cikalong saat ini, menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara proporsi jumlah batang yang siap tebang dengan jumlah batang

mengemban tanggung jawab bagi tercapainya keberhasilan pembangunan bidang pendidikan sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten

Perguruan tinggi meru5akan salah satu lem%aga 5endidikan dan  5em%inaan %agi masyarakat Indonesia yang mem5unyai 5eranan dan tanggung aa% dalam mem5ersia5kan

 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.  Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

Pertama tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya oleh rahmat dan karunia-Nya lah maka penulis berhasil menyelesaikan proposal skripsi

bahwa dengan adanya perubahan terhadap penyelenggara fungsi pengelolaan dan pelayanan informasi publik di Kementerian Badan Usaha Milik Negara berdasarkan

data dan informasi serta bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan pembiayaan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Peserta didik merupakan komponen utama