BOGOR MEDICAL CENTER
Oleh
YUSRI CHAERONIZA
H 24096065
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
BOGOR MEDICAL CENTER
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
YUSRI CHAERONIZA
H24096065
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Nama : Yusri Chaeroniza
NIM : H24096065
Disetujui oleh, Dosen Pembimbing
Ir. Budi Purwanto, ME. NIP 19630751994031003
Diketahui oleh, Ketua Departemen
Dr. Mukhammad Najib, STP, MM. NIP 197606232006041001
i
RINGKASAN
YUSRI CHAERONIZA. H24096065. Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan pada RS. Bogor Medical Center. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO.
Perkembangan IPTEK di bidang kesehatan dan persaingan yang semakin tinggi menyebabkan rumah sakit di kota Bogor harus mempertahanakan keberadaanya. RS Bogor Medical Center sebagai salah satu rumah sakit di kota Bogor juga turut berjuang menghadapi persaingan ini, aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek finansial dan aspek non finansial, dari sisi keuangan bahan yang diteliti yaitu laporan keuangan dan dari aspek non finansial yaitu dari indikator kinerja pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengidentifikasi kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012.(2) Untuk menganalisis kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam mendukung kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010 sampai dengan 2012.(3) Untuk menganalisis pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang dikumpulkan merupakan data yang akurat, seluruhnya bersumber dari data manajemen rumah sakit Bogor Medical Center. Dalam implementasinya, data sekunder merupakan data utama yang akan digunakan sebagai analisis. Alat analisis dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengolahan data adalah analisis deskriptif dan Path Analysis atau analisis jalur dengan bantuan software Minitab 14.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1980. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan H. Zaenal Abidin dan
Hj. Nining Nuryani.
Penulis mengawali pendidikan di TK Ad-Dakwah daerah Kelapa Gading
pada tahun 1985. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri
3 Impres Kelapa Gading Jakarta Utara pada tahun 1986 hingga tahun 1992.
Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan penulis di SMP Negeri 170
Pegangsaan Jakarta pada tahun 1995. Penulis melanjutkan pendidikan menengah
atas dan masuk program IPA di SMA Negeri 45 Jakarta dan lulus pada tahun
1998. Penulis melanjutkan pendidikan Diploma 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia Jurusan Manajemen Informasi Kesehatan dan Rekam
Medis dan lulus pada tahun 2001.
Setelah lulus Diploma penulis bekerja pada perusahaan otomatif yaitu
PT. DaimlerChrysler Indonesia di Imam Bonjol Jakarta di bagian Sales Commercial Vehicles selama hampir tiga tahun. Kemudian, pada tahun 2004 penulis diterima bekerja di Rumah Sakit Bogor Medical Center di bagian Rekam
Medis sampai pada saat ini. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajemen, Fakultas
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja
Keuangan Pada RS Bogor Medical Center. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan oleh
berbagai pihak. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi rumah sakit, penulis,
dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian yang dilakukan
dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan.
Bogor, Juli 2014
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan sumbangan
pikiran, bimbingan, dukungan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan dan membimbing penulis dengan
penuh kesabaran.
2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE., MM. dan Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, MPd.
yang telah meluangkan waktu sebagai dosen penguji.
3. Bapak, Mamah dan kakak-adik tercinta yang senantiasa memberikan kasih
sayang, doa dan dukungan baik moril maupun materil serta bantuan teknis
maupun non teknis tanpa henti kepada penulis.
4. Erik Sanjaya, Nayla dan Naira Yasmine Kencana suami dan anak – anak
tercinta yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberi
dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Segenap pimpinan dan pegawai RS Bogor Medical Center yang telah
memaklumi dan memberikan izin kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini.
6. Staf Pendidik dan Staf Kependidikan Program Sarjana Alih Jenis Departemen
Manajemen, FEM IPB.
7. Hestia, Sutrisno, Rinni, Susan, Mela, Delta, Ruri, Rista, dan teman – teman
rekam medis RS BMC, yang telah memberikan semangat dan dukungan moril
agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun sangat
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.4. Manfaat Penelitian... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Rumah Sakit ... 5
2.1.1 Jenis Pelayanan Kesehatan ... 5
2.1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit ... 6
2.2. Kinerja Keuangan ... 7
2.3. Laporan Keuangan ... 8
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9
2.3.3 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 10
2.3.4 Analisis Laporan Keuangan ... 11
2.3.5 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan ... 12
2.4. Analisis Rasio ... 14
2.4.1 Rasio Likuiditas ... 15
2.4.2 Rasio Leverage ... 15
2.4.3 Rasio Aktivitas ... 16
2.4.4 Rasio Profitabilitas ... 16
2.5. Penelitian Terdahulu ... 17
III. METODE PENELITIAN ... 19
3.1. Kerangka Pemikiran ... 19
3.2. Hipotesis ... 20
3.3. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 21
3.4. Jenis dan Sumber Data ... 22
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 22
vi
3.5.2 Analisis Rasio ... 24
3.5.3 Analisis Regresi Jalur (Path Analyzes) ... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1. Gambaran Umum RS Bogor Medical Center ... 29
4.2. Perkembangan Kinerja Pelayanan RS Bogor Medical Center ... 34
4.2.1 Rawat Inap ... 34
4.2.2 Rawat Jalan ... 38
4.3. Perkembangan Kinerja Keuangan RS Bogor Medical Center ... 38
4.3.1 Perkembangan Neraca ... 39
4.3.2 Perkembangan Rugi Laba ... 40
4.4 Analisis Rasio Keuangan RS Bogor Medical Center ... 41
4.4.1 Rasio Likuiditas ... 42
4.4.2 Rasio Leverage ( Rasio Hutang ) ... 45
4.4.3 Rasio Aktivitas ... 47
4.4.4 Rasio Profitabilitas ... 51
4.5. Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan ... 54
4.5.1 Pengaruh Kinerja Pelayanan terhadap Kinerja Keuangan ... 54
4.5.2 Analisis Model Struktural ... 56
KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
1. Kesimpulan ... 59
2. Saran ... 60
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran……….………... 21 2. BOR : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010 – 2012……… 35 3. ALOS : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010
-2012………..
36
4. TOI : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010-2012……… 37 5. BTO : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010-2012…………... 37
6. Kunjungan rawat jalan
………....
38
7. Perkembangan aktiva RS
BMC………...
40
8. Perkembangan kewajiban dan ekuitas RS BMC ……….…………... 40
9. Perkembangan laporan rugi laba RS BMC
……….…………
41
10. Perkembangan rasio likuiditas RS. Bogor Medical Center ……….
43
11. Perkembangan rasio hutang RS. Bogor Medical Center ……….... 45 12. Perkembangan rasio aktivitas RS. Bogor Medical Center …………... 47 13. Perkembangan average collection period RS. Bogor Medical
Center...
50
14. Perkembangan rasio profitabilitas RS. Bogor Medical Center ………...
51
viii
DAFTAR TABEL
1. Jumlah kunjungan rawat inap, gawat darurat, poliklinik dan penunjang medis RS BMC tahun 2010-2012………..
2
2. Data jumlah tempat tidur RS BMC tahun 2010-2012………... 31
3. Kinerja Pelayanan RS BMC tahun 2010-2012... 34
4. Hasil analisis rasio keuangan RS BMC tahun 2010-2012……….. 42 5. Perhitungan current ratio RS BMC………... 43
6. Perhitungan cash ratio RS BMC………... 44
7. Perhitungan quick ratio RS BMC ………. 45
8. Perhitungan debt ratio RS BMC ………... 46
9. Perhitungan total debt to equity ratio RS BMC ……….... 47
10. Perhitungan total assets turn over RS BMC……….. 48
11. Perhitungan receivable turnover RS BMC………. 49 12. Perhitungan inventory turnover RS BMC……….. 49
13. Perhitungan average collection period RS BMC…... 50
14. Perhitungan net profit margin RS BMC………... 51
15. Perhitungan gross profit margin RS BMC………...………… 52
16. Perhitungan rate of return on total assets RS BMC………. 53
17. Perhitungan rate return on net worth RS BMC……… 53
18. Hasil uji
T-hitung………
55
19. Analisis varians kinerja pelayanan terhadap kinerja keuangan……...
56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2010... 63
2. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2011... 64
3. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2012... 65
4. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2010... 66
5. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2011... 67
6. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2012... 68
7. Rasio keuangan... 69
8. Indikator pelayanan... 70
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang begitu cepat
membuat rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus mengikuti
perkembangan yang ada. Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat juga harus mampu
menerapkan manajemen yang baik termasuk mengevaluasi, menilai prestasi
kerjanya sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik dan rumah sakit mampu
menghadapi ketatnya persaingan.
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pula, pendekatan peningkatan
mutu pada saat ini lebih dikaitkan dengan penilaian outcome dari pelayanan. Kinerja rumah sakit merupakan suatu dimensi utama dari mutu pelayanan RS,
untuk menilai kinerja rumah sakit diperlukan indikator. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2005 tentang indikator kinerja rumah sakit, terdapat 6
(enam) indikator yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over), NDR (Net Death Rate), dan GDR (Gross Death Rate). NDR dan GDR bertujuan untuk menggambarkan angka kematian, sehingga hanya memberikan gambaran
pelayanan mutu di rumah sakit.
Untuk mengetahui tingkat hunian pasien digunakan analisa Bed Occupancy Rate (BOR), dampak dari perkembangan BOR yang rendah berakibat kepada rendahnya pendapatan jasa perawatan. Rendahnya jasa
perawatan mempengaruhi secara keseluruhan pendapatan rumah sakit.
Sehingga dalam memandang dan menilai perkembangan serta kemajuan suatu
rumah sakit tidak hanya dengan cara menganalisis dari aspek non finansial
saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek finansial.
Salah satu rumah sakit swasta di Bogor yang harus mempertahankan
eksistensinya yaitu rumah sakit Bogor Medical Center yang berdiri sembilan
tahun lalu oleh beberapa dokter spesialis di bogor. Berikut data jumlah
Tabel 1. Jumlah kunjungan rawat inap, gawat darurat, poliklinik dan penunjang medis RS Bogor Medical Center Tahun 2010-2012
Jenis Layanan Jumlah Pasien
2010 2011 2012
Rawat Inap 7.238 7.260 8.017
Gawat Darurat 23.959 25.759 30.255
Poliklinik 54.547 61.434 68.001
Penunjang Medis :
(Lab, Radiologi, Fisioterapi) 46.060 46.247 51.923 Sumber : Laporan Kegiatan RS BMC, Tahun 2010-2012
Berdasarkan Tabel 1, peningkatan jumlah pasien di tahun 2011 yang
tidak signifikan dibandingkan tahun 2010 dan adanya penambahan tempat
tidur pada tahun 2011 menyebabkan BOR rumah sakit Bogor Medical Center
tahun 2011 mengalami penurunan. Peningkatan juga terlihat pada kunjungan
pada gawat darurat, poliklinik, penunjang medis dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012.
Sedangkan pada aspek finansial, dilihat dari laporan keuangan rumah
sakit. Laporan Keuangan yang merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi adalah salah satu sumber informasi yang sangat diperlukan, baik
oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Adapun kepentingan
pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, bagi pimpinan perusahaan
Laporan Keuangan akan sangat berguna terutama untuk membantu
pelaksanaan perencanaan dan pengendalian jalannya perusahaan serta akan
berguna untuk memecahkan masalah-masalah keuangan terutama masalah
yang berkaitan dengan likuiditas dan profitabilitas. Kedua, pemilik, terutama
berkepentingan terhadap prospek pengembangan perusahaan dimasa
mendatang, khususnya dalam kemampuan menghasilkan laba dan pembagian
keuntungannya. Ketiga, bagi kreditur atau calon kreditur, berkepentingan
untuk melihat kemampuan perusahaan membayar pinjaman dan bunganya
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Keempat, pihak pemerintah -
dalam hal ini Jawatan Pajak - sangat berkepentingan dengan laporan
keuangan terutama dalam menetapkan berapa besarnya pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan akan sangat besar manfaatnya
dan kemajuan yang telah dicapai jika ditinjau dari aspek finansialnya, dan hal
inipun akan memudahkan bagi pihak luar dalam menentukan kebijaksanaan
yang berkaitan dengan perusahaan. Analisis yang digunakan pada aspek
keuangan dalam penelitian adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah suatu
metode analisis untuk mengetahui pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
rugi laba.
Hal ini menarik perhatian penulis untuk menganalisis lebih jauh
tentang pengaruh kinerja pelayanan RS BMC terhadap kinerja keuangan,
apakah tingkat pelayanan seimbang dengan kinerja keuangan yang baik dan
sebaliknya apakah dari segi keuangan mendukung proses kelancaran
pelayanan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti
“ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT BOGOR MEDICAL CENTER.”
1.2.Perumusan Masalah
Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor Medical
Center selama periode 2010 sampai dengan 2012 ?
2. Bagaimana kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam mendukung
kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010 sampai
dengan 2012 ?
3. Bagaimana pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap kinerja
keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan
2012 ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor
2. Untuk menganalisis kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam
mendukung kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010
sampai dengan 2012.
3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap
kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai
dengan 2012.
1.4.Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini membawa manfaat bagi
pihak-pihak:
1. Bagi RS Bogor Medical Center
Dengan adanya hasil penelitian, perusahaan akan dapat mengetahui posisi
dan perkembangan serta sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
manajemen perusahaan dimasa-masa mendatang.
2. Bagi Para Praktisi
Studi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pembanding dalam menganalisis kinerja pelayanan dan kinerja keuangan
di rumah sakit.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Laporan keuangan yang dianalisis dalam penelitian ini difokuskan
pada laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan dengan menggunakan
metode analisis rasio (likuiditas, leverage/hutang, aktivitas, dan profitabilitas). Walaupun indikator rawat inap mempunyai 6 indikator
(Depkes RI, 2005), namun penulis hanya menggunakan empat indikator
pelayanan rumah sakit rawat inap yaitu BOR, ALOS, TOI, BTO karena NDR
dan GDR hanya menggambarkan jumlah angka kematian saja. Data
penelitian ini adalah data selama tiga tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan
data tahun 2012, yang kemudian data dianalisis untuk diketahui pengaruh
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
Rumah sakit yang dalam bahasa Inggris disebut Hospital, berasal dari
bahasa latin yaitu Hospitium dikenal juga dengan nama ZH atau Zieken Huis
yang dalam bahasa Belanda artinya rumah orang sakit.
Beragam pengertian rumah sakit diantaranya :
1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan :
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
2. Perhimpunan RS seluruh Indonesia (PERSI) :
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang telah
ditentukan dan diatur oleh peraturan perundang-undangan Negara RI.
2.1.1Jenis Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan tingkatannya menurut UU RI No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan, pelayanan kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan dasar.
2. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan spesialistik
3. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan sub spesialistik.
Dalam memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, rumah
sakit harus mempunyai sejumlah biaya yang memadai dan biaya ini
menjadi masalah dan tantangan rumah sakit yang harus disikapi dengan
Tantangan dalam menghadapi perubahan dilingkungan dalam
adalah ketidaksiapan SDM, keterbatasan sarana dan prasarana,
buruknya sistem yang ada dan keterbatasan biaya sedangkan faktor
luarnya adalah pengaruh pemilik, pasar yang berubah–ubah,
melemahnya kepercayaan pasar terhadap produk dan menurunnya
kepercayaan pemasok. Selain tantangan keuangan, tantangan rumah
sakit lainnya adalah adanya kenaikan harga, laju inflasi yang meningkat
yang antaralain disebabkan oleh kenaikan gaji, kenaikan permintaaan,
transisi epidemiologis, kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan
pola pelayanan kesehatan. (Feldstein, 1993)
2.1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah
sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat
inap, yaitu:
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur). BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85% (Depkes RI, 2005).
2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat). ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut.
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran).
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur).
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam
satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali/ Tahun.
5. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 2 x 24 jam
atau 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
6. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
2.2. Kinerja Keuangan
Menurut Bastian (2006) menjelaskan bahwa : “Kinerja adalah
gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi
yang tertuang dalam perumusan skema strategi (strategic planning) suatu
organisasi”. Jadi kinerja adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui
kesehatan suatu perusahaan, alat utamanya untuk mengetahui sehatnya suatu
perusahaan adalah laporan keuangan.
Menurut Mahsun (2006), kinerja keuangan menjelaskan bahwa:
“kinerja merupakan suatu manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dapat disimpulkan
bahwa kinerja diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan, sasaran, dan
mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, (d)
evaluasi kerja.”
Definisi kinerja keuangan menurut Sawir (2003) menjelaskan
bahwa: “Kinerja keuangan merupakan suatu proses atau perangkat proses
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan cara pengambilan
keputusan secara rasional dengan menggunakan alat-alat analisis tertentu.”
Analisis kinerja keuangan ini dapat dilakukan baik oleh pihak eksternal
maupun pihak internal perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas
penulis menyimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan prestasi yang
dihasilkan atau yang dicapai oleh suatu perusahaan dibidang keuangan
dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan pada bidang tersebut.
2.3. Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari
laporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh
karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan.
Kasmir (2008) berpendapat bahwa:
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.
Menurut Sutrisno (2007) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama, yakni (1) Neraca dan
(2) Laporan Laba-Rugi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan
merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan–kegiatan akuntansi
dalam suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam
pengerjaan menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu
perusahaan pada periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen menurut
Baridwan (2004) biasanya terdiri dari:
1. Neraca yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan
dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah
kewajiban perusahaan yang disebut pasiva.
2. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan
biaya–biaya selama periode akuntansi. Laporan rugi laba
kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan
biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan
perusahaan dan juga tali penghubung dua neraca yang berurutan.
3. Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan
sebab-sebab perubahan modal dari jumlah awal periode menjadi jumlah
modal pada akhir periode.
4. Laporan perubahan posisi keuangan (Statement of changes in financial position), menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisikeuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Pada dasarnya laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca
dan laporan laba rugi. Sedangkan laporan keuangan lainnya seperti
laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan sebab-sebab
perubahan laba kotor serta daftar-daftar lainnya hanya merupakan
laporan pelengkap yang sifatnya memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dua jenis laporan keuangan yang sering dipakai adalah Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement).
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Sutrisno (2007) laporan keuangan disusun dengan
maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di
dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor dan pemerintah.
Kasmir (2008) memiliki beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
1.Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2.Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3.Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4.Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5.Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6.Memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dalam suatu
periode.
7.memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8.Informasi keuangan lainya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan
dapat diketahui kondisi keuangan secara menyeluruh.
2.3.3 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan
Penyajian Laporan Keuangan serta analisisnya akan sangat
berguna bagi pihak-pihak tertentu yang berhubungan langsung dengan
perusahaan. Pihak - pihak yang dimaksud tersebut adalah:
1. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap Laporan Keuangan
untuk dapat menilai sukses atau tidaknya para manajer yang diberi
kepercayaan untuk mengendalikan dan memimpin perusahaannya.
2. Manajemen Perusahaan
Dengan diterbitkannya Laporan Keuangan, manajemen perusahaan
dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan serta dapat menyusun
suatu rencana dan kebijaksanaan yang lebih baik.
3. Investor, Bank ataupun Kreditor
Dengan membaca Laporan Keuangan yang diterbitkan perusahaan,
datang, mengetahui jaminan investasinya serta kemampuannya
dalam mengembalikan pinjaman.
4. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan Laporan Keuangan terutama
untuk menentukan besarnya pajak serta masalah tenaga kerja dan
kebijaksanaan lain yang dapat menunjang pertumbuhan
perekonomian nasional.
5. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik
terhadap laporan keuangan berkaitan dengan stabilitas dan
profitabilitas perusahaan selain juga untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
6. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada
perusahaan.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara
dan melalui laporan keuangannya perusahaan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan ( trend ) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
8. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan terhadap perusahaan dalam tenggang waktu yang
lebih pendek dibanding kreditor.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau
kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian adalah:
1. Likuiditas yaitu menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih.
2. Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
mempergunakan aktivanya secara produktif dengan demikian
rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan
antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva
atau jumlah modal perusahaan tersebut.
4. Stabilitas usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
beban bunga atas hutang–hutangnya dan akhirnya membayar kembali
hutang–hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.3.5 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisa yang dipergunakan untuk
menganalisa Laporan Keuangan pada dasarnya bertujuan untuk
menyederhanakan informasi keuangan supaya dapat lebih dimengerti.
a) Metode Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis Horisontal adalah analisa dengan mengadakan
pembandingan Laporan Keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisis Vertikal yaitu apabila analisa hanya meliputi satu
periode atau satu saat saja.
b) Teknik Analisis Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan
diperlukan teknik-teknik tersendiri yang secara khusus dapat
memenuhi tujuan pihak-pihak yang berkepentingan terhadapnya.
Teknik analisis laporan keuangan tersebut dibedakan menjadi 8
(delapan), yaitu:
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolut atau
jumlah-jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam
jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase,
perbandingan yang dinyatakan dengan rasio atau prosentase
dari total.
2. Analisis Trend, adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan, tetap, naik atau turun.
3. Common Zise Statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur
permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualnnya.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas
selama periode tertentu.
6. Analisis Rasio, merupakan suatu metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu
dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Anlysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba
kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau
perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dianggarkan untuk periode tersebut.
8. Analisis Break-Even, yaitu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan.
2.4. Analisis Rasio
Sesungguhnya, metode dan teknik manapun yang digunakan,
kesemuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan
untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode dan teknik analisis
mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membuat agar data dapat lebih
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Namun, dalam penelitian ini
pembahasan hanya akan difokuskan pada analisis rasio saja, karena dalam
prakteknya analisis ini lebih banyak dipergunakan, hal ini disebabkan
analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan dan sekaligus menjadi dasar
pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak
dapat dideteksi bila hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri.
Penerapan analisis rasio dalam hubungannya dengan keputusan yang
diambil serta penilaian atas perkembangan perusahaan, bertujuan untuk
menilai efektifitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam
yang dialami oleh perusahaan, yang pada akhirnya akan diperoleh informasi
mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis ini mencakup
analisa likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas (Harjito dan Martono, 2012):
2.4.1 Rasio Likuiditas
Suatu analisis yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi hutang jangka pendeknya.
Rasio likuiditas terdiri atas beberapa rasio, yaitu:
1. Current Ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui
kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan atau tagihan
dari para kreditur segera dapat berubah menjadi tunai dalam
periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau tagihan
tersebut.
2. Cash Ratio, yaitu rasio yang dihitung dari penjumlahan kas dan efek yang dibagi dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus
segera dipenuhi dengan menggunakan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
3. Quick (Acid Test) Ratio, yaitu rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan
dibagi dengan hutang lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva
lancar yang paling tidak likuid dan unsur tersebut seringkali
merupakan kerugian jika terjadi likuiditas. Rasio ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
2.4.2 Rasio Leverage
2. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri) adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik
jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri
perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan
modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah demikian pula
sebaliknya.
2.4.3 Rasio Aktivitas
Suatu analisis yang mengukur efisiensi dan efektifitas
pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas meliputi rasio-rasio:
1. Total Assets Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva, berputar dalam
satu periode tertentu atau kemampuan modal yang ditanam untuk
menghasilkan revenue. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah semakin
baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya
dengan efisiensi untuk menghasilkan penjualan.
2. Receivable Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar pada periode tertentu.
Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, berarti
perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasio yang
rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit
dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah
dan rasionya tinggi.
3. Average Collection Periode, adalah rasio yang memberikan gambaran tentang berapa periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang.
4. Inventory Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persedian berputar pada suatu periode
tertentu.
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Rasio
profitabilitas terdiri atas:
1. Gross Profit Margin, adalah rasio yang mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik dan secara relative semakin rendah haga pokok
barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan
perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi.
2. Net Profit Margin, adalah rasio yang mengukur keuntungan neto per rupiah penjualan.
3. Rate of Return on Investment ( ROI ), adalah rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan neto. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik.
4. Rate of Return on Net Worth (ROE), adalah rasio yang mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Sumarto (2002) melakukan penelitian analisis BOR untuk menilai
kinerja keuangan pada Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Analisa ini
membahas segi keuangan, khususnya yang mencakup pendapatan jasa rawat
inap. Besar kecilnya pendapatan jasa rawat inap tergantung dari jumlah
pasien. Untuk mengetahui tingkat hunian pasien digunakan analisa Bed Occupancy Rate (BOR). Dampak dari perkembangan BOR yang rendah berakibat kepada pendapatan jasa perawatan rendah. Rendahnya jasa
perawatan mempengaruhi secara keseluruhan pendapatan rumah sakit.
Selanjutnya dilakukan analisis Bed Turn Over (BTO) dan Turn Over Interval (TOI), dengan tujuan mengukur tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Analisa rasio keuangan yang digunakan antara lain rasio
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Rumah Sakit Atma Jaya
tergolong kurang baik. Inti kelemahan Rumah Sakit Atma Jaya adalah
jumlah pasien yang dirawat inap maupun rawat jalan masih tergolong
rendah. Pendapatan jasa rawat inap dilihat dari perhitungan rata-rata BOR
selama 5 tahun, yang hanya berkisar antara 39,54 % menunjukkan jumlah
yang rendah. Untuk mencapai Break Even Point (BEP) rata-rata BOR harus mencapai 65% dengan jumlah pasien 95 orang dan lama hari perawatan
2850 hari dalam satu bulan.
Adam (2008) melakukan penelitian hubungan rasio lancar (current ratio) dengan BOR (Bed Occupancy Rate) dari 24 rumah sakit. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak
terbukti secara statistik. Tidak ada jaminan jika terjadi peningkatan BOR
sebagai indikator penilaian kinerja layanan akan meningkatkan Rasio Lancar
sebagai indikator penilaian likuiditas. Pengaruh BOR terhadap rasio lancar
hanya sebesar 4,8 % dan sisanya 95,2 % Rasio Lancar dipengaruhi oleh
variabel lain seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas yang
kurang maksimal (hasil wawancara).
Warastuti (2013) melakukan penelitian pengaruh efektivitas bisnis
internal terhadap ROI RS Cahya Kawaluyan, berdasarkan hasil penelitian ini
diperoleh bahwa hasil uji statistik menunjukan bahwa secara bersama
efektifitas Proses Bisnis Internal instalasi layanan Rawat Inap yang diukur
dalam tingkat BOR, ALOS, BTO, dan TOI secara bersama-sama memiliki
pengaruh sebesar 43,5 % terhadap pencapaian keuntungan atas tingkat ROI.
Hal ini berarti tingkat ROI RS Cahya Kawaluyan lebih banyak dipengaruhi
oleh instalasi layanan lain selain rawat inap seperti instalasi rawat darurat,
instalasi rawat jalan, instalasi penunjang medis ataupun layanan RS Cahya
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang
sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja
keuangan akan menunjukkan seberapa hasil suatu perusahaan dalam
menjalankan roda usahanya. Penilaian kinerja keuangan terhadap RS Bogor
Medical Center ini dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Laporan
keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca adalah
laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan
pada saat tertentu yang bertujuan untuk menunjukan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-
buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balanced sheet. Sedangkan laporan rugi laba adalah suatu laporan sistematis tentang penghasilan biaya,
laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan
analisis rasio dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan serta
faktor–faktor yang mempengaruhi. Adapun indikator penilaian kinerja
pelayanan rawat inap (aspek non keuangan) yang digunakan yaitu BOR,
ALOS, TOI, dan BTO. Indikator finansial dan non–finansial ini belum
diketahui seberapa jauh hubungan diantara keduanya. Apakah jika Indikator
pelayanan meningkat akan diikuti dengan peningkatan dari segi pendapatan
ataukah sebaliknya.
Secara ringkas, dalam kerangka pemikiran penulisan ini akan
membahas hubungan dan pengaruh dua indikator yang berbeda antara
finansial dan non–finansial. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa kinerja
pelayanan (BOR, ALOS, TOI, dan BTO) merupakan Independent Variabels
yang dapat mempengaruhi parameter kinerja keuangan dari rumah sakit yang
diukur dengan analisis rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio hutang, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas) sebagai Dependent Variabels.
3.2. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Kinerja Pelayanan (BOR, ALOS, TOI dan BTO) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan (Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas).
H1 : Kinerja Pelayanan (BOR, ALOS, TOI dan BTO) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan (Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas).
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: RS BMC
Kinerja Pelayanan Kinerja Keuangan
Rasio Keuangan: 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Leverage
3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Profitabilitas Indikator :
1. BOR 2. ALOS 3. TOI 4. BTO
Hasil dan Masukan bagi Pihak Manajemen
1. BOR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan
(H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa BOR memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pelayanan.
2. ALOS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pelayanan (H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa ALOS memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan.
3. TOI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan
(H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa TOI memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pelayanan.
4. BTO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan
(H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa BTO memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pelayanan.
5. RL (Rasio Likuiditas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan (H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa RL (Rasio
Likuiditas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
6. RH (Rasio Hutang) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan (H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa RH (Rasio
Hutang) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
7. RA (Rasio Aktivitas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan (H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa RA (Rasio
Aktivitas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
8. RP (Rasio Profitabilitas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan (H0). Sedangkan, H1 menyatakan bahwa RP
(Rasio Profitabilitas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
3.3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS Bogor Medical Center yang
beralamat di Jl. Pajajaran Indah V no. 97 Bogor, dan dilaksanakan dalam
3.4. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data Kuantitatif yaitu data yang disajikan
dalam bentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung dalam satuan
tertentu. Dalam hal ini berupa laporan keuangan. Data Kualitatif yaitu data
yang tidak berbentuk angka-angka, seperti gambaran umum perusahaan
serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk analisis.
Data primer adalah data yang diperoleh melalui konfirmasi dengan
pihak manajemen rumah sakit. Sedangkan data sekunder adalah data
pelengkap yang diperoleh dari unit rekam medis, diantaranya adalah data
rekapitulasi indikator pelayanan RS BMC selama periode 2010 sampai 2012
dan dari bagian keuangan, yaitu data keuangan meliputi laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi) pada periode tiga tahun yaitu 2010 sampai
2012.
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dari studi pustaka dan kajian literatur
yang menunjang penellitian. Analisis data merupakan bagian yang sangat
penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat diberi arti
dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
3.5.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah
sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat
inap:
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:
…....(1)
2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari. (Depkes RI, 2005)
Rumus:
...(2)
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari. (Depkes RI, 2005)
Rumus:
...(3)
4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali/
Tahun. (Depkes RI, 2005)
Rumus:
...(4)
3.5.2 Analisis Rasio
Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis rasio. Analisis
rasio digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut. Penerapan analisis rasio dalam hubungannya
dengan keputusan yang diambil serta penilaian atas perkembangan
perusahaan, bertujuan untuk menilai efektifitas keputusan yang telah
diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya
serta seberapa besar perkembangan yang dialami oleh perusahaan, yang
pada akhirnya akan diperoleh informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan perlu
diarahkan pada area-area rasio berikut:
a. Rasio Likuiditas
Suatu analisa yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi utang jangka pendeknya.
Rasio likuiditas terdiri atas beberapa rasio, yaitu :
1. Current Ratio, yaitu suatu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang harus
segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
Rumus:
...(5)
2. Cash Ratio, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi
dengan menggunakan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
Rumus:
...(6)
3. Quick ( Acid Test ) Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Rumus:
...(7)
b. Rasio Leverage (Rasio Hutang)
1. Debt Ratio (Rasio Hutang) adalah rasio antara total hutang (total debt) dengan total asset (total assets). Rasio hutang mengukur berapa persen asset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.
Rumus:
...(8)
2. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri) adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik
jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka
kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin
rendah demikian pula sebaliknya.
Rumus:
...(9)
c. Rasio Aktivitas
Suatu analisis yang mengukur efisiensi dan efektifitas pengelolaan
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas meliputi rasio-rasio :
1. Total Assets Turnover, rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva, berputar dalam satu
periode tertentu atau kemampuan modal yang ditanam untuk
Rumus:
...(10)
2. Receivable Turnover, rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar pada periode tertentu.
Rumus:
...(11)
3. Average Collection Periode, adalah periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
Rumus:
...(12)
4. Inventory Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persedian berputar pada suatu periode
tertentu.
Rumus:
...(13)
d. Rasio Profitabitabilitas
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
Rasio profitabilitas terdiri atas:
1. Gross Profit Margin, adalah mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik dan secara
relative semakin rendah haga pokok barang yang dijual dan
mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisiensi.
Rumus:
2. Net Profit Margin, adalah rasio yang mengukur keuntungan neto per rupiah penjualan.
Rumus:
...(15)
3. Rate of Return on Investment ( ROI ), adalah rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan neto. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik. Rasio ini
sering disebut juga tingkat pengembalian aktiva (Rate of Return on Total Assets).
Rumus:
...(16)
4. Rate of Return on Net Worth, adalah rasio yang yang mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.
Rumus:
...(17)
3.5.3 Analisis Regresi Jalur (Path Analyzes)
Analisis pengaruh BOR (Bed Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan BTO (Bed Turn Over) terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Hutang, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
regresi jalur (Path Analyzes), yaitu analisis yang melihat hubungan kausalitas antara kejadian satu dengan yang lainnya. (Ferdinand, 2002).
Koefisien jalur dapat ditentukan melalui rumus berikut ini:
...(18)
.
PYx = Merupakan koefisien jalur dari variabel X terhadap variabel Y
bYx = Merupakan koefisien regresi dari variabel X terhadap variabel
Y
1. Uji Hipotesis
Uji distribusi t (Uji t), Uji T digunakan untuk menguji pengaruh
masing-masing variabel.
Kriteria pengambilan keputusan t penulisan dengan t tabel :
a. Jika t penulisan < t tabel, maka H0 diterima. Artinya variabel
bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat
b. Jika t penulisan > t tabel, maka H0 ditolak. Artinya variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
2. Uji Tingkat Signifikansi
Kriteria pengambilan keputusan probabilitas ( signifikansi ) dengan α 0,05 :
1) jika probabilitas > α 0,05, maka Ho diterima. Artinya variabel
bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat.
2) jika probabilitas < α 0,05, maka Ho ditolak. Artinya variabel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum RS Bogor Medical Center
1. Sejarah Umum RS Bogor Medical Center
Rumah Sakit Bogor Medical Center didirikan pada tanggal 2 Juni
2000 dengan Akta Notaris No.04 dari Notaris Hari Suprapti Suwarno, SH.
PT Bogor Medical Center pada awalnya didirikan oleh 14 dokter spesialis
yang berkeinginan untuk membangun rumah sakit termegah dan
terlengkap di Kota Bogor. Selain itu masih cukup besarnya kebutuhan
akan pelayanan kesehatan yang baik di Kota Bogor pun menjadi salah satu
pertimbangan berdirinya rumah sakit ini.
RS BMC sudah didukung dengan Sistem Informasi dan Teknologi
yang terintegrasi ke seluruh unit dan departemen yang diharapkan mampu
mewujudkan dua aspek pelayanan yang menjadi prinsip RS BMC yaitu,
Aspek Pelayanan Medis dan Aspek Pelayanan non Medis. Aspek
pelayanan medis yang dimaksud adalah menyelenggarakan pelayanan
medis yang komprehensif dan sesuai dengan standar operasional serta
dipantau langsung oleh Komite Medik RS BMC. Sedangkan aspek non
medis yang dimaksud adalah selalu terciptanya rasa aman dan nyaman
pasien yang dibangun melalui keramahan, kesigapan dan kebersihan.
2. Visi, Misi dan Tujuan RS Bogor Medical Center
a. Visi
Menjadi rumah sakit terbaik di Bogor yang memiliki keunggulan
pelayanan paripurna dan didukung oleh IPTEK kedokteran terkini,
serta SDM yang professional, ramah dan bersahabat.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan
professional kepada masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya serta
menjadi pusat rujukan.
3) Memberikan pelayanan kesehatan dengan standar mutu yang baik
dan senantiasa disesuaikan dengan perkembangan kemajuan
IPTEK kedokteran yang dinamis.
c. Falsafah
Profesionalisme dalam pelayanan, disiplin, jujur, tulus, peduli serta
saling menghargai dan kerjasama dalam kegiatan dengan
mengutamakan kepuasan pasien.
d. Tujuan
Berperan aktif dalam menunjang dan memberikan sarana pelayanan
kesehatan yang nyaman dan memadai kepada masyarakat kotamadya
dan kabupaten Bogor yang memerlukan fasilitas sesuai dengan
kemajuan dan kemampuan ekonominya.
e. Motto “We care your health” yang merupakan motto RS Bogor Medical Center bermakna, RS Bogor Medical Center akan selalu
memprioritaskan pasien dalam pelayanannya sehingga mutu rumah
sakit dapat dipertahankan dan dapat terpeliharanya sikap Sevice Excellent.
3. Profil RS Bogor Medical Center
RS Bogor Medical Center Berlokasi di tengah Kota Bogor tepatnya
di Jl. Pajajaran Indah V No. 97 Bogor. Lokasi yang dekat dengan akses
jalan tol dan jalan-jalan utama Kota Bogor memudahkan RS Bogor
Medical Center untuk dijangkau dengan kendaraaan pribadi maupun
umum. RS Bogor Medical Center juga dapat diakses melalui :
Website : www.bogormedicalcenter.com
Email : rs_bmc@yahoo.com
Telepon : (0251) 8307900
Fax : (0251) 8313987
4. Fasilitas Rumah Sakit Bogor Medical Center
a. Fasilitas Rawat Jalan
Terdapat berbagai fasilitas di Unit Rawat Jalan RS Bogor
Medical Center diantaranya poliklinik spesialis yang terdiri dari:
Kandungan, Jantung, Bedah Syaraf, Mata, Bedah Orthophedi, Kulit
dan Kecantikan, THT, Syaraf, Gigi, Bedah Mulut dan poliklinik
umum.
Selain itu, Unit Rawat Jalan di RS Bogor Medical Center
memiliki fasilitas penunjang lain yang sudah didukung oleh teknologi
canggih diantaranya: Diagnostik USG, Doppler Heart Tone, Cardio
Toco Graphy, Treadmill (Uji Letih Jantung), Elektrocardiografi
(EKG), Echocardiography (ECHO), SLIT Lamp, Audiometri adapun
alat terbaru di RS Bogor Medical Center yaitu EECP (Enhanced External Counter Pulsation)
b. Fasilitas Rawat Inap
Unit Rawat Inap RS Bogor Medical Center memiliki banyak
pilihan fasilitas untuk ditawarkan, semuanya dibagi kedalam beberapa
kelas tanpa mengurangi kualitas pelayanan medis yang diberikan.
Tabel 2. Data Jumlah Tempat Tidur RS Bogor Medical Center Tahun 2009-2012
Jenis Kamar 2009 2010 2011 2012
President Suite 1 1 2 2
Suite 2 4 7 7
VVIP 2 3 4 4
VIP 13 17 22 22
Utama 5 5 5 5
Kelas I 10 10 11 11
Kelas II 12 12 14 14
Kelas III 14 13 19 19
Bayi Sehat 5 - - -
Bayi Sakit 3 3 4 4
HCU 4 4 4 4
Isolasi HCU 1 - - -
Total 72 72 92 92
c. Fasilitas Tindakan
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Ruang Operasi (OK)
3) Kamar Bersalin (VK)
d. Pelayanan Penunjang Medis RS Bogor Medical Center
Selain adanya Pelayanan Medis suatu rumah sakit juga harus
dilengkapi dengan fasilitas penunjang medis guna membantu
berlangsungnya pelayanan medis yang baik kepada pasien. Beberapa
Fasilitas Penunjang Medis yang ada di RS Bogor Medical Center yaitu
Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Unit Gizi, Ambulance.
e. Fasilitas Lain RS Bogor Medical Center
1) One Day Care (ODC) 2) Medical Check Up (MCU) 3) Catering Diet Sehat 4) Senam hamil
5) Senam Aerobik
f. Produk Unggulan RS Bogor Medical Center
1) Laparoscopy
Laparoskopi atau yang sering disebut bedah teropong adalah
proses operasi yang meggunakan diagnosa sebagai media untuk
memantau keadaan didalam organ yang dioperasi dengan cara
memasukan teropong kamera yang sudah tersambung ke dalam
diagnosa tersebut.
Laparoskopi memiliki beberapa keuntungan diantaranya luka bekas
operasi yang ditimbulkan lebih kecil sehingga mencegah kerusakan
jaringan otot selain itu rasa sakit yang ditimbulkan pasca operasi
pun sedikit berkurang. Hingga saat ini kasus yang dapat dilakukan
laparoskopi diantaranya Appendiksitis, Hernia dan Cholelithiasis.
2) USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi adalah inovasi terbaru dalam bidang
jelas bentuk hingga wajah bayi dan memeriksa apakah ada
kelainan atau tidak seperti misalnya terlilit tali pusar atau ari-ari
dibawah. Selain itu USG 4 dimensi juga mampu mendeteksi
denyut jantung dan melihat rongga jantung itu sendiri. USG 4
dimensi tidak menggunakan sinar radiasi melainkan menggunakan
gemlombang suara yang relatif aman dan dilakukan oleh tenaga
ahli di RS Bogor Medical Center.
3) Terapi EECP
EECP atau Enhanced External Counterpulsation berfungsi untuk memompa darah dari bagian bawah tubuh kembali ke pangkal
Aorta. Arus balik ini dapat meningkatkan aliran darah ke pembuluh
darah jantung kemudian bermuara di pangkal aorta hal ini dapat
membuka dan menambah pembuluh darah cabang sehingga
pemasukan darah dari otot ke jantung pun akan ikut meningkat.
Terapi EECP bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah ke otak,
ginjal prostat, mata, telinga; meredakan angina; membantu jantung
membentuk natural bypass baru; Rehabilitasi stroke dan menghilangkan keletihan sesudah olahraga berat. EECP dilakukan
dengan cara meletakan 3-5 elektroda di dada pasien dalam keadaan
berbaring yang digunakan untuk merekam gelombang EKG pasien.
Setelah itu alat pengukur saturasi oksigen diletakan ditelunjuk
pasien di lanjutkan dengan meletakan 3-4 manset untuk mengukur
tekanan darah di daerah paha, betis dan bokong.
4) CT Scan
Computed Tomography Scan adalah teknologi diagnostic terbaru yang menggunakan komputer sebagai alat untuk melihat
rekonstruksi anggota tubuh yang telah ditembus oleh Sinar X. Alat
ini digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan organ atau
jaringan tubuh mulai dari rongga kepala, tulang servikal, rongga
dada dan bagian-bagian tubuh lain yang tidak dapat terlihat pada
hasil rontgen biasa karena CT Scan dapat membedakan kepadatan
menghasilkan perbedaan gambar yang baik dan posisi kelainan
organ pun dapat terlihat dengan tepat karena ditampilkan berupa
potongan-potongan tanpa tumpang tindih. Pemeriksaan CT Scan di
RS Bogor Medical Center dapat mendektesi berbagai penyakit
seperti kelainan organ pada hati, limpa, ginjal, pancreas, saluran
pencernaan dan lain-lain.
4.2. Perkembangan Kinerja Pelayanan RS Bogor Medical Center
Indikator kinerja rumah sakit dilaksanakan secara swa-nilai (self assessment). Hasil penilaian ini dijadikan sebagai bahan rapat bulanan peningkatan mutu oleh Direksi Rumah Sakit dan Komite Medis. Berikut ini
adalah data yang diperoleh dari kinerja pelayanan rawat inap RS BMC
selama periode 2010-2012 :
Tabel 3. Kinerja pelayanan Rumah Sakit Bogor Medical Center Tahun 2010-2012
Indikator 2010 2011 2012
BOR 71,84 % 69,09 % 71,79 %
ALOS 3,91 hari 4,01 hari 4,05 hari
TOI 1,14 hari 1,36 hari 1,22 hari
BTO 90,19 kali 83,66 kali 85,89 kali
Sumber : Laporan Kegiatan RS BMC, Tahun 2010-2012
4.2.1 Rawat Inap
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) atau Ratio Pemakaian Tempat Tidur ditetapkan di instalasi rawat inap dan menggambarkan
sampai seberapa jauh tempat tidur yang tersedia dimanfaatkan
untuk perawatan pasien. BOR sangat penting dalam pengambilan
keputusan perencanaan rumah sakit, oleh karena itu tidak jarang
rumah sakit terus berupaya meningkatkan kunjungan, dalam hal ini
pemanfaatan layanan rawat inap agar pendapatan juga mengalami
peningkatan. Jika BOR yang terlampau tinggi lebih dari 85 % maka
jumlah tempat tidur di rumah sakit tidak efisien sehingga rumah