• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL B ELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERSAMAAN KEADAAN GAS KELAS XI SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL B ELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERSAMAAN KEADAAN GAS KELAS XI SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL B ELAJA R SISWA PADA MATERI PO KO K

PERSAMAAN KEADAAN GAS KELAS XI SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016

Oleh : Eka Anzar Ningsih

NIM 4121121007

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Eka Anzar Ningsih dilahirkan di Tanjung

Sari, Medan pada tanggal 21 Agustus 1994. Ayah bernama Suratno dan Ibu

bernama Sulasmi merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada tahun 2000,

penulis masuk SD Negeri 104607 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun

2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Prayatna Medan dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Josua Medan dan

lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri

Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BEL AJAR S ISWA PADA MATE RI PO KO K

PERSAMAAN KEADAAN GAS KELAS XI SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016 EKA ANZAR NINGSIH (NIM: 4121121007)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Kelas XI semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-test. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari empat kelas yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 36 orang dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Instrumen berupa Essay test yang telah divalidkan sebanyak 10 soal. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas pada data pretes diperoleh bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang homogen. Hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan keadaan gas kelas XI semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi

berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Persamaan Keadaan Gas Kelas XI Semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Dr. Rahmatsyah, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada

Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si dan Ibu Dra. Ida

Wahyuni, M.Pd selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan

saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen

pembimbing Akademik dan, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua

jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi

pendidikan Fisika, juga kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan

pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M. Pd,

selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Ramlan,

M.Pd selaku kepala sekolah dari SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan Bapak Drs.

Marlon Ritonga, M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Suratno,

dan Ibunda Sulasmi yang selalu memberikan dorongan, do’a, semangat dan dana

kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada

(6)

v

sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada

sahabat yang tersayang Syirin Syahrina dan Nurul Intan yang selalu memberikan

doa, semangat dan nasehat serta selalu memberikan perhatian dan waktunya

kepada saya selama ini. Teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada teman

terbaik saya Rahmad Andriko, Afyka Sari Sinulingga, Shanti Handayani, Eka

Murtiningsih, Emi Katawarina Ginting, Juliadi dan teman-teman Fisika Dik C

2012 yang selalu memberi bantuan, semangat serta masukan kepada saya mulai

dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Terima kasih juga kepada

teman-teman dari PPLT SMA N 1 Batang Kuis yang selalu menyemangati.

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan bimbingan yang selalu

menasehati dan memberikan semangat pada saat bimbingan. Terima kasih juga

untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu

pendidikan kita.

Medan, 2016

Penulis

Eka Anzar Ningsih

(7)

vi

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Siswa 10

2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 13

2.1.5.1. Peran Guru 17

2.1.5.2. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry Training 18

2.1.6. Pembelajaran Konvensional 18

2.2. Materi Pelajaran 19

2.2.1 Penelitian Terdahulu 27

2.3. Kerangka Konseptual 31

2.4. Hipotesis 32

BAB III : METODE PENELITIAN 33

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 33

3.2.1. Populasi Penelitian 33

3.2.2. Sampel Penelitian 33

3.3. Variabel Penelitian 33

3.3.1. Variabel Bebas (X) 33

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 33

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34

(8)

vii

3.6. Instrumen Penelitian 37

3.6.1. Tes 37

3.6.1.1. Validitas isi 38

3.6.2. Lembar Observasi 38

3.7. Teknik Analisa Data 39

3.7.1. Uji Normalitas 40

3.7.2. Uji Homogenitas 40

3.7.3. Uji Hipotesis 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Data Hasil Penelitian 43

4.1.2. Pengujian Analisa Data 46

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 46 4.1.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 47

4.1.3. Uji Hipotesis Penelitian 47

4.1.4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 48

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Hubungan Tekanan dan Volume Pada Temperatur Tetap 21 Gambar 2.2 Hubungan Volume dan Tekanan Pada Temperatur Tetap 22 Gambar 2.3 Hubungan Tekanan dan Temperatur Pada Volume Tetap 23

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 36

(10)

ix

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Training 15

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 27

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Design 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi Hasil Belajar Materi Persamaan Keadaan Gas 37 Tabel 3.3 Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 38

Tabel 3.4 Kategori Aktivitas 39

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 56

Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa 95

Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 101 Lampiran 4 Pedoman Penskoran Validator 113 Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 114 Lampiran 6 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar siswa 115 Lampiran 7 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 116 Lampiran 8 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 118 Lampiran 9 Perhitungan Rata-rata Varians dan Standar Deviasi 120 Lampiran 10 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi 122

Lampiran 11 Uji Normalitas Data 123

Lampiran 12 Uji Homogenitas Data Pretes 127 Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Postes 129

Lampiran 14 Uji Hipotesis Data Pretes 131

Lampiran 15 Uji Hipotesis Data Postes 133

Lampiran 16 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 135 Lampiran 17 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 144

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian 145

Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 149 Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normal ke z 150 Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 151 Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 153

Lampiran 23 Validasi Instrumen Tes 154

Lampiran 24 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 160

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian 161

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah sistem

pendidikan dimana kurikulum, penilaian, pengawasan dan pengukuran taraf

pendidikan bangsa dikelola dan diawasi oleh negara (Purwanto, 2014).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan, bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia

dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional memiliki

standar nasional pendidikan yang menjadi kriteria minimal dalam sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai

dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional tersebut

antara lain standar kompetensi lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan standar proses yaitu standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

(13)

2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Pendidikan Nasional menyatakan bahwa standar nasional pendidikan

adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Pendidikan Nasional terdiri dari

beberapa standar, salah satunya yaitu standar proses. Standar proses adalah

standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Melalui

standar proses, setiap satuan pendidikan diatur sebagaimana seharusnya proses

pendidikan ini berlangsung. Standar proses dapat dijadikan pedoman bagi guru

dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Masalah utama dalam pembelajaran

pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap

peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang

senantiasa masih sangat memprihatinkan, dengan jumlah kelulusan tahun 2015

hanya mengalami kenaikan 0,3% dari tahun sebelumnya dengan rata-rata nilai

SMA/SMK/MA negeri sebesar 62,64, sedangkan nilai rata-rata SMA/SMK/MA

swasta sebesar 58,91 (Kemdikbud).

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata

hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi

ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konvesional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu

bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

substansial, bahwa proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi

guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara

mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Berdasarkan hasil analisis

penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan

dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana

kelas cenderung Teacher Centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun

demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan

alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku

(14)

3

Kenyataan ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di

SMA Negeri 1 Batang Kuis dengan memberikan pertanyaan kepada 40 orang

siswa yang telah disebari angket oleh peneliti, terdapat sebanyak 20% (8 orang

siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik, 42,5%

(17 orang siswa) berpendapat fisika biasa saja, dan hanya 22,5% (9 orang siswa)

yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan. Data angket juga

menunjukkan bahwa sebanyak 45 % (18 orang siswa) hanya memiliki 1 buku

panduan fisika dan 70% (28 orang siswa) menyatakan bahwa kegiatan belajar

mengajar fisika yang sering berlangsung dikelas yaitu berupa mencatat dan

mengerjakan soal-soal sehingga terjadi kebosanan diantara siswa. Serta sebanyak

50% (20 orang siswa) yang jarang mengemukakan pendapatnya pada saat

pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya

terpaku pada guru saja. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa pada saat Ujian

Nasional menjadi rendah, yaitu rata-rata nilai 70 setiap tahun.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melakukan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Batang Kuis guru fisika

di sekolah tersebut menggunakan model pembelajaran yang tidak bervariasi

selama proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan model pembelajaran

konvensional (pembelajaran langsung) dalam menyampaikan materi dan

penugasan yang mana membuat guru aktif dan siswa menjadi pasif, guru selalu

memakai pola pengajaran yang sama yaitu guru sebagai pusat segalanya (teacher

centered learning) sehingga timbul rasa malas dan jenuh pada diri siswa.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi lemahnya

proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran di dalam

kelas yang melibatkan siswa (student center) yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training. Model pembelajaran Inquiry Training

menekankan pada proses berpikir untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Model pembelajaran ini juga

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas yang dilakukan

siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

(15)

4

Selain itu, pemilihan model pembelajaran ini dasarkan pada pertimbangan dari

sudut peserta didik atau siswa.

Penelitian mengenai Model Pembelajaran Inquiry Training sudah pernah

diteliti oleh A. Pandey (2011) kepada 50 orang siswa dikelas XI IPA yang ada di

India. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan hasil belajar siswa di

kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training)

lebih besar dan lebih efektif daripada kelas kontrol (dengan menggunakan

Pembelajaran Konvensional).

Penelitian mengenai Model Pembelajaran Inquiry Training ini juga sudah

pernah diteliti oleh Sriwidati (2015) pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya

di SMA Negeri 1 Kutowinangun Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji hipotesis

penelitian ini diperoleh hasil belajar siswa dikelas eksperimen (dengan

menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) lebih meningkat daripada

hasil belajar di kelas kontrol (dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Persamaan Keadaan Gas Kelas XI Semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi bahwa

rendahnya hasil belajar disebabkan oleh:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi.

2. Penerapkan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional

(berpusat pada guru).

3. Kurang baiknya respon siswa terhadap mata pelajaran fisika yang

dianggap sulit dan kurang menarik.

4. Seringnya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang

(16)

5

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di kelas XI SMA Negeri 1 Batang Kuis pada

semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi

Persamaan Keadaan Gas.

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada

kelas eksperimen adalah model pembelajaran Inquiry Training dan pada

kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

konvensional pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI di

SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Inquiry Training pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI di

SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas XI di SMA Negeri 1 Batang

Kuis T.P 2015/2016 selama pelaksanaan model pembelajaran Inquiry

Training?

4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI di

(17)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran

konvensional pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI di

SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Persamaan Keadaan

Gas kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas XI di SMA Negeri 1

Batang Kuis T.P 2015/2016 selama pelaksanaan model pembelajaran

inquiry training.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas

kelas XI di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat, yakni:

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk

memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat pada

pembelajaran fisika.

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model dalam pembelajaran

fisika.

3. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model

pembelajaran Inquiry Training dalam meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model

(18)

7

1.7Definisi Operasional

 Hasil belajar adalah pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai

dengan tujuan khusus yang direncanakan (Sanjaya, 2008).

 Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang

keberhasilan belajar yang merupakan interaksi antara siswa dengan guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2006).

Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa

dalam penelitian ilmiah dan dirancang untuk membawa siswa secara

langsung kedalam proses ilmiah melalui latihan- latihan. Model

pembelajaran inquiry training memiliki lima tahap yaitu sebagai berikut :

menghadapkan pada masalah, pengumpulan data – verifikasi,

pengumpulan data – eksperimen, mengolah, merumuskan suatu

(19)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional

(model pembelajaran langsung) pada materi pokok Persamaan Keadaan

Gas kelas XI semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016

termasuk dalam kategori kurang baik karena tidak mencapai KKM yaitu

sebesar 50.68.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry

Training pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI semester

II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 termasuk kategori baik

yaitu sebesar 72.75.

3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model

pembelajaran Inquiry Training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 76.01

dengan kriteria aktif.

4.

Ada Pengaruh akibat perbedaan model pembelajaran Inquiry Training

dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada

materi pokok Persamaan Keadaan Gas kelas XI Semester II di SMA

Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 dengan thitung >ttabel yaitu (14.06 >

1.998) pada taraf siginifikan α = 0.05.

5.2. Saran

Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan

media pembelajaran seperti animasi, macromedia flash dan phet yang terkait pada

(20)

54 Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Joyce et al. (2009). Models of Teaching: Model-Model Pembelajaran Edisi

Delapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanginan, M. (2013). Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Marnoko. (2011)Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament dan Model Pembelajaran Konvensional pada Hasil Belajar

Mahasiswa, Vol. 4 No 2. Jurnal Online Pendidikan Fisika

Mursid. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi.

Medan: Unimed Press

Pandey, A., G.K. Nanda., V. Ranjan. (2011). Effectiveness of Inquiry Training

Model Over Conventional Teaching Method on Academic Achievment of

Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education (1)

Purwanto, N. (2014). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana

Sirait, R. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTSN 3

Medan. Jurnal Pendidikan Fisika

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

(21)

55

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Trisno. Kendek, Y. Pasaribu, M. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry

Training Terhadap Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP

Negeri 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako

Vaishnav. Rajshree, S. (2013). Effectiveness of Inquiry Training Model For

Teaching Science. Scholarly Research Journal For Interdisciplinary Studies

Vol. I

Sriwidati, D, W. (2015). Efektivitas Pembelajaran Inquiry Training Berbasis

Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. Skripsi

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan Tekanan dan Volume Pada Temperatur Tetap Gambar 2.2 Hubungan Volume dan Tekanan Pada Temperatur Tetap
Tabel 2.1   Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Training Tabel 2.2   Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

Indikator yang dijadikan tolok ukur dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah daya serap terhadap pelajaran yang di ajarkan dan perilaku siswa2. Hasil

Efek tersebut diamati, melalui hubungan faktor- faktor personal dengan materi yang diperagakan lewat video, meliputi : hubungan persepsi tentang daya tarik video,

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK.. KANAK SALSABILA NOGOSARI BOYOLALI TAHUN

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..