• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPOLISIAN PERAIRAN DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ILLEGAL FISHING (STUDI KASUS DIT POL AIR POLDA SUMATERA UTARA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KEPOLISIAN PERAIRAN DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ILLEGAL FISHING (STUDI KASUS DIT POL AIR POLDA SUMATERA UTARA)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Kepolisian Perairan Dalam Upaya Penegakan Hukum

Terhadap Illegal Fishing

(Studi Kasus: Dit Pol Air Polda Sumatera Utara)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Khairunnisa

NIM. 3121111004

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Khairunnisa. NIM: 3121111004. Peranan Kepolisian Perairan Dalam Upaya Penegakan Hukum Illegal Fishing (Studi Kasus Dit Pol Air Polda Sumatera Utara)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepolisian perairan dalam upaya penegakan hukum terhadap illegal fishing. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direktorat Kepolsian Perairan Sumatera Utara Jalan. TM Pahlawan No. 1 Medan-Belawan. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian hukum yuridis empiris,yang ditinjau dari sudut sifatnya yaitu penelitian yang bersifat deskriptifkualitatif. Adapun jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer,sekunder dan tertier, dengan prosedur teknik pengumpulan data yaitudengan cara observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi.Subjek dalam penelitian sudah ditentukan secara khusus dengan menentukan responden yang dianggap sebagai key information dalam memberikan data-data yang akurat berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, analisis data diperoleh dari lapangan dan hasilnya dituangkan dalam bentuk naratif dan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian upaya penegakan hukum terhadap illegal fishingyang dilakukan kepolisian perairan mengacu pada peraturan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 atas Perubahan Undang-Undang 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Adapunupaya yang dilakukan kepolisian perairan dalam penegakan hukum terhadap kasus illegal fishing yaitu dengan melakukan upaya tindakan pre-emtif dengan melakukan sosialisasi terhadap nelayan, upaya tindakan preventif dengan melakukan patroli secara rutin, serta melakukan upaya tindakan refresif dengan melakukan proses penindakan dan penyidikan lebih lanjut terhadap pelaku perbuatan illegal fishing. Adapun hambatan yang dialami kepolisian dalam melakukan penegakan hukum terhadap illegal fishing yaitu masih kurangnya pemahaman nelayan untuk mematuhi tata cara peraturan penangkapan ikan sesuai peraturan yang berlaku dan masalah perbatasan wilayah perairan laut Sumatera Utara yang berhadapan dengan wilayah perairan laut negara lain.

(5)

ii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas segala berkat

kesehatan dan rahmat yang telah diberi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Judul skripsi

ini adalah Peranan Kepolisian Perairan Dalam Upaya Penegakan Hukum

Terhadap Illegal Fishing (Studi Kasus Dit Pol Air Sumatera Utara).

Pada kesempatan ini penulis menyadari betapa besar bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak sehingga dapat membantu penulis dalam menghadapi masalah

yang timbul sejak awal sampai dapat teratasi dengan baik. Berkat bantuan dan

motivasi semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menghantarkan

ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.Si. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial,

(6)

iii

5. Bapak Drs. Waston malau, M.Sp. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH,. M.Hum. Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Medan.

7. Bapak Arief Wahyudi. SH,. M.H. sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

8. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH,. M.Hum. Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah membagi waktunya untuk membantu peneliti dalam

memberikan bimbingannya dan semangatnya kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH. Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

dosen pembanding utama yang telah membagi waktunya untuk membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak M. Fahmi Siregar, SH,. MH. Dosen Pembanding Ahli yang telah

memberikan berbagai masukan yang bermanfaat dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

11.Bapak Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, SH,. Mum. Dosen Pembanding

Bebas yang telah memberikan saran perbaikannya yang membantu

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh Bapak/ibu dosen beserta staff yang berada di lingkungan Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,

(7)

iv

13. Bapak KOMBES POL Drs. TUBUH MUSYAREH, M.H, Sebagai

Direktur Direktorat Polisi Perairan Sumatera Utara beserta jajarannya di

lingkungan DITPOLAIR POLDA Sumatera Utara.

14. Bapak Briptu. Anton Hasugian, SH yang telah bersedia memberikan izin

dan meluangkan waktunya dalam proses penelitian berlangsung.

15.Bapak Kompol Drs. GM. Sihombing, MM. Sebagai KASI PATWAL AIR

SATROLDA, yang telah memberikan waktu luangnnya untuk menjadi

narasumber dalam penelitian ini. Serta, ucapan semangat yang selalu

diberi untuk peneliti.

16.Bapak. Bripka. M. Syahputra, SH, yang telah memberikan waktu luangnya

untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini

17.Bapak. Bripka. Hasibuan, Bapak. Bripka. Dedi Suheri, SH dan bapak

Bripka Watirin, sebagai Unit penegak hukum.

18.Kepada orangtua yang ku sayangi terimakasih untuk doa dan semangatnya

buat kakak

19.Kepada Adik ku Wanda Anggraini Safitri.

20.Kepada Ibu Siti Halima Tussakdiah, S.Pd dan Bapak Suarno, S.Pd. M.Pd

yang sudah memberikan motivasi dan nasehat yang luar biasa untuk

peneliti.

21.Kepada my Sister Ulvah Sundari, S.Pd dan Abang Riki Priyandi SE yang

telah memberikan motivasi thanks For All, dan si kecil mentel ku Nadine

(8)

v

22.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Reguler A 2012 Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan yang menemani dan memberikan masukan

kepada penulis dari awal perkuliahan hingga diakhir perkuliahan.

23.Kepada sahabat peneliti, kakak seperjungan Fiqih Novani, terimakasih

selalu kasih semangat adek.

24.Kepada teman senasib dan seperjuangan marshamallow

Grace,Intan,pinta,kak Dosma dan kak Tety

25.Kepada teman PPLT SMP Negeri 2 Galang yang selalu mendukung

peneliti terkhusus Miss Tyas, Putri dan Ica.

26.Kepada Prada. J. Berutu, teman hidup sahabat hati terimakasih menjadi

pendengar saat berkeluh kesah, nasehat dan Motivasinya Thank’s Beloved.

27.Kepada seluruh pihak selain yang disebutkan diatas yang tidak mungkin

disebutkan satu persatu.

Dengan bantuan pihak tersebut peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul ”Peranan Kepolisian Perairan Dalam Upaya Penegakkan Hukum

Terhadap Illegal Fishing (Studi Kasus Dit Pol Air Sumatera Utara).” dengan

harapan dapat memberikan manfaat dibidan keilmuan maupun praktisnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 3 Agustus 2016

(9)

vi

2. Kepolisian sebagai Penegak Hukum ... 11

3. Tindak Pidana Illegal Fishing ... 12

a. Istilah Tindak Pidana ... 12

b.Tindak Pidana Illegal Fishing ... 13

c. pengertian Illegal Fishing ... 18

e. Faktor-Faktor Illegal Fishing ... 20

f. Kerugian Illegal fishing ... 24

4. Wilayah Laut Teritorial ... 26

5. Wilayah Laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ... 28

B. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

(10)

vii

C. Lokasi Penelitian ... 37

D. Subjek Penelitian ... 37

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 38

1. Variabel Tunggal ... 38

2. Defenisi Operasional ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Wilayah Penelitian... 43

1. Lokasi Penelitian dan Keadaan Geografis Sumatera Utara ... 43

2. Sejarah Singkat Berdirinya Direktorat Kepolisian Perairan Sumatera Utara ... 44

3. Tugas Polisi Perairan ... 45

4. Fungsi Polisi Perairan ... 45

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

1. Upaya Kepolisian Perairan dalam Penegakan Hukum terhadap Illegal Fishing ... 52

2. Hambatan Kepolisian Perairan dalam Upaya menegakan hukum terhadap illegal fishing ... 66

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Panduan Wawancara ... 40

Tabel 2. Kisi-Kisi Panduan Dokumentasi ... 40

Tabel 3. Jumlah Anggota Polisi Direktorat Kepolisian Polda Sumatera Utara ... 49

Tabel 4. Jumlah Alat Apung Polisi Perairan Sumatera Utara ... 50

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 2 Daftar Hasil Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi Foto

Lampiran 4 Nota Tugas

Lampiran 5 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 6 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Tempat Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan

Lampiran 9 Surat Keterangan Perpustakaan Universitas Negeri Medan

Lampiran 10 Kartu Telah Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 11 kartu bimbingan Skripsi

Lampiran 12 Pernyataan Keaslian Tulisan

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Laut sebagai anugerah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, harus senantiasa

terjaga sumber daya alam kelautannya. Keberhasilan Indonesia untuk menetapkan

identitasnya sebagai negara kepulauan dengan mendapatkan pengakuan resmi

sebagai negara kepulauan dalam konvensi PBB hukum laut pada Tahun 1982

sangat memberikan sumbangsih hukum yang positif bagi perkembangan wilayah

perairan laut Indonesia . Pencetusan negara kepulauan ini terbentuk dalam rangka

mewujudkan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan

keamanan. laut merupakan wilayah potensial dalam menunjang perekonomian

bangsa, dan hanya negara-negara tertentulah yang wilayah daratnya berbatasan

dengan laut harus menjaga keutuhan sumber daya kelautannya demi

keberlangsungan ekosistemnya, Asren ( 2011 : 60 ). Oleh karena itu, laut-laut

yang terpisah karena tersekat dengan pulau-pulau di Indonesia harus menjadi

pemersatu bangsa yang utuh dan berdaulat.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah laut yang sangat

luas. Secara geografis Indonesia memiliki 2.027.087 km2 daratan dan 6.166.165

km2 wilayah perairan. Dari luas perairan tersebut, meliputi 0,3 juta km2 laut

territorial 2,8 juta km2 perairan kepulauan dan ZEE seluas 2,7 juta km2, Suryo

(2014:40). Dengan demikian, jika dilihat dari keadaan luas bentangan perairan

(15)

2

maka Indonesia memiliki potensi yang kaya akan hasil perikanan, industri

kelautan, jasa kelautan, transportasi, hingga wisata bahari.

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki laut yang luas adalah

Sumatera Utara. Wilayah perairan laut Sumatera Utara memiliki luas wilayah

daratan 58.375,63 Km2 dan perairan laut 591.890 Km2. Secara geografis letak

wilayah perairan Sumatera Utara berda di 20 – 60 LU dan 950 – 980 BT. Dengan

batas wilayah Sebalah Utara berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi

Sumatera Barat, Sebelah Timur berbatasan dengan negara Malaysia / Selat

Malaka dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam dan Samudra Hindia, Emsaga (2009:116). wilayah strategis perairan

laut Sumatera Utara ini akan menarik bagi kapal-kapal penangkapan ikan asing

maupun kapal-kapal penangkapan ikan Indonesia untuk melakukan penangkapan

ikan secara ilegal di perairan Indonesia, tanpa mengikuti aturan penangkapan ikan

yang sudah ditetapkan secara hukum. hal ini terjadi karena wilayah perairan laut

Sumatera Utara memiliki ketersediaan sumber daya ikan yang masih menjanjikan

tepatnya di wilayah perbatasan perairan selat malaka.

Dengan demikian, dalam menjaga keutuhan sumber daya ikan di laut perlu

dilakukannya pengamanan laut oleh lembaga yang diberikan tugas untuk

melakukan keamanan dan ketertiban diwilayah perairan laut. Salah satu institusi

yang diberikan mandat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah

perairan laut adalah Kepolisian perairan. Kepolisian perairan merupakan

(16)

3

Negara Republik Indonesia (BAHARKAM POLRI), yang terbentuk pada 1

Desember 1950. Polisi perairan pada umumnya sama halnya dengan polisi yang

sering beroperasi di darat hanya saja polisi perairan melakukan operasi keamanan

di laut. Kewenangan kepolisian sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah

sebagai pelindung,pengayom dan pelayanan bagi masyarakat serta sebagai aparat

penegak yang bertugas menindak lanjuti permasalahan yang terjadi di dalam

negara.

Illegal fishing merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di wilayah

perairan laut Indonesia. Illegal fishing adalah suatu kegiatan penangkapan ikan

yang dilakukan oleh para nelayan yang tidak memiliki izin dari pemerintah untuk

melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan laut yurisdiksi suatu negara.

Serta penggunaan alat tangkap yang dilarang untuk di operasikan saat melakukan

penangkapan ikan di laut. Kegiatan illegal fishing tidak hanya pada persoalan

masalah perizinan untuk menangkap ikan tetapi juga pada persoalan penggunaan

alat tangkap ikan yang tidak diizinkan untuk beroperasi dalam menangkap ikan.

Selain itu penggunaan alat-alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan

seperti bahan peledak, listrik dan bahan kimia dapat mengancam kerusakan biota

laut terutama terumbu karang sebagai habitat ikan sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan. Serta, penggunaan

alat penangkapan ikan berupa pukat hela atau tarik (harimau) yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang

(17)

4

tarik (Seine Nets) di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.

Direktorat Polisi Perairan Daerah Sumatera Utara ( DITPOLAIR POLDASU )

mencatat kasus illegal fishing yang terjadi selama Tahun 2012 sampai 2016

berjumlah 70 Kasus yang ditangani dengan rincian 6 kapal ikan asing dan 56

kapal ikan Indonesia yang tercatat telah melakukan tindak pidana perikanan

dengan melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Perairan Laut Sumatera

Utara.

Permasalahan illegal fishing harus segera diselesaikan dengan cara

bijaksana karena kasus ini menyangkut kedaulatan negara Indonesia dalam hal

sumber daya alam. Presiden Ir. Joko Widodo dalam pidatonya menanggapi

perkembangan sektor perikanan dan kelautan telah menginstruksikan bahwa

Indonesia harus menjadi poros negara maritim bagi negara-negara lain,(Tempo,20

April 2016). Tanggapan tersebut didukung dengan adanya kebijakan menteri

perikanan ibu Susi Pudjiastuti dalam memberantas kasus-kasus illegal fishing

untuk melakukan tindakan khusus dengan menenggelamkan atau pembakaran

kapal asing yang telah melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan

Indonesia tanpa izin dan tidak sesuai prosedur penangkapan ikan sebagaimana

yang tercantum dalam pasal 69 ayat 4 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009

Tentang Perikanan . Kebijakan demikian itu adalah sebagai salah satu antisipasi

memberantas maraknya kasus illegal fishing dengan harapan dapat memberikan

efek jera kepada nelayan asing yang melakukan tindakan illegal fishing.

Oleh karenanya, perlu upaya penegakan hukum terhadap illegal fishing

(18)

5

yang ilegal. Keberadaan Undang Nomor 31 Tahun 2004 Jo

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan memiliki langkah yang positif

sebagai landasan hukum dalam mengatur penegak hukum untuk memutuskan

persoalan hukum yang terkait dengan illegal fishing. Namun, dalam

pelaksanaannya perlu adanya kerja sama yang dilakukan oleh institusi pemerintah

yang telah ditetapkan sebagai pengemban tugas menjaga perairan laut Indonesia,

seperti Kepolisian Perairan dengan institusi yang berkaitan dengan perikanan dan

kelautan lainnya.

Dengan demikian dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian

tentang “Peranan Kepolisian Perairan Republik Indonesia dalam Upaya

Penegakan Hukum Terhadap Illegal Fishing (Studi Kasus: Dit Polair

SUMATERA UTARA“).

B.Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti

agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak

terjadi kesimpang siuran dan kekaburan dalam membahas dan meneliti masalah

yang ada. Jika identifikasi masalah sudah jelas, tentu dapat dilakukan penelitian

lebih mendalam.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Hambatan-hambatan yang di alami kepolisian dalam melakukan

(19)

6

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kegiatan illegal fishing.

3. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Kepolisian dalam melakukan

penegakan hukum terhadap illegal fishing.

4. Strategi Kepolisian Perairan dalam mengatasi hambatan penegakan hukum

terhadap illegal fishing.

C.Batasan Masalah

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian agar

penelitian terarah dan juga tidak luas, untuk menghindari pembahasan yang terlalu

luas dan hasil yang kurang signifikan. Seperti yang dikemukakan oleh

Sukmadinata pembatasan masalah ialah membatasi variabel atau aspek mana yang

diteliti dan mana yang tidak (Sukmadinata,2005:301). Maka yang menjadi

pembatasan masalah dalam penelitian ialah:

1. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Kepolisian dalam melakukan

penegakan hukum terhadap illegal fishing.

2. Hambatan-hambatan yang dialami kepolisian perairan dalam melakukan

penegakan hukum terhadap illegal fishing.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa

rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian

ini ialah :

1. Bagaimana upaya yang dilakukan pihak Kepolisian dalam melakukan

(20)

7

2. Apa saja hambatan yang kepolisian perairan dalam penegakkan hukum

terhadap perbuatan illegal fishing ?

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran faktual mengenai peranan kepolisian

Perairan Daerah Sumatera Utara dalam melakukan upaya penegakan

hukum terhadap illegal fishing di wilayah perairan laut Sumetara Utara.

2. Untuk mengetahui hambatan kepolisian Perairan Daerah Sumatera Utara

dalam mengatasi penegakan hukum terhadap illegal fishing.

3. Untuk mengetahui langkah tindakan strategi yang dilakukan kepolisian

perairan Sumatera Utara dalam memberantas illegal fishing.

F. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian harus memiliki manfaat dari hasil temuannya

dilapangan dan dari berbagai bahan kepustakaan yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti. Deny Setiawan mengatakan “ penelitian yang baik harus dapat

dimanfaatkan. Inilah sifat pragmatis ( ilmu pengetahuan ilmiah )”. Maka seorang

peneliti harus memikirkan sejak awal manfaat dari penelitian yang akan

dilakukannya (Deny Setiawan,201470 ).

Maka dari itu adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

(21)

8

a. Sebagai bahan kajian dan memperluas wawasan berfikir untuk

Ilmu Pengetahuan Hukum dalam masalah penangkapan ikan secara

illegal ( illegal fishing )

b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada

pemerintah dan aparat penegak hukum untuk dijadikan arah

penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi tentang kasus-kasus penangkapan

ikan secara illegal ( illegal fishing ) kepada para nelayan atau

masyarakat.

b. Dapat dijadikan masukan kepada Instansi Kepolisian Perairan

daerah Sumatera Utara, sebagai bahan pertimbangan dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pemeliharaan keamanan, dan

ketertiban masyarakat, sebagai lembaga penegakkan hukum, serta

pengayoman dan perlindungan bagi masyarakat.

c. Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

pendidikan peneliti khususnya di bidang hukum perikanan

d. Dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi rekan-rekan yang

(22)

73 BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Upaya kepolisian perairan dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap

illegal fishing yaitu melakukan tindakan pre-emtif,sebagai bentuk pendekatan

terhadap nelayan dengan melakukan berbagai penyuluhan mengenai kegiatan

penangkapan ikan. Melakukan tindakan preventif, yaitu upaya mencegah agar

perbuatan illegal fishing dapat diminimalisir tindakannya dengan melakukan

kegiatan patroli yang dilakukan kepolisian perairan pada secara rutin pada

siang dan malam hari. Dan terakhir melakukan tindakan refresif sebagai upaya

kepolisian perairan untuk melakukan serangkaian penindakan berupa

penyelidikan dan penyidikan terhadap tersangka yang melakukan perbuatan

illegal fishing, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 45

Tahun 2009 atas Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang

Perikanan.

2. Berbagai hambatan yang dialami kepolisian dalam upaya penegakkan hukum

terhadap illegal fishing sangat bermacam. Hal yang paling signifikan adalah

keadaan cuaca,dan ombak yang menghambat proses kegiatan patroli.

Selanjutnya, kurangnya faktor pengetahuan nelayan terhadap tindakan llegal

fishing semakin sulit diminimalisir tindakannya. Terutama kurangnya

pemahaman dalam membaca radar laut yang dikhawatirkan dapat masuk ke

wilayah perairan negara lain. Dan kurangnya kesadaran untuk tidak lagi

(23)

74

dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015

tentang larangan penggunaan alat tangkap penangkapan ikan pukat hela

(Trawl) dan pukat tarik (Seine Nets) di wilayah pengelolaan perikanan

Republik Indonesia. Meskipun dengan penggunaan alat tangkap ikan tersebut

mendapatkan ikan yang lebih banyak akan tetapi berdampak pada kerusakan

lingkungan laut.

B.Saran

1. Diharapkan dalam melakukan upaya menciptakan penegakan hukum

kepolisian perairan harus benar-benar melakukan penindakan yang tegas

terhadap pelaku illegal fishing yang melakukan penangkapan ikan di wilayah

perairan laut Sumatera Utara. Polisi juga harus lebih bergerak cepat dalam

melakukan proses penyelidikan dan penyidikan sehingga para pelaku dapat

ditangkap dan ditahan untuk proses lebih lanjut dan kasus tersebut dapat

terlesaikan dengan cepat dan baik. Dengan adanya proses tindakan

penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan kepolisian perairan diharapkan

menjadi cerminan kepada nelayan lokal bahwa hukum itu berlaku bagi setiap

orang. Hal ini juga membuka kepercayaan masyarakat nelayan kepada polisi

perairan dalam melakukan penegakkan hukum di laut. Hal ini akan

meningkatkan kesadaran masyarakat nelayan untuk lebih mematuhi peraturan

hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Kepolisian harus senantiasa melakukan kerja sama dengan aparat maritim

lainnya dalam melakukan pengamanan di laut,serta terus melakukan sosialisasi

(24)

75

dirasa sudah mencukupi maka kepolisian diaharapkan terus melakukan patroli

rutin di laut. Hambatan yang dialami kepolisian dalam upaya penegakan

hukum harus ditangkas dengan adanya strategi yang dilakukan oleh polisi

perairan baik itu kendala yang terdapat pada internal kepolisian misalnya

dengan meningkatkan kinerja kepolisian dalam mengikuti pendidikan

kepolisian yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan-pelatihan ketangkasan polisi,

maupun eksternal diluar ruang lingkup kepolisian misalnya melakukan

penyadaran terhadap masyarakat nelayan untuk menaati peraturan hukum yang

(25)

76

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alimuddin dan Supriadi. 2011. Hukum Perikanan di Indonesia. Sinar Grafika:

Jakarta

Asnan,Gusti.2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera.Ombak: Jogjakarta

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group

Dikdik.2014. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia. PT. Refika Aditama: Bandung

Djamali Abdul.2012. Pengantar Hukum Indonesia. Rajawali Pers: Jakarta

Djoko.2013. Hukum Perikanan Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung

Emasaga dkk, 2009. Atlas Tematik Sumatera Utara. PT. Musi Perkasa Utama: Jakarta Barat

Fatima,Fyra.2015. 3 sisi susi kisah gila-gilaan kecerdasan, kesuksesan dan keberanian susi pudjiastuti, jakarta : visimedia

Gultom, Maidin. 2012. Perlindungan Hukum terhdap Anak dan Perempuan. Bandung: Refika Aditama.

Gunawan,Adi K.2008. Kamus Lengkap Inggris Indonesia. Kartika: Surabaya Nasution, Asren.2012. Pertahanan Negara di Wilayah Pesisir Prespektif

Pengembangan wilayah. Prenada : Jakarta

Ddk,Nuryaman.2014.Kementrian dan kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali tahun 2014. ombak anggota IKAPI 2014: Denpasar

(26)

77

Mulyadi,Mahmud.2008. CRIMINAL POLICY Pendekatan Intergral Penal

Policy dan Non-Penal Policy dalam penanggulangan kejahatan kekerasan. Pustaka Bangsa Press: Medan

Raharjo,Satjipto.2009.Penegakan Hukum (Suatu Tinjuan Sosiologis). Yogyakarta: Genta Publising.

S.Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada

Sofyan,Andi.2014. Suatu Hukum Pengantar Acara Pidana. Kencana : Jakarta

Setiawan,Deny.2015. Metode Penelitian. Unimed Press : Medan

Starke, J.G.2008. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh. Sinar Grafika : Jakarta

Subagyo ,joko.2013. Hukum Laut Indonesia. Rhineka Cipta : Jakarta

Suharto. 2013. Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana (Mulai Proses Penyelidikan Hingga Persidangan). Jakarta: Kencana. Suryo.2014. Perbatasan Negara. Graha Ilmu : Yogyakarta

Syahrum & Salim,2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung : Citapustaka Media.

zainal asikin, dan Ammirudin.2004.Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT.RajaGrafindo Persada : Jakarta

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian sektor.

Sumber Jurnal:

Amir,Usmawadi.2013. Penegakan Hukum IUU Fishing Menurut UNCLOS 1982 (Studi Kasus: VOLGA CASE). Opindo Juris. Vol 2. Hal 173

(27)

78

Solvay Gerke dan Hans-Dicter Evers. “Selat Malaka: Jalur Sempit Perdagangan

Dunia.” Jurnal Akademika Edisi 81 (1) 2011.Hal:10

Hilmiy,Yunan.2013. Penegakan Hukum Oleh Kepolisian Melalui Pendekatan

Restorative Justice dalam Sistem Hukum Nasional. Rechtsvinding (Media Pembinaan Hukum Nasional). Vol 2. Hal 247

Lawressia,Yanti.2010. “Praktek Illegal Fishing di Perairan Maluku sebagai bukti bentuk kejahatan”. Jurnal Sasi online. Vol 16. Hal 2

Sonyowati,Dina.2014 “Dampak Kegiatan IUU Fishing di Indonesia”. Artikel Kemenlu Online. Hal 6

S.Goesniadhie,Kusnu.2010.Perspektif Moral Penegakan Hukum yang Baik. Jurnal Hukum. Vol 17. Hal 173

Sumber Penelitian:

Paulangan P. Yunus,2009. Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan Di Kepulauan Paraido Kabupaten Biak. Insitut Pertanian Bogor

Iman Prihandono. Makalah Navigasi Departemen Hukum Internasional . Universitas Airlangga

Sumber Internet:

Sucipto, 2015. RI-Malaysia Jamin Tak Ada Penangkapan Nelayan di Selat Malaka. SindoNews. Online.http://nasional.sinonews.com/read/106

Gambar

Tabel 1. Kisi-Kisi Panduan Wawancara ....................................................................
Gambar 1. Peta Wilayah Provinsi Sumatera Utara .....................................................
Grafika : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada analisis struktur support pemegang sumber dan karakterisasi yang meliputi pengujian kinerja sistem kendali dan kinerja

Kaitannya dengan template di sini kita akan mencoba menggunakan PHP untuk membuat menu baru pada situs yang kita buat, yaitu menu yang datanya diambil dari database

Namun disamping kepatuhan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang kepatuhan sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya

Penulis meneliti bagaimana cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 berdasarkan Undang Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan stdd Undang Undang

16 Pasal 44 ayat (1) dan (2) UU Yayasan.. Dari berbagai tanggung jawab itu, guna tercapainya prinsip akuntabilitas dan keterbukaan, maka ada kosekuensi hukum bagi yayasan yang

Melihat beberapa keunggulan dan resiko yang terjadi terhadap transaksi jual beli barang elektronik di pasar malam Wonokromo, pembeli yang datang merupakan pembeli

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 61, ada 7 orang yang

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (Independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel