Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KEMUNCULAN UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN
GUIDED INQUIRY PADA SUBKONSEP FOTOSINTESIS DI SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
OPI ROPINA
0601971
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
OPI ROPINA
ANALISIS KEMUNCULAN UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN
GUIDED INQUIRY PADA SUBKONSEP FOTOSINTESIS DI SMP
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.Hj.Sri Anggraeni,M.Si
NIP.195801261987032001
Pembimbing II
Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed
NIP. 196709191991032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. Riandi, M.Si
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS KEMUNCULAN UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN GUIDED
INQUIRY PADA SUB KONSEP FOTOSINTESIS DI SMP” ini dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KEMUNCULAN UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN
GUIDED INQUIRY PADA SUBKONSEP FOTOSINTESIS DI SMP
Oleh Opi Ropina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Opi Ropina 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KEMUNCULAN UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN
GUIDED INQUIRY PADA SUB KONSEP FOTOSINTESIS DI SMP
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemunculan unsur somatik, auditori, visual, dan intelektual dalam pembelajaran guided inquiry. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang melakukan pembelajaran topik fotosintesis khususnya materi faktor cahaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, proses pembelajaran direkam mulai dari kegiatan pembuka sampai penutup tanpa terputus-putus. Data berupa kemunculan-kemunculan unsur-unsur SAVI selama pembelajaran diperoleh melalui proses koding dengan menggunakan software videograph. Koding dilakukan berdasarkan lembar observasi yang berisi indikator-indikator setiap unsur SAVI. Hasil koding diolah dengan menggunakan program SPSS 16, output memperlihatkan unsur-unsur SAVI yang dianalisis selama pembelajaran beserta frekuensi kemunculannya. Hasil penelitian ini menunjukkan pada setiap tahapan pembelajaran guided inquiry hampir semua unsur SAVI muncul. Pada tahap pelaksanaan percobaan merupakan puncak kemunculan unsur-unsur SAVI, unsur somatik muncul dengan persentase 37,05%, unsur auditori muncul dengan persentase 7,8%, dan unsur visual muncul dengan persentase 13,65%, sedangkan unsur intelektual muncul paling banyak pada tahap undangan inkuiri dengan persentase 6,67%. Pembelajaran guided inquiry yang merupakan pembelajaran aktif ini dapat menunjang belajar berdasar aktivitas, karena dapat melibatkan indra sebanyak mungkin dan kemampuan otak untuk berpikir (intelektual) secara bersamaan. Hal ini membuat belajar lebih bermakna dan optimal.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II UNSUR SAVI DALAM PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA SUB KONSEP FOTOSINTESIS A. Unsur SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) ...8
B. Pembelajaran Inkuiri ...12
C. Tinjauan Pembelajaran Materi Fotosintesis ...19
D. Penelitian Yang Relevan ...23
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...25
B. Metode Penelitian ...25
C. Definisi Operasional ...25
D. Instrumen Penelitian ...26
E. Prosedur Penelitian ...29
F. Teknik Analisis Data ...30
G. Alur Penelitian ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...37
B. Pembahasan ...55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...75
B. Saran ...76
DAFTAR PUSTAKA ...77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...80
1
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar. Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan untuk berpikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, menghalangi gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal. Sebaliknya, melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya. Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Belajar SAVI merupakan belajar dengan melibatkan unsur-unsur somatik, auditori, visual, dan intelektual. Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini semuanya terpadu, belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara simultan (Meier, 2002).
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
accelerated learning, yang digunakan organisasi-organisasi di Amerika dalam
melatih pegawai perusahan. Model pelatihan accelerated learning atau pembelajaran yang dipercepat ini telah membantu banyak pelatih profesional, dalam hal merancang program jauh lebih cepat, meningkatkan pembelajaran, membantu perkembangan para pegawai agar lebih kreatif dan produktif, dan menghemat banyak waktu dan uang untuk organisasi mereka. Accelerated
learning didasarkan pada penelitian mutakhir mengenai otak dan belajar. Di sini
dapat digunakan berbagai metode dan media. Sifatnya terbuka dan luwes. Pembelajar diajak terlibat sepenuhnya. Accelerated learning cocok dengan semua gaya belajar (Meier, 2002).
Penelitian yang dilakukan sejak 1979 oleh Dunn dan Dunn
mengungkapkan “bahwa tiga-perlima gaya belajar bersifat genetis; sisanya, di luar
ketekunan, bisa dikembangkan melalui pengalaman” (Prashnig, 2007). Dalam
sebuah kelas terdiri dari beragam individu yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga Prashnig (2007) menjelaskan bahwa tidak ada satu cara terbaik, tidak ada satu gaya tunggal yang bisa menjamin keberhasilan proses belajar, penyerapan informasi, pemecahan masalah, dan penyelesaian tugas. Di antara semua unsur yang membentuk gaya seseorang secara keseluruhan, ada empat dari enam indra (melihat, mendengar, menyentuh, dan merasa) yang paling mempengaruhi penyerapan informasi, ingatan, dan proses belajar. Jika diterjemahkan ke dalam istilah teknis, keempat indra itu bisa digambarkan sebagai modalitas indrawi atau preferensi perseptual visual, auditori, taktil, dan kinestetik (Prashnig, 2007). Hal ini pun terkandung dalam pendekatan SAVI untuk belajar. Apabila guru memperhatikan tentang gaya belajar ini, maka pembelajaran yang dilakukan harus dapat memfasilitasi kemampuan-kemampuan siswa. Pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga kegiatan belajar pun menjadi lebih aktif.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran, sehingga terdorong untuk menyimpulkan pemahaman daripada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Meyer dan Jones (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari (Ramdhani, 2009). Bila pembelajaran lebih aktif melibatkan siswa dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diberikan.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains (BSNP, 2006). Biologi adalah ilmu yang secara empistomologi berkembang melalui pengalaman langsung anak pada flora dan fauna setempat sampai terbentuk konsep logic-matematik (Seregeg
dalam Redjeki, 2006). “Biology is a science in which the curriculum continuously changes” (Koba dan Tweed, 2009). Pengetahuan baru yang muncul dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada pengajaran sains, khususnya biologi, karena bertambahnya konsep-konsep baru yang harus dipahami. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru biologi untuk tidak hanya mengajarkan konsep biologi agar anak didik mengerti, tetapi juga harus dapat mengetahui cara yang tepat untuk mengajarkan konsep tersebut kepada anak didiknya. Pembelajaran di kelas harus lebih aktif melibatkan siswa dan memfasilitasi siswa dalam menerima materi ajar.
Dalam Koba dan Tweed disebutkan ada lima topik biologi yang sulit untuk diajarkan, yaitu reproduksi, fotosintesis, seleksi alam, genetik molekuler, dan ekologi (2009). Ada dua alasan mengapa sulit mengajarkan topik biologi
tersebut, “One, many biology lessons are highly conceptual and students can’t visualize what is taking place on a microscopic level. And two, some biology
teachers are not aware of strategies that engage students with a scientific way of
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2009). Oleh karena itu, sesuai dengan apa yang telah dipaparkan diatas oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), bahwa sebaiknya pembelajaran IPA atau sains yang mana terkandung biologi didalamnya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry).
Dalam NRC (1996) pembelajaran sains yang berorentasi inkuiri akan
bersifat lebih aktif melibatkan siswa, belajar secara “hands-on” dan eksperimen, belajar berdasarkan aktivitas, menggabungkan inkuiri dengan pendekatan diskoveri, mengembangkan keterampilan proses melalui metode ilmiah (Anggraeni, 2006). Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil (1992), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisa informasi (Trianto, 2007). Melalui pembelajaran inkuiri ini diharapkan dapat mengatasi dua alasan yang telah dikemukakan sebelumnya tentang sulitnya mengajarkan materi biologi.
Trowbridge, et al. (Anggraeni, 2006) mengajukan tiga tahap pembelajaran berbasis inkuiri. Tahap pertama adalah belajar diskoveri, guru yang menyusun masalah dan proses tetapi mengijinkan siswa untuk mengidentifikasi hasil alternatif. Tahap berikutnya yang lebih kompleks adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry), guru mengajukan masalah dan siswa menetukan penyelesaian dan prosesnya. Ketiga, suatu level yang sangat dibutuhkan adalah inkuiri terbuka (open inquiry), guru hanya memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengidentifikasi dan memecahkannya.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu topik yang sulit untuk
diajarkan dan dipahami, yaitu fotosintesis. “Photosynthesis is one of the most difficult topics to teach, partly because it is such a broad and conceptually
complex topic” (Koba dan Tweed, 2009). Materi fotosintesis ini semakin
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi yang kompleks seperti fotosintesis. Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat membantu guru dalam mengajarkan materi fotosintesis dan siswa akan menemukan pengetahuan mengenai materi yang dipelajari lewat pengalamannya sendiri.
Menurut Coburn dalam anonymouse (Anggraeni, 2006), menyatakan bahwa inkuiri terbimbing itu guru hanya memberikan bahan-bahan dan permasalahan untuk diinvestigasi, siswa mencari cara penyelesaiannya sendiri. Pembelajaran guided inquiry dapat melatih siswa mengembangkan daya kreatif, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan bersikap ilmiah. Hal ini dapat memfasilitasi rasa keinginahuan siswa SMP yang besar tanpa harus membuat siswa tersebut merasa jenuh dalam belajar. Pembelajaran guided inquiry ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran (DEPDIKNAS, 2008). Oleh karena itu, proses belajar yang terfokus pada siswa (student center) lebih sesuai dalam memfasilitasi kemampuan-kemampuan siswa dan kegiatan belajar pun menjadi lebih aktif (active learning).
Pembelajaran aktif maupun belajar berdasar aktivitas akan melibatkan seluruh tubuh dan semua indra untuk belajar, yaitu melibatkan unsur somatik, auditori, dan visual, serta intelektual siswa dalam belajar. Unsur SAVI pun terkandung dalam pembelajaran aktif (active learning) dan pembelajaran sains yang berorientasi inkuiri. Semua pembelajaran tersebut telah terbukti dapat membantu siswa belajar dan meningkatkan pemahaman mereka. Namun, kemunculan unsur SAVI dalam pembelajaran kurang terlihat, karena tidak dijabarkannya unsur-unsur tersebut dalam setiap tahap pembelajaran. Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirancanglah suatu penelitian untuk menganalisis kemunculan unsur SAVI dalam pembelajaran
guided inquiry pada sub konsep fotosintesis di SMP. Bila unsur SAVI terdapat
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa lebih aktif, tubuh dan otak senatiasa beraktivitas, dan hasil pembelajaran optimal. Hal ini dilihat kemunculannya dalam pembelajaran guided inquiry agar diketahui pembelajaran dapat memfasilitasi siswa dan cocok dengan semua gaya belajar siswa.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
untuk konteks penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemunculan unsur SAVI
(Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajaran Guided Inquiry
pada sub konsep Fotosintesis di SMP?”
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka pokok permasalahan dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah semua unsur-unsur SAVI muncul dalam tahapan pembelajaran
Guided Inquiry?
2. Berapa lama waktu untuk masing-masing unsur SAVI dalam tahapan pembelajaran guided inquiry?
3. Unsur-unsur SAVI manakah yang dominan dalam pembelajaran guided
inquiry?
C.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Unsur-unsur yang dilihat dalam pembelajaran, yaitu unsur SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual).
2. Model pembelajaran yang digunakan, yaitu pembelajaran Guided Inquiry. 3. Materi dibatasi pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis,
khususnya faktor cahaya.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kemunculan unsur SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajaran guided
inquiry pada sub konsep fotosintesis yang dilaksanakan di SMP. Adapun tujuan
secara khusus, yaitu untuk mengetahui persentase kemunculan setiap unsur SAVI dalam pembelajaran guided inquiry pada sub konsep fotosintesis. Kemudian untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk setiap unsur SAVI dalam pembelajaran
guided inquiry pada sub konsep fotosintesis. Selain itu, untuk mengetahui mana
yang lebih dominan muncul dari unsur SAVI ini pada pembelajaran guided
inquiry pada sub konsep fotosintesis.
E.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat untuk mengetahui ciri khas pembelajaran guiden inquiry dipandang dari sudut SAVI.
Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi Guru dapat menjadikan suatu alternatif untuk kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan menggunakan pembelajaran guided inquiry. Selain itu, guru pun dapat mengetahui unsur-unsur SAVI dalam kegiatan pembelajaran, sehingga lebih membantu memfasilitasi siswa dalam belajar.
2. Bagi Siswa dapat menambah pengalaman dalam belajar dan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar.
25
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SMP Negeri di Bandung. Subjek penelitian adalah satu kelas VIII semester 1 tahun ajaran 2010/2011 yang sedang belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis guided inquiry. Kelas yang digunakan adalah kelas VIII B dengan jumlah murid sebanyak 41 orang yang terlibat dalam penelitian.
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2003). Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek maupun subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran mengenai unsur-unsur SAVI yang muncul dalam pembelajaran guided inquiry.
C.
Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yang terlibat di dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memecahkan masalah dan merenung. Unsur-unsur ini akan diteliti kemunculannya dalam pembelajaran, selain itu setiap unsur akan dihitung frekuensi kemunculannya dan berapa lama waktu yang diperlukan setiap unsur, serta dari keempat unsur ini mana yang lebih dominan muncul dalam pembelajaran guided inquiry. Kemunculan ini akan diteliti melalui hasil rekaman video dan lembar observasi.
2. Guided Inquiry merupakan salah satu bagian dari pembelajaran berbasis
inkuiri. Dalam pembelajaran berbasis guided inquiry ini terdiri atas lima tahapan. Pertama, tahap undangan inkuiri, siswa mengajukan pertanyaan yang diminati untuk diteliti. Kedua, tahap perumusan masalah, siswa dibimbing oleh guru dalam membentuk rumusan masalah yang akan diteliti. Ketiga, tahap perencanaan percobaan, siswa membentuk kelompok dengan anggota yang disetujui. Setiap siswa membuat jurnal dalam proses ini, ketika siswa sudah siap maka rencana kerja dipresentasikan. Keempat, tahap pelaksanaan percobaan, setelah rencana matang pelaksanaan penelitian pun dilakukan melalui proses merakit dan menguji alat-alat, mendesain dan menguji bentuk-bentuk pengumpulan data, mengembangkan dan menguji jadwal pengumpulan data, kelompok melakukan pengumpulan, penyusunan, interpretasi data. Kelima, tahap mengkomunikasikan hasil percobaan, dalam tahap ini kelompok mempersiapkan laporan tertulis untuk menjelaskan penelitian. Ketika kelompok telah yakin bahwa data yang dikumpulkan konsisten, mereka menganalisis data dan membuat kesimpulan.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
guru, dan angket siswa. Kemudian data-data tersebut diuji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dengan cara triangulasi data.
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data yaitu:
1. Rekaman video pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang gambaran kemunculan unsur SAVI dalam proses pembelajaran guided inquiry. Secara garis besar ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran, yaitu dengan pengamatan langsung dan pengamatan tunda dengan menggunakan rekaman audio atau video (Widodo dalam Widodo dan Ramdaningsih, 2006). Hasil dari pengamatan secara tidak langsung atau tunda berupa rekaman video.
Video rekaman adalah hasil video dari “interaction camera”, yaitu kamera yang
dimaksudkan untuk menangkap interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa (Noerhaidan, 2008).
Teknik merekam dengan audivisual (video) memiliki beberapa keuntungan diantaranya (a) memungkinkan untuk meneliti proses pembelajaran di kelas yang kompleks (b) video mengurangi masalah interrater reliability (c) memungkinkan analisis pembelajaran dari banyak aspek (d) video menyediakan dokumen yang otentik untuk bentuk-bentuk penelitian (Widodo dan Ramdaningsih, 2006).
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menggunakan sebuah software “Videograph” yang memang khusus dirancang menganalisis video (Rimmele, 2004 dalam Widodo dan Ramdaningsih, 2006).
2. Observasi
Menurut Arikunto (2006), observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam penelitian ini dilakukan observasi sistematis, di mana pengamatan menggunakan pedoman senagai instrumen pengamatan. Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung di kelas (lampiran B. 1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga diketahui gambaran secara umum dari pembelajaran yang terjadi dan juga mengetahui kemunculan unsur-unsur SAVI yang muncul. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur setiap unsur SAVI pada pembelajaran guided inquiry.
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan untuk menjaring respon yang relevan dengan penelitian. Wawancara ini dilakukan pada guru pengajar yang melakukan kegiatan belajar-mengajar selama penelitian. Wawancara yang dilakukan akan dibimbing oleh sejumlah pertanyaan yang telah disusun dalam sebuah format wawancara. Interviu terpimpin, guided interview, yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur (Arikunto, 2006). Hasil wawancara ini akan dilibatkan dalam pembahasan data penelitian. Di bawah ini merupakan kisi-kisi pedoman wawancara guru:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Wawancara Guru
Kisi-kisi Wawancara No. Pertanyaan
Berkenaan unsur-unsur SAVI (somatik, auditori, visual, intelektual)
1, 2, 3, dan 4
Pembelajaran guded inquiry 5, 6, dan 7
Kelebihan guided inquiry 8
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterkaitan unsur SAVI dengan pembelajaran guided
inquiry
10, 11, dan 12
Ciri khas pembelajaran guided inquiry dipandang dari unsur SAVI
13
Manfaat unsur SAVI dalam kegiatan pembelajaran 14
4. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket akan diberikan kepada seluruh siswa yang terlibat dalam penelitian. Hasil angket ini akan diolah dan dilibatkan dalam pembahasan data penelitian. Penjaringan respon yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan angket yang dibuat dalam bentuk check list (lampiran B. 3). Check
list, sebuah daftar, di mana pada responden tinggal membubuhkan tanda check (v)
pada kolom yang sesuai (Arikunto, 2006). Kisi-kisi angket terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Siswa
No. Aspek No. Pertanyaan Jumlah
Penelitian ini dilakukan beberapa tahap, diantaranya:
1. Tahap persiapan
a. Studi kepustakaan b. Penyusunan proposal
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Judgement instrumen penelitian
e. Seminar proposal
f. Revisi instrumen penelitian g. Penataran observer
2. Tahap pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar oleh guru biologi. b. Pengambilan data pola interaksi siswa ilmiah melalui rekaman.
c. Penjaringan data dengan menggunakan lembar observasi, angket siswa, dan wawancara guru.
3. Tahap penyelesaian
a. Pengolahan data berupa rekaman kegiatan belajar-mengajar di kelas. b. Pengolahan data hasil lembar observasi, angket siswa, dan wawancara
guru.
F.
Teknik Analisis Data
1. Analisis rekaman video
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Video 2. Koding 3. Transkrip 4. Kontrol Koding
Gambar 3. 1 Contoh Tampilan Analisis Video dengan Menggunakan Videograph (Widodo, 2006)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat melakukan koding dengan cara mengklik kolom pada area koding. Penelitian ini sangat halus unit analisisnya, karena unit analisis dilakukan dalam 10 detik. Hal ini berarti bahwa pelajaran yang berdurasi 80 menit dibagi menjadi 480 unit analisis. Kerangka analisis yang digunakan untuk menganalisis kemunculan unsur-unsur SAVI dalam setiap tahapan pembelajaran guided inquiry secara garis besar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1
2
3
4
Pembelajaran
guided inquiry
S
Tahap 1 Undangan Inkuiri
dianalisis unsur
dianalisis unsur
Tahap 2 Perumusan
Masalah
A
V
I
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Videograph juga dilengkapi fasilitas untuk mentransfer data hasil koding menjadi data dalam format SPSS (Widodo dan Ramdaningsih, 2006). Oleh karena itu, hasil pengkodingan kemudian di-export untuk dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSS 16, sehingga diperoleh hasil statistik berupa frekuensi kemunculan unsur-unsur SAVI dalam pembelajaran guided inquiry. Data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan data statistik deskriptif berupa frekuensi dan tabulasi silang (cros tabulation). Frekuensi digunakan untuk mengetahui berapa kali munculnya suatu karakteristik variabel dalam variabel tertentu. Dan tabulasi silang digunakan untuk menghitung frekuensi dan
dianalisis
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
persentase dua atau lebih variabel secara sekaligus dengan cara menyilangkan variabel-variabel yang dianggap berhubungan, sehingga makna hubungan dua variabel mudah dipahami secara deskriptif (Sarwono, 2009).
Langkah selanjutnya menghitung persentase pemunculan setiap unsur-unsur SAVI dalam pembelajaran guided inquiry. Untuk melihat hubungan antara pemunculan unsur-unsur SAVI pada tahapan pembelajaran guided inquiry maka dilakukan cros tabulation, dan dilakukan perhitungan persentase pemunculan dengan rumus sebagai berikut:
Setiap unsur SAVI pun dilakukan perhitungan pemunculan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memberi gambaran umum unsur mana yang lebih banyak muncul secara keseluruhan. Persentase dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Unsur SAVI yang terdiri dari somatik, auditori, visual, dan intelektual ini masing-masing dianalisis berdasarkan indikator yang mengacu pada instrumen penelitian. Hasil diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus berikut: ∑
Persentase indikator somatik = x 100% ∑
∑
Persentase indikator auditori = x 100% ∑
∑
Persentase indikator visual = x 100% ∑
∑
Persentase unsur X pada tahapan X = x 100%
∑
∑
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setelah mengekspor data ke SPSS, kemudian mengubah data waktu pemunculan setiap unsur-unsur SAVI dari persepuluh detik ke dalam menit. Data hasil koding berupa waktu pembelajaran dan unsur-unsur SAVI yang dibahas dituangkan juga dalam bentuk grafik skatter. Grafik tersebut memperlihatkan urutan kemunculan unsur-unsur SAVI dalam rentang waktu pembelajaran. Setiap unsur SAVI diurutkan kemunculannya dari awal sampai akhir pembelajaran, sehingga dapat diketahui mana yang lebih dulu muncul dan yang lebih dominan muncul dalam setiap tahapan pembelajaran guided inquiry maupun secara keseluruhan. Lamanya waktu dapat pula dilihat secara keseluruhan yang dituangkan dalam sebuah tabel. Lama waktu unsur-unsur SAVI muncul selama pembelajaran guided inquiry diperoleh dari rumus berikut:
2. Analisis lembar observasi
Lembar observasi akan dianalisis untuk mengetahui kemunculan setiap unsur SAVI dalam pembelajaran guided inquiry. Lembar observasi ini dijaring dengan beberapa pernyataan yang kemudian observer cukup membubuhkan tanda
check list (v) pada setiap poin apabila pernyataan itu ada atau terlaksana. Analisis
dilakukan hanya dengan melihat jumlah tanda check list yang dibubuhkan oleh observer dari total pernyataan yang ada dalam lembar observasi. Data hasil pengamatan ini diubah dalam bentuk persentase dengan rumus:
∑
Persentase indikator intelektual = x 100% ∑
∑ frekuensi unsur X pada tahapan X x 10
Lama waktu unsur X pada tahapan X = x 1 menit
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh pada pengamatan secara langsung akan digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh pada pengamatan secara tidak langsung.
3. Analisis format wawancara
Hasil wawancara guru akan dilibatkan dalam pembahasan data. Hasil wawancara ini dapat menjadi data dari pengamatan secara langsung dikelas berdasarkan sudut pandang guru atau pengajar ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Analisis data angket siswa
Data yang diperoleh melalui angket diolah dengan mempersentasekan jawaban siswa, kemudian data tersebut diinterpretasikan dengan kategori berdasarkan Kuntjaraningrat (Sugianah, 2005 dalam Putri, 2009). Angket ini digunakan untuk mengukur unsur-unsur SAVI yang terlaksana dalam pembelajaran yang berlangsung berdasarkan sudut pandang siswa. Data dari hasil angket ini dapat menunjang pembahasan hasil penelitian.
Jumlah siswa menjawab
Persentase Respon Siswa = x 100% Jumlah seluruh siswa
Dengan kategori :
0% = tidak ada 50% = setengahnya 1-25 % = sebagian kecil 51-75 % = sebagian besar 26-49 % = hampir setengahnya 76-99 % = pada umumnya
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2008). Susan Stainback
(1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose og triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2008). Oleh karena itu, dilakukan triangulasi data untuk mengecek kredibilitas data. Data hasil pengamatan (obeservasi) baik langsung maupun tidak langsung lalu dicek dengan hasil wawancara guru dan hasil angket siswa.
Gambar 3. 3 Triangulasi Data Wawancara
Angket
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G.
Alur Penelitian
Perumusan Masalah
Studi Kepustakaan
Penyusunan Proposal Pebuatan Instrumen
- Angket - Wawancara
- Menyiapkan rubrik untuk merekam kegiatan
Judgement Pakar
Penataran Observer Studi Lapangan
Merekam pengajaran guru
Wawancara guru pengajar dan memberi
angket pada siswa
Pengumpulan Data Hasil Observasi
Kesimpulan Analisis Data Revisi instrumen
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
75
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Hasil penelitian menyatakan kemunculan unsur SAVI pada umumnya dapat ditemukan pada tahapan-tahapan pembelajaran guided inquiry. Pada tahap undangan inkuiri dan perumusan masalah ditemukan semua unsur SAVI dan yang lebih banyak muncul yaitu unsur intelektual, karena siswa diundang oleh guru dengan pertanyaan dan juga siswa diajak oleh guru untuk bertanya. Hal tersebut mengundang pikiran atau intelektual siswa untuk terlibat sepenuhnya. Pada tahapan perumusan masalah unsur intelektual yang lebih banyak muncul, karena pada tahap ini dibutuhkan pemikiran siswa untuk merumuskan masalah dan menentukan hipotesis setelah siswa melihat masalah yang diberikan oleh guru.
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Apabila dilihat secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar unsur somatik yang lebih banyak muncul (dominan). Unsur somatik muncul paling lama yaitu 27,84 menit dari total waktu pembelajaran 80 menit. Hasil dari triangulasi data pun menyimpulkan bahwa unsur somatik yang dominan muncul. Akan tetapi, unsur-unsur yang lain bukan berarti tidak dapat dirasakan.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan diperolehnya kesimpulan di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran berikut diantaranya menerapkan atau mempertegas unsur SAVI dalam kegiatan belajar mengajar perlu untuk mengoptimalkan pembelajaran. Unsur SAVI dalam pembelajaran ini memberikan pengalaman multi-sensori yang dapat memperluas dan memperdalam potensi siswa serta meningkatkan pengetahuan siswa. Dan juga model pembelajaran
guided inquiry dapat dijadikan pilihan wajib dalam menyampaikan materi sains
pada siswa SMP. Karena dengan pendekatan inkuiri pembelajaran menjadi
student centered dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Namun, perlu adanya
perbaikan-perbaikan pada penelitian yang telah dilakukan, sehingga diharapkan penelitian ini akan terus dikembangkan pada materi-materi biologi lainnya dan pada model pembelajaran lainnya.
77 Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. (1987). Apakah Model Discovery dan Inquiry Itu?. FKIP – IKIP Yogjakarta. Tidak diterbitkan
Anggraeni, S. (2006). Pengembangan Program Perkuliahan Biologi Umum
Berbasis Inkuiri Bagi Calon Guru Biologi. Disertasi Doktor Program Studi
Pendidikan IPA – SPS UPI. Tidak diterbitkan
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Badan Satandar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas
Campbell, Reece, dan Mitchell. (2002). Biologi: Edisi Kelima – Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer. Science Scope. [tersedia online]: www. Experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf [19 Agustus 2013]
Depdiknas. (2006). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. [tersedia online]: www. 14 - kode - 03 - B5 - strategi pembelajaran dan pemilihannya. pdf [26 Januari 2011]
De Porter, B and Hernacki, M. (2004). Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa
De Porter, B; Reardon, M; dan Nourie, S. (2007). Quantum Teaching:
Mempraktikan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung:
Kaifa
Herdian. (2009). Model Pembelajaran SAVI. [tersedia online]: model pembelajaran SAVI << Herdian, S. Pd. htm [25 Januari 2010]
Herman. (2009). Pembelajaran Inkuiri. [tersedia online]: pembelajaran – inkuiri. html [19 Juli 2010]
Joyce, B; Weil, M; dan Calhoun, E. (2009). Model Of Teaching: Model-Model
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kobe, S dan Anne Tweed. (2009). Hard To Teach Biology Concept: A
Framework To Deepen Student Understanding. Virginia: NSTA press
Khoeriyah, Y. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Peserta Didik. Skripsi S1. FKIP. Universitas Siliwangi
Tasikmalaya [tersedia online]: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Peserta Didik. Pdf. [19 Agustus 2013]
Kuraesin, T. (2011). Pengaruh Penerapan Model Guided Inquiry terhadap
Keterampilan Dasar Berkomunikasi pada Konsep Fotosintesis di SMP.
Skripsi S1. FPMIPA UPI: tidak diterbitkan
Lazarowitz, R dan Penso, S. (1992). High School Students Difficulties In Learning
Biology Concepts. Journal Of Biological Education. 26 (3), 215 - 223
Meier, D. (2002). The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan
Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa
Mikrajuddin, Saktiyono, dan Lutfi. (2007). IPA Terpadu SMP dan MTs untuk
Kelas VIII Semester 1: 2A. Jakarta: ESIS
Noerhaidan, S. (2008). Analisis Kemunculan Aspek-Aspek Inkuiri dalam
Pembelajaran Biologi SMP pada Materi Organisasi Kehidupan. Skripsi
S1. FPMIPA UPI: tidak diterbitkan
Putri, V. (2009). Analisis Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Praktikum
Guided Inquiry pada Subkonsep Alat Indera. Skripsi S1. Tidak diterbitkan
Ramdhani, N. (2009). Active Learning and Soft Skills. [tersedia online]: www. active learning and soft skills. pdf [3 Februari 2010]
Redjeki, S. (2006). Perkembangan Kurikulum Biologi SMP dalam Pendidikan di
Indonesia Pasca Proklamasi. Jurnal Metalogika: Bidang Kependidikan
MIPA, 9, (2), 133 – 145
Roebyanto. (2008). Pendekatan SAVI. [tersedia online]: http:// roebyanto. multiply. com/ journal/ item/ 21 [25 Januari 2010]
Ross, C dan Nicholl, M. (2003). Accelerated Learning For The 21st Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa
Opi Ropina, 2013
Analisis Kemunculan Unsur Savi Dalam Pembelajaran Guided Inquiry Pada Sub Konsep Fotosintesis Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar
Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogjakarta: Andi
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Banung: Alpabeta
Supriatin, Y. (2001). Analisis Strategi Mengajar Guru pada Sub Konsep Sintesis
Protein. Skripsi S1. FPMIPA UPI: tidak diterbitkan
Tekkaya, C; Ozkan, O; dan Sungur, S. (2001). Biology Concept Perceived As
Difficult By Turkish High School Students. Dalam Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesisi Dergisi – 145 – 150. [tersedia online]: www. efdegri.
hacettepe. edu. tr/ 200121 CEREN% TEKKAYA. pdf. [22 Januari 2010] Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Widodo, A dan Ramdaningsing, V. (2006). Analisis Kegiatan Praktikum Biologi
dengan Menggunakan Video. Jurnal Metalogika: Bidang Kependidikan
MIPA. 9, (2), 146 - 158
Yatim, W. (2003). Kamus Biologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Yildirim, A. (2012). Effect of Guided Inquiry Experiments on TheAcquistition of
Science Process Skills, Achievement and Differentiation of Conceptual Structure. Thesis. Middle East Technical University. [tersedia online]:
Effect of Guided Inquiry Experiments on TheAcquistition of Science Process Skills, Achievement and Differentiation of Conceptual Structure. Pdf [19 Agustus 2013]
Yuliantini, H. (2009). Penerapan Model SAVI dalam Pembelajaran Matematika
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi S1.