FILSAFAT, SAINS,
FILSAFAT, SAINS,
SOSIAL, DAN TEOLOGI
SOSIAL, DAN TEOLOGI
1.
1. Teologi merupakan bagian dari agama yang merupakan Teologi merupakan bagian dari agama yang merupakan institusionalisasi pengalaman iman. Oleh karena itu,
institusionalisasi pengalaman iman. Oleh karena itu,
berteologi yang lepas dari jemaat rasanya tidak mungkin berteologi yang lepas dari jemaat rasanya tidak mungkin (bisa). Karena teologi berhubungan dengan agama, maka (bisa). Karena teologi berhubungan dengan agama, maka Ia harus memiliki sifat 4 C dan 1 T.
Ia harus memiliki sifat 4 C dan 1 T. C
C = Creed (Rumusan Kepercayaan)= Creed (Rumusan Kepercayaan) C
C = Community (Komunitas)= Community (Komunitas) C
C = Cult= Cult (ibadah)(ibadah) C
C = Code of Conduct (membawa tambahan orientasi = Code of Conduct (membawa tambahan orientasi tertentu
tertentu T
T = Trancendence (Keabadian)= Trancendence (Keabadian)
Komunitas yang menyembah sesuatu dan percaya Komunitas yang menyembah sesuatu dan percaya
Menurut Th. Sumartana (2000) teologi itu bertanya kritis Menurut Th. Sumartana (2000) teologi itu bertanya kritis
50% sedangkan sisanya 50% merupakan interpretasi 50% sedangkan sisanya 50% merupakan interpretasi
kenyataan dan pilihan-pilihan etis. kenyataan dan pilihan-pilihan etis.
Teologi dapat memiliki tafsir positif dan negatif terhadap Teologi dapat memiliki tafsir positif dan negatif terhadap
pengalaman religi umat. Asumsi yang digunakan untuk pengalaman religi umat. Asumsi yang digunakan untuk
mendukung pernyataan tersebut bahwa teologi sebagai mendukung pernyataan tersebut bahwa teologi sebagai
karya manusia ttidak bersifat netral, subjektif, penuh karya manusia ttidak bersifat netral, subjektif, penuh dengan dogma, dan berpengaruh positif dan negatif. dengan dogma, dan berpengaruh positif dan negatif.
Pemikiran teologi mutakhir selalu berkaitan pada Pemikiran teologi mutakhir selalu berkaitan pada
penyusunan paradigma-paradigma yang memunculkan penyusunan paradigma-paradigma yang memunculkan
anomali karena adanya pemikiran kritis, interpretasi anomali karena adanya pemikiran kritis, interpretasi
2.
2. Teologi hampir dipastikan selau belajar dari disiplin lain Teologi hampir dipastikan selau belajar dari disiplin lain yaitu sains (natural science) dan ilmu sosial (social). yaitu sains (natural science) dan ilmu sosial (social).
Teolgi ingin menyatakan tentang realitas dan kebenaran. Teolgi ingin menyatakan tentang realitas dan kebenaran.
Dalam Fisika Kuantum misalnya, ia tidak deterministic Dalam Fisika Kuantum misalnya, ia tidak deterministic
dan mekanistik terhadap realitas yang ditawarkan. Ia dan mekanistik terhadap realitas yang ditawarkan. Ia
selalu relativistik. Jika sains saja memiliki sifat relativistic selalu relativistik. Jika sains saja memiliki sifat relativistic
maka teologi jga memiliki tafsir relativistic. Teologi maka teologi jga memiliki tafsir relativistic. Teologi
senantiasa berhubungan dengan agama dan iman. senantiasa berhubungan dengan agama dan iman. Teologi dapat membantu, memotivasi pertumbuhan Teologi dapat membantu, memotivasi pertumbuhan
kelompok. Munculnya teologi feminis, teologi lingkungan, kelompok. Munculnya teologi feminis, teologi lingkungan,
teologi kemiskinan, bahkan teologi kemakmuran teologi kemiskinan, bahkan teologi kemakmuran
Sama halnya ketika Max Weber dengan Sama halnya ketika Max Weber dengan
Paradigmanya “Chistian ethics and Paradigmanya “Chistian ethics and
Development”.
Development”. Prinsip yang harus dipegang Prinsip yang harus dipegang
bahwa dalam segala sesuatu itu tidak ada yang bahwa dalam segala sesuatu itu tidak ada yang pasti. Prinsip empirisme senantiasa dipraktikkan pasti. Prinsip empirisme senantiasa dipraktikkan
dalam penekatan ilmiah. Dalam bahasa dalam penekatan ilmiah. Dalam bahasa
psikologi ada prinsip trial, error, and Ahaa psikologi ada prinsip trial, error, and Ahaa
expression. Sebagai contoh: membangun rumah expression. Sebagai contoh: membangun rumah
Demikian pula dalam mengkonstruksi mobil, Demikian pula dalam mengkonstruksi mobil, pesawat, telepon seluler, komputer, dan
pesawat, telepon seluler, komputer, dan
barang elektronik lain senantiasa melewati barang elektronik lain senantiasa melewati
eksperimentasi tanpa menghilangkan prinsip eksperimentasi tanpa menghilangkan prinsip relativisme. Berbicara mengenai bom, selain relativisme. Berbicara mengenai bom, selain
ada bom atom, muncul bom nuklir, bom ada bom atom, muncul bom nuklir, bom
hidrogin, dan bom antarbenua.
hidrogin, dan bom antarbenua. Dalam bidang Dalam bidang persenjataan pun selain senjata konvensional persenjataan pun selain senjata konvensional
ada pula senjata biologi, kimia, dan senjata ada pula senjata biologi, kimia, dan senjata
3.
3.Ilmu sosial bersifat interpretative. Bahkan ilmu Ilmu sosial bersifat interpretative. Bahkan ilmu sosial yang mengklaim menggunakan
sosial yang mengklaim menggunakan
pendekatan kuantitatif tidak lepas dari proses pendekatan kuantitatif tidak lepas dari proses
interpretative. Data-data yang dikumpulkan interpretative. Data-data yang dikumpulkan
dalam studi kuantitatif diolah menurut dalam studi kuantitatif diolah menurut
interpretasi. Dalam studi jumlah peristiwa dapat interpretasi. Dalam studi jumlah peristiwa dapat
diangkan. Misalnya: wabah flu burung di diangkan. Misalnya: wabah flu burung di
jabotabek sudah menewaskan 62 orang , bukan jabotabek sudah menewaskan 62 orang , bukan
72 orang seperti yang dilansir oleh media 72 orang seperti yang dilansir oleh media
massa. Angka 62 dan 72 tersebut data massa. Angka 62 dan 72 tersebut data
Ketika 3 orang dalam satu mati secara
Ketika 3 orang dalam satu mati secara
tiba-tiba di Tangerang beberapa saat lalu,
tiba-tiba di Tangerang beberapa saat lalu,
maka angka 3 tersebut juga dapat
maka angka 3 tersebut juga dapat
dikualitatifkan. Contoh analisis kualitatif
dikualitatifkan. Contoh analisis kualitatif
sangat dipengerauhi oleh interpretasi
sangat dipengerauhi oleh interpretasi
yang berbeda-beda.
yang berbeda-beda.
Sebagai contoh: Cliff
Sebagai contoh: Cliff
Sangra menembak menantunya (Suami
Sangra menembak menantunya (Suami
Kiki Maria) merupakan fakta.
Kiki Maria) merupakan fakta.
Namun,
Namun,
interpretasi penembakan itu mengapa
interpretasi penembakan itu mengapa
4.
4.Ilmu sosial tidak selalu positivistic dan Ilmu sosial tidak selalu positivistic dan
rasioalistik, selalu ada unsure-unsur lain yang rasioalistik, selalu ada unsure-unsur lain yang
mengikutinya (konteks dan teks). Namun mengikutinya (konteks dan teks). Namun
seorang peneliti ilmiah harus memperhatikan seorang peneliti ilmiah harus memperhatikan
juga data-data positifnya. Sebagai contoh: juga data-data positifnya. Sebagai contoh:
Kotbah yang “menyala-nyala” dalam Alkitab Kotbah yang “menyala-nyala” dalam Alkitab dapat bernilai kualitatif, namun belum tentu dapat bernilai kualitatif, namun belum tentu
cocok dengan relaitas kehidupan.
cocok dengan relaitas kehidupan. Bandingkan Bandingkan dengan data kuantitatif-kualitatif berikut. Dari 3 dengan data kuantitatif-kualitatif berikut. Dari 3 pasangan Kristen 1 pasang bercerai. Tiga dari pasangan Kristen 1 pasang bercerai. Tiga dari
laki-laki Jakarta 2 orang berselingkuh dengan laki-laki Jakarta 2 orang berselingkuh dengan
Mahasiswi Yogyakarta kata Iib Wijayanto Mahasiswi Yogyakarta kata Iib Wijayanto (2001) 98% tidak perawan. Kelaparan di (2001) 98% tidak perawan. Kelaparan di
Yahukimo menewaskan 52 orang dan 114 Yahukimo menewaskan 52 orang dan 114
dirawat di rumah sakit. Penghasilan (baca: gaji dirawat di rumah sakit. Penghasilan (baca: gaji
atau tanda kasih) pendeta Baptis Rp 4.00.000 atau tanda kasih) pendeta Baptis Rp 4.00.000
– Rp 15. juta. Angka-angka tersebut masih – Rp 15. juta. Angka-angka tersebut masih
perlu interpretasi. Dalam dunia hubungan perlu interpretasi. Dalam dunia hubungan
antarvariabel penelitian yang menggunakan antarvariabel penelitian yang menggunakan
angka-angka uji statistik (SPSS Statistics angka-angka uji statistik (SPSS Statistics
5.
5.
Paradigma holistic (menyeluruh) harus
Paradigma holistic (menyeluruh) harus
diperhatikan dalam penelitian sosial.
diperhatikan dalam penelitian sosial.
Paradigma ini mengantar orang pada
Paradigma ini mengantar orang pada
cakrawala yang luas supaya orang lebih
cakrawala yang luas supaya orang lebih
terbuka. Dengan kata lain ilmu sosial
terbuka. Dengan kata lain ilmu sosial
selalu merelasikan dengan konteks
selalu merelasikan dengan konteks
(dalam arti sempit).
(dalam arti sempit).
Artinya pendeekatan
Artinya pendeekatan
kontekstual tidak harus dikait-kaitkan
kontekstual tidak harus dikait-kaitkan
dengan segala-galanya.
6.
6. Pernyataan mengenai realitas tidak bersifat absolut, Pernyataan mengenai realitas tidak bersifat absolut, statis, monologis, dan eksklusif. Namun ia histories, statis, monologis, dan eksklusif. Namun ia histories, perspeksional, parsial, dan interpretaitif.
perspeksional, parsial, dan interpretaitif.
Pengembangan teologi yang nirrealitas seperti yang Pengembangan teologi yang nirrealitas seperti yang digambarkan di atas akan sulit dipahami oleh digambarkan di atas akan sulit dipahami oleh orang-orang nonteologi. Oleh karena itu, selayaknya
orang nonteologi. Oleh karena itu, selayaknya diperlukan pluralisme teologi. Teologi yang
diperlukan pluralisme teologi. Teologi yang monocentris dan monocultural tidak bisa lagi monocentris dan monocultural tidak bisa lagi diandalkan. Lebih dahsyat lagi kalau terdapat diandalkan. Lebih dahsyat lagi kalau terdapat
paradigma Eropa dan Yunani dalam konteks teologi paradigma Eropa dan Yunani dalam konteks teologi Indonesia. Dengan kata lain, teologi juga dapat
Indonesia. Dengan kata lain, teologi juga dapat
diungkapkan oleh bahasa dan budaya lain (Jawa, Bali, diungkapkan oleh bahasa dan budaya lain (Jawa, Bali, Arfak, Batak, Minahasa, dsb).
7.
7.
Sifat relasional dalam pengkajian filsafat
Sifat relasional dalam pengkajian filsafat
ilmu sosial mereferensi pada hal-hal
ilmu sosial mereferensi pada hal-hal
yang tidak absolut yang memiliki ciri-ciri
yang tidak absolut yang memiliki ciri-ciri
berikut.
berikut.
a.
a. sifat relatif sains, sosial, dan teologi selalu sifat relatif sains, sosial, dan teologi selalu dirumuskan dalam konteks histories.
dirumuskan dalam konteks histories.
b.
b.sifat relasional yang kelihatan dari premis nilai sifat relasional yang kelihatan dari premis nilai yang menyatakan tentang kenenaran. Orang yang menyatakan tentang kenenaran. Orang
sudah memiliki nilai intensi atau maksud yang sudah memiliki nilai intensi atau maksud yang
tidak lepas dari nilai-nilai. Misalnya: Menggapa tidak lepas dari nilai-nilai. Misalnya: Menggapa
Gereja bersusah payah ikut dalam amandemen Gereja bersusah payah ikut dalam amandemen UUD 1945? Nilai yang mungkin diberikan untuk UUD 1945? Nilai yang mungkin diberikan untuk
menjawab pertanyaan itu adalah karena UUD menjawab pertanyaan itu adalah karena UUD
1945 itu merupakan kehidupan bersama, maka 1945 itu merupakan kehidupan bersama, maka
perlu diatur dengan etika. Contoh Etika lain perlu diatur dengan etika. Contoh Etika lain
dikemukakan oleh Karl Marx “Agama itu candu”, dikemukakan oleh Karl Marx “Agama itu candu”,
etika yang mengajari mengurangi sifat manusia etika yang mengajari mengurangi sifat manusia
c.
c.
Sifat relasional itu juga dapat terlihat dari
Sifat relasional itu juga dapat terlihat dari
sosiologi pengetahuan. Karena
sosiologi pengetahuan. Karena
pengetahuan memiliki titik tolak atau
pengetahuan memiliki titik tolak atau
perspektif lain. Sebagai contoh: Orang
perspektif lain. Sebagai contoh: Orang
Kristen yang memiliki jabatan di gereja
Kristen yang memiliki jabatan di gereja
dengan orrang Kristen yang memiliki
dengan orrang Kristen yang memiliki
jabatan di pemerintahan (Kira-kira mana
jabatan di pemerintahan (Kira-kira mana
d.
d. Sifat relasional itu merupakan simbol yang Sifat relasional itu merupakan simbol yang terbatas. Tetapi di pihak lain tanpa terbatas. Tetapi di pihak lain tanpa
simbol-simbol itu tidak bisa dikomunikasikan sesuatu. simbol itu tidak bisa dikomunikasikan sesuatu.
Sebagai contoh: 1. Injil itu berita gembira. 2 Sebagai contoh: 1. Injil itu berita gembira. 2
Alkitab itu Firman Allah. Kedua pernyataan itu Alkitab itu Firman Allah. Kedua pernyataan itu akan beda nuansanya jika diungkap di gereja akan beda nuansanya jika diungkap di gereja
dengan yang diungkap dengan minum the di dengan yang diungkap dengan minum the di
beranda rumah.
beranda rumah. Oleh karena itu, teologi tidak Oleh karena itu, teologi tidak lepas dari pengkomunikasian simbol-simbol lepas dari pengkomunikasian simbol-simbol
e.
e.
Sifat relasional itu interpretative. Sebagai
Sifat relasional itu interpretative. Sebagai
contoh: apakah ada jemaat yang
contoh: apakah ada jemaat yang
measakan bahwa kebaktian/ibadah pada
measakan bahwa kebaktian/ibadah pada
Minggu tadi tidak baik? Ilmu, termasuk
Minggu tadi tidak baik? Ilmu, termasuk
merespon tehadap peristiwa senantiasa
merespon tehadap peristiwa senantiasa
interpretative. Dalam ilmu, apa yang
interpretative. Dalam ilmu, apa yang
dimaksudkan harus dapat diformulasikan
dimaksudkan harus dapat diformulasikan
f.
f.
Sifat relasional itu juga bersifat dialogis.
Sifat relasional itu juga bersifat dialogis.
Teologi yang tidak berdialog dengan
Teologi yang tidak berdialog dengan
yang lain akan miskin. Teologi harus
yang lain akan miskin. Teologi harus
berdialog dengan siapa? Berteologi di
berdialog dengan siapa? Berteologi di
bumi tidak lepas dari agama lain, budaya
bumi tidak lepas dari agama lain, budaya
8.
8. Pertanyaan kritis lain berkait dengan filsafat Pertanyaan kritis lain berkait dengan filsafat teologi adalah apakah teologi bagian dari teologi adalah apakah teologi bagian dari
komunitas? Apakah teologi hanya komunitas? Apakah teologi hanya
membincang komunitas Kristen saja? membincang komunitas Kristen saja?
Jawabnya BISA. Namun tidak dapat dipungkiri Jawabnya BISA. Namun tidak dapat dipungkiri
juga ada Abraham Religion, berupa interfaith juga ada Abraham Religion, berupa interfaith
(keyakinan antar iman) Islam, Kristen dan (keyakinan antar iman) Islam, Kristen dan
Yahudi. Dalam kajian itu banyak mengambil Yahudi. Dalam kajian itu banyak mengambil
unsure-unsur dari islam, Kristen, Yahudi unsure-unsur dari islam, Kristen, Yahudi
dengan referensi Torah, Injil, Yesus, Torah, dengan referensi Torah, Injil, Yesus, Torah,
9.
9.
Dalam kaitannya dengan pengkajian
Dalam kaitannya dengan pengkajian
teologi. Ilmu itu dikembangkan dengan
teologi. Ilmu itu dikembangkan dengan
berbasis iman. Dengan kata lain yang
berbasis iman. Dengan kata lain yang
diimani itu apa? Sebagai contoh: Orang
diimani itu apa? Sebagai contoh: Orang
Kristen yang membuat studi tgentang
Kristen yang membuat studi tgentang
Islam, bukan berteologi Islam.
Islam, bukan berteologi Islam.
Pengkajian islam seperti yang dilakukan
Pengkajian islam seperti yang dilakukan
oleh orang Kristen tersebut adalah
oleh orang Kristen tersebut adalah
referensi filosifis (Islam) bukan mengkaji
referensi filosifis (Islam) bukan mengkaji
Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi
Adakah sumbangan budaya pop seperti televisi (sinetron Adakah sumbangan budaya pop seperti televisi (sinetron
Islam, Kristen, Hindu, Budha, dlsb) terhadap teologi Islam, Kristen, Hindu, Budha, dlsb) terhadap teologi
Kristen? Bagaimana sikap teolog terhadap sinetron yang Kristen? Bagaimana sikap teolog terhadap sinetron yang
mistis, irrasional, konsumtif, kontradiktif, dalam mistis, irrasional, konsumtif, kontradiktif, dalam
penumbuhan iman? penumbuhan iman?
Adakah sumbangan sains terhadap teologi? Atau Adakah sumbangan sains terhadap teologi? Atau
sebaliknya sumbangan teologi terhadap sains. sebaliknya sumbangan teologi terhadap sains.
Adakah sumbangan ilmu sosial terhadap teologi? Atau Adakah sumbangan ilmu sosial terhadap teologi? Atau