PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR NPK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN
PADI (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
OLEH :
JUNILIKER B.M. SIAGIAN 040301019
BDP/AGR
DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR NPK TERHADAP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana diFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
ABSTRACT
Juniliker Bandung Marihot Siagian: Effect to the Usage of Liquid NPK
Fertilizer in Growth and Production of paddy (Oryza sativa L), supervised by Prof. Ir. Edison Purba,Phd and Ir. Meiriani, MP.
Effect to the Usage of Liquid NPK Fertilizer in Growth and Production of paddy have not been researched enough in this region. Therefore, a research had been conducted at Screen House of Agriculture Faculty USU, Medan (± 25 m above sea level) in August – October 2010 using non factorial Randomized Block Design
(RBD) with a factor wich is fertilizer dosage contains four (4) treatments, i.e B1 (0 ml / l water), B2 (0,625 ml / l water), B3 ( 1,25 ml / l water),B4 (1,875 ml / l
water).
The result showed that liquid NPK fertilizer not significantly increase the plant height, the amount of tillers and dry weight per plant. Generally, best dosage of liquid NPK fertilizer was at concentration of 1,25 ml/l water.
ABSTRAK
Juniliker Bandung Marihot Siagian: Pengaruh Pemberian Pupuk Cair NPK Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dibimbing oleh Prof. Ir. Edison Purba, Ph.D. dan Ir. Meiriani, MP.
Pengaruh Pemberian Pupuk Cair NPK Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) belum banyak diteliti di daerah ini. Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU, Medan (± 25 m dpl) pada Agustus – Oktober 2010 menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial dengan empat perlakuan yaitu, B1 (0 ml / l air), B2 (0,625 ml / l air), B3 ( 1,25 ml / l air), B4 (1,875 ml / l air).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk cair NPK secara tidak nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot kering per tanaman. Dosis pupuk cair NPK yang terbaik pada umumnya adalah 1,25 ml / l air.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Silaen pada tanggal 30 Juni 1986 dari ayah Alm. P. Siagian dan ibu D. Simangunsong. Penulis merupakan putra kelima dari
tujuh bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 5 Medan dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Fakultas Pertanian program studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Dasar Agronomi (pada tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010), mengikuti kegiatan organisasi HIMADITA.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Cair NPK Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.)”.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara, dan mendidik
penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Edison Purba, Ph. D dan Ibu Ir. Meiriani, MP selaku ketua dan
anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai menyelesaikan skripsi ini.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pelaksanaan penelitian ... 13
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 15
Pengamatan Parameter ... 15
DAFTAR TABEL
No. Hal
1.Tabel 1. Kandungan pupuk NPK cair botanix hi-gro ... 9 2.Tabel 2. Tinggi tanaman padi pada pemberian berbagai dosis pupuk cair NPK
umur 18, 32, 46, 60 dan 74 HST ... 17 3.Tabel 3. Jumlah anakan padi pada pemberian berbagai dosis pupuk cair NPK
umur 18, 32, 46, 60 dan 74 HST ... 18 4.Tabel 4. Bobot kering padi per tanaman pada pemberian berbagai dosis pupuk
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1.Lampiran 1. Bagan Penelitian ... 25
2.Lampiran 2. Jadwal Kegiatan ... 26
3.Lampiran 3. Deskripsi varietas padi inpari 10 ... 27
4.Lampiran 4. Tabel pengaturan air ... 28
5.Lampiran 5. Data tinggi tanaman 18 HST ... 29
6.Lampiran 6. Sidik ragam tinggi tanaman 18 HST ... 29
7.Lampiran 7. Data tinggi tanaman 32 HST ... 29
8.Lampiran 8. Sidik ragam tinggi tanaman 32 HST ... 29
9Lampiran 9. Data tinggi tanaman 46 HST ... 30
10.Lampiran 10. Sidik ragam tinggi tanaman 46 HST ... 30
11Lampiran 11. Data tinggi tanaman 60 HST ... 30
12Lampiran 12. Sidik ragam tinggi tanaman 60 HST ... 30
13.Lampiran 13. Data tinggi tanaman 74 HST... 31
14.Lampiran 14. Sidik ragam tinggi tanaman 74 HST ... 31
15.Lampiran 15. Data jumlah anakan 18 HST ... 31
16.Lampiran 16. Sidik ragam jumlah anakan 18 HST... 31
17.Lampiran 17. Data jumlah anakan 32 HST ... 32
18.Lampiran 18. Sidik ragam jumlah anakan 32 HST... 32
20.Lampiran 20. Sidik ragam jumlah anakan 46 HST ... 32
21.Lampiran 21. Data jumlah anakan 60 HST ... 33
22Lampiran 22. Sidik ragam jumlah anakan 60 HST ... 33
23.Lampiran 23. Data jumlah anakan 74 HST ... 33
24.Lampiran 24. Sidik ragam jumlah anakan 74 HST... 33
25.Lampiran 25. Data bobot kering per tanaman 74 HST ... 34
26.Lampiran 26. Sidik ragam bobot kering per tanaman 74 HST ... 34
27.Lampiran 27. Data hasil analisis tanah ... 35
ABSTRACT
Juniliker Bandung Marihot Siagian: Effect to the Usage of Liquid NPK
Fertilizer in Growth and Production of paddy (Oryza sativa L), supervised by Prof. Ir. Edison Purba,Phd and Ir. Meiriani, MP.
Effect to the Usage of Liquid NPK Fertilizer in Growth and Production of paddy have not been researched enough in this region. Therefore, a research had been conducted at Screen House of Agriculture Faculty USU, Medan (± 25 m above sea level) in August – October 2010 using non factorial Randomized Block Design
(RBD) with a factor wich is fertilizer dosage contains four (4) treatments, i.e B1 (0 ml / l water), B2 (0,625 ml / l water), B3 ( 1,25 ml / l water),B4 (1,875 ml / l
water).
The result showed that liquid NPK fertilizer not significantly increase the plant height, the amount of tillers and dry weight per plant. Generally, best dosage of liquid NPK fertilizer was at concentration of 1,25 ml/l water.
ABSTRAK
Juniliker Bandung Marihot Siagian: Pengaruh Pemberian Pupuk Cair NPK Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dibimbing oleh Prof. Ir. Edison Purba, Ph.D. dan Ir. Meiriani, MP.
Pengaruh Pemberian Pupuk Cair NPK Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) belum banyak diteliti di daerah ini. Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU, Medan (± 25 m dpl) pada Agustus – Oktober 2010 menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial dengan empat perlakuan yaitu, B1 (0 ml / l air), B2 (0,625 ml / l air), B3 ( 1,25 ml / l air), B4 (1,875 ml / l air).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk cair NPK secara tidak nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot kering per tanaman. Dosis pupuk cair NPK yang terbaik pada umumnya adalah 1,25 ml / l air.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L) merupakan bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia yaitu sekitar 95 % mengkonsumsi beras. Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Tingginya kebutuhan beras disebabkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia beranggapan bahwa, beras merupakan makanan pokok yang belum dapat digantikan keberadaannya (Somodiningrat, 2001).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) menyebutkan, Angka Ramalan (ARAM) I produksi padi pada tahun 2010 ini diperkirakan sebesar 3.601.939 ton Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 74.040 ton dibanding produksi Angka Sementara (ASEM) tahun 2009. Kenaikan produksi ini disebabkan oleh kenaikan luas panen sebesar 2.270 ha atau
0,30%, dan hasil per hektar juga mengalami kenaikan sebesar 0,83 ku/ha atau 1,81%
Peningkatan produksi padi diupayakan melalui pencetakan sawah baru, penerapan teknologi pertanian, perbaikan jaringan irigasi, pemanfaatan benih unggul dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) serta partisipasi aktif petugas penyuluhan (Guntara, 2007).
hama/penyakit, serta ketersediaan air (irigasi). Setiap musim tanam tiba, petani masih mengkhawatirkan kelangkaan pupuk, keterlambatan pasokan benih, mahalnya pestisida, lalu harga beras yang hampir tidak sebanding besarnya input produksi. Pupuk merupakan salah satu faktor penting untuk memperoleh hasil produksi padi yang maksimal.
Pupuk Botanix Hi-Gro merupakan pupuk cair yang dikembangkan oleh USA. Hasil pengujian, yang dilakukan Dept. Agronomi dan Hortikultur, Fakultas Pertanian, IPB pada tanaman pakchoy putih, menunjukkan penggunaan pupuk ini meningkatkan produksi 3 kali dibandingkan dengan penggunaan pupuk cair yang digunakan sebagai kontrol. Pengaruh nyata penggunaan pupuk ini terlihat pada indikator pertumbuhan, hasil per tanaman dan hasil per petak. Dan secara ekonomi dibuktikan bahwa penggunaan pupuk ini memberikan keuntungan (Sipayung, 2010).
Pupuk cair Botanix Hi-Gro mengandung unsur-unsur utama seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, mangan, belerang, tembaga, boron, magnesium, besi.
Dimana nitrogen terdapat sekitar 12%, fosfor 5%, dan kalium 4 % (Botanix Hi-Gro, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk cair NPK terhadap pertumbuhan vegetatif padi (Oryza sativa L.).
Tujuan Penelitian
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh pemberian pupuk cair NPK terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman padi.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah Oryza sativa L.
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas–ruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas–ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas–ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada coleopotil pertama (Grist, 1960).
daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir pada (Siregar, 1981).
Anakan mulai terbentuk sejak umur 10 hari dan mencapai maksimum pada umur 50 - 60 hari sesudah tanam. Anakan yang terbentuk pada stadia pertumbuhan biasanya tidak produktif. Setelah mencapai pertumbuhan yang maksimum, jumlah anakan padi akan berkurang, sehingga anakan produktifnya juga berkurang dari jumlah anakan maksimum, ini disebabkan karena terjadinya persaingan unsur hara antar anakan sehingga sebagian dari batang/anakan tidak dapat bersaing dan mati. Kalau tidak mati, maka malai yang dihasilkan kecil dan terlalu terlambat pemasakannya dari malai-malai lainnya dan pada waktu panen bulir-bulir hanya berisi separuh. Juga karena persaingan karbohidrat, antar anakan yang saling terlindung, sehingga tidak semua memperoleh cahaya matahari untuk membuat makanannya (Grist, 1960).
Faktor yang bisa mempengaruhi anakan antara lain jarak tanam, musim tanam, pupuk. Jarak tanam yang lebar, didukung lingkungan yang memungkinkan, termasuk kesuburan tanahnya akan menyebabkan tanaman bertambah jumlah anakannya (Sugeng, 2001).
padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45O LU sampai dengan 45O LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahu
Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim ini menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin, dan musim. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan, dengan distibusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. (Departemen pertanian,1983).
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan
Tanah
Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).
Pupuk Cair NPK
Tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup, baik unsur hara makro maupun unsur mikro. Unsur N, P, dan K termasuk unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Unsur hara N biasanya diambil oleh tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4. Unsur N dibutuhkan dalam jumlah banyak sebagai penyusun nukleotida, asam nukleat, asam amino, dan penyusun klorofil daun. Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai penyusun sel dan inti sel sehingga kecukupan unsur N akan mendorong terbentuknya sel-sel baru yang lebih banyak. Di samping itu, unsur N juga sebagai pembentuk klorofil. Oleh karena itu semakin tinggi konsentrasi N tanaman, akan semakin banyak klorofil terbentuk dan warna daun semakin hijau tua. Meningkatnya klorofil berarti meningkatnya kapasitas fotosintesis yang akan mendorong pertumbuhan dan hasil tanaman
(Jones, Jr. et al, 1991).
Botanix Hi-Gro merupakan pupuk cair yang dikembangkan dari USA. Pupuk ini adalah kombinasi dari unsur-unsur yang ditemukan dalam pupuk organik dan anorganik dalam bentuk cair terkonsentrasi dan dengan demikian, Botanix Hi-Gro adalah koleksi dan gizi seimbang penting untuk tanaman (Botanix hi-gro, 2010).
Selain itu, dapat diterapkan bersama-sama dengan agrokimia lainnya seperti insektisida dan fungisida, sehingga bersifat hemat biaya dan hemat waktu (Botanix Hi-Gro, 2010).
Menurut Botanix Hi-Gro (2010), manfaat menggunakan pupuk dasar cair botanix hi-Gro adalah :
1. meningkatkan tingkat penyerapan karbon dioksida selama fotosintesis
2. meningkatkan penyerapan mineral dan meningkatkan kandungan nutrisi tanaman 3. penyerapan nutrisi dalam waktu sesingkat mungkin
4. pengurangan aborsi bunga
5. meningkatkan sistem pertahanan tanaman 6. ramah lingkungan, tidak beracun
Kandungan Pupuk NPK cair Botanix Hi-Gro dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Kandungan Pupuk NPK cair Botanix Hi-Gro
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai dengan Oktober 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit padi varietas Inpari 10 sebagai objek yang akan diamati, pupuk cair NPK (12:5:4), pupuk kandang (75 g/tanaman), Insektisida Decis 50 EC untuk mengendalikan hama, Antracol 70 WP untuk mengendalikan penyakit tanaman, dan bahan-bahan lainnya yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Dosis pupuk cair NPK (12:5:4) yang diberikan adalah :
B1 : 0 ml / liter air (Kontrol) Jumlah sampel seluruhnya : 60 tanaman. Jumlah tanaman seluruhnya : 60 tanaman.
Data yang dikumpulkan, dianalisis dengan sidik ragam linear Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu sebagai berikut :
Yij = µ + αi+ βj + εij
Jika dari hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1993)
Pelaksanaan Penelitian
Pemilihan Benih
Benih padi yang akan dipilih direndam dengan air yang bertujuan untuk memisahkan benih yang ringan dengan benih yang berat. Benih yang berat akan tenggelam (berarti baik digunakan), dan benih yang ringan akan terapung. Perendaman benih dilakukan selama 24 jam. Benih yang sudah direndam 24 jam akan membengkak dan bakal lembaganya tumbuh berupa titik putih pada ujungnya.
Persiapan lahan
Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Bagan penelitian terlampir pada Lampiran 1.
Persiapan Media Tanam
Penanaman Benih
Benih yang telah direndam terlebih dahulu selama 24 jam ditanam pada ember yang sudah disiapkan yaitu sebanyak 3 benih tiap ember.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 5 hari setelah tanam (HST), yaitu memilih salah satu dari tiga tanaman yang telah ditanam pada setiap ember sehingga terdapat satu tanaman pada tiap ember.
Aplikasi Pupuk Cair NPK
Pemupukan dilakukan sebanyak 5 kali yaitu saat tanaman berumur 9, 23, 37, 51 dan 65 hari setelah tanam (HST). Pemupukan dilakukan dengan menggunakan handsprayer dan disemprotkan ke tanaman sampai basah tidak menetes.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 5 hari setelah tanam (HST) yaitu menggantikan tanaman yang mati atau abnormal pertumbuhannya dengan tanaman cadangan yang masih hidup. Tanaman cadangan dibuat di dalam bak perkecambahan dan di dalam ember.
Penyiangan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari dengan menggunakan gembor, penyiraman dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap dalam kondisi macak-macak.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian Insektisida Decis 50 EC dengan konsentrasi 1-2 ml/L air. Penyakit tanaman dikendalikan dengan pemberian fungisida Antracol 70 WP dengan konsentrasi 1-2 gr/L air. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan sesuai kondisi di lapangan yaitu apabila tingkat kerusakan yang ditimbulkan sudah sangat parah.
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai tanaman berumur 18, 32, 46, 60 dan 74 hari setelah tanam. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang (permukaan tanah) hingga ujung daun tertinggi setelah diluruskan.
Jumlah Anakan per Rumpun
Bobot Kering per Tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman
Data tinggi tanaman dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran
5 sampai dengan 14. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian
pupuk cair NPK berpengaruh tidak nyata pada pengamatan tinggi tanaman umur 18,
32, 46, 60 dan 74 HST.
Data tinggi tanaman padi pada pemberian berbagai dosis pupuk cair NPK
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tinggi Tanaman Padi pada Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Cair NPK Umur 18, 32, 46, 60 dan 74 HST
Data jumlah anakan dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran
15 sampai dengan 24. Dari hasil analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa
pemberian pupuk cair NPK berpengaruh tidak nyata pada pengamatan jumlah anakan
Data jumlah anakan padi pada pemberian berbagai dosis pupuk cair NPK
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Anakan Padi pada Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Cair NPK Umur 18, 32, 46, 60 dan 74 HST
Data bobot kering dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25
dan 26. Dari hasil analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pemberian pupuk cair
NPK berpengaruh tidak nyata pada pengamatan bobot kering.
Data bobot kering padi pada pemberian berbagai dosis pupuk cair NPK dapat
dilihat pada Tabel 4.
Pembahasan
Dari hasil sidik ragam yang diperoleh, pengaruh pemberian pupuk cair NPK berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 18, 32, 46, 60, 74 HST, jumlah anakan 18, 32, 46, 60, 74 HST, bobot kering.
Dari hasil data secara statistik diperoleh bahwa pemberian pupuk cair NPK
berpengaruh tidak nyata pada parameter tinggi tanaman hal ini diduga karena
kekurangan unsur hara pada media tanam seperti yang diperoleh dari hasil analisis
tanah di laboratorium bahwa kandungan unsur hara N dan P tergolong rendah
sehingga untuk memenuhi unsur NPK diperoleh dari pemberian pupuk kandang. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Jones, Jr. et al (1991) yang menyatakan semakin tinggi konsentrasi N tanaman, akan semakin banyak klorofil terbentuk dan warna daun semakin hijau tua. Meningkatnya klorofil berarti meningkatnya kapasitas fotosintesis yang akan mendorong pertumbuhan dan hasil tanaman.
Dari hasil analisis dan secara statistik diperoleh bahwa pemberian pupuk cair
NPK berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah anakan hal ini diduga karena
dosis pupuk yang diberikan pada padi tersebut tidak memenuhi untuk pertumbuhan
tanaman padi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugeng (2001) menyatakan faktor
yang bisa mempengaruhi jumlah anakan adalah jarak tanam, musim tanam dan
pupuk. Sehingga apabila salah satu dari ketiga faktor ini tidak terpenuhi maka akan
mengakibatkan jumlah anakan yang dihasilkan tidak maksimal.
Dari hasil data secara statistik diperoleh bahwa pemberian pupuk cair NPK
pH tanah pada media tanam yaitu 5,51 yang tergolong pada pH masam. Sementara
untuk meningkatkan pertumbuhan padi dibutuhkan pH yang netral. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Suprayono dan Setyono (1997) yang menyatakan pertumbuhan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pupuk cair NPK (12:5:4) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah anakan dan bobot kering tanaman padi hingga umur 74 HST.
2. Pada parameter tinggi tanaman didapat yang tertinggi pada perlakuan B3 yaitu dengan dosis 1,25 ml/liter air yaitu 117,97 cm, dan yang terendah pada perlakuan
B2 yaitu 114,42 cm. Pada parameter jumlah anakan didapat yang tertinggi pada perlakuan B2 yaitu 36,53 dan yang terendah pada perlakuan B1 yaitu 34,53. Pada parameter bobot kering didapat yang tertinggi pada perlakuan B3 yaitu 55,01 g dan yang terendah pada perlakuan B4 yaitu sebesar 50,33 g.
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis pupuk cair
NPK yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik pada
tanaman padi.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A ., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Cetakan-I. Penebar Swadaya, Jakarta. BALITPANG, 1989. Padi. Edisi ke-2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Botanix Hi-Gro, 2010. Botanix Hi-Gro Water Based Fertilizer. Botanix Technology SDN BHD, USA.
Departemen Pertanian, 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayur – sayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS. Jakarta.
Grist D.H., 1960. Rice. Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans, Green and Co Ltd. London.
Guntara, I., 2007. Pada tahun 2008, Luas Panen Padi Ditargetkan Capai 781.276 Hektar. Harian Medan Bisnis edisi 18 Desember 2007, Medan.
Bangun Irigasi baru. Diakses tanggal 01 Februari 2008.
Februari 2008.
, 2010. Diakses tanggal 04 Desember 2010.
Jones, Jr. J. B., B. Wolf and H. A. Mills, 1991. Plant Analysis Handbook: Apractical
sampling, preparation, analysis, and interpretation guide. Micro-Macro
Publishing, Inc. Athens, Georgia. 213p.
Luh, B.S., 1991. Rice Production, Volume I. Published by Van Nostrand Reinhold, New York..
Salama, S., 2010. Padi, Beras dari Perkotaan. Harian Fajar, Kamis 18 Maret 2010. Siregar, H., 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya, Bogor. Sipayung, Hendra. 2010. Botanix Hi-Gro, NPK Cair Kualitas Super.
Agromania@yahoogroups.com. Diakses tanggal 12 Mei 2010.
Sugeng, H. R. 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang.
Sugiyanta, 2009. Pengujian Lapangan Efektivitas Pupuk NPK Cair Merk Botanix HI-Gro Pada Tanaman Pakchoy Putih. IPB Press, Bogor.
Sumodiningrat, G. 2001. Menuju Swasembada Pangan Revolusi Hijau. Jakarta: RBI. Suprayono dan A. Setyono, 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi.
Cetakan-I. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lampiran 1. Bagan Penelitian
I II III IV V
B4 B3 B2
B2 B1 B4
B1 B2 B3
B3 B4 B1
B1 B3
B2 B4
B4 B2
B3 B1
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan
Setiap hari, kecuali hujan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan sesuai dengan kondisi di lapangan
Lampiran 3. Deskripsi Varietas Padi Inpari 10
Nomor Pedigri : S3382-2d-Pn-4-1
Asal Persilangan : Persilangan S487b-75/IR19661//
IR19661///IR64//// IR64
Golongan : Cere
Umur Tanaman : 108-116 hari
Bentuk tanaman : tegak
Tinggi tanaman : 100-120 cm
Anakan produktif : 17-25 anakan
Warna kaki : Hijau
Ketahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, dan 2
Penyakit : Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain
III dan agak peka strain IV dan peka terhaddap virus tungro varian 013, 031 dan 131
Anjuran tanam : Dapat ditanam pada musim hujan dan kemarau
Alasan utama dilepas/ : Potensi hasil tinggi dibanding IR64, mutu
Keunggulan beras baik, tahan HDB
Instansi pengusul : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan BPTP
Sulawesi Selatan
Pemulia : ZA. Simanulang, Atito D, Idris Haddade,
Aan Andang Daradjat, Bambang Suprihatno, dan M. Yamin Samaullah
Peneliti : Trini S. Kadir, Nafisah, Didik Harnowo
Tim Peneliti : Triny S. Kadir, Nafisah, Didik Harnowo
Teknisi : Thoyib S Ma’ruf, Yahya, Holil, Suwarsa,
Maman Suherman, Karmita, Abd. Rauf Serry, Amirudin Manrapi
Lampiran 4. Tabel Pengaturan Air
No Hari Keterangan
1 1-8 hst macak-macak
2 9 hst 2 cm dari permukaan tanah 3 10-18 hst macak-macak
4 19 hst 2 cm dari permukaan tanah 5 20-55 hst macak-macak
Lampiran 5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 18 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 44.17 41.20 45.83 44.43 43.90 219.53 43.91
B2 41.43 43.87 43.93 44.83 42.73 216.80 43.36
B3 41.10 42.47 44.03 41.90 44.17 213.67 42.73
B4 43.40 43.40 45.20 42.70 44.57 219.27 43.85
Lampiran 6. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 18 HST
SK db JK KT Fhit F.05 Ket
Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 32 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 64.37 62.10 64.80 66.77 70.00 328.03 65.61
B2 63.60 62.93 68.00 64.77 67.63 326.93 65.39
B3 63.77 64.00 60.23 65.90 66.60 320.50 64.10
B4 61.17 64.77 66.33 62.23 65.57 320.07 64.01
Lampiran 8. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 32 HST
Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 46 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 92.73 89.33 94.93 90.70 73.00 440.70 88.14
B2 90.17 89.17 87.60 89.40 85.17 441.50 88.30
B3 91.90 88.90 87.73 91.70 88.13 448.37 89.67
B4 85.77 93.53 90.23 86.53 84.57 440.63 88.13
Lampiran 10. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 46 HST
SK db JK KT Fhit F.05 Ket
Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 60 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 100.60 96.50 103.27 98.47 101.53 500.37 100.07
B2 98.07 100.73 97.87 101.63 97.23 495.53 99.11
B3 101.37 96.87 103.57 101.77 101.77 505.33 101.07
B4 94.10 101.57 97.73 92.20 99.10 484.70 96.94
Lampiran 12. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 60 HST
Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 74 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 119.57 113.77 119.57 111.53 118.40 582.83 116.57
B2 112.57 116.30 109.03 118.70 115.50 572.10 114.42
B3 111.43 111.77 120.70 123.47 122.47 589.83 117.97
B4 109.60 115.77 117.10 115.57 116.40 574.43 114.89
Lampiran 14. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman
SK Db JK KT Fhit F.05 Ket
Lampiran 15. Data Pengamatan Jumlah anakan (anakan) 18 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 1.67 1.67 2.33 2.33 2.33 10.33 2.07
B2 2.00 1.33 2.00 1.67 1.67 8.67 1.73
B3 1.33 2.00 2.00 2.00 2.00 9.33 1.87
B4 2.33 2.00 1.67 2.33 2.00 10.33 2.07
Lampiran 16. Tabel Sidik Ragam Jumlah Anakan 18 HST
Lampiran 17. Data Pengamatan Jumlah anakan (anakan) 32 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 9.33 9.00 7.33 9.67 9.00 44.33 8.87
B2 9.67 9.67 12.67 8.67 9.00 49.67 9.93
B3 8.33 10.33 9.00 7.67 11.67 47.00 9.40
B4 9.67 8.67 7.33 9.00 9.33 44.00 8.80
Lampiran 18. Tabel Sidik Ragam Jumlah Anakan 32 HST
SK db JK KT Fhit F.05 Ket
Lampiran 19. Data Pengamatan Jumlah Anakan (anakan) 46 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 16.33 14.00 13.00 15.33 13.33 72.00 14.40
B2 16.00 13.67 19.67 14.33 13.67 77.33 15.47
B3 12.67 17.00 15.67 14.00 20.67 80.00 16.00
B4 15.33 12.67 14.67 14.33 13.67 70.67 14.13
Lampiran 20. Tabel Sidik Ragam Jumlah Anakan 46 HST
Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Anakan (anakan) 60 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 33.67 34.67 33.33 36.33 32.67 170.67 34.13
B2 36.00 37.00 40.33 36.67 32.67 182.67 36.53
B3 30.00 39.00 34.67 31.67 42.33 177.67 35.53
B4 33.67 34.33 36.33 33.33 32.33 170.00 34.00
Lampiran 22. Tabel Sidik Ragam Jumlah Anakan 60 HST
SK Db JK KT Fhit F.05 Ket
Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Anakan (anakan) 74 HST
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 30.67 35.00 37.00 38.33 31.67 172.67 34.53
B2 33.33 35.33 36.33 37.00 31.00 173.00 34.60
B3 36.67 36.33 36.00 30.67 33.33 173.00 34.60
B4 34.33 35.33 36.67 38.00 33.67 178.00 35.60
Lampiran 24. Tabel Sidik Ragam Jumlah Anakan 74 HST
Lampiran 25. Data Pengamatan Bobot Kering (g)
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III IV V
B1 47.37 43.57 67.37 61.67 51.50 271.47 54.29
B2 52.33 57.80 47.17 60.20 47.93 265.43 53.09
B3 46.63 47.63 61.77 49.50 69.53 275.07 55.01
B4 47.63 55.30 54.03 51.97 42.70 251.63 50.33
Lampiran 26. Tabel Sidik Ragam Bobot Kering
SK db JK KT Fhit F.05 Ket
Blok 4.00 211.64 52.91 0.76 3.26 tn Perlakuan 3.00 63.75 21.25 0.30 3.49 tn Error 12.00 837.57 69.80
Total 19.00 1112.97
Lampiran 27. Data Hasil Analisis Tanah
DATA HASIL ANALISIS TANAH
No Unit 1 Keterangan
No. Lab. -- 57810
No. Lap. -- Tanah
pH H2O -- 5.51 Masam
N-Total % 0.13 Rendah
P-avl (Bray II) Ppm 7.18 Sangat rendah
Lampiran 29 : Foto perlakuan
Ket : Perlakuan B1
Ket : Perlakuan B3
Lampiran 30 : Foto panen
Ket : Perlakuan B1
Ket : Perlakuan B3