PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMEBELAJARAN
KONSEP MATERI KIMIA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI PADA SISWA SMA
Oleh : Indira Lukman NIM 4123331019
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KONSEP
MATERI KIMIA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI PADA SISWA SMA
INDIRA LUKMAN (4123331019) ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan, menstandarisasi dan mengujicobakan LKS Kimia Inovatif serta mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS Inovatif dengan yang menggunakan LKS kimia yag sudah ada. Peneliti mengembangkan LKS Inovatif berdasarkan analisis LKS sebelumnya, setelah itu memvalidasi LKS Inovatif kepada validator ahli dan guru dengan menggunakan angket penilaian BSNP dimana komponen penilaian terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaan. Setelah LKS Inovatif divalidasi, LKS Inovatif diujicobakan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Dharma Pancasila Medan yang terdiri atas 5 kelas. Pengambilan sampel penelitian diambil secara random sampling yaitu sebanyak 2 kelas. Penelitian ini menggunakan instrument tes objektif dalam bentuk pilihan berganda yang berjumlah 20 soal yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya. Ujicoba telah dilakukan, pemberian pretest, pengajaran dengan menggunakan LKS Inovatif sebagai media (di kelas eksperimen), dan penggunaan LKS kimia yang sudah ada (di kelas kontrol) serta kedua kelas telah diberikan posttest di akhir pembelajaran. Data perbedaan hasil belajar dianalisis dengan uji t.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang senantiasa telah memberikan kesehatan, kebijaksanaan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi dengan berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Inovatif Berbasis Problem
Based Learning dalam Pembelajaran Konsep Materi Kimia Reaksi Reduksi dan Oksidasi
pada Siswa SMA” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
v
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan usaha yang maksimal, namun penulis tetap berharap untuk kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Terakhir penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan banyak pengetahuan kepada para pembaca.
Medan, Juni 2016
Penulis,
Indira Lukman
vi
DAFTAR ISI
Halaman Cover
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang 1
1.2Identifikasi Masalah 4
1.3Batasan Masalah 4
1.4Rumusan Masalah 4
1.5Tujuan Penelitian 4
1.6Manfaat Penelitian 5
1.7Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
Kerangka Teoritis 7
2.1Hakikat Belajar 7
2.2Hakikat Belajar Kimia 7
2.3Hasil Belajar 8
2.4Model Pembelajaran 9
2.4.1Pengertian Model Pembelajaran PBL 9
2.4.2Ciri-ciri Model PBL 10
2.4.3Peran Guru dalam Model Pembelajaran PBL 10
2.4.4Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL 11
2.5Bahan Ajar 12
2.5.1Tujuan Pembuatan Bahan Ajar 12
2.5.2Ragam Bentuk Bahan Ajar 13
vii
2.5.3.1Manfaat LKS 13
2.5.3.2Fungsi LKS 14
2.5.3.3Jenis-jenis LKS 14
2.5.3.4Karakteristik LKS 14
2.5.3.5Cara Pembuatan LKS 15
2.5.3.6Standar LKS berdasarkan BSNP 16
2.5.3.6.1Standar Kelayakan LKS Pelajaran Kimia 17
2.5.3.6.2Standar Kelayakan Bahasa LKS Pelajaran Kimia 17
2.5.3.6.3Standar Kelayakan Penyajian LKS Pelajaran Kimia 17
2.5.3.6.4Standar Kelayakan Kegrafikaan LKS Pelajaran Kimia 18
2.5.3.7Kelebihan dan Kekurangan LKS dan Cara Mengatasi Kekurangannya 18
2.5.3.8Implikasi LKS dalam Pembelajaran 19
2.5.3.9Inovasi LKS 20
2.6Reaksi Oksidasi dan Reduksi 20
2.6.1Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen 21
2.6.2Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Pelepasan dan Penerimaan Elektron 21
2.6.3Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi 22
2.6.3.1Bilangan Oksidasi 24
2.6.3.2Penggunaan Bilangan Oksidasi untuk Menjelaskan Reaksi Redoks 26
2.6.4Reaksi Autoredoks 27
Kerangka Konseptual 28
Hipotesis Penelitian 29
BAB III METODE PENELITIAN 30
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 30
3.2Populasi dan Sampel Penelitian 30
3.3Variabel Penelitian 30
3.4Rancangan Penelitian 30
3.5Instrumen Penelitian 31
3.5.1Validitas Isi 31
3.5.2Reliabilitas Tes 32
3.5.3Tingkat Kesukaran Soal 33
3.5.4Daya Pembeda Soal 34
3.5.5Distruktor 34
3.6Prosedur Penelitian 35
3.7Teknik Analisis Data 39
3.7.1Uji Normalitas 39
viii
3.7.3Uji Hipotesis 40
3.7.4Peningkatan Hasil Belajar 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1Survei LKS Kimia SMA 42
4.2Analisis LKS Kimia SMA 42
4.3Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia Inovatif 48
4.4Peranan LKS Inovatif Terhadap Hasil Belajar Siswa 55
Hasil Penelitian 55
4.5Analisis Data Instrumen Penelitian 55
4.5.1Validitas Tes 55
4.5.2Reliabilitas Tes 55
4.5.3Tingkat Kesukaran 56
4.5.4Daya Beda Tes 56
4.5.5Distruktor 56
4.6Deskripsi Data Hasil Penelitian 56
4.6.1Data Pretest Siswa 57
4.6.2Data Posttest Siswa 57
4.6.3Data Peningkatan Hasil Belajar 58
4.7Analisis Data Penelitian 59
4.7.1Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest 59
4.7.2Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar 60
4.7.3Uji Homogenitas Data Pretest 60
4.7.4Uji Hipotesis 61
4.8Hasil Pengukuran Kepuasan LKS pada Siswa 62
4.9Pembahasan 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
5.1Kesimpulan 66
5.2Saran 66
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur pada Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia di SMA 37
Gambar 3.2 Skema Rancangan Penelitian 38
Gambar 4.1 Tingkat Kelayakan LKS yang Dianalisis 48
Gambar 4.2 Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X
Berdasarkan Komponen Kelayakan Isi, Kelayakan Bahasa, Kelayakan Penyajian,
dan Kelayakan Kegrafikaan 54
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Peran Guru dalam Model Pembelajaran PBL 11
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 31
Tabel 4.1 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi Menurut Penilaian Guru Kimia 43
Tabel 4.2 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Bahasa Menurut Penilaian Guru
Kimia 45
Tabel 4.3 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Penyajian Menurut penilaian Guru
Kimia 46
Tabel 4.4 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Kegrafikaan Menurut penilaian
Guru Kimia 47
Tabel 4.5 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi Menurut penilaian Dosen
Kimia dan Guru Kimia 50
Tabel 4.6 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Bahasa Menurut penilaian Dosen
Kimia dan Guru Kimia 51
Tabel 4.7 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Penyajian Menurut penilaian
Dosen Kimia dan Guru Kimia 52
Tabel 4.8 Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Kegrafikaan Menurut penilaian
Dosen Kimia dan Guru Kimia 53
Tabel 4.9 Rentang Validasi Akhir LKS Inovatif 54
Tabel 4.10 Data Hasil Pretest Siswa 57
Tabel 4.11 Data Hasil Posttest Siswa 57
Tabel 4.12 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 58
Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest 59
Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar 60
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Data Pretest 60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 69
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 74
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrument Soal 112
Lampiran 4 Instrument Soal 128
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrument Soal 137
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrument Soal (Setelah Validasi) 138
Lampiran 7 Instrument Soal (Setelah Validasi) 146
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrument Soal (Setelah Validasi) 151
Lampiran 9 Tabel Validitas 152
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes 153
Lampiran 11 Tabel Reliabilitas 155
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes 156
Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran 158
Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 159
Lampiran 15 Tabel Daya Pembeda 161
Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda 162
Lampiran 17 Rekapitulasi Analisis Instrumen 164
Lampiran 18 Persenan Distruktor 165
Lampiran 19 Penilaian LKS Kimia Redoks SMA Kelas X Semester II 167
Lampiran 20 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS kimia Redoks Kelas X 171
Lampiran 21 Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X 175
Lampiran 22 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X 179
Lampiran 23 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia dan Dosen Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks
Kelas X 183
Lampiran 24 Tabulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 187
Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Simpang Baku, Varians Data Penelitian Kelas Eksperimen
xii
Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas 191
Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas 195
Lampiran 28 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 197
Lampiran 29 Perhitungan Rata-rata, Simpang Baku, Varians Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 200
Lampiran 30 Perhitungan Uji Normalitas Gain 201
Lampiran 31 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah 203
Lampiran 32 Perhitungan Presentase Peningkatan Hasil Belajar 205
Lampiran 33 Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS 206
Lampiran 34 Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Pengguna LKS 207
Lampiran 35 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 208
Lampiran 36 Nilai-nilai Chi-Kuadrat 209
Lampiran 37 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 210
Lampiran 38 Nilai-nilai dalam Distribusi t (Tabel t) 211
Lampiran 39 Tabel Krejcie 212
Lampiran 40 Jadwal Kegiatan Penelitian 213
Lampiran 41 LKS Inovatif 214
Lampiran 42 Dokumentasi 215
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan
potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang
individu dan sebagai warga Negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi
kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami
oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana (yang disebut pendidikan) tersebut
ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain,
pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak (Suryosubroto, 2010). Pembelajaran merupakan kegiatan utama
pendidikan di sekolah yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik yang
merupakan input dalam proses belajar mengajar dan diharapkan akan menghasilkan output
berupa peserta didik yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran sebagai suatu upaya untuk membangkitkan inisiatif
siswa dan peran siswa dalam belajar (Assriyanto, 2014).
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan belajar peserta didik
secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai adalah hasil belajar yang dilakukannya
sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan dan
menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau tahu, sehingga Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah untuk digunakan dalam proses pembelajaran
(Pratiwi, 2014). Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang
rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil belajar
siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM 75), terutama untuk mata pelajaran MIPA (Rosidah, 2014).
Kimia merupakan salah satu cabang pelajaran IPA. Mata pelajaran kimia merupakan
produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja
ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu:
produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa seringkali kesulitan memahami materi kimia karena
bersifat abstrak. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi
pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang
2
indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar, yaitu
lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini
berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif
mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Rosidah,
2014).
Materi pokok Reaksi Redoks merupakan salah satu materi pelajaran kimia kelas X SMA
yang dianggap sulit. Karakteristik materi ini adalah bersifat abstrak, memerlukan kemampuan
pemahaman, menghafal, menghitung dan menganalisis serta keaktifan siswa untuk berlatih
sehingga siswa benar-benar memahami konsep. Selain itu materi pokok Reaksi Redoks
merupakan salah satu materi dasar pelajaran kimia yang memiliki pengaruh penting untuk
materi selanjutnya seperti materi Elektrokimia dan Elektrolisis (Purnamawati, 2014).
Untuk itu dibutuhkan inovasi guru dalam penerapan model dan media dalam
pembelajaran agar dapat mengaktifkan siswa sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dua
arah. Inovasi yang dimaksud dapat berupa inovasi pada model pembelajaran dan bahan ajar
yang digunakan oleh guru. Bahan ajar adalah rujukan objek dan bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa buku ajar yang berupa buku materi wajib,
buku pendamping maupun Lembar Kerja Siswa. Siswa dalam era zaman sekarang dituntut
untuk aktif dalam pembelajarannya. Salah satu cara yang ditempuh oleh guru dalam
mengaktifkan belajar siswa adalah dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS
digunakan sebagai acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. LKS dapat
dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran karena dipergunakan guru sebagai
media dalam melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. LKS
yang digunakan di beberapa sekolah, LKS hanya berisi kumpulan soal-soal dan uraian materi
yang singkat. Sangat jarang ditemukan LKS yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik tersebut, LKS yang dilengkapi
dengan praktikum dan penugasan berupa kerja kelompok yang dapat mengaktifkan peran
siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan inovasi pada LKS dengan cara
menambahkan aplikasi teori yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, LKS yang
berisi percobaan dan dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
percobaan tersebut, LKS yang mewajibkan siswa untuk terlibat diskusi dan LKS yang
dilengkapi dengan lembar penilaian sikap, psikomotorik dan kognitif masing-masing siswa.
Dengan adanya inovasi pada LKS dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
pengaruh-3
pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi
pendidikan karakter di dalam materi ajar pada LKS juga dapat memberi peluang untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan
budaya di Indonesia. Dalam pengembangannya, LKS juga dapat dikolaborasikan dengan
model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan, bahwa hasil belajar kimia siswa
dapat meningkat apabila pembelajaran yang diberikan guru tidak membosankan dan dapat
menyenangkan bagi siswa. Beberapa penelitian dengan menggunakan model PBL yang
disertai dengan media LKS telah dilakukan dan memberikan hasil yang lebih baik. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (2014) menunjukkan bahwa Proses belajar yang
ditinjau dari aktivitas siswa (visual, oral, writing, listening, mental, dan emotional) dengan
model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013 dikategorikan baik
dengan dengan rata-rata 82,71 dan persentase ketercapaian sebesar 81,25%, Hasil belajar
siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi
dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013 dikategorikan baik dengan rata-rata nilai
berturut-turut adalah 81; 83; dan 79, dan Hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap,
dan keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik
dengan persentase siswa yang mencapai kompetensi inti kurikulum 2013 berturut-turut
adalah 78%, 81,24% dan 78,13%. Sementara itu, Pratiwi (2014) mengenai Pelaksanaan
Model Pembelajaran PBL pada Materi Redoks diperoleh pengaruh sebesar 76,25% peserta
didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25% peserta didik mencapai KKM materi reaksi
redoks; dan 90,63% peserta didik memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta
82,29% peserta didik memiliki sikap baik melalui penilaian observasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
4
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan.
2. Minimnya inovasi dalam penerapan model dan media dalam pengajaran kimia.
3. Penggunaan LKS yang tidak sesuai dengan lingkungannya.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Dharma Pancasila Medan tahun ajaran
2015/2016 pada pokok bahasan reaksi redoks melalui penggunaan LKS yang inovatif
berbasis model pembelajaran PBL.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap
LKS kimia di kelas X?
2. Bagaimana persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas
materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi berdasarkan kebutuhan lingkungannya?
3. Apakah LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart penilaian
BSNP?
4. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada
materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan LKS yang sudah ada?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan
Oksidasi terhadap LKS kimia di kelas X.
2. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang
dikembangkan atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi berdasarkan kebutuhan
lingkungannya.
5
4. Mengetahui perbandingan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan
LKS inovatif pada materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Membantu meningkatkan hasil pembelajaran kimia siswa dalam proses pembelajaran
Reaksi Reduksi dan Oksidasi.
2. Bagi guru dan calon guru
Membantu membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan
mengembangkan LKS inovatif.
3. Bagi sekolah
Membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru.
4. Bagi peneliti/mahasiswa
Sebagai bahan masukan dalam hal upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pengajaran kimia dengan menggunakan LKS inovatif dan model pembelajaran PBL.
Selain itu hasil penelitian diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya.
1.7Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan pandangan
mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul penelitian.
1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri siswa berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersifat efektif, efisien dan mempunyai
daya tarik (Sugiharti, 2014).
2. PBL merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi
belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
6
3. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
4. Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan
imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu
:
1. Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap LKS kimia di
kelas X belum lengkap.
2. Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi Reaksi
Reduksi dan Oksidasi pada mata pelajaran kimia kelas X adalah baik.
3. LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart Penilaian BSNP
dimana komponen penilaiannya terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa,
kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaan.
4. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada materi
Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
5.2Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyarankan hal-hal berikut :
Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS inovatif
dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting
untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan dari buku atau LKS yang akan
digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu
:
1. Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap LKS kimia di
kelas X belum lengkap.
2. Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi Reaksi
Reduksi dan Oksidasi pada mata pelajaran kimia kelas X adalah baik.
3. LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart Penilaian BSNP
dimana komponen penilaiannya terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa,
kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaan.
4. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada materi
Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
5.2Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyarankan hal-hal berikut :
Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS inovatif
dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting
untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan dari buku atau LKS yang akan
digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Assriyanto, K., E., Sukardjo, J., S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 89-97.
Dewantari, A., Ashadi, dan Sugiharto, (2013), Studi Komparasi Penggunaan Macromedia Flash dan Worksheet Dalam Pembelajaran Kooperatif Metode Learning Cycle 5E Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 2(4): 142-150.
Dhari, HM, dan Haryono, AP., (1988), Perangkat Pembelajaran, Depdikbud, Malang.
Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.
Hariyati, E., Mardiyana; Budi ,U., (2013), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dan Problem Based Learning (PBL) Pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Multiple Intelligences Siswa SMP Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol 1 No 7: 723.
Heryawanti, E.P., (2013), Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kooperatif Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung, Skripsi, FIS, UNS, Semarang.
Hutagalung, Renata., (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan Elektrolit Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
Johari, J.M.C., (2006), Kimia SMA dan MA untuk Kelas X, Penerbit Esis, Jakarta.
Marpaung, M., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Media Powepoint Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Ngalimun., (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo, Banjarmasin.
Prastowo., (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press, Yogyakarta.
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 40-48.
68
Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Media Kartu Dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Prestasi belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 KarangAnyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(4):100-108.
Rosida, Ratna T., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 66-75, Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Rostianingrum, Hertina A., (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung.
Sa’ud., (2009), Inovasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Silitonga, Pasar Maulim., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, UNIMED, Medan.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudarmo, Unggul., (2013), Buku Kimia SMA/MA Kelas X Berbasis Kurikulum 2013, Erlangga, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.
Suryosubroto, B., (2010), Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, Rhineka Cipta, Jakarta.
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED, Medan.
Trianto., (2011), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta .
Trianto., (2013), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Widoretno, Puranti., (2014), Pengembangan LKS dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Diagram Gaya Normal, Gaya Lintang, dan Momen di Kelas X TGB 1 SMK Negeri 1 Sidoarjo, Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan (JKPTB), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Hal. 44-49, Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya.