• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : OO SUDIANA

1204790

(2)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh

Oo Sudiana

S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2005

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Oo Sudiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd. NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd. NIP. 19700929 199802 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.

(4)

Judul : Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di Kabupaten Majalengka

Nama NIM

: OO SUDIANA : 1204790

ABSTRAK

Sekolah efektif berkaitan langsung dengan proses pencapaian tujuan pendidikan secara efektif efesien, untuk menghasilkan lulusan berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman. Keberadaan sekolah yang efektif terlihat dari hasil nilai akreditasi, pencapaian nilai peserta didik dan prestasi akademik maupun non akademik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif. Tujuannya untuk mengetahui gambaran dan menganalisis kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik disproportionate random sampling yaitu diambil 70 kepala sekolah dan 151 guru dari populasi sejumlah 602 guru dari 70 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A, di wilayah penelitian yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif berkategori tinggi. Kepemimpinan visioner kepala sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, Iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, dan secara bersama-sama kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif.

Dalam upaya mewujudkan sekolah efektif, kepala sekolah yang menempati posisi strategis dalam penyelenggaraan pendidikan harus mampu menjadi agen perubahan di sekolah yang dipimpinnya untuk menggerakan seluruh personil menuju pencapaian visi yang telah ditetapkan.

Aspek organisasi dalam iklim sekolah harus dikembangkan dalam rangka penciptaan Iklim sekolah yang kondusif untuk memperlancar proses pembelajaran.

Komponen sumber daya dari sekolah efektif harus senantiasa dikembangkan dan dimanfaatkan dalam mengelola sekolah dalam mempermudah menggapai visi, misi serta tujuan sekolah.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14

1. Sekolah Efektif dalam Administrasi Pendidikan ... 14

2. Konsep Sekolah Efektif ... 19

3. Indikator Sekolah Efektif ... 31

a. Input Sekolah ... 31

b. Proses ... 33

c. Output yang Diharapkan ... 38

4. Konsep Kepemimpinan ... 39

5. Konsep Kepemimpinan Visioner ... 43

a. Konsep Visi ... 43

b. Teori Kepemimpinan Visioner ... 44

(7)

6. Iklim Sekolah ... 47

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 66

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91

1. Analisis Deskriptif ... 91

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 98

a. Uji Normalitas ... 98

b. Uji Linieritas ... 101

3. Hasil Pengujian hipotesis ... 104

a. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 105

b. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 108

c. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 111

4. Interpretasi Hasil Analisis ... 115

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 116

2. Gambaran Iklim Sekolah ... 120

3. Gambaran Sekolah Efektif ... 123

(8)

5. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 127 6. Analisis Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala

Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 129

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 131 B. Rekomendasi ... 131

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.1. Daftar Nilai Akreditasi Sekolah Dasar Terakreditasi A

di Kabupaten Majalengka ... 4

2.1. Ciri-ciri Sekolah Efektif ... 22

2.2. Karakteristik Sekolah Efektif Pam Sammons ... 24

2.3. Karakteristik Sekolah Efektif Scheerens ... 25

3.1. Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka ... 66

3.2. Perhitungan Responden Penelitian ... 69

3.3. variabel dan Dimensi Penelitian ... 73

3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 75

3.5. Uji Validitas Variabel X1 ... 80

3.11. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 86

3.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 88

4.1. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 91

4.2. Kriteria Skor Rata-rata Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 92

4.3. Kriteria Skor Rata-rata iklim Sekolah ... 94

4.4. Kriteria Skor Rata-rata Sekolah Efektif... 96

4.5. Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... 98

4.6. Hasil Uji Normalitas Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 99

4.7. Hasil Uji Normalitas Iklim Sekolah ... 100

4.8. Hasil Uji Normalitas Sekolah Efektif ... 100

4.9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 101

4.10. Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 102

4.11. Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 103

4.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 104

4.13. Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... 105

(10)

4.16. Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... 107

4.17. Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 108

4.18. Signifikansi Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 109

4.19. Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... 110

4.20. Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... 110

4.21. Analisis Koefisien Korelasi Ganda ... 112

4.22. Signifikansi Korelasi Ganda ... 112

4.23. Analisis Koefisien Determinasi ... 113

4.24. Analisis Regresi Ganda ... 114

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif ... 9

2.1. Kerangka Pemikiran ... 65

4.1. Scatterplot Linieritas Data X1 terhadap Y ... 102

4.2. Scatterplot Linieritas Data X2 terhadap Y ... 103

4.3. Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ... 116

4.4. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 117

4.5. Gambaran Iklim Sekolah ... 121

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi dan Angket Penelitian

2. Data Uji Coba Penelitian

3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

4. Data Hasil Penelitian

5. Hasil Analisis Data Hasil Penelitian

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seiring tingginya tuntutan jaman terhadap pendidikan yang berkualitas

maka sekolah sebagai lembaga pendidikan harus senantiasa terus berbenah dan

selalu meningkatkan mutu layanannya agar dapat menghasilkan output

pendidikan yang lebih baik dan bermutu. Hal tersebut berkaitan dengan

bagaimana sekolah dapat melaksanakan proses pendidikan yang efektif dan

efisien untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi,

komunikasi dan globalisasi.

Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah pada saat ini, lebih khusus

pada tingkat lembaga pendidikan sekolah formal, diantaranya; penggunaan

sumber daya kurang efektif dan efesien, kurangnya pengkondisian berbagai

sumber dan metode untuk terjadinya pembelajaran optimal, sekolah kurang

mampu menjalankan fungsi ekonomis, sosial, politis, pendidikan dan budaya,

kurang jelasnya mengenai visi, misi dan tujuan sekolah, output sekolah yang

tidak meningkat, lingkungan yang kurang mendukung terjadinya pembelajaran

yang kondusif, kurangnya dukungan personil dalam peningkatan prestasi,

pelaksanaan evaluasi yang kurang komprehensif, dan hubungan sekolah dengan

masyarakat yang kurang harmonis.

Kesenjangan pendidikan juga terlihat dari proses pendidikan

sebagaimana dikemukakan, Engkoswara dan Komariah (2010:38) yang

tampak pada kegairahan atau motivasi belajar yang belum tinggi, semangat

kerja yang relatif rendah, generasi santai, membolos, menyontek, perkelahian

(14)

Semua pemasalahan tersebut di atas merupakan gambaran keadaan

sekolah yang tidak efektif dalam menjalankan perannya sebagai salah satu

unsur penting dalam mudahnya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Salah satu upaya mengurangi bahkan mengatasi semua permasalahan

tersebut adalah dengan membentuk sekolah menjadi sebuah sekolah efektif.

Isu-isu yang berkaitan dengan sekolah efektif merupakan tantangan yang

mendasar bagi para praktisi baik pendidikan maupun publik. Banyak pihak

mengakui bahwa pencapaian kesuksesan suatu sekolah akan berbeda-beda

walaupun dengan populasi yang sama.

Para pakar berpendapat bahwa sekolah efektif harus dipahami dari segi

kualitas, ketepatan dalam menggunakan metode, iklim kelas yang positif,

hubungan antar siswa yang harmonis dan lebih ditekankan pada hasil dan

langkah-langkah pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk mengukur suatu

sekolah efektif dapat dilihat dari Input, Proses dan Output tergantung dari etos

kerja dari sekolah tersebut yang akan menentukan hasil yang lebih baik. Etos

kerja ini dikembangkan dan dipelihara dalam periode waktu tertentu,

dikonsolidasi selama bertahun-tahun dan dikerjakan dengan ketekunan dan

kerja keras. Lingkungan, moneter, dan non moneter temasuk faktor yang

sangat mempengaruhi efektivitas suatu sekolah.

Belajar bukan konsep independen yang hanya dilakukan oleh siswa

secara sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai

daya dukung yang lain. Asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam

pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa

Semua anak dapat belajar’. Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk

belajar, a place for better learning. Artinya, semua upaya manajemen dan

kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan untuk semua usaha yang

membuat seluruh peserta didik belajar. Artinya kualifikasi guru dan personil

(15)

yang berkembang, hubungan dengan masyarakat, layanan penunjang siswa

belajar seperti ekstrakurikuler, perpustakaan, sarana-prasarana, laboratorium,

dan sebagainya menjadi indikator yang turut menentukan efektivitas belajar,

dengan efektivitasnya belajar maka sekolah tersebut dikatakan efektif.

Sekolah efektif terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran

dan karakteristik dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya atau

kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang

tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah

dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan

kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi ang dilaksanakan di sekolah tersebut.

Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa

kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator

seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat dalam perolehan

nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas

pribadi para siswanya, seperti tampak dalam beriman dan bertaqwa,

kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi

pekerti, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain

sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep

sekolah efektif berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

Adapun ciri-ciri sekolah Efektif menurut Tola dan Furqon, (2002:19)

yaitu : (1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan

kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah, (3) ekspektasi tinggi

dari guru dan staf, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan

masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6)

kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa

dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi

(16)

Jika memperhatikan deskripsi sekolah efektif seperti dikemukakan di

atas, di Kabupaten Majalengka, khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah

Dasar Negeri yang terakreditasi A belum sepenuhnya dapat menerapkan

pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif. Sekolah Dasar yang berada di

wilayah Kabupaten Majalengka belum menjalankan fungsinya sebagai tempat

belajar yang paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang

bermutu bagi siswa.

Para penyelenggara pendidikan di Kabupaten Majalengka belum

memperhatikan berbagai aspek yang berkenaan dengan penyelenggaraan

sekolah efektif. Tujuan sekolah belum dinyatakan secara jelas dan spesifik sehingga para pelaku pendidikan yang ada di sekolah kebingungan tujuan apa

yang semestinya dicapai oleh sekolah, iklim di sekolah masih belum kondusif,

kurangnya kerja sama kemitraan yang baik antara sekolah, orang tua, dan

masyarakat, individu-individu yang terlibat di sekolah seperti guru, siswa, dan

kepala sekolah belum menjalankan peranannya sesuai dengan fungsinya

masing-masing serta belum mampu menjalin hubungan yang baik satu sama

lainnya.

Dari uraian tersebut di atas kenyataan yang ditemukan di lapangan yaitu

pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di kabupaten Majalengka, berkaitan

dengan sekolah efektif masih rendah, dari hasil pra survey terjadi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bobot nilai akreditasi sekolah yang diperoleh Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A, yaitu pada rentang nilai akreditasi A antara skor nilai 86

sampai 100, sebagian besar masih berada pada nilai minimal, sebagaimana

tertera dalam tabel 1.1. berikut ini:

Tabel 1.1.

Daftar Nilai Sekolah Dasar Negeri terakredisi A di Kabupaten Majalengka

NO Bobot Nilai Akreditasi A Jumlah Sekolah Dasar Persentase

(17)

2 87 18 25,71

3 88 2 2,86

4 89 6 8,57

5 90 2 2,86

6 91 1 1,43

7 92 1 1,43

Jumlah 70 100,00

Sumber : BAN SM

2. Rendahnya nilai rata-rata UAS dibandingkan dengan nilai KKM yang

telah ditetapkan, nilai KKM rata-rata 75,00 sedangkan pencapaian nilai

UAS rata-rata 71,7. (hasil wawancara dan survey di SD terakreditasi A)

3. Masih rendahnya prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik,

yaitu belum mampu menduduki posisi 10 besar dalam pencapaian prestasi

Porseni di tingkat Propinsi. (Majalah Aksioma Edisi Mei 2013).

Dengan melihat permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sekolah

efektif, khususnya tingkat Sekolah Dasar di kabupaten Majalengka perlu

diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai sekolah efektif guna

peningkatan mutu pendidikan.

Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya untuk

mewujudkan sekolah efektif perlu didukung oleh semua pihak, baik kepala

sekolah, guru, penjaga sekolah, komite sekolah, orang tua siswa maupun

masyarakat di sekitarnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang profesional dan

kompeten, iklim sekolah yang kondusif, staf sekolah yang kreatif serta

lingkungan yang mendukung akan membuat sekolah itu berjalan seperti yang

diharapkan. Tanpa kerjasama yang baik dalam suatu sistem yang terpadu maka

hasilnya akan mengecewakan semua pihak. Dengan demikian iklim sekolah

yang benar-benar kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan maka akan terwujudlah sekolah efektif.

Tanpa mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam sekolah

(18)

iklim sosial budaya di lingkungan sekolah dan faktor yang lainnya, diduga

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap

sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten

Majalengka, sehingga menjadi masalah yang berdampak buruk terhadap

kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kepala sekolah memegang

peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diberikan

tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan penuh terhadap pengaturan

jalannya roda pendidikan di sekolah. Peran utama Kepala Sekolah adalah

sebagai pemimpin yang mengendalikan jalanya penyelenggaraan pendidikan

dimana pendidikan itu sendiri berfungsi pada hakekatnya sebagai sebuah

transformasi yang mengubah input menjadi output. Hal ini menentukan suatu

proses yang berlangsung secara benar, terjaga sesuai dengan ketentuan dari

tujuan pendidikan itu sendiri.

Dalam organisasi sekolah kepala sekolah merupakan pimpinan yang

bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi tersebut. Kepala Sekolah

merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan fokus tujuan, lulusan

berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu.

Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya

organisasi persekolahan yang tepat. Oleh karena itu untuk mewujudkan kinerja

organisasi sekolah yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya

kepemimpinan sekolah yang memadai.

Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi

semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau

mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak

hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi

(19)

tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai

pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting

dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui

penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga

keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya,

tidak menjadi masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi

perkembangan organisasi (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2008:40).

Mengacu pada pendapat tersebut maka keberhasilan sekolah dalam

mencapai tujuan yang ingin diraih sangat tergantung pada kepeminpinan

kepala sekolah yaitu apakah kepemimpinannya mampu menggerakkan semua

sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan efisien serta terpadu

dengan proses manajemen yang dilakukannya.

Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek

kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim sekolah, perilaku perserta

didik dan lain-lain. Oleh sebab itu kepala sekolah bertanggung jawab atas

manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan

proses pembelajaran di sekolah. Memperkuat hal ini, Nurkolis (2003:119)

mengatakan:

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong, perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi Juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang.

Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan

semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki

dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu,

(20)

dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat,

sehingga menuntut penguasaan secara profesional.

Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan

untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan

berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Mulyasa,

2004:25). Dalam rangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala

sekolah secara profesional untuk terus berusaha dalam peningkatan sekolah

efektif.

Seorang kepala sekolah yang visioner akan menunjukkan kepemimpinan

yang berkualitas, sebagaimana yang dijelaskan oleh John Adair (dalam

Komariah 2008:82), mengemukakan;

Ciri kepala sekolah yang berkualitas yaitu; 1) memiliki integritas pribadi, 2) memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya, 3) mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi, 4) memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi, 5) tegas dan adil dalam mengambil tindakan/kebijakan kelembagaan.

Seorang pemimpin visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan

dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan

tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dalam pengembangan lembaga yang

dipimpinnya.

Disamping kepemimpinan kepala sekolah yang berperan dan

bertanggung jawab menghadapi perubahan dalam pengelolaan sekolah efektif,

begitu pula kehidupan di sekolah mempunyai dampak yang sangat kuat bagi

kehidupan siswa, serta setiap sekolah mempunyai karakteristik tersendiri dalam

segi efektivitasnya. Iklim sekolah memegang peranan sangat penting dalam

mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang aman, tentram dan

kondusif dalam rangka mudahnya pencapaian tujuan pendidikan. Iklim sekolah

harus benar-benar tercipta dengan baik demi lancarnya segala proses

(21)

Dengan adanya bebagai fenomena tersebut di atas, kondisi seperti inilah

yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka

memperoleh gambaran tentang Kontribusi kepemimpinan visioner kepala

sekolah dan Iklim sekolah terhadap Sekolah efektif.

B.Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang dikemukakan berkenaan dengan ciri-ciri sekolah

Efektif menurut Tola dan Furqon dalam Suharsaputra, (2010:67) yaitu : (1)

tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan

kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah , (3) ekspektasi guru

dan staf tinggi, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah,orang tua dan

masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6)

kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa

dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi

dari Suber Daya Manusia sekolah terhadap program pendidikan.

Hal senadapun dijelaskan oleh Scheerens (2003:42) memberikan analisa

tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan sekolah efektif yaitu : (1)

Prestasi, orientasi, harapan tinggi, (2) Kepemimpinan Pendidikan, (3)

Konsensus dan kohesi antar staf, (4) Kualitas kurikulum/kesempatan belajar,

(5) Iklim Sekolah, (6) Potensi evaluasi, (7) Keterlibatan orang tua, (8) Iklim

kelas, (9) waktu belajar efektif.

Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Kemajuan keberhasilan siswa

Komitmen SDM

Ekspektasi guru dan staf

Kepemimpinan Pendidikan Tujuan yang jelas dan

spesifik

SEKOLAH

(22)

Direduksi dari berbagai sumber.

Gambar 1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif

Jika memperhatikan esensi dari sekolah efektif ditemukan banyak faktor

yang mempengaruhi keberhasilan sekolah efektif sehingga perlu pembenahan

agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan, dalam arti memperoleh hasil yang optimal. Beberapa faktor yang

mempengaruhi sekolah efektif tersebut seperti lingkungan sekolah, kebijakan

pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, visi sekolah, sumber daya, kualitas

guru, siswa, iklim sekolah, kurikulum, proses pembelajaran, dan hasil belajar.

Dari beberapa faktor tersebut, faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah diduga lebih banyak memberikan pengaruh pada keberhasilan sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten

Majalengka.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada

Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di

Kabupaten Majalengka.

C.Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

di atas dan pengalaman empiris yang terjadi dalam mengamati pelaksanaan

sekolah efektif di Kabupaten Majalengka, maka dalam merumuskan masalah

penelitian ini adalah “Apakah kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif? “.

Prestasi, orientasi, harapan tinggi

Iklim sekolah

(23)

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

2. Bagaimana gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

3. Bagaimana gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap

sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten

Majalengka?

5. Seberapa besar kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada

Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

6. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan

Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim

Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

2. Mengetahui gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

3. Mengetahui gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri

(24)

4. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di

Kabupaten Majalengka.

5. Menganalisis besaran kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif

pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

6. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

dan Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan

(secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat antara lain:

a. Dapat dijadikan sebagai kajian untuk mendalami dan mengembangkan

konsep-konsep administrasi pendidikan terutama tentang konsep-konsep

kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif.

b. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan

kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif pada

Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Majalengka.

c. Dapat dijadikan suatu pola dan strategis dalam peningkatan Sekolah

efektif.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Memberikan informasi dan menambah wawasan, pengetahuan, dan

kemampuan dalam menganalisis kepemimpinan visioner kepala sekolah,

(25)

b. Memberi masukan dan informasi bagi Dinas Pendidikan Kabupaten

Majalengka dalam melakukan pengawasan serta mengevaluasi

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah sehingga dapat

memperbaiki dan meningkatkan sekolah efektif.

c. Memberi masukan informasi bagi kepala sekolah dan para guru di

Kabupaten Majalengka untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual

dan konseptual operasional dalam merumuskan pola sekolah efektif.

d. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam

upaya melaksanakan perbaikan dan peningkatan sekolah efektif,

khususnya di lingkungan Pendidikan Kabupaten Majalengka.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, sedangkan dibagian awal

terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan tentang keaslian

tesis dan bebas plagiarisme, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, Identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

organisasi tesis.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka berfikir, dan Hipotesis Penelitian

Dalam bab ini akan membandingkan, mengkontraskan, dan memposisikan

kedudukan masing-masing variabel penelitian dikaitkan dengan masalah yang

sedang diteliti. Telaah teoritis dimaksudkan untuk menampilkan bagaimana

teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai kepemimpinan visioner kepala

sekolah, iklim sekolah, sekolah efektif, yang akan diterapkan pada penelitian

ini. Penelitian terdahulu yang relefan yang digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini. Kerangka berfikir merupakan tahapan untuk merumuskan

(26)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan

dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini menguraikan dengan lebih rinci mengenai metode

penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, lokasi penelitian,

populasi dan sampel penelitian, definisi operasioanal variabel yang terlibat

dalam penelitian ini, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan

data, dan teknik menganalisis data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pada dasarnya Bab IV memuat pengolahan dan analisis data untuk

menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data

berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.

Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Dalam bab ini akan disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian mengenai kontribusi kepemimpinan Visioner kepala

sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah efektif.

Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan, akan ditujukkan kepada

para pembuat kebijakan di Instansi terkait, kepala sekolah, guru dan lain

sebagainya yang berlaku sebagai pengguna hasil penelitian, serta yang

berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.

Hal ini dilakukan karena sepengetahuan peneliti di lokasi ini belum pernah

ada penelitian yang sebelumnya tentang kontribusi kepeminpinan visioner

kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.

2. Populasi

Sugiyono (2012:80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu populasi merupakan hal

yang sangat penting dalam penelitian.

Sehubungan yang akan diteliti adalah sekolah sebagai unit analisis,

maka Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka sebanyak 70 Sekolah

Dasar dengan jumlah personilnya, sebagaimana yang tertera dalam tabel

3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

KEPALA SEKOLAH GURU

1 SDN Sukasari Kaler 4 1 9

2 SDN Sukaperna 1 1 11

3 SDN Banjaran 1 10

4 SDN Silihwangi 1 8

5 SDN Cipeundeuy 1 9

6 SDN Karayunan 1 1 8

7 SDN Cigasong 2 1 10

(28)

9 SDN Cigasong 1 1 11

10 SDN Simpeureum 1 1 9

11 SDN Cicenang 1 1 9

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

(29)

57 SDN Sindangwangi 3 1 8

58 SDN Ciomas 2 1 6

59 SDN Padahanten 1 1 8

60 SDN Nanggewer 1 7

61 SDN Palabuan 1 1 8

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

KEPALA SEKOLAH GURU

62 SDN Rancaputat 1 8

63 SDN Salado 1 1 8

64 SDN Mekaraharja 1 1 10

65 SDN Talaga Kolun 1 1 9

66 SDN Sunia 2 1 8

67 SDN Genteng 2 1 8

68 SDN Argasari 1 1 9

69 SDN Gunungmanik 2 1 7

70 SDN Campaga 1 1 8

JUMLAH 70 602

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

3. Sampel

Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2012:81) Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti

dapat menggunakan Sampel yang diambil dari populasi apabila populasi

besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada

pada populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus

benar-benar representatif atau mewakili dari populasi.

Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah sekolah sebagai unit

analisis. Untuk menentukan jumlah sekolah yang dijadikan sampel,

digunakan teknik total sampling yakni seluruh Sekolah Dasar Negeri

berakreditasi A di Kabupaten Majalengka, sebanyak 70 sekolah.

Sedangkan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah

kepala sekolah dan guru di 70 Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A

tersebut. Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah responden

adalah disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan

karena responden memiliki strata berdasarkan jabatannya yaitu kepala

(30)

strata tadi, peneliti menentukan jumlah responden kepala sekolah diambil

100% yakni 70 orang mengingat jumlahnya tidak terlalu banyak. Sedangkan

responden guru ditentukan 25% dari jumlah guru untuk setiap sekolah

karena jumlah guru cukup banyak yakni guru berjumlah 602 orang.

Penentuan responden penelitian ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Perhitungan Responden Penelitian

NO NAMA

SEKOLAH DASAR

(31)

30 SDN Babakananyar 1 1 8 1 2

(32)

JUMLAH 70 602 70 151

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 Sekolah

Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Majalengka dengan responden

Kepala Sekolah sebanyak 70 orang dan Guru sebanyak 151 orang, Jumlah

total responden kepala sekolah dan guru, berjumlah 221 orang.

B.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008 : 49): Penelitian survey

adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis.

Merujuk pada pendapat di atas maka masalah kepemimpinan visioner

kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif pada umumnya bersifat

kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula.

Karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

survey, dengan alasan metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian

yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi

dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis. Jenis

penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar

variabel, yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2),

dan sekolah efektif (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data

yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya.

Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara

statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus

(33)

digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat

dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk

digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan

rujukan yang cukup akurat.

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini

diperlukan pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

Kepemimpinan visioner kepala sekolah yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu seorang kepala sekolah sebagai pemimpin berwawasan

ke depan yang dilengkapi dengan kemampuan mencipta, merumuskan,

mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan dan

mengimplementasikan visi. Sehingga dalam prakteknya kepala sekolah

harus menjadikan visi menjadi sebuah kenyataan atau program sekolah yang

disepakati bersama dan dilaksanakan secara bersama-sama pula.

Adapun dimensi-dimensi dari kepemimpinan visioner kepala sekolah

yaitu pemimpin sebagai (1) penentu arah, (2) agen perubahan, (3) juru

bicara dan (4) sebagai pelatih dan kamunikator.

2. Iklim Sekolah

Iklim sekolah dimaksudkan dalam penelitian ini adalah iklim sekolah

berupa suasana yang dirasakan atau dialami warga sekolah, baik fisik, sosial

maupun psikologis. Iklim sekolah ini merupakan internalisasi kerja yang

(34)

pencapaian produktifitas, dengan dimensi-dimensinya, yaitu; (1) budaya, (2)

ekologi, (3) organisasi dan (4) milieu.

Dimensi budaya, berhubungan dengan sistem nilai dan keyakinan,

seperti; norma pergaulan siswa, ekspektasi keberhasilan, dan disiplin

sekolah. Dimensi ekologi, berkaitan dengan aspek-aspek fisik dan materil,

seperti bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang

guru, ruang Bimbingan Konseling dan sejenisnya.

Organisasi berkaitan struktur rganisasi, program, pengambilan

keputusan dan pola komunikasi, sedangkan Milieu, berhubungan dengan

karateristik individu di sekolah pada umumnya, seperti; moral kerja guru,

latar belakang siswa, stabilitas staf dan sebagainya.

3. Sekolah Efektif

Sekolah efektif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekolah

sebagai suatu sistem dengan seluruh sumber daya yang diberdayakan secara

optimal untuk mencapai segala keberhasilan pendidikan.

Keberhasilan sekolah dicapai melalui pengelolaan berbagai aspek yang

ada dan dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi,

misi dan tujuan sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.

Serangkaian aspek sekolah efektif berupa: (1) lingkungan sekolah, (2)

kebijakan pendidikan, (3) visi sekolah, (4) sumber daya, (5) kualitas guru,

(6) siswa, (7) kurikulum, (8) proses belajar mengajar, (9) hasil belajar.

Dari definisi operasional tersebut dapat digambarkan bahwa variabel dan

dimensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Variabel dan Dimensi Penelitian

No Variabel Dimensi

1 Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

 Penentu arah

 Agen perubahan

 Juru bicara

 Pelatih dan kamunikator

2 Iklim Sekolah

(35)

 Ekologi

 Organisasi

 Milieu

3 Sekolah Efektif  lingkungan sekolah

 kebijakan pendidikan,

 visi sekolah,

 sumber daya,

 kualitas guru,

 siswa,

 kurikulum,

 proses belajar mengajar,

 hasil belajar.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang

digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai subjek

penelitian. Menurut Sugiyono (2012:137) bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik angket (kuesioner), dipilihnya teknik pengumpulan data dengan angket

atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara

pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden memiliki

kebebasan memberikan jawaban, (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan

data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang cepat.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).

Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban

tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan/pernyataan yang diajukan

dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari

(36)

efektif merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah

pertanyaan/pernyataan di dalam angket.

E.Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini menggunakan skala. Skala digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono,2008:93). Jadi dengan skala ini

ingin diketahui bagaimana kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim

sekolah, serta sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri yang terakreditasi

A, di Kabupaten Majalengka. Sedangkan Instrumen yang akan digunakan

dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah angket.

Skala dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL), sering (SR),

kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).

Pemberian skor untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk

setiap pernyataan diberi skor:

Skor 5 : untuk kategori jawaban selalu (SL)

Skor 4 : untuk kategori jawaban sering (SR)

Skor 3 : untuk kategori jawaban kadang-kadang (KD)

Skor 2 : untuk kategori jawaban jarang (JR)

Skor 1 : untuk kategori jawaban tidak pernah (TP)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator

masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan

melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan

pembimbing.

Instrumen pada masing-masing variabel disusun dengan

(37)

a. Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel.

b. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel.

c. Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator

serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut

ini :

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Jml

Butir

(38)

empatik

A. Budaya 1. Psiko-sosial 2. Karakteristik C. Organisasi 1. Struktur organisasi

2. Program pengajaran D. Milieu 1. Karakteristik individu

2. Motivasi

1. Dukungan orang tua siswa dan lingkungan 2. Fleksibilitas dan otonomi

(39)

3. Penekanan pada

2. Waktu pembelajaran yang cukup

1. Sikap positif dari para guru

F. Siswa 1. Harapan yang tinggi dari siswa

G. Kurikulum 1. Adanya pengorganisasian kurikulum

H. PBM 1. Keterlibatan dan tanggung jawab siswa

(40)

I. Hasil

Instrumen penelitian yang telah disusun, diuji cobakan terlebih dahulu

untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden untuk uji

coba ini sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Cirebon. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi

syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah:

1) membagikan angket pada guru,

2) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket,

3) para guru melakukan pengisian angket, dan

4) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik

dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan

dan jawaban tersebut.

Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui

sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan

pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan

yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui melalui

perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang

(41)

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan :

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel

Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r²

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n –

2), dengan keputusan, jika t hitung > t table berarti valid, sebaliknya jika

t hitung < t table , berarti tidak valid.

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung

reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman

Brown berikut:

a) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-1)

b) Membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r table

Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r hitung >

r table berarti item angket reliabel, sebaliknya jika r hitung <r table berarti item

angket tidak reliabel.

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan

(42)

selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh

data yang diinginkan.

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Hasil Uji Validitas

1). Hasil Uji Validitas Variabel X1

Uji validitas instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah dari

tiga puluh responden dengan tiga puluh item pernyataan dilakukan

penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil

secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut ini:

Tabel 3.5.

Uji Validitas Variabel X1

(43)

25 0.882 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen

penelitian untuk variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1)

yang terdiri dari 30 item pernyataan ternyata 30 item pernyataan tersebut

dinyatakan valid.

2). Hasil Uji Validitas Variabel X2

Uji validitas instrumen iklim sekolah dari tiga puluh responden

dengan tiga puluh satu item pernyataan dilakukan penghitungan dengan

menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.6. berikut ini:

Tabel 3.6.

Uji Validitas Variabel X2

(44)

17 0.891 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen

penelitian untuk variabel iklim sekolah (X2) yang terdiri dari 31 item

pernyataan, ternyata terdapat 29 (dua puluh sembilan) item pernyataan

dinyatakan valid dan 2 (dua) item pernyataan dinyatakan tidak valid.

Pernyataan-pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi dengan

berkonsultasi dengan pembimbing, sehingga item tersebut bisa

digunakan.

3). Hasil Uji Validitas Variabel Y

Uji validitas instrumen sekolah efektif dari tiga puluh responden

dengan tiga puluh delapan item pernyataan dilakukan penghitungan

dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut ini:

Tabel 3.7.

Uji Validitas Variabel Y

(45)

5 0.888 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen

penelitian untuk sekolah efektif (Y) yang terdiri dari 38 item

pernyataan, ternyata terdapat 37 (tiga puluh tujuh) item pernyataan

dinyatakan valid dan 1 (satu) item pernyataan dinyatakan tidak valid.

Pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi yang dikonsultasikan

dengan pembimbing sehingga item tersebut digunakan.

(46)

Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan melalui bantuan komputer

dengan program SPSS versi 21.0 for Windows. Dalam analisis ini data

dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui

tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttman Split-Half Coefficient

yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table. Jika r hitung >

r table maka item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r table maka item

tidak reliabel.

1). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 Tabel 3.8. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.988 0.988 30

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient

sebesar = 0,988. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan

dengan r hiting (0.988) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah tersebut reliabel.

2). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 Tabel 3.9. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.967 0.967 31

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient

(47)

dengan r hiting (0.967) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa instrumen iklim sekolah tersebut reliabel.

3). Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Tabel 3.10. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.984 0.984 38

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient

sebesar = 0,984. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan

dengan r hiting (0.984) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa instrumen sekolah efektif tersebut reliabel.

G.Teknik Analisis Data

Langkah-Langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi

frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada

masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh

skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means

Scored (WMS), dengan rumus :

=

X

N

Keterangan :

(48)

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.11. kriteria dan

penafsiran seperti di bawah ini :

Tabel 3.11.

Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Rentangan Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,21 – 5,00 Selalu Sangat Tinggi

3,41 – 4,20 Sering Tinggi

2,61 – 3,40 Kadang-kadang Cukup

1,81 – 2,60 Jarang Rendah

1,00 – 1,80 Tidak Pernah Sangat Rendah

Sumber : Sogiyono 2009:23

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis, analisis

regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan

tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan

analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan

parametrik atau non paraketrik. Untuk pengolahan data parametrik, data

yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non

paraketrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal.

Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian

tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas

data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi

21,0 for Window, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

X² = ∑ ( O1– E1 )² E1 Keterangan

(49)

O1 = Frekuensi hasil penelitian

E1 = Frekuensi

b. Uji Linieritas Data

Uji Linieritas data dapat dilakukan dengan menggunakan program

komputer SPSS versi 21,0 for Window, Uji linieritas dapat dilihat dari

nilai signifikasi dari deviation of linierity untuk XІ terhadap Y serta XЇ

terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:

(1) Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi

sederhana. (2) Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan

regresi ganda.

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan

antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk

mengetahui derajat hunbungan dalam penelitian ini adalah koefisien

korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan:

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

(50)

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan

membandingkan r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila

r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien

korelasi, menurut Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.12.

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Sedang

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber : Akdon 2008:188

1). Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X

tersebut signifikan terhadap Variabel Y. Uji signifikansi ini dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144), yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r²

Keterangan: t = Nilai t hitung

r = Koefesien Korelasi hasil n = Jumlah responden

Meguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga

r hitung dengan r table dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan

dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila

harga r hitung > r tabel.

2). Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi

(51)

oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

KD = (r²) x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

r² = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

fungsional antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan

rumus sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y

jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X

c. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh

atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan

(bersama-sama) dengan variabel terikat Y.

Analisis korelasi ganda menggunakan rumus: RxІxЇy, sedangkan

untuk mencari signifikasi digunakan rumus Fhitung yang kemudian

dibandingkan dengan Ftabel.

Untuk mencari kesimpulan, jika FhitungFtabel maka Ho ditolak,

artinya signifikan, sebaliknya jika FhitungFtabel maka Ho diterima,

artinya tidak signifikan.

(52)

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel

bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y), untuk membuktikan ada

atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih

dengan variabel terikat.

Untuk mengetahui kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel

terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara

bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

Ŷ = a + b₁X₁ + b2X2 + E Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi. a = Nilai konstanta

bІ= Nilai koefisien regresi xІ

bЇ= Nilai koefisien regresi xЇ

xІ= Variabel bebas xІ

xЇ= Nilai koefisien regresi xЇ

E = Prediktor

4. Alat Bantu

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik

menggunakan program SPSS (statistical Package of Social Science) Versi 21.0

for Window sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti

koefisien korelasi, koefisien determinasi, validitas, reliabilitas, mean, deviasi

standar, skor minimum, skor maksimum, distribusi frekuensinya dan lainnya

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan visioner Kepala Sekolah pada tingkat Sekolah Dasar Negeri

terakreditasi A yang diukur melalui kepala sekolah sebagai penentu arah,

kepala sekolah sebagai agen perubahan, kepala sekolah sebagai juru bicara,

serta kepala sekolah sebagai pelatihdan komunikator, termasuk kategori

tinggi.

2. Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang diukur

melalui budaya, ekologi, organisasi,dan milieu, termasuk kategori tinggi.

Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden yang berada

dalam kategori tinggi.

3. Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang diukur

melalui; lingkungan sekolah, kebijakan pendidikan, visi sekolah, sumber

daya, kualitas guru, Siswa, kurikulum, proses belajar mengajar, dan hasil

belajar, termasuk kategori tinggi.

4. Kepemimpinan visioner kepala sekolah berkontribusi terhadap sekolah

efektif, dengan demikian tinggi rendahnya sekolah efektif

didukung/disumbang oleh kepemimpinan visioner kepala sekolah.

5. Iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, oleh karena itu tinggi

rendahnya sekolah efektif dikontribusi/disumbang oleh iklim sekolah.

6. Secara bersama-sama kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim

sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif.

(54)

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

diuraikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat kontribusi antara

kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah

efektif pada Sekolah Dasar, maka dapat disampaikan rekomendasi kepada

berbagai pihak berikut:

1. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner kepala

sekolah memberikan kontribusi terhadap sekolah efektif. Hasil ini

menunjukkan realita di lapangan terbukti bahwa kepemimpinan Visioner

kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting bagi kegiatan utama

pendidikan di sekolah dalam rangka memperlancar proses pencapaian

tujuan, yakni kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang seluruh

aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efektivitas dan

efisiensi pembelajaran. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemudi

bagi jalannya program kegiatan dalam lembaga pendidikan, maka

kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan mendukung terhadap

pelaksanaan program kegiatan menjadi oftimal.

Akan tetapi walaupun secara rata-rata kepemimpinan visioner kepala

sekolah sudah tinggi namun aspek agen perubahan masih rendah dibanding

aspek lainnya, maka kepala sekolah harus menjadi agen perubahan di

sekolahnya, dengan bertanggungjawab merangsang perubahan khususnya

di lingkungan internal sekolah. Kepala sekolahpun harus mampu

menciptakan gebrakan-gebrakan baru yang akan dapat memacu kinerja

seluruh personil sekolah. Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin

harus memiliki keunggulan serta mampu melaksanakannya dalam

mengembangkan sekolahnya ke arah yang lebih maju. Disamping itu

kepala sekolah harus dapat mengantisipasi perkembangan dunia luar yang

secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan di

sekolahnya, sehingga kepala sekolah akan menjadi pelopor inovasi bagi

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif
Tabel 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Motivasi Kerja di MTs Negeri Kabupaten Pati), Tesis Program Pascasarjana

Hasil temuan penelitian adalah : kepemimpinan instruksional kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon pada kategori sangat tinggi; iklim sekolah

Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya temuan dan pemahaman akan kondisi bahwa : 1) Untuk mewujudkan sekolah efektif, kepala sekolah dituntut memiliki kepemimpinan

Kontribusi Kepemimpinan Berbasis Nilai (Value-Based Leadership) Kepala Sekolah (X 1 ) dan Iklim Organisasi Sekolah (X 2 )Terhadap Produktivitas Sekolah ..... Amir

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH D AN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHAD AP MUTU SEKOLAH D ASAR NEGERI D I KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG.. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR.. Universitas

dimensi terendah terdapat pada dimensi A Climate of Citizenship atau iklim kewarganegaraan. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan kepala sekolah sebagai

Berdasarkan uji korelasi dan regresi pada variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) terhadap sekolah efektif (Y) dapat disimpulkan bahwa hipotesis