KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF
PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh : OO SUDIANA
1204790
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF
PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA
Oleh
Oo Sudiana
S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2005
Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan
© Oo Sudiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd. NIP. 19700524 199402 2 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd. NIP. 19700929 199802 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.
Judul : Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di Kabupaten Majalengka
Nama NIM
: OO SUDIANA : 1204790
ABSTRAK
Sekolah efektif berkaitan langsung dengan proses pencapaian tujuan pendidikan secara efektif efesien, untuk menghasilkan lulusan berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman. Keberadaan sekolah yang efektif terlihat dari hasil nilai akreditasi, pencapaian nilai peserta didik dan prestasi akademik maupun non akademik.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif. Tujuannya untuk mengetahui gambaran dan menganalisis kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik disproportionate random sampling yaitu diambil 70 kepala sekolah dan 151 guru dari populasi sejumlah 602 guru dari 70 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A, di wilayah penelitian yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif berkategori tinggi. Kepemimpinan visioner kepala sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, Iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, dan secara bersama-sama kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif.
Dalam upaya mewujudkan sekolah efektif, kepala sekolah yang menempati posisi strategis dalam penyelenggaraan pendidikan harus mampu menjadi agen perubahan di sekolah yang dipimpinnya untuk menggerakan seluruh personil menuju pencapaian visi yang telah ditetapkan.
Aspek organisasi dalam iklim sekolah harus dikembangkan dalam rangka penciptaan Iklim sekolah yang kondusif untuk memperlancar proses pembelajaran.
Komponen sumber daya dari sekolah efektif harus senantiasa dikembangkan dan dimanfaatkan dalam mengelola sekolah dalam mempermudah menggapai visi, misi serta tujuan sekolah.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 10
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 11
F. Struktur Organisasi Tesis ... 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14
1. Sekolah Efektif dalam Administrasi Pendidikan ... 14
2. Konsep Sekolah Efektif ... 19
3. Indikator Sekolah Efektif ... 31
a. Input Sekolah ... 31
b. Proses ... 33
c. Output yang Diharapkan ... 38
4. Konsep Kepemimpinan ... 39
5. Konsep Kepemimpinan Visioner ... 43
a. Konsep Visi ... 43
b. Teori Kepemimpinan Visioner ... 44
6. Iklim Sekolah ... 47
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 66
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91
1. Analisis Deskriptif ... 91
2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 98
a. Uji Normalitas ... 98
b. Uji Linieritas ... 101
3. Hasil Pengujian hipotesis ... 104
a. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 105
b. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 108
c. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 111
4. Interpretasi Hasil Analisis ... 115
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 116
2. Gambaran Iklim Sekolah ... 120
3. Gambaran Sekolah Efektif ... 123
5. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 127 6. Analisis Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala
Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 129
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 131 B. Rekomendasi ... 131
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.1. Daftar Nilai Akreditasi Sekolah Dasar Terakreditasi A
di Kabupaten Majalengka ... 4
2.1. Ciri-ciri Sekolah Efektif ... 22
2.2. Karakteristik Sekolah Efektif Pam Sammons ... 24
2.3. Karakteristik Sekolah Efektif Scheerens ... 25
3.1. Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka ... 66
3.2. Perhitungan Responden Penelitian ... 69
3.3. variabel dan Dimensi Penelitian ... 73
3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 75
3.5. Uji Validitas Variabel X1 ... 80
3.11. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 86
3.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 88
4.1. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 91
4.2. Kriteria Skor Rata-rata Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 92
4.3. Kriteria Skor Rata-rata iklim Sekolah ... 94
4.4. Kriteria Skor Rata-rata Sekolah Efektif... 96
4.5. Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... 98
4.6. Hasil Uji Normalitas Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 99
4.7. Hasil Uji Normalitas Iklim Sekolah ... 100
4.8. Hasil Uji Normalitas Sekolah Efektif ... 100
4.9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 101
4.10. Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 102
4.11. Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 103
4.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 104
4.13. Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... 105
4.16. Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... 107
4.17. Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 108
4.18. Signifikansi Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 109
4.19. Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... 110
4.20. Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... 110
4.21. Analisis Koefisien Korelasi Ganda ... 112
4.22. Signifikansi Korelasi Ganda ... 112
4.23. Analisis Koefisien Determinasi ... 113
4.24. Analisis Regresi Ganda ... 114
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif ... 9
2.1. Kerangka Pemikiran ... 65
4.1. Scatterplot Linieritas Data X1 terhadap Y ... 102
4.2. Scatterplot Linieritas Data X2 terhadap Y ... 103
4.3. Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ... 116
4.4. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 117
4.5. Gambaran Iklim Sekolah ... 121
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi dan Angket Penelitian
2. Data Uji Coba Penelitian
3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4. Data Hasil Penelitian
5. Hasil Analisis Data Hasil Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Seiring tingginya tuntutan jaman terhadap pendidikan yang berkualitas
maka sekolah sebagai lembaga pendidikan harus senantiasa terus berbenah dan
selalu meningkatkan mutu layanannya agar dapat menghasilkan output
pendidikan yang lebih baik dan bermutu. Hal tersebut berkaitan dengan
bagaimana sekolah dapat melaksanakan proses pendidikan yang efektif dan
efisien untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi,
komunikasi dan globalisasi.
Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah pada saat ini, lebih khusus
pada tingkat lembaga pendidikan sekolah formal, diantaranya; penggunaan
sumber daya kurang efektif dan efesien, kurangnya pengkondisian berbagai
sumber dan metode untuk terjadinya pembelajaran optimal, sekolah kurang
mampu menjalankan fungsi ekonomis, sosial, politis, pendidikan dan budaya,
kurang jelasnya mengenai visi, misi dan tujuan sekolah, output sekolah yang
tidak meningkat, lingkungan yang kurang mendukung terjadinya pembelajaran
yang kondusif, kurangnya dukungan personil dalam peningkatan prestasi,
pelaksanaan evaluasi yang kurang komprehensif, dan hubungan sekolah dengan
masyarakat yang kurang harmonis.
Kesenjangan pendidikan juga terlihat dari proses pendidikan
sebagaimana dikemukakan, Engkoswara dan Komariah (2010:38) yang
tampak pada kegairahan atau motivasi belajar yang belum tinggi, semangat
kerja yang relatif rendah, generasi santai, membolos, menyontek, perkelahian
Semua pemasalahan tersebut di atas merupakan gambaran keadaan
sekolah yang tidak efektif dalam menjalankan perannya sebagai salah satu
unsur penting dalam mudahnya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
Salah satu upaya mengurangi bahkan mengatasi semua permasalahan
tersebut adalah dengan membentuk sekolah menjadi sebuah sekolah efektif.
Isu-isu yang berkaitan dengan sekolah efektif merupakan tantangan yang
mendasar bagi para praktisi baik pendidikan maupun publik. Banyak pihak
mengakui bahwa pencapaian kesuksesan suatu sekolah akan berbeda-beda
walaupun dengan populasi yang sama.
Para pakar berpendapat bahwa sekolah efektif harus dipahami dari segi
kualitas, ketepatan dalam menggunakan metode, iklim kelas yang positif,
hubungan antar siswa yang harmonis dan lebih ditekankan pada hasil dan
langkah-langkah pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk mengukur suatu
sekolah efektif dapat dilihat dari Input, Proses dan Output tergantung dari etos
kerja dari sekolah tersebut yang akan menentukan hasil yang lebih baik. Etos
kerja ini dikembangkan dan dipelihara dalam periode waktu tertentu,
dikonsolidasi selama bertahun-tahun dan dikerjakan dengan ketekunan dan
kerja keras. Lingkungan, moneter, dan non moneter temasuk faktor yang
sangat mempengaruhi efektivitas suatu sekolah.
Belajar bukan konsep independen yang hanya dilakukan oleh siswa
secara sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai
daya dukung yang lain. Asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam
pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa
‘Semua anak dapat belajar’. Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk
belajar, a place for better learning. Artinya, semua upaya manajemen dan
kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan untuk semua usaha yang
membuat seluruh peserta didik belajar. Artinya kualifikasi guru dan personil
yang berkembang, hubungan dengan masyarakat, layanan penunjang siswa
belajar seperti ekstrakurikuler, perpustakaan, sarana-prasarana, laboratorium,
dan sebagainya menjadi indikator yang turut menentukan efektivitas belajar,
dengan efektivitasnya belajar maka sekolah tersebut dikatakan efektif.
Sekolah efektif terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran
dan karakteristik dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya atau
kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah
dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan
kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi ang dilaksanakan di sekolah tersebut.
Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa
kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator
seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat dalam perolehan
nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas
pribadi para siswanya, seperti tampak dalam beriman dan bertaqwa,
kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi
pekerti, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain
sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep
sekolah efektif berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.
Adapun ciri-ciri sekolah Efektif menurut Tola dan Furqon, (2002:19)
yaitu : (1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan
kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah, (3) ekspektasi tinggi
dari guru dan staf, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6)
kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa
dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi
Jika memperhatikan deskripsi sekolah efektif seperti dikemukakan di
atas, di Kabupaten Majalengka, khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah
Dasar Negeri yang terakreditasi A belum sepenuhnya dapat menerapkan
pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif. Sekolah Dasar yang berada di
wilayah Kabupaten Majalengka belum menjalankan fungsinya sebagai tempat
belajar yang paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang
bermutu bagi siswa.
Para penyelenggara pendidikan di Kabupaten Majalengka belum
memperhatikan berbagai aspek yang berkenaan dengan penyelenggaraan
sekolah efektif. Tujuan sekolah belum dinyatakan secara jelas dan spesifik sehingga para pelaku pendidikan yang ada di sekolah kebingungan tujuan apa
yang semestinya dicapai oleh sekolah, iklim di sekolah masih belum kondusif,
kurangnya kerja sama kemitraan yang baik antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat, individu-individu yang terlibat di sekolah seperti guru, siswa, dan
kepala sekolah belum menjalankan peranannya sesuai dengan fungsinya
masing-masing serta belum mampu menjalin hubungan yang baik satu sama
lainnya.
Dari uraian tersebut di atas kenyataan yang ditemukan di lapangan yaitu
pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di kabupaten Majalengka, berkaitan
dengan sekolah efektif masih rendah, dari hasil pra survey terjadi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bobot nilai akreditasi sekolah yang diperoleh Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A, yaitu pada rentang nilai akreditasi A antara skor nilai 86
sampai 100, sebagian besar masih berada pada nilai minimal, sebagaimana
tertera dalam tabel 1.1. berikut ini:
Tabel 1.1.
Daftar Nilai Sekolah Dasar Negeri terakredisi A di Kabupaten Majalengka
NO Bobot Nilai Akreditasi A Jumlah Sekolah Dasar Persentase
2 87 18 25,71
3 88 2 2,86
4 89 6 8,57
5 90 2 2,86
6 91 1 1,43
7 92 1 1,43
Jumlah 70 100,00
Sumber : BAN SM
2. Rendahnya nilai rata-rata UAS dibandingkan dengan nilai KKM yang
telah ditetapkan, nilai KKM rata-rata 75,00 sedangkan pencapaian nilai
UAS rata-rata 71,7. (hasil wawancara dan survey di SD terakreditasi A)
3. Masih rendahnya prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik,
yaitu belum mampu menduduki posisi 10 besar dalam pencapaian prestasi
Porseni di tingkat Propinsi. (Majalah Aksioma Edisi Mei 2013).
Dengan melihat permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sekolah
efektif, khususnya tingkat Sekolah Dasar di kabupaten Majalengka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai sekolah efektif guna
peningkatan mutu pendidikan.
Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya untuk
mewujudkan sekolah efektif perlu didukung oleh semua pihak, baik kepala
sekolah, guru, penjaga sekolah, komite sekolah, orang tua siswa maupun
masyarakat di sekitarnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang profesional dan
kompeten, iklim sekolah yang kondusif, staf sekolah yang kreatif serta
lingkungan yang mendukung akan membuat sekolah itu berjalan seperti yang
diharapkan. Tanpa kerjasama yang baik dalam suatu sistem yang terpadu maka
hasilnya akan mengecewakan semua pihak. Dengan demikian iklim sekolah
yang benar-benar kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan maka akan terwujudlah sekolah efektif.
Tanpa mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam sekolah
iklim sosial budaya di lingkungan sekolah dan faktor yang lainnya, diduga
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap
sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten
Majalengka, sehingga menjadi masalah yang berdampak buruk terhadap
kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kepala sekolah memegang
peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diberikan
tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan penuh terhadap pengaturan
jalannya roda pendidikan di sekolah. Peran utama Kepala Sekolah adalah
sebagai pemimpin yang mengendalikan jalanya penyelenggaraan pendidikan
dimana pendidikan itu sendiri berfungsi pada hakekatnya sebagai sebuah
transformasi yang mengubah input menjadi output. Hal ini menentukan suatu
proses yang berlangsung secara benar, terjaga sesuai dengan ketentuan dari
tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam organisasi sekolah kepala sekolah merupakan pimpinan yang
bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi tersebut. Kepala Sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan fokus tujuan, lulusan
berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu.
Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya
organisasi persekolahan yang tepat. Oleh karena itu untuk mewujudkan kinerja
organisasi sekolah yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya
kepemimpinan sekolah yang memadai.
Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi
semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau
mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak
hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi
tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai
pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting
dalam suatu organisasi sekolah.
Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui
penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga
keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya,
tidak menjadi masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi
perkembangan organisasi (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2008:40).
Mengacu pada pendapat tersebut maka keberhasilan sekolah dalam
mencapai tujuan yang ingin diraih sangat tergantung pada kepeminpinan
kepala sekolah yaitu apakah kepemimpinannya mampu menggerakkan semua
sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan efisien serta terpadu
dengan proses manajemen yang dilakukannya.
Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek
kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim sekolah, perilaku perserta
didik dan lain-lain. Oleh sebab itu kepala sekolah bertanggung jawab atas
manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan
proses pembelajaran di sekolah. Memperkuat hal ini, Nurkolis (2003:119)
mengatakan:
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong, perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi Juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang.
Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan
semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki
dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu,
dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat,
sehingga menuntut penguasaan secara profesional.
Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan
untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan
berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Mulyasa,
2004:25). Dalam rangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala
sekolah secara profesional untuk terus berusaha dalam peningkatan sekolah
efektif.
Seorang kepala sekolah yang visioner akan menunjukkan kepemimpinan
yang berkualitas, sebagaimana yang dijelaskan oleh John Adair (dalam
Komariah 2008:82), mengemukakan;
Ciri kepala sekolah yang berkualitas yaitu; 1) memiliki integritas pribadi, 2) memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya, 3) mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi, 4) memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi, 5) tegas dan adil dalam mengambil tindakan/kebijakan kelembagaan.
Seorang pemimpin visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan
dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan
tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dalam pengembangan lembaga yang
dipimpinnya.
Disamping kepemimpinan kepala sekolah yang berperan dan
bertanggung jawab menghadapi perubahan dalam pengelolaan sekolah efektif,
begitu pula kehidupan di sekolah mempunyai dampak yang sangat kuat bagi
kehidupan siswa, serta setiap sekolah mempunyai karakteristik tersendiri dalam
segi efektivitasnya. Iklim sekolah memegang peranan sangat penting dalam
mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang aman, tentram dan
kondusif dalam rangka mudahnya pencapaian tujuan pendidikan. Iklim sekolah
harus benar-benar tercipta dengan baik demi lancarnya segala proses
Dengan adanya bebagai fenomena tersebut di atas, kondisi seperti inilah
yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka
memperoleh gambaran tentang Kontribusi kepemimpinan visioner kepala
sekolah dan Iklim sekolah terhadap Sekolah efektif.
B.Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang dikemukakan berkenaan dengan ciri-ciri sekolah
Efektif menurut Tola dan Furqon dalam Suharsaputra, (2010:67) yaitu : (1)
tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan
kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah , (3) ekspektasi guru
dan staf tinggi, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah,orang tua dan
masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6)
kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa
dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi
dari Suber Daya Manusia sekolah terhadap program pendidikan.
Hal senadapun dijelaskan oleh Scheerens (2003:42) memberikan analisa
tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan sekolah efektif yaitu : (1)
Prestasi, orientasi, harapan tinggi, (2) Kepemimpinan Pendidikan, (3)
Konsensus dan kohesi antar staf, (4) Kualitas kurikulum/kesempatan belajar,
(5) Iklim Sekolah, (6) Potensi evaluasi, (7) Keterlibatan orang tua, (8) Iklim
kelas, (9) waktu belajar efektif.
Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Kemajuan keberhasilan siswa
Komitmen SDM
Ekspektasi guru dan staf
Kepemimpinan Pendidikan Tujuan yang jelas dan
spesifik
SEKOLAH
Direduksi dari berbagai sumber.
Gambar 1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif
Jika memperhatikan esensi dari sekolah efektif ditemukan banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan sekolah efektif sehingga perlu pembenahan
agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, dalam arti memperoleh hasil yang optimal. Beberapa faktor yang
mempengaruhi sekolah efektif tersebut seperti lingkungan sekolah, kebijakan
pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, visi sekolah, sumber daya, kualitas
guru, siswa, iklim sekolah, kurikulum, proses pembelajaran, dan hasil belajar.
Dari beberapa faktor tersebut, faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah diduga lebih banyak memberikan pengaruh pada keberhasilan sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten
Majalengka.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada
Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di
Kabupaten Majalengka.
C.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas dan pengalaman empiris yang terjadi dalam mengamati pelaksanaan
sekolah efektif di Kabupaten Majalengka, maka dalam merumuskan masalah
penelitian ini adalah “Apakah kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif? “.
Prestasi, orientasi, harapan tinggi
Iklim sekolah
Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimana gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?
3. Bagaimana gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?
4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap
sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten
Majalengka?
5. Seberapa besar kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada
Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?
6. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan
Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim
Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.
2. Mengetahui gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.
3. Mengetahui gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri
4. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di
Kabupaten Majalengka.
5. Menganalisis besaran kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif
pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.
6. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
dan Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan
(secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat antara lain:
a. Dapat dijadikan sebagai kajian untuk mendalami dan mengembangkan
konsep-konsep administrasi pendidikan terutama tentang konsep-konsep
kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif.
b. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan
kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif pada
Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Majalengka.
c. Dapat dijadikan suatu pola dan strategis dalam peningkatan Sekolah
efektif.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
a. Memberikan informasi dan menambah wawasan, pengetahuan, dan
kemampuan dalam menganalisis kepemimpinan visioner kepala sekolah,
b. Memberi masukan dan informasi bagi Dinas Pendidikan Kabupaten
Majalengka dalam melakukan pengawasan serta mengevaluasi
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah sehingga dapat
memperbaiki dan meningkatkan sekolah efektif.
c. Memberi masukan informasi bagi kepala sekolah dan para guru di
Kabupaten Majalengka untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual
dan konseptual operasional dalam merumuskan pola sekolah efektif.
d. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam
upaya melaksanakan perbaikan dan peningkatan sekolah efektif,
khususnya di lingkungan Pendidikan Kabupaten Majalengka.
F. Struktur Organisasi Tesis
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, sedangkan dibagian awal
terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan tentang keaslian
tesis dan bebas plagiarisme, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, Identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
organisasi tesis.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka berfikir, dan Hipotesis Penelitian
Dalam bab ini akan membandingkan, mengkontraskan, dan memposisikan
kedudukan masing-masing variabel penelitian dikaitkan dengan masalah yang
sedang diteliti. Telaah teoritis dimaksudkan untuk menampilkan bagaimana
teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai kepemimpinan visioner kepala
sekolah, iklim sekolah, sekolah efektif, yang akan diterapkan pada penelitian
ini. Penelitian terdahulu yang relefan yang digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini. Kerangka berfikir merupakan tahapan untuk merumuskan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan
dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.
Bab III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini menguraikan dengan lebih rinci mengenai metode
penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, lokasi penelitian,
populasi dan sampel penelitian, definisi operasioanal variabel yang terlibat
dalam penelitian ini, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan
data, dan teknik menganalisis data.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada dasarnya Bab IV memuat pengolahan dan analisis data untuk
menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data
berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.
Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam bab ini akan disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian mengenai kontribusi kepemimpinan Visioner kepala
sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah efektif.
Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan, akan ditujukkan kepada
para pembuat kebijakan di Instansi terkait, kepala sekolah, guru dan lain
sebagainya yang berlaku sebagai pengguna hasil penelitian, serta yang
berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.
Hal ini dilakukan karena sepengetahuan peneliti di lokasi ini belum pernah
ada penelitian yang sebelumnya tentang kontribusi kepeminpinan visioner
kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.
2. Populasi
Sugiyono (2012:80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu populasi merupakan hal
yang sangat penting dalam penelitian.
Sehubungan yang akan diteliti adalah sekolah sebagai unit analisis,
maka Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka sebanyak 70 Sekolah
Dasar dengan jumlah personilnya, sebagaimana yang tertera dalam tabel
3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka
NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH
KEPALA SEKOLAH GURU
1 SDN Sukasari Kaler 4 1 9
2 SDN Sukaperna 1 1 11
3 SDN Banjaran 1 10
4 SDN Silihwangi 1 8
5 SDN Cipeundeuy 1 9
6 SDN Karayunan 1 1 8
7 SDN Cigasong 2 1 10
9 SDN Cigasong 1 1 11
10 SDN Simpeureum 1 1 9
11 SDN Cicenang 1 1 9
NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH
57 SDN Sindangwangi 3 1 8
58 SDN Ciomas 2 1 6
59 SDN Padahanten 1 1 8
60 SDN Nanggewer 1 7
61 SDN Palabuan 1 1 8
NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH
KEPALA SEKOLAH GURU
62 SDN Rancaputat 1 8
63 SDN Salado 1 1 8
64 SDN Mekaraharja 1 1 10
65 SDN Talaga Kolun 1 1 9
66 SDN Sunia 2 1 8
67 SDN Genteng 2 1 8
68 SDN Argasari 1 1 9
69 SDN Gunungmanik 2 1 7
70 SDN Campaga 1 1 8
JUMLAH 70 602
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka
3. Sampel
Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2012:81) Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti
dapat menggunakan Sampel yang diambil dari populasi apabila populasi
besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada
pada populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representatif atau mewakili dari populasi.
Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah sekolah sebagai unit
analisis. Untuk menentukan jumlah sekolah yang dijadikan sampel,
digunakan teknik total sampling yakni seluruh Sekolah Dasar Negeri
berakreditasi A di Kabupaten Majalengka, sebanyak 70 sekolah.
Sedangkan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah dan guru di 70 Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A
tersebut. Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah responden
adalah disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan
karena responden memiliki strata berdasarkan jabatannya yaitu kepala
strata tadi, peneliti menentukan jumlah responden kepala sekolah diambil
100% yakni 70 orang mengingat jumlahnya tidak terlalu banyak. Sedangkan
responden guru ditentukan 25% dari jumlah guru untuk setiap sekolah
karena jumlah guru cukup banyak yakni guru berjumlah 602 orang.
Penentuan responden penelitian ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Perhitungan Responden Penelitian
NO NAMA
SEKOLAH DASAR
30 SDN Babakananyar 1 1 8 1 2
JUMLAH 70 602 70 151
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 Sekolah
Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Majalengka dengan responden
Kepala Sekolah sebanyak 70 orang dan Guru sebanyak 151 orang, Jumlah
total responden kepala sekolah dan guru, berjumlah 221 orang.
B.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008 : 49): Penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
Merujuk pada pendapat di atas maka masalah kepemimpinan visioner
kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif pada umumnya bersifat
kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula.
Karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
survey, dengan alasan metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian
yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi
dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis. Jenis
penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar
variabel, yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2),
dan sekolah efektif (Y).
Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam
menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data
yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya.
Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara
statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus
digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat
dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk
digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan
rujukan yang cukup akurat.
C.Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini
diperlukan pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
Kepemimpinan visioner kepala sekolah yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu seorang kepala sekolah sebagai pemimpin berwawasan
ke depan yang dilengkapi dengan kemampuan mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan dan
mengimplementasikan visi. Sehingga dalam prakteknya kepala sekolah
harus menjadikan visi menjadi sebuah kenyataan atau program sekolah yang
disepakati bersama dan dilaksanakan secara bersama-sama pula.
Adapun dimensi-dimensi dari kepemimpinan visioner kepala sekolah
yaitu pemimpin sebagai (1) penentu arah, (2) agen perubahan, (3) juru
bicara dan (4) sebagai pelatih dan kamunikator.
2. Iklim Sekolah
Iklim sekolah dimaksudkan dalam penelitian ini adalah iklim sekolah
berupa suasana yang dirasakan atau dialami warga sekolah, baik fisik, sosial
maupun psikologis. Iklim sekolah ini merupakan internalisasi kerja yang
pencapaian produktifitas, dengan dimensi-dimensinya, yaitu; (1) budaya, (2)
ekologi, (3) organisasi dan (4) milieu.
Dimensi budaya, berhubungan dengan sistem nilai dan keyakinan,
seperti; norma pergaulan siswa, ekspektasi keberhasilan, dan disiplin
sekolah. Dimensi ekologi, berkaitan dengan aspek-aspek fisik dan materil,
seperti bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang
guru, ruang Bimbingan Konseling dan sejenisnya.
Organisasi berkaitan struktur rganisasi, program, pengambilan
keputusan dan pola komunikasi, sedangkan Milieu, berhubungan dengan
karateristik individu di sekolah pada umumnya, seperti; moral kerja guru,
latar belakang siswa, stabilitas staf dan sebagainya.
3. Sekolah Efektif
Sekolah efektif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekolah
sebagai suatu sistem dengan seluruh sumber daya yang diberdayakan secara
optimal untuk mencapai segala keberhasilan pendidikan.
Keberhasilan sekolah dicapai melalui pengelolaan berbagai aspek yang
ada dan dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi,
misi dan tujuan sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.
Serangkaian aspek sekolah efektif berupa: (1) lingkungan sekolah, (2)
kebijakan pendidikan, (3) visi sekolah, (4) sumber daya, (5) kualitas guru,
(6) siswa, (7) kurikulum, (8) proses belajar mengajar, (9) hasil belajar.
Dari definisi operasional tersebut dapat digambarkan bahwa variabel dan
dimensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Variabel dan Dimensi Penelitian
No Variabel Dimensi
1 Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
Penentu arah
Agen perubahan
Juru bicara
Pelatih dan kamunikator
2 Iklim Sekolah
Ekologi
Organisasi
Milieu
3 Sekolah Efektif lingkungan sekolah
kebijakan pendidikan,
visi sekolah,
sumber daya,
kualitas guru,
siswa,
kurikulum,
proses belajar mengajar,
hasil belajar.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang
digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai subjek
penelitian. Menurut Sugiyono (2012:137) bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik angket (kuesioner), dipilihnya teknik pengumpulan data dengan angket
atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara
pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden memiliki
kebebasan memberikan jawaban, (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan
data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang cepat.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).
Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban
tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan/pernyataan yang diajukan
dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari
efektif merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah
pertanyaan/pernyataan di dalam angket.
E.Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran
Dalam menyusun kuesioner ini menggunakan skala. Skala digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono,2008:93). Jadi dengan skala ini
ingin diketahui bagaimana kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim
sekolah, serta sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri yang terakreditasi
A, di Kabupaten Majalengka. Sedangkan Instrumen yang akan digunakan
dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah angket.
Skala dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL), sering (SR),
kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).
Pemberian skor untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk
setiap pernyataan diberi skor:
Skor 5 : untuk kategori jawaban selalu (SL)
Skor 4 : untuk kategori jawaban sering (SR)
Skor 3 : untuk kategori jawaban kadang-kadang (KD)
Skor 2 : untuk kategori jawaban jarang (JR)
Skor 1 : untuk kategori jawaban tidak pernah (TP)
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator
masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan
melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan
pembimbing.
Instrumen pada masing-masing variabel disusun dengan
a. Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel.
b. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel.
c. Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator
serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.
Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut
ini :
Tabel 3.4.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Jml
Butir
empatik
A. Budaya 1. Psiko-sosial 2. Karakteristik C. Organisasi 1. Struktur organisasi
2. Program pengajaran D. Milieu 1. Karakteristik individu
2. Motivasi
1. Dukungan orang tua siswa dan lingkungan 2. Fleksibilitas dan otonomi
3. Penekanan pada
2. Waktu pembelajaran yang cukup
1. Sikap positif dari para guru
F. Siswa 1. Harapan yang tinggi dari siswa
G. Kurikulum 1. Adanya pengorganisasian kurikulum
H. PBM 1. Keterlibatan dan tanggung jawab siswa
I. Hasil
Instrumen penelitian yang telah disusun, diuji cobakan terlebih dahulu
untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden untuk uji
coba ini sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Cirebon. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi
syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah:
1) membagikan angket pada guru,
2) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket,
3) para guru melakukan pengisian angket, dan
4) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik
dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan
dan jawaban tersebut.
Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui
sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan
pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan
yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui melalui
perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment
terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang
r = n∑xy - (∑x) - (∑y)
{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}
Keterangan :
n = Jumlah responden
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total
ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan
Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel
Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:
t = r √n-2 √ 1-r²
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n –
2), dengan keputusan, jika t hitung > t table berarti valid, sebaliknya jika
t hitung < t table , berarti tidak valid.
Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung
reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman
Brown berikut:
a) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-1)
b) Membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r table
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r hitung >
r table berarti item angket reliabel, sebaliknya jika r hitung <r table berarti item
angket tidak reliabel.
Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan
selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh
data yang diinginkan.
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Hasil Uji Validitas
1). Hasil Uji Validitas Variabel X1
Uji validitas instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah dari
tiga puluh responden dengan tiga puluh item pernyataan dilakukan
penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil
secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut ini:
Tabel 3.5.
Uji Validitas Variabel X1
25 0.882 0,361 valid digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen
penelitian untuk variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1)
yang terdiri dari 30 item pernyataan ternyata 30 item pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
2). Hasil Uji Validitas Variabel X2
Uji validitas instrumen iklim sekolah dari tiga puluh responden
dengan tiga puluh satu item pernyataan dilakukan penghitungan dengan
menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 3.6. berikut ini:
Tabel 3.6.
Uji Validitas Variabel X2
17 0.891 0,361 valid digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen
penelitian untuk variabel iklim sekolah (X2) yang terdiri dari 31 item
pernyataan, ternyata terdapat 29 (dua puluh sembilan) item pernyataan
dinyatakan valid dan 2 (dua) item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Pernyataan-pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi dengan
berkonsultasi dengan pembimbing, sehingga item tersebut bisa
digunakan.
3). Hasil Uji Validitas Variabel Y
Uji validitas instrumen sekolah efektif dari tiga puluh responden
dengan tiga puluh delapan item pernyataan dilakukan penghitungan
dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut ini:
Tabel 3.7.
Uji Validitas Variabel Y
5 0.888 0,361 valid digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen
penelitian untuk sekolah efektif (Y) yang terdiri dari 38 item
pernyataan, ternyata terdapat 37 (tiga puluh tujuh) item pernyataan
dinyatakan valid dan 1 (satu) item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi yang dikonsultasikan
dengan pembimbing sehingga item tersebut digunakan.
Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan melalui bantuan komputer
dengan program SPSS versi 21.0 for Windows. Dalam analisis ini data
dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui
tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttman Split-Half Coefficient
yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table. Jika r hitung >
r table maka item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r table maka item
tidak reliabel.
1). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 Tabel 3.8. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
0.988 0.988 30
Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient
sebesar = 0,988. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan
dengan r hiting (0.988) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah tersebut reliabel.
2). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 Tabel 3.9. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
0.967 0.967 31
Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient
dengan r hiting (0.967) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa instrumen iklim sekolah tersebut reliabel.
3). Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Tabel 3.10. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
0.984 0.984 38
Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient
sebesar = 0,984. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan
dengan r hiting (0.984) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa instrumen sekolah efektif tersebut reliabel.
G.Teknik Analisis Data
Langkah-Langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi
frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada
masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh
skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means
Scored (WMS), dengan rumus :
�
=
XN
Keterangan :
X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)
N = jumlah responden
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.11. kriteria dan
penafsiran seperti di bawah ini :
Tabel 3.11.
Kriteria Skor Rata-rata Variabel
Rentangan Nilai Pilihan Jawaban Kriteria
4,21 – 5,00 Selalu Sangat Tinggi
3,41 – 4,20 Sering Tinggi
2,61 – 3,40 Kadang-kadang Cukup
1,81 – 2,60 Jarang Rendah
1,00 – 1,80 Tidak Pernah Sangat Rendah
Sumber : Sogiyono 2009:23
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis, analisis
regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan
tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan
analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan
parametrik atau non paraketrik. Untuk pengolahan data parametrik, data
yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non
paraketrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal.
Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian
tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas
data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi
21,0 for Window, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:
X² = ∑ ( O1– E1 )² E1 Keterangan
O1 = Frekuensi hasil penelitian
E1 = Frekuensi
b. Uji Linieritas Data
Uji Linieritas data dapat dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 21,0 for Window, Uji linieritas dapat dilihat dari
nilai signifikasi dari deviation of linierity untuk XІ terhadap Y serta XЇ
terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3. Menguji Hipotesis Penelitian
Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:
(1) Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi
sederhana. (2) Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan
regresi ganda.
a. Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk
mengetahui derajat hunbungan dalam penelitian ini adalah koefisien
korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r = n∑xy - (∑x) - (∑y)
{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}
Keterangan:
n = Jumlah responden
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total
Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien
korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan
membandingkan r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila
r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.
Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien
korelasi, menurut Akdon (2008: 188) sebagai berikut:
Tabel 3.12.
Tolok Ukur Koefisien Korelasi
Nilai Koefisien Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
0,600 – 0,799 Kuat
0,400 – 0,599 Sedang
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Akdon 2008:188
1). Uji Signifikansi
Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X
tersebut signifikan terhadap Variabel Y. Uji signifikansi ini dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144), yaitu:
t = r √n-2 √ 1-r²
Keterangan: t = Nilai t hitung
r = Koefesien Korelasi hasil n = Jumlah responden
Meguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga
r hitung dengan r table dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan
dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila
harga r hitung > r tabel.
2). Uji Koefisien Determinasi
Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi
oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
KD = (r²) x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi yang dicari
r² = Koefisien Korelasi
b. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
fungsional antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
rumus sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0
b = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y
jika satu unit perubahan terjadi pada X
X = Harga variabel X
c. Analisis Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh
atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat Y.
Analisis korelasi ganda menggunakan rumus: RxІxЇy, sedangkan
untuk mencari signifikasi digunakan rumus Fhitung yang kemudian
dibandingkan dengan Ftabel.
Untuk mencari kesimpulan, jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak,
artinya signifikan, sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima,
artinya tidak signifikan.
Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel
bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y), untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih
dengan variabel terikat.
Untuk mengetahui kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel
terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara
bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:
Ŷ = a + b₁X₁ + b2X2 + E Keterangan:
Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi. a = Nilai konstanta
bІ= Nilai koefisien regresi xІ
bЇ= Nilai koefisien regresi xЇ
xІ= Variabel bebas xІ
xЇ= Nilai koefisien regresi xЇ
E = Prediktor
4. Alat Bantu
Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik
menggunakan program SPSS (statistical Package of Social Science) Versi 21.0
for Window sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti
koefisien korelasi, koefisien determinasi, validitas, reliabilitas, mean, deviasi
standar, skor minimum, skor maksimum, distribusi frekuensinya dan lainnya
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Merujuk pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan visioner Kepala Sekolah pada tingkat Sekolah Dasar Negeri
terakreditasi A yang diukur melalui kepala sekolah sebagai penentu arah,
kepala sekolah sebagai agen perubahan, kepala sekolah sebagai juru bicara,
serta kepala sekolah sebagai pelatihdan komunikator, termasuk kategori
tinggi.
2. Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang diukur
melalui budaya, ekologi, organisasi,dan milieu, termasuk kategori tinggi.
Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden yang berada
dalam kategori tinggi.
3. Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang diukur
melalui; lingkungan sekolah, kebijakan pendidikan, visi sekolah, sumber
daya, kualitas guru, Siswa, kurikulum, proses belajar mengajar, dan hasil
belajar, termasuk kategori tinggi.
4. Kepemimpinan visioner kepala sekolah berkontribusi terhadap sekolah
efektif, dengan demikian tinggi rendahnya sekolah efektif
didukung/disumbang oleh kepemimpinan visioner kepala sekolah.
5. Iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, oleh karena itu tinggi
rendahnya sekolah efektif dikontribusi/disumbang oleh iklim sekolah.
6. Secara bersama-sama kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim
sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
diuraikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat kontribusi antara
kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah
efektif pada Sekolah Dasar, maka dapat disampaikan rekomendasi kepada
berbagai pihak berikut:
1. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner kepala
sekolah memberikan kontribusi terhadap sekolah efektif. Hasil ini
menunjukkan realita di lapangan terbukti bahwa kepemimpinan Visioner
kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting bagi kegiatan utama
pendidikan di sekolah dalam rangka memperlancar proses pencapaian
tujuan, yakni kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang seluruh
aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efektivitas dan
efisiensi pembelajaran. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemudi
bagi jalannya program kegiatan dalam lembaga pendidikan, maka
kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan mendukung terhadap
pelaksanaan program kegiatan menjadi oftimal.
Akan tetapi walaupun secara rata-rata kepemimpinan visioner kepala
sekolah sudah tinggi namun aspek agen perubahan masih rendah dibanding
aspek lainnya, maka kepala sekolah harus menjadi agen perubahan di
sekolahnya, dengan bertanggungjawab merangsang perubahan khususnya
di lingkungan internal sekolah. Kepala sekolahpun harus mampu
menciptakan gebrakan-gebrakan baru yang akan dapat memacu kinerja
seluruh personil sekolah. Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin
harus memiliki keunggulan serta mampu melaksanakannya dalam
mengembangkan sekolahnya ke arah yang lebih maju. Disamping itu
kepala sekolah harus dapat mengantisipasi perkembangan dunia luar yang
secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan di
sekolahnya, sehingga kepala sekolah akan menjadi pelopor inovasi bagi