• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

10

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH

DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi terhadap Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon)

Oleh: Eka Novianto

Guru SMA Negeri 6 Cirebon ABSTRAK

Dalam upaya meningkatkan produktivitasnya, sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut di antaranya adalah kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah. Sebagai seorang yang visioner, kepala sekolah harus mampu merumuskan, menciptakan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, serta mengimplementasikan visinya. Iklim sekolah perlu dijaga dengan baik agar setiap warga sekolah dapat melaksanakan perannya dengan nyaman sehingga produktivitas sekolah dapat tercapai dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; 2) Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; 3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; 4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?; 5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?; 6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 91 responden guru Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di Kota Cirebon. Teknik pengolahan data yang digunakan adalahperhitungan rata-rata variabel, uji normalitas, analisis korelasi, dan analisis regresi.

Hasil penelitian ini menunjukan pada variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah memiliki kriteria baik, variabel iklim organisasi sekolah memiliki kriteria sangat baik, dan variabel produktivitas sekolah memiliki kriteria baik. Pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi sedang, pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat, serta pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat. Rekomendasi dari penelitian ini bagi para kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mensosialisasikan, membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visinya tersebut, serta meningkatkan iklim sekolah yang baik. Bagi guru diharapkan agar saling membantu sesama guru, menggunakan waktu secara efisien, terlibat aktif di komite secara sukarela, serta menjaga iklim sekolah agar tercipta iklim yang sehat dan terbuka.

Kata kunci:Kepemimpinan visioner, Iklim Organisasi, Produktivitas sekolah

PENDAHULUAN

Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah untuk meningkatkan produktivitas pendidikan. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

(2)

11 potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional diharapkan mampu mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa yang memiliki intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Ukuran produtivitas sekolah tidak hanya diartikan sebagai perbandingan antara masukan dengan keluaran dalam periode tertentu, tetapi sekolah yang produktif juga harus memperhatikan kualitas produksinya, dalam hal ini kualitas siswanya. Produktivitas merupakan rasio input-output dalam periode tertentu dengan mempertimbangkan kualitas.

Peningkatan produktivitas sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya peran kepala sekolah, masyarakat, guru, dan organisasi sekolah itu sendiri. Dalam upaya peningkatan produktivitasnya, sekolah perlu dikelola dengan baik sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sehingga memiliki daya saing tinggi. Pengelolaan sekolah tersebut berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam menggerakkan sendi-sendi organisasi agar tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai secara maksimal.

Mulyasa (2006: 39) menyatakan bahwa kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Kepala sekolah harus memiliki pandangan jauh ke depan dan harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga mampu menyiasati langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah juga berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Iklim sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan suasana belajar yang kondusif akan mampu menciptakan sekolah menjadi produktif. Setiap sekolah membutuhkan kondisi yang kondusif, aman, dan nyaman agar mampu menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut tentunya hubungan yang harmonis harus senantiasa terjalin dengan baik, baik itu secara intern maupun ekstern. Hubungan intern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan warga sekolah, sedangkan hubungan ekstern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat.

Berkaitan dengan hal itu, penyusun ingin mengkaji hal tersebut lebih dalam melalui sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas SMP di Kota Cirebon”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, (2) Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, (3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, (4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?, (5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?, (6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran secara empiris mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:

1) Memberikan gambaran deskriptif tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon.

(3)

12 3) Memberikan gambaran deskriptif tentang produktivitas sekolah pada SMP di Kota

Cirebon.

4) Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah.

5) Besarnya pengaruh iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah.

6) Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas pada SMP di Kota Cirebon.

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang didasarkan pada paradigma positivistik yang berlandaskan pada asumsi mengenai obyek secara empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2011: 12). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari variabel penelitian yaitu kepemimpinan visioner (X1), iklim

organisasi (X2), terhadap produktivitas sekolah (Y) di lingkungan Sekolah Menengah

Pertama di Kota Cirebon.

Tehnik Pengumpulan Data 1) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari berbagai sumber terpercaya baik yang diperoleh dari instansi yang diteliti maupun instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data langsung dari instansi yang diteliti yang meliputi buku-buku, laporan kegiatan, laporan prestasi sekolah yang relevan dengan fokus penelitian.

2) Teknik Angket

Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden sebagai sampel penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini mempergunakan angket berstruktur (angket tertutup) yang berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Melalui teknik model kuisioner ini akan diperoleh data-data berupa jawaban atas sejumlah pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan merupakan penjabaran dari variabel produktivitas sekolah (Y), kepemimpin visioner kepala sekolah (X1), dan iklim organisasi sekolah (X2). Teknik Pengolahan Data

1) Uji Validitas

Riduwan (2007: 109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Menurut sugiyono (2006:23) Uji validitas adalah “Suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu

(4)

13 instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian”.

Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya responden X = skor tiap item angket Y = skor total angket

Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji-t , dengan rumus:

2 2 1 hitung r n t r    t = Nilai t r = Koefisien korelasi 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 n = jumlah responden

Dengan kriteria uji : jika thitung > ttabel atau jika nilai Sig.(2-tailed) <  maka butir

angket tersebut dikatakan valid.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2005:22) Pengertian Reliabilitas adalah “Serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang”. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Mengenai reliabilitas, untuk mengukur reliabilitas angket, digunakan rumus Cronbach Alpha :

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 109)

Keterangan :

r11 = reliabilitas angket yang dicari

2 2 2 2 ( )( ) [ ( ) ][ ( ) ] xy N X Y X Y r N X X N Y Y    

 

2 11 1 2 1 i t n r n

         

(5)

14 n = banyaknya item dalam angket

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ini digunakan tolak ukur dari Guilford. (Ruseffendi, 1994 : 144), yaitu :

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 0,00 ≤ r < 0,20 0,20 ≤ r < 0,40 0,40 ≤ r < 0,60 0,60 ≤ r < 0,80 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Kecil Rendah Sedang/Cukup Tinggi Sangat tinggi

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha terhadap instrument yang disusun. Yaitu :

          

2 2 1 St Si i n n rn

Tingginya koefisien korelasi (mendekati angka 1) menunjukkan kuesioner yang diujicobakan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpul data penelitian.

1. Populasi Penelitian

Yang menjadi populasi dakam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta yang ada di Kota Cirebon yang berstatus PNS dan Non-PNS berjumlah 1129 orang.

2. Sampel Penelitian

Dalam memberikan kemudahan proses pengambilan sampel dengan menentukan besarnya ukuran sampel, menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, dkk, 2008: 44), sebagai berikut:

n = __N___

Nd2 + 1

Di mana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0.1

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh sampel sejumlah 91 orang.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengolahan data gambaran empirik dari variabel Kepemimpinan Visioner Kepala (X1) dan Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas sekolah

SMP di Kota Cirebon (Y) berdasarkan hasil angket kepada 91 responden sebagai berikut: Hipotesis Koefisien korelasi R2 Determinasi Faktor lain

1 0,403 0,162 16,2% 83,8%

2 0,758 0,574 57,4% 42,6%

3 0,758 0,575 57,5% 42,5%

1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala SMP di Kota Cirebon

2

2

Jumlah varians skor tiap item Varian total i t     

(6)

15 Secara umum kepemimpinan kepala SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 3,88 berada pada kriteria baik. Kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terlihat dari bagaimana kepala SMP memiliki kemampuan merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasi visi, mensosialisasikan visi, mentransformasikan visi dan mengimplementasikan visi.

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil (Engkoswara, 2011: 195).

Dalam prakteknya kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon lebih menonjol dalam hal kemampuan menciptakan visi, sedangkan kemampuan yang kurang optimal dan paling rendah dibandingkan kemampuan lainnya adalah dalam hal kemampuan mensosialisasikan visi.

2. Gambaran Iklim Organisasi Sekolah pada SMP di Kota Cirebon

Secara umum iklim sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon sudah sangat baik, hal ini terlihat dari tiga dimensi yang dimiliki rata-rata sangat baik yaitu dari iklim keterbukaan organisasi, iklim kesehatan organisasi, dan iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan. Dari ketiga dimensi tersebut, Iklim keterbukaan organisasi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,20 berada pada kriteria sangat baik, sedangkan terendah adalah iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan dengan nilai rata-rata 3,86 berada pada kriteria baik. Iklim organisasi terbuka diartikan sebagai adanya keterbukaan dalam hubungan di lingkungan organisasi, khususnya di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari bagaimana adanya perilaku suportif dari kepala sekolah, perilaku directive kepala sekolah, perilaku kolegial kepala sekolah, perilaku intim guru, dan mengacu pada fokus kegiatan professional guru.

Iklim organisasi yang sehat terlihat dari bagaimana dua level utama yaitu level kelembagaan dan level manajerial. Dari sisi kelembagaan, organisasi sekolah sudah mampu melindungi diri secara sukses dari berbagai tekanan kekuatan eksternal yang merugikan kelembagaan. Banyak sekali berbagai organisasi sekolah yang tidak mampu menghadapi berbagai tekanan dari eksternal sekolah, sehingga sering terjadinya berbagai ragam konplik yang pada akhirnya dapat merugikan sekolah. Dalam iklim yang sehat pada level manajerial, terlihat dari bagaimana perilaku kepala sekolah yang persuasif, bersahabat, rasa saling percaya dan berbagi tanggung jawab antara seluruh komponen sekolah sudah sangat baik.

Dimensi yang ketiga adalah iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan. Iklim kewarganegaraan adalah dimana guru umumnya berperilaku dengan cara yang bermanfaat. Mereka biasanya mementingkan kepentingan orang lain, bersikap hati-hati, bersikap sportif, menunjukan rasa hormat, serta berprilaku baik.

3. Gambaran Produktivitas Sekolah pada SMP di Kota Cirebon

Gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari bagaimana dimensi fungsi administrasi (the administration production function) yang diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat, fungsi psikologi (the psychologyst’s production function) dan fungsi ekonomi (the economist’s production function) sudah sangat baik. Dari tiga dimensi produktivitas sekolah yang tertinggi adalah pada fungsi administrasi (the administration production function) yang diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat dengan nilai rata-rata 4,25 berada kriteria sangat baik. Sedangkan nilai yang terkecil adalah fungsi ekonomi (the economist’s production function) dengan nilai 3,73 berada pada kriteria baik.

(7)

16 memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat diuraikan pada lima indiaktor yaitu tangibles, reliability, responsivenees, assurance, dan empathy. Dari kelima sub indikator tersebut, sub indikator empathy memiliki nilai rata-rata yang tertinggi yaitu 4,38 berada pada kriteria sangat baik, sedangkan sub indikator terendah adalah reliability dengan nilai 4,08 berada pada kriteria sangat baik.

4. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Visioner Kepala SMP (X1) terhadap

Produktivitas sekolah (Y) di Kota Cirebon.

Kepemimpinan merupakan jenis kegiatan manajerial terbatas yang memusatkan perhatian terhadap interaksi antar pribadi, antar pemimpin dan satu atau lebih bawahan dengan maksud memperbesar efektifitas organisasi (Dale,2002:58). Dengan kepemimpinan yang baik dapat memicu terjadinya peningkatan produktivitas sekolah yang baik pula.

Pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,403 berada pada tingkatan sedang. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 16,2% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner sebesar 16,2% dan sisanya 83,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi yang dihasilkan Ῠ = 71,042 + 0,403 X1 artinya bahwa dengan adanya kenaikan

satu variabel dari kepemimpinan visioner dapat meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,403.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di ketahui bahwa kepemimpinan visioner kapala sekolah berpengaruh terhadap produktivitas sekolah hanya sebesar 16,2% saja, dan sisanya 83,8% adalah faktor lain. Hal ini menunjukan bahwa produktivitas sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah saja, masih banyak faktor lain yang tidak diteliti dapat mempengaruhi produktivitas sekolah. Dengan demikian sangatlah wajar ketika Mali (Engkoswara, 2011: 42) menempatkan bahwa dari empat level yang disebutkan sebagai faktor yang mempengaruhi produktivitas sekolah, Mali menempatkan kepemimpinan kepala sekolah pada level kedua.

5. Pengaruh Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas Sekolah

(Y) pada SMP di Kota Cirebon.

The set of internal characteristics that distinguish one school from another and influence the behavior of each school’s members is the organizational climate (Hoy & Miskey, 2008: 198)”. Hoy & Miskey menjelaskan bahwa Iklim sekolah merupakan himpunan karakteristik internal yang membedakan satu sekolah dari sekolah lainnya dan mempengaruhi masing-masing anggota sekolahnya.

Dalam penelitian ini penulis melakukan studi tentang pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah, di mana iklim sekolah lebih ditekankan terhadap perilaku iklim keterbukaan yang dilihat dari perilaku kepala sekolah dan perilaku guru, iklim organisasi sehat dan iklim kewarganegaraan yang terjadi di sekolah.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kota Cirebon, pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 berada pada tingkatan kuat. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 57,4% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh iklim organisasi sebsar 57,4 % dan sisanya 42,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi Y = 21,558+ 0,758 X2 peningkatan

satu variabel iklim organisasi dapat meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,758. Iklim sekolah menjadi salah satu pendorong terjadinya peningkatan dalam produktivitas sekolah, bahkan dalam penelitian ini ditemukan bahwa dengan semakin tingginya iklim sekolah yang kondusif akan membantu peningkatan produktivitas sekola secara kuat.

(8)

17 sekolah. Iklim organisais yang terbuka tergambar dari bagaimana kedudukan kepala sekolah dalam memberikan dorongan, dan terbuka dalam hubungannya dengan guru-guru. Perilaku guru-guru di sekolah terjadi secara terbuka, bahkan mengarah pada keterlibatan perasaan antara sesame guru yang berdampak pada saling menghargai dan merasakan apa yang dirasakan oleh guru-guru lainya.

6. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (X1) dan Iklim

organisasi (X2) terhadap Produktivitas sekolah (Y) pada SMP di Kota Cirebon Produktivitas dipengaruhi oleh kepemimpinan, pengalaman, iklim, insentif jadwal, struktur rganisasi, teknologi dan material. Mali dalam Engkoswara (2011:42). Jelas sekali bahwa berdasarkan teori kepemimpinan dan juga iklim organisasi memegang peranan penting bagi peningkatan produktivitas sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah memiliki peran penting dalam memfasilitasi terbentuknya iklim sekolah yang kondusif, iklim sekolah yang mendukung terciptanya produktivitas sekolah secara maksimal. Kepala sekolah sebagai pimpinan berperan sebagai pengambil kebijakan, pengambil keputusan dan juga sebagai pengarah pada tercipatanya visi dan misi sekolah. Begitu juga dengan iklim sekolah secara konsisten diindikasi sebagai sebuah variabel yang merupakan karakteristik dari sekolah efektif dan dan salah satu yang positif dengan keberhasilan akademik (Lehr, 2004:76).

Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 berada pada tingkatan kuat. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 57,5% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi sebsar 57,5 % dan sisanya 42,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi Y = 20,926 + 0,029 X1 + 0,743 X2 hal ini

berarti bahwa dengan adanya peningkatan satu variabel dari kepemimpinan visioner dan iklim organisasi akan meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,758. Jika dianalisasi dari kedua variabel yaitu kepemimpinan visioner dan iklim sekolah, variabel iklim sekolah lebih tinggi pengaruhnya terhadpa produktivitas sekolah dibandingkan dengan kepemimpinan visioner. Dalam upaya peningkatan produktivitas sekolah, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah sebesar 57,5%.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

1) Gambaran umum dari kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini berarti bahwa kepala SMP di Kota Cirebon memiliki kemampuan merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasi visi, mensosialisasikan visi, mentransformasikan visi dan mengimplementasikan visi. Sub variabel tertinggi dari kepemimpinan visioner adalah kemampuan menciptakan visi dan yang terendah adalah kemampuan mensosialisasikan visi.

2) Gambaran iklim organisasi pada SMP di lingkungan Kota Cirebon secara umum sudah sangat baik, hal ini terlihat dari bagaimana Iklim Organisasi terbuka (a climate of organizational openness), Iklim organisasi sehat (a climate of organizational health) dan Iklim kewarganegaraan (a Climate of Citizenship) sudah tercipta dengan sangat baik. Dari ketiga sub variabel dalam iklim organisasi, sub variabel a climate of organizational openness tertinggi dan terendah adalah sub variabel a Climate of Citizenship.

3) Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari bagaimana The administration production function (PF1), The psychologyst’s production function dan The economist’s production function sudah

(9)

18 berjalan dengan baik. Dari ketiga sub variabel dalam produktivitas sekolah, sub variabel The administration production function (PF1) memiliki nilai yang tertinggi dan terendah adalah The economist’s production function.

4) Pengaruh Kepemimpinan visoner kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon adalah sedang. Hal ini menunjukan bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner secara sedang.

5) Pengaruh iklim organisasi terhadai produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon adalah kuat. Hal ini berarti bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh iklim organisasi secara kuat.

6) Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon adalah kuat. Artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi secara kuat oleh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi.

Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang ditujukan:

1) Bagi Kepala Sekolah:

a. Berdasarkan hasil temuan penulis, ditemukan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam mensosialisasikan visi masih dirasa rendah dibandingkan demngan kemampuan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kepala SMP di Kota Cirebon diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam mensosialisasikan visi, peningkatan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan perencanaan sosialisasi visi, tehnik sosialisasi, dan juga membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visi tersebut. b. Berdasarkan temuan penulis, ditemukan bahwa dalam variabel iklim organisasi,

dimensi terendah terdapat pada dimensi A Climate of Citizenship atau iklim kewarganegaraan. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah mampu mendorong terciptanya iklim sekolah yang baik melalui pengarahan pada guru-guru untuk dapat berperilaku dengan cara yang bermanfaat bagi organisasi sekolah serta terlibat baik dalam berbagai kegiatan di sekolah. Keterlibatan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan peluang yang sama kepada guru untuk terlibat dalam kepanitiaan pada berbagai acara yang diselenggarakan oleh sekolah.

2) Bagi Guru:

a. Berdasarkan temuan penelitian ditemukan bahwa dimensi iklim kewarganegaraan memiliki nilai rendah jika dibandingkan dengan dimensi yang lain, oleh karena itu guru-guru diharapkan agar senantiasa dapat meningkatkan dimensi iklim sekolah tersebut dengan cara saling membantu sesama guru, saling menghargai kepentingan orang lain, bersikap hati-hati dalam bertindak, bersikap sportif, saling menghormati , dan senantiasa selalu berperilaku lebih yang baik lagi dalam kehidupan sehari-hari serta terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

b. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa yang paling mempengaruhi produktivitas sekolah di antara variabel kepemimpinan dan iklim sekolah adalah iklim sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan seluruh komponen sekolah terutama guru-guru SMP di Kota Cirebon untuk senantiasa menjaga stabilitas dan kondusifitas iklim sekolah agar mampu menciptakan iklim sekolah yang sehat, terbuka dan kondusif.

3) Bagi Peneliti Berikutnya:

Rekomendasi yang penulis suguhkan bagi penelitian berikutnya bahwa penelitian ini hanya berbicara faktor kepemimpinan dan iklim sekolah yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas sekolah, tetapi pada kenyataannya masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas sekolah seperti motivasi, kesejahteraan,

(10)

19 kompetensi, sarana dan lain-lain. Penulis berharap penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi produktivitas sekolah dapat terus dilakukan guns terciptanya pendidikan nasional yang lebih produktif.

DAFTAR PUSTAKA

Engkoswara., Komariah, Aan. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Hoy, Wayne K., Miskey, Cecil G. 2008. Educational Administration. McGraw Hill: New York

Hoxby, C.M. 2002. School Choice and School Productivity. Stanford University: National Bureau of Economic Research (NBER). NBER Working Paper No. W8873.

Ibukun, Oyewole., Abe. 2011. Personality Characteristics And Principal Leadership Effectiveness In Ekiti State, Nigeria.International Journal of Leadership Studies vol. 6 (2011:249)

Killeen Kieran M. 2012. Educational Productivity and Opportunities to Learn: An overview of concepts and discussion points. Journal Issue Brief Vol 2, No 3. University of Vermont James M. Jeffords Center

Komariah, Aan., Triatna, Cepi. 2010. Visionary Leaderhip. Jakarta: Bumi Aksara

M Hasibuah. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara

M. Danumihardja. 2001. “Peran Guru sebagai Inovator”. Jurnal Formasi. 5 (3).

Muchdarsyah Sinungan. 2009. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif an

Menyenangkan ). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riduwan, dkk. 2009. Metode & Tehnik Menyusun Proposal Penekitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Referensi

Dokumen terkait

• Red and blue paints if using white plates (or save yourself the step of painting by using red and blue plates). • Paint brush or foam brush • Hole puncher (optional) • Thin

Walaupun fakta-fakta empirik itu penting peranannya dalam metode ilmiah namun kumpulan fakta itu sendiri tidak menciptakan teori atau ilmu pengetahuan (Suparlan P.,

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Peningkatan / Pemeliharaan Jalan ruas jalan

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai

Pengaruh Visionary dan Budaya Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah, Disertasi, Bandung : Program Pascasarjana UPI.. Komariah Aan, Triatna

Tujuan dari penelitian adalah mengkaji efektivitas zonasi sistem TNKpS terhadap perlindungan terumbu karang dari stressor antropogenik berdasarkan indikator lingkungan fisik,

Untuk menggali potensi anak dan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya di taman kanak- kanak / sekaligus dalam memperkenalkan budaya sendiri / bertempat di tk masjid