• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Awang Setiawan

1204791

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH

TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI

DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh

Awang Setiawan

S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2005

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Awang Setiawan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd.

NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd.

NIP. 19700929 199802 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Struktur Organisasi Tesis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 15

1. Efektivitas Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 15

a. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan ... 15

b. Pengertian Sekolah ... 16

c. Fungsi Sekolah ... 19

d. Pengertian Efektivitas Sekolah ... 21

e. Karakteristik dan Indikator Sekolah Efektif ... 28

2. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 34

a. Pengertian Kepemimpinan ... 34

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 36

c. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ... 38

d. Komponen Kepemimpinan Transformasional ... 41

3. Iklim Sekolah ... 47

a. Pengertian Iklim Sekolah ... 47

(5)

Awang Setiawan, 2014

B. Kerangka Pemikiran ... 50

C. Asumsi Dasar dan Hipotesis Penelitian ... 53

1. Asumsi Dasar ... 53

2. Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

1. Lokasi Penelitian ... 55

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 67

1. Uji Coba Instrumen ... 67

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 78

a. Uji Normalitas Distribusi Data ... 78

b. Uji Linieritas Data ... 79

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 79

a. Analisis Korelasi Sederhana ... 79

b. Analisis Regresi Sederhana ... 81

c. Analisis Korelasi Ganda ... 81

d. Analisis Regresi Ganda ... 81

4. Alat Bantu ... 82

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 83

1. Deskripsi Data ... 83

a. Gambaran Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 84

b. Gambaran Iklim Sekolah ... 87

c. Gambaran Efektivitas Sekolah ... 90

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 93

a. Uji Normalitas ... 93

b. Uji Linieritas ... 99

3. Pengujian Hipotesis ... 101

a. Pengujian Hipotesis 1 ... 102

b. Pengujian Hipotesis 2 ... 106

c. Pengujian Hipotesis 3 ... 109

4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

1. Analisis Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 114

2. Analisis Iklim Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 117

3. Analisis Efektivitas Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 119

4. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah ... 121

5. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah .. 123

6. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 127

B. Rekomendasi ... 128

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Awang Setiawan, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data Akreditasi SD Negeri di Kecamatan Lemahsugih ... 9

3.1. Data Populasi Penelitian ... 56

3.2. Rekapitulasi Jumlah Responden Penelitian ... 58

3.3. Hasil Uji Validitas Variabel X1 ... 70

3.4. Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 71

3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 73

3.6. Hasil Uji Reliabilitas X1 ... 75

3.7. Hasil Uji Reliabilitas X2 ... 75

3.8. Hasil Uji Reliabilitas Y ... 76

3.9. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 78

3.10 Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 80

4.1. Konsultasi Kecenderungan Umum Responden ... 83

4.2. Gambaran Kepemimpinan Transformasional ... 85

4.3. Gambaran Iklim Sekolah ... 88

4.4. Gambaran Efektivitas Sekolah ... 91

4.5. Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 94

4.6. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 95

4.7. Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 97

4.8. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... 98

4.9. Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 99

4.10. Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 100

4.11. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 102

4.12. Uji Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... 103

4.13. Uji Regresi Variabel X1 terhadap Y ... 104

4.14. Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ... 105

4.15. Uji Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 106

4.16. Uji Regresi Variabel X2 terhadap Y ... 107

(8)

4.18. Hasil Pengujian Korelasi Ganda ... 110

4.19. Uji Regresi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 111

4.20. Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 112

(9)

Awang Setiawan, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Sekolah ... 10

2.1 Kerangka Pemikiran ... 52

2.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 54

4.1 Normal PP Plot Kepemimpinan Transformasional ... 95

4.2 Normal PP Plot Iklim Sekolah ... 96

4.3 Normal PP Plot Efektivitas Sekolah ... 98

4.4 Scatterplot Linieritas X1 terhadap Y ... 100

4.5 Scatterplot Linieritas X2 terhadap Y ... 101

4.6 Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 114

4.7. Gambaran Kepemimpinan Trnasformasional Kepala Sekolah ... 115

4.8. Gambaran Iklim Sekolah ... 118

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

2. Lampiran 2 Pengolahan Data

3. Lampiran 3 Surat Keputusan dan Perizinan

(11)

Awang Setiawan, 2014

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka (Awang Setiawan NIM. 1204791)

ABSTRAK

Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen inti berupa input, proses dan output yang merupakan satu kesatuan utuh. Di dalam konteks keterkaitan input, proses dan output pendidikan itu, aspek efektivitas merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian serius dan diutamakan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan sekolah menjadi sekolah efektif merupakan prasyarat peningkatan mutu pendidikan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap efektivitas sekolah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kontribusi: (1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah, (2) iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah, dan (3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap efektivitas sekolah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey dan data diambil menggunakan angket dengan lima pilihan jawaban berskala Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson product

moment, regresi dan determinasi. Populasi penelitian adalah Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka yang berjumlah 42 sekolah dengan jumlah responden 395 guru. Sampel penelitian adalah 42 unit sampel dengan teknik disproportionate stratifield random sampling.

Temuan penelitian menunjukkan: (1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi terhadap efektivitas sekolah dengan koefisien determinasi rendah; (2) iklim sekolah berkontribusi terhadap efektivitas sekolah dengan koefisien determinasi sedang; dan 3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi secara bersama-sama terhadap efektivitas dengan koefisien determinasi sedang.

Dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah, Kepala sekolah harus lebih mengapresiasi gagasan/pendapat yang diberikan guru dengan cara melakukan pertemuan secara berkala dan terprogram untuk dapat menerima masukan dari guru dan staf sekolah, mengirimkan guru dalam pelatihan-pelatihan peningkatan profesionalisme guru serta memberikan pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh guru. Kepada pihak-pihak yang terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan hendaknya memberikan dukungan nyata terhadap upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga

negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik

difasilitasi, dibimbing dan dibina, untuk menjadi warga negara yang

menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Kesadaran akan hak dan

kewajiban warga negara ini apabila dimiliki secara kolektif oleh setiap warga

negara, maka akan mempersatukan mereka menjadi suatu bangsa.

Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap

peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Melalui

pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas atau kasta, karena dimata

hukum setiap warga negara adalah sama dan harus memperoleh perlakuan

yang sama. Pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi negara untuk

membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan

maupun juga bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai

dengan potensi yang dimiliki.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara sebagai barometer dari kualitas kehidupan suatu

bangsa. Pendidikan merupakan salah satu alur dari perjalanan suatu bangsa

menuju pada sebuah peradaban yang di idamkan-idamkan oleh semua umat

manusia. Pendidikan merupakan upaya mendorong semua komponen

masyarakat untuk komitmen dan konsisten dalam mengembangkan dunia

pendidikan Indonesia. Pemerintah pun demikian harus komitmen dan

konsisten dalam kebijakan sistem pendidikan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

(13)

Awang Setiawan, 2014

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan pada kenyataannya merupakan upaya yang tidak sederhana

dan kompleks, suatu proses yang sistematis, berkesinambungan dan penuh

dengan tantangan. Pendidikan akan senantiasa terus-menerus berubah sejalan

dengan perkembangan era teknologi dan informasi. Pendidikan akan selalu

menjadi sorotan publik karena pendidikan membawa dampak yang luas

menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya berdampak pada

investasi sumber daya tetapi akan meluas pada suatu kondisi kehidupan

masyarakat baik pada masa kini maupun di masa depan. Oleh sebab itu,

pendidikan memerlukan suatu upaya perbaikan dan peningkatan secara

terus-menerus sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan akan pendidikan serta

menjadi tuntutan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju

masyarakat yang bermartabat.

Sagala (2006: 6-7) mengemukakan bahwa ada beberapa problematika

pendidikan nasional yang jika diambil intisari penekanannya terletak pada

(1) kebijakan pendidikan masih cenderung sebagai alat kekuasaaan; (2)

paradigma keberhasilan baru dikatakan berhasil jika memenuhi kepentingan

kekuasaan; (3) tugas utama pendidikan dirumuskan berada pada ruang

kegiatan realita belaka dan mewariskan masa lalu (Status Quo); (4) anggaran

pendidikan khususnya untuk kebutuhan pembelajaran belum pernah

menembus angka 7,5% baik yang bersumber dari APBD maupun APBN dari

anggaran yang telah ditentukan sebesar 20%; (5) kebijakan perubahan

kurikulum tidak diuji atas dasar kebutuhan (need assessment); (6) rendahnya

kualitas kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru; (7) hubungan

pengelolaan yang kompleks dan birokratis; (8) biaya pendidikan yang cukup

mahal terutama bagi sekolah-sekolah yang favorit; (9) pengangguran pada

lulusan sekolah menengah terus bertambah dikarenakan fase kerja bagi

lulusan sekolah labil; (10) tekanan ekonomi yang kuat.

Selanjutnya Sagala, (2006: 8) mengemukakan bahwa problematika

(14)

3

jenjang dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat

tempat yang layak karena bertentangan dengan pandangan pemegang

kekuasaan; 2) Pihak sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah seadanya, tidak dapat memberikan masukan atau komentar; 3) Guru

bekerja tidak maksimal. Mereka bekerja hanya memenuhi jam kerja sesuai

yang dijadwalkan karena jika mereka bekerja keras karier dan prestasinya

tetap tidak jelas; 5) Ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas

sekolah seadanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pembenahan dan penyempurnaan

kinerja organisasi khususnya organisasi sekolah menjadi sesuatu hal yang

sangat penting untuk segera dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya

tuntutan terhadap mutu pendidikan sebagai konsekuensi langsung dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen inti berupa input,

proses dan output yang merupakan satu kesatuan utuh dan saling terkait,

terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Di dalam konteks

keterkaitan input, proses dan output pendidikan itu, aspek efektivitas

merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian serius dan

diutamakan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan sekolah menjadi

sekolah efektif merupakan prasyarat peningkatan mutu pendidikan.

Pentingnya pengembangan sekolah efektif bukan hanya terkait dengan

peningkatan mutu pendidikan, melainkan juga sejalan dengan kebijakan

otonomi daerah di bidang pendidikan. Dalam kerangka implementasi

kebijakan tersebut, kepemimpinan kepala sekolah sebagai pencipta dan

pengembang sekolah efektif harus diletakkan dalam kaitan integratif dengan

implementasi manajemen berbasis sekolah.

Edmonds, (dalam Hoy dan Miskel 2008: 302) menyebutkan lima

karakteristik efektivitas lembaga pendidikan, yaitu: (1) harapan yang tinggi

dari pengajar; (2) kepemimpinan instruksional yang kuat dari pemimpin

(15)

Awang Setiawan, 2014

kerja pendidikan; (4) melaksanakan kegiatan akademik yang terfokus; (5)

pemantauan atas prestasi kerja siswa.

Sedangkan menurut Sagala (2006:76) ada beberapa faktor yang turut

membentuk sekolah efektif yaitu sebagai berikut :

1) Lingkungan strategis. Keterlibatan secara sinergis kelompok informal,

kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi secara bersama-sama supaya

dapat berperan optimal sehingga terwujud stabilitas staf yang ditandai

suasana hubungan antar manusia (organizational climate).

2) Harapan. Harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran oleh para

pengajar dengan penggunaan waktu yang efektif dan pengembangan staf

lembaga pendidikan yang memadai haruslah memperhatikan kondisi

fasilitas fisik yang ada.

3) Iklim Sekolah. Iklim sekolah yang baik teratur pada orientasi kerja,

tenang, berorientasi kerja pendidikan, terpelihara dan tercapainya hasil

akademik, serta melakukan pemantauan secara rutin terhadap kemajuan

aktivitas personel maupun kemajuan belajar siswa.

4) Peran Pemerintah. Adanya dukungan pemerintah pusat kaitannya dengan

standarisasi, dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kaitannya

dengan fasilitas, dan adanya dukungan orang tua yang cukup.

Karakteristik pada tingkat sekolah yang efektif berkaitan erat dengan

manajemen sekolah, kepemimpinan, komitmen, konsistensi tujuan dengan

program dan target sekolah, lingkungan strategis internal maupun eksternal,

harapan, iklim sekolah dan peran masyarakat.

Para pakar berpendapat bahwa efektivitas harus dipahami dari segi

kualitas, ketepatan dalam menggunakan metode, iklim kelas yang positif,

hubungan antar siswa yang harmonis dan lebih ditekankan pada hasil dan

langkah-langkah efisiensi. Para pakar mengevaluasi dalam hal hubungan

prestasi akademik dengan biaya yang dikeluarkan per siswa. Untuk mengukur

efektivitas suatu sekolah dapat dilihat dari masukan, proses dan hasil

tergantung dari etos kerja di sebuah sekolah yang akan menentukan hasil

(16)

5

tertentu, dikonsolidasi selama bertahun-tahun dan dikerjakan dengan

ketekunan dan kerja keras.

Belajar bukan konsep independen yang hanya dilakukan oleh siswa

secara sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai

daya dukung yang lain. Asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam

pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa “

semua anak dapat belajar”. Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah

merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk

belajar, a place for better learning. Artinya, semua upaya manajemen dan

kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan bagi usaha membuat seluruh

peserta didik belajar.

Efektivitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah

gambaran dan karakteristik dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya

atau kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang

tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah

dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan

kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa

kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator

seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagai mana dilihat dalam perolehan

nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas

pribadi para siswanya, seperti tampak dalam kepercayaan diri, kemandirian,

disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti, beriman dan bertaqwa,

bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya.

Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep efektivitas

sekolah berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang dirancang untuk dapat

memberikan sumbangan atau kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas

(17)

Awang Setiawan, 2014

(output) yang mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Pengelolaan

sekolah yang dimaksud di atas berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala

sekolah sehingga mampu mewujudkan sekolah yang efektif dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan fokus tujuan, lulusan

berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu.

Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya

organisasi persekolahan yang tepat. Oleh karena itu untuk mewujudkan

kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya

kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu

memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan

memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja.

Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur dalam

organisasi pendidikan tetapi juga meliputi setiap tingkat dalam organisasi.

Dalam kepemimpinan tersebut tentunya harus mendapatkan dukungan

komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak khususnya seluruh warga

sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah merupakan satu aspek yang penting dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi

semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau

mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak

hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi

juga meliputi setiap tingkat dalam organisasi. Dalam kepemimpinan tersebut

tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai

pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting

dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui

penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga

keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol semata, akan tetapi

(18)

7

organisasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberhasilan organisasi

sekolah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah yaitu apakah kepemimpinannya mampu

menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan

efisien serta terpadu dengan proses manajemen yang dilakukannya.

Dalam konsep manajemen pendidikan modern menggariskan bahwa

efektifitas manajemen sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan manajernya

dalam membuat keputusan bermutu dengan menerapkan langkah-langkah

yang bermutu juga. Oleh karena itu, tuntutan yang paling penting dalam

bidang manajemen sekolah adalah kebutuhan akan manajer dan pemimpin

sekolah yang profesional yang dapat memanfaatkan sumber-sumber potensial

yang ada dalam organisasi sekolah secara efektif dan efisien guna

meningkatkan kinerja organisasi.

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan

kekuasaan. Dalam kegiatannya, pemimpin memiliki kekuasaan untuk

mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan

pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepemimpinan pendidikan yang diperlukan saat

ini adalah kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai budaya dan agama,

serta mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia

pendidikan khususnya dan umumnya atas kemajuan-kemajuan yang diraih di

luar sistem sekolah. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan salah

satu gaya kepemimpinan yang dianggap paling efektif untuk diterapkan pada

organisasi sekolah terutama dalam meningkatkan kinerja organisasi, dimana

gaya kepemimpinan ini memiliki makna mengubah sesuatu ke dalam bentuk

lain, dengan kata lain mampu melakukan perubahan.

Begitu juga dengan iklim sekolah yang merupakan atmosfer sosial dari

suatu lingkungan belajar yang merupakan ciri utama dari suatu sekolah. Iklim

sekolah yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Sebaliknya,

(19)

Awang Setiawan, 2014

efisiensi kerjanya, sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan dan akan

sangat berpengaruh pada efektivitas sekolah.

Namun pada kenyataannya dari 42 Sekolah Dasar Negeri yang ada di

kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka, penerapan efektivitas sekolah

masih cukup beragam. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan sebutan

yakni ada yang yang disebut Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) dan ada

Sekolah Pelayanan Minimum (SPM). Demikian juga apabila dilihat dari latar

belakang pendidikan, pengetahuan, skill, pengalaman, aktualisasi dan

sosialisasi, dari masing-masing kepala sekolah juga berbeda-beda.

Hal lain yang menjadi bukti keberagaman efektivitas sekolah dasar di

Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka adalah dilihat dari tingkat

akreditasi sekolah sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1.1.

Data Akreditasi Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka

No. Tingkat Akreditasi

Sekolah Jumlah Sekolah Prosentase

1 Terakreditasi A 3 SD 7,14

2 Terakreditasi B 34 SD 80,95

3 Terakreditasi C 5 SD 11,91

Jumlah 42 SD 100

Sumber data: UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 42 SD Negeri yang ada di

UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka hanya

7,14% sekolah yang telah memiliki akreditasi A, dan 80,95% sekolah

terakreditasi B. Sedangkan sisanya yaitu 11,91% masih terakreditasi C. Hal

ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa sekolah yang tingkat

akreditasinya masih rendah.

Permasalahan lain yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka diantaranya adalah kurangnya kerjasama

kemitraan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat. Hal

ini berpengaruh pada kurangnya dukungan masyarakat dan pemerintah daerah

terhadap program-program yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sehingga

(20)

9

Dengan adanya berbagai fenomena tersebut sangat menarik untuk dikaji

lebih mendalam melalui sebuah penelitian yang difokuskan pada judul ”Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektivitas sekolah seperti

dikemukakan oleh Edmond (Hoy dan Miskel, 2008:302) yaitu: (1) harapan

yang tinggi dari pengajar; (2) kepemimpinan instruksional yang kuat dari

pemimpin lembaga pendidikan tersebut; (3) iklim yang teratur, tenang dan

berorientasi kerja pendidikan; (4) melaksanakan kegiatan akademik yang

terfokus; dan (5) pemantauan atas prestasi kerja siswa.

Sedangkan Scheerens (2003:42) memberikan analisa tentang

faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektivitas sekolah yaitu: (1) Prestasi,

orientasi, harapan tinggi, (2) Kepemimpinan Pendidikan, (3) Konsensus dan

kohesi antar staf, (4) Kualitas kurikulum/kesempatan belajar, (5) Iklim

Sekolah, (6) Potensi evaluative, (7) Keterlibatan orang tua, (8) Iklim kelas,

dan (9) waktu belajar efektif.

Dari paparan permasalahan di atas menunjukkan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi efektivitas sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain

kepemimpinan kepala sekolah, tujuan sekolah, implementasi kurikulum,

alokasi sumber daya, iklim sekolah, program dan pembiayaan, partisipasi

masyarakat, dan prestasi/hasil belajar. Faktor-faktor tersebut dapat

(21)

Awang Setiawan, 2014

Diadaptasi dari Wayne K Hoy & Cecil G. Miskel (2008:302-303) dan Scheerens (2003 : 42)

Gambar 1.1.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Sekolah

C. Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah,

maka penelitian ini difokuskan pada faktor kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim sekolah. Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah

berkontribusi terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka?“.

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah

pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten

Majalengka ?

2. Bagaimanakah gambaran iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

Efektivitas sekolah

Prestasi/Hasil belajar

Partisipasi masyarakat

Program dan pembiayaan

Iklim sekolah

Alokasi sumber daya Kepemimpinan

kepala sekolah Tujuan

sekolah

(22)

11

3. Bagaimanakah gambaran efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah

terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

5. Seberapa besar kontribusi iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

6. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dan iklim sekolah secara simultan terhadap efektivitas sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas sekolah. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diidentifikasi tujuan

spesifik penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

2. Gambaran iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka.

3. Gambaran efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka.

4. Besaran kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah

terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka.

5. Besaran kontribusi iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

6. Besaran kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

iklim sekolah secara simultan terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah

(23)

Awang Setiawan, 2014

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis

maupun praktis.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam hal :

a. Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya pada

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan

efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka.

Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan

munculnya pengembangan konsep-konsep konstektual yang berkenaan

dengan keterkaitan antara kepemimpinan transformasional kepala

sekolah dan iklim sekolah dengan karakteristik organisasi sekolah yang

memberikan kontribusi ke arah tercapainya efektivitas sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

b. Memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan efektivitas

Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten

Majalengka.

c. Dapat dijadikan model dalam pengembangan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap efektivitas

Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten

Majalengka.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka

dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja sekolah

yang dikaitkan dengan pelaksanaan pengelolaan sekolah yang

dihadapkan dengan masa depan yang penuh tantangan dari berbagai

kekuatan, kelemahan, dan peluang yang dimiliki oleh lembaga agar

dapat meningkatkan efektivitas sekolah.

b. Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka

(24)

13

sekolah dan iklim sekolah dalam membina tenaga kependidikan pada

lembaga yang dikelolanya untuk peningkatan efektivitas sekolah.

c. Kepala Sekolah dalam tugas dan perannya mengelola lembaga

pendidikan beserta program-programnya untuk menghadapi berbagai

perubahan lingkungannya baik internal maupun eksternal.

d. Lembaga pendidikan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan

dengan dengan program-program pendidikan.

e. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pelaksanaan

pembinaan dan pengembangan terhadap kepala sekolah dalam

meningkatkan efektivitas sekolah.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis pada penelitian ini memaparkan 5 bab, yaitu

sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang dasar alasan

masalah yang diteliti, mulai dari latar belakang masalah yang menjelaskan

alasan mengapa masalah ini diteliti. Identifikasi dan perumusan masalah yang

memaparkan variabel-variabel yang akan diteliti dan merumuskan masalah

yang akan diteliti. Selanjutnya tujuan penelitian memaparkan tujuan dari

penelitian yang dilakukan peneliti. Manfaat penelitian untuk mengetahui,

manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini.

Bab II menjelaskan mengenai kajian pustaka yang memaparkan

konsep/teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka

pemikiran merupakan konsep yang digunakan yang menggambarkan masalah

yang akan diteliti, dan hipotesis penelitian.

Bab III memaparkan mengenai metodologi penelitian yang menjabarkan

tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode yang digunakan,

termasuk beberapa komponen yaitu teknik pengumpulan data, definisi

operasional, langkah-langkah dan proses penelitian dan pengumpulan data

(25)

Awang Setiawan, 2014

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan

dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah

penelitian, hipotesis penelitian, gambaran kecenderungan umum dan

pembahasan atau analisis temuan.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri yang

tersebar di Wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih

Kabupaten Majalengka yang berjumlah 42 sekolah. Adapun alasan

pemilihan lokasi di kecamatan tersebut adalah dengan pertimbangan

sebagai berikut:

a) Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan kabupaten

Majalengka dijelaskan bahwa belum ada penelitian sejenis yang

pernah dilakukan di wilayah UPTD Pendidikan kecamatan

Lemahsugih kabupaten Majalengka.

b) Lokasi penelitian cukup strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Sedangkan menurut Akdon dan

Hadi, S. (2005:96) menyatakan bahwa populasi merupakan objek dan

subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek penelitian yang

berada dalam suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu

sebagai objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri

yang berada di lingkungan kecamatan Lemahsugih kabupaten

(27)

Awang Setiawan, 2014

penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru se-kecamatan Lemahsugih

kabupaten Majalengka yang berjumlah 395 orang terdiri dari 42 kepala

sekolah dan 353 orang guru. Berikut adalah data populasi guru sekolah

dasar di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

Tabel 3.1.

Data Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Populasi

(28)

57

42 SDN Sinargalih III 1 8

Jumlah 42 353

3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Di dalam penelitian

diperkenankan untuk meneliti sebagian dari jumlah populasi apabila

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena

berbagai alasan.

Penelitian ini difokuskan pada efektivitas Sekolah Dasar Negeri

yang ada di wilayah kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka. Oleh

sebab itu, teknik pengambilan sampel dalam penenlitian ini adalah

menggunakan sampel berpeluang (probability sampling) dengan teknik

sampel berstrata tapi kurang proporsional (disproportionate stratifield

random sampling).

Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini, peneliti

mengambil seluruh kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah

penelitian sejumlah 42 orang sebagai sampel, sedangkan untuk

menentukan jumlah sampel dari guru adalah dengan menggunakan rumus

Slovin dalam Riduwan sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N x (e2)

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel yang masih ditolelir dengan tingkat

kepercayaan penelitian apabila digeneralisasikan.

Tingkat toleransi pada penelitian atau tingkat kesalahan pada

penelitian ini adalah 0,1 atau 10% dan tingkat kepercayaan penelitian ini

(29)

Awang Setiawan, 2014

Berdasarkan rumus tersebut tersebut diperoleh jumlah sampel (n)

untuk guru sekolah dasar di kecamatan Lemahsugih kabupaten

Majalengka, yaitu sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N x ( e2)

353

n = --- 1 + 353 x (0,1)2

n = 77,9 dibulatkan = 78 orang guru.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah seluruh sampel dalam

penelitian ini adalah 120 orang yang terdiri dari 42 orang kepala sekolah

dan 78 orang guru.

Untuk menentukan jumlah guru dari tiap sekolah yang akan

dijadikan sampel penelitian, ditentukan dengan perhitungan sebagai

berikut:

1. SDN Bangbayang I

6

n = --- x 78 responden = 1,32 responden 353

n = 1,32 dibulatkan = 1 responden.

Setelah dihitung secara rinci setiap SD satu persatu, akhirnya

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Rekapitulasi Jumlah Responden Penelitian

No. Nama Sekolah

Jumlah

Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total

1 SDN Bangbayang I 1 6 1 1 2

2 SDN Bangbayang II 1 7 1 2 3

3 SDN Borogojol I 1 8 1 2 3

4 SDN Borogojol II 1 9 1 2 3

5 SDN Cipasung I 1 7 1 2 3

6 SDN Cipasung II 1 7 1 2 3

(30)

59

Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total

Penelitian ini adalah penelitian populasi yaitu meneliti tingkat

efektivitas sekolah pada 42 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Oleh sebab itu data akhir sampel

(31)

Awang Setiawan, 2014

dengan cara menghitung rata-rata sampel guru dari tiap sekolah,

kemudian dijumlahkan dengan kepala sekolah dan dirata-ratakan

sehingga menjadi satu unit analisis dari tiap sekolah. Dengan demikian

jumlah unit analisis sampel yang digunakan adalah 42 unit sampel.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data kemudian

mengolah data tersebut sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan

permasalahan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:1) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Hal senada dikemukakan Kerlinger dalam Riduwan (2008 :49) bahwa:

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari berasal dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Merujuk pada pendapat di atas maka masalah kepemimpinan

transformasional kepala sekolah, iklim sekolah, dan efektivitas sekolah pada

umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang

kontekstual pula. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode survey, dengan alasan metode survey dianggap

paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup besar

sehingga dapat ditemukan distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel

sosiologis dan psikologis. Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada

pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu kepemimpinan

transformasional kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2), dan efektivitas

sekolah (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data

yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya.

Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara

(32)

61

jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan

digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat

dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk

digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan

rujukan yang cukup akurat.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang diteliti atau semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur suatu

variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua

variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent

variable). Variabel bebas adalah kepemimpinan transformasional kepala

sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah

efektivitas sekolah (Y). Berikut ini adalah definisi operasional untuk setiap

variabel penelitian.

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah adalah perilaku seorang

pemimpin sekolah dalam mentransformasi perubahan dengan

menunjukkan fungsinya sebagai katalisator dan agen perubahan, memiliki

kharisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan pertimbangan

individual kepada semua unsur yang ada di sekolah. Variabel

kepemimpinan transformasional kepala sekolah ini diukur melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Penentu arah program sekolah

1) Menetapkan program pengembangan kurikulum

2) Menetapkan program pengembangan fasilitas pembelajaran

3) Menetapkan program pengembangan sarana dan prasarana sekolah

4) Menetapkan program pengembangan guru

5) Menetapkan program pengembangan keuangan sekolah

b. Agen perubahan

1) Memotivasi guru dalam bekerja

(33)

Awang Setiawan, 2014

3) Memperlakukan guru sesuai kemampuannya

4) Menjalin networking dengan lembaga lain

c. Kharisma/pengaruh ideal

1) Menunjukkan kepribadian yang patut diteladani

2) Memiliki keahlian dasar dalam memimpin sekolah

3) Memiliki pengetahuan tentang administrasi sekolah

4) Melibatkan guru dalam perencanaan kegiatan sekolah

d. Motivasi inspirasional

1) Memperlakukan personil dengan santun

2) Menumbuhkan sikap antusias dalam bekerja

3) Menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat rekan kerja

4) Mengembangkan loyalitas personil terhadap lembaga

e. Stimulasi intelektual

1) Mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada staf

2) Menetapkan aturan untuk memfokuskan kegiatan sekolah

3) Memotivasi staf untuk sukses

4) Memfasilitasi pengembangan profesionalisme staf

5) Membina kepribadian staf

6) Memberikan kebebasan berpendapat dan berinovasi

f. Pertimbangan individual

1) Menilai guru dalam mengekspresikan gagasan dan pendapat

mereka.

2) Menumbuhkan rasa optimis guru terhadap masa depan

3) Memberikan penghargaan terhadap prestasi staf

4) Adanya pengakuan atas hasil kerja guru

5) Mencari berbagai sumber gagasan baru

6) Melakukan supervisi terhadap kinerja guru

2. Iklim sekolah adalah kualitas dari lingkungan sekolah yang terus menerus

(34)

63

non fisik pekerjaan yang meliputi kenyamanan dalam bekerja,

kesejahteraan dan kompensasi, terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah,

adanya dukungan pemimpin, pengawasan dan disiplin kerja, hubungan

yang harmonis dan kebijakan pengelolaan sekolah yang mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Variabel iklim sekolah ini diukur melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Kenyamanan dalam bekerja yang meliputi:

1) Menjaga kebersihan sekolah

2) Menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman

b. Kesejahteraan dan kompensasi yang meliputi:

1) Mendapatkan kesejahteraan sesuai aturan sekolah

2) Mendapatkan honor dari kegiatan ekstra kurikuler

3) Guru dan siswa mendapatkan penghargaan atas pencapaian

prestasi dan kinerjanya

c. Terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah yang meliputi:

1) Ruang kerja (seperti ruang kerja guru dan ruang kelas) memenuhi

Standar Nasional Pendidikan

3) Kepala sekolah mengecek ketersediaan sarana dan prasarana

sekolah

4) Kepala sekolah aktif mencari sumber pembiayaan untuk

penyediaan fasilitas sekolah

5) Sekolah memiliki media pembelajaran dan alat peraga yang

sesuai standar pemerintah

6) Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam pengadaan sarana

pembelajaran

d. Adanya dukungan pemimpin, pengawasan dan disiplin kerja yang

meliputi:

1) Guru mendapat perhatian dari kepala sekolah tentang kesulitan

yang dialami

(35)

Awang Setiawan, 2014

3) Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah

e. Hubungan yang harmonis yang meliputi:

1) Menjalin keakraban dan saling menghargai sesama teman sejawat

2) menjalin komunikasi dengan orang tua dan pemerintahan

setempat.

f. Kebijakan pengelolaan sekolah yang meliputi:

1) Menetapkan kebijakan pengelolaan sekolah diketahui oleh komite

sekolah

2) Mengevaluasi kegiatan sekolah bersama-sama dengan komite

sekolah.

3. Yang dimaksud dengan efektivitas sekolah dalam penelitian ini adalah

keberhasilan yang dicapai sekolah yaitu tingkat kesesuaian antara

hasil-hasil yang dicapai dengan yang telah ditetapkan yang meliputi: perumusan

tujuan sekolah, ekspektasi guru dan staf tinggi, implementasi kurikulum,

pemanfaatan sumber daya, adanya kerjasama kemitraan antara sekolah,

orang tua dan masyarakat serta komitmen yang tinggi dari staf sekolah

terhadap program sekolah. Variabel efektivitas sekolah ini diukur melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan sekolah (visi, misi dan tujuan) yang meliputi:

1) Rumusan visi sekolah dinyatakan dengan jelas dan menarik.

2) Mampu menjelaskan bagaimana visi itu dapat dicapai

3) Memberikan kewenangan untuk mencapai visi sekolah

4) Adanya kesesuaian antara tujuan sekolah dengan kondisi/

kemampuan sekolah

5) Dapat dipahami oleh seluruh warga sekolah

6) Adanya dukungan orang tua terhadap suksesnya visi sekolah

7) Dijadikan dasar pengambilan keputusan

(36)

65

1) Guru memberikan bimbingan khusus pada siswa yang lemah

prestasinya

2) Guru meyakini bahwa semua siswa dapat belajar optimal

3) Guru meluangkan waktu lebih untuk mendampingi siswa

4) Guru menguasai bahan pelajaran

5) Guru memiliki kelayakan jenjang pendidikan

6) Rata-rata KKM tercapai

7) Kepala sekolah menanamkan kesadaran kepada guru terhadap

tugas pokoknya.

c. Implementasi kurikulum yang meliputi:

1) Adanya pengorganisasian kurikulum yang jelas

2) Sekolah memiliki program kegiatan ekstra kurikuler dan

keagamaan yang jelas

3) Adanya koordinasi dengan komite sekolah dalam penetapan

kurikulum

d. Pemanfaatan sumber daya yang meliputi:

1) Guru memonitor kemajuan siswa

2) Siswa responsif terhadap kegiatan sekolah

3) Siswa mengikuti kegiatan ektra kurikuler sesuai bakat dan

minatnya

4) Siswa memiliki motivasi untuk meraih prestasi dan melanjutkan

studi

5) Strategi belajar yang bervariasi

6) Pekerjaan rumah yang sering, penilaian dan umpan balik

7) Guru memfasilitasi siswa belajar aktif

8) Memotivasi siswa untuk meraih prestasi akademik dan non

akademik

e. Adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan

masyarakat yang meliputi:

(37)

Awang Setiawan, 2014

2) Adanya komunikasi yang baik antara sekolah dengan orang tua

siswa

3) Adanya dukungan pemerintah daerah setempat

f. Komitmen yang tinggi dari staf sekolah terhadap program sekolah

yang meliputi:

1) Guru dilibatkan dalam menyusun rencana strategis sekolah

2) Seluruh staf mendukung kebijakan yang ditetapkan sekolah

3) Seluruh staf menjaga nama baik sekolah

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan

instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,

2008:148). Sedangkan Riduwan (2008:71) mengemukakan bahwa instrumen

penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses

pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan

reliabilitas).

Berdasarkan teori diatas, maka untuk memperoleh data tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas

sekolah maka digunakan alat pengumpul data berupa kuesioner (angket)

dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan definisi

operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah

disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala likerts.

Skala likers digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2012:93). Dengan menggunakan skala likerts ini penulis ingin

(38)

67

transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas sekolah

pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih kabupaten

Majalengka.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga

variabel penelitian ini adalah angket skala likerts dengan lima alternatif

jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Hampir

Tidak Pernah (HTP), dan Tidak Pernah (TP).

Adapun pemberian skor untuk masing-masing kontinum adalah

sebagai berikut:

Skor 5 : untuk kategori jawaban selalu (SL) Skor 4 : untuk kategori jawaban sering (SR)

Skor 3 : untuk kategori jawaban kadang-kadang (KD) Skor 2 : untuk kategori jawaban hampir tidak pernah (HTP) Skor 1 : untuk kategori jawaban tidak pernah (TP)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator

masing-masing variabel. Untuk mendapatkan keshahihan dilakukan

melalui pendefinisian dan study kepustakaan serta diskusi dengan

pembimbing. Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi

berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun pernyataan sesuai dengan

indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat

kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari

aspek yang diukur. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Coba Responden

Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang

(39)

Awang Setiawan, 2014

sebanyak 30 (tiga puluh ) orang guru sekolah dasar yang berada di

wilayah UPTD Pendidikan kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

Jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk uji coba.

b. Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba instrumen dilakukan dengan melalui langkah berikut:

a) membagikan angket terhadap responden (guru), b) memberi

keterangan atau penjelasan mengenai cara pengisian angket, c) para

responden melakukan pengisian sesuai aturan atau petunjuk,

d) responden mengumpulkan kembali angket yang telah diisi.

c. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui

kelemahan dan kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi

pada item-item angket baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang

tersedia maupun dalam setiap jawaban dan pernyataan yang ada. Uji

coba ini juga dilakukan untuk menganalisis intrumen sehingga bisa

diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang

telah ditetapkan pada masing masing variabel. Selanjutnya untuk

mengetahui butir pernyataan yang valid dan reliabel maka dilakukan

uji validitas dan reliabilitas.

d. Uji Validitas

Arikunto (2010:167) menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat

instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan

diukur. Jenis validitas yang dipakai peneliti adalah validitas logis.

Sedangkan menurut Sugiyono (Akdon 2008:143) mengemukakan

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshohihan

suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti instrumen itu

(40)

69

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui

melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti

yang diungkapkan Sugiyono, dalam Akdon ( 2008:144):

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan :

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah

untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel

Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r² Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2),

dengan kaidah keputusan, jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika

t hitung < t tabel, berarti tidak valid.

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung

reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman

Brown sebagai berikut:

a) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-1)

(41)

Awang Setiawan, 2014

Dengan kaidah pengambilan keputusan jika r hitung > r tabel berarti

item angket reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti item angket

(42)

71

A. Uji Validitas

Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan

komputer dengan program SPSS versi 17.0 for windows. Dengan

demikian, untuk mengetahui tingkat validitas instrumen maka dapat

melihat angka pada kolom corrected item-total correlation yang

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai

r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka

item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan. Sebaliknya, jika

r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak

dapat digunakan untuk penelitian.

a) Validitas Variabel X1 (Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah)

Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut di atas, maka

untuk variabel X1 (kepemimpinan transformasional kepala sekolah)

yang terdiri dari 31 item pernyataan, ternyata r hitung > r tabel sehingga

dinyatakan valid seluruhnya. Dengan demikian seluruh

pernyataan/item soal layak digunakan untuk penelitian. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut, dimana nilai r hitung diambil

dari nilai Item-Total Statistics dengan menggunakan SPSS versi 17.0

sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Variabel X1

(Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah)

No. Item Soal r hitung α r tabel = 0.05; n = 30

Valid/tidak

valid Keputusan

Soal No. 1 0.501 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.480 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.652 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.529 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 5 0.625 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.516 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 7 0.591 >0.361 Valid Digunakan

(43)

Awang Setiawan, 2014

Soal No. 9 0.376 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 10 0.441 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 11 0.656 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 12 0.646 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 13 0.647 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 14 0.643 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 15 0.489 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 16 0.602 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 17 0.762 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 18 0.639 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 19 0.579 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 20 0.402 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 21 0.389 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 22 0.638 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 23 0.581 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 24 0.475 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 25 0.738 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 26 0.536 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 27 0.484 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 28 0.485 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 29 0.535 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 30 0.782 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 31 0.638 >0.361 Valid Digunakan

b) Validitas Variabel X2 (Iklim Sekolah)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah

No. Item Soal r hitung α r tabel = 0.05; n = 30

Valid/tidak

valid Keputusan

Soal No. 1 0.539 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.437 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.457 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.242 <0.361 Tidak Valid Dieliminasi

Soal No. 5 0.408 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.513 >0.361 Valid Digunakan

(44)

73

Dari 32 item soal pada angket ternyata, item soal nomor 4, 8,

9, 10, 15, 27 dan 28 memiliki nilai r hitungyang lebih kecil dari r tabel

(r hitung < r tabel) dengan tingkat signifikansi 5%. Setelah

berkonsultasi dengan pembimbing, item soal nomor 4, 8, 15, dan 28

yang tidak valid dieliminasi, sedangkan item soal nomor 9, 10, dan 27

sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga

sesuai dengan kapasitas responden. Maka item soal nomor 8,10 dan

(45)

Awang Setiawan, 2014

c) Validitas Variabel Y(Efektivitas Sekolah)

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Efektivitas Sekolah

No. Item

Soal r hitung

r tabel

α= 0.05; n = 30 Valid/tidak valid Keputusan

Soal No. 1 0.793 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.795 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.759 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.624 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 5 0.748 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.716 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 7 0.589 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 8 0.811 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 9 0.539 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 10 0.357 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 11 0.371 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 12 0.657 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 13 0.615 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 14 0.364 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 15 0.711 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 16 0.541 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 17 0.593 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 18 0.677 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 19 0.466 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 20 0.598 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 21 0.209 <0.361 Tidak Valid Diperbaiki

Soal No. 22 0.617 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 23 0.429 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 24 0.594 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 25 0.577 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 26 0.456 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 27 0.609 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 28 0.827 >0.361 Valid Digunakan

(46)

75

Soal No. 30 0.536 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 31 0.440 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 32 0.545 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 33 0.571 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 34 0.492 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 35 0.554 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 36 0.580 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 37 0.711 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 38 0.482 >0.361 Valid Digunakan

Dari 38 item soal yang digunakan dalam uji coba, ternyata item

soal nomor 21 memiliki r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi

95% sehingga soal nomor 21 dinyatakan tidak valid. Setelah

dikonsultasikan kepada pembimbing soal tersebut diperbaiki

bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas dan layak digunakan

untuk variabel efektivitas sekolah. Dengan demikian total soal yang

digunakan tetap terdiri dari 38 item.

B. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melalui

bantuan komputer dengan program SPSS versi 17.0 for windows.

Dalam analisis ini apabila data dikatakan reliabel harus dibuktikan

dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas perhatikan

angka pada Guttaman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai

r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel, jika r hitung > r tabel maka

item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item

(47)

Awang Setiawan, 2014

a) Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.904

N of Items 16a

Part 2 Value 0.911

N of Items 15b

Total N of Items 31

Correlation Between Forms 0.682

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .811

Unequal Length 0.811

Guttman Split-Half Coefficient 0.803

Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan SPSS (Statistical

Product and Service Solutions) Versi 17.0. Untuk pengujian

reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar

0,803. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan

dengan r hitung (0.803) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa instrumen kepemimpinan transformasional

kepala sekolah tersebut reliabel.

b) Hasil Uji Reliabilitas Iklim Sekolah

Tabel 3.7.

Hasil Uji Reliabilitas Iklim Sekolah

Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.799

N of Items 16a

Part 2 Value 0.847

N of Items 16b

Total N of Items 32

Correlation Between Forms 0.720

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length 0.837

Unequal Length 0.837

Gambar

Tabel  Halaman
Tabel 1.1. Data Akreditasi Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan UPTD Pendidikan
Gambar 1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Sekolah
Tabel 3.1. Data Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan layanan jaringan selular dapat menciptakan komunikasi yang meningkat akan menyebabkan kanal-kanal di dalam sebuah sel menjadi tidak mencukupi lagi untuk

Pemberian no klasifikasi pada punggung buku yang diberikan oleh pustakawan Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tengah.. Penyusunan buku di rak pada Kantor

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa ceklist. Berikut adalah kriteria penilaian butir soal.. Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten

[r]

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai