• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, sangat

diperlukan adanya komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya.

Perekonomian masyarakat tersebut dicerminkan dalam bentuk organisasi

badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

menyebar ke segala pelosok daerah dan operasinya yang sudah mejangkau

secara luas bahkan sampai ke luar negeri. Para stakeholder atau pemangku

kepentingan menghendaki diadakan pengawasan atau pengendalian terhadap

perusahaan agar mereka dapat menggunakan laporan keuangan yang dapat

dipercaya.

Kegiatan audit sangat diperlukan untuk memeriksa laporan keuangan

yang disajikan, tujuannya agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang

dapat memberikan informasi yang relevant dan reliable. Auditing adalah

proses yang sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti bukti-bukti

secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut

dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaiakan hasilnya kepada

(2)

Jasa akuntan publik dibutuhkan oleh perusahaan agar penilaian audit

terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen dilakukan secara bebas dan

tidak memihak. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan

tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat

memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan

keputusan. Dengan memeriksa opini yang dikeluarkan oleh akuntan publik,

masyarakat dapat mengetahui perusahaan mana yang memiliki keadaan

keuangan yang wajar dan tidak terdapat kecurangan dalam proses bisnisnya.

Auditor eksternal menjadi bagian penting dalam mekanisme penilaian

informasi, dimana auditor eksternal mempunyai peran dalam memberikan

keyakinan untuk melindungi hak-hak investor. Dalam penggunaan jasa auditor

eksternal, perusahaan mengeluarkan biaya untuk membayar jasa auditor

eksternal. Biaya ini biasanya disebut juga dengan fee audit. Iskak (1999)

dalam Desi dkk (2014) mendefinisikan fee audit sebagai hororarium yang

dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit

yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Berdasarkan surat

keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia pada tangga 2 Juli

2008 nomor KEP.24/IAPI/VII/2008 mengenai Kebijakan Penentuan Fee

Audit dimana surat tersebut digunakan sebagai pedoman bagi seluruh Anggota

Institut Akuntan Publik Indonesia dalam menentukan besarnya imbalan yang

wajar atas jasa profesional yang mereka berikan sebagai akuntan publik.

(3)

Akibatnya timbul akan adanya banyak praktek yang kurang adil,

seperti persaingan fee audit di pasar. Hal itu terjadi karena belum diatur secara

jelas, sehingga fee audit bisa dibanting sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Sehingga akan timbul adanya perang tarif antar auditor.

Teori keagenan merupakan dasar teori yang diterapkan di dalam

praktik bisnis perusahaan. Prinsip dasar dalam teori ini adalah adanya

hubungan kerja diantara pihak yang memberi wewenang dengan pihak yang

menerima wewenang dalam suatu bentuk kontrak kerjasama (Jensen dan

Meckling, 1976). Pemilik (investor) pasti menginginkan return yang tinggi

atas investasi yang mereka tanamkan, sedangkan di satu sisi manajemen

mengharapkan kompensasi yang tinggi atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya konflik antara manajemen dengan

pemilik. Untuk mengatasi perbedaan kepentingan dan masalah agensi yang

timbul adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance).

Dalam konsep Good corporate governance, salah satu komponen

yang berperan penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang

baik adalah dewan komisaris independen . Keberadaan komisaris independen

dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih obyektif dan independen,

dan juga untuk menjaga ”fairness” serta mampu memberikan keseimbangan

antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap

kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para

(4)

BEI tanggal 1 Juli 2000, telah mengatur mengenai keberadaan komisaris

independen. Dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam

bursa harus mempunyai komisaris independen yang sebanding dengan jumlah

saham yang dimiliki oleh para pemegang saham minoritas. Persyaratan

mengenai jumlah minimal komisaris independen adalah 30 % dari seluruh

anggota dewan komisaris. Penelitian tentang karakteristik dewan komisaris

terhadap fee audit salah satunya dilakukan oleh Yatim et al., (2006) dalam

Prastuti (2013) yang mengungkapkan bahwa adanya komisaris independen

mampu memberikan pengawasan dan keandalan dalam proses laporan

keuangan. Maka hal tersebut dapat mengurangi penilaian resiko auditor dan

upaya audit yang kurang dibutuhkan sehingga menyebabkan fee audit yang

lebih rendah.

Selain independensi dewan komisaris, dalam konsep Good corporate

governance, komite audit juga berperan penting dalam proses penerapan tata

kelola perusahaan. Bursa Efek Jakarta mengeluarkan peraturan

315/BEJ/06-2000 yang kemudian disempurnakan dengan peraturan

No.Kep-339/BEJ/07-2001 pada tanggal 1 Juli 2001 mengenai pembentukan komisaris

independen, komite audit, dan sekretaris dewan bagi perusahaan publik yang

terdaftar di bursa. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan tercatat

memiliki komite audit. Hal ini didukung oleh Keputusan Ketua Bapepam No.

Kep-29/PM/2004 yang menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang

dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas

(5)

The Blue Ribbon Company (1999) merekomendasikan bahwa komite

audit yang independen, rajin, berjumlah banyak, dan memiliki keahlian

akuntansi merupakan langkah yang baik untuk mengevaluasi pihak

manajemen dan praktik pelaporan keuangan. Hal ini merupakan langkah

untuk mendukung perbaikan dalam perusahaan. Hubungan antara komite

audit dan auditor eksternal cukup kompleks, baik dalam hal kebutuhan

layanan audit oleh klien serta dalam hal ketersediaaan layanan audit oleh

auditor eksternal (Collier dan Gregory, 1996 dalam Stewart and Kent, 2006).

Dalam berbagai penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh

Abbot et al., (2003) dalam Desi dkk (2014), menggunakan data dari Amerika

Serikat, melaporkan adanya pengaruh antara independensi komite audit,

keahlian (expertise) dan fee audit, namun tidak terdapat pengaruh antara

frekuensi pertemuan dan fee audit. Sementara dalam penelitian (Sehrish

Rustam et al., 2013) anggota komite audit independen berpengaruh terhadap

tingkat biaya audit dengan tingkat signifikansi yang cukup tinggi, dimana

bahwa komite audit melengkapi pekerjaan auditor eksternal dalam monitoring

manajemen. Selain itu perusahaan dengan banyak melakukan rapat memiliki

hubungan terhadap peningkatan biaya audit dikarenakan untuk membayar

auditor eksternal lebih tinggi dalam menghadiri rapat komite audit.

Dari berbagai faktor-faktor yang menentukan besar-kecilnya fee

auditor eksternal, salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi besar

kecilnya fee auditor eksternal adalah keberadaan audit internal. Audit internal

(6)

Internal Auditor (IIA, 2014) mendefinisikan audit internal adalah suatu

kegiatan assurance dan konsultasi (consulting) yang independen dan objektif

yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu

organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut membantu organisasi yang

bersangkutan mencapai tujuan-tujuannya dengan mengevaluasi dan

memperbaiki efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata

kelola (governance) melalui pendekatan yang teratur dan sistematik.

Menurut Hay et al., (2008) dalam Hazmi (2013) terdapat dua

pandangan terhadap hubungan antara pengendalian internal, corporate

governance serta audit eksternal yang pada akhirnya akan berpengaruh

terhadap fee audit. Pandangan pertama adalah apa yang disebut sebagai

kontrol pengganti (substitution control view) yang menyatakan bahwa

hubungan antara audit eksternal dan sumber-sumber pengendalian atau

control yang ada saling menggantikan. Dalam control pengganti (substitution

control view) penambahan dalam suatu pengendalian akan mengurangi fungsi

pengendalian yang lain, sehingga akan menimbulkan pengaruh antara

pengendalian, corporate governance dan audit eksternal.

Pandangan kedua adalah apa yang disebut kontrol tambahan

(complementary control view) yang menyatakan hubungan antara

pengendalian atau control, corporate governance dan auditing saling

melengkapi dan bukan saling menggantikan serta penambahan terhadap suatu

(7)

Dalam pandangan ini dewan komisaris dengan kewajiban yang

dimiliki akan mengakibatkan permintaan terhadap fee audit eksternal

bertambah dengan tujuan agar reputasi mereka tetap terjaga yang akan

berkonsekuensi pada penambahan fee audit. Goodwin Steward (2006)

menguatkan pandangan ini dengan menemukan bahwa adanya pengaruh

antara keberadaan fungsi internal audit dan peningkatan permintaan terhadap

audit eksternal yang menyebabkan peningkatan terhadap fee audit.

Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa hubungan antara auditor

internal dan auditor eksternal adalah sebagai subtitusi satu sama lain. Dimana

peran auditor eksternal dapat digantikan oleh auditor internal, sehingga

terdapat pengaruh antara auditor internal terhadap fee audit eksternal (Ho dan

Hutchinson, 2010; Felix et al., 2001; Turpin, 1990 dalam Pratama, 2015).

Lalu penelitian tersebut diperluas oleh Singh dan Newby (2009) yang

berjudul “Internal audit and audit fees: further evidence” dengan

menggunakan data tahun 2005 yang terkumpul dari laporan tahunan. Dua

penelitian tersebut secara konsisten menemukan bahwa keberadaan fungsi

internal audit berpengaruh terhadap fee audit eksternal.

Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Desi dkk (2014). Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah :

Penelitian ini menambahkan dua variabel independen yaitu, independensi

dewan komisaris dan internal audit. Alasan ditambahkannya variabel

independensi dewan komisaris dan internal audit karena dalam struktur Good

(8)

audit juga memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan tata kelola

perusahaan yang baik.

Dari uraian diatas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini

karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi fee audit dan bagaimana pengaruh setiap faktor terhadap fee

audit. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai

“PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE

AUDIT DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012–2014)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah yang dapat digambarkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah independensi dewan komisaris berpengaruh terhadap fee audit

eksternal?

2. Apakah independensi komite audit berpengaruh terhadap fee audit

eksternal?

3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap fee audit eksternal?

4. Apakah intensitas pertemuan komite audit berpengaruh terhadap fee audit

eksternal?

(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh independensi dewan komisaris

terhadap fee audit eksternal.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh independensi komite audit

terhadap fee audit eksternal.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap

fee audit eksternal.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh intensitas pertemuan komite

audit terhadap fee audit eksternal.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh internal audit terhadap terhadap

fee audit eksternal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

sebagai berikut:

1. Menjadi bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai hubungan antara independensi dewan komisaris,

karakteristik komite audit dan karakteristik auditor dengan fee audit

eksternal.

2. Memberikan informasi mengenai karakteristik struktur komite audit apa

(10)

dapat mengontrol dan mengendalikan faktor-faktor yang menentukan

besarnya fee audit eksternal.

3. Penelitian ini juga diharapkan mampu untuk memberikan tambahan

informasi bagi perusahaan mengenai pentingnya penerapan independensi

dewan komisaris, karakteristik komite audit, dan karakteristik auditor

dalam menentukan besar kecilnya fee audit eksternal.

4. Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi

mengenai besar atau kecilnya fee audit yang diterima auditor eksternal.

Sebagai suatu tinjauan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka

menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pemakai laporan

keuangan.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yang beraturan,

terdiri dari beberapa bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang akan

dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan yang merupakan gambaran

yang menyeluruh dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan erat dengan topic

(11)

dikategorikan dalam teori dasar/umum dan teori-teori khusus yang

berhubungan lansung dengan topic bahasan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi variabel penelitian yang

digunakan, penentuan sampel dan populasi data yang akan

digunakan. Selain itu bab ini juga berisi jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data yang digunakan, serta metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan isi pokok keseluruhan penelitian ini. Bab ini

menyajikan hasil pengolahan data sidertai dengan pembahasan atas

hasil pengolahan tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Agar suatu jaringan LAN atau Workgroup dapat terbentuk, selain harus memiliki komputer Server dan Workstation, juga diperlukan perangkat keras lain yang mendukung jaringan

[r]

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor : 54 Tahun 2010 dan perubahannya Nomor : 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah,

Hasil dari pengembangan ini dapat diimplementasikan melalui jaringan komputer lokal (intranet), sehingga dapat digunakan pengguna lain (petugas perawatan) untuk memasukan

Perkem- bangan tari topeng gaya Indramayu tidak terlepas dari perilaku individu dalang topéng , baik dalam hal kreativitas untuk menciptakan kreasi-kreasi baru maupun

Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN terbaik di Indonesia dengan prestasi-prestasi gemilang, pertumbuhan finansial yang baik dan kondisi kerja yang kondusif merupakan

1. Fungsi Kesehatan dan Hasil Penelitian.. Fungsi Kesehatan dan Hasil Penelitian Kuliah interaktif dan kerja kelompok 100 menit Tugas Individu dan kelompok Ketepatan

selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan senantiasa memberikan masukan serta kritikan yang sangat bermanfaat sehingga penulis