iv ABSTRACT
Estimation of Body Weight of Wagon Horse Based on the Linear Body Size by Principal Component Regression
Saragih, E. I. M., R. R. Noor and R. H. Mulyono
The aim of this study is to estimate the body weight of North Sulawesi wagon horse based on the linear size of body surface at Manado, Minahasa and Tomohon. The size and shape of the head associated with body weight; was in order to determine the morphometric characteristics of wagon horse. The body size variables observed included chest circumference, width of chest, the chest, shoulder height, hip height, hip circumference, body length, and thigh length, while the linear variables of head surface were neck length, width head as well as the length of the head. The data were analyzed descriptively and followed by using T2-Hotelling statistic test, Principal Component Regression (ARKU), Pearson correlation, principal component analysis (AKU) and the establishment of a crowd diagram analyses. Wagon horse originated from Manado, Minahasa, and Tomohon were different from each other. Wagon horse from Tomohon and Manado have the most significant distinction. Manado wagon horse is classified as small horse, Minahasa wagon horse is classified as medium horse, and Tomohon wagon horse is classified as big horse. Average elasticity of body weight against linear size of Tomohon male and female wagon horse body surface, each of them were found at chest circumference and body length. Average elasticity of body weight against linear size of Minahasa male and female wagon horse body surface, both of them were found at body length. Average elasticity of body weight against linear size of Manado male and female wagon horse body surface, i. e. shoulder height and chest circumference. Elasticity value indicates that every one percent increase in linear size of the body surface will increase the body weight as many as elasticity value percentage.
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kuda berperanan penting secara ekonomis sebagai alat transportasi, penarik beban atau kuda tarik dan pengangkut beban. Populasi kuda di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (2009) berkisar 409 ribu ekor yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumbawa, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Kuda tersebut merupakan kuda lokal dan kuda hasil silangan dengan kuda unggul luar negeri yang diintroduksi ke Indonesia, seperti kuda Arab dan Thoroughbred. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan kepemilikan kuda delman yang tinggi yang berpotensi untuk dikembangkan.
Kepemilikan kuda delman sebagai kuda tarik atau penarik beban di Sulawesi Utara merupakan aset daerah setempat untuk pengembangan program pariwisata. Karakteristik genetik pada jenis kuda delman Sulawesi Utara dan hasil silangannya berdasarkan morfometrik tubuh meliputi bobot badan dan beberapa ukuran linear permukaan tubuh. Kuda delman Sulawesi merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang keberadaannya memerlukan perhatian khusus. Penyebaran kuda delman ditemukan di beberapa wilayah Sulawesi Utara. Wilayah Sulawesi Utara memiliki keragaman topografi dan lingkungan yang tunggi. Hal tersebut merupakan daya tarik khusus pengunjung karena keberagaman performa fisik kuda delman. Keberagaman tersebut merupakan daya tarik tersendiri dihubungkan dengan kondisi topografi wilayah setempat. Kuda delman dengan ukuran tubuh tertentu diperlukan pada wilayah dengan kondisi topografi tertentu pula.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Kuda
Kuda diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas
mammalia (menyusui anak), ordo Perissodactyla yakni (tidak memamah biak) dan famili Equidae serta spesies Equus cabalus (kuda rekreasi) (Blakely dan Bade, 1994). Bowling dan Ruvinsky (2000) menjelaskan bahwa kuda berkaitan dengan lokasi geografis tempat dikembangbiakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara spesifik. Komunitas atau lembaga tertentu melakukan pencatatan keturunan dan buku silsilah kuda hasil seleksi berdasar pada daerah asal, fungsi dan ciri fenotipik. Tabel 1 menyajikan kegunaan, jenis, tinggi, bobot badan dan habitat asli kuda tarik di dunia berdasarkan Ensminger (1977).
Tabel 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik
Kegunaan Jenis Tinggi Bobot
Badan Habitat Asli --(m)-- ---(kg)---
Kuda Tipe berat Kuda Cleveland Bay 1,45–1,65 450–650 Inggris Kuda Frech Coach 1,45–1,65 450–650 Prancis Kuda Jerman Coach 1,45–1,65 450–650 Jerman Kuda Hackney 1,45–1,65 450–650 Inggris Kuda Yorkshire Coach 1,45–1,65 450–650 Inggris Kuda
Transportasi Kuda Morgan 1,45–1,55 450–600
Amerika Serikat Kuda Standardbreed 1,45–1,55 450–600 Amerika
Serikat Kuda Poni
untuk menarik Kuda Hackney 0,90–1,45 250–450 Inggris Kuda Shetland 0,90–1,45 250–450 Inggris Kuda Ewish 0,90–1,45 250–450 Inggris
Sumber: Ensminger (1977)
3 pengangkut beban dan bahkan di beberapa tempat digunakan sebagai sumber protein hewani (penghasil daging dan susu). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuda dapat dimanfaatkan sebagai kuda perang, kuda pacu, kuda rekreasi dan dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Menurut Edwards (1994) kuda dibedakan menjadi kuda berdarah panas (hot blood) dan kuda berdarah dingin (cold blood). Kuda hot blood diidentifikasikan sebagai kuda tipe ringan yang memiliki sifat agresif seperti kuda Arab, sedangkan kuda cold blood diidentifikasikan sebagai kuda tipe berat yang sering digunakan untuk menarik beban.
Kuda Lokal Indonesia
Indonesia mempunyai beberapa jenis kelompok populasi kuda yang berasal dari kuda jenis Thoroughbred yang digunakan sebagai kuda pacuan atau disilangkan dengan kuda lokal. Edward (1994) menyatakan bahwa kuda lokal Indonesia digolongkan ke dalam kuda poni karena memiliki tinggi badan berkisar antara 1,15-1,35 m. Iklim tropis mempengaruhi fenotipik kuda lokal Indonesia. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuda lokal Indonesia menyebar di beberapa daerah dengan jenis dan karakteristik yang bervariasi, seperti yang disajikan pada Tabel 2.
Ensminger (1977) menjelaskan kuda diklasifikasikan menjadi kuda tipe ringan, tipe berat dan kuda poni berdasarkan ukuran, bentuk tubuh dan kegunaan. Kuda tipe ringan memiliki tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan 450-700 kg. Tipe kuda ini sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik dan kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibandingkan dengan kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan lebih dari 700 kg yang biasa digunakan sebagai kuda pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m pada saat berdiri dan bobot badan 250-450 kg. Kuda Sulawesi
4 Tabel 2. Jenis dan Karakteristik Kuda Lokal Indonesia
Jenis kuda Tinggi Karakteristik
---(m)--- Kuda
Sumba
1,27 Bentuk kepala lebih besar dibandingkan ukuran tubuh, leher pendek, sifat jinak dan cerdas, konformasi badan kurang sempurna, tetapi bagian punggung kuat.
Kuda Timor
1,22 Bentuk tubuh lurus, leher pendek, punggung lurus, bahu, tengkuk dan ekor tinggi.
Kuda Sandel
1,35 Ukuran tubuh kecil, kepala kecil dan bagus serta mata bagus, bulu lembut dan berkilau, kecepatan lari tinggi dan sangat aktif, kuku kaki kuat dan keras.
Kuda Batak
1,32 Ekor dan tengkuk berambut bagus dengan posisi ekor cukup tinggi sehingga baik dalam pergerakan, kaki belakang ramping, rump tinggi, punggung panjang dan sempit, kepala bagus, muka lurus,leher lemah dan
Equine Kingdom (2007) mendefinisikan kuda Sandel atau Sandalwood sebagai kuda keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki persentase darah kuda Arab yang cukup tinggi. Kuda Sandel merupakan kuda yang serbaguna karena dapat digunakan sebagai kuda tunggang, pembawa barang dan pekerja. Kuda ini sangat cepat dan gesit, sehingga sering digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana pada jarak tempuh lebih dari tiga km. Kuda Sandel mewariskan darah kuda poni berkualitas yang telah banyak diekspor untuk berbagai kebutuhan. Kuda Sandel berstamina dan berdaya tahan besar, tenang dan sangat mudah dikendalikan.
5 dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah hitam; atau warna bopong (punggung sampai ekor bergaris hitam). Bentuk kepala kuda Sandel agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Kuda ini memiliki berkaki langsing dan berbulu di bagian persendian (Equine Kingdom, 2007).
Thoroughbred
Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga Raja Inggris sebelum diekspor ke Amerika. Kuda ini digunakan sebagai kuda pacu dan kuda olahraga. Kuda
Thoroughbred adalah kuda yang digunakan sejak 1700-an yang berasal dari persilangan antara kuda jantan impor dari daerah timur tengah (Arab dan Turki) dengan kuda betina Inggris yang menghasilkan keturunan untuk kuda pacu (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Kuda Thoroughbred memiliki kondisi fisik yang memenuhi syarat untuk berpacu, seperti bentuk kepala kecil dan pintar, leher panjang, badan panjang, kaki langsing dan panjang, tulang ramping dan panjang yang seimbang serta warna bulu halus dan terang (Kidd, 1995). Menurut Edward (1994) ciri-ciri khusus kuda Thoroughbred adalah tinggi badan 176-178 cm, bentuk kepala dan rahang bagus, perpaduan antara kepala dan leher bagus dan simetris dengan posisi pundak.
Kuda sebagai Alat Transportasi
6 Morfometrik Kuda
Sasimowski (1987) menjelaskan bahwa kepala kuda merupakan bagian tubuh yang menunjukkan karakteristik tertentu sesuai dengan spesies, bangsa dan jenis kelamin, habitat hidup dan kondisi kesehatan. Kuda yang hidup di daerah pegunungan dan dataran tinggi memiliki kepala yang relatif pendek dengan dahi lebih lebar dan kepala serta moncong pendek dibandingkan kuda di daerah dataran rendah. Menurut Dyce et al. (2002) proporsi ukuran (size) kuda yang baik adalah sebesar 10%-11% untuk kepala dan 89%-90% untuk tubuh yang meliputi badan dan leher. Menurut Bowling dan Ruvinski (2000) penilaian ukuran dan bentuk tubuh kuda sudah dilakukan berdasarkan sifat dan penilaian performa kuda. Ukuran tubuh kuda digunakan untuk menentukan tipe kuda dengan kemampuan pacu yang cepat. Ukuran tubuh, langkah kaki, kualitas kuku, gerak (jarak langkah, elastisitas dan keteraturan) dan struktur gigi merupakan penciri konformasi tubuh kuda. Tinggi pundak, tinggi panggul, panjang tubuh, lingkar dada dan lingkar kanon merupakan ukuran-ukuran tubuh kuda pula. Lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap performa (ukuran tubuh) ternak kuda. Harahap (2011) menjelaskan ukuran kuda delman betina lebih besar dibandingkan dengan kuda delman jantan.
Menurut Frandson (1992) tulang berfungsi sebagai penyokong dan tempat otot melekat. Dijelaskan bahwa semakin besar tulang penyusun kerangka maka ukuran tubuh semakin besar atau tubuh semakin berat. Ukuran kepala amat berkorelasi dengan ukuran tubuh. Jika bobot kepala terlalu berat untuk leher maka akan membebani kaki dan mengganggu keseimbangan (Edward,1994). Suherman (2007) menyatakan bahwa penciri tubuh seekor kuda adalah panjang badan, tinggi pundak dan tinggi pinggul, sedangkan untuk bentuk tubuh seekor kuda hanya panjang badan.
Ukuran Tubuh dan Bobot Badan
7 peningkatan yang proporsional pada bobot tubuh, karena bobot tubuh merupakan fungsi dan volume ukuran-ukuran permukaan kepala dan bagian-bagian tubuh ternak lain yang berguna untuk menaksir bobot badan serta memberi gambaran bentuk tubuh yang merupakan ciri khas bangsa ternak tertentu (Doho, 1994).
Fourie et al. (2002) menyatakan bentuk dan ukuran tubuh sapi dapat ditentukan dengan cara mengukur langsung ataupun secara visual. Ukuran tubuh sering digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan. Ukuran merupakan indikator penting pertumbuhan, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengindentifikasikan komposisi tubuh ternak. Penelitian-penelitian mengenai ukuran-ukuran tubuh ternak telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Otsuka et al. (1982) yang meneliti asal-usul dan hubungan genealogikal pada beberapa tipe sapi asli Asia Timur, termasuk beberapa sapi lokal asli Indonesia. Ukuran-ukuran tubuh ternak dapat berbeda satu sama lain secara bebas. Korelasi diantara sifat-sifat yang diukur dapat positif apabila peningkatan satu sifat menyebabkan peningkatan sifat lain. Menurut Hanibal (2008) terdapat korelasi positif antara skor ukuran tubuh terhadap bobot badan.
Tulang dan Otot
Sepertiga bobot tulang terdiri atas kerangka organik berupa jaringan dan sel-sel sehingga tulang bersifat elastis dan keras. Duapertiga bobot tulang terdiri atas komponen anorganik, terutama garam-garam kalsium dan fosfat sehingga tulang bersifat keras dan kaku (Frandson, 1992). Frandson (1992) menjelaskan bahwa keseluruhan kerangka mempunyai perototan yang terdiri atas urat syaraf dengan kejangan pelan (slow twitch fiber) yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan otot; urat syaraf dengan kejang menengah (intermediate twitch fiber) yang mempengaruhi kemampuan slow dan fast twich fiber; dan urat syaraf dengan kejangan cepat (fast twitch fiber) yang mempengaruhi kecepatan kontraksi otot.
Kepala
8 pergerakan bahu dan kaki depan. Hal ini membuat keterbatasan pada kuda untuk meletakkan kaki depan bila melewati garis hidung, saat kuda bergerak. Konformasi yang baik dapat dilihat dari susunan kepala, panjang leher, punggung kuat dengan ukuran yang tidak terlalu panjang atau pendek, daerah bagian pinggang kuat dan seperempat bagian belakang kuat (Hamer, 1993).
Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif dikontrol banyak gen yang bersifat aditif, dominan dan epistatik yang bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik), menghasilkan ekspresi fenotipik sebagai sifat kuantitatif (Martojo, 1992, Noor 2010). Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar diantara nilai minimum dan maksimum serta menggambarkan suatu distribusi (Martojo, 1992). Sifat kuantitatif pada kuda diantaranya ukuran tinggi dan bobot badan, laju pertumbuhan dan kecepatan lari. Setiap sifat kuantitatif yang diekspresikan hewan disebut fenotipe. Fenotipe (P) merupakan hasil keseluruhan pengaruh-pengaruh genotipe (G), Lingkungan (L) dan interaksi antara pengaruh genotipe dan lingkungan (Martojo, 1992). Fenotipe ternak dapat diketahui melalui ukuran tubuh (Otsuka et al., 1982; Nozawa et al., 1981). Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat yang dapat diukur pada seekor ternak baik untuk produksi seperti ukuran morfologi tubuh, kecepatan lari, daya tahan kerja dan tenaga tarik, juga untuk reproduksi seperti lama kebuntingan, lama berahi dan produksi susu (Martojo, 1992).
Menurut Warwick et al. (1990), sifat kuantitatif dipengaruhi beberapa atau banyak gen dan pengaruh interaksi dengan lingkungan. Gen tersebut terdapat dalam sel-sel jaringan dari berbagai bagian tubuh dan organ-organ yang saling berinteraksi dalam proses biokimia faali dalam tubuh, sehingga jumlah gen yang berperan dalam proses tumbuh kembang dapat mencapai ratusan bahkan ribuan (Martojo, 1992).
Analisis Komponen Utama (AKU)
9 lanjut bahwa AKU dapat memberikan model teknik penelitian dan pengurangan data secara substansial.
Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) atau AKU bertujuan untuk menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel. AKU juga dipakai sebagai analisis awal pada Analisis Regresi Komponen Utama. AKU digunakan untuk mereduksi data dan mencoba untuk diinterpretasikan (Gaspersz, 1992).
Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU)
Menurut Gaspersz (1992) Analisis Regresi Komponen Utama (Principal Component Regression Analysis) merupakan teknik Analisis Regresi yang dikombinasikan dengan teknik Analisis Komponen Utama. Analisis Komponen Utama dijadikan sebagai tahap analisis antara untuk memperoleh hasil akhir dalam Analisis Regresi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggunaan Analisis Regresi Komponen Utama dilakukan pada studi penelitian yang melibatkan banyak variabel bebas dari sistem konkrit dan hubungan atau saling ketergantungan diantara variabel-variabel bebas tersebut.
Keunggulan teknik komponen utama dalam Analisis Regresi adalah mengatasi masalah multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas dan meningkatkan ketepatan pendugaan parameter model regresi dengan cara meningkatkan derajat bebas galat. Analisis Regresi Komponen Utama dapat dilakukan melalui proses komputasi dengan aplikasi MICROSTAT, STATGRAPHICS, SAS, SPSS, BMDP, STATPRO (Gaspersz, 1992).
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor; selama empat bulan dari Januari-April 2012.
Materi
Data sekunder yang digunakan merupakan hasil pengukuran bagian linear permukaan tubuh kuda delman pada kondisi dewasa tubuh di Sulawesi Utara (Manado, Tomohon, dan Minahasa). Pemilihan keempat lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive sampling berdasarkan tingkat kepemilikan kuda delman yang tinggi di Sulawesi Utara.
Jumlah data kuda yang digunakan adalah 466 ekor dengan rincian seperti yang disajikan pada Tabel 3. Data sekunder meliputi bobot badan, bagian linear permukaan tubuh (lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan dan panjang paha), bagian kepala (panjang leher, lebar kepala dan panjang kepala).
Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi
Lokasi Kuda Jumlah
Jantan Betina
---(ekor)---
Manado 51 6 57
Minahasa 221 151 372
Tomohon 33 4 37
Jumlah 305 161 466
11 Prosedur
Data variabel-variabel yang diukur untuk menduga bobot badan meliputi bobot badan (Y), lingkar dada (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), tinggi pundak (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6), panjang badan (X7) dan panjang paha (X8) sedangkan untuk menentukan skor ukuran dan bentuk kepala meliputi panjang leher (Z1), lebar kepala (Z2) dan panjang kepala (Z3). Data dipasok ke dalam komputer untuk kemudian diolah. Data dipilah menjadi tiga bagian berdasarkan data bobot badan. Data bobot badan digolongkan besar bila memiliki nilai lebih besar dari 325 kg; digolongkan sedang bila kisaran antara 225-325 kg dan digolongkan kecil bila nilai lebih kecil dari 225 kg. Pemilahan data berdasarkan data bobot badan dilakukan untuk memperoleh nilai determinasi (R2) yang memadai. Bila nilai yang diperoleh pada masing-masing golongan bobot badan ditemukan lebih kecil dibandingkan bila digabung, maka pemilahan data tidak dilakukan. Hasil pengolahan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut, selanjutnya hasil pengolahan disajikan dalam bentuk tulisan.
Rancangan dan Analisa Data
Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada masing-masing variabel diolah berdasarkan rumus Mattjik dan Sumertajaya (2006) sebagai berikut:
Keterangan:
= Rataan data contoh = Data contoh
= Banyak data contoh
12 Statistik T2 Hotelling
Gaspersz (1992) menyatakan bahwa untuk menguji perbedaan vektor nilai rata-rata diantara dua populasi, dapat menggunakan statistik T2 Hotteling. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
Ho: U1 = U2 artinya vektor nilai rata-rata ukuran-ukuran permukaan tubuh dari kelompok kuda delman lokasi pengamatan pertama sama dengan lokasi pengamatan kedua
H1: U1 ≠ U2 artinya kedua vektor nilai rata-rata itu berbeda Statistik T2 Hotelling dirumuskan sebagai berikut:
(Gaspersz, 1992) Keterangan:
= Ukuran contoh kuda delman dari lokasi pengamatan pertama = Ukuran contoh kuda delman dari lokasi pengamatan kedua
= Invers dari matriks peragam gabungan SG
= Vektor selisih nilai rata-rata contoh dari kedua populasi Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU)
Model persamaan ukuran linear permukaan tubuh kuda yang diperlukan dalam menentukan pesamaan Analisis Regresi Komponen Utama, namun sebelum dilakukan pengolahan Analisis Regresi Komponen Utama dilakukan Analisis Komponen Utama sebagai berikut:
Gaspersz (1992) menyatakan model matematika AKU sebagai berikut:
Keterangan:
= Komponen utama ke-p
= Peubah ke-p untuk p = 1, 2, 3, … ,8
13 Model persamaan ukuran kuda sebagai berikut:
Keterangan:
= Skor ukuran
= Variabel lingkar dada = Variabel lebar dada
= Variabel dalam dada = Variabel tinggi pundak = Variabel tinggi pinggul = Variabel lebar pinggul = Variabel panjang badan = Variabel panjang paha = Vektor ciri atau vektor Eigen
Pendugaan bobot badan kuda delman dilakukan pada ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kuda delman pada setiap lokasi pengamatan dihitung berdasarkan persamaan Regresi Komponen Utama menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut:
Keterangan:
= Bobot badan
14 = Koefisien regresi dari variabel bebas ke-i (i = 1, 2, …, 8)
Elastisitas rata-rata dari bobot badan terhadap setiap variabel bebas Xi dalam model regresi dihitung dengan menggunakan rumus (Gaspersz, 1992):
Keterangan:
= Elastisitas rata-rata dari variabel tak bebas Y (bobot badan) terhadap variabel bebas Xi (i= 1,2,…, 8)
= Koefisien regresi dari variabel bebas Xi dalam persamaan regresi = Nilai rata-rata dari variabel bebas Xi
= Nilai rata-rata dari variabel tak bebas Y (bobot badan) Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan
Korelasi antara skor ukuran tubuh dan bobot badan dihitung berdasarkan rumus yang disarankan oleh Gaspersz (1992) sebagai berikut:
X = Skor ukuran tubuh Y = Bobot badan
Analisis Komponen Utama (AKU)
Penentuan skor ukuran dan bentuk kepala dilakukan berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU). Gaspersz (1992) menyatakan model matematika AKU sebagai berikut:
Keterangan:
= Komponen utama ke-p
= Variabel ke-p untuk p = 1, 2, 3
15 Keterangan:
= Skor ukuran
Z1 = Variabel panjang leher Z2 = Variabel lebar kepala Z3 = Variabel panjang kepala
= Vektor ciri atau vektor Eigen
Model persamaan bentuk kepala kuda sebagai berikut:
Keterangan:
= Skor bentuk
Z1 = Variabel panjang leher Z2 = Variabel lebar kepala Z3 = Variabel panjang kepala
= Vektor ciri atau vektor Eigen
Korelasi skor ukuran kepala terhadap masing-masing variabel linear permukaan kepala dihitung berdasarkan rumus menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut:
Keterangan:
= Korelasi antara variabel (Xi) dan komponen utama (Y1) = Vektor Eigen ke-1
= Nilai Eigen ke-1
= Simpangan baku dari variabel (Xi)
16 Keterangan:
= Korelasi antara variabel (Xi) dan komponen utama (Y2) = Vektor Eigen ke-2
= Nilai Eigen ke-2
= Simpangan baku dari variabel (Xi) Pembentukan Diagram Kerumunan
Diagram kerumunan dibentuk berdasarkan skor ukuran dan bentuk kepala masing-masing data individu kuda. Sumbu X menyatakan skor ukuran kepala sedangkan sumbu Y menyatakan skor bentuk kepala.
Paket Aplikasi Komputer yang Digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian
Lokasi pengamatan penelitian di Sulawesi Utara meliputi empat lokasi yaitu Manado, Minahasa dan Tomohon. Geografis Sulawesi Utara terletak pada 0°30'-5º35' LU dan 123º70'-127º00' BT. Wilayah Propinsi Sulawesi Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina di sebelah utara, Laut Maluku di sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan dan Propinsi Gorontalo di sebelah barat. Gambar 1 menyajikan peta lokasi pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara.
Gambar 1. Peta Lokasi Pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara
Sumber: google maps (2012)
18 Tabel 4. Kondisi Topografi Lokasi Pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon
Lokasi Pengamatan Kondisi Topografi Kondisi Pengamatan Manado pantai, sungai, perbukitan, bukan daerah
pertanian
Minahasa pegunungan, perbukitan, danau, sungai, daerah pertanian
Tomohon pegunungan, sungai, daerah pertanian
Sumber : Dinas Pemerintahan Kota Manado (2008); Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa (2008); dan Dinas Pemerintahan Kota Tomohon (2009), Harahap (2011)
Mayoritas masyarakat Sulawesi Utara memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan perdagangan yang masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi dan penghasil daging. Kuda di Sulawesi Utara pernah digunakan sebagai kuda perang. Kuda delman sebagai alat transportasi dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat Sulawesi Utara. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan kuda delman yang dijadikan sumber penghasilan masyarakat setempat. Kota Manado
Kota Manado yang merupakan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Utara, secara geografis terletak diantara 30' 88" – 1o 40' 50" LU dan 124o 40' 00" – 126o 50' 00" BT. Luas Kota Manado sekitar 150,02 km2. Kota Manado secara administratif dibagi ke dalam sembilan wilayah kecamatan dan 87 kelurahan atau desa. Kota Manado berbatasan dengan Kecamatan Wori dan Teluk Manado di sebelah utara; Kecamatan Dimember di sebelah timur dan Kecamatan Pineleng di sebelah selatan serta Teluk Manado atau Laut Sulawesi di sebelah barat.
Suhu udara rata-rata di kota Manado pada tahun 2010 berkisar 25,8 oC ‒ 27,0 o
C. Tempat-tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Kelembaban udara kota Manado relatif tinggi, kisaran 80%-87%. Curah hujan tertinggi tercatat 492 mm. Curah hujan terendah ditemukan pada bulan Maret dan tertinggi pada bulan Desember sebesar 628 mm.
19 (Hardjono, 2004a). Mata pencaharian utama penduduk kota Manado adalah di bidang jasa dan perdagangan. Menurut pemerintahan daerah Manado, jumlah populasi kuda di kota Manado sebanyak 163 ekor (Dinas Pemerintahan Kabupaten Manado, 2008). Kabupaten Minahasa
Ibu kota kabupaten Minahasa adalah Tondano. Bujur lintang kabupaten Minahasa terletak pada 01o01'00" – 01o29'00" LU dan 124o34'00" – 125o05'00" BT. Kabupaten Minahasa memiliki luasan kurang dari setengah luasan asal setelah pemekaran sejak tahun 2002 menjadi beberapa bagian wilayah kecamatan Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon. Luas Kabupaten Minahasa kini menjadi 872,32 km2. Keadaan topografi Kabupaten Minahasa sebagian besar mempunyai relief datar sampai berombak dan sebagian bergelombang sampai dengan curam (Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa, 2008). Kabupaten Minahasa berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di sebelah utara, Laut Maluku dan Kota Bitung di sebelah timur, Laut Maluku dan Kabupaten Minahasa Selatan di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan Kota Manado di sebelah barat. Mata pencaharian utama penduduk Minahasa adalah dibidang pertanian dengan tanaman utama adalah padi sawah (Hardjono, 2004b).
Kota Tomohon
20 Analisis Statistik Deskriptif dan T2-Hotelling Kuda Delman Lokasi Manado,
Minahasa dan Tomohon
Analisis statistik deskriptif kuda delman yang berasal dari lokasi Manado, Minahasa dan Tomohon digunakan untuk mencari rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dari beberapa variabel tubuh dan kepala pada kuda delman. Ukuran variabel tubuh kuda delman jantan disajikan pada Tabel 5 dan betina pada Tabel 6.
Keragaman ukuran linear permukaan tubuh dan kepala pada keseluruhan kuda delman yang diamati (Tabel 5, 6, 7 dan 8) kurang dari 16% yang menurut Syahid (2009) tergolong ke dalam keragaman sedang. Syahid (2009) menjelaskan bahwa koefisien keragaman antara 10% - 20% digolongkan ke dalam keragaman sedang. Seleksi lebih ketat pada kuda delman betina dibanding jantan di lokasi Manado telah dilakukan. Hal tersebut diperlihatkan dengan koefisien keragaman yang rendah pada seluruh ukuran linear permukaan tubuh dan panjang leher serta panjang kepala pada kuda delman betina Manado.
21 Tabel 5. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Jantan di Manado, Bobot Badan (Y) 201,14±41,38
(20,57%) Tinggi Pundak (X4) 116,49± 6,19
(5,31%)
122,56± 8,73 (7,12%)
130,33±11,97 (9,43%) Tinggi Pinggul (X5) 117,29± 6,35
(5,41%)
123,31± 9,09 (7,37%)
129,94±10,65 (8,20%) Lebar Pinggul (X6) 33,49±5,20
(15,53%)
39,96±3,53 (8,82%)
42,24±4,04 (9,56%) Panjang Badan (X7) 111,83±6,11
(5,47%)
118,10±6,21 (5,26%)
119,41±10,23 (8,57%) Panjang Paha (X8) 36,49±2,95
(8,08%)
39,80±3,02 (7,58%)
41,97±4,00 (9,54%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
22 Tabel 6. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Betina di Manado, Bobot Badan (Y) 190,60±21,29
(11,17%) Tinggi Pinggul (X5) 116,40± 4,51
(3,87%)
123,73± 8,34 (6,74%)
135,00±15,58 (11,54%) Lebar Pinggul (X6) 36,60±2,88
(7,87%)
40,74±3,55 (8,71%)
43,25±2,87 (6,64%) Panjang Badan (X7) 113,50±3,12
(2,75%)
118,43±5,57 (4,71%)
122,13±4,25 (3,48%) Panjang Paha (X8) 37,00±1,73
(4,68%)
40,00±4,05 (10,12%)
44,25±3,69 (8,33%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
23 Manado (Tabel 4). Daerah Manado yang bukan merupakan daerah pertanian diduga sebagai penyebab ketersedian pakan kuda tidak mencukupi, sehingga performa kuda di wilayah ini kecil (Dinas Pemerintahan Kota Manado, 2008).
Tabel 7. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Hal yang hampir serupa ditemukan pada populasi kuda delman Tomohon.
24 pada kuda jantan sama dengan kuda betina di lokasi pengamatan Tomohon (P> 0,05); sehingga disimpulkan bahwa seleksi lebih ketat pada kuda delman betina Tomohon belum memberikan perbedaan yang nyata terhadap jantan. Rekapitulasi hasil T2 -Hotelling ukuran-ukuran tubuh dan kepala pada populasi kuda delman jantan dan betina di Tomohon disajikan pada Tabel 9 dan 10. Secara umum keragaman ukuran linear permukaan tubuh kuda delman betina dibanding jantan di lokasi pengamatan Tomohon lebih rendah. Bobot badan jantan dan betina pada kuda delman Tomohon (Tabel 5 dan 6) ditemukan terbesar diantara kuda delman pada lokasi pengamatan lain. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda
Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi
Lokasi Jenis
Kelamin
Statistik
T2-Hotelling Nilai F Nilai P Kesimpulan
Manado ♂vs♀ 0,117 0,685 0,702 tn
Minahasa ♂vs♀ 0,105 4,785 0,000 **
Tomohon ♂vs♀ 0,357 1,250 0,308 tn
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn = tidak nyata (P>0,05); vs = versus
Keseragaman bobot badan kuda delman betina Tomohon tidak terlalu efektif untuk ditingkatkan bila seleksi dilakukan, tetapi masih memungkinkan seleksi terhadap ukuran besar pada kuda delman jantan di lokasi pengamatan Tomohon. Kuda delman di lokasi Tomohon berukuran besar. Ukuran besar yang dimiliki kuda delman Tomohon kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran besar yang disesuaikan dengan topografi Tomohon (Tabel 4). Tomohon merupakan kota yang terletak pada wilayah dengan pegunungan, sungai dan daerah pertanian (Dinas Pemerintahan Kota Tomohon, 2009). Kuda Tomohon yang berukuran besar diperkirakan memiliki campuran darah kuda Thoroughbred. Edward (1994) menyatakan bahwa kuda tipe berat merupakan kuda cold blood yang digunakan sebagai kuda penarik beban. Takaendengan (2011) menyatakan bahwa postur tubuh kuda delman Tomohon lebih besar dibandingkan dengan kuda delman Manado dan Minahasa.
25 pinggul, lebar pinggul dan panjang badan; dari variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diamati. Kuda delman jantan Minahasa terseleksi lebih ketat dibandingkan betina pada seluruh ukuran linear permukaan kepala. Hasil T2-Hotelling menyatakan bahwa ukuran linear permukaan tubuh dan kepala yang berbeda antara jantan dan betina pada kuda delman Minahasa (P<0,01). Perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perolehan bobot badan. Pada penelitian ini, bobot badan kuda delman jantan dan betina hampir sama (Tabel 5 dan 6). Hal ini mengindikasikan bahwa perototan yang baik lebih banyak ditemukan pada ukuran-ukuran linear permukaan tubuh yang terseleksi pada setiap jenis kelamin. Frandson (1992) menyatakan tulang berfungsi sebagai penyokong dan tempat pelekatan otot. Dijelaskan bahwa semakin besar tulang penyusun kerangka maka ukuran tubuh semakin besar.
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi
Lokasi Jenis
Kelamin
Statistik
T2-Hotelling Nilai F Nilai P Kesimpulan
Manado ♂vs♀ 0,076 1,318 0,279 tn
Minahasa ♂vs♀ 0,036 4,444 0,004 **
Tomohon ♂vs♀ 0,140 1,540 0,223 tn
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn = tidak nyata (P>0,05); vs = versus
Kuda delman Minahasa memiliki bobot badan diantara kuda delman Manado dan Tomohon. Ukuran sedang yang dimiliki kuda delman Minahasa kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran sedang yang disesuaikan dengan topografi Minahasa (Tabel 4). Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa (2008) menyatakan bahwa Minahasa merupakan daerah pegunungan, tetapi kontur lahan bergelombang tidak mendominasi seperti di Tomohon. Keberadaan danau di lokasi pengamatan Minahasa menunjukkan bahwa ditemukan beberapa wilayah yang datar (landai).
Pendugaan Bobot Badan Berdasarkan Variabel Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon
27 Perhitungan Analisis Regresi Komponen Utama dilakukan pada kelompok kuda delman di Manado, Minahasa dan Tomohon, masing-masing pada jantan dan betina. Pemilahan berdasarkan bobot badan ukuran besar bila kuda delman memiliki bobot lebih besar dari 325 kg; sedang bila kisaran bobot antara 225-325 kg dan kecil bila bobot kurang dari 225 kg; telah dilakukan tetapi memberikan hasil nilai koefisien determinasi (R2) lebih rendah dibandingkan bila tidak dilakukan pemilahan. Soeroso et al. (2008) menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) ini merujuk kepada seberapa besar kemampuan semua variabel bebas (X) dalam menjelaskan variabel terikatnya (Y). Tabel 11 menjelaskan bahwa kelompok kuda delman Tomohon, memberikan model persamaan regresi komponen utama yang paling valid, karena variabel linear permukaan tubuh mampu menjelaskan bobot badan kuda delman; yaitu sebesar 94,2% pada jantan 89,6% pada betina. Secara keseluruhan persamaan regresi komponen utama menjelaskan bahwa variabel linear permukaan tubuh mampu menjelaskan bobot badan kuda delman sekurang-kurangnya 60% terhadap sifat bobot badan.
Tabel 12. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Jantan
Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Manado ♂ Tinggi Pundak 0,537
Tinggi Pinggul 0,526
Panjang Badan 0,470
Lingkar Dada 0,382
Dalam Dada 0,311
Panjang Paha 0,302
Lebar Dada 0,189
Lebar Pinggul 0,127
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
28 kuda delman dimasukkan ke dalam persamaaan ARKU untuk menduga bobot badan. Perhitungan elastisitas memberikan gambaran variabel yang paling berpengaruh terhadap pendugaan bobot badan. Tabel 12, 13, 14, 15, 16, dan 17 menyajikan elastisitas ukuran variabel tubuh yang diamati berdasarkan bobot badan kuda delman kuda delman jantan dan betina di lokasi penagmatan Manado, Minahasa dan Tomohon.
Tabel 13. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Betina
Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Manado ♀ Lingkar Dada 4,134
Tinggi Pundak 0,882
Tinggi Pinggul 0,656
Lebar Dada 0,446
Dalam Dada 0,337
Panjang Badan 0,306
Panjang Paha ‒0,057
Lebar Pinggul ‒0,165
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Tabel 12 dan 13 menyajikan elastisitas ukuran dan variabel tubuh yang diamati berdasarkan bobot badan jantan dan betina kuda delman Manado. Kegunaan elastisitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh kepekaan atau sensitivitas suatu variabel tersebut terhadap bobot badan. Berdasarkan Tabel 12 dan 13, elastisitas variabel tertinggi pada kuda delman jantan dan betina Manado masing-masing adalah tinggi pundak dan lingkar dada. Penambahan 1% tinggi pundak kuda delman jantan Manado dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,537% atau berdasarkan Tabel 5, maka satu cm tinggi pundak akan meningkatkan bobot badan sebesar 927,092 g. Penambahan 1% lingkar dada kuda delman betina Manado dapat meningkatkan bobot badan sebesar 4,134% atau berdasarkan Tabel 6, maka satu cm lingkar dada akan meningkatkan bobot badan sebesar 5.827,381 g.
29 yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penambahan 1% panjang badan kuda delman jantan Minahasa dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,452%. Hal tersebut diartikan bahwa pertambahan satu cm panjang badan akan meningkatkan bobot badan sebesar 928,018 g; berdasarkan perhitungan yang dihubungkan pada Tabel 5. Penambahan 1% panjang badan kuda delman betina Minahasa dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,605% (Tabel 15); sehingga berdasarkan Tabel 6 dapat diartikan bahwa penambahan satu cm lingkar dada akan meningkatkan bobot badan sebesar 1.238,766 g.
Tabel 14. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Jantan
Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Minahasa ♂ Panjang badan 0,452
Tinggi pundak 0,384
Lingkar dada 0,377
Tinggi pinggul 0,364
Panjang paha 0,323
Lebar pinggul 0,286
Dalam dada 0,281
Lebar dada 0,157
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
30 Tabel 15. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman
Minahasa Betina Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Minahasa ♀ Panjang badan 0,605
Tinggi pinggul 0,460
Tinggi pundak 0,447
Lebar pinggul 0,327
Dalam dada 0,291
Panjang paha 0,260
Lingkar dada 0,259
Lebar dada 0,056
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Tabel 16. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Jantan
Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Tomohon ♂ Lingkar Dada 0,401
Tinggi Pinggul 0,399
Tinggi Pundak 0,362
Panjang Paha 0,342
Lebar Pinggul 0,341
Dalam Dada 0,309
Panjang Badan 0,298
Lebar Dada 0,247
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
31 variabel yang diamati. Nilai elastisitas berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepekaan suatu variabel yang digunakan untuk menduga bobot badan. Tabel 17. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman
Tomohon Betina Lokasi
Kuda Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Tomohon ♀ Panjang Badan 0,390
Lingkar Dada 0,338
Lebar Pinggul 0,250
Lebar Dada 0,228
Dalam Dada 0,199
Panjang Paha 0,184
Tinggi Pundak 0,176
Tinggi Pinggul 0,144
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Peternak pada penelitian ini, dapat dengan mudah mengetahui pendugaan bobot badan kuda pada suatu kelompok ternak kuda hanya dengan melakukan pendugaan bobot badan pada satu ekor kuda yang dipilih secara acak. Ternak
pertama yang diukur untuk diduga bobot badannya digunakan sebagai model. Pendugaan bobot badan individu lain pada kelompok kuda delman yang sama dilakukan hanya dengan mengukur salah satu variabel yang paling mudah diukur. Variabel tersebut dapat dipilih salah satu dari keseluruhan variabel yang diamati pada penelitian ini, seperti tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, panjang paha, lebar dada, lebar dada, dan lebar pinggul; yang tergantung dari alat ukur sederhana yang dimiliki. Berdasarkan perbedaan atau perbandingan ukuran pada variabel yang dipilih (paling mudah diukur), antara indivitu kuda delman lain dan kuda delman model; dapat diduga bobot badan individu-individu kuda delman lain pada populasi tersebut.
32 lebar dada, tinggi pinggul, panjang badan, lebar pinggul dan dalam dada Takaendengan (1998), Nurhayati (2004), Jamal (2007), Wijonarko (2007) dan Utami (2008).
Tingkat keakuratan pendugaan bobot badan kuda delman pada penelitian ini tergantung pada perolehan koefisien determinasi (R2). Plot data individu yang diamati akan mendekati garis model persamaan bila nilai R2 mendekati satu; yang pada penelitian ini ditemukan pada kelompok kuda delman Tomohon. Rumus persamaan pendugaan bobot badan kuda delman di Manado, Minahasa dan Tomohon dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 18. Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon pada Kuda Delman Jantan dan Betina
Lokasi Jantan Betina
Manado 0,791**
(0,000)
0,862 tn (0,060)
Minahasa 0,901**
(0,000)
0,918** (0,000)
Tomohon 0,971**
(0,000)
0,946 tn (0,054)
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn= tidak nyata; angka dalam tanda kurung menyatakan nilai P
33 Keterkaitan antara Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Karakteristik Kuda
Delman Manado, Minahasa dan Tomohon
Pengamatan ukuran kepala kuda delman yang dipisahkan dari ukuran-ukuran tubuh bertujuan untuk memunculkan variabel linear permukaan kepala sebagai penciri genetik suatu kelompok kuda delman yang diamati. Doho (1994) menyatakan bahwa ukuran permukaan tubuh hewan memberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas suatu bangsa. Berikut ini disajikan persamaan ukuran dan bentuk kepala pada masing-masing kelompok kuda delman beserta dengan nilai eigen dan keragaman total. Persamaan ukuran dan bentuk kepala diperoleh berdasarkan hasil perhitungan Analisis Komponen Utama pada ukuran linear permukaan kepala diuraikan pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Hasil perhitungan disajikan terlebih dahulu untuk dibahas kemudian.
Ukuran dan Bentuk Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon
Persamaan ukuran dan bentuk kepala kuda delman dengan nilai eigen dan keragaman total pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon; disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menyimpulkan bahwa penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon adalah sama; dengan perolehan nilai vektor
Eigen yang berbeda.
Tabel 19. Persamaan Ukuran dan Bentuk Kepala pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon, Keragaman Total serta Nilai Eigen
Persamaan pada Kuda Delman Manado Keragaman Total (%)
Nilai Eigen
(λ)
Ukuran = 0,871 Z1 + 0,111 Z2 + 0,479 Z3 77,5 22,435
Bentuk = − 0,486 Z1 + 0,050 Z2 + 0,873 Z3 19,2 5,563
Persamaan pada Kuda Delman Minahasa Keragaman Total (%)
Nilai Eigen
(λ)
Ukuran = 0,890 Z1 + 0,067 Z2 + 0,450 Z3 79,4 34,719
Bentuk = − 0,454 Z1 + 0,049 Z2 + 0,890 Z3 18,6 8,149
Persamaan pada Kuda Delman Tomohon Keragaman Total (%)
Nilai Eigen
(λ)
Ukuran = 0,946 Z1 + 0,096 Z2 + 0,308 Z3 91,2 42,963
Bentuk = − 0,323 Z1 + 0,264 Z2 + 0,909 Z3 8,1 3,813
34 Variabel yang memiliki vektor Eigen tertinggi pada persamaan ukuran kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher (Z1) dengan vektor Eigen masing-masing sebesar 0,870; 0,890 dan 0,946. Variabel yang memiliki vektor Eigen tertinggi pada persamaan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang kepala (Z3) dengan vektor Eigen masing-masing sebesar 0,873; 0,890 dan 0,909. Variabel-variabel tersebut merupakan penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Tabel 20 menyajikan rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Penciri bentuk kepala yang sama pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon, mengindikasikan bahwa kuda delman secara keseluruhan memiliki karakteristik genetik atau asal usul yang sama. Penciri bentuk kepala kuda delman ini mengidentifikasikan bahwa secara genetik panjang kepala berpengaruh terhadap bentuk kepala. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Everitt dan Dunn (1991) bahwa pada pengamatan morfometrik hewan, ahli taksonomi lebih memperhatikan bentuk (yang diturunkan dari komponen utama kedua) dibandingkan ukuran (yang diturunkan dari komponen utama pertama).
Tabel 20. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk pada Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon
Kuda Penciri Ukuran Penciri Bentuk Manado Panjang Leher (Z1)
(+0,963)
Panjang Kepala (Z3) (+0,672)
Minahasa Panjang Leher (Z1) (+0,970)
Panjang Kepala (Z3) (+0,692)
Tomohon Panjang Leher (Z1) (+0,994)
Panjang Kepala (Z3) (+0,659)
Keterangan: Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien korelasi antara penciri dan ukuran atau bentuk
35 mengerumun di sebelah atas, sedang kuda delman Manado dan Minahasa bertumpang tindih mengerumun di bawah. Hal tersebut terjadi karena skor bentuk kuda delman Tomohon di atas skor bentuk kuda delman Manado dan Minahasa. Hal tersebut bersesuaian dengan Sasimowski (1987) yang menyatakan bahwa kuda di daerah pegunungan dan dataran tinggi memiliki kepala yang relatif pendek dengan dahi lebih lebar dan moncong pendek dibandingkan dengan kuda di dataran rendah. Kuda delman Tomohon merupakan kuda delman dataran tinggi, sedangkan kuda delman Manado digolongkan ke dalam kuda delman dataran rendah. Kuda delman Minahasa pada penelitian ini menempati dataran tinggi tetapi memiliki bentuk kepala yang mirip dengan kuda delman Manado atau dapat dinyatakan bahwa karakteristik kuda delman Manado mirip dengan kuda delman Minahasa. Kuda delman Minahasa berukuran sedang merupakan pilihan peternak karena sudah beradaptasi baik dengan lingkungan Minahasa.
Gambar 2. Diagram Kerumunan Data Individu Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon berdasarkan Skor Ukuran dan Skor Bentuk Kepala
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kuda delman Manado, Minahasadan Tomohon berbeda satu sama lain. Kuda delman Manado digolongkan sebagai kuda delman berukuran kecil, kuda Minahasa ke dalam kuda delman berukuran sedang dan kuda delman Tomohon ke dalam kuda berukuran besar. Seluruh variabel ukuran-ukuran linear permukaan tubuh yang diamati berpengaruh nyata terhadap bobot badan sehingga masing-masing variabel tersebut memiliki elastisitas. Perolehan nilai elastisitas tertinggi pada pendugaan bobot badan kuda delman Manado adalah tinggi pundak pada jantan dan lingkar dada pada betina. Nilai elastistas tertinggi pada kuda delman Minahasa adalah panjang badan pada jantan dan betina; sedangkan kuda delman Tomohon adalah lingkar dada pada jantan dan panjang badan pada betina. Kelompok kuda delman Tomohon memberikan model persamaan regresi komponen utama yang paling valid dibandingkan lokasi Manado dan Minahasa; dengan perolehan koefisien determinasi tertinggi.
Keeratan hubungan (korelasi) antara ukuran linear permukaan tubuh dan kepala terhadap bobot badan bersesuaian dengan perolehan koefisien determinasi pada masing-masing kelompok kuda delman jantan maupun betina. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi yang diperoleh, maka nilai koefisien determinasi semakin tinggi. Penciri ukuran pada kepala kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher, sedangkan penciri bentuk pada masing-masing lokasi pengamatan tersebut adalah panjang kepala. Kerumunan data individu kuda delman Tomohon terpisah dari kerumuman data kuda delman Manado dan Minahasa merupakan karakteristik dari masing-masing kuda delman yang diamati.
Saran
i
PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN
BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN
TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS
REGRESI KOMPONEN UTAMA
SKRIPSI
ESTER IKE MAHARANI S
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
i
PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN
BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN
TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS
REGRESI KOMPONEN UTAMA
SKRIPSI
ESTER IKE MAHARANI S
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
ii RINGKASAN
ESTER IKE MAHARANI SARAGIH. D14080292. 2012. Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, M.Rur.Sc. Pembimbing Anggota : Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menduga bobot badan kuda delman Sulawesi Utara berdasarkan ukuran linear permukaan tubuh pada lokasi pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon. Lokasi pengamatan merupakan wilayah dengan kepemilikan kuda delman yang tinggi yang berperan sebagai obyek wisata alam. Data diperoleh secara sekunder. Ukuran dan bentuk kepala yang dikaitkan dengan bobot badan; merupakan pendukung untuk menentukan karakteristik morfometrik kuda delman pada masing-masing lokasi pengamatan. Kuda yang digunakan sebanyak 466 ekor yang meliputi 57 ekor dari Manado (51 ekor jantan dan enam ekor betina); 372 ekor dari Minahasa (221 ekor jantan dan 151 ekor betina) dan 37 ekor dari Tomohon (33 ekor jantan dan empat ekor betina).
Variabel-variabel ukuran tubuh yang diamati meliputi lingkar dada (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), tinggi pundak (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6), panjang badan (X7) dan panjang paha (X8); sedangkan variabel-variabel linear permukaan kepala meliputi panjang leher (Z1), lebar kepala (Z2), dan panjang kepala (Z3). Data ini dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan uji statistik T2-Hotelling, Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU), analisis korelasi Pearson, Analisis Komponen utama (AKU) dan pembentukan diagram kerumunan.
Pengujian statistik T2-Hotelling menunjukkan bahwa kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa, dan Tomohon berbeda satu sama lain. Kuda delman lokasi Manado dan Tomohon memiliki perbedaan bentuk yang paling nyata. Kuda yang berasal dari Manado digolongkan kuda kecil, Kuda delman Minahasa digolongkan kedalam kuda sedang, dan kuda yang berasal dari Tomohon digolongkan kuda besar. Perbedaan sangat nyata (P<0,01) ditemukan pada jantan dan betina Minahasa.
Pendugaan bobot badan dilakukan dengan Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU). Korelasi yang sangat nyata (P<0,01) antara semua variabel ukuran-ukuran linear permukaan tubuh terhadap bobot badan ditemukan; persamaan pendugaan bobot badan memasukkan semua variabel yang diamati pada ukuran-ukuran linear permukaan tubuh. Kelompok kuda delman Tomohon memberikan model persamaan pendugaan bobot badan paling valid dibandingkan lokasi Manado dan Minahasa. Persamaan pendugaan bobot badan pada kuda delman jantan Tomohon adalah Y = ‒ 457,698 + 0,713X1 + 2,201X2 + 1,418X3 + 0,749X4 + 0,826X5 + 2,171X6 + 0,671X7 + 2,190X8 ; sedangkan pada betinanya Y = ‒ 255,980 + 0,599X1 + 2,107X2+ 0,817X3 + 0,368X4 + 0,300X5 + 1,624X6 + 0,898X7 + 1,267X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Tomohon jantan dan betina, masing-masing ditemukan pada tinggi pundak dan lingkar dada dengan nilai sebesar 0,401 dan 0,390.
iii + 1,256X3 + 0,759X4 + 0,716X5 + 1,734X6 + 0,928X7 + 1,965X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Minahasa jantan dan betina, yaitu panjang badan dengan masing-masing nilai pada kuda jantan dan betina sebesar 0,452 dan 0,605.
Persamaan pendugaan bobot badan pada kuda delman jantan Manado adalah Y
= ‒ 370,818 + 0,563X1 + 1,497X2 + 1,234X3 + 0,927 X4 + 0,902X5 + 0,762 X6 + 0,845
X7 + 1,663 X8 ; sedangkan pada betinanya Y = ‒ 1.055,442 + 5,827X1 + 3,346X2 + 1,311X3 + 1,465X4 + 1,075X5 ‒ 0,860X6 + 0,515X7 ‒ 0,294X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Manado jantan dan betina masing-masing ditemukan pada tinggi pundak dan lingkar dada dengan nilai sebesar 0,537 dan 4,134. Nilai elastisitas mengindikasikan bahwa setiap kenaikan 1% ukuran linear permukaan tubuh akan meningkatkan bobot badan sebesar persentasi nilai elastisitas.
Keeratan hubungan (korelasi) antara ukuran linear permukaan tubuh dan kepala terhadap bobot badan bersesuaian dengan perolehan koefisien determinasi pada masing-masing kelompok kuda delman, baik pada jantan maupun betina. Penciri ukuran pada kepala kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher, sedangkan penciri bentuk pada masing-masing lokasi pengamatan tersebut adalah panjang kepala. Kerumunan data individu kuda delman Tomohon terpisah dari kerumuman data kuda delman Manado dan Minahasa.
iv ABSTRACT
Estimation of Body Weight of Wagon Horse Based on the Linear Body Size by Principal Component Regression
Saragih, E. I. M., R. R. Noor and R. H. Mulyono
The aim of this study is to estimate the body weight of North Sulawesi wagon horse based on the linear size of body surface at Manado, Minahasa and Tomohon. The size and shape of the head associated with body weight; was in order to determine the morphometric characteristics of wagon horse. The body size variables observed included chest circumference, width of chest, the chest, shoulder height, hip height, hip circumference, body length, and thigh length, while the linear variables of head surface were neck length, width head as well as the length of the head. The data were analyzed descriptively and followed by using T2-Hotelling statistic test, Principal Component Regression (ARKU), Pearson correlation, principal component analysis (AKU) and the establishment of a crowd diagram analyses. Wagon horse originated from Manado, Minahasa, and Tomohon were different from each other. Wagon horse from Tomohon and Manado have the most significant distinction. Manado wagon horse is classified as small horse, Minahasa wagon horse is classified as medium horse, and Tomohon wagon horse is classified as big horse. Average elasticity of body weight against linear size of Tomohon male and female wagon horse body surface, each of them were found at chest circumference and body length. Average elasticity of body weight against linear size of Minahasa male and female wagon horse body surface, both of them were found at body length. Average elasticity of body weight against linear size of Manado male and female wagon horse body surface, i. e. shoulder height and chest circumference. Elasticity value indicates that every one percent increase in linear size of the body surface will increase the body weight as many as elasticity value percentage.
v
PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN
BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN
TUBUH MENGGUNAKANANALISIS
REGRESI KOMPONEN UTAMA
ESTER IKE MAHARANI SARAGIH
D14080292
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
vi Judul : Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama
Nama : Ester Ike Maharani Saragih
NIM : D14080292
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
(Prof. Dr. Ir. Ronny R. Noor, M. Rur. Sc.) (Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si.) NIP. 19610210 198603 1 003 NIP. 19621124 198803 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc.) NIP. 19591212 198603 1 004
vii RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 9 Juli 1989 di Bangun Burba, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tiga orang bersaudara dari pasangan Drs. Sariaman Saragih dan Dra. Norminton br Bangun. Penulis mengawali Pendidikan Dasar (SD) diselesaikan pada tahun 2001 di SDN 2 Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pendidikan Selolah Menengah Pertama pada tahun 2004 di SMP Negeri 1 Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan Pendidikan Lanjutan Menengah Atas pada Tahun 2007 di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2008. Selama mengikuti pendidikan, Penulis aktif di Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (2008-2012) khususnya di Komisi Kesenian IPB (2009-2012). Penulis bergabung dalam organisasi daerah IMKA (Ikatan Mahasiswi Karo) (2008-2012), IKANMASS (Ikatan Mahasiswa Siantar Sekitarnya) (2008-2012) dan PARMASI (Ikatan Mahasiswa Simalungun) (2008-2012). Penulis tergabung dalam organisasi EMULSI (Majalah Pangan dan Gizi) (2009-2010) sebagai Manager Produksi. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru (MPKMB) (2009), Open House
viii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis mengucapkan kepada Yesus Kristus atas segala kasih karunia yang telah Dia berikan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan
Analisis Regresi Komponen Utama” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Kuda merupakan salah satu ternak yang memiliki berbagai fungsi dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Namun hingga saat ini penelitian mengenai kuda masih sangat belum banyak dilakukan. Kuda dimanfaatkan sebagai alat transportasi, kuda beban, kuda berperang dan penghasil daging. Kuda di Sulawesi Utara mayoritas dipergunakan sebagai alat transportasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kuda delman yang berasal dari daerah Sulawesi Utara yaitu Manado, Minahasa dan Tomohon. Data sekunder yang diamati meliputi bobot badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, panjang paha, panjang leher, lebar kepala dan panjang kepala. Skripsi ini pendugaan bobot badan kuda delman menggunakan ukuran linear tubuh kuda delman.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna; oleh karena itu, Penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Juni 2012
ix
Analisis Komponen Utama ……….……….... 8
Analisis Regresi Komponen Utama ………….………... 9
MATERI DAN METODE ………....……….... 10
Statistik T2-Hotelling …...………. 12
Analisis Regresi Komponen Utama ………... 12
Korelasi Antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan ... 14
Analisis Komponen Utama ………... 14
x
Paket Aplikasi Komputer yang Akan Digunakan .………... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 17
Kondisi Umum Penelitian ………... 17
Kota Manado ……….. 18
Kabupaten Minahasa ……….. 19
Kota Tomohon ………... 19
Analisis Statistik Deskriptif dan T2-Hotelling Kuda Delman Lokasi
Manado, Minahasa dan Tomohon ………... 20
Pendugaan Bobot Badan Berdasarkan Variabel Ukuran-ukuran Tubuh Kuda
Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ………... 25
Keterkaitan antara Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Bobot Badan Kuda
Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ……… 33
Ukuran dan Bentuk Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan
Tomohon ………... 33
KESIMPULAN DAN SARAN ……… 37
Kesimpulan ………. 37
Saran ………... 37
UCAPAN TERIMA KASIH ……… 38
DAFTAR PUSTAKA ………... 39
xi DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik … 2 2. Jenis dan Karakteristik Kuda Lokal Indonesia ………... 4 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi……. 10 4. Kondisi Topografi Lokasi Pengamatan Manado, Minahasa dan
Tomohon ………. 18
5. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Jantan di
Manado, Minahasa dan Tomohon ……….. 21
6. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Betina di
Manado, Minahasa dan Tomohon ……….. 22
7. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Jantan di Manado,
Minahasa dan Tomohon ………... 23 8. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher,
Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Betina di Manado,
Minahasa dan Tomohon ………... 23 9. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh
Kuda Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi ………. 24 10. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala
Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi ……….. 25 11. Persamaan Regresi Komponen Utama pada Badan Kuda Delman
Manado, Minahasa dan Tomohon ………... 26 12. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Manado Jantan ………... 27 13. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Manado Betina ………... 28 14. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Minahasa Jantan ……… 29
15. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Minahasa Betina ……… 30
16. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Tomohon Jantan ……… 30
17. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda
Delman Tomohon Betina ………... 31
xii 18. Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan pada Kuda
Delman Manado, Minahasa dan Tomohon pada Kuda Delman Jantan
dan Betina ………... 32 19. Persamaan Ukuran dan Bentuk Kepala pada Kuda Delman Manado,
Minahasa dan Tomohon, Keragaman Total serta Nilai Eigen….…….. 33 20. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk pada Kepala Kuda Delman
xiii DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Peta Lokasi Pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara …………...….. 17 2. Diagram Kerumunan Data Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa
xiv DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan
Tomohon………... 43
2. Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa, Minahaa dan
Tomohon……….……... 43 3. Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada
Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon ... 43 4. Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada
Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon ……….. 44 5. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh
Kuda Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi ……... 44 6. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala
Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi ………... 44 7. Rekapitulasi Keketatan Seleksi antara Jenis Kelamin berdasarkan
Hasil Keragaman Sifat Linear Permukaan Tubuh dan Kepala
Kuda Delman di Manado, Minahasa dan Tomohon ... 45 8. Perhitungan Manual Statistik T2-Hotelling pada Variabel-Variabel
Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan Manado
dan Kuda Delman Jantan Tomohon……...……... 46 9. Perhitungan Manual Analisis Regresi Komponen Utama pada
Variabel Linear Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Lokasi
Tomohon ………... 48 10. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan
Betina Manado pada Berbagai Kisaran Bobot Badan ...……….. 52 11. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan
Betina Minahasa pada Berbagai Kisaran Bobot Badan …...……... 52 12. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan
Betina Tomohon pada Berbagai Kisaran Bobot Badan ...…...…... 53 13. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung