• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Total Aktiva, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Timeliness pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Total Aktiva, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Timeliness pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran i

No.

KODE

EMITEN NAMA PERUSAHAAN

1 ADRO Adaro Energy Tbk.

2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 3 ARII Atlas Resources Tbk.

4 ATPK ATPK Resources Tbk.

5 BYAN Bayan Resources Tbk.

6 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk. 7 BRAU Berau Coal Energy Tbk.

8 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.

9 BUMI Bumi Resources Tbk.

10 DKFT Central Omega Resources Tbk. [S] 11 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 12 CTTH Citatah Tbk. [S]

13 DEWA Darma Henwa Tbk. [S] 14 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 15 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 16 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. [S] 17 GEMS Golden Energy Mines Tbk. [S] 18 HRUM Harum Energy Tbk. [S]

19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. [S] 20 MEDC Medco Energi Internasional Tbk. 21 MITI Mitra Investindo Tbk. [S]

22 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. [S]

23 PTRO Petrosea Tbk.

24 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. [S]

25 SMRU SMR Utama Tbk. [S]

(2)

Lampiran ii Data Total Aktiva Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013

No.

KODE

EMITEN 2011 2012 2013

1 ADRO 1 1 1

2 ANTM 1 1 1

3 ARII 1 1 1

4 ATPK 1 1 1

5 BYAN 1 1 1

6 BIPI 1 1 1

7 BRAU 1 1 1

8 BORN 1 1 1

9 BUMI 1 1 1

10 DKFT 1 1 1

11 CITA 1 1 1

12 CTTH 1 1 1

13 DEWA 1 1 1

14 DOID 1 1 1

15 ENRG 1 1 1

16 GTBO 1 1 1

17 GEMS 1 1 1

18 HRUM 1 1 1

19 ITMG 1 1 1

20 MEDC 1 1 1

21 MITI 1 1 1

22 PKPK 1 1 0.9

23 PTRO 1 1 1

24 KKGI 1 1 1

25 SMRU 1 1 1

26 TINS 1 1 1

27 INCO 1 1 1

Data Komite Audit Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013

No.

KODE

EMITEN 2011 2012 2013

1 ADRO 3 3 3

2 ANTM 7 9 6

3 ARII 0 3 3

4 ATPK 2 3 3

5 BYAN 3 3 3

(3)

7 BRAU 3 3 3

8 BORN 3 3 4

9 BUMI 4 3 3

10 DKFT 3 6 3

11 CITA 3 3 3

12 CTTH 3 3 3

13 DEWA 3 3 3

14 DOID 3 3 3

15 ENRG 3 3 3

16 GTBO 3 3 3

17 GEMS 0 3 3

18 HRUM 3 3 3

19 ITMG 4 4 4

20 MEDC 5 5 3

21 MITI 3 3 3

22 PKPK 3 3 3

23 PTRO 3 3 3

24 KKGI 3 3 3

25 SMRU 3 3 3

26 TINS 4 4 4

27 INCO 3 4 3

Data Ukuran Perusahaan Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013

No.

KODE

EMITEN 2011 2012 2013

1 ADRO 22,146,078 28,754,907 31,950,035 2 ANTM 10,772,043 12,832,316 12,793,487

3 ARII 1,319,458 1,465,030 1,329,966

4 ATPK 33,642 43,824 1,121,217

5 BYAN 3,736,503 4,872,739 4,498,412

6 BIPI 3,387,513 3,732,802 4,755,413

7 BRAU 3,884,443 4,148,751 3,976,674

8 BORN 7,316,806 9,149,717 8,457,569

9 BUMI 11,818,592 6,931,561 8,675,085

10 DKFT 1,158,626 1,386,445 1,453,215

11 CITA 951,670 1,134,652 2,098,275

12 CTTH 75,992 78,751 79,235

13 DEWA 2,929,648 2,887,478 2,221,079

14 DOID 702,064 883,094 684,138

15 ENRG 5,699,993 6,338,911 8,879,495

16 GTBO 266,409 1,267,371 731,879

17 GEMS 1,319,458 1,465,030 2,968,975

(4)

19 ITMG 7,637,712 9,671,809 9,638,557

20 MEDC 6,996,045 7,975,173 8,967,564

21 MITI 62,806 94,809 111,563

22 PKPK 183,888 174,824 175,158

23 PTRO 1,081,313 1,507,472 1,975,765

24 KKGI 471,249 631,815 712,608

25 SMRU 337,478 271,762 226,213

26 TINS 4,597,795 4,558,200 4,892,110

27 INCO 15,241,742 16,013,957 17,142,669

Data Ukuran KAP Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013

No.

KODE

EMITEN 2011 2012 2013

1 ADRO 1 1 1

2 ANTM 1 1 1

3 ARII 1 1 0

4 ATPK 0 0 0

5 BYAN 1 1 1

6 BIPI 0 0 0

7 BRAU 1 1 1

8 BORN 1 1 1

9 BUMI 0 0 0

10 DKFT 0 0 0

11 CITA 0 0 0

12 CTTH 0 0 0

13 DEWA 0 0 0

14 DOID 0 0 1

15 ENRG 0 0 0

16 GTBO 0 0 0

17 GEMS 0 1 1

18 HRUM 1 1 0

19 ITMG 1 1 1

20 MEDC 1 1 1

21 MITI 0 0 0

22 PKPK 0 0 0

23 PTRO 1 1 1

24 KKGI 1 1 1

25 SMRU 1 1 1

26 TINS 1 1 1

(5)

Data Timeliness Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013

No.

KODE

EMITEN 2011 2012 2013

1 ADRO 1 1 1

2 ANTM 1 1 1

3 ARII 0 1 0

4 ATPK 1 1 1

5 BYAN 1 1 1

6 BIPI 0 1 0

7 BRAU 1 1 0

8 BORN 0 1 0

9 BUMI 0 1 0

10 DKFT 1 1 0

11 CITA 0 1 1

12 CTTH 1 1 1

13 DEWA 0 1 1

14 DOID 1 1 1

15 ENRG 0 1 0

16 GTBO 0 1 0

17 GEMS 1 1 1

18 HRUM 1 1 0

19 ITMG 1 1 1

20 MEDC 1 1 0

21 MITI 1 1 0

22 PKPK 0 1 0

23 PTRO 1 1 1

24 KKGI 1 1 1

25 SMRU 0 1 1

26 TINS 1 1 1

(6)

Lampiran iii Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Komite_Audit 81 0 9 3.27 1.118

Ukuran_Perusahaan 81 33,642 31,950,035 4,852,426.01 6.165E6

Valid N (listwise) 81

Total_Aktiva

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid di atas rata-rata 81 100.0 100.0 100.0

Ukuran_KAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perusahaan yang tidak

menggunakan KAP yang

berafiliasi dengan the big four

38 46.9 46.9 46.9

perusahaan yang menggunakan

KAP yang berafiliasi dengan the

big four

43 53.1 53.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

Timeliness

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perusahaan yang tidak tepat

waktu

42 51.9 51.9 51.9

perusahaan yang tepat waktu 39 48.1 48.1 100.0

(7)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 112.179 -.074

2 112.179 -.074

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 112.179

c. Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant Total_Aktiva Komite_Audit

Ukuran_Perusahaa

n Ukuran_KAP

Step 1 1 100.981 -14.210 12.613 .285 .000 .993

2 100.633 -25.438 23.509 .381 .000 1.035

3 100.577 -35.891 33.929 .391 .000 1.036

4 100.558 -46.045 44.082 .391 .000 1.036

5 100.551 -56.100 54.137 .391 .000 1.036

6 100.548 -66.121 64.157 .391 .000 1.036

7 100.547 -76.128 74.165 .391 .000 1.036

8 100.547 -86.131 84.168 .391 .000 1.036

9 100.547 -96.132 94.169 .391 .000 1.036

10 100.547 -106.132 104.169 .391 .000 1.036

11 100.547 -116.132 114.169 .391 .000 1.036

12 100.547 -126.132 124.169 .391 .000 1.036

13 100.547 -136.132 134.169 .391 .000 1.036

14 100.547 -146.132 144.169 .391 .000 1.036

15 100.547 -156.132 154.169 .391 .000 1.036

(8)

17 100.547 -176.132 174.169 .391 .000 1.036

18 100.547 -186.132 184.169 .391 .000 1.036

19 100.547 -196.131 194.168 .391 .000 1.036

20 100.547 -206.131 204.168 .391 .000 1.036

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 112.179

d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.632 4 .020

Block 11.632 4 .020

Model 11.632 4 .020

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 100.547a .134 .178

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum

iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

(9)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Timeliness

Percentage Correct perusahaan yang

tidak tepat waktu

perusahaan yang

tepat waktu

Step 1 Timeliness perusahaan yang tidak tepat

waktu

27 15 64.3

perusahaan yang tepat waktu 11 28 71.8

Overall Percentage 67.9

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Total_Aktiva 204.168 401926.216 .000 1 1.000 4.665E88

Komite_Audit .391 .288 1.849 1 .174 1.479

Ukuran_Perusahaan .000 .000 .163 1 .687 1.000

Ukuran_KAP 1.036 .511 4.108 1 .043 2.818

Constant -206.131 401926.216 .000 1 1.000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: Total_Aktiva, Komite_Audit, Ukuran_Perusahaan, Ukuran_KAP.

Correlation Matrix

Constant Total_Aktiva Komite_Audit

Ukuran_Perusahaa

n Ukuran_KAP

Step 1 Constant 1.000 -1.000 .000 .000 .000

Total_Aktiva -1.000 1.000 .000 .000 .000

Komite_Audit .000 .000 1.000 -.178 -.082

Ukuran_Perusahaan .000 .000 -.178 1.000 -.317

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Raja Adrin, and Kamarudin, Khairul A, 2003. “Audit Delay and The Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence”.

Boyton, William C., et al., 2006. “Modern Auditing 8th edition”, John Willey and Sons, Inc., New York.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat.

, 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-431/BL/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik.

Kieso, Donald E., et al., 2007. Intermediate Accounting 12th edition, John Willey and Sons, Inc., Canada.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Cetakan Kedua Belas, CV Alfabeta, Bandung.

Ashton R.H., J.J. Willingham, and R.K. Elliot, 1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”, Journal of Accounting Research (Autumn), 275-292.

Astuti, Christina Dwi, 2007. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan, Skripsi Universitas Trisakti :

Jakarta.

(11)

Owusu S. & Ansah, 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange”, Journal Accounting and Business Research, Volume 30 Nomor 3 Summer 2000.

Purwati, Atiek Sri, 2006. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Rachmawati, Sistya, 2008. “Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No.1, Mei, 1-10.

Simbolon, Kartika, 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Situmorang, Gratia, 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan Go

Public di BEI”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Badan Pengawas Pasar Modal. website : www.bapepam.go.id

Bursa Efek Indonesia. website : www.idx.co.id

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan

desain kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel

dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel

lainnya. Menurut Erlina (2011) “desain penelitian adalah cetak biru yang member

garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Desain kausal

akan menyajikan pengaruh total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan

ukuran KAP sebagai variabel independent (bebas) terhadap timeliness sebagai

variabel dependent (terikat) yang diteliti.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2011 - 2013.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di www.idx.co.id, jumlah

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011 - 2013 adalah 39

(13)

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling yaitu sebuah metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria

tertentu. Kriteria ditentukan dengan pertimbangan (judgement) atau kuota

tertentu. Dalam penentuannya ditetapkan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Pertambangan yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2011, 2012, dan 2013.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan dan melaporkan laporan keuangan yang telah

di audit secara teratur selama tahun 2011, 2012 dan 2013.

3. Perusahaan tersebut tidak dalam proses delisting pada tahun 2011, 2012 dan

2013.

Berdasarkan kriteria di atas, perusahaan-perusahaan pertambangan yang

menjadi sampel untuk penelitian ini berjumlah 30 dari 39 perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2011, 2012 dan 2013 sehingga

total sampel dalam penelitian ini adalah 90.

Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL 3.1

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

No. CODE

INDUSTRY CLASSIFICATION/ STOCK NAME

KRITERIA

SAMPEL

1 2 3

1 ADRO Adaro Energy Tbk. [S]    1

2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S]    2

3 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk. - - 

4 ARII Atlas Resources Tbk [S]    3

(14)

6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. [S] - - 

7 BYAN Bayan Resources Tbk. [S]    5

8 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk.    6

9 BRAU Berau Coal Energy Tbk.    7

10 BORN

Borneo Lumbung Energi & Metal

Tbk.    8

11 BUMI Bumi Resources Tbk.    9

12 CKRA Cakra Mineral Tbk. [S] -  

13 DKFT Central Omega Resources Tbk. [S]    10

14 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. [S]    11

15 CTTH Citatah Tbk. [S]    12

16 DEWA Darma Henwa Tbk. [S]    13

17 DOID Delta Dunia Makmur Tbk.    14

18 ELSA Elnusa Tbk. [S]  - 

19 ENRG Energi Mega Persada Tbk.    15

20 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. [S]    16

21 SMMT Golden Eagle Energy Tbk. -  

22 GEMS Golden Energy Mines Tbk. [S]    17

23 HRUM Harum Energy Tbk. [S]    18

24 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. [S]    19

25 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. [S] -  

26 MEDC Medco Energi Internasional Tbk.    20

27 MITI Mitra Investindo Tbk. [S]    21

28 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. [S]    22

29 PTRO Petrosea Tbk.    23

30 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.    24

31 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk. [S]    25

32 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. [S]    26

33 MYOH Samindo Resources Tbk. [S] -  

34 SMRU SMR Utama Tbk. [S]    27

35 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk. [S] -  

36 PTBA

Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk. [S]    28

37 TINS Timah (Persero) Tbk. [S]    29

38 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk. [S] - - 

(15)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berbentuk annual report yang mencakup tentang tanggal laporan auditor,

laba/rugi bersih perusahaan sebelum pajak penghasilan, total aktiva, opini auditor,

dan kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan. Semua kebutuhan sumber

data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan

situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi. Dokumentasi pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder catatan-catatan

atau dokumen-dokumen perusahaan pertambangan sesuai dengan data yang

diperlukan di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Varibel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel

utama yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pengukuran

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah total

(16)

a. Total Aktiva (X1)

Variabel ini diukur berdasarkan jumlah total aset yang dimiliki oleh

perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam dummy variable, yaitu dengan

memberikan skala nominal 0 dan 1. Pengukurannya dengan menjumlahkan

seluruh aktiva dan dicari nilai rata-ratanya (mean). Total aset yang jumlahnya

diatas nilai rata-rata diberikan angka 1, sedangkan yang dibawah rata-rata

diberikan angka 0.

a. Komite Audit (X2)

Keanggotaan Komite Audit dalam suatu perusahaan didefinisikan sebagai

jumlah anggota komite audit. Di Indonesia, keanggotaan komite audit bermacam

macam, namun sebagai panduan BAPEPAM-LK (2012) mengatur bahwa anggota

komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang yang berasal dari

Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Komite

Audit diukur dari jumlah anggota Komite Audit yang dibentuk perusahaan dan

jumlah rapat yang dilakukan Komite Audit dalam satu periode.

b. Ukuran Perusahaan (X3)

Ukuran perusahaan dapat diukur dari total ekuitas, total penjualan, jumlah

tenaga kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan nilai absolute total ekuitas.

(17)

Variabel ukuran KAP ini juga diukur menggunakan dummy variable,

dimana kategori dummy 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP yang

berafiliasi dengan the big four dan dummy 0 untuk perusahaan yang tidak

menggunakan KAP yang berafiliasi dengan the big four.

Adapun KAP The Big Four adalah sebagai berikut :

1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC)

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG),

3. KAP Ernest & Young (E & Y).

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte).

3.5.2 Variable Terikat ( Dependent Variable) a. Timeliness (Y)

Ketepatan waktu (Timeliness) adalah rentang waktu pengumuman laporan

keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik. Ketepatan waktu publikasi

laporan keuangan ditentukan pada publikasi tanggal publikasi laporan keuangan.

Kemudian dilaporkan kepada BAPEPAM. Variabel ini diukur menggunakan

dummy variable, kategori 0 digunakan untuk perusahaan yang tidak tepat waktu

dan kategori 1 digunakan untuk perusahaan yang tepat waktu. Perusahaan dapat

dikatakan tepat waktu apabila tanggal dan publikasi laporan keuangan auditan

kepada BAPEPAM paling lambat 90 hari setelah tanggal laporan keuangan

(18)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai variabel penelitian dan definisi

operasional serta pengukuran variabel, berikut ini adalah tabel definisi operasional

dan pengukuran variabel penelitian dalam penelitian ini

TABEL 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel yang

diukur Indikator Skala Sumber Data

Timeliness Tepat waktu dan tidak tepat

waktu

Nominal Sekunder

Total Aktiva Jumlah total aset yang dimiliki

oleh perusahaan

Nominal Sekunder

Komite Audit Keanggotaan komite audit dan

jumlah rapat komite audit

Rasio Sekunder

Ukuran

Perusahaan

Nilai absolute total aktiva Rasio Sekunder

Ukuran KAP Termasuk big four / non big four Nominal Sekunder

3.6 Teknik Analisis 3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel

dalam penelitian ini yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

nilai maksimum, dan nilai minimum. Berdasarkan data olahan SPSS yang

meliputi total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP maka

akan diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar

(19)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti

terbebas dari gangguan multikolinieritas.

3.6.2.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) “uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen”. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen

tidak terjadi korelasi Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi dapat dilihat dari nilai matriks korelasi. Gejala multikolinearitas

terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90.

3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.7.1 Analisis Regresi Logistik

Model analisis data yang digunakan adalah analisis multivarian dengan

menggunakan regresi logistic (logistic regression). Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan egresi logistic karena variabel terikat(dependen) merupakan

data kualitatif yang menggunakan variabel dummy. Regresi logistik adalah bagian

dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen merupakan variabel

dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai yang mewakili

kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.

(20)

terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali,2009). Hasil pengujian

Regresi Logistik dapat dilihat dari :

3.7.1.1 Matriks Koefisien Regresi

Menunjukkan hasil pengujian dari regresi logistic dari penelitian yang

dilakukan pada variabel. Dilihat signifikansi variabel dan hubungannya pada uji

parsial pembentukan model dari tabel Variables in the Equation.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis:

= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = Audit Ketepatan waktu (timeliness)

a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel independen

X1 = Total Aktiva

X2 = Komite Audit

X3 = Ukuran Perusahaan

X4 = Ukuran KAP

e = Error atau Kesalahan

3.7.1.2 Pengujian Signifikansi Model secara Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen (bebas)berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (terikat).

(21)

dengan tingkat signifikansi (α).Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0

didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan kriteria:

1. H0 diterima apabila statistik Wald hitung <Chi-Square table, dan nilai

probabilitas (sig) > signifikansi (α). Hal ini berarti Ha ditolak atau hipotesis yang

menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.

2. H0 ditolak apabila statistik Wald hitung >Chi-Square table, dan nilai

probabilitas (sig) < signifikansi (α). Hal ini berarti Haditerima atau hipotesis yang

menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.

3.7.1.3 Uji signifikansi model secara simultan ( Chi-square)

Untuk melihat pengujian secara simultan variabel bebas independen

terhadap variabel terikat dependen digunakan dengan perhitungan SPSS melalui

tabel Ombnibus Test of model Coefficiens atau biasa disebut uji signifikansi

Chi-Square. Dengan diperoleh nilai signifikansi < 0,05 ketika H0 ditolak pada tingkat

signifikansi 5% sehingga terlihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

(22)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan

nilai standar deviasi, dari variabel komite audit dan ukuran perusahaan.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai

berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Komite_Audit 81 0 9 3.27 1.118

Ukuran_Perusahaan 81 33,642 31,950,035 4,852,426.01 6,165,000

Valid N (listwise) 81

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai komite audit minimum adalah 0,

sedangkan nilai komite audit maksimum adalah 9. Diketahui rata-rata komite

audit adalah 3,27, dan standar deviasinya 1,118. Diketahui ukuran perusahaan

minimum adalah 33,642, sedangkan ukuran perusahaan maksimum adalah

31,950,035. Diketahui rata-rata (mean) ukuran perusahaan adalah 4,852,426.01,

dan standar deviasinya 6,165,000.

(23)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Total Aktiva Total_Aktiva

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid di atas rata-rata 81 100.0 100.0 100.0

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke

dalam kategori memiliki di atas rata-rata sebanyak 81 perusahaan (100%) selama

periode tahun 2011-2013.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Ukuran KAP Ukuran_KAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perusahaan yang tidak

menggunakan KAP yang

berafiliasi dengan the big four

38 46.9 46.9 46.9

perusahaan yang menggunakan

KAP yang berafiliasi dengan the

big four

43 53.1 53.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke

dalam kategori perusahaan yang tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan

the big four sebanyak 38 perusahaan (46,9%) selama periode tahun 2011-2013,

sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam kategori perusahaan yang

menggunakan KAP yang berafiliasi dengan the big four sebanyak 43 perusahaan

(24)

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Timeliness Timeliness

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perusahaan yang tidak tepat

waktu

42 51.9 51.9 51.9

perusahaan yang tepat waktu 39 48.1 48.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke

dalam kategori perusahaan tidak tepat waktu sebanyak 42 perusahaan (51,9%)

selama periode tahun 2011-2013, sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam

kategori perusahaan yang tepat waktu sebanyak 39 perusahaan (48,1%) selama

periode tahun 2011-2013.

4.2 Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang

kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya

korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam

penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar

variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas

(25)

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi Correlation Matrix

Constant Total_Aktiva Komite_Audit Ukuran_Perusahaan Ukuran_KAP

Step 1 Constant 1.000 -1.000 .000 .000 .000

Total_Aktiva -1.000 1.000 .000 .000 .000

Komite_Audit .000 .000 1.000 -.178 -.082

Ukuran_Perusahaan .000 .000 -.178 1.000 -.317

Ukuran_KAP .000 .000 -.082 -.317 1.000

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa korelasi antara total aktiva dan

komite audit sebesar 0,000, korelasi antara total aktiva dan ukuran perusahaan

sebesar 0,000, korelasi antara komite audit dan ukuran KAP sebesar -0,082, dan

seterusnya. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Gejala

multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih

besar dari 0,90. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lolos dari uji

gejala multikolonieritas.

4.3 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)

Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara

-2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai --2 log likelihood pada

akhir (block number = 1). Nilai -2log likelihood awal pada block number = 0,

(26)

Tabel 4.6 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 112.179 -.074

2 112.179 -.074

Sumber: hasil olahan software SPSS

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 112.179

c. Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir) Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant Total_Aktiva Komite_Audit

Ukuran_Perusahaa

n Ukuran_KAP

Step 1 1 100.981 -14.210 12.613 .285 .000 .993

2 100.633 -25.438 23.509 .381 .000 1.035

3 100.577 -35.891 33.929 .391 .000 1.036

4 100.558 -46.045 44.082 .391 .000 1.036

5 100.551 -56.100 54.137 .391 .000 1.036

6 100.548 -66.121 64.157 .391 .000 1.036

7 100.547 -76.128 74.165 .391 .000 1.036

8 100.547 -86.131 84.168 .391 .000 1.036

9 100.547 -96.132 94.169 .391 .000 1.036

10 100.547 -106.132 104.169 .391 .000 1.036

11 100.547 -116.132 114.169 .391 .000 1.036

(27)

13 100.547 -136.132 134.169 .391 .000 1.036

14 100.547 -146.132 144.169 .391 .000 1.036

15 100.547 -156.132 154.169 .391 .000 1.036

16 100.547 -166.132 164.169 .391 .000 1.036

17 100.547 -176.132 174.169 .391 .000 1.036

18 100.547 -186.132 184.169 .391 .000 1.036

19 100.547 -196.131 194.168 .391 .000 1.036

20 100.547 -206.131 204.168 .391 .000 1.036

Sumber: hasil olahan software SPSS

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 112.179

d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block

number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat

pada step 2, memperoleh nilai sebesar 112,179. Kemudian pada Tabel 4.7 dapat

dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number =1, nilai -2log likelihood pada

step 1 iterasi 20 adalah 100,547.

Adanya penurunan nilai antara -2LL awal (initial-2LL function) dengan

nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,2009). Penurunan nilai -2 log likelihood

menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya

penambahan-penambahan variabel bebas yaitu total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan,

dan ukuran KAP ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam

(28)

4.4 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan

menggunakan goodness of fitness test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square

pada Tabel Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.8).

Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.899 8 .272

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai statistik Chi-Square adalah 9,899.

Diketahui pula nilai probabilitas sebesar 0,272. Perhatikan bahwa karena nilai

probabilitas (0.272) lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi (0,05), maka

disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkan/fit data.

(29)

Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui nilai Chi-Square Tabel bernilai 15,507. Untuk

menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat diketahui dengan

membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi-Square Tabel.

Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square (9,899) lebih kecil

dibandingkan nilai Chi-Square Tabel (15,507), maka model cukup layak dalam

mencocokkan/fit data.

Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, juga dapat diketahui dengan

membandingkan nilai probabilitas dari uji Hosmer-Lemeshow/Pearson

Chi-square terhadap tingkat signifikansi yang digunakan.

4.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s untuk

mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau

menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s dapat

diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak bebas. Tabel 4.10

(30)
[image:30.595.182.444.181.268.2]

Tabel 4.10 Nagelkerke R Square Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 100.547a .134 .178

Sumber: hasil olahan software SPSS

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum

iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Berdasarkan Tabel 4.10, nilai statistik Nagelkerke R Square 0,178. Nilai tersebut

diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel total aktiva, komite audit, ukuran

perusahaan, dan ukuran KAP dalam menjelaskan atau mempengaruhi timeliness

sebesar 17,8%, sisanya 82,2% dijelaskan oleh variabel-variabel/faktor-faktor lain.

4.6 Uji Signifikansi Model secara Simultan

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (Tabel 4.11) berfungsi untuk

melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat

pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultaneously)

terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.11, diperoleh nilai Sig. atau

probabilitas 0,020. Karena nilai probabilitas (0,020) lebih kecil dari 0,05, maka

ditemukan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama

(31)
[image:31.595.190.437.176.268.2]

Tabel 4.11 Uji Signifikansi Model secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.632 4 .020

Block 11.632 4 .020

Model 11.632 4 .020

Sumber: hasil olahan software SPSS

4.7 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Logistik Secara Individu (Uji Wald)

Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji digunakan

untuk menguji signifikansi dari koefisien regresi populasi secara individu.

Pada regresi logistik, uji signifikansi koefisien regresi populasi secara individu

dapat diuji dengan uji Wald. Hipotesis nol dari uji Wald menyatakan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel tak bebas tidak signifikan secara statistik.

Hipotesis alternatif menyatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak

bebas signifikan secara statistik.

Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji Wald. Berikut aturan

pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.

Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistic

(32)
[image:32.595.101.521.162.301.2]

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald Df Sig.

Step 1a Total_Aktiva 204.168 401926.216 .000 1 1.000

Komite_Audit .391 .288 1.849 1 .174

Ukuran_Perusahaan .000 .000 .163 1 .687

Ukuran_KAP 1.036 .511 4.108 1 .043

Constant -206.131 401926.216 .000 1 1.000

Sumber: hasil olahan software SPSS

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

4.8.1 Uji Signifikansi Pengaruh Total Aktiva terhadap Timeliness (Y)

Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel

total aktiva bernilai positif, yakni 204,168. Hal ini dapat diinterpretasikan

semakin tinggi total aktiva dari suatu perusahaan, maka ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik. Berdasarkan Tabel 4.12,

nilai probabilitas (Sig.) dari total aktiva adalah (Sig.) 1,000, yakni lebih besar dari

0,05, maka total aktiva tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi

timeliness.

4.8.2 Uji Signifikansi Pengaruh Komite Audit terhadap Timeliness

Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel

komite audit bernilai positif, yakni 0,391. Hal ini dapat diinterpretasikan

(33)

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik.

Berdasarkan Tabel 4.12, nilai probabilitas (Sig.) dari komite audit adalah (Sig.)

0,174, yakni lebih besar dari 0,05, maka komite audit tidak signifikan secara

statistik dalam mempengaruhi timeliness. Hal ini disebabkan Komite Audit belum

secara maksimal melaksanakan fungsinya sehingga jumlah anggota yang besar

tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Purwati (2006) yang menemukan

bahwa keanggotan komite audit berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu.

4.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Timeliness

Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel

ukuran perusahaan bernilai positif, yakni 0,000. Hal ini dapat

diinterpretasikan semakin besar ukuran perusahaan, maka ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik. Berdasarkan Tabel 4.12,

nilai probabilitas (Sig.) dari ukuran perusahaan adalah (Sig.) 0,687, yakni lebih

besar dari 0,05, maka ukuran perusahaan tidak signifikan secara statistik dalam

mempengaruhi timeliness. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

Situmorang (2010) yang menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Owusu dan

Ansah (2000) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi

(34)

akhir tahunan yang di audit. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan

penelitian Astuti (2007) dan Rachmawati (2008) di mana mereka menemukan

bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu.

4.8.4 Uji Signifikansi Pengaruh Ukuran KAP terhadap Timeliness

Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel

ukuran KAP bernilai positif, yakni 1,036. Hal ini dapat diinterpretasikan

perusahaan yang menggunakan KAP berafiliasi the big four cenderung tepat

dalam menyampaikan laporan keuangan. Berdasarkan Tabel 4.12, nilai

probabilitas (Sig.) dari ukuran KAP adalah (Sig.) 0,043, yakni lebih kecil dari

0,05, maka ukuran KAP signifikan secara statistik dalam mempengaruhi

timeliness. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Astuti (2007) dan

Situmorang (2010) yang menemukan bahwa variabel ukuran KAP berpengaruh

signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan yang

menggunakan jasa auditor independen dari KAP yang berafiliasi dengan Big Four

cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya, dan sebaliknya perusahaan

yang tidak menggunakan jasa KAP Big Four cenderung tidak tepat waktu. Akan

tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rachmawati (2008)

yang menemukan bahwa variabel KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa

informasi sebagai berikut.

1. Variabel total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP

secara bersamaan atau simultan signifikan secara statistik dalam

mempengaruhi variabel timeliness pada tingkat signifikansi 5%.

2. Variabel total aktiva memiliki pengaruh positif terhadap timeliness, namun

tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

3. Variabel komite audit memiliki pengaruh positif terhadap timeliness,

namun tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

4. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap timeliness,

namun tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

5. Variabel ukuran KAP memiliki pengaruh positif terhadap timeliness, dan

berpengaruh signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel, yaitu dua variabel

keuangan (total aktiva dan ukuran perusahaan) dan dua variabel non

(36)

2. Periode pengamatan hanya tiga tahun, sehingga belum cukup lama untuk

menentukan tren ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam jangka

panjang.

3. Sampel penelitian hanya 27 perusahaan, sehingga belum cukup

menggambarkan kondisi sebagian besar perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini menyarankan beberapa hal

sebagai berikut.

1. Bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang

berkaitan erat secara teori terhadap variabel timeliness. Hal ini

dimaksudkan agar variasi naik turunnya variabel timeliness dapat lebih

dijelaskan.

2. Bagi perusahaan terkait diharapkan agar memperhatikan aspek ukuran

KAP secara lebih ekstra dikarenakan aspek tersebut memiliki pengaruh

yang signifikan secara statistik terhadap timeliness pada tingkat

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan dan Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan

Menurut Kieso et al. (2007) “laporan keuangan merupakan sarana

pengomunikasian informasi keuangan utama kepada piha pihak diluar perusahaan.

Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai

moneter”.

IAI (2007) menyatakan bahwa

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berarti dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik

kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat

diperbandingkan (IAI, 2007) :

(38)

2. Relevan : Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya (feedback value), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (timeliness).

3. Keandalan : Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan : Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan dengan kandungan

informasi yang dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan.

Karakteristik relevan di sini berarti laporan tersebut mampu mendeskripsikan

kondisi keuangan perusahaan secara tepat waktu (timeliness). Jika terdapat

penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang

dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu

menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan

informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu

melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui,

sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda

(39)

tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai

keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan

merupakan pertimbangan yang menentukan.

2.2Teori Kepatuhan (Compliance Theory)dan Regulasi

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian

laporan keuangan telah diatur didalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar

modal. Bapepam dan LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya

lampiran surat keputusan ketua Bapepam dan LK yaitu KEP-431/BL/2012 yang

menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan

pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan

kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku

berakhir. Laporan keuangan tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib

disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia yang telah diaudit

oleh akuntan. Laporan keuangan dimaksud wajib memuat pernyataan mengenai

pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur pada Peraturan

Nomor VIII.G.11 atau Peraturan Nomor X.E.1, dimana laporan keuangan tahunan

harus sesuai dengan ketentuan umum dan wajib memuat ikhtisar data keuangan

penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan

pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab sosial

perusahaan, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, dan surat pernyataan

tanggung jawab dewan komisaris dan direksi atas kebenaran isi laporan tahunan.

Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal,

(40)

melanggar ketentuan peraturan ini termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya

pelanggaran.

Dengan adanya regulasi seharusnya memacu perusahaan publik untuk

menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu walau regulasi tidak dapat

menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi perusahaan publik untuk

menyampaikan laporan keuangan tepat waktu pada setiap periode, untuk itu perlu

diperhatikan lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan

waktu pelaporan keuangan tersebut.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 2.3.1 Total Aktiva

Total aktiva yang dimiliki perusahaan menggambarkan ukuran

perusahaan, oleh karena itu besar kecilnya perusahaan diukur dari total aktiva

yang dimilikinya. Menurut keputusan Bapepam No. 9 Tahun 1995, perusahaan

kecil adalah perusahaan yang memiliki total aktiva tidak lebih dari Rp

20.000.000.000,00 (duapuluh milyar) dan diatas itu dapat digolongkan sebagai

perusahaan besar.

Menurut IAI (2007) “aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh

perusahan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan dari mana manfaat

ekonomi di masa depan diharapakan akan diperoleh oleh perusahaan”. Ashton

dan Elliot (1987) menyatakan bahwa

(41)

KAP untuk mempercepat timeliness dengan menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu jika dibandingkan perusahaan kecil.

Sedangkan menurut Boyton et al. (2006) “semakin besar ukuran perusahaan yang

diaudit, timeliness akan semakin lama karena jumlah sampel yang diambil

semakin besar dan prosedur audit yang harus dilakukan semakin luas”.

Perusahaan berskala besar memiliki sumber daya dan staf akuntan yang

lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih canggih

daripada perusahaan berskala kecil. Penggunaan sistem berbasis komputer ini

akan mempercepat dan mempermudah di dalam pengolahan aktivitas yang terkait

dengan operasional bisnis, produksi, akuntansi dan keuangan perusahaan. Selain

itu kecenderungan yang terjadi adalah semakin besar ukuran perusahaan maka

struktur pengendalian internalnya menjadi semakin baik, sehingga akan

meminimalisir kesalahan dalam penyajian laporan keuangan (Carslaw dan

Kaplan, 1991).

2.3.2 Komite Audit

Komite audit perusahaan dibentuk berdasarkan aturan yang mengacu pada

keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-29/PM/2004 mengenai pembentukan dan

pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Pedoman kerja komite audit perusahaan

disahkan oleh dewan komisaris. Tujuan pembentukan komite audit adalah untuk

membantu pelaksanaan tugas dan fungsi dewan komisaris guna memastikan

kebenaran laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh direksi, mengawasi

(42)

memastikan independensi dan mengefektifkan fungsi dan program kerja audit

baik oleh auditor eksternal maupun audit internal sehingga dengan demikian dapat

memberi kepastian kepada pemegang saham tentang kebenaran dan keandalan

laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga mengawasi efektivitas

pengendalian internal dan manajemen risiko perusahaan.

Inisiatif pembentukan komite audit merupakan cerminan dari komitmen

perusahaan untuk melaksanakan good corporate governance di organisasinya.

Berdasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-643/BL/2012 komite audit

wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya empat kali dalam setahun. Komite

audit secara periodik dapat mengadakan rapat secara terpisah dengan auditor

eksternal, auditor internal, atau pihak-pihak terkait lainnya, baik di dalam maupun

di luar perusahaan.

2.3.3 Ukuran Perusahaan

Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran

perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan. Besar

kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional,

variabilitas, dan intensitas transaksi keuangan tersebut yang tentunya akan

berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2009) menghasilkan kesimpulan bahwa

semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin pendek waktu audit.

Perusahaan yang besar cenderung mempunyai manajemen yang lebih baik dalam

(43)

keteraturan dalam operasional perusahaan dan dapat mengurangi

kesalahan-kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan besar

mempunyai sumber daya keuangan yang dapat membayar fee audit lebih besar

guna mendapatkan pelayanan jasa audit yang lebih baik dan cepat. Perusahaan

besar juga mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi sehingga

manajemen berusahan untuk mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu.

Perusahaan yang memiliki sumber daya yang besar memiliki lebih banyak sumber

informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih,

memiliki sitem pengendalian internal yang lebih kuat, adanya pengawasan dari

invenstor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan

perusahaan melaporkan laporan keuangan tepat waktu ke publik.

2.3.4 Ukuran KAP

KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin

sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha dalam bidang jasa

profesional dalam praktek akuntan publik (Rachmawati, 2008). Jasa audit

digunakan agar informasi pelaporan keuangan yang berisi kinerja perusahaan

akurat dan dapat dipercaya. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan

keuangan tersebut, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi

seperti KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang diakui secara universal yaitu

KAP TheBig Four. Adapun kategori KAP yang berafiliasi dengan The Big Four di

(44)

1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Tanudiredja,

Wibisana & Rekan.

2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan

KAP Siddharta danWidjaja.

3. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Suherman

dan Surja.

4. KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing

Satrio.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai timeliness telah banyak dilakukan di luar

Indonesia maupun di Indonesia. Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu tentang

[image:44.595.60.530.555.744.2]

faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Owusu dan Ansah (2000) Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange

Variabel independen : ukuran

perusahaan,

profitability, gearing,

item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan,

kompleksitas operasi perusahaan, dan umur perusahaan

Variabel dependen :

(45)

ketepatan waktu (timeliness) 2. Purwati

(2006) Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ

Variabel independen : keanggotaan komite audit, independensi anggota komite audit, proporsi komisaris independen, ketua komite audit, kompetensi

Variabel dependen : ketepatan waktu

Hasil penelitian menyatakan bahwa keanggotan Komite Audit, independensi anggota Komite Audit, dan

Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu, sedangkan ketua Komite Audit, dan keberadaan

financial expert

mempengaruhi ketepatan waktu

3. Astuti (2007)

Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Variabel independen :

leverage,

profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi auditor, opini audit

Variabel dependen : Ketepatan waktu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan baik pihak luar maupun dalam, reputasi auditor dan opini audit mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Rachmawati

(2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap

Audit Delay dan Timeliness

Variabel independen : profitabilitas,

solvabilitas, internal auditor, size pengukuran (assets), dan ukuran KAP

Variabel dependen :

audit delay dan

timeliness

Solvabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh. Sedangkan KAP,

profitabilitas, dan internal auditor tidak berpengaruh

5. Situmorang (2010) Faktor-Faktor Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan Go

Variabel independen : laba (rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi KAP, dan audit

report lag

Laba (rugi), likuiditas, dan umur perusahaan

(46)

Publik di BEI Variabel dependen : ketepatan waktu pelaporan keuangan

ketepatan waktu.

Sedangkan, Reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ketepatan waktu dan audit

report lag berpengaruh

(47)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah

penting. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan

pustaka yang telah dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian tercantum

[image:47.595.115.466.287.675.2]

dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H5

H4 H1 H2 H3

TOTAL AKTIVA (X1)

KOMITE AUDIT (X2)

UKURAN PERUSAHAAN

(X3)

UKURAN KAP (X4)

TIMELINESS

(48)

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka

konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H1 : Total aktiva berpengaruh signifikan terhadap timeliness.

H2 : Komite audit berpengaruh signifikan terhadap timeliness.

H3 : Ukuran perusahaanberpengaruh signifikan terhadap timeliness.

H4 : Ukuran KAPberpengaruh signifikan terhadap timeliness.

H5 : Total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, ukuran KAP berpengaruh

(49)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya

adalah pasar modal. Diera globalisasi ini, perkembangan pasar modal di Indonesia

mengalami peningkatan yang cukup pesat dan mendapatkan perhatian khusus dari

para investor. Berkembangnya pasar modal memberikan pengaruh atas

meningkatnya permintaan akan laporan keuangan. Laporan keuangan yang

disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

informasi yang penting dalam bisnis investasi di pasar modal, terutama laporan

keuangan yang telah di audit. Investor pada pasar modal memerlukan laporan

keuangan yang handal, relevan, mudah dipahami dan diperbandingkan, dimana

informasi yang terdapat di dalamnya harus benar-benar menggambarkan kinerja

perusahaan yang sesungguhnya.

Pelaporan keuangan merupakan hasil publikasi informasi atas laporan

keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan guna mendukung tujuan ekonomi

dari perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi empat

karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas dari laporan keuangan yaitu

dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (IAI, 2007).

Selain dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan, laporan

keuangan, investor juga membutuhkan kecepatan dan ketepatan laporan keuangan

(50)

(profit/loss) dari operasional perusahaan sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan

investor pada pasar modal harus cepat memutuskan apakah akan menjual saham

yang dimiliki atau membeli saham perusahaan lain. Laporan keuangan

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, 2007).

Sebuah laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada beragam

pengguna untuk berbagai kepentingan. Melalui laporan keuangan dapat diketahui

kondisi keuangan selama periode tersebut apakah perusahaan mengalami laba atau

rugi, bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, seberapa besar perusahaan tersebut,

sudah berapa lama perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, siapa

auditor yang mengaudit dan dari Kantor Akuntan Publik mana, berapa lama

proses pengauditan, dan informasi lainnya.

Ketepatan waktu (timeliness) publikasi laporan keuangan sangat penting

bagi suatu perusahaan karena mempengaruhi tingkat manfaat dan nilai dari

laporan tersebut. Semakin lama penundaan laporan akan mengurangi arti dan

relevansi dari informasi tersebut. Laporan keuangan harus dibuat dan disajikan

untuk umum dalam jangka waktu yang wajar dari penutupan perusahaan akhir

tahun, jika menunda penyajian laporan keuangan tersebut maka kegunaan dari

laporan keuangan tersebut akan berkurang (Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Indonesia, 2001).

Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya

(51)

pelanggan dan pengguna lain. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang

tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karna dapat segera

mencairkan aktiva (harta) yang tersedia untuk melunasi utang (kewajiban) ketika

jatuh tempo,sehingga dapat tepat waktu dalam pelaporan keuangan.

Undang-undang No. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa semua perusahaan

yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara

berkala kepada BAPEPAM-LK dan mengumumkan laporan kepada masyarakat.

Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK maka akan dikenakan

sanksi administratif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam

undang-undang. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah

diperbaharui oleh BAPEPAM-LK pada tahun 2012 dan mulai berlaku pada

tanggal 1 Agustus 20012. Peraturan tersebut dikeluarkan melalui lampiran

keputusan ketua BAPEPAM-LK No.Kep-431/BL/2012, yang menyatakan bahwa

Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi

efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling

lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.

Adanya regulasi seharusnya memacu perusahaan publik untuk

menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu, akan tetapi fenomena yang

terjadi pada kenyataannya setiap tahun ketepatan waktu pelaporan keuangan

mengalami penurunan, sementara regulasi yang berlaku pada periode tersebut

masih sama dan belum mengalami perubahan. Regulasi tidak dapat menjadi

(52)

laporan keuangan tepat waktu pada setiap periode, untuk itu perlu diperhatikan

lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

keuangan tersebut.

Laporan keuangan yang disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan

publik bersertifikat dan disertai opini (pendapat) audit. Informasi dalam laporan

keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan, akan tetapi

opini (pendapat) audit merupakan tanggung jawab auditor. Auditor bertanggung

jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian

yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang

material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, namun

auditor tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji yang tidak material.

Salah satu bentuk profesionalitas auditor adalah ketepatan waktu

penyampaian laporan auditnya. Jika pelaporan keuangan tidak dilakukan secara

tepat waktu, perusahaan tersebut akan dikenakan sanksi berupa denda dan hal ini

tentu akan merugikan perusahaan, selain itu tingkat relevansi dan keandalan

laporan keuangan tersebut dapat berkurang, untuk itulah auditor selalu

mengusahakan ketepatan waktu tetapi tidak mengabaikan obyektivitas dan

independensinya.

Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan (timeliness) pada suatu perusahaan. Dalam

penelitian ini penulis memakai empat variabel yang akan diteliti apakah termasuk

(53)

laporan keuangan yaitu : total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan

ukuran KAP.

Berdasarkan penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang meneliti

Gambar

TABEL 3.1
TABEL 3.2
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Total Aktiva
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil

Sehingga aktivitas guru (peneliti) pada siklus II dalam mengelolah pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa

Capaian Program Persentase Pelaksanaan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat Terkait Mekanisme Dini Dan Pencegahan Dini Dalam Menangkal Ancaman Dari Dalam Dan Luar.

Pendeteksian keadaan dalam posisi terbuka dan tertutup yaitu apabila cahaya yang dikirimkan oleh transmitter tidak sampai atau terhalang masuk kedalam recevier maka data akan

Inggris “ communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis

Maka dari hasil yang didapat tabel itu yang dimuat pada lembar lampiran, dapat dilihat bahwa kecepatan transfer data atau kegagalan suatu proses transfer data dapat dipengaruhi

 Bahasa, atau kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula.Usia, latar pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga dari sekian banyak

Sensor infra red yaitu komponen elektronika yang apabila photo dioda tidak menerima pancaran cahaya dari infra red maka nilai resistansinya yang dihasilkan yaitu berkisar antara 0