Lampiran i
No.
KODE
EMITEN NAMA PERUSAHAAN
1 ADRO Adaro Energy Tbk.
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 3 ARII Atlas Resources Tbk.
4 ATPK ATPK Resources Tbk.
5 BYAN Bayan Resources Tbk.
6 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk. 7 BRAU Berau Coal Energy Tbk.
8 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.
9 BUMI Bumi Resources Tbk.
10 DKFT Central Omega Resources Tbk. [S] 11 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 12 CTTH Citatah Tbk. [S]
13 DEWA Darma Henwa Tbk. [S] 14 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 15 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 16 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. [S] 17 GEMS Golden Energy Mines Tbk. [S] 18 HRUM Harum Energy Tbk. [S]
19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. [S] 20 MEDC Medco Energi Internasional Tbk. 21 MITI Mitra Investindo Tbk. [S]
22 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. [S]
23 PTRO Petrosea Tbk.
24 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. [S]
25 SMRU SMR Utama Tbk. [S]
Lampiran ii Data Total Aktiva Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013
No.
KODE
EMITEN 2011 2012 2013
1 ADRO 1 1 1
2 ANTM 1 1 1
3 ARII 1 1 1
4 ATPK 1 1 1
5 BYAN 1 1 1
6 BIPI 1 1 1
7 BRAU 1 1 1
8 BORN 1 1 1
9 BUMI 1 1 1
10 DKFT 1 1 1
11 CITA 1 1 1
12 CTTH 1 1 1
13 DEWA 1 1 1
14 DOID 1 1 1
15 ENRG 1 1 1
16 GTBO 1 1 1
17 GEMS 1 1 1
18 HRUM 1 1 1
19 ITMG 1 1 1
20 MEDC 1 1 1
21 MITI 1 1 1
22 PKPK 1 1 0.9
23 PTRO 1 1 1
24 KKGI 1 1 1
25 SMRU 1 1 1
26 TINS 1 1 1
27 INCO 1 1 1
Data Komite Audit Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013
No.
KODE
EMITEN 2011 2012 2013
1 ADRO 3 3 3
2 ANTM 7 9 6
3 ARII 0 3 3
4 ATPK 2 3 3
5 BYAN 3 3 3
7 BRAU 3 3 3
8 BORN 3 3 4
9 BUMI 4 3 3
10 DKFT 3 6 3
11 CITA 3 3 3
12 CTTH 3 3 3
13 DEWA 3 3 3
14 DOID 3 3 3
15 ENRG 3 3 3
16 GTBO 3 3 3
17 GEMS 0 3 3
18 HRUM 3 3 3
19 ITMG 4 4 4
20 MEDC 5 5 3
21 MITI 3 3 3
22 PKPK 3 3 3
23 PTRO 3 3 3
24 KKGI 3 3 3
25 SMRU 3 3 3
26 TINS 4 4 4
27 INCO 3 4 3
Data Ukuran Perusahaan Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013
No.
KODE
EMITEN 2011 2012 2013
1 ADRO 22,146,078 28,754,907 31,950,035 2 ANTM 10,772,043 12,832,316 12,793,487
3 ARII 1,319,458 1,465,030 1,329,966
4 ATPK 33,642 43,824 1,121,217
5 BYAN 3,736,503 4,872,739 4,498,412
6 BIPI 3,387,513 3,732,802 4,755,413
7 BRAU 3,884,443 4,148,751 3,976,674
8 BORN 7,316,806 9,149,717 8,457,569
9 BUMI 11,818,592 6,931,561 8,675,085
10 DKFT 1,158,626 1,386,445 1,453,215
11 CITA 951,670 1,134,652 2,098,275
12 CTTH 75,992 78,751 79,235
13 DEWA 2,929,648 2,887,478 2,221,079
14 DOID 702,064 883,094 684,138
15 ENRG 5,699,993 6,338,911 8,879,495
16 GTBO 266,409 1,267,371 731,879
17 GEMS 1,319,458 1,465,030 2,968,975
19 ITMG 7,637,712 9,671,809 9,638,557
20 MEDC 6,996,045 7,975,173 8,967,564
21 MITI 62,806 94,809 111,563
22 PKPK 183,888 174,824 175,158
23 PTRO 1,081,313 1,507,472 1,975,765
24 KKGI 471,249 631,815 712,608
25 SMRU 337,478 271,762 226,213
26 TINS 4,597,795 4,558,200 4,892,110
27 INCO 15,241,742 16,013,957 17,142,669
Data Ukuran KAP Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013
No.
KODE
EMITEN 2011 2012 2013
1 ADRO 1 1 1
2 ANTM 1 1 1
3 ARII 1 1 0
4 ATPK 0 0 0
5 BYAN 1 1 1
6 BIPI 0 0 0
7 BRAU 1 1 1
8 BORN 1 1 1
9 BUMI 0 0 0
10 DKFT 0 0 0
11 CITA 0 0 0
12 CTTH 0 0 0
13 DEWA 0 0 0
14 DOID 0 0 1
15 ENRG 0 0 0
16 GTBO 0 0 0
17 GEMS 0 1 1
18 HRUM 1 1 0
19 ITMG 1 1 1
20 MEDC 1 1 1
21 MITI 0 0 0
22 PKPK 0 0 0
23 PTRO 1 1 1
24 KKGI 1 1 1
25 SMRU 1 1 1
26 TINS 1 1 1
Data Timeliness Dari Perusahaan yang Diamati Tahun 2011-2013
No.
KODE
EMITEN 2011 2012 2013
1 ADRO 1 1 1
2 ANTM 1 1 1
3 ARII 0 1 0
4 ATPK 1 1 1
5 BYAN 1 1 1
6 BIPI 0 1 0
7 BRAU 1 1 0
8 BORN 0 1 0
9 BUMI 0 1 0
10 DKFT 1 1 0
11 CITA 0 1 1
12 CTTH 1 1 1
13 DEWA 0 1 1
14 DOID 1 1 1
15 ENRG 0 1 0
16 GTBO 0 1 0
17 GEMS 1 1 1
18 HRUM 1 1 0
19 ITMG 1 1 1
20 MEDC 1 1 0
21 MITI 1 1 0
22 PKPK 0 1 0
23 PTRO 1 1 1
24 KKGI 1 1 1
25 SMRU 0 1 1
26 TINS 1 1 1
Lampiran iii Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Komite_Audit 81 0 9 3.27 1.118
Ukuran_Perusahaan 81 33,642 31,950,035 4,852,426.01 6.165E6
Valid N (listwise) 81
Total_Aktiva
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid di atas rata-rata 81 100.0 100.0 100.0
Ukuran_KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perusahaan yang tidak
menggunakan KAP yang
berafiliasi dengan the big four
38 46.9 46.9 46.9
perusahaan yang menggunakan
KAP yang berafiliasi dengan the
big four
43 53.1 53.1 100.0
Total 81 100.0 100.0
Timeliness
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perusahaan yang tidak tepat
waktu
42 51.9 51.9 51.9
perusahaan yang tepat waktu 39 48.1 48.1 100.0
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 112.179 -.074
2 112.179 -.074
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 112.179
c. Estimation terminated at iteration number 2 because
parameter estimates changed by less than .001.
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant Total_Aktiva Komite_Audit
Ukuran_Perusahaa
n Ukuran_KAP
Step 1 1 100.981 -14.210 12.613 .285 .000 .993
2 100.633 -25.438 23.509 .381 .000 1.035
3 100.577 -35.891 33.929 .391 .000 1.036
4 100.558 -46.045 44.082 .391 .000 1.036
5 100.551 -56.100 54.137 .391 .000 1.036
6 100.548 -66.121 64.157 .391 .000 1.036
7 100.547 -76.128 74.165 .391 .000 1.036
8 100.547 -86.131 84.168 .391 .000 1.036
9 100.547 -96.132 94.169 .391 .000 1.036
10 100.547 -106.132 104.169 .391 .000 1.036
11 100.547 -116.132 114.169 .391 .000 1.036
12 100.547 -126.132 124.169 .391 .000 1.036
13 100.547 -136.132 134.169 .391 .000 1.036
14 100.547 -146.132 144.169 .391 .000 1.036
15 100.547 -156.132 154.169 .391 .000 1.036
17 100.547 -176.132 174.169 .391 .000 1.036
18 100.547 -186.132 184.169 .391 .000 1.036
19 100.547 -196.131 194.168 .391 .000 1.036
20 100.547 -206.131 204.168 .391 .000 1.036
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 112.179
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.632 4 .020
Block 11.632 4 .020
Model 11.632 4 .020
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 100.547a .134 .178
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum
iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Timeliness
Percentage Correct perusahaan yang
tidak tepat waktu
perusahaan yang
tepat waktu
Step 1 Timeliness perusahaan yang tidak tepat
waktu
27 15 64.3
perusahaan yang tepat waktu 11 28 71.8
Overall Percentage 67.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Total_Aktiva 204.168 401926.216 .000 1 1.000 4.665E88
Komite_Audit .391 .288 1.849 1 .174 1.479
Ukuran_Perusahaan .000 .000 .163 1 .687 1.000
Ukuran_KAP 1.036 .511 4.108 1 .043 2.818
Constant -206.131 401926.216 .000 1 1.000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: Total_Aktiva, Komite_Audit, Ukuran_Perusahaan, Ukuran_KAP.
Correlation Matrix
Constant Total_Aktiva Komite_Audit
Ukuran_Perusahaa
n Ukuran_KAP
Step 1 Constant 1.000 -1.000 .000 .000 .000
Total_Aktiva -1.000 1.000 .000 .000 .000
Komite_Audit .000 .000 1.000 -.178 -.082
Ukuran_Perusahaan .000 .000 -.178 1.000 -.317
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Raja Adrin, and Kamarudin, Khairul A, 2003. “Audit Delay and The Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence”.
Boyton, William C., et al., 2006. “Modern Auditing 8th edition”, John Willey and Sons, Inc., New York.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat.
, 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-431/BL/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik.
Kieso, Donald E., et al., 2007. Intermediate Accounting 12th edition, John Willey and Sons, Inc., Canada.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Cetakan Kedua Belas, CV Alfabeta, Bandung.
Ashton R.H., J.J. Willingham, and R.K. Elliot, 1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”, Journal of Accounting Research (Autumn), 275-292.
Astuti, Christina Dwi, 2007. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan, Skripsi Universitas Trisakti :
Jakarta.
Owusu S. & Ansah, 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange”, Journal Accounting and Business Research, Volume 30 Nomor 3 Summer 2000.
Purwati, Atiek Sri, 2006. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Rachmawati, Sistya, 2008. “Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No.1, Mei, 1-10.
Simbolon, Kartika, 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Situmorang, Gratia, 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan Go
Public di BEI”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Badan Pengawas Pasar Modal. website : www.bapepam.go.id
Bursa Efek Indonesia. website : www.idx.co.id
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan
desain kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel
dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
lainnya. Menurut Erlina (2011) “desain penelitian adalah cetak biru yang member
garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Desain kausal
akan menyajikan pengaruh total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan
ukuran KAP sebagai variabel independent (bebas) terhadap timeliness sebagai
variabel dependent (terikat) yang diteliti.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2011 - 2013.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di www.idx.co.id, jumlah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011 - 2013 adalah 39
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling yaitu sebuah metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Kriteria ditentukan dengan pertimbangan (judgement) atau kuota
tertentu. Dalam penentuannya ditetapkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan Pertambangan yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011, 2012, dan 2013.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan dan melaporkan laporan keuangan yang telah
di audit secara teratur selama tahun 2011, 2012 dan 2013.
3. Perusahaan tersebut tidak dalam proses delisting pada tahun 2011, 2012 dan
2013.
Berdasarkan kriteria di atas, perusahaan-perusahaan pertambangan yang
menjadi sampel untuk penelitian ini berjumlah 30 dari 39 perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2011, 2012 dan 2013 sehingga
total sampel dalam penelitian ini adalah 90.
Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
TABEL 3.1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
No. CODE
INDUSTRY CLASSIFICATION/ STOCK NAME
KRITERIA
SAMPEL
1 2 3
1 ADRO Adaro Energy Tbk. [S] 1
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S] 2
3 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk. - -
4 ARII Atlas Resources Tbk [S] 3
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. [S] - -
7 BYAN Bayan Resources Tbk. [S] 5
8 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk. 6
9 BRAU Berau Coal Energy Tbk. 7
10 BORN
Borneo Lumbung Energi & Metal
Tbk. 8
11 BUMI Bumi Resources Tbk. 9
12 CKRA Cakra Mineral Tbk. [S] -
13 DKFT Central Omega Resources Tbk. [S] 10
14 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 11
15 CTTH Citatah Tbk. [S] 12
16 DEWA Darma Henwa Tbk. [S] 13
17 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 14
18 ELSA Elnusa Tbk. [S] -
19 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 15
20 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. [S] 16
21 SMMT Golden Eagle Energy Tbk. -
22 GEMS Golden Energy Mines Tbk. [S] 17
23 HRUM Harum Energy Tbk. [S] 18
24 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. [S] 19
25 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. [S] -
26 MEDC Medco Energi Internasional Tbk. 20
27 MITI Mitra Investindo Tbk. [S] 21
28 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. [S] 22
29 PTRO Petrosea Tbk. 23
30 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 24
31 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk. [S] 25
32 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. [S] 26
33 MYOH Samindo Resources Tbk. [S] -
34 SMRU SMR Utama Tbk. [S] 27
35 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk. [S] -
36 PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk. [S] 28
37 TINS Timah (Persero) Tbk. [S] 29
38 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk. [S] - -
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berbentuk annual report yang mencakup tentang tanggal laporan auditor,
laba/rugi bersih perusahaan sebelum pajak penghasilan, total aktiva, opini auditor,
dan kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan. Semua kebutuhan sumber
data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan
situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi. Dokumentasi pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder catatan-catatan
atau dokumen-dokumen perusahaan pertambangan sesuai dengan data yang
diperlukan di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Varibel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
utama yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pengukuran
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah total
a. Total Aktiva (X1)
Variabel ini diukur berdasarkan jumlah total aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam dummy variable, yaitu dengan
memberikan skala nominal 0 dan 1. Pengukurannya dengan menjumlahkan
seluruh aktiva dan dicari nilai rata-ratanya (mean). Total aset yang jumlahnya
diatas nilai rata-rata diberikan angka 1, sedangkan yang dibawah rata-rata
diberikan angka 0.
a. Komite Audit (X2)
Keanggotaan Komite Audit dalam suatu perusahaan didefinisikan sebagai
jumlah anggota komite audit. Di Indonesia, keanggotaan komite audit bermacam
macam, namun sebagai panduan BAPEPAM-LK (2012) mengatur bahwa anggota
komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang yang berasal dari
Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Komite
Audit diukur dari jumlah anggota Komite Audit yang dibentuk perusahaan dan
jumlah rapat yang dilakukan Komite Audit dalam satu periode.
b. Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan dapat diukur dari total ekuitas, total penjualan, jumlah
tenaga kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan nilai absolute total ekuitas.
Variabel ukuran KAP ini juga diukur menggunakan dummy variable,
dimana kategori dummy 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP yang
berafiliasi dengan the big four dan dummy 0 untuk perusahaan yang tidak
menggunakan KAP yang berafiliasi dengan the big four.
Adapun KAP The Big Four adalah sebagai berikut :
1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC)
2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG),
3. KAP Ernest & Young (E & Y).
4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte).
3.5.2 Variable Terikat ( Dependent Variable) a. Timeliness (Y)
Ketepatan waktu (Timeliness) adalah rentang waktu pengumuman laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik. Ketepatan waktu publikasi
laporan keuangan ditentukan pada publikasi tanggal publikasi laporan keuangan.
Kemudian dilaporkan kepada BAPEPAM. Variabel ini diukur menggunakan
dummy variable, kategori 0 digunakan untuk perusahaan yang tidak tepat waktu
dan kategori 1 digunakan untuk perusahaan yang tepat waktu. Perusahaan dapat
dikatakan tepat waktu apabila tanggal dan publikasi laporan keuangan auditan
kepada BAPEPAM paling lambat 90 hari setelah tanggal laporan keuangan
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai variabel penelitian dan definisi
operasional serta pengukuran variabel, berikut ini adalah tabel definisi operasional
dan pengukuran variabel penelitian dalam penelitian ini
TABEL 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel yang
diukur Indikator Skala Sumber Data
Timeliness Tepat waktu dan tidak tepat
waktu
Nominal Sekunder
Total Aktiva Jumlah total aset yang dimiliki
oleh perusahaan
Nominal Sekunder
Komite Audit Keanggotaan komite audit dan
jumlah rapat komite audit
Rasio Sekunder
Ukuran
Perusahaan
Nilai absolute total aktiva Rasio Sekunder
Ukuran KAP Termasuk big four / non big four Nominal Sekunder
3.6 Teknik Analisis 3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel
dalam penelitian ini yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
nilai maksimum, dan nilai minimum. Berdasarkan data olahan SPSS yang
meliputi total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP maka
akan diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti
terbebas dari gangguan multikolinieritas.
3.6.2.1 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2009) “uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen”. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen
tidak terjadi korelasi Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai matriks korelasi. Gejala multikolinearitas
terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90.
3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.7.1 Analisis Regresi Logistik
Model analisis data yang digunakan adalah analisis multivarian dengan
menggunakan regresi logistic (logistic regression). Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan egresi logistic karena variabel terikat(dependen) merupakan
data kualitatif yang menggunakan variabel dummy. Regresi logistik adalah bagian
dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen merupakan variabel
dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai yang mewakili
kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.
terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali,2009). Hasil pengujian
Regresi Logistik dapat dilihat dari :
3.7.1.1 Matriks Koefisien Regresi
Menunjukkan hasil pengujian dari regresi logistic dari penelitian yang
dilakukan pada variabel. Dilihat signifikansi variabel dan hubungannya pada uji
parsial pembentukan model dari tabel Variables in the Equation.
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis:
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = Audit Ketepatan waktu (timeliness)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Total Aktiva
X2 = Komite Audit
X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Ukuran KAP
e = Error atau Kesalahan
3.7.1.2 Pengujian Signifikansi Model secara Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen (bebas)berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (terikat).
dengan tingkat signifikansi (α).Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0
didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan kriteria:
1. H0 diterima apabila statistik Wald hitung <Chi-Square table, dan nilai
probabilitas (sig) > signifikansi (α). Hal ini berarti Ha ditolak atau hipotesis yang
menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.
2. H0 ditolak apabila statistik Wald hitung >Chi-Square table, dan nilai
probabilitas (sig) < signifikansi (α). Hal ini berarti Haditerima atau hipotesis yang
menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.
3.7.1.3 Uji signifikansi model secara simultan ( Chi-square)
Untuk melihat pengujian secara simultan variabel bebas independen
terhadap variabel terikat dependen digunakan dengan perhitungan SPSS melalui
tabel Ombnibus Test of model Coefficiens atau biasa disebut uji signifikansi
Chi-Square. Dengan diperoleh nilai signifikansi < 0,05 ketika H0 ditolak pada tingkat
signifikansi 5% sehingga terlihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel komite audit dan ukuran perusahaan.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Komite_Audit 81 0 9 3.27 1.118
Ukuran_Perusahaan 81 33,642 31,950,035 4,852,426.01 6,165,000
Valid N (listwise) 81
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai komite audit minimum adalah 0,
sedangkan nilai komite audit maksimum adalah 9. Diketahui rata-rata komite
audit adalah 3,27, dan standar deviasinya 1,118. Diketahui ukuran perusahaan
minimum adalah 33,642, sedangkan ukuran perusahaan maksimum adalah
31,950,035. Diketahui rata-rata (mean) ukuran perusahaan adalah 4,852,426.01,
dan standar deviasinya 6,165,000.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Total Aktiva Total_Aktiva
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid di atas rata-rata 81 100.0 100.0 100.0
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke
dalam kategori memiliki di atas rata-rata sebanyak 81 perusahaan (100%) selama
periode tahun 2011-2013.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Ukuran KAP Ukuran_KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perusahaan yang tidak
menggunakan KAP yang
berafiliasi dengan the big four
38 46.9 46.9 46.9
perusahaan yang menggunakan
KAP yang berafiliasi dengan the
big four
43 53.1 53.1 100.0
Total 81 100.0 100.0
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke
dalam kategori perusahaan yang tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan
the big four sebanyak 38 perusahaan (46,9%) selama periode tahun 2011-2013,
sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam kategori perusahaan yang
menggunakan KAP yang berafiliasi dengan the big four sebanyak 43 perusahaan
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Timeliness Timeliness
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid perusahaan yang tidak tepat
waktu
42 51.9 51.9 51.9
perusahaan yang tepat waktu 39 48.1 48.1 100.0
Total 81 100.0 100.0
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke
dalam kategori perusahaan tidak tepat waktu sebanyak 42 perusahaan (51,9%)
selama periode tahun 2011-2013, sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam
kategori perusahaan yang tepat waktu sebanyak 39 perusahaan (48,1%) selama
periode tahun 2011-2013.
4.2 Uji Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang
kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya
korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam
penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar
variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi Correlation Matrix
Constant Total_Aktiva Komite_Audit Ukuran_Perusahaan Ukuran_KAP
Step 1 Constant 1.000 -1.000 .000 .000 .000
Total_Aktiva -1.000 1.000 .000 .000 .000
Komite_Audit .000 .000 1.000 -.178 -.082
Ukuran_Perusahaan .000 .000 -.178 1.000 -.317
Ukuran_KAP .000 .000 -.082 -.317 1.000
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa korelasi antara total aktiva dan
komite audit sebesar 0,000, korelasi antara total aktiva dan ukuran perusahaan
sebesar 0,000, korelasi antara komite audit dan ukuran KAP sebesar -0,082, dan
seterusnya. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Gejala
multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih
besar dari 0,90. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lolos dari uji
gejala multikolonieritas.
4.3 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara
-2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai --2 log likelihood pada
akhir (block number = 1). Nilai -2log likelihood awal pada block number = 0,
Tabel 4.6 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 112.179 -.074
2 112.179 -.074
Sumber: hasil olahan software SPSS
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 112.179
c. Estimation terminated at iteration number 2 because
parameter estimates changed by less than .001.
Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir) Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant Total_Aktiva Komite_Audit
Ukuran_Perusahaa
n Ukuran_KAP
Step 1 1 100.981 -14.210 12.613 .285 .000 .993
2 100.633 -25.438 23.509 .381 .000 1.035
3 100.577 -35.891 33.929 .391 .000 1.036
4 100.558 -46.045 44.082 .391 .000 1.036
5 100.551 -56.100 54.137 .391 .000 1.036
6 100.548 -66.121 64.157 .391 .000 1.036
7 100.547 -76.128 74.165 .391 .000 1.036
8 100.547 -86.131 84.168 .391 .000 1.036
9 100.547 -96.132 94.169 .391 .000 1.036
10 100.547 -106.132 104.169 .391 .000 1.036
11 100.547 -116.132 114.169 .391 .000 1.036
13 100.547 -136.132 134.169 .391 .000 1.036
14 100.547 -146.132 144.169 .391 .000 1.036
15 100.547 -156.132 154.169 .391 .000 1.036
16 100.547 -166.132 164.169 .391 .000 1.036
17 100.547 -176.132 174.169 .391 .000 1.036
18 100.547 -186.132 184.169 .391 .000 1.036
19 100.547 -196.131 194.168 .391 .000 1.036
20 100.547 -206.131 204.168 .391 .000 1.036
Sumber: hasil olahan software SPSS
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 112.179
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block
number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat
pada step 2, memperoleh nilai sebesar 112,179. Kemudian pada Tabel 4.7 dapat
dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number =1, nilai -2log likelihood pada
step 1 iterasi 20 adalah 100,547.
Adanya penurunan nilai antara -2LL awal (initial-2LL function) dengan
nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,2009). Penurunan nilai -2 log likelihood
menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya
penambahan-penambahan variabel bebas yaitu total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan,
dan ukuran KAP ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam
4.4 Menguji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan
menggunakan goodness of fitness test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square
pada Tabel Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.8).
Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.899 8 .272
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai statistik Chi-Square adalah 9,899.
Diketahui pula nilai probabilitas sebesar 0,272. Perhatikan bahwa karena nilai
probabilitas (0.272) lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi (0,05), maka
disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkan/fit data.
Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui nilai Chi-Square Tabel bernilai 15,507. Untuk
menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat diketahui dengan
membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi-Square Tabel.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square (9,899) lebih kecil
dibandingkan nilai Chi-Square Tabel (15,507), maka model cukup layak dalam
mencocokkan/fit data.
Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, juga dapat diketahui dengan
membandingkan nilai probabilitas dari uji Hosmer-Lemeshow/Pearson
Chi-square terhadap tingkat signifikansi yang digunakan.
4.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s untuk
mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s dapat
diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak bebas. Tabel 4.10
Tabel 4.10 Nagelkerke R Square Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 100.547a .134 .178
Sumber: hasil olahan software SPSS
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum
iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Berdasarkan Tabel 4.10, nilai statistik Nagelkerke R Square 0,178. Nilai tersebut
diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel total aktiva, komite audit, ukuran
perusahaan, dan ukuran KAP dalam menjelaskan atau mempengaruhi timeliness
sebesar 17,8%, sisanya 82,2% dijelaskan oleh variabel-variabel/faktor-faktor lain.
4.6 Uji Signifikansi Model secara Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (Tabel 4.11) berfungsi untuk
melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat
pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultaneously)
terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.11, diperoleh nilai Sig. atau
probabilitas 0,020. Karena nilai probabilitas (0,020) lebih kecil dari 0,05, maka
ditemukan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama
Tabel 4.11 Uji Signifikansi Model secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.632 4 .020
Block 11.632 4 .020
Model 11.632 4 .020
Sumber: hasil olahan software SPSS
4.7 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Logistik Secara Individu (Uji Wald)
Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji digunakan
untuk menguji signifikansi dari koefisien regresi populasi secara individu.
Pada regresi logistik, uji signifikansi koefisien regresi populasi secara individu
dapat diuji dengan uji Wald. Hipotesis nol dari uji Wald menyatakan pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tak bebas tidak signifikan secara statistik.
Hipotesis alternatif menyatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak
bebas signifikan secara statistik.
Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji Wald. Berikut aturan
pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.
Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistic
Tabel 4.12 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Logistik
B S.E. Wald Df Sig.
Step 1a Total_Aktiva 204.168 401926.216 .000 1 1.000
Komite_Audit .391 .288 1.849 1 .174
Ukuran_Perusahaan .000 .000 .163 1 .687
Ukuran_KAP 1.036 .511 4.108 1 .043
Constant -206.131 401926.216 .000 1 1.000
Sumber: hasil olahan software SPSS
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
4.8.1 Uji Signifikansi Pengaruh Total Aktiva terhadap Timeliness (Y)
Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel
total aktiva bernilai positif, yakni 204,168. Hal ini dapat diinterpretasikan
semakin tinggi total aktiva dari suatu perusahaan, maka ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik. Berdasarkan Tabel 4.12,
nilai probabilitas (Sig.) dari total aktiva adalah (Sig.) 1,000, yakni lebih besar dari
0,05, maka total aktiva tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi
timeliness.
4.8.2 Uji Signifikansi Pengaruh Komite Audit terhadap Timeliness
Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel
komite audit bernilai positif, yakni 0,391. Hal ini dapat diinterpretasikan
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik.
Berdasarkan Tabel 4.12, nilai probabilitas (Sig.) dari komite audit adalah (Sig.)
0,174, yakni lebih besar dari 0,05, maka komite audit tidak signifikan secara
statistik dalam mempengaruhi timeliness. Hal ini disebabkan Komite Audit belum
secara maksimal melaksanakan fungsinya sehingga jumlah anggota yang besar
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Purwati (2006) yang menemukan
bahwa keanggotan komite audit berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu.
4.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Timeliness
Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel
ukuran perusahaan bernilai positif, yakni 0,000. Hal ini dapat
diinterpretasikan semakin besar ukuran perusahaan, maka ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan cenderung semakin baik. Berdasarkan Tabel 4.12,
nilai probabilitas (Sig.) dari ukuran perusahaan adalah (Sig.) 0,687, yakni lebih
besar dari 0,05, maka ukuran perusahaan tidak signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi timeliness. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Situmorang (2010) yang menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Owusu dan
Ansah (2000) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi
akhir tahunan yang di audit. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan
penelitian Astuti (2007) dan Rachmawati (2008) di mana mereka menemukan
bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu.
4.8.4 Uji Signifikansi Pengaruh Ukuran KAP terhadap Timeliness
Diketahui berdasarkan Tabel 4.12, nilai koefisien regresi untuk variabel
ukuran KAP bernilai positif, yakni 1,036. Hal ini dapat diinterpretasikan
perusahaan yang menggunakan KAP berafiliasi the big four cenderung tepat
dalam menyampaikan laporan keuangan. Berdasarkan Tabel 4.12, nilai
probabilitas (Sig.) dari ukuran KAP adalah (Sig.) 0,043, yakni lebih kecil dari
0,05, maka ukuran KAP signifikan secara statistik dalam mempengaruhi
timeliness. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Astuti (2007) dan
Situmorang (2010) yang menemukan bahwa variabel ukuran KAP berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan yang
menggunakan jasa auditor independen dari KAP yang berafiliasi dengan Big Four
cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya, dan sebaliknya perusahaan
yang tidak menggunakan jasa KAP Big Four cenderung tidak tepat waktu. Akan
tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rachmawati (2008)
yang menemukan bahwa variabel KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa
informasi sebagai berikut.
1. Variabel total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP
secara bersamaan atau simultan signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel timeliness pada tingkat signifikansi 5%.
2. Variabel total aktiva memiliki pengaruh positif terhadap timeliness, namun
tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
3. Variabel komite audit memiliki pengaruh positif terhadap timeliness,
namun tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
4. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap timeliness,
namun tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
5. Variabel ukuran KAP memiliki pengaruh positif terhadap timeliness, dan
berpengaruh signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel, yaitu dua variabel
keuangan (total aktiva dan ukuran perusahaan) dan dua variabel non
2. Periode pengamatan hanya tiga tahun, sehingga belum cukup lama untuk
menentukan tren ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam jangka
panjang.
3. Sampel penelitian hanya 27 perusahaan, sehingga belum cukup
menggambarkan kondisi sebagian besar perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini menyarankan beberapa hal
sebagai berikut.
1. Bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang
berkaitan erat secara teori terhadap variabel timeliness. Hal ini
dimaksudkan agar variasi naik turunnya variabel timeliness dapat lebih
dijelaskan.
2. Bagi perusahaan terkait diharapkan agar memperhatikan aspek ukuran
KAP secara lebih ekstra dikarenakan aspek tersebut memiliki pengaruh
yang signifikan secara statistik terhadap timeliness pada tingkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan dan Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan
Menurut Kieso et al. (2007) “laporan keuangan merupakan sarana
pengomunikasian informasi keuangan utama kepada piha pihak diluar perusahaan.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai
moneter”.
IAI (2007) menyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berarti dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik
kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan (IAI, 2007) :
2. Relevan : Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya (feedback value), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (timeliness).
3. Keandalan : Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan : Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan dengan kandungan
informasi yang dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan.
Karakteristik relevan di sini berarti laporan tersebut mampu mendeskripsikan
kondisi keuangan perusahaan secara tepat waktu (timeliness). Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan
informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu
melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui,
sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda
tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai
keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan
merupakan pertimbangan yang menentukan.
2.2Teori Kepatuhan (Compliance Theory)dan Regulasi
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan telah diatur didalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal. Bapepam dan LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya
lampiran surat keputusan ketua Bapepam dan LK yaitu KEP-431/BL/2012 yang
menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan
pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku
berakhir. Laporan keuangan tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia yang telah diaudit
oleh akuntan. Laporan keuangan dimaksud wajib memuat pernyataan mengenai
pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur pada Peraturan
Nomor VIII.G.11 atau Peraturan Nomor X.E.1, dimana laporan keuangan tahunan
harus sesuai dengan ketentuan umum dan wajib memuat ikhtisar data keuangan
penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan
pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab sosial
perusahaan, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, dan surat pernyataan
tanggung jawab dewan komisaris dan direksi atas kebenaran isi laporan tahunan.
Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal,
melanggar ketentuan peraturan ini termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran.
Dengan adanya regulasi seharusnya memacu perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu walau regulasi tidak dapat
menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tepat waktu pada setiap periode, untuk itu perlu
diperhatikan lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan tersebut.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 2.3.1 Total Aktiva
Total aktiva yang dimiliki perusahaan menggambarkan ukuran
perusahaan, oleh karena itu besar kecilnya perusahaan diukur dari total aktiva
yang dimilikinya. Menurut keputusan Bapepam No. 9 Tahun 1995, perusahaan
kecil adalah perusahaan yang memiliki total aktiva tidak lebih dari Rp
20.000.000.000,00 (duapuluh milyar) dan diatas itu dapat digolongkan sebagai
perusahaan besar.
Menurut IAI (2007) “aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapakan akan diperoleh oleh perusahaan”. Ashton
dan Elliot (1987) menyatakan bahwa
KAP untuk mempercepat timeliness dengan menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu jika dibandingkan perusahaan kecil.
Sedangkan menurut Boyton et al. (2006) “semakin besar ukuran perusahaan yang
diaudit, timeliness akan semakin lama karena jumlah sampel yang diambil
semakin besar dan prosedur audit yang harus dilakukan semakin luas”.
Perusahaan berskala besar memiliki sumber daya dan staf akuntan yang
lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih canggih
daripada perusahaan berskala kecil. Penggunaan sistem berbasis komputer ini
akan mempercepat dan mempermudah di dalam pengolahan aktivitas yang terkait
dengan operasional bisnis, produksi, akuntansi dan keuangan perusahaan. Selain
itu kecenderungan yang terjadi adalah semakin besar ukuran perusahaan maka
struktur pengendalian internalnya menjadi semakin baik, sehingga akan
meminimalisir kesalahan dalam penyajian laporan keuangan (Carslaw dan
Kaplan, 1991).
2.3.2 Komite Audit
Komite audit perusahaan dibentuk berdasarkan aturan yang mengacu pada
keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-29/PM/2004 mengenai pembentukan dan
pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Pedoman kerja komite audit perusahaan
disahkan oleh dewan komisaris. Tujuan pembentukan komite audit adalah untuk
membantu pelaksanaan tugas dan fungsi dewan komisaris guna memastikan
kebenaran laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh direksi, mengawasi
memastikan independensi dan mengefektifkan fungsi dan program kerja audit
baik oleh auditor eksternal maupun audit internal sehingga dengan demikian dapat
memberi kepastian kepada pemegang saham tentang kebenaran dan keandalan
laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga mengawasi efektivitas
pengendalian internal dan manajemen risiko perusahaan.
Inisiatif pembentukan komite audit merupakan cerminan dari komitmen
perusahaan untuk melaksanakan good corporate governance di organisasinya.
Berdasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-643/BL/2012 komite audit
wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya empat kali dalam setahun. Komite
audit secara periodik dapat mengadakan rapat secara terpisah dengan auditor
eksternal, auditor internal, atau pihak-pihak terkait lainnya, baik di dalam maupun
di luar perusahaan.
2.3.3 Ukuran Perusahaan
Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran
perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan. Besar
kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional,
variabilitas, dan intensitas transaksi keuangan tersebut yang tentunya akan
berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2009) menghasilkan kesimpulan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin pendek waktu audit.
Perusahaan yang besar cenderung mempunyai manajemen yang lebih baik dalam
keteraturan dalam operasional perusahaan dan dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan besar
mempunyai sumber daya keuangan yang dapat membayar fee audit lebih besar
guna mendapatkan pelayanan jasa audit yang lebih baik dan cepat. Perusahaan
besar juga mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi sehingga
manajemen berusahan untuk mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu.
Perusahaan yang memiliki sumber daya yang besar memiliki lebih banyak sumber
informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih,
memiliki sitem pengendalian internal yang lebih kuat, adanya pengawasan dari
invenstor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan
perusahaan melaporkan laporan keuangan tepat waktu ke publik.
2.3.4 Ukuran KAP
KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha dalam bidang jasa
profesional dalam praktek akuntan publik (Rachmawati, 2008). Jasa audit
digunakan agar informasi pelaporan keuangan yang berisi kinerja perusahaan
akurat dan dapat dipercaya. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan
keuangan tersebut, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi
seperti KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang diakui secara universal yaitu
KAP TheBig Four. Adapun kategori KAP yang berafiliasi dengan The Big Four di
1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Tanudiredja,
Wibisana & Rekan.
2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan
KAP Siddharta danWidjaja.
3. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Suherman
dan Surja.
4. KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing
Satrio.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai timeliness telah banyak dilakukan di luar
Indonesia maupun di Indonesia. Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu tentang
[image:44.595.60.530.555.744.2]faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Owusu dan Ansah (2000) Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange
Variabel independen : ukuran
perusahaan,
profitability, gearing,
item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan,
kompleksitas operasi perusahaan, dan umur perusahaan
Variabel dependen :
ketepatan waktu (timeliness) 2. Purwati
(2006) Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ
Variabel independen : keanggotaan komite audit, independensi anggota komite audit, proporsi komisaris independen, ketua komite audit, kompetensi
Variabel dependen : ketepatan waktu
Hasil penelitian menyatakan bahwa keanggotan Komite Audit, independensi anggota Komite Audit, dan
Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu, sedangkan ketua Komite Audit, dan keberadaan
financial expert
mempengaruhi ketepatan waktu
3. Astuti (2007)
Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Variabel independen :
leverage,
profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi auditor, opini audit
Variabel dependen : Ketepatan waktu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan baik pihak luar maupun dalam, reputasi auditor dan opini audit mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Rachmawati
(2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan Timeliness
Variabel independen : profitabilitas,
solvabilitas, internal auditor, size pengukuran (assets), dan ukuran KAP
Variabel dependen :
audit delay dan
timeliness
Solvabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh. Sedangkan KAP,
profitabilitas, dan internal auditor tidak berpengaruh
5. Situmorang (2010) Faktor-Faktor Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan Go
Variabel independen : laba (rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi KAP, dan audit
report lag
Laba (rugi), likuiditas, dan umur perusahaan
Publik di BEI Variabel dependen : ketepatan waktu pelaporan keuangan
ketepatan waktu.
Sedangkan, Reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ketepatan waktu dan audit
report lag berpengaruh
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah
penting. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan
pustaka yang telah dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian tercantum
[image:47.595.115.466.287.675.2]dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H5
H4 H1 H2 H3
TOTAL AKTIVA (X1)
KOMITE AUDIT (X2)
UKURAN PERUSAHAAN
(X3)
UKURAN KAP (X4)
TIMELINESS
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka
konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1 : Total aktiva berpengaruh signifikan terhadap timeliness.
H2 : Komite audit berpengaruh signifikan terhadap timeliness.
H3 : Ukuran perusahaanberpengaruh signifikan terhadap timeliness.
H4 : Ukuran KAPberpengaruh signifikan terhadap timeliness.
H5 : Total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, ukuran KAP berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya
adalah pasar modal. Diera globalisasi ini, perkembangan pasar modal di Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup pesat dan mendapatkan perhatian khusus dari
para investor. Berkembangnya pasar modal memberikan pengaruh atas
meningkatnya permintaan akan laporan keuangan. Laporan keuangan yang
disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber
informasi yang penting dalam bisnis investasi di pasar modal, terutama laporan
keuangan yang telah di audit. Investor pada pasar modal memerlukan laporan
keuangan yang handal, relevan, mudah dipahami dan diperbandingkan, dimana
informasi yang terdapat di dalamnya harus benar-benar menggambarkan kinerja
perusahaan yang sesungguhnya.
Pelaporan keuangan merupakan hasil publikasi informasi atas laporan
keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan guna mendukung tujuan ekonomi
dari perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi empat
karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas dari laporan keuangan yaitu
dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (IAI, 2007).
Selain dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan, laporan
keuangan, investor juga membutuhkan kecepatan dan ketepatan laporan keuangan
(profit/loss) dari operasional perusahaan sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan
investor pada pasar modal harus cepat memutuskan apakah akan menjual saham
yang dimiliki atau membeli saham perusahaan lain. Laporan keuangan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, 2007).
Sebuah laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada beragam
pengguna untuk berbagai kepentingan. Melalui laporan keuangan dapat diketahui
kondisi keuangan selama periode tersebut apakah perusahaan mengalami laba atau
rugi, bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, seberapa besar perusahaan tersebut,
sudah berapa lama perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, siapa
auditor yang mengaudit dan dari Kantor Akuntan Publik mana, berapa lama
proses pengauditan, dan informasi lainnya.
Ketepatan waktu (timeliness) publikasi laporan keuangan sangat penting
bagi suatu perusahaan karena mempengaruhi tingkat manfaat dan nilai dari
laporan tersebut. Semakin lama penundaan laporan akan mengurangi arti dan
relevansi dari informasi tersebut. Laporan keuangan harus dibuat dan disajikan
untuk umum dalam jangka waktu yang wajar dari penutupan perusahaan akhir
tahun, jika menunda penyajian laporan keuangan tersebut maka kegunaan dari
laporan keuangan tersebut akan berkurang (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia, 2001).
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya
pelanggan dan pengguna lain. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karna dapat segera
mencairkan aktiva (harta) yang tersedia untuk melunasi utang (kewajiban) ketika
jatuh tempo,sehingga dapat tepat waktu dalam pelaporan keuangan.
Undang-undang No. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa semua perusahaan
yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara
berkala kepada BAPEPAM-LK dan mengumumkan laporan kepada masyarakat.
Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK maka akan dikenakan
sanksi administratif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
undang-undang. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah
diperbaharui oleh BAPEPAM-LK pada tahun 2012 dan mulai berlaku pada
tanggal 1 Agustus 20012. Peraturan tersebut dikeluarkan melalui lampiran
keputusan ketua BAPEPAM-LK No.Kep-431/BL/2012, yang menyatakan bahwa
Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling
lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.
Adanya regulasi seharusnya memacu perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu, akan tetapi fenomena yang
terjadi pada kenyataannya setiap tahun ketepatan waktu pelaporan keuangan
mengalami penurunan, sementara regulasi yang berlaku pada periode tersebut
masih sama dan belum mengalami perubahan. Regulasi tidak dapat menjadi
laporan keuangan tepat waktu pada setiap periode, untuk itu perlu diperhatikan
lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan tersebut.
Laporan keuangan yang disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan
publik bersertifikat dan disertai opini (pendapat) audit. Informasi dalam laporan
keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan, akan tetapi
opini (pendapat) audit merupakan tanggung jawab auditor. Auditor bertanggung
jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian
yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, namun
auditor tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji yang tidak material.
Salah satu bentuk profesionalitas auditor adalah ketepatan waktu
penyampaian laporan auditnya. Jika pelaporan keuangan tidak dilakukan secara
tepat waktu, perusahaan tersebut akan dikenakan sanksi berupa denda dan hal ini
tentu akan merugikan perusahaan, selain itu tingkat relevansi dan keandalan
laporan keuangan tersebut dapat berkurang, untuk itulah auditor selalu
mengusahakan ketepatan waktu tetapi tidak mengabaikan obyektivitas dan
independensinya.
Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan (timeliness) pada suatu perusahaan. Dalam
penelitian ini penulis memakai empat variabel yang akan diteliti apakah termasuk
laporan keuangan yaitu : total aktiva, komite audit, ukuran perusahaan, dan
ukuran KAP.
Berdasarkan penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang meneliti