• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di RS H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di RS H. Adam Malik Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Stephen E. . (2006). Pain Medicine : The Requisites in Anesthesiology. 1st ed.,. Philadelphia : Mosby

Cafferey, Ruth MC. (2008). Music listening It’s Effects in Creating a Healing Environtment. Journal of Psychosocial. Vol 46 No.10. diakses pada

tanggal 2 Desember 2012 dari :

Casey, Kenneth L. dan Catherine (2000). Pain Imaging. Progress in Pain Research and Management Vol. 18. Seattle: IASP Press

Deleon, Oscar A. dan Cassaola (2006). Cancer Pain : Farmacologic, Interventional, and Palliative Approaches. 1st ed. Philadelphia :

Elsevier

Donegan, W. L. dan J. S. Spratt. (1929). Breast; Breast neoplasms; Cancer. Philadelphia : Saunders

Haagensen dan Cushman. (1981). Risk and Detection of Breast Carsinoma. Canada : W. B. Saunders Company

(2)

Mardiana, Lina. (2004). Kanker pada Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat. Depok : Penebar Swada. Diakses pada tanggal

9 januari 2013 dari :

Mei, Xiao Li dkk.,. (2011). Effect of music therapy on pain among female breast cancer patients after mastectomy : result from a randomized control trial. Departement of Medical Statistics : London. Diakses pada tanggal 23 November 2012 dari :

Meiliya, Eny dkk.,. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Ed.5. Jakarta : EGC

Moroney, James. (1996). Surgery for Nurse-16th.ed.1. China: Library of Congress Cataloguing-in-Public Data

(3)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta

Potter, Patricia A. dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC

Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ed. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Price, Sylvia A. dan Lorraine. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Rabi’al, Jihan. (2009). Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Relaksasi dan

Distraksi pada Pasien Kanker dengan Nyeri Kronis di RSUP H. Adam Malik Medan

Situmorang, May Laura. (2012). Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010. Diakses

pada tanggal 12 Desember 2012 dari

Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

(4)

Wall, Patrick D. dan Mervyn (1991). Defeating Pain The War Against a Silent Epidemic. Plenum Press: New York

Wide, Carole dan Carol. Psikologi. (2008). edisi IX.Jilid I. Jakarta: Erlangga. Diakses pada tanggal 2 Desember 2012 dari :

(5)

LEMBAR PENJELASAN DAN PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Desi H. Sinurat / NIM 091101040 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Distraksi Mendengarkan Musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RS H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini bermamfaat agar pasien tidak ragu lagi untuk melakukan manajemen nyeri distraksi dengan mendengarkan musik.

Penelitian ini akan berlangsung sekitar 30 menit, selama 1 bulan ke depan.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan untuk menjawab pertannyaan yang saya berikan dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuaan ini sebagai bukti kesukarelaan anda.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Identitas pribadi anda sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Responden Medan, 2013

Peneliti

(6)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Konsep penelitian ini meyakini bahwa seseorang mengalami nyeri desebabkan oleh perhatian penderita yang hanya fokus pada sumber nyeri. distraksi adalah memfokuskan perhatian terhadap sesuatu selain nyeri.

Distraksi merupakan pengalihan perhatian terhadap sesuatu selain nyeri. Musik dapat menstimulasi pengeluaran endogenous opiates pada sistem saraf pusat yang dapat mengatur persepsi sensori dan mempengaruhi tingkat nyeri. Terapi musik memungkinkan pasien untuk mengontrol nyeri dengan mengalihkan perhatian mereka dan mengubah pengalaman emosional.

Nyeri merupakan ketidaknyamanan sensori yang dapat mengubah perilaku seseorang, Pada kasus nyeri pada kanker payudara, sebahagian besar pasien lebih mengeluhkan nyeri secara psikologis, kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya cemas pada pasien. Pada kasus kanker payudara inflamasi nyeri yang terasa sangat hebat yang jelas akan mengganggu aktifitas pasien.

(7)

2. Kerangka Penelitian

Berdasarkan kerangka konsepual diatas, maka dibawah ini dapat dilihat skema kerangka penelitian pengaruh distraksi mendengarkan musik pada pasien kanker payudara.

kelompok

Intervensi

Kelompok Kontrol

Skema 1. Kerangka Penelitian pengaruh mendengarkan Musik Terhadap penurunan Nyeri Pasien Kanker payudara

3. Defenisi operasional

Terapi distraksi mendengarkan musik merupakan terapi yang bertujuan menghambat atau menurunkan transmisi impuls nyeri. Musik yang diberikan merupakan musik pilihan pasien yang berupa lagu terdiri dari lagu melayu, lagu rohani, lagu pop Indonesia. Musik dihasilkan melalui MP3 yang dihubungkan ke headset didengarkan selama 15 menit dengan pengulangan 3 kali selang waktu ±

Pre test

Pre test

Mendengarkan Musik

Post Test

(8)

Nyeri pada pre dan post diukur melalui skala nyeri numerik dengan kategori (0) tidak ada nyeri , skala (1-3) menyatakan nyeri ringan , kala (4-6) menyatakan nyeri sedang , skala (7-9) menyatakan nyeri berat , dan skala (10) menyatakan nyeri paling berat.

4. Hipotesa penelitian

(9)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini diawali dengan membagi responden menjadi dua kelompok. Kelompok intervensi diberikan musik dan kelompok kontrol tidak diberikan musik. Sebelum intervensi berikan, nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol diberikan pretest. Setelah intervensi kedua kelompok dilakukan posttest. Hasil pengukuran kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP .H. Adam Malik medan.

2. Populasi dan sampel penelitian 2.1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa kanker payudara yang mengalami nyeri dan dirawat di ruang RB2 RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi yang ditemukan pada 05 – 13 Juli 2013 di RB2 RSUP H. Adam Malik Medan yaitu sebanyak 20 orang.

2.2. Sampel penelitian

(10)

penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).

Kriteria inklusif pada penelitian ini yaitu pasien kanker payudara yang dirawat di ruangan RB2 onkologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien kanker payudara yang menolak untuk diberikan terapi distraksi musik dan pasien dalam keadaan tidak sadar.

Jumlah populasi pasien kanker payudara pada 05 – 13 Juli 2013 sebanyak 20 orang. 10 orang kelompok intervensi memenuhi kriteria inklusi sebanyak 5 orang dan kriteria eksklusi 5 orang dan 10 orang kelompok intervensi memenuhi kriteria inklusi 6 orang dan kriteria eksklusi 4 orang.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tepatnya di ruang Rawat Inap B2 RSUP H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti memilih rumah sakit ini karena pasien kanker payudara yang merasakan nyeri karena kankernya adalah pasien yang telah memasuki tahap stadium akhir yaitu kanker yang telah mengalami proses inflamasi. Rumah Sakit H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit rujukan di Sumatera Utara, dimana semua pasien yang telah mengalami stadium lanjut akan merujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan tersebut.

(11)

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari program studi ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Peneliti menjelaskan kepada responden tujuan dan manfaat penelitian kemudian peneliti meminta persetujuan pasien menjadi responden. Penelitian ini memenuhi syarat etik Anonimity yaitu peneliti tidak akan mencantumkan nama pasien pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar data yang disajikan, dan Confidentiality yaitu etika yang menjamin kerahasiaan hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian 5.1. Data Demografi

Data demografi meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku bangasa, pendidikan, pekerjaan/aktivitas, dan suku. Data demografi ini berguna untuk membantu penelitian mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian.

5.2. Lembar Skala Pengukuran Nyeri Pre Dan Post

Nyeri pre dan posttest diukur melalui skala nyeri numerik dengan kategori (0) tidak nyeri, (1-3) menyatakan nyeri ringan, skala (4-6) menyatakan nyeri sedang skala (7-9) menyatakan nyeri berat dan skala (10) menyatakan nyeri sangat berat.

(12)

Alat dan bahan yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah MP3 (Multimedia Player 3) yaitu sejenis alat elektronik biasa yang bisa mengeluarkan musik dan didengarkan melalui headset (yaitu sebuah alat penghubung untuk mendengar musik dari MP3)

Musik yang diberikan merupakan musik pilihan responden yang berbentuk lagu yang berjenis lagu melayu, rohani, dan lagu popular Indonesia.

Pemberian distraksi mendengarkan musik dimulai dengan pembukaan, memperkenalan diri, menyampaikan tujuan terapi distraksi mendengarkan musik, memberikan pilihan jenis musik yang paling disukai pasien, serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan terapi distraksi mendengarkan musik, terapi diberikan selama 15 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali pada pasien yang sama.

7. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

(1) Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada institusi pendidikan yakni fakultas keperawatan.

(2) Mengirim surat izin penelitian yang diperoleh ketempat dimana akan dilakukan penelitian.

(13)

(4) Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk mengikuti penelitian secara sukarela, kerahasiaan informasi mengenai responden dijaga oleh peneliti.

(5) Peneliti menjelaskan tentang distraksi mendengarkan musik, tujuan dan mamfaat penelitian.

(6) Peneliti mengisi data demografi pasien dan musik kesukaan melalui wawancara kepada pasien.

(7) Peneliti membagi dua kelompok menjadi kelompok yang diberikan intervensi mendengarkan musik dan kontrol tidak diberikan intervensi mendengarkan musik.

(8) Peneliti memberi pretest kepada kedua kelompok sebelum intervensi diberikan

(9) Peneliti memberikan MP3 kepada kelompok intervensi untuk didengarkan melalui headset selama 15 menit dan kelompok kontrol tanpa intervensi. (10)Peneliti mengulangi intervensi mendengarkan musik pada kelompok

intervensi sebanyak 3 kali selama 3 hari dengan interval 24 jam.

(11) Setelah intervensi selesai pada hari ke-3, kedua kelompok diberikan posttest

(14)

8. Analisa data

Statistik inferensial digunakan untuk mengetahui penurunan skala nyeri pre dan post pemberian terapi musik. Uji statistik untuk mengetahui adanya pengaruh diukur menggunakan statistik non-parametrik dengan menggunakan uji Wilconxon signed rank test dan perbedaan kelompok intervensi dengan kontrol diukur menggunakan uji Mann Whitney Test.

Menurut Nursalam (2008), untuk mengetahui signifikasi (p) dari suatu hasil statistik (Hypothesis test ), maka kita dapat menentukan tingkat signifikasi : (p) 0,05 (1 kemungkinan untuk 20); 0,01 (1 untuk 100); dan 0,001(1 untuk 1000). Adapun yang digunakan adalah signifikasi level 0,05.

(15)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan tentang pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. Pengambilan data dilakukan terhadap 5 orang pasien kanker payudara yang mengalami nyeri. Terapi distraksi mendengarkan musik selama 15 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali pada pasien yang sama.

Data yang didapat berupa data demografi dan tingkat nyeri yang diukur menggunakan skala nyeri numerik pre dan posttest.

1.1. Data Demografi

(16)

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden pasien kanker payudara RB2 RSUP H. Adam Malik Medan

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase(%) 1. Usia

33-39 1 9.1 40-65 9 81.8

>65 1 9.1

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 0 0

Perempuan 11 100

3. Agama

Islam 6 54.5

Kristen 5 45.5

4. Pendidikan Terakhir

SD 3 27.3

SMP 2 18.2

SMA 4 36.4

Universitas 2 18.2

5. Suku Bangsa

Jawa 1 9.1

Batak 8 72.7

Minang 2 18.2

6. Pekerjaan/Aktivitas

Bertani/Berkebun 4 36.4

Wiraswasta 1 9.1

Guru/PNS/Honorer 2 18.2

Ibu Rumah Tangga/

Tidak punya pekerjaan 3 27.3

Pensiunan 1 9.1

[image:16.595.130.511.181.582.2]
(17)

responden bersuku Batak dengan pekerjaan mayoritas bertani yaitu sebanyak 4 orang (36.4%).

1.2. Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rawat Inap RB-2 RSUP H. Adam Malik Medan

Berdasarkan analisa komputerisasi SPSS 16 analisa Non Parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap 5 orang kelompok intervensi yang dirawat di ruangan RB-2 RSUP. H. Adam Malik Medan adalah sebagai berikut :

Tabel.5.2. Pengaruh Terapi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di Ruang Inap RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan

Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)

Nyeri setelah intervensi –

Nyeri sebelum intervensi .008

Berdasarkan hasil uji statistik penelitian terhadap 4 orang responden pasien kanker payudara yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan diperoleh beda Sig. (α) 0.008 dimana bila Sig. (α) > 0.05 kesimpulan terdapat pengaruh terapi

distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan.

(18)

Berdasarkan analisa komputerisasi SPSS 16 analisa Non Parametrik dengan uji Mann Whitney test perbedaan nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol posttest pada pasien kanker payudara yang dirawat di ruangan RB-2 RSUP. H. Adam Malik Medan adalah sebagai berikut :

Tabel.5.3. Perbedaan Nyeri pada Kelompok Intervensi dan Kontrol posttest Pada Pasien Kanker Payudara Di Ruang Inap RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan

Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)

Nyeri posttest .011

Berdasarkan hasil uji statistik Mann Whiteney test dari hasil posttest kelompok intervensi dan kontrol pada responden pasien kanker payudara yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan diperoleh Sig. (α) 0.11 dimana bila

Sig. (α) > 0.05 kesimpulan terdapat perbedaan penurunan nyeri posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada responden pasien kanker payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan

2. Pembahasan

2.1. Karakteristik responden

(19)

kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol. 5 orang kelompok intervensi diberikan terapi distraksi mendengarkan musik selama 15 menit dengan 3 kali pengulangan. 5 orang responden drop out disebabkan oleh menolak untuk melakukan intervensi dengan pengulangan 3 kali atau sudah tidak dirawat di RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan. Sedangkan kelompok kontrol 10 orang responden diberikan pretest dan hanya 6 orang diberikan posttest. 4 orang responden drop out yang disebabkan pada hari ke-3 setelah intervensi selesai, responden sudah tidak dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Karakteristik responden menurut penelitian yang dilakukan pada bulan Juli 2013 pada 05 – 13 Juli 2013 di RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan berdasarkan usia 40-65 tahun sebanyak 9 orang (81,8%) Hal ini sama dengan teori yang mengatakan kanker payudara pada perempuan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, dan resiko meningkat secara setelah usia 30 tahun. (Robin.,dkk, 2008)

Berdasarkan suku, suku batak sebanyak 8 orang (72,7%) dikarenakan oleh kebiasaan hidup di lingkungan suku batak yang tergolong kurang baik yang menurut Robin (2008), faktor kebiasaan hidup seperti diit tinggi lemak, komsumsi alkohol juga berperan penting dalam meningkatkan resiko terjadinya kanker.

(20)

2.2. Pengaruh terapi distraksi mendegarkan musik pada kelompok intervensi berdasarkan hasil ukur skala pengukuran nyeri numerik

Menurut analisa komputerisasi SPSS 16 analisa Non Parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap 4 orang kelompok intervensi yang dirawat di ruangan RB-2 RSUP. H. Adam Malik Medan diperoleh nilai Sig. (α) 0.008 dimana Sig. (α) <0.05 memiliki arti ada pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada kelompok intervensi.

Mendengarkan musik kemungkinan mengalihkan perhatian responden yang dapat melawan stimulus nyeri. Musik mempunyai efek yang kuat untuk mengurangi nyeri dengan cara mempengaruhi persepsi terhadap nyeri (Oskar dkk., 2006).

(21)

2.3. Perbedaan penurunan nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol posttest terapi distraksi mendegarkan musik berdasarkan hasil ukur skala pengukuran nyeri numerik

Menurut analisa komputerisasi SPSS 16 analisa Non Parametrik dengan uji uji Mann Whitney test perbedaan nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol posttest pada pasien kanker payudara di RB-2 RSUP. H. Adam Malik Medan diperoleh nilai Sig. (α) 0.011 dimana Sig. (α) <0.05 memiliki arti ada perbedaan penurunan nyeri pada kelompok terapi dan kelompok kontrol.

Responden yang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian terhadap nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikitnya stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Arif, 2008).

(22)

BAB VI

KETERBATASAN PENELITIAN, KESIMPULAN DAN SARAN

1. KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menghadapi beberapa keterbatasan penelitian yang kemungkinan dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:

- Peneliti tidak dapat mengontrol jadwal pemberian obat analgesik oleh perawat yang mana analgesik dapat mempengaruhi skala nyeri yang dirasakan oleh responden

- Waktu penelitian relatif pendek tidak sesuai dengan kebutuhan responden

- Peneliti tidak dapat mengkondisikan waktu pemberian intervensi mendengarkan musik pada kelompok intervensi secara bersamaan.

2. KESIMPULAN

(23)

penurunan nyeri pada pasien kanker payudara yang dirawat di RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan.

Berdasarkan analisa data Non Parametrik dengan uji Mann Whitney test penelitian yang dilakukan pada 11 responden pasien yang di rawat di RB2 di RSUP. H. Adam Malik Medan hasil posttest pada kelompok intervensi dan kontrol dengan alat ukur skala pengukuran nyeri numerik (0-10) diperoleh bahwa nilai α = 0. .011 yang memiliki arti adanya perbedaan penurunan nyeri posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada pasien kanker payudara yang dirawat di RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan

3. Saran

3.1. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi praktik kesehatan khususnya bagi perawat dalam memberikan intervensi mandiri untuk manajemen nyeri pada pasien dengan nyeri kronis.

3.2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kanker Payudara 1.1. Defenisi

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menyebakan sel dan jaringan berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Lina, 2004).

1.2. Faktor resiko

Robin dkk., (2008) mengatakan bahwa banyak faktor resiko yang memodifikasi kemungkinan seseorang perempuan terjangkit kanker payudara seperti : variasi Geografik, Usia, Genetika dan Riwayat Keluarga, dan beberapa Faktor Risiko Lain.

1.2.1. Variasi Geografik

(25)

kelompok migrant dari daerah dengan insidensi rendah ke daerah dengan insidensi tinggi cenderung mencapai angka Negara tujuan, dan demikian sebaliknya. Makanan, pola reproduksi, dan kebiasaan menyusui diperkirakan berperan.

1.2.2. Usia

Robin dkk., (2008) mengatakan kanker payudara pada perempuan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Setelah usia tersebut, faktor resiko meningkat secara tetap sepanjang usia.

Kanker payudara akan muncul pada usia berapapun diliar masa kanak-kanak, namun insidensnya rendah selama tiga decade pertama, dan meningkat secara bertahap setelahnya (Sylvia, 2005).

1.2.3. Genetika dan Riwayat Keluarga

Robin dkk., (2008) mengatakan sekitar 5 hingga 10 % kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik. Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi gen BRCA 1 (gen manusia yang diketahui sebagai pemicu sel tumor) dan sepertiga lainnya mengalami mutasi di BRCA2.

(26)

1.2.4. Faktor Risiko Lain

Pajanan lama ke esterogen eksogen pasca menopause yang dikenal sebagai terapi sulih esterogen (ERT, esterogen replacement therapy), diakui dapat mencegah osteoporosis dan dapat melindungi seseorang dari penyakit jantung dan stroke, akan tetapi akan meningkatkan angka insidensi kanker payudara (Robin, 2008).

Sylvia (2008)mengatakan bahwa kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan kemungkinan itu karena peranan esterogen yang meningkatkan faktor resiko. Dia juga menulis kontrasepsi oral juga dicurigai meningkatkan faktor resiko walaupun buktinya juga saling bertentangan.

Radiasi pengion (radiasi yang apabila menubruk sesuatu akan menghasilkan muatan listrik yang disebut ion) ke dada meningkatkan risiko kanker payudara. Besar risiko bergantung pada dosis radiasi, waktru sejak pajanan, dan usia. Robin menjelaskan pada perempuan usia dibawah 30 tahun yang diradiasi untuk penyakit Hodgkin dan pada saat 20 tahun kemudian terjangkit kanker payudara.

(27)

1.3. Penyebaran sel kanker payudara

Robin dkk,. (2008) mengatakan terjadi penyebaran melalui saluran limfe dan darah. Metastasis ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40 % kanker yang bermetastasis sebagai massa yang dapat dipalpasi, tetapi pada kurang dari 15 % kasus yang ditemukan dengan mamografi. Lesi yang terletak di tengah biasanya mula-mula menyebar ke aksila. Tumor yang terletak di bagian dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang arteria mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang menjadi tempat utama penyebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria terkena. Dan akhirnya terjadi penyebaran hampir ke tempat yang lebih distal. Lokasi yang paling sering adalah paru, tulang, hati, dan kelenjar serta (lebih jarang) otak, limpa, dan hipofisis.

1.4. Tahap klinis kanker pada payudara

Kanker payudara menunjukkan adanya poliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Untuk dapat dipalpasi dalam ukuran yang besar (kira-kira berdiameter 1 cm), satu sel membutuhkan waktu 7 tahun. Dan ukuran seperti itu, payudara telah mengalami metastasis (Sylvia, 2005).

(28)

- Stadium 0 DCIS (=ductal carcinoma in situ ) ( termasuk penyakit Paget pada putting payudara ) dan LCIS (=Lobular carcinoma in situ).

- Stadium I merupakan karsinoma invasive dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negative.

- Stadium II A merupakan karsinoma invasive dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar (- kelenjar) getah bening atau karsinoma invasive lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.

- Stadium II B merupakan karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar (- kelenjar) getah bening positif atau karsinoma invasive berukuran lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.

- Stadium III A merupakan Karsinoma invasive ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening terfiksasi( yaitu invasi ekstranodus yang meluas di antara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi

- Stadium III B merupakan karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening.

(29)

1.5. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala awal dari kanker payudara sangat bervariasi. Pada saat pasien berkonsultasi, ditemukan tanda dan gejala lebih dari satu (Donegan & Spratt, 1929).

1.5.1. Massa

Yang paling umum tanda awal dari kanker payudara yaitu adanya massa pada payudara (77 persen dari kasus). Massa kemungkinan lembut, tetapi lebih bersifat tidak nyeri dan lebih dari 90 persen dari kasus pasien menemukan massa lebih sering pada saat mandi (Donegan & Spratt, 1929).

Pada saat pasien kanker memeriksa diri sendiri ketika mereka sedang berdandan atau mandi mereka menemukan adanya benjolan, gumpalan dan pengerasan (Haagensen dkk., 1981).

1.5.2. Perubahan puting

Perubahan putting adalah tanda kedua yang paling sering pada kanker payudara. Perubahan yang tidak langsung pada saluran terbanyak di kedua payudara diakibatkan oleh endokrin atau konsumsi obat atau gejala dari perubahan fibrocystic yang telah menyebar (Donegan and Spratt, 1929).

(30)

warna putting menjadi coklat atau kemerahan. Biasanya menunjukkan keganasan proliferasi dari intraduktal epitel menjadi karsinoma epitel intraduktal. Jenis perubahan putting lainnya yaitu tipis dan pucat, tanpa warna apapun (Haagensen dkk., 1981).

1.5.3. Fenomena retraksi

Perempuan biasanya memberitahukan adanya retraksi puting susu. Retraksi puting yaitu putting dan kulit disekitar areola tertarik oleh kanker. Karakteristik dari perubahan putting dapat didukung adanya proses perubahan sel yang bersifat jinak atau ganas. Pada karsinoma inflamasi mempunyai tanda yang mirip dengan infeksi payudara akut, dimana kulit menjadi merah, panas, edematosa, berindurasi dan nyeri (Donegan & Spratt, 1929).

1.5.4. Nyeri Kanker Payudara

Nyeri dan lembeknya payudara terasa pada kedua payudra, akan tetapi yang lebih sering dikeluhkan adalah pada bagian kiri atau kanan payudara. Bahkan perempuan yang punya pendidikan selalu salah mengenali karakter klinis dari kejadian ini yang mana pengaruh dari psikologis atau patologis yang sebenarnya. Sebagian wanita lebih memperbesarkan masalah ketidaknyamanan psikologis yang mereka nyatakan berkali-kali.sebagian wanita yang merasakan nyeri patologis yang sebenarnya ternyata lebih menghadapi masalah yang lebih besar (Haagensen dkk., 1981).

(31)

2.1. Defenisi

Defenisi menurut yang disarankan oleh IASP (International Association for the Study of Pain), nyeri adalah “ketidaknyamanan sensori dan pengalaman emosional didukung oleh kerusakan jaringan secara aktual atau potensial , atau sesuatu yang menggambarkan tahap dari sebuah kerusakan ( Merskey & Bogduk 1994 dalam Kenneth, 2000).

Defenisi keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang kapanpun individu mengatakannya (Brunner, 1994). Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah (Potter & Perry,2005).

2.2. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri meliputi lokasi nyeri, penyebaran nyeri, dan kemungkinan penyebaran, durasi meliputi menit, jam, hari, bulan, serta irama seperti terus menerus, hilang timbul, periode bertambah, atau berkurangnya intensitas nyeri dan kualitas nyeri misalnya nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet (Anas, 2006).

(32)

Nyeri disebabkan oleh aktivasi sementara dari rangsangan nociceptor yang mana meningakibatkan sedikit atau tidak kerusakan jaringan yang tidak menyebabkan masalah klinis yang serius. Bagaimanapun Kerusakan jaringan menimbulkan sebuah respon inflamasi. Nyeri adalah salah satu tanda klinis yang paling jelas menunjukkan adanya inflamasi. Sebagian nyeri disebabkan oleh adanya proses inflamasi akut (Kenneth, 2000).

2.2.2. Nyeri kronis

Menurut defenisi dari IASP dikatakan nyeri kronis apabila nyeri terjadi terus-menerus selama 3 bulan atau lebih. Tergantung intensitas, lokasi, ketidaknyamanan dan berbagai faktor, yang akan mengganggu atau mengurangi aktifitas pasien (Kenneth, 2000).

Non-Nyeri neuropatik Nyeri kronis mungkin diikuti oleh kerusakan jaringan yang bukan merupakan kerusakan saraf perifer atau saraf pusat (Kenneth, 2000).

Nyeri neuropatik kerusakan saraf sensori perifer akan memunculkan nyeri neuropati. Umumnya nyeri neuropati disebabkan oleh trauma, infeksi, proses immonologis, atau adanya penyakit degeneratif (Kenneth, 2000).

2.3. Fisiologi Nyeri

(33)

Dimulai dengan adanya stimulus penghasil nyeri yang mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu (substansia grisea ) di medula spinalis. Pesan nyeri berinteraksi dengan sel-sel inhibitor, mencegah ke korteks serebri. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebri, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Arif, 2008).

Pada saat impuls nyeri sampai ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respons stress. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri superficial menimbulkan reaksi flight or fight yang merupakan sindrom adaptasi umum (Arif, 2008).

Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus, berat, dalam, dan secara tipikal melibatkan organ-organ visceral, sistem saraf menghasilkan suatu reaksi (Arif, 2008).

(34)

mengalami nyeri tidak akan selalu memperlihatkan tanda-tanda fisik (Arif, 2008).

2.3.1. Resepsi

Melalui transmisi stimulus nyeri, tubuh mampu menyesuaikan diri atau memvariasikan resepsi nyeri. Terdapat serabut-serabut saraf di traktus spinotalamus yang berakhir di otak tengah, menstimulasi daerah tersebut untuk mengirim stimulus kembali ke bawah kornu dorsalis di medulla spinalis ( paice,1991 di dalam potter dan perry, 2005). Serabut delta-A menyebar bersama serabut saraf eferen yang kembali ke otot perifer dekat lokasi stimulasi. Resepsi nyeri membutuhkan sistem saraf perifer dan medulla spinalis yang utuh. Faktor yang mempengaruhi resepsi nyeri normal yaitu trauma, obat-obatan, pertumbuhan tumor, dan gangguan metabolik (Potter & Perry, 2005).

2.3.2. Persepsi

Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saat individu menjadi sadar, maka akan terjadi reaksi yang kompleks. Faktor-faktor psikologis dan kognitif berinteraksi dengan faktor-faktor neurofisiologis dalam mempersepsikan nyeri (Potter & Perry, 2005).

2.3.3. Reaksi

(35)

spinalis menuju batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi menjadi bagian dari respon stres (Potter & Perry, 2005).

2.3.4. Sensasi nyeri

Semua kerusakan selular disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi, atau listrik. Stimulasi ini menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap stimulus yang membahayakan ) untuk memulai transmisi neural yang dikaitkan dengan nyeri (Arif, 2008).

Tidak semua jaringan terdiri atas reseptor yang mentrasmisikan tanda nyeri. Otak dan alveoli paru merupakan contoh jaringan yang tidak ditransmisikan nyeri. Beberapa berespons hanya pada satu jenis stimuli nyeri tetapi reseptor yang lain dapat sensitf terhadap temperatur dan tekanan. Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri ( tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls saraf ), maka terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri di setiap bagian tubuh bervariasi. Hal ini menjelaskan subjektivitas anatomis terhadap nyeri. Selain itu, individu memiliki kapasitas produksi substansi penghasil nyeri (Arif, 2008).

(36)

Konsep sederhana dari reseptor menyampaikan impuls sepanjang saraf sensori pada bagian spinal cord dan kemudian korteks cerebral yang mana nyeri pada bagian lokal belum dikonfirmasi oleh peneliti psikologi modern. Nyeri meningkat pada kulit yang mana dapat diligat akan tetapi nyeri dari organ visceral biasanya terasa pada kulit atau pada otot yang jaraknya sangat jauh dari organ sumber nyeri (Moroney, 1996).

Nyeri biasanya diikuti oleh sensasi. Awalnya secara mekanis saraf perifer menerima signal tentang kejadian sebenarnya, kemudian akan menghasilkan sensasi. Dan kejadian ini kemudian akan dipersepsikan oleh pikiran. Proses yang kedua menggunakan memori, pengenalan, pediksi, dan mengartikan. Pikiran kemudian membentuk , mengenerelasikan atau mengklasifikasikan, jenis data sensori yang kemudian mengenali bahwa itu adalah nyeri ( Patrick, 1991).

2.5. Tipe nyeri pada kanker

2.5.1. Nociceptive atau nyeri somatik

(37)

2.5.2. Nyeri visceral

Nyeri visceral ummnya di dalam rongga dada, dalam perut, dan tumor pelvik. Karakteristik dari nyeri visceral dapat digambarkan dengan nyeri yang perih yang tidak bisa diketahui areanya dimana ( Stephen, 2006).

2.5.3. Nyeri neuropatik

Bila nyeri somatik dan nyeri visceral terjadi karena fungsi normal sistem saraf, respon saraf terhadap kemoterapi, pembedahan, atau pertumbuhan tumor mungkin akan menghasilkan nyeri neuropatik. Nyeri ini mungkin membakar, satu arah, nyeri perih, dan mungkin didukung dengan gejala neurogical, allodynia, hyperpathia, atau dysesthesia. Tipe nyeri ini lebih sedikit respon terhadap obat yang memodifikasi saraf penghantar ( contoh antikonvulsan, antidepresan, dan intervensi menurunkan aktivitas saraf ektopik seperti memblok saraf yaitu dengan kortikosteroid atau pemblok saraf neurologis ). Pathogenesis dari nyeri kanker mungkin kompleks pada setiap individu dan nyeri mungkin disebabkan oleh campuran atas berbagai variable. Manajemen yang komprehensive membutuhkan pengkajian yang hati-hati yang memberikan berbagai tipe dari nyeri dan pengobatan disesuaikan terhadap asal masing-masing nyeri ( Stephen, 2006).

(38)

Deskriptif verbal tentang nyeri dapat digambarkan dengan mengkaji intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri, efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari-hari, kekhawatiran individu tentang nyeri. Intensitas nyeri dapat dikaji dengan meminta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal ( seperti : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat; atau 0 sampai 10 : 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri hebat). Karakteristik nyeri termasuk letak untuk dimana area nyeri, durasi (menit, jam, hari, bulan, dan debagainya), kualitas (misalnya seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet). Faktor- faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang gerakan, istirahat, obat-obatan). Efek nyeri terhadap kehidupan sehari-hari seperti efek terhadap pola/frekuensi istirahat/tidur, napsu makan, konsentrasi, dan lain-lain. Kekhawatiran individu terhadap nyeri dapat meliputi beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri (Brunner & Suddarth, 1996).

(39)

nyeri terhebat. Bagi individu tersebut. Skala tigkat 10 poin dapat di artikan dengan kata yang jelas dimana 0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri hebat, 10 nyeri terhebat (Kozier & Erb, 2009).

[image:39.595.114.533.393.527.2]

Tidak semua klien mengerti atau menghubungkan nyeri yang dirasakan ke skala intensitas nyeri berdasarkan angka. Termasuk di dalamnya adalah anak-anak yang tidak dapat mengkomunikasikan secara verbal , klien lansia yang mengalami kerusakan kognitif atau komunikasi dan orang yang tidak dapat berbahasa yang sama dengan perawat, dapat dikaji dengan skala nyeri wajah Wong Baker.

Gambar 2.1. Skala Nyeri Wajah Wong Baker

(40)

merasakan nyeri ini. Perawat kemudian meminta klien memilih wajah yang paling menggambarkan bagaimana perasaannya (Kozier & Erb, 2009).

2.7. Teori Gate kontrol

Walau banyak peneliti memberikan masukan kepada teori mengenai mekanisme pengolahan impuls nyeri di susunan saraf pusat, konsep yang kini masih diterima adalah dari Melzack dan Wall (1965). Hipotesis ini dikenal sebagai Gate Control Mechanism dari Melzack dan Wall (Arif, 2008).

Impuls rasa sakit harus melewati sebuah ‘gerbang’ pada tulang belakang. Gerbang ini bukanlah struktur yang nyata, namun sebuah pola aktivitas saraf yang dapat menghalangi atau membiarkan pesan rasa sakit yang datang dari kulit, otot, dan organ-organ internal. Biasanya gerbang ini tertutup, baik oleh impuls yang menuju ke tulang belakang dari serabut besar yang menanggapi pesanan dan rangsangan lainnya. Oleh signal yang turun dari otak itu sendiri. Tetapi ketika jaringan tubuh terluka, serabut besar rusak dan serabut-serabut kecilpun membuka pintu gerbang ini, sehingga memungkinkan pesan rasa sakit mencapai otak. Teori ini memprediksikan bahwa pikiran dan perasaan dapat mempengaruhi reaksi kita terhadap sakit (Carole & Carol, 2008). Dan bila serabut-serabut tersebut distimulasi akan memblok atau menurunkan transmisi impuls nyeri (Kozier & Erb, 2009).

(41)

Distraksi merupakan memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri. distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol tulang belakang yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Brunner & Suddarth, 1996).

Klien yang merasa bosan atau diisolasi hanya memikirkan nyeri yang dirasakan sehingga klien mempresepsikan nyeri tersebut dengan lebih akut. Distraksi mengalihkan perhatian klien ke hal lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Namun ada suatu kerugian, yaitu apabila upaya distraksi itu berhasil, perawat atau keluarga dapat menanyakan tingkat nyeri yang klien rasakan. Distraksi memberikan pengaruh paling baik dalam jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif (Arif, 2008).

3.1. Keefektifan distraksi

Klien yang kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian terhadap nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Arif, 2008).

(42)

3.2. Mendengarkan Musik

Nyeri telah ditemukan sebagai alasan seseorang memilih terapi musik untuk meringankan gejala. Terapi musik didefenisikan sebagai penggunaan music khusus dibawah bimbingan dari terapis musik dalam penggabungan fisiologis, psikologis, dan emosional dari seseorang (Oscar dkk., 2006).

Terapi musik dapat memberi efek perasaan yang baik pada pasien yang nyeri kanker pada pemberian pilihan musik seperti metode relaksasi dan distraksi. Mendengarkan musik kemungkinan mengalihkan perhatian pasien yang melawan stimulus nyeri. musik mempunyai efek yang kuat untuk mengurangi nyeri emosional seperti takut dan cemas. Jadi, meditasi dapat mempengaruhi persepsi terhadap nyeri. pemilihan musik pribadi adalah faktor yang penting untuk dipertimbangkan ( Oscar dkk., 2006 ).

(43)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kanker payudara merupakan kejadian yang paling sering ditemukan terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Angka kejadian penderita kanker payudara meningkat tiap tahunnya pada Negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh May pada September - April 2012 didapat proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2006 terdapat 74 penderita kanker payudara (19,53%), tahun 2007 terdapat 100 penderita kanker payudara (26,38%), tahun 2008 terdapat 99 penderita kanker payudara (26,12%), tahun 2009 terdapat 50 penderita kanker payudara (13,19%), dan tahun 2010 terdapat 56 penderita kanker payudara (14,78%).

Pasien kanker payudara mengalami nyeri akibat dari kemoterapi, tindakan medis, ataupun dikarenakan oleh proses metastasis kanker. Nyeri yang dirasakan pada payudara biasanya terasa seperti denyutan, akan semakin terasa apabila pasien mempunyai aktifitas berat atau stress.

(44)

nyeri persalinan, dan nyeri kronik ). Manajemen nyeri nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku - kognitif dan penggunaan agen-agen fisik. Tujuan intervensi perilaku-kognitif adalah mengubah persepsi klien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi klien rasa pengendalian yang lebih besar. Agen-agen fisik meliputi relaksasi dan teknik imajinasi yang bertujuan memberi rasa nyaman, memperbaiki disfungsi fisik, mengubah respon fisiologis, dan mengurangi rasa takut yang terkait dengan imobilisasi (Potter dan Perry, 2005).

Distraksi yaitu memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri. Seseorang yang memberikan sedikit perhatian terhadap nyeri, akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri (Brunner & Suddarth, 1996).

Salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung , mengurangi kecemasan dan depresi , dan menghilangkan nyeri (Guzetta, 1989 dalam Potter dan Perry, 2005).

(45)

yang diberikan sangat berkurang pada kelompok intervensi dua bulan setelah mastektomi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan banyaknya angka kejadian di medan, peneliti ingin meniliti pengaruh distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara.

1.2. Tujuan penelitian

1.2.1. Tujuan umum

Menemukan adanya pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2.2. Tujuan khusus

- Mengukur nyeri pada pasien kanker payudara sebelum diberikan terapi distraksi mendengarkan musik pada kelompok intervensi dan kontrol. - Mengukur nyeri pada pasien kanker payudara setelah diberikan terapi

distraksi mendengarkan musik pada kelompok intervensi dan kontrol.

1.3. Pertanyaan penelitian

(46)

1.4. Manfaat penelitian

1. Bagi praktek keperawatan

Dengan adanya penelitian pengaruh distraksi mendengarkan musik dapat menjadi masukan kepada perawat klinis dalam memberikan asuhan keperawatan mandiri untuk manajemen nyeri termasuk pada pasien kanker payudara.

2. Bagi pendidikan keperawatan

Dapat menjadi referensi bagi tenaga pendidik maupun mahasiswa keperawatan tentang teori yang selama ini diperlajari dan memastikan bilamana distraksi mendengarkan musik dapat mempengaruhi penurunan nyeri termasuk nyeri pada kanker payudara post operasi.

3. Bagi penelitian keperawatan

(47)

Judul : Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara.

Nama Mahasiswa : Desi H. Sinurat

NIM : 091101040

Program : S1 Keperawatan

ABSTRAK

Musik dapat merangsang pengeluaran endongeous opiates pada sistem saraf pusat di mana dapat mengatur persepsi sensori dan mempengaruhi tingkat nyeri. Terapi musik memberikan efek perasaan yang baik pada pasien, mengalihkan perhatian pasien sehingga menurunkan stimulus nyeri. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang terdiri dari 5 responden diberikan musik dan 6 responden sebagai kontrol. Analisa data untuk mengetahui adanya pengaruh musik pretest dan posttest menggunakan analisa Non Parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan untuk mengetahui perbedaan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol dianalisa menggunakan uji Mann Whitney test. Hasil menunjukkan adanya pengaruh terapi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pre dan

post dengan nilai sig (α) 0.008 dan adanya perbedaan nyeri pada posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan sig (α) 0.011

(48)

PENGARUH TERAPI DISTRAKSI MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP PENURUNAN NYERI

PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RS H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

DESI H. SINURAT

091101040

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(49)

Judul : Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara.

Nama Mahasiswa : Desi H. Sinurat

NIM : 091101040

Program : S1 Keperawatan

ABSTRAK

Musik dapat merangsang pengeluaran endongeous opiates pada sistem saraf pusat di mana dapat mengatur persepsi sensori dan mempengaruhi tingkat nyeri. Terapi musik memberikan efek perasaan yang baik pada pasien, mengalihkan perhatian pasien sehingga menurunkan stimulus nyeri. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang terdiri dari 5 responden diberikan musik dan 6 responden sebagai kontrol. Analisa data untuk mengetahui adanya pengaruh musik pretest dan posttest menggunakan analisa Non Parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan untuk mengetahui perbedaan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol dianalisa menggunakan uji Mann Whitney test. Hasil menunjukkan adanya pengaruh terapi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pre dan

post dengan nilai sig (α) 0.008 dan adanya perbedaan nyeri pada posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan sig (α) 0.011

(50)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Distraksi Mendengarkan Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan”.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penelitian serta penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Asrizal,.S.Kep,.Ns.,WOC(ET)RN selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan, saran, dan kritik kepada penulis, sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Direktur RSUP H. Adam Malik dan staf yang telah bersedia memberikan izin penelitian.

(51)

6. Terima kasih buat kedua orang tuaku S. Sinurat dan T. Sinaga yang tak pernah lelah memberikan semangat tiap harinya

7. Terima kasih buat kakak tercinta Santi Sinurat, dan ito-itoku Aditio Sinurat, Jetro Sinurat, and Parasian sinurat

8. Terimakasih buat Siska Gloria Panjaitan yang selalu menemani penulis dalam suka dan duka.

9. Terima kasih kepada teman-teman FKEP’09 yang selalu memberikan dukungan, semangat dan tawa tiap harinya.

10.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dalam terlaksananya penelitian dan penulisan proposal skripsi ini.

Semoga seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2013 Penulis,

Desi H. Sinurat

(52)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG --- i

ABSTRAK --- ii

KATA PENGANTAR --- iii

DAFTAR ISI --- v

DAFTAR TABEL --- viii

LAMPIRAN --- ix

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang --- 1

2. Tujuan Penelitian --- 3

3. Pertanyaan Penelitian --- 3

4. Manfaat Penelitian --- 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kanker Payudara --- 5

1.1 Definisi Kanker Payudara --- 5

1.2 Faktor Resiko --- 5

1.3 Penyebaran Sel Kanker Payudara --- 8

1.4 Tahap Klinis Kanker pada Payudara --- 8

1.5 Tanda dan Gejala --- 10

2. Nyeri --- 12

2.1 Definisi --- 12

2.2 Karakteristik Nyeri --- 12

2.3 Fisiologi Nyeri --- 13

2.4 Tipe Nyeri pada Kanker --- 17

2.5 Mengkaji intensitas nyeri --- 19

2.6 Teori Gate Kontrol --- 19

3. Distraksi --- 20

3.1 Mendengarkan Musik --- 21

BAB III. KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual --- 23

2. kerangka Penelitian --- 24

3. Defenisi Operasional --- 24

4. Hipotesa Penelitian --- 25

BAB IV. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian --- 26

2. Populasi dan Sampel --- 26

3. Lokasi dan Waktu Penelitian --- 27

4. Pertimbangan Etik --- 28

(53)

5.1. Data Demografi --- 28

5.2. Lembar Skala Pengukuran Nyeri Pretest dan Posttest --- 28

6. Alat dan Bahan --- 29

7. Teknik Pengumpulan Data --- 29

8. Analisa Data --- 30

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian --- 32

1.1.Data Demografi --- 32

1.2.Pengaruh Terapi Distraksi pada Kelompok Intervensi --- 34

1.3.Perbedaan Penurunan Nyeri pada Kelompok Intervensi dan Kontrol --- 34

2. Pembahasan --- 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan --- 39

2. Saran --- 40

(54)

DAFTAR SKEMA

(55)

Daftar gambar

(56)

DAFTAR TABEL

(57)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil SPSS 16 uji Non Parametrik --- 45

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan dan Persetujuan kepada Responden --- 49

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian --- 50

Lampiran 4 : Rencana Anggaran Biaya Penelitian --- 52

Lampiran 5 : Riwayat Hidup --- 53

Lampiran 6 : Surat Pengantar Penelitan ke RSUP H. Adam Malik --- 54

Gambar

Tabel 5.1.  Distribusi responden berdasarkan karakteristik  responden
Gambar 2.1. Skala Nyeri Wajah Wong Baker

Referensi

Dokumen terkait

Dekan Fakr-rltas Ilmr-r Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, nenugaskan/ mergijinkan Saudara yang namatrya tersebut di bawah ini

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada satuan kerja MAN Sumpiuh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas yang ditetapkan dengan Surat Tugas Kepala Unit Layanan

[r]

Sehubungan dengan dokumen penawaran yang telah Saudara upload pada Website LPSE, maka dengan ini kami mengundang saudara untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi

Kant or Pusat Tat a Usaha Universit as Gadjah M ada, Bulaksumur Universit as Gadjah M ada mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa Dana DIPA unt uk pelaksanaan kegiat an t

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa kartu tanda pengenal dan surat tugas dari direktur utama/pimpinan

Keeimbangan pada karya seni rupa yang memiliki dua sisi diantara garis tengah tidak sama merupakan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik