• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI

KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

TESIS

Oleh

MEKAR MEILISA AMALIA

037019039/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

N

(2)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI

KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MEKAR MEILISA AMALIA

037019039/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

Nama Mahasiswa : Mekar Meilisa Amalia

Nomor Pokok : 037019039

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MS) (Drs. Amlys S. Silalahi, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Rismayani, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 20 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MS

Anggota : 1. Drs. Amlys S. Silalahi, M.Si

2. Prof. Dr. Rismayani, MS

3. Drs. Syahyunan, M.Si

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI KERJA

PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, 20 April 2009 Yang membuat pernyataan,

(6)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

ABSTRAK

Motivasi pegawai dapat ditingkatkan dengan cara memberikan jaminan karir yang jelas. Promosi, mutasi serta pendidikan dan pelatihan merupakan faktor-faktor pengembangan karir yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pelaksanaan program pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan) berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan) terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Belawan serta untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan berjumlah 79 orang. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak jumlah populasi yaitu 79 orang responden. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan serta satu variabel terikat yaitu motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan analisis uji regresi berganda, uji determinasi, uji F dan uji t dengan bantuan alat uji SPSS versi 15.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial promosi, mutasi, dan pendidikan dan pelatihan mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan. Pendidikan dan pelatihan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan.

(7)

THE INFLUENCE OF CAREER DEVELOPMENT TO WORKING MOTIVATION OF KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWANS EMPLOYEE

ABSTRACT

Working motivation can be increased by giving a career guarantee clearly. Promotion, lateral transfer, education and training are factors of career development. It can increase the working motivation of employee. The problem of the research: Is the implementation of career development program (promotion, lateral transfer, education and training) can influence to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawan’s employee. The goals of the research are to know the influence of career development (promotion, lateral transfer, education and training) to working motivation at Kantor Pelayanan Pajak and also to know the most dominant factor influence the working motivation.

The population in the research is all of Kantor Pelayanan Pajak Belawans employee. The sample of the research is the same amount of the population. There were 79 respondents used in the research. The research is consist of three independent variables and one variable, that are: promotion, lateral transfer, education and training, and working motivation. The research used analysis of double regression, determination test, F test, and t test by using SPSS program version 15.0.

The result of the research indicated that simultaneously and partially, promotion, lateral transfer, education and training influenced to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawans employee. Education and training variable is the dominant variable which influenced to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawan’s employee.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada hentinya hanya kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya yang tiada terkira sehingga tesis ini dapat

diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis DTM&H,

SpA(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh

Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc atas kesempatan menjadi mahasiswa Program

Magister Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh Prof. Dr. Rismayani, MS dan juga

selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan banyak masukan demi

penyempurnaan tesis ini.

Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh Bapak Drs. Syahyunan, M.Si dan juga

selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan banyak masukan demi

(9)

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MS dan Bapak Drs. Amlys S. Silalahi, M.Si

selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

bimbingan dan saran sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan banyak masukan demi penyempurnaan tesis ini.

Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua,

suami dan anak-anak yang telah memberikan semangat, dorongan dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Penulis mengharapkan tesis ini bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi

Kantor Pelayanan Pajak Belawan, serta bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik

(10)

RIWAYAT HIDUP

Mekar Meilisa Amalia, dilahirkan di Medan tanggal 26 Mei 1975, merupakan

anak pertama dari Bapak Husny Arsyad (Alm) dan Ibu Nurwida Nuru. Menikah

dengan O.Y. Sakti dan dikaruniai 3 orang anak.

Riwayat pendidikan, SD Harapan 2 Medan, tamat dan lulus tahun 1987; SMP

Harapan 2 Medan, tamat dan lulus tahun 1990; SMA Negeri 1 Medan, tamat dan

lulus tahun 1993; Program Strata I Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, tamat dan lulus tahun 1998.

(11)

DAFTAR ISI

(12)

3.10 Pengujian Asumsi Klasik ……… 31

3.10.1 Uji Normalitas ………... 31

3.10.2 Uji Multikolinearitas ………..……. 32

3.10.3 Uji Heterokedastisitas ………..…… 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 33

4.1 Hasil Penelitian ………..…..… 33

4.1.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak …….. 33

4.1.2 Karakteristik Responden ……… . 39

4.1.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ……… 43

4.1.3.1 Uji Validitas ……… 43

4.1.3.2 Uji Reliabilitas ……… 43

4.1.4 Analisis Deskripsi Variabel ………. 44

4.2 Pembahasan ………. 57

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ……… 57

4.2.2 Pengujian Hipotesis ……… 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 67

5.1 Kesimpulan …….………..…..… 68

5.2 Saran ………... 69

(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Rincian Unit Kerja ……….. 25

Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian ……….. 28

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …. 39

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………….... 40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……. 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……. 41

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan……… 42

Tabel 4.6 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Kerja .…. 45

Tabel 4.7 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk

Memahami Tuntutan Tugas ………. 47

Tabel 4.8 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk

Mewujudkan Tanggung Jawab Atas Pelaksanaan Tugas 48

Tabel 4.9 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk

Ketekunan Kerja ..………..………….………. 49

Tabel 4.10 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk

Menegakkan Disiplin Kerja ……….……… 50

Tabel 4.11 Tanggapan Responden terhadap Dorongan untuk ...…

Berinisiatif ……..……… 52

Tabel 4.12 Tanggapan Responden terhadap Promosi ………. 53

Tabel 4.13 Tanggapan Responden terhadap Mutasi ………. .. 55

(14)

Pelatihan ….……… 56

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov

Test……….. 58

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas ………. 59

Tabel 4.17 Hasil Uji Heterokedastisitas ……… 60

Tabel 4.18 Hasil Regresi Promosi, Mutasi, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja ……….. 61

Tabel 4.19 Hasil Uji Determinasi ……… 62

(15)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWAN

ABSTRAK

Motivasi pegawai dapat ditingkatkan dengan cara memberikan jaminan karir yang jelas. Promosi, mutasi serta pendidikan dan pelatihan merupakan faktor-faktor pengembangan karir yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pelaksanaan program pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan) berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan) terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Belawan serta untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan berjumlah 79 orang. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak jumlah populasi yaitu 79 orang responden. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan serta satu variabel terikat yaitu motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan analisis uji regresi berganda, uji determinasi, uji F dan uji t dengan bantuan alat uji SPSS versi 15.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial promosi, mutasi, dan pendidikan dan pelatihan mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan. Pendidikan dan pelatihan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan.

(16)

THE INFLUENCE OF CAREER DEVELOPMENT TO WORKING MOTIVATION OF KANTOR PELAYANAN PAJAK BELAWANS EMPLOYEE

ABSTRACT

Working motivation can be increased by giving a career guarantee clearly. Promotion, lateral transfer, education and training are factors of career development. It can increase the working motivation of employee. The problem of the research: Is the implementation of career development program (promotion, lateral transfer, education and training) can influence to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawan’s employee. The goals of the research are to know the influence of career development (promotion, lateral transfer, education and training) to working motivation at Kantor Pelayanan Pajak and also to know the most dominant factor influence the working motivation.

The population in the research is all of Kantor Pelayanan Pajak Belawans employee. The sample of the research is the same amount of the population. There were 79 respondents used in the research. The research is consist of three independent variables and one variable, that are: promotion, lateral transfer, education and training, and working motivation. The research used analysis of double regression, determination test, F test, and t test by using SPSS program version 15.0.

The result of the research indicated that simultaneously and partially, promotion, lateral transfer, education and training influenced to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawans employee. Education and training variable is the dominant variable which influenced to working motivation of Kantor Pelayanan Pajak Belawan’s employee.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam melaksanakan berbagai aktivitas membutuhkan berbagai

macam sumber (resources), yaitu sumber finansial, sumber material dan sumber daya

manusia (SDM). SDM adalah salah satu sumber yang sangat penting karena selain

sebagai aset perusahaan, juga merupakan mitra perusahaan dalam menjalankan

aktivitas perusahaan. Melihat begitu besar peranan SDM sebagai pelaku utama dan

juga merupakan input dari produktivitas dalam perusahaan, dapat dikatakan bahwa

masalah SDM bukanlah masalah kecil, sehingga harus mendapat perhatian khusus.

SDM tidak hanya berperan sebagai objek yang harus selalu mendapat

perhatian dan perlindungan dari perusahaan, tetapi SDM juga berperan sebagai

subyek yang dapat menentukan maju mundurnya perusahaan. Untuk dapat

merealisasikan fungsi tersebut, SDM perlu diarahkan, dibina dan dibimbing agar

dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan perusahaan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

SDM atau pegawai adalah dengan menciptakan iklim yang dapat memotivasi

pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja. Pemahaman tentang kebutuhan atau

keinginan para pegawai sangat diperlukan dalam hal ini. Salah satu kebutuhan atau

keinginan dari setiap pegawai adalah mendapatkan kesempatan untuk meniti karir

(18)

dikarenakan ada jaminan karir yang jelas. Artinya setiap pegawai yang

memperlihatkan prestasi kerja yang baik, akan memperoleh kesempatan untuk

meningkatkan karirnya dengan baik pula. Sebaliknya, pegawai yang kurang

berprestasi tidak akan mendapat kesempatan peningkatan karir.

Keberhasilan organisasi pemerintahan sebagai unit pelayanan terhadap

masyarakat dalam melaksanakan misinya ditentukan oleh keberadaan dan kinerja

pegawai. Pegawai bukan hanya sebagai unsur aparatur negara, tetapi juga sebagai

abdi negara dan abdi masyarakat yang hidup di tengah masyarakat serta bekerja untuk

kepentingan masyarakat. Pelaksanaan pembinaan pegawai bukan saja dilihat dan

diperlakukan sebagai aparatur negara, melainkan juga sebagai warga negara sehingga

dalam pelaksanaan pembinaan perlu diusahakan adanya keserasian antara tercapainya

daya guna dan hasil guna bagi kepentingan dinas dengan kepentingan individu

pegawai. Usaha yang perlu dilakukan dalam rangka mempertinggi motivasi kerja

pegawai agar selalu berusaha meningkatkan profesionalisme dan kemampuan kerja,

yaitu dengan melaksanakan pembinaan pegawai dengan sebaik-baiknya, sehingga

berbagai potensi dan bakat setiap pegawai dapat dikembangkan secara wajar.

Direktorat Jenderal Pajak adalah salah satu instansi pemerintah di bawah

naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia bertugas menghimpun

penerimaan pajak, yang merupakan salah satu instrumen dalam mengatur

perekonomian negara. Kantor Pelayanan Pajak adalah unsur pelaksana dari Direktorat

Jenderal Pajak di bidang pelayanan pajak. Dalam melaksanakan tugasnya Kantor

(19)

Direktorat Jenderal Pajak saat ini semakin dituntut untuk lebih mampu menciptakan

pegawai yang memiliki kemampuan, ketrampilan kerja dan keahlian yang lebih

profesional serta memiliki motivasi untuk mengembangkan diri.

Misi Direktorat Jenderal Pajak dalam bidang kelembagaan adalah senantiasa

memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan

serta administrasi perpajakan mutakhir. Salah satu strategi yang dibuat untuk

melaksanakan misi tersebut adalah mengembangkan kualitas SDM yang inovatif dan

mampu mendukung pelaksanaan misi dan strategi menuju pencapaian visi Direktorat

Jenderal Pajak berdasarkan nilai acuan yaitu profesionalisme (integritas, disiplin,

kompetensi), transparansi, akuntabilitas, meritokrasi, kemandirian, pelayanan prima,

pembelajaran dan pemberdayaan.

Visi Direktorat Jenderal Pajak yaitu menjadi model pelayanan masyarakat

yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia, yang

dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Adapun visi, misi dan strategi Kantor

Pelayanan Pajak adalah sama dengan visi, misi dan strategi Direktorat Jenderal Pajak.

Pengembangan kualitas SDM yang inovatif dan mampu mendukung

pelaksanaan misi dan strategi menuju pencapaian visi Direktorat Jenderal Pajak

berdasarkan nilai-nilai acuan memerlukan motivasi. Motivasi diperlukan dengan

tujuan agar pegawai tetap bekerja dengan baik dan selalu memberikan prestasi kerja

yang terbaik bagi instansi.

Direktorat Jenderal Pajak dalam mengemban misinya tetap senantiasa

(20)

Jenderal Pajak senantiasa harus lebih mampu untuk memotivasi para pegawainya

agar mampu berkarya yang terbaik bagi bangsa. Salah satu upaya untuk memotivasi

pegawai agar memiliki prestasi kerja yang tinggi tersebut perlu didukung oleh

program pengembangan karir yang lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena Direktorat Jenderal Pajak semakin lebih dituntut untuk dapat

tampil menjadi institusi yang lebih profesional, kredibel dan independen dalam

melaksanakan peranannya.

Saat ini di lingkungan pegawai Kantor Pelayanan Pajak, seperti halnya

di Kantor Pelayanan Pajak Belawan masih terdapat ketidakpuasan pegawai tentang

kebijakan pengembangan karir. Melalui wawancara yang telah dilakukan

sebelumnya, disimpulkan bahwa sebagian pegawai merasakan belum terpenuhinya

harapan pegawai, sehingga apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka

dikhawatirkan akan mengakibatkan menurunnya motivasi kerja pegawai.

Ketidakpuasan itu antara lain: Di era komputerisasi saat ini, setiap karyawan

seharusnya menguasai teknologi yang berkaitan dengan komputer. Namun, masih

banyak pegawai pajak yang belum memahaminya. Untuk meningkatkan pemahaman

pegawai, maka pendidikan dan pelatihan (diklat) sangat diperlukan. Contoh lain

yakni dalam hal promosi ataupun mutasi. Tidak ada pembekalan khusus kepada

pegawai pada bidang kerjanya yang baru. Pada pegawai negeri sipil tidak ada

spesialisasi kerja, jika terjadi perpindahan tugas kerja baik itu promosi maupun

mutasi, maka pegawai yang dimaksud tidak dibekali dengan diklat khusus mengenai

(21)

Keluhan lain yang dirasakan pegawai adalah pada perencanaan karir, yaitu tidak ada

peraturan yang jelas mengenai mutasi kerja. Jika memang diperlukan, maka mutasi

dilaksanakan tanpa ada pedoman yang jelas bagi pegawai, sehingga menyulitkan bagi

pegawai untuk menyusun rencana karirnya ke depan.

Fenomena ini didukung oleh pendapat Parwito (2007) dalam artikel Bisnis

Indonesia Online tertanggal 3 Mei 2007, menyebutkan bahwa sejumlah Kepala

Kanwil Direktorat Jenderal Pajak telah dimutasikan tanpa ada pemberitahuan terlebih

dahulu. Budi (2008), humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memaparkan

Siaran pers KPK tertanggal 20 Agustus 2008 mengenai paparan hasil kajian sistem

pelayanan perpajakan. Isi dari siaran pers tersebut memperjelas permasalahan yang

terjadi di Direktorat Jenderal Pajak mengenai promosi, mutasi serta pendidikan dan

pelatihan. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh KPK, diperoleh

temuan-temuan pokok, antara lain mengenai manajemen sumber daya manusia yang belum

baik. Disebutkan bahwa ada empat alasan mengapa manajemen sumber daya manusia

di Direktorat Jenderal Pajak belum baik, yaitu : (1) dasar penempatan pegawai baru

tidak jelas dan tidak transparan; (2) sistem mutasi dan promosi tidak transparan; (3)

kurangnya pegawai yang berkualitas; (4) alokasi SDM kurang mempertimbangkan

beban kerja tiap Kantor Pelayanan Pajak dan kualitas pegawai.

Berdasarkan uraian-uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai pelaksanaan program pengembangan karir dan pengaruhnya

(22)

penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Kantor pelayanan

pajak Belawan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai

berikut: Apakah pelaksanaan program pengembangan karir (promosi, mutasi,

pendidikan dan pelatihan) berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Belawan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh program pengembangan karir (promosi,

mutasi, pendidikan dan pelatihan) terhadap motivasi kerja pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Belawan;

2. Mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai

Kantor Pelayanan Pajak Belawan.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Belawan berkaitan dengan

(23)

2. Sebagai wawasan tambahan bagi penulis dan melatih diri berfikir secara ilmiah

pada bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan

dengan masalah pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan)

serta motivasi kerja.

3. Sebagai masukan/referensi bagi penelitian selanjutnya yang memfokuskan studi

penelitian pada pengembangan karir di masa mendatang.

1.5 Kerangka Berpikir

Simamora (2004) menyatakan bahwa “pengembangan karir adalah

pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang-orang

dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan.”

Bernardin dan Russell dalam Robbins (2004) menyatakan bahwa

pengembangan karir adalah “a career development system is a formal, organized,

planned effort to achieve a balance between individual career needs and

organizational workforce requirement. It is mechanism for meeting the present and

future human resources needs of an organization.” Program pengembangan karir

bertujuan menyeimbangkan antara pengembangan potensial karyawan dengan

kebutuhan perusahaan. Atau dengan kata lain, kebutuhan dan keinginan karyawan

dipertemukan dengan kebutuhan organisasi.

Bernardin dan Russell dalam Robbins (2004) menyatakan bahwa untuk

(24)

a. Perencanaan dan pengimplementasian sasaran-sasaran karir karyawan (career

planning).

b. Perancangan dan pengimplementasian program-program pengembangan karir

oleh organisasi (career management).

Program pengembangan karir dilaksanakan dengan harapan peningkatan

prestasi kerja karyawan, sehingga akan memudahkan pencapaian tujuan perusahaan.

Cascio (2003) berpendapat bahwa “kegiatan manajemen karir untuk

pengembangannya dapat dilaksanakan dalam bentuk internal staffing yang termasuk

di dalamnya adalah promotion dan lateral transfer”. Handoko (2001) juga sependapat

dengan hal tersebut, promosi dan transfer akan menunjukkan kepada karyawan bahwa

karyawan mempunyai kesempatan karir. Menurut Flippo (2005) “program

pengembangan karir yang efektif adalah yang dihubungkan dengan penyesuaian karir

perseorangan dengan kesempatan-kesempatan karir yang diberikan sesuai kebutuhan

perusahaan melalui program pendidikan dan pelatihan, mutasi dan promosi”.

Terry (2005) menyebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat

pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.

Motivasi dapat dilihat dalam dua segi yang berbeda, yaitu pertama dilihat dari segi

aktif/dinamis motivasi adalah suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan

dan mengarahkan daya ataupun potensi pekerja agar secara produktif mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kedua dilihat dari segi pasif atau statis, yakni

motivasi adalah sebagai kebutuhan yang sekaligus memberikan rangsangan untuk

(25)

Masalah motivasi di dalam organisasi menjadi tanggung jawab manajemen

untuk menciptakan, melaksanakan serta memantaunya. Memperhatikan sifat dasar

manusia yaitu adanya rasa bosan atau jenuh terhadap sesuatu yang sifatnya rutin,

maka jika pola pelaksanaan motivasi terlalu monoton dari waktu ke waktu atau hanya

ditekankan pada aspek yang bersifat materiil saja, akan dapat membosankan atau

membuat jenuh, sehingga fungsinya sebagai perangsang atau sebagai pendorong

untuk meningkatkan kinerja pegawai menjadi berkurang.

Menurut Zenger dan Edwards yang dikutip oleh Timpe (1991), bahwa para

pegawai akan termotivasi untuk bekerja keras apabila:

1. Tugas pegawai menarik dan bervariasi serta mencakup unsur belajar, tantangan dan tanggung jawab.

2. Pegawai diberi cukup informasi, dukungan dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan.

3. Pegawai ikut membuat keputusan yang berdampak pada pekerjaan (dengan itu atasan mengakui bahwa pegawai yang terbaik mengetahui seluk beluk pekerjaan mereka)

4. Pegawai mengerti bagaimana pekerjaanmereka masuk dalam kerangka pekerjaan seluruhnya.

5. Pegawai diperlakukan sebagai individu yang penting, serta memberikan apa yang menjadi hak mereka (gaji, penghargaan, dan karir).

(26)

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian adalah

Program pengembangan karir (promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan)

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Mugiarto (2002) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendidikan dan

Pelatihan terhadap Pengembangan Karir pada Pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Unit di Kodya Bandung. Jumlah sampel sebanyak 73 pegawai BRI unit di Kodya

Bandung yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dan mengalami

pengembangan karir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan

berpengaruh positif terhadap pengembangan karir. Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis jalur. Persamaan yang dimiliki penelitian terdahulu dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan variabel pendidikan dan

pelatihan sebagai variabel bebas (independen). Persamaan lainnya adalah jenis

penelitian yang dilakukan yaitu penelitian survei.

2.2 Pengertian Karir

Menurut Flippo (2005), karir adalah ”suatu rangkaian kegiatan kerja yang

terpisah tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman dan arti

dalam hidup seseorang.” Cascio (2003) berpendapat “A career is sequence of position

occupied by a person during the course of a life time.“ Karir adalah suatu rangkaian

jabatan yang diduduki seseorang semasa hidupnya. Definisi karir yang dikemukakan

(28)

that help a person grow in job skills, success, and fulfillment.” Karir adalah suatu

rangkaian jabatan kerja yang berhubungan, dibayar atau tidak dibayar yang membuat

seseorang menjadi ahli, sukses dan terpenuhi dalam pekerjaannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat diartikan karir sebagai

serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisah tetapi ada hubungannya yang

memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam riwayat hidup seseorang.

2.3 Pengembangan Karir

Program pengembangan karir dapat dilakukan dalam bentuk promosi, mutasi

dan pendidikan dan pelatihan. Berikut uraiannya :

2.3.1 Promosi

Menurut Fathoni (2006) bahwa promosi atau kenaikan jabatan, kedudukan dan pangkat atau status jenjang dari seseorang pegawai adalah merupakan peningkatan dari seorang pegawai pada suatu bidang tugas yang lebih baik, dibanding dengan sebelumnya dari susun tangung jawab yang lebih besar, prestasi, fasilitas, status yang lebih tinggi, tuntutan kecakapan yang lebih tinggi dan adanya penambahan upah atau gaji serta tunjangan lainnya.

Menurut Wursanto (2007), promosi adalah “suatu kenaikan jabatan yang

dialami oleh seorang pegawai disertai dengan kekuasaan yang lebih tinggi dan

tanggung jawab yang lebih besar pula.”

Berdasarkan pengertian diatas, promosi merupakan perubahan kedudukan

seorang pegawai dalam rangkaian susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi

dari keadaan semula baik ditinjau dari segi tanggung jawab, syarat kerja atau

(29)

Sebagai salah satu usaha dalam pengembangan pegawai, promosi sangat

diharapkan oleh setiap pegawai di dalam organisasi manapun, karena melalui

promosi, maka pegawai yang dipromosikan akan mendapatkan hak-hak yang lebih

baik dari yang diperoleh sebelumnya.

Wursanto (2007) mengungkapkan manfaat promosi sebagai berikut :

1. Promosi merupakan motivasi bagi pegawai untuk lebih maju dan lebih mengembangkan bakat dan karirnya.

2. Promosi merupakan usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja pegawai. 3. Promosi merupakan usaha mengisi formasi jabatan dengan mempergunakan

sumber tenaga kerja dari dalam.

4. Bagi pegawai, promosi lebih penting daripada kenaikan gaji, meskipun pada umumnya promosi disertai pemberian gaji yang lebih tinggi.

5. Promosi dapat menjamin keyakinan para pegawai, bahwa setiap pegawai selalu diberi kesempatan untuk maju dan mengembangkan karir.

6. Promosi merupakan salah satu usaha menciptakan persaingan yang sehat di antara para pegawai.

Promosi merupakan jenjang kenaikan karir pegawai yang dapat menimbulkan

kepuasan pribadi, kebanggaan, memberi harapan perbaikan dalam penghasilan,

menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi pegawai yang bersangkutan

sekaligus akan menjadi daya dorong bagi pegawai lain. Promosi juga dapat

membangkitkan semangat kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

Kesempatan promosi akan membangkitkan kemauan untuk maju bagi setiap

pegawai serta menimbulkan kesungguhan dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan

yang diselenggarakan oleh organisasi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Arep dan

Tanjung (2004) bahwa promosi penting untuk meningkatkan motivasi dan sebagai

salah satu penghargaan terhadap prestasi yang telah ditunjukkan oleh pegawai. Lebih

(30)

berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik, agar memperoleh promosi dari atasan. Suka atau

tidak suka, mau atau tidak mau, jika suatu organisasi ingin berkembang, maka

organisasi tersebut harus melakukan promosi.

Berdasarkan uraian mengenai promosi, jelas bahwa promosi merupakan

kebutuhan bagi setiap pegawai. Seseorang yang mulai bekerja setelah penempatan

dalam suatu organisasi akan terus bekerja untuk organisasi tersebut selama masa

aktifnya hingga memasuki usia pensiun, hal ini berarti pegawai juga ingin meniti

karir yang terbaik dalam masa tugasnya. Maka, sangat wajar apabila dalam masa

kerjanya, seorang pegawai ingin mengetahui dengan jelas mengenai prospek masa

depan karirnya.

2.3.2 Mutasi

Menurut Wursanto (2007), mutasi adalah “suatu kegiatan memindahkan

pegawai dari unit/bagian yang kelebihan tenaga ke unit/bagian yang kekurangan

tenaga atau yang lebih memerlukan”.

Beberapa alasan pengembangan pegawai dilakukan melalui transfer atau

perpindahan dari suatu lingkungan kerja ke lingkungan kerja lain dijelaskan oleh

Hasibuan (2005), sebagai berikut :

a. Pegawai yang tidak produktif dalam suatu lingkungan kerja tertentu, tidak berarti ia tidak dapat berkembang juga di tempat lain.

b. Sebagai manusia biasa para pegawai memiliki rasa bosan, terutama dalam rutinitas pekerjaan tetap yang sifatnya monoton tidak ada variasi. Perasaan kebosanan yang dialami para pegawai dapat menyebabkan menurunnya kualitas maupun tingkat produktivitas kerja. Dengan adanya perpindahan, diharapkan dapat mengatasi tingkat kejenuhan, serta membangkitkan gairah kerja.

(31)

minatnya. Hal demikian dapat membawa akibat buruk bagi organisasi bahkan bagi dirinya, terutama untuk tempat kerja yang memerlukan ketelitian, kewaspadan dan konsentrasi tinggi.

d. Terjadinya proses reformasi, sehingga menyebabkan perlunya perubahan komposisi tenaga yang meliputi beberapa organisasi yang di satu pihak menimbulkan kelebihan tenaga, dan di lain pihak menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga.

Perpindahan pekerjaan dalam suatu organisasi, bukan saja dilakukan atas

dasar kewenangan pimpinan untuk memindahkan pegawai ke tempat lain, melainkan

juga secara umum dapat dilakukan atas dasar keinginan serta permohonan pegawai

yang bersangkutan, dengan alasan ingin mencari pengalaman baru atau ingin

memperoleh situasi lingkungan kerja baru, dan alasan-alasan lain yang dapat

diterima. Modic (1999) mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan

dengan lebih baik jika ia telah mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, terutama

jika pekerjaan tersebut menciptakan keahlian yang baru dan menambah pengalaman,

yang pada akhirnya akan menimbulkan peluang promosi. Hal itu akan didapat dari

pelaksanaan mutasi kerja.

Menurut Wursanto (2007), manfaat mutasi adalah:

a. Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan tenaga, tanpa merekrut tenaga dari luar,

b. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugasnya masing-masing,

c. Menjamin keyakinan pegawai bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurangmampuan atau kekurangcakapan mereka,

d. Memberikan motivasi kepada pegawai, dan

(32)

Mutasi penting dilakukan sebagai salah satu cara menghilangkan kejenuhan

dan kebosanan, pegawai akan menemukan suasana baru, selain itu mutasi akan

menambah kemampuan dan keahlian.

2.3.3 Pendidikan dan pelatihan

Menurut Wursanto (2007), pendidikan dan pelatihan adalah “suatu kegiatan

atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Simamora (2004) menyatakan bahwa

“pendidikan dan pelatihan pegawai adalah suatu persyaratan pekerjaan yang dapat

ditentukan dalam hubungannya dengan keahlian dan pengetahuan berdasarkan

aktivitas yang sesungguhnya dilaksanakan pada pekerjaan.” Pendidikan dan pelatihan

pegawai merupakan suatu persyaratan pekerjaan untuk memperbaiki penguasaan

berbagai ketrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang

sesungguhnya terinci dan rutin, sehingga dapat menjalankan dan menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Secara umum tujuan suatu program pendidikan dan pelatihan diarahkan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan serta untuk menjembatani

kesenjangan antara pengetahuan, ketrampilan serta sikap pegawai yang ada dan

diharapkan pendidikan dan pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu

maupun kebutuhan perusahaan.

Saksono (2003) mengemukakan tujuan pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh suatu organisasi atau perusahaan baik swasta maupun

(33)

1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing,

2. Menanamkan pengetahuan yang sama mengenai suatu tugas dalam kaitannya dengan yang lain untuk mewujudkan tujuan organisasi perusahaan,

3. Mengusahakan kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan situasi dan kondisi teknologi yang terjadi akibat berhasilnya pembangunan,

4. Menumbuhkan minat dan perhatian pegawai terhadap bidang tugas masing-masing,

5. Memupuk keberanian berpikir kreatif dan berpartisipasi dalam diskusi, 6. Memupuk hubungan kerjasama antar pegawai secara efisien,

7. Menanamkan jiwa kesatuan,

8. Mengubah sikap dan tingkah laku mental pegawai kearah kerja yang jujur dan efektif,

9. Mengurangi tingkat perputaran pegawai, 10. Mengembangkan karir pegawai,

11. Menumbuhkan rasa turut memiliki dan tanggung jawab pegawai, dan 12. Mengurangi frekuensi pengawasan.

Menurut Handoko (2001) terdapat 2 (dua) tujuan utama dari program

pendidikan dan pelatihan, yaitu: “pertama, latihan dan pengembangan dilakukan

untuk menutup “gap” antara kecakapan atau kemampuan pegawai dengan permintaan

jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi

dan efektivitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.”

Tujuan pendidikan dan pelatihan merupakan tolok ukur dari berhasil tidaknya

proses pendidikan yang dilaksanakan perusahaan. Tujuan pendidikan dan pelatihan

dapat digunakan sebagai dasar dan pedoman untuk melakukan penyusunan program

pendidikan, dalam pelaksanaan dan dalam pengawasannya serta evaluasi

keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari pendidikan dan pelatihan untuk

dapat memenuhi kepentingan organisasi maupun individu.

Simamora (2004) menyampaikan manfat pendidikan dan pelatihan, yaitu:

(34)

2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.

3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan. 4. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.

5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.

6. Membantu pegawai dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Menurut Arep dan Tanjung (2004), pendidikan dan pelatihan memiliki

manfaat sebagai berikut:

1. Dengan adanya pegawai baru, maka untuk menduduki jabatan tertentu, pegawai baru tersebut belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan prasyarat yang diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan untuk memberikan kemampuan kepada pegawai baru tersebut.

2. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka suasana kerja dalam suatu organisasi akan berubah. Artinya, akan terdapat suatu pekerjaan yang mengharuskan penguasaan teknologi terbaru. Hal ini akan mempengaruhi susunan pegawai suatu organisasi/instansi, disebabkan tidak adanya pegawai yang menguasai teknologi terbaru tersebut, sehingga diperlukan pelatihan untuk penguasaan teknologi terbaru sebagaimana yang dipersyaratkan dalam jabatan tersebut.

3. Dengan adanya mutasi, diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan karena biasanya karyawan yang akan dimutasi dalam arti dipindahtugaskan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya (bukan hanya pindah tempat) untuk menduduki jabatan baru, belum cukup bekal untuk tugas baru tersebut.

4. Dengan adanya promosi, diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan, karena biasanya kemampuan seseorang yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu masih belum cukup.

Pendidikan dan pelatihan pegawai di dalam suatu organisasi memiliki peranan

yang sangat penting, bukan saja untuk membantu pegawai meningkatkan kualitas dan

kemampuan kerjanya, tetapi sekaligus memberi kontribusi bagi pencapaian

efektivitas dan efesiensi kinerja organisasi. Melalui pendidikan dan pelatihan

diharapkan dapat terwujud keserasian antara tercapainya kepuasan individu pegawai

(35)

2.4Motivasi Kerja Pegawai

2.4.1 Teori-teori Motivasi

Motivasi dapat dilihat dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi

dinamis, motivasi sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan dan

mengarahkan daya ataupun potensi pegawai secara produktif guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Sedangkan dilihat dari segi statis, motivasi sebagai kebutuhan

yang sekaligus memberikan rangsangan untuk berusaha mencapai atau memenuhi apa

yang diinginkan.

Teori motivasi merupakan dasar pemikiran yang mempersoalkan tentang

bagaimana cara untuk menghimpun serta mengerahkan segenap potensi, daya dan

kemampuan manusia agar secara produktif, efektif dan kondusif dapat diarahkan dan

dikerahkan untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi.

Motivasi mendasari perilaku manusia dalam melakukan kegiatan untuk

memenuhi kepuasan. Kepuasan tidak hanya sebatas terpenuhinya kebutuhan dasar

saja, sehingga timbul berbagai teori tentang motivasi.

Siagian (2004) mengungkapkan bahwa perkembangan teori motivasi

mencakup:

1. Teori Kebutuhan sebagai hirarki 2. Teori “X” dan teori “Y”

3. Teori Motivasi-Higiene

4. Teori Existence, Relatedness and Growth (ERG) 5. Teori Tiga Kebutuhan

6. Teori Evaluasi Kognitif 7. Teori Penentuan Tujuan 8. Teori Penguatan

(36)

10.Teori Harapan

Penelitian ini didasarkan kepada teori Herzberg. Alasannya disebabkan karena

bawahan akan termotivasi dalam bekerja jika salah satu faktor intrinsiknya terpenuhi,

dalam hal ini adalah kemajuan dalam karir. Alasan ini juga diperkuat oleh penelitian

yang dilakukan Didit Yusdiana (1999) pada Biro Perlengkapan Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, yang menemukan 4 faktor motivator pada pegawai di Biro itu, yakni

harapan untuk berprestasi, upaya untuk tetap berprestasi pada pekerjaan yang lebih

tinggi, peluang untuk menunjukkan kemampuan dan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan (Arep dan Tanjung, 2004).

Teori motivasi-higiene dipelopori oleh Frederick Herzberg, yang beranggapan

bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya adalah sangat mendasar, sehingga

sikap seseorang melakukan pekerjaan sangat menentukan terhadap keberhasilan atau

kegagalannya. Menurut teori ini, apabila para pekerja merasa puas dengan

pekerjaannya, maka kepuasan itu didasarkan pada faktor-faktor yang bersifat intrinsik

(faktor motivator) seperti: keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh,

sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir dan

pertumbuhan professional dan intelektual yang dialami oleh seseorang. Sebaliknya,

bila para pekerja merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu

didasarkan pada faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik (faktor higiene), artinya

bersumber dari luar diri pekerja yang bersangkutan seperti: kebijaksanaan organisasi,

pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, pengawasan (supervise) oleh para

(37)

Herzberg berpendapat bahwa apabila manajer ingin memberi motivasi pada

para bawahannya, yang perlu ditekankan adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa

puas, yaitu dengan mengutamakan faktor-faktor motivasional yang sifatnya intrinsik.

2.4.2 Konsep Motivasi Kerja dalam Pengembangan Karir Pegawai

Menurut Suradinata (1996), peran motivasi dalam menggerakkan setiap

anggota organisasi adalah membuat sesuatu menjadi dorongan untuk bertindak atau

berperilaku dengan cara-cara tertentu. Motivasi kerja bagi pegawai adalah untuk

melaksanakan pencapaian tujuan, yaitu memberikan pengarahan usaha-usaha untuk

memenuhi kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Pengarahan tersebut

tercakup apa yang harus dilakukan dan apa yang harus tidak dikerjakan. Motivasi

kerja sangat erat hubungannya dengan pemeliharaan budaya dan nilai kerja pegawai

dalam organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang lebih tinggi.

Motivasi kerja pegawai merupakan daya dorong untuk bergerak atau

melakukan suatu tindakan tertentu dalam pelaksaan pekerjaannya, sehingga tercapai

tujuan sekaligus memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Suradinata (1996)

menjelaskan bahwa karakteristik gejala motivasi yang ditimbulkan oleh pegawai

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konsep mengenai kekuatan yang mendorong tingkah laku pegawai. Konsep ini bertitik tolak dari kekuatan yang bersifat daya energi dari dalam diri manusia yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan atau bertingkah laku. b. Konsep mengenai hal yang mengarahkan tingkah laku pegawai. Konsep ini

berorientasi pada pencapaian tujuan seseorang, tingkah laku individu pegawai yang diarahkan dan disalurkan pada pencapaian tujuan tertentu.

(38)

intensitas dorongan dan mengarahkan energi individu pegawai, atau bisa sebaliknya menjadi penghalang intensitas dorongan yang terdapat dalam diri pegawai.

Kemajuan karir menjadi salah satu kebutuhan pegawai. Karena itu dilihat dari

sudut teori motivasi, umumnya pegawai ingin melakukan tindakan yang mempuyai

arti penting baik bagi dirinya maupun bagi organisasi, sehingga dapat menimbulkan

rasa keberhasilan dalam mencapai karir.

Menurut Timpe (1991), motivasi kerja adalah bentuk yang secara umum digunakan sebagai petunjuk motivasi dalam melakukan pekerjaan yang relevan dengan karir seseorang. Istilah motivasi karir mencakup istilah motivasi kerja dan motivasi manajerial, yang diasosiasikan dengan kisaran luas keputusan karir dan perilaku. Yakni termasuk mencari dan menerima pekerjaan, memutuskan tetap bekerja atau tidak pada organisasi, meninjau kembali rencana karir, mencari pelatihan maupun bidang pengalaman kerja baru, serta berusaha untuk menetapkan dan mencapai sasaran karir. Motivasi karir didefinisikan sebagai ciri individual beserta asosiasi keputusan karir dan perilaku yang mencerminkan identitas karir personal, pandangan ke dalam organisasi mengenai faktor yang mempengaruhi jenjang karirnya, dan ketahanan dalam menghadapi kondisi karir yang tidak menguntungkan.

Berdasarkan pengertian diatas, konsep motivasi karir dipengaruhi oleh situasi

yang tercermin dalam keputusan dan perilaku individu atas kondisi kerja yang

dihadapi. Karena itu untuk menumbuhkan motivasi kerja pegawai, organisasi harus

memberikan peluang bagi pengembangan karir pegawai.

Karir merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pegawai, sehingga

organisasi harus memanfaatkan kebutuhan itu untuk memotivasi pegawai dengan

mengijinkan tiap pegawai mengambil keputusannya sendiri. Tugas pimpinan dalam

hal ini adalah memberi dorongan kepada pegawai dalam mengambil keputusan

(39)

Konsep motivasi dalam pengembangan karir pegawai berarti memberi

dorongan untuk memanfaatkan kemampuan serta kesanggupan pegawai sesuai

dengan tujuan karir tertentu, sehingga memberi kesempatan yang lebih banyak bagi

pegawai untuk mencapai kemajuan secara wajar. Hal itu akan membantu para

pegawai dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi pekerjaan yang lebih penting.

Konsep motivasi dalam pengembangan karir pegawai akan merangsang pegawai

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Belawan yang berlokasi

di jalan Asrama No. 7-A Medan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni

2008 sampai bulan Maret 2009.

3.2 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif.

Sifat penelitian adalah penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu penelitian

yang bertujuan menggambarkan dan menjelaskan sifat suatu keadaan yang sedang

berjalan ketika penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tersebut.

Jenis penelitian adalah studi kasus yang didukung oleh survei. Servilla (1993)

menyatakan bahwa “studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara terinci

tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu, dan survei adalah

pengumpulan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak

Belawan yang berjumlah 79 orang. Menurut Arikunto (1998) bahwa “Jika jumlah

(41)

penelitiannya merupakan penelitian populasi, dengan teknik sensus.” Jumlah sampel

yang akan diteliti sama dengan jumlah populasi, yaitu sebanyak 79 orang, yang terdiri

dari :

Tabel 3.1 Rincian Unit Kerja

No Unit Kerja Jumlah

(orang)

1 Sub Bagian Umum 10

2 Seksi Pengolahan Data Informasi 6

3 Seksi Tata Usaha Perpajakan 9

4 Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi 8

5 Seksi Pajak Penghasilan Badan 9

9 Seksi Penerimaan/Keberatan 7

10 Seksi KP4 Medan Belawan 5

Jumlah 79

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Belawan (2008)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab kepada pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Belawan.

2. Daftar pertanyaan (questionare) yang diberikan kepada pegawai Kantor

(42)

3. Studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden (pegawai) melalui

wawancara dan pengisian daftar pertanyaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang telah diolah lebih lanjut atau merupakan data

pendukung dari data primer yang ada. Data sekunder diperoleh melalui studi

dokumentasi, seperti : gambaran umum instansi, jumlah pegawai, jurnal, artikel,

dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian pada Kantor

Pelayanan Pajak Belawan.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Y) adalah motivasi kerja yaitu dorongan yang timbul dari

dalam diri pegawai untuk mewujudkan prestasi kerja yang lebih baik dari

sebelumnya agar memenuhi kebutuhan akan peningkatan karir dalam

pekerjaannya.

2. Variabel Independen (X) adalah pengembangan karir yaitu proses peningkatan

kemampuan kerja individu dalam rangka mencapai karir yang diinginkan.

(43)

a. Variabel Promosi (X1) adalah perubahan kedudukan seorang pegawai dalam

rangkaian susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan

semula baik ditinjau dari segi tanggung jawab, syarat kerja atau penghasilan.

b. Variabel Mutasi (X2) adalah perpindahan dari tempat kerja yang satu ke

tempat kerja yang lain tanpa disertai perubahan kelas pekerjaan atau

penghasilan dan juga tidak diisyaratkan kualifikasi kemampuan atau

kecakapan yang lebih tinggi dari yang sekarang.

c. Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X3) adalah suatu persyaratan pekerjaan

untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan, keahlian dan

pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya terinci dan rutin

agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.

3.7 Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti terdiri atas variabel bebas

dan variabel terikat sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable) adalah pengembangan karir (X), yang

terdiri dari : promosi (X1), mutasi (X2) dan pendidikan dan pelatihan (X3).

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah motivasi kerja (Y)

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu

skala yang berasal dari pernyataan kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan

(Sugiyono, 2008). Dengan kriteria sangat tidak setuju (bernilai 1) sampai dengan

(44)

Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Kategori

Data

Skala Pengukuran

Pengembangan Karir (X)

(45)

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Instrumen pengukuran dikatakan valid

jika instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono

(2008), “apabila validitas setiap butir pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir

pertanyaan dianggap valid”.

Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk melihat apakah butir pertanyaan dalam

kuesioner dapat menghasilkan data yang sama apabila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (á). Menurut Nunnally dalam Ghozali

(2005), “jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka variabel tersebut dikatakan reliabel”.

3.9 Metode Analisis Data

Pengaruh pengembangan karir terhadap motivasi pegawai baik secara

serempak (simultan) maupun secara parsial, dapat diketahui dengan menggunakan

analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression). Model persamaan regresi

adalah:

Y = 0 + 1X1+ 2X2+ 3X3 + 

Y = Motivasi kerja

(46)

1, 2 ,3 = Koefisien regresi

X1 = Promosi

X2 = Mutasi

X3 = Pendidikan dan pelatihan

 = Pencilan (variabel tidak terungkap/diteliti)

Pengujian regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak pengolah

data SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 15.0. Pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (convident

level) 95% dan level pengujian yang digunakan á = 5%.

a. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah :

H0 : 1,2 ,3 = 0 (Tidak terdapat pengaruh signifikan promosi, mutasi,

pendidikan dan pelatihan secara serempak terhadap

motivasi kerja).

H1 : Minimal satu i ≠ 0 (Terdapat pengaruh signifikan promosi, mutasi, pendidikan

dan pelatihan secara serempak terhadap motivasi kerja).

Menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik

F (uji F), yaitu :

Terima H0 (tolak H1) bila Fhitung ≤F,k,n-k-1 atau bila sig.F > , dan

Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung >F,k,n-k-1 atau bila sig.F < .

(47)

b. Secara parsial kriteria pengujiannya adalah :

H0 : 1 = 0 (tidak terdapat pengaruh signifikan promosi terhadap motivasi kerja)

H1 : 1 ≠ 0 (terdapat pengaruh signifikan promosi terhadap motivasi kerja)

H0 : 2 = 0 (tidak terdapat pengaruh signifikan mutasi terhadap motivasi kerja)

H1 : 2≠ 0 (terdapat pengaruh signifikan mutasi terhadap motivasi kerja)

H0 : 3 = 0 (tidak terdapat pengaruh signifikan pendidikan dan pelatihan terhadap

motivasi kerja)

H1 : 3 ≠ 0 (terdapat pengaruh signifikan pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi

kerja)

Menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik t

(uji dua sisi), yaitu :

Terima H0 (tolak H1) bila -t,k,n-k-1 ≤ thitung ≤t,k,n-k-1 atau bila sig.t > , dan

Tolak H0 (terima H1) bila thitung >t,k,n-k-1 atau thitung <-t,k,n-k-1 atau bila sig.t < .

3.10 Pengujian Asumsi Klasik

3.10.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ghozali (2005) menyatakan

bahwa untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak bisa dilakukan

dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov.

(48)

Angka (Asymp. Sig. (2-tailed)) > 0,05 artinya data berdistribusi normal.

Angka (Asymp. Sig. (2-tailed)) < 0,05 artinya data berdistribusi tidak normal.

3.10.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas pada suatu model digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen

lain dalam suatu model yang bisa menyebabkan terjadinya korelasi antar variabel

bebas.

Menurut Ghozali (2005), multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat

nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria pengujian adalah jika nilai VIF

> 10 berarti terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas.

3.10.3 Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi perbedaan

varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya. Menurut

Gujarati dalam Ghozali (2005), salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai

absolut residual terhadap variabel independen. Jika data menunjukkan bahwa tidak

ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen (Absut = Absolut Ut) dan probabilitas tingkat signifikansi diatas

5%, maka secara statistik model regresi dikatakan tidak mengandung

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak

Tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak adalah melaksanakan sebagian tugas

pokok Departemen Keuangan dibidang penerimaan Negara yang bersumber dari

pajak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Menteri berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu keputusan Menteri Keuangan

No.516/KMK/01/1992. Sedangkan fungsi yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal

Pajak adalah:

a. Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang

perpajakan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Menteri dan

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku,

b. Pelaksanaan pemungutan pajak sesuai dengan tugas pokok Direktorat Jenderal

Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

c. Pengamatan teknis atas pelaksanaan pemungutan pajak sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak sama dengan Visi dan Misi Direktorat

Jenderal Pajak. Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menjadi model pelayanan

(50)

dipercaya dan dibanggakan masyarakat”. Visi Direktorat Jenderal Pajak tersebut

mengandung tiga cita-cita, yaitu:

a. Menjadi model pelayanan masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk menjadi

contoh pelayanan masyarakat bagi unit-unit instansi pemerintah lainnya,

b. Berkelas dunia (World Class) yang merefleksikan cita-cita untuk mencapai

tingkatan standar dunia atau standar internasional baik untuk kualitas kinerja dan

hasil-hasilnya, dan

c. Dipercaya dan dibanggakan masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk

mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya

memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, mampu memenuhi harapan

masyarakat serta memiliki citra baik dan bersih.

Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menghimpun penerimaan dalam

negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan

pemerintah berdasarkan UU Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang

tinggi”. Oleh karena itu, misi Direktorat Jenderal Pajak tersebut tidak terbatas hanya

semata-mata menghimpun penerimaan pajak melainkan disertai dengan

batasan-batasan yang harus dipenuhi, antara lain:

a. Bahwa segala upaya dan kegiatan harus sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku,

b. Jumlah penerimaan pajak yang dihimpun harus mampu memenuhi kemandirian

(51)

c. Pelaksanaannya harus dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi

sehingga Cost of Collection dan Cost of Compliance dapat ditekan serendah

mungkin serta mampu mencegah dan menangkal Tax Evasion dan Tax Avoidance

secara optimal.

Berdasarkan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak yang telah diuraikan

di atas, untuk Kantor Pelayanan Pajak Belawan dalam melaksanakan tugasnya

menetapkan tujuan dan strateginya, antara lain:

1. Tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi dari wajib pajak.

Strategi yang akan dilaksanakan untuk melaksanakan tujuan ini adalah dengan

cara:

a. Meningkatkan kebutuhan wajib pajak melalui kampanye Sadar dan Peduli

Pajak melalui Partai Politik, Organisasi usaha, LSM, Tokoh Agama,

Perguruan Tinggi, dan lain-lain. Strategi lain dapat juga dilakukan dengan

pengembangan pelayanan perpajakan seperti pengembangan Call Center,

memutakhirkan yang tersedia pada website DJP,

b. Memelihara wajib pajak yang patuh melalui pengembangan pelayanan prima

dan penyederhanaan pemenuhan kewajiban perpajakan,

c. Menanyakan ketidakpatuhan perpajakan dengan cara meningkatkan

efektivitas pemeriksaan, dan

d. Memanfaatkan teknologi terkini dan pengembangan teknologi untuk

informasi, seperti mengembangkan dan memanfaatkan Bank data dan

(52)

2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi.

Dilakukan dengan strategi meningkatkan citra Direktorat Jenderal Pajak melalui

penerapan Good Governance, memperbaiki mekanisme kinerja,

menyempurnakan prosedur pemeriksaan dan lain-lain.

3. Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Meningkatnya

produktifitas aparat perpajakan dapat dilakukan dengan strategi meningkatkan

kemampuan pengawasan dan pembinaan meyusun kebijakan untuk manajemen

SDM, meningkatkan mutu sarana dan prasarana kerja dan menyusun Rencana

Kerja Operasional (RKO).

Berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 443/Keu.01/2001, Kantor

Pelayanan Pajak mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pelayanan,

pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak (WP)

dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan

terhadap Barang Mewah (PPn BM) dan Pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah

wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas-tugas

tersebut antara lain :

a. Pengumpulan dan pengelolaan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan

potensi perpajakan dan ekstensifikasi wajib pajak.

b. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), surat

pemberitahuan masa, serta berkas WP.

c. Pengawasan pembayaran macam Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,

(53)

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan pajak, penyelesaian keberatan,

penatausahaan banding dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak

Langsung lainnya.

e. Pemeriksaan dan penerapan sanksi perpajakan.

f. Penelitian surat keputusan pajak, pembetulan surat ketetapan pajak, mengurangi

sanksi pajak, pengadaan penyuluhan dan konsultasi perpajakan dan melaksanakan

administrasi Kantor Pelayanan Pajak.

Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Belawan terdiri dari satu sub bagian

umum dan sembilan seksi yang mempunyai tugas masing-masing sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,

keuangan, tata usaha dan rumah tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan

pengolahan data dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak,

peningkatan potensi perpajakan serta ekstensifikasi wajib pajak.

3. Seksi Tata Usaha Perpajakan, mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan

pendaftaran, pemindahan dan pencabutan identitas wajib pajak, penerimaan dan

penelitian surat pemberitahuan pajak dan surat wajib pajak lainnya. Kearsipan

berkas wajib pajak serta penerbitan surat ketetapan pajak.

4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi mempunyai tugas melakukan urusan

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Rincian Unit Kerja
Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, penilaian kinerja, kompensasi, dan lingkungan kerja secara parsial terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah motivasi, penempatan kerja, dan pengembangan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Lingkungan

Pengembangan Karir Terhadap Promosi Jabatan di Polsek Bajubang Kabupaten Batanghari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk Mengetahui Pengaruh Motivasi

Pengembangan Karir Terhadap Promosi Jabatan di Polsek Bajubang Kabupaten Batanghari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk Mengetahui Pengaruh Motivasi

P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh(Pendidikan, Pelatihan, Mutasi, Promosi, dan Stres Kerja) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Karir

Sehubungan dengan penyelesaian penelitian yang sedang saya lakukan dengan judul : “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

Sehubungan dengan penyelesaian penelitian yang sedang saya lakukan dengan judul : “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

Dari hasil observasi di lapangan di Kantor Camat Hibala Kabupaten Nias Selatan, yaitu: Pengembangan karir pegawai belum dilaksanakan pada semua jenjang jabatan sehingga kriteria