• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menuju Kepemimpinan Yang Efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Menuju Kepemimpinan Yang Efektif"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MENUJU KEPEMIMPINAN YANG

EFEKTIF

Oleh:

Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA

NIP: 19780930 200812 2001

DEPARTEMEN MANAJEMEN - FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmad dan hidayah Nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah ‘Menuju Kepemimpinan Efektif’ yang membahas faktor – faktor penting yang harus dimiliki dalam sebuah kepemimpinan dalam mencapai kepemimpinan yang efektif.

Penulisan makalah ini dilakukan adalah sebagai reaksi dari penulis karena semakin beratnya tantangan yang dihadapi oleh seorang pemimpin dalam mencapai keberhasilan di masa ini. Kepemimpinan yang efektif merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi, negara bahkan keluarga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis menerima saran dan kritik yang dapat menjadikan makalah ini menjadi lebih baik.. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

Medan, Oktober 2010

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ……… 2

II. PEMBAHASAN ………..6

III. KESIMPULAN ……….16

(4)

I. PENDAHULUAN

Kepemimpinan atau tepatnya sifat kepemimpinan semakin banyak mendapat sorotan, khususnya masalah kurang efektifnya suatu kepemimpinan baik itu pada suatu Negara, organisasi maupun pada skala kecil seperti keluarga.. Sangat umum kita ketahui bahwa seorang pemimpin adalah orang yang bersifat mengayomi, berkharisma dan orang yang membuat perubahan kearah yang lebih baik. Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan begitu banyak massa dalam pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran keberhasilannya sebagai seorang pemimpin. Seperti sosok bung Karno dengan orasi-orasinya yang membakar semangat rakyat untuk melawan penjajahan, bahkan seorang Adolf Hitler yang dengan tangan besinya dapat menguasai hampir seluruh daratan Eropa hanya dalam waktu yang cukup singkat, ia bahkan diakui sebagai salah satu orator terhebat dalam sejarah. Akan tetapi saat ini yang paling penting adalah bagaimana anda mendefenisikan suatu kepemimpinan yang efektif di lingkungan organisasi, keluarga bahkan Negara?

(5)

Mengapa kepemimpinan yang efektif menjadi sangat penting? Kepemimpinan merupakan pusat organisasi, keberlangsungan dan keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan yang ada pada organisasi tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia halaman 393, pengertian Efektif antara lain adalah ‘ada efeknya’ (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); ‘dapat membawa hasil; berhasil guna’ (tentang usaha, tindakan). Maka Kepemimpinan yang efektif adalah suatu kepemimpinan yang dapat membawa hasil, atau dikatakan juga bahwa tercapainya tujuan yang direncanakan. Seperti yang dinyatakan oleh Peter Drucker bahwa ‘effective leadership is not about

making speeches or being liked; leadership is defined by results not attributes’.

(6)

II. PEMBAHASAN

Dalam perkembangannya, kajian teori mengenai kepemimpinan telah banyak dihasilkan, dari yang paling tua yaitu ‘The trait Theory (Teori sifat), ‘behavioral Theory (Teori perilaku) dan Contingency Theories (teori situational) hingga pada transformational Perspective Leadership Theory (Teori Transformasional). Perkembangan teori-teori diatas sesungguhnya adalah suatu proses pecarian suatu formulasi kepemimpinan yang tepat dalam pencapaian tujuan sesuai dengan tuntutan zaman, dengan kata lain hal tersebut merupakan usaha menuju kepemimpinan yang efektif.

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menuju suatu kepemimpinan yang efektif.

1. Power (Kekuasaan)

Kekuatan adalah kemampuan seseorang, kelompok atau organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Kekuatan bukanlah tindakan untuk mengubah perilaku atau sikap seseorang akan tetapi potensi untuk melakukan hal tersebut. Manusia umumnya memiliki kekuatan tetapi tidak menggunakannya, karena mereka kemungkinan tidak menyadarinya. Syarat paling dasar dari terciptanya suatu kekuatan atau kekuasan adalah bila salah satu pihak percaya bahwa dia bergantung pada orang lain karena sesuatu yang bernilai. Andaikan si A memiliki kekuasaan terhadap B dengan mengatur nilai penting yang ingin dicapai oleh B. Anda mungkin mungkin saja memiliki kekuasaan terhadap seseorang dengan memiliki kendali atas posisi pekerjaan yang diinginkannya, informasi penting, modal penting bahkan keuntungan-keuntungan yang didapat jika berhubungan anda.

(7)

orang lain percaya bahwa anda memiliki kendali atas apa yang mereka inginkan. Seorang pemimpin yang efektif paham bagaimana menggunakan kekuasaan ini secara bijaksana.

Kerangka umum yang sering digunakan untuk memahami kekuasaan seorang pemimpin terbagi menjadi lima sumber kekuasaan, yaitu:

A. Legitimate power. Kekuasaan yang dimiliki berdasarkan posisi formal atau otoritas formal yang dimiliki oleh seseorang. Kekuasaan formal ini bergantung kepada deskripsi pekerjaan yang dimilikinya, peraturan perusahaan, peraturan pemerintah, dan peraturan informal yang berlaku. Seorang pemimpin bisa memerintahkan bawahannya untuk mengerjakan sesuatu diluar tugas formal bawahannya, tetapi hal tersebut tergantung sepenuhnya dari kerelaan bawahan. Untuk Indonesia yang kebudayaannya masih banyak menganut ‘high power distance’, maka umumnya orang akan cenderung mematuhi pemimpin yang memiliki kekuasaan formal dibanding negara seperti Amerika Serikat yang menganut ‘low power

distance’. Pekerja di Amerika Serikat lebih memilih untuk diikutsertakan

dalam pengambilan keputusan daripada hanya mendengarkan perintah atasan.

B. Reward power. Kekuasaan yang dimiliki seseorang pemimpin berdasarkan kemampuan pemimpin didalam memuaskan kebutuhan bawahannya, yang merupakan imbalan dari prestasi bawhan. Dangan kata lain dapat disimpulkan bahwa bawahan bertindak sesuai dengan permintaan pemimpin karena adanya keyakinan bahwa usaha mereka akan diberi imbalan. Imbalan yang diberikan dapat berupa promosi, bonus, program liburan, kenaikan gaji dan lain sebagainya.

(8)

power’, karywawan cenderung meresponnya dengan memalsukan laporan, mencuri property perusahaan dan bentuk tindakan negative lainnya.

D. Expert power. Kekuasaan yang diperoleh karena pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Hal tersebut merupakan sumber utama kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin pada saat ini dan akan terus berlangsung pada masa yang akan datang.

E. Referent Power. Kekuasaan yang diperoleh karena kepribadian khusus yang dimiliki seorang pemimpin. Pengikut memandang pemimpinnya dengan rasa suka, kagum dan respek. Pemimpin dengan kekuasaan seperti ini umumnya adalah pemimpin dengan kepribadian yang mengagumkan, berkharisma dan memiliki reputasi terpuji.

Pada pelaksanannya kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan menghasilkan komitmen, kepatuhan ataupun penolakan pada pengikut. Pengamatan terdahulu menyatakan bahwa expert power dan referent power cenderung menimbulkan komitmen, sedangkan legitimate dan reward power akan menghasilkan rasa kepatuhan. Khusus untuk coercive power, reaksi umum yang muncul adalah sikap penolakan dari bawahan. Untuk memiliki kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan referent, expert dan

reward power dengan porposi yang lebih besar dibandingkan legitimate dan

coercive power.

2. Multiple competencies ( Memiliki beberapa kompetensi)

(9)

Seorang pemimpin yang efektif diharuskan untuk memiliki kemampuan kognitif diatas rata-rata agar dapat mengolah informasi yang sangat banyak jumlahnya. Bukan berarti harus menjadi seorang yang jenius, tetapi memiliki kemampuan untuk menganalisa pilihan-pilihan dan melihat peluang-peluang potensial.

3. Trust (Rasa Percaya)

Dalam setiap hubungan termasuk hubungan dalam pekerjaan, semuanya tergantung pada besarnya tingkat kepercayaan antara pihak-pihak didalam lingkup pekerjaan tersebut. Contoh rasa percaya yang dalam adalah ketika kita berada dalam kesulitan yang disebabkan oleh orang lain, tetapi kita tetap yakin bahwa tindakannya tidak akan merugikan kita.

Terdapat banyak hubungan kepercayaan di organisasi, misalnya rasa percaya terhadap rekan kerja, pemimpin kelompok, bawahan, pelanggan, serta adanya rasa percaya terhadap organisasi yaitu CEO dan top management. Seiring dengan itu terdapat tiga jenis kepercayaan dimana tiap-tiapnya mewakili tingkatan dan bentuk yang berbeda dari suatu hubunga (kutipan).

a. Calculus-based trust. Ini merupakan ras apercaya yang paling rendah.

Dalam hal ini akan terdapat sanksi berupa hukuman jika janji gagal dipenuhi. Contohnya, banyak pegawai yang percaya bahwa gaji mereka pasti dibayar organisasi setiap akhir periode kerja, karena kalau tidak dibayar maka organisasi akan mendapat sanksi dari pemerintah

b. Knowledge-based trust. Rasa percaya yang berkembang karena jalinan

komunikasi dan pengalaman yang dimiliki oleh orang lain. Semakin baik kita mengenal atasan kita, maka semakin akurat prediksi kita terhadap tindakannya kedepan. Dan jika semakin konsisten tindakan seorang pemimpin maka semakin besar keinganan untuk mempercayainya (kutipan).

c. Identification-based trust. Rasa percaya yang ada karena pemahaman satu

(10)

pihak akan berpikir, menyukai dan berekasi seperti pihak lainnya. Biasa rasa percaya tingkat ini terdapat pada kelompok dengan prestasi tinggi.

Calculus based-trust adalah rasa percaya yang terlemah dari ketiganya,

karena rasa percaya dapat dengan mudahnya dihancurkan jika janji tidak dapat penuhi. Sedangkan Knowledge –based trust dianggap lebih stabil disbanding dengan calculus-based trust. Misalnya suatu organisasi memberi posisi staretegis pada orang dari luar dan bukannya memberi kesempatan kepada pegawai didalam perusahaan seperti yang selalu dilakukan oleh organisasi itu sebelumnya. Pegawai yang memiliki rasa kepercayaan kepada organisasi akan dapat menerima hal tersebut dan menganggap hal tersebut mungkin disebabkan oleh sesuatu yangharus dilaknakan oleh orgnisasi, karena sebelumnya hal tersebut tidak pernah terjadi. Diantara ketiganya, identification-based trust merupakan yang paling sehat. Rasa percaya yang tinggi ini membuat karyawan memahami sepenuhnya organisasi mereka dan tidak ingin melakukan tindakan yang dapat merusaknya. Seperti yang dikelaskan diatas bahwa rasa percaya sangat penting didalam hubungan pekerjaan karena ini merupakan kontak psikologis dengan organisasi dan pihak-pihak yang didalamnya. Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha untuk menciptakan rasa percaya antara pemimpin ke pengikut dan begitu juga sebaliknya.

4. Communication (Komunikasi)

(11)

Komunikasi yang efektif adalah ketika pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima tepat pada waktunya. Komunikasi yang efektif berhubungan dengan proses komunikasi. Proses komunikasi akan membantu seorang pemimpin dalam menyampaikan dan menerima pesan dari para anggota dan orang-orang yang terlibat disekitarnya sehingga pesan yang disampaikan dan diterima bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi semua pihak, yaitu pencapian tujuan.

Seorang pemimpin harus tahu cara berkomunikasi, kapan harus berkomunikasi dan apa yang harus dikomunikasikan secara tepat dan efektif. Komunikasi sangat penting untuk membangun kenyamanan karyawan, kepercayaan pemegang saham, keyakinan klien . Komunikasi adalah segalanya, dan merupakan satu kesatuan strategi kepemimpinan yang transparan dari eksekutif manapun. Pemimpin yang baik berusaha menjadi komunikator yang baik.

Untuk komunikasi di lingkungan internal, seorang pemimpin yang efektif harus mengungkapkan maksudnya secara jelas dan berkomunikasi dengan jujur. Seperti ketika seorang pemimpin menyampaikan visi, misi dan tujuan perusahaan kepada anggota organisasi. Ketika anggota memahami tujuan organisasi, bagaimana cara mencapainya dan apa peran mereka dalam pencapaian tujuan tersebut, maka akan timbul rasa keterikatan dengan organisasi. Dalam prakteknya, komunikasi yang dilakukan dengan terbuka memberi banyak manfaat, dapat meredam isu-isu negative yang tidak diinginkan dan membantu untuk memahami apa yang sedang terjadi sebenarnya. Transparansi dalam berkomunikasi ini penting dilakukan karena hal ini akan mempengaruhi citra yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Dengan adanya transparansi maka rasa kepercayaan dan kenyamana karyawan akan tercipta.

(12)

bagaimana dan apa kontribusi mereka untuk memperoleh tujuan utama organisasi, berbagi informasi dengan karyawan mengenai pelaksanaan tugas secara individu dan departemen yang tentunya berhubungan dengan tujuan strategi bisnis. Oleh karena itu anda haruslah menjadi orang yang terpercaya sehingga mampu mengkomunikasikan visi kedepan organisasi.

5. Mengambil resiko dan Inovatif.

Risiko merujuk kepada suatu kondisi dimana seseorang melihat suatu masalah, spesifikasi peluang dari kejadian-kejadian tertentu, identifikasi beberapa solusi dan menentukan peluang tiap solusi berdasarkan hasil yang diinginkan. Secara umum risiko menjelaskan bahwa masalah dan solusinya berada diantara kepastian dan ketidak pastian.

Pemikiran yang inovatif adalah pilihan berdasarkan penemuan, identifikasi, dan diagnosa atas masalah yang tidak umum dan juga merupakan suatu pengembangan dari solusi yang kreatif dan unik. Pada kenyataannya suatu inovasi yang terdepan memerlukan waktu yang bertahun-tahun untuk dapat berkembang dan tentunya turut melibatkan kerjasama tim ahli yang professional.

(13)

6. Emotional Intelligence (Kecerdasan emosional)

Beberapa tahun belakangan ini istilah kecerdasan emosional sering kita dengar untuk menjelaskan sifat-sifat individual yang dinilai efektif dalam hubungannya dengan peran seorang pemimpin. Kecerdasan emosional adalah kumpulan dari beberapa kemampuan dan sifat yang membuat seseorang mengenali dan memahami perasaan dirinya dan orang lain, serta emosi dirinya serta orang lain, yang digunakannya untuk membimbingnya dalam berfikir dan bertindak (Q.Nguyen Huy, 1999). Kecerdasan emosonal ini meliputi :

a. Self monitoring. Kemampuan seseorang melihat akibat tindakannya

terhadap orang lain . Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan dari tindakannya terhadap orang lain, anggotanya dan organisasinya.

b. Self control. Kemampuan seseorang untuk mengendalikan ‘ego’ dan hasrat

untuk dominasi pribadi.

c. Confidence. Kemampuan untuk mengenali dan mengapresiasi kekuatan

yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan orang lain. Pemimpin yang percaya diri dan percaya pada kemampuan anggotanya.

d. Genuineness. Kemampuan untuk menghargai kejujuran dan kemurnian

seseorang

e. Empathy. Kemampuan untuk memahami kebutuhan dan motivasi dari

sudut pandang orang lain.

f. Ownership. Kemampuan untuk meneriman tanggung jawab dan

konsekuensi dari tindakannya.

(14)

7. Ethical (Etika)

Etika adalah suatu susunan nilai dan peraturan yang menentukan benar salah nya suatu tindakan berdasarkan. Nilai – nilai dan peraturan tersebut mengindikasikan ketika suatu perilaku dapat diterima atau tidak. Terdapat empat kekuatan dasar yang mempengaruhi etika sesorang dan organisasi, yaitu norma sosial dan kultur budaya, Undang-undang dan peraturan yang berlaku, kultur organisasi dan perspektif pribadi. Nilai – nilai tersebut sering dihubungkan dengan kejujuran, sifat terpercaya dan integritas. Beberapa tahun lalau American Management Association mendeskripsikan bahwa pemimpin yang sempurna untuk dunia bisnis adalah pemimpin yang memiliki integritas dan dapat dipercaya. Integritas mengandung nilai kebaikan, pemimpin dengan integritas yang tinggi akan mengerjakan sebaik-baiknya apa yang mereka anggap benar. Karyawan pada umumnya menginginkan seorang pemimpin yang dapat mereka percaya. Pemimpin yang memiliki integritas adalah pemimpin yang meimiliki kejujuran dalam setiap tindakannya. Tanpa adanya hal ini maka tidak akan terbentuk rasa percaya. Perusahaan besar seperti Hewlett-Packard rela menarik produk yang mereka anggap memiliki cacat produksi, walaupun hal tersebut belum sempat diketahui oleh masyarakat yang membeli produknya. Hal ini menunjukkan integritas tinggi yang dimiliki perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan menambah rasa percaya dari konsumen.

(15)
(16)

III. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pemaparan makalah Menuju Kepemimpinan Efektif adalah:

1. Seorang pemimpin yang efektif paham bagaimana menggunakan kekuasaan ini secara bijaksana.

2. Seorang pemimpin yang efektif memiliki beberapa kompetensi yang meliputi pengetahuan, kemampuan belajar alami, nilai-nilai, sikap pribadi, dan karakter-karakter lainnya yang menghasilkan kinerja unggul

3. Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha untuk menciptakan rasa percaya antara pemimpin ke pengikut dan begitu juga sebaliknya. 4. Komunikasi efektif yang dilakukan oleh seorang pemimpin pada tiga

area penting adalah untuk memperolah rasa percaya di organisasi, percaya diri dan rasa keterlibatan dengan organisasi.

5. Apabila pemimpin tidak memiliki keberanian, maka ia bukanlah seorang pemimpin. Keberanian memulai sesuatu dan mewujudkannya, semangat mempelopori, keberanian menempuh bahaya, berani mencari cara baru pada semua peluang. Seorang pemimpin perlu mengambil risiko dan merangsang keteguhan pengikutnya, sehingga mereka akan terdorong untuk turut berinovasi dan bereksperimen

6. Walaupun kecerdasan umum dan kelebihan teknis adalah hal yang penting, akan tetapi tanpa kecerdasan emosional yang tinggi, seseorang tidak akan menjadi pemimpin yang efektif

(17)

DAFTAR PUSTAKA

DuBrin, 2009, The Complete Ideal’s Guides; Leadership, Edisi Kedua, Prenada Media Group, Jakarta

Hellriegel.D., Jackson.S.E., Slocum.J.W., 2002, Management A Competency-Based Approach, SouthWestern, 9th Edition, Ohio

McShane.S.L and Von Glinow.M.A., 2003, Organizational Behavior; Emerging Realities for the Workplace Revolution, McGraw-Hill Irwin, New York

Q.Nguyen Huy, 1999, Emotional Capability, Emotional Intelligence and Radical Change, Academy of Management Review, 24, pp 325-345

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan web SIG ini diantaranya yaitu, mampu manampilkan informasi terhadap lokasi yang dicari, dilengkapi dengan fasilitas peta yang dapat digunakan untuk

Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik yang dibutuhkan oleh

Jurnalisme Dakwah dapat menjadi model dalam pengembangan dakwah masa depan saat manusia tidak bisa lepas dari internet, tentunya dengan memperhatikan beberapa hal penting

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Number Head Together dalam

Abstrak: waktu berjalan linear pada aksi yang kita lakukan, tetapi setelah aksi tersebut dilakukan, akan menjadi masa lalu yang tersusun menjadi alur waktu yang telah kita lakukan

Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak

Nilai koefisien determinasi pada penelitian ini adalah 0,606 atau 60,6 persen yang berarti bahwa sebesar 60,6 persen produktivitas tenaga kerja pemanen di PT Perkebunan

Studi Kebutuhan Standardisasi Di Sektor Transportasi Dalam Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi, tahun 2006 Maksud studi ini adalah adanya suatu rencana induk