• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan terapi ruqiyah syar'iyyah bagi penderita gangguan emosi di bengkel rohani ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan terapi ruqiyah syar'iyyah bagi penderita gangguan emosi di bengkel rohani ciputat"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPI RUQIYAH SYAR’IYYAH

BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI

DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.i)

Oleh

ANA NOVIANA

NIM: 106052001949

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.Semua sumber yang saya gunakan dalampenulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,mka ssaya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat,

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Pembatasan dan perumusan masalah

C. Tujuan dan manfaat penelitian

D. Metodologi penelitian

E. Tinjuauan pustaka

F. Sistematika penulisan

BAB II TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH A. Ruqiyah syar’iah

1. Pengertian terapi

2. Pengertian ruqyah syar’iyyah 3. Sejarah ruqyah syar’iyyah

4. Metode terapi ruqiyah syar’iyyah

5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi)

B. Emosi

1. Pengertian Emosi

2. Macam-macam gangguan emosi 3. Faktor penderita gangguan emosi

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI A. Sejarah dan Perkembangan

(6)

C. Pelayanan

D. Sarana dan prasarana BAB IV TEMUAN LAPANGAN

A. Identifikasi subjek penelitian

B. Proses pelaksanana terapi ruqiyah syar’iyah

C. Teknik pelaksanaan terapi ruqiyah syar’iyah bagi penderita gangguan emosi

D. Analisis BAB V PENUTUP

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalaman-pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan. Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan disinilah emosi memegang peranan amat penting dalam kehidupan manusia.

Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas, ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.

Nanum pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu dikarenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.1

Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi

1

(8)

penyembuhan menggunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diajarkan oleh nabi.

Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan Al-Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 82, yaitu

⌦ ⌧

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan Al-Qur’an secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menabjukkan dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah satu penyembuh yang paling bermanfaat.

(9)

apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh dengan izin Allah Ta’ala”

Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari Al-Qur’an Al-Karim dan riwayat yang sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.2

Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus menjadikan pembahasan skripsi dengan judul “PROSES TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan

Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan terapi maka pemakalah membatasi hanya pada pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. Terutama pelayanan terhadap

2

(10)

penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani.

2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembahasan masalah diatas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah di Bengkel Rohani Ciputat.

b. Teknik pelaksanan terapi ruqyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui metode atau cara yang digunakan dalam terapi ruqyah syar’iyah.

b. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bantuan terhadap pasien penderita gangguan emosi.

c. Memberikan gambaran pengobatan islam pada penderita gangguan emosi.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

(11)

dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.

Selain itu, penelitian diharapkan dapat menambah wacana positif dalam penerapannya terhadap pemberian bantuan terapi kepada masyarakat yang sebagaian besar beragama Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah (jiwa).

D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta.3 Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.4

3

Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta; Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. Ke-11, h.31.

4

(12)

Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat, yaitu Ustadz Rahmat.

b. Obyek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untukmemperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui:

a. Wawancara

Yaitu memperoleh informai secara langsung dari Ustadz Rahmat selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat dan juga sebagai terapis di Bengkel Rohani Ciputat.

b. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.5

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang cara proses terapi ruqyah Syar’iah terhadap penderita gangguan emosi.

5

(13)

c. Dokumentasi

Dokumentasi datanya adalah berkas-berkas yang berkaitan dengan Bengkel Rohani Ciputat.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.6

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. 5. Teknik Penulis

Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.

6

(14)

E. Tinjauan Pustaka

Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka (Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, perustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi penulis. Dan ternyata tidak ditemukan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.

Oleh karena itu penulis menentukan judul skripsi yaitu PROSES TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematikaq penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

(15)

penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan emosi.

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT. Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel Rohani, visi dan misi, struktur redaksi, dan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Bengkel Rohani.

BAB IV ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH

Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.

BAB V PENUTUP

(16)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Ruqyah Syar’iyyah

1.Pengertian terapi

2.Pengertian ruqyah syar’iyyah

Ruqyah dalam bahasa Arab artinya al-audzah atau at-ta’wudz

yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah tidak berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab.7

Menurut Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa ruqyah adalah bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti ini) dilarang.8

Bila dilihat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon kesembuhan. Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh Al-Bani terdapat dua unsur yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan yang dibacakan, yaitu antara bacaan yang berasal dari Al-Qur’an dan

7

Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 259.

(17)

hadits dengan bacaan yang mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat ini tidaklah cukup untuk menjadi sebuah rujukan dalam pengobatan Islam tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang menggambarkan pengobatan Islam.

Jadi menurut istilah syariat Islam, ruqyah syar’iyyah adalah bacaan yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit.9

3.Sejarah Ruqyah syar’iyyah

Sebelum Islam datang, orang arab telah mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab ketika itu adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin) yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan tolong kepada jin atau setan.

Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya tentang mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik Al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliah pernah melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu tentang itu, ya Rarulullah?’ Maka Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak mengandung syirik”10

Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang

9

Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, (Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005), h. 17.

10

(18)

mengalami berbagai persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau pernah meruqyah istrinya, cucunya dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat Jibril sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab shahih Muslim.”11

Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah, khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi ‘pengobatan dengan Al-Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahkan sama sekali tidak memahami apa yang dibacanya.

Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan,seperti batu, di pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul penyembahan atau ritual untuk mengagungkannya.

4.Metode terapi ruqyah syar’iyyah

11

(19)

Dalam penerapan terapi ruqyah terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penterapi dan pasien, baik sebelum dilakukannya proses terapi ruqyah, syarat bagi seorang peruqiyah, dan proses terapi ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan ruqyah.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan terapi ruqyah, yaitu:12

a.Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah

b.Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran syariat.

c.Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka

d.Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui gejalanya

e.Sunnah berwudhu bagi peruqiyah dan pasien

f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak diruqyah dan menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat pengobatan

g.Tidak boleh meruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan (sarung tangan tebal)

h.Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan

Sedangkan syarat bagi seorang peruqiyah, yaitu:13

12

Ibid, h. 297-320. 13

(20)

a.Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar dan bersih

b.Merealisasikan tauhud yang murni (tidak tercampur syirik) dalam ucapan dan perbuatan

c.Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh kesembuhan dengan izin Allah semata

d.Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu syeitan untuk mengganggu dan menyerang manusia

e.Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulallah.

Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, peruqiyah meletakkan tangannya dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an secara tartil denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan keluarganya (jika didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan benar-benar ayat yang diambil dari Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarka oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik.

(21)

Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga merupakan sebuah anjuran sebelum membaca Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 28:

Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” b.Lafadz basmallah

Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum dan khusus, demikian pula dengan basmallah yang secara umum sering dibaca ketika hendak melakukan sesuatu dan secara khusus ketika hendak membaca Al-Qur’an. Lafadz bismillah yang popular itu adalah

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

c.Surat Al-Fatihah ayat 1-7

(22)

Artinya: “1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. d.Surat Al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286

(23)

Artinya: “255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”

(24)
(25)
(26)

sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”

e.Surat Al-A’raf ayat 54-56

(27)

Artinya: “54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. 55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.’

f. Surat Al-Mukminun ayat 115-118 ☺

(28)

Artinya: “115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? 116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. 117. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. 118. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.”

g.Surat Ash-Shaaffat ayat 1-10

(29)
(30)

h.Surat Ar-Rahman ayat 33-36

Artinya: “33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. 34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 35. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). 36. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

(31)
(32)

terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. 22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

j. Surat Al-Ikhlas

Artinya: “1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

(33)

Artinya: “1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2. Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” l. Surat An-Naas

(34)

bersembunyi. 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. 6. Dari (golongan) jin dan manusia.”

5.Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi)

Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka perawatan dan penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu sama lain. Dalam pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui bahwa penyakit fisik dapat diobati dengan cara medis yang bersifat ilmiah dan logis, namun pada hakikatnya penyembuhan medis hanya tertuju pada fisik, lalu bagaimana dengan sakit non-fisik yang lebih dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat immateri atau tidak terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat disembuhkan dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan pengobatan secara medis hanya bersifat membantu saja.

Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan yang ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam banyak kasus, masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu penyakit, apakah itu penyakit medis atau non-medis. Seperti halnya anak yang demam dibawa ke pengobatan alternatif karena takut

kesambet, padahal bila dilihat dari gejalanya sakit seperti demam ini termasuk medis dan harus dibawa ke dokter.

(35)

telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah termasuk dalam sistem pengobatan Thibbun Nabawi.

Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan, tetapi juga mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang pencipta yang menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa menyembuhkan. Dapat dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah

sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan keteguhan jiwa yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan

Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.”14

Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan (penyakit psikis) selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa sangat dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat Al-Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap syaraf dan kekebalan tubuh pasien.

B. Emosi

1. Pengertian emosi

Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi

14

(36)

bagaimana kita berfikir mengenai perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak.15

Franken menjelaskan bahwa emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif (proses kognitif), factor lingkungan (hasil belajar), dan faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain, emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya.16

Sedangkan menurut Carr, emosi adalah penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.17

Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi. Garis besar yang dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman yang dihasilkan dari hubungan antara individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu malahirkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan diri individu, baik itu senang, sedih, gembira, ataupun marah.

2. Macam-macam gangguan emosi

Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain.

15

Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h. 11. 16

Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.105.

17

(37)

Pola-pola emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati, depresi, kegembiraan, ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah tersinggung.18

Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-macam gangguan emosi yaitu:19

a. Euphoria

Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan bahagia yang berlebihan.

b. Elasi

Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria. Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan tidak bahagia, tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung. c. Exaltasi

Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan wahm kebesaran.

d. Ectasy

18

Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h. 262.

19

(38)

Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.

e. Anhedonia

Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. f. Kesepian

Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan, merasa tidak ada orang lain yang menyapanya.

g. Kedangkalan

Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau emosinya datar, tumpul, dan dingin.

h. Afek dan emosi yang tidak sesuai/ wajar

Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya. Menampakkan reaksi kesenangan atau kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu. i. Afek dan emosi labil

Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik. Misalnya tiba-tiba marah atau menangis.

j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari

(39)

k. Afek yang terlalu kaku

Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan.

l. Ambivalensi

Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau sesuatu hal.

m. Apati

Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli.

n. Amarah

Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering dinyatakan dalam bentuk agresif.

o. Depresi

Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia, kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula yang dengan kegelisahan dan agitasi. p. Kecemasan (Ansietas)

(40)

tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi, dan sebagainya.

3. Faktor penderita gangguan emosi

Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantunganya jiwa. Kalau jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati. Kalau emosinya berhenti berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan demikian emosi, manusia memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktifitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan, kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan. Dalam kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan dan mendorong aktivitas berfikir, control diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang.

(41)

tergganggu), maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar kewajaran karena sifatnya berlebihan.20

Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi yang normal, yaitu antara lain:

a. Emosi itu dapat diramalkan dan cocokyakni emosi itu berguna, diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus.

b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan mendadak, mengingat sifat dan pentingnya keadaan yang menimbulkan reaksi emosional.

c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi.21

20

Ibid, h. 107. 21

(42)

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama, 2005

Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh

Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah,

1997.

Hawawi Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Meleong. Metode Penelitian Kualitatif.

Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.

Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005.

(43)

Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t.

(44)

ABSTRAKS

Ana Noviana

Terapi Ruqyah Syar’iyyah Bagi Pasien Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat.

Emosi merupakan suatu unsur yang pasti ada pada diri seseorang, dan merupakan suatu ekspresi yang menunjukan sebuah rasa yang sedang dialami, apakah itu senang ataupun sedih. Emosi dapat juga menjadi sebuah gangguan apabila tidak dapat terkontrol dengan baik. Untuk itu perlu adanya terapi yang dapat mengatasi gangguan emosi seperti terapi ruqyah syar’iyyah yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat. Di sini pasien mendapatkan pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah agar emosinya menjadi normal kembali.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat dalam menangani penderita gangguan emosi. Di mana terapi merupakan suatu proses pemberian bantuan untuk penyembuhan agar pasien dapat lebih mengontrol emosinya. Dalam hal ini informan terdiri dari 1 pimpinan cabang, 1 terapis dan 2 pasien yang menderita gangguan emosi. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa catatan, rekaman dan data-data.

Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi

ruqyah ayar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat menggunakan metode

langsung, yaitu pembacaan surat-surat al-Qur’an secara langsung dihadapan pasien yang menderita gangguan emosi. Adapun tahapan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, terlebih dahulu pasien melakukan konsultasi dengan ustadz yang bertugas lalu dapat diketahui apa keluhan-keluhan pasien, sehingga dapat dilakukan tindakan terapi yang sesuai dengan keluhan pasien.

(45)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan untuk manusia mulia sepanjang zaman yang telah mengangkat derajat manusia dari kebodohan menjadi manusia penuh dengan akal, Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangannya sampailah Islam rahmatan lil ‘alamin berada dalam jiwa penulis.

Dengan selesainya skripsi ini, begitu banyak orang-orang dibalik ini semua yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dan penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1.Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Drs. Wahidin Saputera, MA, selaku pembantu dekan satu, dan Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku pembantu dekan dua.

(46)

3.Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku sekretaris jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4.Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

5.Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga penulis dapat mencari sumber buku yang dibutuhkan.

6.Kedua orang tua penulis, mamah Dedeh Fatimah dan Bapak Aminullah bin Mastur yang tidak kenal lelah dan berhenti berjuang memotivasi penulis agar menjadi orang sukses.

7.Kakak-kakak penulis, Wiwin Windaningsih dan Ferdiyansyah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

8.Pihak Bengkel Rohani, yang telah mengizinkan penelitian di sana. Kepada ustadz Rowi selaku pimpinan cabang, ustadz Nasrullah, dan ustadz Andri yang telah meluangkan waktunya memberikan penjelasan selama penelitian.

9.Hendra Maitrisna, sahabat terbaik penulis yang telah memberikan motivasi, saran dan kritik yang positif selama penelitian berlangsung. 10. Teman-teman BPI angkatan 2006 yang diantaranya Wiwin, Ulfa,

(47)

11.Sahabat penulis, terutama Fina, Kurniadi, Rahmat, dan Wisnu yang sudah ikut membantu dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan penulis, serta masukannya yang bermanfaat.

Demikian sudah pembuatan skripsi ini walaupun penulis yakin masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan terhadap semua pihak yang telah membantu penulis semoga dapat menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Jakarta, 24 Mei 2010

(48)

DAFTAR ISI

ABSTRAKS.………...……i KATA PENGANTAR………..…………ii DAFTAR ISI……….…...iv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….…..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….……...4

D. Metodologi Penelitian………..5

E. Tinjuauan Pustaka……….8

F. Sistematika Penulisan..………...9 BAB II LANDASAN TEORI

A. Terapi Ruqiyah Syar’iah………...………...11 1. Pengertian Terapi………...…………...11 2. Pengertian Ruqyah Syar’iyyah………...…………...12 3. Sejarah Ruqyah Syar’iyyah……..……….……...….13 4. Metode Terapi Ruqiyah Syar’iyyah…...…………...15 5. Ruqyah Syar’iyyah Sebagai Alternatif

(49)

3. Faktor Penyebab Gangguan Emosi………...31 BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI

A. Sejarah dan Perkembangan………34 B. Visi, Misi dan Tujuan………..………..37

C. Pelayanan………...38

D. Sarana dan Prasarana……….40 BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

A. Identifikasi Subjek Penelitian……...………..41 B. Prosedur Pelaksanana Terapi Ruqyah Syar’iyyah……..43 C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah

bagi Benderita Gangguan Emosi……….……...45

D. Analisis...………46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….49

B. Saran………...50

(50)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalaman-pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan. Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan di sinilah emosi memegang peranan amat penting dalam kehidupan manusia.

Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas, ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.

Namun pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu di karenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.1

Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi

1

(51)

2

seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi penyembuhan menggunakan al-Qur’an dan as-Sunnah yang diajarkan oleh Nabi.

DR. M. Solihin, M.Ag dalam bukunya menjelaskan bahwa terapi (pengobatan) spiritual menjadi penting di era moderen sekarang ini, bahkan beberapa ahli kedokteran jiwa meyakini bahwa penyembuhan penyakit pasien atau klien dapat dilakukan dengan cepat jika menggunakan metode-metode yang berdasarkan spiritual keagamaan, yaitu dengan membangkitkan potensi batinnya atau spiritualnya, yang ada pada hakikatnya menimbulkan kepercayaan diri, bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari penyakit yang dideritanya.2

Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan al-Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 82:

⌦ ⌧

☺ ☺

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu

tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain

kerugian” (Q.S. al-Isra’ : 82)

2

(52)

3

Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan al-Qur’an secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menakjubkan dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah satu penyembuh yang paling bermanfaat.

Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh dengan izin Allah Ta’ala”3

Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari al-Qur’an al-Karim dan riwayat yang sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.4

Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan

3

Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Solo : Pustaka Amanah, 1997). h. 75.

4

(53)

4

sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan

Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan seperti Ruqyah, bekam dan refleksi, maka penulis membatasi hanya pada pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. yaitu pelayanan terhadap penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembahasan masalah di atas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah dalam menangani penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(54)

5

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah (jiwa).

b. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan emosi.

D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta.5 Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan

5

(55)

6

bukan angka-angka.6 Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bengkel Rohani Ciputat, Jln. Ir. H. Juanda No.2A Ciputat-Tangerang. Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 12 April sampai dengan 23 Mei 2010.

3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi. Yaitu: Ustadz Andri selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat, Ustadz Nasrullah selaku penterapi di Bengkel Rohani Ciputat, Ibu Nur’aini selaku pasien penderita gangguan emosi dan ibu Sopiah selaku orang tua dari pasien Badriani yang menderita gangguan emosi.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui:

6

(56)

7

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewe).7 Dalam penelitian ini wawancara ditunjukan kepada 1 pimpinan cabang, 1 terapis Bengkel Rohani Ciputat dan 2 pasien yang berhubungan dengan gangguan emosi yaitu Ibu Nur’aini dan Ibu Sopiah.

b. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.8

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang proses terapi ruqyah Syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang asal katanya berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang yang tertulis.9 Dokumentasi datanya adalah berkas-berkas yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

7

Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989), cet. ke-6, h.128

8

Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100. 9

(57)

8

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.10

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka

(Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi penulis yang memberikan inspirasi untuk penulis dalam melakukan penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini penulis menemukan “Pelaksanaan Bimbingan Islam Melalui Terapi Ruqyah di Pesanteren Yatama az-Zikra Depok yang disusun oleh Arief,

10

(58)

9

102052025633, pada tahun 1427 H. / 2006M. Adapun dalam penelitian tersebut peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan Islam dapat dilakukan dengan metode terapi ruqyah. Sedangkan dalam penelitian penulis, membahas terapi ruqyah syar’iyyah untuk menangani penderita gangguan emosi, bukan sebagai pelaksanaan bimbingan Islam.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian

ruqyah syar’iyyah, dan peranan ruqyah syar’iyyah dalam

(59)

10

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT. Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel Rohani, visi dan misi, dan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Bengkel Rohani.

BAB IV ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH

Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.

(60)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Terapi Ruqiyah Syar’iyyah

1. Pengertian terapi

Terapi berasal dari bahasa Inggris “therapy”, yaitu suatu perlakuan

dan pengobatan yang ditunjukan kepada penyembuhan suatu kondisi

patologis.1

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit;

perawatan penyakit.2

Terapi dalam kaitannya dengan psikoterapi (psychotherapy) ialah

pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau dengan teknik kusus pada

penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan dalam menyesuaikan diri

setiap hari atau pentembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal

dengan guru atau teman.3 Sedang dalam pandangan Islam, psikoterapi Islam

dapat didefinisikan sebagai “proses pengobatan dan penyembuhan suatu

penyakit, mental spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan

al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW atau secara empirik dengan melalui

1

JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. PenerjemahKartini Kartono (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 507.

2

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional : Balai Pustaka, 2005), h. 1180.

3

(61)

12

bimbingan dan pengajaran dari Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, nabi

dan rasul-Nya, atau ahli waris para nabi-Nya”.4

Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat disamakan dengan

kata “isytisyfa’” yang berasal dari kata “syafa’-yasyfi’-syifa’” yang berarti

menyembuhkan.5 Dalam al-Qur’an menyebutkan:

⌦ ⌧

☺ ☺

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. al-Isra’ : 82)

Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi adalah suatu proses pemberian

bantuan penyembuhan yang diperuntukan orang yang sedang sakit baik

sakit fisik maupun psikis orang tersebut bisa pulih.

2. Pengertian ruqyah syar’iyyah

Ruqyah dalam bahasa Arab artinya “al-audzah” atau “at-ta’wudz”

yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah tidak

berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab.6

Syaikh al-Bani mengatakan bahwa “ruqyah adalah bacaan yang

dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits

yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa

4

Abdul Aziz Ahyudi, Psikologi Agama, (Bandung : Sinar Bintang, 1991), cet. Ke-1, h. 156-157.

5

Ahmad Warsono Munawwir, Kamus al-Munawwir, Arab- Indonesia, (Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984), h. 782.

6

Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah

(62)

13

kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang

merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti ini) dilarang”.7

Bila dilihat dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ruqyah

adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon kesembuhan.

Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh al-Bani terdapat dua unsur

yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan yang dibacakan, yaitu

antara bacaan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits dengan bacaan yang

mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat

ini tidaklah cukup untuk menjadi sebuah rujukan dalam pengobatan Islam

tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang

menggambarkan pengobatan Islam.

Jadi menurut istilah syariat Islam, ”ruqyah syar’iyyah adalah bacaan

yang terdiri dari ayat al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon

kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit”.8

3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah

Merunut sejarah ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan

yang cukup tua di muka bumi ini. Sebelum Islam datang, orang arab telah

mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab

ketika itu adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin)

yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan tolong

kepada jin atau setan.

7 Ibid. 8

(63)

14

Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya tentang

mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik

al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliyah pernah melakukan

ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu

tentang itu, ya Rasulullah?’ Maka Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada

saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak

mengandung syirik”.9

Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang

diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang mengalami berbagai

persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah

ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau pernah meruqyah istrinya, cucunya

dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah

diruqyah oleh malaikat Jibril sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab

shahih Muslim.”10

Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu

mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di

pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya

terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah, khurafat dan

syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras

dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi ‘pengobatan

dengan Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti

9

Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261.

10

(64)

15

Qur’an dan as-Sunnah, bahkan sama sekali tidak memahami apa yang

dibacanya.11

Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya

sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih

tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia

saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya

pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan,seperti batu, di

pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya

sehingga timbul penyembahan atau ritual untuk mengagungkannya.

4. Metode terapi ruqyah syar’iyyah

Adapun metode dalam pengertiannya adalah “Jalan yang harus

dilalui” untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari kata

“meta” yang berarti melalui dan “hedos” berarti jalan. Namun pengertian

hakiki dari “metode” adalah segala sasaran yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.12

Dalam penerapan terapi ruqyah syar’iyyah terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh terapis dan pasien, baik sebelum dilakukannya

terapi ruqyah syar’iyyah, syarat bagi seorang terapis, dan metode terapi

ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan ruqyah.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan terapi

ruqyah syar’iyyah, yaitu:13

a.Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah.

11

Ibid., h. 263

12

Muhammad Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayen Press), Cet. Ke-5, h.43.

13

(65)

16

b.Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran

syariat.

c.Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang

akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka.

d.Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa

pertanyaan untuk mengetahui gejalanya.

e.Sunnah berwudhu bagi terapis dan pasien.

f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak di-ruqyah dan

menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat

pengobatan.

g.Tidak boleh me-ruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami

atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan

(sarung tangan tebal).

h.Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan.

Sedangkan syarat bagi seorang terapis ruqyah syar’iyyah, yaitu:14

a.Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar

dan bersih

b.Merealisasikan tauhid yang murni (tidak tercampur syirik) dalam

ucapan dan perbuatan.

c.Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh

kesembuhan dengan izin Allah semata.

d.Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu

setan untuk mengganggu dan menyerang manusia.

14

(66)

17

e.Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada

Allah dan Rasul-Nya.

f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir

dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh

Rasulallah.

Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, terapis meletakkan tangannya

dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an secara tartil

denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan keluarganya (jika

didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan

benar-benar ayat yang diambil dari al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan

oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik.

Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu:15

a.Isti’adzah

Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga

merupakan sebuah anjuran sebelum membaca al-Qur’an, Allah

SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 28:

Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu

meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S. an-Nahl : 28)

b.Lafadz basmallah

Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum yaitu

dibaca ketika akan melakukan suatu pekerjaan dan khusus yaitu

15

(67)

18

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.”

c.Surat al-Fatihah ayat 1-7

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Q. S. al-Fatihah : 1-7 )

d.Surat al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286.

(68)

19

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

(69)

20

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (Q. S. al-Baqarah : 284-286)

e.Surat al-A’raf ayat 54-56

(70)

21

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q. S. al-A’raf : 54-56)

f. Surat al-Mukminun ayat 115-118

(71)

22

Artinya: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.” (Q. S. al-Mukminun : 115-118)

g.Surat ash-Shaaffat ayat 1-10

Artinya: “Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan

(72)

23

Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) Para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi Barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang” (Q. S. ash-Shaaffat : 1-10)

h.Surat ar-Rahman ayat 33-36

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup

menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. ar-Rahman : 33-36)

i. Surat al-Hasyr ayat 21-25

(73)

24

Artinya: “Kalau Sekiranya Kami turunkan al-Quran ini kepada

sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q. S. al-Hasyr : 21-25)

j. Surat al-Ikhlas

Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q. S. al-Ikhlas : 1-4)

k.Surat al-Falaq

Gambar

GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI
gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT.
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI
+2

Referensi

Dokumen terkait