• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis gramatika terhadap buku terjemahan fath al-mu'in pada bab zakat karya syaikh Zainuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis gramatika terhadap buku terjemahan fath al-mu'in pada bab zakat karya syaikh Zainuddin"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajulean Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Dntule Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

ROBIATUL ADAWIYAH NIM.100024118583

JURUSAN TARJAMAH

FAKDLTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISIS GRAMATIKAL TERHADAP BUKU TERJEMAHAN FATH AL-MU'IN PADA BAB ZAKAT KARYA SYAIKH ZAINUDDIN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

ROBIATUL ADAWIYAH

NIM.I00024118583

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

al-Mu'in Pada Bab Zakat Karya Syaikh Zainuddin telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata I (S I) pada jurusan tarjamah.

Jakarta, 22 November 2006 Sidang Munaqasyah

/ '

Ketua Me angkap Anggota

セMMMMMMM

Drs. Abdullah, MA NIP. 150262446

Sekretaris Merangkap Anggota

セセ

NIP. 150 268 589 Anggota

Penguji

Drs. wan Azizi, MA NIP. 150268589

Pembimbing

(4)

KATA I'ENGANTAR

y

I

<'y=-y

I,i;, F

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan ni'mat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan umat-umatnya yang

tetap berpcgang teguh pada ajarannya hingga akhir zaman.

Tiada terasa waktu berlalu, pCljalanan yang panjang pcnuh dengan cobaan dan

rintangan telah penulis lalui dengan penuh keikhlasan dan kesabaran bcrtawakal kepada

Allah SWT. Walaupun demikian, itu semua mcrupakan langkah awal yang tidak akan

mampu menghalangi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh kesadaran, penulisan ilmiah ini banyak ketcrbatasan dan kcmampuan

pengdahuan, sehingga masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang penulis miliki

dalam penulisan skripsi ini.

Skripsi ini dengan judul Analisis Gramatikal Tcrhadap Buku Tcrjcmahan

"Fath al-Mu'in"Pada Bab Zakat Kal)'a Syaikh Zainuddin. Skripsi ini diajukan unlllk mcmcnuhi persyaratan akademik dalam mcnyelesaikan program Srata satu (S I) pada

Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tatjamah Universitas Islam Negeri Syarif

(5)

I. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah.

2. Bapak Dr. H. Abdul Chair, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Bapak Drs. Abdullah, MA, selaku Ketua Jurusan, dan Bapak Drs. lkhwan Azizi, MA

sclaku Sekretaris Jurusan Tmjamah UIN Syarif Hidayatullah.

4. Bapak Sukron Kamil, M.Ag, selahl Doscn Akademik UIN Syarif Hidayatullah.

5. Bapak Ahmacl Syaekhudin,M.Ag, selaku closen pembimbing yang telah ikhlas

meluangkan waktunya untuk membimbing bahkan mengarahkan penulis clalall1

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak clan Ibu Dosen pcngaJar khususnya di Jurusan Tmjamah yang mewariskan

ilmunya kepacla pcnulis selama masa kuliah.

7. Bapak dan Ibu Staff Perpustakaan UIN Jakarta, Pcrpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora, Perpustakaan Umum Iman Jama', dan Sumantri Brojonegoro Kuningan,

yang tclah memberikan pelayanan yang baik dan bantuan pinjaman buku-buku kcpacla

penulis.

8. Bapak Drs. I-I. Aliy /\s'ad, M.M, selaku pcnerjemah kitab "Fath al-Mu'in" yang tclah

(6)

9. Kcdua orangtua tercinta yang paling berjasa dalal11 hidup penulis: Ayahanda H.M.

Yasin dan 1bunda I-lj. Masnun. Dengan seluruh do'a, harapan, nasihat, bil11bingan, dan

dukungan serta kesabaran beliau mendidik penulis sejak kecil sal11pai sckarang ini serta

kakak-kakakku tersayang: K'I-lj. Ertin 1riansih, B'Nunung Mashabi, K'Khoiri Umami,

B'Syakur Alam dan B'Syahrul Rozi. Much love/or you all ...

JO. Sahabat-sahabat setiaku "D'Milkshakcrs": Yuni, Lia, Mayang, Vita, Risma, 'Ncup. Teman-teman scperjuangan di Jurusan Tatjamab tahun 2000 khususnya: 1ma, Rabma.

Robit, Qomar, Carsan, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

II. Para Staff Pcngajar TPA AI-Mutammimah: leba, U-nce, Neneng, fmo. Ipah, Azis scrta

para StaffPengajar Bimbel AI-Fatih yang tidak dapat penulis sebutkan satu-pcrsatu.

Scmoga dukungan dan do'anya yang diberikan kepada penulis mendapat balasan

kcbaikan dari Allah SWT. Sebagai makhluk yang dha'if dan jauh dari kescmpurnmll1.

pcnulis mohon maaf atas segaia kekhiIafan dan kekurangan. Penulis bcrharap skripsi in;

dapat mcmberikan sumbangan bagi perkcmbangan ilmu pengetahuan. Kritik

membangun scIalu harapkan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Jakarta, 20 November 2006

Penulis

(7)

DAFTAR lSi... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI vi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ,. I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8

D. Metode Penelitian 8

E. Sistematika Penulisan 9

KERANGKA TEORI

A. Hakikat Peneljemahan 10

1. Definisi Peneljell1ahan 10

2. Ragall1-ragam Penerjell1ahan... 13

3. Tahap-tahap Peneljemahan 15

B. Penerjel11ahan Kitab Kuning di Indonesia... 16 C. Teori Gral11atikal... 20

1. Definisi Gral11atikal 20

(8)

D. Teori Diksi... 24

I. Definisi Diksi 24

2. Diksi c1alal1l Kalil1lat... 26

BAB III SINOPSIS BUKU

A. Sinopsis Fath al-Mu'in 33

I. Biograti Pengarang... 33

2. lsi Buku Asli... 34

B. Sinopsis Buku Terjemahan Fath al-Mu'in 36

I. Biografi Peneljemah... 36

2. lsi Buku Terjel1lahan 40

BAB IV ANALASIS DATA

A. Analisis Diksi 42

B. Analisis Kalimat 5I

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan :. 54

B. Saran-saran... 56

(9)

dan Keblldayaan ReplIblik Indonesia No. 158/I 987 dan No. 0543b/UIl987 mengenai

pedoman transliterasi, maka skripsi ini menggllnakannya sebagai pedoman

transliterasi dengan sedikit lllodifikasi pada sistim penuIisan, sebagaimana akan

dijelaskan di bawah ini:

Arab

L";,,

r=A"b

Latin

\ Tidak

1.

dilambangkan

\

y b

I

1;, ?

-W t

t

,

---_.-_._---..::.,

s

-'---e:---

g

.".._---_.,_._---- -,-- -_.-...⦅MMMMセN⦅M⦅N⦅LMM⦅NMN

_

.. ..

-_.- ---

...

_----C J U f

-r

h

J

q

t

kh el k

セ d

J

I

-j

z

{" III

-.J r U n

1---_._-

---

--
(10)

-U" S .iJ> h

,.

sy aJi/u!'

U"

..

0'" セ '$ y

I

u""

d

Ulltuk Volml Panjallg dan Volml Rangkap

a

= a panjang

= 1prulJ3ng

Q u panJang

\s....

aJ

J .... =au

KeteraJ!l:ill!.

I. Artikel

JI

1al- Iditulis dalam satu bentllk yaitu 1al I taupa membedakan apakah

hllrufyang mengikutinya tennasllk huruf qamariyah atau syamsiyah.

2. Syadclah ditandai dengan hurufkembar, contoh :セii aJ-jaunat-uI.

3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus (-), seperliIal-jaullat-uI.

4.1 .... 1mengapittransliterasi Arab.

(11)

A. Latar Belakallg Masalah

Pada umumnya kegiatan peneljemahan yang dilakukan oleh sistem

pengajaran di pesantren menitikberatkan pada peneljemahan kata demi kata.

Peneljemahan ini dilakukan terhadap Al-qur'an dan buku-buku atau kitab-kitab

bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa, kegiatan ini umumnya dilakukan di pesantren

salati, tentunya kitab-kitab yang diteljemahkan adalah kitab-kitab Islam klasik dan

-

-pertengahan seperti "Fath al-Qarib", "Fath al-Mu'in", "Safinah", dan kitab-kitab

lannya. Tidak hanya kitab fiqh yang diajarkan akan tetapi kitab tasawuf, tauhid,

tarikh, dan masih banyak lagi kitab yang lain.

Di lingkungan pesantren (salafi murni) satu-satunya pengajaran fomal yang

diberikan adalah kitab-kitab kuning.1 Metode dimulai dengan terjemah, syarah

dengan analisa gramatika (I'rab) peninjauan morfologis (Tasrif) dan uraian semantik

dengan penafsiran dan penyimpulan yang bersifat deduktif, dan kitab yang dijadikan

bacaan tersebut dibaca secm'a urut dan tuntas.2

Sistem yang diajarkan di pesantren di seluruh Jawa dan Madura pada

umumnya sama. Sistem pengajaran pun sama, yaitu sistem sorogan dan sistem

' M. Dawan Rahardjo,Pergulalan Pesanlren Membangun dari Bawah, (JakaIta: P3M, 1985), h.55

(12)

2

bandongan] Sistem sorogan bersifat individual, di mana seorang santri berhadapan langsung dengan seorang Kyai,4Tetj adi interaksi saling mengenal diantara keduanya. Sedangkan sistem pengajaran bandongan (Jawa Tengah), bandungan (lawa Barat) yaitu sistem pengajaran tradisional di pesantren di mana seorang Kyai duduk dikerul11uni oleh santri-santrinya, kesemuanya l11enyimak kitab kuning, Sang Kyai membaea, l11eneljemahkan dari bahasa Arab ke bahasa daerah (biasanya lawn, meskipun di lawn Barat, tetapi tereal11pur dengan istilah-istilah Sunda) dan menerangkan isi kitab terrsebut kepada para santri. Para santri hanya mendengarkan serta meneatat teljel11ahannya pada kitab itu juga"

Peneljemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren salafi dengan metocle kata demi kata seem'a literlek , l11engakibatkan kurangnya kemampuan para SlUltri dalam menggunakan bahasa Indonesia seem'a baik dan benar. Karena peneljel11ahan yang dilakukan bukanlah mengalihkan ide atau pesan bahasa sUlUber ke dalam bahasa sasaran, tetapi mengalihkan bahasa satu ke bahasa lain kata perkata pacla umul11nya berbahasa lawa, dan dijelaskan dengan bahasa setempat eontohnya bahasa Sunda. Hal itu menjadikan para santri sedikit banyak l11elupakan dan kurang perhatiannya terhadap struktur atau susunan kata, bahkan penggunaan yang kurang tepat suatu kata dalam suatu kalimat bahasa Indonesia.

JIbid

<\ Pradjarta Dirdjosanjoto, lvleme/ihara Umal : Kyai Pesantren - Kyat Langgar Jawa,

(Yogyakarta: LKIS, 1999), eet. ke-I, h. 149

(13)

Penetjemahan merupakan pengalihan makna dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa). Pengalihan ini dilkukan dari bentuk bahasa p(lrtama ke dalam bentuk bahasa keclua melalui struktur semantis. Maknalah yang dialihkan dan hams cliperlahankan, seclang benluk boleh diubah. Larson memmuskan pengertian tetjemahan seem'a lebih lengkap sebagai berikut : "Menerjemahkan berarti mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dml konteks budaya dari bahasa sumber (BSu) kemudian menganalisis teks tersebut (BSu) untuk menemukan maknanya clan mengungkapkan kembali makna yang Satna itu dengan mcnggunakan leksikon clan struktur gramatikal yang sesuai dalam ballasa sasaran (BSa) dan konteks budayanya.,,6

Dalam pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, yang harus dipertahankan sedapat mungkin ialah isi, sedangkan benhtk dinomordualcan keeuali dalam kasus-kasus tertentu seperti dalam pllisi, sebab dalam setiap ballasa, kaidall yang menghllbllngkan isi dengan bentuk yang sangat komplek, arbiter dan beragatn.7

Oleh karena itu, agar pengalihan sllalll bahasa tetjemahan tersebllt dapat dipahami dan climengerti, maka harus diperhalikan bentllk bahasa sasaran (BSa). Kriclalaksana (1985), menclefinisikan "Penerjemahan sebagai pemindahan sllatu amanal clari bahasa sllmber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan pertatna-lama mengungkapkan maknanya clan kemllclian gaya bahasanya."sama halnya dengan

6Mildred L. Larson, Penerjel11ahan Berdasarkan klakna .. Pedoman Untuk Pemadanan Antar

Bahasa,(Jakarta: Arean, 1991), eet. ke-2, h. 262

(14)

4

Eugena A. Nida dalam bic1ang Linguistik, mengungkapkan bahwa "Menerjemahkan berarti menciptakan padanan paling dekat dalam bahasa penerima terhadap bahasa sumber, pertama dalam halmakna dan kedua pada gaya bahasanya."g

Masalah makna mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang penerjemahan. Jika kita berbicara tentang peneljemahan, kita juga hams berbicara len lang makna. Alasannya adalah karena tujuan peneljemahan erat kaitannya dengan pengalihan makna yang terkandung dalam suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Dan ini bagi seorang peneljemah dalam kemampuannya untuk meneljemahkan. Karena mengusai bahasa sumber (BSu),mengusai bahasa sasaran (BSa) dan mengusai bahsa teks yang akan diteljemahkan, belum tentll akan membllahkan hasil terjemahan yang baik tanpa adanya praktek dan pengalaman.

Seorang penerjemah adalah seorang penulis, tentu saja ia bllkan pengarang (autor) bukunya sendiri. Gagasan yang ada di dalam teljemahan tetap merupakan gagasan pengarang itu, penerjemah harus mampu menyusun suatu leksi (diksi), kalimat, dan idiom dengan benar yang semuanya disebut dengan gramatikal. Di dalam leksikal ada aturan yang harus ditaati seorang penelj emah yaitu berupa ketepatan dalm memilih kata, begitu pula ada hal yang perIu diperhatikan antara lain:

(I) Kesepadanan dan Kesatllan, (2) Kesejajaran, (3) Penekanan dalam kalimat, (4)

(15)

Kehemiltan, (5) Kevarasian. Masih banyak lagi aturan-aturan yang terdapat dalam gramatikal.9

Sebagai searang peneljemah haruslah mampu mencarikan padanan yang tepat dari bahasa sUl11ber (BSu) ke dalal11 bahasa (BSa). Satu kesalahan bila searang peneljemah mal11adankan sebah kata atau kanteks kalimat bahasa sasaral1 tidak sesuai dengan bahasa SUl11ber, hal itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Dalan1 l11encari paclanan, kita pasti menemukan makna leksikal pada kamus, yang membuat kita harus pandai mel11ilih kata-kata yang sesuai dengan kanteks kalimat yang kita temukan. Kesesuaian antara kanteks bahasa sumber (BSu) clan kanteks bahsa sasaran (BSa) adalah salah satu syarat peneljemahan.10

Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi aleh seseorang penerjemah. I\ntara lain: ia hams memliki pemahaman mendalam, perasaan sensitif, dan pengetahuan yang menyeluruh mengenai makna-makna kalimat yang cliterjemahkan. Idealnya seorang penerjemah juga harus memiliki dzauq yang sempurna atas bahasa sumber clan bahasa sasaran, serta mengenai berbagai isyarat clan bahkan akar-akar kebudayaan keclua bahasa tersebut. Karena sebab itulah, menerjemahkan clapat juga dianggap sebagai menafsirkan.

9 Sabarti Akhadiah Maidar G, Arsjad dan Sakura A. Ridwan, Pembli1Gan Kemampuan

Menlilis Bahasa Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 1999 ), h.I

JOIsmail Lubis, Falsifikasi Terjemahan AI-qliran Depag Edisi 1990,(Yogyakarta :PT.Tiara

(16)

6

Oleh karena itu, tidak sel1lua hasil karya teljel1lahan kita terima apa adanya, karena setiap hasil terjemahan perlu dianalisis dan dikritisi dengan beberapa acuan standar penerjel1lahan yang l1lenopang diakuinya mutu karya terjemahan tersebut.

Berdasarkan pel1laparan di atas maka penulis l1lenganggap perlu meneliti salah satu karya berbahasa Arab yang telah diterjel1lahkan ke dalal1l bahasa Indonesia

-

-yaitu buku teljemahan "Fath al- Mu'in" karya Syaild1 Zainuddin bin 'Abdul 'Aziz AI-Malibariy yang diterjel1lahkan ke dalal1l bahasa indonesia oleh Drs. H. Aliy As'ad bimbingan Dr.H. Moh.Tolchah Mansoer, SH dan diterbitkan oleh penerbit "Menara Kudus". Contoh teks asli dan teljemahannya adalah :

Teks BSu:

1 I.0"

Ull .

lY'

W

セQ

4..u

."

L.:.i.l

w..i:Jl

3

Teks BSa:

"Zakat Harta wajib ditunaikan pada delapan macal1l : emas perak, binatang ternak, buah kurma, dan anggur dan diberikan kepada delapan kelol1lpok manusia".12

Pada terj emahan di atas penulis melihat adanya kekurang efektifan penggunaan leksikal menurut kaidah bahasa Indonesia dan ketidaktepatan dalam pemilihan diksi dalal1l penggunaan gramatikal yaitu pada kalimat " Zakat Harta wajib

11Syaikh ZainuddiIl, Falh al-Mu'in, (Bandung; Syirkal al-Ma'arifLi al-Tab'i wa aJ-Nasyari,

t.l),hAS

(17)

ditunaikan pada delapan macam : emas, perak, binatang ternak, buah kurma, dan anggur dan diberikan kepada delapan kelompok manusia". Menurut penulis tetjemahan yang sesuai adalah :

"Zakat Harta wajib dikeluarkan pada delapan macam : emas, perak, binatang ternak, buah kunna, dan anggur dan diberikan kepada delapan kelompok manusia.

Kata zakat harta berfungsi sebagai subyek, sedangkan kata wajib dikeluarkan berfungsi sebagai predikat, susunan subyek-predikat adalah susunan kalimat bahasa Arab.. Jadi kalimat terjemahan ini masih menggunakan susunan kalimat bahasa sumber.

Demikian penulis mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan shipsi

-dengan judul " Analisis Gramatikal Terhadap Bnku Terjemahan Fath al-Mu'in Pada Bab Zakat Karya Syaikh Zainuddin ".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebagaimana telah penulis kemukakan di atas, bahwa pengamatan terhadap buleu teljemah Fath al-Mu'in terjemahan Drs. H. Aliy As'ad telah memberi inspirasi penulis untule mengangkat permasalahan gramatikal. Dari sekian bab pada buleu tersebut, penulis mengambiI satu bab saja, yaitu Bab Zakat., dengan alasan agar penelitian yang akan penulis lakukan tidak meiebar. Dalam penulisan penulis memberikan perumusan sebagai brikut :

(18)

8

C. Tujuan Pcnclitian I.Tujuan Umum

Berdasarkan masalah yang penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan umum clari penelitian gramatikal ini aclalah membuktukan betapa penting pembentukan gramatikal dalam suatu hasil teljemahan agar mudah dipahami.

2. Tujuan Khusus

-Mengetahui kesesuaian teljemahan Path al-Mu'in karya Syaildl Zainuddin clengan kaiclah gramatikal clalam bahasa Indonesia.

D. Mctodc Pcnclitian

Berclasarkan tujuan penulisan yang telah penulis kemukakan, maka jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian analisis deskriptif berdasarkan teori yang dipakai yaitu teori terjemahan kitab kuning dan teori gramatikal. Sebagaimana telah disebutkan pada judul skripsi ini. Penulis mengambil data pada bab zakat buku terjemahan "Path al-Mu'in" yang cliterjemahkan oleh Drs. Aliy As'ad bimbingan Dr.H. Moh.Tolhah Mansoer,S.H kemudian mendeskripsikan hasilnya. Uutuk mendukung metocle ini, akan clilakukan penghimptm data melalui wawancara.

(19)

E. Sistcmatika l'cl1ulislll1

Dntuk lebih mudah pemahaman pembaca, shipsi ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub-bab dengal1 sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kerangka teori yang terbagi tiga bagian. Bagian pertama hakekat peneljemahan yang terdiri dari defel1isi penerjemahan, ragam-ragam peneljemahan, dan tahap-tahap penerjemahan serta peneljemahan lcitab kuning di Indonesia. Bagian keclua adalah teori gramatikal tercliri clari definisi gramatikal dan satuan-satuan gramatikal. Bagian ketiga teori cliksi tercliri clari defenisi diksi dan diksi clalam pembentukan kalimat.

Bab III merupakan sinopsis buku yang terbagi dua bagian. Bagian pertama sinopsis Fath al-Mu'in yang terdiri dari biografi pengarang clan isi buku asli. Bagian kedua sinopsis teljemahan Fath al Mu'in yang terdiri clari biografi penerjemah clan isi buku teljemahan.

Bab IV merupakan analisa data yang terdiri dari analisa gramatikal peneljemahan baik clari analisa diksi dan kaliam!.

(20)

BABII

KERANGKA TEORI

A. Hakikat Pcncrjcmahan 1. Dcfinisi Pcncl'jcmahan

Perbincangan tentang penetjemahan kiranya patut dimulai dengan perumusan tentang definisi penetjemahan itu sendiri. Seperti halnya ilmu-ilmu lain, dalam bidang penerjemahan itu mencenninkan pandangan ahli yang membuat definisi tentang hakikat terjemahan dan proses penerjemahan. Berikut akan disajikan beberapa definisi tentang penetjemahan.

Secm'a luas, peneljemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesm1(message), baik verbal mauplill non-verbal dan informasi asal atau infonnasi sumber (source iriformation) ke dalam informasi sasm'an (target information). Jadi, penetjemahan dalmn pengertian luas yaitu, semua kegiatan manusia dalmn mengalihkan makna atau pesan, verbal atau pun non-verbal dari suatu bentuk ke dalam bentuk yang lainnya.I

Sedm1gkan dalmn pengertian.dan cakupan yang lebih sempit, penerjemahan

(translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan

ISuhendra YllSUf, Teori Teljemah Penganlar Ke Arah Pendekalan Sosiolinguislik, (Bandung:

(21)

padanannya eli elalal11 bahasa kedua atau bahasa sasaran (target language).2 Secara lebih sederhana teljel11ah dapat elielefenisikan sebagai usaha l11el11inelahkan pesan elari teks bahasa sUl11ber elengan paelanannya ke elalal11 teks bahasa sasaran.3

J. Levy sebagail11ana yang dikutip oleh Nurachl11an I-Ianafi dalarn bukunya "Teori elan Seni Meneljel11ahkan". Menelefinisikan penerjel11ahan sebagai berikut:

"Translation isa creative process 'wish always leaves the translation a/choice between several approximately equivalent possibilities a/realizing situational meaning".

(Teljel11ahan l11erupakan proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi peneljemah buat mel11ilih kel11ungkinan paelanan yang elekat dalam mengungkapkan l11akna yang sesuai elengan situasinya ).4

Dalarn elefinisinya, Niela dan Taber mengatakan secara lebih jelas proses peneljemahannya. Mereka mengatakan:

"li'anslation consists

0/

reproducing in the receptor language the closest natural equivalent ofthe source language messege. First in term a/meaning and secondly in term a/style.

(Penelj el11ahan aelalah usaha l11enciptakan kembali pesan elalarn ballasa sumber (BSu) ke elalam bahasa sasaran (Bsa) elengan paelanan alarni yang seelekat mungkin, pertal11a-tal11a elalal11 hal makna elan kemuelian gaya bahasanya).5

Dalal11 pendapat Nida elan Taber yang telah elikel11ukakan eli atas, tielak l11el11persalahkan bahasa-bahasa terlibat elalal11 peneljel11ahan, tetapi lebih tertarik

2Loc.cit.

3 Ibnu Burdah, Menjadi Pene/jemah; Metode dan Wawasan klenerjemah Teks Arab, (Yogyakarta; Tiara Wacana Yogya, 2004), cet. ke-I, h. 9

, Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Meneljemahkan, (Flores; Nusa Indah, 1986), h.24

(22)

12

pada cara kerja penerjemahan. Yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin sebingga pesan dalam BSu bisa disampaikan dalam BSa.

Secara lebih sederhana, meneljemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam ba11asa penerima (sasaran), dengan mengungkapkan ma1ma dan gaya bahasanya.

Definisi lain tentang peneIjemahan di ungkapkan oleh Peter Newmark bahwa:

"Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and or statement in one language by the same message and! or statement in another language".

(Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk menggati suatu pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam babasa lain).6

Dari beberapa definisi tersebut, penulis dapat simpulkan bahwa walaupun tampak berbeda, tetapi maksud dari definisi-definisi tersebut sama, yaitu teljemahan utuh lebih memberi penekanan pada malma. Apakah hasil terjemahan atau produk teljemahan itu setia pada bentuknya atau menyeleweng, bukanlah merupakan hal pokok. Yang penting, produk teljemallffil itu benar-benar tepat pada malma. Sehingga ada kesesuaian dan kesamaan pesan penulis naskah aslinya dengan pesan yang diterima pembaca.

6Zuchrdin Suryaminata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasan TearE dan Penunlun

(23)

2. Ragam-ragam Pcncrjcmahan

Seorang peneljel11ah ibm'at telur di uJung tanduk dan ketahanan nal11anya ditentukan oleh produk teljel11ahannya. Agar penelitian pel11baca tetap baik terhadap peneljel11ah, perlu kiranya peneljel11ah memiliki pengetahuan tentang ragam penerjemahan. Aclapun ragam teljemahan tersebut aclalah:

a) Teljel11ahan Kata Del11i Kata

Terjel11ahan ini dilakukan sebagail11ana aclanya sesuai c1engan nal11anya yaitu dititikberatkan pada kata c1emi kata, kata-kata teks sumber diteljemahkan di luar konleks, clan kala yang bersifal kullur dipinclahkan apa adanya. Ul11umnya, metocle ini sangal sukar unluk l11el11ahaminya dalal11 bahasa sasaran.

Contoh :,j)L;.';II

HP

:4-

.J

Lfi

"Jaclilah laki-laki l11ulia akhlak." b) Teljel11ahan Harfiah

Teljel11ahan harfiah ini sebagai.f(lilhfitl Irans/alion, leljemahan setia artinya bahwa peneljemahan hendaknya berlaku setia kepada naskah aslinya.7 Terjemahan harfiah ini cenderung sama atau hal11pir sama dengan terj el11ahan kata demi kata, yakni kadang kala pesan yang terkandung di dalal11 bahasa sumbernya tidak leralihkan atan bahkan berubah sama sekali dan ticlakjarangjuga menyesatkan.8 Contoh: ,j)L;.';II

HP

:4-

.J

Lfi

"Jadilah laki-laki yang mulia akhlak."

7Nurachman Hanafi,Gp. cit.,h. 58

(24)

14

c) Terjemahan Bebas

Menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain sambil memperhatikan kesepadanan makna dan maksud bahasa asal serta kenetralan redaksi, sekiranya cukup dengan teljemahan yang seolah-olah bukan teljemahan.9 Bebas di sini berarti penCljemahan tidak dibatasi dan tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah bahasa sumber.

Contoh :

<3

)G..'11 H.fi. )l;. J,:fi "Jadilah engkau yang baik akhlaknya."

Dari ketiga model teljemahan di atas dapat dilihat bahwa penerjemahan itu terdapat beragam bentuk teljemahan tergantung pada peneljemah, apakah ia menggunakan, tCljemahan kata demi kata, harfiah, atau bebas. Oleh karena itu hendaklah peneljemah mempunyai pengetahuan yang luas, pengalaman yang intensif akan menjadikannya lebih tanggap, cekatan, dan terampil dalam menghadapi kesulitan ketika menerjemahkan, seorang peneljemah akan dikatakan berhasil jika ia memiliki penel:iemahan yang baik dan benar serta mengikuti aturan-aturan peneljemhan, yaitu dari unsur sintaksis dan semantik.

') Mach. Mansur dan Kustiwan, Pedoman Bagi Peneljemah Arabindonesia,(Jakarta: P.T.

(25)

3. Tahap-Tahap Penel'jemahan

Dalam proses peneljemahan ini, menurut Simatupang terdapat tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah analisis gramatikal. Dalam tahapan ini, penerjemah harus l11enentukan makna dari pesan yang akan diteljemahkannya, sehingga tidak ada lagi keal11biguan di dalamnya.

Tahap kedua dalal11 proses peneljemahan adalah tahap pengalihan. Pada tahap ini, peneljemah melakukan penyesuaian di bidang semantis dan struktur di dalam meneljemahkan. Penyesuaian di bidang semantis dilakukan untuk mendapatkan padanan teljemahan yang tepat dalam l11eneljemahkan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penyesuian di bidanng struktur dilakukan untuk mencari kesepadanan bentuk bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran.

Tahap terakhir dalam proses peneljemahan adalah tahap penyusunan kembali. Pada tahap ini, peneljel11ah sudah tidalc terpengaruh lagi oleh struktur bahasa sUl11ber dan pesan yang akan diungkapkan dalal11 bal1asa sasm'an seolah-olah berasal dm'i gagasan dirinya sendiri. Itulah sebabnya seseorang yang kurang bisa mengungkapkan gagasan yang dimilikinya ke dalal11 tulisan secara jelas, jarang dapat menerjemahkan dengan baik. Pada tahap ini pula, peneljemah dapat memilih gaya bahasa tersebut akan l11endukung makna dari dalal11 bahasa sumber.

(26)

16

bahas sasaran tidak menyadari bahwa ia sedang membaca teljemahan. Dengan elemikan, teljemahan yang baik harns disajikan dengan cara yang tidak kaku dan wajar nntuk menjaga keutuhan pesan dan kesan tanpa mengesampingkan perhatian pada kemungkinan memelihaTa kesepadan stmktur.

B. Penerjel11ahan Kitab Kuning di Indonesia

Kitab kuning adalah hasil pemikiran ulama pada zamannya yang mengandung pula nilai-nilai lokal di mana elia beraela. Semestinya kitab ini dianggap sebagai hasil pemikiran, bukan sebagai nash yang tabu untuk di sentuh. Kitab kuning di pesantren di tanah air merupakan rujukan utama. Ini telah dilakukan seja!c rentang waktu sangat lam. Bahkan pemahaman atas isi Idtab !cuning telah menjaeli bagian dari prakti!c peribaelatan elan muamalah umat Islam Indonesia.

-Menurut dirjen Kelembagaan Islam (Bagais), Qodri Aziziy, !citab !cuning memang sangat populer di !calangan pesantren. Kitab ini menjadi rujukan utama dalam mempelajari fiqh yang kebanyakan merujuk padamajhab.Safii.Iamenuturkan sebutan !citab kuning ini berdasar pada kenyataan bahwa kitab tersebut di,cetak pada !certas yang berwarna !cuning dan tergolong sebagai kitab !clasik yang telah ditulis pada masa lal11pau. Cetakan kitab ini juga biasanya talc l11enggunakan tanda baca.

(27)

Singapura dan Indonesia. Dengan demikian yang beredar kemudian ada yang

bertanda baca juga ada yang tidak.

Di kalangan pesantren di Indonesia, kitab kuning ini telah dimulai pada masa

awal lahirnya pesantren di tanah air. Meski saya sendiri belum pernah membaca

pene1itian yang menyangkut awal keberadaan pesantren di Indonesia. NanlUn

diperkirakan kitab kuning ini memang digunakan pada masa-awallahirnya·pesantren.

Keberadaan kitab kuning juga menunjukan kapan Islam masuk dan siapa yang

menyebarkan Islanl di Indonesia. Ia menuturkan bahwa sejumlah teori menyatakan

bahwa Islam masuk ke tanah air melalui pedagang Gujarat namun ada pula yang

menyatakan bahwa Islam disebarkan langsung melalui Jazirah Arab yaitu melalui

orang-orang Yaman. Ini indikasi dari masuknya kitab klasik yang mengajarkan

mazhabSafii.

Kenyataan membuktikan, mazhab inilah yang banyak dianut oleh umat Islam

di Indonesia. Disisi lain, pedagang-pedagang Gujarat tidak mengacu pada mazhab

Safii melainkan Hambali. Dengan banyak kitab klasik yang ada di pesantren di

nusantara serta mengajarkan mazhab Syafii menunjukkan bahwa Islam masuk ke

Indonesia melalaui orang-orang Yanlan.

Perubahan zanlan, ternyata tak membuat kitab kuning ditinggalkan begitu

SeU a. Meski disadari bahwa kitab tersebut ditulis sesuai dengan budaya atau lokalitas

(28)

18

kemudian memahaminya secara kontektual. Di Indonesia pemahan kontektual ml lebih banyak difokuskan parla masalalah-masalah muamalah.

Sehingga hal terpenting adalah bagaimana meletakkan kitab kuning dalam proporsi yang tepat. Bahwa kitab kuning ini adalah hasil pemikiran ulama pada zamannya yang mengandung pula nilai-nilai lokal di mana ia berada. Dan talc ada masalah pada kitab kuning kemudian dibenturkan dengan kondisi kekinian yang ada di dalam masyarakat.

lni berm·ti bahwa kitab kuning mestinya diletakkan atau dianggap sebagai sebuah hasil pemikiran. Bukan sebagai nash yang menjadi doktrin yang sama sekali tak bisa disentuh. Sehingga faktor waktu sangat memiliki peran dalam upaya mdakukan penafsiran terhadap isi kitab tersebut. Dalam Islam ada kaidah bahwa hukum bisa berubah karena adanya perubahan waktu.

Lahirnya pemahaman yang benar untuk menempatkan kitab kuning dalam proporsinya akan menyebabkan lahirnya pemahaman yang dinamis terhadap kitab tersebut. Artinya, hal-hal yang kontemporer bisa diakomodir di dalamnya. Maka kitab kuning itu harus diletakkan sebagai inspirasi melalui cara pemahaman yang kritis, bukan sebagai doktrin yang mati.III

Dalanl peneljel11ahml kitab kuning di indonesia temtmna di lingkungml pesantren (salafi l11urni) banyak menggunakan metode dimulai dengan teIjemah, syarah dengan analisa gral11atika (l'rab) peninjauan morfologis (Tasrif) dan uraian

(29)

semantik dengan penafsiran dan penyimpulan yang bersifat deduktif, dan kitab yang dijadikan bacaan tcrsebut dibaca secara urut dan tuntas.11

Sistem yang diajarkan di pesantren pada umumnya sama. Sistem pengajaran

.

pun sama, yaitu sistem sorogan dan sistem bandongan.12 Sistem sorogan bersifat individual, di mana seorang santri berhadapan langsung dengan seorang Kyai.13 Terjadi interaksi saling l11engenal diantara keduanya. Sedangkan sistel11 pengajaran bandongan (Jawa Tengah), bandungan (Jawa Barat) yaitu sistem pengajaran tradisional di pesantren dimana seorang Kyai duduk dikerumuni oleh santd-santdnya, kescmuanya menyimak kitab kuning. Sang Kyai l11el11baca, meneljemahkan dad bahasa Arab ke bahasa daerah (biasanya Jawa, meskipun di Jawa Barat, tetapi tercampur dengan istilah-istilah Sunda) dan menerangkan isi kitab terrsebut kepada para santri. Para santri hanya mendengarkan serta mencatat teljemahannya pada kitab itujuga.14

Oleh karena itu, kegiatan peneljemahan yang dilakukan terhadap kitab kuning dalal11 berbagai bahasa sangatlah l11el11bantu dalal11 pemahal11an suatu ilmu. Sehingga tidak hanya orang-orang yang berkecimpung di lingkungan pesantren, masyarakat ul11um pun dapat mempelajari kitab kuning.

IIIbid., h.51

12Ibid.

13 Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihoro VlIlal : Kyoi Pesonlren - Kyoi Langgar Jowa, (Yogyakarta: LKIS, 1999), eet. ke-I, h. 149

(30)

20

C. Tcori Gnllnatikal 1.Dcfinisi Gramatikal

Pengertian gramatikal telah melalui satu sejarah yang lama dan l11endapat berbagi macam interprestasi. Pacla umumnya, orang yang l11eneril11a pengertian gramatika sebagai satu keseluruhan kaidah pemakain bahasa yang benar sesuai petunjuk sekolah. Bagi Chomsky, sebaimana clikutip oleh Jos Daniel, gramatikal adalah keseluruhan kaiclah-kaidah yang ada pada jiwa pemakai bahasa yang mengatur serta berfungsi untuk melayani pemakai bahasa.15

Istilah gramatikal ini, menurut John Lyons, berasal clari kata Yunani yang boleh cliterjemahkan sebagai "seni menulis". Tetapi, pacla awal-awal sejarah ilmu pengetahuan Yunani kata tersebut memperoleh arti yang lebih luas dan l11erangkul1l seluruh studi bahasa yang selama ini dilakukan oleh orang-orang Yunani clan para

. I 16

penggantl mere([1.

Dalam Ensiklopcdi Indonesia, istilah gramatikal juga berasal dari kata latin yaitu grammatica dan kata Yunani yaitu grammatike. Gramma berarti hurnf atau tulisan. Grammatika dapat disebut juga seni ucapan yang merupakan uraian secara sistel11atik tentang cara-cara pengungkapan suatu bahasa.17

15Jos Daniel Parera,Sinlaksis,(Jakarta: Gral11cdia, 1998), h. 75

16John Lyons, Pengantar Teori Linguistik : diteljemahkan aleh I, Soetikno, (New York

Cambridge Univereity Press, 1968), h. 1162

(31)

2. Satuan-Satuan Gralllatikal

Adapun mcngcnm satuan-satuan gramatikal (gramatikal units) yang mcrupakan satuan dalam stuktur bahasa, Harimurti mcngcmukakan satuan-satuannya yang utama : morfem, kata, frase, klausa dan kalimat.18

a). Mortem

Morfem adalah satuan bahasa terkeeil yang maknanya seem'a relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih keeil. Misalnya, (ter), (di), (pensil),dan sebagainya.19

b). Kata

Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, teljadi dm'i mOl-fem tunnggaL Misalnya, batu, datang, rumah, dan sebagainaya. Atau gabungan morfem, misalnyapejuang, mengikuli, pancasila, mahakuasa.20

e). Frase

Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatanya tidak predikatif. Misalnya,gunung linggi (.gunung ilu tinggi bukan frase karena predikatii).21

18Harimurti Kridalaksana,Kamus Linguislik,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), c・エNk・セS

19Ibid.,h. 110

20Ibid., h. 76

(32)

22

d). Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subyek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya, 'orang-orang ilu dalang,.22

e). Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai potensial terdiri c1ari klausa. Misalnya, 'orang-orang ilu dalang dalam sebuah seminar mengenai pendidikan nasional'.23 Kalimat ini terdiri dari beberapa variasi

kalimat, antara lain: 1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah yang hanya mangandung satu klausa atau yang hanya mempunyai satu objek dan satu predikat. Contoh:

- Kila perlu berkreasi.

- ivfahasiswa ilu mengadakan penelitian?4

2. Kalimat Majemuk

Oi dalam kalimat majemuk ini terbagi lagi menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara clan kalimat majemuk rapatan. Bila hubungan antara kedua pola kalimat itu sederajat, maka c1apat diso:butlah c1engan kalimat majemuk yang setara.

22Ibid.,h. 85

23 Ibid., 71

2'1 WJS. Poenvadarminta, Bahasa Indonesia1I11fukKarang i\1engarang, (Yogyakarta: UP.

(33)

Kalimat majemuk setara menggabungkan, dapat teljadi dengan merangkaikan

dua kalimat tunggal dengan diantaranya kesenyapan atau clirangkaikan dengan

kata-kata tugas, seperti: dan, lagi, sesudah /tu, karena itu. Contoh:

- Saya menangkap ayal11 itu, dan ibu memotongnya.

- Ayah mel11anjat pohon mangga,sesudah /tu dipetiknya beberapa buah.

Kalimat majemuk setara memilih, kata tugas yang dipakai untuk menyatakan

hubungan ini adalah kataatau. Contoh:

- Engkau tinggal saja di sini, atauengkau ikut dengan membawa barang itu.

Kalimat majcmuk sctara mcmpertcntangkan, kata-kata tugas yang dipakai

dalal11 hubungan ini adalah katalelapi, melainkan, hanya. Contoh:

- Adiknya rajin, letapi ia sencliri malas.

Kalimat majemuk setara menguatkan, kata tugas yang digunakan adalah

bahkan, lagipula lagi. Contoh:

- Anak ini pintar, bahkan budi pekertinya baik25

Sedangkan definisi kalimat J1llTjemllk rapatall aclalah gabungan beberapa

kalimat tunggal yang karena subjek atau preclikatnya sama maim bagian yang sama

hanya disebutkan sekali. Contoh:

- Pekeljaannya hanya makan.

- Pekeljaannya hanya ticlur.

- Pekeljaannya hanya merokok.

Semua kalimat tersebut kemuclian dirapatkanmenjacli:

(34)

24

- Pekeljaannya hanya makan, tidur, dan l11erokok.

3. Kalil11at Aktif

Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya dianggap melakuakn tindakan

seperti yang dimaksud oleh kata keljanya. Contoh:

- Ahmadbelajar.

- Hafsah sedangmembacanovel.

Kata G「・ィセェ。イG dan 'mel11baca' adalah kata kelja aktif. Sehingga kalimat inti di atas

disebutkalimat aktif26

4. Kalil11at Pasif

Kalimat pasif adalah kalil11at yang mengandung predikat verbal yang

memmjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaran perbuatan yang dimaksud

oleh verba tersebut. Contoh:

- Bukunya sudah diambil.

- Akhirnya persoalan ituterselesaikanjuga2J

D. Teori Diksi 1.Definisi Diksi

Menurut Gorys Keraf, pilihan kata atau diksi adalah "Kemampuan

membedakan seCaI'a tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang sesuai

]f,Abdul Rozak,Katimal EIekl;f Slrllkl"r, Gaya dall Variasi, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 12

27 Panji Suhada, Dasar-Dasar Korespondensi Niaga Bahasa Indonesia, (Jakarta: Karya

(35)

dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkiri oleh penguasaan sejumlah besar kosa

Icata atau (ata a asa ItU.. -I b h . ,,'8

Adapun menurut Poerdawarminata, ia yakin bahwa pada umUl1l11ya pilihan selalu diarahkan kepada kata-kata yang "Tepat", "Seksama", dan "Lazim.29 Ketiga unsur tadi menjadi pedoman untuk memilih kata. "Tepat", mengenai arti dan tempatnya. Kata yang tepat di tempat yang tepat itulah yang patut digunakan. "Seksama", ialah serasi benar apa yang hendak dituturkan. "Lazim", ialah sudah menjadi kata umum, kata yang dikenal dan dipakai dalam ballasa Indonesia.

Dalam kamus bahasa Indonesia (1998), diksi beralii pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pendengar dan pembaca.

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer diksi berarti pilhan kata, penggunaan kata yang sesl1ai dalam penyampaian suatu gagaSall dengan tema pembicaraan, peristiwa, atau pemirsa. 30

Diksi menl1rut Kridalaksana (1993) adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untl1k memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau karang mengarang.3 I

28Gorys Keraf,Diksi dan Gaya Bahasa,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), cet. ke-11, h. 21

29Ibid., h. 24

30A. Widyamartaya,Seni Ivlenggayakan Kalimal, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), cet. ke-5, h.

(36)

26

Dari beberapa pendapat di atas, seeara umum penulis menyimpulkan diksi adalah piJihan kata yang sesuai dengan makna dan gagasan yang ingin disampaikan. Tepat dalam penggunaannya, selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pel11biearaan dan lazil11 dikenal serta dipakai dalam bahasa Indonesia umum. Sinonim diksi tidak coeok pilihan kata, karena pilihan kata tidak selalu berupa kata (dasar atau tUrlll1an) tetapi dapat berupa kata mqjemuk atau frase. Pilihan leksikal lebih eoeok untuk sinonim diksi.

2. Diksi dalam Kalimat

Penggunaan diksi atau piJihan kata untuk menil11bulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pel11baea atau pendengar, tidak hanya dilakukan pada tataran kalimat, sehingga menjadi kalimat yang jelas dan efektif. Seorang penerjemah harus mampu menyusun kaJimat-kalimat efektif dalam menyampaikan bahasa sasaran yang dipakai, sehingga seorang peneljel11ah dapat menyal11paikan pesan-pesan yang terdapat pada bahasa sumber seeara efektif. Dengan kalirnat efektif seorang peneljemah dapat menyampaikan pesan-pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran seearajelas.

Menurut Zaenal Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kel11ampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaea seperti apa yang ada dalanl pikiran pembieara atau penulis. Kalimat efektif

31 Peter Salim dan Yenny Salim, KalllZls Bahasa Indonesia Kotemporer, (Jakarta: Modern

(37)

lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat dapat telj amin32

Perlu diketahui oleh peneljemah bahwa tujuan tulis-menulis atau karang-mengarang adalah mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif, kepada para pembaca. Oleh sebab itu, ada beberapa persoalan yang hanlS diperhatikan untuk mencapai penulisan ynag efektif, l11isalnya pertama-tama peneljemah harus mel11punyai suatu objek yang sedang dibicarakan, l11erenlll1gkan, kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut secara jelas, lalu mengembangkan gagasan-gagasan utamaya secara segar, jelas, dan terperinci.

Semua ini baru l11erupakan bentuk-bentuk pertama dalam gagasan pengarang. Langkah kedua adalah ia harus l11enuangkannya dalam bentuk-bentuk kalil11at, yaitu dalam bentuk kalimat-kaliamt yang baik sehingga mereka yang l11el11bacanya sanggup mengadakan penghayatan kembali sejelas dan sesegar seperti waktu gagasan itu pertama kali muncul dalam pikran pengarang. Bila kalil11at-kalil11at itu sanggup menciptakan daya khayal dalam arti diri pembaca atau pel11baca spelii atau sekurang-kurangnya l11endekati apa yang dibayangkan oleh pengarang, dapatkah dikatakan bahwa kalimat-kalimat yang l11endukung gagasan itu sudah cukup efeh,1:if, cukup baik l11enjalankan tugasnya.33

32 E. Zaellal Arifin S. dan Amran Tasai) Cermat Berbahasa Indonesia Un/uk Perguruan Tinggi,(Jakarta: Akadel11iku Pressindo, 1995 ), eet. ke- I, h. 109

(38)

28

Sebagaimana yang diungkapkan J.S. Badudu, sebuah kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif dapat menyampaikan pesan, gagasan, ide atau pemberitahuan kepada penerima pesan, sesuai dengan ide atau pikiran yang ada pada penyampai.34 Kalimat efektifharus memenuhi syarat sebagai berikut :

Struktur kalimat teratur.

Kata yang digunakan mendukung makna seem'a tepat dan hubungan antar bagian yang logis.

Susunan kata teratur.

Penggunaan kata tidak berlebihan. Penggunaan kata yang tepat makna.

Penggunaan kata tugas yang tepat dalam kalimat.

Ada pula eiri kalimat efektifyang lain yaitu menurut Widyamartaya35, sebagai

berikut :

a. Kcsepadanan dan Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan adalah kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang bailc

34A. Widyamartaya, Seni A1eneljemahkan,(Yogyakarta: Kanisius, 1998), h. 119

35 l.S. Badudu, fnilah Bahasa Indonesia yang Benar fl!, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

(39)

1) Subjck clan prcclikat harus jclas

KaJil11at efcktif l11cl11iliki struktur yang baik, artinya kalimat itu harus

mcmpunym unsur-unsur subjck clan preclikat atau clapat clitambahkan clengan objek

atau keterangan lain yang meJahirkan kcterpacluan arti clan merupakan ciri keutuhan

kalimat.

Keticlakjclasan subjek atau preclikat suatu kalial11at, tentu saJa membuat

kalimat itu menjacli ticlak efektif. Kejelasan subjek clan preclikat suatu kaJimat clapat

clilakukan clengan l11enghinclarkan pcmakaian kata clepan cli, clalal11, bagi, untuk, pacla,

kepacla clan sebagainya.

Contoh:

"Bagi semua mahasiswa harns membayar uang knliah".

Kalimat cli atas clapat menjacli kaJil11at efektif apabiJa cliubaJl menjacli; "Semua

l11ahasiswa harns l11el11bayar nang kuliah".

2). Kalil11at harus bersih clari beberapa hal:

a. Kontaminasi (pemakaian bentuk rancu).

Contoh:

"Berita l11usibah gel11pa itu saya suclah sampaikan kepacla Pak Lurah".

Kalimat cli atas terasa ranen, sebaiknya ; "BCl'ita musibah gempa itu

suclah saya sal11paikan kepacla Pak Lurah".

b. Pleonasme (penambahan yang tak perlu).

Contoh:

(40)

30

Kalimat cli atas terclapat kata ulang yang ticlak tepat. Kalimat tersebut clapat mcnjacli kalimat cfektif apabila cliubah menjacli; "Keclua sauclara itu saling membantll clalam mengatasi kesulitan hiclup".

c. Hiperkorek (membentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah).

Contoh:

"Scmua izazahnya clilaminating supaya awet".

Kalimat cli atas ticlak berbentuk kalimat efektif, sementara kalimat efektiti1ya aclalah; "Semua ijazahnya clilaminating supaya awet".

3) Tanda baca hanls c1igunakan sebaik-baiknya. Contoh:

"Seorang mahasiswa seumpama penclaki gunung, sedang menclaki gunung cita-cita".

Kalimat cli atas penggunaan tancla baca koma kurang tepat. Tancla baca koma c1igunakan untuk memisahkan bagian lain c1ari kalimat. Dengan c1emikian kalimat c1i atas sebaiknya; "Seorang mahasiswa seumpama penclaki gunung; ia seclang menclaki gunung cita-cita".

b. Mewujud!mn Koherensi yang Baik dan KOll1pak

(41)

1) Kritis terhadap pemakaian kata ganti elaIal11 kalil11at

Dalam kalimat aela kemungkinan pemakaian kata ganti l11enyebabkan kalimat tielak efektiC karena pemakaian kata ganti tielakjelas.

Contoh :

"Halamannv.i! sangat luas, rumah paman saya eli Cibubur".

Kalimat di atas penggunaan kata 'nya' eligunakan untuk mengacu kepada sesuatu yang suelah e1isebutkan. Untuk l11enjaeli kalial11at efektif sebaiknya kalimat tersebut e1iubah menjadi; "Halaman rumah paman saya di Cibubur sanagat Iuas".

2) Kritis terhaelap pel11akaian kata elepan

Dalam sebuah kaIil11at aelakalanya menggunakan kata depan yang sebenarnya salah. Karena beberapa kata e1epan memerlukan pasangan yang seharus selalu bersal11a-sama elan pasangan kata ini suelah terpaelu elan senyawa. Anelaikata salah satu unsurnya e1itinggalkan, maIm ungkapan ieliomatik itu pincang dan kategorikan pemakaian yang salah.

Contoh:

(42)

32

frase tersebut. Kalimat di atas sebaiknya ; Sesuai dengan anjuran Pak Lurah, kita harus selalu menjaga kebersihan.

Frase idiomatik selain sesuai dengan yaitu terdiri dari, daripada, terjadi atas, bergantung dari/pada, berhubung karena, bertanggung jawab, pada/dengan.

c. Mcmpcrhatikan I'aralclismc

Yang dimaksud clengan paralelisme(kesejajaran) aclalah kesamaan bentuk kata yang cligunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya menggunakan nomina. Kalau bentuk petiama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Parelelisme (kesejajaran) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk-unsur kalimat yang sama fungsinya..

Contoh:

"Tahap terakbir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, !llemasang penerangan, pengltiian sistem pembagian air, dan pengaturan tata mangO'.

Kalimat di atas tidak memiliki keparalelan atau kesej'\iaran. Karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata kata pengecatan, memasang, pengujian dan pengaturan. Kalimat tersebut akan baik jika diubah menjadi predikat yang nominal; "Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan, pemasangan pencrangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata

(43)

A. Sinopsis Fath al-Mn'in

1. Biografi Pengarang

Penulis tidak banyak mengenal tokoh ulama yang satu ini. Oleh sebab itu, penulis hanya membuat biografi seeal'a tidak lengkap. Syaikh Zainuddin adalah penulis kitab Fath al-Mu'in. Nama lengkapnya adalah al-'Alimul 'Alamah asy-Syaikh Zainuddin bin' Abdul' Aziz al-Malibariy. Lahir paela tahun 993 H / 1585 M. Beliau adalah muriel clari al-'Allamah Ibnu Hajar al-Haitimiy. Kitab Fath al-Mu'in dengan komentarnya ini clisandarkan atas kitab-kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitimiy, Wajihuddin 'Abdul Rahman bin Zaiyad az-Zubaidiy dan juga Syaikhul Islam Zakariyya al-Anshariy serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad.1 Beliau ada1::lh manusia ajaib karena kegeniusannya yang sangat tinggi. Beliau adalah ulama' dan Mujahid (pejuang) Agama, Nusa dan Bangsanya. Telah beberapa banyak otak manusia diukirnya, te/ah berapa banyak kader penerus agama, nusa dan ballgsa yang dihasilkannya. Beliau adalah Mukhlis (orang ikhlas) dalam beljUallg menegakkan iman dan taqwa di ncgerinya, rela berkorban, eita-eitanya luhur. Beliau memiliki kelebihan dikalangan teman-teman segenerasinya. Kelebihan yang dia niiliki, yaitu dia selalu mendapat do'a restu dari guru-gurunya, ulama-ulama besar di tanah suci

(44)

34

Makkah Al-Mukarramah, utamanya Maulanasy Syaikh Hasan Muhammad al-Masyyath.

Syaikh Isma'il Zain aI-Yamani, seorang ulama' besar kota suci Makkah al-Mukarramah, sangat kagum kepada Syaikh Zainuddin, kagum kepada ketinggian ilmu dan keberhasilan pel:juangan beliau. Dengan penuh keikhlasan ulama besar kota suei itu mengatakan bahwa beliau meneintai siapa saja yang cinta kepada Syaikh Zainuddin dan membenei siapa saja yang benei kepada beliau.

Fadilatul 'All amah Prof. Dr. Sayyid Muhammad' Alawi 'Abbas Maliki al-Makki, seorang ulama terkemuka kota suei Makkah pernah mengatakan bahwa tak ada seorang pun ahli di tanah suei Makkah al-Mukarramah baik tullab maupun ulama' yang tidak kenaI akan kehebatan dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin. Syaikh Zainuddin adalah ulama besar bukan hanya milik umat Islam Indonesia tetapi juga milik umat Islam sedunia. Demikianlah pujian yang diberikan seem'a ildllas dan jujur baik oleh kawan seperguruan beliau maupun maha guru dan ulama-ulama lainnya.2

2. lsiBukll Asli

Untuk penggunaan kitab sehari-hari, karya-karya yang mudah digunakml seperli, Fath al-Wahhab (dianggap lebih sistematik dalam pendekatannya). Untuk tujuan-tujuan pendiclikan kitab pengantar semaeam Sullam at-Taufiq, Fath aI-Qarib

-clan Fath al-Mu'in. Kitab Fath al-Mu'in adalah kitab fiqh yang sudah masyhur -clan

(45)

terkenal cli setiap ponclok pesantren. Banyak pesantren yang menggunakan kitab ini. Di seluruh Inclonesia sebagai suatu kitab flqh (Hukum Islam).

Kitab Fath al-Mu'in aclalah kitab flqh yang paling suIit clipahami, karena itu cligunakan sebagai pengukur kepanclaian para santri clalam membaca serta memahami kitab-kitab berbahasa Arab.

Di clalam susunan kalimat btab ini belum clilengkapi clengan tancla baca, baik harakat, titik, koma, paragraf clan sebagainya. Kitab Fath al-Mu'in ini ditulis

-

-oleh asy-Syaikh Zainucldin bin 'Abdul 'Aziz al-Malibariy murid dari al-' Allamah Ibnu I-Iajar al-Haitimiy. Dalam hal kapan penulisan kitab ini penulis tidak menemukan data, karena pada kitab ini tidak tertulis tanggal atau tahun penulisan.

Kitab karangan Syaikh Zainucldin mengetengahkan tentang berbagai

ー・ョセ・エ。ィオ。ョ tentang Fiqh secara rind mulai clari bab shalat hingga bab nikah. Pada

(46)

36

hukumya serta syarat-syarat mauhub. Bab wakaf menjelaskan tentang pengertian wakaf dan dasar asalnya, makna zurriyah. Bab iqrar menjelaskan tentang pengeliian iqrar dan syarat-syaratnya. Bab wasiat menjelaskan tentang pengertian wasiat dan hukumnya, serta macam-macam wasiat. Bab faraic;l menjelaskan tentang zawil furudh, zawil arham, furudhul l11uqaddarah, asal masalah, serta wadi'ah. Bab nikah menjelaskan tentang definisi nikah dan rukun-rukun nikah.3

B. Sinopsis Tcrjcmahan Fath al-Mu'in 1. Biografi Pcncrjcmah

-Drs.l-I. ' Aliy As'ad, M.M adalah penCljemah kitab Fath Mu'in. Beliau adalah anak tunggal dari pasangan 'Ali As'ad (AIm) dan Siti Nikmah. Lahir di kota Kudus pada tanggal 16 Juli 1952. Isterinya bernama R.R Hj. Siti Nuroniyah. Saat ini beliau berdomisili di Jl. Plaza Kuning 3, Kecamatan Ngagrek, Kabupaten Sleman Daerah lstimewa Yogyakarta.

Sepanjang pendidikannya, Drs. H. 'Aliy As'ad, M.M banyak belajar di pondok pesantren. Dimulai dari SON Kuelus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren "AI-QuI" an" pada tahun 1964-1969. Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama eli Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967. Kemudian beliau melanjutkan ke sekolah tingkat menengah di PON pada tahun 1970-1976. Setdah itu beliau melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di lAIN Slll1an Kalijaga

(47)

Yogyakarta jurusan Fakultas Syari'ah paela tahun 1967, elan santri paela Pesantren "AI-Munawwir" Krapyak Yogyakarta, asuahan K.H 'Aliy Ma'sum paela tahun 1970-1983. Setelah menyelesaikan tingkat terakhir Fakultas Syari'ah lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beliau berikhtiyar l11enteljemahkan kitab Fath al-Mu'in elengan syarah sekali, eli samping itu l11ensistimatisir penyusunan teks Arab elengan bahasa yang sekarang elan juga mel11berikan harakat elan lain-Iainnya, sehingga memudahkan pembacanya. Setelah menyelcsaikan studinya di lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kemudian beliau l11elanjutkan studinya di UPB Surabaya Jurusan Manajemen SDM

、Guセ lulus tahlln 2004.

Selal11a menggeluti profesi sebagai mahasiswa, bcliau juga tak lepas dari bcrbagai aktiJitas organisasi. Bcberapa diantaranya aelalah Organisai GEJARSENA elan PMI!. Selain berorganisasi eli kel11ahasiswaan beliau juga berorganisasi di l11ayarakat, diantaranya aclalah IPNU, GP ANSAR, NU, PPP, PKB, MUI, dan KNPL

Selaill beliau sibuk clalal11 berorganisasi, beliau juga mempunyai banyak pengalaman kelja, eliantaranya adalah ; Sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta paela tahun 1971-1982, Wakil Kepala Sekolah Maclrasah Krapyak Yogyakrta pacla talllm 1973-1975, Dosen Bahasa eli lAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983, Anggota DPRD Yogyakarta pada tahun 1982-1997, Anggota DPR pada tahun 1994-2004, dan Dosen Pesantren Lllhur pada tahun 1998-sekarang.

(48)

38

Kegiatan pcncljcmahan yang dilakukan beliau terhaclap kitab Fath al-Mu'in sekitar tahun 1974 clan mcnerjcmahkannya clengan waktu yang sangat lama kim-kim selama satu tahun.

Disamping mcmpunyai banyak keahlian clan pengalaman kelja, beliau juga telah mcnghasilkan karya tulis. Scbagian cliantaranya aclalah karya-karya asli dan sebagian yang lain aclalah karya-karya teljcmahan. Aclapun karya-karya tCljemahannya yang sangat penting bagi kalangan pesantren aclalah :

a. Syawahicl Alfiyah Ibnu 'Aqil tahun 1973 b. Ibnu' Aqil tahun 1973

-c. Fath al-Mu'in Bisyarhi Qurratil ' Ain tahun 1974 d. Ta'lim Muta'lim tahnn 1974

e. Irsyadul'Ibacl tahun 1976

Sedangkan karya-karya yang aslinya adalah :

a. Garis-garis Besar Pembinaan Dnnia Islam tahun I986 b. Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984- I 994

Pandangan peneljemahan menurut Drs. H. 'Aliy As'ad adaIah pengalihan bahasa clari konteks bahasa Arab Ice bahasa Indonesia. Sedangkan panclangan kitab kuning menurut beliau adalah istilah kitab kuning pertama kali diberikan oleh para penulis Belancla dengan kepentingan mcmberikan nama generilc bagi pesantren, ditulis dengan menggunakan kertas buram berwarna kuning dan clijilid memakai

(49)

Drs. H. 'Aliy as'ad, M.M l11enyebutkan bahwa yang menjadi kendala dalam

mcneljemahkan kitab Fath al-Mu'in ini adalah problematika perbedaan gramatika,

c1ialektika, clan vocabulary serta kenclala yang ditemui dalam meneljemahkan kitab

FUlh al-Mu'in uclalah kllrangnya fasilitas pendllkung seperli lllesin tik, komputer, clan

lain-lain.

Terjemahan yang baik l11enurlltnya aclalah tidak lepas c1ari kriteria-Iaiteria

berikllt ini yaitu konsisten, jlljur, clan bertanggung jawab. Sedangkan metocle-metode

leljelllahan yang digllnakan beliau dalalllllleneljelllahkan kitab Fath al-Mu'in adalah

l11elode teljemahan gabungan yaitu ; teljemahan kata demi kata, harfiyah dan bebas,

Kata c1emi kata maksudnya disuslln agar substansinya tidak hilang. Harfiyah

maksudnya semaksimal mungkin disesllaikan dengan dialek bahasa Indonesia,

sedangkan bebas agar bahasanya llludah dipahallli dan dimengerti.

Menurut beliau pesan dan kesan bagi dunia penerjemahan khususnya bagi

para mahasiswa teljemah clan peneljemah pemula aclalah :

1. Menyadari bahwa aktifitas penerjemah tidak semlldah yang diduga.

2. Teliti dalam meneljemahkan sehingga ticlak banyak substansi yang hHang,

3. Di dalam meneljemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmllun secm'a akademik.

4. Suatu karya tulis tidak akan hiclup jika penulisannya ingin mencari kehidupan dari

karya tulis itu sendiri.3

3 Hasil wawancara pl'ibacJi dengan 'AliyAs'ad, peneljemah kitab Fath Mu'in karya Syaikh

(50)

40

2. lsi Bulm Tcr.icmahan

Banyak daerah di Indonesia yang l11enerbitkan kitab-kitab seperti, Surabaya, Kudus, Sel11arang, Bandung, dan Jakarta. Kitab-kitab itu ditulis dalam bahasa Arab, Melayu, Jawa, Madura, Sunda, dan Aeeh. Banyak kitab yang ditulis dalam bahasa lokal l11erupakan teljel11ahan alau syarh kilab yang bahasa aslinya Arab. Dari seluruh kilab yang ada, beberapa dianlaranya l11engenai fiqh. Dianlara karya-karya fiqh, sUl1lbangan ulal1la lokal l1lasih lebih besar dibandingkan ulal11a luar. Mereka l11eneljel11ahkan dan l1lenulis sebagian besar leks fiqh. Nal11un, banyak diantara karya-karya ilu hanya berupa leks-leks penganlar yang sederhana. Ada yang memberikan dasar-dasarjiqh ubudiyah dan rukun islam, yang dikenal dengan nama perukunan atau pershalalan.4

-Kilab Falh al-Mu'in ini dilulis oleh asy-Syaikh Zainuddin bin 'Abdul 'Aziz al-Malibariy yang dileljel11ahkan oleh Drs. H. ' Aliy 'As'ad, M.M bil11bingan Dr. H. Talhah Mansoer,S.H.

Kilab Teljel11ahan Falh al-Mu'in 1111 berisi tenlang berbagai pengetahuan

lenlang Fiqh seem'a rinei mulai dari bab zakal hingga bab ヲ。イ。ゥセNN Bab zakat l1lei1jeJaskan lenlang pengerlian zakal, zakal harta, zakat fitrah, serta syarat l11enunaikan zakat. Bab puasa menjelaskan tenlang pengertian puasa, fardhu puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, kesunnahan dalal11 puasa serta puasa sunnah. Bab haji dan ul11rah l11enjelaskan lenlang pengertian haji dan ul11rah, rukun haji, rukun

4Mart in Van Bruinessen, KUab Klining, PeSClnfren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di

(51)

umrah, wajib haji serta kesunnahan dalam haji. Bab jual beli menje1askan tentang

pengertlan jual bell dan hukumnya, syarat-syarat j ual be1i, rlba, pengertian khiyar dan

macam-macamnya, hutang clan gaclai serla hawalah .. Bab wakalah menjelaskan

tentang qiracl (pemberian moclal), syirkah serta syufah. Bab ijarah menje1askan

tentang pengertian ijarah, musaqah serta muzara'ah. Bab 'ariyah menje1askan tentang

pengertian 'ariyah clan hukun1l1ya, serta ghashab. Bab hibah menjelaskan tentang

pengertian hibah clan hukumya serta syarat-syarat mauhub. Bab wakaf menjelaskan

tentang pengertian wakaf clan dasar asalnya, makna zurriyah. Bab iqrar menjelaskan

tentang pengertian rqrar dan syarat-syaratnya. Bab wasiat menjelaskan tentang

pengertlan wasiat clan hukumnya, serta macam-macam wasiat. Bab faraicl

menjelaskan tentang zawll ii-mrclh, zawil arham, ti-rrudhul muqacldarah, asal masa1ah,

serta wadi' ah5

(52)
(53)

A. Analisis Diksi

Penulis menemukan beberapa kasus konteks yang terdapat pada obyek penelitian, antara lain:

Kasus pertama:

. ,':1\

wセ|

.

セ|

JW\

u

l.i...al

:iu..iW .

q

[o\.S)I]

-Y'-'-' -3

f'

-3

U:!

L>-o

.

-.s- セ -3

1.(.)"

Ul\ .

()A

u

l.i...al

4..J..i

. . . - 3

W

<-..Ik.l\

"Zakat hmia wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak, buah kurma dan mlggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusia".2

Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan penerjemah di dalmn buku terjemahan Fath al-Mu'in telah jelas bahwa kalimat di atas merupakan kalimat mi\iemuk setara karena bila dua kalimat digabungkan dengan partikel "dan", maka hasilnya majemuk setara, pengolahanya terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat, yaitu:

"Zakat harta wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak. binatang ternak, Anak Kalimat

buah kurma dan mlggur, dan diberikan kepada delapan kelo!lli2.ok manusia". Induk Kalimat

1Syaikh Zainuddin,Fath at-Mu'ill Bisyarhi Qurratil 'Ain, ( Bandung: Syirkat al-Ma'arif Li al-Tab'i wa al-Nasyari,t.t), h.48

(54)

43

Bila dilihat dari unsur S+P+O+K, yaitu :

Zakat haria wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak,

S P 0 K

buah kurma dan anggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusia

P 0

Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalamnya terdapat ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "ditunaikan", menurut penulis kata tersebut kurang tepat, sebab kata dilunaikan mengandung arti dilalcukannya atau dilaksanalcannya tugas, ilcrar, janji, dan sebagainya, alcan lebih tepat kata "ditunaikan" diganti dengan kata "dikeluarkan".

Menurut penulis terjemahan yang sesuai adalah :

"Zakat harta wajib dikeluarkan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak, buah kunna dan anggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusia"

Kasus Kedua:

"Orang yang menentang kewajiban zakat dihukumi kafir dan yang enggall mellunaikanllya diperangi dan dipungut zakat daripadallya secara palcsa, sekalipun ia tidalc memerangi".4

Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilalcukan oleh penerjemah di dalam

-buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal telahjelas lcaEmat di atas

3Syaikh Zainuddin,loc.eil

(55)

merupakan kalimat majemuk bertingkat karena bila dua kalimat digabungkan dengan

partikel "yang", maka hasilnya kalimat majemuk bertingkat, pengolahannya terdiri

dari induk kalimat dan anak kalimat, yaitu :

Orang yang menentang kewaiiban zakat dihukumi kafir dan yang enggan Induk

menunaikannya diperangi dan dipungut zakat darinya secm'a paksa. sekalipun ia

Kalimat Anak

tidak memerangi Kalimat

Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalmnnya terdapat

ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "menentang",

"enggan", dipungut". Dalam kmnus bahasa Indonesia kontemporer kata lIwnentang

mengmldung arti menatap, mengarahkan pandangim kepada seseorang (melawan),

kata enggan mengandung arti mau tidak mau, tidak sudi atau acuh tak acuh,

sedangkml kata dipungut mengandung arti mengambil sesuatu di tanah atau dilalltai, dan sebagainya. Menurut penulis kata-kata tersebut kurang tepat, sehafusnya kata

"menentang" diganti dengan kata "mengingkari", kata "enggan" digann dengan kata

"tidak mau", dan kata "dipungut" diganti dengankata "diarnbil".

Menurut penulis teljemahan yang sesuai adalah :

"Orang yang mengingkari kewajibml zakat dihukumi kafir dan yang tidak mau

menunaikannya diperangi dan dimnbil zakat darinya secara paksa, sekalipun ia tidak

(56)

45

Kasus ketiga:

"Halal bagi kaum wanita memakai mahkota, sekalipun tidak biasa".6

Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan oleh penerjemah di dalam

-buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal telah jelas kalimat di atas merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya menggwlakan kata kerja yang berawalan me-. Pengolahannya sepelii di bawah ini :

"Halal bagi kaum wanita memakai mahkota, sekalipun tidak biasa"

S P 0 K

Setelah dianalisis terjerr.alla1l di atas penulis melihat adanya ketidaktepatan dalam pemilihan diksi yaitu pada kata "mahkota". Bila dicermati dalam kamus memang kata [\:ill mengandung arti "mahkota", akan tetapi kata tersebut tidak sesuai karena mahkota mengandung arti hiasan yang digunalcan dikepala sebagai lambang kebesaran bagi orang yang menggunakannya. Akan lebih bailcnya penerjemah menggunalcn kata "perhiasan".

Menurut penulis terjemahan yang sesuai adalall :

"HaJal bagi kaum wanita memakai perhiasan, sekalipun tidak biasa"

"Malca huta1lg tidak bisa menggugurkan kewajiban zakat".8

5Syaikh Zainuddin,op.cil.,hA9

GAliy As'ad, Teljemahan, op.cil.,h.1 0

7Syaikh Zainuddin,op.cit.,h.56

(57)

Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan penerjemah di dalam buku

-terjemahan Fath al-Mu'in telah jelas bahwa kalimat di atas mempakan kalimat aktif karena predikatnya menggunakan kata kerja berawalan me-, sehingga pengolahannya menjadi:

"Maka hutang tidak bisa menggugurkan kewajiban zakat"

S

P

0

Kalimat contoh di atas berpola S+P+O yang pada tingkat tertentu dapat disebut sebagai kalimat aktif. Penerjemahan kalimat yang berpola S+P+O tidak memerlukan srategi yang mmit karena penerjemahan yang berpola S+P+O mengikuti pola kalimat yang diakui dalam ballasa Indonesia.

Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalamnya terdapat ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "menggugurkan"

Kata セ di dalam kamus al-Bisri mempunyai arti "mencegah", "merintangi", "menolak", namun penerjemah menerjemahkan dengan kata "mengggugurkan". Kata menggugurkan di dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer mengandung arti membuat sesuatu supaya gugur. Menumt penulis kata tersebut tidak tepat digunakan, sehamsnya kata tersebut diganti dengan kata "menghilangkan".

(58)

47

Kasus keempat:

"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwi terhadap shalat, ia menambal kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi menambal kekurangan shalat".lO

Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan oleh penerjemah di dalam buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktm gramatikal kalimat di atas merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya menggunakan kata kerja yang berawalan me-. Pengolahannya seperti di bawah ini :

"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwi

S P S K P

terhadap shalat, ia menambal kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi menambal

K

P

0

S

P

kekurangan shalat"

o

Setelah dianalisis terjel11ahan di atas penulis me!ihat ad8nya ketidaktepatan dalam pemilihan diksi yaitu pada kata "menambal", menurut penulis kata tersebut kmang tepat, akan lebih tepat kata tersebut diganti dengan kata "menutupi".

Menurut penulis teljemahan yang sesuai adalah:

9Syaikh Zainuddin,op.cil.,h.50

(59)

"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwi terhadap shalat, ia menutupi kekurangan puasa sebagaimana suj ud sahwi mengganti kekurangan shalat"

Kasus kelima:

"Jaiz menta'jil fitrah sejak awal Ramadan; Sunnah jangan sampai menunda hingga selesai shalat 'Idul Fitri".12

Sama seperti hal yang di atas pengolahan dan bentuk gramatikal yang

-dilakukan oleh penerjemah di dalam buku teljemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal kalimat di atas merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya menggunakan kata kerja yang berawalan me-. Pengolahannya seperti di bawah ini : "Jaiz menta'jil fitrah sejak awal Ramadhan; Sunnah jangan sampai menunda hingga

P 0 K P

selesai shalat 'Idul Fitri"

K

Setelah dianalisis terjemahan di atas penulis melihat adanya ketidaktepatan dalam pemilihan diksi yaitu pada "menta'jil fitrah" dan kata ')angan sampai menunda".

" Syaikh Zainuddin,op.cit.,h.St

(60)

49

Ada dua kesalahau yang terdapat di dalamnya yaitu pada kata セ penerjemah mengartikan dengan "menta'jil fitrah" dan kata

y..y

'1 diartikan dengan 'Jangan sampai menunda".

Kata セ di dalam kamus AI-Bisri mempunyai arti "tergesa-gesa", "bersegera". Sedaugkall kata

y..

Y

mempunyai arti "mellgakhirkau", seharusnya penerjemah harus teliti lagi bila ingill meneljemahkall. Sebaikllya kata セ harns diartikau dengau kata "menyegerakau pembayaran zakat". Sedangkau kata

y..y'l

harus diartikan dengan kata 'Jangan sampai mengakhirkall".

Menurut penulis teljemahall yang sesuai adalah :

"Boleh menyegerakan pembayaran zakat fitrah sejak awal Ramadhau, dau disuunahkau agar tidak mengakhirkau pembayaranllya sampai selesai shalat 'Idul Fitri"

Kasus keenam:

"Zakat harta mulai difardhukan pada tahun kedua hijrah, yaitu sesudah kefardhuan shadaqah fitrah". 14

Pengolahall dau bentuk gramatikal yang dilakukau oleh pelleljemah di dalam buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal kalimat di atas

13Syaikh Zainuddin,op.cit.,h. 48

(61)

mempakan kalimat pasif karena bila dilihat predikatnya menggunakan kata kerja yang berawalan di-. Pengalahannya seperti di ba

Referensi

Dokumen terkait

The obtained liposomes encapsulating AGE were further examined for the effects on proliferation and type I collagen synthesis in normal human neonatal skin fibroblasts, NB1RGB

Dengan adanya teknologi Augmented Reality pada aplikasi buku dongeng diharapkan Aplikasi ini memberikan pembelajaran moral terhadap anak-anak yang.. masih dini dan

Kandungan Fenol dan Sifat Antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak produk Gambir (Uncaria gambir Roxb).. Majalah

Thia Agreement, the Loan, and any e,ri4ence of indebtedness issued !11 connection herewith shall be free.. ヲQセッュ L@ aud tile Principal and interest ehall be

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis pupuk P terhadap hasil produksi kedelai berbiji besar dengan varietas anjasmoro pada budidaya lahan kering dan

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Picture To Picture Untuk Meningkatkan Kognisi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi,

Adapun dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali terdapat 111 ibu (67,3%) yang mengalami persalinan patologis, lebih banyak dibandingkan yang tidak

Peptida antimikroba dari bakteriosin yang dihasilkan dari bakteri asam laktat potensial untuk diterapkan pada industri pangan dan farmasi.. Karakteristik bakteriosin kelas