iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri
Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015.
Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, dan Ibu Faiz
Ahyaningsih, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd
selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi
penulis selama perkuliahan, dan terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu serta
Dosen UNIMED serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku
Rektor UNIMED dan Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan matematika, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang telah banyak
membantu selama penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sahat Marulak,
S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah SMP Negeri 37 Medan dan kepada Ibu
v
dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama
melakukan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Tami
naldi, SE dan Ibunda Suriyani, orangtua penulis yang telah mengasuh,
membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Tuhan memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat adik penulis Rini Afrilia yang juga telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk teman kos serumah
seperjuangan semester akhir Puput Wulan Dana Siregar, Risa Ezrina Siregar, dan
Siti Asmah Tambunan selalu memotivasi saya saat lelah dan penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat Rahimah Akhir Hasibuan, Aldila Yosa
Sukri Harahap, Dahlia Syahputri Sagala, dan Deby Daryani. Tak lupa penulis
ucapan terima kasih juga untuk yang teristimewa sahabat tercinta Muhammad
Rizky Fakhrizal, Desma Riana Siringo-ringo, S.Pd, Fresly Juliarta Sihombing,
S.Pd, dan Utama Wahyuni Siregar, serta teman-teman senasib sepenanggungan di
Ekstensi 2011 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan
doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per
satu. Ucapan terima kasih juga buat teman-teman PPLT SMK N 1 Meranti Mailita
Sari Pulungan, Venty Anggraini, Indah Purnama Sari, Fitri Sihombing, Christianti
Sirait, dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juli 2015 Penulis
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI
SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 37 MEDAN T.A. 2014/2015
Ridha Anggraini (4113311039) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 37 Medan pada pokok bahasan segi empat dengan menggunakan Metode Inkuiri. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 41 orang dan objek penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik dan setiap akhir siklus diberikan tes pemahaman konsep.
Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat di kelas VII-2 mulai dari tes diagnostik sampai tes pemahaman konsep II. Hasil analisis data tes diagnostik diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika sebesar 54,042 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 12 dari 41 orang (29,7%). Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika sebesar 64,90 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 26 dari 41 orang (63,41%).
Hasil analisis data pada siklus II setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika siswa sebesar 74,32 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 35 dari 41 orang (85,36%). Berdasarkan syarat minimal rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yaitu 65 dan ketuntasan secara klasikal yaitu 85% maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Lampiran ix
Daftar Gambar xi
Daftar Tabel xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Pengertian Belajar 10
2.1.2 Hakekat Matematika 12
2.1.2.1 Pengertian Matematika 12
2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 13
2.1.4 Metode 16
2.1.5 Metode Inkuiri 17
2.1.5.1 Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri 19 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri 21
2.1.6 Materi Segi Empat 22
2.1.6.1 Jajargenjang 22
2.1.6.2 Belah Ketupat 23
2.1.6.3 Layang – layang 25
2.1.6.4 Trapesium 26
2.1.7 Alat Peraga 28
2.1.7.1 Penggunaan Alat Peraga Matematika 28
2.1.7.2 Alat Peraga Papan Berpaku (Geoboard) 30
2.2 Kerangka Konseptual 32
2.3 Penelitian Yang Relevan 33
2.4 Hipotesis Tindakan 34
BAB III METODE PENELITIAN
vii
3.1.1 Lokasi Penelitian 35
3.1.2 Waktu Penelitian 35
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 35
3.2.1 Subjek Penelitian 35
3.2.2 Objek Penelitian 35
3.3Jenis Penelitian 35
3.4Prosedur Penelitian 35
3.4.1 Siklus I 36
3.4.1.1Permasalahan I 36
3.4.1.2Perencanaan Tindakan I 37
3.4.1.3Pelaksanaan Tindakan I 37
3.4.1.4Observasi I 38
3.4.1.5Analisis data I 38
3.4.1.6 Refleksi I 38
3.4.2 Siklus II 38
3.5 Alat Pengumpulan Data 39
3.5.1 Tes 39
3.5.2 Observasi 39
3.5.3 Wawancara 40
3.6 Teknik Analisis Data 40
3.6.1 Reduksi data 40
3.6.2 Paparan data 41
3.6.3 Interpretasi Hasil 42
3.6.3.1 Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa 42
3.6.3.2 Ketuntasan Belajar Siswa 42
3.6.3.3 Kriteria Keberlanjutan Siklus Materi 43
3.7 Pengujian Hipotesis 43
3.8 Simpulan Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 46
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 46
4.1.1.1 Tahap Permasalahan I 46
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I) 51
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 52
4.1.1.4 Pengamatan (Observasi I) 53
4.1.1.5 Analisis Data I 54
4.1.1.5.1 Analisis Data Hasil Observasi I 54
4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Pemahaman Konsep I 56
4.1.1.6 Refleksi I 57
4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 58
4.1.2.1 Permasalahan II 58
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II (Perencanaan Tindakan II) 58
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II 59
4.1.2.4 Observasi II 60
4.1.2.5 Analisis Data II 61
4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi II 61
viii
4.1.2.6 Refleksi II 61
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 64
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa 41
Tabel 3.2 Tingkat Pemahaman Siswa 41
Tabel 4.1 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1 47
Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2 48
Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4 51
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I 56
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Inkuiri 19
Gambar 2.2 Jajargenjang 22
Gambar 2.3 Tinggi dan Alas Jajargenjang 23
Gambar 2.4 Belah Ketupat 24
Gambar 2.5 Diagonal Belah Ketupat 24
Gambar 2.6 Layang-Layang 25
Gambar 2.7 Diagonal Layang-Layang 26
Gambar 2.8 Trapesium Sembarang 27
Gambar 2.9 Trapesium Sama Kaki 27
Gambar 2.10 Trapesium Siku-Siku 28
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP 1 Siklus I 68
Lampiran 2 RPP 2 Siklus I 76
Lampiran 3 RPP 1 Siklus II 85
Lampiran 4 RPP 2 Siklus II 94
Lampiran 5 LAS I Siklus I 101
Lampiran 6 LAS II Siklus I 106
Lampiran 7 LAS I Siklus II 111
Lampiran 8 LAS II Siklus II 116
Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Diagnostik Pemahaman Konsep Matematika 119
Lampiran 10 Tes Diagnostik 120
Lampiran 11 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 122
Lampiran 12 Lembar Validitas Tes Diagnostik 123
Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Pemahaman Matematika I 124
Lampiran 14 Tes Pemahaman Konsep Matematika I 125
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep I 127
Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman 129
Matematika I
Lampiran 17 Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 130
Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Pemahaman Matematika II 131
Lampiran 19 Tes Pemahaman Konsep Matematika II 132
Lampiran 20 Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep II 134
Lampiran 21 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman 136
Matematika II
Lampiran 22 Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 137
Lampiran 23 Lembar Observasi Guru Siklus I 138
Lampiran 24 Lembar Observasi Guru Siklus II 139
x
Lampiran 26 Lembar Observasi Siswa Siklus II 141
Lampiran 27 Analisis Hasil Tes Diagnostik 142
Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep I 144
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan tenaga kerja terdidik dan
terlatih, dengan mempersiapkan kemampuan sumber daya manusia yang mapan.
Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran di sekolah, khususnya bertujuan untuk menata dan
meningkatkan penajaman serta penalaran siswa, hal tersebut berguna untuk
menyelesaikan masalah, tujuan lain adalah melatih cara berfikir dan bernalar
dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan
masalah. Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan
ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan
wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK.
Salah satu masalah pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah adalah
masih adanya pola pembelajarn yang sangat teoritis dan kurang bervariasi.
Kegiatan pembelajaran di sekolah seharusnya interaksi guru dengan siswa dalam
mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai
bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu
disampaikan dan bagaimana pula karekteristik siswa yang menerima materi
pelajaran tersebut. Tetapi kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak demikian
melainkan, kegiatan pembelajaran di kelas sering textbook oriented dan kurang
2
dikaitkan dengan lingkungan dan situasi dimana siswa berada. Seringkali kegiatan
kelas melalui metode ceramah dan diikuti dengan latihan mengerjakan soal-soal
atau pemberian tugas rumah. Hal ini dapat membuat siswa sering merasa bosan
dan motivasi belajarnya juga menurun. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi
(2008:89):
Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam belajar adalah guru tidak kualified dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya. Guru-guru menuntut standart pelajaran di atas kemampuan anak, hingga belum dapat mengukur kemampuan murid-muridnya, sehingga hanya sebagian kecil muridnya dapat berhasil dengan baik.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dibutuhkan proses
pembelajaran yang salah satunya adalah pembelajaran matematika. Matematika
merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa.
Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa
untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting
karena dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti
untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga
berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai
pengembangan sains dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius
(dalam Abdurrahman 2012 : 204) bahwa:
“Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”. Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama lain
serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu, matematika
merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide
matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah. Sejalan
dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman 2012 : 204) mengemukakan
alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
3
berbagai cara (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruang (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah”.
Mengingat besarnya peranan matematika, maka tidak heran jika pelajaran
matemattika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SMP,
SMA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu
tolak ukur kelulusan siswa melalui diujiankannya matematika dalan ujian
nasional. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak
berbanding lurus dengan hasil balajar matematika siswa. Pada kenyataannya hasil
pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Kenyataan yang ada
menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang
menggembirakan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini
adalah karena banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sulit dipahami. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2012:202)
bahwa:
“Dari berbagai bidang studi yang dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal ini dapat terjadi akibat pemahaman para siswa terhadap konsep
matematika rendah. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah khususnya kalau masalah itu sedikit kompleks. Sehingga matematika
dianggap sebagai beban, padahal konsep-konsep dalam matematika pada
umumnya disusun dari konsep-konsep terdahulu. Akibatnya, banyak materi
matematika semakin sulit dikuasai atau dipahami siswa yang menyebabkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika belum sesuai dengan harapan.
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari adanya minat siswa.
Dengan adanya minat siswa dalam pembelajaran akan membuat konsentrasi lebih
mudah dilakukan sehingga materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Dilihat
dari asalnya, minat bisa dating dari dalam diri sendiri dan dari luar dirinya. Minat
yang timbul dari dalam diri muncul berdasarkan bakat/potensi yang dimiliki.
Dengan kata lain seseorang yang mempunyai bakat tertentu, maka minatnya akan
menyesuaikan. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan
4
terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang
kurang berminat. Slameto (2010 : 57) mengungkapkan bahwa:
“Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
Menurut salah satu guru bidang studi matematika Ibu Sumiati, S.Pd (guru
matematika SMP Negeri 37 Medan) dari hasil wawancara pada hari kamis tanggal
5 maret 2015 mengatakan bahwa : “pada umumnya kesulitan dalam mempelajari
matematika ketika soal yang diberikan tidak sama dengan contoh, hal ini
disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam pemahaman konsep”.
Berdasarkan hasil tes diagnostik yang dibagikan kepada siswa kelas VII-2 SMP
Negeri 37 Medan oleh penulis pada hari kamis tanggal 5 maret 2015 pada materi
segi empat dengan salah satu soal sebagai berikut:
Terbentuk sebuah sudut oleh jarum jam yang jarum pendeknya ke angka 12
dan jarum panjangnya ke angka 3.
a. Tuliskan defenisi sudut yang diilustrasikan cerita di atas dengan pemahaman dan bahasamu sendiri.
b. Coba kamu tuliskan contoh sudut seperti ilustrasi cerita di atas.
Hasil yang diperoleh dari tes diagnostik sangatlah di luar harapan. Dari 41
siswa yang mengikuti tes, diperoleh data bahwa ada 5 siswa sekitar 12,2% yang
sangat menguasai materi (memperoleh nilai di atas 65), 7 siswa sekitar 17,5%
yang menguasai materi (memperoleh nilai 65) dan 29 siswa sekitar 72,5% belum
menguasai materi (memperoleh nilai di bawah 65). Depdikbud (dalam Trianto,
2010:214) menyatakan bahwa setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut
terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa untuk pelajaran matematika, kelas VII-2 SMP Negeri 37 Medan pada
semester genap belum mencapai ketuntasan belajar.
Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan kemampuan pemahaman konsep siswa menurun. Siswa akan
beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya
5
dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil
belajar yang diperoleh siswa.
Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa
di-sekolah. Maka untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut harus didukung oleh
proses belajar mengajar matematika siswa di sekolah. Dalam proses belajar
mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting,
hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah
tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Namun permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar
adalah ketidak aktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Pembelajaran masih di dominasi oleh guru, Ansari (2009:2) mengatakan bahwa: “Suasana kelas masih di dominasi guru dan titik berat pembelajaran ada pada keterampilan tingkat rendah”. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya
mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika
lemah akibatnya hasil belajar matematika siswa rendah. (http://www.pmri.or.id/en
/ericle.php?main=3)
“Pembelajaran matematika di sekolah di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa sementara guru memposisikan dirinya sebagai yang mempunyai pengetahuan. Guru ceramah dan menggurui, otoritas diajarkan secara terpisah-pisah, materi pembelajaran matematika diberikan dalam bentuk jadi. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas tanpa diberikan kesempatan yang besar utnuk melakukan aktifitas seperti bertanya, memberikan pendapat, dan berdiskusi dengan teman-temannya, hal ini merupakan indikasi rendahnya keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dan semua terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah akibatnya hasil belajar matematika masih sangat rendah”.
Untuk mengatasi masalah pembelajaran yang telah dikemukakan di atas
adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang baru. Mengenai metode
pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses belajar mengajar, Ibu
Sumiati, S.Pd mengungkapkan: “Metode mengajar yang digunakan selama ini
6
perlu diperhatikan adalah perlunya proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat atau “rasa cinta” matematika pada siswa dengan cara melibatkannya secara langsung dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu
metode dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami suatu konsep
dari pokok bahasan matematika dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Metode yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran salah satunya adalah metode inkuiri. Gulo (dalam Trianto, 2009 :
166) menyatakan:
“Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”.
Dengan salah satu metode pembelajaran, guru dapat membimbing peserta
didik dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, maka diperlukan
metode pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru (teacher oriented)
tetapi juga yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran agar siswa
merasa ikut berperan dalam suatu pembelajaran sehingga siswa lebih baik dalam
mengingat pembelajaran yang berlangsung dari pada hanya mendengarkan
ceramah saja. Dalam pembelajaran diperlukan sikap kritis dari siswa agar kegiatan
belajar mengajar di kelas terjadi dalam dua arah yaitu dari guru dan dari siswa
agar pembelajaran di kelas tidak dianggap membosankan. Sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Trianto (2009 : 166) bahwa:
“Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.” Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu konsep, guru harus
dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif.
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan
siswa, salah satunya dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan
minat dan rasa percaya diri siswa. Hal ini terjadi karena penerapan metode
pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa mencari dan menemukan sendiri pola
dan struktur matematika melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan
7
yang dipelajarinya akan terus berusaha mempelajari materi itu lebih medalam.
Sehingga minat siswa dalam pembelajaran matematika dapat meningkat dan
pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mudah diserap, karena belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan
sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari suatu
konsep serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015.”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan cenderung membuat siswa menghapal.
2. Siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya dalam
menyelesaikan persoalan matematika, khususnya pada materi segi empat.
3. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru ( teacher centered ).
4. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.
5. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa pada materi segi empat
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah
agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui metode
inkuiri pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 37 Medan tahun ajaran
2014/2015.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode inkuiri pada
materi segi empat dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa di
8
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada peningkatan terhadap pemahaman konsep matematika siswa dengan
menggunakan metode Inkuiri di kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A.
2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam memahami pembelajaran
matematika dan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa khususnya pada materi segi empat.
2. Bagi guru
Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode yang
diterapkan dalam menyampaikan suatu materi .
3. Bagi sekolah
Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya
pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti
Dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru untuk
menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri dalam pembelajaran
matematika, khususnya pada materi segi empat.
5. Bagi pembaca maupun peneliti lain
Sebagai bahan informasi dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan
kajian penelitian lebih lanjut.
1.7 Defenisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015”. Istilah – istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa menyatakan ulang konsep yang
9
membandingkan, serta mengaplikasikan konsep, prosedur dan ide matematika
berdasarkan pembentukan pengetahuan sendiri bukan sekedar menghapal.
2. Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
3. Segi empat adalah bangun datar yang mempunyai empat buah sisi atau
terbentuk oleh empat buah sisi. Secara umum ada 6 macam bangun datar segi
empat yaitu persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, trapesium
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh peningkatan
pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat di kelas
VII-2 SMP Negeri 37 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa, yaitu pada tes
diagnostik adalah 54,024 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat
rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman
konsep matematika siswa meningkat menjadi 64,90 dengan tingkat pemahaman
konsep matematika rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus
II, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kembali meningkat
menjadi 74,32 tingkat pemahaman konsep matematika siswa sedang. Berdasarkan
hasil penelitian maka metode inkuiri efektif digunakan pada pembelajaran pokok
bahasan segi empat dan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa. Berdasarkan syarat minimal rata-rata pemahaman konsep matematika siswa
yaitu 65 dan ketuntasan secara klasikal yaitu 85% maka pembelajaran ini telah
mencapai target ketuntasan.
5.2 Saran
Adapun saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
hasil penelitian adalah :
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode inkuiri
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan segi empat karena
metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika.
3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu
melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran sulit.
65
4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti di
sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi
perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Abraham (2009) mengelompokkan pemahaman konsep siswa dalam kategori Tidak Paham (TP), Miskonsepsi (M), Miskonsepsi Sebagian (MS),
Paham Sebagian (PS) dan Paham Seluruhnya (P).,
http://repository.upi.edu. (diakses pada tanggal 15 april 2015).
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh.
Arikunto, S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Aritonang, Y., (2014), meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2014/2015, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Cholik A., M., Sugijono, (2012), Matematika SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.
Dewi Nuraini, Tri Wahyuni., (2006), Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya, Madju Offset, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Nasution, S., (2000), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Purwanto, (2010), Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Grafindo, Jakarta.
Saadatus, (2011), Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri di Kelas V SD Negeri 067952 Medan Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
67
Sanjaya, Wina., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Siregar, Risna., (2013), Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pokok Geometri Di Kelas V SD Negeri 067249 Medan T.A 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Syarifuddin, Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika, http://syarifartikel.blogspot.com. (diakses pada tanggal 15 april 2015).
Suherman, E., 1999, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Penerbit Depdikbud, Jakarta.
Suryosubroto, B., 2009, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.