• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 37 MEDAN T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 37 MEDAN T.A. 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga

penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Upaya

Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri

Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015.

Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi. Beliau

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, dan Ibu Faiz

Ahyaningsih, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd

selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi

penulis selama perkuliahan, dan terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu serta

Dosen UNIMED serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku

Rektor UNIMED dan Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA

Unimed, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan matematika, Bapak

Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Zul

Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang telah banyak

membantu selama penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sahat Marulak,

S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah SMP Negeri 37 Medan dan kepada Ibu

(3)

v

dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi

yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama

melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Tami

naldi, SE dan Ibunda Suriyani, orangtua penulis yang telah mengasuh,

membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Tuhan memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat adik penulis Rini Afrilia yang juga telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk teman kos serumah

seperjuangan semester akhir Puput Wulan Dana Siregar, Risa Ezrina Siregar, dan

Siti Asmah Tambunan selalu memotivasi saya saat lelah dan penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada sahabat Rahimah Akhir Hasibuan, Aldila Yosa

Sukri Harahap, Dahlia Syahputri Sagala, dan Deby Daryani. Tak lupa penulis

ucapan terima kasih juga untuk yang teristimewa sahabat tercinta Muhammad

Rizky Fakhrizal, Desma Riana Siringo-ringo, S.Pd, Fresly Juliarta Sihombing,

S.Pd, dan Utama Wahyuni Siregar, serta teman-teman senasib sepenanggungan di

Ekstensi 2011 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan

doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per

satu. Ucapan terima kasih juga buat teman-teman PPLT SMK N 1 Meranti Mailita

Sari Pulungan, Venty Anggraini, Indah Purnama Sari, Fitri Sihombing, Christianti

Sirait, dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2015 Penulis

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI

SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 37 MEDAN T.A. 2014/2015

Ridha Anggraini (4113311039) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 37 Medan pada pokok bahasan segi empat dengan menggunakan Metode Inkuiri. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 41 orang dan objek penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik dan setiap akhir siklus diberikan tes pemahaman konsep.

Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat di kelas VII-2 mulai dari tes diagnostik sampai tes pemahaman konsep II. Hasil analisis data tes diagnostik diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika sebesar 54,042 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 12 dari 41 orang (29,7%). Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika sebesar 64,90 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 26 dari 41 orang (63,41%).

Hasil analisis data pada siklus II setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematika siswa sebesar 74,32 dan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 35 dari 41 orang (85,36%). Berdasarkan syarat minimal rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yaitu 65 dan ketuntasan secara klasikal yaitu 85% maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Lampiran ix

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

1.7 Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2 Hakekat Matematika 12

2.1.2.1 Pengertian Matematika 12

2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 13

2.1.4 Metode 16

2.1.5 Metode Inkuiri 17

2.1.5.1 Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri 19 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri 21

2.1.6 Materi Segi Empat 22

2.1.6.1 Jajargenjang 22

2.1.6.2 Belah Ketupat 23

2.1.6.3 Layang – layang 25

2.1.6.4 Trapesium 26

2.1.7 Alat Peraga 28

2.1.7.1 Penggunaan Alat Peraga Matematika 28

2.1.7.2 Alat Peraga Papan Berpaku (Geoboard) 30

2.2 Kerangka Konseptual 32

2.3 Penelitian Yang Relevan 33

2.4 Hipotesis Tindakan 34

BAB III METODE PENELITIAN

(6)

vii

3.1.1 Lokasi Penelitian 35

3.1.2 Waktu Penelitian 35

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 35

3.2.1 Subjek Penelitian 35

3.2.2 Objek Penelitian 35

3.3Jenis Penelitian 35

3.4Prosedur Penelitian 35

3.4.1 Siklus I 36

3.4.1.1Permasalahan I 36

3.4.1.2Perencanaan Tindakan I 37

3.4.1.3Pelaksanaan Tindakan I 37

3.4.1.4Observasi I 38

3.4.1.5Analisis data I 38

3.4.1.6 Refleksi I 38

3.4.2 Siklus II 38

3.5 Alat Pengumpulan Data 39

3.5.1 Tes 39

3.5.2 Observasi 39

3.5.3 Wawancara 40

3.6 Teknik Analisis Data 40

3.6.1 Reduksi data 40

3.6.2 Paparan data 41

3.6.3 Interpretasi Hasil 42

3.6.3.1 Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa 42

3.6.3.2 Ketuntasan Belajar Siswa 42

3.6.3.3 Kriteria Keberlanjutan Siklus Materi 43

3.7 Pengujian Hipotesis 43

3.8 Simpulan Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 46

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 46

4.1.1.1 Tahap Permasalahan I 46

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I) 51

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 52

4.1.1.4 Pengamatan (Observasi I) 53

4.1.1.5 Analisis Data I 54

4.1.1.5.1 Analisis Data Hasil Observasi I 54

4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Pemahaman Konsep I 56

4.1.1.6 Refleksi I 57

4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 58

4.1.2.1 Permasalahan II 58

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II (Perencanaan Tindakan II) 58

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II 59

4.1.2.4 Observasi II 60

4.1.2.5 Analisis Data II 61

4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi II 61

(7)

viii

4.1.2.6 Refleksi II 61

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 64

5.2 Saran 64

(8)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa 41

Tabel 3.2 Tingkat Pemahaman Siswa 41

Tabel 4.1 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1 47

Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2 48

Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4 51

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I 56

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Inkuiri 19

Gambar 2.2 Jajargenjang 22

Gambar 2.3 Tinggi dan Alas Jajargenjang 23

Gambar 2.4 Belah Ketupat 24

Gambar 2.5 Diagonal Belah Ketupat 24

Gambar 2.6 Layang-Layang 25

Gambar 2.7 Diagonal Layang-Layang 26

Gambar 2.8 Trapesium Sembarang 27

Gambar 2.9 Trapesium Sama Kaki 27

Gambar 2.10 Trapesium Siku-Siku 28

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP 1 Siklus I 68

Lampiran 2 RPP 2 Siklus I 76

Lampiran 3 RPP 1 Siklus II 85

Lampiran 4 RPP 2 Siklus II 94

Lampiran 5 LAS I Siklus I 101

Lampiran 6 LAS II Siklus I 106

Lampiran 7 LAS I Siklus II 111

Lampiran 8 LAS II Siklus II 116

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Diagnostik Pemahaman Konsep Matematika 119

Lampiran 10 Tes Diagnostik 120

Lampiran 11 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 122

Lampiran 12 Lembar Validitas Tes Diagnostik 123

Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Pemahaman Matematika I 124

Lampiran 14 Tes Pemahaman Konsep Matematika I 125

Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep I 127

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman 129

Matematika I

Lampiran 17 Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 130

Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Pemahaman Matematika II 131

Lampiran 19 Tes Pemahaman Konsep Matematika II 132

Lampiran 20 Alternatif Jawaban Tes Pemahaman Konsep II 134

Lampiran 21 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman 136

Matematika II

Lampiran 22 Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 137

Lampiran 23 Lembar Observasi Guru Siklus I 138

Lampiran 24 Lembar Observasi Guru Siklus II 139

(11)

x

Lampiran 26 Lembar Observasi Siswa Siklus II 141

Lampiran 27 Analisis Hasil Tes Diagnostik 142

Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep I 144

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya. Pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan tenaga kerja terdidik dan

terlatih, dengan mempersiapkan kemampuan sumber daya manusia yang mapan.

Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan untuk mencapai

tujuan pembelajaran di sekolah, khususnya bertujuan untuk menata dan

meningkatkan penajaman serta penalaran siswa, hal tersebut berguna untuk

menyelesaikan masalah, tujuan lain adalah melatih cara berfikir dan bernalar

dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan

masalah. Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan

ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang

dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan

wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan

berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK.

Salah satu masalah pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah adalah

masih adanya pola pembelajarn yang sangat teoritis dan kurang bervariasi.

Kegiatan pembelajaran di sekolah seharusnya interaksi guru dengan siswa dalam

mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai

bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu

disampaikan dan bagaimana pula karekteristik siswa yang menerima materi

pelajaran tersebut. Tetapi kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak demikian

melainkan, kegiatan pembelajaran di kelas sering textbook oriented dan kurang

(13)

2

dikaitkan dengan lingkungan dan situasi dimana siswa berada. Seringkali kegiatan

kelas melalui metode ceramah dan diikuti dengan latihan mengerjakan soal-soal

atau pemberian tugas rumah. Hal ini dapat membuat siswa sering merasa bosan

dan motivasi belajarnya juga menurun. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi

(2008:89):

Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam belajar adalah guru tidak kualified dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya. Guru-guru menuntut standart pelajaran di atas kemampuan anak, hingga belum dapat mengukur kemampuan murid-muridnya, sehingga hanya sebagian kecil muridnya dapat berhasil dengan baik.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dibutuhkan proses

pembelajaran yang salah satunya adalah pembelajaran matematika. Matematika

merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa.

Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa

untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting

karena dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti

untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga

berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai

pengembangan sains dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius

(dalam Abdurrahman 2012 : 204) bahwa:

“Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”. Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama lain

serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu, matematika

merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu

keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide

matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah. Sejalan

dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman 2012 : 204) mengemukakan

alasannya perlu belajar matematika, yaitu:

(14)

3

berbagai cara (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruang (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah”.

Mengingat besarnya peranan matematika, maka tidak heran jika pelajaran

matemattika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SMP,

SMA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu

tolak ukur kelulusan siswa melalui diujiankannya matematika dalan ujian

nasional. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak

berbanding lurus dengan hasil balajar matematika siswa. Pada kenyataannya hasil

pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Kenyataan yang ada

menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang

menggembirakan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini

adalah karena banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran

yang sulit dipahami. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2012:202)

bahwa:

“Dari berbagai bidang studi yang dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Hal ini dapat terjadi akibat pemahaman para siswa terhadap konsep

matematika rendah. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk menyelesaikan

masalah khususnya kalau masalah itu sedikit kompleks. Sehingga matematika

dianggap sebagai beban, padahal konsep-konsep dalam matematika pada

umumnya disusun dari konsep-konsep terdahulu. Akibatnya, banyak materi

matematika semakin sulit dikuasai atau dipahami siswa yang menyebabkan hasil

belajar siswa pada pelajaran matematika belum sesuai dengan harapan.

Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari adanya minat siswa.

Dengan adanya minat siswa dalam pembelajaran akan membuat konsentrasi lebih

mudah dilakukan sehingga materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Dilihat

dari asalnya, minat bisa dating dari dalam diri sendiri dan dari luar dirinya. Minat

yang timbul dari dalam diri muncul berdasarkan bakat/potensi yang dimiliki.

Dengan kata lain seseorang yang mempunyai bakat tertentu, maka minatnya akan

menyesuaikan. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan

(15)

4

terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang

kurang berminat. Slameto (2010 : 57) mengungkapkan bahwa:

“Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Menurut salah satu guru bidang studi matematika Ibu Sumiati, S.Pd (guru

matematika SMP Negeri 37 Medan) dari hasil wawancara pada hari kamis tanggal

5 maret 2015 mengatakan bahwa : “pada umumnya kesulitan dalam mempelajari

matematika ketika soal yang diberikan tidak sama dengan contoh, hal ini

disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam pemahaman konsep”.

Berdasarkan hasil tes diagnostik yang dibagikan kepada siswa kelas VII-2 SMP

Negeri 37 Medan oleh penulis pada hari kamis tanggal 5 maret 2015 pada materi

segi empat dengan salah satu soal sebagai berikut:

Terbentuk sebuah sudut oleh jarum jam yang jarum pendeknya ke angka 12

dan jarum panjangnya ke angka 3.

a. Tuliskan defenisi sudut yang diilustrasikan cerita di atas dengan pemahaman dan bahasamu sendiri.

b. Coba kamu tuliskan contoh sudut seperti ilustrasi cerita di atas.

Hasil yang diperoleh dari tes diagnostik sangatlah di luar harapan. Dari 41

siswa yang mengikuti tes, diperoleh data bahwa ada 5 siswa sekitar 12,2% yang

sangat menguasai materi (memperoleh nilai di atas 65), 7 siswa sekitar 17,5%

yang menguasai materi (memperoleh nilai 65) dan 29 siswa sekitar 72,5% belum

menguasai materi (memperoleh nilai di bawah 65). Depdikbud (dalam Trianto,

2010:214) menyatakan bahwa setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut

terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa untuk pelajaran matematika, kelas VII-2 SMP Negeri 37 Medan pada

semester genap belum mencapai ketuntasan belajar.

Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan

mengakibatkan kemampuan pemahaman konsep siswa menurun. Siswa akan

beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya

(16)

5

dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil

belajar yang diperoleh siswa.

Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa

di-sekolah. Maka untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut harus didukung oleh

proses belajar mengajar matematika siswa di sekolah. Dalam proses belajar

mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting,

hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah

tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Namun permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar

adalah ketidak aktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Pembelajaran masih di dominasi oleh guru, Ansari (2009:2) mengatakan bahwa: “Suasana kelas masih di dominasi guru dan titik berat pembelajaran ada pada keterampilan tingkat rendah”. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya

mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika

lemah akibatnya hasil belajar matematika siswa rendah. (http://www.pmri.or.id/en

/ericle.php?main=3)

“Pembelajaran matematika di sekolah di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa sementara guru memposisikan dirinya sebagai yang mempunyai pengetahuan. Guru ceramah dan menggurui, otoritas diajarkan secara terpisah-pisah, materi pembelajaran matematika diberikan dalam bentuk jadi. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas tanpa diberikan kesempatan yang besar utnuk melakukan aktifitas seperti bertanya, memberikan pendapat, dan berdiskusi dengan teman-temannya, hal ini merupakan indikasi rendahnya keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dan semua terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah akibatnya hasil belajar matematika masih sangat rendah”.

Untuk mengatasi masalah pembelajaran yang telah dikemukakan di atas

adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang baru. Mengenai metode

pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses belajar mengajar, Ibu

Sumiati, S.Pd mengungkapkan: “Metode mengajar yang digunakan selama ini

(17)

6

perlu diperhatikan adalah perlunya proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat atau “rasa cinta” matematika pada siswa dengan cara melibatkannya secara langsung dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu

metode dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami suatu konsep

dari pokok bahasan matematika dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Metode yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam

pembelajaran salah satunya adalah metode inkuiri. Gulo (dalam Trianto, 2009 :

166) menyatakan:

“Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”.

Dengan salah satu metode pembelajaran, guru dapat membimbing peserta

didik dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, maka diperlukan

metode pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru (teacher oriented)

tetapi juga yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran agar siswa

merasa ikut berperan dalam suatu pembelajaran sehingga siswa lebih baik dalam

mengingat pembelajaran yang berlangsung dari pada hanya mendengarkan

ceramah saja. Dalam pembelajaran diperlukan sikap kritis dari siswa agar kegiatan

belajar mengajar di kelas terjadi dalam dua arah yaitu dari guru dan dari siswa

agar pembelajaran di kelas tidak dianggap membosankan. Sejalan dengan yang

diungkapkan oleh Trianto (2009 : 166) bahwa:

“Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.” Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu konsep, guru harus

dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif.

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan

siswa, salah satunya dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan

minat dan rasa percaya diri siswa. Hal ini terjadi karena penerapan metode

pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa mencari dan menemukan sendiri pola

dan struktur matematika melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan

(18)

7

yang dipelajarinya akan terus berusaha mempelajari materi itu lebih medalam.

Sehingga minat siswa dalam pembelajaran matematika dapat meningkat dan

pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mudah diserap, karena belajar penemuan

sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan

sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari suatu

konsep serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang

benar-benar bermakna. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Pemahaman

Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan cenderung membuat siswa menghapal.

2. Siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya dalam

menyelesaikan persoalan matematika, khususnya pada materi segi empat.

3. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru ( teacher centered ).

4. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.

5. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa pada materi segi empat

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah

agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi

pada upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui metode

inkuiri pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 37 Medan tahun ajaran

2014/2015.

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode inkuiri pada

materi segi empat dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa di

(19)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada peningkatan terhadap pemahaman konsep matematika siswa dengan

menggunakan metode Inkuiri di kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A.

2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam memahami pembelajaran

matematika dan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika

siswa khususnya pada materi segi empat.

2. Bagi guru

Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode yang

diterapkan dalam menyampaikan suatu materi .

3. Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya

pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru untuk

menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri dalam pembelajaran

matematika, khususnya pada materi segi empat.

5. Bagi pembaca maupun peneliti lain

Sebagai bahan informasi dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan

kajian penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A. 2014/2015”. Istilah – istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut :

1. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa menyatakan ulang konsep yang

(20)

9

membandingkan, serta mengaplikasikan konsep, prosedur dan ide matematika

berdasarkan pembentukan pengetahuan sendiri bukan sekedar menghapal.

2. Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

3. Segi empat adalah bangun datar yang mempunyai empat buah sisi atau

terbentuk oleh empat buah sisi. Secara umum ada 6 macam bangun datar segi

empat yaitu persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, trapesium

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh peningkatan

pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan segi empat di kelas

VII-2 SMP Negeri 37 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa, yaitu pada tes

diagnostik adalah 54,024 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat

rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman

konsep matematika siswa meningkat menjadi 64,90 dengan tingkat pemahaman

konsep matematika rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus

II, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kembali meningkat

menjadi 74,32 tingkat pemahaman konsep matematika siswa sedang. Berdasarkan

hasil penelitian maka metode inkuiri efektif digunakan pada pembelajaran pokok

bahasan segi empat dan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika

siswa. Berdasarkan syarat minimal rata-rata pemahaman konsep matematika siswa

yaitu 65 dan ketuntasan secara klasikal yaitu 85% maka pembelajaran ini telah

mencapai target ketuntasan.

5.2 Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan

hasil penelitian adalah :

1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode inkuiri

dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan segi empat karena

metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas

Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam

menyelesaikan soal-soal matematika.

3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu

melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa

matematika merupakan pelajaran sulit.

(22)

65

4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti di

sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

(23)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abraham (2009) mengelompokkan pemahaman konsep siswa dalam kategori Tidak Paham (TP), Miskonsepsi (M), Miskonsepsi Sebagian (MS),

Paham Sebagian (PS) dan Paham Seluruhnya (P).,

http://repository.upi.edu. (diakses pada tanggal 15 april 2015).

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi, Yayasan Pena, Banda Aceh.

Arikunto, S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Aritonang, Y., (2014), meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2014/2015, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.

Cholik A., M., Sugijono, (2012), Matematika SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Dewi Nuraini, Tri Wahyuni., (2006), Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya, Madju Offset, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Nasution, S., (2000), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Purwanto, (2010), Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Grafindo, Jakarta.

Saadatus, (2011), Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri di Kelas V SD Negeri 067952 Medan Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.

(24)

67

Sanjaya, Wina., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Siregar, Risna., (2013), Penerapan Metode Inkuiri Kelompok Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pokok Geometri Di Kelas V SD Negeri 067249 Medan T.A 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Syarifuddin, Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika, http://syarifartikel.blogspot.com. (diakses pada tanggal 15 april 2015).

Suherman, E., 1999, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Penerbit Depdikbud, Jakarta.

Suryosubroto, B., 2009, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Tabel 3.1 Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Gambar 2.1 Proses Inkuiri

Referensi

Dokumen terkait

mengelompok dan tersebar berdasarkan letak dan luas kepemilikan lahan, serta keragaman pola wanatani pada berbagai topografi lahan; (3) Pengelolaan hutan rakyat

Berdasarkan hasil di atas, tujuan peneli- tian yang hendak dicapai adalah untuk menge- tahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa yang

Penelitian ini berjudul ”Analisis Permintaan Kayu Jati Di Jawa Tengah Tahun 1981-2005” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga kayu jati, harga kayu mahoni, PDRB

pembelian konsumen kain batik adalah strategi pemasaran marketing mix yang.. berupa produk, harga, promosi,

PKK DAS Citarum 2 2  Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa lingkungan DAS namun pihak ini bukan merupakan prioritas dari tujuan mekanisme =>skor 2?.

Kesimpulan dari Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP) bahwa proses pengolahan bahan pustaka di UTP Perpustakaan Universitas Tunas Pembangunaan Surakarta (UTP) dalam

Hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan petani yang belum menggunakan benih dan varietas unggul dan jarang melakukan pergiliran varietas serta pengelolaan sumberdaya alam

Terima kasih untuk Nana yang telah ada dan selalu membantu saya selama ini dalam melawati masa-masa sulit saya saat dulu berada di