• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Penyampain Surat Ketetapan Pajak Nihil Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tata Cara Penyampain Surat Ketetapan Pajak Nihil Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

OLEH:

Nama : Cut Heltrisa NIM : 122600029

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikanstudi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esayang telah memberikan karunia kesehatan dan kesempatan,serta berkat yang tak terhingga setiap hari kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapaigelar Ahli Madia (Amd.) Administrasi Perjakanan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Tata Cara Penyampain Surat Ketetapan Pajak Nihil Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Ibu Arlina, S.H, M. Hum selaku Sekretaris, Program Studi Diploma III

(3)

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.yang telah memberikan ilmu dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan

6. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda (Yuhelmi Yunus Bsc) dan ibunda (Tetty Pandiangan Spd) yang selalu memberikan dukungan dan arahan , baik secara moril material dan doa yang tak pernah putus untuk penulis ,dan rasa syukur yang tak terhingga karena telah dibesarkan dan dibimbing oleh kedua orang tua yang luar biasa.

7. Kepada saudara perempuan (kakak) Cut Helvirianti.SE , saudara laki-laki (abang) Yurehan, sertakedua adik Cut Helfrina dan Yuraldi yang telah setia memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.

8. Kepada Ann Albert Sitorus, Oryza Sativa Sinaga, Mey Hedriana Sihotang , sebagai sahabat yang selama ini mendukung , membantu serta menyemangati 9. Kepada Norman Risky Sibayang, Rezky Ketsyah ,Vicky Frans sialagan, Agus

(4)

10.Kepada kakanda Marisi Sihombing ,sebagai kakak yang selalu mendukung menyemangati serta mendoakan , May Santri sebagai teman pelayanan serta abangda Harjoin Sidabutar yang terus memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

11.Teman – teman seperjuangan Administrasi Perpajakan 2012

12.Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu . Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan , saran dan semangat yang di brikan .

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta rekan – rekan mahasiswa demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang sebesar–besarnya bagi kita semua. Amin.

Medan, juni 2015 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prektik Kerja Lapangan Mandiri...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4

C. Uraian Teoritis...6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...10

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...11

F. Metode Pengumpulan Data...12

G. Sistematika Penulisan Laporan...13

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur...15

B. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur……..17

C. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur serta Nilai – nilai Kementrian Keuangan...18

(6)

E. Uraian Tugas dan Fungsi...21

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pengertian Pajak...30

B. Tata Cara Pemungutan Pajak...31

C. Jenis-jenis Pajak...33

D. Surat Ketetapan Pajak ...35

E. Ketetapan Pajak yang dapat di betulkan...38

F. Jangka Waktu Penyelesaian Pemohonan WP...39

G. Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi...39

H. Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar……..40

I. Permintaan Penjelasan/Pemberian Keterangan Tambahan………41

J. Pembetulan Ketetapan Pajak………..41

K. Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan WP………...42

L. Dasar Hukum...42

M. Daluwarsa Penetapan Pajak………...43

N. Penyampaian Ketetapan Pajak Nihil………..43

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI A. Kendala Yang Terjadi Dalam Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil...44

B. Hal-hal Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Ketidaksampaian SKPN………...44

(7)

D. Tata Cara Penyampaian SKPN di KPP Medan Timur………..49 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………....50

B. Saran………..51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur...19 Tabel Data Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil Sepanjang Tahun 2012/2014 di

KPP Medan

(8)

Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara. Oleh sebab itu peran pajak sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara, termasuk di negara Indonesia yang tergolong negara sedang berkembang, yang menggunakan pajak sebagai salah satu pendapatan utama. Pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pembangunan nasional yang sedang berjalan. Pemerintah dalam hal ini, Derektorat Jendral Pajak sebagai istitusi yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sebagai atministrator dalam hal pengumpulan pajak memiliki beban yang cukup berat dalam pencapaian target penerimaan pajak. Disamping itu Wajib Pajak juga mimiliki peran yang tidak kalah penting dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Untuk itu sudah seharusnya setiap golongan menyadari akan kewajibannya masing-masing, dimana pemerintah memiliki peran sebagai aparat/pengawas pajak dan wajib pajak sebagai pembayar/penyetor pajak. Namun sayangnya kesadaran akan kewajiban seringkali tidak ditaati oleh para wajib pajak, walaupun pemerintah telah banyak melakukan upaya-upaya agar kesadaran wajib pajak bisa meningkat setiap tahunnya .

(9)

pajak untuk membayar, menghitung dan melaporkan jumlah pajak terutangnya sendiri , dalam hal ini negara memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk jujur dan taat dalam melaksanakan kewajiban negaranya , namun kebebasan ini seringkali di salah gunakan oleh wajib pajak , hal ini lah yang menjadi kendala fiskus dalam meningkatkan ke patuhan wajib pajak di indonesia. Oleh sebab itu negara dalam hal ini pemerintah dan wajib pajak membuat undang-undang KUP dimana di atur dalam pasal 12 Ayat (1) Setiap wajib pajak membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak. Ayat (2) Jumlah pajak yang terutang menurut surat pemberitahuan yang di sampaikan oleh wajib pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan . Ayat (3) Apabila Direktur Jendral Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut surat pemberitahuan sebagaimana dimaksut pada ayat(2) tidak benar,Direktur Jendral Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.

(10)

Selanjutnya setelah penerbitan surat ketetapan pajak nihil tersebut harus di kirimkan oleh kantor pelayanan pajak (KPP) kepada wajib pajak , baik secara langsung maupun melalui pos/ekspedisi. Produk ketetapan tersebut harus sampai ke tangan wajib pajak, karena surat ketetapan pajak tersebut sebagai syarat dalam mengajukan proses hukum selanjutnya.

Surat ketetapan yang tidak sampai ke tangan wajib pajak akan menjadi suatu masalah bagi wajib pajak , karena wajib pajak tidak dapat memenuhi jangka waktu pengajuan keberatan,yaitu 3 bulan terhitung setelah tanggal terbit, apabila jangka waktu tersebut lewat maka syarat formal tidak terpenuhi otomatis surat keberatan tersebut di tolak.

Menurut penulis permasalah tersebut merupakan masalah yang serius , karena itupenulis tertarik untuk meneliti dan membahas lebih dalam tentang diterbitkanya SKPN dan bagaimana tata cara penyampaian SKPN, agar penulis bisa mengerti tentang hal tersebut dan proses apa saja yang di laksanakan oleh kantor pelayanan pajak apabila surat ketetapan dalam hal ini SKPN di kembalikan oleh post/ekspedisi.

Berdasarkan hal-hal tersebut menarik penulis untuk mengangkatnya menjadi subuah karya ilmiah yang berjudul “Tata Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(11)

mempunyai tujuan dan manfaat tersendiri, khususnya bagi mahasiswa yang bersangkutan.

1. Tujuan PKLM

a. Untuk Mengetahui Berapa Banyak Wajib Pajak Sepanjang Tahun 2011-2014 Yang Memperoleh Surat Ketetapan Pajak Nihil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

b. Untuk Mengetahui Tata Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

c. Untuk Mengetahui Cara,Menanggulangi Masalah Penyampaian SKPN Yang Tidak Sampai pada wajib pajak di Kantor PelayananPajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2. Manfaat PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri tentunya memiliki manfaat buat berbagai pihak, diantaranya adalah:

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur b. Untuk mengetahui Tata Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil di

(12)

c. Untuk Mengetahui Dampak yang Terjadi Bila Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Ini Tidak Sampai

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

a. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi, baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

c. Sebagai sarana meningkatkan hubungan baik dan kerjasama dengan pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

(13)

c. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis a. Pengertian SKP

Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat ketetapan tersebut dihasilkan dari proses pemeriksaan (pajak) yang dilaksanakan oleh petugas fungsional pemeriksa pajak maupun penyidik pajak atau hasil penelitian dari petugas pengawasan dan konsultasi pajak.

1.1Fungsi Surat Ketetapan Pajak Surat ketetapan pajak berfungsi sebagai a. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata

atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan.

b. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan. c. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.

d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

1.2 Jenis-Jenis Ketetapan Pajak

(14)

kekurangan pembayaran poko pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak..

2. Pembetulan Ketetapan Pajak

Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak

3. Kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang dapat dibetulkan Ruang lingkup pembetulan ketetapan pajak, terbatas pada kesalahan atau kekeliruan dari :

(15)

b. Kesalahan hitung, yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau perkalian dan atau pembagian suatu bilangan

c. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan pajak.

4. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009

b. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Kerentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa kali di Ubah Terahir Dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.

c. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Menteri Keuangan Republik Indonesia

5. Pembetulan Ketetapan Pajak

(16)

6. Persyaratan Pengajuan

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

b. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan

c. 1 (satu) keberatan harus diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak jenis pajak, 1 (satu) pemotongan pajak, atau 1 (satu) pemungutan pajak

d. WP telah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan

e. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali WP dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebuttidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan WP .

f. Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan WP, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusu

7. Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak

(17)

8. Daluwarsa Penetapan Pajak

Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak akhir Masa Pajak atau Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak

9. Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil

a. Disampaikan oleh kepala kantor KPP tempat WP terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan kepada wajib pajak secara langsung.

b. Dikirim lewat Pos dengan bukti pengirima surat

c. Dikirim lewat Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam laporan Praktik kerja lapangan mandiri ini, maka yang menjadi ruang lingkup penulisan adalah.

a. Tata cara penyampaian surat ketetapan Pajak nihil

b. Masalah yang di timbulkan bila tata cara penyampaiannya salah

c. jumlah penerbitan SKPN setiap tahunnya mulai 2011 -2014 yang tersalurkan dengan baik maupun jumlah yang di kembalikan / tidak sampai.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

(18)

perbaikan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, persetujuan penentuan Dosen Pembimbing, bimbingan dan konsultasi dengan Dosen Pembimbing, pembuatan surat izin untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data - data yang menyangkut masalah yang akan di bahas melalui buku-buku, majalah, Undang - Undang, keputusan Menteri Keuangan, keputusan Menteri Keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak dan bahan - bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

3. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data - data yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri nantinya yang diperlukan dalam penyusunan laporan akhir dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam pengumpulan data sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

(19)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

F. Metode Pengumpulan Data

Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi serta keterangan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penulis menggunakan metode :

1. Wawancara (Interview)

Dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mengenai hal - hal yang menjadi objek pembahasan. 2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk Mempermudah penulisan laporan PKLM, maka penulis terlebih dahulu membuat uraian garis-garis besar laporan PKLM tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan, terdiri dari :

BAB I: PENDAHULUAN

(20)

BAB II: GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana praktik kerja lapangan mandiri dilakukan dalam hal ini sejarah singkat lokasi yang akan diuraikan penulis adalah kantor pelayanan pajak pratama Medan Timur, struktur organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instantsi tersebut serta gambaran lain.

BAB III: GAMBARAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyampaikan tentang Prosedur di kluarkannya surat ketetapan pajak pajak nihil serta tata cara penyampaian surat ketetapan pajak nihil tersebut

BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis akan meganalisis jumlah penyampaian surat ketetapan setiap tahunnya serta berapa banyak surat yang harus kembali serta dampak yang di alami oleh wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang di ajukan.

BAB V: KESIMPLAN

(21)

A.Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

Kantor pelayanan pajak dimulai pada masa penjajahan belanda, dan masa itu kantor pelayanan pajak masih disebut Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan negara Republik Indonesia berubah nama menjadi kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi kantor Inspeksi Pajak dengan Induk Organisasinya adalah Direktorat Jendral Pajak.

Di Sumatera Utara sendiri pada tahun 1976 berdiri 3 (tiga) kantor inspeksi pajak, yaitu :

1.Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan. 2.Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara. 3.Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Pada tahun 1978 Kantor Pajak Medan Selatan dipecah menjadi 2 (dua), yaitu Kantor Pajak Medan Selatan dan Kantor pajak medan Kisaran. Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikannyalah Kantor Inspeksi Medan Timur.

(22)

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 Januari 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor ini merupakan pecahan dari 3 (tiga) Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

1.Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2.Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3.Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan berubah menjadi 4 (empat) wilayah kerja, yaitu :

1.Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2.Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3.Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4.Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak” maka Kantor Pelayanan Pajak di Kota medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu :

(23)

6.Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Setelah adanya moderenisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur mulai beroprasi pada tanggal 27 Mei 2008, berdasarkan keputusan Direkorat Jendral Pajak Nomor 95/PJ.01/2008 tanggal 19 Mei 2008.

B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur di dirikan pada tanggal 1 April 1994 Berdasarkan keputusan Mentri Keuangan Nomor 758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993. Kantor ini beralamatkan di Jl. Pangeran Diponegoro Nomor 30 A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan. Adapun wilayah kerjanya adalah :

1.Kecamatan Medan Tembung 2.Kecamatan Medan Timur 3.Kecamatan Medan Perjuangan

C.Visi Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

(24)

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

Visi Direktorat Jendral Pajak

“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan moderen yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan propesionalisme yang tinggi”.

Misi Direktorat Jendral Pajak

”menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang – undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem Administrasi Perpajakan yang efektif dan efisien”. Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

“Menjadi kantor pelayanan pajak terbaik tingkat nasional dalam menunjang penerimaan negara melalui pelayanan prima”.

Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

“Mencapai kinerja yang optimal melalui pelayanan, penyuluhan dan pengawasan berdasarkan ketentuan perpajakan.

Moto Pelayanan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur“Janji Layanan“ D.Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

(25)

pemisahan kegiatan pekerjaan antara satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

Struktur organisasi yang ada di kantor pelayanan pajak pratama medan timur adalah sebagai berikut :

1.Sub bagian umum

2.Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3.Seksi Pelayanan

4.Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 5.Seksi Penagihan

6.Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7.Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8.Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9.Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

Adapun wilayah kerja di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur antara lain: 1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan II Kelurahan Sidodadi. 2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Kelurahan Sei Kera HilirI dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Kelurahan

(26)

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indri Kasih, Kelurahan Sidorejo, Kelurahan Sidorejo Hilir dan Kelurahan Printis.

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

(27)
[image:27.612.108.571.135.506.2]

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

No. Unit

Jumlah Pegawai (Orang)

1 Sub Bagian Umum 7

2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 10

3 Seksi Pelayanan 14

4 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 15

5 Seksi Penagihan 4

6 Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 6

7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 8

9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8

Jumlah 87 Orang

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2015 E.Uraian Tugas dan Fungsi

1. Kepala Kantor

(28)

atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Penatausahaan surat masuk dan keluar

b. Menyusun tanggapan/ tindak lanjut terhadap surat hasil pemeriksaan/ laporan hasil pemeriksaan dari Ditjen Kemenkeu/BPK/ Unit Fungsional Pemeriksaan lainnya.

c. Menyusun tanggapan terhadap surat pengaduan anggota

masyaraakat melalui pos maaupun secara langsung.

d. Menyusun laporan berkala KPP, meliputi Laporan Ketertiban pegawai, Laporan Penggunaan Anggaran, Laporan Pemakaian Barang-barang milik negara dan lain sebagaainya.

e. Meneliti pelanggaran disiplin pegawai yang terjadi sessuai dengan peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010.

(29)

g. Pengadministrasian gaji pegawai.

h. Pemeliharaan aset-aset negara serta pengadaaan barang-barang kebutuhan kantor.

i. Pengelolaan dan penggunaan anggaran, serta mengelola sistem akuntansi instansi.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Melakukan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pengalokasian, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja. Adapun tugasnya sebagaai berikut:

a. Menyusun rencana penerimaan pajak berdassaarkan ekonomi dan keuangan.

b. Menatausahaan penerimaan pajak.

c. Membuat laporan monitoring penerimaan pajak dan extra effort. d. Perbaikan komputer dan aplikasi komputer.

e. Penatausahaan alat keterangan.

f. Penatausahaan surat-surat masuk pada seksi pengolaan data dan informasi.

g. Pengaturan jaringan komputer keseluruh pegawai serta

(30)

4. Seksi Pelayanan

Melaksaanakan penerbitan produk hukum perpajakan,

pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun tugasnya sebagai berikut.

a. Menatausahakan surat-surat permohonan dari wajib pajak dan surat-surat lainnya pada tempat pelayanan terpadu(TPT)

b. Menatausahakan surat-surat masuk untuk seksi pelayanan. c. Penatausaahakan arsip/berkas perpajakan.

d. Menyelesaikan registrasi wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak serta permohonan NPWP.

e. Menyelesaikan permohonan penghapusan NPWP dan pengukuhan PKP.

f. Menerbitkan surat keputusan pembetulan produk hukum. g. Pemberitahuan wajib pajak keluar/ pindah masuk.

h. Menatausahakan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN atau SPT masa PPh pemotong dan pemungut yang telah diterima kembali dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak.

i. Menyelesaikan permohonan perpanjangan jangka waktu

penyampaian SPT Tahunan PPh.

(31)

k. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi. l. Mencetak surat teguran sehubungan dengan SPT Tahunan PPh,

SPT masa PPh, SPT masa PPN, yang tidak di sampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

m. Menerbitka Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak(STP).

n. Melaksanakan penyuluhan perpajakan.

o. Melaksanakan pelayanan kebutuhan informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh wajib pajak

5. Seksi Penagihan

Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Menatausahakan surat masuk ke seksi penagihan.

b. Melakukan pengawasan terhadap tunggakan dan angsuran/pelunasan pajak.

c. Menerbitkan dan menyampaikan surat teguran kepadaa wajib pajak. d. Menerbitkan dan melaksanakan surat paksa.

(32)

f. Menerbitkan surat permintaan pemblokiran rekening wajib pajak kepada pimpinan bank.

g. Melakukan proses lelang atas harta kekayaan penunggakan pajak yang telah disita.

h. Melakukan penelitian administratif dan penelitian setempat terhadap piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat ditagih/tidak mungkin ditagih lagi.

i. Melakukan penelitian atas usulan penghapusan piutang pajak. j. Menjawab konfirmasi data tunggakan wajib pajak.

6. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Menatausahakan surat masuk ke seksi pemeriksaan dan kepatuhan internal.

b. Mengusulkan wajib pajak yang akan dilakukan pemeriksaan.

c. Menerbikan surat perintah pemeriksaan (SP2), surat pemberitahuan (SPT) pemeriksaan pajak dan surat pemanggilan pemeriksaan pajak.

d. Menatausahakan laporan hasil pemeriksaan (LPH) dan nota

perhitungan (Nothit).

(33)

f. Membuat laporan tentang wajib pajak patuh. g. Pengawasan / kepatuhan internal.

7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan subjek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapu tugasnya sebagai berikut:

a. Menatausahakan surat yang masuk ke seksi ekstensifikasi perpajakan. b. Menerbitkan surat himbauan ber-NPWP.

c. Mencari data dari pihak ketiga dalam rangka pembentukan data perpajakan.

d. Mencari data potensi perpajakan dalam pembuatan monografi fiska. e. Pembuatan daftar biaya komponen bangunan (DBKB).

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Melaksanakan pengawasan kepatuhan Wajib pajak (PPh, PPN, dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak, analis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah(territorial tertentu).

(34)

b. Melaksanakan peneliatian dan analisa kepatuhan material wajib pajak. c. Melakukan penghapusan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak

benar.

d. Pengusulan wajib pajak / PKP fiktif. e. Pengusulan wajib pajak patuh.

f. Melakukan penelitian untuk mengusulkan penerbitan Surat

Keterangan Fiskal (SKF).

g. Pemberian izin penggunaan mesin teraan materai.

h. Melakukan bimbingan dan memberikan konsultasi teknis kepada wajib pajak.

i. Mengirimkan himbauan perbaikan surat pemberitahuan (SPT).

j. Melakukan kunjungan kerja ke lokasi wajib pajak dalam rangka pengawasan dan wajib pajak.

k. Melaksanakan rekonsiliasi data wajib pajak (data maching). l. Membuat surat keterangan bebas (SKB).

9. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksaan Pajak

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan

berkoordinasi, integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi

(35)

a. melakukan pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan lengkap. b. Melakukan pemeriksaan sederhana kantor.

c. Membuat nota perhitungan (Nothit) pajak, daftar kesimpulan hasil pemeriksaan (DKHP) dan alat keterangan (Alket).

(36)

Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. (Siti Resmi:2011:18)

Beberapa kutipan pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli lainnyaadalah sebagai berikut:

1. Menurut S.I. Djajadiningrat, Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah sera dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara keseahteraan secara umum (Siti Resmi:2011:1)

2. Menurut Dr. N. J. Feldmann, Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakanuntuk menutup pengeluaranpengeluaran umum. (Siti Resmi:2011:2)

(37)

dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkna, dan yang dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian disempurnakan, menjadi:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

B.Tatacara Pemungutan Pajak 1. Stelsel pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel : a. Stelsel nyata

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

b. Stelsel anggapan

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang – undang. Mis : pada suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditentukan besarnya pajak terutang untuk tahun berjalan.

c. Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. 2. Asas Pemungutan Pajak

(38)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal ditempatnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negri.

b. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. 3.Sistem Pemungutan Pajak

a.Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri – cirinya :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus

b. Wajib pajak bersifat pasif

(39)

b.Self assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.

Ciri – cirinya :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri

b. Wajib pajak bersifat aktif. c. Fiskus hanya dapat mengawasi. c.With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.Ciri –cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

C. Jenis- Jenis Pajak

1. Jenis Pajak Menurut Pemungutannya

Dalam hal ini pajak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Pajak langsung

(40)

Contoh: Pajak Penghasilan yang menjadi beban orang atau badan yang bersangkutan dan tidak boleh dibebankan kepada orang lain.

b. Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dilimpahkan atau digeserkan kepada orang lain. Dimana pungutan dapat dilakukan pada setiap saat atau sewaktuwaktu dan besarnya tidak dituliskan dalam surat ketetapan pajak.Contoh: PPN, dimana produsen sebagai Wajib Pajak dapat menggeserkan beban pajak tersebut kepada pembeli.

2. Jenis pajak berdasarkan kewenangan pemungutan Dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Pajak Negara (Pusat)

Pajak negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan penyelenggaraan pungutan di daerah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya.Contoh: PPh, PBB, PPh atas barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

b. Pajak Daerah

(41)

rumah tangga daerah.Contoh: Pajak kendaraan bermotor, bea balik nama dan sebagainya.

3. Jenis pajak menurut sifatnya

Menurut sifatnya pajak dibagi dua, yaitu: a. Pajak perorangan atau subjektif

Adalah pajak yang pungutannya berpangkal pada diri pribadi atau subyeknya.Contoh: pajak penghasilan.

b. Pajak yang bersifat kebendaan atau objektif

Adalah pajak yang pungutannya berpangkal pada objek atau benda, dipungut karena keadaan, perbuatan dan keadilan yang dilakukan orang. Contoh: cukai rokok, tidak memandang apakah subyeknya orang kaya, orang miskin, bujangan atau sudah berkeluarga. Siapapun yang merokok dikenakan bea cukai rokok.

D. Surat Ketetapan Pajak

Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak hanya terbatas kepada wajib pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh wajib pajak. Surat ketetapan pajak meliputi :

(42)

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

A. Fungsi Surat Ketetapan Pajak Surat ketetapan pajak berfungsi sebagai :

1. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan.

2. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan. 3. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.

4. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar 5. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang

B. Persyaratan Pengajuan

(43)

b. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan

c. 1 (satu) keberatan harus diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak jenis pajak, 1 (satu) pemotongan pajak, atau 1 (satu) pemungutan pajak

d. WP telah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan

e. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali WP dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan WP .

f. Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan WP, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusu

C. Pembetulan Ketetapan Pajak

Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak

D. Kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang dapat dibetulkan

(44)

1. Kesalahan tulis antara lain : kesalahan yang dapat berupa penulisan nama, alamat, NPWP, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa atau Tahun Pajak dan tanggal jatuh tempo

2. Kesalahan hitung, yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau perkalian dan atau pembagian suatu bilangan

3. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan pajak.

E. Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan

Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau kekeliruan, antara lain:

- Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);

- Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT); - Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);

- Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN); - Surat Tagihan Pajak (STP);

- Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak; - Surat Keputusan Keberatan

- Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;

(45)

F. Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak

Jangka waktu penyelesaian permohonan pembetulan Wajib Pajak harus diselesaikan oleh DirekturJenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulanditerima. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat Direktur Jenderal Pajak tidak memberikansuatu keputusan, maka permohonan pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan.

G.Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP dapat mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang ternyata dikenakan karena adanya kekhilafan atau bukan karena kesalahan WP.

2. Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi harus memenuhi ketentuan:

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan

b. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak yang mengenakan sanksi administrasi tersebut

c. Tidak melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya STP, SKPKB atau SKPKBT, kecuali apabila WP dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya d. Tidak mengajukan keberatan atas ketetapan pajaknya dan diajukan atas suatu

(46)

3. Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal permohonan diterima.Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi keputusan maka permohonan dianggap diterima.

H. Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP dapat mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar

2. Permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar harus memenuhi ketentuan:

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia untuk suatu surat ketetapan pajak

b. Menyebutkan jumlah pajak yang menurut penghitungan WP seharusnya terhutang.

(47)

I. Permintaan penjelasan/pemberian keterangan tambahan

a.Untuk keperluan pengajuan permohonan , WP dapat meminta

penjelasan/keterangan tambahan, dan Kepala KPP wajib menjawabnya secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan atau pemungutan. Catatan :WP harus tetap memperhatikan jangka waktu pengajuan permohonan di atas.

b. WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sebelum surat keputusan atas permohonan diterbitkan dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa pengajuan permohonan tidak menunda kewajiban membayar pajak.

J.Pembetulan Ketetapan Pajak

Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak

1. Kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang dapat dibetulkan

Ruang lingkup pembetulan ketetapan pajak, terbatas pada kesalahan atau kekeliruan dari :

a. Kesalahan tulis antara lain : kesalahan yang dapat berupa penulisan nama, alamat, NPWP, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa atau Tahun Pajak dan tanggal jatuh tempo

(48)

c. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan pajak.

K. Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak

Jangka waktu penyelesaian permohonan pembetulan Wajib Pajak harus diselesaikan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima.Apabila jangka waktu tersebut telah lewat Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka permohonan pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan.

L. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009

b. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Kerentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa kali di Ubah Terahir Dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.

(49)

M. Daluwarsa Penetapan Pajak

Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak akhir Masa Pajak atau Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak

N. Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil

a. Disampaikan oleh kepala kantor KPP tempat WP terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan kepada wajib pajak secara langsung.

b. Dikirim lewat Pos dengan bukti pengirima surat

(50)

Nihil.

Adapun kendala yang terjadi dalam penyampaian SKPNtidak sampaiketangan wajib pajak adalah sebagai berikut :

1. Alamat wajib pajak yang tidak jelas. 2. Wajib pajak Pindah

3. Perusahaan ekspedisi /pos tidak dapat menemukan alamat wajib pajak yang bersangkutan

4. Tidak adanya penghuni rumah saat surat tersebut diantarkan.

B. Hal-hal yang Dilakukan Untuk Mengatasi Tidak Sampainya SKPN. 1. Biodata dan alamat wajib pajak harus benar-benar Asli

2. Hendaknya wajib pajak melaporkan setip kali pindah dan mencatatkan alamat terbaru secara benar.

3. Mengirim surat ketetapan dengan jasa pos dan ekspedisi yang terpercaya dan bisa bertanggung jawab .

C. Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil 1. Dasar Hukum

(51)

- Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 27 /PJ/2012 tentang bentuk dan isi nota penghitungan , bentuk da nisi surat ketetapan pajak serta bentuk dan isi surat tagihan pajak.

- Peraturan Derektur Jendral Pajak Nomor 29/PJ/2013 tentang bentuk dan isi nota perhitungan , bentuk dan isi surat tagihan pajak atas pajak penjualan bagi kontraktor perjanjian karya pengusaha pertambangan batu bara generasi.

2. Surat Edaran Terkait

- Surat edaran terkait dari Direktur Jendral Pajak Nomor SE-24/PJ/2013 tentang kode nota penghitungan dank ode ketetapan perjenis pajak. 3. Pihak Yang Terkait

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Pelayanan

3. Kepala Seksi Penagihan

4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi 5. Ketua kelompok Pemeriksa

6. Ketua Tm Pemeriksa 7. Anggota Tim Pemeriksa 8. Pelaksana seksi Pelayanan 9. Wajib Pajak

4. Input

(52)

b. Nota Penghitungan Pajak (NPK) 5. Output

a. Surat Ketetapan Pajak 6. Prosudur Kerja

1. Setelah SOP Tata Cara Pemeriksaan , Anggota Tim pemeriksa melakukan input data nota perhitungan pajak. Mencetak konsep nota Penghitungan pajak dan penyampaiannya kepada ketua tim.

2. Ketua tim Pemeriksa meneliti dan memarraf konsep nota penghitungan Pajak kemudian meneriskannya kepada ketua kelompok pemeriksa. 3. Ketua kelompok Pemeriksa meneliti .menyetujui dan memaraf konsep nota perhitungan pajak kemudian meneruskannya kepada kepala kantor pelayanan pajak4. Kepala kantor pelayanan pajak meneliti dan memaraf konsep nota perhitungan pajak dan selajutnya Menyampaikan kepada kepala seksi pelayanan

5. Kepala seksi Pelayanan menugaskan pelaksana seksi pelayanan untuk mencetak surat ketetapan pajak.

Surat ketetapan pajak diterbitkan dalam rangkap 4 (dalam hal yang di terbitkan adalahSKPN atau SKPLB ) atau rangkap 5 (dalam Hal yang di terbitkan adalah STP ,SKPKB atau SKPKBT ) yaitu:

Lembar ke-1 :Untuk wajib pajak

(53)

Lembar ke-3 :Untuk seksi pengawasan Lembar ke-4 : Untuk arsip seksi pelayana

Lembar ke-5 :Untuk seksi atau unit pembuat nota penghitungan

7. Pelaksana seksi Pelayanan Melakukan Pencetakan Surat ketetapan pajak dan menyampaikannya ke kepala seksi Pelayanan.

8. Surat ketetapan pajak yang sudah di cetak di paraf oleh kepala kantor pelayanan pajak

9. Kepala kantor pelayanan pajak menandatangani surat ketetapan pajak 10.Proses di lanjuktan ke SOP tata cara Penatausahaan Dokumen WP dan

(54)

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2015 KETERANGAN :

- Data di atas adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil yang terbit sepanjang tahun 2012-2014 di Kantor Playanan Pajak Pratama Medan Timur - Jumlah SKPN setiap pribadi bisa saja berbeda , karena tidak tertutup

kemungkinnan 1 WP bisa memiliki 2 , 3 atau lebih SKPN oleh sebab KPP Pratama Medan Timur

No Jenis SKPN

Tahun Terbit

2012 2013 2014

Jumlah WP Jumlah SKP Jumlah WP Jumlah SKP Jumlah WP Jumlah SKP 1

SKPN - PPh Final dan Fiskal Luar

Negeri 14 20 28 30 13 17

2 SKPN - PPH Pasal 21 26 21 37 40 24 36

3 SKPN - PPH Pasal 23 14 15 21 33 9 9

4 SKPN - PPH Pasal 25/29 Badan 17 21 18 22 9 10

5

SKPN - PPH Pasal 25/29 Orang

Pribadi 2 2 0 0 0 0

6 SKPN - PPH Pasal 26 0 0 2 2 1 5

(55)

itu penulis tidak menjumlah hasil dari tabel di atas , terlebih jumlah wajib pajak yang sulit untuk di hitung.

- Sepanjang tahun 2012-2014 penulis melihat terus terjadi peningkatan setiap tahunnya . Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa WP semakin taat dan jujur melakukan pembayaran perpajakan

D. Tata Cara Penyampaian SKPN di KPP Medan Timur

1. Menurut data yang penulis ketahui dari hasil riset di KPP tersebut bahwa penyampaian yang di lakukan sepangjang 5 tahun ke belakang ini hanya melalui pengiriman via pos / ekspedisi

2. Setia data yang tidak sampai kepada WPakan di bukukan dan tidak pernah dihitung/dicatat lagi sepanjang 3 tahun kebelakang.

3. Perihal tidak sampainya SKPN ini akan sangat merugikan WP , karena setiap surat ketetapan yang keluar/terbit memiliki batas waktu setelah tanggal di terbitkan , dan bila tanggal tersebut lewat maka WP tidak berhak mengajukan keberatan dalam bentuk apapun, karena akan di Tolak.

(56)

Dari uraian pada bab – bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :

• Surat Ketetapan Pajak Nihil berfungsi sebagai sarana untuk mendata jumlah

wajib pajak yang tidak terutang pajak lagi.

• Surat Ketetapan Pajak Nihil diterbitkan oleh Seksi Pelayanan berdasarkan

Nota Perhitungan yang dibuat oleh seksi PDI

• Surat Ketetapan Pajak ini di terbitkan apabila pajak terutang dan kredit pajak

sama (tidak terutang pajak)

• Surat Ketetapan Pajak Nihil ini di sampaikan kepada WP melalu pos/ekspedisi • Dikembalikannya Sukan Ketetapan Pajak Nihil kepada KPP karna beberapa

faktor salah 1nya data WP yg tidak jelas atau pindah

• Penyampaian Surat Ketetapan Pajak ini sangat penting , karena apabila dalam

(57)

B.Saran

Dari permasalahan yang terjadi dilapangan serta berdasarkan pengamatan penulis, ada beberapa masukan yang ingin penulis berikan. Hal ini berkaitan dengan penerapan Pasal 12 ayat 1 s/d 3 Undang –Undang KUP Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan pada Surat Ketetapan Pajak . Saran – saran dari penulis sebagai berikut :

• Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil hendaknya bisa lebih efisien

tidak mengalami kendala apa bila pihak-pihak terkait dapat saling mengerti posisi dan kewajiban masing-masing.

• Wajib pajak hendaknya memberikan keterangan tentang biodata serta

alamat yang sebenarnya dengan lengkap dan jelas

• Hendaknya wajib pajak melaporkan setip kali pindah dan mencatatkan

alamat terbaru secara benar.

• Pengirim surat ketetapan dengan jasa pos dan ekspedisi yang

(58)

Peraturan Perundang-undangan:

- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 23/PMK.03/2008

- Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 Sebagaimana Telah Beberapa kali di Ubah Terahir Dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

- Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan

- Pasal 12 ayat 1 s/d 3 Undang-undang KUP http//www.depkeu.go.id, Surat Ketetapan Pajak

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual, dan kualitas audit

tetap tinggi dan pola konsumsi belum Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Menyikapi hal tersebut, BKP sebagai lembaga di Permerintah Provinsi Riau yang bertugas

Rata-rata nilai perkecambahan tertinggi terdapat pada perlakuan biji dengan pemotongan sayap 75% yaitu 24,89 (%/hari) dan yang paling rendah adalah perlakuan tanpa sayap

Murid bercerita tentang kepentingan hubungan berkekalan di kalangan ahli keluarga berpandukan gambar (Lampiran 2 atau gambar lain yang sesuai). EMK Kreativiti

Penelitian ini belum banyak dilakukan di Sumatera Utara, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian infeksi pada pasien hidrosefalus setelah

Bincangkan dengan murid tentang ibu bapa, penjaga dan orang dewasa yang boleh dipercayai sebagai sumber rujukan untuk mendapat maklumat. Edarkan Aktiviti Pengayaan sebagai

The first difference is that the zeroth node in the graph used for algorithmic scan fixing contains all point clouds that have to be fixed as opposed to mathematical approach where

Sertifikat Badan Usaha ( SBU) kualifikasi Usaha Kecil subkualifikasi sesuai yang ter cantum dalam LDK masing- masing paket dengan klasifikasi Bangunan Sipil,