• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran kultur mikrobiologi pada pasien hidrosefalus dengan infeksi setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts Di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Desember 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran kultur mikrobiologi pada pasien hidrosefalus dengan infeksi setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts Di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Desember 2015"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI PENELITIAN

GAMBARAN KULTUR MIKROBIOLOGI PADA PASIEN HIDROSEFALUS DENGAN INFEKSI SETELAH TINDAKAN CEREBROSPINAL FLUID SHUNTS DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

PERIODE JANUARI 2013 – DESEMBER 2015

OLEH :

HANY ZEVANIA

130100363

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Infeksi yang berhubungan dengan CSF (Cerebrospinal Fluid) shunts adalah sebuah komplikasi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Insidensi infeksi yang berhubungan dengan shunts memiliki rentang dari 1%-18%. Penelitian ini belum banyak dilakukan di Sumatera Utara, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian infeksi pada pasien hidrosefalus setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts Di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Desember 2015.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran kultur mikrobiologi pada pasien hidrosefalus dengan infeksi setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts Di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Desember 2015.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional Study yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dengan teknik pengumpulan data diperoleh langsung dari observasi data rekam medis.

Dari hasil penelitian diperoleh angka kejadian infeksi pada pasien hidrosefalus setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts sebanyak 16 kasus. Frekuensi tertinggi bakteri penyebab terbanyak pada dewasa adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus saprophyticus dan pada anak – anak adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Terapi antibiotik yang diberikan adalah Seftriakson 25%, Meropenem 25%, Gentamisin 6,3%, Amikasin 6,3%, Sulfametoksazol 12,5%, Ampisilin 12,5%, Kotrimoksazol 6,3%, Ceftazidine 6,3%.

Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi kejadian infeksi pada pasien hidrosefalus setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts di RSUP. H. Adam Malik Medan adalah 0,026.

(5)

ABSTRACT

Infections related to CSF shunts are a complication with the levels of morbidity and mortality are high. The infection rate associated with shunts have a range from 1% to 18%. This research has not been done in North Sumatra, therefore, this study was conducted to describe the incidence of infection in patients Hydrocephalus after CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts therapy in RSUP. H. Adam Malik, Medan, North Sumatera.

The purpose of this research is to discover an overview of microbiological cultures in patients with hydrocephalus has infection after CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts therapy in RSUP. H. Adam Malik Hospital Medan in January 2013 – December 2015.

This research is a descriptive cross sectional study, conducted at RSUP H. Adam Malik, with data collection techniques obtained directly from observations of patient medical records.

The result describes the incidence of infection after CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts therapy is 16 cases. The highest frequency of bacteria that cause infection after CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts therapy in adults is Staphylococcus aureus and Staphylococcus saprophyticus and in children are Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis. Antibiotic therapy is Ceftriaxone 25%, Meropenem 25%, Gentamycin 6,3%, Amikacin 6,3%, Sulfametoxazole 12,5%, Ampicilin 12,5%, Cotrimoxazole 6.3%, Ceftazidine 6,3%. The conclusion this study was the prevalence of infection in a patient with Hydrocephalus CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts therapy in RSUP. H. Adam Malik Medan is 0,026.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul “Gambaran kultur mikrobiologi pada pasien hidrosefalus dengan infeksi setelah tindakan CSF (Cerebrospinal Fluid) Shunts Di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Desember 2015.”

Dalam skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S.(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Imam Budi Putra, Sp.KK., selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Zaimah Z. Tala, M.S., Sp.GK., selaku Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp.GK., selaku Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(7)

7. dr. Raden Ajeng Dwi Pujiastuti, M.Ked., Sp.S. dan dr. Dedy Dwi Putra Sp.Rad sebagai Dosen Penguji 1 dan Dosen Penguji 2 yang telah memberikan saran – saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan doa, moral, dan materil kepada Penulis, teruntuk yang tercinta Ayahanda Udin P. Sihaloho, SH., Ibunda Holong Rotua Saragi, Adik Richa Chintya Hayani Sihaloho, Hans Christian Andersen Sihaloho, dan Dhiny Ellen Juwita Sihaloho.

9. Dokter-dokter yang sedang menjalani program pendidikan dokter spesialis bedah saraf yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

10. Seorang terkasih dr. William Immanuel Tiofan Simatupang yang telah memberikan waktu, perhatian dan dukungannya.

11. Sahabat – sahabat terkasih ( Nandini, Amyatena Leonie Sembiring, Elrica Stella Octaviani Tambunan, Zuriel Immanuel Natan, Sugama Ginting, Oky Fernando Manurung, dan Erwin Simangunsong) yang senantiasa mendukung dalam doa dan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. ABSTRAK ... I

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ... 3

1.3. TUJUAN PENELITIAN ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. MANFAAT PENELITIAN ... 4

1.4.1. Bagi Peneliti ... 4

1.4.2. Bagi Institusi ... 4

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI CAIRAN SEREBROSPINAL ... 6

2.2. HIDROSEFALUS ... 8

2.2.1. Definisi ... 8

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi ... 9

2.2.3. Patogenesis ... 10

2.2.4. Manifestasi Klinis ... 10

(9)

2.2.6. Penatalaksanaan ... 12

2.3. CEREBROSPINAL FLUID (CSF) SHUNTS ... 13

2.3.1. Definisi ... 13

2.3.2. Klasifikasi ... 14

2.4. INFEKSI SETELAH TINDAKAN CSF SHUNT ... 18

2.4.1. Definisi ... 18

2.4.2. Etiologi ... 18

2.4.3. Manifestasi Klinis ... 18

2.4.4 Evaluasi Diagnostik ... 19

2.4.5 Penatalaksanaan ... 20

2.4.6. Pencegahan ... 23

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP ... 24

3.1. KERANGKA TEORI ... 24

3.2. KERANGKA KONSEP ... 25

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 26

4.1. JENIS PENELITIAN ... 26

4.2. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ... 26

4.2.1. Waktu Penelitian ... 26

4.2.2. Tempat Penelitian ... 26

4.3. POPULASI DAN SAMPEL ... 26

4.3.1. Populasi ... 26

4.3.2. Sampel ... 26

4.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 27

4.5. DEFINISI OPERASIONAL ... 27

4.6. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA ... 28

4.7. JADWAL PENELITIAN ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

5.1 HASIL PENELITIAN ... 29

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

(10)

5.2 PEMBAHASAN ... 33

5.2.1 Analisis Distribusi Penelitian ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 KESIMPULAN ... 36

6.2 SARAN ... 37

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hidrosefalus.. ...9

Tabel 2.2 Komplikasi pemasangan CSF shunt...17

Tabel 2.3 Penatalaksaan infeksi setelah tindakan CSF shunt...22

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian...28

Tabel 5.1 Distribusi Usia pada Pasien Hidrosefalus dengan Infeksi Setelah Tindakan Cerebrospinal Fluid Shunt...30

Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin pada Pasien Hidrosefalus dengan Infeksi Setelah Tindakan Cerebrospinal Fluid Shunt...30

Tabel 5.3 Distribusi Bakteri Penyebab Infeksi pada Pasien Hidrosefalus Setelah Tindakan Cerebrospinal Fluid Shunt...31

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi ventrikel dengan gambaran otak yang transparan...6

Gambar 2.2. Sirkulasi cairan serebrospinal dan pembuluh darah vena...7

Gambar 2.3. Komponen CSF shunts...13

Gambar 2.4. Ilusrasi demonstrasi letak proximal catheter...13

Gambar 2.5. Pemasangan ventriculoperitoneal shunt...14

Gambar 2.6 Pemasangan ventriculoarterial shunt...15

Gambar 3.1. Skema Kerangka Teori Penelitian...24

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Anggaran Biaya Penelitian

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

Lampiran 4. Ethical Clearance

Lampiran 5. Analisa Statistik

(14)

DAFTAR ISTILAH

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keluarga yang harus dihubungi dalam keadaan darurat kesehatan.. Jenis asuransi kesehatan yang

[r]

Agar membawa dokumen asli penawaran dan kualifikasi yang di-upload serta berkas kualifikasi asli atau dokumen yang sudah dilegalisir oleh yang berwenang dan

Sejatinya, kedua kalimat tersebut memiliki koherensi yang kuat dimana hak perdata dari seorang ayah hanya dapat diterima oleh anak sah atau anak yang lahir sebagai akibat

No Judul Skripsi Total Kalimat Jumlah Kalimat Benar Jumlah Kalimat Salah Persentase Ketepatan.. Aplikasi Remote Control Untuk Mengatur Kecepatan Motor Dc 7 7

Pengaruh Minyak Nilam (Oleum Pogostemon) Terhadap Ketahanan Wangi Minyak Lavender (Oleum Lavandulae) Dalam Sediaan Gel Pengharum Ruangan Memakai Basis Gel Campuran Agar Agar Dan

Kesimpulan setelah dilakukan analisis dengan uji beda berpasangan terhadap tingkat keluhan sebelum dan sesudah perlakuan dapat disimpulkan bahwa pelatihan patient