1
BAB I PE NDAHULUAN
1.1 LATAR BE LAKANG
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini nyaris ditemukan diseluruh belahan dunia terutama di negara tropik dan
subtropik baik secara endemik maupun epidemik. Penyakit DBD pada saat ini masih
merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang penderitanya terus
meningkat serta semakin luas penyebarannya (Sri Rejeki, 2004).
Upaya pembrantasan demam berdarah dengue dapat berhasil apabila seluruh
masyarakat berperan aktif dalam pemberantasan demam berdarah. Karena demam
berdarah merupakan penyakit menular berbahaya yang dapat menimbulkan kematian
dalam waktu singkat dan dapat menimbulkan wabah terutama menyerang anak -
anak, penyakit Demam berdarah dengue mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan
sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat (Rejeki, 2004). Untuk mempermudah penanganan kasus demam berdarah
dan pencegahan, membutuhkan bantuan tenaga khusus yang bekerja untuk survey
secara periodik di lingkungannya. Oleh karena itu dalam masyarakat perlu adanya
petugas sukarelawan atau Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk membantu
menyampaikan informasi kesehatan terutama mengenai demam berdarah dengue.
Menurut penelitian yang dilakukan di Denpasar, mengemukakan bahwa salah satu
cara yang efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ialah dengan
menggerakan / menguatkan masyarakat baik itu jumantik maupun warga sekitar,
2
menerus. Menguatkan jumantik dapat dilakukan dengan pelatihan, dan menyuluhan /
pendidikan kesehatan (Desi, et al., 2013).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Trixie Salawati, dan Ratih Sari Wardani,
mengemukakan bahwa penyakit DBD yang ditularkan oleh vektor nyamuk A edes
aegypti, penyakit yang sampai saat ini belum ada vaksinnya sehingga pemberantasan
penyakit ini dengan memberantas vektornya. Tempat perkembang biakan nyamuk ini
pada lingkungan yang lembab, dengan curah hujan tinggi, serta terdapat genangan air
di dalam maupun luar rumah. Faktor-faktor lain penyebab DBD adalah keadaan
sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku masyarakat tidak sehat, dan perilaku di
dalam rumah pada siang hari, Penyakit DBD yang sampai saat ini masih menjadi
problem kesehatan masyarakat dunia. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia, terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik sebagai penyakit
endemik maupun epidemik (Djunaedi, 2006).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada World Health Organization (WHO)
antara tahun 1968 – 2009, Asia menempati peringkat pertama dalam jumlah
penderita penyakit DBD setiap tahunnya, dan Indonesia menempati angka kematian
peringkat ketiga ( 2.6% ) diantara negara-negara Vietnam, Thailand, India, Myanmar,
Amerika, Kampuchea, Malaysia, Singapore, Philippines, Sri Lanka, Laos, dan
negara-negara di kepulauan Pasifik (Djunaedi, 2006). WHO juga mencatat negara-negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Depkes RI, 2010).
Menurut Dinas Kesehatan Kota Malang (2008) ada lima kecamatan di Kota
Malang yaitu Sawojajar (Kecamatan Kedungkandang), Purwantoro (Kecamatan
Blimbing), Jatimulyo (Kecamatan Lowokwaru), Klojen (Kecamatan Klojen), dan
Sukun (Kecamatan Sukun) menjadi daerah endemis wabah DBD. Pada tahun 2013
3
meninggal dunia (Dinkes Kota Malang, 2013). Memberdayakan masyarakat dengan
melatih kader Jumantik (juru pemantau jentik) diharapkan kota malang sehat dan
bebas dari jentik penyakit demam berdarah sejak tahun 2003 sampai sekarang.
Untuk penanganan kasus demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk
dibutuhkan bantuan masyarakat / sukarelawan (jumantik) untuk memberikan
informasi kesehatan mengenai penyakit demam berdarah. Serta dari hasil penelitian
oleh Salawati (2011) menunjukkan bahwa dengan cara memberdayakan jumantik
dapat meningkatkan angka bebas jentik dan menurunkan house indek s (HI), countainer
indek s (CI), dan bretau indek s (BI) (Salawati & Wardani, 2008).
Keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk sangat ditentukan oleh adanya
jumantik yang memantau dan mengingatkan warga secara teratur untuk menjaga
kebersihan, melakukan tiga M (menguras, menutup, dan mengubur) dan melakukan
pemberantasan sarang nyamuk. Agar kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
berlangsung efektif, maka perlu diadakan promosi kesehatan (promkes) yang
didalamnya berisi kegiatan penyuluhan kepada kader - kader Jumantik dan
masyarakat. Keberhasilan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
tergantung pada kemampuan penyuluh dalam menyampaikan pesan dan informasi
untuk mencapai tujuan pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini merupakan
peranan vital pada para Jumantik yang ada dimasyarakat (Depkes RI, 2010).
Peranan Kader kesehatan/jumantik sebagai teladan dan panutan bagi
masyarakat dapat menggerakkan keluarga untuk melakukan pencegahan dan
pembrantasan demam berdarah secara menyeluruh. Oleh karena itu Jumantik sangat
strategis posisinya dalam pemberantasan penyakit Demam Berdarah. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka wawasan sikap dan perilaku Jumantik harus diberdayakan
4
berdarah. Untuk mendukung keberhasilan tersebut, Jumantik harus ditingkatkan
dari segi penyadaran, pengetahuan atau wawasan, sikap/ perilaku dari Jumantik agar
dapat menunaikan tugasnya di lapangan (Indrawan, 2001).
Dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui
seberapa hubungan antara kapasitas jumantik dengan prevalensi penyakit demam
berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
1.2 PE RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus demam
berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus
penyakit demam berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota
Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden jumantik berdasarkan jenis kelamin,
umur, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Mengidentifikasi kapasitas jumantik meliputi penyadaran, pemahaman dan
keterampilan di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
c. Mengetahui jumlah kasus demam berdarah dangue di kecamatan Kedung
Kandang Kota Malang.
d. Menganalisis hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus demam
5
1.4 MANF AAT PE NE LITIAN
1.4.1 Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai bahan referensi bagi keperawatan komunitas serta untuk
pengembangan penelitian di bidang keperawatan tentang Demam Berdarah Dengue
dan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan untuk meningkatkan kapasitas jumantik melalui perencanaan
program pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah
Dengue.
1.4.3 Bagi Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Meningkatkan kapasitas jumantik dengan memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada para kader pemantau jentik tentang pemberantasan penyakit
demam berdarah.
1.4.4 Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan yang nyata untuk peneliti pemula dalam proses
penelitian.
1.5 KE ASLIAN PE NE LITIAN
1.5.1 Penelitian yang pernah dilakukan oleh Yanyan Bahtiar pada tahun (2012)
yang dimuat dalam jurnal penelitian penyakit menular vektor tentang hubungan
pengetahuan dan sikap tokoh masyarakat dengan perannya dalam pengendalian
demam berdarah di wilayah Puskesmas kawalu kota Tasikmalaya. Penelitian
menggunakan pendekatan cross-sectional desigen, dengan jumlah sampel 68 responden
yang ditentukan secara purposif, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
6
demam berdarah di wilayah Puskesmas K awalu Kota Tasikmalaya. Adapun
perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah pengambilan sampel secara simple random sampling juga perbedaan variabel
independent yang digunakan yaitu hubungan kapasitas jumantik (juru pemantau
jentik), perbedaan lainnya yaitu sampel yang digunakan adalah anggota jumantik
(juru pemantau jentik), dan perbedaan waktu dan tempat penelitian.
1.5.2 Kemudian pada tahun (2006) yang di muat di jurnal kedokteran oleh
Abd.Rahman Rasyidi, dkk tentang hubungan faktor penggerakan pemberantasan
sarang nyamuk demam berdarah dangue dengan angka bebas jentik di kecamatan
Sumber Jaya Kabupaten Majalengka. Dengan menggunakan metode cross-sectional
desigen, disimpulkan bahwa untuk mengupayakan angka berbas jentik diperlukan
perbaikan dalam penyuluhan demam berdarah dangue dengan menggalakkan
kegiatan PSN, memberdayakan penyediaan sarana PSN dan perbaikan proses,
sehingga pemantauan jentik dapat dilakukan secara berkala. Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah variabel
independent yang digunakan yaitu kapasitas jumantik (juru pemantau jentik), dan
HUBUNGAN ANTARA KAPASITAS JUMANTIK (JURU
PE MANTAU JE NTIK) DE NGAN JUMLAH KASUS
DE MAM BE RDARAH DE NGUE (DBD) DI
KE CAMATAN KE DUNG KANDANG
KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
LUKMAN HAKIM
201110420311049
PROGRAM STUDI ILMU KE PE RAWATAN
F AKULTAS ILMU KE SE HATAN
UNIVE RSITAS MUH AMMADIYAH MALANG
i
HUBUNGAN ANTARA KAPASITAS JUMANTIK (JURU
PE MANTAU JE NTIK) DE NGAN JUMLAH KASUS
DE MAM BE RDARAH DE NGUE (DBD) DI
KE CAMATAN KE DUNG KANDANG
KOTA MALANG
SKRIPSI
Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
LUKMAN HAKIM
201110420311049
PROGRAM STUDI ILMU KE PE RAWATAN
F AKULTAS ILMU KE SE HATAN
UNIVE RSITAS MUH AMMADIYAH MALANG
iv
SURAT PE RNYATAAN KE ASILAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lukman Hakim
NIM : 201110420311049
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKE S UMM
Judul Skripsi : Hubungan Antara Kapasitas Jumantik (Juru Pemantau Jentik)
Dengan Prevalensi Demam Berdarah Denuge (DBD) Di Kecamatan
Kedung Kandang Kota Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, April 2015
Yang Membuat Pernyataan,
Lukman Hakim
V
MOTTO
“DREAM, BELIEVE
AND MAKE IT
HAPPEN”
BERMIMPI,
PERCAYAI & BUAT
ITU TERJADI
V
“NANTI KAMU AKAN
KETEMU
ORANG-ORANG YANG
MEMPERCAYAKAN
KESEHATANNYA
PADA MU”
1
BAB I PE NDAHULUAN
1.1 LATAR BE LAKANG
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini nyaris ditemukan diseluruh belahan dunia terutama di negara tropik dan
subtropik baik secara endemik maupun epidemik. Penyakit DBD pada saat ini masih
merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang penderitanya terus
meningkat serta semakin luas penyebarannya (Sri Rejeki, 2004).
Upaya pembrantasan demam berdarah dengue dapat berhasil apabila seluruh
masyarakat berperan aktif dalam pemberantasan demam berdarah. Karena demam
berdarah merupakan penyakit menular berbahaya yang dapat menimbulkan kematian
dalam waktu singkat dan dapat menimbulkan wabah terutama menyerang anak -
anak, penyakit Demam berdarah dengue mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan
sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat (Rejeki, 2004). Untuk mempermudah penanganan kasus demam berdarah
dan pencegahan, membutuhkan bantuan tenaga khusus yang bekerja untuk survey
secara periodik di lingkungannya. Oleh karena itu dalam masyarakat perlu adanya
petugas sukarelawan atau Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk membantu
menyampaikan informasi kesehatan terutama mengenai demam berdarah dengue.
Menurut penelitian yang dilakukan di Denpasar, mengemukakan bahwa salah satu
cara yang efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ialah dengan
menggerakan / menguatkan masyarakat baik itu jumantik maupun warga sekitar,
2
menerus. Menguatkan jumantik dapat dilakukan dengan pelatihan, dan menyuluhan /
pendidikan kesehatan (Desi, et al., 2013).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Trixie Salawati, dan Ratih Sari Wardani,
mengemukakan bahwa penyakit DBD yang ditularkan oleh vektor nyamuk A edes
aegypti, penyakit yang sampai saat ini belum ada vaksinnya sehingga pemberantasan
penyakit ini dengan memberantas vektornya. Tempat perkembang biakan nyamuk ini
pada lingkungan yang lembab, dengan curah hujan tinggi, serta terdapat genangan air
di dalam maupun luar rumah. Faktor-faktor lain penyebab DBD adalah keadaan
sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku masyarakat tidak sehat, dan perilaku di
dalam rumah pada siang hari, Penyakit DBD yang sampai saat ini masih menjadi
problem kesehatan masyarakat dunia. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia, terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik sebagai penyakit
endemik maupun epidemik (Djunaedi, 2006).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada World Health Organization (WHO)
antara tahun 1968 – 2009, Asia menempati peringkat pertama dalam jumlah
penderita penyakit DBD setiap tahunnya, dan Indonesia menempati angka kematian
peringkat ketiga ( 2.6% ) diantara negara-negara Vietnam, Thailand, India, Myanmar,
Amerika, Kampuchea, Malaysia, Singapore, Philippines, Sri Lanka, Laos, dan
negara-negara di kepulauan Pasifik (Djunaedi, 2006). WHO juga mencatat negara-negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Depkes RI, 2010).
Menurut Dinas Kesehatan Kota Malang (2008) ada lima kecamatan di Kota
Malang yaitu Sawojajar (Kecamatan Kedungkandang), Purwantoro (Kecamatan
Blimbing), Jatimulyo (Kecamatan Lowokwaru), Klojen (Kecamatan Klojen), dan
Sukun (Kecamatan Sukun) menjadi daerah endemis wabah DBD. Pada tahun 2013
3
meninggal dunia (Dinkes Kota Malang, 2013). Memberdayakan masyarakat dengan
melatih kader Jumantik (juru pemantau jentik) diharapkan kota malang sehat dan
bebas dari jentik penyakit demam berdarah sejak tahun 2003 sampai sekarang.
Untuk penanganan kasus demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk
dibutuhkan bantuan masyarakat / sukarelawan (jumantik) untuk memberikan
informasi kesehatan mengenai penyakit demam berdarah. Serta dari hasil penelitian
oleh Salawati (2011) menunjukkan bahwa dengan cara memberdayakan jumantik
dapat meningkatkan angka bebas jentik dan menurunkan house indek s (HI), countainer
indek s (CI), dan bretau indek s (BI) (Salawati & Wardani, 2008).
Keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk sangat ditentukan oleh adanya
jumantik yang memantau dan mengingatkan warga secara teratur untuk menjaga
kebersihan, melakukan tiga M (menguras, menutup, dan mengubur) dan melakukan
pemberantasan sarang nyamuk. Agar kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
berlangsung efektif, maka perlu diadakan promosi kesehatan (promkes) yang
didalamnya berisi kegiatan penyuluhan kepada kader - kader Jumantik dan
masyarakat. Keberhasilan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
tergantung pada kemampuan penyuluh dalam menyampaikan pesan dan informasi
untuk mencapai tujuan pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini merupakan
peranan vital pada para Jumantik yang ada dimasyarakat (Depkes RI, 2010).
Peranan Kader kesehatan/jumantik sebagai teladan dan panutan bagi
masyarakat dapat menggerakkan keluarga untuk melakukan pencegahan dan
pembrantasan demam berdarah secara menyeluruh. Oleh karena itu Jumantik sangat
strategis posisinya dalam pemberantasan penyakit Demam Berdarah. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka wawasan sikap dan perilaku Jumantik harus diberdayakan
4
berdarah. Untuk mendukung keberhasilan tersebut, Jumantik harus ditingkatkan
dari segi penyadaran, pengetahuan atau wawasan, sikap/ perilaku dari Jumantik agar
dapat menunaikan tugasnya di lapangan (Indrawan, 2001).
Dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui
seberapa hubungan antara kapasitas jumantik dengan prevalensi penyakit demam
berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
1.2 PE RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus demam
berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus
penyakit demam berdarah dangue (DBD) di kecamatan Kedung Kandang Kota
Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden jumantik berdasarkan jenis kelamin,
umur, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Mengidentifikasi kapasitas jumantik meliputi penyadaran, pemahaman dan
keterampilan di kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
c. Mengetahui jumlah kasus demam berdarah dangue di kecamatan Kedung
Kandang Kota Malang.
d. Menganalisis hubungan antara kapasitas jumantik dengan jumlah kasus demam
5
1.4 MANF AAT PE NE LITIAN
1.4.1 Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai bahan referensi bagi keperawatan komunitas serta untuk
pengembangan penelitian di bidang keperawatan tentang Demam Berdarah Dengue
dan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan untuk meningkatkan kapasitas jumantik melalui perencanaan
program pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah
Dengue.
1.4.3 Bagi Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Meningkatkan kapasitas jumantik dengan memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada para kader pemantau jentik tentang pemberantasan penyakit
demam berdarah.
1.4.4 Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan yang nyata untuk peneliti pemula dalam proses
penelitian.
1.5 KE ASLIAN PE NE LITIAN
1.5.1 Penelitian yang pernah dilakukan oleh Yanyan Bahtiar pada tahun (2012)
yang dimuat dalam jurnal penelitian penyakit menular vektor tentang hubungan
pengetahuan dan sikap tokoh masyarakat dengan perannya dalam pengendalian
demam berdarah di wilayah Puskesmas kawalu kota Tasikmalaya. Penelitian
menggunakan pendekatan cross-sectional desigen, dengan jumlah sampel 68 responden
yang ditentukan secara purposif, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
6
demam berdarah di wilayah Puskesmas K awalu Kota Tasikmalaya. Adapun
perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah pengambilan sampel secara simple random sampling juga perbedaan variabel
independent yang digunakan yaitu hubungan kapasitas jumantik (juru pemantau
jentik), perbedaan lainnya yaitu sampel yang digunakan adalah anggota jumantik
(juru pemantau jentik), dan perbedaan waktu dan tempat penelitian.
1.5.2 Kemudian pada tahun (2006) yang di muat di jurnal kedokteran oleh
Abd.Rahman Rasyidi, dkk tentang hubungan faktor penggerakan pemberantasan
sarang nyamuk demam berdarah dangue dengan angka bebas jentik di kecamatan
Sumber Jaya Kabupaten Majalengka. Dengan menggunakan metode cross-sectional
desigen, disimpulkan bahwa untuk mengupayakan angka berbas jentik diperlukan
perbaikan dalam penyuluhan demam berdarah dangue dengan menggalakkan
kegiatan PSN, memberdayakan penyediaan sarana PSN dan perbaikan proses,
sehingga pemantauan jentik dapat dilakukan secara berkala. Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah variabel
independent yang digunakan yaitu kapasitas jumantik (juru pemantau jentik), dan
Xii
ABSTRAK
Hubungan Antara Kapasitas Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Dengan Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang
Lukman Hakim1, Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom2, Tutu April Ariani, SKp, M.Kes3
Latar Belakang : Menigkatkan kapasitas jumantik adalah bentuk dari upaya pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakaat supaya dapat berperan aktif dalam pemberantasan penyakit DBD. Keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk sangat ditentukan oleh adanya jumantik yang memantau dan mengingatkan warga secara teratur untuk menjaga kebersihan, melakukan menguras, menutup dan mengubur dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Peranan kader jumantik sebagai role model dan dapat membuat masyarakat menggerakkan keluarga untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan deman berdarah dengue secara menyeluruh.
Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian crossectional design, sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 responden jumantik yang diambil dengan mengguanakan teknik simple random sampling. Analisa data yang diguankan pada penelitian ini yaitu uji Chi Square.
Hasil : Menunjukkan nilai A symptotic Significance (2-sided) = 0.001 < 0.05, dimana X 2 hitung kapasitas jumantik (36.08) > X2 tabel (7.815), jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kapasitas jumantik dengan prevalensi penyakit DBD di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Kesimpulan Upaya peningkatan kapasitas jumantik dapat menurunkan kasus dari demam berdarah dengue (DBD) disuatu wilayah.
Kata Kunci : demam berdarah dengue, prevalensi, jumantik.
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan , Universitas Muhammadiyah Malang.
Viii ABSTRACT
The E ffect of Jumantik Capacity (Larva Monitoring Worker) On Number Of Cases Dengue F ever (DHF ) in KedungKandang District Malang
Lukman Hakim1, YoyokBektiPrasetyo,M.K ep,Sp.Kom2, Tutu April Arini, SKp, M.Kes3
Backgroundof Study : Increase jumantik capacity is type of efforts to development knowledge, attitude, and skill of peoples whose can be active to handling dengue fever disesase. The success of eradication mosquito’s lair depend on the jumantik capacity.It means there are jumantik who consistence monitoring and reminding people to keep clean do (drain, close, and bury) and eradication mosquito’s lair. The jumantik as role model can make people pushing family to doing prevention and eradicationof dengue fever comprehensively.
Research method: This research is cross sectional design. Sample on this research are 86 respondents jumantik using simple random samplingtechnique. Analysis of data used Chi Square test.
Result: the result showed score of A symptocic Siignificance is (2-sided)= 0.001 < 0.05,there are score of X2 jumantik capacity (36.08) > X2 table (7.815), conclution showed there are significant relationship of jumantik capacity with dengue fever cases in Kedungkandang district Malang.
Conclusion: E fort of increase jumantik kapacity can dicrease dengue fever cases in Kedungkandang district Malang.
Keywords: Dengue fever, Prevalence, Jumantik(Larva Monitoring Worker)
1. Nursing Science Student, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang
2. Nursing Science Lecturer, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang
i
DAF TAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian ... iv
Motto... v
Kata Pengantar ... vii
Abstrack ... xii
Daftar Isi ... xiv
Daftar Tabel ... xvii
Daftar Gambar ... xviii
Daftar Lampiran ... xiix
BAB I PE NDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 TujuanPenelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Keperawatan ... 5
1.4.2 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan ... 5
1.4.3 Manfaat Bagi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) ... 5
1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti... 5
1.5 Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Konsep Kapasitas Masyarakat ... 8
2.1.1 Penyadaran Masyarkat... 10
2.1.2 Pemahaman Masyarakat...10
2.1.3 Keterampilan Masyarakat...11
2.1.4 Proses Peningkatan Kapasitas Masyarakat... 12
2.2 DBD (Demam Berdarah Denuge) ... 13
2.2.1 Definisi Demam Berdarah ... 13
2.2.2 E tiologi ... 15
2.2.3 Tanda dan Gejala DBD ... 17
2.2.4 Cara Penularan ... 17
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD ... 18
2.2.6 Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah ... 20
2.3 Hubungan Kapasitas Jumantik dengan Prevalensi DBD ... 21
2.3.1 Syarat-syarat Jumantik ... 22
2.3.2 Tugas Jumantik ... 22
2.3.3 Pemeriksaan Jentik berkala (PJB) ... 23
ii
BAB III KE RANGKA KONSE P DAN HIPOTE SIS PENE LITIAN ... 25
3.1 Kerangka Konsep ... 25
3.2 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB IV ME TODE PE NE LITIAN ... 27
4.1 Desain Penelitian ... 27
4.2 Kerangka Penelitian ... 28
4.3 Populasi, Sampel penelitian, dan Sampling ... 29
4.3.1 Populasi ... 29
4.3.2 Sampel ... 29
4.3.3 Sampling... 29
4.3.4 Besar Sampel ... 29
4.4 Variabel Penelitian ... 30
4.5 Definisi Operasional ... 31
4.6 Tempat Penelitian ... 32
4.7 Waktu Penenitian ... 32
4.8 Instrumen Penelitian ... 32
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 33
4.10 Analisa Data ... 34
4.11 E tika Penelitian ... 40
BAB V HASIL PE NE LITIAN DAN ANALISA DATA ... 41
5.1Karakteristik Responden Penelitian ... 42
5.2 Prevalensi DBD di Puskesmas Gribig...43
5.3Frekuensi Kapasitas Jumantik ...43
5.3.1Hubungan Kapasitas Jumantik dengan Prevalensi Demam Berdarah Dengue...44
BAB VI PE MBAHASAN...46
6.1 Gambaran Umum DBD di Kecamatan Kedungkandang...46
6.2 Interpretasi Hasil Penelitian...47
6.2.1 Kapasitas Jumantik...47
6.3 Korelasi antara Kapasitas Jumantik Terhadap Kasus DBD...49
6.4 Keterbatasan Penelitian...50
6.5 Implikasi Untuk Keperawatan...50
BAB VII KE SIMPULAN DAN SARAN...51
7.1 Kesimpulan...51
7.2 Saran...51
Daftar Pustaka ... 53
iii
DAF TAR TABE L
4.1 Tabel Definisi Operasional...31
5.1.1 Disribusi Frekuensi Karakteristik Responden penelitian...42
5.2.1 Tabel Prevalensi Penderita DBD di Puskesmas Gribig...43
5.3.1 Tabel Frekeuensi Kapasitas Jumantik di Puskesmas Gribig...43
iv
DAF TAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian...56
Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan dan Penelitian...57
Lampiran 3. Surat keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...58
Lampiran 4. Lembar ACC Judul Skripsi...59
Lampiran 5. Lembar Konsultasi...60
Lampiran 6. Angket Persetujuan Seminar...68
Lampiran 7. Lembar Pengumpulan Data...69
Lampiran 8. Petunjuk Pengisian Kuisioner...70
Lampiran 9. Kuisioner...71
Lampiran 10. Validitas...72
Lampiran 11. Reliabilitas...74
Lampiran 12. Hasil Penelitian...77
Lampiran 13. Master Data...78
Lampiran 14. Dokumentasi...79