PENGARUH DURASI MENONTON TELEVISI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI KELAS 2 SMP YAYASAN PENDIDIKAN
SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN 2013
Oleh:
ELVITA NORA SUSANA 100100371
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP.
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling dengan jumlah 60 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan melihat nilai rata-rata akhir ujian (RAPOR).
Setelah dilakukan uji analisis menggunakan uji regresi linier dan korelasi pearson diketahui tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik p = 0,655.
Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh durasi menonton TV terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA. Diperlukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik disekolah.
ABSTRACT
Generally, patterns of watching television in children have been catching parents, educator, and health experts. According to WHO research, watching high-quality tv shows may influence children to have good behavior. However, low-quality tv shows may push children to have bad behaviour. The aim of this research is to find out influence of duration in watching television to academic achievement in eight grader students.
This research is an analytical study with cross-sectional design. The amount of sample is 60 students collected by consecutive sampling. This research were held from July 2013. Data were collected from questionnaire and average test score from RAPOR.
This research is an analytical study with linear-regression test and Pearson correlation test. Results of this study shows that there is no influence of duration of watching tv to academic achievements in students (P=0.655).
In conclusion, this research has shown that the duration of watching television does not have any effect on the academic performance of grade 8 students in YPSA Junior High School. Other research are needed for other factors that may influence children’s academic achievements.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang dengan petunjuk dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat banyak bimbingan pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. dr. Imelda Rey, Sp.PD, dr. Zulkifli, MSi dan dr. Nurchaliza H. Siregar, Sp.M selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD KGEH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada saya.
4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Ir. H. Musa Bintang M.M dan ibunda Hj. Ainul Mardhiah S.H, beserta tante saya, dr. Hj. Rina Mayasari atas doa, perhatian dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.
5. Pihak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian ini.
USU yang telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga mereka.
7. Sahabat-sahabat saya Octisa Almira Chalida, Annisa Putri Siregar, Malahayati R. Bintang, Muhammad Haritsyah Warli, Suci Putri Ayu, Cut Putri, Dwi Atikah, Adja Nazlia, Cut Triannisa, Sarah Suci Yurica, Rizky Keumala, Okty Divita, Tania Salsahira dan Fairuz Sofi terima kasih telah memberikan waktu, saran, motivasi serta semangat yang tiada henti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
8. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pengerjaan KTI ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca Karya Tulis Imiah ini.
Medan, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
2.2. Prestasi Akademik ... 10
2.2.1. Pengertian Prestasi Akademik ... 10
2.2.2. Ukuran Prestasi ... 11
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ... 11
2.2.4. Pengaruh Televisi terhadap Prestasi Akademik... 14
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 16
3.2. Definisi Operasional ... 17
3.3. Hipotesa ... 17
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18
4.1. Jenis Penelitian ... 18
4.2. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data ... 18
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
4.3.1. Populasi Penelitian ... 18
4.3.2. Sampel Penelitian ... 18
4.3.3. Kriteria Insklusi dan Eksklusi ... 18
4.3.4. Besar Sampel ... 19
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19
4.4.1. Jenis Data ... 19
4.4.2. Data Primer ... 20
4.4.3. Data Sekunder ... 20
4.5. Analisis Data ... 20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
5.1. Hasil Penelitian ... 22
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 23
5.1 Karakteristik Responden ... 23
5.2 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur... 24
5.3 Distribusi Lama Menonton TV Selain Dikamar Tidur ... 25
5.4 Distribusi Waktu Total ... 26
5.5 Distribusi Siaran TV ... 26
5.6 Distribusi Tujuan Menonton TV ... 27
5.7 Distribusi Aktivitas Selain Menonton TV... 27
5.9 Distribusi Menghabiskan Waktu Untuk Belajar dan Mengerjakan
PR ... 28
5.10 Distribusi Susah Berkonsentrasi untuk Memahami Pelajaran... 29
5.11 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran Dengan Baik Disekolah ... 29
5.12 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur Dan Selain Dikamar Tidur ... 30
5.13 Distribusi Pelajaran yang Mempengaruhi Konsentrasi……….30
5.1.3 Hasil Analisis Statistik ... 31
5.1.3.1 Pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi Akademik ... 30
5.2 Pembahasan ... 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
6.1 Kesimpulan ... 36
6.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
Daftar Tabel
Nomor Judul Halaman 1 Transkrip Penilaian Sekolah 13
Daftar Gambar
Nomor Judul Halaman
1 Kerangka Konsep Penelitian 15
2 Karakteristik Responden 23
3 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur 24
4 Distribusi Lama Menonton TV selain Dikamar Tidur 25
5 Distribusi Waktu Total 26
6 Distribusi Siaran TV 26
7 Distribusi Tujuan Menonton TV 27
8 Distribusi Aktivitas Selain Menonton TV 27
9 Distribusi Mengerjakan PR dirumah 28
10 Distribusi Menghabiskan Waktu untuk Belajar 28
dan Mengerjakan PR 11 Distribusi Susah Berkonsentrasi untuk Memahami 29
Pelajaran 12 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran dengan 29
Baik disekolah 13 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur 30
Daftar Singkatan
AAP : American Academy Of Pediatric WHO : World Health Organization
YPSA : Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah SMP : Sekolah Menengah Pertama
TV : Televisi
Daftar Lampiran
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 4 Surat Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Orang Tua Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden Dalam Penelitian Lampiran 7 Lembar Ethical Clearence
ABSTRAK
Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP.
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling dengan jumlah 60 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan melihat nilai rata-rata akhir ujian (RAPOR).
Setelah dilakukan uji analisis menggunakan uji regresi linier dan korelasi pearson diketahui tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik p = 0,655.
Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh durasi menonton TV terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA. Diperlukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik disekolah.
ABSTRACT
Generally, patterns of watching television in children have been catching parents, educator, and health experts. According to WHO research, watching high-quality tv shows may influence children to have good behavior. However, low-quality tv shows may push children to have bad behaviour. The aim of this research is to find out influence of duration in watching television to academic achievement in eight grader students.
This research is an analytical study with cross-sectional design. The amount of sample is 60 students collected by consecutive sampling. This research were held from July 2013. Data were collected from questionnaire and average test score from RAPOR.
This research is an analytical study with linear-regression test and Pearson correlation test. Results of this study shows that there is no influence of duration of watching tv to academic achievements in students (P=0.655).
In conclusion, this research has shown that the duration of watching television does not have any effect on the academic performance of grade 8 students in YPSA Junior High School. Other research are needed for other factors that may influence children’s academic achievements.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Dewasa ini, hampir tidak mungkin tidak berinteraksi dengan media televisi dan dapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada televisi sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan (Tilya et al 2011).
Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk (WHO, 2004).
Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagai media audio visual, televisi mampu merebut 94% saluran masuknya informasi ke dalam jiwa manusia, yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi, walaupun hanya sekali ditayangkan. Secara umum orang dapat mengingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian (Dawyer dalam Yonathan & Sufren, 2012).
Penurunan prestasi akademik di sekolah berhubungan dengan berkurangnya perhatian terhadap tugas sekolah (pekerjaan rumah), mudah bosan mengikuti pelajaran sekolah dan sulit memusatkan perhatian saat pelajaran berlangsung (Vandewater EA et al 2007). Anak – anak yang terlalu cepat terpapar tontonan program televisi juga mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan kognitif (Kirkorian et al 2008).
American Academy of Pediatric (AAP) telah merekomendasikan bahwa orang tua menetapkan di rumah dengan memastikan tidak ada televisi, computer atau tidak ada video game dikamar anak dan waktu untuk menonton televisi tidak lebih dari 2 jam sehari (AAP, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2006 pada anak di < 3 tahun dan 3 – 5 tahun yang menonton televisi. Di dapati bahwa anak di bawah 3 tahun melihat televisi rata-rata 2 jam sehari dan anak 3 – 5 tahun rata-rata 3 jam sehari. Hasilnya, setiap jam melihat televisi anak di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif, dan penurunan memori. Demikian juga penelitian pada anak umur 10 – 11 tahun dengan rata-rata 3 – 4 jam sehari menunjukkan penurunan konsentrasi belajar (Rahman dalam Anes, 2010).
Dalam suatu penelitian terdapat bukti bahwa jenis program televisi yang di tonton juga mempengaruhi dalam tingkat prestasi anak tersebut. Misalnya ketika anak menonton program televisi bertemakan pendidikan, itu akan membantu dalam kreativitas, prestasi serta keinginan untuk membaca buku, sedangkan anak yang menonton program televisi bertemakan hiburan, biasanya anak akan cenderung memiliki nilai lebih rendah daripada anak yang menonton program pendidikan (Diehl & Toelle, 2011).
Sampai saat ini belum ada data yang akurat tentang pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik anak di sekolah. Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini agar dapat memberikan masukan dan informasi terutama bagi orangtua dan masyarakat luas agar lebih mengontrol dan waspada terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari menonton televisi terutama pada anak yang mempunyai televisi di kamar tidur. 1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP. 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui durasi rata-rata menonton televisi dalam satu hari pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.
2. Mengetahui program yang ditonton oleh anak pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.
3. Mengetahui durasi menonton televisi yang mempunyai televisi di kamar tidur pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Di bidang akademik/ilmiah
Memperkaya ilmu pengetahuan di bidang tumbuh kembang anak, khususnya pengetahuan tentang pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada anak remaja.
1.4.2. Di masyarakat umum
Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada orang tua untuk mengetahui pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik remaja di sekolah.
1.4.3. Di bidang pelayanan masyarakat
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya tumbuh kembang anak terhadap dampak positif dan dampak negatif televisi sehingga dapat memberikan informasi untuk meningkatkan kualitas prestasi akademik anak di indonesia.
1.4.4. Di bidang pengembangan penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Televisi
2.1.1. Defenisi Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia, televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar disebut juga sebagai pesawat penerima gambar siaran televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).
2.1.2. Fungsi Televisi
Fungsi televisi di masyarakat tidak terlihat lagi sebagai sarana pendidikan dan juga tidak seharusnya menjadi sarana promosi perdagangan. Adapun fungsi televisi adalah: (Hoffman dalam Viora, 2010).
1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia, bisa juga disebut sebagai fungsi informasi, namun istilah ini tidak digunakan karena dikhawatirkan menimbulkan salah paham seakan-akan televisi adalah sarana penerangan bagi pengusaha kepada masyarakat. Fungsi televisi sebenarnya adalah mengamati kejadian yang terjadi dalam masyarakat kemudian melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ditemuka n.
2. Menghubungkan satu dengan yang lain, televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan yang satu dengan pengawasan yang lain secara lebih gampang daripada dengan dokumen tertulis. Dengan demikian televisi dapat berfungsi sesuai dengan kepentingan masyarakat dan dapat membuka mata permisa.
3. Menyalurkan kebudayaan, sebenarnya fungsi ini dapat disebutkan sebagai fungsi pendidikan. Namun istilah “pendidikan” tidak digunakan dalam kebudayaan audiovisual.
bukan sesuatu hiburan semata tanpa ada sesuatu yang dapat diambil pelajaran dari satu program.
5. Pengarahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat, televisi harus proaktif dalam memberi motivasi.
2.1.3. Pengaruh Siaran Televisi terhadap Anak 1. Pengaruh positif terhadap siaran televisi
Tayangan televisi memiliki pengaruh positif kepada penonton seperti:(a) pencerdasan anak bangsa, (b) menimbulkan kepuasan akan kesenangan dari hiburan, (c) menjadi sahabat disaat merasa kesepian, (d) terciptanya suasana keakraban dalam keluarga, (e) anak dapat meniru dan mencontoh sifat-sifat yang baik dari tokoh yang ada di dalam film, (f) dapat meningkatkan profesionalisme (Yusiatie dalam Yonathan & Sufren,2012).
Televisi memang mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun manfaat tersebut tergantung pada acara yang di siarkan televisi. Adapun ketiga manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (Wahiddien, 2008).
1. Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif diantaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya.
2. Manfaat yang bersifat afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya.
3. Manfaat yang bersifat psikomotor yaitu yang berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif.
Televisi mempunyai peran positif dalam perkembangan anak dan bagi guru di sekolah, sebagai berikut : (Ruslan, 2007).
b. Televisi dapat membangkitkan perhatian anak dan guru dapat lebih memperdalam beberapa bagian kurikulum.
c. Televisi membantu guru untuk membuat siswa belajar yang menyenangkan.
d. Siaran film atau sandiwara dalam televisi dapat menyentuh emosi seperti sedih dan marah, dan siswa dapat berlatih untuk mencobanya dengan teman sekelas, orang tua atau guru.
e. Televisi merupakan agen sosialisasi paling baik. 2. Pengaruh negatif terhadap siaran televisi
Tidak hanya pengaruh positif, pengaruh negatif pun ada pada televisi, yaitu: (a) mengikis nilai-nilai budaya karena produk impor, (b) pola hidup konsumtif, (c) anak menjadi agresif, (d) televisi menjadi ibu kedua bagi anak-anak (Yusiatie dalam Yonathan & Sufren, 2012).
Jika dikaji lebih jauh, dampak negatif dari menyaksikan televisi secara berlebihan yaitu :
a. Mengganggu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan verbal membaca maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
b. Meningkatkan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
c. Berperilaku konsumtif karena rayuan iklan.
d. Mengurangi kreativitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis.
e. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang beraktivitas dan berolahraga.
f. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkeraman dengan anggota keluarga tergantikan dengan menyaksikan televisi, yang cenderung berdiam diri karena asyik dengan jalan pikiran masing-masing.
anak dan keinginan untuk mencoba adegan di televisi semakin menjerumuskan anak (Majid dalam Anes, 2010).
2.1.4. Waktu Menonton Televisi
Meskipun Children’s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir minggu, namun banyak anak yang menonton televisi hampir 16 menit/jam. Setiap anak menghabiskan total 6 jam sehari untuk menonton televisi, bermain video game, mendengarkan musik atau membaca majalah, namun sebagian besar orangtua tidak menanggapi hal ini dengan serius (AAP, 2006).
Masih dijumpai pertambahan waktu menonton televisi dari waktu yang telah direkomendasikan oleh AAP dan masih dijumpai anak kurang dari 2 tahun yang menonton televisi. Menonton televisi pada usia dini ini berhubungan dengan gangguan memusatkan perhatian pada usia 7 tahun. Sehingga tidak dianjurkan menonton televisi pada anak usia dini. Dalam hal ini diperlukan langkah preventif untuk menghindari pengaruh negatif televisi terhadap anak (Jordan AB et al 2006).
Durasi menonton dalam studi ini terbagi menjadi 2 grup, yaitu menonton televisi ringan dan menonton televisi berat. Menonton televisi ringan ialah responden yang menonton TV selama kurang dari 2 jam sedangkan menonton televisi berat ialah responden yang menonton TV selama lebih dari 4 jam. Pembagian grup tersebut didasari oleh teori (Gerbner 1980 dalam Marissa, 2007), namun Gerbner tidak mengkategorisasikan responden yang menonton TV selama 3 jam. Untuk alasan operasional, studi ini menempatkan responden yang menonton TV selama 3 jam pada grup menonton televisi berat, hal ini dilandasi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menemukan bahwa menonton televisi berat memiliki rata-rata jumlah menonton perharinya 3 jam (HetsroniTukachinsky, 2006).
American Academy of Pediatric (2003) telah merekomendasikan tentang panduan menonton televisi pada anak, antara lain:
2. Dokter anak sebaiknya mengajukan pertanyaan tentang program televisi yang ditonton oleh pasiennya secara rutin dan memberikan nasihat kepada orangtua, meliputi hal di bawah ini:
- Berhati-hati memilih program televisi yang akan ditonton anak. - Mendiskusikan tentang program televisi yang ditonton.
- Mengajarkan kemampuan dari program yang ditonton. - Membatasi waktu menonton televisi.
- Memilih peranan tokoh televisi dengan selektif.
- Menyediakan aktivitas yang lain selain menonton televisi. - Tidak menempatkan televisi di ruang tidur anak.
- Menghindari penggunaan televisi oleh pengasuh anak.
3. Dokter anak harus mendorong orangtua untuk menghindari anaknya yang berusia di bawah 2 tahun untuk tidak menonton televisi. Hal ini disebabkan usia di bawah 2 tahun merupakan masa awal pertumbuhan otak.
4. Waktu menonton televisi, video serta tidak meletakkan televisi di kamar tidur anak.
5. Dokter anak sebaiknya waspada dan memberikan edukasi pada orangtua, anak, remaja, guru, tentang pengaruh negatif televisi. Namun perlu juga diberi tahu manfaat dari televisi terhadap pendidikan anak.
6. Dokter anak harus bekerjasama dengan orangtua, guru, pihak sekolah dan masyarakat untuk mempromosikan televisi sebagai media edukasi.
7. Dokter anak sebaiknya melibatkan anak dengan kegiatan umum di lingkungannya serta mendorong stasiun televisi untuk menambah program pendidikan di televisi.
8. Dokter anak sebaiknya mendorong pemerintah untuk memerintahkan dan mendanai stasiun televisi dalam membuat program pendidikan dan mendemonstrasikan program televisi ini di sekolah.
2.1.5. Televisi di Kamar Anak
Anak-anak di Amerika serikat tumbuh bersama media komunikasi dalam lingkungan mereka dan rata-rata mempunyai televisi di kamar mereka karena media dan teknologi sebenarnya dapat menjadi media bermain bagi anak (Vandewater et al 2007).
Namun dengan adanya televisi di kamar anak dapat memperbesar frekuensi anak menonton televisi, dilaporkan anak remaja yang di kamarnya ada televisi lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi (Barr-Anderson et al 2008). Anak yang mempunyai televisi di kamar juga cenderung menonton televisi lebih dari 5 jam sehari dibandingkan anak yang tidak mempunyai televisi di kamarnya (Certain LK et al 2003).
Adanya televisi di kamar anak juga membuat anak mempunyai sikap bermalas-malasan dan cenderung makan saat menonton televisi sehingga meningkatkan risiko overweight. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan edukasi pada orang tua untuk membatasi lamanya menonton televisi dan tidak menempatkan televisi di kamar anak (Dennison BA et al 2003).
Memindahkan televisi dari ruang anak merupakan langkah pertama untuk mengurangi waktu menonton televisi serta mengurangi perilaku buruk yang berhubungan dengan sering menonton televisi ( Barr-Anderson et al 2008).
2.1.6. Keuntungan Media Televisi
Dalam beberapa dekade, AAP telah merekomendasikan keunggulan media massa untuk anak dan remaja, salah satunya adalah televisi. Adapun keunggulan televisi adalah televisi dapat menyediakan program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak. Namun selain televisi mempunyai keunggulan, televisi juga mempunyai pengaruh negatif bagi anak dan remaja (Thakkar et al 2006).
prasekolah, memperbaiki perilaku dan menambah imajinasi (Thakkar et al 2006). 2.1.7. Peran Keluarga atau Orang tua dalam Mengawasi anak Menyaksikan
Televisi
Kecemasan orang tua terhadap dampak menonton televisi bagi anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh negatif maupun positif. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak (Sulastowo, 2006).
Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberitahu anak akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah satu, anak mungkin tidak tahu. Disinilah tugas orang tua untuk selalu memberi pengertian kepada anak, secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan orang tua juga bisa teratasi kalau orang tua memberi penjelasan kepada anak (Veloso, 2008).
Sedangkan menurut Sulastowo (2008), kalaupun tidak sempat mendampingi anak, orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk anak. Sebelum anak diizinkan untuk menonton program televisi tertentu, orangtua sudah mengetahui program tersebut cocok atau tidak untuk anak, jadi orang tua sudah terlebih dahulu menonton program tersebut dan melakukan evaluasi (Sulastowo,2006).
2.2. Prestasi Akademik
2.2.1. Pengertian Prestasi Akademik
2.2.2. Ukuran Prestasi
Menurut Azwar (2005) prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa:
a. Nilai rapor
Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapor baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilai nya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
b. Indeks Prestasi Akademik
Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar.
c. Angka Kelulusan
Angka kelulusan adalah suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator penting prestasi belajar.
d. Predikat Kelulusan
Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks prestasi yang dimiliki.
e. Waktuh Tempuh Pendidikan
Waktuh tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya salah satu ukuran prestasi, yang melesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.
2.2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi akademik yaitu :
a. Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan
pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b. Peranan Konsep Diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c. Pengaruh dari Peran Jenis Kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.
d. Pengakuan dan Prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan dilain pihak Soemanto (2006) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah :
a. Konsep Diri
Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.
b. Locus of control
perbuatan berada diluar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada pada diri sipelaku. Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri dan efektif.
c. Kecemasan Yang Dialami
Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.
d. Motivasi Hasil Belajar
Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat dari pada motivasi untuktidak gagal, maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau lebih sukar.
Menurut Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan (2009) menulis bahwa informasi kelas pada transkrip sekolah tinggi dapat bervariasi dan dilaporkan dalam bentuk huruf, angka, atau simbol lainnya. Untuk tujuan penelitian ini, siswa diminta numerik atau standar kelas mereka secara keseluruhan, berdasarkan tabel di bawah ini:
Number Grade Conversion
Numeric Grade Standard Grade Grade Point Average
90-100 A 4.0
80-89 B 3.0
70-79 C 2.0
60-69 D 1.0
Less than 60 F 0.0
2.2.4. Pengaruh Televisi Terhadap Prestasi Akademik
Selain mempunyai keuntungan, menonton televisi juga mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas fisik seperti perilaku merokok, perilaku agresif, tingkah laku, pengguna alkohol dan obat terlarang, hubungan seksual bebas, pola makan yang salah, obesitas, serta penurunan prestasi akademik terutama apabila ada televisi di kamar anak (Dworak et al 2007).
Telah ditemukan prestasi akademik yang jelek pada anak usia sekolah yang menonton televisi lebih dari 2 jam sehari yang diikuti dari umur 0 sampai 35 bulan. Hasil yang didapatkan adalah 17% mempunyai prestasi akademik yang jelek jika mulai menonton televisi usia 0 sampai 11 bulan, 48% jika mulai menonton televisi usia 12 sampai 23 bulan dan 41% jika mulai menonton televisi usia 24 sampai 35 bulan (Certain LK et al 2003).
Menonton televisi dapat menurunkan prestasi akademik anak usia sekolah. Hal ini disebabkan karena:
a. Mengurangi semangat belajar karena bahasa televisi yang sederhana dan memikat sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar (Barr-Anderson et al 2008).
b. Penelitian lain pada anak sekolah menengah juga dijumpai prestasi akademik jelek yang berhubungan dengan bertambahnya waktu menonton televisi (Sharif I & Sargent JD, 2006).
c. Pada penelitian lain menonton televisi pada masa kanak-kanak (usia 3 sampai 5 tahun) juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah terpecah saat ingin berkonsentrasi (Landhuis CE et al 2007).
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Durasi Menonton TV
o Definisi: Durasi menonton TV adalah berapa lama (jam) siswa menonton TV dalam satu hari.
o Cara ukur: Wawancara. o Alat ukur: Kuesioner. o Skala Ukur: Rasio. 3.2.2. Prestasi Akademik
o Definisi: Prestasi Akademik adalah hasil yang telah dicapai dari pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
o Cara ukur: Observasi.
o Alat ukur: Melihat hasil prestasi di sekolah (RAPORT). o Skala Ukur: Interval.
3.3. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Juli – September 2013) terhadap siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berusia 13 sampai 14 tahun. Populasi target dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berjumlah 88 orang. 4.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Consecutive Sampling.
4.3.3. Kriteria Insklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Insklusi:
a. Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun ajaran 2013/2014.
b. Memiliki kebiasaan menonton televisi. 2. Kriteria Eksklusi:
a. Mengikuti kegiatan pendidikan non formal di luar sekolah lebih dari satu.
b. Responden tidak bersedia untuk mengikuti penelitian. c. Tidak mempunyai raport akhir semester.
4.3.4. Besar Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Consecutive Sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Besar sampel minimum yang diperlukan dihitung dengan rumus:
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2005)
Pada penelitian ini, ditetapkan nilai d adalah 0,1. Sedangkan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan, didapatkan populasi sebesar 88 orang. Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
n = 46,80
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data
Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.
4.4.2. Data Primer
Data primer diperoleh dari subjek melalui metode angket dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner digunakan untuk mengetahui apakah subyek menonton televisi atau tidak. Jika subyek menonton televisi dilanjutkan menjawab beberapa pertanyaan lagi untuk mengelompokkan mereka ke dalam kelompok durasi menonton televisi.
4.4.3. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan sekolah SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan, yakni berupa informasi akademik atau rapor.
4.5. Analisis Data
Analisis data diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot) guna melihat bagaimana pola hubungan antara kedua variabel yaitu pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik. Data Durasi menonton televisi ditampilkan pada sumbu X (axis), sementara data prestasi akademik disajikan pada sumbu Y (ordinat) sedemikian sehingga setiap pengamatan diwakili oleh satu titik.
Setelah didapatkan gambaran pola hubungan kedua variabel, analisis dilanjutkan dengan menguji kekuatan pengaruh antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik.
angka 1 maka makin dekat derajat hubungan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya r, dilakukan interpretasi sebagai berikut (Wahyuni, 2007):
Tabel 4.1 Interpretasi tingkat hubungan koefisien korelasi (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 – 0,199 Sangat rendah
0,2 – 0,399 Rendah
0,4 – 0,599 Sedang
0,6 – 0,799 Kuat
0,8 – 1,0 Sangat Kuat
(dikutip dari Wahyuni, 2007)
Dengan menggunakan bantuan program komputerisasi akan didapatkan besarnya p value untuk menentukan signifikasi hasil penelitian. Karena penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 5%, maka nilai p < 0,05 dinilai bermakna atau dengan kata lain H0 ditolak.
Dari koefisien korelasi (r) yang didapat, dapat dianalisis lebih lanjut ketergantungan satu variabel dengan variabel lainnya melalui analisis regresi linier sedemikian sehingga didapatkan suatu persamaan berbentuk:
y = a + bx
dimana:
y = Prestasi Akademik
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang telah diisi oleh siswa-siswi kelas 2 SMP di
tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan
dibawah ini.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang berlokasi di jalan Setia Budi No.191 / Jl. Kemuning No.8 Kecamatan
Medan Sunggal, Medan, indonesia. YPSA adalah sebuah yayasan yang bergerak
dalam bidang pendidikan dari KB (Kelompok Bermain), Taman Kanak-Kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA).
YPSA merupakan sekolah dengan tanah seluas 3,5 Ha. Sarana dan
prasarana yang ada di YPSA meliputi gedung kantor, ruang belajar full AC, masjid, ruang multiguna, laboratorium computer, bahasa, matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam, perpustakaan, ruang audiovisual, sarana olahraga dan seni, ruang bermain,
audio musik, ruang makan siswa, klinik pemeriksaan kesehatan, konseling
psikolog, kantin sekolah, supermarket, bus antarjemput, asuransi kecelakaan dan
lingkungan islami, nyaman dan aman.
Siswa-siswi mengikuti kegiatan olah raga dua kali dalam satu minggu
dengan fasilitas lapangan olah raga, kolam renang di luar kompleks sekolah dan
peralatan olah raga lain. Kegiatan belajar mengajar dimulai dari jam 7 pagi hingga
jam 5 sore sehingga memperkecil kemungkinan siswa untuk melakukan aktivitas
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Pada penelitian ini diambil 60 orang responden siswa-siswi yang telah
memenuhi kriteria eksklusi dan insklusi. Data lengkap tentang distribusi frekuensi
karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut :
5.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan pada gambar 5.1 di atas ditunjukkan bahwa jenis kelamin
laki-laki pada penelitian ini adalah 33(55%) dan jenis kelamin perempuan adalah
27(45%), yang mempunyai TV dikamar tidur 35(58 %) dan yang tidak mempunyai
TV di kamar tidur 25(42%), yang mempunyai TV selain di kamar tidur 56(93%)
dan yang tidak mempunyai TV selain di kamar tidur 4(7%).
Gambar 5.2 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur
Berdasarkan pada gambar 5.2 diatas menjelaskan bahwa berapa lama
menonton TV dikamar tidur yaitu yang tidak menonton TV dikamar tidur adalah
25(41.7%) sedangkan menonton selama 1 jam adalah 8(13.3%), menonton
selama 4 jam adalah 6(10.7%), menonton selama 5 jam adalah 4(6.7%) dan yang
menonton selama 7 jam adalah 1(1.7%). Pada gambar diatas menjelaskan bahwa 1
jam 63 menit siswa-siswi lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV
didalam kamar dalam satu hari.
Gambar 5.3 Distribusi Lama Menonton TV Dirumah selain Dikamar Tidur
Berdasarkan pada gambar 5.3 diatas menjelaskan bahwa lama menonton
TV selain dikamar tidur yaitu 1 jam adalah 22(36.7%), 2 jam adalah 11(18.3%), 3
jam 15(25%), 4 jam adalah 1(1.7%), 5 jam adalah 5(8.3%) sedangkan yang tidak
menonton TV selain dikamar tidur adalah 6(10%).
Berdasarkan pada gambar 5.4 diatas bahwa waktu total dari lama
menonton TV dikamar tidur dengan lama menonton TV selain dikamar tidur yaitu
1 jam adalah 7(11.7%), 2 jam adalah 7(11.7%), 3 jam adalah 18(30%), 4 jam
adalah 9(15%), 5 jam adalah 10(16.7%), 6 jam adalah 4(6.7%), 7 jam adalah
2(3.3%), 8 jam adalah 1(1.7%), 9 jam adalah 1(1.7%) sedangkan 0 yaitu yang
tidak mempunyai TV dikamar tidur atau selain dikamar tidur.
Gambar 5.5 Distribusi Siaran TV
Berdasarkan pada gambar 5.5 diatas bahwa siaran yang paling sering
ditonton oleh siswa-siswi adalah siaran kartun yaitu 24(40%), film yaitu 6(10%),
berita yaitu 19(31.7%), sinetron 1(1.7%), infotainment yaitu 6(6.7%) dan berita
Gambar 5.6 Distribusi Tujuan Untuk Menonton TV
Berdasarkan pada gambar 5.6 diatas menjelaskan bahwa tujuan menonton
TV adalah untuk dapat hiburan yaitu 25(41.7%), mencari informasi yaitu
18(30%), menghilangkan suntuk 7(11.7%) dan kebiasaan yaitu 10(16.7%).
Gambar 5.7 Distribusi Aktivitas selain Menonton TV
Berdasarkan pada gambar 5.7 diatas bahwa aktivitas selain menonton TV
yang dilakukan oleh siswa-siswi adalah olahraga yaitu 17(28.3%), les pelajaran
sekolah yaitu 24(40%), main playstation yaitu 7(11.7%), main game di komputer
yaitu 7(11.7) dan les musik, tari dan nyanyi yaitu 5(8.3%).
Berdasarkan pada gambar 5.8 diatas bahwa siswa-siswi yang dapat
mengerjakan PR dirumah adalah kadang-kadang yaitu 34(56.7%) dan semua pr
dikerjakan dirumah yaitu 26(43.3%).
Gambar 5.9 Distribusi Dapat Menghabiskan Waktu untuk Belajar dan Mengerjakan PR
Berdasarkan pada gambar 5.9 diatas bahwa siswa-siswi dapat
menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR adalah kurang 30 menit
yaitu 9(15%), 1 jam per hari yaitu 27(45%), 2-3 jam per hari yaitu 23(38.3%) dan
lebih 3 jam per hari yaitu 1(1.7%).
Berdasarkan pada gambar 5.10 diatas menjelaskan yaitu ya bahwa
siswa-siswi yang susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran di sekolah adalah
26(43%) dan yang tidak susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran
disekolah adalah 34(57%).
Gambar 5.11 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran dengan Baik Disekolah
Berdasarkan pada gambar 5.11 di atas bahwa yang dapat mengikuti
pelajaran dengan baik disekolah dikatakan kadang-kadang yaitu 44(73.3%) dan
Gambar 5.12 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur dan Selain Dikamar Tidur
Berdasarkan pada gambar 5.12 di atas bahwa rata-rata siswa-siswi
menonton TV dikamar tidur dan selain dikamar tidur adalah 60 orang, yang
menonton TV dalam kamar tidur maksimum adalah 7 jam dan yang menonton
TV selain di kamar maksimum adalah 5 jam. Nilai Ujian minimum adalah 60
dan maksimum 92.
Gambar 5.13 Distribusi Pelajaran yang Dapat Mempengaruhi Konsentrasi
Berdasarkan pada tabel 5.13 diatas bahwa pelajaran yang dapat
mempengaruhi konsentrasi siswa-siswi yaitu agama 6(10%), ppkn 5(8,3%),
bahasa indonesia 2(3,3%), bahasa inggris 4(6,7%), matematika 18(30%), ipa
11(18,3%), ips 7(11,7%), kesenian 1(1,7%), pendidikan jasmani 2(3,3%) dan
5.1.3 Hasil Analisis Statistik
5.1.3.1 Pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi Akademik
Sebanyak 60 responden yang telah mengisi kuesioner dan diwawancarai apabila
telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan
dianalisis melalui uji hipotesis Korelasi Pearson yang dilanjutkan dengan Regresi
Linier.
Untuk mengetahui pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi
Akademik, diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot). Data Durasi Menonton TV ditampilkan pada sumbu X (axis), sementara data Prestasi
Akademik disajikan pada sumbu Y (ordinat). Setiap pengamatan diwakili oleh
satu titik. Dari hasil diagram tebar (scatter plot) didapatkan pola hubungan yang linear. Dengan demikian data tersebut memungkinkan untuk dapat dianalisis lebih
lanjut dengan menggunakan uji Korelasi Pearson guna mengetahui kekuatan
hubungan diantara kedua variabel tersebut.
Hasil ini dapat dilihat dari diagram 5.1.
Gambar 5.1. Diagram tebar (Scatter plot) dari pengaruh Durasi Menonton TV dan Prestasi Akademik
Dari hasil uji korelasi pearson pengaruh Durasi Menonton TV terhadap
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Durasi Menonton TV terhadap
Prestasi Akademik.
Setelah memperoleh nilai r = 0,059 p = 0,655dengan interval kepecayaan 95%, analisis dilanjutkan dengan uji Regresi Linier guna mendapat pola
persamaan linier yang mencerminkan ketergantungan antara Durasi Menonton TV
terhadap Prestasi Akademik. Untuk nilai r = 0,059, maka didapati persamaan
sebagai berikut:
Prestasi Akademik = 82,301 + (0,213 x Durasi Menonton TV)
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada remaja SMP Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013 diperoleh data melalui kuesioner
dan mengumpulkan nilai rata-rata ujian semester untuk melihat durasi menonton
televisi dengan prestasi akademik siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah. Data tersebut dijadikan dasar dalam pembahasan dan
dijabarkan sebagai berikut.
Menurut American Academy of Pediatrics menyatakan keprihatinan tentang jumlah waktu anak-anak dan remaja menghabiskan menonton televisi dan
siaran yang mereka tonton. Menurut Nielsen pada data penelitian menyatakan
bahwa rata-rata anak dan remaja menghabiskan untuk menonton TV yaitu 3 jam
per hari (AAP, 2003). Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa waktu total
menonton tv pada siswa-siswi YPSA paling banyak 3 jam per hari yaitu 18 orang
(30%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh D. Borzekowski et al (2005) dari
Johns Bloombert School of Public Health menunjukkan bahwa pada siswa kelas 3
rendah hasil ujiannya setelah diuji dengan ujian terstandarisasi, jika dibanding
dengan teman sekelasnya yang tidak memiliki televisi sendiri di kamarnya.
Dari hasil penelitian pada gambar 5.1 dapat dilihat bahwa yang
mempunyai tv di kamar tidurnya lebih banyak yaitu 35 orang (58,3%)
dibandingkan yang tidak mempunyai tv dikamar tidur dan pada tabel 5.12
menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA juga mempunyai nilai
rata-rata ujian yang sangat tinggi yaitu 90. Hal ini dinyatakan bahwa penelitian ini
berlawanan dikarenakan yang mempunyai tv dikamar tidur tidak berpengaruh
dengan nilai ujian yang diperoleh pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.
Menurut Certain LK et al (2003) menyatakan anak yang mempunyai
televisi dikamar tidur cenderung menonton televisi lebih dari 5 jam sehari
dibandingkan anak yang tidak mempunyai televisi dikamarnya. Pada gambar 5.2
dapat dilihat bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA yang mempunyai tv dikamar
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV yaitu 1 jam 63 menit
dalam satu hari. Hal ini menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA
mempunyai waktu yang sangat sedikit untuk menonton tv terutama dikamar tidur
yang disebabkan sekolah SMP YPSA yaitu sekolah yang pulang sore jadi
berkurangnya waktu anak-anak untuk menonton tv.
Hawkins & Pingree dalam Marissa, M (2007) mengkaji tentang
bagaimana jenis program mempengaruhi persepsi terhadap kekerasan dalam
masyarakat. Mereka menemukan bahwa film-film dan kartun yang bermuatan
kekerasan berkorelasi secara signifikan dengan persepsi kekerasan dalam
masyarakat, sedangkan berita, acara olahraga, dan drama tidak berkorelasi dengan
persepsi tersebut.
Dari penelitian ini didapatkan jenis tontonan yang terbanyak adalah film
kartun yang mencapai 24 orang ( 40.0%) dapat dilihat pada tabel 5.5. Karena itu
saat menonton televisi sebaiknya anak didampingi atau dipantaui oleh orangtua
untuk menghindari pengaruh negatif pada anak akibat menonton TV.
Pada gambar 5.10 dapat dilihat bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA
rata-rata sangat mudah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran yaitu 34 orang
Hal ini berlawanan dalam penelitian menurut Landhuis CE et al (2007)
menonton televisi juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada
masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak
perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah terpecah saat ingin
berkonsentrasi.
Pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA banyak yang melakukan aktivitas
atau ekstrakulikuler di luar kegiatan sekolah selain menonton tv yaitu olahraga,
les tari, music dan nyanyi. Menurut Fox et al (2010) menyimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara keterlibatan ekstrakulikuler dengan prestasi akademik.
Hasil Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan
antara durasi menonton tv dengan prestasi akademik, namun dijumpai korelasi
yang rendah antara durasi menonton tv dengan prestasi akademik (r = 0,059). Hal
ini berarti semakin banyak durasi menonton tv responden tetapi tidak berpengaruh
terhadap prestasi akademik di sekolah. Tidak berpengaruhnya terhadap prestasi
akademik ini berhubungan dengan siswa-siswi yang mudah berkonsentrasi dalam
memahami pelajaran di sekolah dan dikarenakan sekolah SMP Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah sudah belajar sampai sore disekolah sehingga
prestasi akademik baik meskipun durasi menonton tv lebih lama.
Menurut Potter (2003) menyatakan bahwa televisi dapat membantu siswa
untuk meningkatkan tingkat pembelajaran dan juga sebagai faktor kontribusi
terhadap menurunkan prestasi akademik.
Hancox et al (2005) menemukan bahwa waktu total siswa menghabiskan
menonton televisi adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi akademik. Siaran televisi dan jenis prestasi juga dapat
dikaitkan dengan keberhasilan akademik siswa. Meskipun faktor-faktor tambahan,
sebagian besar temuan menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara
keduanya, dengan beberapa penelitian menunjukkan televisi dapat berdampak
positif terhadap prestasi akademik. Dengan demikian menonton acara pendidikan
dapat meningkatkan kesiapan sekolah antara anak dan meningkatkan kinerja
Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa siswa-siswi yang durasi menonton
TV lebih lama yaitu diatas 2 jam dalam satu hari dapat mempunyai nilai ujian
yang baik yaitu diatas 70. Dengan demikian tidak ada pengaruh durasi menonton
tv terlalu lama terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA .
Hal ini berlawanan dengan penelitian Potter (2003) menyimpulkan bahwa
semakin banyak siswa menonton televisi semakin besar dampak pada prestasi
akademik mereka. Menemukan bahwa siswa di kelas 8 sampai 12 yang
menyaksikan lebih dari 30 jam seminggu menunjukkan kemampuan yang lebih
rendah (IQ) dan ilmu pengetahuan dan rendah pencapaian ilmu social. Hubungan
ini adalah yang paling umum ketika siswa menonton sinetron, film, kartun dan
video musik memiliki efek negatif yang sangat kuat.
Penelitian Shirvani (2007) menyatakan bahwa siswa yang mempunyai
akademik yang lebih baik ketika orang tua mereka terlibat dan peduli dalam
kehidupan akademik anaknya. Dalam situasi ini orang tua peduli terhadap
tontonan anak dirumah yaitu siaran televisi yang diperkuat sikap positif tentang
pendidikan.
Pada penelitian yang dilakukan International Association for the
Evaluation of Education Achievement (IEA) pada tahun 2005, menyatakan bahwa
siswa-siswi SMP hanya 5,5% anak yang tidak menonton televisi, 20% menonton
kurang dari 1 jam per hari, 15% antara 1-3 jam dan 23% menonton lebih dari 3
jam. Didapatkan secara umum ada kecenderungan makin lama anak menonton
televisi, makin tinggi prestasi akademik dan kebiasaan membacanya.
Penelitian di Amerika Serikat dan Inggris ditemukan bahwa pengaruh
kehadiran televisi tidak begitu berarti pada aktifitas belajar anak sekolah. Saat
kecerdasan menjadi ukuran, terdapat hubungan sangat kecil antara banyaknya
menonton televisi dan prestasi belajar, jadi tidak ada pengaruh bagi waktu luang
atau pekerjaan rumah anak. Anak yang menonton televisi malahan bisa
melengkapi pekerjaan rumahnya dan melakukan pekerjaan lain (Lowery, S.A et al
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka
kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi terhadap prestasi
akademik (p = 0,655) pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.
2. Program siaran yang paling sering ditonton oleh siswa-siswi kelas 2 SMP
YPSA adalah siaran kartun.
3. Durasi rata-rata menonton televisi dalam satu hari pada siswa-siswi kelas
2 SMP YPSA yaitu 3 jam.
4. Durasi menonton televisi di kamar tidur pada siswa-siswi kelas 2 SMP
YPSA yaitu 1 jam 63 menit.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat berikan
adalah sebagai berikut:
a. Kepada orang tua agar memilih tontonan yang bermanfaat, seperti media
edukasi dan pengetahuan agar mendorong minat belajar anak dan
menambah ilmu pengetahuan anak.
b. Perlu dilakukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Daftar Pustaka
American Academy Of Pediatric., 2003. Committee on public education. Children, adolescent and television.Pediatrics; 107:423-2612
American Academy Of Pediatric., 2006 Committee on communications. Children, adolescents and advertising.Pediatrics; 118:2563-9
Anes Barus., 2010. Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak. Medan : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Azwar, S., 2005. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Barr-Anderson DJ, Van den Berg P, Sztainer DN, Story M., 2008. Characteristics associated with older adolescents who have a television in their bedrooms.
Pediatrics; 121:718-24
Certain LK, Kahn RS., 2003. Prevalence, correlates, and trajectory of television viewing among infants and toddlers. Pediatrics; 109:634-42
Dennison BA, Erb TA, Jenkins PA., 2003. Television viewing and television in bedroom associated with overweight risk among low-income preschool children. Pediatrics; 109:1028-35
Diehl, D. C., & Toelle, S. C., 2011. Making Good Decisions: Television, Learning, and the Cognitive Development of Young Children. Florida.
Dworak M, Schierl T, Bruns T, Strüder HK., 2007. Impact of singular excessive computer game and television exposure on sleep patterns and memory performance of school-aged children. Pediatrics; 120:978-85
Fox, C., Barr-Anderson, D., Neumark-Sztainer, D., & Wall, M. f(2010). Physical activity and sports team participation: Associations with academic outcomes in middle school and high school students. Journal of School Health, 80(1), 31-37.
Hancox, R., Milne, B., & Poulton, R. (2005). Association of television viewing during childhood with poor educational achievement. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 159(1), 614-618.
Jordan AB, Hersey JC, McDivitt JA, Heitzler DC., 2006. Reducing children'stelevision-viewing time: a qualitative study of parents and their children. Pediatrics; 118:1303-10
Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiIII, 2012.
Availablefrom:
Kirkorian, H. L., Wartella, E. A., & Anderson, D. R., 2008. Media and Young Children’s Learning; 39 - 61.
Landhuis CE, Poulton R, Welch D, Hancox RJ., 2007. Does childhood television viewing lead to attention problems in adolescence? Results from a prospective loangitudinal study. Pediatrics; 120:532-7
Lowery, S.A. dan DeFleur, M.L., Milestones in Mass Comunication Research, (New York : Longma, 1988).
Marisa, M., 2007. Hubungan Durasi Menonton Televisi dengan Sikap Seksual Pada Remaja. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Notoadmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, J. (2003). Does television viewing hinder academic achievement among adolescents? Human Communication Research, 14, 27-46.
Rola, F., 2006. Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja. Medan : Program Studi Psikologi fakultas Kedokteran Sumatra Utara
Ruslan, A., 2007. Artikel : Agen Sosialisasi Budaya Bandung
Sharif I, Sargent JD., 2006. Association between television, movie and video game eksposure and school performance. Pediatrics; 118:1061-70
Shirvani, H. (2007). Effects of teacher communication on parent‘s attitudes and their children‘s behaviors at school. Education, 128(1), 34-47
Sulastowo, 2006. Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Anak. Available from:
Sobur, A., 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Soemanto, W., 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
118:2025-31
Tylia K.M, Juniar E, Rismadevi W., 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Dampak Televisi pada Perkembangan Anak Usia Sekolah.Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia; 1-8
Vandewater EA, Rideout VJ, Wartella EA, Huang X, Lee JH., 2007. Digital childhood: electronic media and technology use among infants, toddlers and preschoolers. Pediatrics; 119:1006-15
Veloso, B., 2008. Awarness dan Konsentrasi. Jakarta: Widya Cipta
Victoria R, Elizabeth H, Kaisar Family Foundation, 2006. Electronic Media In Lives of Infants, toddlers, Preschoolers and Theirs Parents.The Henry J. Kaisar Family Foundation, Menlo, California.
Viora T., 2010. Hubungan Terpaan Media Televisi dengan Belajar Kognitif Pada Anak. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Wahiddien, A., 2008. Makalah Psikologi Tentang Pengaruh Televisi Terhadap Anak. Jakarta
Wahyuni, Arlinda S.,2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Elvita Nora susana
Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh, 3 Juli 1992
Agama : Islam
Alamat : Komp.Tasbih blok RR No.91 medan
Telpon : 061 8216285
Orang Tua : Ayah : Ir. H. Musa Bintang M.M
Ibu : Hj. Ainul Mardhiah S.H
Riwayat Pendidikan : 1. MIN 1 Banda Aceh
2. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan
3. SMA Negeri 1 Medan
Riwayat Pelatihan : National Symposium and Workshop PEMA FK
USU 2011
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Dana Scora FK USU tahun 2012
2. Anggota Seksi Konsumsi Porseni FK USU
2012
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Nama Responden :
Umur Responden : tahun
Jenis Kelamin : L/P*
Kelas :
*coret yang tidak perlu
1. Apakah Anda memiliki TV di kamar tidur anda sendiri?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton
TV di dalam kamar?
Jawab:………
2. Apakah Anda memiliki TV di rumah selain di kamar tidur?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton
TV selain di kamar?
Jawab:……….
3. Jenis siaran TV apa yang paling sering Anda tonton?
a. Kartun
b. Sinetron
c. Film
d. Berita Olahraga
e. Infotaiment (Acara Gosip)
f. Berita
program bimbingan pelajaran sekolah, dll)
h. Lainnya
(sebutkan:………)
4. Apa tujuan anda untuk menonton TV?
a. untuk mendapat hiburan
b. untuk mencari inforamasi
c. untuk menghilangkan suntuk
d. kebiasaan
5. Selain menonton TV aktifitas apa saja yang anda lakukan?
a. olahraga
b. bermain game di komputer
c. bermain playstation
d. les pelajaran sekolah
e. les musik, tari, nyanyi, balet (lingkari yang dilakukan)
f. Lainnya (sebutkan:………)
6. Apakah anda selalu mengerjakan PR dirumah?
a. Semua PR dikerjakan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Berapa jam anda menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR?
a. Kurang dari 30 menit per hari
b. 1 jam per hari
c. 2-3 jam per hari
d. Lebih dari 3 jam per hari (tolong tuliskan berapa jam per hari)
...
8. Apakah anda susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran sekolah?
a. ya
b. tidak
9. Apakah anda dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah?
a. kadang-kadang
c. tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah
10.Apakah anda merasa prestasi akademis anda (nilai ujian) mengalami
penurunan setelah kebanyakan menonton TV?
a. ya
b. tidak
11.Berapa nilai rata-rata ujian semester terakhir Anda?
LAMPIRAN 3
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Saya Elvita Nora Susana, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan
dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang
melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Durasi Menonton Televisi
terhadap Prestasi Akademik pada siswa-siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan”. Penelitian ini bertujuan
untuk menilai durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik siswa-siswi
kelas 2 di Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah Medan tahun 2013. Diharapkan penelitian ini kelak akan bermanfaat
untuk masyarakat, agar mereka dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh
durasi menonton televisi pada prestasi akademik pada usia sekolah.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, Saya sangat
mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan menjawab pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan membawa fotocopy
nilai rapor akhir semester. Penelitian ini bersifat sukarela dan bebas. Semua
informasi yang Saudara/Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian, tidak disalahgunakan untuk maksud lain. Keikutsertaan
Saudara/Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan.
Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesedian
Saudari saya ucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2013
Peneliti
LAMPIRAN 4
LEMBAR PERNYATAAN P E R SE T U J U A N SE T E L A H P E N J EL A SA N (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Kelas :
Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya
tentang penelitian,
Judul Penelitian : Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi
Akademik Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama
Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013.
Nama Peneliti : Elvita Nora Susana
Instansi Penelitian : Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela
dan tanpa paksaan.
Medan, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan
LAMPIRAN 5
Berhubung dengan adanya tugas akhir kuliah di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, maka akan diadakan penelitian karya tulis ilmiah di
SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah dengan Siswa/Siswi sebagai
respondennya. Adapun judul dari Karya Tulis Ilmiah tersebut adalah:
“Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi Akademik pada
Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah Medan pada Tahun 2013.”
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian tersebut, maka saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan izin kepada saya untuk
pengumpulan data nilai akhir ujian semester melalui buku raport siswa putra/I
Bapak/Ibu. Adapun Pengumpulan data yang akan dilakukan dengan melihat nilai
akhir siswa, kuesioner yang diberikan kepada siswa-siswi. Setiap data yang
didapat bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja.
Partisipasi putra/i dari Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas dan sukarela.
Bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun.
Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya
mengharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi lembaran persetujuan dan berpartisipasi
dalam penelitian ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan
kesediaan yang Bapak/Ibu berikan.
Wassalam
Medan, Agustus 2013
Peneliti I Peneliti II
LAMPIRAN 6
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Orang Tua dari :
Alamat :
Telah mendapat penjelasan yang baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “ Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi
Akademik pada Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah pada Tahun 2013”.
Saya mengerti bahwa putra/i saya akan diminta untuk melakukan
penelitian yang berupa mengisi kuesioner dalam bentuk angket dan
memperlihatkan nilai akhir ujian semester. Saya memberikan keizinan putra/i saya
berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Medan,...2013
Yang membuat pernyataan,