TINJAUAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. VILOUR PROMO INDONESIA BANDUNG
Review Of Internal Control Inventories Of Merchandise at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Nama : Sri Mulyati Nim : 21308057
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOM
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
ABSTRAK
Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indoneisa Bandung
Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks. Masalah mengenai persediaan seperti kelebihan (overstock) atau kekurangan stock (stock out) mempunyai peranan penting dalam pelaksanaannya, sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung. Kebijaksanaan yang tepat untuk menjamin kontinuitas dengan menggunakan pengendalian intern yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan serta kendala dan upayanya. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan, dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang meliputi tahap-tahap : penentuan variabel penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : pengendalian dari sistem pencatatan persediaan, pengendalian dari metode penilaian persediaan, pengendalian dari prosedur penerimaan, pengendalian dari prosedur pengeluaran barang, serta pengendalian dari pemeriksaan fisik.
Setelah melihat hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung telah menerapkan manajemen pengelolaan perusahaan yang baik.
ABSTRACT
Review Of Internal Control Inventories Of Merchandise at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung
By progressively expanding the company's then activities and issues faced by company is getting more complex. Problems related to such excess inventory (overstock) or lack of stock (stock out) has an important role in its implementation so that more and more difficult for party leaders to carry out oversight or coordinate directly. Appropriate policy to ensure continuity with the use of adequate internal controls. The purpose of this study are to find out how the implementation of internal controls and inventory of merchandise constraints and efforts. Purpose of this research may provide information for the company, and give broader knowledge for the writer.
The research method used is a qualitative descriptive method which includes the stages: determining variable research, data collection techniques used field studies through observation, interviews, documentation, and library research.
Results from research conducted at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung indicates that the implementation of internal control merchandise inventory held by the through the stages as follows: control of inventory recording system, control of inventory valuation methods, control of the admission procedure, control of expenditure procedures, and the control of a physical examination.
Based on results and research discussion, this study concluded that implementation of internal control inventory of merchandise at the PT. Vilour Promo Indonesia Bandung has applied good management of the company .
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia, serta petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Tinjauan Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung”. Dalam penulisan Tugas Akhir ini
penulis menghadapi hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan moril dari
berbagai pihak maka penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian
sidang guna memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan karena terbatasnya
kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas
segala kekurangan tersebut. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing serta meluangkan waktu, pikiran
dan tenaga baik secara moril maupun materil dalam menyusun Laporan Tugas
ii
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia, dan selaku Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
4. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
5. Siti Kurnia Rahayu, SE.,Ak.,M.Ak. selaku dosen wali 3AK5.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
7. Seluruh Staf staff dan karyawan Universitas Komputer Indonesia. Khususnya
pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi.
8. Bapak Freddy Mujiantono, SH, selaku Direktur Utama PT. Vilour Promo
Indonesia Bandung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.
9. Bapak H. Hendriawan, selaku Manajer Operasional PT. Vilour Promo
Indonesia Bandung yang telah banyak membantu penulis serta memberikan
banyak pengarahan kepada penulis selama melakukan penelitian pada PT.
10.Seluruh Staf dan karyawan PT. Vilour Promo Indonesia Bandung baik yang
secara langsung maupun tidak yang telah banyak membantu penulis selama
melakukan kegiatan penelitian ini.
11.Kedua orangtuaku Bapa Syahrudin dengan mamah Rohayati, yang senantiasa
memberikan dukungan moril berupa doa, dorongan, semangat, curahan kasih
sayang yang tulus dan bimbingannya serta dukungan materil yang begitu besar
yang tak mungkin terbalaskan untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
12.Kakak-kakakku Cici Nurhayati (Alm.) dengan Noneng Nurhayati yang sangat
aku sayangi dan cintai, terimakasih atas do’a yang tiada pernah berhenti yang
selalu mengiringi setiap langkahku, yang selalu memberikan yang terbaik.
13.Keponakan-keponakanku Denny Somantri, Wandi Wahyudi, Sugiharto, dan
Alfa Ramadhan yang sangat aku sayangi, yang membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
14.Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.
15.Denies Septian Firmansyah, yang sangat aku sayangi yang tidak pernah
berhenti untuk selalu memberikan dukungan serta suport selama pelaksanaan
Penelitian Tugas Akhir dan pembuatan laporan sampai dengan selesai.
16.Sahabatku terkasih Hera Widya A.Md, Irma Fauzia A.Md, Julia Kurniatun
A.Md, especially Dinny Aryanti Syamsudin A.Md, yang selalu menemani dan membantuku dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Aku sayang
iv
17.Teman-teman seperjuangan di 3AK5 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta
semangatnya.
18.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan ketulusan
dari semua oihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membutuhkan khususnya bagi peneliti yang mengangkat judul yang sama dengan
judul yang penulis angkat.
Terima kasih.
Bandung, Juli 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
MOTTO ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8
vi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9
1.5.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Pengendalian ... 11
2.1.1.1 Pengendalian Intern ... 12
2.1.1.2 Pengertian Pengendalian Intern... 12
2.1.1.3 Tujuan Pengendalian Intern ... 13
2.1.1.4 Komponen Pengendalian Intern ... 14
2.1.1.5 Keterbatasan Pengendalian Intern ... 17
2.1.2 Persediaan ... 17
2.1.2.1 Fungsi-Fungsi Persediaan ... 18
2.1.2.2 Jenis Persediaan ... 21
2.1.2.3 Klasifikasi Persediaan ... 22
2.1.2.4 Biaya Persediaan ... 23
2.1.3 Pengendalian Persediaan ... 25
2.1.3.1 Prosedur Pengendalian Persediaan ... 26
2.1.3.2 Pengendalian Internal atas Persediaan ... 27
2.1.3.3 Kendala Pengendalian Pesediaan ... 29
2.1.3.4 Upaya Pengendalian Persediaan ... 30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 36
3.2 Metode Penelitian ... 36
3.2.1 Desain Penelitian... 37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40
3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... 42
3.2.3.1 Populasi ... 42
3.2.3.2 Sampel ... 42
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.2.4.1 Sumber Data ... 42
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.2.5 Metode Analisis ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Gambaran UmumPerusahaan ... 46
4.1.2 Visi PT. Vilour Promo Indonesia ... 49
4.1.3 Misi PT. Vilour Promo Indonesia ... 49
4.1.4 Struktur Organisasi ... 49
4.1.5 Deskripsi Jabatan ... 51
viii
4.2 Hasil Analisis Deskriptif/ Kualitatif ... 54
4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia
Bandung ... 54
4.2.2 Hambatan-hambatan yang Terjadi Dalam
Pengendalian Intern pada PT. Vilour Promo
Indonesia Bandung ... 59
4.2.3 Upaya yang Dilakukan dalam Menghadapi
Permasalahan Pengendalian Internal pada
PT. Vilour Promo Indonesia ... 61
4.3 Hasil Implementasi Model ... 63
4.3.1 Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern
Persediaan Barang Dagangan Pada
PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ... 63
4.3.2 Analisis Hambatan-hambatan yang Terjadi Dalam
Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan Pada PT. Vilour PromoIndonesia Bandung ... 64
4.3.3 Analisis Upaya yang dilakukan dalam menghadapi
kendala Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan Pada PT. Vilour Promo
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 72
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data ... 72
Lampiran 2 Surat Balasan Dari PT. Vilour Pormo Indonesia Bandung ... 73
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ... 74
Lampiran 4 Struktur Organisasi PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ... 75
Lampiran 5 Surat Jalan ... 76
Lampiran 6 Surat Jalan Antar Toko ... 77
Lampiran 7 Tanda Terima ... 78
Lampiran 8 Nota Pembelanjaan ... 79
Lampiran 9 Nota Pembelian Produk ... 80
Lampiran 10 Nota Pembelian Produk ... 81
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring perkembangan zaman, perusahaan baik milik negara maupun
swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi
ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan
diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan
secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada dalam setiap
perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah
yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak
pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung
terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Hal ini dirasakan perlu adanya bantuan
manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam
organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu
adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja
yang sehat, nyaman dan terkendali karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas
dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta pada siapa ia bertanggung
jawab.
Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam,
ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan
semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan diperlukan upaya
2
serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai
kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan dalam perusahaan.
Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan
dalam perusahaan melalui pengendalian intern.
Pada umumnya dapatlah dikatakan bahwa hampir pada semua perusahaan
dagang maupun industri memiliki elemen persedian, persediaan merupakan harta
milik perusahaan yang cukup besar atau bahkan terbesar jika dibandingkan
dengan harta lancar lainnya. dan persediaan juga merupakan elemen yang paling
banyak menggunakan sumber keuangan perusahaan yang perlu disediakan agar
perusahaan dapat beroperasi secara layak sebagaimana mestinya.
Begitu pentingnya peranan persediaan dalam kegiatan operasional
perusahaan sehingga itu manajemen perusahaan perlu mempunyai sistem
pengendalian intern yang baik yang dapat menjalin keamanan persediaan milik
perusahaan itu sendiri. Dengan adanya pengendalian intern maka akan segera
diketahui pada ketidakberesan dalam perusahaan.
Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan melalui
pengendalian intern dapat dilaksanakan terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan
sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini juga dapat direalisasikan
dengan melakukan pemilihan pimpinan yang professional dalam mengawasi
berbagai kegiatan perusahaan. Salah satunya pada proses pengadaan persediaan
barang agar berada pada tingkat yang paling menguntungkan, yaitu persediaan
3
Persediaan merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual
kembali. Perusahaan dagang maupun perusahaan industri pada umumnya
mempunyai persediaan yang jumlah, jenis serta masalahnya tidaklah selalu sama
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Persediaan dapat
dikatakan sebagai aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material baik dalam
bentuk bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian intern persediaan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kuantitas barang yang akan dibuat atau
dipesan, saat pembuatan atau pemesanan serta jumlah persediaan pengamannya
yang dikaitkan dengan biaya pembuatan atau pemesanan, biaya penyimpanan dan
biaya kekurangan barang. Persoalan perbandingan keuntungan dan penghematan
yang diperoleh dengan besarnya biaya yang ditimbulkan dari cara melakukan
persediaan.
Untuk memperkecil hal tersebut, serta dapat dilaksanakannya aktivitas
pengadaan persediaan barang seperti yang diharapkan oleh pimpinan perusahaan,
dibutuhkan suatu alat untuk mengendalikan kuantitas maupun kualitas persediaan
barang yaitu pengendalian intern. Pengendalian intern digunakan untuk menjaga
atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang jelas dan dapat dipercaya,
memperbaiki efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
Pengendalian intern yang memadai memberikan manfaat bagi perusahaan dalam
4
kerugian yang diakibatkan karena penyelewengan, kekeliruan yang mungkin saja
dilakukan oleh personil perusahaan.
PT.Vilour Promo Indonesia merupakan salah satu perusahaan dagang yang
menyediakan aktifitas promo eksklusif yang terintegrasi, dengan dukungan
beberapa jaringan ritel di Bandung dan Jakarta. PT. Vilour Promo Indonesia juga
memiliki lini usaha seperti VILOUR SPORT SHOP, VILOUR HOBBIES,
VILOUR TRANS, BANDUNG OBLONG dan 17 Agustus 1945. Disamping
mempunyai kemampuan untuk memproduksi order yang diminta oleh klien,
dalam bentuk berbagai macam produk seperti kaos, jaket, topi, tas olahraga, tas
kulit, bola sepak, keperluan alat tulis dan souvenir, PT. Vilour Promo Indonesia
juga memproduksi furniture dari bahan kayu jati sampai kayu hitam yang biasa
disebut ebony dengan teknologi LASER kayu.serta kebutuhan fashion untuk
penggemar music country.
Selama ini, permasalahan yang kerap terjadi menurut Manajer operasional
PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ialah dalam lini usaha pembuatan aneka
macam pakaian olahraga yaitu dalam hal penyediaan persediaan barang dagangan,
selama ini PT. Vilour Promo Indonesia Bandung menyediakan persediaan yang
melebihi batas penjualan, hal tersebut terjadi dikarenakan sering adanya pesanan
diluar penjualan, namun dalam hal ini PT. Vilour Promo Indonesia kurang atau
tepatnya tidak memperhatikan prediksi penjualan pada bulan-bulan sebelumnya,
oleh sebab itu sering terjadi adanya produksi yang melebihi penjualan dan
kemudian timbulah kelebihan barang dagangan, dan kelebihan barang dagangan
5
Selain itu, permasalah yang kerap timbul ialah kerusakan persediaan barang
dagangan, seperti barang yang robek karena rapuh akibat terlalu lama disimpan di
gudang dan kehilangan stok barang dagangan yang terjadi mungkin dikarenakan
adanya penyelewengan/ pencurian oleh pihak pegawai maupun pihak lain.
Diindikasikan bahwa pokok permasalahan dari semua ini ialah pengawasan yang
dibutuhkan tidak berjalan secara lancar atau dapat dikatakan bahwa kurangnya
pengawasan manajemen terhadap pengendalian intern persediaan barang
dagangan (hasil wawancara pendahuluan dengan pihak perusahaan: Manajer
Operasional PT.Vilour Promo Indonesia).
Maka dengan adanya pengendalian intern, hal-hal yang menyangkut
kesalahan maupun kecurangan yang mungkin terjadi dalam setiap kegiatan akan
dapat diketahui dengan segera dan sekaligus dapat dilakukan suatu pencegahan
agar tidak berkelanjutan dan merugikan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
6
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang,
penulis mencoba mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas,
diantaranya adalah:
1. Menyediakan persediaan barang dagangan tidak berdasarkan prediksi
penjualan pada bulan sebelumnya.
2. Kerusakan persediaan barang dagangan, seperti barang yang robek karena
rapuh akibat terlalu lama disimpan di gudang.
3. Kehilangan stok barang dagangan yang terjadi diindikasikan adanya
penyelewengan/ pencurian oleh pihak pegawai maupun pihak lain.
4. Pengawasan yang dibutuhkan tidak berjalan secara lancar atau dapat dikatakan
bahwa kurangnya pengawasan manajemen terhadap persediaan barang
dagangan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penulis
mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, diantaranya ialah:
1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan
pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.
2. Hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan pengendalian
intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia
7
3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menghadapi permasalah
pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo
Indonesia Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data/informasi yang
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat memecahkan
permasalahan tersebut.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang
dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pengendalian intern
persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pengendalian
intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia
8
1.4 Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan oleh penulis dalam rangka
membandingkan teori dengan praktek, tentang analisis atas pengendalian intern
persediaan barang dagangan.
1.4.1 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini diantaranya:
1. Kegunaan Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang akuntansi khususnya
mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan pada suatu
perusahaan.
2. Kegunaan Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dengan
pengendalian intern persediaan barang dagangan.
b. Mengetahui dan membandingkan antara teori yang didapat/diperoleh dari
bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan berkaitan dengan
pengendalian intern pada suatau perusahaan.
c. Mampu mempelajari dan memahami mengenai pengendalian intern
persediaan barang dagangan.
3. Kegunaan Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak yang akan melakukan penelitian
9
mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu pengendalian
intern persediaan barang dagangan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah bagi Vilour Promo
Indonesia Bandung, sebagai berikut:
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
melakukan Tinjaun Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada
Vilour Promo Indonesia.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian tugas akhir ini
adalah di Vilour Promo Indonesia yang berlokasi di Jl. Dipatiukur No. 76A
Telp.022-2506643, 022-2500443 Fax: 022-2506645 email:
10
1.5.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian pada bulan Maret sampai dengan bulan
[image:27.595.91.536.219.567.2]Agustus 2012.
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Penelitian
Bulan Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agus 2012
I Persiapan Penelitian
1. Permohonan Ijin Peneliian
2. Realisasi Ijin Penelitian
3. Penentuan Tempat Penelitian
4. Ujian Komprehensif
II Pelaksanaan Penelitian
1. Aktivitas Penelitian
2. Bimbingan Penelitian dengan
Instansi
III Pelaporan Penelitian
1. Pembuatan Laporan Penelitian
2. Bimbingan Penelitian dengan
Dosen
3. Ujian/ sidang Penelitian
4. Final pembuatan laporan
Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian
Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama.
Suatu pengendalian diperlukan supaya dapat mengontrol dalam proses pencapaian
perencanaan. Ketepatan pengantisipasian atas segala kegiatan perusahaan dapat
memungkinkan perusahaan untuk memprediksi segala macam penyimpangan.
Menurut William K. Carter dan Mitton F.Usry (2009:6) yang
diterjemahkan oleh Krista menyatakan bahwa :
“Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai
suatutujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus menerus untuk
memastikan bahwahasilnya berada pada batasan yang diinginkan.”
Sedangkan menurut Mulyadi (2007:89) menyatakan bahwa:
“Aktivitas pengendalian adalah kebijakan prosedur yang dibuat untuk
memastikan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah
dilaksanakan.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian adalah suatu kebijakan prosedur yang dibuat oleh pihak manajemen
guna tercapainya suatu tujuan perusahaan dan untuk memastikan bahwa prosedur
12
2.1.1.1 Pengendalian Intern
Pada perusahaan yang baik dalam ukuran maupun dalam operasinya,
pimpinan perusahaan tidak akan mungkin lagi untuk mengawasi lagi setiap tahap
dalam kegiatan operasi. Keadaan ini mendorong pimpinan untuk melimpahkan
sebagian wewenangnya kepada manajer bagian agar dapat membantu sebagian
wewenangnya dan membantu melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun dalam
proses pelimpahan wewenangnya tersebut, manager bagiab tetap harus
mendapatkan pengawasan dari manager puncak agar tidak terjadi penyelewengan
atau penyalahgunaan kekuasaan yang diberikan.
2.1.1.2 Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern meliputi struktur organisasi metode, ukuran-ukuran
yangdikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi serta mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen. Definisi pengendalian intern akan menekan pada tujuan
yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tetapi
untuk mengamankan harta perusahaan.
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Eli Suhayati (2009:221) menyatakan
bahwa :
“Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan
13
Menurut AICPA oleh Wing Wahyu Winarno (2006:114) menyatakan bahwa :
“Rencana organisasi dan semua ukuran dan metode terkoordinasi yang
diterapkan dalam suatu perusahaan untuk melindungi aktiva, menjaga keakurasian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi
dan meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh bagian dalam perusahaan yakni dewan
komisaris, manajemen, dan personel lainnya dengan tujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai mengenai aktifitasi perusahaan bahwat sesuai dengan
efektivitas dan efisiensi operasional pada peraturan yang berlaku dan kebijakan
manajemen.
2.1.1.3 Tujuan Pengendalian Intern
Suatu perusahaan akan berhasil dengan baik apabila dari setiap perusahaan
itu telah ditetapkan dan direncanakan oleh semua anggota yang ikut terlibat dalam
suatu perusahaan baik tujuan maupun komponan-komponen yang mempengaruhi
kegiatan tersebut.
Adapun tujuan pengendalian intern menurut AICPA oleh Wing Wahyu Winarno (2006:116)adalah sebagai berikut :
“1. Melindungi harta kekayaan perusahaan.
2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan.
3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan sehingga dalam berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan.
14
Menurut pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melindungi harta kekayaan perusahaan. Kekayaan perusahaan dapat berupa
kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud. Kekayaan
sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
yangdijalankan oleh perusahaan. Informasi menjadi dasar pembuatan
keputusan. Apabila informasi salah, keputusan yang diambil baik oleh
manajemen maupun pihak lain dapat salah.
3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan sehingga dalam berbagai kegiatan
dapat dilakukan penghematan. Efisiensi merupakan suatu perbandingan antara
besarnya pengorbanan dan hasil yang diperoleh.
4. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Secara berkala
manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan
tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan
bekerja sama dengan baik.
Jika dilihat dari uraian di atas mengungkapkan bahwa tujuan pengendalian
intern merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan juga
mendukung manajemen dan pelaksanaannya, sehingga perusahaan dapat berjalan
dengan semestinya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.1.4 Komponen Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern mencakup 5 komponen dasar kebijakan dan
prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan
15
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:224) :
“komponen pengendalian intern adalah
1. Lingkungan pengendalian 2. Penentuan risiko manajemen 3. Aktifitas pengendalian
4. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi
5. Pemantauan”
Komponen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian, berkenaan dengan tindakan-tindakan,
kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur yang merefleksikan semua keseluruhan
sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik, dan pihak lainnya terhadap
pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Lingkungan pengendalian
menetapkan corak dan suasana suatu organisasi, mampengaruhi kesadaran
pengendalian personil dalam organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengandalian intern yang lainnya dengan
menciptakan dan menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penentuan risiko manajemen, proses penafsiran risiko entitas
mempertimbangkan kejadian eksternal dan internal serta situasi yang mampu
mempengaruhi kesanggupan manajemen untuk melakukan prosedur yang
konsisten dengan asersi manajemen. Sekali risiko dapat diidentifikasi,
manajemen mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan
terjadinya dan bagaimana hal itu akan dikelola. Manajemen harus
mengidentifikasi dan menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi risiko
yang dapat menyebabkan tujuan organisasi tidak tercapai.
3. Aktifitas pengendalian, merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu
16
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi
risiko dalam mencapaian tujuan entitas. Aktifitas pengendalian memiliki
berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai fungsi, dan pemrosesan data serta
diintegrasikan dalam kompenen-komponen pengendalian lainnya. Aktifitas
pengendalian mencakup: pemisahan tugas, pengendalian pengolahan
informasi pengendalian fisik.
4. Informasi dan komunikasi, untuk berfungsi secara efisien dan efektif,
organisasi memerlukan informasi relevan yang disediakan bagi orang dan
pada saat yang etpat. Selain itu informasi harus pula andal dalam akurasi dan
kelengkapannya. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu
dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern.
Komunikasi dapat mengambil berbagai bentuk seperti panduan kebijakan,
akuntansi, dan panduan memorandum. Komunikasi juga dapat dilakukan
secara lisan dan melalui tindakan manajemen.
5. Pemantauan, adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu, berkenaan dengan penilaian efektivitas pengendalian intern
secara terus menerus atau periodic oleh manajemen, untuk melihat apakah
telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan
17
2.1.1.5 Keterbatasan Pengendalian Intern
Walaupun pengendalian intern telah disusun dan diselenggarakan secara
memadai dapat dianggap sepenuhnya tidak efektif, karena pada dasarnya
pengendalian intern tidak dapat menjamin sepenuhnya tercapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi antara lain
adalah management oversides (kegagalan manajemen) dan Internal control versebenefit (internal control berlawanan dengan keuntungan).
Sedangkanketerbatasan pengendalian intern yang dikemukan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (2009:16) adalah sebagai berikut:
1. Pertimbangan manusia dalam mengambil keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi, seperti kekeliruan atas kesalahan yang bersifat sederhana. 2. Biaya pengendlian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang
diharapkan dari pengendalian tersebut.
3. Adat-istiadat, kultur dan Cooperate Governance system dapat mencegah ketidakberesan yang dilakukan oleh manajemen.
2.1.2 Persediaan
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan
industri. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa.
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2008:79) mengungkapkan bahwa :
“Persediaan merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu
18
bahan baku yang terdapat dalam proses produksi / yang disimpan untuk tujuan tersebut (proses produksi).”
Sedangkan menurut PSAK no. 14 (2008:79) menuliskan bahwa :
“Pengertian persediaan menurut PSAK no. 14 :
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”
Persediaan menurut Kuswandi (2006:75) menyatakan bahwa :
“Persediaan pada perusahaan dagang persediaan (inventory) adalah harta
lancar berupa barang dagangan yang ada di tangan, tersedia untuk di jual, yang dapat berupa bahan entah (baku) dan pembantu, barang setengan jadi
atau barang jadi.”
Sementara menurut Soemarso S. R (2008:384) menerangkan bahwa:
“Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang digunakan untuk proses
produksi selanjutnya.”
Kesimpulan dari persediaan adalah aktiva lancar atau barang yang
digunakan sebagai bahan baku yang selanjutnya digunakan untuk kegiatan usaha,
baik digunakan dalam usaha dagang maupun industri untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.
2.1.2.1 Fungsi-fungsi Persediaan
Setiap perusahaan dagang atau manufaktur sepakat bahwa persediaan
memiliki fungsi yang sangat membantu dalam setiap kegiatan usaha, seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa persediaan merupakan suatu hal vital dalam suatu
19
Menurut Freddy Rangkuti (2007:13) mengungkapkan bahwa persediaan
memiliki tiga fungsi yaitu :
“1. Fungsi Decoupling
2. Fungsi Economic Lot Sizing 3. Fungsi Antisipasi”
Adapun uraian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Decoupling
Fungsi Decoupling adalah persediaan yang menungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung
pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan
barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses
individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para
pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Merupakan persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat
bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan. Persediaan Lot Size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian dan biaya pengangkutan per unit
20
dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi dan resiko).
Keuntungan yang diperoleh dari Batch Stock / Lot Size Inventory adalah : 1. Potongan harga pada harga pembelianEfisiensi produksi
2. Efisiensi produksi
3. Penghematan biaya angkutan
3. Fungsi antisipasi
Persedian yang diadakan apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun atau data-data masa lalu dan untuk menghadapi
penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat. Perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) Perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan
barang-barang yang selama periode tertentu. Perusahaan memerlukan
persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).
Persedian yang diadakan apabila perusahaan menghadapi fluktuasi
permintaanyang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun atau data-data masa lalu dan untuk menghadapi
penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat. Perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) Perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan
barang-barang yang selama periode tertentu. Perusahaan memerlukan persediaan
21
2.1.2.2 Jenis Persediaan
Beraneka ragam jenis persediaan yang terdapat dalam suatu perusahaan
baik perusahaan dagang maupun manufaktur. Jenis persediaan dapat dilihat
menurut fungsi ataupun jenis dan posisi barang. Setiap jenis persediaan memiliki
karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda, sehingga dapat dilihat
dari jenis dan posisi barang.
Freddy Rangkuti (2007:14-15) jenis persediaan terdiri dari :
“1. Persediaan bahan baku (raw material)
2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan 3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau penolong
4. Persediaan barang-barang setengah jadi atau barang dalam proses
5. Persediaan barang jadi”
Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang
dugunakandalam proses produksi.
2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahan lain yang secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau penolong, yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan
bagian atau komponen barang jadi.
tiap-22
tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim
kepada pelanggan.
2.1.2.3 Klasifikasi Persediaan
Menurut Ely S. (2008;17) berpendapat klasifikasi persediaan barang dagangan sebagai berikut :
“ 1. Perusahaan jasa : Persediaan perlengkapan
2. Perusahaan dagang
a. Persediaan Barang Dagang b. Persediaan Perlengkapan 3. Perusahaan manufaktur/industri.
a. Persediaan bahan baku
b. Persediaan barang dalam proses c. Persediaan barang jadi
d. Persediaan Perlengkapan “.
Kesimpulan dari definisi diatas adalah persediaan tidaklah sama, hal ini
tergantung dari jenis perusahaannya, setiap perusahaan memiliki jenis persediaan
barang dagangan yang beda seperti halnya pada perusahaan jasa yang hanya
terdiri dari persediaan perlengkapan saja, selanjutnya pada perusahaan dagang
terdiri dari persediaan barang dagangan dan perlengkapan, serta pada perusahaan
industri terdiri dari persdiaan bahan baku, barang dalam proses barang jadi serta
23
2.1.2.4 Biaya Persediaan
Setiap perusahaan pasti memerlukan biaya dalam proses pembuatan atau
pengadaan persediaan. Biaya-biaya tersebut merupakan konsekuensi atau
pengorbanan yang harus ditempuh demi tercapainya tujuan suatu perusahaan
dalam proses pencapaian laba.
Menurut Zullian Yamit (2005;9) menyatakan bahwa biaya yang ada dalam persediaan terdiri dari :
“1. Biaya Pembelian (Purchase Cost)
2. Biaya Pemesanan (Order cost / Setup Cost) 3. Biaya Simpan (Carrying Cost / Holding Cost) 4. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost)”
Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1. Biaya Pembelian (Purchase Cost), adalah harga per unit apabila item dibelidari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam
suatuperusahaan.
2. Biaya Pemesanan (Order cost / Setup Cost) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan (setup cost) apabila itemdiproduksi di dalam perusahaan.
3. Biaya Simpan (Carrying Cost / Holding Cost) adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana
24
4. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost) adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Data yang diakses
dari http://www.educationbusiness.or.id/biayabiayadalampersediaan pada
tanggal 22 April 2010 yang menyatakan bahwa :
“Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan
penyelenggara persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga macam, yaitu : 1. Biaya Pemesanan, 2. Biaya Penyimpanan 3. Biaya Tetap
Persediaan”
Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1. Biaya Pemesanan, merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dengan
kegiatan perusahaan. Hal yang diperhitungkan di dalam biaya pemesanan
adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah unit yang dipesan
pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari biaya pemesanan antara
lain: Biaya persiapan pembelian, Biaya pembuatan faktur, Biaya ekspedisi dan
administrasi, Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali
pembelian, Biaya-biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi
pembelian.
2. Biaya Penyimpanan, merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan
sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan.
Beberapa contoh dari biaya penyimpanan antara lain : Biaya simpan bahan,
Biaya asuransi bahan, Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan, Biaya
pemeliharaan bahan, Biaya pengepakan kembali, Biaya modal untuk investasi
bahan, Biaya kerugian penyimpanan, Biaya sewa gudang per satuan unit
25
terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
3. Biaya Tetap Persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena adanya
persediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait baik dengan
frekuensi pembelian maupun jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan
tersebut. Beberapa contoh dari biaya tetap persediaan antara lain : biaya sewa
gudang per bulan, gaji penjaga gudang per bulan, biaya bongkar bahan per
unit.
4. Biaya-biaya persediaan lainnya yang tidak terkait dengan frekuensi dan
jumlah unit yang disimpan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pemesanan
seringkali disebut sebagai biaya persiapan pembelian, set up cost, procurement cost. Biaya pemesanan akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yangdilaksanakan dalam perusahaan.
2.1.3 Pengendalian Persediaan
Dalam suatu perusahaan sangat diperlukan karena dapat menentukan
kemajuan suatu perusahaan. Tujuan dari pengendalian persediaan agar persediaan
barang yang terdapat dalam suatu perusahaan tidak terlalu banyak sehingga
menimbulkan keusangan dan tidak terlalu sedikit sehingga perusahaan tidak
26
Pengertian pengendalian persediaan menurut Freddy Rangkuti (2007:16)
mengemukakan pengertian pengendalian persediaan sebagai berikut :
“Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendalian yang
memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus
dilakukan.”
2.1.3.1 Prosedur Pengendalian Persediaan
Agar perusahaan dapat dikendalikan secara baik maka harus
memperhatikan prosedur-prosedur yang terkandung dalam pengendalian
persediaan, berikut ini prosedur yang dinyatakan oleh Mulyadi (2007:535) mengenai prosedur pengendalian persediaanadalah sebagai berikut :
“ 1. Sistem Pencatatan Persediaan
2. Metode Penilaian Persediaan 3. Prosedur Penerimaan
4. Prosedur Pengeluaran Barang
5. Pemeriksaan Fisik”
Berdasarkan prosedur-prosedur diatas maka dapat diperinci sebagai
berikut :
1. Sistem Pencatatan Persediaan, dalam perusahaan manajemen perlu
menentukan persediaan yang ada digudang pada akhir periode akuntansi yang
akan dilaporkan sebagai pengurangan dari penjualan pada laporan laba rugi.
Sistem pencatatan ini terdiri atas sistem perpetual dan sistem periodik.
2. Metode Penilaian Persediaan, selain harus dicatat dengan baik, persediaan
juga harus dinilai dengan baik. Tujuan yang lebih penting lagi dari penilaian
dalam bentuk menyajikan informasi yang bisa membantu para investasi dan
para pemakai lainnya. Metode penilaian ini terdiri atas metode penilaian
27
3. Prosedur Penerimaan, bagian ini tugasnya menerima, menghitung, memeriksa
kualitas barang yang diterima dari bagian pembelian. Apabila barang tersebut
telah dicocokkan dengan jumlah barang yang diminta, maka bagian
penerimaan membuat laporan penerimaan barang yang dibuat dalam rangkap
empat yang kemudian didistribusikan sebagai berikut :
1 lembar asli dikirim ke bagian pembelian.
1 lembar tembusan dikirim ke bagian gudang.
1 lembar tembusan dikirim ke bagian akuntansi.
1 lembar tembusan disimpan sebagai arsip di bagian penerimaan barang.
4. Prosedur Pengeluaran Barang, adalah sejumlah barang yang diambil
daripersediaan barang digudang untuk dijual kepada konsumen dalam
memenuhi kegiatannya. Pengeluaran yang digunakan dalam bagian
pengeluaran barang berupa dokumen sebagai bukti permintaan dan
pengeluaran barang.
5. Pemeriksaan Fisik, merupakan cara obyektif untuk menentukan kuntitas
aktiva yang bersangkutan dalam hal tertentu. Pemeriksaan fisik juga
merupakan metode yang bermanfaat untuk menilai kondisi dan mutu aktiva.
2.1.3.2 Pengendalian Internal atas Persediaan
Pengendalian internal atas persediaan merupakan hal yang penting karena
persediaan adalah bagian yang amat penting dari suatu perusahaan dagang.
Perusahaan yang sukses biasanya amat berhati-hati dalam melakukan pengawasan
28
Menurut Horngren Horison yang diterjemahkan oleh Maudy Warouw (2005:142) mengungkapkan bahwa elemen yang harus ada untuk mendukung
pengendalian internal yang baik atas persediaan adalah :
“1. Perhitungan persediaan secara fisik
2. Membuat prosedur-prosedur
3. Menyimpan persediaan dengan baik 4. Membatasi akses persediaan dengan baik 5. Menggunakan sistem perpetual
6. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis 7. Menyimpan persediaan yang cukup banyak 8. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak”
Adapun uraian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan persediaan secara fisik, dilakukan paling tidak satu tahun sekali
apapun sistem persediaan yang digunakan.
2. Membuat prosedur-prosedur, seperti prosedur pembelian, prosedur
penerimaan, dan prosedur pengiriman yang seefektif mungkin.
3. Menyimpan persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dalam
pencurian, kerusakan atau karat.
4. Membatasi akses persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan
dari kesalahan pencatatan persediaan.
5. Menggunakan sistem perpetual, untuk persediaan yang mempunyai nilai
tinggi.
6. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis, agar tidak terjadi
29
7. Menyimpan persediaan yang cukup, untuk mencegah terjadinya kekurangan
persediaan yang akan menyebabkan hilangnya penjualan.
8. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak, supaya dana yang tertanam pada
persediaan dapat ditekan seminimum mungkin.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal atas
persediaan meliputi penghitungan fisik yang harus dilakukan setiap tahun, karena
dengan cara itulah suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti jumlah
persediaan yang ada. Jika kesalahan terjadi, maka catatan akuntansi akan
disesuaikan sehingga menjadi sama dengan hasil perhitungan fisik dari barang
tersebut. Harus dilakukan pemisahan antara pegawai yang menangani persediaan
dari catatan akuntansi. Sistem persediaan yang terkomputerisasi dapat membantu
perusahaan menjaga jumlah persediaan sehingga tidak kekurangan dan tidak pula
terlalu banyak.
2.1.3.3 Kendala Pengendalian Persediaan
Kendala tidak akan lepas dari suatu perusahaan. Perusahaan menghadapi
berbagai masalah dalam pelaksanaan operasionalnya. Masalah yang seringkali
timbul adalah mengenai persediaan karena persediaan merupakan suatu hal yang
penting dalam proses kelancaran produktivitas perusahaan. Keusangan persediaan
30
Menurut Zullian Yamit (2005:7) menyatakan bahwa masalah persediaan
dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yaitu :
“1. Pengulangan
2. Sumber Supplies 3. Permintaan 4. Tenggang Waktu
5. Sistem Persediaan”
Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1. Pengulangan, dari pesanan tunggal dan pesanan berurutan.
2. Sumber Supplies ,yang berasal dari luar negeri dan dari dalam negeri.
3. Permintaan terdiri dari permintaan tetap (konstan), berubah (variable), independent dan dependent.
4. Tenggang Waktu, terdiri dai lead time tetap dan variable.
5. Sistem Persediaan, terdiri dari sistem kontinyu, periodik, material requirement planning dan pesanan tunggal.
2.1.3.4 Upaya Pengendalian Persediaan
Setiap pembelian atau produksi pada umumnya didahului dengan proses
pembuatan keputusan. Proses pembuatan keputusan mungkin mudah dan mungkin
pula kompleks, terprogram atau tidak terprogram, intuisi atau matematik,
tergesagesa atau hati-hati. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajer
31
Menurut Zulian Yamit (2005:235) menyatakan bahwa ada beberapa metode dalam upaya pengendalian persediaan adalah sebagai berikut :
“ 1. Menstandarkan Item Perusahaan
2. Mengurangi Waktu Tunggu 3. Mengurangi Waktu Siklus
4. Menggunakan Beberapa Pemasok
5. Memberitahukan Perkiraan Permintaan pada Pemasok
6. Kontrak Pembelian Dengan Pemasok Untuk Jumlah Minimum 7. Mempertimbangkan Biaya Transportasi
8. Memperbaiki Ketepatan Catatan 9. Memperbaiki Perencanaan Kapasitas 10. Meminimumkan Waktu Persiapan 11. Struktur Produk Sederhana
12. Fokus pada Perbaikan Terus Menerus”
Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :
1. Menstandarkan Item Perusahaan, Persediaan dapat dikurangi dengan menurunkan jumlah setiap item atau dengan mengurangi jenis item. Investasi dalam persediaan dapat diturunkan apabila hanya ada satu standar item daripada standar kelima item yang berbeda.
2. Mengurangi Waktu Tunggu, apabila pemesanan berasal dari lokal, maka dapat
mengurangi waktu tunggu dan dapat menurunkan persediaan.
3. Mengurangi Waktu Siklus, arus material secara terus menerus dan tidak akan
terputus-putus dapat mengurangi waktu siklus produksi dan akan menaikkan
perputaran persediaan.
4. Menggunakan Beberapa Pemasok, dapat memperoleh kualitas dan harga yang
lebih baik. Jumlah pemesanan yang kecil dengan frekuensi pengiriman lebih
32
5. Memberitahukan Perkiraan Permintaan pada pemasok jika pemasok
mengetahui jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka mereka dapat
merencanakan produksi agar persediaan cukup tersedia apabila diperlukan.
6. Kontrak Pembelian Dengan Pemasok Untuk Jumlah Minimum, untuk jumlah
tetap dengan pembayaran setelah material diterima. Jumlah diskon dapat
diperoleh dan kenaikan harga dapat diantisipasi.
7. Mempertimbangkan Biaya Transportasi, jika kurang mempertimbangkan
biaya transportasi akan berat untuk menaikkan biaya per unit.
8. Memperbaiki Ketepatan Catatan, ketidaktepatan catatan persediaan akan
menimbulkan masalah. Siklus akuntansi dapat memperbaiki ketepatan catatan
dan mengurangi kekacauan operasi.
9. Memperbaiki Perencanaan Kapasitas, kelebihan dan kekurangan fasilitas
mengakibatkan kerugian dan kelambanan pelayanan. Schedule produksi induk harus memperhatikan kapasitas dari fasilitas yang dimiliki.
10.Meminimumkan Waktu Persiapan, mempersiapkan fasilitas sebelum kegiatan
produksi dimulai harus diberibatasan waktu karena dengan waktu persiapan
yang pendek dapat mengurangi pemborosan.
11.Struktur Produk Sederhan, terlalu banyak tingkatan material yang digunakan
dapat menambahkan siklus waktu produksi dan penanganan material sehingga
dengan menyederhanakan struktur produksi akan menghemat siklus dan
33
12. Fokus Pada Perbaikan Terus Menerus, lakukan perhatian terhadap
standarisasi, penyederhanaan, integrasi, sinkronisasi dan mengurangi atau
menghilangkan kendala.
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan memiliki maksud dan tujuan agar dapat mencapai laba
yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya ada peran pengandalian
intern yang diterapkan melalui proses manajemen. Pengendalian intern akan
menekan pada tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang
membentuk sistem tetapi untuk mengamankan harta perusahaan. Tujuan
pengendalian intern hanya dapat tercapai apabila semua prosedur, metode dan
cara yang menjadi unsure dari pengendalian intern tersebut benar-benar berjalan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu pengawasan serta
pengendalian yang terus menerus dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat memperkecil
bahkan mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan dan
penyimpangan-penyimpangan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat teratasi dan
terantisipasi dengan baik.
Menurut Krismiadji (2005:218) mengungkapkan bahwa pengendalian intern merupakan:
“Pengendalian Intern (Internal Control) adalah rencana organisasi dan
34
Persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukanpengendalian
yang kuat dengan beberapa alasan. Pertama, persediaan adalah salah satu bagian
utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang terbesar yang
melibatkan modal kerja. Kedua, persediaan seringkali pula tersebar di beberapa
lokasi yang menyulitkan penghitungan dan pengendaliaan fisik. Penilaian pun
dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur
ke dalam persediaan.
Menurut Freddy Rangkuti (2007:5) mengungkapkan bahwa persediaan adalah:
“Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diubah kemudian dijual
kembali.”
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan item yang sangat
materiil karena sebagian besar modal kerjanya digunakan untuk memenuhi
persediaan. Sehingga pada akun persediaan memerlukan pengendalian internal
yang baik. Ketepatan pengantisipasian atas kerugian material yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu musibah atau hal lain yang bisa diprediksi memungkinkan
35
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran Tujuan Perusahaan
Tinjauan Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung
Persediaan Barang Dagangan Perusahaan
Aktivitas Perusahaan
36 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan
Tugas Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti.
Adapun pengertian objek penelitian menurut Husen Umar (2005:303) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, objek
penelitian yang diteliti oleh penulis ialah pada pengendalian intern persediaan
barang dagangan PT. Vilour Promo Indonesia yang beralamat di Jl. Dipatiukur
No.76A Telp. 022-2506643, 2500443 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara bagaimana untuk dapat memahami
suatu objek penelitian. Metode penelitian ini akan memandu penelitian tentang
37
Pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha (2006:68) adalah:
“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan factor-faktor atau gejala-gejala secara ilmiah.”
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode analisis deskriptif. Adapun pengertian metode analisis deskriptif menurut
menurut Jonathan Sarwono (2006:18) adalah sebagai berikut :
“Metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan kegiatan yang
dilakukan perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah
kesimpulan.”
Dikemukakan bahwa metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, factual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki, yang pada akhirnya metode ini
digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan.
3.2.1 Desain penelitian
Definisi desain penelitian menurut Jonathan Sarwono (2006:79) ialah sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
38
Menurut Sugiyono (2009:18), proses penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut :
“Proses penelitian terdiri atas:
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevandan penemuan yang relevan 4. Metode penelitian
5. Menyusun instrument penelitian
6. Kesimpulan.”
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada
penelitian ini dijeladkan sebagai berikut :
1. Sumber Masalah
Peneliti menemukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar
penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab
masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik
jika masalahnya tidak tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah akan
mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam penelitian. Pada
penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang
akan diuji dengan cara menguji hipotesis.
3. Konsep dan Teori yang Relevan dan Penemuan yang Relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka,
39
itu, penemuan penelitian sebelumnya yeng relevan juga dapat digunakan
sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian (hipotesis). Telah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun
kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan
penelilitian yang merupakan tahap penelitian dengan dengan menguji
terpenuhinya criteria pengetahuan yang rasional.
4. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis peneliti dapat memperoleh metode penelitian yang
sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode tersebut adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan
pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu dan kemudahan lainnya.
Pada pebelitian ini metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif.
5. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Instrument pada penelitian ini yaitu human instrument (peneliti sebagai instrumen), untuk melakukan wawancara secara langsung atau
observasi. Selain itu melakukan wawancara secara langsung, instrument yang
digunakan adalah buku catatan mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan
40
6. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi variabel
Pengertian operasionalisasi variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:28) adalah sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel adalah yang menjadikan variable-variabel yang
sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses
pengukuran variabel-variabel tersebut.”
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independent variable). Menurut Jonathan Suwarno (2006:54), pengertian variable bebas yaitu :
“Variabel bebas adalah suatu variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi.”
Dari definisi diatas, variabel bebas yaitu variabel yang keberadaannya
tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
41
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator
Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan
“Pengendalian intern adalah suatu
proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan.
(Siti Kurn