• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Kehadiran Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Kehadiran Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini sudah berkembang dengan pesat. Dari pesatnya perkembangan tersebut banyak hal yang dapat diambil serta dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan agar lebih baik. Dengan adanya media komunikasi dan informasi yang canggih, manusia dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia manapun secara real time.

Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat sejak ditemukan pada tahun 1940-an ialah teknologi komputer. Pemanfaatan komputer pada sekarang ini sudah digunakan diberbagai aspek kehidupan manusia seperti bidang ekonomi, hiburan, keamanan, pendidikan dan pemanfaatan dibidang lainnya.

Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti tersebut diatas, kebutuhan akan pelayanan komunikasi dan informasi sangat diperlukan manusia secara individual ataupun secara kelompok. Organisasi swasta maupun instansi pemerintahan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi untuk keberlangsungan roda organisasinya dalam melakukan pengolahan data.

(2)

baik secara komputerisasi ataupun masih bersifat manual. Oleh karena itu, untuk memelihara serta meningkatkan kegiatan usaha secara optimal sistem informasi yang sudah ada dalam sistem perusahaan perlu dikaji ulang agar tercipta suatu sistem informasi yang lebih baik lagi. Penggunaan sistem komputerisasi pada setiap perusahaan atau instansi pemerintah guna menunjang proses kelancaran kegiatan kerja perusahaan, sudah barang tentu merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dan berpengaruh karna mengingat perusahaan atau instansi di dalamnya terdapat suatu sistem informasi yang menyeluruh. Hal ini juga sangat berpengaruh sekali dampaknya pada Sub Bagian Kepegawaian karna Sub Bagian Kepegawaian mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah menerapkan kedisiplinan pegawai yang dalam hal ini tentang kehadiaran dan ketepatan waktu dalam absensi baik itu pagawai negri sipil (PNS), ataupun tenaga kerja kontrak (TKK).

(3)

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan menjadi beberapa masalah yaitu sebagai berikut :

1. Masih sering terjadi penitipan absen kepada teman

2. Kurang efisiensinya waktu dalam rekapitulasi absen setiap akhir bulan

1.2.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari analsis berdasrkan identifikasi maslah di atas ialah:

1. Bagaimana sistem informasi kehadiaran pegawai yang sedang berjalan 2. Seberapa besar dampak Sistem Informasi Kehadiaran Pegawai terhadap

efisiensi dan ketepatan waktu pegawai

1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud penulis melaksanakan kerja praktek ini adalah untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kuliah dan menerapkan perkembangan teknologi yang sekarang semakin maju. Sehubungan dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagi berikut :

1. Untuk mengetahui sistem informasi kehadiran pegawaie

(4)

1.4. Batasan Masalah

Hanya membatasi pada pagian kepegewaian yang hanya membahas tentang kedisiplinan pegawai atau absensi pegawai

1.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, lokasi yang menjadi objek untuk penyusunan kerja praktek adalah instansi pemerintahan yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, dengan alamat Jl. Braga No. 137 Telp. (022) 4233401 Bandung 40111.

Kerja praktek ini di lakukan selama 25 hari mulai dari pukul 07.30 sampai pukul 15.00 WIB dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air menetapkan 5 hari

kerja yaitu hari Senin sampai dengan Jum’at.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Banyak para pakar yang mencoba mengungkapkan pengertian sistem dari berbagai sudut pandang yang berbeda, namun inti dan tujuannya sama.

Menurut Jogiyanto (1999 : 4) yang dimaksud dengan system adalah jaringan daripada elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari system tersebut.

2.1.1 Elemen Sistem

1. Hardware (Perangkat Keras)

Hardware/Perangkat keras adalah peralatan di sistem komputer yang secara fisik terlihat dan dapat dijamah.

2. Software (Perangkat Lunak)

Software/Perangkat lunak adalah program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data.

3. Brainware

Manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.

4. Basis Data (DataBase)

(6)

yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan tujuan (goal).

1. Komponen sistem (component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsitem-subsitem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batas sistem (boundary)

(7)

luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar dari sistem adalah apapun yang terdapat diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsitem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem (input)

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input)

dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi.

Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

(8)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolahan sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Tujuan (goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran

(objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system)

(9)

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system)

dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat di prediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Tetapi pada kenyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system

(10)

2.2 Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto (1999:692), Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu diantaranya :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

(11)

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada ahli teknik perusahaan akan lebih relevan bila dibandingkan kepada akuntan perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk akuntan bila dibandingkan dengan meminta informasi kepada ahli teknik.

2.3.Pengertian Sistem Informasi

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, menurut Jogiyanto (1999:697) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang diajukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik.

2.4. Metode Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

(12)

2.4.1 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan proses-proses yang terjadi mulai aktivitas dimulai sampai aktivitas berhenti

2.4.2 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan proses atau sistem yang dibuat. Use case diagram mempunyai beberapa bagian penting seperti :

a. Actor adalah bagian dari use case yang bertindak sebagai subjek (pelaku) dalam suatu proses

b. Use case adalah proses-proses yang terjadi dalam suatu software. Use case juga menggambarkan apa yang sedang dilakukan oleh Actor c. Relasi menggambarkan hubungan antara actor dan use case

2.4.3 Collaborasi Diagram

(13)

2.4.4 Sequence Diagram

Sequence diagram merupakan interaksi antara objek-objek dalam suatu sistem dan terjadi komunikasi yang berupa pesan(message) serta parameter waktu.

2.4.5 Class Diagram

Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta atribut-artibut yang melekat pada class tersebut.

2.4.6 Package Diagram

Package Diagram adalah diagram yang menggambarkan bagaimana elemen model diorganisasikan atau dikelompokkan ke dalam packages.

2.4.7 Deployment Diagram

Deployment diagram menggambarkan secara fisik antara software dan hardware

2.5. Rational Rose

(14)
(15)

BAB III

SEJARAH UMUM

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah singkat, kedudukan, tugas pokok dan fungsi. Tinjauan pustaka struktur organisasi dan Uraian Dinas pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat.

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarh singkat berdirinya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat

Saat ini nama dinas PU pengairan di ganti menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dengan peraturan daerah No.15 Tahun 2000, untuk mengetahui sejarah singkat tentang berdirinya PU pengairan Propinsi Jawa Barat, kita harus mengetahui dasar-dasar dan landasan hukum terbentuknya dinas PU pengairan sejak jaman penjajahan sampai sekarang, Perjuangan Dinas PU telah mengalami 3 (tiga) jaman yaitu :

a. Jaman Penjajahan Belanda

(16)

Setelah pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departement BOW kemudian terjadi perubahan menjadi Department V En W atau Department Verkeer En Waterstaat Ban West Java yang berkedudukan di Bandung.Dalam V En W ini tergabung didalamnya jawatan pengairan, PTT (Pos Telegraf dan Telephone) dan Jawatan Lalu Lintas Jalan Raya. Khusus tugas di bidang pengairan diatur dalam :

1. Algemaene Watereglement tahun 1963 (sub 1963 No.489)

2. Algemaene Waterbeheerverordening (sub 1957 No.503)

3. Provincial Waterglement 1940 No.7

b. Jaman Penjajahan Jepang

Pada jaman penjajahan jepang, Dinas PU Pengairan Bernama “Doboko jimuso” yang dibentuk serta pembagian susunannya sama seperti jaman V En

W. Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamasikan Kemerdekaanya, bentuk dan susunan Doboko Jimuso masih dipakai akan tetapi persoalannya yang dijabat oleh orang-orang Jepang yang diambil alih dengan paksa dan diganti dengan tenaga kerja Indonesia. Setelah keadaan semakin buruk, maka dalam mempertahankan kemerdekaan Bangsa, V En W terutama para pemudanya tidak ketinggalan untuk mempertahankan “Gedung Sate” di Bandung sebagai kantor pusat V En W.

(17)

Pada Tanggal 3 Desember 1945 di kata Bandung terjadi puncak perjuangan fisik Bangsa Indonesia dalam rangka memprtahankan kemerdekaan yang telah di Proklamasikan dari tangan Penjajah Belanda dan Jepang serta mengalami puncak perlawanan yang tidak sedikit menumpahkan darah. Pada pertempuran dari Dinas Pekerjaan Umum telah gugur 7 (tujuh) orang pemuda warga jawatan Pekerjaan Umum untuk mempertahankan Gedung tersebut yaitu “V En W”, sekarang dikenal dengan sebutan “Gedung Sate”. Oleh karna itu setiap tanggal 3 Desember dijadikan hari Kebangkitan

Pekerjaan Umum.

Setelah Negara Republik Indonesia terbentuk RIS dan pemburan Negara Bagian Undang-Undang Nomor 22/1945 tentang Otonomi Daerah termasuk pembentukan Propinsi Jawa Barat tahun 1953 dengan PP No.181/ 1953 dilaksanakan penyerahan tugas-tugas Pekerjaan Umum pada Pemerintah Daerah. Struktur Organisasi Pekerjaan Umum pada Pemerintah Daerah Tingkat 1 Jawa Barat Otonom, setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.22/1945 dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Jawatab ini diberi nama Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat.

(18)

1. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Daerah Tinkat 1 Jawa

Setelah mengalami perubahan-perubahan yang sifatnya Struktural, Dinas PU Pengairan Daerah Tingkat 1 Jawa Barat dibentuk berdasarkan peraturan No.4 Tahun 1988 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja Dinas PU Pengairan Daerah Tingkat 1 Jawa Barat di Jl.Braga No.137 Bandung dan berdasarkan peraturan Daerah No.15/2000 Dinas PU Pengairan namanya dirubah menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat.

3.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pripinsi Jawa Barat

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pengelolaan Sumbar Daya Air Propinsi Jawa Barat yang akan dibahas sebagai berikut :

a. Kedudukan Dinas Sumber Daya Air

(19)

b. Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Dinas Pengelolaan Sumbar Daya Air mempunyai tugas pokok merumuskan kebakan oprasional di bidang sumber daya air yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi propinsi serta kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

c. Fungsi Pengelolaan Sumber daya Air

1. Perumusan kebijakan oprasional dibidang pengelolaan Sumber Daya Air

2. Pembinaan pelaksanaan oprasional dibidang Sumber Daya Air yang meliputi, pembinaan program, pembinaan konversi dan pelestarian, pempinaan teknik, pembinaan pelaksanaan oprasi dan pemeliharaan serta pembinaan pemanfaatan

3. Penyediaan fasilitas dan system investasi pengusahaan Sumber Daya Air

4. Pemberian perizinan pemanfaatan air dan sumber air serta pelaksanaan pelayanan umum dibidang pengelolaan Sumber Daya Air

5. Pengwasan, pengendalian dan evaluasi pengelolaan Sumber Daya Air

(20)

3.2 Struktur Organisasi

(21)

Gambar 3.1

(22)

3.3Uraian Tugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

a. Kepala Dinas

Bertugas bertanggung jawab memimpin, mengatur, membina, memotivasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas dinas.

b. Wakil Kepala Dinas

Bertugas dan bertanggung jawab mengkoordinasikan perencanaan dan program, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan serta tugas lain yang dilimpahkan oleh kepala dinas.

c. Bagian Tata Usaha

Bertugas dan bertanggung jawab menyelenggarakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan umum.

d. Bagian Kepegawaian

Bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, dan ketatalaksanaan serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan.

e. Bagian Keuangan

Bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan administrasi keuangan.

(23)
(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada pada sistem informasi entry data keluarga dan mencoba memberikan solusi dengan memakai program aplikasi yang baru, penulis mendapat beberapa kesimpulan dan saran dalam perbaikan prosedur sistem.

5.1 Kesimpulan

(25)

Gambar 5.1 Alat Scaning Sidik Jari

Berdasarkan hasil riset dari International Biometric Group, lebih dari 50% industri

biometrik lebih suka menggunakan aplikasi sidik jari untuk produk mereka

daripada menggunakan identifikasi biometrik lainnnya ( seperti Iris, Suara,

Pengenalan Wajah, dsb ).

Ada berbagai alasan untuk menggunakan identifikasi sidik jari sebagai

system absensi perusahaan :

a. Harga yang relatif lebih murah dibanding sistem biometrik lainnya.

b. Tidak memungkinkan penitipan absen.

c. Bisa menekan pengeluaran fiktif perusahaan, seperti uang lembur, uang

hadir, catatan prestasi karyawan, dsb.

d. Meningkatkan produktifitas perusahaan, karena lebih memicu karyawan

untuk hadir tepat waktu dan kehadirannya tidak fiktif.

e. Data langsung masuk ke komputer, bisa langsung diolah untuk pembuatan

(26)

Tabel 5.1 Spesifikasi Alat

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam laporan kerja praktek adalah sebagai berikut:

1. Semoga saran ini bisa direalisasikan atau dapat digunakan oleh instansi terkait.

2. Dengan melihat kendala-kendala yang ada sudah pasti diperlukan pemikiran yang mampu menjawab semua itu dengan melakukan pengembangan pengembangan sistem yang sudah ada

3. Agar sistem berjalan dengan baik maka diperlukan orang tambahan yang mengerti dengan sistem program ini.

No

Specifikasi

Keterangan

1 Kapasitas 2000 pemakai ( 2 FP ) atau 4000 pemakai

2 Memory transaksi 3000 log

3 Display Grafik LCD 4 baris

4 Jenis sensor Optical, 500 dpi

5 FRR / FAR 0.1% / 0.0001%

6 Komunikasi Ethernet TCP/IP

7 Kecepatan data ke 10 Mbps

8 Panjang kabel ke komputer 100 meter ( UTP CAT5E )

9 Kecepatan Verifikasi Kurang dari 1 detik

10 Penanda Keberhasilan Tampilan, suara, LED

11 Metode Verifikasi 1:1 ; 1:N ; Password ; Proximity Card

12 Jumlah jari direkam 1 atau 2

17 Menu bahasa English / Korea

18 Temperatur Operasional -20 hingga 60 Celcius

19 Power Supply 12 VDC tanpa Battery Backup

(27)

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Tahapan analisis sistem yang sedang berjalan merupakan tahapan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembangunan suatu sistem informasi yang baik dan bisa berjalan dengan lancar. Dalam analisis sistem tahapan yang harus dilakukan agar dapat menghasilkan sistem informasi yang baik adalah dengan mempelajari bagaimana suatu sistem yang sedang berjalan saat ini di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bandung.

(28)

4.1.1 Analisis Objek

Objek ialah suatu benda atau secara konseptual sesuatu yang memiliki atribut dan dapat bereaksi dengan objek yang lainya.

Analisis sistem informasi kehadiran pegawai yang sedang berjalan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bandung dibuat oleh penyusun dalam bentuk diagram-diagram yang berorientasi objek, karena notasi UML ini mewakili secara sederhana dan bisa dijadikan sebagai bahan dalam evaluasi sistem yang berjalan secara efektif, Berikut adalah objek yang terlibat dalam sistem informasi kehadiran pegawai :

a. Pegawai

b. Petugas Bagian Kepegawaian c. Pimpinan

4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

(29)

a. Use Case Diagram Kehadiran Pegawai

Pegawai Mengisi daftar hadir

Merakapitulasi daftar hadir <<extend>>

Petugas

Membuat laporan

Gambar 4.1 Use Case Kepegawaian

4.1.2.1Skenario Use Case

Skenario use case merupakan tabel yang menggambarkan deskripsi rinci dari tiap use case. Berikut adalah skenario use case untuk setiap use case

(30)

1. Use Case Mengisi Daftar Hadir

Tabel 4.1 Skenario Use Case Mengisi Daftar Hadir

Identifikasi Nama Use Case Mengisi Daftar Hadir Deskripsi Mengisi Daftar Hadir

Aktor Pegawai

Kondisi Awal Pegawai mengisi daftar kehadiran

Kondisi Akhir Daftar hadir telah ditandatangani oleh pegawai Skenario

No Aksi Aktor Respon Sistem

2. Use Case Merakapitulasi Daftar Hadir

Tabel 4.2 Skenario Use Case Merakapitulasi Daftar Hadir

Identifikasi

Nama Use Case Merekapitulasi Daftar Hadir Deskripsi Merekapitulasi Daftar Hadir

Aktor Petugas

Kondisi Awal Petugas merekap absen yang telah diisi pegawai Kondisi Akhir Daftar hadir telah direkap dalam buku rekapitulasi

Skenario

(31)

3. Use Case Membuat Laporan

Tabel 4.3 Skenario Use Case Membuat Laporan

Identifikasi Nama Use Case Membuat Laporan Deskripsi Membuat Laporan

Aktor Petugas

Kondisi Awal Petugas membuat laporan untuk pimpinan Kondisi Akhir Pimpinan menerima laporan

Skenario

(32)

a. Activity Diagram Mengisi Daftar Hadir

(33)

b. Activity Diagram Merekapitulasi Daftar Hadir

(34)

c. Activity Diagram Membuat Laporan

(35)

4.1.2.2Sequence Diagram

Diagram sequence merupakan diagram untuk menggambarkan perilaku aktor pada sistem tersebut berdasarkan garis waktu.

a. Sequence Diagram Mengisi Daftar Hadir

Sistem

1. Mengisi daftar hadir

2. Menerima daftar hadir

3. Daftar hadir yang telah ditandatangani Pegawai

(36)

b. Sequence Diagram Merekapitulasi Daftar Hadir

Sistem

1. Merekap kehadiran

2. Periksa ketidakhadiran pegawai

3.Catat ketidakhadiran Pegawai

4. Daftar hadir yang telah direkap dalam buku rekapitulasi

(37)

c. Sequence Diagram Membuat Laporan

(38)

4.1.2.3Collaboration Diagram

Berdasarkan Hasil Skenario dapat dilihat Objek apa saja yang akan jadi calon kelas (boudary,control,entity) yang mana antar kelas akan saling berinteraksi sama lain. Setiap Form atau Interface akan dikelompokan menjadi kelas boundary, fungsi dan prosedur untuk memanipulasi data yang ada di arsip akan dikelompokkan menjadi kelas entity dan penghubung antar kelas boundary dan entity akan dikelompokkan ke dalam kelas control.

a. Identifikasi Kelas Untuk Bagian Petugas Tabel 4.4 Identifikasi Kelas

No Nama Proses Boundary Control Entity

1

Mengisi Daftar Hadir Form_Kehadiran Ctrl_Pegawai Arsip TblPegwai

2

Merekapitulasi Daftar Hadir

Form_Kehadiran Ctrl_Pegawai Arsip TblPegwai

3

Membuat Laporan Form_Kehadiran Ctrl_Pegawai Arsip TblPegwai

(39)

Petugas form_kehadiran ctrl_pegawai tbl_pegawai

masukan penyimpanan arsipkan

Gambar 4.8 Collaboration Diagram Mengisi Daftar Hadir

b. Collaboration Diagram Merekapitulasi Daftar Hadir

Petugas form_kehadiran ctrl_pegawai tbl_pegawai

rekap rekap anggota arsipkan

Gambar 4.9 Collaboration Diagram Merekapitulasi Daftar Hadir

c. Collaboration Diagram Membuat Laporan

Petugas form_kehadiran ctrl_pegawai tbl_pegawai

hitung

jumlah ketidakhadiran

anggota buat laporan

(40)

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

Berdasarkan hasil dari analisi sistem informasi yang sedang berjalan,bahwa kegiatan atau sistem informasi kehadiran pegawai masih perlu diperbaiki, adapun kelemahan atau kekurangan dari sistem informasi kehadiran pegawai adalah sebagai berikut :

1. Sering terjadinya penitipan absen

2. Penghitungan absen atau rekaputulasi absen setiap akhir bulan memerlukan banyak waktu karna masih belum terkomputerisasi 3. Kesulitan dalam pencarian atau melihat absen pada bulan-bulan

(41)

i

Provinsi Jawa Barat

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program Strata Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Ariep Munzaini NIM. 10507166

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Gambar 5.1 Alat Scaning Sidik Jari
Grafik LCD 4 baris
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan lain mengenai definisi perencanaan sumber daya manusia dikemukakan oleh Mangkunegara ( 2003, p. 6) Perencanaan tenaga kerja dapat diartikan sebagai

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan

Kelas : ... Jika peserta didik memperoleh skor 13-16 dapat ditetapkan sangat kompeten. 2). Jika peserta didik memperoleh skor 9- 12 dapat ditetapkan kompeten

Metode: Asam alginat diisolasi dari simplisia algae coklat secara maserasi dengan larutan natrium karbonat 5% pada suhu 40-50 0 C, diubah menjadi kalsium alginat.. dan asam

Pemeriksaan ureum dilakukan setiap akan menjalani terapi hemodialisa, pada pemeriksaan kadar ureum serum pasien yang akan menjalani terapi hemodialisa kadarnya

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Enam bulan Mei Tahun Dua Ribu Lima Belas, kami selaku Pokja Konstruksi Paket Pemboran Eksplorasi Air Bawah Tanah dan Instalasi

Secara umum, data seri waktu dapat diuraikan menjadi komponen deterministik, yang mana ini dapat dirumuskan menjadi nilai nilai yang berupa komponen yang

Sering merasa khawatir pada sesuatu yang belum pasti (misalnya takut tidak bisa menjawab soal ulangan atau ujian). 64 Saya sering melamun