• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun sistem pakar memodifikasi sepeda motor suzuki satria 120R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun sistem pakar memodifikasi sepeda motor suzuki satria 120R"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FEBRIYANSYAH 105093003031

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FEBRIYANSYAH 105093003031

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(3)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Muhammad Febriansyah 105093003031

Menyetujui,

a.n Pembimbing I,

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008

Pembimbing II,

Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com NIP. 19741129 200801 1 006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(4)

Skripsi yang berjudul ”Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R” yang ditulis oleh Muhammad Febriansyah , NIM 105093003031 telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I, Penguji II,

Zainul Arham, M.Si 19740730 200710 1002

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2008

An. Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2008

Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com NIP. 19741129 200801 1 006 Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1001

A.n Ketua Program Studi Sistem Informasi Sekretaris Program Studi Sistem Informasi

(5)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 21 Januari 2011

(6)

memodifikasi sepeda motor Suzuki satria 120R, dibimbing oleh A’ANG SUBIYAKTOdan DITDIT N. UTAMA

Pada era globalisasi, Teknologi Informasi mengalami perkembangan yang pesat dalam segala bidang. Sistem pakar merupakan bagian dari Teknologi Informasi yang berbasis komputer. Salah satu bidang aplikasi yang telah diimplementasikan secara meluas ke dalam Sistem Pakar adalah proses pendiagnosaan. Dalam penulisan skripsi ini akan dirancang sebuah Sistem Pakar yang akan digunakan untuk mendiagnosa spesifikasi mesin untuk menghasilkan kesimpulan modifikasi juga keterangan modifikasi pada sepeda motor khususnya Suzuki Satria 120R. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi, hampir semua sisi kehidupan tak terlepas dari komputerisasi termasuk dunia mekanik khususnya kendaraan bermotor roda dua. Untuk kendaraan bermotor roda dua kemajuan teknologinya sangat cepat sekali, hanya dalam selang beberapa bulan saja setiap produsen motor mengeluarkan sebuah motor dengan teknologi dan inovasi-inovasi terbaru dengan merubah body menjadi lebih futuristic dan meningkatkan kapasitas mesin menjadi lebih besar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mesin atau biasa disebut dengan istilah modifikasi mesin, modifikasi mesin biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlanjur membeli motor dengan kapasitas mesin yang masih kecil dan ingin memiliki motor yang kapasitas mesinnya besar tanpa harus membeli motor yang baru, atau sekedar hobi saja. Paling banyak modifikasi mesin dilakukan oleh anak-anak muda yang hobi sport otomotif , namun pengetahuan yang kurang mengenai modifikasi mesin dapat menyebabkan kinerja mesin menurun dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros, dengan demikian diharapkan dengan adanya Sistem Pakar untuk memodifikasi mesin sepeda motor Suzuki Satria 120R ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam hal memodifikasi sepeda motor, baik bagi pengguna ataupun pemilik dengan maksud tidak menghilangkan ketergantungan pada pakarnya. Dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan metodologi pengembangan SDLC (System Development Life Cycle). Secara garis besar, teknik penelusuran masalah yang statis, menggunakan Best First Search sebagai teknik penelusuran, dan PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL digunakan sebagai database. sistem ini meliputi konsultasi antara sistem dan user untuk mendapatkan solusi yang dibutuhkan oleh userdalam memodifikasi sepeda motornya.

(7)

Alhamdulillah, Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skirpsi ini. Laporan Skripsi ini dibuat dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pakar Memodofikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R ” disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan S1 pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya – besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Bapak Aang Subiyakto M.Kom, selaku Ketua Program Studi dan dosen pembimbing I, terima kasih atas kesabarannya dan nasihat – nasihat membangun kepada penulis. Terima kasih juga kepada Ibu Nur Aeni hidayah, MMSi, selaku Sekretaris Program Studi.

3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com, selaku dosen pembimbing II, juga atas kesabaran dan nasihat-nasihat dalam membimbing penulis.

4. Kepada pihak-pihak Bengkel Kribo yang telah meluangkan waktunya buat penulis dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untum memodifikasi sepeda motor Suzuki satria 120r.

(8)

Adek-Tak ada kesempurnaan di muka bumi ini, demikian pula adanya dengan penyusunan laporan ini. Penulis menyadari masih ada kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca dan pihak lain untuk penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik.

Akhir kata, semoga laporan Skirpsi ini dapat sedikit memberi wancana bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

Jakarta, Januari 2011

(9)

Halaman Judul ... i

Halaman Sampul... ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ... iii

Halaman Pengesahan Skripsi... iv

Halaman Pernyataan ... v

Abstrak... ... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi….. ... ix

Daftar Tabel….. ... xii

Daftar Gambar….. ... xiii

Daftar Simbol…... xv

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.5 Tujuan ... 4

1.6 Manfaat ... 5

1.7 Metodologi Penelitian ... 5

1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data... 5

1.7.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 6

1.8 Sistematika Penulisan... 7

BAB II Landasan Teori 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 8

2.1.1 Definisi Sistem ... 8

2.1.2 Karateristik Sistem... 8

2.1.3 Definisi Informasi... 11

2.1.3.1 Siklus Informasi ... 11

2.1.3.2 Kualitas Informasi... 12

(10)

2.3 Sistem Pakar ... 17

2.3.1 Definisi Sistem Pakar... 17

2.3.2 Ciri-ciri Sistem Pakar... 19

2.3.3 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 19

2.3.4 Komponen Sistem Pakar... 20

2.3.5 Faktor Manusia dalam Sistem Pakar ... 26

2.3.6 Peranan Sistem Pakar... 28

2.3.7 Keuntungan Sistem Pakar ... 29

2.3.8 Keuntungan Sistem Pakar bagi Perusahaan ... 30

2.3.9 Perbandingan Sistem Pakar dan Sistem Konvesional .. 31

2.3.10 Perbedaan Sistem Pakar dan SPK ... 32

2.3.11 Teknik Representasi Pengetahuan ... 32

2.3.12 Akusisi Pengetahuan... 33

2.4 Domain Permasalahan Sepeda Motor Suzuki 120R ... 37

2.5 Metodologi Pengembangan Sistem... 38

2.5.1 Pendekatan Terstruktur ... 39

2.5.2 System Development Life Cycle(SDLC) ... 42

2.6 Flowchart... 44

2.7 Data Flow Diagram(DFD)... 45

2.8 Balancingdalam DFD... 46

2.9 Elemen Dasar dari Data Flow Diagram... 47

2.9.1 Kesatuan Luar (External Entity)... 47

2.9.2 Arus Data (Data Flow) ... 47

2.9.3 Proses (Process) ... 48

2.9.4 Simpanan Data (Data Store) ... 50

2.10 Basis Data (Database)... 50

2.10.1 Konsep Dasar Basis Data ... 50

2.10.2 DBMS (Database Management System)... 52

2.10.2.1 Komponen Utama DBMS ... 52

2.10.2.2 Keuntungan Penggunaan DBMS ... 52

2.10.3 Struktur Sistem Database/Basis Data... 53

(11)

2.10.6 Normalisasi... 59

2.11 PHP ... 60

2.12 MySQL... 61

BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Metodologi Pengumpulan Data ... 63

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem... 65

3.3 Kerangka Penelitian ... 68

BAB IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Analisis... 69

4.1.1 Deteksi Masalah ... 69

4.1.2 Penelitian/Investigasi Awal... 70

4.1.3 Analisa Kebutuhan Sistem ... 70

4.2 Desain... 72

4.2.1 Pohon Keputusan... 72

4.2.2 Kaidah Produksi ... 72

4.2.3 Perancangan Masukan ... 73

4.2.3.1 PerancanganAlgoritma dan FlowchartSistem 73 4.2.3.2 Perancangan Data Flow Diagram(DFD) ... 117

4.2.4 Perancangan File... 130

4.2.4.1 Perancangan Database... 131

4.2.4.1.1 Struktur Database... 131

4.2.4.1.2 Kamus Data... 133

4.2.4.1.3 Daftar Tabel DatabaseMotor... 133

4.2.4.2 Perancangan Mesin Inferensi... 136

4.2.4 Perancangan Keluaran ... 136

4.3 Implementasi... 145

4.3.1 Tampilan Sistem ... 146

4.3.2 Fitur Sistem ... 158

(12)

5.2 Saran... 162

Daftar Pustaka... 163

Lampiran-lampiran... 166

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Literatur ... 18

Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ... 31

Tabel 2.3 Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem Pengambil Keputusan ... 32

Tabel 4.1 Tabel Admin... 133

Tabel 4.2 Tabel Arahan ... 134

Tabel 4.3 Tabel Istilah... 134

Tabel 4.4 Tabel Jawaban ... 134

Tabel 4.5 Tabel Pertanyaan ... 135

Tabel 4.6 Tabel Solusi... 135

(13)

Gambar 2.1 Siklus Informasi... 12

Gambar 2.2 Depth-First Search... 24

Gambar 2.3 Breadth-First Search... 25

Gambar 2.4 Best-First Search... 25

Gambar 2.5 Menggunakan Logika untuk Proses Penalaran... 37

Gambar 2.6 Kesatuan Luar... 47

Gambar 2.7 Aliran Data ... 48

Gambar 2.8 Proses ... 49

Gambar 2.9 Aliran Data ... 50

Gambar 2.10 Entitas (Entity) ... 55

Gambar 2.11 Atribut (Attribute) ... 55

(14)

Gambar 2.15N-Nary Relation... 57

Gambar 4.1FlowchartSistem Pakar ... 73

Gambar 4.2FlowchartProgram ... 74

Gambar 4.3FlowchartProgram (Lanjut.2)... 75

Gambar 4.4FlowchartProgram (Lanjut.3)... 76

Gambar 4.5FlowchartProgram (Lanjut.4)... 77

Gambar 4.6FlowchartProgram (Lanjut.5)... 78

Gambar 4.7 FlowchartProgram (Lanjut.6)... 79

Gambar 4.8FlowchartProgram (Lanjut.7)... 80

Gambar 4.9FlowchartProgram (Lanjut.8)... 81

Gambar 4.10FlowchartProgram (Lanjut.9)... 82

Gambar 4.11FlowchartProgram (Lanjut.10)... 83

Gambar 4.12FlowchartProgram (Lanjut.11)... 84

Gambar 4.13FlowchartProgram (Lanjut.12)... 85

Gambar 4.14FlowchartProgram (Lanjut.1)... 86

Gambar 4.15FlowchartProgram (Lanjut.13)... 87

Gambar 4.16FlowchartProgram (Lanjut.14)... 88

Gambar 4.17FlowchartProgram (Lanjut.15)... 89

Gambar 4.18FlowchartProgram (Lanjut.16)... 90

Gambar 4.19FlowchartProgram (Lanjut.17)... 91

Gambar 4.20FlowchartProgram (Lanjut.18)... 92

Gambar 4.21FlowchartProgram (Lanjut.19)... 93

Gambar 4.22FlowchartProgram (Lanjut.20)... 94

Gambar 4.23FlowchartProgram (Lanjut.21)... 95

Gambar 4.24FlowchartProgram (Lanjut.22)... 96

Gambar 4.25FlowchartProgram (Lanjut.23)... 97

Gambar 4.26 Diagram Konteks ... 117

Gambar 4.27 Diagram Nol ... 119

Gambar 4.28 Diagram Detail Proses 1.0... 122

Gambar 4.29 Diagram Detail Proses 2.0... 123

Gambar 4.30 Diagram Detail Proses 3.0... 124

(15)

Gambar 4.34 Transformasi ER ke LS ... 132

Gambar 4.35 Logical Record Structure... 132

Gambar 4.36 Tampilan Halaman Sesi Konsultasi ... 137

Gambar 4.37 Tampilan Halaman Daftar Istilah ... 138

Gambar 4.38 Tampilan Halaman Spesifikasi ... 139

Gambar 4.39 Tampilan Halaman Tentang Kami... 140

Gambar 4.40 Tampilan Halaman Login Admin ... 141

Gambar 4.41 Tampilan UpdateDaftar Pertanyaan... 142

Gambar 4.42 Tampilan UpdateSolusi... 143

Gambar 4.43 Tampilan Halaman UpdateDaftar Istilah ... 144

Gambar 4.44 Tampilan Halaman UpdateAdmin ... 145

Gambar 4.45 HalamanHome... 146

Gambar 4.46 Halaman Konsultasi ... 147

Gambar 4.47 Halaman Daftar Istilah ... 148

Gambar 4.48 HalamanLogin... 149

Gambar 4.49 HalamanUpdateAdmin... 150

Gambar 4.50 Halaman Tambah Admin ... 151

Gambar 4.51 HalamanUpdateSolusi... 152

Gambar 4.52 Halaman Tambah Solusi ... 153

Gambar 4.53 HalamanUpdatePertanyaan ... 154

Gambar 4.54 Halaman Tambah Pertanyaan ... 155

Gambar 4.55 Halaman Tampil Istilah... 156

(16)

1. Flow Direction Symbols

No Simbol Nama Simbol Uraian

1. Simbol arus/ flow Untuk menyatakan jalannya suatu

proses

2. Simbol

Communication Link

Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya.

3. Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan

dari satu proses ke proses lainnya

dalam halaman/lembar yang

sama.

4. Simpanan offline Untuk menyatakan sambungan

dalam satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembaran berbeda.

(17)

No Simbol Nama Simbol Uraian

1. Simbol offline

connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar berbeda.

2. Simbol manual Untuk menyatakan suatu tindakan

(proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).

3. Simbol

decision/logika

Untuk menunjukkan sautu kondisi tertentu yang akan menghasilkan 2 kemungkinan jawaban, ya/tidak.

4. Simbol predefined

process

Untuk menyatakan penyediaan

tempat penyimpanan suatu

pengolahan untuk memberi harga awal.

5. Simbol terminal Untuk menyatakan permulaan

atau akhir program.

6. Simbol keying

operation

(18)

8. Simbol manual input

Untuk memasukan data secara

manual dengan menggunakan

online keyboard.

Sumber:Ladjamudin, 2005 3. Input-output symbols

No Simbol Nama Simbol Uraian

1. Simbol input-output Untuk menyatakan proses input

dan output tanpa tergantung

dengan jenis peralatannya.

2. Simbol punched

card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

3. Simbol

magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.

4. Simbol disk storage Untuk menyatakan input berasal

dari disk atau output disimpan ke disk.

5. Simbol document Untuk mencetak laporan ke

printer.

6. Simbol display Untuk menyatakan peraltan output

yang digunakan berupa layar.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Expert System/Sistem Pakar telah mengalami perkembangan yang pesat dalam ilmu komputer (Nugraha, 2006). Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya penggunaan sistem pakar dalam berbagai bidang aplikasi, terutama yang selama ini diketahui sistem pakar menjalankan fungsi-fungsi pada dunia kesehatan, industri, dan bidang lainnya.

Di antara perkembangannya sistem pakar merupakan salah satu bidang yang menarik untuk dikembangkan. Dengan adanya perkembangan tersebut dan adanya kebutuhan yang dapat membantu orang lain, maka di kesempatan kali ini dicoba untuk membuat sistem pakar yang berkaitan dengan masalah dalam memodifikasi sepeda motor (Nugraha, 2006).

Kendaraan sepeda motor merupakan suatu alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat pada umumnya (Wijaya, 2008). Suzuki 120R adalah salah satu jenis sepeda motor yang banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya dan khususnya kalangan remaja.

(20)

Sepeda motor yang ada sekarang ini performanya masih dirasakan sangat kurang, walaupun banyak sepeda motor yang mempunyai CC tinggi tapi untuk kecepatan masih kurang dibandingkan dengan motor yang sudah dimodifikasi. Keterbatasan orang tentang memodifikasi sepeda motor masih sagatlah kurang tapi banyak bengkel-bengkel yang menyediakan jasa untuk memodifikasi sepeda motor yang kita miliki.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi di antaranya, sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan daya intellegensia seorang pakar ke dalam suatu sistem komputer?

2. Bagaimana caranya membantu pengguna motor Suzuki 120R dalam memodifikasi sepeda motornya?

3. Bagaimana membangun sistem yang dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna (user) sekali pun tanpa kehadiran langsung seorang pakar? 4. Bagaimana menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan hanya pada pembuatan sistem Pakar untuk Memodifikasi Sepeda Motor Suzuki 120R.

2. Upgrade hanya meliputi bagian-bagian mesin, karburator, pengapian, dan knalpot

3. Penelrusuan dalam pengambilan keputusan mesin pakar bersifat statis

(22)

5. Tahapan implementasi, dilakukan pembuatan program yang diterapkan dengan bahasa pemograman php dan database MySQL, serta dilakukan testingblack box.

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada:

Waktu : April 2009 – September 2009 Tempat : Bengkel Motor Kribo

Jl. Kertamukti No. 26b Rt.001/08 Pisangan - Ciputat

1.5 Tujuan

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melakukan analisis dan perancangan sistem pakar (expert system) dengan metodologi terstruktur dengan model pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) (Ladjamudin, 2005).

(23)

1.6 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam merancang dan membangun Sistem Pakar.

2. Memahami konsep rancang bangun sistem pakar memodifikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R.

3. Menjadi dokumentasi yang dapat digunakan untuk pengembangan software ini dikemudian hari.

4. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya di bidang sistem pakar

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data yang akan dilakukan dalam proses pembuatan skripsi ini meliputi beberapa metode, yaitu:

1. Metode studi pustaka

(24)

2. Metode Wawancara.

Melakukan wawancara di tempat penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sistem yang akan dibuat dan dibutuhkan.

3. Metode Observasi

Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.

1.7.2 Metodologi Pengembangan Sistem

(25)

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun garis besar penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang alasan pemilihan judul, latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup, tujuan, manfaat dan metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori

Bab ini berisikan penjelasan teori-teori dan konsep yang terkait dengan pengembangan sistem yang akan dirancang, yaitu yang berkaitan dengan teori kecerdasan tiruan, sistem pakar, dan komponen-komponennya serta tahapan-tahapannya, mesin inferensi metode pencarian, antar muka pemakai, dan komponennya.

BAB III: Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang tahapan-tahapan aplikasi yang meliputi perancangan sistem, Metodologi Pengumpulan yang terdiri dari metode wawancara, metode observasi, dan metode pustaka.

BAB IV: Pembahasan

Bab ini berisi tentang Perancangan dan Implementasi dari aplikasi yang dibuat beserta pengujian aplikasi.

BAB IV: Simpulan dan Saran

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Definisi sistem

Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen, komponen-komponen, dan sub-sub sistem merupakan definisi yang luas (Jogiyanto, 2005). Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah kumpulan elemen–elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian–bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang sama.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu (Jogiyanto, 2005), yaitu:

1. Komponen Sistem (Components)

(27)

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)

Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung.

5. Masukan (Input)

(28)

(signal input). Maintanance inputadalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal inputadalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal inputuntuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau ke sistem yang lebih besar. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah input menjadi output.

8. Sasaran Sistem(Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)

(29)

2.1.3 Definisi Informasi

Informasi adalah bahan pokok dalam pemberitaan, informasi bukan hanya fakta/kenyataan melainkan lebih luas lagi tentang proses dan penggunaan informasi itu sendiri. Informasi ini harus bergerak, mudah dimengerti, utuh, dan bulat. Menurut Jogiyanto (2005) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Adapun nilai dari suatu informasi (Value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu:

1. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.

2. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila informasi tersebut tidak dinilai dengan nilai uang tetapi ditaksir dengan nilai efektifnya.

2.1.3.1 Siklus Informasi

(30)

[image:30.612.115.506.59.554.2]

Sumber: Jogiyanto, 2005

Gambar 2.1 Siklus informasi

2.1.3.2 Kualitas Informasi

Adapun kualitas dari suatu informasi ditentukan oleh karakteristik– karakteristik sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

1. Akurat.

Suatu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

2. Tepat waktu.

Suatu informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh terlambat. Infornasi yang using tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

3. Relevan.

Suatu informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Keputusan Tindakan Hasil

Tindakan

Penerima Data

Input Output

(31)

2.1.3.3 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu: manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu sistem dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan (Jogiyanto, 2005).

2.1.4 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik (Jogiyanto, 2005).

2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intellingence)

(32)

dapat di golongkan ke dalam intelegensia. Dengan kata lain, intellgensia adalah kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pandai melaksanakannya dalam praktek.

Dalam Al-qur’an seseorang/sekelompok orang yang pandai meneliti dan melakasanakan pengetahuannya disebut ulil albab. Ciri-ciri dari mereka antara lain disebutkan dalam surat Ali-Imran (3) 190-191: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi ...”. Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiyah mengomentari ayat Ali 'Imran, bahwa ayat tersebut merupakan metodologi yang sempurna bagi penalaran dan pengamatan Islam terhadap alam. Dalam ayat tersebut manusia diminta untuk berfikir terhadap alam dan menerapkan pengetahuan kepada penciptaan teknologi yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan dari pengetahuan ke dalam teknologi biasa disebut suatu kecerdasan buatan (artificial intelligence).

(33)

tetapi ia dapat memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya melalui upaya yang diberikan seorang pakar manusia.

Hampir semua pangkalan pengetahuan (knowledge base) sangat terbatas dalam arti terfokuskan kepada suatu masalah khusus. Pada saat pangkalan pengetahuan itu sudah terbentuk, maka teknik Artificial intelligence bisa digunakan untuk memberi kemampuan baru kepada komputer agar dapat berfikir, menalar dan membuat inferensi (mengambil keputusan berdasarkan pengalaman) dan membuat pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan oleh fakta-fakta atau aturan-aturan dan hubungan-hubungannya yang terkandung dalam pangkalan pengetahuan tersebut.

Tujuan utama dari kecerdasan buatan (Artificial intelligence) adalah membuat mesin menjadi lebih pintar (Winston dan Prendergast, 1984), yaitu bagaimana menerapkan sebuah ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang pakar dan di integrasikan kedalam sebuah mesin dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan

(34)

kita belajar. Sehingga demikian, kita bisa memperoleh pengertian yang lebih baik atas pikiran dan kita akan bisa mengarahkan metodologi belajar yang lebih baik dan mampu menerapkan intelegensia kita ke dalam masalah nyata.

Tujuan ketiga dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) adalah membuat mesin lebih bermanfaat (Winston dan Prendergast, 1984). Setelah bagaimana kita mempelajarai pola berpikir dan belajar dari manusia, kemudian kita integrasikan pola berpikir dan belajar manusia atau disebut pengetahuan ke dalam sebuah komputer atau mesin, agar mesin tersebut dapat berjalan sesuai dengan pola berpikir kita dan dapat bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah dan mengambil suatu keputusan.

Kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dapat dipandang dari perbagai perspektif yaitu (Hartati dan Iswanti, 2008):

1. Dari perspektif Kecerdasan (Intelligence)

Artificial intelligence adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia

2. Dari perspektif bisnis

Artificial intelligence adalah sekelompok alat bantu (tools) yang berdaya guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

3. Dari perspektif pemrograman (Programming)

(35)

Umumnya pemrograman dari Artificial intelligence lebih focus terhadap symbol-simbol atau pemrosesan numeric (huruf, kata, angka) dalam memproses masalah yang dihadapai untuk mendapatkan pemecahan masalahnya atau keputusan yang harus di buat.

2.3 Sistem Pakar

2.3.1 Definisi Sistem Pakar

Sistem Pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006)

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah

penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang

diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua

hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Sistem pakar merupakan suatu sistem informasi yang menangkap dan menggunakan pengetahuan serta metodologi pengambilan keputusan yang digunakan oleh seorang atau beberapa orang ahli dalam bidang keahlian tertentu. Sistem pakar berlaku seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristik untuk memecahkan masalah tertentu.

(36)

dibandingkan dengan seorang pakar yaitu kepakarannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa kehadiran sang pakar, mencakup keseluruhan dari kepakaran tersebut dan sistematis, memungkinkan untuk menangani masalah yang kompleks dengan lebih cepat, kepakarannya tetap dapat dimanfaatkan walau pakarnya telah tidak dapat bekerja, membantu kejelasan dan pemahaman secara efektif untuk suatu bidang kepakaran dan memungkinkan untuk membuat pengetahuan terpadu atas bidang-bidang tertentu yang relevan.

Berdasarkan studi hasil penelitian sejenis (Tabel 2.1.) perbandingan dari tabel diatas, maka akan dirancang suatu sistem berbasis web dan memiliki fitur daftar istilah untuk menerangkan istilah-istilah dalam sistem yang mungkin tidak dimengerti oleh user. Dalam sistem pakar ini akan ditambahkan pula fitur chatting, sehingga userdapat berkomunikasi langsung dengan pakar apabila tidak terdapat solusi yang diinginkan. Dengan adanya fitur chattingmemudahkan pakar untuk mengembangkan pengetahuan dalam sistem pakar yang telah dibuat.

Tabel 2.1 Studi Literatur

No. Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan

1 Mendeteksi kerusakan

sepeda motor honda

astrea prima

menggunakan sistem

pakar (Adhitya, 2004)

Dapat mendeteksi kerusakan pada sepeda motor Honda Astrea, bagi lembaga-lembaga

yang bergerak di bidang

perbaikan sepeda motor.

Belum adanya fitur dari daftar istilah. Belum berbasis web

2 Sistem pakar penyakit

jantung (Setyadi, 2006)

Mendeteksi analisa penyakit jantung, dengan cara klarifikasi berdasarkan pemeriksaan fisik pasien.

Sistem masih belum berbasis web. Belum adanya fitur dari daftar istilah.

3 Pengembangan dan

analisis sistem pakar

untuk mendeteksi

kerusakan motor diesel

pada mobil (Prawira,

2006)

Dapat mendeteksi kerusakan mesin diesel pada mobil dan

memberikan solusi serta

petunjuk untuk mengatasinya.

Sistem belum

[image:36.612.116.512.207.681.2]
(37)

2.3.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

Secara umum sistem pakar mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain (Kusrini, 2006):

1. Terbatas pada bidang yang spesifik.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alas an yang diberikannya dengan cara yang dapat pahami.

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu. 5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap. 6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

7. Output tergantung dari dialog antar user. 8. Knowledge basedan inference engineterpisah.

2.3.3 Konsep Dasar Sistem Pakar

(38)

Konsep dasar dari sistem pakar mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain apa yang dimaksud dengan keahlian, siapa yang disebut pakar, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja (Turban, 2005). Berikut adalah deskripsi inti dari bagian-bagian tersebut.

1. Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan metodologi khusus, serta kemampuan untuk menerapakan bakat ini dalam dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan (Turban, 2005). Tugas dari pakar adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan tugas yang akan dijalankan oleh sistem berbasis pengetahuan.

2. Keahlian

Keahlian adalah pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki pakar (Turban, 2005). Tingkat keahlian menentukan performa dari suatu keputusan. Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca dan mempraktikkannya.

2.3.4 Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki komponen-komponen sebagai berikut (Sri Hartati Dan Sari Iswanti, 2008):

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

(39)

komunikasi antara sistem dan pemakainya, yang disebut sebagai antar muka. Antar muka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari akumulasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Basis pengetahuan bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu ke waktu.

3. Memori Kerja

Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan masalah.

4. Fasilitas Penjelasan

Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai terkadang bukanlah ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas penjelasan.

5. Fasilitas Akusisi Pengetahuan

(40)

berlaku lagi. Hal ini dilakukan sehingga pemakai akan menggunakan sistem pakar yang komplit dan sesuai dengan perkembangan.

6. Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan sebagai mesin pemikir (thinking machine). Pada prinsipnya mesin inferensi inilah yang akan mencari solusi dari suatu permasalahan. Mesin inferensi memulai pelacakan dengan mencocokan kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta yang ada dalam basis pengetahuan. Ada dua teknik pelacakan, yaitu (Turban, 1995):

a) Forward Chaining

Merupakan proses data yang mulai berjalan ketika informasi tertentu diletakan oleh pengguna. Tanda-tanda atau kunci-kunci keberhasilan akan terkumpul dengan sendirinya ketika mengarah ke kesimpulan.

(41)

b) Backward Chaining

Backward chaining merupakan strategi pencarian arah tujuan. Dimulai dari tujuan dan bekerja dari arah belakang atau hasil. Prosesnya dimulai dari hipotesis kemudian pencarian dimulai untuk menentukan dan membuktikan fakta-fakta pendukung yang diperlukan. Proses akan berakhir dengan penerimaan atau penolakan hipotesis.

Dalam pelacakan ini, akan dipilih satu aturan dari kesimpulan dan menganggapnya sebagai masalah yang harus diselesaikan. Setelah masalah tersebut diselesaikan, akan dipilih salah satu sub masallah untuk dievaluasi dan sub masalah yang terpilih itu kemudian menajadi sub masalah baru.

Sebagai contoh diberikan dua acuan, misalnya: suatu saat anda ingin menuju ke jambi dari Surabaya, dimana tidak ada penerbangan langsung antara kedua kota tersebut. Maka untuk itu anda berusaha menemukan rantai penerbangan sehingga anda dapat memulai suatu penerbangan dari Surabaya dan kemudian dapat mengakhirnya dengan penerbangan ke jambi. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

(42)

kerja pelacakan ini berdasarkan tujuan, artinya kita bekerja mundur, yang disebut backward chaining.

b. Anda memulai dengan daftar semua penrbangan yang meninggalkan Surabaya dan menandai semua kota tujuan. Kemudian mencari semua penerbanga dari kota tersebut dan menandai juga kota tujuan. Ulangi proses sampai ditemukan kota jambi. Control kerja proses ini maju mulai dari asal menuju tujuan artinya bekerja kedepan, yang disebut forward chaining.

Kedua teknik inferensi digunakan oleh tiga macam metodologi penelusuran (searching), yaitu:

1) Metodologi Depth-First Search

Adalah teknik pencarian ke dalam. Teknik ini memeriksa semua node dari root-node ke level berikutnya dan berikutnya secara berurutan. Proses ini berakhir saat ditemukannya node solusi.

Gambar sederhana dari teknik pelacakan depth-first search akan di berikan pada gambar 2.2:

Sumber: Turban, 1995

[image:42.612.115.508.135.677.2]
(43)

2) Metodologi Breadth-First Search

Teknik pelacakan ini menguji semua node, dimulai dari root-node dan node setiap level diuji sehingga semunya selesai sebelum pindah ke level berikut.

Iustrasi breadth-first levelsearch dapat dilihat pada gambar 2.3:

[image:43.612.114.508.123.594.2]

Sumber: Turban, 1995

Gambar 2.3Breadth-First Search 3) Metodologi Best-First Search

Metodologi Best First Search yaitu penelusuran yang bekerja berdasarkan kombinasi dari kedua metodologi sebelumnya, yaitu metodologi Depth-First Searchdan metodologi Breadth-First Search.

Sumber: Turban, 1995

(44)

7. Fasilitas Penjelasan (explanation facility).

Fasilitas penjelasan biasanya hanya ada pada beberapa sistem pakar. Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.

2.3.5 Faktor Manusia dalam Sistem Pakar

Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah (Hartati dan Iswanti, 2008):

1. Pakar (expert)

Pakar adalah seorang individu yang memiliki pengetahuan khusus, pemahaman, pengalaman, dan metodologi – metodologi yang digunkan untuk memecahkan masalah persoalan dalam bidang tertentu.

Seorang pakar memiliki kemampuan kepakaran, yaitu: a. Dapat mengenali dan merumuskan suatu masalah b. Menyelesaikan solusi dari suatu masalah

c. Menjelaskan solusi dari suatu masalah d. Restrukturisasi pengetahuan

(45)

Selain itu, pakar juga memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuannya dan memberikan saran serta memecahkan masalah pada domain tertentu.

2. Pembuat Pengetahuan (Knowledge engineer)

Pembuat pengetahuan memiliki tugas utama menerjemahkan dan mempresentasikan pengetahuan yang diperoleh dari seorang pakar, baik berupa pengalaman pakar dalam menyelesaikan masalah maupun sumber terdokumentasi lainnya ke dalam bentuk yang bisa diterima oleh sistem pakar. Dalam hal ini Pembuat Pengetahuan (Knowledge engineer) menginpretasikan, dan merepresentasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada pakar, atau pemahaman penggambaran analogis, sistematis, konseptual yang diperoleh dari membaca beberapa dokumen cetak seperti text book, jurnal, makalah, dan sebagainya.

3. Pembuat Sistem (System engineer)

(46)

4. Pengguna (User)

Seseorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh pakar.

2.3.6 Peranan Sistem Pakar

Berdasarkan pengertian tadi maka secara umum sistem pakar menyediakan kepakaran untuk memperbaiki kemampuan dan kualitas. Meningkatkan produktivitas, promosi secara serentak, mnyimpan pngetahuan, mempergunakan sumber daya manusia secara lebih baik, dan membantu pemasaran produk-produk baru atau produk-produk lebib baik.

Peranan sistem pakar dapat diidentifikiasikan sebagai berikut: 1. Menggantikan seorang pakar secara penuh

Sebagai ahli yang bekerja secara otomatis, sistem pakar menganalisa situasi, membuat keputusan, dan langsung mengerjakan atau memerintahkan orang untuk melaksanakan. Semua biasa dilaksanakan secara otomatis. Sebagai contoh: sistem pakar dapar langsung melaksanakan proses kimia, membaca sensor, atau bahkan dapat memerintah para teknisi untuk mengganti bagian mesin yang rusak.

2. Sebagai kolega

(47)

3. Sebagai konsultan ahli (membantu seorang pakar).

Sistem pakar menyediakan konsultasi pada tingkatan yang ahli bagi para praktisi sedemikian rupa sehingga menyerupai seorang konsultan ahli. 4. Membantu komputer aplikasi dalam menghasilkan laporan.

5. Bekerja di dalam aplikasi komputer.

6. Bekerja di belakang aplikasi komputer dalam menghasilkan laporan. 7. Bekerja membelakangi aplikasi komputer.

8. Menggantikan proses manajemen dokumen.

2.3.7 Keuntungan Sistem Pakar

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem pakar adalah (Kusrini, 2006):

1. Membuat seorang awam dapat bekerja layaknya seorang pakar. 2. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya dapat mereduksi biaya.

4. Meningkatkan kualitas.

5. Sistem pakar menyediakan nasihat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan.

6. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

(48)

8. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam memberikan jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh.

9. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.

10. Memungkinkan pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan seorang pakar, dapat diperoleh dan dipakai dimana saja.

11. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian sehingga user seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar meskipun sang pakar sudah pensiun.

2.3.8 Keuntungan Sistem Pakar bagi Perusahaan

Perusahaan yang menerapkan sistem pakar dapat mengharapkan (McLeod, 1995):

1. Kinerja perusahaan yang lebih baik. Karena manajer perusahaan memiliki kemampuan yang lebih luas dalam memecahkan masalah melalui penggunaan sistem pakar, mekanisme pengendalian perusahaan meningkat. Perusahaam lebih mampu memenuhi tujuannya.

(49)

2.3.9 Perbandingan Sistem Pakar dan Sistem Konvensional

[image:49.612.115.507.174.602.2]

Perbedaan antara sistem pakar dan sistem konvensional dapat dilihat pada tabel berikut (Kusrini, 2006):

Tabel 2.2Perbedaan Sistem konvensional dan Sistem pakar Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesan umumnya

digabung dalam satu program sequential.

Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference).

Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah).

Program bisa saja melakukan kesalahan.

Tidak menjelaskan mengapa input

dibutuhkan atau bagaimana hasil

diperoleh.

Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari expert system

Data harus lengkap. Data tidak harus lengkap.

Perubahan pada program merepotkan. Perubahan pada rules dapat dilakukan

dengan mudah.

Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan rules

yang sedikit.

Eksekusi secara algoritmik (step by step). Eksekusi dilakukan secara heuristic.

Manipulasi efektif pada database yang besar.

Manipulasi efektif pada knowledge-base yang besar.

Efesien adalah tujuan utama. Efektivitas adalah tujuan utama.

Data kuantitatif Data kualitatif

Representasi data dalam numeric Representas pengetahuan dalam symbol.

Menangkap, menambah, dan

mendistribusikan data numeric atau

informasi

Menangkap, menambah, dan

mendistribusikan pertimbangan dan

pengetahuan.

(50)

2.3.10 Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem Pengambil Keputusan (Decision Support System)

[image:50.612.113.578.207.490.2]

Perbedaan sistem pakar dan sistem pengambil keputusan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem pengambil keputusan

Sistem Pakar Sistem Pengambil Keputusan

Pertimbangan heuristic Pertimbangan mekanik

Manipulasi symbol Manipulasi numerik dan alphanumerik

Proses keputusan dinamik Proses keputusan static

Mengingat informasi Tidak mengingat informasi

Perkiraan dan inferensi Apakah scenario IF atau skenari IF-THEN (dalam

DSS)

Pengendalian pola data Pengendalian control

Banyak solusi Satu solusi

Pencarian intensif Perhitungan intensif

Rekursif Iteratif

Faktor kepastian Kebenaran dan kesalahan

Sumber:Turban, 1995

2.3.11 Teknik Representasi Pengetahuan

(51)

1. Rule-Based KnowledgePengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

2. Frame-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.

3. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyekobyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).

4. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

2.3.12 Akusisi Pengetahuan

Proses membangun atau mengembangkan sistem pakar disebut akuisis pengetahuan. Perekayasa pengetahuan menyerap prosedur-prosedur dan pengalaman untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu dari pakar tersebut dan membangunnya menjadi program sistem pakar (Kridasantausa, 2006).

Basis Pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan-pengetahuan keahlian sebagai dasar pengambilan keputusan. Terdapat beberapa metode untuk menyajikan pengetahuan dalam perangkat lunak sistem pakar, diantaranya (Kridasantausa, 2006). :

1. Metode kerangka (frames),

(52)

Penyanjian basis pengetahuan, yang banyak digunakan adalah kaidah produksi. Masing-masing kaidah mengandung sebuah atau lebih kondisi yang jika dipenuhi akan memberikan satu atau lebih aksi. Kaidah produksi disajikan dalam pernyataan IF ... AND .... OR ... THEN ... ELSE ...

Ada 2 pendekatan dalam menentukan aturan basis pengetahuan, yaitu: 1. Penalaran berbasis aturan (rule-based reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi. Contoh : aturan identifikasi hewan.

Rule 1 : IF hewan berambut dan menyusui THEN hewan mamalia

Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap dan bertelur THEN hewan jenis burung

Rule 3 : IF hewan mamalia dan memakan daging THEN hewan karnivora Dst...

Pada aturan ini bersifat Statis ,yaitu aturan sistem yang tidak bisa diubah-ubah ataupun jika bisa didiubah-ubah membutuhkan waktu yang lama, dan hanya berlaku pada satu sistem.

2. Penalaran berbasis kasus (case-based reasoning)

(53)

untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada) (Kridasantausa, 2006). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu bentuk ini juga digunakan bila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.

Basis Data. Basis data mengandung fakta- fakta mengenai masalah yang akan dicari solusinya (Kridasantausa, 2006). . Fakta-fakta yang diketahui disimpan sebagai kondisi awal. Fakta-fakta yang baru diperoleh dari proses inferensi ditambahkan pada basis data. Fakta-fakta ini berhubungan dengan semua yang diketahui selama proses inferensi. Kondisi awal dari masalah yang akan diselesaikan biasanya ditanyakan oleh pemakai. Berdasarkan informasi ini, sistem pakar mulai melakukan proses pelacakan.

Pengatur Kaidah. Bagian pengatur kaidah (rule adjuster) memungkinkan perekayasa pengetahuan memelihara basis pengetahuan sistem pakar (Kridasantausa,2006). . Pemeliharaan basis pe\ngetahuan meliputi penempatan pengetahuan baru kedalam sistem pakar. Penghapusan basis pengetahuan yang sudah tidak relevan dan perubahan basis pengetahuan karena adanya perubahan fakta atau kaidah yang telah ada.

(54)

Representasi Pengetahuan. Hampir semua sistem AI (Artificial Intelligence) terdiri dari :

1. Basis pengetahuan yang berisi tentang fakta-fakta obyek dalam domain dan hubungannya yang dipilih. Basis pengetahuan dapat pulah berisi konsep teori, prosedur praktis dan keterkaitannya. Basis pengetahuan ini akan membentuk sumber sistem kecerdasan dan digunakan oleh :

2. Mesin atau mekanisme inferensi untuk melakukan penalaran dan menarik kesimpulan sebagaimana tugas mesin inferensi yang telah dijelaskan dimuka.

Secara garis besar representasi pengetahuan mempunyai dua karakteristik yang umum, yaitu : Yang pertama : dapat diprogram kedalam bahasa pemrograman komputer yang ada dan disimpan dalam memori. Yang kedua: Didesain sehingga fakta-fakta dan pengetahuan dapat digunakan dalam proses penalaran. Dengan demikian basis pengetahuan yang berisi struktur data dapat dimanipulasikan oleh sistem inferensi yang menggunakan teknik pelacakan dan penyesuaian pola pada basis pengetahuan untuk menjawab pertanyaan, menggambarkan kesimpulan atau melakukan fungsi cerdasnya(Kridasantausa, 2006).

(55)

Sumber:Sumarbagiono, 1999

Gambar 2.5 Menggunakan logika untuk proses penalaran. Mula-mula diberikan informasi, kemudian dibuat pernyataan atau observasi dicatat. Bentuk ini di inputkan pada proses logika dan disebut sebagai premis. Premis ini yang akan digunakan oleh proses logika untuk menghasilkan output yang merupakan kesimpulan dan disebut sebagai inferensi. Dengan proses ini fakta-fakta yang diketahui benar dapat digunakan untuk merumuskanfakta baru yang juga benar (Kridasantausa, 2006).

2.4 Domain Permasalahan Modifikasi Sepeda Motor Suzuki 120R

Secara garis besar, dalam memodifikasi sepeda motor Suzuki 120R dapat dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian mempunyai sub-sub bagian untuk mengarah pada modifikasi yang di inginkan dan mendapatkan hasil yang lebih terinci. Pembagian modifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Modifikasi Ringan

(56)

2. Modifikasi Besar

Dalam modifikasi besar pada sepeda motor Suzuki 120R mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada modifikasi ini umunya juga membutuhkan biaya yang cukup besar, dikarenakan pengguna sepeda motor diharuskan mengganti komponen-komponen dari sepeda motornya. Contoh kompnen yang harus dig anti adalah, knalpot, spuyer, busi, dan bahkan mesin standar dari sepeda motor dapat diganti. (Wijaya, 2008)

2.5 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah suatu kesatuan metodologi-metodologi, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedang metodologi adalah suatu cara,teknik yang sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metodologi-metodologi, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi (Jogiyanto, 2005).

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki yang telah ada. Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena bebrapa hal, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

(57)

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan, kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang pasar untuk menigkatkan layanan kepada pelanggan. 3. Adanya instruksi-instruksi, penyusunan sistem yang baru dapat juga

terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan maupun dari luar organisasi.

Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

1. sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, maksudnya adalah sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar. 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut. 6. Jangan takut membatalkan proyek.

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.

2.5.1 Pendekatan Terstruktur

(58)

pendekatan engineering yang dipakai dalam pemecahan masalah, pendekatan terstruktur memerlukan prosedur dan pendekatan yang baku dan jelas atau paling tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam mengembangkan sistem. Struktur dapat menentukan perintah (order) serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap sistem yang rumit. Oleh karena itu struktur merupakan ciri utama pada desain sistem informasi ”struktur” dapat dihubungkan dengan cara dan bentuk penyusunan sasuatu. Struktur juga dapat dikatakan sebagai sistem yang sesungguhnya dibentuk. Penjelasan struktur dipusatkan pada penjelasan tentang hubungan antar berbagai bagian yang dikuasai oleh karakter umum atau fungsi keseluruhan. Penyusunan struktur merupakan suatu proses pengenalan, analisis, dan pemilihan alternatif kategori desain.

(59)

penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besat untuk menatik dan mempertahankan kualitas manusia.

Menurut Nauman dkk., kita dapat mengatakan bahwa menentukan, menetapkan dan memenuhi tuntutan informasi organisasi secara tepat dan lengkap, adalah merupakan tugas sistem informasi organisasi. Unsur paling penting pada sistem tersebut adalah manusia: manajer, pemakai personel pengembangan sistem, serta personel pengoperasian. Akan tetapi untuk mendapatkan set persyaratan informasi yang benar dan lengkap adalah merupakan suatu hal yang sukar. Davis memberikan tiga alasan sehubungan dengan kesukaran tersebut, yaitu:

1. Sebagai pemroses informasi dan penyelesai masalah manusia mempunyai keterbatasan.

2. Adanya keanekaragaman dan kerumitan tuntutan informasi.

3. Adanya pola interakdi yang rumit di antara pemakai dan analisis dalam menentukan tuntutan.

(60)

2.5.2 System Development Life Cycle (SDLC)

Daur hidup pengembangan sistem/SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari tiap tahapan yang secara garis beras terbagi ke dalam tiga kegiatan utama yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Analisia

Tahapan Analisa digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisanya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut: a) Deteksi masalah (Problem Detection)

b) Penelitian/Investigasi awal (Initial Investigation) c) Analisa Kebutuhan Sistem (Requirment Analysis) 2. Desain

Tahapan desain memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan dalam tahap desain ini meliputi:

a) Perancangan keluaran

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.

b) Perancangan masukan

(61)

dapat berupa formulir-formulir, faktur dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem.

c) Perancangan file

Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan database yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Setelah itu melakukan uji normalisasi.

3. Implementasi

Tahap implementasi memiliki berupa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logika kedalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang dibangunnya atau dikembangkannya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah:

a) Programming and Testing

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan pseucode yang digunakan dalam bahasa Indonesia terstruktur atau bahasa Inggris terstruktur. Setelah selesai dalam pembuatan algoritma, maka dibuatkanlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman terpilih.

Setelah program selesai dibuatkan secara modular, perlu dilakukan test data, dengan mengentri sejumlah data kedalam program tersebut, dan dilihat bagaimana hasilnya, serta bagaimana cara pemrosesan yang dilakukan oleh program yang baru dibuat tersebut.

b) Training

(62)

kerugian sistem baru, tips dan trik menggunakan sistem aplikasi baru, pengenalan sintaks dasar dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem yang baru tersebut.

c) System Changeover

Setelah seluruh sistem siap dioperasikan dan seluruh selelsai di latih, maka tahap ini dilakukan pergantian sistem lama dengan yang baru.

2.6 Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian seuatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma.

Ada dua macam flowchartyang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1. System Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, outputserta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Program Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan intruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

(63)

2.7 Data Flow Diagram(DFD)

Data Flow Diagram merupakan model dari sistem unutk menggambarkan pembagian sistem kedalam modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan penggunakan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang dikerjakan. DFD terbagi dalam tiga tahapan yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus-putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada storedalam diagram konteks.

2. Diagram Nol/Zero(Overview Diagram)

(64)

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguaraikan proses apa yang ada dalam diagram nol atau diagram level di atasnya.

2.8 Balancingdalam DFD

Aliran data yang muncul ke dalam dan keluar dari satu level harus sama dengan aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari rincian proses pada level/tingkatan di bawahnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada DFD yang memiliki lebih dari satu level sebagai berikut:

1. Harus terdapat keseimbangan input dan output antara satu level dan level berikutnya.

2. Keseimbangan antara level 0 dan level 1 dilihat pada input/output dari aliran data ke atau dari terminal pada level 0 sedangkan keseimbangan antara level 1 dan 2 dilihat pada input/outputdari aliran data ke atau dari proses yang bersangkutan.

3. Nama aliran data, data store dan terminal pada setiap level harus sama, apabila objeknya sama.

(65)

2.9 Elemen Dasar dari Data Flow Diagram 2.9.1 Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke dalam sistem atau menerima data dari sistem, di simbolkan dengan suatu kotak notasi. External entitytidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian (departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi external enttity.

Pedoman dalam pemberian nama kesatuan luar (external entity) adalah sebagai berikut:

1. Nama terminal berupa kata benda

2. Terminal tidak boleh nama yang sama kecuali memang objeknya sama. Bila demikian, maka terminal ini perlu di beri garis miring di pojok kiri atas.

contoh dari external entityadalah sebagai berikut:

Sumber: Ladjamudin, 2005

Gambar 2.6Kesatuan luar

2.9.2 Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data

(66)

ini mengalir di antara proses, data storedan menunjukan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

Pedoman dalam pemberian nama aliran data adalah sebagai berikut:

1. Nama aliran data yang terdiri dari beberapa aliran kata dihubungkan dengan garis sambung.

2. Tidak boleh ada aliran data yang namanya sama, dan pemberian nama harus mencerminkan isinya.

3. Aliran data terdiri dari beberapa elemen dapat dinyatakan dengan grup elemen.

4. Hindari penggunaan kata ’data’ dan ’informasi’ untuk memberi nama pada aliran data.

5. Sedapat mungkin nama aliran data ditulis lengkap. berikut adalah contoh dari aliran data:

Sumber: Ladjamudin, 2005

Gambar 2.7Aliran Data

2.9.3 Proses (Process)

Proses meupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data ke luar. Proses berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan seta menghasilkan satau atau beberapa data keluaran.

(67)

Pedoman dalam pemberian nama proses adalah sebagai berikut:

1. Nama proses terdiri dari kata kerja dan kata benda yang mencerminkan fungsi proses terebut, misalnya hitung bonus, cetak faktur, dan lain-lain. 2. Jangan menggunakan kata proses sebagai bagian dari nama suatu proses. 3. Tidak boleh ada beberapa proses yang memiliki nama yang sama.

4. Proses harus diberi nomor, urutan nomor sedapat mungkin mengikuti aliran atau ururan proses, namun demikian urutan nomor tidak berarti secara mutlak merupakan urutan proses secara kronologis.

5. Penomoran proses pada tingkatan pertama (Diagram Nol) adalah 1.0, 2.0, 3.0 dan seterusnya.

6. Penomoran proses pada tingkat kedua dari proses 1.0 adalah 1.1, 1.2, 1.3 dan seterusnya.

7. Diagram konteks tidak perlu diberikan nomor.

berikut adalah contoh dari proses:

Sumber: Ladjamudin, 2005

Gambar 2.8Proses

1.0

Entity KRS

2.0

(68)

2.9.4 Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengam sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database.

Pedoman dalam pemberian nama simpanan data adalah sebagai berikut: 1. Nama harus mencerminkan simpanan data tersebut.

2. Bila namanya lebih dari satu kata maka harus diberi tanda sambung. Berikut adalah contoh dari simpanan data:

Sumber: Ladjamudin, 2005

Gambar 2.9Aliran Data

2.10 Basis Data (Database) 2.10.1 Konsep Dasar Basis Data

Basisdata terdiri dari dua kata yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan Data merupakan representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti: manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelan

Gambar

Gambar 2.1 Siklus informasi
tabel diatas, maka akan dirancang suatu sistem berbasis web dan memiliki fitur
Gambar sederhana dari teknik pelacakan depth-first search akan di
Gambar 2.3 Breadth-First Search
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sistem pakar yang mampu mendiagnosa masalah yang terjadi pada sepeda motor dengan transmisi otomatis/CVT, diharapkan terjadi pendokumentasian ilmu

Dengan menggunakan aplikasi sistem pakar setiap orang dapat memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik dalam hal ini adalah permasalahan kerusakan pada sepeda

Dengan menggunakan aplikasi sistem pakar setiap orang dapat memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik dalam hal ini adalah permasalahan kerusakan pada sepeda

Auditor dapat menambahkan data temuan, auditee dapat menambahkan data tindakan koreksi, admin dapat melakukan pengelolaan data pengguna, lembaga serta update status

Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Analisa Kerusakan Sepeda Motor Honda Supra sebagai Media Penunjang Pembelajaran pada Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger ini

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang sistem pakar kerusakan sepeda motor 4T (Stroke) dengan metode Certainty Factor dapat kami simpulkan sistem

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan satu sistem pakar yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis kerusakan pada sepeda motor Honda Supra, sebagai

Adanya kendala yang terjadi pada Bengkel Jaya Motor yang mendasari penulis untuk membuat sebuah Sistem Pakar yang dapat menganalisis jenis kerusakan pada sepeda