Oleh : Ressa Putra
21108001
Investor
Melakukan
Kegiatan
Investasi
Pasar Modal
Harga Saham
Return On
Asset (ROA)
Earning Per
Emiten
Tahun
EPS
Tahun
Harga
Saham
BTEL
2008
5,19
2009
147
2007
7,65
2008
51
ISAT
2009
345,70
2010
5400
2008
375,79
2009
4725
FREN
2008
-58,82
2009
50
2007
2,49
2008
50
EXCL
2008
-2,00
2009
1930
2007
35,00
2008
920
TLKM
2008
537,73
2009
9450
1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT,
FREN, EXCL, dan TLKM penurunan harga saham pada tahun 2008
dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada
penurunan harga saham, tetapi penurunan harga saham dari ke lima
perusahaan
sektor
telekomunikasi
tidak
dibarengi
dengan
meningkatnya nilai
earning per share
(EPS).
2. Fenomena pada tahun 2007 dan 2008 bertentangan degan teori yang
ada, dimana menurut teori jika EPS meningkat maka harga saham akan
semakin mahal, begitupun dengan teori ROA menyatakan bahwa jika
ROA tinggi maka harga saham juga akan tinggi, namun pada tabel diatas
bahwa EPS dan harga saham menunjukkan kebalikan dari teori tersebut.
1. Bagaimana laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Bagaimana pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian
aktiva (ROA) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham
Hubungan
Earning Per Share
(EPS) menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy W,
(2001) menyatakan bahwa :
“ EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang
diperoleh investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai
EPS maka harga saham akan tinggi. Hal ini tentu saja menggembirakan pemegang
saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang sah
am”.
Hubungan
Return On Asset
(ROA) dengan Harga Saham
Hubungan
Return On Asset
(ROA) menurut Arifin (2002:65) adalah :
“Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya.
Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan
menjadikan investor tertarik akan nilai saham”.
Objek Penelitian
Metode
Penelitian
Populasi
Sampel
Objek dalam
penelitian ini adalah
adalah
Earning Per
Share
(EPS)
, Return
On Asset
(ROA)
dan Harga Saham
Metode deskriptif
dan verifikatif
dengan pendekatan
kuantitatif.
Populasi dalam
penelitian ini adalah
laporan keuangan
Sektor
Telekomunikasi
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
selama kurun waktu
5 tahun yaitu dari
tahun 2006-2010
Sampel yang
diambil oleh penulis
adalah laporan
keuangan tahunan
berupa Neraca dan
Laporan Laba Rugi
PT. Bakrie Telecom
Tbk, PT. Indosat
Tbk, PT.XLAxianta
Tbk, PT. Mobile-8
Fren Tbk, PT.
Variabel Konsep Variabel
Indikator
Skala
EPS
(X1)
Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:365)
Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
EPS=
Jumlah Saham Beredar
(Eduardus Tandelilin, 2010: 375)
Rasio
ROA
(X2)
Return On Asset (ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. (Arifin, 2002:65)
Laba Bersih
ROA=
Total Aset
( Eduardus Tandelilin, 2010:372)
Rasio
Harga
Saham
(Y)
Saham merupakan tanda penyertaan atas kepemilikan sesorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, 2008:6)
Harga Saham Penutupan
(Closing Price)
Pada periode 2006-2011
1. Analisis kuantitatif
Analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric).
2. Analisis Statistik
a. Analisis Regresi Linier Berganda
digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana
perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dinaikan/diturunkan.
b. Analisis korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan
asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel
.
3. Koefisiensi Determinasi
Hipotesis
yang
akan
digunakan
dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hipotesis nol (H
o
) tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dan Hipotesis
alternatif (H
a
) menunjukkan adanya pengaruh
1. Korelasi secara Parsial antara
Earning Per Share
(EPS) dengan Harga Saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial
Earning Per Share
(EPS) dan Harga Saham apabila
Return On Asset
(ROA) konstan yaitu 0,834. Besarnya korelasi
Earning Per Share
(EPS) dan
Harga Saham masuk dalam ketegori kuat. Besar pengaruh EPS terhadap Harga Saham
Industri Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika ROA tidak
berubah adalah (0,834)
2
100% = 69,53%.
2. Korelasi secara Parsial antara
Return On Asset
(ROA) dengan Harga saham
Hasil perhitungan nilai korelasi parsial Return On Asset (ROA) dan Harga Saham apabila
Earning Per Share
(EPS)
konstan yaitu 0,016. Besarnya korelasi
Return On Asset
(ROA)
dan
Harga Saham masuk dalam ketegori sangat kecil atau sangat lemah. Besar pengaruh
Return
On Asset
(ROA) terhadap Harga Saham Industri Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ketika EPS
tidak berubah adalah (0,547)
2
100% = 0,03%.
3. Korelasi Simultan antara
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Asset
(ROA) dengan
Harga Saham
Hasil perhitungan menghasilkan korelasi
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Ass
et
(ROA)
dengan Harga Saham yaitu 0,904. Nilai r tersebut berarti bahwa hubungan antara
Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA)
dengan Harga Saham yaitu berbanding
1. Pengujian Hipotesis
Earning Per Share
(EPS) secara parsial terhadap Harga saham
Hasil yang diperoleh menunjukkan t
hitunglebih besar dari t
tabel(t = 7,071>2,074), maka
diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji
statistik(value)untuk variabel X
1sebesar 0,000. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada
pengaruh dari
Earning Per Share
(EPS) (X
1) terhadap Harga saham sangat kecil
atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.
2. Pengujian Hipotesis
Return On Asset
(ROA) secara parsial terhadap Harga saham
Hasil yang diperoleh menunjukkan t
hitunglebih besar dari t
tabel(-2,074<t=0,044<2,074), maka
diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji
statistik (p-value) untuk variabel X
2sebesar 0,965. Artinya kesalahan untuk mengatakan
ada pengaruh
Return On Asset
(ROA) (X
2) terhadap Harga saham sebesar 96,5% sangat
kecil atau berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.
3. Pengujian Hipotesis
Earning Per Share
(EPS) dan
Return On Asset
(ROA) secara
simultan terhadap harga saham
Hasil uji pengaruh
Earning Per Share
(EPS) (X
1) dan
Return On Asset
(ROA) (X
2) terhadap
Terima Kasih ..
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN PENGEMBALIAN AKTIVA TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia )
THE INFLUENCE OF EARNING PER SHARE (EPS) AND RETURN ON ASSETS (ROA) ON THE STOCK PRICE
(Case Studies in Telecommunications Sector Companies listed Indonesia Stock Exchange)
Oleh :
Ressa Putra 21108001
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
ii
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham
Oleh : Ressa Putra
ABSTRAK
Pasar modal merupakan sarana untuk mengatasi permasalahan likuiditas perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Dalam pasar modal banyak sekali informasi yang dapat diperoleh oleh para pemodal (investor), yaitu adanya informasi mengenai harga saham yang dapat berubah setiap saat dan setiap investor harus mampu menganalisis faktor-faktor yang mampu mempengaruhi perubahan harga saham. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Pengembalian Aktiva (ROA) terhadap harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergabung dalam sektor industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Sedangkan sampel yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu sebanyak lima perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia untuk data internal perusahaan diantaranya EPS, ROA, dan Harga Saham periode 2006-2010.
Berdasarkan penelitian ini, hasil penelitian pengaruh laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham secara simultan berpengaruh signifikan sangat kuat. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil laba per lembar saham (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan pengembalian aktiva (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dapat disimpulkan bahwa laba per lembar saham (EPS) yang berpengaruh terhadap harga saham secara parsial.
i
Influence of Earning Per Share (EPS) and Return On Assets (ROA) to Stock Price
By : Ressa Putra
ABSTRACT
The capital market is a means to address their liquidity and as a means of investment for those who have surplus funds. In the stock market a lot of information can be obtained by investors (investors), the absence of information about stock prices can change at any time and every investor should be able to analyze the factors that could affect stock price changes. The purpose of this study was to determine the effect of Earnings Per Shares (EPS) and Return on Assets (ROA) on stock prices.
The population in this study is a company incorporated in the telecommunications industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period. While the samples are used as objects of study as many as five companies. This study uses secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange for the company's internal data such as EPS, ROA, and stock price period 2006-2010.
Based on this study, the results of the study the influence of earnings per share (EPS) and return on assets (ROA) on stock prices simultaneously have a significant effect is very strong. In the test results obtained partial earnings per share (EPS) significantly affected the stock price, and return of assets (ROA) does not significantly influence stock prices. Can be concluded that the earning per share (EPS)that influence stock prises partially.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Adapun tujuan dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menempuh ujian Sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi di Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari isi maupun bahasannya.
Selain itu penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M,Si. selaku Dekan Fakultas
iv
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., Ak, Selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung
dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
guna mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam
menyusun skripsi ini.
5. Surtikanti, S.E., M.Si selaku Dosen Wali AK1 yang selalu memberikan
dukungan dan semangat dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepada seluruh dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia yang telah mendidik, mengajarkan, serta memberikan ilmu
kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang telah
beliau-beliau berikan dapat bermanfaat bagi penulis serta sumbangsih buat
Negara.
7. Ayahku Yayat Ruhyat dan Ibuku Lismawati terimakasih selalu
memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.
8. Kakakku tercinta, Gilang Restu Permadi yang selalu senantiasa senyum
dan gembira yang terpancar dari wajah kalian, seolah memberikan
semangat tersendiri bagi saya.
9. Sahabat terbaikku, Reni Rosita, Susan Siti Hasanah, Giska Septa
Rahdianawati, Ridwan Setiadi dan Windy Widiastuti yang selalu ada
dalam suka dan duka serta selalu mendukung dalam penyusunan skripsi
v
10. Motor berplat D 5964 FF, yang selalu setia menemani kemana penulis
pergi baik susah-senang dan siang-malam, aku akan merawatmu dengan
baik.
11. Guling merah kesanganku dari sejak lahir sampai sekarang yang selalu
menemani penulis, aku akan selalu merawatmu dengan baik.
12. Sahabat-sahabatku dan management di THE BOYS boysband, aku tidak
akan menghianati persahabatan kita,semoga kita juga selalu bersama. WE
ARE THE BOYS.
13. Teman-teman 4Ak1 yang tidat dapat disebutkan namanya satu persatu,
semoga kita sukses.
14. Dan pihak lain yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis akan menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis akan menerima ide, saran maupun kritik dengan senang hati.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang
membantu penulis selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRACT... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR………. iii DAFTAR ISI………. vi DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL……… xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian………..………….. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah……… 7
1.2.1 Identifikasi Masalah………... 7
1.2.2 Rumusan Masalah……….. 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……… 9
1.4 Kegunaan Penelitian………..………... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian……….... 11
1.5.1 Lokasi Penelitian……….. 11
vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 KajianPustaka……….. 13
2.1.1 Earning Per Share (EPS)………... 13
2.1.2 Return On Asset (ROA)………....… 15
2.1.3 Harga Saham……….…. 16
2.1.3.1 Jenis-jenis Nilai Saham……….. 17
2.1.3.2 Faktor-faktor Pembentuk Harga Saham……… 17
2.2 KerangkaPemikiran ……….... 18
2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan
Harga Saham... 19
2.2.2 Hubungan Return On Asset (ROA) dengan
Harga Saham... 21
2.2.3 Penelitian Terdahulu... 22
2.3 Hipotesis………. 27
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian……… 28
3.2 Metode Penelitian………. 28
3.2.1 Desain Penelitian……….… 30
3.2.2 Operasional Variabel……….... 31
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data……… 33
3.2.3.1 Sumber Data………. 33
viii
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 36
3.2.4.1 Hasil Pengujian Normalitas………...…….. 37
3.2.4.2 Hasil Pengujian Multikolineritas…………...….. 38
3.2.4.3 Hasil Pengujian Heterokedastisitas……….….… 39
3.2.4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi………...…....… 40
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis…..…...… 41
3.2.5.1 Rancangan Analisis………...………….. 41
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis……….………...….… 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian………..…… 50
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia…………...…. 50
4.1.2 Struktur Bursa Efek Indonesia…………...……. 51
4.1.3 Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia………...…. 53
4.1.4 Aspek Kegiatan Bursa Efek Indonesia………...…. 64
4.2 Analisis Deskriptif………...………...… 65
4.2.1 Analisis Earning Per Share (EPS)…………...…... 65
4.2.2 Analisis Return On Asset (ROA)………... 69
4.2.3 Analisis Harga Saham...………... 73
4.3 Analisis Verifikatif...………...……... 77
4.3.1 Pengaruh EPS terhadap Harga Saham secara
Parsial... 79
4.3.2 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham secara
ix
4.3.3 Pengaruh EPS dan ROA terhadap Harga Saham
secara Simultan... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...………..……..….. 96
5.2 Saran………...…..… 98
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... 25
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian... 26
Gambar 3.1 Grafik Normal P-Plot... 38
Gambar 3.2 Grafik Uji Heterokedastisitas... 40
Gambar 3.3 Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin... 41
Gambar 3.4 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 49
Gambar 4.1 Grafik Data EPS... 57
Gambar 4.2 Grafik Data ROA... 70
Gambar 4.3 Grafik Data Harga Saham... 74
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial
X1 terhadap Y... 83
Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial
X2 terhadap Y... 90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham... 5
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian... 11
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya... 22
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 31
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 32
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Emiten... 34
Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas... 37
Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinearitas... 39
Tabel 3.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 39
Tabel 3.7 Kategori Korelasi Metode Guilford... 37
Tabel 4.1 Data Earning Per Share (EPS)... 66
Tabel 4.2 Data Return On Asset (ROA)... 69
Tabel 4.3 Data Harga Saham... 73
Tabel 4.4 Hasil Regresi Linier Berganda... 78
Tabel 4.5 Hasil Korelasi Parsial EPS dengam Harga Saham
apabila ROA Konstan... 80
Tabel 4.6 Hasil Korelasi Parsial ROA dengam Harga Saham
apabila EPS Konstan... 86
Tabel 4.7 Hasil Korelasi Simultan... 91
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi, pasar modal membawa peranan yang cukup penting
dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai
salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi
yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik
informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan
sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang
dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11).
Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk perkembangan
perekonomian nasional yang mana sektor pemerintah dan sektor swasta
merupakan ujung tombak pembentuk perekonomian nasional, untuk
meningkatkan laju pertumbuhan di segala bidang dan mendorong
perusahaan-perusahaan untuk lebih berkembang sesuai dengan usahanya masing-masing.
Disamping perkembangan pasar modal yang telah dijelaskan diatas,
investasi di sektor publik memiliki risiko yang cukup tinggi oleh karena itu
investasi yang dilakukan harus didasari pertimbangan yang rasional setelah
sebelumnya memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan untuk
pengambilan keputusan, investor hanya bisa menentukan berapa tingkat
keuntungan (expected return) yang diinginkan dan seberapa jauh kemungkinan
2
Semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula
tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Perusahaan yang masuk ke
pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang
bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan
telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil baik dalam segi saham maupun
obligasi. (Jogiyanto, 2000 :150).
Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas yang wujud
sahamnya adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut porsi kepemilikannya ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5 )
Beberapa faktor analisis yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu
antara lain adalah analisis fundamental, analisis tekhnikal baik yang bersifat
sosial, ekonomi dan politik. Meskipun terdapat banyak analisis lain yang secara
psikologis mempengaruhi terhadap kekuatan pasar, akan tetapi analisis yang
bersifat fundamental merupakan faktor utama bagi pasar untuk menentukan harga
pasar perusahaan. Karena analisis fundamental memberikan gambaran yang jelas
yang bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola
perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian maka kebutuhan informasi yang lengkap itulah bisa
dianalisis bagaimana sebenarnya kondisi usaha tersebut analisis yang bisa
digunakan bisa berbagai macam anlisis diantaranya rasio keuangan, rasio ini
3
perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang sering digunakan adalah rasio
provitabilitas dengan pendekatan Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset
(ROA) (Fahmi, 2006:55)
Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukan berapa besar
keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar
sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. Pada
dasarnya Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham, dinilai dapat
mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu
periode pelaporan keuangan, yaitu Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba
bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS)
yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan
keuntungan yang lebih besar kepada para pemegang saham (investor) hal ini akan
berpengaruh pada kenaikan harga saham. (Tjiptono Darmadji dan Hendy
M,2001). Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari mengemukakan dalam
penelitiannya tahun 2008 bahwa Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga SBI
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dimana Earning Per
Share merupakan rasio yang dapat menunjukan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya.
Return On Asset (ROA) menurut Arifin (2002:65) merupakan
profitabilitas suatu perusahaan yang dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
4
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan
atas modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Return On Asset (ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah
pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
oleh suatu perusahaan.
Return On Asset (ROA) juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi
yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat
pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan
seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi
keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik
akan nilai saham yang ada.
Mukhtarudin dan Desmon King Romalo dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa tahun 2007 tentang ROA, ROE, ROI, DER dan BV yaitu
secara bersama-sama mempengaruhi harga saham properti.
Pada tahun 2008 Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan
belakangan menampakkan penurunan. Penurunan ini berpengaruh terhadap harga
saham telekomunikasi. Pengamat pasar modal Felix Sindhunata mengatakan,
sentimen eksternal tersebut terkait perkembangan krisis keuangan global yang
bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. "Sampai akhir
tahun kemungkinan tidak ada pertumbuhan saham (telekomunikasi) yang luar
5
2008 hingga kemarin, harga saham lima perusahaan telekomunikasi yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata-rata menurun. Penurunan yang terjadi,
menurut Felix membuktikan adanya sentimen eksternal lebih berperan ketimbang
faktor fundamental emiten yang terkait perkembangan krisis keuangan global
yang bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. (Meutia
Rahmi /Sindo/ade)
Fenomen penurunan harga saham diatas berimbas pada perusahaan sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut adalah
[image:33.595.112.516.399.635.2]datanya.
Tabel 1.1
Data Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham lima perusahaan selular pada sektor telekomunikasi Tahun 2007-2008
Emiten Tahun EPS Tahun Harga
Saham
BTEL
2008 5,19 2009 147
2007 7,65 2008 51
ISAT
2009 345,70 2010 5400
2008 375,79 2009 4725
FREN
2008 -58,82 2009 50
2007 2,49 2008 50
EXCL
2008 -2,00 2009 1930
2007 35,00 2008 920
TLKM
2008 537,73 2009 9450
2007 644,08 2008 6900
(sumber : laporan keuangan, data diolah dan www.yahoofinance.com)
Data diatas menunjukkan besaran earning per share (EPS) dan harga
saham yang tiap tahunya mengalami perubahan, kenaikan atau peningkatan harga
6
oleh keefektifitasan perusahaan dalam memanajemen keuangan perusahaannya
sehingga kemungkinan bermasalah semakin kecil.
Berdasarkan pada tabel diatas pada tahun 2008 harga saham mengalami
penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT, FREN, EXCL, TLKM, penurunan
harga saham pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini
berimbas pada penurunan harga saham.
Pada tahun 2009 harga saham ISAT mengalami penurunan harga saham
dan FREN mengalami kestabilan harga saham yang diikuti dengan penurunan
earning per share, namun berbeda dengan BTEL, EXCL, TLKM yang harga
sahamnya meningkat tetapi dengan meningkatnya harga saham tidak dibarengi
dengan kenaikan nilai earning per share nya yang ada hanya terlihat penurunan
earning per share (EPS) pada tahun 2008, BTEL, EXCL, TLKM yang
masing-masing sebesar 7,65 menjadi 5,19, 35 menjadi -2, 644,08 menjadi 537,73
sehingga investor tidak tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai
memiliki earning per share (EPS) menurun yang mencerminkan apresiasi pasar
dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang
menurun, sehingga nilai return on asset (ROA) menurun.
Pada fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009 bertentangan
dengan teori yang ada, dimana menurut dimana menurut (Tjiptono Darmadji dan
Hendy M, 2006:195) menyatakan bahwa setiap perusahaan harus memperbaiki
kinerja dalam mengelola modal saham yang di investasikan dalam keseluruhan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba yang sangat besar, karena para
7
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, dimana semakin tinggi
keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan
nilai saham.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas
maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul ”Pengaruh
Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Selular di Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi dan telah
dikemukakan diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti
antara lain sebagai berikut :
1. Harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT,
FREN, EXCL, dan TLKM penurunan harga saham pada tahun 2008
dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada penurunan
harga saham, tetapi penurunan harga saham dari ke lima perusahaan sektor
telekomunikasi tidak dibarengi dengan meningkatnya nilai earning per
share (EPS).
2. Fenomena pada tahun 2007 dan 2008 bertentangan degan teori yang ada,
dimana menurut teori jika EPS meningkat maka harga saham akan
8
bahwa apabila ROA tinggi maka harga saham juga akan tinggi, namun
pada tabel diatas bahwa EPS dan harga saham menunjukkan kebalikan dari
teori tersebut.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka
Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Bagaimana pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA)
terhadap harga saham pada perusahaan selular di sektor telekomunikasi.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham
pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Mengetahui pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham
10 1.4 Kegunaan Penelitian
Peneliti melalui penelitian ini berharap dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut :
1. Kegunaan Secara Operasional
a. Bagi sektor telekomunikasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang laba per
lembar saham (EPS) dan pengembalian aktiva (ROA) sehingga dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendapatan perusahaan.
b. Bagi Para Investor Saham
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
bagi para investor yang akan berinvestasi di perusahaan lain
2. Kegunaan Secara Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya agar dapat diteliti kembali pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham suatu
perusahaan dikemudian hari.
b. Bagi civitas akademika, sebagai sarana aplikasian ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh peneliti di bangku kuliah diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Earning Per Share
(EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham, sekaligus
sebagai usulan penelitian yang menjadi pemenuhan syarat untuk mata
11 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada Bursa efek
Indonesia (BEI) dengan mengambil data-data sekunder yang terdapat pada situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang beralamat di Jalan Jendral
Sudirman Kav.27, Jakarta 12920 Telp (021) 5237899, 5237999 Fax (021) 523724.
1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang
di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil
[image:39.595.108.539.425.759.2]penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Prosedur
Bulan
Feb Maret Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 2012
I
Tahap Persiapan:
1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian 2.Pengambilan formulir dan penyusunan UP 3.Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan: 1.membuat outline dan Proposal UP
2.Meminta surat pengantar keperusahaan
3.Penelitian di perusahaan 4.Penyusunan UP dan bimbingan UP
5.Seminar sidang UP
6.Revisi UP setelah seminar sidang UP
7.Bimbingan Skripsi. 8.pendaftaran sidang skripsi.
12
III Tahap akhir:
1.Revisi setelah sidang skripsi.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Earning Per Share (EPS)
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta dalam memperoleh harga saham yang dihitung dengan
menggunakan rasio keuangan seperti Earning Per Share (EPS) dan Return On
Asset (ROA). (Sawidji Widoatmodjo, 2009:16)
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2006:195), definisi EPS adalah
“ Rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh
investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS
tentu saja akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba
yang disediakan untuk pemegang saham”.
Sedangkan Eduardus Tandelilin (2010:365) mengartikan Earning Per
Share (EPS) sebagai berikut :
“Laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan
14
Dari pengertian diatas, rumus persamaan untuk Earning Per Share (EPS),
sebagai berikut :
EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar
Laba Per Lembar saham (EPS) merupakan salah satu unit dasar yang
digunakan untuk mengukur pendapatan atau keuntungan yang akan diterima oleh
pemegang saham.
Dengan demikian, dapat penulis simpulkan Earning Per Share (EPS)
dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan
mendistribusikan laba yang diperoleh oleh perusahaan kepada pemegang saham.
EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai suatu perusahaan dan juga
merupakan salah satu cara untuk mengukur suatu keberhasilan dalam mencapai
keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan. Semakin tingg laba
saham yang diberikan perusahaan maka para investor akan semakin percaya
bahwa perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan
mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga
harga saham perusahaan akan meningkat. Dimana, Earning Per Share (EPS)
dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila Earning Per
Share (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa
perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada
pemegang saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) yang dibagikan rendah
maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan
15 2.1.2 Return On Asset (ROA)
Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu
penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return On Asset (ROA) disebut juga
sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki oleh perusahaan. (Eduardus
Tandelilin, 2010:372)
Menurut Arifin (2002:65), definisi ROA adalah :
“Rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya, semakin tingi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang menjadikan investor
tertarik akan nilai saham”.
Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut :
ROA = Laba bersih setelah pajak
Total aktiva
Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), ROA adalah
“Pengukuran kinerja keuangan yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba”.
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi
ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan
menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada rasio keuntungan bersih
16
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa ROA
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. ROA diperoleh dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total seluruh asset yang
dimiliki.
2.1.3 Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atas kepemilikan sesorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas
yang menerangkan bahwapemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin,
2006:6)
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:5) menyatakan bahwa :
“Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berwujud berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Agus Sartono (2005:41) mendefinisikan harga saham
adalah sebagai berikut:
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham
diperoleh dari beberapa faktor dan dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal
17 2.1.3.1 Jenis-Jenis Nilai Saham
Saham merupakan surat berharga yang sangat dikenal luas di masyarakat.
Umumnya, saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common
stock) yang mempunyai nilai yang sangat berharga. Menurut Eduardus Tandelin
(2010:301) jenis-jenis nilai saham antar lain sebagai berikut :
1. Nilai buku, yaitu nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten),
2. Nilai pasar, yaitu nilai saham dipasar,
3. Nilai intrinsik (teoritis) saham, yaitu nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi
4. Nilai pasar, yaitu harga yang terjadi di pasaran saham
Nilai buku merupakan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai buku
adalah hasil perhitungan dari total akiva perusahaan yang dikurangkan dengan
hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Nilai instrinsik merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan
pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa
yang akan datang. Nilai pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar
selembar saham
2.1.3.2 Faktor-faktor Pembentuk Harga Saham
Secara teori, harga saham timbul akibat adanya pengaruh dari berbagai
faktor ekonomi, seperti yang dijelaskan oleh Ali Arifin (2002:116)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham
yaitu:
“Pergerakan harga saham yang terjadi dilantai bursa terjadi karena
18
valuta asing, dana asing dibursa, indek harga saham gabungan (IHSG),
dan news dan issue”.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab adanya
perubahan harga saham dipasar modal yaitu terdiri dari:
1. Adanya Tingkat Permintaan dan penawaran terhadap harga saham itu
sendiri
2. Kondisi keuangan suatu perusahaan
3. Tingkat suku bunga
4. Valuta asing dan dana asing yag terdapat dibursa efek
5. Indek harga saham gabungan (IHSG)
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan cara
memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun
seperti saham dan obligasi. Investoar pada umumnya membeli suatu saham
dengan harapan akan memperoleh laba, serta tingkat keyakinan yang relatif bahwa
investasi mereka akan terjamin, walaupun risiko akan gagal selalu ada dalam
setiap investasi.
Banyak upaya yang dapat dilakukan investor dalam memprediksi atau
mengukur harga saham yang beredar, diantaranya dengan melibatkan informasi
yang diperoleh dari kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan yang sering diamati oleh investor dalam keputusan
19
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dilihat dari sisi asset (Return On
Asset), penjualan maupun dakam sisi modal yang dimiliki perusahaan tersebut.
Return On Asset (ROA) merupakan alat ukur yang sering digunakan suatu
perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan
maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada.
(Arifin, 2002:65). Selain ROA salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham
yang dicerminkan oleh Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) yaitu
rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor
atau pemegang saham per lembasahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena semakin tinggi pula laba yang
disediakan untuk pemegang saham. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M,2006:195).
Penelitian ini dibangun berdasarkan model yang dikembangkan dari
peneletian terdahulu yang dilakukan oleh Novi Indriana tentang pengaruh DER,
BOPO, ROA, dan EPS terhadap harga saham di bursa efek indonesiab(BEI) pada
bank devisa diman menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Return On
Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS ) dengan Harga Saham
Hubungan Earning Per Share (EPS) menurut Tjiptono Darmadji dan
Hendy W, (2006:195) menyatakan bahwa :
“ EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba)
yang diperoleh investor atau pemegang saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS maka harga saham akan tinggi. Hal ini tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
20
Penelitian EPS terhadap harga saham yang dilakukan oleh Bram Hadianto
(2008) tentang pengaruh EPS dan PER terhadap harga saham menyatakan, bahwa
EPS berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel
pada periode 2000-2005 di bursa efek Indonesia. Sedangkan menurut Robin
Wiguna dan Anastasia Sri Mendari dalam penelitiannya Pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan tingkat bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan yang
terdaftar di LQ 45 BEI menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar dalam LQ 45.
Sedangkan menurut Muhammad Hanif and Zulfiqar Ali Shah (2011)
dalam penelitiannya Capital Assets Pricing on KSE-Pakistan and Fundamental
Values: An Analysis of FCF and EPS menyatakan bahwa Free cash flow
discouting model and equity and to document the impact of free cash flows to
equity (FCFE) amd earning per share on stock price. Earning Per Share (EPS)
displayed a strong positif relationship with market price. Yang artinya, earning
per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut Durga Prasad
Samontaray (2010) pada penelitiannya Impact of Corporate Governanceon Stock
Prices of the Nifty 50 Broad Index Listed Companies menyatakan bahwa EPS as
significant variable: EPS is earning/share price. This is understandable that
earning is always has an impact on the share price and when we have share price
attached in the ratio then it will create high amount of significance to the share
price. Yang artinya , Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga
21
Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila
semakin tinggi EPS maka harga saham akan mengalami kenaikan yang akan
meningkatkan harga saham.
2.2.2 Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Harga Saham
Hubungan Return On Asset (ROA) menurut Arifin (2002:65) adalah :
“Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi
yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai
saham”.
Penelitian Return On Asset (ROA) terhadap harga saham yang dilakukan
oleh Noer Sasongko & Nila Wulandari tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio
profitabilitas terhadap harga saham menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga
saham.
Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila
semakin tinggi ROA maka akan meningkatkan harga saham.
Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan Kajian Empiris dari penelitian
sebelumnya mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset
22 2.2.3 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan tabel penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
[image:50.595.108.509.200.758.2]yang digunakan sebagai bahan referensi:
Tabel 2.1
Tabel Peneliti Sebelumnya
NO Nama
Pengarang
Judul Hasil Sumber
Jurnal 1. Desmoon King
Romalo (2007)
Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, BV PER SHARE terhadap harga saham Berdasarkan penelitian, dimana variabel ROA mempengaruhi harga saham Jurnal Penelitian dan Pengemban gan Akuntansi Vol : No. 1 Januari 2007 2. Robin Wiguna
Anastasia Sri Mendari
(2008)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga SBI terhadap harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di LQ 45 BEI
Berdasarkan hasil uji, terbukti bahwa Earning Per Share (EPS) memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap harga
saham pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 6, No.2, Oktober 2008, Hal. 130-142
3. Gede Priana Dwipratama
(2009)
Pengaruh PBV, DER, ROA, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan food and baverage Berdasarkan penelitian, bahwa (ROA) Berpengaruh terhadap harga saham Jurnal Akuntansi Univ. Gunadarma Jakarta 2009
4. Bram Hadianto
(2008)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sektor perdagangan besar EPS berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel di Bursa Efek
23
dan ritel pada periode 2000-2005 di BEI
Indonesia.
5. Rd. Neneng
Rina Andriani
Pengaruh Earning Per share (EPS)
terhadap Harga
Saham Pasar Earning Per share mempunyai korelasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907 - 9958
6. Muhammad
Hanif and Zulfiqar Ali
Shah (2011)
Capital Assets Pricing on KSE-Pakistan and Fundamental Values: An Analysis of FCF and EPS
Free cash flow discouting model and equity and to document the impact of free cash flows to equity (FCFE) amd earning per share on stock price. Earning Per Share(EPS) displayed a strong positif relationship with market price World Applied Sciences Journal 12(5): 607-612, 2011 ISSN 1818-4952
7. A.
Seetharaman and John Rudolf Raj
(2011)
An Empirical Study on the Impact of Earning per Share on Stock Price of a
Listed Bank in
Malaysia
It can be explained that there is a very strong positive correlation EPS on in stock price, the results is a significant impact of earning
announcement
The
Internationa l Journal of Applied Economics and Finance 5 (2): 114-126, 2011 ISSN 1991-0886 / DOI: 10.3923/ija ef.2011.114,
8. Durga Prasad
Samontaray (2010)
Impact of Corporate Governanceon Stock Prices of the Nifty 50 Broad Index Listed Companies
EPS as significant variable: EPS is earning/share price. This is understandable that earning is always has an
1450-24
impact on the share price and when we have share price attached in the ratio then
it will create high amount of
significance to the share price.
2887 Issue 41 (2010) ©
EuroJourna ls
25
Apabila digambarkan dalam sebuah skema kerangka pemikiran, maka
akan tampak gambar berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Investor
Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan Menilai saham melalui
analisis fundamental
Menilai saham melalui analisis tekhnikal
Earning Per Share (EPS)
Return On Asset (ROA) Menilai kinerja perusahaan
melalui laporan keuangan yang dikeluarkan
[image:53.595.111.556.174.568.2]26
Untuk lebih memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka
dapat digambarkan paradigma penelitian yang memperlihatkan hubungan antara
[image:54.595.147.491.228.483.2]variabel dalam penelitian ini
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
X1 Earning Per Share (EPS) (Menurut Tijptono, 2001)
X2 Return On Asset (ROA)
(Menurut Arifin, 2002:
65)
27 2.3 Hipotesis
Hipotesis diperlukan dalam sebuah penelitian untuk menetapkan
kesimpulan sementara. Menurut Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi
mengambil keputusan sementara (hipotesis) adalah sebagai berikut:
1. Laba per lembar saham berpengaruh terhadap harga saham pada sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengembalian aktiva (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada
28 BAB III
OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
3. 1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Pengertian objek penelitian menrut Husein Umar (2003: 303) dalam Umi
Narimawati (2010:29), menjelaskan pengertian dari objek penelitian sebagai
berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek penelitian yang diteliti adalah Earning Per Share (EPS), Return On
Asset (ROA) dan Harga Saham. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Selular
di sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
3. 2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127)
menyatakan bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
29
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian
diolahuntuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini
dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai data yang
diteliti.
Menurut Sugiyono (2009:29) menjelaskan metode deskriptif sebagai
berikut :
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”
Menurut Sugiyono (2009:8) metode kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.“
Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menguji
lebih dalam pengaruh dari Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA)
terhadap Harga Saham serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis
30 3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam prses penelitian.
Desain Penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) adalah:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)
adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
31
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian
[image:59.595.112.513.206.390.2]dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
Penelitia
n
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian Metode yang digunakan
Unit
Analisis
Time
Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-4 Descriptive &
Verifikatif
Descriptive Survey &
kuantitatif Tahun Time Series
Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan
yang maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses
perencanaan serta pelaksanaan penelitian dilakukan.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel menurut Nur Indrianto (2002:69) adalah sebagai
berikut:
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis,indikator serta
32
hipoteis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan
judul penelitian mengenai “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On
Asset (ROA) terhadap Harga Saham”. Berikut ini disajikan tabel yang
[image:60.595.137.517.291.756.2]menunjukkan operasionalisasi masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
EPS (X1)
Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010:365)
EPS= Laba bersih setelah bunga dan pajak
(Jumlah saham beredar
(Eduardus Tandelilin, 2010: 375)
Lap.Keuangan yang dipublikasikan 2005-2010
Rasio
ROA (X2)
Return On Asset
(ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa
besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki
oleh suatu
perusahaan. (Arifin, 2002:65)
ROA= Laba Bersih Total Aset
Laba bersih : laba keseluruhan Total Asset : Total keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan.
( Eduardus Tandelilin, 2010:372)
Lap.Keuangan yang dipublikasikan 2005-2010
Rasio
Harga Saham
(Y)
Harga saham adalah harga jual saham dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah
saham tersebut
dicatatkan di bursa,
Harga Saham Penutupan (Closing Price)
Pada periode 2006-2011
33
baik bursa utama maupun OTC (Over thecounter market). (Sawidjiwidoatmodj o, 2005:56)
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham adalah Laporan
Keuangan Tahunan, yang termasuk ke dalam data sekunder. Menurut Sugiyono
(2009:137) data sekunder adalah sebagai berikut : “Sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data”.
Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari
data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data yang
terkait dengan perusahaan Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161), menyatakan bahwa populasi adalah
sebagai berikut:
“Populasi adalah Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu
34
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan
tahunan perusahaan pada sektor telekomunikasi sejak pertama kali terdaftar di
[image:62.595.108.519.239.360.2]BEI, antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Emitem
Emiten Tahun Listing Populasi
EXCL 2005 2010 6 Tahun
TLKM 1995 2010 16 Tahun
ISAT 1994 2010 17 Tahun
FREN 2006 2010 5 Tahun
BTEL 2006 2010 5 Tahun
Total Populasi 49 Tahun
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa total populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 49 tahun dari 5 perusahaan sektor
telekomunikasi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:81), menyatakan bahwa sampel adalah sebagai
berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Dalam suatu penelitian biasanya peneliti mengambil beberapa contoh dari
beberapa populasi untuk dijadikan sampel. Pengertian sampel menurut Sugiyono
(2009:81) adalah :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
35
Sampel dipilih secara purposive sampling yang menurut Nur Indriantoro
(2002:131), yaitu :
”Tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh