• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran pembangunan terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padang Sidumpuan tahun (2004-2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran pembangunan terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padang Sidumpuan tahun (2004-2009)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN (2004-2009)

Skripsi

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I

Oleh :

M Ribai Subhanda Lubis 106084003606

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN

PENGELUARAN PEMBANGUNAN TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KOTA

PADANGSIDIMPUAN

TAHUN (2004-2009)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh

M Ribai Subhanda Lubis NIM: 106084003606

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR Abdul Hamid MS Dr. Lukman M.Si

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

ii

Pada hari kamis Tanggal 17 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama M Ribai Subhanda Lubis NIM: 106084003606 dengan judul skripsi

“PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2004-2009”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Maret 2011

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua

Utami Baroroh, M.Si Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid MS Pembimbing I

Dr. Lukman, M.Si Pembimbing II

(4)

iii

Pada hari jumat tanggal 28 Januari 2011 telah dilakukan ujian komprehensif atas

nama M Ribai Subhanda Lubis NIM: 106084003606 dengan judul skripsi

“PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2004-2009”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 28 Januari 2011

Tim Penguji Komprehensif

Dr. Lukman M.Si Fitri Amalia, S.Pd, M.Si Penguji I Penguji II

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : M Ribai Subhanda Lubis

Nim : 106084003606

Jurusan : Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2004-2009”

adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan

analisis saya sendiri dan bukan merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil

karya atau penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka

skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun

menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di

kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 1 Maret 2011

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA DIRI

Nama : M Ribai Subhanda Lubis

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 20 November 1987

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Anak ke : 4 dari 5 bersaudara

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Asal : Jl.Imam Bonjol Gg Swadaya No.18

Padangsidimpuan, Sumatera Utara.

Alamat Sekarang : Jl.Sedap Malam No.17 RT 08 RW 08 Ciputat

Telepon/HP : 021-92094685 / 081383511174

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK Masytoh Padangsidimpuan : 1992-1993

SDN 12 Padangsidimpuan : 1993-1999

SMPN 1 Padangsidimpuan : 1999-2002

SMAN 1 Padangsidimpuan : 2002-2005

ORGANISASI

Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU) Jakarta

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

telah senantiasa memberikan rahmat yang berlimpah kepada penulis, sehinnga

penulis diberikan kemampuan, kekuatan, serta ketabahan hati dalam

menyelesaikan skripsi ini. Dan shalawat beriring salam tidak lupa penulis

haturkan kepada junjungan besar kita Baginda Rasulullah SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman kemusyrikan ke zaman ketauhidan dan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat kurikulum sarjana strata

satu (S-1) program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

beberapa pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, antara

lain :

1. Alm Drs. Mawardi Lubis (Ayah) dan Dra. Hj. Hasni Delaila Harahap (Mama)

atas segala doa, Nasehat, dukungan, dan kasih sayang yang tak ada hentinya

dicurahkan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid MS, Selaku Dosen Pembimbing I, yang juga

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih atas waktu, tenaga dan pikiran yang Bapak berikan selama

(8)

vii

3. Bapak Dr. Lukman M.si, Selaku Dosen Pembimbing II, serta selaku ketua

jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala nasehat dan

bimbingan Bapak selama ini.

4. Ibu Utami Baroroh.M.Si, selaku sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr Ahmad Rodoni, MM dan Dr. Suhenda Wiranata, ME. Sebagai

Ketua penguji dan Penguji Ahli Ujian Skripsi. Serta Ibu Fitri Amalia, S.Pd,

M.Si sebagai Penguji Ujian Komprehensif.

6. Ibu Lilih dan Ibu Dewi di jurusan IESP, Terima kasih atas pelayanan

akademik penulis selama ini.

7. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya

jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP).

8. Abang, Kakak dan Adikku : M Riza Semaryan Lubis, Mahrani Fauziah Lubis,

M Ristiadi Suhari Lubis, dan Mawaddah Faliha Lubis yang selalu

memberikan kasih sayang serta motivasi yang tak henti-hentinya kepada

penulis.

9. Keluarga Besar Alm H. Ali Idris Lubis dan Keluarga Besar Alm H.

Hasanuddin Harahap. Terima kasih atas doa dan bantuannya selama ini. Serta

Adik Dwi Mora, Najogi, Nabisuk, dan Natama yang selalu memberikan

(9)

viii

10.ATDEEEHH…!! SOCIETY, Zaka (Cakung), Rezi, Ikel, Awank, Iwan “Pul”,

Reza, Arsy, Randi “B-dul”, Zidney “Pepenk”, Bakar “Mike”, Aris Ombak dan

Atdeeehh…!! lain yang belum disebutin satu per satu yang selalu memberikan

keceriaan dan semangatnya.

11.Teman-teman di jurusan IESP angkatan 2006, Babeh, Fadly, Ajun, Zahra,

Wulan, Maria, Vera, Ifad, Tunjung, Savi, Laras, Yeni dan lain-lain. Terima

kasih atas dukungannya, Dan Seluruh Keluarga Besar Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan (IESP).

12.Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU) Jakarta, Bang Fadlyka (Bre),

Bang Raidong, Zulhamdi, Syarif, Pajrin, Andre, Irsyad, Ardhy, Arif, Affan,

Munawar, Ayu, Igha, Ikmal dan Komunitas Mahasiswa Padangsidimpuan dan

Sekitar (KOMPASS) Jakarta, Zaki, Mora, Riskon, Agef, Icham, Dewi dan

Evri Serta teman-teman “Sedap Malam Crew”, Ismar, Azhar dan Ferdy terima kasih atas dukungan yang kalian berikan.

13.Semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini

namun tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

Skripsi ini. Oleh karena penulis mengharapkan saran, kritik dan koreksi yang

konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Februari 2011

(10)

ix

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan data dalam kurun waktu 2004-2009.

Hasil dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisa regresi berganda. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Library Research. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t.

Hasil data penelitian ini menunjukan bahwa nilai signifikan Pendapatan Asli Daerah 0,003 < = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa PAD berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan nilai signifikan pada pengeluaran pembangunan 0,018 < = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa Pengeluaran Pembangunan berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Dan melihat besarnya nilai koefisien determinasi antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pengeluaran Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi adalah sebesar 0,953 atau 95,3 %. Hal ini berarti bahwa Pertumbuhan Ekonomi dapat dijelaskan oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pengeluaran Pembangunan adalah sebesar 95,3 % selebihnya 4,7 % berasal dari faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

.

(11)

x

ABSTRACT

The purpose of this research is to understand and analyze how much influence local revenue and development expenditure on economic growth areas in the city Padangsidimpuan by using data in the period 2004-2009

The results in this study in the analysis by using multiple regression analysis. Sampling method used in this study is library research. To test this hypothesis, researchers used a test that has been adjusted R2, F test and t test.

The results of this research data shows that significant value region income 0,003 < = 0,05, Then Ho is rejected and H1 accepted. This means that the local revenue have a significant effect on economic growth and significant value in development spending 0,018 < = 0,05, then Ho is rejected and H1 accepted. This means that the development expenditure significant effect on economic growth. And at the size of the coefficient of determination between local revenue and development expenditure on economic growth amounted to 0,953 0r 95,3 %. This means that economic growth can be explained by revenue and development expenditure amounted to 95,3 %, The remaining 4,7 % came from other factors not examined in this regression model.

(12)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………... ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF……… iii

SURAT PERNYATAAN……….. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….. v

KATA PENGANTAR………... vi

ABSTRAK……… ix

ABSTRACT……….. x

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL………. xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Perumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II LANDASAN TEORI ……….. 8

A. Landasan Teori ……… 8

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ………... 8

2. Pengeluaran Pembangunan ……….. 11

3. Pertumbuhan Ekonomi ……… 12

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ……. 16

5. Penelitian Terdahulu...……….. 21

6. Kerangka Berfikir ……… 27

B. Hipotesis ……….. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 32

A. Ruang Lingkup Penelitian……… 32

B. Metode Penetuan Sampel ……… 32

C. Metode Pengumpulan Data ………. 33

D. Metode Analisis Data ……….. 33

(13)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 42

A. Gambaran dan Perkembangan Kota Padangsidimpuan… 42 1. Sejarah Kota Padangsidimpuan……… 42

2. Kondisi Umum Kota Padangsidimpuan………… 44

3. Keadaan Demografi Kota Padangsidimpuan….... 45

4. Potensi Alam Kota Padangsidimpuan………….. 48

5. Keadaan PAD Kota Padangsidimpuan…………. 52

6. Keadaan Pengeluaran Pembangunan Kota Padangsidimpuan………. 57

7. Keadaan PDRB Kota Padangsidimpuan……….. 59

B. Pembahasan dan Hasil………... 72

1. Uji Normalitas Data……….. 72

2. Uji Deskriptif………. 73

3. Uji Asumsi Klasik………. 74

a. Multikolinieritas………. 74

b. Autokorelasi………... 75

c. Heteroskedastisitas………. 76

4. Uji Statistik……… 77

a. Uji Statisti t (Parsial)……….. 77

b. Uji Statistik F (Simultan)………... 78

c. Koefisien Determinasi……… 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 80

A. Kesimpulan……… 80

B. Saran……….. 81

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Jumlah pendapatan asli daerah, Pengeluaran pembangunan dan

Pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan………. 4

2.1 Penelitian Terdahulu………... 22

4.1 Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Di Kota Padangsidimpuan………. ….. 46

4.2 komposisi tiap jenis pendapatan asli daerah Kota Padangsidimpuan……… 53

4.3 PAD dan Pertumbuhannya di Kota Padangsidimpuan……… 56

4.4 Pengeluaran Pembangunan dan Pertumbuhannya di Kota Padangsidimpuan……….... 57

4.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Padangsidimpuan……… 61

4.6 Hasil Uji Normalitas Data……… 72

4.7 Hasil Uji Deskriptif……….. 73

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas……….……….…………. 74

4.9 Hasil Uji Autokorelasi……….………. 75

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berfikir……… 30

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hakekat pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional

adalah terwujudnya kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial sebagaimana

telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Bahwa dengan adanya proses

pembangunan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu

diharapkan adanya perubahan yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat secara adil dan merata. Sedangkan terwujudnya kesejahteraan rakyat

dapat diukur dari tingkat pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, politik dan

keamanan, Artinya serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah

daerah, bersama sama dengan masyarakatnya dalam mengelola dan

memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal untuk merangsang

perkembangan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat di daerah. (Fahrurrazy, 2009:11).

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama

untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan

masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan

daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan

dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi

sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian

(17)

2 Dengan diberlakukannya UU No.12 Tahun 2008 perubahan kedua atas UU

No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah memberikan kewenangan dan keleluasaan yang lebih luas bagi

Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana dan promotor pembangunan di

daerah untuk mengatur dan menentukan sendiri kegiatan pembangunan wilayah

yang sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat setempat. Pada hakekatnya

pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan hubungan

ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah

dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat

naik secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang semakin baik.(BPS,

Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan).

Selanjutnya sebagai komitmen Pemerintah Kota Padangsidimpuan melalui

otonomi daerah dituntut kreatif dalam mengembangkan perekonomian agar

terciptanya kesejahteraan masyarakat khususnya sebagai kontribusi pada

kesejahteraan nasional umumnya dilakukan dengan pelaksanaan pembangunan

wilayah yang terencana, terarah dan berkesinambungan berdasarkan pada

pedoman RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), Renstrada

(Rencana Strategi Lima Tahun Daerah) dan Renja (Rencana Kerja Tahunan

Daerah). Dengan demikian suatu daerah sangat memerlukan beragam data yang

(18)

3 pembangunan ekonomi di daerah yang telah dilaksanakan maupun dalam

perumusan perencanaan di masa yang akan datang.

Berbicara mengenai hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai otonomi

daerah. Otonomi daerah menurut UU No. 12 Tahun 2008 adalah hak, wewenang

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Sedangkan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan pemerintahan daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah suatu sistem

pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien

dalam rangka pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Dalam menghadapi kondisi otonomi daerah, maka Kota Padangsidimpuan

harus memiliki kesiapan dan kemantapan sumber-sumber dana bagi pembiayaan

pembangunan yang mutlak diperlukan untuk mewujudkan Kota Padangsidimpuan

(19)
[image:19.612.114.508.162.499.2]

4 Tabel 1.1

Jumlah pendapatan asli daerah (PAD), Pengeluaran pembangunan dan Perumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan

Tahun 2004-2009 (Milyar Rupiah)

(Sumber : BPS, Dispenda, Bappeda Kota Padangsidimpuan)

Angka-angka pertumbuhan yang telah tercapai tersebut tidak menjadikan

pemerintah daerah menjadi puas dan berdiam diri. Upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat Padangsidimpuan sangat dibutuhkan adanya peran aktif

pemerintah Kota Padangsidimpuan dalam mengelola keuangan daerah dan

pendapatan asli daerah. Berdasarkan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 sampai dengan 2009, peningkatan pendapatan

asli daerah dari Rp. 5.236.214.144.- pada tahun 2004 menjadi Rp. 5.493.385.199.-

pada tahun 2005, selanjutnya untuk tahun 2006 sebsar Rp. 6.127.853.838.-

seterusnya tahun 2007, 2008 dan 2009 masing-masing Rp.9.028.230.054.-, Rp

9.654.590.648.- dan Rp 11.836.009.085,-

Tahun

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Pengeluaran

Pembangunan

Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

2004 a

2.5

70.2

474.9

2004 b

2.7

86.2

514.9

2005 a

2.6

89.8

545.6

2005 b

2.8

91.8

595.6

2006 a

3

116.5

640.4

2006 b

3

136.5

680.4

2007 a

4.4

157.5

715.9

2007 b

4.6

177.5

795.9

2008 a

4.7

182.6

862.1

2008 b

4.9

188.6

882.1

2009 a

5.6

180.5

929.5

(20)

5 Seiring dengan kondisi tersebut mendorong pemerintah daerah untuk terus

berupaya menggerakkan perekonomian dengan menggunakan pengeluaran

pembangunan secara efektif dan efisien. Jumlah pengeluaran pembangunan tahun

2004 – 2009 sebesar Rp 156.321.274.965,- pada tahun 2004, tahun 2005 sebesar

Rp 181.714.595.773,- tahun 2006 sebesar Rp 252.988.542.764,- dan pada tahun

2007 sebesar Rp 334.964.313.203,- seterusnya tahun 2008 dan 2009

masing-masing sebesar Rp 371.128.328.892,- dan Rp 351.051.345.089,- dari jumlah

pengeluaran pembangunan tersebut menghasilkan pertumbuhan dari tahun 2004 –

2008 dan pada tahun 2009 mengalami defisit.

Berdasarkan pada Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan Tahun

2009, dapat diketahui bahwa program-program yang dijalankan pemerintah

daerah telah menunjukkan hasil yaitu berdasar pada penghitungan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), dan pertumbuhan PDRB atas dasar harga

berlaku yang tercatat di Kota Padangsidimpuan selama enam tahun dari 2004 -

2009 yaitu pada tahun 2004 sebesar 989,8 milyar , sedangkan pertumbuhan tahun

berikutnya hingga tahun 2008 masing-masing adalah 1,14 trilyun pada tahun

2005; 1,32 trilyun tahun 2006; 1,51 trilyun tahun 2007 , 1,74 trilyun tahun 2008

dan 1,89 trilyun pada tahun 2009.

Oleh karena itu dengan meninjau kembali pertumbuhan pengeluaran

pembangunan di Kota Padangsidimpuan yang tidak banyak diikuti dengan

pertumbuhan ekonominya, maka hal ini mendorong penulis untuk melakukan

(21)

6 Berangkat dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti :

"Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 – 2009 ".

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan?

2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pembangunan terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan?

3. Berapa besar pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran

pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota

Padangsidimpuan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan.

2. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pembangunan terhadap

(22)

7 3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan

pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di

Kota Padangsidimpuan.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut ;

Manfaat Ilmiah

1. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan

dan pengetahuan tentang pelaksanaan pembangunan daerah.

2. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan

dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang peneliti dapatkan

diperkuliahan. Dengan demikian penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam hal

pelaksanaan pembangunan daerah.

Manfaat Praktis

Bagi pemerintah daerah Kota Padangsidimpuan, hasil penelitian ini

diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam pengambilan

(23)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan (UU No. 33 Tahun 2004 : 213).

Sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang ini meliputi :

a. Pajak daerah

b. Retribusi daerah

c. Pengelolaan kekayaan daerah yang terpisah

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Ahmad Yani, 2002: 39).

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan (2008;10)

pendapatan asli daerah (PAD) adalah salah satu sumber penerimaan yang harus

selalu dan terus menerus dipacu pertumbuhannya. Jumlah dan kenaikan kontribusi

PAD akan sangat berperan dalam rencana kemandirian pemerintah daerah yang

(24)

9 perekonomian daerahnya terlihat dari perkembangan PAD yang positif disisi

penerimaannya dan peranannya dari tahun ke tahun makin meningkat.

Jadi pengertian Pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai

pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan

potensi-potensi sumber keuangannya untuk membiayai tugas-tugas dan tanggung

jawabnya.

Pendapatan Asli Daerah meliputi :

1) Pajak daerah

Pengertian pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada

pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara

langsung dapat ditunjuk. Misalnya: pajak kendaraan bermotor, pajak

penjualan dan lain-lain (Suparmoko, 1999: 94).

Menurut Rochmat Soemitro, mengemukakan bahwa pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal yang langsung

dapat ditujukan dan yang dapat digunakan untuk membayar

pengeluaran umum (Erly Suandy, 2002: 10).

Selanjutnya dapat diartikan mengenai pajak daerah sebagai berikut:

a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan

pengaturan dari daerah sendiri,

b. Pajak yang dipungut berdasarkan pengaturan nasional tetapi

(25)

10 c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh Pemerintah

Daerah,

d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah

Pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi

hasilkan dengan, atau dibebani pungutan tambahan (opsen)

oleh Pemerintah Daerah (Kenneth Davey, 1988: 39).

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah (Erly Suandy, 2002: 258).

2) Retribusi daerah

Sumber pendapatan asli daerah yang kedua adalah retribusi daerah.

Retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita

dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan

adanya pembayaran retribusi tersebut, misalnya: uang langganan air minum, uang

langganan listrik (Suparmoko, 1999: 94).

Retribusi daerah adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang

diselesaikan oleh pemerintahan daerah (Erly Suandy, 2002: 258). Sedangkan di

dalam (Ahmad Yani, 2002: 55) mengemukakan retribusi daerah adalah pungutan

(26)

11 disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.

3) Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan

Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan seperti bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah (HAW.

Wijaya, 2002: 110).

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi:

a) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

b) jasa giro

c) pendapatan bunga

d) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,

dan

e) komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan barang dan/atau jasa oleh daerah.

(UU No. 33 Tahun 2004: 217)

2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran Pembangunan, adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah

yang non konsumtif, berbentuk investasi dalam proyek-proyek, baik dalam bentuk

(27)

proyek-12 proyek dalam pengembangan pendidikan, keagamaan dan sebagainya.

Pelaksanaan belanja pembangunan dirinci ke dalam sektor-sektor, tiap-tiap sektor

dibagi ke dalam subsektor, masing-masing subsektor dirinci ke dalam program

proyek, dan akhirnya untuk masing-masing proyek dirinci lagi ke dalam bagian

anggaran (Said Hamid Hasan, 1994: 235).

Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan wahana untuk

mewujudkan kesejahteraan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kemakmuran

secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan, dilaksanakan melalui

upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada sektor-sektor yang merangsang

dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif.

Kreteria ini sekaligus berarti perluasan lapangan dan kesempatan kerja (Moh.

Arsjad Anwar, 1986: 69).

Jadi pengeluaran pembangunan dalam penelitian ini adalah pengeluaran

pembangunan yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang

merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai.

Kamudian indikator pengeluaran pembangunan dalam hal ini adalah berbagai

proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam

setiap sektor maupun subsektor.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menurut Simone Kuznets (2004;57) adalah

kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk

(28)

13 sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau

penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologi terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Definisi tersebut mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan barang suatu bangsa

secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi

sehingga inovasi yang dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat

dimanfaatkan secara tepat

Selanjutnya dijelaskan bahwa kenaikan output yang secara

berkesinambungan yang terkandung dalam definisi tersebut adalah perwujudan

dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan

menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan

ekonomi (economic maturity) di suatu negara yang bersangkutan.

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom

sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini

mempunyai asumsi yaitu:

a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara

penuh.

b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan

(29)

14 c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu

proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti

barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian

tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan

tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).

Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus

menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat

perekonomian itu akan tumbuh (Lincolyn, 2010:64-67).

Menurut pendapat lain pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses

kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian ini terdapat tiga

aspek yang ditekankan yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses

dan bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Lebih lanjut dapat dijelaskan

bahwa ada aspek dinamis dari suatu perekonomian, yang artinya yaitu suatu

perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.

Sedangkan aspek yang kedua yaitu pertumbuhan ekonomi berkaitan

(30)

15 yaitu sisi output totalnya (GDP) dan sisi jumlah penduduknya. Kemudian aspek

ketiga adalah perspektif waktu jangka panjang. Suatu perekonomian tumbuh

apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20, 50 tahun bahkan lebih lama

lagi) mengalami kenaikan output perkapita. Oleh karena itu proses pertumbuhan

ekonomi harus bersifat self-generation yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menelurkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam

periode - periode selanjutnya (Boediono, 1999: 1).

Berdasarkan dua pengertian pertumbuhan ekonomi di atas dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika suatu negara atau

suatu daerah mampu menyediakan barang ekonomi bagi penduduknya, akibat dari

hasil penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam jangka panjang

dan pada akhirnya akan diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita.

Oleh karena itu angka total pendapatan perkapita merupakan konsep yang

paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk

di suatu negara (M.P. Todaro, 2000: 52).

Berbicara mengenai pendapatan regional perkapita adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga biaya faktor dibagi jumlah

penduduk pertengahan tahun. Pada umumnya indikator ini disajikan dari angka

atas dasar harga berlaku, walaupun sebetulnya masih mengandung perubahan

harga barang dan jasa, nilai tambah yang diciptakan masing-masing penduduk

akibat dari adanya aktivitas ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam

(31)

16 Berdasarkan pengertian di atas pertumbuhan ekonomi daerah adalah

pertumbuhan output regional yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita yang

mendorong kegiatan ekonomi lainnya dan pada gilirannya akan menciptakan lebih

banyak lapangan pekerjaan serta peluang berusaha dalam waktu jangka panjang.

Kemudian sebagai salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

4. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )

a. Pengertian PDRB

Menurut Badan Pusat Statistik (2008;55) pengertian PDRB adalah

dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya

berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah/daerah. Data PDRB tersebut

menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam

dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang

mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan

tersebut menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah

Istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gabungan

dari empat kata yaitu:

1) Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, 2) Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya

oleh faktor-faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa

melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau

(32)

17 3) Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang

digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan,

4) Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena masih mengandung biaya penyusutan.

Berdasarkan empat pengertian istilah di atas, maka arti PDRB adalah

seluruh nilai produksi kotor baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh

faktor-faktor produksi yang beroperasi dalam suatu wilayah, biasanya dihitung pada

suatu periode tertentu.

b. PDRB dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu Pendapatan

Domestik Regional Bruto dan Pengeluaran Domestik Regional Bruto.

Dalam teori ekonomi dinyatakan bahwa jumlah nilai produksi

merupakan jumlah pendapatan yang sekaligus juga jumlah

pengeluaran.

1) PDRB dari sisi pendapatan artinya jumlah pendapatan ini

merupakan komponen-komponen nilai tambah yaitu; upah/gaji,

sewa tanah, dan keuntungan usaha.

2) PDRB dari sisi pengeluaran merupakan jumlah seluruh

pengeluaran baik oleh rumah tangga, pemerintah maupun lembaga

(33)

18 modal bruto, selisih ekspor dan selisih persediaan barang (stok),

(BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan).

c.

Tahun Dasar, Harga Berlaku dan Harga Konstan

Tahun dasar adalah tahun dimana nilai-nilai agregatnya dijadikan sebagai

acuan untuk menghitung nilai-nilai agregat konstan tahun-tahun berikutnya.

Tujuan dari sistem penyajian yang dibedakan atas dasar harga berlaku (adhb) dan

atas dasar harga konstan (adhk) adalah untuk mengetahui perkembangan

nilai-nilai agregat baik secara nominal maupun secara riil dibandingkan terhadap

keadaan pada tahun dasar.

[image:33.612.112.512.111.532.2]

Terminologi harga berlaku dan harga konstan merupakan sistem penyajian

tabel-tabel statistik PDRB. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan

bahwa agregat-agregat dinilai terhadap harga yang berlaku pada tahun berjalan,

sedangkan penyajian atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa

agregat-agregat dinilai terhadap harga pada tahun dasar (BPS, Pendapatan Regional Kota

Padangsidimpuan).

d. Teori Metode Perhitungan PDRB

Untuk menghitung PDRB secara garis besar ada dua metode yang dapat

digunakan yaitu:

1) Metode Langsung, dapat digunakan tiga macam pendekatan sebagai

(34)

19 a. Pendekatan Produksi ( Production Approach )

PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto(NTB) atau nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi

disuatu wilayah/region dalam suau periode tertentu, biasanya

satu tahun. Sedangkan NTB adalah nilai produksi bruto

(NPB/output) dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh

biaya antara yang digunakan dalam proses produksi.

b. Pendekatan Pendapatan ( Income Approach )

PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi

disuatu wilayah/region dalam suatu periode tertentu,biasanya

satu tahun. Berdasarkan pengerian tersebut, maka NTB adalah

jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan

dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian ini termasuk

pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.

c. Pendekatan Pengeluaran ( Expenditure Approach )

PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan

untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik

(35)

20 wilayah/region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu

tahun. Dengan metode ini penghitungan NTB bertitik tolak

pada penggunaan akhir dari barang dan jasa diproduksi.

2) Metode Alokasi (Metode Tidak Langsung)

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan

mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok

kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator

yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan

ekonomi tersebut.

Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada

data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan

sangat saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong

peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan

koreksi dalam pembanding bagi data daerah., (BPS, Pendapatan Regional Kota

Padangsidimpuan).

a. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi

dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan

harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang

(36)

21 masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan

perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat

perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor.

b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan

atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga

suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan

menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh

perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga

suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan

berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau

sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu

daerah dari tahun ke tahun.

5. Penelitian Terdahulu

Perlu dilakukan pengkajian atas hasil-hasil terdahulu akan sangat

membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan berbagai pendekatan

(37)

22 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Judul Peneliti Variabel Metode Hasil

[image:37.612.116.534.136.643.2]
(38)

23 2. Analisis

Pengaruh Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode 1975-2004 Diyah Utami X1 : Pengeluaran rutin X2 : Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Y : Pertumbuhan Ekonomi. uji kointegrasi Engel-Granger dan analisis jangka pendek dengan Error Correction Model (ECM).

(39)

24 3. Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan periode 1994-2003

Nur Asri X :

(40)

25 ketimpangan pendapatan antar penduduk.

4. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara Afri Hidayat

(41)

26 5. Pengeluaran

(42)

27

6. Kerangka Berfikir

Secara umum kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

perspektif seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi perumahan,

sosial, budaya serta jaminan persamaan hak dalam politik, hukum dan

keamanan/ketertiban. Indikator-indikator output tersebut baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama (komposit) dapat memberikan gambaran mengenai

kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari aspek sosial.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Membahas mengenai pendapatan asli daerah, bahwa sebagian besar upaya

yang dilakukan daerah untuk bisa mengurangi dana yang diperoleh dari

pemerintah pusat adalah dengan memacu upaya memperoleh pendapatan asli

daerah sebesar mungkin. Metode yang paling populer sampai dengan saat ini

adalah dengan mengeksploitasi sumber daya alam daerah yang ada, dan melalui

pajak dan retribusi daerah. Cara pertama sangat mungkin dilakukan, apabila di

daerah sumber daya alamnya memang berlimpah, namun bagi daerah yang miskin

akan sumber daya alam umumnya mengambil jalan lain yaitu meningkatkan

penerimaan dengan cara kedua.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa indikator

pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber pendapatan asli daerah yaitu terdiri

dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk selanjutnya

(43)

28 dalam setiap sektor maupun subsektor merupakan indikator dari pengeluaran

pembangunan. Kemudian. indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah antara lain

adalah PDRB

Keberhasilan suatu daerah ditentukan oleh banyak hal, salah satunya

adalah tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu dalam penelitian ini,

dengan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dan pengeluaran

pembangunan diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan

ekonomi daerah untuk mewujudkan pembangunan daerah yang lebih merata.

Hal di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian target penerimaan pajak

penghasilan masih akan sulit mengingat sangat rendahnya perkiraan laju

pertumbuhan ekonomi (Moh Arsjad Anwar, 1986: 87). Terkait dengan penelitian

ini menunjukkan bahwa pajak (salah satu sumber pendapatan asli daerah)

tergantung pada pertumbuhan ekonomi daerah.

b. Pengeluaran Pembangunan

Richard A. Musgrave (1999:22) menyatakan bahwa dengan memasukkan

variabel jumlah dan perubahan harga dalam menentukan besarnya pengeluaran

pemerintah, merupakan hal yang sangat penting. Harus juga dicatat bahwa selama

periode tersebut, telah terjadi peningkatan produktivitas yang sangat cepat yang

menghasilkan kenaikan pendapatan perkapita. Pernyataan tersebut menunjukkan

pendapatan perkapita berpengaruh pada besarnya pengeluaran pemerintah, hal ini

sekaligus berarti bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengeluaran

(44)

29 c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Begitu banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan rakyat, namun ada satu indikator kumulatif yang lazim digunakan

untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi yaitu Produk Domestik

Bruto/Gross Domestik Product (PDB/GDP). Produk Domestik Bruto adalah istilah yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan nasional,

sedangkan pada level yang lebih rendah biasa digunakan istilah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), (Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan)

Hal di atas menunjukkan bahwa PDRB sebagai satu indikator keberhasilan

pembangunan akan juga sangat tergantung pada pertambahan jumlah penduduk.

Suatu negara yang mengalami kenaikan pendapatan nasional belum bisa

dikatakan telah mengalami pembangunan ekonomi sebab apabila ternyata

kenaikan pendapatan nasional itu diikuti oleh kenaikan penduduk yang lebih besar

secara proporsional, maka negara tersebut justru akan mengalami penurunan

dalam pendapatan perkapitanya (Hadi Prayitno, 1989: 42).

Dari uraian diatas maka pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh

pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran pembangunan sehingga hal

tersebut dapat dibuat dalam bentuk fungsi.

Dimana

:

y : f ( . )………...(2.1)

Y ; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X1 : Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(45)

30 Untuk lebih jelasnya pengaruh pendapatan asli daerah dan pengeluaran

pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dapat dijelaskan pada

[image:45.612.115.499.178.693.2]

gambar berikut ini:

Gambar 2.1. Kerangka berfikir Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kota Padangsidimpuan

Sektor Ekonomi

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengeluaran Pembangunan

Indikator :

- Pajak daerah - Retrebusi

daerah - Hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan - Lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah

Indikator :

berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor

Pertumbuhan Ekonomi

(46)

31

B. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari kata "hypo" yang artinya "di bawah" dan "thesa" yang artinya "kebenaran". Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul, setelah membuat anggaran dasar, maka membuat

teori yang kebenarannya masih perlu di uji (Suharsimi Arikunto, 2002: 64).

Bertolak dari uraian di atas maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif antara pendapatan asli daerah

(PAD) terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan.

2. Terdapat pengaruh yang positif antara pengeluaran pembangunan

(47)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Secara umum penelitian ini merupakan studi kasus pada APBD Kota

Padangsidimpuan yang lebih difokuskan kepada pengeluaran pembangunan serta

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padangsidimpuan sehingga ruang lingkup

pada penelitian ini adalah laporan realisasi APBD dan PAD Kota

Padangsidimpuan tahun 2004 hingga 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Prasetyo

dan Janah, 2005:119). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Library Research.

Metode pengambilan sampel Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan mempelajari serta menganalisis

literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang

tersusun. Peneliti melakukan dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang

(48)

33

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha dasar untuk

mengumpulkan data dengan prosedur yang standar. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data penelitian yang

diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.

(Bungin, 2010:122).. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206).

Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi berupa catatan

mengenai jumlah pendapatan asli daerah, jumlah pengeluaran

pembangunan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Padangsidimpuan tahun 2004 - 2009 yang diperoleh dari beberapa instansi

atau kantor dinas yang berkaitan yaitu Bappeda, Dispenda, Sekretariat

Daerah Bagian Keuangan, BPS Kota Padangsidimpuan dan BPS Propinsi

Sumatera Utara dan berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian

ini.

D. Metode Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan pengembangan dari regresi

(49)

34 regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (x)

terhadap variable dependen (y).(Stanislaus:243)

y : a + + + e

Y : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X1 : Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X2 : Pengeluaran Pembangunan

2. Uji Deskriptif

Uji deskriptif adalah berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi

gambaran terhadap obyek yang diteliti, melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009:29). Uji deskriptif juga memberikan

gambaran suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Imam Ghozali, 2009:19).

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian penyimpangan asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum

dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pengujian ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan

bebas atau lolos dari penyimpangan asumsi klasik.

Pengujian penyimpangan asumsi klasik yang dilakukan adalah:uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas Masing-masing

[image:49.612.113.507.137.518.2]
(50)

35 a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang

ada. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi

tersebut yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) dan analisis statistik

(analisis Z skor skewness dan kurtosis) one sample Kolmogorov-Smirnov Test

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti

di antara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model. Pada

kasus multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan

pengaruh murni dari variabel independen dalam model. Terdapat beberapa metode

untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas. Untuk mendeteksi

multikolinearitas digunakan pengukuran terhadap nilai VIF (Variable Inflation

Factor) dan nilai Tolerance.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang

(51)

36 beberapa cara antara lain metode grafik dan uji Durbin-Watson. Langkah-langkah

Uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut :

1) Regres model lengkap untuk mendapatkan nilai residual.

2) Hitung d (Durbin-Watson Statistik) dengan rumus:

d = (en – e n-1)2

e2 n

3) Hasil rumus tersebut yaitu nilai d kemudian dibandingkan dengan

nilai d tabel Durbin- Watson. Pada tabel d tersebut terdapat dua

nilai yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL) untuk

berbagai nilai n dan k. Untuk autokorelasi positif (0 < p < 1),

hipotesis nol (H0) diterima jika d > du, sebaliknya H0 ditolak jika d

< dL. Untuk autokorelasi negatif, hipotesis nol (H0) diterima jika

(4-d)>du, sebaliknya H0 ditolak jika (4-d) < dL.

d. Uji Heteroskedastis

Dalam regresi linear berganda salah satu yang harus dipenuhi agar taksiran

parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and

Estimator) adalah var (ui) = 2 mempunyai variasi yang sama. Pada kasus-kasus

tertentu terjadi variasi ui tidak konstan atau variabel berubah-ubah. Untuk

mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan pengujian dengan metode grafik.

Dengan pengujian ini dapat dideteksi apakah kesalahan pengganggu dari

model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke

(52)

37 tidaknya pola-pola tertentu yang terbentuk seperti bergelombang, melebar

kemudian menyempit serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol)

pada sumbu Y.

4. Pengujian Statistik

a. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter

(ßi) sama dengan nol.

Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji

kebenaran atau kesalahan hipotesis nol dan hasil sampel. Ide pokok yang

melatarbelakangi pengujian signifikansi adalah uji statistik dan distribusi sampel

dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk menolak Ho dibuat

berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada.

Suatu statistik dikatakan signifikan secara statistik jika nilai statistik

berada di daerah kritis, hal ini jika dilakukan dalam kerangka uji signifikansi.

Dalam hal ini hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, suatu pengujian dikatakan

secara statistik tidak signifikan jika nilai uji statistiknya berada di daerah

penerimaan pada interval keyakinan. Pada situasi ini, hipotesis nol diterima. Uji

statistik t dilakukan untuk menunjukkan signifikansi dari pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap

(53)

38

H0 : bi = 0 ………. (3.1)

Artinya apakah variabel independen bukan merupakan variabel penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis alternatifnya

adalah:

H1 : bi > 0 ………. (3.2)

Artinya apakah variabel independen merupakan variabel penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi pengaruh tersebut dapat

diestimasi dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Jika

nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang

berarti variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka Ho diterima dan

H1 ditolak, yang berarti variabel independen secara individual tidak

mempengaruhi variabel dependen.

b. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah variabel-variabel

independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji apakah

semua parameter dalam model sama dengan nol. Artinya semua variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

(54)

39 Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama

dengan nol. Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ho: ß1 ß2 0………...(3.4)

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik F. Nilai statistik F

dihitung dengan formula sebagai berikut:

F = MSS dari ESS = R2/ k-1 MSS dari RSS (1-R2) / n-k

Mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasn k-1 dan n-k di mana n =

jumlah observasi, k = jumlah parameter (termasuk intersep), MSS = jumlah

kuadrat yang dijelaskan, ESS = jumlah kuadrat residual, RSS = rata-rata jumlah

kuadrat, dan R2 koefisien determinasi. Cara melaukukan uji F adalah sebagai

berikut :

a) Quick look: Bila nilai F lebih besar dari 4 maka Ho ditolak

dengan derajat kepercayaan 5% hipotesis alternatif diterima,

yang berarti semua variabel independen secara simultan dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Bila nilai F

hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka hipotesis

(55)

40 c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh

kemampuan suatu model dalam menerangkan variabel dependen. Formula

menghitung koefisien determinasi adalah:

R2 = ESS = 1- ei2 TSS yi2

Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS)

yang diterangkan oleh variabel independen dalm model. Sedangkan sisanya

dijelaskan oleh variabel independen lain yang belum atau tidak dimasukkan di

dalam model. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai koefisien

determinasi yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan semua variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai

mendekati satu berarti variabel-variabel independen hampir memberikan

informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar dengan menggunakan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

penambahan satu variabel independen pasti akan meningkatkan koefisien

determinasi tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka

(56)

41

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek penelitian

yang mempunyai kriteria yang sama, Sugiyono (2009:2). Dalam penelitian ini ada

2 (dua) variabel yang diungkap, yaitu:

1. Variabel bebas atau independent variabel ( X )

a) Pendapatan asli daerah dengan indikator-indikatornya: pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

b) : Pengeluaran pembangunan dengan indikator-indikatornya:

berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang

diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor.

2. Variabel terikat atau dependent variabel ( Y )

pertumbuhan ekonomi daerah dengan indikator-indikatornya:

Y : PDRB, merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu

diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu

wilayah/daerah. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah

dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh

karena itu besarnya PDRB yang mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor

(57)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran dan Perkembangan Daerah Kota Padangsidimpuan 1. Sejarah Kota Padangsidimpuan

Sekitar Tahun 1700 Kota Padangsidimpuan yang sekarang adalah lokasi

dusun kecil yang disebut ’’Padang Na Dimpu’’ oleh para pedagang sebagai

tempat peristirahatan yang artinya suatu dataran di ketinggian yang ditumbuhi

ilalang yang berlokasi di Kampung Bukit Kelurahan Wek II di pinggiran Sungai

Sangkumpal Bonang.

Pada tahun 1825 oleh Tuanku Lelo salah seorang pimpinan pasukan kaum

Padri dibangun benteng Padangsidimpuan yang lokasinyaditentukan oleh Tuanku

Tambusai, yang dipilih karena cukup strategis ditinjau dari sisi pertahanan karena

dikelilingi oleh sungai yang berjurang.

Sejalan dengan perkembangan Benteng Padangsidimpuan, maka aktivitas

perdagangan berkembang di Sitamiang yang sekarang, termasuk perdagangan

budak yang disebut Hatoban, untuk setiap transaksi perdagangan Tuanku Lelo

mengutip bea 10 % dari nilai harga barang.

Melalui Traktat Hamdan tanggal 17 Maret 1824, kekuasaan Inggris di

Sumatera diserahkan kepada Belanda, termasuk RECIDENCY TAPPANOOLI

yang dibentuk Inggris Tahun 1771. Setelah menumpas gerakan kaum Padri tahun

1830, Belanda membentuk District (setingkat kewedanaan) Mandailing, District

(58)

43 SUMATRAS WEST KUST berkedudukan di Padang. Dan Tahun 1838 dibentuk

RESIDENTIE AIR BANGIS dan Asisten Residennya berkedudukan di

Padangsidimpuan. Setelah terbentuknya Residentie Tapanuli melalui Besluit

Gubernur Jenderal tanggal 7 Desember 1842, antara tahun 1885 sampai 1906,

Padangsidimpuan pernah menjadi Ibu Kota Residen Tapanuli.

Pada masa awal kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan

pusat Pemerintahan dari lembah besar Tapanuli Selatan dan pernah menjadi Ibu

Kota Kabupaten Angkola Sipirok sampai digabung kembali Kabupaten

Mandailing Natal, Kabupaten Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas

melalui Undang–Undang Darurat Nomor 70/DRT/1956.

Dalam ringkasan sejarahnya tahun 1879 di Padangsidimpuan didirikan

KWEEK SCHOOL (Sekolah Guru) yang dipimpin oleh CH VAN OPHUYSEN

yang dikenal sebagai penggagas ejaan bahasa Indonesia. Lulusan sekolah ini

banyak dikirim untuk menjadi guru ke Aceh. Salah seorang lulusan ini ialah

RAJIUN HARAHAP Gelar Sutan Hasayangan, penggagas berdirinya INDISCHE

VEERIGINING sebagai cikal bakal berdirinya Perhimpunan Indonesia di negeri

Belanda dan merupakan Organisasi pertama yang berwawasan nasional. RAJIUN

HARAHAP yang lahir di Batunadua tanggal 30 Oktober 1879 juga menggagas

pengumpulan dana studi bagi guru–guru yang akan di sekolahkan ke negeri

Belanda.(Basyral Harahap, 2003: 1)

Dari sejarah Kota Padangsidimpuan dapat disimpulkan bahwa peranan dan

fungsi Kota ini sejak dahulu adalah sebagai pusat Pemerintahan, pusat aktivitas

(59)

44

2. Kondisi Umum Kota Padangsidimpuan

Kota Padangsidimpuan terletak pada 432 Km dari Kota Medan. Bentuk

topografi Kota Padangsidimpuan berbukit-bukit dan dikelilingi oleh Pegunungan

Bukit Barisan dan dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Kondisi tersebut

sangat mempengaruhi suhu rata-rata harian sehingga menjadikan Kota

Padangsidimpuan sejuk, segar dan sangat cocok dijadikan sebagai daerah

peristirahatan.

Keadaan tanah yang subur dikarenakan lapisan permukaan tanah dengan

ketebalan topsoil yang cukup tinggi merupakan hasil endapan alluvial sungai dan

gunung berapi dengan warna tanah hitam kecoklatan

Bukit-bukit (tor) yang mengelilingi Kota Padangsidimpuan adalah

disebelah utara adalah Bukit Lubuk Raya, Bukit Sanggarudang dan Tor

Simarsayang; di sebelah barat dan selatan adalah Tor Silayang-layang serta

sebelah timur adalah Tor Simincak.

Sungai-sungai yang mengalir di Kota Padangsidimpuan antara

Gambar

Tabel 1.1
tabel-tabel statistik PDRB. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan
Tabel 2.1    Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Kerangka berfikir Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kayu olahan menjadi dominasi bahan baku pembuatan furniture dengan bentuk dari permainan yang ada di playground dan sebagian besar dinding pada ruang display berbahan

Penerapan alat bukti petunjuk oleh hakim didasarkan pada Pasal 188 ayat (2) KUHAP yaitu alat bukti petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan

[r]

Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Berorintasi Pendekatan Kooperatif Dalam Pembelajaran Membaca Teks Biografi(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14

Perancangan Interior Hotel Resort Pantai Klayar mengusung gaya natural etnik dengan konsep etnik for the future diharpkan mampu menampilkan identitas Kabupaten

This research was aimed at finding out the correlation between Indonesian passive voice mastery and English passive voice mastery of the third semester of English

bahwa penyesuaian diri yang baik dalam menghadapi masa pensiun adalah.. melakukan pengembangan gaya hidup dengan cara, tetap melakukan

Total Asset Turnover dari tahun 2001 sampai dengan 2007 mengalami peningkatan dan penurunan disebabkan karena adanya perubahan pada nilai total aset pada setiap tahunnya..